sap mobilisasi dini post op yanto seran

10
SAP ( Satuan Acara Penyuluhan ) Mobilisasi Pasien Post Op Ruang : Flamboyan Oleh : Erni K Seran Yusmen Falukas FAKULTAS ILMU - ILMU KESEHATAN PRODI D 3 KEPRAWATAN UNIVERSITAS KARYADARMA KUPANG

Upload: siqcray

Post on 22-Dec-2015

57 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sap Mobilisasi Dini Post Op Yanto Seran

SAP

( Satuan Acara Penyuluhan )

Mobilisasi Pasien Post Op

Ruang : Flamboyan

Oleh :

Erni K Seran

Yusmen Falukas

FAKULTAS ILMU - ILMU KESEHATAN

PRODI D3 KEPRAWATAN

UNIVERSITAS KARYADARMA KUPANG

Tahun

2013

Page 2: Sap Mobilisasi Dini Post Op Yanto Seran

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(Pentingnya Mobilisasi Dini Pada Pasien Post Operasi)

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan           : Mobilisasi dini

Su Pokok bahasan     : Pentingnya mobilisasi dini pada pasien post operasi

Sasaran                      : Pasien  dan keluarga post op

Hari/tanggal                : senin, 23 Desember 2013

Waktu                          : 15 menit

Tempat                        : Ruang Flamboyan

Penyuluh                  : Mahasiswa prodi D111 keperawatan UNIVERSITAS

KARYADARMA KUPANG

II. Tujuan Instruksional Umum :

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, Pasien  dan keluarga post op dapat

memahami dan bisa melakukan mobilisasi dini.

III. Tujuan Instruksional Khusus :

Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 x 15 menit, diharapkan Pasien  dan

keluarga post op dapat mengetahui tentang :

1. Pengertian Mobilisasi

2. Tujuan Mobilisasi

3. Manfaat  Mobilisasi

4. Cara mobilisasi  

5. Dampak tidak mobilisasi.

IV. Strategi Pelaksanaan :

·         Metode            : Ceramah dan diskusi

·         Media              : leaflet,poster dan lembar balik

·         Garis besar materi (penjelasan terlampir) :

1.    Pengertian Mobilisasi 2.    Manfaat  Mobilisasi 3.    Cara mobilisasi   4.    Dampak tidak mobilisasi

Page 3: Sap Mobilisasi Dini Post Op Yanto Seran

V. Proses Pelaksanaan

No Kegiatan Penyuluhan Peserta Waktu

1. Pendahuluan § Salam pembuka

§Menyampaikan

tujuan penyuluhan

§ Menjawab salam

§ Menyimak

§ Mendengarkan,

§ Menjawab pertanyaan

2 menit

2. Kerja §Penyampaian  garis besar

materi Mobilisasi dini

Memberi kesempatan peserta

untuk bertanya

§ Menjawab pertanyaan

§ Evaluasi

§Mendengarkan dengan penuh

perhatian

§Menanyakan hal-hal yang

belum

jelas

§Memperhatikan jawaban dari

penceramahan

§ Menjawab pertanyaan

12

menit

3. Penutup § Menyimpulkan

§ Salam penutup

§ Mendengarkan

§ Menjawab salam

1 menit

VI. Setting Tempat    :

            Peserta penyuluhan duduk berhadapan dengan perawat

VII. Kriteria Evaluasi :

1.    Pasien  dan keluarga Post-op menjelaskan pengertian Mobilisasi Dini.

2.    Pasien  dan keluarga Post-op menjelaskan Manfaat Mobilisasi Dini

3.    Pasien  dan keluarga Post-op mengetahui Cara melakukan Mobilisasi Dini

4.    Pasien  dan keluarga Post-op menjelaskan Dampak tidak Mobilisasi Dini

VIII. Referensi

1.    Brunner&Suddarth.2002.Keperawatan medical bedahVol 1.Jakarta:EGC

2.    Beyer, Dudes (1997). The Clinical Practice Of Medical Surgical Nursing 2 And

Brown Co Biston.

3.    http://spesialisbedah.com/tag/mobilisasi/

4.    http://indonesiannursing.com/2008/05/25/mobilisasi-dini/

Page 4: Sap Mobilisasi Dini Post Op Yanto Seran

LAMPIRAN : MATERI

Mobilisasi Dini

A. Definisi Mobilisasi Dini

Mobilisasi setelah operasi yaitu proses aktivitas yang dilakukan setelah operasi dimulai

dari latihan ringan diatas tempat tidur sampai dengan  bisa turun dari tempat tidur,

berjalan ke kamar mandi dan berjalan ke luar kamar (Brunner & Suddarth, 2002)

Menurut Carpenito (2000), Mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting

pada fungsi fisiologis karena hal itu esensial untuk mempertahankan kemandirian. Dari

Kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa mobilisasi dini adalah suatu upaya

mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan cara membimbing penderita untuk

mempertahankan fungsi fisiologis.

Konsep mobilisasi mula – mula berasal dari ambulasi dini yang merupakan

pengembalian secara berangsur – angsur ke tahap mobilisasi sebelumnya untuk mencegah

komplikasi (Roper,1996).

B. Tujuan Mobilisasi Dini

1.  Mempertahankan fungsi tubuh

2.  Memperlancar peredaran darah

3.  Membantu pernafasan menjadi lebih baik

4.  Mempertahankan tonus otot

5.  Memperlancar eliminasi alvi dan urine

6.  Mengembalikan aktivitas tertentu, sehingga pasien dapat kembali normal

dan atau    dapat memenuhi kebutuhan gerak harian.

7.  Memberikan kesempatan perawat dan pasien berinteraksi atau

berkomunikasi.

C. Macam-macam Mobilisasi

Menurut Bayer dan Dubes (1997) mobilisasi dibagi menjadi 2 (dua), yaitu :

1.Mobilisasi penuh

Mobilisasi penuh ini menunjukkan bahwa syarat motorik dan sensorik

mampu mengontrol seluruh area tubuh.

2.Mobilisasi sebagian

Page 5: Sap Mobilisasi Dini Post Op Yanto Seran

Umumnya mempunyai gangguan syaraf sensorik dan motorik pada area

tubuh. Mobilisasi ini dibedakan menjadi dua, yaitu mobilisasi temporer dan

permanen.

D. Faktor – faktor yang mempengaruhi mobilisasi menurut Kozier (2000).

1.  Gaya hidup

2.  Proses penyakit atau trauma

3.  Kebudayaan

4.  Tingkat energi

5.  Usia dan tingkat perkembangannya

E. Rentang Gerak Dalam Mobilisasi

Menurut Carpenito (2000) dalam mobilisasi terdapat tiga rentang gerak yaitu :

1) Rentang gerak pasif

Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian

dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya

perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien

2) Rentang gerak aktif

Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara

menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring pasien

menggerakkan kakinya.

3) Rentang gerak fungsional

Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan aktifitas yang

diperlukan.

F. Manfaat Mobilisasi Dini

Menurut Mochtar (1995), manfaat mobilisasi bagi ibu post operasi adalah :

1) Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation. Dengan bergerak,

otot –otot perut dan panggul akan kembali normal sehingga otot p[erutnya menjadi

kuat kembali dan dapat mengurangi rasa sakit dengan demikian ibu merasa sehat dan

membantu memperoleh kekuatan, mempercepat kesembuhan.

Faal usus dan kandung kencing lebih baik. Dengan bergerak akan merangsang

peristaltic usus kembali normal. Aktifitas ini juga membantu mempercepat organ-

organ tubuh bekerja seperti semula.

Page 6: Sap Mobilisasi Dini Post Op Yanto Seran

2) Mobilisasi dini memungkinkan kita mengajarkan segera untuk ibu merawat

anaknya. Perubahan yang terjadi pada ibu pasca operasi akan cepat pulih misalnya

kontraksi uterus, dengan demikian ibu akan cepat merasa sehat dan bias merawat

anaknya dengan cepat

3) Mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli, dengan mobilisasi sirkulasi

darah normal/lancar sehingga resiko terjadinya trombosis dan tromboemboli dapat

dihindarkan.

G. Kerugian Bila Tidak Melakukan Mobilisasi

1.   Penyembuhan luka menjadi lama

2.   Menambah rasa sakit

3.   Badan menjadi pegal dan kaku

4.   Kulit menjadi lecet dan luka

5.   Memperlama perawatan dirumah sakit

H. Tahap-tahap Mobilisasi Dini

Menurut Kasdu (2003) mobilisasi dini dilakukan secara bertahap berikut ini akan

dijelaskan tahap mobilisasi dini pada ibu post operasi seksio sesarea :

1) Setelah operasi, pada 6 jam pertama ibu paska operasi seksio sesarea harus tirah

baring dulu. Mobilisasi dini yang bisa dilakukan adalah menggerakkan lengan,

tangan, menggerakkan ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki, mengangkat

tumit, menegangkan otot betis serta menekuk dan menggeser kaki

2) Setelah 6-10 jam, ibu diharuskan untuk dapat miring kekiri dan kekanan mencegah

trombosis dan trombo emboli

3) Setelah 24 jam ibu dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk

4) Setelah ibu dapat duduk, dianjurkan ibu belajar berjalan.

Menurut Beyer, 1997

1. Tahap I        : mobilisasi atau gerakan awal : nafas dalam dan batuk,   

ekstremitas

2. Tahap II      : mobilisasi atau gerak berputar

3. Tahap III     : mobilisasi atau gerakan duduk tegak

4. Tahap IV     : mobilisasi atau gerakan turun dari tempat tidur (3x/hr)

5. Tahap V      : mobilisasi atau gerakan berjalan dengan bantuan  (2x/hr)

6. Tahap VI     : mobilisasi atau gerakan naik ke tempat tidur

Page 7: Sap Mobilisasi Dini Post Op Yanto Seran

7. Tahap VII   : mobilisasi atau gerakan bangkit dari duduk ditempat tidur.

I. Dampak imobilisasi :

1. Atelektasis

2. Pneumonia

3. Sulit buang air besar (BAB dan buang air kecil (BAK).

4. Distensi lambung