sap infeksi nosokomial

18
SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan : Cara Mencegah Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit Hari / Tanggal : Rabu, 4 Juni 2014 Pukul : 09. 00 WIB – 09. 35 WIB Sasaran : Pengunjung Rawat Inap Interne Pria Tempat : Koridor Rawat Inap Interne Pria A. LATAR BELAKANG Rumah sakit merupakan tempat perawatan dan pengobatan untuk seseorang yang mengalami gangguan kesehatan. Pasien yang datang dengan berbagai keluhan penyakit bisa menyebabkan tempat ini dihinggapi banyak kuman dan virus. Jika pasien, pengunjung, bahkan petugas medis rumah sakit kurang menjaga kebersihan diri maka dikhawatirkan dapat terkena infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial ini dapat berasal dari dalam tubuh penderita maupun luar tubuh. Infeksi endogen disebabkan oleh mikroorganisme yang semula memang sudah ada didalam tubuh dan berpindah ke tempat baru yang kita sebut dengan self infection atau auto infection, sementara infeksi eksogen (cross infection) disebabkan oleh mikroorganisme yang berasal dari rumah sakit dan dari satu pasien ke pasien lainnya (Soeparman, 2001). Survey prevalensi yang dilakukan oleh WHO terhadap 55 rumah sakit di 14 negara mewakili 14 daerah WHO (Eropa, Mediterania timur, Asia Selatan – Timur, dan Pasifik

Upload: meisya-fitri

Post on 08-Feb-2016

274 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

infeksi di rumah sakit

TRANSCRIPT

Page 1: SAP Infeksi Nosokomial

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Cara Mencegah Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit

Hari / Tanggal : Rabu, 4 Juni 2014

Pukul : 09.00 WIB – 09.35 WIB

Sasaran : Pengunjung Rawat Inap Interne Pria

Tempat : Koridor Rawat Inap Interne Pria

A. LATAR BELAKANG

Rumah sakit merupakan tempat perawatan dan  pengobatan untuk seseorang yang

mengalami gangguan kesehatan. Pasien yang datang dengan berbagai keluhan penyakit

bisa menyebabkan tempat ini dihinggapi banyak kuman dan virus. Jika pasien,

pengunjung, bahkan petugas medis rumah sakit kurang menjaga kebersihan diri maka

dikhawatirkan dapat terkena infeksi nosokomial.

Infeksi nosokomial ini dapat berasal dari dalam tubuh penderita maupun luar

tubuh. Infeksi endogen disebabkan oleh mikroorganisme yang semula memang sudah

ada didalam tubuh dan berpindah ke tempat baru yang kita sebut dengan self infection

atau auto infection, sementara infeksi eksogen (cross infection) disebabkan oleh

mikroorganisme yang berasal dari rumah sakit dan dari satu pasien ke pasien lainnya

(Soeparman, 2001).

Survey prevalensi yang dilakukan oleh WHO terhadap 55 rumah sakit di 14

negara mewakili 14 daerah WHO (Eropa, Mediterania timur, Asia Selatan – Timur, dan

Pasifik Barat) menunjukkan rata-rata 8,7% pasien di rumah sakit menderita infeksi

nosokomial. Tingkat infeksi nosokomial di Asia dilaporkan lebih dari 40% (Alvarado

2000).

Pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan penunggu pasien merupakan

kelompok yang berisiko mendapat infeksi nosokomial. Infeksi ini dapat terjadi melalui

penularan dari pasien kepada petugas, dari pasien ke pasien lain, dari pasien kepada

pengunjung atau keluarga maupun dari petugas kepada pasien. Terlebih dengan adanya

penyakit seperti MRSA dan Mers yang dapat menginfeksi siapa saja dengan tingkat

penularan melalui kontak dan udara.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada pengunjung Ruang Interne

Pria RSUP Dr.M.Djamil Padang pada tanggal 27 Mei 2014, didapatkan bahwa 8 dari

10 pengunjung tidak mengetahui tentang infeksi yang didapat dari rumah sakit dan

Page 2: SAP Infeksi Nosokomial

pencegahannya. Oleh karena itu kelompok tertarik untuk memberikan penyuluhan

tentang cara mencegah infeksi nosokomial di Rumah Sakit.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang infeksi nosokomial, diharapkan

pasien dan keluarga memahami tentang pengertian, jenis, dan cara pencegahan

infeksi nosokomial.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang infeksi nosokomial, diharapkan

pasien dan keluarga memahami:

a. Pengertian infeksi nosokomial

b. Rantai penularan infeksi

c. Cara mencegah infeksi nosokomial

C. PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Topik

Cara pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit

2. Sasaran dan Target

Sasaran : Semua pengunjung yang datang ke Ruang Rawat Inap Interne Pria

RSUP Dr.M.Djamil Padang

Target : Keluarga pasien yang dirawat di Ruang Rawat Interne Pria RSUP

Dr.M.Djamil Padang

3. Metode

a. Ceramah

b. Tanya jawab

c. Diskusi

4. Media dan Alat

a. Leaflet

b. Laptop

c. Infocus

5. Waktu dan Tempat

Hari/Tanggal : Selasa, 3 Juni 2014

Waktu : 09.00 WIB – 09.35 WIB

Page 3: SAP Infeksi Nosokomial

Tempat : Koridor Ruang Rawat Inap Interne Pria RSUP Dr.M.Djamil

Padang

6. Pengorganisasian

a. Penanggung Jawab : Restu Budi Susilo, S.Kep

b. Moderator : Aghnia Minjar Witma, S.Kep

c. Pemateri : Restu Budi Susilo, S.Kep

d. Observer : Meisyaffitri, S.Kep

e. Fasilitator : Selfi Fauzia, S.Kep

7. Uraian Tugas

a. Penanggung jawab

Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan

b. Moderator

1) Membuka acara

2) Memperkenalkan mahasiswa dan pembimbing

3) Menjelaskan topik dan tujuan penyuluhan

4) Menjelaskan kontrak waktu

5) Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada pemateri

6) Mengarahkan alur diskusi

7) Memimpin jalannya penyuluhan

8) Meyimpulkan penyuluhan

9) Menutup acara

c. Fasilitator

1) Memotivasi peserta agar berperan aktif

2) Membuat absensi penyuluhan

3) Mengantisipasi suasana yang dapat mengganggu kegiatan penyuluhan

d. Observer

1) Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir

2) Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan

Page 4: SAP Infeksi Nosokomial

8. Setting Tempat

Ket :

: Presenter : Pembimbing

: audiens : Moderator

: Observer : Fasilitator

D. KEGIATAN PENYULUHAN

No. Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta

1. 5  menit Pembukaan :

Membuka kegiatan dengan

mengucapkan salam.

Memperkenalkan anggota kelompok

dan pembimbing

Menjelaskan tujuan dari penyuluhan.

Menyebutkan materi yang akan

diberikan.

Membuat kontrak waktu

Menjawab salam

Mendengarkan

Memperhatikan

Memperhatikan

Menyetujui kontrak

2. 20 menit Pelaksanaan :

Menggali pengetahuan peserta tentang

pengertian infeksi nosokomial

Memberikan reinforcement positif atas

pendapat peserta

Menjelaskan tentang pengertian infeksi

Mengajukan pendapat

Mendengar dan

memperhatikan

Mendengar dan

Page 5: SAP Infeksi Nosokomial

nosokomial

Menggali pengetahuan peserta tentang

rantai penularan infeksi

Memberikan reinforcement positif atas

pendapat peserta

Menjelaskan tentang rantai penularan

infeksi

Menggali pengetahuan peserta tentang

cara mencegah infeksi nosokomial

Memberikan reinforcement positif atas

pendapat peserta

Menjelaskan tentang cara mencegah

infeksi nosokomial

Mendemonstrasikan cara mencuci

tangan yang benar

Mengajak peserta untuk ikut serta

mendemonstrasikan cara mencuci

tangan yang benar

memperhatikan

Mengajukan pendapat

Mendengarkan

Mendengar dan

memperhatikan

Mengajukan pendapat

Mendengarkan

Mendengar dan

memperhatikan

Mendengar dan

memperhatikan

Ikut serta

mendemonstrasikan

mencuci tangan yang

benar

3. 10 menit Evaluasi :

Memberi kesempatan peserta untuk

memberikan pertanyaan

Memberikan reinforcement pada

peserta yang mengajukan pertanyaan

Menjawab pertanyaan peserta

Moderator melakukan evaluasi

tentang:

Pengertian infeksi nosokomial

Rantai penularan infeksi

Cara pencegahan infeksi

nosokomial

Moderator menyimpulkan materi

penyuluhan

Mengajukan

pertanyaan

Mendengarkan

Mendengarkan

Mengajukan pendapat

Mendengarkan

Page 6: SAP Infeksi Nosokomial

Moderator memberikan salam Menjawab salam

E. EVALUASI

1. Evaluasi struktur

a. Mahasiswa dan audien berada pada posisi yang sudah direncanakan

b. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan

c. Pre Planning telah disetujui

d. 75% audiens menghadiri penyuluhan

2. Evaluasi proses

a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan

b. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan

c. 70% audiens mengikuti kegiatan penyuluhan sampai selesai

d. 70% audiens berperan aktif selama kegiatan berjalan

3. Evaluasi hasil

Sesuai dengan TIK, diharapkan peserta mengikuti penyuluhan mampu

menyebutkan :

a. Pengertian infeksi nosokomial

b. Rantai penularan infeksi

c. Pencegahan terjadinya infeksi nosokomial

d. Peserta mampu mencobakan cara mencuci tangan dengan benar

Lampiran Materi Penyuluhan

Page 7: SAP Infeksi Nosokomial

INFEKSI NOSOKOMIAL

A. Pengertian

Infeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang

disertai suatu gejala klinis baik lokal maupun sistemik. Infeksi yang muncul selama

seseorang tersebut dirawat di rumah sakit dan mulai menunjukkan suatu gejala selama

seseorang itu dirawat atau setelah selesai dirawat disebut infeksi nosokomial

(Harrison, 2001).

B. Rantai Penularan Infeksi

Pengetahuan tentang rantai penularan infeksi sangat penting karena apabila satu

mata rantai dihilangkan atau dirusak, maka infeksi dapat dicegah atau dihentikan.

Komponen yang diperlukan sehingga terjadi penularan adalah:

1. Agen infeksi  (infectious agent) adalah Mikroorganisme yang dapat menyebabkan

infeksi.  Pada manusia dapat berupa bakteri , virus, ricketsia, jamur dan parasit.

2. Reservoir atau tempat dimana agen infeksi dapat hidup, tumbuh, berkembang biak

dan siap ditularkan kepada orang. Reservoir yang paling umum adalah manusia,

binatang, tumbuh-tumbuhan, tanah, air dan bahan-bahan organik lainnya. Pada

manusia: permukaan kulit, selaput lendir saluran nafas atas, usus dan vagina

3. Port of exit ( Pintu keluar) adalah jalan dari mana agen infeksi meninggalkan

reservoir. Pintu keluar meliputi : saluran pernafasan, saluran pencernaan, saluran

kemih dan kelamin, kulit dan membrana mukosa, transplasenta dan darah serta

cairan tubuh lain.

4. Transmisi (cara penularan) adalah mekanisme bagaimana transport agen infeksi 

dari reservoir ke penderita (yang suseptibel). Ada beberapa cara penularan yaitu :

a. Kontak (contact transmission):

1) Direct/Langsung:   kontak badan ke badan transfer kuman penyebab secara

fisik pada saat pemeriksaan fisik, memandikan pasen

2) Indirect/Tidak langsung : kontak melalui objek (benda/alat) perantara:

jarum, kasa, tangan yang tidak dicuci

b. Droplet : partikel droplet > 5 μm melalui batuk, bersin, bicara, jarak sebar

pendek, tidak bertahan lama di udara, paling banyak pada mukosa bibir,

hidung, mulut.

Page 8: SAP Infeksi Nosokomial

c. Airborne : partikel kecil ukuran <  5 μm, bertahan lama di udara, jarak

penyebaran jauh, dapat terinhalasi, contoh: Mycobacterium tuberculosis, virus

campak, Varisela (cacar air), spora jamur.

d. Melalui Vehikulum : Bahan yang dapat berperan dalam mempertahankan

kehidupan kuman penyebab sampai masuk (tertelan atau terokulasi) pada

pejamu yang rentan. Contoh: air, darah, tinja, makanan

e. Melalui Vektor : Serangga atau binatang lain yang dapat menularkan kuman

penyebab  cara menggigit pejamu yang rentan atau menimbun kuman

penyebab pada kulit pejamu atau makanan. Contoh: nyamuk, lalat, pinjal/kutu,

binatang pengerat.

5. Port of entry (Pintu masuk) adalah Tempat dimana agen infeksi memasuki

pejamu (yang suseptibel). Pintu masuk bisa melalui:  saluran pernafasan, saluran

pencernaan, saluran kemih dan kelamin, selaput lendir, serta kulit yang tidak utuh

(luka).

6. Pejamu rentan (suseptibel) adalah  orang yang tidak memiliki daya tahan tubuh

yang cukup untuk melawan agen infeksi serta mencegah infeksi atau penyakit.

Faktor yang mempengaruhi: umur, status gizi, status imunisasi, penyakit kronis,

luka bakar yang luas, trauma atau pembedahan. Sedangkan faktor lain yang

mungkin berpengaruh adalah jenis kelamin, ras atau etnis tertentu, status ekonomi,

gaya hidup, pekerjaan dan herediter.

Anak-anak yang berusia di bawah 12 tahun adalah yang paling rentan terinfeksi

nosokomial. Oleh sebab itu anak-anak dilarang membesuk orang yang sedang

dirawat inap di rumah sakit. Anak-anak usia ini daya tahan tubuhnya masih rendah

dan belum sempurna.

Page 9: SAP Infeksi Nosokomial

C. Pencegahan terjadinya Infeksi Nosokomial

Pencegahan dari infeksi nosokomial ini diperlukan suatu rencana yang terintegrasi,

monitoring dan program yang termasuk:

1. Kewaspadaan transmisi kontak

a. Penempatan pasien kamar tersendiri

Penyebaran dari infeksi nosokomial juga dapat dicegah dengan membuat suatu

pemisahan pasien. Ruang isolasi sangat diperlukan terutama untuk penyakit yang

penularannya melalui udara, contohnya tuberkulosis, dan MRSA, yang

mengakibatkan kontaminasi berat. MRSA dan Staph lain bisa menyebabkan

infeksi dengan memasuki tubuh lewat kulit terbuka atau arus darah. Orang yang

mempunyai masalah kesehatan seperti kencing manis atau sistem ketahanan

buruk – atau yang kulitnya terbuka karena luka, baru dioperasi atau penyakit

kulit, lebih cenderung terkena infeksi Staph. MRSA bisa menyebabkan infeksi

kulit seperti bisul, infeksi di bawah kulit, serta infeksi yang lebih parah pada

tulang, darah, paru-paru dan bagian tubuh lainnya. Sedangkan penularan yang

melibatkan virus, contohnya HIV. Biasanya, pasien yang mempunyai resistensi

rendah eperti leukimia dan pengguna obat immunosupresan juga perlu diisolasi

agar terhindar dari infeksi. Tetapi menjaga kebersihan tangan dan makanan,

peralatan kesehatan di dalam ruang isolasi juga sangat penting. Ruang isolasi ini

harus selalu tertutup dengan ventilasi udara selalu menuju keluar. Sebaiknya satu

pasien berada dalam satu ruang isolasi, tetapi bila sedang terjadi kejadian luar

biasa dan penderita melebihi kapasitas, beberapa pasien dalam satu ruangan

tidaklah apa-apa selama mereka menderita penyakit yang sama (Suwarni, 2001)

b. Gaun, menggunakan dan lepaskan gaun sebelum meninggalkan ruangan

Baju khusus (gaun) juga harus dipakai untuk melindungi kulit dan pakaian

selama kita melakukan suatu tindakan untuk mencegah percikan darah, cairan

tubuh, urin dan feses, serta melindungi pasien dari mikroorganisme yang

menempel pada tubuh pengunjung yang berasal dari luar rumah sakit.             

c. Batasi kontak saat memindahkan pasien

d. Mencuci tangan

Menjaga kebersihan tangan dengan baik dan benar dapat mencegah penularan

mikroorganisme dan menurunkan frekuensi infeksi nosokomial. Kepatuhan

terhadap kebersihan tangan merupakan pilar pengendalian infeksi. Teknik yang

Page 10: SAP Infeksi Nosokomial

digunakan adalah teknik cuci tangan 6 langkah. Dapat memakai antiseptik, dan

air mengalir atau handrub berbasis alkohol.

Kebersihan tangan merupakan prosedur terpenting untuk mencegah transmisi

penyebab infeksi (orang ke orang;objek ke orang). Banyak penelitian

menunjukkan bahwa cuci tangan menunjang penurunan insiden MRSA .

Waktu mencuci tangan :

Segera setelah tiba di rumah sakit

Sebelum masuk dan meninggalkan ruangan pasien

Sebelum dan sesudah kontak   pasien atau benda yang terkontaminasi cairan

tubuh pasien

Diantara kontak pasien satu dengan yang lain

Sebelum dan sesudah melakukan tindakan pada pasien

Sesudah ke kamar kecil

Sesudah kontak   darah atau cairan tubuh lainnya

Bila tangan kotor

Sebelum meninggalkan rumah sakit

Segera setelah melepaskan sarung tangan

Segera setelah membersihkan sekresi hidung

Sebelum dan setelah menyiapkan dan mengkonsumsi makanan

Cara mencuci tangan 6 langkah :

Buka semua perhiasan, basuh tangan dengan air, tuangkan sabun atau cairan

antiseptic ke telapak tangan, lalu gosok dengan cara memutar berlawanan

dengan arah jarum jam

Gosok punggung tangan kiri dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan

kanan. Dan lakukan sebaliknya

Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jariJari-jari sisi dalam kedua

tangan saling mengunci dan saling digosokkan

Jari-jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci dan saling digosokkan

Gosok ibu jari tangan kiri dengan gerakan memutar dalam genggaman

tangan kanan. Dan lakukan sebaliknya.

Page 11: SAP Infeksi Nosokomial

Gosokkan ujung-ujung kuku tangan kanan pada telapak tangan kiri dengan

cara memutar. Dan lakukan sebaliknya. Bilas tangan denga air mengalir.

Keringkan dengan tisu sekaali pakai, gunakan tisu bekas untuk menutup

keran.

2. Kewaspadaan transmisi udara

a. Menggunakan Masker

Masker, sebagai pelindung terhadap penyakit yang ditularkan melalui udara.

Begitupun dengan pasien yang menderita infeksi saluran nafas, mereka

harus menggunakan masker saat keluar dari kamar penderita. Begitu juga

dengan pengunjung, pengunjung disarankan menggunakan masker sebagai

cara untuk mencegah terhadap infeksi atau penularan selama di rumah sakit.

b. Etika Batuk

Etika Batuk adalah tata cara batuk yang baik dan benar, dengan cara

menutup hidung dan mulut dengan tissue atau lengan baju. jadi bakteri tidak

menyebar ke udara dan tidak menular ke orang lain

Etika batuk :

Bila merasa akan batuk atau bersin, segeralah berpaling/menjauh sedikit

dari orang-orang disekitar

Kemudian tutuplah hidung dan mulut dengan menggunakan tissue /

saputangan atau lengan dalam baju

Segera buang tissue yang sudah dipakai ke dalam tempat sampah;

Cucilah tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun atau gel

pembersih tangan; dan

Bila perlu gunakan masker.

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: SAP Infeksi Nosokomial

Babb, JR. Liffe, AJ. Pocket Reference to Hospital Acquired infection. Science Press

limited, Cleveland Street, London; 1995

Depkes RI bekerjasama dengan Perdalin. 2009. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian

Infeksi di Rumah Sakit dan Fasiltas Pelayanan Kesehatan Lainnya. SK Menkes No

382/Menkes/2007. Jakarta: Kemenkes RI

 Depkes RI. 2006. Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Pelayanan Kesehatan.

Depkes RI: Ditjen Bina Yan Med

 _____. 2007. Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit

dan Fasiltas Pelayanan Kesehatan Lainnya.  SK  Menkes No 270/MENKES/2007.

Jakarta: Depkes RI

Ducel, G. et al. Prevention of hospital-acquired infections, A practical guide. 2nd edition.

World Health Organization. Department of Communicable disease, Surveillance and

Response; 2002

Notoatmodjo S. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rhineka Cipta

Siegel JD et al. and HICPAC CDC. 2007. Guideline for Isolation Precaution: Preventing

Transmission of Infectious Agent in Healthcare Setting. CDC hal 1-92

Soeparman, dkk. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI, Jakarta; 2001

Suwarni, A. Studi Diskriptif Pola Upaya Penyehatan Lingkungan Hubungannya dengan

Rerata Lama Hari Perawatan dan Kejadian Infeksi Nosokomial Studi Kasus:

Penderita Pasca Bedah Rawat Inap di Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta Provinsi

DIY Tahun 1999. Badan Litbang Kesehatan Departemen Kesehatan dan

Kesejahteraan Sosial, Yogyakarta; 2001

Wenzel. Infection control in the hospital,in International society for infectious diseases,

second ed, Boston; 2002