sangga - repository.usbypkp.ac.id

16
KAJIAN ALTERNATIF PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON KONVENSIONAL DI KOTA BANDUNG Didin Saepudin PENNGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI,DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KONDISI AWAL DAEMH TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN REGIONAL , DI INDONESIA PERIODE 2OO7-2011 Novi Mubyarto MANAJEMEN STRATEJIK DALAM RUANG PERSAINGAN BARU Erna Garnia PERENCANAAN MDIO LINK DIDAEMH PERBATASAN KALIMANTAN TIMUR DENGAN MALAYSIA TIMUR Pamungkas Daud TMNSFORMASI WAVELET UNTUK ANALISIS KECENDERUNGAN HARGA SAHAM Armein Z.RLangi SW.Pitara dan Kuspriyanto MARKETING POLITIK DAN STRATEGI PEMENANGAN PEMILU Roni Tabroni PERFORMANCE SEBAGAI PUBLIC RELATION DI PT SUSU ALAM MURNI Witri Cahyati SISTIM PENDUKUNG KEPUTUSAN PROMOSI JABATAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING ISAI/TJ Teguh Nurhadi Suharsono KAJIAN EROSI DAN SEDIMENTASI PADA DAERAH TANGKAPAN WADUKJATI GEDE Bakhtiar dan Gandjar Gelar Rahardja PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN YANG DIUKUR DENGAN MSIO PROFITABILITAS DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP HARGA SAHAM Demsi Minar TMCER STUDY UNIVERSITAS SANGGA BUANA YPKP 2012 Delaita Komarasakti Saepudin dan Iyan Sukiman MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL DAN PDRB POTENSIAL SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PENGANGGURAN DAN KEMISKINAN DI]AWABAMT Abdul Gani Sidqi @ te% I \,

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sangga - repository.usbypkp.ac.id

KAJIAN ALTERNATIF PEMBIAYAAN PEMBANGUNANNON KONVENSIONAL DI KOTA BANDUNG

Didin Saepudin

PENNGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI,DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN

KONDISI AWAL DAEMH TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN REGIONAL

, DI INDONESIA PERIODE 2OO7-2011Novi Mubyarto

MANAJEMEN STRATEJIK DALAM RUANG PERSAINGAN BARU

Erna Garnia

PERENCANAAN MDIO LINK DIDAEMH PERBATASAN

KALIMANTAN TIMUR DENGAN MALAYSIA TIMURPamungkas Daud

TMNSFORMASI WAVELET UNTUK ANALISISKECENDERUNGAN HARGA SAHAM

Armein Z.RLangi SW.Pitara dan Kuspriyanto

MARKETING POLITIK DAN STRATEGI PEMENANGAN PEMILURoni Tabroni

PERFORMANCE SEBAGAI PUBLIC RELATIONDI PT SUSU ALAM MURNI

Witri Cahyati

SISTIM PENDUKUNG KEPUTUSAN PROMOSI JABATAN PEGAWAI

MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING ISAI/TJTeguh Nurhadi Suharsono

KAJIAN EROSI DAN SEDIMENTASI PADA DAERAH TANGKAPAN

WADUKJATI GEDE

Bakhtiar dan Gandjar Gelar Rahardja

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN YANG DIUKUR

DENGAN MSIO PROFITABILITAS DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)

TERHADAP HARGA SAHAMDemsi Minar

TMCER STUDY UNIVERSITAS SANGGA BUANA YPKP 2012Delaita Komarasakti Saepudin dan Iyan Sukiman

MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL DAN PDRB POTENSIAL

SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PENGANGGURAN DAN KEMISKINANDI]AWABAMTAbdul Gani Sidqi

@te% I\,

Page 2: Sangga - repository.usbypkp.ac.id

Jurnal Techno Sosio EkonomikaUSB YPKP

Volume 6 Nomor I, April2013

DEWAN PENASEHATRektor Universitas Sangga Buana YPKPDr. H. Asep Effendi, SE, MSi

PENAIYGGUNG JAWABKetua LPPM USB YPKPProf. Dr- k. Hadi UMoeno, MSc, MIHT

SEKRETARISDrs. H. DekritaKomarasalti, MSi

DEWAN PENGARAHDekan Fakultas EkonomiH. Dadang Saefirl Hidaya! SE, MSiDekan Fakultas TeknikDr. k H. Bakhtiar, MTDekan Fakultas llmu Komukasi & AdministrasiProf. Dr. H. Tacjan, Drs, MSi

DEWAN EDMORKETUADr. H. VipParamarta Drs, MMSEKRETARTSMemi Sulalsmi, SE, MSiANC,GOTAProf,I)r. H-T. Dzulkamain Amin, SE, MA, Ph.DProf. Dr. H. Ahmadi Rilam, SE, MSiProf. Dr. H- Tacjan, Drs, MSiProf, Dr. h. Hadi U Moeno, MSc, MIHTI)r. Ir. R Didin Kusdian, MTDr. t[. Demsi Minar, SE, MSi.Ak

PT,BLIKASYS IRKI'LAS IH. Poppy Perrnadi, SE, Ak

LAYOUTAsep Yoni

Alamat RedaksiLPPM Universitas Sangga Buana YPKP

Jl. PHH. Mustopa 68,40124T1p. 022 - 727 5489 Ext I I 9

email : [email protected]

PENGANTAR R.EDAKSI

Pembaca Yth,

Jumal edisi ini memuat 12 tulisan hasilkajian maupun penelitian peroranganmaupun tim yang diterima redaksi dalambeberapa bulan terakhir-

Beberapa tuliban berrpawasan bidang ilmuekonomi, bidang itnu teknik dan bidangiknu komunikasi. Tulisan berupa kajian teoripada jumal edisi ini lebih dsminandibandingkan dengan hasil penelitian.

Kajian teori yang menarik dari bidangekonomi, khususnya tentang alternativepembiayaan pembangunan non konvensionaldan manajemen stratejik dalam nnngpersaingan bana sedangkan dalam bidangteknik diantaranya tentang kajian erosi dansedimentasi daerah tangkapan waduk. Kajianlain yang menarik adalah dari bidang ilmukomunikasi berupa kajian marketing politikdan strategi pemenangan pemilu sebagai isuhangat pemilihan umum.

Hasil penelitian yang dipublikasikan dalamjumal ini beberapa diantaranya bermanfaatsebagai batran analisis lanjutan. Karenaberkaitan dengan teknologi infonnasi.

Harapan redaksi semoga jumal edisi iniberrnanfaat bagr para pembaca dan redaksitetap menerima karya tulis hasil penelitianmaupun kajian dari lingkungan perguruantinggi maupun praktisi untuk penerbitanjumal edisi berikufrrya.

Bandung, April2013Redeksi

Jurnal Techno Sosio Ekonomika. USB YPKPrssN 197948315

Page 3: Sangga - repository.usbypkp.ac.id

KAJIAN ALTERI\ATIF PEMBIAYAAN PEMBAIIGUNANNON KONVENSIONAL DI KOTA BANDUNG

Didin Saepudin

ABSTRACT

Challenges faced by cities in Indonesia, including the Bandung munipical in the

future is how to reduce and cope with the gap between investment needs of urbaninfrastructure and services with the limited financial capacity of the government to meet

those needs. Some of 'the opportunities and potentidl of the local government,

particularly with regard to the mobilization of revenue sources that have been used by

the local government is mostly conventional (traditional). In foct, there are still many

types of other non-conventional (nonlraditional) sources, which is actually a highpotential to be developed.e

The identification results obtained seven non-conventional financing instruments

that can be developed. Three (3) of which are already implemented by Bandungmunipical that are corporate cocial responsibility (CRS), public private partnership(PPP/ and the pure public aids. Three instrument namely; development impact fee,development exaction, betterment levies can not be implemented yet, because the legalbasis, institutionql and human resources are not prepared yet. While municipal bonds

can be used as a source of funding for infrastructure development in the Bandungmunipical but the government Bandung munipical have to prepare all the necessary

requirements the municipal bonds.AHP analysis results, from seven non-conventional financing instruments

acquired three priority instruments to be developed and implemented in the Bandungmunipical for infrastructure development or improvement empowerment regional asset,

namely the public private partnership (PPP), corporate social responsibility andmunipical bonds.

I. Pendahuluan

Perkembangan kota di Indonesiaberlangsung dengan sangat pesatnya.

Dalam periode 1980 hingga 1990 rata-rata tingkat pertumbuhan pendudukwilayah perkotaan per tahun mencapaisebesar 5,4o , melebihi rata-rata tingkatpertumbuhan penduduk secara nasionalyang hanya sebesar l,98yo per tahun.Pertumbuhan kota yang pesat inimempunyar implikasi, yaitumeningkatnya tuntutan permintaan atas

pengadaan dan perbaikan prasarana danpelayanan perkotaan, baik dari segi

kuantitas maupun kualitas. Hal iniberkaitan pula dengan meningkatnyasecara pesat pendapatan per kapita dantingkat kehidupan masyarakat perkotaandalam periode 1980 - 1990.

Tantangan yang dihadapi olehkota-kota di Indonesia di masa

mendatang adalah bagaimana carafiyamengurangi dan mengatasi gap antara

kebutuhan investasi prasarana danpelayanan perkotaan dengan relatifterbatasnya kemampuan keuangan

negara untuk memenuhi kebutuhantersebut. Beberapa peluang dan potensiyang dimiliki oleh pemerintah,khususnya berkaitan dengan mobilisasisumber penerimaan yang sudah

dimanfaatkan oleh pemerintah daerah

umumnya masih bersifat konvensional(tradisional), seperti misalnya pajak,retribusi dan pinjaman. Pada

kenyataannya, di luar sumber-sumberyang bersifat konvensional tersebut

masih banyak jenis sumber-sumberlainnya yang bersifat non-konvensional(non-tradisional), yang sebenarnya

berpotensi tinggi untuk dikembangkan,seperti misalnya betterment levies,

development impact .fees, excess

Page 4: Sangga - repository.usbypkp.ac.id

con demnation, obligasi, c o nc e s s i on, dansebagainya.

Kota Bandung sebagai kotametropolitan dituntut untuk dapatmemberikan pelayanan terbaik danmaksimal bagi warganya, baik bidanginfrastruktur, pendidikan, kesehatan danmasih banyak lagi. Peningkatan kualitaspelayanan publik melalui pembangunankota yang berkelanjutan tersebutberdampak pada peningkatan biayayang diperlukan untuk dapat memenuhihal tersebut.

Secara umum sumberpembiayaan pembangunan terdiri atas:

1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) yangterdiri dari Pajak Daerah, RetribusiDaerah, Hasil Pengelolaan KekayaanDaerah dan Lain-Lain PAD yang sah;

2) Dana Perimbangan yang meliputiBagi Hasil Pajak/Bagi Hasil BukanPajak, Dana Alokasi Umum (DAU) danDana Alokasi Khusus (DAK); 3) Lain-Lain Pendapatan Daerhh Yang Sah,

meliputi: Hibah, Dana Darurat, DanaBagr Hasil Pajak dari Provinsi, danBantuan Keuangan dari Provinsi.

Selain dana dari pendapatan

daerah tersebut, Pemerintah KotaBandung menerima dana yangbersumber dari Pemerintah Pusat

berupa dana dekonsentrasi dan danatugas pembantuan dimana dana tersebutmerupakan kebijakan pemerintah pusat

untuk kepentingan .pelaksanaanpembangunan di Kota Bandung.

Mengingat makin terbatasnyakeuangan negara, maka akan sangat

bermanfaat apabila potensi yangdimiliki masing-masing daerah digalisecara optimal, khususnya bagtinstrumen keuangan yang bersifat nonkonvensional.

Keterbatasan sumber pendanaanyang ada menyebabkan perlu dicarinyaalternatif sumber lain yang seharusnyadapat dilihat dalam kerangkapembangunan daerah adalah dana yangberasal dari sektor swasta danpartisipasi masyarakat sebagai salahsatu altematif pembiayaanpembangunan yang bersumber dari nonkonvesional.

2

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, menarik kiranya untuk dilakukankajian terhadap permasalahan sebagaiberikut:t. Sumber pembiayaan non

konvesnsional apa saja yang dapat

dijadikan sumber pembiayaanpembangunan di Kota Bandung-

2. Sumber pembiayaan nonkonvensional yang mana yang dapat

dijadikan prioritas sebagai sumberpembiayaan pembangunan di KotaBandung.

II. MetodologiMetode penelitian yang

digunakan adalah metode analisisdeskriptif. Sugiono (200a:11)mengungkapkan bahwa metodedeskriptif adalah metode yang

dilakukan untuk mengetahui nilaivaraibel mandiri, baik satu variabel atau

lebih, tanpa mernbuat perbandingan,atau menghubungkan dengan variabellain.

Pengertian metode deskriptiftersebut lebih dipertegas lagr olehWinarno Surakhmad (2004 :1 40) dengan

mengemukakan ciri-ciri sebagai berikut:1) Mernusatkan diri pada pemecahan

masalah yang ada pada saat sekarang

atau bersifat sakral (up to date); dan2)Data yang dikumpulkan mula-muladisusun, dijelaskan yang kemudiandianalisis (karena itu metode ini seringdisebut metode analitik).

Alasan digunakannya metode inidengan pertimbangan bahwa tujuan darikegiatan ini adalah untuk membuatdeskipsi, gambaran serta lukisan secara

sistematis, factual dan akurat mengenaifakta-fakta antar fenomena yang dikaji.

Alat analisis yang digunakanadalah AHP (Analytical HierarchyProccess). AHP memecah suatupermasalahan pemilihan prioritasinstrumen pembiayaan pembangunansecara hirarki. Pemilihan alat analisisdidasarkan pertimbangan bahwa AHPmerupakan salah satu alat atau modelpengambilan keputusan dengan inpututama adalah persepsi manusia. AHPmerupakan salah satu metode yang

Page 5: Sangga - repository.usbypkp.ac.id

memecah suatu masalah kompleks kedalam kelompok-kelompok secarahirarki. Dengan AHP pembobotan suatufaktor atau variabel dapat dilakukansesuai dengan persepsi manusia sehinggadiharapkan mampu menggambarkankondisi yang senyatany a.

Teknik pengambilan sampelyang digunakan adalah teknik pz rposivesampling, yakni teknik penentuansampel dengan pertimbangan tertentu.Responden kuesioner AHP ditentukanberdasarkan kempetensi yang dimiliki,dalam kajian ini terdiri dari: DinasPengelolaan Keuangan dan Aset DaerahKota Bandung; Bagian Pembangunandan SDA Setda Kota Bandung; BagianPerekonomian SetdaKota Bandung;Bidang Pernerintahan Bappeda KotaBandung; Bidang Perekonomian danPembiayaan Bappeda Kota Bandung;Bidang Investasi Bappeda KotaBandung; PDAM Kota Bandung; PDKebersihan Kota Bandung; PD PasarKota Bandung; dan PAkar dariPerguruan Tinggi

III. Hasil Analisis dan Pembahasan3.1 Identifikasi Sumber-Sumber

Instrumen PembiayaanPembangunan Non Konvensional

Sumber pembiayaan nonkonvensional adalah sumberpembiayaan pembangunan daerah yangberasal dari mekanisme bukan anggaranpemerintah. Modal pembiayaan nonkonvensional ini berasal dari 3 (tiga)sumber yaitu: (l) Pemerintah, (2)Swasta, dan (3) Masyarakat. Untuksetiap jenis modal, terdapat beberapajenis instrumen keuangan, yaitu:1. Sumber Pembiayaan Melalui

Pendapatan (Revenue Financing)Sumber pembiayaan melaluipendapatan (revenue .financing)dapat dapat dikatagorikan menjadi 3(tiga), yaitu:a. Pembiayaan

PemerintahFinancing)

b. PembiayaanSwastaFinancing)

Melalui Pendapatan(Public Retenue

Melalui Pendapatan(Private Ret,enue

c. Pembiayaan Melalui PendapatanPemerintah-Swasta (Public-P r iva t e Rev e nue F in anc i n g)

2. Sumber Pembiayaan Melalui Hutang(Debt Financing)a. Pembiayaan Melalui Hutang

Pemerintah (Public DebtFinancing)

b. Panbiayaan Melalui HutangSwasta (Private Debt Financing)

c. Pembiayaan Melalui HutangPemerintah Swasta (Public-Private Debt Financing)

3. Sumber Pembiayaan MelaluiKekayaan (Equity Financing)

4. Sumber Pembiayaan Lainnyaa. Coporate Social Responsibility

(csR)b. Swadaya Murni Masyarakat

Berdasarkan pertimbanganmetode analisis maka instrumenpembiyaan pembangunan yang yangakan dikaji dalam kajian ini terdiri dari:Development Impact Fee, KerjasamaPemerintah Swasta, Obligasi,Development Exaction, BettermentLevies, Coporate So,cial Responsibility(CSR) dan Swadaya Masyarakat Murni.

3.1.2 Deskripsi, Ciri Pokok, Prosedurdan Syarat ImplementasiInstrumen PembiayaanPembangunan NonKonvensional.

1. Development Impact FeeDevelopment impact fees

dibayar oleh developer kepadapemerintah daerah atau perusahaandaerah sebagai kompensasi dari adanyadampak yang ditimbulkan karenaadanya pembangunan baru, misalnyapembangunan kompleks perumahan,yang berdampak pada dibutuhkannyaprasarana baru di luar kompleks yangbersangkutan,pembuangan

seperti salurankotoran, sistem

transportasi dan sumber air bersih.Untuk dapat diterapkan

instrumen ini di Indonesia atau di KotaBandung, maka beberapa persyaratanpokok tersebut harus dipenuhi terlebih

Page 6: Sangga - repository.usbypkp.ac.id

CIRI POKOK PROSEDURPEM ENUHAN SYARAT IM PLEM ENTASI

ASPEK ADA BELUM ADAAdanya pungutan yangditujukan untukmenutupi biayapembangunan saranadan prasarana baru yangditimbulkan olehpembangunan suatuwilayah/kawa-san baru.

1. Penyusunanperaturan,kelembagaan dan SDM

2. Identifikasi komponen yangterlibat dalam pembangunan- Jenis dan jumlah

pengeluaran yang

ditimbulkan pembangunan- Mengestimasimanfaat.- Jenis dan jumlah

pendapatan yangditimbulkan pembangunan

3. Perhitungan selisih penerimaan

dan pengeluaran4- Penentuan besaran development

.fee5. Penentuan teknis pembayaran

develooment impoct fee

Dasar HukumKelembagaan

SDM

dahulu. Di bawah ini adalah gambarantentang ciri pokok, prosedur dankeberadaan . persyaratan yang harusdipenuhi agar instrumen development

2. Kerjasama Pemerintah SwastaMetode pembiayaan ini pada

dasarnya merupakan suatu bentuk upayakerjasama dimana Pemerintah Kota atau

BUMD menyewakan atau melakukankerjasama usaha atas lahan atau fasilitasyang dikuasainya. Karena itu, sebagaipemilik fasilitas atau aset, khususnyalahan di perkotaan (biasanya HPL),pemerintah dapat beke{a sama dengan

impact fee dapat diimplernentasikanIndonesia atau Kota Bandung.

investor untuk mendayagunakan aset ifumelalui berbagai bentuk, antara lain:Sewa, Build Operate Transfer (BOT),Build Own Operare (BOO), dan BuildOwn Operate Transfer (BOOT).

Di bawah ini adalah gambaran

tentang ciri pokok, prosedur dan

keberadaan persyaratan yang dipenuhiinstrumen KPS, sehingga dapat

diimplementasikan di Kota Bandung.

di

Tabel3-1Ciri Pokok, Pr6sedur dan Keterpemenuhan Syarat Implementasi

Instrumen Kerjasama Pemerintah Swasta di Kota Bandung

Tabel3-2Ciri Pokok, Prosedur Teknis dan Pemenuhan Syarat Implementasi

Corporate Social Responsibility (CSR) di Bandung Instrumen

CIRJ POKOK PROSf,DUR TEKNISPEM ENUHAN SYARAT IMPLEMENTASI

ASPEK ADA BEI,UM ADA

Adanya kerjasarna yangsaling menguntmgkandi kedua belah pihak.Saling menguntungkan,berarti kemitraandengan Badan Usaha

dalam PenyediaanIntiastruktur dilakukan

l.2.f-

4.5.

Membentuk panitia pengadaan

Persiapan pengadaan

Pelaksanaan pangadaan

Penetapan pemenangPenyusunan Pe{anjianKerjasama.

Dasar Hukum

Peraluran PemerintahNo.6/2007,Peraturan PernerintahNo. 50/2007,Pennendagri No.1712007 . PerwalBandung No.427/20t0

dan persyaratan yangseimbangsehingga memberikeuntungan bagi keduabelah pihak danmasyarakat denganmemperhitungkankebutuhan dasar

Kelembagaan*)Pers'al No. 329lahun 20I0

SDM*)

Page 7: Sangga - repository.usbypkp.ac.id

3. Corporate Social Responsibitity(csR)

Pelaksanaan CSR merupakanbagian dari Good CorporateGovernance (GCG) bahwa intinya GCGmerupakan suatu sistem, danseperangkat peraturan yang mengaturhubungan antara berbagai pit* lurgb_erkepentingan yang menggambarkan 5(liT.l prinsip GCG tersebut yangdisingkat dengan TARIF, yaitu sebagaibeikut:Transparency, Accottntabiiity,Responsibility, Independency, dinFairness.

Penerapan CSR merupakanyg satu implementasi dari ktnsepGCG sebagai entitas bisnis yang sosialdan lingkungan ini merupakari suatu

kewajiban yang harus GCG sebagaientitas bisnis yang sosial d""lingkungan ini merupakan suatukewajiban yang harus dilaksanakanperseroan yang kaitan usahanyaberkaitan dengan sumber daya alamsebagaimana tercantum di dalam pasal74 ayat I Undang-Undang Nomor 4Tahun 2007 Tentang perseroanTerbatas.

Di bawah ini adalah gambarantentang ciri pokok, prosedur teknis dankeberadaan persyaratan yang dipenuhiinstrumen CSR, sehingga dapatdiimplementasikan di Kota Bandungsecara terintegrasi antara programpembangunan pemerintah -

denganpelaksanaan CSR oleh perusahaan.

akibat nilai tanah yang meningkat harusclll(enakan pajak seperti pemenanglotere.

Di Columbia intrumen iniperanannya sangat signifikan dalammenjadi kontributor utima penerimaankota, walaupun fluktuatif. pada a[hirtahun 1960-an kurang lebih 16 persenpenerimaan kota Bogota dari leiy ini,pembiayaan pekerjaan umum din 45persen di Medelin. pada awal tahun1980-an penerimaan ini sebesar 33% diCali, dan pada tahun l g93 di Bogota, 2.4persen penerimaan pemerintah berasal

Tabel3-3ciri Pokok, Prosedur Teknis dan pemenuhan syarat Implementasi

corporate Sociar Responsibilify (csR) di Bandung Instrumen

4. Betterment Leuy

,., Y."*pq\3n pajak yangdrkumpulkan (ditarik) oleh pemerintahatas. tanah yang karena aksi pemerintahrutarnya menjadi Iebih baik (rineei).Contoh dengan adanya p"-Uunc,;;un1alan, airporr nilai tanah di J"kitu.pembangunan akan meninckatakibatnya _pemilik tanah ,;;;;yend-1R3t keuntungan tak terduga(windfitll gain).

* Argumen dari pensaniurBetterment Let,y adalah' iii*okeuntungan yang diperoleh ,;t;;ri

PROSEDUR TEKNISpEMETUHAN SYARAT rruFLEN,rexTzrsl

Komitmen perusahaanuntuk belperan serladalam pembangunanekonorni berkelanjutanguna meningkatkankualitas kehidupan danlingkungan yangbennanfaat, baik bagiPerusalraan sendiri,komunitas selempat,maupun padamasyarakat secara

l

2.

j

4.

5.

6.

7.

8.

Pernbentukan tirn lasilitatoiSosialisasi keberaclaan timlbsilitarorPerninat rnengisi lbnnpelnyataarr minat danmenentukan progmm.Menyusun rencanakerjasarna pncgrarn CSRMenandatangani naskahkerjasarna prograrn CSRPelaksanaan progmmPendampingan proglam(monitoring dan evaluasi)

Undang-UndangNonror 40 Tahun2007 TentangPerceroan TerbatasUndang-UndangNornor25 Tahun2007 TentangPenanaman Modal.

-l-

Page 8: Sangga - repository.usbypkp.ac.id

dari levy ini. Sejak tahun 2000,instrumen ini secara intensif digunakandi Bogot6, Medellin, Cali, Manizales,Bucaramanga, Barranquilla, danbeberapa kota lainnya dengan jumlahpenduduk 300.000 lebih.

Berikut gambaran ringkasmengenai mengenai ciri, prosedurteknis, dan persyaratan yang harusdipenuhi apabila instrumen ini akanditerapkan di Indonesia atau di KotaBandung.

Tabel3-4Ciri Pokok, Prosedur Teknis dan pemenuhan syarat Implementasi

Instrumen Betterment Leuy di Kota Bandung

CIRI POKOK PROSEDUR PUPTENUHAN SYARAT 11\ PLEMENTASIASPEK ADA BELUM ADA

Ada pembangunaninfrastruktur yangdilakukan olehpernerintah danberpengaruh terhadapnilai lahan disekitamya. Kenaikannilai lahan tersebutharus dikenanaknpajak (levy), karenalral tersebut samaspefii pemenanglotere.

l. Penyusunanperatumn/dasarhukurn,kelembagaan dan SDM

2. Menentukan area yang terpetrgaruh.3. Menghitung rnanlaal dan menurunkan

peta isoprice berdasarkan sarnpelproperly.Mengestimasi manlaat-Mengalokasikan mantaat.Membuat tingkatan benefit (focalpoint ).Menditribusikan Levy.Menentukan allbrdibilitas.Menyusun periode pengumpulan levy.Menentukan batas waktu maksimumpengumpulan lew.

4.5.6.

7.8.9.10.

Dasar HukumKelembagaan

SDM

5. Obligasi DaerahObligasi Daerah adalah obligasi

yang diterbitkan oleh pemerintahdaerah, salah satu unit organisasi dilingkungan pemerintah daerah, BadanOtorita Daerah, Badan Usaha MilikDaerah (BUMD), atau pihak lain(swasta) yang didui<ung atau disponsoridan atau dijamin oleh pemerintahdaerah. Dalam hal ini, obligasi tidakharus diterbitkan oleh pemerintahdaerah, tetapi dapat juga diterbitkanoleh BUMD seperti Perusahaan Daerah

Air Minum (PDAM) atau BankPembangunan Daerah (BPD), atauKantor-kantor Dinas yang ada didaerah, seperti Dinas Pekerjaan Umum.

Secara ringkas gambarantentang ciri pokok, prosedur, danpemenuhan syarat agar obligasi daerahdapat digunakan di Kota Bandungsebagai salah satu sumber pembiayaanpembangunan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel3-4Ciri Pokok, Prosedur Teknis dan Keterpemenuhan SyaratImplementasi Instrumen Obligasi Daerah di Kota Bandung

CIRI POKOK PROSEDUR**) PEMENUHAN SYARAT IMPLEMENTASIASPEK ADA BELUM ADA

Bukti hutang erniten(penerbit) yang rnengandungjanii pembayaran bunga, seilapelunasan pokok pinjamanyang dilakukan pada tanggaljatuh ternpo sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun sejaktanggal emisi.Obligasi mengandung 3uusur, yaitu:i. Bukti utangii. Janji-janjiiii. Pernbatasau waktu (iatuh

tempo) yang rnelalrirkarrperikalan karenaIrubungarr pinjarnmentinjam uang antampener-bit denganpclnegang obligasi atauhubungan kreditor dengandebitor

l. Persetujuan PrinsipKornisi DPRD

2. Persetujuan Kegiatan3. Pemantauan Delisit dan

Batas Kumulatif4. Pernbentukan Tirn

Persiapan,mempersiapkan:. KAK- FS (dinilai)- Proyeksi Keuangan- Pelhitungan DSCR

5. Pengajuan UsulPenerbitan ObligasiDaerah kepada Menkeu

6. Pernbuatan Perdatentang Obligasi Daerah

7. Persiapan PenryataanPendaftanan

Dasar Hukum

UU No- 33 tentangPerimbangan Keuanganantara Pusat dan Daerah,Pemturan MenteriKeuangan Nomor I47tahun 2006 tentang TataCara Penerbitan,Pertanggungiawaban,dan publikasi InlbnnasiOblieasi Daerah.

Kelembagaan

SDM

Page 9: Sangga - repository.usbypkp.ac.id

6. Development ExactionDevelopment exaction adalah

bentuk regulasi penggunaan lahandimana pemilik properti harusmembayar untuk mengawalipembangunan lahan. DevelopmentExaction dilakukan dimaksud untukmelindungi kesehatan, keselamatan dankesejahteraan masyarakat. Hal inidilakukan untuk melindungi masyarakatdari efek negatif pertumbuhan. Ketikaterjadi pertumbuhan terdapat beberapakebutuhan fasilitas publik seperti jalan,

stasion pemadam kebakaran, dansaluran air. Development Exactionmembantu melindungi masyarakat darikenaikan biaya pengadaan infrastrukturdengan cara membagi biaya kepadapenduduk/penghuni baru.

Berikut gambaran mengenairingkas mengenai ciri, prosedur teknis,dan persyaratan yang harus dipenuhiapabila inskumen ini akan diterapkan diIndonesia atau di Kota Bandung.

Tabel3-5Ciri Pokok, Prosedur Teknis dan Keterpemenuhan Syarat Implementasi

Instrumen Development Exaction di Kota Bandung

7. Swadaya MurniSwadaya mumi dalam

implementasinya tidak diatur dalamperaturan khusus, dan tidakmemerlukan kelembagaan tersendiridalam mengelola swadaya murni, sertaSDM khusus. Karena sifatnya sukarela,maka ketidakberadaan dasar hukum

kelembagaan dan SDM tidakmenyebabkan instrumen ini tidak dapatdilaksanakan. Umumnya untuk swadayamurni pemerintah lebih bersifatmemfasilitasi dan mendokumentasikan-fiya.

Tabel3-6ciri Pokok, Prosedur Teknis dan Pemenuhan Syarat rmplementasi

CTRI POKOK PROSEDUR PEMENUHAN SYARAT IMPLEMENTASIAspek Ada Belum Ada

Pnnsrp pokok instrumen iniadalah melindungipenduduk yang telah adadari dampak pertumbuhanmelalui pendapatan yangd iperoleh dari pembayaranexaction dari deVeloperuntuk memenuhikebutuhan pembangrmanf'asilitas public.

l. Penyusunanperaturan/dasarhukum,kelernbagaan dan SDM.

2. Pernerintah daerahmengangkaVmenunjuk komite yangterdiri dari stakeholder, stafi yangpengembang, masyarakat dan anggotaDPR untuk rnengkaji secarakomprehorsif kebutuhan exaction danmembuat guidlines untuk implernentasiprogram.

3. Manyusun perencanaan secarakomprehensif tohadap area yangdiidentifi kasi sebagai area pertumbuhanyang baru.

4. Mengidentifikasi capital improtementprogram.

5. Membuat komitmen untuk pendanaancapital improve me n t progra m.

6. Menentukan metode perhitunganexaction yang tepat.

7. Menvusun adrninistrasi exaction

flasar HukumKelembagaan

SDM

Instrumen Swadaya Murni di Kota Bandung

CIRI POKOK PROSEDUR PEMENUHAN SYARAT IMPLEMENTASIAspek Ada Belum Ada

lnstrument pembiayaanpembangunan yngbersumber darimasyarakat sebagai wujudkeinginan masyarakatuntuk turut sertamembangun wilayalrnya,tanpa ada keinginan untukmernperole-h keuntun ganlangsung secara financial.

Tidak ada prosedur traku, tergantung padakondisi dan situasi serla kesadaranmasyamkat.

Dasar Hukum

Kelernbagaan

SDM

Page 10: Sangga - repository.usbypkp.ac.id

dari lery ini. Sejak talru3 2000,

instrumen ini secara intensif digunakan

di Bogot6, Medellin, Cali,.-Manizales,Bucarimanga, Barranquilla, {u'beberapa k-ota lainnya dengan jumlahpenduduk 300.000 lebih.

Berikut gambaran ringkas

mengenai mengenai ciri, Prosedur

teknii, dan PersYaratan Yang harus

dipenuhi apabila instrumen ini akan

diierapkan di Indonesia atau di Kota

Bandung.

Tabel3-4

CiriPokok,ProsedurTeknisdanPemenuhanSyaratlmplementasiInstrumen Betterment Levy di Kota Bandung

PROSEDURCIRI POKOK ASPEK ADA BELUM ADA

Dasar HukumKele.mhasaanAda pembangunan

infrastruktur yangdilakukan olehnerneritrtah danterpengaruh terhadapnilai lahan disekitamya. Kenaikannilai lahan tercebutharus dikenanaknpajak (levy), karenahal tersebut samasperti pemenanglotere-

I.

4.5.6.

"7.

8.9.10.

Penyusunan Peftltulalvudsdr rrl

kelembagaan dan SDMMenentulkan area yang terpengaruh-

Menshituns rnanfaat dan tnenurunkanpeta Isoprice berdasartan satnpel

property.Meneestitnasi tnant:rat.Menialokasikan manfaat.Mem-"buattingkatanbenelit \focalooinl \.Menditribusikan LevY

Menentukan atlbrdibilitas.Menyusun periode pengumpulan levy'Menentukan batas waktu makslmumoeneurnDulan levY.

SDM

5. Obligasi DaerahObligasi Daerah adalah obligasi

yang diterbitkan oleh Pemerintahiu"*h, salah satu unit organisasi di

lingkungan pemerintah daerah, Badan

Otorita Daerah, Badan Usaha MilikDaerah (BUMD), atau Pihak lain

(swasta) yang didukung atau disponsori

du, atau dijamin oleh Pemerintahdaerah. Dalam hal ini, obligasi tidak

harus diterbitkan oleh Pemerintahdaerah, tetapi dapat juga diterbitkan

oleh BUMD seperti Perusahaan Daerah

Air Minum (PDAM) atau Bank

Pembangunan Daerah (BPD), atau

Kantor-kantor Dinas Yang ada di

daerah, seperti Dinas Pekerjaan Umum'Secara ringkas gambaran

tentang ciri Pokok, Prosedur, dan

pemenuhan syarat agar obligal da-erah-dapat

digunakan di Kota Bandung

sebagai salah satu sumber pembiayaan

pemiangunan dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

h

Ciri Pokok, Prosedur Teknis dan Keterpemenuhan Syarat

Implementasi Instru-", Obliguti Du"t"h di rett Yl9=ll=t.sv,tmr IMPLEMENTA!!CIRI POKOK

UU No- 33 tentangPerimbangan Keuangan

antara Pusat dan Daerah,

Peraturan MenteriKeuangan Nomor 147

tahun 2006 tentang Tata

Cara Penerbitan'Pertanggungiawaban,dan publikasi Inlbnnasi

Dasar Hukum

l- Persetujuan PdnsiPKornisi DPRD

2. Persetujuan Kegiatan

3. Pemantauan DefisitdanBatas Kumulatif

4. PernbentukanTimPersiaPan,mempersiaPkan:- KAK- FS (dinilai)- ProYeksi Keuangan

- Perhitungan DSCR

5. Pengajuan UsulPenerbitan ObligasiDaerah kePada Menkeu

6. Pembuatan Perda

tentang Obligasi Daerah

7. PersiaPan PenryataallPendallaran

Bukti hutang emiten(penerbit) yang mengandungjanji pembayaran bunga. serla

pelunasan pokok Pinjarnanyang dilakukan Pada tanggaljatuh tempo sekurang-kurangnya I (tiga) tahun sejak

tanggal emisi.Obtigasi mengandung 3

unsur, yaitu:i. Bukti utangii. Janii-janjiiii. Pembatasan waktu (iatuh

tempo) Yang rnelahirkanperikatan karena

hubungan Pinjatnrnerniniam uang antara

penerbit denganpernegang obligasi atau

lrubungan kreditor dengan

Page 11: Sangga - repository.usbypkp.ac.id

CIRI POKOK PROSEDI]R PE&IENUHAN SYARAT IlVIPLEMENTASIAspek Ada Belum Adafnnslp pokok tnstrumen ini

adalah melindungipenduduk yang telah adadari dampak perlumbuhanmelalui pendapatan yangdiperoleh dari pembayaranexaction dari developeruntuk rnemenuhikebutuhan pembangunanfhsilitas public.

I. Penyusunanperatumr/dasarhukurn,kelembagaan dan SDM.

2. Pernerintah daerahmengangkat/menunj uk kornite yangterdiri dari stakeholder, stall, yangpengembang, masyamkat dan anggotaDPR untuk rnengkaji secarakomprehensif kebutuhan exaction danmembuat guidlines untuk itnplernentasiprograln.

3. Menyusun perencanaan secamkomprehensif terhadap area yangdiidentifikasi sebagai area pertumbuhanyang baru.

4. Mengidentiiikasi capital improt,ementprogram-

5. Membuat komitrnen untuk pendanaancap ita I imp t ot'e me n t p ro gro m.

6. Menentukan rnetodeperhituugatrexaction yang tepat.

7. Menyusunadrnirristrasiexaction.

Dasar HukurnKelembasaan

SDM

6. Development ExactionDevelopment exaction adalah

bentuk regulasi penggunaan lahandimana pemilik properti harusmembayar untuk mengawalipembangunan lahan. DevelopmentExaction dilakukan dimaksud untukmelindungi kesehatan, keselamatan dankesejahteraan masyarakat. Hal inidilakukan untuk melindungi masyarakatdari efek negatif pertumbuhan. Ketikaterjadi pertumbuhan terdapat beberapakebutuhan fasilitas publik seperti jalan,

7. Swadaya MurniSwadaya mumi dalam

implementasinya tidak diatur dalamperaturan khusus, dan tidakmemerlukan kelembagaan tersendiridalam mengelola swadaya mumi, sertaSDM khusus. Karena sifatnya sukarela,maka ketidakberadaan dasar hukum

stasion pemadam kebakaran, dansaluran air- Development Exactionmembantu melindungi masyarakat darikenaikan biaya pengadaan infrastrukturdengan cara membagi biaya kepadapenduduk/penghuni baru.

Berikut gambaran mengenairingkas mengenai ciri, prosedur teknis,dan persyaratan yang harus dipenuhiapabila instrumen ini akan diterapkan diIndonesia atau di Kota Bandung.

Tabel3-5ciri Pokok, Prosedur Teknis dan Keterpemenuhan syarat Implementasi

Instrumen Development Exaction di Kota Bandung

kelembagaan dan SDM tidakmenyebabkan instrumen ini tidak dapatdilaksanakan. Umumnya untuk swadayamurni pemerintah lebih bersifatmemfasilitasi dan mendokumentasikan-nya.

Tabel3-6ciri Pokok, Prosedur Teknis dan pemenuhan syarat Implementasi

lnstrumen Swadaya Murni di Kota Bandung

CIRI POKOK PROSEDUR PEMENUHAN SYARAT IMPLEMENTASIAspek Ada Belum Ada

Irrstrurnent pernbiayaanpembangunan yngbersurnber darimasyarakat sebagai wujudkeinginan rnasyarakatuntuk turul sefiamembangun wilayalrnya,tanpa ada keinginan untukmernperoleh keuntunganlangsung secara flnancial.

Tidak ada prosedur baku, tergantung padakondisi dan situasi serla kcsadamnrnasyarakat.

Dasar Hukunr

Kelernbagaan

SDM

Page 12: Sangga - repository.usbypkp.ac.id

3.2.1 Analisis Pemilihan prioritasInstrumen pembiayaanPembangunan NonKonvensional untukPembangunan Infrastrukturdi Kota Bandung.

Analisis pemilihan prioritasinstrument pembiayaan pembangunannon konvensional di Kota Bandungdidasarkan kepada beberapa faktorpenentu sebagaimana disajikan dalamGambar 3.1 di bawah ini.

Gambar 3.1Struktur Hirarki Penentuan prioritas

Instrumen pembiayaanPembangunan Non Konvesnsional

Di Kota Bandung

Hasil analisis AHp dalammenentukan pilihan prioritas instrumenpembiayaan pembangunan nonkonvensional untuk pembangunaninfrastruktur menunjukkan bahwabahwa kriteria landasan hukummemiliki bobot paling besar yaknisebesar 49% kemudian diikuti olehkriteria kelembagaan sebesar lg%.Kriteria SDM sebesar lSyo dan kriteriaterakhir adalah bobot kriteriaketerlibatan masyarakat dalampembiayaan dan proses pembangunan.Secara keseluruhan data hasil analisisAHP dapat dilihat pada tabel di bawahlm-

Tabel3-7Kriteria dan Instrumen Pembiayaan Pembangunan Non Konvensional Berbasis

Masyarakat untuk pembangunan Infrastruktur

',-:i! ;-:--. _ --144 ;:\. . -<

'' "":--'':'-

'--':<

1 "." |."""" t

l-andasan Hukum

Keterlibatan

Masyamkat

Analisis (2011)

Page 13: Sangga - repository.usbypkp.ac.id

Hasil sintesa secara keseluruhanmengenai pemilihan instrumenpembiayaan pembangunan nonkonvensional berbasis masyarakatdidasarkan kepada kriteria landasanhukum, kelembagaan, SDM danketerlibatan masyarakat terpilih tigainstrumen utama secara berurutan yaifu;

Kerjasama Pemerintah Swasta, CSRdan Obligasi. Urutan pilihan prioritasinstrumen lainnya berada di bawahketiga instrumen tersebut. Hasil analisisAHP untuk sintesa dapat dilihat padagarnbar di bawah ini-

Gambar3-2Hasil Analisis AHP - Penentuan Prioritas Pilihan Instrumen

Pembiayaan Pembangunan Non Konvensional Berbasis MasyarakatBerdasarkan 4 Kriteria untuk Pembangunan Infrastruktur

Sumber: Hasil Analisis (2011)

Dengan demikian dalam kajianini ada tiga pilihan utama instrumenpembiayaan pembangunan nonkonvensional untuk pembangunaninfrastruktur, yakni KerjasamaPemef-ntah Swasta (ICS) denganbobot pemilihan 25,7Yo, CSR denganbobot pemilihan 18,3 yo dan ObligasiDaerah dengan bobot pemilihan 17,lyo.

3.2.2 Analisis Pemilihan Prioritasfnstrrrmen Pembi*yaan NonKonvensional unfukPengembanganPemberdayaan Asset Daerah

Berdasarkan hasil analisis AHPuntuk penentuan prioritas instrumentpembiayaan pembangunan nonkonvensional untuk peningkatanpemberdayaan asset daerah di KotaBandung, landasan hukum meqiadicriteria utama, disusul denganketeribatan masyarakat dalampembiayaan dan proses pembangunandi posisi kedua. Kriteria di urutan ketigaadalah kelembagaan dan kriteria diurutan terakhir adalah sumber dayamanusia (SDM).

Didasarkan kepada aspekketerlibatan masyarakat dalampembiayaan dan proses pembangunan,KPS merupakan instrumen pembiayaanpembangunan non konyensional yang

SF&esisof L6dt{bdB u'atr r"specib @Al-ldoal Mode

KPS .Zt1

csR ,183

OELIGASI .171

olF .111

sM .1t0

DE -{XX}

BL .082

ADbreviation DcfinitionKPS Keqasama Pemtrintah swastactit( Gorporate b-oclal ftssponsDtlttyOBLIGASI Obligasi

DIF Development lmfact Fe€tjM 5'Wadaya MumrDE OsveloDment ExactionBL Bettemnl Levies

Page 14: Sangga - repository.usbypkp.ac.id

LEVEL KEDUA LEVEL PERTAMAFINALr(ulvtItN BOBOT KRITERIA BOBOTvsr9ptlcflt finpacI 130/"

[andasan Hukurn 47%

60/"\vudsdil SWaSta 32% I 50/"uurrBaSl t6% 8%uur p0mte l5o/o 10/Jwaqaya n% sYoucveloprllenl Lxacnon

4%Levles 5%

ueveropment Impact hee 9V"

Kelembagaan t6%

2a/oNerJasama remenntah Swasta 26V" 4YowrBdSt 5Y" ao/uurpurdrs Jocral KesponslDlllty {u5R} 30/"

wdqdyd 30/" 2%u9vgloplllclll 2%Betterment Levies 10/

8Yo

SDM t3%

Nerlasama remenntah Swasta 22o/o 3Youplrgaql l80A ao/Lorpqrare Joclat Kesponslblllty (CSR) lzYoJwaoaya luunll t5%uevelopment Exactron 9% l%

6Y"vquprrrcltt lmpacl l2Y"

Keterlibatan

Masyarakat

23%

3%Jdsdil Swasm 24% 6%

Obligasi t4% 30/,urpomte 6% 4o/o

Swadaya Mumi l4y" 3%3%

Developrnent Exaction llYoBetterment Levies 9%

JUMLAH 100v" 1000

menjadi pilihan pertama responden,sedangk4n yang kedua adalah CSR danyang ketiga adalah Obligasi. Instrumenpembiayaan lainnya berada di bawahketiga instrument di atas.

Hasil keseluruhan analisis AHpdalam menentukan pilihan prioritasinstrumen pembiayaan pembangunannon konvensional berbasis masyarakatuntuk peningkatan pemberdayaan assetdaerah, menunjukkan bahwa bahwa

Sumber: Hasil Analisis (2011)

Hasil sintesa secara keseluruhanmengenai pemilihan instrumentpembiayaan pembangunan nonkonvensional berbasis masyarakat untukpeningkatan pemberdayaan asset,didasarkan kepada criteria landasanhukum, kelembagaan, SDM danketerlibatan masyarakat, terpilih tiga

kriteria landasan hukum memiliki bobotpaling besar yakni sebesar 47%kemudian diikuti oleh criteriaketerlibatan masyarakat sebesar 23olo.Kriteria kelembagaan sebesar 160/o d,ankriteria terakhir adalah bobot criteriaSDM yakni bobotnya l3%. Secarakeseluruhan data hasil analisis AHpdapat dilihat pada tabel di bawah ini.

instrument utama secara berurutanyaitu; Kerjasama Pemerintah Swasta,CSR dan Obligasi. Urutan pilihanprioritas instrumen lainnya berada dibawah ketiga instrument tersebut. Hasilanalisis AHP untuk sintesa dapat dilihatpada gambar di bawah ini.

Tabel3-8Kriteria dan Instrumen pembiayaan pembangunan Non KonvensionalBerbasis Masyarakat untuk peningkatan pemberdayaan Asset Daerah

l0

Page 15: Sangga - repository.usbypkp.ac.id

SylrtheEis of Leaf Nodes uith respectto GOALDistributive Mode

OVERALL INCONSISTENCY INDEX = 0.06

Gambar3-3rrasil Analisis AHP - Penentuan Prioritas pirihan rnstrumen pembiayaan

Pembangunan Non Konvensional Berbasis MasyarakatBerdasarkan 4 Kriteria untuk Peni n Pemberdayaan Asset Daerah

Sumber: Hasil Analisis (2011)

Dengan demikian dalam kajianini ada tiga pilihan utama instrumenpembiayaan pembangunan nonkonvensional untuk peningkatanpemberdayaan asset daerah KotaBandung, yakni Kerjasama PemerintahSwasta (KPS), CSR dan Obligasi.

lV. Kesimpulanl. Hasil identifikasi terhadap

instrumen pembiayaanpembangunan non konvensionalberbasis masyarakat diperoleh 7instrumen yang dijadikan pilihanuntuk diterapkan di Kota Bandungyakni; Development Impact Fee, 3.Kerjasama Pemerintah Swasta(KPS), Obligasi, DevelopmentExaction, Betterment LeviesCorporate Social Responsibility(CSR), dan Swadaya MasyarakatMurd.

2. Hasil identifikasi terhadap Tinstrumen pembiayaanpembangunan non konvensional, 3sudah diimplementasikan di KotaBandung yakni CSR, KPS dan

Swadaya Mumi. Tiga (3) instrumenyakni; Development Impact Fee,Development Exoction, BettermentLevies tidak dapat diimplementa-sikan dikarenakan belum adanyadasar hukum, kelembagaan danSDM. Sementara obligasi daerahsecara perundaag-undangan/peraturan sudah ada, PemerintahanKota Bandung tinggalmempersiapkan semua persyaratanyang diperlukan sehingga obligasidapat dijadikan salah satu sumberpendanaan pembangunanffiastrukhr di Kota Bandung.Hasil analisis AHP, dan7 instrumenpembiayaan non konvensionaldidapat 3 instrumen prioritas untukditerapkan dan dikembangkan diKota Bandung, untuk pembangunaninfrastruktur atau peningkatanpemberdayaan asset Daerah, yaitu;Kerjasama Pemerintah Swasta(KPS), Corporate SocialRe sponsib ility dan Obligasi.

11

Page 16: Sangga - repository.usbypkp.ac.id

D.

DAtr"TAR PUSTAKA

Achmad Fauzi. 1995. Cara MembacaAPBD : Danar Wijaya-Brawijaya.University Press, Malang.

Badrul Munir. 2002. Peiencanaanpembangunan daerah dolamperspehif otonomi daerah-nePPrde

Propinsi NTBBonar Simorangkir. 2000. Otonomi

atau Federalisme: Dampalotyaterhadap Perekonomian, ptstakaSinar Harapan, Jakarta.

Borrero Ochoa, Oscar, EsperanzaDur6n, Jorge Hernfundez, ffidMagda Montafra. 2011.Evaluating the practice ofbetterment levies in Colombio:The expeience of Bogotd andManizales. Working paper.Cambridge, MA: Lincoln Instituteof Land Policy.J. Mamesah. 1995. SistemAdministrasi Keuangan Daerah.Jakarta: Gramedia.

Eri Setianto Kurniawan dan BambangPudjianto, Y.I. Wicaksono, 2009.Analisis Potensi PenerapanKerjasama Pemerintah Swasta(KPS) dalam PengembanganInfrastruktur Transportasi diPerkotaan (Studi Kasus KotaSemarang). TEKNIK - Vol. 30No. 3 Tahun 2009, ISSN 0852-t697

Freddy Rangkuti.2\|l. Business plan ,Cetakan 3, PT Gramedia PustakaUtama. Jakarta.

Guritno Mangkusubroto. 2008.Ekonomi Publik. BPFE-Yogyakarta.

Iwan laya Azis, 1994. Ekonomi

Mardiasmo, 2A02 - Otonomi danManajemen Keuangan Daerah.ANDI. Yoagyakarta.

Purwoko. 2005. Analisis peluangPenerbitan Obligasi DaerahSebagai Alternotif PembiayaanInfrastruktur Daerah. KajianEkonomi dan Keuangan, EdisiKhusus.

Rosen, Harvey 5.2008. Fublic Finance,International Edition, McGraw-Hill, Company, Singapore.

Salusu. 2000. Pengambilan KeputusanStrategik untuk Organisasi publikdan Non Profit. PT Grasindo.Jakarta.

Singarimbun, M dan Effendi, S. 1989.Metode Penelitian Survei, LP3ES,Jakarta.

Samuel Jaramillo. 2000. The BettermentLevy and Participation in LandValue Increments: The ColombianExperience, Lincoln Institute ofLand Policy. Research Report

S. Pamudji. 1995. PembangunanPerkotaan di Indonesra (Tinjauandari dalam pemerintahan). BinaAkasara. Jakarta.

Sugiono .2004. Metode penelitianB isnis - Alfabeta, Bandung.

Suparmoko, 1987. Keuangan Negara.BP FE UGM, Yogyakarta.

Shishir Mathur, 2006. Using GeneralObligation Debt to Finance parkand Recreation PublicImprovements: The Case o.f SanJose, Califurnia, Working Paper.Lincoln Institute of Land Policy.

Todarao, Micahel P. 1994. Economic' Development. Longman, New

York, London.Surakhmad, Winamo, 20A4, Pengantar

Penelitian llmiah dan DasarMetode " Teloik, Transito,Bandung. ,

Penulis:Didin Saepudin. SE.,M.SiDosen FE USB YPKP

regional don beberapaaplikasinya di Indonesia.Lembaga Penerbit, FakultasEkonomi, Universitas Indonesia.

Kartasasmita, 1997. AdministrasiPembangunan, Perkembanganpemikiran dan Praktilotya diIndonesia- Pusataka LPES,Jakarta.

Intemational CitylCountry ManagementAssociation. 2003.The MunicipalYear Book, Washington, DC

Musgrave, Richard Abel and peggy B.Musgrave. 1989. Public.finance intheory and practice. McGraw-HillBook Co.

[.t2