pt surya artha nusantara finance - sanfinance.com · didirikan dengan nama pt sangga loka subur...

75

Upload: doantruc

Post on 30-May-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE LAPORAN KEUANGAN/FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNI/JUNE 2011, 31 DESEMBER/DECEMBER 2010, DAN/AND 30 JUNI/JUNE 2010

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

The accompanying notes form an integral part of these financial statements

Halaman 1 Page

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA)

30 JUNI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

STATEMENT OF FINANCIAL POSITION AS AT 30 JUNE 2011 AND 31 DECEMBER 2010

(Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Catatan/ Notes

30 Juni/

June 2011

31 Desember/ December 2010

Audited

ASET ASSETS Kas dan setara kas Cash and cash equivalents - Pihak ketiga 2b,2d,3 30,098 21,185 Third parties - - Pihak berelasi 2b,2d,2q,3,18 92,762 28,609 Related parties - Investasi bersih dalam Net investment in direct finance sewa pembiayaan setelah dikurangi leases net of allowance penyisihan kerugian piutang ragu for doubtful account of ragu sebesar Rp 79.516 (2010: Rp 79,516 (2010: Rp 81,855) Rp 81.855) 2b,2e,4 4,114,448 3,212,499 Piutang pembiayaan konsumen Consumer financing setelah dikurangi penyisihan receivables net of allowance kerugian piutang ragu-ragu for doubtful account of sebesar Rp 14.309 (2010: Rp 11.138) Rp 14,309 (2010: Rp 11.138) 2b,2f,5 389,471 343,579 Beban dibayar dimuka Prepaid expenses dan piutang lain-lain and other receivables - Pihak ketiga 2b,2h,6 28,841 14,805 Third parties - - Pihak berelasi 2b,2h,2q,6,18 3,621 3,084 Related parties - Piutang derivatif Derivative receivables - Pihak ketiga 2b,2c,7 7,727 8,152 Third parties - - Pihak berelasi 2b,2c,2q,7,18 2,632 3,777 Related parties - Aset pajak tangguhan 2n, 13c 6,884 7,211 Deferred tax assets Aset tetap - setelah Fixed assets dikurangi akumulasi - net of accumulated penyusutan masing- depreciation of Rp 5,531 masing Rp 5,531 and Rp 4,782 at 30 June dan Rp 4.782 pada 2011 and 31 December 2010 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 2i, 8 3,191 3,644 respectively Aset lain-lain 2b 600 609 Other assets JUMLAH ASET 4,680,275 3,647,154 TOTAL ASSETS

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

The accompanying notes form an integral part of these financial statements

Halaman 2 Page

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) 30 JUNI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

STATEMENT OF FINANCIAL POSITION AS AT 30 JUNE 2011 AND 31 DECEMBER 2010

(Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Catatan/ Notes

30 Juni/

June 2011

31 Desember/ December 2010

Audited

LIABILITAS LIABILITIES

Hutang kepada pemasok 2b Account payables to suppliers - Pihak ketiga 17,321 - Third parties - - Pihak berelasi 2q,18 68,588 - Related parties - Hutang pajak 2n,13a 27,008 10,939 Taxes payable Hutang lain-lain dan beban Other payables and yang masih harus dibayar accrued expenses - Pihak ketiga 2b,9 85,683 67,504 Third parties - - Pihak berelasi 2b,2q,9,18 14,196 9,935 Related parties - Hutang derivatif 2b,2c, 7 29,310 20,917 Derivative payables Imbalan kerja 2k, 19 4,228 4,105 Employee benefits Pinjaman yang diterima - bersih Borrowings - net - Pihak ketiga 2b,2j,10 3,000,153 2,727,894 Third parties - - Pihak berelasi 2b,2j,2q,10,18 - 17,982 Related parties - Hutang obligasi – bersih 2b,2o,11 596,532 - Bonds - net Medium term notes - bersih 2b,2o,12 299,527 299,291 Medium term notes - net Jumlah Liabilitas 4,142,546 3,158,567 Total liabilities EKUITAS EQUITY Modal saham - nilai nominal Share capital - par value Rp 1.000 (Rupiah penuh) Rp 1,000 (full amount) per share Modal dasar - 250.000.000 Authorised - 250,000,000 saham shares Modal ditempatkan dan Issued and fully paid disetor penuh - 174.885.067 - 174,885,067 shares saham pada 30 Juni at 30 June 2011,

2011 dan 31 December 2010 14 174,885 174,885 31 December 2010 Capital paid in excess of Agio saham 14 49,367 49,367 par value Cadangan wajib 125 125 Statutory reserves Beban Other comprehensive komprehensif lainnya 2c, 7 (11,468) (14,149) expense Saldo laba 324,820 278,359 Retained earnings Jumlah ekuitas 537,729 488,587 Total equity JUMLAH LIABILITAS TOTAL LIABILITIES AND DAN EKUITAS 4,680,275 3,647,154 EQUITY

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

The accompanying notes form an integral part of these financial statements

Halaman 5 Page

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR

30 JUNI 2011 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY FOR THE PERIOD ENDED

30 JUNE 2011 AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Catatan/ Notes

Modal saham/

Share capital

Agio saham/ Capital paid in excess of

par value

Cadangan wajib/

Statutory reserves

(Beban)/ pendapatan

komprehensif lainnya/ Other

comprehen-sive (expense)/

income

Saldo laba/ Retained earnings

Jumlah/ Total

Saldo pada tanggal Balance as at

1 Januari 2010 174,885 49,367 100 (14,169) 198,893 409,076 1 January 2010 Allocation to Pencadangan wajib - - - - - - statutory reserves Dividen 2r, 14 - - - - (22,026) (22,026) Dividend Pendapatan komprehensif 2c - - - 501 - 501 Other comprehensive lainnya income Laba bersih tahun Net income for

berjalan - - - - 54,655 54,655 the year Saldo pada tanggal Balance as at

30 Juni 2010 174,885 49,367 100 (13,668) 231,522 442,206 30 June 2010

Saldo pada tanggal Balance as at

1 Januari 2011 174,885 49,367 125 (14,149) 278,359 488,587 1 January 2011 Dividen 2r, 14 - - - - (32,704) (32,704) Dividend Pendapatan komprehensif 2c - - - 2,681 - 2,681 Other comprehensive lainnya income Laba bersih tahun Net income for

berjalan - - - - 79,165 79,165 the year Saldo pada tanggal Balance as at

30 Juni 2011 174,885 49,367 125 (11,468) 324,820 537,729 30 June 2011

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

The accompanying notes form an integral part of these financial statements

Halaman 6 Page

LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2011 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE PERIOD ENDED

30 JUNE 2011 AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Catatan/ Notes

30 Juni/

June 2011

30 Juni/

June 2010

Cash flows from operating Arus kas dari aktivitas operasi activities Penerimaan kas dari: Cash received from: - Pelanggan 1,501,178 987,539 Customers - - Bunga bank 15 2,152 247 Interest income - - Lain-lain 13,318 29,981

Jumlah penerimaan kas 1,516,648 1,017,767 Total cash receipts Pengeluaran kas untuk: Cash disbursements for: Interest and financing - - Beban bunga dan keuangan (178,784) (102,748) charges - Pembayaran ke pemasok (2,119,347) (1,324,475) Supplier disbursement - - Beban usaha (21,482) (12,589) Operating expenses - - Beban pajak penghasilan (24,438) (20,050) Income tax expense -

Jumlah pengeluaran kas (2,344,051) (1,459,862) Total cash disbursements

Arus kas bersih digunakan untuk Net cash flows used in aktivitas operasi (827,403) (442,095) operating activities

Cash flows from Arus kas dari aktivitas investasi investing activities Pembelian aset tetap 8 (296) (422) Purchase of fixed assets

Arus kas bersih digunakan untuk Net cash flows used in aktivitas investasi (296) (422) investing activities

Cash flows from Arus kas dari aktivitas pendanaan financing activities Penerimaan pinjaman 1,796,017 1,867,690 Receipts from borrowings Receipt from Penerimaan hutang obligasi 11 600,000 - bonds Pembayaran pinjaman (1,468,194) (1,405,804) Payments of borrowings Pembayaran dividen-bersih (31,315) (21,090) Payments of borrowings Arus kas bersih diperoleh dari Net cash flows provided from aktivitas pendanaan 896,508 440,796 financing activities

Net increase/(decrease) Kenaikan/(penurunan) bersih kas cash and cash dan setara kas 68,809 (1,721) equivalents

Adjustments of foreign Penyesuaian atas selisih kurs exchange variance in cash dari saldo kas dan setara kas 4,257 (1,327) and cash equivalents

Cash and cash equivalents beginning of Kas dan setara kas awal periode 49,794 47,564 the period

Kas dan setara kas akhir Cash and cash equivalents periode 122,860 44,516 at the end of period

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 7 Page

1. INFORMASI UMUM 1. GENERAL INFORMATION PT Surya Artha Nusantara Finance (“Perseroan”) didirikan dengan nama PT Sangga Loka Subur berdasarkan akta notaris Nyonya Rukmasanti Hardjasatya, S.H., No. 58, tanggal 25 Agustus 1983. Akta pendirian ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia pada tanggal 19 Januari 1984 melalui Surat Keputusan No. C2-423 HT01.01-Th84, didaftarkan dalam buku register di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 697/ 1984 tertanggal 6 Maret 1984, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 38 tanggal 15 Mei 1984, Tambahan No. 484.

PT Surya Artha Nusantara Finance (the “Company”) was established with the name of PT Sangga Loka Subur based on notarial deed of Mrs. Rukmasanti Hardjasatya, S.H., No. 58 dated 25 August 1983. The Company’s Articles of Association were approved by the Minister of Justice of Republic of Indonesia on 19 January 1984 based on its Decision Letter No. C2-423 HT01.01-Th84 , registered in Register Book at Central Jakarta District Court under No. 697/1984 dated 6 March 1984, and published in State of Gazette No. 38, dated 15 May 1984, Supplement No. 484.

Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan dan yang terakhir berdasarkan akta notaris Benny Kristianto, S.H., No. 81 tanggal 13 Agustus 2008 mengenai penyesuaian Anggaran Dasar Perseroan dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseoan Terbatas. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusannya No. AHU-62964.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 15 September 2008, terdaftar dalam Daftar Perseroan No. AHU-0084478.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 15 September 2008 dan didaftarkan dalam Daftar Perusahaan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Selatan No. 2531/RUB 09,03/XII/2008 tanggal 23 Desember 2008, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 89 tanggal 4 November 2008, Tambahan No. 22169.

The Articles of Association have been amended several times and the latest by notarial deed of Benny Kristianto, S.H., No. 81 dated 13 August 2008 concerning the adjustment of the Articles of Association of the Company regarding to Law No. 40 Year 2007 regarding Limited Liability Company. The changes had been approved by the Minister of Law and Human Rights of Republic of Indonesia through its Decision Letter No. AHU-62964.AH.01.02.Year 2008, dated 15 September 2008, registered in Company Registration No. AHU-0084478.AH.01.09.Tahun 2008 dated 15 September 2008, and registered in Company Registration Office of South Jakarta No. 2531/RUB 09,03/XII/2008 dated 23 Desember 2008, published in State of Gazette No. 89 dated 4 November 2008, Supplement No. 22169.

Perseroan memperoleh izin usaha dalam bidang usaha lembaga pembiayaan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. 1660/KMK.013/1990 tanggal 31 Desember 1990. Perseroan bergerak di bidang sewa pembiayaan dan jasa pembiayaan konsumen. Perseroan mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 1990.

The Company obtained a license to operate as a financing company from the Minister of Finance of Republic of Indonesia based on its Decision Letter No. 1660/KMK.013/1990 dated 31 December 1990. The Company is engaged in leasing and consumer financing. The Company commenced its commercial operations since 1990.

Perseroan berdomisili di Jalan T.B. Simatupang Kav. 88 Tower B Lantai 11, Jakarta 12520. Perseroan mempunyai 11 jaringan pemasaran yang berlokasi di Medan, Pekanbaru, Palembang, Jambi, Jakarta, Surabaya, Makassar, Banjarmasin, Balikpapan, Samarinda dan Pontianak.

The Company is located at Jalan T.B. Simatupang Kav. 88 Tower B 11

th Floor, Jakarta

12520. The Company has 11 marketing networks located in Medan, Pekanbaru, Palembang, Jambi, Jakarta, Surabaya, Makassar, Banjarmasin, Balikpapan, Samarinda and Pontianak.

Pada tanggal 25 Februari 2010, Perseroan telah menerbitkan Medium Term Notes (“MTN”) SANF I/2010 dengan tingkat bunga tetap, Seri A sebesar Rp 100.000 dan Seri B sebesar Rp 200.000 di mana PT NISP Sekuritas bertindak sebagai Mandated Lead Arrangers.

On 25 February 2010, the Company issued Medium Term Notes (“MTN”) SANF I/2010 with a fixed interest rate, Serie A amounted to Rp 100,000 and Serie B amount of Rp 200,000 where PT NISP Sekuritas acted as Mandated Lead Arrangers.

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 8 Page

1. INFORMASI UMUM (lanjutan) 1. GENERAL INFORMATION (continued)

MTN SANF I/2010 Seri A dan Seri B masing-masing telah didaftarkan di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada tanggal 23 Februari 2010. Penerbitan MTN SANF I/2010 Seri A dan Seri B dilakukan masing-masing sesuai dengan Perjanjian Perwaliamanatan No. 72 dan No. 75 tanggal 23 Februari 2010 yang dibuat antara Perseroan dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang bertindak sebagai Wali Amanat Pemegang MTN. Pada tanggal 17 Januari 2011, Perseroan telah telah menerbitkan Obligasi SAN Finance I Tahun 2011 dengan Tingkat Bunga Tetap sebesar Rp 600.000. Obligasi ini ditawarkan dengan nilai 100%, yang terdiri dari yang 3 (tiga) Seri yaitu : - Obligasi Seri A dengan jumlah pokok sebesar

Rp 105.000.000.000,- (seratus lima miliar Rupiah) berjangka waktu 370 (tiga ratus tujuh puluh) hari dengan tingkat suku bunga sebesar 7,70% (tujuh koma tujuh puluh persen) per tahun;

- Obligasi Seri B dengan jumlah pokok sebesar Rp 101.000.000.000,- (seratus satu miliar Rupiah) berjangka waktu 24 (dua puluh empat) bulan dengan tingkat suku bunga sebesar 8,90% (delapan koma sembilan puluh persen) per tahun;

- Obligasi Seri C dengan jumlah pokok sebesar Rp 394.000.000.000,- (tiga ratus sembilan puluh empat miliar Rupiah) berjangka waktu 36 (tiga puluh enam) bulan dengan tingkat suku bunga sebesar 9,30% (sembilan koma tiga puluh persen) per tahun.

Berdasarkan Keputusan Sirkuler Dewan Komisaris No : 014/SANF/CIR/VI/2011 tanggal 1 Juni 2011, Dewan Komisaris Perseroan telah membentuk Komite Audit Perseroan dengan susunan sebagai berikut : - Ketua : Inget Sembiring

- Anggota : Kanaka Puradiredja - Anggota : Thomas H. Secokusomo

yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Juni 2011 sampai dengan penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan di tahun 2012.

MTN SANF I/2010 Serie A and Serie B were registered in the Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) on 23 February 2010, respectively. The issuance of MTN SANF I/2010 Serie A and Serie B respectively were based on the Trusteeship Agreement No. 72 and 75 dated 23 February 2010, signed by the Company and PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. as the Trustee for the MTN holders. On 17 January 2011, the Company issued SANF Bonds Year 2011 with Fixed Interest Rate at the amount of Rp 600,000. The bonds were offered at 100%, which consists of a 3 (three) Series with details are follow: - Series A in amount of Rp 105,000,000,000, -

(one hundred and five billion rupiah) a term of 370 (three hundred and seventy) days with interest rate of 7.70% (seven point seventy percent) per year;

- Series B in amount of Rp 101 billion, (one hundred and one billion rupiah ),payable in 24 (twenty four) months with interest rate of 8.90 % (eight point nine percent ) per year;

- Series C in amount of Rp 394 billion (three

hundred and ninety four billion rupiah) with term of 36 ( thirty six) months with interest rate of 9.30 % (nine point thirty percent ) per year ;

Based on Circular Written Resolutions of the Board of Commissioners No. 014/SANF/CIR/VI/11 dated 1June 2011, Board of Commissioners agreed to establish Audit Committee of the Company, with the composisition as follows : Chairman : Inget Sembiring Member : Kanaka Puradiredja Member : Thomas H. Secokusumo Effective as of 1 June 2011 up to the closing of the Annual General Meeting of Shareholders of the Company in the year 2012.

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 9 Page

Susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan pada tanggal 30 Juni 2011 adalah sebagai berikut:

The members of the Company's Boards of Commissioners and Directors as at 30 June 2011 are as follows:

Dewan Komisaris: Board of Commissioners:Presiden Komisaris Angky Utarya Tisnadisastra President Commissioner Komisaris Djoko Pranoto Commissioner

Komisaris Susilo Sudjono Commissioner Komisaris Naoto Itakura Commissioner Komisaris Komisaris Independen

Hiroyasu Kondo Inget Sembiring

Commissioner Independent Commisioner

Direksi:

Directors:

Presiden Direktur Diana Makmur President Director Direktur Keuangan dan Operasi Andrijanto Finance and Operation Director Direktur Penjualan dan Pemasaran Direktur Risiko

Keke Hadi Motoki Toyoshima

Sales and Marketing Director Risk Director

Direktur Hubungan Pemasok Taketsugu Hori Supplier Relation Director

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 10 Page

1. INFORMASI UMUM (lanjutan) 1. GENERAL INFORMATION (continued)

Susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:

The members of the Company's Boards of Commissioners and Directors as at 31 December 2010 are as follows:

Dewan Komisaris: Board of Commissioners:

Presiden Komisaris Angky Utarya Tisnadisastra President Commissioner

Komisaris Djoko Pranoto Commissioner

Komisaris Juliani Eliza Syaftari Commissioner

Komisaris Naoto Itakura Commissioner

Komisaris Hiroyasu Kondo Commissioner

Direksi: Directors:

Presiden Direktur Susilo Sudjono President Director

Direktur Operasional Andrijanto Operational Director

Direktur Penjualan dan Pemasaran Keke Hadi Sales and Marketing Director

Direktur Risiko Motoki Toyoshima Risk Director

Direktur Hubungan Pemasok Taketsugu Hori Supplier Relation Director

Pada tanggal 30 Juni 2011, Perseroan mempunyai 117 karyawan (31 Desember 2010: 109 karyawan ).

As at 30 June 2011, the Company has 117 employees (31 December 2010: 109 employees).

Jumlah gaji dan tunjangan Dewan Komisaris dan Direksi untuk tahun yang berakhir 30 Juni 2011 adalah sebesar Rp 76 dan Rp 6.325 (31 Desember 2010: Rp Nihil dan Rp 8.111).

Total salaries and allowances paid to the Board of Commissioners and Directors for the year ended 30 June 2011 amounted to Rp 76 and Rp 6,325 (31 December 2010: Rp Nil and Rp 8,111).

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI 2. ACCOUNTING POLICIES

Laporan keuangan Perseroan disusun oleh Direksi dan diselesaikan pada tanggal 26 Juli 2011.

The financial statements of the Company were prepared by the Directors and completed on 26 July 2011.

Kebijakan akuntansi utama yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan adalah seperti yang dijabarkan di bawah ini:

The principal accounting policies adopted in the preparation of these financial statements are set out below:

a. Dasar penyusunan laporan keuangan a. Basis of preparation of the financial statements

Laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal - Lembaga Keuangan (BAPEPAM - LK) No. VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000. Laporan keuangan disusun berdasarkan konvensi harga perolehan, kecuali untuk aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual, aset dan Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif, dan seluruh instrumen derivatif yang diukur berdasarkan nilai wajar. Laporan keuangan disusun berdasarkan akuntansi berbasis akrual.

The financial statements have been prepared in accordance with accounting principal generally accepted in Indonesia and the Capital Market Supervisory Board - Financial Institution (BAPEPAM - LK) Regulation No. VIII.G.7 regarding “Financial Statements Presentation Guidelines” included in the Appendix of the Decree of the Chairman of the BAPEPAM - LK No. KEP-06/PM/2000 dated 13 March 2000. The Company’s financial statements have been prepared under the historical cost convention, except for financial assets classified as available-for-sale, financial assets and liabilities held at fair value through profit and loss, and all derivative contracts which have been measured at fair value. The financial statements are prepared under the accrual basis of accounting.

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 11 Page

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

a. Dasar penyusunan laporan keuangan (lanjutan)

a. Basis of preparation of the financial statements (continued)

Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dan arus kas dikelompokkan atas dasar aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup kas, kas di bank dan deposito berjangka yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang.

The statements of cash flows are prepared using the direct method by classifying cash flows as operating, investing and financing activities. For the purpose of the statements of cash flows, cash and cash equivalent include cash on hand, cash in banks and time deposits with maturity of three months or less.

Dalam penyusunan laporan keuangan dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi nilai aset dan Liabilitas dilaporkan dan pengungkapan atas aset dan Liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan, dan jumlah pendapatan dan beban selama periode laporan.

The preparation of financial statements requires the use of estimates and assumptions that affects the reported amounts of assets and liabilities and disclosure of contingent assets and liabilities at the date of the financial statements, and the reported amounts of revenues and expenses during the reporting period.

Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.

Although these estimates are based on management’s best knowledge of current events and activities, actual results may differ from those estimates.

Seluruh angka dalam laporan keuangan ini, kecuali dinyatakan secara khusus, dibulatkan menjadi dan disajikan dalam jutaan Rupiah yang terdekat.

Amounts in the financial statements are rounded to and expressed in million of Rupiah, unless otherwise stated.

Pada tahun 2007, Perseroan melakukan penerapan lebih dini Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 50 (revisi 2006) - Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan dan PSAK No. 55 (revisi 2006) - Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, menggantikan PSAK No. 50 (1998) - Akuntansi Investasi Efek Tertentu dan PSAK No. 55 (revisi 1999) - Akuntansi Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai.

In 2007, the Company early adopted Statements of Financial Accounting Standard (“SFAS”) No. 50 (revised 2006) - Financial Instruments: Presentation and Disclosure and SFAS No. 55 (revised 2006) - Financial Instruments: Recognition and Measurement, to replace SFAS No. 50 (1998) – Accounting for Investments in Securities and SFAS No. 55 (revised 1999) – Accounting for Derivatives Instruments and Hedging Activities.

b. Aset dan Liabilitas keuangan b. Financial assets and liabilities

(i) Aset keuangan (i) Financial assets

Perseroan mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif; pinjaman yang diberikan dan piutang; aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.

The Company classifies its financial assets in the following categories of financial assets at fair value through profit and loss; loans and receivables; held-to-maturity financial assets, and available-for-sale financial assets. The classification depends on the purpose for which the financials assets were acquired. Management determines the classification of its financial assets at initial recognition.

Perseroan tidak memiliki aset keuangan dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo dan tersedia untuk dijual.

The Company has no financial assets categorised as held-to-maturity and available-for-sale.

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 12 Page

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

b. Aset dan Liabilitas keuangan (lanjutan) b. Financial assets and liabilities (continued)

(i) Aset keuangan (lanjutan) (i) Financial assets (continued)

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.

Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Perseroan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.

Financial assets at fair value through profit or loss

This category comprises two sub-

categories: financial assets classified as held for trading, and financial assets designated by the Company as at fair value through profit or loss upon initial recognition.

Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek (short term profit taking) yang terkini. Derivatif juga dikategorikan dalam kelompok diperdagangkan, kecuali derivatif yang ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.

A financial asset is classified as held for trading if it is acquired or incurred principally for the purpose of selling or repurchasing it in the near term or if it is part of a portfolio of identified financial instruments that are managed together and for which there is evidence of a recent actual pattern of short term profit taking. Derivatives are also categorised as held for trading unless they are designated and effective as hedging instruments.

Instrumen keuangan yang dikelompokkan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada saat pengakuan awal; biaya transaksi diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi komprehensif. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dan penjualan instrumen keuangan diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif dan dicatat masing-masing sebagai “Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan” dan “Keuntungan/(kerugian) dari penjualan instrumen keuangan”.

Financial instruments included in this category are recognised initially at fair value; transaction costs are taken directly to the statement of income. Gains and losses arising from changes in fair value and sales of these financial instruments are included directly in the statement of income and are reported respectively as “Gains/(losses) from changes in fair value of financial instruments” and “Gains/(losses) from sale of financial instruments”.

Tidak ada aset keuangan yang diklasifikasi sebagai aset keuangan yang diperdagangkan kecuali tagihan derivatif.

There are no financial assets categorised as held for trading except for derivative receivables.

Pinjaman yang diberikan dan piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali: • yang dimaksudkan oleh Perseroan untuk

dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif;

Loans and receivables Loans and receivables are non-derivative

financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market, other than:

• those that the Company intends to sell

immediately or in the short term, which are classified as held for trading, and those that the entity upon initial recognition designates as at fair value through profit or loss;

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 13 Page

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

b. Aset dan Liabilitas keuangan (lanjutan) b. Financial assets and liabilities (continued)

(i) Aset keuangan (lanjutan) (i) Financial assets (continued)

Pinjaman yang diberikan dan piutang (lanjutan)

Loans and receivables (continued)

• yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau

• dalam hal Perseroan mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang.

• those that the Company upon initial recognition designates as available for sale; or

• those for which the Company may not recover substantially all of its initial investment, other than because of loan and receivables deterioration.

Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat di dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai pendapatan sewa pembiayaan atau pendapatan pembiayaan konsumen.

Loan and receivables are initially recognised at fair value plus transaction costs and subsequently measured at amortised cost using the effective interest rate method. Income on financial assets classified as loans and receivables is included in the statement of income as direct financing lease income or consumer financing income.

Dalam hal terjadi penurunan nilai, penyisihan piutang ragu-ragu dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai “Penyisihan piutang ragu-ragu”. Pinjaman yang diberikan dan piutang meliputi kas dan setara kas, investasi bersih dalam sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen, piutang lain-lain dan aset lain-lain.

In the case of impairment, allowance for doubtful account is reported as a deduction from the carrying value of the financial assets classified as loan and receivables recognised in the income statement as “Allowance for doubtful account”. Loans and receivables consist of cash and cash equivalent, net investment in finance leases, consumer financing receivable, other receivables and other assets.

Pengakuan: Perseroan menggunakan akuntansi tanggal penyelesaian untuk kontrak regular ketika mencatat transaksi aset keuangan.

Recognition: The Company uses settlement date accounting for regular way contract when recording financial assets transactions.

(ii) Liabilitas keuangan (ii) Financial liabilities

Perseroan mengklasifikasikan Liabilitas keuangan dalam kategori Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif dan Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Liabilitas keuangan dikeluarkan dari Laporan Posisi Keuangan (Neraca) ketika Liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

The Company classified its financial liabilities in the category of financial liabilities at fair value through profit or loss and financial liabilities measured at amortised cost. Financial liabilities are derecognised when redeemed or otherwise extinguished.

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 14 Page

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

b. Aset dan Liabilitas keuangan (lanjutan) b. Financial assets and liabilities (continued)

(ii) Liabilitas keuangan (lanjutan) (ii) Financial liabilities (continued)

Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif

Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dan Liabilitas keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Perseroan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.

Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai Liabilitas diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.

Financial liabilities at fair value through profit or loss This category comprises two sub-categories: financial liabilities classified as held for trading, and financial liabilities designated by the Company as at fair value through profit or loss upon initial recognition. A financial liability is classified as held for trading if it is acquired or incurred principally for the purpose of selling or repurchasing it in the near term or if it is part of a portfolio of identified financial instruments that are managed together and for which there is evidence of a recent actual pattern of short term profit taking. Derivatives are also categorised as held for trading unless they are designated and effective as hedging instruments.

Instrumen keuangan yang dikelompokkan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada saat pengakuan awal; biaya transaksi diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi komprehensif. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar Liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai “Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”. Tidak ada Liabilitas keuangan yang diklasifikasi sebagai Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif kecuali Liabilitas derivatif.

Financial instruments included in this category are recognised initially at fair value; transaction costs are taken directly to the statement of income. Gains and losses arising from changes in fair value of financial liabilities classified held for trading are included in the statement of income and are reported as “Gains/(losses) from changes in fair value of financial instruments”.

There are no financial liabilities at fair value through profit or loss except for derivative payables.

Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi

Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif dikategorikan ke dalam Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

Financial liabilities at amortised cost Financial liabilities that are not classified as fair value through profit and loss are categorised into financial liabilities measured at amortised cost.

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 15 Page

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

b. Aset dan Liabilitas keuangan (lanjutan) b. Financial assets and liabilities (continued)

(ii) Liabilitas keuangan (lanjutan) (ii) Financial liabilities (continued)

Pada saat pengakuan awal, Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan yang diamortisasi diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi. Setelah pengakuan awal, Perseroan mengukur seluruh Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Amortisasi suku bunga efektif diakui sebagai beban bunga keuangan.

Financial liabilities measured at amortised cost are initially recognised at fair value plus transaction costs. After initial recognition, the Company measures all financial liabilities at amortised cost using effective interest rate method. Effective interest rate amortization is recognised as financial interest expense.

Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi antara lain hutang ke pemasok, hutang lain-lain, beban yang masih harus dibayar, pinjaman yang diterima dan Medium Term Notes.

Financial liabilities measured at amortised cost are payables to supplier, other payables, accrued expenses, borrowings and Medium Term Notes.

(iii) Penentuan nilai wajar (iii) Determination of fair value

Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada tanggal Laporan Posisi Keuangan (Neraca) menggunakan harga yang dipublikasikan secara rutin dan berasal dari sumber yang terpercaya, seperti quoted market price atau broker’s quoted price dari Bloomberg dan Reuters.

The fair value of financial instruments traded in active markets is determined based on quoted market prices at the balance sheet date from credible source such quoted market prices or broker’s quoted price from Bloomberg and Reuters.

Instrumen keuangan dianggap memiliki kuotasi di pasar aktif, jika harga kuotasi tersedia sewaktu-waktu dan dapat diperoleh secara rutin dari bursa, pedagang efek (dealer), perantara efek (broker), kelompok industri, badan pengawas (pricing service or regulatory agency), dan harga tersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi yang wajar. Jika kriteria di atas tidak terpenuhi, maka pasar aktif dinyatakan tidak tersedia. Indikasi-indikasi dari pasar tidak aktif adalah terdapat selisih yang besar antara harga penawaran dan permintaan atau kenaikan signifikan dalam selisih harga penawaran dan permintaan dan hanya terdapat beberapa transaksi terkini.

A financial instrument is regarded as quoted in an active market if quoted prices are readily and regularly available from an exchange, dealer, broker, industry group, pricing service or regulatory agency, and those prices represent actual and regularly occurring market transactions on an arm’s length basis. If the above criteria are not met, the market is regarded as being inactive. Indications that a market is inactive are when there is a wide bid-offer spread or significant increase in the bid-offer spread or there are few recent transactions.

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 16 Page

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

b. Aset dan Liabilitas keuangan (lanjutan) b. Financial assets and liabilities (continued)

(iii) Penentuan nilai wajar (lanjutan) (iii) Determination of fair value (continued)

Untuk instrumen keuangan yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih instrumen keuangan tersebut.

For financial instruments with no quoted market price, a reasonable estimate of the fair value is determined by reference to the current market value of another instrument which substantially have the same characteristic or calculated based on the expected cash flows of the underlying net asset base of the financial instrument.

Nilai pasar yang digunakan Perseroan untuk aset keuangan yang dimiliki adalah harga penawaran (bid price). Sedangkan untuk Liabilitas keuangan menggunakan harga jual (offer price).

The quoted market price used for financial assets held by the Company is the bid price. While for financial liabilities, it uses the offer price.

(iv) Penghentian pengakuan (iv) Derecognition

Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah ditransfer dan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset tersebut telah ditransfer (jika secara substansial seluruh risiko dan manfaat tidak ditransfer, maka Perseroan melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan atas kendali yang masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan). Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika Liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

Financial assets are derecognised when the contractual rights to receive the cash flows from these assets have ceased to exist or the assets have been transferred and substantially all the risks and rewards of ownership of the assets are also transferred (if substantially all risks and reward have not been transferred, the Company tests control to ensure that continuing involvement on the basis of any retained powers of control does not prevent derecognition). Financial liabilities are derecognised when they have been redeemed or otherwise extinguished.

(v) Klasifikasi aset keuangan (v) Classification of financial assets

Perseroan mengklasifikasikan instrumen keuangan ke dalam klasifikasi tertentu yang mencerminkan sifat dari informasi dan mempertimbangkan karakteristik dari instrumen keuangan tersebut. Klasifikasi ini dapat dilihat pada tabel berikut:

The Company classifies the financial instruments into classes that reflects the nature of information and take into account the characteristic of those financial instruments. The classification can be seen in the table below:

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 17 Page

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

b. Aset dan Liabilitas keuangan (lanjutan) b. Financial assets and liabilities (continued)

(v) Klasifikasi aset keuangan (lanjutan) (v) Classification of financial assets (continued)

Kategori yang didefinisikan oleh PSAK 55 (Revisi 2006)/

Category as defined by SFAS 55 (Revised 2006)

Golongan (ditentukan oleh Perseroan)/Class (as

determined by the Company)

Sub-golongan/ Sub-classes

Aset keuangan/ Financial assets

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi yang ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai/Financial assets at fair value through profit or loss designated and effective as hedging instruments

Lindung nilai atas arus kas/ Hedging instruments in cash flow hedges

Tagihan derivatif – lindung nilai atas arus kas/Derivative receivables – hedging instruments in cash flow hedges related

Pinjaman yang diberikan dan piutang/Loans and receivables

Kas dan setara kas/Cash and cash equivalents

Investasi bersih dalam sewa pembiayaan/Net investments in direct financing leases

Piutang pembiayaan konsumen/Consumer financing receivables

Piutang lain-lain/Other receivables

Aset lain-lain/Other assets

Liabilitas keuangan/ Financial liabilities

Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi yang ditetapkan dan efektif sebagai instrument lindung nilai/ Financial liabilities at fair value through profit or loss designated and effective as hedging instruments

Lindung nilai atas arus kas/Hedging instruments in cash flow hedges

Liabilitas derivatif - lindung nilai atas arus kas/Derivative payables - Hedging instruments in cash flow hedges related

Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi/Financial liabilities at amortised cost

Hutang kepada pemasok/Account payable to supplier

Hutang lain-lain dan beban yang masih harus dibayar/Other payables and accrued expenses

Pinjaman yang diterima/Borrowings

Medium term notes/Medium term notes

(vi) Penurunan nilai dari aset keuangan (vi) Impairment of financial assets

Pada setiap tanggal Laporan Posisi Keuangan (Neraca), Perseroan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat

The Company assesses at each reporting date whether there is objective evidence that a financial asset or group of financial assets is impaired. A financial asset or a group of financial assets is impaired and impairment losses are incurred only if there is objective evidence of impairment as a result of one or more events that occurred after the initial recognition of the asset (a “loss event”) and that loss event (or events) has an impact on the estimated future cash flows of the financial asset or group of financial assets that can be reliably estimated.

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 18 Page

diestimasi secara handal.

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

b. Aset dan Liabilitas keuangan (lanjutan) b. Financial assets and liabilities (continued)

(vi) Penurunan nilai dari aset keuangan (lanjutan)

(vi) Impairment of financial assets (continued)

Kesulitan keuangan yang dialami debitur, kemungkinan debitur akan bangkrut, atau kegagalan atau penundaan pembayaran angsuran dapat dipertimbangkan sebagai indikasi adanya penurunan nilai atas piutang tersebut.

Significant financial difficulties of the debtors, probability that the debtors will enter into bankruptcy and default or delinquency in payments can be considered as indicators that the receivable is impaired.

Perseroan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual atas piutang yang diberikan. Penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang yang diberikan yang mengalami penurunan nilai dihitung secara individual dengan menggunakan metode discounted cash flows.

The Company first assesses whether objective evidence of impairment exists individually for receivables. Allowance for doubtful account on impaired receivables are individually assessed using discounted cash flows method.

Jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat piutang yang diberikan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari piutang yang diberikan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui akun penyisihan piutang ragu-ragu dan beban kerugian diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Jika piutang yang diberikan memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak.

The amount of the loss is measured as the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows discounted at receivables original effective interest rate. The carrying amount of the asset is reduced through the use of an allowance for doubtful account and the amount of the loss is recognised in the statement of income. If receivables has a variable interest rate, the discount rate for measuring any impairment loss is the current effective interest rate determined under the contract.

Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas piutang yang diberikan dengan agunan mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak.

The calculation of the present value of the estimated future cash flows of a collateralised receivables reflects the cash flows that may result from foreclosure less costs for obtaining and selling the collateral, whether or not foreclosure is probable.

Untuk piutang yang diberikan yang tidak mengalami penurunan nilai, penyisihan piutang ragu-ragu dinilai secara kolektif berdasarkan data kerugian historis.

For receivables which have no objective evidence of impairment, the allowance for doubtful account is assesed collectively based on historical loss data.

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 19 Page

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

b. Aset dan Liabilitas keuangan (lanjutan) b. Financial assets and liabilities (continued)

(vi) Penurunan nilai dari aset keuangan (lanjutan)

(vi) Impairment of financial assets (continued)

Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakteristik risiko kredit dengan mempertimbangkan status ketertunggakan. Karakteristik yang dipilih adalah relevan dengan estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset tersebut yang mengindikasikan kemampuan debitur atau rekanan untuk membayar seluruh Liabilitas yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi.

For the purpose of a collective evaluation of impairment, financial assets are grouped on the basis of similar credit risk characteristics by considering past due status. Those characteristics are relevant to the estimation of future cash flows for groups of such assets which indicate debtors or counterparties’ ability to pay all amounts due according to the contractual terms of the assets being evaluated.

Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut di dalam Perseroan. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi saat ini.

Future cash flows in a group of financial assets that are collectively evaluated for impairment are estimated on the basis of historical loss experience for assets with credit risk characteristics similar to those in the Company. Historical loss experience is adjusted on the basis of current observable data to reflect the effects of current conditions that did not affect the period on which the historical loss experience is based and to remove the effects of conditions in the historical period that do not currently exist.

Ketika suatu piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Piutang tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. Beban penurunan nilai yang terkait dengan pinjaman yang diberikan dan piutang diklasifikasikan ke dalam penyisihan piutang ragu-ragu.

When a receivable is uncollectible, it is written off against the related allowance for receivable impairment. Such receivables are written off after all the necessary procedures have been completed and the amount of the loss has been determined. Impairment charges relating to loans and receivables are classified into allowance for doubtful account.

Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur), maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan penyisihan piutang ragu-ragu. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi

If, in a subsequent period, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occurring after the impairment was recognised (such as an improvement in the debtor’s credit rating), the previously recognised impairment loss is reversed by adjusting the allowance account. The amount of the reversal is recognised in the statement of income.

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 20 Page

komprehensif.

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

b. Aset dan Liabilitas keuangan (lanjutan) b. Financial assets and liabilities (continued)

(vi) Penurunan nilai dari aset keuangan (lanjutan)

(vi) Impairment of financial assets (continued)

Penerimaan kemudian atas aset keuangan

yang telah dihapusbukukan pada periode sebelumnya, diakui sebagai pendapatan lain-lain, sedangkan penerimaan kemudian atas aset keuangan yang dihapusbukukan pada periode berjalan, dikreditkan dengan menyesuaikan akun penyisihan piutang ragu-ragu.

Subsequent recoveries of financial assets written-off in the previous period are recognised as other income, whilst subsequent recoveries of financial assets written-off in the current period, are credited to the allowance for doubtful account.

c. Instrumen keuangan derivatif dan akuntansi lindung nilai

c. Derivative financial instruments and hedge accounting

Instrumen derivatif diakui pertama-tama pada nilai wajar pada saat kontrak tersebut dilakukan, dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya. Derivatif dicatat sebagai aset apabila memiliki nilai wajar positif dan sebagai Liabilitas apabila memiliki nilai wajar negatif.

Derivative instruments are initially recognised at fair value on the date the contracts are entered into and are subsequently remeasured at their fair values. Derivatives are carried as assets when the fair value is positive and as liabilities when the fair value is negative.

Metode pengakuan keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai wajar tergantung pada apakah derivatif tersebut adalah instrumen lindung nilai, dan sifat dari unsur yang dilindungi nilainya.

The method of recognising the result of fair value gain or loss depends on whether the derivative is designated as a hedging instrument and, if so, the nature of the item being hedged.

Perseroan menggunakan instrumen keuangan derivatif, cross currency dan interest rate swap, sebagai bagian dari aktivitas manajemen aset dan Liabilitas untuk melindungi dampak risiko tingkat suku bunga dan risiko mata uang asing. Perseroan menerapkan akuntansi lindung nilai arus kas pada saat transaksi tersebut memenuhi kriteria perlakuan akuntansi lindung nilai.

The Company uses derivative instruments, cross currency and interest rate swap as part of its asset and liability management activities to manage exposures to interest rate and foreign currency. The Company applies cash flow hedge accounting when transactions meet the specified criteria for hedge accounting treatment.

Pada saat terjadinya transaksi, Perseroan membuat dokumentasi mengenai hubungan antara instrumen lindung nilai dan unsur yang dilindungi nilainya, juga tujuan manajemen risiko dan strategi yang diterapkan dalam melakukan berbagai macam transaksi lindung nilai. Proses dokumentasi ini menghubungkan derivatif yang ditujukan sebagai lindung nilai dengan aset dan Liabilitas tertentu atau dengan komitmen penuh tertentu atau transaksi yang diperkirakan. Pada saat terjadinya transaksi lindung nilai dan pada periode berikutnya, Perseroan juga membuat dokumentasi atas penilaian apakah derivatif yang digunakan sebagai transaksi lindung nilai memiliki efektivitas yang tinggi dalam menandingi (offsetting) perubahan nilai wajar atau arus kas

The Company documents, at the inception of the transaction, the relationship between hedging instruments and hedged items, as well as its risk management objective and strategy for undertaking various hedge transactions. This process includes linking all derivatives designated as hedges to specific assets and liabilities or to specific firm commitments or forecast transactions. The Company also documents its assessment, both at the hedge inception and on an ongoing basis, as to whether the derivatives that are used in hedging transactions are highly effective in offsetting changes in fair values or cash flows of hedged items.

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 21 Page

dari unsur yang dilindungi nilainya.

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

c. Instrumen keuangan derivatif dan

akuntansi lindung nilai (lanjutan)

c. Derivative financial instruments and hedge accounting (continued)

Lindung nilai dinyatakan efektif oleh Perseroan hanya jika memenuhi kriteria sebagai berikut: i) pada saat terjadinya dan sepanjang umur transaksi lindung nilai memiliki efektivitas yang tinggi dalam menandingi (offsetting) perubahan nilai wajar atau arus kas yang melekat pada risiko-risiko yang dilindungi nilainya dan ii) tingkat efektivitas lindung nilai berkisar antara 80% - 125%. Perseroan akan menghentikan penerapan akuntansi lindung nilai ketika derivatif tersebut tidak atau tidak lagi efektif; ketika instrumen lindung nilai kadaluwarsa atau dijual, dihentikan atau dibayar; pada saat unsur yang dilindungi tersebut jatuh tempo, dijual atau dibayar kembali, atau ketika transaksi yang diperkirakan akan terjadi tidak lagi diperkirakan akan terjadi.

The Company regards a hedge as highly effective only if the following criteria are met: i) at inception of the hedge and throughouts its life, the hedge is expected to be highly effective in achieving offsetting changes in fair value or cash flows attributable to the hedged risks, and ii) actual results of the hedge are within a range of 80% to 125%. The Company discontinues hedge accounting when it determines that a derivative is not, or has ceased to be, highly effective as a hedge; when the derivative expires or is sold, terminated or exercised; when the hedged item matures, is sold or repaid; or when a forecast transactions is no longer deemed highly probable.

Lindung nilai arus kas Cash flow hedges

Bagian yang efektif atas perubahan nilai wajar derivatif yang ditujukan dan memenuhi kualifikasi sebagai lindung nilai arus kas, diakui sebagai pendapatan atau beban komprehensif lainnya pada bagian ekuitas. Keuntungan atau kerugian atas bagian yang tidak efektif diakui langsung pada laporan laba rugi komprehensif. Jumlah akumulasi keuntungan atau kerugian dalam ekuitas dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif ketika unsur yang dilindungi nilainya mempengaruhi laba bersih. Ketika instrumen lindung nilai kadaluwarsa atau dijual atau ketika suatu lindung nilai tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai akuntansi lindung nilai, akumulasi keuntungan maupun kerugian yang ada pada ekuitas saat itu dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif.

The effective portion of changes in the fair value of derivatives that are designated and qualify as cash flow hedges are recognised in equity under other comprehensive income or expenses. The gain or loss relating to the ineffective portion is recognised immediately in the statements of income. Amounts accumulated in equity are recycled to the statements of income in the periods in which the hedged item will affect net profit. When a hedging instrument expires or is sold, or when a hedge no longer meets the criteria for hedge accounting, any cumulative gain or loss existing in equity at that time is charge in the statements of income.

d. Kas dan setara kas d. Cash and cash equivalents Kas dan setara kas mencakup kas, kas di bank

dan deposito berjangka yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang, yang tidak dibatasi penggunaannya dan tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman.

Cash and cash equivalents include cash on hand, cash in banks and time deposits with maturity of three months or less, which are not restricted and pledged as collateral for any borrowing.

e. Investasi bersih dalam sewa pembiayaan e. Net investment in direct finance leases Investasi bersih dalam sewa pembiayaan pada

awalnya diakui sebesar nilai wajar ditambah pendapatan administrasi dan dikurangi biaya-biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur dengan biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode

Net investment in direct finance leases are recognised initially at fair value, plus administration income and deducted by directly attributable transactions costs and subsequently measured at amortised cost using the effective interest rate method.

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 22 Page

tingkat bunga efektif. Tidak terdapat biaya transaksi yang diamortisasi.

There are no amortised transaction costs.

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

e. Investasi bersih dalam sewa pembiayaan (lanjutan)

e. Net investment in direct finance leases (continued)

Pada saat pengakuan awal, nilai wajar investasi bersih dalam sewa pembiayaan merupakan jumlah piutang sewa pembiayaan ditambah nilai sisa yang akan diterima oleh perusahaan sewa pada akhir masa sewa pembiayaan dikurangi dengan pendapatan sewa pembiayaan yang ditangguhkan dan simpanan jaminan. Selisih antara nilai piutang bruto dan nilai kini piutang diakui sebagai pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui. Pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui dialokasikan sebagai pendapatan tahun berjalan menggunakan metode tingkat suku bunga efektif. Investasi bersih dalam sewa pembiayaan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.

At initial recognition, the fair value of net investment in direct finance lease represents lease financing receivables plus the residual value at the end of the lease period deducted by unearned lease income and security deposits. The difference between the gross lease receivables and the present value of the lease receivables is recognised as unearned lease income. Unearned lease income is allocated to the current year statement of income using the effective interest rate. Net investment in finance lease are classified as loans and receivables. Refer to Note 2b for the accounting policy of loans and receivables.

Penyewa memiliki hak opsi untuk membeli aset yang disewa-pembiayaankan pada akhir masa sewa pembiayaan dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa pembiayaan.

The lessee has the option to purchase the leased asset at the end of the lease period at a price mutually agreed at the commencement of the agreement.

Penyelesaian kontrak sebelum masa sewa pembiayaan berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak sewa dan laba atau rugi yang timbul dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif.

Early termination is treated as a cancellation of an existing contract and the resulting gain or loss is credited or charged to the statement of income.

Sesuai dengan PSAK 30 (revisi 2007), klasifikasi sewa didasarkan atas sejauh mana risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan berada pada lessor atau lessee.

Under SFAS 30 (revised 2007), the classification of leases is based on the extent to which risks and rewards incidental to ownership of a leased asset lie with the lessor or the lessee.

f. Pembiayaan konsumen f. Consumer financing

Piutang pembiayaan konsumen diakui pada awalnya dengan nilai wajar ditambah pendapatan administrasi dan dikurangi biaya-biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur dengan biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode tingkat suku bunga efektif setelah dikurangi dengan pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui, penyisihan piutang ragu-ragu dan jumlah yang dibiayai bersama pihak-pihak lain. Tidak terdapat biaya transaksi yang diamortisasi.

Consumer financing receivables are recognised initially at fair value, plus administration income and deducted by directly attributable transactions costs and subsequently measured at amortised cost using the effective interest rate method net of unearned income on consumer financing, allowance for doubtful accounts and amount jointly financed by other parties. There are no amortised transaction costs.

Piutang pembiayaan konsumen merupakan jumlah piutang setelah dikurangi dengan bagian pembiayaan bersama dimana risiko kredit

Consumer financing receivables are stated net of joint financing receivables where joint financing providers bear credit risk in

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 23 Page

ditanggung oleh pemberi pembiayaan bersama sesuai dengan porsinya (without recourse), pendapatan pembiayaan yang belum diakui dan penyisihan piutang ragu-ragu.

accordance with its portion (without recourse), unearned consumer financing income and allowance for doubtful account.

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

f. Pembiayaan konsumen (lanjutan) f. Consumer financing (continued)

Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui merupakan selisih antara jumlah keseluruhan pembayaran angsuran yang akan diterima dari konsumen dengan jumlah pokok pembiayaan, yang akan diakui sebagai penghasilan sesuai dengan jangka waktu kontrak dengan menggunakan metode tingkat suku bunga efektif. Piutang pembiayaan konsumen diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2b untuk perlakuan akuntansi aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang.

Unearned consumer financing income is the difference between total installments to be received from customers and the total financing which is recognised as income over the term of the contract using the effective interest rate. Consumer financing receivables are classified as financial assets in loans and receivables. Refer to Note 2b for the accounting policy of loans and receivables.

Penyelesaian kontrak sebelum masa pembiayaan konsumen berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak pembiayaan konsumen dan laba atau rugi yang terjadi pada saat transaksi timbul diakui dalam laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.

Early termination is treated as cancellation of an existing contract and the resulting gain or loss is credited or charged to the current year statement of income at the transaction date.

Pembiayaan bersama Joint financing Piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai

bersama pihak lain di mana masing-masing pihak menanggung risiko kredit sesuai dengan porsinya (without recourse) disajikan di Laporan Posisi Keuangan (Neraca) secara bersih. Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban bunga yang terkait dengan pembiayaan bersama without recourse disajikan secara bersih di laporan laba rugi komprehensif.

Joint financing receivables where the Company and joint financing providers bear credit risk in accordance with their portion (without recourse) are presented on a net basis in the balance sheet. Consumer financing income and interest expenses related to joint financing without recourse are presented on a net basis in the statements of income.

Dalam pembiayaan bersama without recourse, Perseroan berhak menentukan tingkat bunga yang lebih tinggi kepada pelanggan dari tingkat bunga yang ditetapkan dalam perjanjian dengan pemberi pembiayaan bersama. Selisihnya merupakan pendapatan bagi Perseroan dan disajikan sebagai “Pendapatan Pembiayaan Konsumen”.

For joint financing without recourse, the Company has the right to set higher interest rates to customers than those as stated in the joint financing agreements with joint financing providers. The difference is recognised as the Company’s revenue and recorded as “Consumer Financing Income”.

g. Piutang dari jaminan yang dikuasai kembali g. Receivables from collateral Piutang dari jaminan yang dikuasai kembali

dinyatakan berdasarkan nilai tercatat piutang pembiayaan konsumen terkait atau investasi bersih dalam sewa pembiayaan dikurangi penyisihan penurunan nilai wajar atas piutang dari jaminan yang dikuasai kembali. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.

Receivables from collateral are stated at carrying value of related consumer financing receivables or net investment in finance leases which deducted with provision for diminution in market value of receivables from collateral. Refer to Note 2b for the acccounting policy of loans and receivables.

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 24 Page

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

g. Piutang dari jaminan yang dikuasai kembali

(lanjutan) g. Receivables from collateral (continued)

Konsumen memberi kuasa kepada Perseroan

untuk menjual ataupun melakukan tindakan lainnya dalam upaya penyelesaian pinjaman konsumen bila terjadi wanprestasi terhadap perjanjian pembiayaan. Konsumen berhak atas selisih lebih antara nilai penjualan dengan hutang bersih konsumen. Jika terjadi selisih kurang, Perseroan akan mencatat sebagai kerugian atas penjualan piutang dari jaminan yang dikuasai kembali.

In case of default, the consumer gives the right to the Company to sell the receivables from collateral or take any other actions to settle the outstanding receivables. Consumers are entitled to the positive differences between the proceeds from the sales of receivables from collateral and the outstanding loans. If there are negative differences, the Company will record these as losses from disposal of receivables from collateral.

h. Beban dibayar dimuka h. Prepaid expenses

Beban dibayar dimuka dibebankan selama

masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

Prepaid expenses are amortised over the periods of benefit using the straight line method.

i. Aset tetap dan penyusutan i. Fixed assets and depreciation

Aset tetap diakui sebesar harga perolehan, setelah dikurangi akumulasi penyusutan.

Fixed assets are stated at cost, less accumulated depreciation.

Semua aset tetap disusutkan berdasarkan metode garis lurus selama estimasi masa manfaat aset sebagai berikut:

Fixed assets are depreciated using the straight line method over their expected useful lives which are as follows:

Tahun/Years Kendaraan 5 Motor vehicles Peralatan kantor dan perabot 5 Office equipment and fixtures Prasarana 5 Leasehold improvements

Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan

ke dalam laporan laba rugi komprehensif selama periode dimana biaya-biaya tersebut terjadi. Pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat aset atau yang memberikan tambahan manfaat ekonomis dikapitalisasi dan disusutkan.

Repairs and maintenance are charged to the statement of income during the financial period in which they are incurred. Expenditures which extend the future life of assets or provide further economic benefits are capitalised and depreciated.

Apabila nilai tercatat aset lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali, nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali, yang ditentukan berdasarkan nilai tertinggi antara harga jual bersih dan nilai pakai.

When the carrying amount of an asset is greater than its estimated recoverable amount, it is written down immediately to its recoverable amount, which is determined based on the higher of net selling price or value in use.

Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka harga perolehan dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan, dan keuntungan atau kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

When fixed assets are retired or disposed of, their costs and the related accumulated depreciation are eliminated from the financial statements, and the resulting gains or losses are recognised in the statement of income.

Berdasarkan PSAK 16 (revisi 2007), Perseroan memilih untuk menggunakan metode biaya.

Under SFAS 16 (revised 2007), the Company has chosen the cost model.

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 25 Page

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

j. Pinjaman yang diterima j. Borrowings

Pinjaman yang diterima pada awalnya diakui sebesar nilai wajar setelah dikurangi biaya-biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pinjaman yang diterima selanjutnya dicatat menggunakan biaya amortisasi, selisih antara jumlah yang diterima (bersih setelah dikurangi biaya-biaya transaksi) dan nilai penyelesaian pinjaman yang diterima tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif sepanjang masa pinjaman dengan menggunakan metode bunga efektif. Pinjaman yang diterima diklasifikasikan sebagai Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas Liabilitas keuangn yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

Borrowings are recognised initially at fair value, net of directly attributable transaction costs. Borrowings are subsequently stated at amortised cost, any difference between the proceeds (net of transaction costs) and the redemption value is recognised in the statement of income over the period of the borrowings using the effective interest method. Borrowings are classified as financial liabilities at amortised cost. Refer to Note 2b for the accounting policy of financial liabilities at amortised cost.

k. Imbalan kerja k. Employee benefits

Imbalan kerja jangka pendek Short-term employee benefits

Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terhutang kepada karyawan.

Short-term employee benefits are recognised when they accrue to the employees.

Imbalan pensiun dan imbalan pasca kerja lainnya

Pension benefits and other post-employment benefits

Perseroan memiliki program pensiun imbalan pasti dan iuran pasti.

Program pensiun imbalan pasti adalah program

pensiun yang menetapkan jumlah imbalan pensiun yang akan diterima oleh karyawan pada saat pensiun, yang biasanya tergantung pada satu faktor atau lebih, seperti umur, masa kerja, dan jumlah kompensasi.

The Company has defined benefit and defined contribution pension plans.

A defined benefit pension plan is a pension

plan that defines an amount of pension that will be received by the employee on becoming entitled to a pension, which usually depends on one or more factors such as age, years of service and compensation.

Program pensiun iuran pasti adalah program pensiun di mana Perseroan akan membayar iuran tetap kepada sebuah entitas yang terpisah (dana pensiun) dan tidak memiliki Liabilitas hukum atau konstruktif untuk membayar kontribusi lebih lanjut.

A defined contribution plan is a pension plan under which the Company pays fixed contributions into a separate entity (pension fund) and has no legal or constructive obligation to pay further contributions.

Liabilitas imbalan pensiun tersebut merupakan nilai kini Liabilitas imbalan pasti pada tanggal Laporan Posisi Keuangan (Neraca) dikurangi dengan nilai wajar aset program yang berasal dari program pensiun yang ada dan penyesuaian atas keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Liabilitas imbalan pasti dihitung setiap tahun oleh aktuaris independen dengan menggunakan metode projected unit credit. Nilai kini Liabilitas imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas di masa depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi jangka panjang yang berkualitas tinggi dalam mata uang Rupiah sesuai dengan mata uang di mana imbalan tersebut akan dibayarkan dan yang memiliki jangka waktu yang sama dengan Liabilitas imbalan pensiun yang bersangkutan.

The pension benefit obligation is the present value of the defined benefit obligation at the balance sheet date less the fair value of plan assets from existing pension program, together with adjustments for unrecognised actuarial gains or losses and past service costs. The defined benefit obligation is calculated annually by an independent actuary using the projected unit credit method. The present value of the defined benefit obligation is determined by discounting the estimated future cash outflows using interest rates of high-quality long-term bonds that are denominated in Rupiah in which the benefits will be paid and that have terms to maturity similar to the related pension obligation.

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 26 Page

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

k. Imbalan kerja (lanjutan) k. Employee benefits (continued)

Imbalan pensiun dan imbalan pasca kerja lainnya (lanjutan)

Pension benefits and other post-employment benefits (continued)

Perseroan diharuskan menyediakan imbalan pensiun minimum yang diatur dalam UU No. 13/2003, yang merupakan Liabilitas imbalan pasti. Jika imbalan pensiun sesuai dengan UU No. 13/2003 lebih besar, selisih tersebut diakui sebagai bagian dari Liabilitas imbalan pensiun.

The Company is required to provide a minimum pension benefit as stipulated in the Law No. 13/2003, which represents an underlying defined benefit obligation. If the pension benefits based on Law No. 13/2003 are higher, the difference is recorded as part of the overall pension benefits obligation.

Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian dan perubahan dalam asumsi-asumsi aktuarial yang jumlahnya melebihi jumlah yang lebih besar dari 10% dari nilai wajar aset program atau 10% dari nilai kini imbalan pasti, dibebankan atau dikreditkan ke laporan laba rugi komprehensif selama sisa masa kerja rata-rata yang diharapkan dari karyawan tersebut.

Actuarial gains and losses arising from experience adjustments and changes in actuarial assumptions in excess of the greater of 10% of the fair value of plan assets or 10% of the present value of the defined benefit obligations are charged or credited to statements of income over the employees’ expected average remaining service lives.

Biaya jasa lalu diakui secara langsung di

laporan laba rugi komprehensif, kecuali perubahan terhadap program pensiun tersebut mensyaratkan karyawan tersebut untuk bekerja selama periode waktu tertentu. Dalam hal ini, biaya jasa lalu akan diamortisasi secara garis lurus sepanjang periode tersebut.

Past service costs are recognised immediately in the statements of income, unless the changes to the pension plan are conditional on the employees remaining in service for a specified period of time. In this case, the past service costs are amortised on a straight line basis over that period.

Perseroan memberikan imbalan pasca kerja lainnya, seperti uang penghargaan dan uang pisah. Imbalan berupa uang penghargaan diberikan apabila karyawan bekerja hingga mencapai usia pensiun. Sedangkan imbalan berupa uang pisah, dibayarkan kepada karyawan yang mengundurkan diri secara sukarela, setelah memenuhi minimal masa kerja tertentu. Imbalan ini dihitung dengan menggunakan metodologi yang sama dengan metodologi yang digunakan dalam perhitungan program pensiun imbalan pasti.

The Company also provide other post-employment benefits such as service pay and separation pay. The service pays benefit vests when the employees reach their retirement age. The separation pay benefit is paid to employees in the case of voluntary resignation, subject to a minimum number of years of service. These benefits have been accounted for using the same methodology as for the defined benefit pension plan.

Imbalan jangka panjang lainnya Other long-term benefits

Imbalan jangka panjang lainnya seperti cuti berimbalan jangka panjang dan penghargaan jubilee dihitung dengan menggunakan metode projected unit credit dan didiskontokan ke nilai kini.

Other long-term employee benefits such as long service leave and jubilee awards are calculated using the projected unit credit method and discounted to present value.

l. Pengakuan pendapatan dan beban l. Income and expense recognition Pendapatan dari pembiayaan konsumen (lihat

Catatan 2f) dan sewa pembiayaan (lihat Catatan 2e) diakui sesuai dengan jangka waktu kontrak berdasarkan metode suku bunga efektif.

Income from consumer financing (refer to Note 2f) and financing leases (refer to Note 2e) is recognised over the term of the respective contracts using the effective interest method.

Pendapatan dan beban lainnya diakui pada

saat terjadinya, dengan menggunakan dasar Other income and expenses are recognised

as incurred on an accruals basis.

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 27 Page

akrual.

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued) m. Penjabaran mata uang asing m. Foreign currency translation

Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal Laporan Posisi Keuangan (Neraca), aset dan Liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs yang berlaku pada tanggal Laporan Posisi Keuangan (Neraca).

Transactions denominated in a foreign currency are translated into Rupiah at the exchange rate prevailing at the date of the transactions. At the balance sheet date, monetary assets and liabilities in foreign currencies are translated at the exchange rates prevailing at that date.

Keuntungan dan kerugian dari selisih kurs yang

timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan penjabaran aset dan Liabilitas moneter dalam mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

Exchange gains and losses arising from transactions in foreign currency and from the translation of foreign currency monetary assets and liabilities are recognised in the statement of income.

Kurs nilai tukar yang digunakan adalah kurs

tengah Bank Indonesia. Berikut ini adalah kurs nilai tukar yang digunakan (Rupiah penuh):

The exchange rates used are the Bank Indonesia middle rate. Below are the exchange rate used (full amount):

30 Juni/

June 2011 31 Desember/

December 2010

1 Dolar Amerika Serikat 8,597 8,991 1 United States Dollar 1 Yen Jepang 106.7 110.3 1 Japan Yen

n. Perpajakan n. Taxation

Pajak penghasilan terdiri dari pajak penghasilan kini dan tangguhan. Pajak penghasilan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Beban pajak penghasilan kini dihitung berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku atau akan berlaku pada tanggal Laporan Posisi Keuangan (Neraca). Manajemen melakukan evaluasi secara periodik atas posisi yang diambil sehubungan dengan pemahaman peraturan perpajakan. Perseroan membentuk cadangan, jika dianggap perlu berdasarkan jumlah yang diestimasi dibayar ke kantor pajak. Pajak penghasilan tangguhan disajikan dengan menggunakan metode Liabilitas Laporan Posisi Keuangan (Neraca), untuk semua perbedaan temporer yang muncul akibat perbedaan perhitungan tarif dasar pajak untuk aset dan Liabilitas dengan nilai tercatatnya dalam rangka kebutuhan laporan keuangan per tanggal pelaporan. Tarif pajak yang berlaku saat ini dipakai untuk menentukan pajak penghasilan tangguhan.

The income tax comprises current and deferred tax. Tax is recognised in the income statement. The current income tax charge is calculated on the basis of the tax laws enacted or substantively enacted at the balance sheet date. Management periodically evaluates positions taken in tax returns with respect situation in which applicable tax regulation is subject to interpretation. It establishes provisions where appropriate on the basis of amounts expected to be paid to the tax authorities. Deferred income tax is determined using the balance sheet liability method, for all temporary differences arising between the tax bases of assets and liabilities and their carrying values for financial reporting purposes at each reporting date. Currently enacted tax rates are used to determine deferred income tax.

Aset pajak tangguhan diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk mengkompensasi aset pajak tangguhan yang muncul akibat perbedaan temporer tersebut.

A deferred tax asset is recognised to the extent that it is probable that future taxable profits will be available against which the deferred tax asset arising from temporary differences can be utilised.

Amandemen terhadap Liabilitas perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau

Amendments to taxation obligations are recorded when an assessment is received or,

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 28 Page

jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.

if appealed against, when the appeal has been decided.

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

o. Surat berharga yang diterbitkan o. Securities issued

Surat berharga yang diterbitkan dicatat sebesar nilai nominal dikurangi dengan biaya emisi yang belum diamortisasi. Biaya emisi adalah biaya yang terjadi sehubungan dengan surat berharga yang diterbitkan, diakui sebagai diskonto dan dikurangkan langsung dari hasil emisi dan diamortisasi selama jangka waktu surat berharga yang diterbitkan tersebut dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Surat berharga yang diterbitkan adalah Medium Term Notes dan Hutang Obligasi. Surat berharga yang diterbitkan diklasifikasikan sebagai Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas Liabilitas keuangn yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

Securities issued are presented at nominal value net of unamortised securities issuance cost. Costs incurred in connection with securities issuance are recognised as a discount and offset directly from the proceeds derived from such offerings and amortised over the period of the securities issued using effective interest rate method. Securities issued are Medium Term Notes and Bonds. Securities issued are classified as financial liabilities at amortised cost. Refer to Note 2b for the accounting policy of financial liabilities at amortised cost.

p. Laba bersih per saham p. Basic earnings per share

Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar sepanjang tahun.

Basic earning per share is calculated by dividing net income in the year by the weighted average number of ordinary shares outstanding during the year.

q. Transaksi dengan pihak berelasi q. Transaction with related parties

Perseroan melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 7 “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi".

The Company enters into transactions with related parties as defined in SFAS 7 “Related Party Disclosures”.

Jenis transaksi dan saldo dengan pihak

berelasi, diungkapkan dalam Catatan 17. The nature of transactions and balances of

accounts with related parties, are disclosed in the Note 17.

r. Dividen r. Dividends

Pembagian dividen kepada para pemegang saham Perseroan diakui sebagai sebuah Liabilitas dalam laporan keuangan pada periode ketika dividen tersebut disetujui oleh para pemegang saham Perseroan. Pembagian dividen interim diakui sebagai Liabilitas ketika dividen disetujui berdasarkan keputusan rapat Direksi sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan.

Dividend distribution to the Company’s shareholders is recognised as a liability in the financial statements in the period which the dividends are approved by the Company’s shareholders. Interim dividend distributions are recognised as a liability when the dividends are approved based on a Board of Directors’ resolution in accordance with the Company’s Articles of Association.

s. Informasi segmen s. Segment information

Bentuk primer pelaporan informasi segmen Perseroan adalah segmen usaha dan bentuk sekunder pelaporan informasi Perseroan adalah segmen geografis.

The primary reporting segment format of the Company is by business segment and secondary reporting segment format of the Company is by geographical segment.

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 29 Page

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

s. Informasi segmen (lanjutan) s. Segment information (continued)

Sebuah segmen usaha adalah sekelompok aset dan operasi yang menyediakan barang atau jasa yang memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang berbeda dengan segmen usaha lainnya, sementara segmen geografis berkaitan dengan penyediaan jasa di dalam lingkungan ekonomi tertentu yang memiliki risiko serta pengembalian yang berbeda dengan segmen operasi lainnya yang berada dalam lingkungan ekonomi lain.

A business segment is a group of assets and operations engaged in providing products or services that are subject to risks and returns that are different from those of other business segments, while geographical segment is engaged in providing services within a particular economic environment that are subject to risks and returns that are different from those of segments operating in other economic environments.

3. KAS DAN SETARA KAS 3. CASH AND CASH EQUIVALENTS

30 Juni/ June 2011

31 Desember/ December 2010

Kas 105 105 Cash on hand Bank Cash in banks Pihak ketiga: Third parties:

Rupiah Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 10,479 4,984 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Central Asia Tbk. 4,453 3,718 PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank CIMB Niaga Tbk. 1,599 1,119 PT Bank CIMB Niaga Tbk. PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 1,532 3,525 (Persero) Tbk. PT Bank Danamon Indonesia Tbk. 1,500 1,357 PT Bank Danamon Indonesia Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 1,271 1,764 (Persero) Tbk. PT Bank International PT Bank International Indonesia Tbk. 800 418 Indonesia Tbk. PT Bank UOB Indonesia Tbk. 537 418 PT Bank UOB Indonesia Tbk. PT Bank Bumiputera PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk. 236 271 Indonesia Tbk. PT Bank Ekonomi Raharja Tbk. 162 367 PT Bank Ekonomi Raharja Tbk. PT Bank Mega Tbk. 16 6 PT Bank Mega Tbk. Lain-lain 128 156 Others

Dolar AS US Dollar PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 3,210 97 PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Central Asia Tbk. 2,205 1,482 PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank Sumitomo Mitsui PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia 1,696 1,324 Indonesia Lain-lain 71 67 Others Yen Jepang Japan Yen

PT Bank Mizuho Indonesia 98 7 PT Bank Mizuho Indonesia

29,993 21,080

30,098 21,185 Pihak berelasi Related parties:

Rupiah Rupiah PT Bank Permata Tbk. 42,737 22,435 PT Bank Permata Tbk.

Dolar AS US Dollar PT Bank Permata Tbk. 50,025 6,174 PT Bank Permata Tbk.

92,762 28,609

122,860 49,794

Suku bunga rekening bank per tahun berkisar antara 2,0% - 3,5% pada tanggal 30 Juni 2011 untuk mata uang Rupiah (31 Desember 2010 : 2,5% - 4,0%), 0,5% - 1,8% untuk mata uang Dolar AS (31 Desember 2010: 0,2% - 1,6%), dan nihil untuk mata uang Yen Jepang (31 Desember 2010: 0,3%).

The bank accounts earned annual interest at rates ranging between 2.0% - 3.5% as at 30 Juni 2011 for Rupiah currency (31 December 2010: 2.5% - 4.0%), 0.5% - 1.8% for US Dollars currency (31 December 2010: 0.2% - 1.6%), and nil for Japan Yen currency (31 December 2010: 0.3%).

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 30 Page

3. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan) 3. CASH AND CASH EQUIVALENTS (continued)

Lihat Catatan 18 untuk rincian saldo dan transaksi pihak berelasi.

Refer to Note 18 for details of related parties balances and transactions.

4. INVESTASI BERSIH DALAM SEWA

PEMBIAYAAN 4. NET INVESTMENT IN DIRECT FINANCE

LEASES

30 Juni/ June 2011

31 Desember/ December 2010

Piutang sewa pembiayaan - kotor Direct finance lease receivables - gross - Pembiayaan Sendiri 4,856,943 3,825,742 Direct financing - - Pembiayaan yang dibiayai bersama pihak lain 9,681 11,742 Joint financing without recourse - 4,866,624 3,837,484 Dikurangi: pembiayaan bersama without recourse bagian yang Less: joint financing without recourse dibiayai pihak lain (8,501) (10,289) amount financed by other party

Piutang sewa pembiayaan - kotor 4,858,123 3,827,195 Direct finance lease receivables – gross

Nilai sisa 1,252,929 1,004,774 Residual value

Pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui: Unearned income on direct finance lease:

- Pembiayaan Sendiri (663,846) (532,401) Direct financing - - Pembiayaan yang dibiayai bersama pihak lain (1,175) (1,597) Joint financing without recourse -

(665,021) (533,998) Dikurangi: pembiayaan bersama without recourse bagian yang Less: joint financing without recourse dibiayai pihak lain 862 1,157 amount financed by other party

Pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui (664,159) (532,841) Unearned income on direct finance lease

Simpanan jaminan (1,252,929) (1,004,774) Security deposits 4,193,964 3,294,354 Dikurangi: Less: Penyisihan piutang ragu-ragu (79,516) (81,855) Allowance for doubtful accounts Bersih 4,114,448 3,212,499 Net

Piutang sewa pembiayaan - kotor pada tanggal 30 Juni 2011 dalam Dolar AS adalah sebesar Rp 1.359.606 (31 Desember 2010: Rp 952.779).

Direct finance lease receivables gross as at 30 June 2011 denominated in US Dollar amounting to Rp 1,359,606 (31 December 2010: Rp 952,779).

Cicilan piutang sewa pembiayaan - kotor yang akan diterima dari konsumen sesuai dengan tanggal jatuh temponya:

The above direct finance lease receivables - gross have the following settlement aging profile:

30 Juni/ June 2011

31 Desember/ December 2010

< 1 tahun 2,539,449 2,035,677 < 1 year 1 - 2 tahun 1,715,475 1,286,233 1 - 2 years > 2 tahun 603,199 505,285 > 2 years

4,858,123 3,827,195

Jangka waktu kontrak sewa pembiayaan alat-alat berat yang disalurkan oleh Perseroan berkisar antara 36 - 48 bulan.

The period of finance leases contracts for heavy equipment contracts ranged from 36 - 48 months.

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 31 Page

4. INVESTASI BERSIH DALAM SEWA PEMBIAYAAN (lanjutan)

4. NET INVESTMENT IN DIRECT FINANCE LEASES (continued)

Analisa umur piutang sewa pembiayaan adalah sebagai berikut:

Aging analysis of direct finance lease receivables is as follows:

30 Juni/

June 2011 31 Desember/

December 2010

Belum jatuh tempo: Current: 2011 1,136,052 1,645,270 2011 2012 1,952,713 1,076,275 2012 2013 1,030,782 412,762 2013 2014 156,591 10,043 2014 2015 1,788

Lewat jatuh tempo: Overdue: 1 - 30 hari 412,277 400,087 1 - 30 days 31 - 60 hari 146,738 267,511 31 - 60 days 61 - 90 hari 21,182 15,247 61 - 90 days

4,858,123 3,827,195

Perubahan pada penyisihan kerugian piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:

Movements of the allowance for doubtful accounts are as follows:

30 Juni/

June 2011 31 Desember/

December 2010

Saldo awal 81,855 82,665 Beginning balance (Pemulihan)/Penambahan (2,339) (810) (Reversals)/Additions Saldo akhir 79,516 81,855 Ending balance

Analisa saldo dan jumlah penyisihan kerugian piutang ragu-ragu berdasarkan metode penilaian penyisihan kerugian adalah sebagai berikut:

Analysis of total balance and allowance for doubtful accounts based on provisioning method are as follows:

30 Juni/

June 2011 31 Desember/

December 2010

Penilaian secara individual: Individual assessments: Saldo piutang sewa Balance of direct finance lease pembiayaan - kotor 189,312 276,288 receivables - gross Penyisihan kerugian piutang ragu-ragu (60,419) (73,148) Allowance for doubtful accounts Penilaian secara kolektif: Collective assessments: Saldo piutang sewa Balance of direct finance lease pembiayaan - kotor 4,668,811 3,550,907 receivables - gross Penyisihan kerugian piutang ragu-ragu (19,097) (8,707) Allowance for doubtful accounts

Saldo piutang sewa pembiayaan yang direstrukturisasi pada tanggal 30 Juni 2011 adalah sebesar Rp 60.511 (31 Desember 2010: Rp 83.454). Skema restrukturisasi adalah penyesuaian tingkat suku bunga dan tenor angsuran.

The balance of restructured direct finance lease receivables as at 30 June 2011 amounting to Rp 60,511 (31 December 2010: Rp 83,454). The restructruring scheme are adjustment on the interest rates and term of payment.

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 32 Page

4. INVESTASI BERSIH DALAM SEWA

PEMBIAYAAN (lanjutan) 4. NET INVESTMENT IN DIRECT FINANCE

LEASES (continued)

Suku bunga efektif sewa pembiayaan per tahun berkisar sebagai berikut:

Effective annual interest rates of direct finance lease ranged as follows:

30 Juni/

June 2011 31 Desember/

December 2010

Rupiah 14.0%-19.0% 14.0% - 19.0% Rupiah Dolar AS 8.8% - 11.7% 8.5% - 11.5% US Dollar

Direksi berpendapat bahwa jumlah penyisihan piutang ragu-ragu tersebut di atas cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang sewa pembiayaan.

The Directors believe that the above allowance for doubtful accounts is adequate to cover incurred losses arising from uncollectible direct finance lease receivable accounts.

Pada tanggal 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 piutang sewa pembiayaan - bersih yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman masing-masing sebesar Rp 3.242.593 dan Rp 2.723.886 (lihat Catatan 10).

As at 30 June 2011 and 31 December 2010, direct finance lease receivables - nett are used as collateral to borrowings amounting to Rp 3,242,593 and Rp 2,723,886, respectively (refer to Note 10).

Tidak terdapat piutang sewa pembiayaan dengan pihak berelasi.

There are no direct finance lease receivables with related parties.

5. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN - BERSIH 5. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES - NET

30 Juni/ June 2011

31 Desember/ December 2010

Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen - kotor: receivables - gross: - Pembiayaan sendiri 455,112 402,828 Direct financing - - Pembiayaan yang dibiayai bersama pihak lain 5,097 9,054 Joint financing without recourse - 460,209 411,882 Dikurangi: pembiayaan bersama Less: joint financing without recourse bagian yang without recourse amount dibiayai pihak lain (4,329) (7,365) financed by other party Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen - kotor 455,880 404,517 receivables - gross Dikurangi: Less: Pendapatan pembiayaan Unearned income konsumen yang belum diakui: on consumer financing: - Pembiayaan sendiri (51,992) (49,510) Direct financing - - Pembiayaan yang dibiayai bersama pihak lain without recourse (330) (860) Joint financing without recourse - (52,322) (50,370) Dikurangi: pembiayaan bersama Less: joint financing without recourse bagian yang without recourse amount dibiayai pihak lain 222 570 financed by other party Pendapatan pembiayaan Unearned income konsumen yang belum diakui (52,100) (49,800) on consumer financing Penyisihan piutang ragu-ragu (14,309) (11,138) Allowance for doubtful accounts Bersih 389,471 343,579 Net

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 33 Page

5. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN – BERSIH

(lanjutan) 5. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES - NET

(continued)

Semua pembiayaan yang dibiayai bersama pihak lain adalah pembiayaan dengan pihak berelasi (lihat Catatan 18).

All joint financing without recourse are financing with related parties (refer to Note 18).

Piutang pembiayaan konsumen kotor pada tanggal 30 Juni 2011 dalam Dolar AS adalah sebesar Rp 19.152 (31 Desember 2010: Rp 23.448).

Consumer financing receivables gross as at 30 June 2011 denominated in US Dollar amounting to Rp 19,152 (31 December 2010: Rp 23,448).

Cicilan piutang pembiayaan konsumen – kotor yang akan diterima dari konsumen sesuai dengan tanggal jatuh temponya:

The above consumer financing receivables – gross have the following settlement aging profile:

30 Juni/

June 2011 31 Desember/

December 2010

< 1 tahun 320,006 266,455 < 1 year 1 - 2 tahun 120,622 127,243 1 - 2 years > 2 tahun 15,252 10,819 > 2 years

455,880 404,517

Jangka waktu kontrak pembiayaan konsumen kendaraan roda empat atau lebih dan alat-alat berat yang disalurkan oleh Perseroan berkisar antara 12 - 38 bulan.

The period of consumer financing contracts for vehicles and heavy equipment contracts ranged from 12 - 38 months.

Analisa umur piutang pembiayaan konsumen adalah sebagai berikut:

Aging analysis of consumer financing receivables is as follows:

30 Juni/

June 2011 31 Desember/

December 2010

Belum jatuh tempo: Current: 2011 141,392 218,949 2011 2012 184,808 107,909 2012 2013 40,417 9,175 2013 2014 3,833 2014 Lewat jatuh tempo: Overdue: 1 - 30 hari 49,652 32,290 1 - 30 days 31 - 60 hari 22,275 32,601 31 - 60 days 61 - 90 hari 13,503 3,593 61 - 90 days

455,880 404,517

Perubahan pada penyisihan kerugian piutang ragu -ragu adalah sebagai berikut:

Movements of the allowance for doubtful accounts are as follows:

30 Juni/

June 2011 31 Desember/

December 2010

Saldo awal 11,138 1,730 Beginning balance Penambahan 3,171 9,408 Additions

Saldo akhir 14,309 11,138 Ending balance

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 34 Page

5. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN – BERSIH

(lanjutan) 5. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES - NET

(continued)

Analisa saldo dan jumlah penyisihan kerugian piutang ragu-ragu berdasarkan metode penilaian penyisihan kerugian adalah sebagai berikut:

Analysis of total balance and allowance for doubtful accounts based on provisioning method are as follows:

30 Juni/ June 2011

31 Desember/ December 2010

Penilaian secara individual: Individual assessments: Saldo piutang pembiayaan Balance of consumer financing konsumen - kotor 37,186 37,312 receivables - gross Penyisihan kerugian piutang ragu-ragu (14,309) (11,138) Allowance for doubtful accounts

Penilaian secara kolektif: Collective assessments: Saldo piutang pembiayaan Balance of consumer financing konsumen - kotor 418,694 367,205 receivables - gross Penyisihan kerugian piutang ragu-ragu - - Allowance for doubtful accounts

Saldo piutang pembiayaan konsumen yang direstrukturisasi pada tanggal 30 Juni 2011 adalah sebesar Rp 151 (31 December 2010: Rp 1.275). Skema restrukturisasi adalah penyesuaian tingkat suku bunga dan tenor angsuran.

The balance of restructured consumer financing receivables as at 30 June 2011 amounting to Rp 151 (31 December 2010: Rp 1,275). The restructruring scheme are adjustment on the interest rates and term of payment.

Suku bunga efektif per tahun berkisar sebagai berikut:

Effective annual interest rates ranged are as follows:

30 Juni/ June 2011

31 Desember/ December 2010

Rupiah 15.0%-17.5% 14.0% - 20.0% Rupiah Dolar AS 9.8% - 9.8% 9.5% - 12.0% US Dollar

Direksi berpendapat bahwa jumlah penyisihan piutang ragu-ragu tersebut di atas cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang pembiayaan konsumen.

The Directors believe that the above allowance for doubtful accounts is adequate to cover incurred losses arising from uncollectible consumer financing receivable accounts.

Sebagai jaminan atas piutang pembiayaan konsumen, Perseroan menerima jaminan dari konsumen berupa Bukti Pemilikan Alat Berat dari alat berat yang dibiayai Perseroan.

The consumer financing receivables are secured by fiduciary transfers on heavy equipment subject to finance whereby the Company receives Heavy Equipment Ownership Certificates.

Tidak terdapat piutang pembiayaan konsumen dengan pihak berelasi.

There are no consumer financing receivables with related parties.

6. BEBAN DIBAYAR DIMUKA DAN PIUTANG LAIN –

LAIN 6. PREPAID EXPENSES AND OTHER

RECEIVABLES

30 Juni/ June 2011

31 Desember/ December 2010

Beban dibayar dimuka Prepaid expenses - Beban obligasi tangguhan - 1,431 Deferred bonds cost - - Beban pajak penghasilan 16,648 - Prepaid Taxes - - Sewa 1,529 569 Rental -

18,177 2,000 Piutang lain-lain Other receivables - Piutang premi asuransi 10,116 11,436 Insurance premium receivable - - Pinjaman karyawan 3,621 3,084 Employee loans - - Uang muka pembayaran 548 1,320 Advance payment - - Lain-lain - 49 Others -

14,285 15,889

32,462 17,889

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 35 Page

6. BEBAN DIBAYAR DIMUKA DAN PIUTANG LAIN –

LAIN (lanjutan) 6. PREPAID EXPENSES AND OTHER

RECEIVABLES (continued)

Piutang premi asuransi merupakan piutang pembayaran asuransi dari nasabah untuk biaya asuransi yang dibayarkan terlebih dahulu oleh Perseroan.

Insurance premium receivable represents receivables from customer for insurance cost which is paid in advance by the Company.

Pinjaman karyawan terdiri dari pinjaman untuk pembelian kendaraan dengan berbagai jangka waktu yang pelunasannya dilakukan melalui pemotongan gaji setiap bulan.

Employee loans consist of vehicle loans with various loan terms, repayment of which will be effected through monthly salary deductions.

Piutang pelunasan dipercepat merupakan piutang pelunasan cicilan oleh nasabah kepada Perseroan sebelum jatuh tempo piutang nasabah yang bersangkutan.

Early termination receivable represent installment repayment from customer to the Company before maturity of the respective receivables.

7. PIUTANG DAN LIABILITAS DERIVATIF 7. DERIVATIVE RECEIVABLE AND PAYABLE

Perseroan melakukan kontrak cross currency swap dan interest rate swap dalam rangka mengantisipasi risiko fluktuasi tingkat bunga dan nilai tukar atas pinjaman bank dalam mata uang asing. Pada tanggal 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 nilai wajar dari kontrak cross currency swap dan interest rate swap yang masih berjalan adalah sebagai berikut:

The Company entered into cross currency swap and interest rate swap contracts in order to mitigate the risk of fluctuations in exchange rates and interest rate from bank loans in foreign currency. The fair value of the outstanding cross currency swap contracts amd interest rate swap contracts as at 30 June 2011 and 31 December 2010 are as follows:

30 Juni/June 2011 Nilai wajar/Fair values

Instrumen/ Instruments

Jumlah nosional/ Notional amount

(“000”)

Tanggal perjanjian/

Agreement date

Tanggal jatuh tempo/Maturity

date

Tagihan derivatif/ Derivatives receivable

Liabilitas derivatif/ Derivatives payable

Cross currency swaps (USD – Rp) -PT ANZ Panin Bank -Bank Danamon Indonesia -PT Bank OCBC Indonesia -Standard Chartered Bank -Standard Chartered Bank -The Hongkong & Shanghai

Banking Corp.,Ltd

USD 10,000 USD 8,276 USD 10,000 USD 15,000 USD 15,000

USD 11,724

15-06-2011 25-04-2011 15-06-2011 30-08-2010 15-09-2010

25-04-2011

10-06-2014 25-04-2014 16-06-2014 30-08-2013 16-09-2013

25-04-2014

1,041

1,479

(1,877)

(10,035)

(8,445)

(1,201)

Cross currency swaps (JPY – USD) - PT ANZ Panin Bank JPY 125,000 12-03-2009 14-06-2012 2,218 - - PT Bank Permata, Tbk JPY 166,667 26-05-2009 01-06-2012 2,632 - - Standard Chartered Bank JPY 166,667 16-06-2009 14-06-2012 2,893 - Cross currency swaps (JPY – Rp) - Standard Chartered Bank JPY 166,667 25-05-2009 01-06-2012 - (1,051) - Standard Chartered Bank JPY 166,667 16-06-2009 14-06-2012 - (678) - PT ANZ Panin Bank JPY 166,667 16-06-2009 14-06-2012 - (430) Interest rate swaps - NATIXIS USD 4,583 10-03-2011 10-03-2014 - (128) - Standard Chartered Bank USD 167 04-08-2008 05-08-2011 - (12) - PT ANZ Panin Bank USD 146 01-08-2008 05-08-2011 - (10) - The Royal Bank of

Scotland

USD 104

04-08-2008

05-08-2011

-

(7) - Standard Chartered Bank USD 333 15-09-2008 15-09-2011 - (23) - PT ANZ Panin Bank USD 292 15-09-2008 15-09-2011 - (20) - The Royal Bank of

Scotland USD 208

15-09-2008

15-09-2011

-

(14)

- Standard Chartered Bank USD 667 08-10-2008 10-10-2011 - (78) - PT ANZ Panin Bank USD 583 08-10-2008 10-10-2011 - (68) - The Royal Bank of

Scotland USD 417

08-10-2008

10-10-2011

-

(49)

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 36 Page

7. PIUTANG DAN LIABILITAS DERIVATIF (lanjutan) 7. DERIVATIVE RECEIVABLE AND PAYABLE (continued)

30 Juni/June 2011 Nilai wajar/Fair values

Instrumen/ Instruments

Jumlah nosional/ Notional amount

(“000”)

Tanggal perjanjian/

Agreement date

Tanggal jatuh tempo/Maturity

date

Tagihan derivatif/ Derivatives receivable

Liabilitas derivatif/ Derivatives payable

Interest rate swaps (lanjutan)/(continued)

-PT ANZ Panin Bank -PT ANZ Panin Bank -PT ANZ Panin Bank -PT ANZ Panin Bank -PT ANZ Panin Bank -PT ANZ Panin Bank -PT ANZ Panin Bank

USD 1,250 USD 4,167 USD 3,333 USD 4,583 USD 9,167 USD 9,167 USD 3,500

23-12-2009 19-11-2010 30-04-2010 28-01-2011 04-03-2011 10-03-2011 27-05-2011

10-12-2012 26-04-2013 26-04-2013 28-01-2014 04-03-2014 10-03-2014 27-05-2014

-

(92) (82)

(274) (162) (444) (344)

(72)

-PT ANZ Panin Bank -PT ANZ Panin Bank -Standard Chartered Bank -Standard Charetered Bank -Standard Chartered Bank -Standard Charetered Bank

USD 5,000 USD 3,000 USD 1,250 USD 2,917 USD 5,833 USD 7,500

04-05-2011 10-06-2011 23-12-2009 21-01-2010 31-03-2010 30-08-2010

05-05-2014 10-06-2014 10-12-2012 25-01-2013 08-03-2013 30-08-2013

-

-

(196) (67)

(104) (250) (479) (260)

-PT Bank MizuhoIndonesia -PT Bank Mizuho Indonesia -The Hongkong & Shanghai Banking Corp.,Ltd -PT Bank OCBC Indonesia -PT Bank OCBC Indonesia -PT Bank OCBC Indonesia -PT Bank OCBC Indonesia -PT Bank OCBC Indonesia -PT Bank OCBC Indonesia PT Bank Danamon Indonesia, Tbk -PT Bank Danamon Indonesia,Tbk -The Hongkong&Shanghai Banking.,Ltd

USD 2,500 USD 2,917

USD 12,500

USD 6,667 USD 4,583 USD 4,583 USD 3,750 USD 4,167 USD 3,500 USD 4,167

USD 10,000 USD 13,750

JPY 958,333 USD 211,667

23-12-2009 21-01-2010

17-12-2010

26-08-2010 07-03-2011 07-03-2011 29-09-2010 10-12-2010 27-05-2011 28-10-2010

15-06-2011 10-03-2011

10-12-2012 25-01-2013

17-12-2013

10-06-2013 25-02-2014 07-03-2014 27-09-2013 10-12-2013 07-03-2014 28-10-2013

16-06-2014 10-03-2014

-

7

89

10,359

(137) (166)

(547)

(402) (189) (160)

(12) (94) (2)

(441)

PT Bank Danamon Indonesia Tbk

Rp 16,666,667

15-09-2008

19-09-2011

-

(208)

10,359 (29,310)

31 Desember/December 2010 Nilai wajar/Fair values

Instrumen/ Instruments

Jumlah nosional/ Notional amount

(“000”)

Tanggal perjanjian/

Agreement date

Tanggal jatuh tempo/

Maturity date

Tagihan derivatif/ Derivatives receivable

Liabilitas derivatif/ Derivatives payable

Cross currency swaps (USD – Rp) - Standard Chartered Bank USD 1,333 03-06-2008 10-06-2011 - (818) - PT ANZ Panin Bank USD 1,167 03-06-2008 10-06-2011 - (650) - PT Bank Danamon

Indonesia Tbk USD 2,400 14-01-2008 18-01-2011 - (1,786)

- Standard Chartered Bank USD 18,333 30-08-2010 30-08-2013 - (5,002) - PT ANZ Panin Bank USD 4,000 18-01-2008 14-01-2011 - (3,151) - The Royal Bank of

Scotland - Standard Chartered Bank

USD 833

USD 18,333

03-06-2008

15-09-2010

10-06-2011

16-09-2013

-

(467)

(2,958)

Cross currency swaps (JPY – USD) - PT ANZ Panin Bank JPY 208,333 12-03-2009 12-03-2012 3,535 - - PT Bank Permata, Tbk JPY 250,000 26-05-2009 24-05-2012 3,777 - - Standard Chartered Bank JPY 250,000 16-06-2009 14-06-2012 4,365 - Cross currency swaps (JPY – RP) - Standard Chartered Bank JPY 250,000 25-05-2009 24-05-2012 - (763) - Standard Chartered Bank JPY 250,000 16-06-2009 14-06-2012 - (201) - PT ANZ Panin Bank JPY 250,000 16-06-2009 14-06-2012 77

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 37 Page

7. PIUTANG DAN LIABILITAS DERIVATIF (lanjutan) 7. DERIVATIVE RECEIVABLE AND PAYABLE (continued)

31 Desember/December 2010 Nilai wajar/Fair values

Instrumen/ Instruments

Jumlah nosional/ Notional amount

(“000”)

Tanggal perjanjian/

Agreement date

Tanggal jatuh tempo/

Maturity date

Tagihan derivatif/ Derivatives receivable

Liabilitas derivatif/ Derivatives payable

Interest rate swaps - Standard Chartered Bank USD 333 26-06-2008 30-06-2011 - (39) - PT ANZ Panin Bank USD 500 26-06-2008 30-06-2011 - (58) - PT ANZ Panin Bank USD 438 01-08-2008 05-08-2011 - (62) - Standard Chartered Bank USD 500 04-08-2008 05-08-2011 - (72) - The Royal Bank of

Scotland USD 312 04-08-2008 05-08-2011 - (45)

- Standard Chartered Bank USD 1,000 15-09-2008 15-09-2011 - (138) - PT ANZ Panin Bank USD 875 15-09-2008 15-09-2011 - (120) - The Royal Bank of

Scotland USD 625 15-09-2008 15-09-2011 - (87)

- PT ANZ Panin Bank USD 1,167 08-10-2008 10-10-2011 - (232) - Standard Chartered Bank USD 1,333 08-10-2008 10-10-2011 - (265) -The Royal Bank of Scotland

USD 833 08-10-2008

10-10-2011

- (167)

- Standard Chartered Bank USD 1,667 23-12-2009 10-12-2012 - (157) - PT Bank Mizuho

Indonesia USD 3,333 23-12-2009 10-12-2012 - (223)

- PT ANZ Panin Bank USD 1,667 23-12-2009 10-12-2012 - (137) - PT Bank Mizuho

Indonesia - Standard Chartered Bank - Standard Chartered Bank - PT ANZ Panin Bank

USD 3,750

USD 3,750 USD 7,500 USD 4,167

21-01-2010

21-01-2010 31-03-2010 30-04-2010

25-01-2013

25-01-2013 08-03-2013 26-04-2013

-

- - -

(256)

(356) (650) (341)

- PT Bank OCBC Indonesia - Standard Chartered Bank - PT Bank OCBC Indonesia - PT Bank Danamon

Indonesia Tbk - PT ANZ Panin Bank - PT Bank OCBC Indonesia - The Hongkong and

Shanghai Banking Corporation Limited

USD 8,333 USD 9,167 USD 4,583 USD 5,000

USD 5,000 USD 5,000 USD 15,000

29-06-2010 30-08-2010 29-09-2010 28-10-2010

19-11-2010 10-12-2010 17-12-2010

10-06-2013 30-08-2013 27-09-2013 28-10-2013

15-11-2013 10-12-2013 17-12-2013

- - -

125

50 - -

(554) (145) (151)

-

- (44)

(221)

JPY 1,458,333 11,929 (20,316) USD 132,232 PT Bank Danamon

Indonesia Tbk

Rp 16,666,667

15-09-2008

12-09-2011

-

(601)

11,929 (20,917)

Pada tanggal 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010, transaksi derivatif tersebut memiliki efektivitas yang tinggi dalam melindungi (offsetting) perubahan arus kas yang dilindungi nilainya, oleh karena itu selisih nilai wajar dari transaksi derivatif dengan kerugian selisih kurs yang belum terealisasi atas pinjaman pada tanggal 30 Juni 2011 dan 31 December 2010 masing-masing sebesar Rp (11,468) dan Rp (14.149) dicatat di Ekuitas pada Beban Komprehensif Lainnya setelah memperhitungkan perubahan kurs pinjaman bank dan pajak tangguhan.

As at 30 June 2011 and 31 December 2010, these derivative transactions are highly effective in achieving offsetting changes in cash flows attributable to the hedged item, hence, as at 30 June 2011 and 31 December 2010, the difference between mark to market from derivative transactions and unrealised loss on foreign exchange on its US Dollar loans are recorded in the Equity under Other Comprehensive Expenses amounting to Rp (11,468) and Rp (14,149), respectively, after considering the foreign exchange translation of related hedged bank loans and deferred tax.

Lihat Catatan 18 untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak berelasi.

Refer to Note 18 for details of balances and transactions with related parties.

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 38 Page

8. ASET TETAP 8. FIXED ASSETS

30 Juni/June 2011

Saldo awal/ Beginning

balance Penambahan/

Additions Pengurangan/

Disposals Saldo akhir/

Ending balance

Harga perolehan Cost Kendaraan 1,542 - - 1,542 Motor vehicles Peralatan dan Office equipment perabot kantor 4,462 296 - 4,758 and fixtures Leasehold Prasarana 2,422 - - 2,422 improvements

8,426 296 - 8,722 Accumulated Akumulasi penyusutan depreciation Kendaraan 719 154 - 873 Motor vehicles Perlengkapan dan Office equipment peralatan kantor 2,417 414 - 2,831 and fixtures Leasehold Prasarana 1,646 181 - 1,827 improvements

4,782 749 - 5,531

Nilai buku bersih 3,644 3,191 Net book value

31 Desember/December 2010

Saldo awal/ Beginning

balance Penambahan/

Additions Pengurangan/

Disposals Saldo akhir/

Ending balance

Harga perolehan Cost Kendaraan 1,333 209 - 1,542 Motor vehicles Peralatan dan Office equipment perabot kantor 3,200 1,262 - 4,462 and fixtures Leasehold Prasarana 1,849 573 - 2,422 improvements

6,382 2,044 - 8,426 Accumulated Akumulasi penyusutan depreciation Kendaraan 432 287 - 719 Motor vehicles Perlengkapan dan Office equipment peralatan kantor 1,674 743 - 2,417 and fixtures Leasehold Prasarana 1,232 414 - 1,646 improvements

3,338 1,444 - 4,782

Nilai buku bersih 3,044 3,644 Net book value

Pada tanggal 30 Juni 2011, kendaraan Perseroan diasuransikan kepada PT Asuransi Astra Buana, pihak berelasi, terhadap all risk termasuk risiko pemogokan, huru-hara dan kerusuhan sipil berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 1.458 (31 Desember 2010: Rp 1.542).

As at 30 June 2010, the Company’s motor vehicles are insured with PT Asuransi Astra Buana, a related party, against all risk insurance cover including losses arising from strikes, riots and civil unrest based on certain policy package with sum insured of Rp 1,458 (31 December 2010: Rp 1,542).

Direksi berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.

The directors believe that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the assets insured.

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 39 Page

9. HUTANG LAIN-LAIN DAN BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR

9. OTHER PAYABLES AND ACCRUED EXPENSES

T

30 Juni/ June 2011

31 Desember/ December 2010

Pihak ketiga: Third parties: - Bunga 31,229 21,727 Interest - - Uang muka pelanggan 30,182 32,566 Advance from customers - - Hutang asuransi 11,560 6,105 Insurance payable - - Hutang fidusia 1,937 1,626 Fiducia payable - - Tenaga ahli 910 994 Professional fees - - Lain-lain 9,865 4,486 Others -

85,683 67,504

Pihak berelasi: Related parties: - Hutang asuransi 14,169 9,865 Insurance - - Bunga 13 36 Interest - - lain-lain 14 34 Others -

14,196 9,935 99,879 77,439

Lihat Catatan 18 untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak berelasi.

Refer to Note 18 for details of balances and transactions with related parties.

10. PINJAMAN YANG DITERIMA 10. BORROWINGS

30 Juni/ June 2011

31 Desember/ December 2010

Bank Banks Pihak ketiga: Third parties: Rupiah Rupiah

PT Bank OCBC NISP Tbk. 116,667 345,833 PT Bank OCBC NISP Tbk. PT Bank International Indonesia Tbk. - 300,000 PT Bank International Indonesia Tbk. Lembaga Pembiayaan Ekspor Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia 458,333 200,000 Indonesia PT Bank Danamon IndonesiaTbk. 188,333 195,000 PT Bank Danamon Indonesia Tbk. PT Bank Central Asia Tbk. 233,333 191,667 PT Bank Central Asia Tbk. Standard Chartered Bank Standard Chartered Bank -sindikasi/club deal 75,000 100,000 syndicated/club deal - PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. - 35,714 (Persero) Tbk. PT Bank Ekonomi Raharja Tbk. 16,667 16,667 PT Bank Ekonomi Raharja Tbk. PT Bank DKI 25,000 - PT Bank DKI

Dolar AS US Dollar Standard Chartered Bank 322,387 412,088 Standard Chartered Bank Standard Chartered Bank Standard Chartered Bank -sindikasi/club deal 254,328 408,341 syndicated/club deal - The Hongkong and Shanghai The Hongkong and Shanghai Banking Corporation 107,463 134,865 Banking Corporation PT Bank Mizuho Indonesia PT Bank Mizuho Indonesia -sindikasi/club deal 666,268 57,542 syndicated - PT Bank Ekonomi Raharja Tbk. 32,239 41,209 PT Bank Ekonomi Raharja Tbk. PT Bank Mizuho Indonesia - 4,995 PT Bank Mizuho Indonesia Sumitomo Trust & Banking Co. Ltd. - 3,916 Sumitomo Trust & Banking Co. Ltd MG Leasing Corporation 78,806 - MG Leasing Corporation Bank of China, Ltd. 128,955 - Bank Of China, Ltd PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia 504 2,286 PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia

2,704,283 2,450,123

Pihak berelasi: Related parties: Dolar AS US Dollar PT Bank Permata Tbk - 17,982 PT Bank Permata Tbk

- 17,982

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 40 Page

10. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan) 10. BORROWINGS (continued)

30 Juni/ June 2011

31 Desember/ December 2010

Bukan bank Non banks Pihak ketiga: Third parties: Dolar AS US Dollar JA Mitsui Leasing, Ltd. 225,671 134,865 JA Mitsui Leasing, Ltd

Yen Jepang Japan Yen JA Mitsui Leasing, Ltd. 102,269 160,833 JA Mitsui Leasing, Ltd. 327,940 295,698

3,032,223 2,763,803 Dikurangi: Less: Provisi dan administrasi (32,070) (17,927) Provision and administration

3,000,153 2,745,876

Cicilan pokok pinjaman sesuai dengan tanggal jatuh temponya:

Borrowings principle have the following settlement aging profile:

30 Juni/

June 2011 31 Desember/

December 2010

< 1 tahun 1,335,713 1,550,561 < 1 year 1 - 2 tahun 1,092,878 767,941 1 - 2 years 2 - 3 tahun 571,562 427,374 2 - 3 years 3,000,153 2,745,876

Pada tanggal 30 Juni 2011, pinjaman - pinjaman tersebut diatas dikenakan suku bunga per tahun antara 8,6% - 13,7% untuk mata uang Rupiah (31 Desember 2010: 9,1% - 13,7%), 3,2% - 5,6% untuk mata uang Dolar AS (31 Desember 2010: 3,0% - 5,6%) dan nihil untuk mata uang Yen Jepang (31 Desember 2010: 3,2% - 3,6% ).

As at 30 June 2011, the above loans bear interest at rates ranging from 8.6% - 13.7% per annum for loans in Rupiah (31 December 2010: 9.1% - 13.7%), 3.2% - 5.6% for loans in US Dollar (31 December 2010: 3.0% - 5.6%) and nil for loans in Japan Yen (31 December 2010: 3.2% - 3.6%).

Fasilitas pinjaman yang diterima tersebut di atas dijamin dengan piutang sewa pembiayaan (lihat Catatan 4) kecuali untuk pinjaman yang diterima dari PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, Sumitomo Trust & Banking Co. Ltd. dan pinjaman bilateral PT Bank Mizuho Indonesia dijamin dengan Surat Jaminan yang dikeluarkan oleh Marubeni Corporation, Jepang.

Borrowings facilities are collateralised by direct financing lease receivables (refer to Note 4) except for borrowings facilities from PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, Sumitomo Trust & Banking Co. Ltd. and bilateral borrowing from PT Bank Mizuho Indonesia which are guaranteed by the Letter of Guarantee issued by Marubeni Corporation, Japan.

Fasilitas pinjaman dari beberapa bank mensyaratkan Perseroan untuk memberikan pemberitahuan tertulis dalam hal perubahan modal dan pemegang saham, perubahan susunan direksi dan komisaris serta perubahan bisnis utama. Dalam perjanjian pinjaman tersebut, Perseroan diwajibkan untuk menjaga rasio keuangan tertentu dan Liabilitas penyampaian laporan lainnya.

The loan facilities from those banks require the Company to provide written notice in respect of changes of capital and shareholders, changes of directors and commissioners, and changes of main business activities. Under the loan agreements, the Company is obliged to maintain certain financial ratio and other reporting obligations.

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 41 Page

10. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan) 10. BORROWINGS (continued)

Pada tanggal 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010, Perseroan telah memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan dalam perjanjian pinjaman yang diterima di atas.

As at 30 June 2011 and 31 December 2010, the Company has fulfilled all covenants requirements stipulated in all of the above borrowing agreements.

Standard Chartered Bank (SCB) Standard Chartered Bank (SCB)

Perseroan mendapatkan fasilitas pinjaman sindikasi dan club deal dari beberapa bank seperti yang dijelaskan sebagai berikut:

The Company obtained syndications and club deal facilities from several banks as described below:

Pada tanggal 30 Mei 2007, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman sindikasi modal kerja sebesar Dolar AS 25.000.000 dari PT Bank Mizuho Indonesia, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank Resona Perdania dan Standard Chartered Bank bertindak sebagai mandated lead arrangers. Standard Chartered Bank (Hongkong) Limited bertindak sebagai facility agent, dan Standard Chartered Bank cabang Jakarta sebagai onshore security agent. Pembayaran cicilan pokok setiap bulan yang dimulai bulan Juni 2007. Fasilitas ini akan jatuh tempo 3 tahun setelah tanggal penarikan.

On 30 May 2007, the Company obtained a working capital loan syndication facility amounting to US Dollar 25,000,000 from PT Bank Mizuho Indonesia, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank Resona Perdania and Standard Chartered Bank acted as mandated lead arrangers. Standard Chartered Bank (Hongkong) Limited acted as facility agent, and Standard Chartered Bank Jakarta Branch acted as onshore security agent. Repayment of loan will be on a monthly basis starting June 2007. This facility will mature in 3 years after the drawdown.

Pada tanggal 24 April 2008, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman berupa modal kerja dari beberapa bank dalam bentuk Club Deal sebesar Dolar AS 50.000.000. Pinjaman tersebut berasal dari Standard Chartered Bank cabang Jakarta, Standard Chartered Bank cabang Singapura, PT ANZ Panin Bank dan The Royal Bank of Scotland cabang Jakarta. Standard Chartered Bank (Hongkong) Limited bertindak sebagai facility agent dan Standard Chartered Cabang Jakarta sebagai onshore security agent. Fasilitas ini akan jatuh tempo 3 tahun setelah tanggal penarikan

On 24 April 2008, the Company obtained a working capital loan facility from several banks as a Club Deal amounting to US Dollar 50,000,000. The facility is received from Standard Chartered Bank Jakarta Branch, Standard Chartered Singapore Branch, PT ANZ Panin Bank and The Royal Bank of Scotland Jakarta Branch. Standard Chartered Bank (Hongkong) Limited acted as facility agent and Standard Chartered Bank Jakarta Branch acted as onshore security agent. This facility will mature in 3 years after the drawdown.

Pada tanggal 4 Desember 2009, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman berupa modal kerja dalam bentuk Club Deal sebesar Dolar AS 40.000.000 dan Rp 150.000. Pinjaman tersebut berasal dari Overseas-Chinese Banking Corporation (OCBC) Limited, PT ANZ Panin Bank, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. cabang Singapura , PT Bank Mizuho Indonesia, dan Standard Chartered Bank cabang Jakarta. Standard Chartered Bank (Hongkong) Limited bertindak sebagai facility agent dan offshore security agent serta Standard Chartered cabang Jakarta sebagai onshore security agent. Fasilitas ini akan jatuh tempo 3 tahun setelah tanggal penarikan.

On 4 December 2009, the Company obtained a working capital loan facility as Club Deal amounting to US Dollar 40,000,000 and Rp 150,000. The facility is received from Overseas-Chinese Banking Corporation (OCBC) Limited, PT ANZ Panin Bank, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Singapore Branch, PT Bank Mizuho Indonesia, and Standard Chartered Bank Jakarta Branch. Standard Chartered Bank (Hongkong) Limited acted as facility agent and offshore security agent while Standard Chartered Bank Jakarta Branch acted as onshore security agent. This facility will mature in 3 years after the drawdown.

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 42 Page

10. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan) 10. BORROWINGS (continued)

Standard Chartered Bank (SCB) (lanjutan) Standard Chartered Bank (SCB) (continued) Pada tanggal 25 Februari 2010, Perseroan memperoleh tambahan fasilitas pinjaman berkaitan dengan fasilitas pinjaman dalam bentuk club deal di atas sebesar Dolar AS 5.000.000 dari OCBC Limited. Pada tanggal 27 Agustus 2010, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja dalam bentuk term loan dengan batas maksimum kredit sejumlah Dolar AS 50.000.000. Fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo 3 tahun setelah tanggal penarikan.

On 25 February 2010, the Company obtained a supplementary facility related to club deal above amounting to US Dollar 5,000,000 from OCBC Limited. On 27 August 2010, the Company obtained a working capital loan facility in form of term loan with a maximum credit limit amounting to US Dollar 50,000,000. This facility will mature in 3 years after the drawdown.

PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDI) PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDI)

Pada tanggal 10 Februari 2010, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja dari BDI berupa fasilitas modal kerja dalam bentuk demand loan dan term loan dengan batas maksimum kredit masing-masing sejumlah Rp 100.000 dan Rp 200.000. Fasilitas dalam bentuk demand loan akan jatuh tempo tanggal 10 Februari 2011 dan fasilitas pinjaman term loan akan jatuh tempo 3 tahun setelah tanggal penarikan. Pada tanggal 10 Mei 2011, Perseroan melakukan penandatangan perpanjangan ke-2 (dua) fasilitas diatas yang akan jatuh tempo kembali pada tanggal 10 Mei 2012.

On 10 February 2010, the Company obtained a working capital loan facility from BDI in form of demand loan and term loan facility with a maximum credit limit amounting to Rp 100,000 and Rp 200,000, respectively.

Demand loan facility will mature on 10 February 2011 and term loan facility will mature in 3 years after the drawdown. On May 10, 2011, the Company signing an amendement rollover for those facility. For demand loan will mature on May 10, 2012 and for term loan facility will mature in 3 years after the drawdown.

PT Bank International Indonesia Tbk. (BII) PT Bank International Indonesia Tbk. (BII)

Pada tanggal 25 Februari 2008, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman dari BII dengan batas maksimum kredit sejumlah Rp 300.000 dan telah dibayar penuh pada tanggal 10 April 2011.

On 25 February 2008, the Company has obtained a loan facility from BII with a maximum credit limit amounting to Rp 300,000 and has been paid in full on 10 April 2011.

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 43 Page

10. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan) 10. BORROWINGS (continued)

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI)

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI)

Pada tanggal 20 September 2006, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja yang bersifat revolving dari BNI dengan batas maksimum kredit sejumlah Rp 300.000. Fasilitas pinjaman ini telah jatuh tempo pada tanggal 19 September 2008 dan telah diperpanjang sampai dengan tanggal 19 September 2010 dan telah jatuh tempo serta dibayar penuh pada tanggal 19 Desember 2010.

On 20 September 2006, the Company obtained a revolving working capital loan facility from BNI with a maximum credit limit amounting to Rp 300,000. The facility has matured on 19 September 2008 and has been rolled over until 19 September 2010 and has matured and fully paid on 19 December 2010.

Pada tanggal 10 Oktober 2007, Perseroan memperoleh tambahan fasilitas pinjaman modal kerja dari BNI dengan jumlah maksimum penarikan sejumlah Rp 250.000 dan jangka waktu penarikan sampai dengan 10 April 2008. Fasilitas pinjaman ini sudah berakhir dan telah dibayar penuh pada tanggal 30 Juni 2011.

On 10 October 2007, the Company obtained an additional working capital loan facility with a maximum drawdown amounting to Rp 250,000 from BNI with availability period until 10 April 2008. This facility has ended and has been paid in full on 30 June 2011.

JA Mitsui Leasing, Ltd. JA Mitsui Leasing, Ltd.

Pada tanggal 22 Desember 2008, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja sebesar Yen Jepang 3.000.000.000 dari JA Mitsui Leasing, Ltd. dengan jangka waktu penarikan sampai dengan 22 Juni 2009. Fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo 3 tahun setelah tanggal penarikan. Pada tanggal 19 Oktober 2010, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja sebesar Dolar AS 30.000.000 dari JA Mitsui Leasing, Ltd. dengan jangka waktu penarikan sampai dengan 19 April 2011. Fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo 3 tahun setelah tanggal penarikan.

On 22 December 2008, the Company obtained a working capital loan facility amounting to Japan Yen 3,000,000,000 from JA Mitsui Leasing, Ltd. with availability period until 22 June 2009. This facility will mature in 3 years after the drawdown. On 19 October 2010, the Company obtained a working capital loan facility amounting to US Dollar 30,000,000 from JA Mitsui Leasing, Ltd. with availability period until 19 April 2011. The facility will mature in 3 years after the drawdown.

PT OCBC NISP Tbk. (NISP) PT OCBC NISP Tbk. (NISP)

Pada tanggal 16 April 2010, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja dari NISP dengan jumlah maksimum penarikan sebesar Rp 175.000 dan jangka waktu penarikan sampai dengan tanggal 16 Oktober 2010. Fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo 3 tahun setelah tanggal penarikan. Pada tanggal 26 Nopember 2010, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja yang bersifat revolving dari NISP dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 200.000 dan telah dibayar penuh pada tanggal 26 Januari 2011.

On 16 April 2010, the Company obtained a working capital loan facility amounting to Rp 175,000 from NISP with availability period until 16 October 2010. This facility will mature in 3 years after the drawdown.

On 26 November 2010, the Company obtained a revolving working capital loan facility from NISP with a maximum credit limit amounting to Rp 200,000 and has been paid in full on 26 January 2011.

PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) PT Bank Central Asia Tbk. (BCA)

Pada tanggal 17 Maret 2008, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja dari BCA dengan jumlah maksimum penarikan sebesar Rp 100.000 dan jangka waktu penarikan sampai dengan tanggal 17 Maret 2009. Fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo 3 tahun setelah tanggal

On 17 March 2008, the Company obtained a working capital loan facility with a maximum drawdown amounting to Rp 100,000 from BCA with availability period until 17 March 2009. This facility will mature in 3 years after the drawdown.

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 44 Page

penarikan.

10. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan) 10. BORROWINGS (continued)

PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) (lanjutan) PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) (continued)

Pada tanggal 15 Oktober 2009, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja dari BCA dengan jumlah maksimum penarikan sebesar Rp 100.000 dan jangka waktu penarikan sampai dengan tanggal 15 Januari 2010. Fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo 3 tahun setelah tanggal penarikan. Pada tanggal 4 Nopember 2010, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja dari BCA dengan jumlah maksimum penarikan sebesar Rp 200.000 dan jangka waktu penarikan sampai dengan tanggal 4 Mei 2011. Fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo 3 tahun setelah tanggal penarikan.

On 15 October 2009, the Company obtained a working capital loan facility with a maximum drawdown amounting to Rp 100,000 from BCA with availability period until 15 January 2010. This facility will mature in 3 years after the drawdown.

On 4 November 2010, the Company obtained a working capital loan facility with a maximum drawdown amounting to Rp 200,000 from BCA with availability period until 4 May 2011. The facility will mature in 3 years after the drawdown.

PT Bank Mizuho Indonesia (BMI) PT Bank Mizuho Indonesia (BMI)

Pada tanggal 18 Desember 2007, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman sindikasi sebesar Dolar AS 32.000.000 dari PT Bank Mizuho Indonesia, PT ANZ Panin Bank, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. cabang Singapura, PT Bank Danamon Indonesia Tbk., dengan Mizuho Corporate Bank, Ltd., Singapura bertindak sebagai mandated lead arrangers. PT Bank Mizuho Indonesia bertindak sebagai security agent dan facility agent. Fasilitas akan jatuh tempo 3 tahun setelah tanggal penarikan.

On 18 December 2007, the Company obtained a loan syndication facility of US Dollar 32,000,000, from PT Bank Mizuho Indonesia, PT ANZ Panin Bank, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Singapore Branch, PT Bank Danamon Indonesia Tbk., with Mizuho Corporate Bank, Ltd., Singapore acted as mandated lead arrangers. PT Bank Mizuho Indonesia acted as security agent and facility agent. This facility will mature in 3 years after the drawdown.

Pada tanggal 26 Februari 2008, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja yang bersifat revolving dari BMI dengan batas maksimum kredit sejumlah Dolar AS 5.000.000 dan jangka waktu penarikan sampai dengan tanggal 31 Desember 2008. Fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo 3 tahun setelah tanggal penarikan. Pada tanggal 24 Februari 2011, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman dalam bentuk Club Deal sebesar Dolar AS 145.000.000 dari PT ANZ Panin Bank, PT Bank Danamon Indonesia Tbk, The Hongkong and Shanghai Banking Corporation cabang Jakarta, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. cabang Singapura, PT Bank Ekonomi Raharja Tbk, Natixis cabang Singapura, dan Oversea-Chinese Banking Corporation Limited dengan Mizuho Corporate Bank, Ltd., Singapura bertindak sebagai Facility Agent. PT Bank Mizuho Indonesia bertindak sebagai security agent. Fasilitas akan jatuh tempo 3 tahun setelah tanggal penarikan.

On 26 February 2008, the Company obtained a revolving working capital loan facility from BMI with a maximum credit limit amounting to US Dollar 5,000,000 and availability period until 31 December 2008. This facility will mature in 3 years after the drawdown. On 24 February 2011, the Company obtained a Club Deal loan facility with maximum cedit to US Dollar 145,000,000 from PT ANZ Panin Bank, PT Bank Danamon Indonesia Tbk, The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Jakarta Branch, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk-Singapore Branch, PT Bank Ekonomi Raharja Tbk, Natixis – Singapore Branch, and Oversea-Chinese Banking Corporation Limited with Mizuho Corporate Bank,Ltd, Singapore as a Facility Agent. PT Bank Mizuho Indonesia as security agent. Loan facility maturity date untill 3 years after drawdown date.

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 45 Page

10. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan) 10. BORROWINGS (continued)

PT Bank Ekonomi Raharja Tbk. (BER) PT Bank Ekonomi Raharja Tbk. (BER)

Pada tanggal 11 Agustus 2008, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman dari BER dengan jumlah maksimum penarikan sebesar Rp 50.000 dan jangka waktu penarikan sampai dengan tanggal 11 Agustus 2009. Fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo 3 tahun setelah tanggal penarikan. Pada tanggal 27 September 2010, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman dari BER dengan jumlah maksimum penarikan sebesar Dolar AS 5.000.000 dan jangka waktu penarikan sampai dengan tanggal 27 Maret 2011. Fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo 3 tahun setelah tanggal penarikan.

On 11 August 2008, the Company obtained a loan facility with a maximum drawdown amounting to Rp 50,000 from BER with availability period until 11 August 2009. This facility will mature in 3 years after the drawdown. On 27 September 2010, the Company obtained a loan facility with a maximum drawdown amounting to US Dollar 5,000,000 from BER with availability period until 27 March 2011. This facility will mature in 3 years after the drawdown.

Sumitomo Trust & Banking Co. Ltd. Sumitomo Trust & Banking Co. Ltd.

Pada tanggal 5 Maret 2008, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja dengan batas maksimum kredit sejumlah Dolar AS 5.000.000 dengan jangka waktu penarikan sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 dan akan jatuh tempo 3 tahun setelah tanggal penarikan.

On 5 March 2008, the Company obtained a working capital loan facility with a maximum credit limit amounting to US Dollar 5,000,000 with availability period until 31 December 2008 and will mature in 3 years after the drawdown.

PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (BSMI) PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (BSMI)

Pada tanggal 30 Agustus 2006, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja yang bersifat revolving dari BSMI dengan batas maksimum kredit sejumlah Dolar AS 5.000.000 dengan jangka waktu penarikan sampai dengan tanggal 30 April 2007 dan akan jatuh tempo 3 tahun setelah tanggal penarikan.

Pada tanggal 28 September 2007, Perseroan juga memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja yang bersifat revolving dengan batas maksimum kredit sejumlah Dolar AS 5.000.000 dengan jangka waktu penarikan sampai dengan tanggal 30 September 2008 dan akan jatuh tempo 3 tahun setelah tanggal penarikan.

On 30 August 2006, the Company obtained a revolving working capital loan facility from BSMI with a maximum credit limit amounting to US Dollar 5,000,000 with availability period until 30 April 2007 and will mature in 3 years after the drawdown.

On 28 September 2007, the Company also obtained revolving working capital loan facility with a maximum credit limit amounting to US Dollar 5,000,000 with availability period until 30 September 2008 and will mature in 3 years after the drawdown.

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 46 Page

10. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan) 10. BORROWINGS (continued)

PT Bank Permata Tbk (Permata)

PT Bank Permata Tbk (Permata)

Pada tanggal 10 Agustus 2010, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja yang bersifat revolving dari Permata dengan batas maksimum kredit sejumlah Dolar AS 2.500.000 dan Rp 5.000 dengan jangka waktu penarikan sampai dengan tanggal 29 September 2012.

On 10 August 2010, the Company obtained a revolving working capital loan from Permata with a maximum credit limit amounting to US Dollar 2,500,000 and Rp 5,000 with availability period until 29 September 2012.

Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)

Pada tanggal 2 Desember 2010, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman dari LPEI dengan jumlah maksimum penarikan sebesar Rp 200.000 dan jangka waktu penarikan sampai dengan tanggal 2 Juni 2011. Fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo 3 tahun setelah tanggal penarikan. Pada tanggal 28 Maret 2011, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman dari LPEI kembali dengan jumlah maksimum penarikan sebesar Rp 300.000 dan jangka waktu penarikan sampai dengan tanggal 28 September 2011. Fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo 3 tahun setelah tanggal penarikan.

On 2 December 2010, the Company obtained a loan facility from LPEI with a maximum credit limit amounting to Rp 200,000 and availability period until 2 June 2010. This facility will mature in 3 years after the drawdown. On 28 March 2011, the Company obtained loan facility from LPEI with maximum drawdown Rp 300,000 and drawdown date untill 28 September 2011. Loan facility will be maturity untill 3 years after drawdown date.

The Hongkong and Shanghai Banking Corporation (HSBC)

The Hongkong and Shanghai Banking Corporation (HSBC)

Pada tanggal 15 Desember 2010, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja dengan batas maksimum kredit sejumlah Dolar AS 15.000.000 dengan jangka waktu penarikan sampai dengan tanggal 15 Juni 2011. Fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo 3 tahun setelah tanggal penarikan.

On 15 December 2010, the Company obtained working capital loan facility with a maximum credit limit amounting to US Dollar 15,000,000 with availability period until 15 June 2011. This facility will mature in 3 years after the drawdown.

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 47 Page

10. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan) 10. BORROWINGS (continued)

MG Leasing Corporation (MGL)

MG Leasing Corporation (MGL)

Pada tanggal 5 Januari 2011, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja dengan batas maksimum kredit sejumlah Dolar AS 10.000.000 dengan jangka waktu penarikan sampai dengan tanggal 5 Juli 2011. Fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo 3 tahun setelah tanggal penarikan.

On 5 January 2011, the Company obtained a working capital loan facility with maximum credit US Dollar 10,000,000 and drawdown date untill 5 July 2011. The maturity date of loan facility untill 3 years after drawdown date.

Bank of China (BOC) Bank of China (BOC)

Pada tanggal 20 April 2011, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja dengan batas maksimum kredit sejumlah Dolar AS 20.000.000 dengan jangka waktu penarikan sampai dengan tanggal 11 November 2011 dan akan jatuh tempo 3 tahun setelah tanggal penarikan. .

On April 20, 2011, the Company obtained a working capital loan facility with maximum credit limit amounting US Dollar 20,000,000 and availability period until 11 November 2011. This facility will mature in 3 years after the drawdown. .

PT Bank DKI (DKI)

PT Bank DKI (DKI)

Pada tanggal 27 Juni 2011, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja dari Bank DKI dengan jumlah maksimum penarikan sebesar Rp 225.000 dan jangka waktu penarikan sampai dengan tanggal 27 Desember 2011. Fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo 3 tahun setelah tanggal penarikan.

On June 27, 2011, the Company obtained a working capital loan facility from Bank DKI with maximum credit limit amounting Rp 225,000 and availability period until 27 December 2011. This facility will mature in 3 years after the drawdown. .

On 15 Deworking calimit amouavailabilitywill mature in 3 years after the drawdown.

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 48 Page

11. HUTANG OBLIGASI 11. BONDS

30 Juni/ June 2011

31 Desember/ December 2010

Obligasi SAN Finance I 600,000 - BONDS I Dikurangi : Less: Biaya Emisi Obligasi (3,468) - Issuance costs Bersih 596,532 - Nett

Berdasarkan hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia yang terakhir dengan surat No. 1379/PEF-Dir/X/2010 tanggal 25 Oktober 2010 Obligasi SAN Finance I Tahun 2011 Dengan Tingkat Bunga Tetap telah mendapat peringkat id A.

Based on the letter of PT Pemeringkat Efek Indonesia the latest no. 1379/PEF-Dir/X/2010 dated 25 October 2010 Obligasi SAN Finance I Tahun 2011 Dengan Tingkat Bunga Tetap is rated at id A.

Dari tanggal Laporan Posisi Keuangan (Neraca) sampai dengan tanggal laporan keuangan ini, Perseroan telah membayar pokok hutang Obligasi sebesar Nihil dan bunga Obligasi sebesar Rp 13.017. Pembayaran bunga Obligasi telah dibayarkan Perseroan sesuai dengan jadwal.

From the balance sheet date until the date of these financial statements, the Company has paid bonds principal amounting to Rp Nil and bonds interest amounting to Rp 13,017. Interest payment for bonds has been paid by the Company on schedule.

Rincian dari hutang obligasi adalah sebagai berikut: Details of bonds are as follows:

Informasi lain mengenai hutang obligasi pada tanggal 30 Juni 2011 adalah sebagai berikut:

Other information relating to bonds as at 30 June 2011 is as follows:

Pokok obligasi/

Hutang obligasi/ Bonds Wali amanat/ Jatuh tempo/ Tingkat bunga/ Bonds *) principal Trustee Maturity Interest rates

Obligasi SAN Finance I Tahun 2011 Dengan Tingkat Bunga Tetap Seri A 105,000 Bank Rakyat Indonesia 30 January 2012 7.7% (Persero) Tbk Obligasi SAN Finance I Tahun 2011 Dengan Tingkat Bunga Tetap Seri B 101,000 Bank Rakyat Indonesia 25 January 2013 8.9% (Persero) Tbk Obligasi SAN Finance I Tahun 2011 Dengan Tingkat Bunga Tetap Seri C 394,000 Bank Rakyat Indonesia 25 January 2014 9.3% (Persero) Tbk

30 Juni/June 2011 31 Desember/December 2010

Peringkat Peringkat Pefindo/ Pefindo/ Pefindo Jumlah/ Jangka Jangka Pefindo Jumlah/ Jangka Jangka

Rating Total pendek/ panjang/ Rating Total pendek/ panjang/

Current Non-current Current

Non-current

Obligasi SAN Finance I Tahun 2011 idA 105,000 105,000 - - - - -

dengan Tingkat Bunga Tetap

Obligasi SAN Finance I Tahun 2011 idA 101,000 - 101,000- - - - -

dengan Tingkat Bunga Tetap

Obligasi SAN Finance I Tahun 2011 idA 394,000 - 394,000 - - - -

dengan Tingkat Bunga Tetap

Jumlah 600,000 105,000 495,000 - - - -

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 49 Page

12. MEDIUM TERM NOTES (MTN) 12. MEDIUM TERM NOTES (MTN)

30 Juni/ June 2011

31 Desember/ December 2010

Nilai nominal Par value - MTN I 300,000 300,000 MTN I -

Dikurangi: Less: Biaya emisi MTN Unamortised MTN yang belum diamortisasi (473) (709) issuance costs Bersih 299,527 299,291 Net

Beban amortisasi biaya Amortisation of MTN emisi MTN 340 576 issuance costs

Seri/Serie

Nilai

nominal/ Par value

Tingkat bunga

tahunan/ Annual Interest

Rate

Jatuh

tempo/ Due date

Status saldo/

Balance status

Cicilan/ Instalment

MTN I 300,000 11.375%

Februari/ February 2012

Belum jatuh tempo/ Not yet due

Pembayaran pokok MTN secara penuh dilakukan pada tanggal jatuh tempo. Pembayaran bunga dibayarkan setiap triwulanan/The MTN principal will be paid in a lump sum amount on the due date. Interest is paid on a quarterly basis.

Berdasarkan hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia dengan surat No. 1165/PEF-DIR/XII/2009 tanggal 28 Desember 2009 MTN I telah mendapat peringkat id A-.

Based on the letter of PT Pemeringkat Efek Indonesia No. 1165/PEF-DIR/XII/2009 dated 28 December 2009 MTN I is rated at id A-.

Dalam perjanjian perwaliamanatan MTN juga diatur beberapa pembatasan yang harus dipenuhi oleh Perseroan antara lain rasio jumlah pinjaman terhadap ekuitas tidak melebihi rasio 10:1 dan selama pokok MTN belum dilunasi, Perseroan tidak diperkenankan, antara lain, membagi dividen selama Perseroan lalai dalam membayar jumlah terhutang MTN dan menjual atau mengalihkan lebih dari 40% aset Perseroan yang bukan piutang pembiayaan konsumen. Perseroan telah memenuhi batasan-batasan yang diwajibkan dalam perjanjian tersebut.

The MTN trustee agreements requires several negative covenants to the Company, among others, debt to equity ratio at the maximum 10:1 and on the condition that the MTN payable are still outstanding, the Company is not allowed to, among others, declare dividends in the event the Company defaults its MTN obligations and sells or hands over more than 40% of the Company’s non consumer financing receivables. The Company has complied with the covenants requirements stipulated in the trustee agreements.

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 50 Page

13. PERPAJAKAN 13. TAXATION

a. Hutang pajak a. Taxes payable

30 Juni/ June 2011

31 Desember/ December 2010

Pasal 21 195 2,775 Article 21 Pasal 23 3 38 Article 23 Pasal 25 - 2,690 Article 25 Pasal 26 376 274 Article 26 Pasal 29 (lihat Catatan 12b) 26,364 5,100 Article 29 (refer to Note 12b) Pasal 4 (2) 70 12 Article 4 (2) Pajak Pertambahan Nilai - 50 Value Added Tax

27,008 10,939

b. Beban pajak penghasilan b. Income tax expense

30 Juni/

June 2011 30 Juni/

June 2010

Kini 26,364 15,226 Current Pajak final 538 62 Final tax Tangguhan (567) 3,108 Deferred

26,335 18,396

Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif dengan estimasi penghasilan kena pajak adalah sebagai berikut:

A reconciliation between income before tax, as shown in the statements of income, and estimated taxable income is as follows:

30 Juni/

June 2011 31 Desember/

December 2010

Laba sebelum pajak penghasilan 105,500 153,209 Income before tax Beda waktu: Timing differences: - Beban imbalan kerja (9) 1,843 Employee benefits expense - - Selisih antara penyusutan Difference between commercial - komersial dan fiskal 153 357 and tax depreciation - Efek penambahan dan Effect additions and - pengurangan aset tetap - (709) disposals of fixed assets - Penyisihan piutang ragu-ragu (2,398) (17,554) Allowance for doubtful accounts - - Lain-lain - bersih 4,694 2,747 Others – net - Beda tetap: Permanent differences: - Biaya yang tidak diperkenankan 205 268 Non deductible expenses - - Efek penambahan dan Effect additions and - pengurangan aset tetap - 709 disposals of fixed assets - Penghasilan yang dikenakan pajak final: Income subject to final tax: - - Pendapatan bunga (2,690) (530) Interest income - Penghasilan kena pajak 105,455 140,340 Taxable income Estimasi beban pajak penghasilan 26,364 35,085 Estimated income tax expense Dikurangi: Less: Pajak dibayar dimuka 16,648 29,985 Prepaid taxes Estimasi pajak penghasilan badan terhutang 9,716 5,100 Estimated income tax payable

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 51 Page

13. PERPAJAKAN (lanjutan) 13. TAXATION (continued)

b. Beban pajak penghasilan (lanjutan) b. Income tax expense (continued)

Perhitungan pajak penghasilan badan tahun 2011 adalah suatu perhitungan sementara yang dibuat untuk tujuan akuntansi dan dapat berubah pada saat Perseroan menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajaknya.

The 2011 corporate income tax calculation is a preliminary estimate made for accounting purposes and is subject to revision when the Company lodges its Annual Corporate Tax Return.

c. Aset pajak tangguhan c. Deferred tax assets

30 Juni/June 2011

Saldo awal/ Beginning balance

Efek perubahan

tarif pajak/ Effect from tax rate changes

Dikreditkan/ (dibebankan) ke laporan laba rugi

komprehensif/ Credit/(charged) to statements of

income

Dikreditkan/ (dibebankan) ke ekuitas/

Credit/ (charged) to

equity

Saldo akhir/ Ending balance

Penyisihan piutang Allowance for doubtful ragu-ragu 599 - (599) - - accounts Provision for employee Penyisihan imbalan kerja 1,026 - 31 - 1,057 benefits Aset tetap (64) - (37) - (101) Fixed assets Lain-lain 932 - 1,173 - 2,105 Others Beban komprehensif Other comprehensive lainnya 4,718 - - (895) 3,823 expenses 7,211 - (569) (895) 6,884

31 Desember/ December 2010

Saldo awal/ Beginning balance

Efek perubahan

tarif pajak/ Effect from tax rate changes

Dikreditkan/ (dibebankan) ke laporan laba rugi

komprehensif/ Credit/(charged) to statements of

income

Dikreditkan/ (dibebankan) ke ekuitas/

Credit/ (charged) to

equity

Saldo akhir/ Ending balance

Penyisihan piutang Allowance for doubtful ragu-ragu 4,988 - (4,389) - 599 accounts Provision for employee Penyisihan imbalan kerja 565 - 461 - 1,026 benefits Aset tetap 24 - (88) - (64) Fixed assets Lain-lain 245 - 687 - 932 Others Beban komprehensif Other comprehensive lainnya 4,723 - - (5) 4,718 expenses 10,545 - (3,329) (5) 7,211

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 52 Page

13. PERPAJAKAN (lanjutan) 13. TAXATION (continued)

d. Administrasi d. Administration

Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, Perseroan menghitung, menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terhutang. Direktur Jenderal Pajak ("DJP") dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu sepuluh tahun sejak saat terhutangnya pajak, atau akhir tahun 2013, mana yang lebih awal. Ketentuan baru yang diberlakukan terhadap tahun pajak 2008 dan tahun-tahun selanjutnya menentukan bahwa DJP dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak tersebut dalam batas waktu lima tahun sejak saat terhutangnya pajak.

Under the Taxation Laws of Indonesia, the Company submits tax returns on the basis of self assessment. The Director General of Tax (DGT) may assess or amend taxes within ten years of the time the tax becomes due, or until the end of 2013, whichever is earlier. There are new rules applicable to fiscal year 2008 and subsequent years stipulating that the DGT may assess or amend taxes within five years of the time the tax becomes due.

Pada tanggal 2 September 2008, Pemerintah telah menetapkan amandemen terhadap undang-undang pajak penghasilan yang berlaku secara efektif mulai tanggal 1 Januari 2009, dimana untuk pajak penghasilan badan berlaku tarif tetap sebesar 28% dimulai pada tahun pajak 2009 dan akan dikurangi menjadi 25% mulai tahun pajak 2010.

On 2 September 2008, the Government has enacted amendment to the income tax law which was effective from 1 January 2009, stipulating that the income tax for corporation was set to a flat rate of 28% starting in 2009 and will be further reduced to 25% starting 2010.

14. MODAL SAHAM 14. SHARE CAPITAL

Komposisi para pemegang saham Perseroan pada tanggal 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010, adalah sebagai berikut:

The Company’s shareholders composition as at 30 June 2011 and 31 December 2010, are as follow:

Pemegang saham/ Shareholders

Jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh/

Number of shares issued and fully paid

Persentase pemilikan/

Percentage of ownership

Jumlah/ Amount

PT Sedaya Multi Investama 104,931,040 60% 104,931 Marubeni Corporation, Japan 61,209,774 35% 61,210 PT Marubeni Indonesia 8,744,253 5% 8,744

174,885,067 100% 174,885

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 53 Page

14. MODAL SAHAM (lanjutan) 14. SHARE CAPITAL (continued)

Berdasarkan Surat Keputusan Para Pemegang Saham Perseroan secara Edaran No. 185/SANF/CIR/VII/2008 tanggal 25 Juli 2008 dan ditegaskan kembali dalam Surat Keputusan Para Pemegang Saham Perseroan secara Edaran No. 196/SANF/CIR/VIII/2008 tanggal 7 Agustus 2008, Rapat Umum Pemegang Saham menyetujui penerbitan 100.000.000 saham baru dengan total nilai nominal sebesar Rp 100.000. Rapat ini telah disahkan dengan Akta Notaris Benny Kristianto, S.H., No. 81 tanggal 13 Agustus 2008 dan telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusannya No. AHU-62964.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 15 September 2008, terdaftar dalam Daftar Perseroan No. AHU-0084478.AH.01. 09.Tahun 2008 tanggal 15 September 2008 dan didaftarkan dalam Daftar Perusahaan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Selatan No. 2531/RUB 09,03/XII/2008 tanggal 23 Desember 2008, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 89 tanggal 4 November 2008, Tambahan No. 22169

Based on the Circular Written Resolutions of the Shareholders of the Company No. 185/SANF/CIR/VII/2008 dated 25 July 2008 and the Circular Written Resolutions of the Shareholders of the Company No. 196/SANF/CIR/VIII/2008 dated 7 August 2008, the General Meeting of Shareholders approved the issuance of 100,000,000 new shares with the total nominal value of Rp 100,000. This meeting was notarised by Notarial Deed of Benny Kristianto, S.H., No. 81 dated 13 August 2008 and had been approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia through its Decision Letter No. AHU-62964.AH.01.02.Year 2008, dated 15 September 2008, registered in Company Registration No. AHU-0084478.AH.01.09.Tahun 2008 dated 15 September 2008, and registered in Company Registration Office of South Jakarta No. 2531/RUB 09,03/XII/2008 dated 23 Desember 2008, and also published in State Gazette No. 89 dated 4 November 2008, Supplement No. 22169.

Penerbitan 100.000.000 saham baru tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh oleh Para Pemegang Saham Perseroan dengan rincian sebagai berikut: (i) PT Sedaya Multi Investama sebanyak 60.000.000 saham, (ii) Marubeni Corporation sebanyak 35.000.000 saham, dan (iii) PT Marubeni Indonesia sebanyak 5.000.000 saham.

The issuance of 100,000,000 new shares has been issued and fully paid by the Shareholders of the Company with details as follows: (i) PT Sedaya Multi Investama to amount to 60,000,000 shares, (ii) Marubeni Corporation to amount to 35,000,000 shares, and (iii) PT Marubeni Indonesia to amount to 5,000,000 shares.

Pada tanggal 30 Januari 2006, Rapat Umum Pemegang Saham menyetujui peningkatan modal dasar Perseroan dari Rp 50.000 menjadi Rp 250.000 dan peningkatan modal disetor dari Rp 47.252 menjadi Rp 74.885. Rapat ini telah disahkan dengan Akta Notaris Pahala Sutrisno Amijoyo Tampubolon, S.H., No. 31 tanggal 30 Januari 2006. Pada tanggal 2 Februari 2006, Marubeni membayar tambahan modal disetor ini sebesar Rp 77.000 dan selisih sebesar Rp 49.367 dengan nilai nominal saham dicatat sebagai agio saham.

On 30 January 2006, the General Meeting of Shareholdres approved the increase in the Company’s authorised capital from Rp 50,000 to Rp 250,000 and the increase in paid in capital from Rp 47,252 to Rp 74,885. This meeting was notarised by Notarial Deed of Pahala Sutrisno Amijoyo Tampubolon, S.H., No. 31 dated 30 January 2006. On 2 February 2006, Marubeni has paid the additional paid in capital amounting to Rp 77,000 and the difference of Rp 49,367 with the shares par value is recognised as “Capital paid in excess of par value”.

Dividen Dividends

Berdasarkan Keputusan Sirkuler Direksi No. 476/LSANF/CIR/X/10 tanggal 27 Oktober 2010, Direksi telah menyetujui pembagian dividen interim tunai sebesar Rp 13.171 dari hasil operasi tahun 2010. Keputusan ini telah disetujui oleh Dewan Komisaris berdasarkan keputusan Sirkuler Dewan Komisaris No. 477/LSANF/CIR/X/2010.tanggal 28 Oktober 2010.. Dividen tersebut telah dibayar pada bulan November 2010.

Based on Board of Directors Circular Resolutions No. 476/LSANF/CIR/X/10 dated 27 October 2010, Board of Directors agreed to distribute interim cash dividend amounting to Rp 13,171 from operating result for year ending 2010. This decision approved by Bord of Commissioners based on Board of Commissioners Circular Resolution No. 477/LSANF/CIR/2010 dated 28 October 2010.. The dividend was paid in November 2010.

Dalam Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham yang diadakan pada tanggal 21 April 2011, para pemegang saham menyetujui pembagian dividen final sejumlah Rp 32.704 dari laba bersih tahun 2010. Dividen tersebut telah dibayar pada bulan Juni 2011.

At the Annual General Meeting of Shareholders on 21 April 2011, the shareholders approved final dividend of Rp 32,704 to be paid from 2010 net profit. The dividend was paid in June 2011.

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 54 Page

15. PENDAPATAN BUNGA DAN LAIN-LAIN 15. INTEREST AND OTHER INCOME

30 Juni/ June 2011

30 Juni/ June 2010

Pihak ketiga: Third parties: - Jasa giro 1,669 305 Current accounts - - Lain-lain 7,035 3,946 Others -

8,704 4,251 Pihak berelasi: Related parties: - Jasa giro 1,021 3 Current accounts -

1,021 3

Jumlah 9,725 4,254 Total

Lihat Catatan 18 untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak berelasi.

Refer to Note 18 for details of balances and transactions with related parties.

16. BEBAN BUNGA DAN KEUANGAN 16. INTEREST AND FINANCING CHARGES

30 Juni/ June 2011

30 Juni/ June 2010

Pihak ketiga: Third parties: - Bunga pinjaman 113,517 86,602 Interest from borrowing - - Bunga Medium Term Notes 17,157 10,143 Interest from Medium Term Notes - - Bunga Hutang Obligasi 23,426 Interest from Bonds - -(Keuntungan)/kerugian selisih Gain/(loss) on foreign - kurs - bersih 4,257 1,327 exchange - net - Lain-lain 15,593 7,766 Others -

173,950 105,838 Pihak berelasi: Related parties:

- Bunga pinjaman 158 123 Interest from borrowing - - Lain-lain 29 275 Others -

187 398

174,137 106,236

Lihat Catatan 18 untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak berelasi.

Refer to Note 18 for details of balances and transactions with related parties.

17. BEBAN USAHA 17. OPERATING EXPENSES

30 Juni/ June 2011

30 Juni/ June 2010

Gaji dan imbalan kerja 20,649 13,179 Salaries and employee benefits Sewa 1,860 1,512 Rental Keperluan kantor 1,006 772 Office Expenses Transportasi dan perjalanan 984 566 Travelling and accomodation Iklan, pemasaran dan promosi 977 915 Advertising, marketing and promotion Penyusutan 749 661 Depreciation Telekomunikasi 409 342 Telecommunication Jasa ahli 408 448 Professional fees Pensiun dan Jamsostek 311 269 Pension and Jamsostek

17. BEBAN USAHA (lanjutan) 17. OPERATING EXPENSES (continued)

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 55 Page

30 Juni/

June 2011 30 Juni/

June 2010

Rekrutmen dan pelatihan 190 64 Recruitment and training Utiliti 189 330 Utilities Perbaikan dan pemeliharaan 140 84 Repairs and maintenance Lain-lain 296 205 Others 28,168 19,348

18. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK

BERELASI 18. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH

RELATED PARTIES

Pihak berelasi adalah sebagai berikut: Related parties are as follow:

PT Astra International Tbk. (AI) PT Astra International Tbk. (AI)

AI merupakan pemegang saham tidak langsung Perseroan.

AI is the ultimate shareholder of the Company.

Marubeni Corporation (Marubeni) Marubeni Corporation (Marubeni)

Marubeni merupakan pemegang saham minoritas. Marubeni is a minority shareholder.

PT Bank Permata Tbk. (Permata) PT Bank PermataTbk. (Permata)

Sejak tanggal 11 November 2004, AI, yang merupakan pemegang saham tidak langsung Perseroan telah mengakuisisi saham Permata. Perseroan memiliki rekening bank di Permata, kontrak derivatif, dan mengadakan perjanjian pembiayaan bersama dengan Permata (lihat Catatan 5).

Since 11 November 2004, AI, which represents the ultimate shareholder of the Company, has acquired Permata’s share. The Company has bank accounts in Permata, derivative contract, and entered into a joint financing agreement with Permata (refer to Note 5).

PT Asuransi Astra Buana (AAB) PT Asuransi Astra Buana (AAB)

PT Sedaya Multi Investama (“SMI”) merupakan pemegang saham utama dari AAB. Kepemilikan SMI di AAB sebesar 92,06%. Sebagian besar unit yang dibiayai oleh Perseroan diasuransikan melalui AAB.

PT Sedaya Multi Investama (“SMI”) is the ultimate shareholder of AAB. Ownership at AAB is 92.06%. Most of the financed vehicles are insured through AAB.

PT United Tractors Tbk. (UT) PT United Tractors Tbk. (UT)

AI merupakan pemegang saham utama dari UT. Sebagian besar unit yang dibiayai oleh Perseroan adalah unit dari UT.

AI is the ultimate shareholder of UT. Most of the financed units come from UT.

Dalam transaksi dengan pihak berelasi, Perseroan menerapkan kebijakan harga dan syarat sesuai dengan yang disepakati kedua belah pihak.

In related parties transactions, the Company implement price and requirement policy which agreed by both parties.

Ringkasan saldo dan transaksi dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut:

The summary of balances and transactions with related parties are as follows:

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 56 Page

18. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK

BERELASI (lanjutan)

18. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (continued)

30 Juni/

June 2011 31 Desember/

December 2010

Aset Assets Kas dan setara kas: Cash and cash equivalents:

- Permata 92,762 28,609 Permata - Piutang derivatif : Derivative receivables:

- Permata 2,632 3,777 Permata - Piutang lain-lain: Other receivables:

- Pinjaman karyawan 3,621 3,084 Employee loans - Jumlah aset yang terkait dengan Total assets with

pihak berelasi 99,015 35,470 related parties

Persentase terhadap total aset 2.1% 0.9% Percentage of total assets Kewajiban Liabilities Hutang lain-lain dan biaya Other payables and yang masih harus dibayar: accrued expenses:

- AAB 14,169 9,865 AAB - - Marubeni 14 22 Marubeni - - Permata 13 14 Permata -

14,196 9,901 Pinjaman yang diterima: Borrowing:

- Permata - 17,982 Permata - Hutang kepada pemasok Account payable to supplier

- UT 68,588 - UT - Jumlah kewajiban yang terkait Total liabilities due to dengan pihak berelasi 82,784 27,883 related parties Persentase terhadap total kewajiban 2.0% 0.9% Percentage of total liabilities

30 JuniI/ June 2011

30 Juni/ June 2010

Pendapatan Income Pendapatan bunga: Interest income:

- Permata 1,021 3 Permata -

Jumlah pendapatan yang terkait Total income derived from dengan pihak berelasi 1,021 3 related parties Persentase terhadap total pendapatan 0.3% 0.0% Percentage of total income Beban Expenses

Beban keuangan: Financing charges: - Permata 158 123 Permata - - Marubeni 29 275 Marubeni -

Jumlah beban yang terkait Total expenses incurred

dengan pihak berelasi 187 398 with related parties

Persentase terhadap total beban 0.0% 0.4% Percentage of total expenses

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 57 Page

19. IMBALAN KERJA 19. EMPLOYEE BENEFITS

Kewajiban imbalan kerja yang diakui di Laporan Posisi Keuangan (Neraca) adalah sebagai berikut:

The employee benefits obligation recognised in the balance sheet is determined as follows:

30 Juni/

June 2011 31 Desember/

December 2010

Imbalan pensiun 3,098 2,918 Pension benefits Imbalan jangka panjang lainnya 1,130 1,187 Other long-term benefits

4,228 4,105

Beban bersih yang diakui di laporan laba rugi komprehensif adalah sebagai berikut:

The net expense is recognised in the statement of income as follows:

Beban imbalan pensiun 232 1,463 Pension benefits expenses Imbalan jangka panjang lainnya 453 490 Other long-term benefits

685 1,953

Kewajiban imbalan kerja untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 dihitung oleh aktuaris independen PT Eldridge Gunaprima Solution dengan menggunakan metode projected unit credit. Berikut ini adalah hal-hal penting yang diungkapkan dalam laporan aktuaria.

The liability for employee benefits for the years ended 30 June 2011 and 31 December 2010 is calculated by an independent actuary PT Eldridge Gunaprima Solution which used the projected unit credit method.

The following are significant matters disclosed in the actuarial report.

30 Juni/ June 2011

31 Desember/ December 2010

Asumsi keuangan: Financial assumptions: - Tingkat diskonto 8 - 9% 8 - 9% Discount rate -

- Hasil aset program yang Diharapkan

10%

10%

Expected return on - plan assets

- Tingkat kenaikan gaji masa Dating

8%

8%

Future salary increase -

30 Juni/June 2011 dan/and 2010

Asumsi lainnya: Other assumptions:

- Tingkat kematian TMI (Tabel Mortalitas Indonesia) II/

Indonesian Mortality Table II

Tabel mortalisasi (CSO 1980) /

Commissioner’s Standard Ordinary table (CSO 1980)

Table of mortality -

- Tingkat cacat 5% dari tingkat mortalitas/

5% of mortality rate

0,04% per tahun untuk peserta

berusia 15 – 35 tahun dan

meningkat sampai 0,51% pada usia 55

tahun / 0.04% per annum at

age 15 – 35 and increasing to 0.51% per annum at age 55

Disability rate -

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 58 Page

19. IMBALAN KERJA (lanjutan) 19. EMPLOYEE BENEFITS (continued)

30 Juni/June 2011 dan/and 2010

Asumsi lainnya: Other assumptions:

- Tingkat pengunduran diri peserta

2% per tahun untuk peserta berusia 25 tahun dan berkurang sampai 0,5%

pada usia 45 tahun/ 2% per annum at age 25 and reducing linearly to 0.5% per annum at age 45

and thereafter

Withdrawal rate -

- Usia pensiun normal 55 Normal retirement age -

Sebelum tanggal 6 September 2005, Perseroan menyelenggarakan program pensiun imbalan pasti untuk seluruh karyawan tetapnya yang dikelola oleh Dana Pensiun Astra. Sejak tanggal 6 September 2005, Perseroan memiliki dua jenis program pensiun, yaitu program pensiun imbalan pasti dan program pensiun iuran pasti.

Prior to 6 September 2005, the Company had a defined benefit pension plan covering all permanent employees which was managed by “Dana Pensiun Astra”. Since 6 September 2005, the Company’s pension arrangements were reorganised to include both a defined benefit pension plan and defined contribution plan.

Imbalan pensiun dan pasca kerja lainnya Pension and other post-employment benefits

Sejak tanggal 6 September 2005, Dana Pensiun Astra dilanjutkan menjadi “Dana Pensiun Astra Satu”, yang khusus menangani program pensiun imbalan pasti, yang ditujukan untuk karyawan yang telah menjadi peserta Dana Pensiun Astra sebelum atau pada tanggal 20 April 1992. Sedangkan program pensiun iuran pasti dikelola oleh “Dana Pensiun Astra Dua” ditujukan untuk karyawan yang menjadi peserta Dana Pensiun Astra sesudah tanggal 20 April 1992.

Effective from 6 September 2005, Dana Pensiun Astra was continued under a new scheme called “Dana Pensiun Astra Satu”, specifically designed for the defined benefit pension plan, which is designated for all employees who became member of Dana Pensiun Astra on or before 20 April 1992. The defined contribution pension plan is managed by “Dana Pensiun Astra Dua” and is designated for employees who became members of Dana Pensiun Astra after 20 April 1992.

Pada tanggal 30 Juni 2011, jumlah peserta DPA 1 dan DPA 2 masing-masing adalah 7 dan 78 orang.

As at 30 June 2011, DPA 1 and DPA 2 have 7 and 74 participants, respectively.

Kewajiban imbalan pensiun yang diakui di Laporan Posisi Keuangan (Neraca) adalah sebagai berikut:

The pension benefit recognised in the balance sheet is determined as follows:

30 Juni/

June 2011 31 Desember/

December 2010

Nilai kini kewajiban 3,773 5,425 Present value of obligations Nilai wajar aset program (2,621) (3,468) Fair value of plan assets

1,152 1,957 Keuntungan aktuarial yang belum diakui 428 1,032 Unrecognised actuarial gain Biaya jasa lalu yang belum diakui (80) (71) Unrecognised past service cost 1,500 2,918

Jumlah yang diakui pada laporan laba rugi komprehensif adalah sebagai berikut:

The amounts recognised in the statements of income are as follows:

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 59 Page

19. IMBALAN KERJA (lanjutan) 19. EMPLOYEE BENEFITS (continued)

Imbalan pensiun dan pasca kerja lainnya (lanjutan)

Pension and other post-employment benefits (continued)

30 Juni/

June 2011 31 Desember/

December 2010

Biaya jasa kini 232 1,337 Current service cost Biaya bunga 451 466 Interest cost Hasil aset program yang diharapkan (348) (263) Expected return on plan assets Keuntungan aktuarial bersih yang diakui selama Net actuarial gain tahun berjalan (110) (84) recognised during the year Biaya jasa lalu 7 7 Past service cost

232 1,463

Biaya ini dibukukan sebagai biaya gaji dan imbalan kerja dalam laporan laba rugi komprehensif.

The expense is accounted for as salaries and employee benefits in the statements of income.

Mutasi kewajiban yang diakui pada Laporan Posisi Keuangan (Neraca) adalah sebagai berikut:

The movement in the liability recognised in the balance sheets are as follows:

30 Juni/

June 2011 31 Desember/

December 2010

Awal tahun 2,918 1,501 Beginning of the year Jumlah yang dibebankan Total expense charged in the pada laporan laba rugi komprehensif 232 1,463 statements of income Imbalan/iuran yang dibayarkan (53) (46) Contributions/benefit paid

Saldo akhir 3,097 2,918 Ending balance

Imbalan jangka panjang lainnya Other long-term benefits Kewajiban imbalan pensiun yang diakui di Laporan Posisi Keuangan (Neraca) adalah sebagai berikut:

The pension benefit recognised in the balance sheets are determined as follows:

30 Juni/

June 2011 31 Desember/

December 2010

Nilai kini kewajiban 1,130 1,187 Present value of obligations Keuntungan/(kerugian) aktuarial

yang belum diakui - - Unrecognised actuarial gain/(losses)

1,130 1,187

Jumlah yang diakui pada laporan laba rugi komprehensif adalah sebagai berikut:

The amounts recognised in the statements of income are as follows:

30 Juni/

June 2011 31 Desember/

December 2010

Biaya jasa kini 378 290 Current service cost Biaya bunga 75 73 Interest cost Kerugian/(keuntungan) aktuarial bersih yang diakui selama Net actuarial losses/(gains) tahun berjalan - 127 recognised during the year

453 490

Biaya ini dibukukan sebagai biaya gaji dan imbalan kerja dalam laporan laba rugi komprehensif.

The expense is accounted for salaries and employee benefits in the statements of income.

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 60 Page

19. IMBALAN KERJA (lanjutan) 19. EMPLOYEE BENEFITS (continued)

Imbalan jangka panjang lainnya (lanjutan) Other long-term benefits (continued)

Mutasi kewajiban yang diakui pada Laporan Posisi Keuangan (Neraca) adalah sebagai berikut:

The movement in the liability recognised in the balance sheets is as follows:

30 Juni/

June 2011 31 Desember/

December 2010

Awal tahun 1,187 761 Beginning of the year Jumlah yang dibebankan Total expense charged in the pada laporan laba rugi komprehensif 453 490 statements of income Imbalan/iuran yang dibayarkan (510) (64) Contributions/benefit paid

Saldo akhir 1,130 1,187 Ending balance

20. INFORMASI SEGMEN 20. SEGMENT INFORMATION

Kegiatan usaha Perseroan dikelompokkan dalam

segmen berdasarkan produk usaha dan geografis. The Company’s business activities are classified

into business product and geographical segments. Bentuk primer pelaporan – berdasarkan segmen usaha

Primary reporting format – business segments

30 Juni/June 2011

Pembiayaan konsumen/ Consumer financing

Sewa pembiayaan/

Finance leases

Lain-lain di luar dua produk

usaha utama/ Others than

two main business products

Jumlah/Total

Laporan laba rugi komprehensif Statements of Income Pendapatan Income Realisasi pendapatan 29,513 269,398 - 298,911 Realised income Lain-lain 378 6,657 2,690 9,725 Others Jumlah pendapatan 29,891 276,055 2,690 308,636 Total income Beban Expenses

Beban usaha 2,526 25,642 - 28,168 Operating expenses Beban bunga dan Interest and financing

keuangan 15,614 158,523 - 174,137 charges Penyisihan piutang Allowance for doubtful ragu-ragu 3,171 (2,340) - 831 accounts

Jumlah beban 21,310 181,826 - 203,136 Total expense Laba sebelum pajak penghasilan 8,581 94,229 2,690 105,500 Income before tax

Beban pajak penghasilan - - (26,335) (26,335) Income tax expense

Laba bersih 8,581 94,229 (23,645) 79,165 Net income

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 61 Page

20. INFORMASI SEGMEN (lanjutan) 20. SEGMENT INFORMATION (continued) Bentuk primer pelaporan – berdasarkan segmen usaha (lanjutan)

Primary reporting format – business segments (continued)

30 Juni/June 2011

Pembiayaan konsumen/ Consumer financing

Sewa pembiayaan/

Finance leases

Lain-lain di luar dua produk

usaha utama/ Others than

two main business products

Jumlah/Total

Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Balance Sheets Aset Assets Piutang – bersih 389,471 4,114,448 14,286 4,518,205 Receivables – net Lain-lain - - 162,070 162,070 Others Jumlah aset 389,471 4,114,448 176,356 4,680,275 Total assets Liabilitas Liabilities Pinjaman 269,008 2,731,145 - 3,000,153 Borrowings Surat berharga yang

diterbitkan 80,345 815,714 - 896,059 Securities issued Lain-lain - - 246,333 246,333 Others Jumlah Liabilitas 349,353 3,546,859 246,333 4,142,546 Total liabilities

30 Juni/June 2010

Pembiayaan konsumen/ Consumer financing

Sewa pembiayaan/

Finance leases

Lain-lain di luar dua produk

usaha utama/ Others than

two main business products

Jumlah/Total

Laporan laba rugi komprehensif Statements of Income Pendapatan Income Realisasi pendapatan 15,841 180,653 - 196,494 Realised income Lain-lain 496 3,449 308 4,254 Others Jumlah pendapatan 16,337 184,102 308 200,748 Total income Beban Expenses

Beban usaha 1,403 17,945 - 19,348 Operating expenses Beban bunga dan Interest and financing

keuangan 7,704 98,531 - 106,235 charges Penyisihan piutang Allowance for doubtful ragu-ragu 6,796 (4,683) - 2,113 accounts

Jumlah beban 15,904 111,793 - 127,697 Total expense Laba sebelum pajak penghasilan 434 72,309 308 73,051 Income before tax

Beban pajak penghasilan - - (18,396) (18,396) Income tax expense

Laba bersih 434 72,309 (18,088) 54,655 Net income

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 62 Page

20. INFORMASI SEGMEN (lanjutan) 20. SEGMENT INFORMATION (continued) Bentuk primer pelaporan – berdasarkan segmen usaha (lanjutan)

Primary reporting format – business segments (continued)

31 Desember/December 2010

Pembiayaan konsumen/ Consumer financing

Sewa pembiayaan/

Finance leases

Lain-lain di luar dua produk

usaha utama/ Others than

two main business products

Jumlah/Total

Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Balance Sheets

Aset Assets Piutang – bersih 343,579 3,212,499 15,889 3,571,967 Receivables – net Lain-lain - - 75,187 75,187 Others

Jumlah aset 343,579 3,212,499 91,076 3,647,154 Total assets

Kewajiban Liabilities Pinjaman 233,520 2,512,356 - 2,745,876 Borrowings Surat berharga yang diterbitkan 25,453 273,838 - 299,291 Securities issued Lain-lain - - 113,400 113,400 Others

Jumlah kewajiban 258,973 2,786,194 113,400 3,158,567 Total liabilities

Bentuk sekunder pelaporan – berdasarkan

daerah geografis

Secondary reporting format – geographical segments

Segmen berdasarkan geografis terdiri dari 11 jaringan pemasaran yang terbagi menjadi 5 area yaitu DKI Jakarta, Kalimantan, Sumatera, Jawa dan Sulawesi.

Geographical segment consists of 11 marketing networks that are divided into 5 areas, namely DKI Jakarta, Kalimantan, Sumatera, Jawa and Sulawesi.

Segmen informasi berdasarkan geografis adalah sebagai berikut:

Segment information based on geographical segments is as follows:

30 Juni/

June 2011 30 Juni/

June 2010

Pendapatan Income - Area DKI Jakarta 140,640 80,139 DKI Jakarta area - - Area Kalimantan 103,749 67,230 Kalimantan area - - Area Sumatera 37,334 34,747 Sumatera area - - Area Jawa 16,161 14,576 Java area - - Area Sulawesi 3,110 - Sulawesi area -

300,994 196,692 Pendapatan yang tidak dapat dialokasikan 7,642 4,056 Unallocated income

Jumlah pendapatan 308,636 200,748 Total income

30 Juni/

June 2011 31 Desember/

December 2010

Piutang (kotor) Receivables (gross) - Area DKI Jakarta 2,549,621 2,039,091 DKI Jakarta area - - Area Kalimantan 1,823,328 1,388,162 Kalimantan area - - Area Sumatera 553,062 534,353 Sumatera area - - Area Jawa 262,871 248,800 Java area - - Area Sulawesi 125,121 21,306 Sulawesi area - 5,314,003 4,231,712

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 63 Page

21. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN 21. FINANCIAL RISK MANAGEMENT

Aktivitas Perseroan mengandung berbagai macam risiko-risiko keuangan: risiko nilai tukar mata uang asing, risiko kredit dan risiko likuiditas. Secara keseluruhan, program manajemen risiko keuangan Perseroan terfokus pada ketidakpastian pasar keuangan dan meminimalisasi potensi kerugian yang berdampak pada kinerja keuangan Perseroan. Perseroan menggunakan instrumen keuangan derivatif untuk mengantisipasi risiko-risiko yang mungkin terjadi.

The Company’s activities expose it to a variety of financial risks: foreign exchange risk, credit risk and liquidity risk. The Company’s overall risk management program focuses on the unpredictability of financial markets and seeks to minimise potential adverse effects on the Company’s financial performance. The Company uses derivative financial instrument to hedge certain risk exposures.

Risiko nilai tukar mata uang asing dan suku bunga

Foreign exchange risk and interest rate

Perseroan menyadari adanya perubahan risiko nilai tukar mata uang asing dan suku bunga yang terjadi akibat fluktuasi mata uang Rupiah terhadap Dolar AS dan Yen Jepang, dan suku bunga sehingga Perseroan melakukan transaksi cross currency swap dan interest rate swap dari suku bunga mengambang menjadi suku bunga tetap dengan tujuan melakukan aktivitas lindung nilai atas ketidakpastian suku bunga dan mata uang asing yang timbul dari ketidakpastian arus kas atas pokok dan bunga pinjaman dalam mata uang asing.

The Company is aware of the foreign exchange and interest rate risk due to foreign exchange and interest rate fluctuations, therefore the Company entered into cross currency swap and interest rate swap contracts from US Dollar and Japan Yen floating rate to Rupiah fixed rate in order to hedge the interest rate and foreign exchange uncertainty that will arise from the variability in cash flows arising from principle and interest on the foreign currencies borrowings.

Risiko kredit Credit risk

Perseroan menghadapi risiko pembiayaan, terutama berasal dari ketidakmampuan nasabah untuk membayar kembali pembiayaan konsumen yang diberikan. Risiko ini terjadi jika kelayakan nasabah dan piutang pembiayaan konsumen tidak dikelola dengan baik. Perseroan menerapkan kebijakan pemberian kredit berdasarkan prinsip kehati-hatian, melakukan pengawasan portofolio kredit secara berkesinambungan dan melakukan pengelolaan atas penagihan angsuran untuk meminimalisasi risiko kredit.

The Company is exposed to credit risk mainly from the defaulting customers. Improper assessment on customer’s credit worthiness and collection management will trigger the credit risk. The Company applies prudent credit acceptance policies, perform ongoing credit portfolio monitoring as well as managing the collection of customer financing receivables in order to minimise the credit risk exposure.

Risiko likuiditas Liquidity risk

Risiko likuiditas timbul jika Perseroan mengalami kesulitan dalam mendapatkan sumber pendanaan. Risiko likuiditas dapat juga berupa ketidaksesuaian atas jangka waktu sumber dana yang dimiliki dengan jangka waktu pembiayaan. Perseroan melakukan evaluasi dan menelaah struktur Laporan Posisi Keuangan (Neraca) dan melakukan analisa serta pengukuran risiko likuiditas berdasarkan Pedoman Pengendalian Intern Perusahaan dan Pedoman Pengelolaan Aset dan Kewajiban dari pemegang saham.

Liquidity risk arises in situations where the Company has difficulties in obtaining funding. Liquidity risk also arises from situations in which the Company has a mismatch between the maturity of its funding and the maturity of its consumer financing receivables. The Company evaluates and reviews its balance sheet structure, by analysing and measuring liquidity risk based on its Internal Control Manual and Assets Liabilities Management Guideline from shareholders.

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 64 Page

22. RISIKO TINGKAT BUNGA 22. INTEREST RATE RISK

Tabel di bawah ini menyajikan aset berbunga dan kewajiban berbunga Perseroan pada nilai tercatat, yang dikategorikan menurut mana yang terlebih dahulu antara tanggal repricing atau tanggal jatuh tempo:

The table below summarise the Company’s interest earning assets and interest bearing liabilities at carrying amounts, categorised by the earlier of contractual repricing or maturity dates:

30 Juni/June 2011

Kurang dari satu tahun/ Less than one year

1 – 2 tahun/years

2 -3 tahun/ years

Lebih dari 3

tahun / Over than 3

years

Tidak dikenakan

bunga / Non interest

bearing Jumlah/

Total ASET ASSETS Cash and cash

Kas dan setara kas 122,755 - - - 105 122,860 equivalents Net investment Investasi bersih dalam in direct financing sewa pembiayaan 2,085,986 1,476,270 546,893 5,299 - 4,114,448 leases Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen 278,342 98,404 12,488 237 - 389,471 receivables Piutang lain-lain - - - - 14,286 14,286 Other receivables Piutang derivatif - - - - 10,359 10,359 Derivative receivables Aset lain-lain - - - - 600 600 Other assets

Jumlah aset 2,487,083 1,574,674 559,381 5,536 25,350 4,652,024 Total assets LIABILITAS LIABILITIES Pinjaman yang diterima Bersih : Borrowings-net: - Rupiah 774,059 634,372 327,980 - - 1,736,411 Rupiah - - Dolar AS 561,654 458,507 243,581 - - 1,263,742 US Dollar - Obligasi-bersih 103,443 99,732 393,357 - - 596,532 Bonds-net Medium Term Notes-bersih 299,527 - - - 299,527Medium Term Notes-net Hutang kepada - - - - 85,909 85,909 Account payable

pemasok to supllier Liabilitas derivatif - - - - 29,310 29,310 Derivative payable Hutang lain-lain dan biaya yang masih Other payables and harus dibayar - - - - 99,879 99,879 accrued expenses

Jumlah Liabilitas 1,738,683 1,192,611 964,918 - 215,098 4,111,310 Total liabilities

Jumlah selisih Total interest penilaian bunga 748,400 382,063 (405,537) 5,536 (189,748) 540,714 repricing gap

31 Desember/December 2010

Kurang dari satu tahun/ Less than one year

1 – 2 tahun/years

2 -3 tahun/ years

Lebih dari 3

tahun / Over than 3

years

Tidak dikenakan

bunga / Non interest

bearing Jumlah/

Total ASET ASSETS Cash and cash

Kas dan setara kas 49,689 - - - 105 49,794 equivalents Net investment Investasi bersih dalam in direct financing sewa pembiayaan 257,991 658,300 2,237,960 140,104 - 3,294,355 leases Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen 68,752 233,470 52,495 - - 354,717 receivables Piutang lain-lain - - - - 15,889 15,889 Other receivables Piutang derivatif - - - - 11,929 11,929 Derivative receivables Aset lain-lain - - - - 608 608 Other assets

Jumlah aset 376,432 891,770 2,290,455 140,104 28,531 3,727,292 Total assets KEWAJIBAN LIABILITIES Pinjaman yang diterima: Borrowings: - Rupiah 1,154,916 110,905 601,029 - - 1,866,850, Rupiah - - Dolar AS 425,231 52,946 400,849 - - 879,026 US Dollar - Medium Term Notes - 299,291 - - 299,291 Medium Term Notes Hutang kepada - - - - - - Account payable

pemasok to supllier Kewajiban derivatif 2,647 1,988 24,675 - - 29,310 Derivative payable Hutang lain-lain dan biaya yang masih Other payables and harus dibayar - - - - 77,440 77,440 accrued expenses

Jumlah kewajiban 1,580,147 463,142 1,001,878 - 98,357 3,143,524 Total liabilities

Jumlah selisih Total interest penilaian bunga (1,203,715) 428,628 1,288,577 140,104 (69,826) 583,768 repricing gap

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 65 Page

23. RISIKO KREDIT 23. CREDIT RISK

Tabel berikut adalah eksposur maksimum terhadap risiko kredit untuk instrumen keuangan pada Laporan Posisi Keuangan (Neraca), tanpa memperhitungkan agunan yang dimiliki atau pengembangan kredit lainnya dan konsentrasi risiko kredit yang dimiliki Perseroan:

The following table presents the Company’s maximum exposure to credit risk of on balance sheet financial instrument, without taking into account of any collateral held or other credit enhancement and risk concentration of the Company:

30 Juni/June 2011

Konsentrasi risiko kredit/Credit risk concentration

Maksimum eksposur/ Maximum exposure

Pertambangan/

Mining Perkebunan/

Agro Kehutanan/

Forestry Konstruksi/

Construction Lain-lain /

Others

Piutang sewa Gross investment in pembiayaan 3,637,906 636,596 392,484 126,052 65,085 4,858,123 direct finance leases Piutang pembiayaan 234,653 169,978 24,768 24,248 2,233 455,880 Consumer financing konsumen receivables Piutang lain-lain - - - - 14,285 14,285 Other receivables Piutang derivatif - - - - 10,359 10,359 Derivative receivables Aset lain-lain - - - - 600 600 Other assets

Jumlah 3,872,559 806,574 417,252 150,300 92,562 5,339,247 Total

31 Desember/December 2010

Konsentrasi risiko kredit/Credit risk concentration

Maksimum eksposur/ Maximum exposure

Pertambangan/

Mining Perkebunan/

Agro Kehutanan/

Forestry Konstruksi/

Construction Lain-lain /

Others

Piutang sewa Gross investment in pembiayaan 2,557,869 621,708 457,225 121,199 69,194 3,827,196 direct finance leases Piutang pembiayaan 173,456 180,721 19,022 27,276 4,042 404,518 Consumer financing konsumen receivables Piutang lain-lain - - - - 15,889 15,889 Other receivables Piutang derivatif - - - - 11,929 11,929 Derivative receivables Aset lain-lain - - - - 608 608 Other assets

Jumlah 2,731,325 802,429 476,247 148,475 101,662 4,260,138 Total

Tabel di atas merupakan eksposur maksimum dari risiko kredit bagi Perseroan pada tanggal 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010, tanpa memperhitungkan jaminan yang dikuasai oleh Perseroan terhadap aset tersebut. Eksposur di atas berdasarkan nilai tercatat kotor yang sebagaimana dilaporkan di Laporan Posisi Keuangan (Neraca).

The above table represents maximum exposure of credit risk to the Company at 30 June 2011 and 31 December 2010, without taking into account collaterals held. The exposures set out above are based on gross carrying amounts as reported in the balance sheet.

Seperti yang telah dijelaskan diatas, eksposur maksimum berasal dari sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen.

As outlined above, maximum exposure is derived from direct finance leases and consumer financing.

Manajemen percaya akan kemampuannya untuk mengendalikan dan memelihara eksposur risiko kredit pada tingkat yang minimum berdasarkan hal-hal sebagai berikut: - Perseroan telah membentuk penyisihan piutang

ragu-ragu yang memadai untuk menutupi kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang tersebut berdasarkan data historis kerugian yang ada.

- Sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen, yang merupakan portofolio terbesar dilindungi dengan jaminan yang mencukupi.

Management is confident in its ability to continue to control and sustain minimal exposure of credit risk to the Company based on the following: - The Company have provided sufficient allowance

for doubtful accounts to cover incurred losses arising from uncollectible receivables based on existing historical loss.

- Direct finance leases and consumer financing,

which represent the biggest portfolio, are secured by sufficient collaterals.

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 66 Page

23. RISIKO KREDIT (lanjutan) 23. CREDIT RISK (continued)

Pengukuran risiko kredit Estimasi terhadap eksposur kredit adalah proses yang kompleks dan memerlukan penggunaan model, dimana nilai dari suatu produk bervariasi tergantung dengan perubahan pada variabel-variabel pasar, arus kas masa depan dan rentang waktu. Penilaian risiko kredit atas suatu portofolio aset memerlukan estimasi-estimasi, seperti kemungkinan terjadinya wanprestasi, rasio kerugian dan korelasi wanprestasi antar rekanan.

Credit risk measurement The estimation of credit exposure is complex and requires the use of models, as the value of a product varies with changes in market variables, expected cash flows and the passage of time. The assessment of credit risk of a portfolio of assets entails further estimations as to the likelihood of defaults occurring, of the associated loss ratios and of default correlations between counterparties.

Perseroan telah mengembangkan model untuk mendukung kuantifikasi dari risiko kredit. Model peringkat dan skor ini digunakan untuk keseluruhan portofolio kredit utama dan membentuk basis untuk mengukur risiko wanprestasi. Dalam mengukur risiko kredit untuk kredit yang diberikan, Perseroan mempertimbangkan tiga komponen: (i) ‘probability of default’ (PD) klien atau counterpart atas kewajiban kontraktualnya; (ii) eksposur terkini pada rekanan dan kemungkinan perkembangan masa depan, yang akan digunakan Perseroan untuk mendapatkan ‘exposure at default’ (EAD) dan (iii) kemungkinan rasio pemulihan atas kewajiban yang telah wanprestasi (‘loss given default’) (LGD). Model ini ditelaah secara rutin untuk memonitor tingkat akurasi model, relatif terhadap kinerja aktual dan diubah jika diperlukan untuk mengoptimalisasi keefektivitasannya.

The Company has developed models to support the quantification of the credit risk. These rating and scoring models are in use for all key credit portfolios and form the basis for measuring default risks. In measuring credit risk of loans, the Company considers three components: (i) the ‘probability of default’ (PD) by the client or counterparty on its contractual obligations; (ii) current exposures to the counterparty and its likely future development, from which the Company derive the ‘exposure at default’ (EAD); and (iii) the likely recovery ratio on the defaulted obligations (the ‘loss given default’) (LGD). The models are reviewed regularly to monitor their robustness relative to actual performance and amended as necessary to optimise their effectiveness.

EAD dihitung berdasarkan jumlah yang diharapkan terhutang pada saat wanprestasi terjadi. Sebagai contoh, untuk pinjaman yang diberikan adalah sebesar nilai nominalnya. Untuk komitmen yang diberikan, adalah sebesar jumlah yang telah ditarik ditambah jumlah yang mungkin telah ditarik pada saat wanprestasi terjadi.

EAD is based on the amounts the groups expect to be owed at the time of the default. For example, for a loan this is the face value. For commitments, includes any amount already drawn plus the further amount that may have been drawn by the time of default, should it occur.

LGD merupakan ekspektasi Perseroan atas besarnya kerugian dari suatu klaim pada saat wanprestasi terjadi. Hal ini dinyatakan dalam persentase kerugian per unit dari suatu eksposur. Loss given default biasanya bervariasi sesuai dengan tipe counterpart, jenis dan senioritas dari klaim dan ketersediaan agunan atau pendukung kredit lainnya.

LGD represents the Company’s expectation of the extent of loss on a claim should default occur. It is expressed as percentage loss per unit of exposure. Loss given default typically varies by the type of counterparty, type and seniority of claim and availability of collateral or other credit support.

Agunan Perseroan menerapkan berbagai kebijakan dan praktik untuk memitigasi risiko kredit. Praktik yang umum dilakukan adalah dengan meminta agunan sebagai uang muka. Perseroan menerapkan berbagai panduan atas jenis-jenis agunan yang dapat diterima dalam rangka memitigasi risiko kredit.

Collateral The Company employs a range of policies and practices to mitigate credit risk. The most traditional of these is the taking of security for funds advances, which is common practice. The Company implements guidelines on the acceptability of specific classes of collateral or credit risk mitigation.

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 67 Page

24. RISIKO LIKUIDITAS 24. LIQUIDITY RISK

Tabel jatuh tempo berikut ini menyajikan informasi mengenai perkiraan jatuh tempo dari aktiva dan kewajiban sesuai kontrak menjadi arus kas masuk atau keluar:

The maturity tables below provide information about maturities on a contractual basis within which, assets and liabilities are converted into cash in or out flows:

30 Juni/June 2011

Kurang dari satu tahun/ Less than one year

1 – 2 tahun/years

2 -3 tahun/ years

Lebih dari 3

tahun / Over than 3

years

Tidak mempunyai

kontrak jatuh tempo/

No contractual

maturity Nilai tercatat/

Carrying value

ASET ASSETS Cash and cash

Kas dan setara kas - - - - 122,860 122,860 equivalents Net investment in Investasi bersih dalam direct financing sewa pembiayaan - bersih 2,085,986 1,476,270 546,893 5,299 - 4,114,448 leases - net Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen - bersih 278,342 98,404 12,488 237 - 389,471 receivables - net Beban dibayar dimuka dan Prepaid expenses and piutang lain-lain - - - - 32,462 32,462 other receivables Piutang derivatif 7,744 - 2,615 - - 10,359 Derivative receivables Aset pajak tangguhan - - - - 6,884 6,884 Deferred tax assets Aset tetap - bersih - - - - 3,191 3,191 Fixed assets - net Aset lain-lain - - - - 600 600 Other assets

Jumlah aset 2,372,072 1,574,674 561,996 5,536 165,997 4,680,275 Total assets LIABILITAS LIABILITIES Pinjaman yang diterima - Rupiah 774,059 634,372 327,980 - - 1,736,411 Borrowings – Rupiah Pinjaman yang diterima - Dolar AS 561,654 458,507 243,581 - - 1,263,742 Borrowings – US Dollar Obligasi 103,443 99,732 393,357 - - 596,532 Bonds Medium Term Notes 299,527 - - - 299,527 Medium Term Notes Hutang kepada Account payable

pemasok - - - - 85,909 85,909 to supplier Hutang pajak - - - - 27,008 27,008 Taxes payable

Liabilitas derivatif 2,647 1,988 24,675 - - 29,310 Derivative payable Imbalan kerja - - - - 4,228 4,228 Employee benefits Hutang lain-lain dan biaya yang masih Other payables and harus dibayar - - - - 99,879 99,879 accrued expenses

Jumlah Liabilitas 1,741,330 1,194,599 989,593 - 217,024 4,142,546 Total liabilities Jumlah aset/ Total assets/ (Liabilitas) - bersih 630,741 380,075 (427,597) 5,536 (51,027) 537,729 (liabilities) - net

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 68 Page

24. RISIKO LIKUIDITAS (lanjutan) 24. LIQUIDITY RISK (continued)

31 Desember/December 2010

Kurang dari satu tahun/ Less than one year

1 – 2 tahun/years

2 -3 tahun/ years

Lebih dari 3

tahun / Over than 3

years

Tidak mempunyai

kontrak jatuh tempo/

No contractual

maturity Nilai tercatat/

Carrying value ASET ASSETS Cash and cash

Kas dan setara kas - - - - 49,794 49,794 equivalents Net investment in Investasi bersih dalam direct financing sewa pembiayaan - bersih 1,628,101 1,115,395 457,567 11,436 - 3,212,499 leases - net Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen - bersih 219,254 114,329 9,996 - - 343,579 receivables - net Beban dibayar dimuka dan Prepaid expenses and piutang lain-lain - - - - 17,889 17,889 other receivables Piutang derivatif - 11,754 175 - - 11,929 Derivative receivables Aset pajak tangguhan - - - - 7,211 7,211 Deferred tax assets Aset tetap - bersih - - - - 3,644 3,644 Fixed assets - net Aset lain-lain - - - - 609 609 Other assets

Jumlah aset 1,847,355 1,241,478 467,738 11,436 79,147 3,647,154 Total assets KEWAJIBAN LIABILITIES Pinjaman yang diterima - Rupiah 1,144,042 457,705 266,459 - - 1,868,206 Borrowings – Rupiah Pinjaman yang diterima - Dolar AS 406,519 310,236 160,915 - - 877,670 Borrowings – US Dollar Medium Term Notes - 299,291 - - 299,291 Medium Term Notes Hutang kepada Account payable

pemasok - - - - - - to supplier Hutang pajak - - - - 10,939 10,939 Taxes payable

Kewajiban derivatif 8,758 1,481 10,678 - - 20,917 Derivative payable Imbalan kerja - - - - 4,105 4,105 Employee benefits Hutang lain-lain dan biaya yang masih Other payables and harus dibayar - - - - 77,439 77,439 accrued expenses

Jumlah kewajiban 1,559,319 1,068,713 438,052 - 92,483 3,158,567 Total liabilities Jumlah aset/ Total assets/ (kewajiban) - bersih 288,036 172,765 29,686 11,436 - 488,587 (liabilities) - net

25. NILAI WAJAR ASET DAN KEWAJIBAN KEUANGAN

25. FAIR VALUE OF FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES

Tabel di bawah ini menyajikan nilai tercatat dan nilai wajar dari aset dan kewajiban keuangan yang tidak disajikan di Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Perseroan pada nilai wajar:

The table below summarises the carrying amounts and fair value of those financial assets and liabilities not presented on the Company’s balance sheets at their fair values:

30 Juni/June 2011 31 Desember/

December 2010

Nilai tercatat/ Carrying

value

Nilai wajar/

Fair value

Nilai tercatat/ Carrying

value

Nilai wajar/

Fair value

Aset keuangan: Financial assets: Investasi bersih dalam Net investment in direct sewa pembiayaan 4,114,448 3,575,266 3,212,499 2,782,531 finance leases Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen - bersih 389,471 344,428 343,579 302,808 receivables - net Piutang lain-lain 3,621 2,944 3,084 2,428 Other receivable Kewajiban keuangan: Financial liabilities: Pinjaman yang diterima Borrowings - net - bersih (Rupiah) 1,736,411 1,386,115 1,868,206 1,859,607 (Rupiah)

Pinjaman yang diterima Borrowings - net - bersih (Dolar AS) 1,263,743 1,203,286 877,670 877,859 (US Dollar) Hutang Obligasi Bonds - bersih 596,532 529,600 - - net - Medium term notes Medium term notes - bersih 299,527 307,606 299,291 264,520 net -

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 69 Page

25. NILAI WAJAR ASET DAN KEWAJIBAN KEUANGAN (lanjutan)

25. FAIR VALUE OF FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES (continued)

Piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen

Direct financing lease receivables and consumer financing receivables

Nilai wajar dari piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen diestimasi menggunakan diskonto arus kas berdasarkan tingkat suku bunga efektif rata-rata tertimbang pada tanggal Laporan Posisi Keuangan (Neraca).

The fair values of direct financing lease receivables and consumer financing receivables are estimated by discounted cash flow using weighted average effective interest rate on balance sheet date.

Piutang lain-lain Other receivables

Termasuk di dalam piutang lain-lain adalah piutang karyawan yang nilai wajarnya dinilai menggunakan diskonto arus kas berdasarkan tingkat suku bunga efektif internal Perseroan.

Including into other receivables is employee loans which the fair value is determined by discounted cash flow using the Company’s internal effective interest rate.

Pinjaman yang diterima dan medium term notes Borrowings and medium term notes

Nilai wajar dinilai menggunakan diskonto arus kas berdasarkan tingkat suku bunga efektif yang dikenakan pada pinjaman yang diterima dan medium term notes masing-masing mata uang yang digunakan sesuai dengan sisa periode jatuh temponya.

The fair values are calculated based on cash flows discounted using effective interest borrowing rate which is charged for the remaining term to maturity of each currency borrowings and medium term notes.

26. IKATAN DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI 26. COMMITMENTS AND CONTINGENT LIABILITIES

Pada tanggal 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010, Perseroan memiliki komitmen sewa kantor dengan PT Loka Mampang Indah Realty sebagai berikut:

As at 30 June 2011 and 31 December 2010, the Company has an office rental commitment with PT Loka Mampang Indah Realty as follows:

30 Juni/

June 2011 31 Desember/

December 2010

Komitmen sewa Rental commitment - 2011 552 1,410 2011 - - 2012 133 133 2012 - 685 1,543

Pada tanggal 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010, Perseroan tidak memiliki kewajiban kontinjensi yang signifikan.

As at 30 June 2011 and 31 December 2010, the Company has no significant contingent liabilities.

27. PERJANJIAN KERJASAMA 27. COOPERATION AGREEMENTS

PT Bank Permata Tbk PT Bank Permata Tbk

Pada tanggal 28 Mei 2009, Perseroan mengadakan perjanjian pembiayaan bersama without recourse dengan PT Bank Permata Tbk. Total fasilitas pembiayaan bersama sebesar Rp 300.000 yang akan berakhir pada tanggal 28 Mei 2011.

On 28 May 2009, the Company entered into a without recourse joint financing agreement with PT Bank Permata Tbk. The total joint financing facility amounts Rp 300,000 will be expired on 28 May 2011.

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 70 Page

27. PERJANJIAN KERJASAMA (lanjutan) 27. COOPERATION AGREEMENTS (continued)

PT Komatsu Astra Finance (KAF) PT Komatsu Astra Finance (KAF)

Pada tanggal 20 Juli 2010, Perseroan mengadakan perjanjian pembiayaan bersama without recourse dengan PT Komatsu Astra Finance (KAF). Perjanjian ini akan berakhir sampai jika ada pembatalan dari salah satu pihak secara tertulis.

On 20 July 2010, the Company entered into a without recourse joint financing agreement with PT Komatsu Astra Finance (KAF). This agreement will be expired if one of the party cancel this agreement through a written notification.

28. KEJADIAN SETELAH TANGGAL LAPORAN

POSISI KEUANGAN (NERACA)

28. SUBSEQUENT EVENTS

Pada tanggal 11 Juli 2011 Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman berupa revolving working capital dari Bank Danamon Indonesia, Tbk dengan batas maksimum USD 10,000,000 dengan jangka waktu 1 tahun.

On 11 July 2011, the Company obtained a revolving working capital facility from Bank Danamon Indonesia,Tbk with a maximum credit US Dollar 10,000,000 with maturity date 1 year.

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 71 Page

29. STANDAR AKUNTANSI BARU 29. PROSPECTIVE ACCOUNTING PRONOUNCEMENTS

Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) telah melakukan revisi atas beberapa standar akuntansi yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2011 sebagai berikut:

Financial Accounting Standard Board of Indonesian Institute of Accountants (DSAK-IAI) has issued revision of the following accounting standards which will be effective as at 1 January 2011:

- PSAK 1 (revisi 2009) - Penyajian Laporan

Keuangan, - SFAS 1 (revised 2009) - Presentation of

Financial Statements, - PSAK 2 (revisi 2009) - Laporan Arus Kas, - SFAS 2 (revised 2009) - Statements of

Cashflows, - PSAK 3 (revisi 2010) - Laporan Keuangan

Interim, - SFAS 3 (revised 2010) - Interim Financial

Reporting, - PSAK 4 (revisi 2009) - Laporan Keuangan

Konsolidasi dan Laporan Keuangan Tersendiri,

- SFAS 4 (revised 2009) - Consolidated Financial Statements and Separate Financial Statements,

- PSAK 5 (revisi 2009) - Segmen Operasi, - SFAS 5 (revised 2009) - Operating Segments, - PSAK 7 (revisi 2010) - Pengungkapan Pihak-

pihak Berelasi, - SFAS 7 (revised 2010) - Related Party

Disclosures, - PSAK 8 (revisi 2010) - Peristiwa Setelah Akhir

Periode Pelaporan, - SFAS 8 (revised 2010) - Events After the

Reporting Period, - PSAK 12 (revisi 2009) - Bagian Partisipasi

dalam Ventura Bersama, - SFAS 12 (revised 2009) - Interest in Joint

Ventures, - PSAK 15 (revisi 2009) - Investasi dalam Entitas

Asosiasi, - SFAS 15 (revised 2009) - Investment in

Associates, - PSAK 19 (revisi 2010) - Aset Tak Berwujud, - SFAS 19 (revised 2010) - Intangible Assets, - PSAK 22 (revisi 2010) - Kombinasi Bisnis, - SFAS 22 (revised 2010) - Business

Combination, - PSAK 23 (revisi 2010) - Pendapatan, - SFAS 23 (revised 2010) - Revenue, - PSAK 25 (revisi 2009) - Kebijakan Akuntansi,

Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan,

- SFAS 25 (revised 2009) - Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors,

- PSAK 48 (revisi 2009) - Penurunan Nilai Aset, - SFAS 48 (revised 2009) - Impairment of Assets,

- PSAK 57 (revisi 2009) - Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi,

- SFAS 57 (revised 2009) - Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets,

- PSAK 58 (revisi 2009) - Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan,

- SFAS 58 (revised 2009) - Non-Current Assets Held for Sale and Discountinued Operations,

- ISAK 7 (revisi 2009) - Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus,

- Interpretation of SFAS 7 (revised 2009) - Consolidation of Special Purpose Entities,

- ISAK 9 - Perubahan Atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi, dan Liabilitas Serupa,

- Interpretation of SFAS 9 - Changes in Existing Decommissioning, Restoration and Similar Liabilities,

- ISAK 10 - Program Loyalitas Pelanggan, - Interpretation of SFAS 10 - Customer Loyalty Program,

- ISAK 11 - Distribusi Aset Non-kas Kepada Pemilik,

- Interpretation of SFAS 11 - Distribution of Non-Cash Assets to Owners,

- ISAK 12 - Pengendalian Bersama Entitas - Kontribusi Non Moneter oleh Venturer,

- Interpretation of SFAS 12 - Jointly Controlled Entities - Non Monetary Contributions by Venturers,

- ISAK 14 - Aset Tak Berwujud - Biaya Situs Web,

- Interpretation of SFAS 14 - Intangible Assets - Web Site Cost,

- ISAK 17 - Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai.

- Interpretation of SFAS 17 - Interim Financial Reporting and Impairment.

PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 JUNI 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 JUNE 2011, 31 DECEMBER 2010

AND 30 JUNE 2010 (Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated)

Halaman 72 Page

29. STANDAR AKUNTANSI BARU (lanjutan) 29. PROSPECTIVE ACCOUNTING PRONOUNCEMENTS (continued)

DSAK-IAI juga telah mengeluarkan revisi atas beberapa standar akuntansi yang berlaku untuk periode laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012 sebagai berikut:

DSAK-IAI has also issued revision of the following accounting standards which are applicable for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2012:

- PSAK 8 (revisi 2010) - Peristiwa Setelah Akhir

Periode Pelaporan, - SFAS 8 (revised 2010) - Events after the

Reporting Period, - PSAK 10 (revisi 2010) - Pengaruh Perubahan

Nilai Tukar Valuta Asing, - SFAS 10 (revised 2010) - The Effects of

Changes in Foreign Exchange Rates, - PSAK 24 (revisi 2010) - Imbalan Kerja, - SFAS 24 (revised 2010) - Employee Benefits, - PSAK 46 (revisi 2010) - Pajak Penghasilan, - SFAS 46 (revised 2010) - Income Taxes, - PSAK 53 (revisi 2010) - Pembayaran Berbasis

Saham, - SFAS 53 (revised 2010) - Share-Based

Payment, - PSAK 61 (revisi 2010) - Akuntansi Hibah

Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah,

- SFAS 61 (revised 2010) - Accounting for Government Grants and Disclosure of Government Assistance,

- PSAK 63 - Pelaporan Keuangan Dalam Ekonomi Hiper Inflasi,

- SFAS 63 - Financial Reporting in Hyperinflationary Economies,

- ISAK 13 - Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri,

- Interpretation of SFAS 13 - Hedge of Net Investment in a Foreign Operation,

- ISAK 15 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Minimum dan Interaksinya,

- Interpretation of SFAS 15 - The Limit on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding Requirements and their Interaction,

- ISAK 18 - Bantuan Pemerintah - Tidak Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi,

- Interpretation of SFAS 18 - Government Assistance,

- ISAK 20 - Pajak Penghasilan - Perubahan Dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya.

- Interpretation of SFAS 20 - Income Taxes - Changes in the Tax Status of an Entity or its Shareholders.

Perseroan sedang mengevaluasi dampak dari penerapan revisi standar ini terhadap laporan keuangan.

The Company are currently evaluating the impact of the implementation of these revised standards on the financial statements.