sap penyuluhan individu_desak

11
SATUAN ACARA PENYULUHAN EFEK SAMPING OBAT ANTIPSIKOTIK : SINDROM EKSTRA PIRAMIDAL Di Desa Bantur Kecamatan Bantur Kabupaten Malang Untuk Memenuhi Tugas Profesi Departemen Jiwa Oleh: Desak Gede Prema Wahini 105070201131010 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN – K3LN FAKULTAS KEDOKTERAN

Upload: premawahini

Post on 01-Oct-2015

52 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

sap

TRANSCRIPT

SATUAN ACARA PENYULUHAN

EFEK SAMPING OBAT ANTIPSIKOTIK : SINDROM EKSTRA PIRAMIDALDi Desa Bantur Kecamatan Bantur Kabupaten MalangUntuk Memenuhi Tugas Profesi Departemen Jiwa

Oleh:

Desak Gede Prema Wahini105070201131010PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN K3LNFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015SATUAN ACARA PENYULUHAN

EFEK SAMPING OBAT ANTIPSIKOTIK : SINDROM EKSTRA PIRAMIDALPokok bahasan: Efek samping obat antipsikotik : sindrom ekstra piramidalSub pokok bahasan: Peran keluarga merawat pasien dengan efek samping obat antipsikotikSasaran: Keluarga pasien Ny. AsmaniHari/tanggal

: Kamis, 12 Maret 2015Waktu

: 09.00-10.00 WIBTempat

: Kediaman Ny. Asmani RT 40 Desa BanturI. LATAR BELAKANG

Antipsikotikmerupakansalah satuobatgolonganpsikotropik. Obat psikotropik adalah obat yangmempengaruhifungsi psikis, kelakuan ataupengalaman(WHO,2008). Antipsikotik atau dikenal juga dengan istilah neuroleptik bermanfaat pada terapi psikosis akut maupunkronik. Penggunaan dalam jangka panjang ataupun pendek antipsikotik dapat menyebabkan efek samping yang meliputi sedasi dan inhibisi psikomotor, gangguan otonomik, gangguan ekstrapiramidal, gangguan endokrin, metabolik dan hematologik. Sistem ekstrapiramidal merupakan jaringan syaraf yang terdapat pada otak bagian sistem motorik yang mempengaruhi koordinasi dari gerakan. Letak dari ekstrapiramidal adalah terutama di formation retikularis dari pons dan medulla, dan di target saraf di medulla spinalis yang mengatur refleks, gerakan-gerakan yang komplkes dan control postur tubuh.Sindrom ekstrapiramidal (EPS) mengacu pada suatu gejala atau reaksi yang ditimbulkan oleh penggunaan jangka pendek atau panjang dari medikasi antipsikotik golongan tipikal. Obat antipsikotik tipikal yang paling sering memberikan efek samping gejala ekstra pyramidal yakni Haloperidol, Trifluoperazine, Pherpenazine, Fluphenazine dan dapat pula oleh Chlorpromazine. Gejala bermanifestasikan sebagai gerakan otot skelet, spasme atau rigiditas, tetapi gejala-gejala tersebut di luar kendali traktus kortikospinal (piramidal). Mengingat akibat yang ditimbulkan dapat membahayakan klien maka perlu diberikan penyuluhan kepada keluarga klien agar dapat memberikan perawatan yang sesuai akibat dari efek samping obat yang ditimbulkan.II. TUJUAN UMUM

Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 30 menit diharapkan keluarga pasien mempunyai gambaran tentang cara merawat pasien dengan efek samping obat antipsikotik dan mengetahui penanganan yang tepat.

III. TUJUAN KHUSUS

Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit keluarga pasien dapat :

1. Menjelaskan secara singkat pengertian antipsikotik2. Menjelskan secara singkat indikasi pemberian antipsikotik3. Menjelaskan efek samping pemberian antipsikotik

IV. METODE

Ceramah dan tanya jawab.V. MEDIA

LeafletVI. MATERITerlampirVII. PROSES PELAKSANAAN

NOKEGIATANRESPON PESERTAWAKTU

1 Pendahuluan

a.Menyampaikan salam

b.Menjelaskan tujuan

c. Membagikan leafletMenjawab salam

Mendengarkan

Memperhatikan5 menit

2Isi

Penjelasan materi tentang :

1. Pengertian antipsikotik

2. Indikasi pemberian antipsikotik

3. Efek samping pemberian antipsikotikMemperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan

15 menit

3

Penutupa. Kesimpulanb. Evaluasic. Memberi salam penutupMemperhatikan

Menjawab pertanyaan

Menjawab salam

10 menit

11

VIII. EVALUASI

1. Evaluasi kegiatan penyuluhan

Menilai langkah langkah yang telah dijadwalkan dalam perencanaan.2. Evaluasi hasil kegiataan

Evaluasi perubahan pengetahuan yang dilakukan secara langsung setelah pemberian penyuluhan, dengan memberikan pertanyaan sebagai berikut :a. Coba bapak-bapak/ibu-ibu jelaskan secara singkat pengertian antipsikotik.b. Coba bapak-bapak/ibu-ibu jelaskan secara singkat indikasi pemberian antipsikotik.c. Coba bapak-bapak/ibu-ibu jelaskan secara singkat efek samping pemberian antipsikotik.MATERI

A. Pengertian AntipsikotikAntipsikotikmerupakansalah satuobatgolonganpsikotropik. Obat psikotropik adalah obat yangmempengaruhifungsi psikis, kelakuan ataupengalaman(WHO,2006). Antipsikotik atau dikenal juga dengan istilah neuroleptik bermanfaat pada terapi psikosis akut maupun kronik. B. Indikasi pemberian antipsikotik

Gejala sasaran : Sindrom PsikosisButir-butir diagnostikSindrom Psikosis

Hendaya berat dalam kemampuan daya menilai realitas, bermanifestasi dalam gejala : kesadaran diri yang terganggu, daya nilai norma sosial terganggu dan daya tilikan diri terganggu. Hendaya berat dalam fungsi-fungsi mental, bermanifestasi dalam gejala :POSITIF : Gangguan asosiasi pikiran (inkoheren), isi pikiran yang tidak wajar (waham), gangguan persepsi (halusinasi), gangguan perasaan (tidak sesuai dengan situasi), perilaku yang aneh atau tidak dapat terkendali.NEGATIF : Gangguan perasaan (afek tumpul, respon emosi minimal), gangguan hubungan social (menarik diri, pasif, apatis), gangguan proses berfikir (lambat, terhambat), isi pikiran yang stereotip dan tidak ada inisiatif, perilaku yang sangat terbatas dan cenderung menyendiri (abulia). Hendaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari, bermanisfestasi dalam gejala: tidakmampu bekerja, menjalin hubugan sosial,dan melakukan kegiatan rutin.C. Efek Samping Antipsikotik Tipikal a. Gejala Ekstrapiramidal

Gejala ekstrapiramidal (EPS) mengacu pada suatu gejala atau reaksi yang ditimbulkan oleh penggunaan jangka pendek atau panjang dari medikasi antipsikotik golongan tipikal. Obat antipsikotik tipikal yang paling sering memberikan efek samping gejala ekstrapiramidal yakni Haloperidol, Trifluoperazine, Perphenazine, Fluphenazine, dan dapat pula oleh Chlorpromazine. Namun lebih sering diakibatkan oleh obat dengan potensial tinggi yang memiliki afinitas yang kuat pada reseptor muskarinik. Gejala bermanifestasikan sebagai gerakan otot skelet, spasme atau rigitas, tetapi gejala-gejala itu diluar kendali traktus kortikospinal (piramidal). Gejala ekstrapiramidal sering di bagi dalam beberapa kategori yaitu reaksi distonia akut, tardive diskinesia, akatisia, dan sindrom Parkinson.b. Reaksi distonia akut Merupakan spasme atau kontraksi involunter satu atau lebih otot skelet yang timbul beberapa menit. Kelompok otot yang paling sering terlibat adalah otot wajah, leher, lidah atau otot ekstraokuler, bermanifestasi sebagai tortikolis, disastria bicara, krisis okulogirik, sikap badan yang tidak biasa hingga opistotonus (melibatkan keseluruhan otot tubuh). Hal ini akan mengganggu pasien, dapat menimbulkan nyeri hingga mengancam kehidupan seperti distonia laring atau diafragmatik. Reaksi distonia akut sering terjadi dalam satu atau dua hari setelah pengobatan dimulai, tetapi dapat terjadi kapan saja. Terjadi pada kira-kira 10% pasien, lebih lazim pada pria muda, dan lebih sering dengan neuroleptik dosis tinggi yang berpotensi tinggi, seperti haloperidol, trifluoperazine dan flufenazine.

c. Akatisia

Manifestasi berupa keadaan gelisah, gugup atau suatu keinginan untuk tetap bergerak, atau rasa gatal pada otot. Pasien dapat mengeluh karena anxietas atau kesukaran tidur yang dapat disalah tafsirkan sebagai gejala psikotik yang memburuk. Sebaliknya, akatisia dapat menyebabkan eksaserbasi gejala psikotik akibat perasaan tidak nyaman yang ekstrim. Agitasi, pemacuan yang nyata, atau manifestasi fisik lain dari akatisisa hanya dapat ditemukan pada kasus yang berat.d. Sindrom Parkinson Terdiri dari akinesia, tremor, dan bradikinesia. Akinesia meliputi wajah topeng, jedaan dari gerakan spontan, penurunan ayunan lengan pada saat berjalan, penurunan kedipan, dan penurunan mengunyah yang dapat menimbulkan pengeluaran air liur. Pada bentuk yang yang lebih ringan, akinesia hanya terbukti sebagai suatu status perilaku dengan jeda bicara, penurunan spontanitas, apati dan kesukaran untuk memulai aktifitas normal, kesemuanya dapat dikelirukan dengan gejala skizofrenia negatif. Tremor dapat diteukan pada saat istirahat dan dapat pula mengenai rahang. Gaya berjalan dengan langkah yang kecil dan menyeret kaki diakibatkan karena kekakuan otot.

e. Tardive diskinesia

Disebabkan oleh defisiensi kolinergik yang relatif akibat supersensitif reseptor dopamine di puntamen kaudatus. Merupakan manifestasi gerakan otot abnormal, involunter, menghentak, balistik, atau seperti tik yang mempengaruhi gaya berjalan, berbicara, bernapas, dan makan pasien dan kadang mengganggu. Faktor predisposisi dapat meliputi umur lanjut, jenis kelamin wanita, dan pengobatan berdosis tinggi atau jangka panjang. Gejala hilang dengan tidur, dapat hilang timbul dengan berjalannya waktu.DAFTAR PUSTAKAKeliat, B.A. (2011). Seri Keperawatan Gangguan Konsep Diri, Cetakan II, Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.Stuart, G.W & Sundeen, S.J, (2008). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3, EGC : Jakarta.Townsend, M.C. (2009). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikitari. Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta