sandek atawa orkesmadun3

78
ORKES MADUN III Atawa SANDEK Karya Arifin C. Noer Catatan: Naskah ini diketik ulang dari buku kumpulan naskah drama Orkes Madun yang diterbitkan oleh Penerbit Pustaka Firdaus bekerjasama dengan Yayasan Adikarya IKAPI dan The Ford Foundation ISBN 979-541-119-5 Publikasi naskah ini dimaksudkan sebagai upaya penyediaan naskah drama dan sebagai bahan referensi pembelajaran bagi individu atau kelompok-kelompok teater yang membutuhkannya. Disarankan bagi siapa saja yang memiliki cukup akses, agar membeli buku terkait. Itu pun dalam upaya membantu pengarang dan keluarganya. Kekayaan hak intelektual naskah ini tetap ada pada pengarangnya. Dan dimohon bagi pengunduh naskah ini untuk tidak menghapus catatan ini, sebagai bukti pertanggung jawaban saya sebagai pihak yang mengetik ulang.

Upload: syamsul-noor

Post on 18-Aug-2015

176 views

Category:

Art & Photos


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sandek atawa orkesmadun3

ORKES

MADUN III Atawa SANDEK Karya Arifin C. Noer

Catatan:

Naskah ini diketik ulang dari buku kumpulan naskah drama Orkes Madun yang

diterbitkan oleh Penerbit Pustaka Firdaus bekerjasama dengan Yayasan Adikarya IKAPI dan

The Ford Foundation ISBN 979-541-119-5

Publikasi naskah ini dimaksudkan sebagai upaya penyediaan naskah drama dan

sebagai bahan referensi pembelajaran bagi individu atau kelompok-kelompok teater yang

membutuhkannya.

Disarankan bagi siapa saja yang memiliki cukup akses, agar membeli buku terkait.

Itu pun dalam upaya membantu pengarang dan keluarganya. Kekayaan hak intelektual

naskah ini tetap ada pada pengarangnya.

Dan dimohon bagi pengunduh naskah ini untuk tidak menghapus catatan ini, sebagai

bukti pertanggung jawaban saya sebagai pihak yang mengetik ulang.

Page 2: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 2

SATU

SEMUA ORANG MAU LEPAS DARI IKATAN APAPUN NAMANYA. DARAH

MENGALIR BEREDAR, MAU LELUASA. GERAKAN TIDAK LAGI MAU

MEMPUNYAI BENTUK. SUARA TIDAK MAU LAGI MEMPUNYAI HURUF. WAKTU

DAN TEMPAT CAIR. JUGA ISINYA. YANG ADA CUMA RUH.

SANDEK

Saya mau bicara. Saya mau bicara

(Tidak ada sahutan. semua diam. semua diam. diam dan aneh. mereka sudah menyimpan

suatu rahasia yang menakutkan)

Saya mau didengarkan

(Seseorang menembak lawannya)

saya mau didengarkan!

(Orang itu menembak dirinya sendiri)

Saya perlu kawan. Saya perlu kawan

Saya tidak bias sendirian. Saya tidak

bisa terus-terusan jadi solis. Saya perlu orkes

lalu saya perlu penonton

lalu saya perlu menonton

(Lalu dia ngamuk. lalu dia setanan. lalu orang-orang memburunya. lalu orang-orang

menangkapnya. lalu orang menyalibnya. dan ketika ia mengamuk tadi dia mengucapkan

segala macam kata-kata jorok. dalam berbagai bahasa dan dialek)

Bapa! Bapa!

WASKA

Anak cengeng! Cuah!

SANDEK

Bapa! Bapa!

WASKA

Bodong! Berhenti kamu jadi orang!

SANDEK

Bapa! Bapa! Bapa!

WASKA

Memalukan! Ranggong!

RANGGONG

Ya, Bapa!

Page 3: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 3

WASKA

Borok!

BOROK

Ya, Bapak!

WASKA

Siapa nama domba cempe itu?

RANGGONG

Sandek, Bapa. Sandek.

WASKA

Sandek? Siapa dia?

BOROK

Anak bapa. Anak tercinta

WASKA

Cuah! Anak dari ibu yang mana? Begitu banyak perempuan yang kucintai. Begitu banyak

perempuan yang kutiduri. Tentu saja semua orang mengaku anak kepada saya

RANGGONG

Bapa, Sandek benar-benar anak Bapak. Benih bapa yang tercecer di pesisir yang diperam

rahim seorang perawan anak nelayan yang tidak punya tangan

SANDEK

Bapa! Bapa! Minta gula-gula!

WASKA

Diam, monyet! Kalau tidak juga mau diam dan tetap merengek saya masukan lagi kamu

bulat-bulat ke dalam rahim ibumu yang khianat itu!

SANDEK

Ibu tidak khianat. Ibu suka gula-gula. Sekarang Sandek pengin gula-gula. Yang mereknya…

WASKA

Jangan bicara merek! Baru lahir sudah dagang. Jadi apa kamu besar nanti!? Borok!

LALU BOROK MEMBERI MINUM SANDEK DAN SANDEK MEMUNTAHKANNYA.

DAN LALU RANGGONG MENEMPELENGNYA

SANDEK

Minuman apa tadi, bapa?

BOROK

Darah macan

RANGGONG

Page 4: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 4

Saya campur sedikit dengan darah saya

SANDEK

Bapa

WASKA

Kenapa?

SANDEK

Enak

WASKA

Namanya anak. Musti disusui. Kalau ada anak yang tidak disusui di dalam sejarah Cuma

saya. Karena saya selalu cari susu sendiri. Tidak ada seorang ibu pun di dunia yang menerima

saya. Kadang-kadang saya berpikir apa saya ini dilahirkan dari laki-laki? Borok, siapkan

segala sesuatunya.

BOROK

Stempel sudah siap

RANGGONG

Api juga sudah siap

WASKA

Baker besi dn lekatkan di jidatnya. Dia harus berlatih merasakan hidup ini dan sebentar lagi

dia tidak akan pernah bisa memungkiri bahwa dia anak jadah! (Meraung) Tuhan! Saksikan

ini!

Setiap orang bangkit dan melek dengan pandangan ketakutan. Lalu Borok dan Ranggong

mengerjakan siksaan itu, sementara orang-orang menyaksikannya dengan ketakutan

SEMUA

Sandek

Sandek

Sandek

WASKA

Sekarang hidup

Kita rebut

Pesta

Demi pesta

Pemberontakan di penjara

Mulai

Bersama matahari

Mulai! Kita ciptakan

Cuaca!

LALU MEREKA BERPESTA. SUNATAN. ARAK-ARAKAN SANDEK DENGAN

IRINGAN REBANA DAN KEMBANG MANGGAR. BERAS KUNYIT DITABUR-

Page 5: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 5

TABURKAN DAN ORANG BANYAK, TERUTAMA ANAK-ANAK BEREBUT

MENDAPATKAN UANG LOGAM YANG DITEBARKAN. SEMENTARA ITU

KEMBALI SANDEK MENCOBA MENGAJAK BICARA ORANG-ORANG TAPI TIDAK

SEORANG PUN YANG MEMPEDULIKANNYA. IA JADI KESAL. LALU IA

MENYINGKIR DAN MENYEPI DI SUDUT PENTAS, MEMBELAKANGI ORANG-

ORANG.

ONI, GADIS INGUSAN, PEKERJA INGUSAN, DALAM PAKAIANNYA YANG

SANGAT SEDERHANA MUNCUL. ONI JUGA MELAKUKAN PERSIS SEPERTI APA

YANG DILAKUKAN SANDEK TADI. IA JADI KESAL, LALU IA MENYINGKIR DAN

MENEPI DI SUDUT PENTAS, MEMBELAKANGI ORANG-ORANG

KETIKA TERDENGAR BESI DIPUKUL DUA KALI, CAHAYA PENTAS AGAK

MEREDUP. DAN SEKETIKA SEMUA DIAM. HENING. DAN SEMUA SIAP

MENDENGARKAN. DAN LALU WASKA NAIK KE SUATU TEMPAT YANG PALING

TINGGI DIIKUTI PEMBANTU-PEMBANTUNYA. RANGGONG DAN BOROK.

WASKA

Anak-anakku

SEMUA

Ya, bapak

WASKA (Pada Borok)

Borok, absen!

LALU BOROK MENGABSEN DAN MASING-MASING PEMAIN MENYAHUT.

SEMUANYA MEMAINKAN WAKIL-WAKIL BURUH DARI BERBAGAI DAERAH

INDSUTRI

WASKA

Anak-anakku

SEMUA

Ya, bapa

WASKA

Sebetulnya malam ini pengin sekali saya menangis

SEMUA

Jangan, bapa

WASKA

Ya, saya tahu, anak sundel! Bukan itu maksud saya. Kalau pun keadaan mengizinkan saya

juga tidak bisa menangis. Bahkan ketika dilahirkan, saya tidak menangis. Ada yang salah

dalam tubuh saya, juga dalam ruh saya. Kelahirans aya kelahiran hening. Barangkali

sehening tatkala semesta belum diciptakan tatkala Tuhan masih sendirian.

Tapi, pada saat-saat perpisahan seperti ini, setetes saja airmata kalau ada, tapi tak ada. Baik,

baik. Kalau air mata tidak punya, saya masih punya cinta. Gayah

Page 6: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 6

BIGAYAH

Ya, Waska

WASKA

Ai lof you

BIGAYAH

Kamu selalu main-main, Waska. Itu yang membuat saya betah. Tapi kamu tidak pernah bisa

tenang

WASKA

Darah saya selalu melonjak-lonjak liar, Gayah. Saya tidak pernah bisa menjinakannya. Sorri.

BIGAYAH

Waska

WASKA

Kenapa? Minta puntung bekas saya lagi?

BIGAYAH

Peluk saya untuk penghabisan kali. Setelah itu biarkan kita mati

WASKA

Kamu itu betul-betul brengsek. Tubuhmu kamu ecerka dan saya Cuma kebagian sedikit. Tapi

saya masih tetap merasa mujur karena saya mendapatkan cinta yang utuh. Gayah, pada

akhirnya kita sempat tahu juga bahwa yang menyelamatkan kita semua adalah cinta

BIGAYAH

Saya tidak akan pernah bisa melupakan bagaimana malam itu kamu menyerahkan tas plastic

berwarna oranye

WASKA

Saya juga akan mengenangkan kamu bagaimana malam itu kamu buka kancing celana saya

akrena kamu tidak sabar

BIGAYAH

Saya akan selalu ingat jidatmu dan hidungmu

WASKA

Saya akan selalu membayangkan gigimu dan telapak kakimu yang besar

BIGAYAH

Waska, saya heran orang semacam kamu pengin mati

WASKA

Kita sudahi roman kita, Gayah. Sandiwara ini bukan sandiwara kita, sandiwara ini sandiwara

cinta anak-anak kita

Page 7: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 7

BIGAYAH

Cium dulu rambut saya, baru saya pergi

LALU WASKA MENCIUM RAMBUT BIGAYAH. LALU BIGAYAH PERGI ENTAH

KEMANA. SETELAH ITU WASKA TERMENUNG LAMA SEKALI

ONI

Saya berangkat dulu

SANDEK

Kamu tidak bisa tidak bekerja, Oni?

ONI

Ayah cacat, ibu sakit-sakitan

SANDEK

Kalau begitu pemerintah betul-betul sakit

ONI

Saya pergi Sandek

SANDEK

Pergilah, lain kali belum tentu saya biarkan. Saya juga akan berangkat ke pabrik

SEMUA PERGI. PARA NABI TURUN DARI LANGIT

SEMUA

Salam. Salam

WASKA

Datang juga kau, ya nabi

NABI 1

Siapa pun akan datang juga malam ini, sekali pun jin dan setan. Batu-batu akan menyimpan

jejakmu malam sampai saat kiamat. Inilah salah satu malam yang paling penting diantara

malam-malam penting dalam sejarah kalian

JONATHAN

Saya juga datang, Waska

WASKA

Jonathan

LAMA SEKALI WASKA MEMANDANG TAJAM KEPADA SAHABAT SEKALIGUS

SAINGANNYA

JONATHAN

Dendam anak-anakmu belum juga hilang

Page 8: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 8

WASKA

Ia terlanjur bersama darah

JONTAHAN

Waska

WASKA

Mau apa lagi? Mau mencoba menghalang-halangi rencana-rencana saya?

JONATHAN

Bagaimana revolusi social kamu yang simultan itu?

WASKA

Sukses besar seperti konser-konser kamu! Semua orang pbuncit perutnya sekarang dan umur

mereka panjang-panjang kayak orang-orang zaman Ibrahim

JONATHAN

Syukurlah kalau begitu. Mudah-mudahan wajahmu tidak mengkhianati kamu sendiri

WASKA

Terus terang saya sentiment sama kamu

JONATHAN

Tidak perlu kamu ucapkan. Bibirmu jauh lebih sempurna membentuk huruf-huruf tanpa

disuarakan. Selamat jalan, sahabatku

WASKA

Saya tidak memerlukan selamat jalan kamu

JONATHAN

Kalau begitu saya akan di belakangmu. Akan emnjadi saksi perjalanan gila kamu. Akan

menjadi saksi kesepian kamu

WASKA

Betul-betul seniman komersil kamu!

DEBLENG

Waska, saya juga mau ikut

WASKA

Debleng, kamu sudah mati. Kamu tidak perlu mati lagi

DEBLENG

Saya mau nonton kamu. Di kuburan sepi dan saya takut kepada arwah saya sendiri

JURU KUNCI

Saya mau ngetawain dari jauh!

WASKA

Page 9: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 9

Kamu siapa, terong!?

JURU KUNCI

Juru kunci kuburan yang digranat anak buah kamu ketika mereka membongkar kuburan-

kuburan bayi dan merampok masa depan mereka

ANAK JURU KUNCI

Saya anaknya. Juga sudah koit dengan cara yang sama

SEMAR

Bukan main penonton saya. Saya harap sajasandiwara pribadi saya akan lebih menarik

daripada sandiwara karangan saya

NABI 1

Itu tidak usah disangsikan lagi, Semar. Hidupmu lebih ruwet ketimbang pertunjukan

sandiwara kamu

RANGGONG

Bapa, sudah waktunya

BOROK

Matahari sudah menggeliat

RANGGONG

Kalau sampai dia bangun lebih dulu, kita akan kewalahan mengejarnya

WASKA

Baik, baik, kita akan mulai

RANGGONG

Roket sudah disiapkan

BOROK

Kemenyan sudah dibakar

BIGAYAH

Bunga-bunga juga siap disebarkan

LALU SEMUA MENEBAR-NEBARKAN BUNGA BERANEKA WARNA SEHINGGA

UDARA JADI WARNA-WARNI

SANDEK

Sebentar, sebentar. Bapa mau kemana?

WASKA

Selalu kamu bangun, kasep. Sandek. Bapakmu sudah terlalu lama hidup. Lebih dari dua

generasi kebudayaan. Bapa cemburu kepada pohon kelapa depan rumah ibumu yang sudah

mati kering tahun lalu. Sekarang bapa mau pergi mencari mati. Bapa juga pengin bisa kering

Page 10: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 10

SANDEK LALU MENAHAN GELI DALM MULUTNYA SEHINGGA

MENGGELEMBUNG. LALU IA LARI MENYINGKIR MENDEKATI SEORANG

PENONTON DAN KETAWA BESAR DIA.

SESEORANG

Skors dulu, skors! Selalu saja ada yang nyeleweng

LALU SEMUA PEMAIN ISTIRAHAT DAN MEMPERSIAPKAN DIRI UNTUK

ADEGAN SELANJUTNYA

SANDEK (Pada penonton)

Kalian tahu saya anaknya, tapi saya harap saya tidak sama dengan lelaki tua yang sok dan

kelebihan sperma itu! Bukan saja karena angkatan kami berbeda tapi terutama karena

pandangan dasar kami sejak pangkal memang lain. Catat dan ingat-ingat!

WASKA

Orang-orang muda, selalu saja menganggap orang-orang tua bersikap sok, padahal mereka

jauh lebih sombong daripada anak Nuh! Selain itu secara bangga selalu menggembar-

gemborkan tentang perbedaan, padahal apa-apa yang mereka anggap lain sama sekali tidak

lain. Tidak ada yang baru. Yang ada Cuma pengulangan!

SANDEK

Mulai, kan soknya!? Siapa bilang tidak ada yang baru? Siapa bilang Cuma pengulangan?

Yang bernama bola memang tetap bola tapi setiap detiknya nilainya berubah. Sekarang

begini saja. Siapa diantara kami, maksud saya, saya dan bapa saya yang sok itu, yang paling

banyak umurnya?

WASKA

Dia sudah mulai kurang ajar kalau sudah mau berani mengatakan bahwa dia lebih tua

umurnya dari saya

SANDEK

Sudah pasti umur saya lebih tua. Paling tidak lebih banyak. Coba saja. Umur saya adalah

umur manusia pertama, sedangkan dia sama dengan jumlah umur tadi minus umur saya

sendiri

WASKA

Cara kamu bercanda menyiggung perasaan, Sandek

SANDEK

Sekali lagi terbukti bahwa orang tua lebih emosional ketimbang anaknya

WASKA

Betul-betul gua bacok, lu!

LALU WASKA MENGEJAR SANDEK SAMBIL MENGACUNGKAN GOLOK

SEHINGGA SEKETIKA TERJADI KEHEBOHAN. DAN TENTU SAJA ORANG-ORANG

MELERAIKAN MEREKA. TERAKHIR WASKA MEMEGANG WAJAH ANAKNYA

DAN KETAWA.

Page 11: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 11

WASKA

Kamu betul-betul muda. Kamu betul-betul hidup

SANDEK

Bapa betul-betul bapa. Betul-betul tua!

WASKA

Sialan!

LALU MEREKA KEJAR-KEJARAN SEPERTI BOCAH. PETAK LARI. DAN SEMUA

PEMAIN MELAKUKAN HAL YANG SAMA. DAN SETELAH KECAPEAN.

WASKA

Seger, seger. Hidup itu selalu seger. Kalau saja….

RANGGONG

Bapa, sudah waktunya

BOROK

Segala sesuatunya sudah beres

SUARA MEGAPON (Dalam dialek Jawa yang medok, lembut sekali)

Perhatian, perhatian! Para penumpang pesawat luar angkasa yang akan mengembara ke

daerah pembuangan, diharap siap naik melalui pintu tiga

WASKA

Baik, baik, Sandek. Ini kelereng kamu

SANDEK

Terima kasih, bapa

LALU WASKA KEMBALI NAIK KE TEMPAT YANG PALING TINGGI DIIKUTI

PEMBANTU-PEMBANTUNYA

NYANYIAN SATU

Awan akan jadi kawan

Sepanjang perjalanan

Kalian tidak akan kesepian

Terbanglah o ruh

Terbanglah o ruh

Tuhan di seberang

Menanti kalian

Terbanglah o ruh

Terbanglah o ruh

LALU SEMUA SIAP MENDENGARKAN PIDATO PERPISAHAN

WASKA

Page 12: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 12

Anak-anakku

SEMUA

Ya, bapa

WASKA

Sinar tidak pernah putus. Suara tidak pernah putus. Saya akan menyusuri sinar dan suara

dengan pandangan mata bocah, namun dengan perasaan luka seorang pemuda cengeng yang

ditinggalkan kekasihnya. Saya akan melompat ke bukit itu dengan meniti pucuk-pucuk

cemara yang berbaris tak habis-habisnya. Di bukit itu saya akan gali huruf-huruf yang asli

dan bekas lobangnya akan kujadikan kubur bagi jasadku yang galak dank eras ini. Bukit itu

bukit Tursina namanya!

IBU

Istirahatlah anakku. Seperti tanah pesisir di mana kamu lahir. Telapak kakimu pecah-pecah,

mari saya basuh

WASKA

Tidak ada lagi yang bisa dicuci. Segala debu dengan segala susunan unsure-unsurnya telah

bersatu dengan kulit badak tua ini. Tolong jangan ganggu saya lagi

IBU

Saya ingin memangkumu, anakku. Mbok kangen. Sumur tua ini sudah lama sekali tidak

pernah kamu kunjungi. Mbok akan mendongeng tentang asal-usul tanah Jawa ini sejak zaman

es dahulu kala

WASKA

Sekali lagi, tolong ya jangan ganggu saya lagi. Saya sedang mengucapkan pidato yang paling

penting, bahkan yang terpenting yang pernah diucapkan orang. Dan begitu pentingnya saya

punya pidato, bagaikan firman bila dibandingkan dengan pidato seorang presiden

IBU

Kalau kamu mau mengunjungi sumur keramat ini sekali saja dan merasakan nyamannya air,

brangkali kamu tidak akan merasa perlu mengadakan perlawatan yang penuh rahasia ini

WASKA

Kalau saja, kalimat apa itu!? Justru karena saya menyadari bahwa hidup ternyata tumpukan

dari kalimat semacam itu saya mengadakan perjalanan ini. Dan lagi dengan pengembaraan

saya yang terakhir ini saya yakin saya akan beroleh mati

IBU

Jangan ngaco, Waska. Kelak kamu akan mati sendiri juga. Seperti yang lain-lain, kamu juga

tidak lebih dari sebatang pohon pisang

WASKA

Saya bukan pohon pisang. Saya bukan pohon. Saya bayi tabung yang ditemukan Aladin di

pesisir Cirebon

IBU

Page 13: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 13

Silsilah tidak penting lagi. Sejarah diabaikan. Lalu maunya apa?

BIGAYAH

Sebaiknya mbok yang istirahat. Kembali masuk ke kubur, mbok. Janan nakut-nakuti orang

yang masih hidup

IBU

Kamu siapa berani-berani nimbrung?

BIGAYAH

Nama saya Rogayah. Pekerjaan pelacur dan sekarang jadi kepala germo. Saya istri Waska

lahir batin

IBU

Terlalu beringasan kamu sebagai perempuan

BIGAYAH

Karena saya darah Waska

SEMAR

Waduh! Waduh! Waduh! Sandiwara ini mbok yang teratur. Yang punya disiplin. Sudah sejak

tadi dibina suasana dramatiknya sedemikian rupa untuk adegan pidato perpisahan Waska,

kalian kok seenaknya merusak. Kalian itu nyeleweng dari irama namanya. Kesenian macam

apa yang sedang kalian tunjukan? Itu namanya seni awur-awuran! Dikiranya alam itu awur-

awuran? Alam itu tertib sekalipun tidak kaku!

NABI

Jangan emosi Semar. Makin tua kok malah makin emosi

SEMAR

Kesel eh! Susah-susah membangun klimaks, kok dibuyarkan seenaknya

NABI

Sabar, sabar

BIGAYAH

Maaf, Semar

IBU

Saya juga minta maaf, wong saya orang baru. Lagi waktu saya di Srimulat saya nyletuk

begitu boleh kok. Nek kalau aturan di sini lain ya, maaf saja

SEMAR

Sudah, malah cerewet. Sekarang kita lanjutkan lagi. Coba musiknya yang genah. Mulai!

MUSIK. MEMEKAKAN. DAN SEMENTARA ITU MEREKA MEMENUHI BUKIT DI

MANA WASKA SEDANG MENGUCAPKAN PIDATONYA

WASKA

Page 14: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 14

Mata saya mata Musa yang mampu menatap sumber cahaya itu. Tapi seandainya di bukit itu

saya juga tidak mendapatkan apa-apa, tidak mendapatkan istirah, saya akan terbang di atas

selembar awam, mampir ke puncak Himalaya. Saya ahrap saja pertapa tua yang bernama

Albert Tambayong itu akan sudi membantu saya

RANGGONG

Saya sangsi, Waska

BOROK

Monyet tua itu menjengkelkan

WASKA

Kalau memang begitu, nanti saya akan terban ke angkasa luar. Akan saya jelajahi galaksi

demi galaksi, sepi demi sepi. Dalam kehampaan dan keheningan itu, saya kira saya akan bisa

menemui nabi-nabi itu diantara benda-benda yang gentayangan. Ciptaan teknologi paling

mutakhir. Saya akan rela melayang-layang kalau memang saya juga adalah benda-benda

semacam itu

BIGAYAH

Benda apa sih Semar? Kok serem kedengarannya?

SEMAR

Benda ya benda. Titik

BIGAYAH

Kok serem Semar?

SEMAR

Kok baru tahu? Hidup emmang serem kok. Pokoknya di angkasa luar nanti saya akan

memainkan adegan serem diselingi adegan-adegan ala Flash Gordon

IBU

Flash Gordon itu siapa to, Gayah?

BIGAYAH

Ndak tahu ya. Kedengarannya sih kayak nama presiden Amerika

JONATHAN

Waska, boleh saya berpendapat?

WASKA

Tidak boleh kecuali kalau kamu juga punya keberanian sama seperti saya

JONATHAN

Saya tidak tahu apakah saya berani tapi apa katamu?

WASKA

Gentayangan di luar angkasa

Page 15: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 15

JONATHAN

Saya kir saya berani

WASKA

Nah, kalau begitu adegan sandiwara ini pada babak berikutnya akan menjadi seru karena saya

masih punya banyak sisa kata-kata

JONATHAN

Kamu sendiri tahu stock kata-kata saya jauh lebih banyak dan kata-kata sangat jinak di bibir

saya

WASKA

Kalau kata-kata berpihak pada kamu, yang lain pasti akan berpihak kepada saya

JONATHAN

Kita lihat nanti

WASKA

Ya. Sekarang kandangi sulu kata-katamu. Saya sedang pidato

LALU JONATHAN MEMAINKAN BIOLANYA SYAHDU SEKALI

WASKA

Anak-anakku

SEMUA

Ya, bapa

WASKA

Agama saya macem-macem, maka segala macem doa saya harap ikut mengiringi

pengembaraan ini

SEMUA

Ya, bapa

BIGAYAH

Bagaikan angina, doa saya tidak akan pernah putus, Waska

IBU

Asap dupa dan harum bunga setaman yang saya rangkai akan memenuhi sidratul muntaha

SANDEK

Saya nggak bisa berdoa. Lelaki tua yang belingsatan itu tidak pernah mengajar saya apa-apa

ONI

Tapi ibumu, Sandek. Ia mengajar kamu segala macem

SANDEK

O iya. Lupa, bu

Page 16: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 16

IBU SANDEK

Sandek

SANDEK

Sekarang saya ingat. Saya akan berdoa. Saya akan selalu berdoa

ONI

Kamu mulai sombong seperti ayahmu

IBU SANDEK

Berikan diam-diam nasi kuning ini kepada bapakmu dan katakan saya akan membesarkan

kamu

SANDEK

Ibu, mulai besok saya akan bekerja di pabrik gelas

IBU SANDEK

Seharusnya kamu di laut, anakkku. Karena kamu anak laut

SANDEK

Jangan sebut laut lagi, bu. Saya takut saya tidak bisa menahan amarah saya. Badan saya

masih terlalu lunak untuk amarah saya yang terlalu keras

IBU SANDEK

Baik, anakku, baik. Jangan lupa bahwa ayahmu seorang lelaki tulen

LALU SEMUA ORANG BERTEPUK TANGAN, WASKA, BOROK DAN RANGGONG

MENDAKI PUNCAK ITU SAMBIL SESEKALI MELAMBAIKAN TANGAN. BIGAYAH

MENANGIS HEBAT SEKALI, MENYINGKIR DARI GEROMBOLAN. JUGA IBU

SANDEK, SANDEK DAN ONI MELANGKAH KE DEPAN DEKAT PENONTON.

MEREKA TEGAK BERDIRI BAGAIKAN DUA BUAH TIANG BENDERA.

NYANYIAN SATU

Awan akan jadi kawan

Sepanjang perjalanan

Tuhan di seberang

Mananti kalian

Terbanglah o ruh

Terbanglah o ruh

Dst.

KEMUDIAN HENING SEJENAK

PENGARANG

Bagian berikut sandiwara ini bagian yang paling kasar. Dengan ini diumumkan kepada siapa

saja yang berhati bangsawan supaya bangkit dari tempat duduknya dan menggilkannya.

Selain itu bagi siapa saja yang merasa tidak punya kepentingan dengan persoalan makan dan

pendidikan dipersilakan tidur sejenak untuk memimpikan sandiwara lain yang lembut

Page 17: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 17

SEMAR

He yang bicara! Kamu sendiri silakan tutup mulut dan menyingkir. Sandiwara ini akan

memulai babaknya yang pertama. Tapi sebelumnya akan saya perkenalkan barisan

pemainnya

LALU DIA MEMPERKENALKAN SEMUA PEMAIN. DAN BEGITU SELESAI MUSIK

PEMBUKAANPUN DIBUNYIKAN

NABI

Lakon apa Semar?

SEMAR

Kisah cinta sandek dan Oni

NABI

Apa latar belakangnya?

SEMAR

Masalah tenaga kerja alias perburuhan dan peraturan-peraturannya

NABI

Berapa babak?

SEMAR

Babaknya bertele-tele. Pokoknya sampe babak belur. Maaf, pertunjukan akan kami mulai.

NABI

Silakan

SEMAR

Para penonton yang berbahagia maupun yang tidak, sandiwara ini akan dimulai dengan

adegan tidur

NABI

Kok tidur lagi kayak adegan-adegan sebelumnya?

SEMAR

Harap dicatat. Adegan ini sama sekali tidak bermaksud menggambarkan bahwa orang-orang

di sini suka sekali tidur lantaran matahari kelewat dekat. Khusus mengenai adegan ini

pengarangnya menjelaskan bahwa pada saat tidur, justri sebenarnya kita bangun. Permisi,

adegan akan dilanjutkan lagi. Para pemain saya persilakan tidur atau tepatnya pura-pura tidur

MEREKA SEMUA TIDUR

SEMAR

Daripada susah-susah berasosiasi dan juga mengingat segi-segi teknis, saya jelaskan saja

secara singkat bahwa pada saat sekarang, pentas sedang kita anggap sebagai suatu daerah

perkampungan jorok di suatu kota besar yang semrawut. Waktu kira-kira menjelang fajar

Page 18: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 18

SEPI SEBENTAR

SEMAR

Fajarnya sudah datang sekarang

SEPI SEBENTAR

SEMAR

Jangan kaget, ada dua fajar yang datang. Fajar yang bernama Surya dan Fajar yang bernama

Sandek

KOOR

Sandek

SANDEK LEWAT. ANGGUN DIA. BAGAI KIJANG KENCANA

SEMAR

Coba terka. Apa yang dilakukan oleh pemuda itu pagi buta seperti ini? Bayangkan. Sinar di

langit baru beberapa helai, gelap masih sangat rapat mengepung lorong-lorong jorok yang

pengap itu. Dan Sandek berjalan seorang diri sambil bersiul-siul jali-jali. Sialan! Dia ke

rumah pacarnya. Si Oni. Oit! Dia hampir saja melihat saya. Saya ahrus sembunyi. Lebih baik

saya ngintip. Lagian paling nikmat ngintip orang pacaran. Hehehe….

SEMAR BERSEMBUNYI DI SUATU TEMPAT YANG TERLINDUNG DAN NGINTIP,

SANDEK MUNCUL LAGI DENGAN SELEMBAR KERTAS DI TANGAN. IA

MENDEKATI GUBUK ONI. SETELAH IA AMATI SEPUTAR DAN MERASA YAKIN

BAHWA TIDAK ADA ORANG LAIN YANG MEMPERHATIKAN LALU IA PUNGUT

SEBUTIR KERIKIL. IA LEMPAR KE JENDELA ONI YANG SEPERTI KANDANG

AYAM. DANS EBENTAR KEMUDIAN TERBUKALAH JENDELA ITU. DAN

NONGOLLAH ONI SAMBIL MENGGELIAT.

SANDEK

Oni

ONI

Sandek

SANDEK (Nyanyi)

Di sela-sela sinar fajar

Tidakkah kau lihat binary-berbinar

Cinta panasku memancar?

Bersama angina pagi

Cintaku menyusup menembus

Celah gedek gubukmu

O biarkan mengelus halus kulitmu

Oni….

Page 19: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 19

ONI

Sandek fajarku. Suratmu semalaman kubaca berkali-kali. Pada jam sepuluh lima say abaca.

Pada jam setengah tiga saya ngelilir saya baca lagi tujuh kali. Dan barusan tadi saya ulangi

lagi sebelas kali

SANDEK

Suratmu Cuma satu kali say abaca tapi langsung saya hapal luar kepala biarpun panjangnya

lima belas halaman folio. Oni, terimalah suratku lagi dan bacalah sambil sarapan serabi

SETELAH MEMBERATINYA DENGAN PECAHAN GENTENG, SANDEK

MELEMPARKAN KERTAS ITU DAN SECARA TANGKAS ONI MENANGKAPNYA,

LALU DENGAN BERDEBAR DIBACANYA SEMENTARA SAYUP-SAYUP

KEDENGARAN NYANYIAN ORANG-ORANG

KOOR

Bangun! Bangun!

Hari sudah siang!

Bangun! Bangun!

Hari sudah siang!

Kalau tidak bangun tidak makan

Kalau tidak makan ntar dimakan

Ingatlah anak istri keluarga kita

Selain cinta mereka juga butuh harta

Ayo! Ayo!

Hari sudah siang!

Dengar! Dengar!

Pabrik mulai ngaum!

Ayo! Ayo!

Jangan loyo! Dst

BARISAN ORANG-ORANG YANG SEDANG BERANGKAT KERJA ITU MUNCUL

DAN SAMBIL TERUS MENYANYI MEREKA LEWAT. DAN KETIKA SUARA-SUARA

MEREKA SEMAKIN SAYUP, ONI SELESAI MEMBACA SURAT ITU. SEBENTAR IA

PANDANGI SANDEK, TAPI TIBA-TIBA IA TUTUP MUKANYA DENGAN KERTAS

ITU. MALU DIA!

ONI

Betul, Sandek?

SANDEK

Suratku bukan surat kabar, Oni, yang kebenarannya masih perlu diuji

ONI

Para penonton, Sandek melamar saya. Padahal saya masih ingusan. Malu saya. Belum-belum

haid kok

Page 20: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 20

SANDEK

Oni purnamaku

ONI

Sandek suryaku

SANDEK

Mau kan kamu jadi istriku?

ONI

Aku hanya mau kamu jadi suamiku

SANDEK

Dua tahun lagi, pasti saya punya apa-apa kalau saya rajin bekerja mulai sekarang

ONI

Dua tahun lagi, pasti saya sudah haid

SANDEK

Kita akan kawin

ONI

Kita akan punya anak

SANDEK

Kita akan punya cicit

ONI

Kita akan punya buyut

SANDEK

Kita akan punya Cangga

ONI

Kita akan punya dunia

SANDEK

Kita akan punya akherat

ONI

Dunia akan punya Sandek

SANDEK

Dunia akan punya Oni

ONI

Sandek

SANDEK

Page 21: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 21

Oni

ONI

Oni nanti minta mas kawin

SANDEK

Sebutkan, Oni. Sebutkan

ONI

Bunga

SANDEK

Bunga apa oni?

ONI

Bunga rumput dan bunga alang-alang

MEREKA BEREMASAN TANGAN SEMENTARA BARISAN ORANG-ORANG YANG

SEDANG BERANGKAT KE PABRIK TADI MUNCUL LAGI SAMBIL MENYANYI

DALAM SEMANGAT YANG MASIH HANGAT. BARISAN INI AKAN MENYAPA

SANDEK DAN ONI.MEREKA LARUT BERSAMA BARISAN YANG PANJANG ITU

DAN LARUT PULA DALAM NYANYIAN.

MAKIN LAMA CAHAYA MAKIN TERANG DAN BERSAMAAN DENGAN ITU

BARISAN MENYUSUN DIRI MASING-MASING SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA

DALAM SEKEJAP TERCIPTA SUATU ADEGAN YANG MELUKISKAN KEGIATAN

SUATU PABRIK DENGAN SEGALA MACAM MSEIN-MESINNYA. NYANYIAN

MEREKA SEMAKIN BERSEMANGAT!

DAN SETELAH KEDENGARAN BUNYI SIRINE, MULAILAH KEGIATAN-

KEGIATAN. ADEGAN SAMA SEKALI MELUKISKAN MESIN RAKSASA YANG

SEDANG BEKERJA. DAN APABILA TERDENGAR BUNYI SIRINE LAGI, MESIN ITU

BERHENTI KERJA DAN ORANG-ORANG LALU MAKAN. DAN APABILA

TERDENGAR LAGI SIRINE ITU KEMBALI MESIN ITU BEKERJA. DAN APABILA

DAN APABILA DAN APABILA DST. BERULANG-ULANG. DAN SEMAKIN LAMA

CAHAYA SEMAKIN TERANG HINGGA PADA SUATU SAAT MENYILAUKAN!

LALU LAYAR TURUN! DAN SETELAH SEMUA LAMPU PENONTON MENYALA,

BURU-BURU MUNCUL SEMAR DALAM PAKAIAN MALAM YANG RESMI.

MAKSUD SAYA JAS KOMLIT! DAN DENGAN MIKROPON DI TANGAN IA BERDIRI

DI DEPAN LAYAR.

SEMAR

Beribu maaf, para penonton. Layer terpaksa kami turunkan karena – coba karena apa?

(Ketawa) Apapun jawaban anda pasti keliaru, karena… coba terka lagi! Karena apa?

(Ketawa) pokoknya siapa salah pasti salah. Yang benar Cuma saya. Wong saya sutradar, he!

(Ketawa) begini, para penonton. Kalau tidak segera kami ambil tindakan pengamanan

dengan menurunkan layar pasti bencana kesenian ini tak akan dapat kita hindari di tempat ini

Page 22: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 22

Bayangkan, coba. Menurut catatan pengarang sandiwara ini adegan yang amat bersahaja tadi

ahrus sanggup melukiskan kegaiatan rutin para pekerja alias buruh sejak jaman revolusi

indsutri pertama di Inggris, bahkan kalau mungkin – katanya secara lisan barus aja – sejak

jaman gild-gilda di Eropa sampai hari ini, dan kalau mungkin instruksinya secara telegrafis

beberapa detik yang lalu – sampai kiamat nanti. Apa tidak gila, pengarang yang sok itu? Apa

dia pikir ini film?

SEORANG ANAK MUDA MUNCUL SAMBIL MENYEDOT MINUMAN DALAM

KARTON

SEMAR

Sembarangan! Apa dia piker dia itu Tuhan? Kampungan!

ANAK MUDA

Tidak kok. Dia tidak pernah berpikir begitu

SEMAR

Jangan belain! Sini minumannya!

ANAK MUDA MEMBERIKAN AIR MINUMANNYA DAN SEMAR MEMINUMNYA

TUNTAS

ANAK MUDA

Lagian dia Cuma ceplas-ceplos saja. Dan dia seni sandiwara…

SEMAR

Sudah pigi sana! Akar masih pendek mau ikut nimbrung urusan falsafah

(anak muda sambil bersungut pergi)

Anda tahu siapa anak muda tadi? Dia adalah anak seorang pemilik pabrik yang terbesar di

kawasan industri ini!

TERDENGAR BUNYI LETUSAN SENAPAN DAN SEMAR TERKULAI MATI!

BEBERAPA SAAT KEMUDIAN MUNCUL PEMILIK PABRIK DENGAN SENAPAN

BERBURU. DUA ORANG PEMBANTUNYA BURU-BURU MENDEKATI MAYAT ITU

DAN AKAN MENYERETNYA

PEMILIK

Buat apa?

SESEORANG

Binatang ini aneh, tuan. Kita air keras!

YANG LAIN

Sangat bagus buat pajangan di dekat pediangan

PEMILIK

Murahan! Ayolah, kita cari babi yang lebih liar!

Page 23: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 23

MEREKA PERGI. BEBERAPA SAAT KEMUDIAN SEMAR BANGKIT

SEMAR

Tidak usah terkejut. Yang mati tadi bukan saya. Tapi si Emod. Seorang tuli pelabuhan. Dia

kejatuhan sekarung beras! Lalu siapakah ketiga mahluk aneh tadi? Mereka adalah pengusaha-

pengusaha

BUNYI LETUSAN SENAPAN LAGI. SEMAR MATI LAGI. BEBERAPA SAAT

KEMUDIAN PEMILIK PABRIK DAN PEMBANTU-PEMBANTUNYA MUNCUL LAGI

PEMILIK

Cepat, anjing! Masukan mayat itu ke dalam mixer!

SESEORANG

Sudah beres, tuan

PEMILIK

Bagus, siapkan berkas-berkasnya

YANG LAIN

Sudah beres, tuan. Pers release juga sudah disiarkan

PEMILIK

Bagus! Babi hutan itu akan jadi fosil!

YANG SATU

Kalau begitu dipandang adri sudut ilmu pengetahuan murni kita ini sangat berjasa, tuan,

karena kita sebagai pengusaha yang selama ini dianggap sebagai binatang ternyata begitu

sadar akan masa depan dunia. Paling sedikit ilmu harus berterima kasih pada kita

TUAN

Benahi kalimat akmu! Kepala kamu terlalu geometric! Camkan! Di dunia ini tidak ada

seorang pun yang berjasa karena apa yang terjadi adalah sesuatu yang memang sudah

seharusnya

YANG DUA

Kalau begitu hidup ini hobbi

TUAN

Kalimat apa lagi itu!?

YANG DUA

Saya tidak tahu, tuan. Kalimat itu meluncur begitu saja dari mulut saya yang kebetulan saat

ini sedang mengunyah permen karet. Bahkan saya tidak tahu sama sekali apakah kalimat itu

berasal dari lambung apakah dari paru-paru apakah dari jantung

KETUKAN PADA PINTU. SEKRETARIS MENUNGGU

TUAN

Page 24: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 24

Suruh dia masuk

YANG SATU

Suruh dia masuk

YANG DUA

Masuk!

(Sekretaris masuk dengan wajah pucat dan ketakutan)

Ada apa?

SEKRETARIS

Menejer pabrik mau melaporkan sesuatu, tuan

YANG DUA

Menejer pabrik mau melaporkan, tuan

YANG SATU

Menejer pabrik mau, tuan

TUAN

Suruh dia masuk

YANG SATU

Suruh dia masuk

YANG DUA

Suruh dia masuk

SEKRETARIS

Baik, tuan

KETIKA SEKRETARIS KELUAR DI LORONG ITU SUDAH BERBARIS BANYAK

PETUGAS. MENEJER PABRIK MASUK

MENEJER

Selamat siang, pak

YANG DUA

Siang, ada apa?

MENEJER

Kepala keamanan mau melaporkan sesuatu, tuan

YANG DUA

Kepala keamanan mau melaporkan, tuan

YANG SATU

Kepala keamanan pabrik mau, tuan

Page 25: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 25

TUAN

Suruh dia masuk

YANG SATU

Suruh dia masuk

YANG DUA

Suruh dia masuk

MENEJER

Baik, pak

MENEJER KELUAR, KEPKAM MASUK

KEPKAM

Laporan, Tuan!

(Yang dua mengangguk, yang satu idem. tuan idem)

Ada keajaiban, Tuan

YANG DUA

Ada keajaiban, Tuan

YANG SATU

Ada, Tuan

TUAN (Melotot)

Jangan macem-macem!

YANG SATU (Melotot)

Jangan macem-macem!

YANG DUA (Melotot)

Ngomong yang jelas!

KEPKAM

Jelas sekali tuan. Saksi-saksi berdiri di belakang saya

KOOR

Ya, Tuan

KEPKAM

Bukan saja saya takut dipecat tapi terutama demi sumpah jabatan, Tuan

KOOR

Ya, Tuan

KEPKAM

Page 26: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 26

Betul-betul ajaib, Tuan

KOOR

Ya, Tuan

YANG DUA

Ya ajaib bagaimana?

KEPKAM

Tiba-tiba semuanya berkarat, Tuan

YANG DUA

Tiba-tiba semuanya berkarat, Tuan

YANG SATU

Tiba-tiba semuanya diam, Tuan

TUAN

Apanya yang tiba-tiba?

YANG SATU

Apanya yang tiba-tiba?

YANG DUA

Bagaimana mungkin?

KEPKAM

Tuan bisa periksa sendiri. Kemarin tidak bahkan tadi malam segala sesuatunya masih beres.

Tadi pagi tiba-tiba semuanya berubah. Semua mesin berkarat dan macet. Malahan

sepeninggal saya tadi, tembok-tembok mulai berlumut, Tuan

YANG DUA

Mulai berlumut, Tuan

YANG SATU

Mulai, Tuan

TUAN

Ha?

YANG SATU

Ha?

YANG DUA

Ha?

DAN SETERUSNYA. SECARA BERANTING MELAKUKAN HAL YANG SAMA. DAN

KEMUDIAN SEKETIKA TUAN MENJELMA MENJADI KINGKONG DAN YANG

Page 27: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 27

LAIN-LAINNYA ADALAH JENIS-JENIS KERA YANG LAIN! MEREKA SEMUANYA

KELUAR.

SEMAR BANGKIT

SEMAR

Para penonton, jangan sekali-kali mengira atau malah megharapkan peran saya habis. Peran

saya tidak akan pernah habis. Wong saya rakyat, he!

SAMBIL KETAWA SEMAR PERGI DAN KEMUDIAN SECARA SERENTAK LAMPU-

LAMPU PENONTON PADAM. GELAP MUTLAK

1. MUSIK: TCAHIKOVSKY

2. LALU ADALAH SUARA HIRUKPIKUK. ANTARA SATU SUARA DENGAN

SUARA YANG LAIN ATAS MENGATASI. DI TENGAH SUARA YANG

KAYAKNYA SEMACAM KEHEBOHAN ITU TERDENGAR ADA JUGA

3. SIRINE SEMAKINLAMA SUARA-SUARA ITU SEMAKIN MEMEKAKAN. DAN

TIBA-TIBA SUARA-SUARA ITU LENYAP SERENTAK KETIKA

KEDENGARAN SUARA-SUARA SEMPRITAN

4. BEBERAPA SAAT KEMUDIAN KEDENGARAN LAGI SUARA-SUARA BAYI

MENANGIS. LALU SUARA-SUARA BAYI JUGA LENYAP KETIKA

MEDENGARKAN SUARA-SUARA SEMPRITAN

5. SIRINE

KETIKA LAYAR NAIK LAMPU MASIH PADAM. BARU KEMUDIAN SEDIKIT DEMI

SEDIKIT PENTAS MENJADI AGAK TERANG OLEH CAHAYA KEHIJAUAN

SUASANA SANGAT SEPI SEKALI UNTUK BEBERAPA SAAT. LALU

MUNCUL SEORANG PEKERJA SECARA BERGEGAS DAN BERSIKAP HATI-HATI

SEKALI. PANDANGANNYA SANAGT CURIGA KE SETIAP SUDUT. IA LALU

MENGAMBIL TEMPAT BERDIRI DAN BEBERAPA KALI IA AKAN BERSIN DAN

BEBERAPA KALI IA JUGA BERUSAHA MENGGAGALKANNYA. DAN BERHASIL.

LALU MUNCUL LAGI YANG LAIN MELAKUKAN YANG HAMPIR SAMA TAPI

TANPA BERSIN. LALU YANG LAIN LAGI. DAN SETERUSNYA. LAMA-LAMA

PENTAS PENUH OLEH MEREKA. LALU MUNCUL DARKA. ORANG-ORANG MAU

MNEGERUMUNINYA TAPI DIA MEMBERI ISYARAT SUPAYA TETAP DI TEMPAT

MASING-MASING. TIBA-TIBA SEMUANYA PENGIN BERSIN DAN DARKA CEMAS

SEKALI. ORANG-ORANG BERUSAHA SEKUAT TENAGA UNTUK

MENGGAGALKAN KEINGINAN YANG AKAN MENIMBULKAN SUARA ITU.

AKHIRNYA BERHASIL JUGA

DARKA MENYALAKAN SEBATANG ROKOK KRETEK LALU IA MENYERAHKAN

ROKOK ITU KEPADA ORANG YANG PALING DEKAT DAN ORANG ITU

MENGHISAPNYA DALAM-DALAM. DAN SETERUSNYA ROKOK ITU PINDAH

DARI SATU MULUT KE MULUT BERIKUTNYA. KELIHATAN SUASANA TEGANG

TADI AGAK SEDIKIT KENDOR

SAYUP-SAYUP KEDENGARAN SUARA SANDEK MENYANYI. DARKA CEMAS.

ORANG-ORANG JUGA CEMAS. SUARA NYANYIAN SANDEK SEMAKIN JELAS

Page 28: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 28

DAN SEMAKIN NYANYIAN ITU JELAS SEMAKIN DARKA CS MENJADI JADI

CEMASNYA. LALU MUNCUL SANDEK SAMBIL TERUS MENYANYI GIRANG

SEKALI. BURU-BURU DARKA MENYEKAPNYA. MULUTNYA DISUMBAT

SANDEK

Makdirodok!

DARKA

Makdipike lu! Nyanyi!

SANDEK

Emangnya kenapa kalau nyanyi?

SESEORANG

Rendah sekali kesadaran politiknya

YANG LAIN

Kalau masih terus mbacot, gua bacok lu!

YANG LAIN-LAIN JUGA BERSUNGUT-SUNGUT

DARKA

Tenang

(Orang-orang kembali tenang)

Sandek, mulai sekarang kita harus hati-hati

SANDEK

Hati-hati sih hati-hati tapi masak nyanyi juga mesti pake aturan

DARKA

Jangankan nyanyi! Bahkan bersin kalau perlu kita urungkan

SANDEK

Kelewatan amat

DARKA

Itu yang namanya politik. Apa boleh buat. Camkan betul-betul sekarang. Kita harus tahu

timing

SANDEK

Darka, lu jangan macem-macem

DARKA

Sama sekali. Semua ini wajar-wajar saja. Maksud saya kalau memang aksi-aksi kita harapkan

sukses kita harus punya cara

SANDEK

Cara?

Page 29: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 29

DARKA

Ca – ra. Tahu artinya?

(Sandek geleng kepala)

Ca – kar – ra – hasia

LALU KEDENGARAN SUARA-SUARA MENGAUM. MEREKA KETAKUTAN, LALU

MEREKA KERJA. SIRINE. MAKAN. SIRINE. KERJA. SIRINE. MELOHOK. SIRINE.

MELOHOK. SIRINE. DIAM SAJ. SIRINE. DIAM SAJA. SIRINE. MEREKA YANG

SEKETIKA MENJADI TUA KELUAR DARI PABRIK DAN KEMUDIAN DUDUK

JONGKOK DEPAN PABRIK. SAYUP-SAYUP KEDENGARAN SUARA BAYI

MENANGIS

HERAN SEKALI PERASAAN TUANCS KETIKA MEMASUKI PENTAS YANG JADI

SEPERTI ITU. MEREKA LANGSUNG MASUK KE PABRIK DAN MEMERIKSA

MESIN-MESIN YANG KARATAN ITU DAN DINDING YANG LUMUTAN ITU

TUAN

Semua karatan

YANG SATU

Semua karatan

YANG DUA

Semua karatan

KEPKAM

Semuanya sekarat!

MENEJER

Semua sekarat!

TUAN

Semua lumutan

YANG SATU

Semua lumutan

YANG DUA

Semua lumutan

KEPKAM

Semuanya lumut!

MENEJER

Tapi bukan humus

TUAN

Page 30: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 30

Coba hidupkan salah satu mesin

YANG SATU

Coba hidupkan salah satu

YANG DUA

Coba hidupkan salah

KEPKAM MENCOBA MENGHIDUPKAN SALAH SATU MESIN SECARA SALAH

DAN TAK MAU HIDUP. MENEJER MENCOBA JUGA GAGAL

YANG DUA

Fah! Menghidupkan mesin saja tidak! Coba!

YANG DUA SEKERAS TENAGA MENCOBA TAPI GAGAL JUGA

YANG SATU

Fah! Menghidupkan mesin saja tidak! Coba!

TUAN

Tidak hidup!

SEMUA SEMAKIN HERAN

YANG SATU

Ilmu tidak boleh macet!

YANG DUA

Bandel! Bandel!

IA MEMUKUL-MUKUL SALAH SATU EMSIN LALU KESAL DAN MENANGIS.

SEMUA MELAKUKAN HAL YANG SAMA

YANG DUA

Jangan cengeng hei kaum nomad. Inovasi demi sinovasi akan mengatasi setiap stagnasi

YANG SATU

Lama-lama kita dimainkan mereka. Kita disepak-sepak oleh pola yang kita ciptakan sendiri

TUAN

Tidak. Kepalaku bukan berisi angina!

YANG DUA

Diam, saying. Penggemar-penggemar ilmu di berbagai pusat penelitian dan perguruan tinggi

akan menciptakan mainan-mainan baru yang paling menakjubkan

YANG SATU

Kemarin sudah saya ludahi boneka beruang saya!

Page 31: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 31

SEMUA

Sayang…

LALU ISYARAT-ISYARAT ANEH! DAN SETERUSNYA SAMA! YANG SATU

MENCOBA DENGAN SEGALA AKALNYA TAPI GAGAL JUGA

TUAN

Fah! Menghidupkan mesin saja

TUAN JUGA GAGAL

TUAN

Tidak hidup

SEMUA SEMAKIN HERAN. LALU KEDENGARAN BUNYI-BUNYIAN YANG

MERDU NAMUN AGAK ANEH

KEPKAM

Paduka datang, Tuan

MENEJER

Paduka datang, Tuan

YANG DUA

Paduka datang, Tuan

YANG SATU

Paduka, Tuan

TUAN

Cilakak! Kita tidak bisa selamat kalau tidak mampu mengatasi keadaan ini. Beliau pasti

murka. Lakukan sesuatu! Lakukan sesuatu! Jangan semua menjadi menejer!

YANG SATU (IDEM)

YANG DUA (IDEM)

MENEJER (IDEM)

KEPKAM

Sabotase! Sabotase!

MENEJER

Kenapa?

KEPKAM

Semua pekerja hilang!

MENEJER

Page 32: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 32

Semua pekerja hilang?

KEPKAM

Lihatlah! Tak sepotong pun. Mesin-mesing yang berkarat itu seolah sudah satu abad

ditinggalkan mereka

MENEJER

Waktu kita masuk tadi mereka ada tidak?

KEPKAM

Lupa pak. Sebentar, saya ingat-ingat

BUNYI-BUNYIAN YANG ANEH ITU SEMAKIN JELAS KEDENGARAN

MENEJER

Tidak usah diingat-ingat. Boleh saja tadi mereka tidak ada kan? Yang penting sekarang

mereka harus ada

KEPKAM

Tapi di mana?

PARA PEKERJA

Di sini

KEPKAM

Kunyuk! Kunyuk!

MENEJER

Kok mereka di luar. Apa sekarang waktu istirahat?

KEPKAM

Kunyuk! Kunyuk!

MENEJER KAGET MELIHAT WAJAH-WAJAH PEKERJA ITU

MENEJER

Loh! Loh! Apa-apaan ini!?

KEPKAM

Kalian jangan maen-maen! Tidak mungkin secara tiba-tiba kalian menajdi tua seperti ini.

Apalagi bersama-sama!

MENEJER

Mereka karatan juga!

KEPKAM

Dengar baik-baik. Kalian boleh bergurau tapi harus tahu waktu. Sekarang waktu kerja

MENEJER

Page 33: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 33

Mereka lumutan juga

KEPKAM

Kalau masih diam saja. Oke. Kalian serius kalau begitu. Oke. Tapi cobalah bicara. Oke!?

MENEJER

Ya, bicara! Setidak-tidaknya kalian sendiriharus bisa menjelaskan keajaiban ini kalai

memang ilmu tidak bisa

KEPKAM

Tidak juga mau bicara?

MENEJER

Bicara dong!!!

TIBA-TIBA PARA PEKERJA YANG TUA RENTA ITU TERKULAI DAN MATI SEMUA

TUAN CS

Cilakak! Cilakak!

KEPKAM

Kalau mereka mati sekarang bisa kita pastikan bahwa mereka serius

MENEJER

Tidak ada gunanya mereka serius kalau mereka sekarang mati. Sebentar-sebentar. Tapi

bagaimana bisa?

KEPKAM

Saya juga tadi bertanya begitu. Bagaimana bisa mereka menjadi tua bersama-sama secara

tiba-tiba? Sekarang saya tahu. Kamu tahu kenapa?

MENEJER

Saya kira ini keajaiban yang lain setelah….

KEPKAM

Bukan. Ini Cuma masalah gizi!

BUNYI-BUNYIAN ANEH ITU SEMAKIN JELAS LAGI

KEPKAM

Ini semua sama sekali hanya peristiwa biasa saja, coba saja perhatikan keterangan saya baik-

baik. Secara kronologis. Mula-mula

MENEJER

Kita saksikan bersama para pekerja menjadi tua secara tiba-tiba dan secara bersama-sama,

padahal kemarin…

KEPKAM

Page 34: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 34

Semua peristiwa itu menyebabkan kita merasa heran karena kita merasa ada sesuatu yang

berubah pada waktu. lalu

MENEJER

Secara sabar kita mencoba mengajak mereka berunding supaya segala sesuatunya menjadi

KEPKAM

Kliiir! Tapi mereka tetap membangkang dan menjengkelkan dan lama-lama saya kehilanan

kesabaran saya. Lalu

MENEJER

KEPKAM

MENEJER TIDAK BISA MENERUSKAN KALIMAT ITU

KEPKAM

Lalu saya racun mereka semua! Mati kan!?

MENEJER

Racun? Kok kamu racun sih?

KEPKAM (Marah)

Lalu, apa mesti saya tembak satu-satu? Tidak tahu efisien! Menejer lulusan mana kamu?

MENEJER

Tapi saat sekarang kita memerlukan mereka, babi! Terpaksa saya kasar karena kamu juga

kasar. Kita memerlukan mereka karena pabrik-pabrik harus berproduksi, ekonomi harus

berputar, semuanya harus berputar. Kamu tahu kalau di luar kita berhenti berputar, maka kita

sendiri terpaksa harus berputar!

KEPKAM

Semua akan tetap berputar! Camkan ini! Dan saya porosnya! Benar kita sementara ini masih

memerlukan mereka. Sementara ini

MENEJER

Sebentar-sebentar

KEPKAM

Tapi sekali pun demikian, sekalipu kita masih memerlukan mereka, kita masih tetap pada

kedudukan yang menentukan. Bukan mereka, bukan juga yang…. Pkoknya bukan merak!

Meja makan kita akan tetap menjadi penentu harga mereka

MENEJER

Sebentar, sebentar. Anda ini siapa? Kok bicaranya jadi berubah?

KEPKAM

Page 35: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 35

Sejarah telah membuktikan dan masa depan juga akan membuktikan tesis saya bahwa

kapitalis tetap akan memegang tampuk pemerintahan di mana-mana. Barangkali dan bukan

tidak mungkin kapitalis akan meminjam nama lain, bahkan bukan mustahil ia akan tampil

sebagai seorang komunis atau seorang sosialis! Tesis saya yang kedua; kaum pekerja tetap

hanyalah kaum pekerja, kaum melarat tetap kaum melarat yang terseok-seok di lorong-lorong

kota dari abad kea bad yang mulutnya bau minuman dan pakaian bau apek malam yang

lembab yang syarat dengan impian-impian dan poster-poster!

MENEJER

Maaf….

KEPKAM MENGAUM TIBA-TIBA BERSAMAAN DENGAN BUNYIA-BUNYIAN

ANEH ITU SEMAKIN NYARING. LALU KEPKAM SEKETIKA BERUBAH MENJADI

YANG DIPERTUAN. MENEJER HISTERIS SAKING KAGETNYA, SEGERA LAPOR

KEPADA MAJIKAN-MAJIKANNYA DAN SEKETIKA SEMUANYA JADI HSITERIS!

TUAN CS

Paduka…..

NELSON

Capek ah!

DARKA

Tahan! Politik itu pada dasarnya seni bertahan

DOLF

Kita lama-lama bisa mati kehausan!

DARKA

Mungki kita juga mati kelaparan! Itu sama sekali bukansesuatu yang aneh. Ini politik kawan-

kawan, politik. Secara popular dikenal sebagai politik praktis!

AAM

Dalam rasa bahasa Indonesia istilah praktis juga mengandung pengertian efisien, ekonomis,

gampang dan lain-lainnya. Perhatikan dan lain-lainnya

KOOR

Dn lain-lainnya!

SANDEK

Apaan kita ini? Kursus politik apa kuliah kita ini? Lapar tahu tidak? Perut saya lapar! Ini

lebih praktis daripada politik praktis! Diskusi rapat diskusi rapat! Tai kucing! Sekarang jawab

pendek saja. Sampai kapan kita nongkrong di sini? Sampe kita berak batu?

BAMBANG

Sampai kita berak usus?

NELSON

Kok Darka diam saja

Page 36: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 36

AAM

Diam juga satu sikap politik yang kadangkala keampuhannya laksana lweekang aliasa tenaga

dalam

BERLIN (Maki dalam bahasa daerah, lalu pergi)

AAM

Saraf kawan kita itu tidak begitu cocok buat politik. Sarafnya lebih cocok buat seorang

prajurit!

SANDEK

Kamu tidak bisa bersikap diam terus menerus, Darka! Kita sudah hampir tiga hari tidak

menerima gajian!

BAMBANG

Saya kira kita sedang tertipu atau sebenarnya kita pada posisi kalah tapi kita tidak sadar.

Coba saja! Sejak kita mo… maksud saya nongkrong di halamana pabrik ini tidak ada satu

pun kemajuan kita kecuali kita punya rasa lapar. Dan sampai hari ini tidak sepotong pun

utusan-utusan tuan-tuan dan bapak-bapak itu muncul. Dianggap apa kita ini?

DOLF

Lama-lama kita bisa masuk angin!

SEMUA MENGGERUTU

AAM

Stop sebentar!

(Semua mendengarkan)

Waspada! Perpecahan sedang memulai prosesnya! Virusnya bernama rasa saling mencurigai!

LALU DARKA YANG MERASA KESEL PERGI BEGITU SAJA. TEMAN-TEMANNYA

MELOHOK TENTU

NELSON

Kok malah pergi dia?

AAM

Itu namanya langkah politik

LALU SEMUA PERGI KE ARAH DARKA PERGI. LALU MUNCUL SEMAR

SEMAR

Kalau ada lakon politik di Jakarta ini, pasti ngaco karena tokohtokohnya semua kacobalo.

Jadi ya maaf saja. Maaf, mereka mau melanjutkan adegan tadi

SEMUA PERGI KETIKA DARKA CS MUNCUL LAGI

Page 37: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 37

DARKA

Kalian tahu berapa jumlah rambut saya?

(Semua menggelengkan kepala)

Maksud saya jumlah rambut saya semua yang tumbuh di sekujur tubuh saya, baik yang

terbuka maupun tertutup?

(Semua menggelengkan kepala)

Sekarang, coba kalian hitung. Satu juta, lima ratus, tujuh puluh lima pangkat sembila ratus

sembilan puluh sembilan kali seluruh jumlah rambut dan bulu yang tumbuh di sekujur tubuh

saya, baik yang terbuka maupun yang tertutup

(Semua melohok)

Nah, itulah jumlah kata-kata yang saya miliki saat ini. Jadi jelas kalau saya bersikap tadi

sama sekali bukan karena saya tidak mau menjawab pertanyaan-pertanyaan kalian. Saya diam

karena kalian emosionil! Pertanyaan-pertanyaan kalian bukan berasal dari pikiran tapi berasal

dari perut! Paham!?

SEMUA PAHAM, MENANGGUK. MUNCUL BERLIN

CHARLIE

Hei, darimana kau?

BERLIN

Apa perlunya kamu tahu? Apa tidak boleh orang punya rahasia? Masyarakat apa itu?

AAM

Haknya dilindungi Undang-undang dunia

SANDEK

Sudahlah! Berhenti kalian saling interupsi. Kacau jadinya!

SEMAR (Ketawa)

Apa saya bilang tadi?

SANDEK

Kau juga tutup mulut Semar!

DARKA

Siapa yang lapar?

SEMUA NGACUNG

SANDEK

Sudah jelas tahu, Tanya!?

DARKA

Page 38: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 38

Ini penting, Sandek. Politik selalu memerlukan kekompakan. Dan kesadaran akan keadaan

kita tadi penting bagi penyegaran rasa lapar kita

DOLF

Punya balsam? Saya pusing

DARKA (Membentak)

Semua kita lapar! Keluarga kita semua lapar! Tetangga-tetangga kita semua lapar! Karena

apa, saudara-saudara? Karena apa? Karena gaji kita tidak cukup. Karena itulah kita mo….

Maksud saya kita nongkrong di halaman pabrik ini dengan harapan tuan-tuan dan bapak-

bapak mengerti isyarat-isyarat yang sedang kita sampaikan secara diam-diam

SANDEK

Tapi sama sekali mereka tidak bereaksi?

NELSON

Mereka diam!

DOLF

Ilalang tumbuh di mana-mana!

NELSON

Dinding-dinding kantor dan gudang itu telah berubah warna oleh lumur yang tumbuh secara

cepat

DARKA

Percayalah, kawan-kawan. Pengorbanan kita tidak akan sia-sia. Tuan-tuan dan bapak-bapak

tidak akan terus-terusan diam. Kebutuhan mereka akan uang lebih daripada kebutuhan kita.

Dan kebutuhan mereka hanya akan dapat dipenuhi apabila ekonomi berputar dan ekonomi

berputar apabila berproduksi, produksi berputar apabila kita bekerja. Kita adalah poros

perputara jagat kehidupan ini! Camkan ini!

LALU SERENTAK MATA MEREKA MENYALA.

LALU MUNCUL SEMAR MEMBAWA SELEMBAR PAPAN DAN PALU DAN PAKU.

DENGAN TENANG IA MEMALANGKAN PAPAN ITU PADA PINTU DAN

MEMAKUNYA. TENTU SAJA DARKA CS KAGET

SANDEK

He, he! Kok dipaku!

SEMAR

Ya ndak tahu. Saya Cuma orang suruhan. Kalau mau Tanya pergi saja ke rumah tuan

Enggahardjoprojo

KAKARES

Tidak usah. Lebih baik kalian dengarkan keterangan saya baik-baik dan bersikap sabar

SANDEK

Lebih baik kita langsung menemui mereka daripada…

Page 39: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 39

DARKA

Sandek!

SANDEK MENENANGKAN DIRINYA

KAKARES

Sebelumnya boleh saya tahu siapa pemimpin kalian?

DARKA

Sandek, pak. Ini orangnya

SANDEK PLONGAPLONGO SAJA MULA-MULA

KAKARES

Selamat siang

DARKA

Itu mungkin saja, Sandek. Cuma caja pengetahuan kamu belum sampe

SANDEK

Ini gila-gilaan!

KAKARES

Saya minta apa tadi? Dengarkan baik-baik dan sabar

SANDEK

Tidak masuk akal!

DARKA

Sandek, pakai otakmu. Saya kira siapa pun tahu bahwa sudah sejak tiga bulan yang lalu

pabrik senen-kemis kegiatannya. Jadi kalau sekarang pabrik dinyatakan pailit…

SANDEK

Jangan teruskan dulu, Darka. Bukankah kamu yang mengatakan bahwa pabrik kita jaya dan

kalau ada pengendoran produksinya pasti disebabkan kesengajaan dari pihak manajemen

karena menyangkut soal-soal pajak

KAKARES

Jangan berdebat di sini. Lagi pula apa gunanya kalau nasi sudah jadi bubur?

DARKA

Saya yang mengatakan kamu bilang? Kamu ini sebenarnya siapa? Anak kecil atau kebo?

Apakah kamu berharap bisa selamat dengan menuduh saya atau menuduh orang lain?

SANDEK LUKA!

KAKARES

Page 40: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 40

Saudara Sandek, ini yang paling penting sekali ingin saya mintakan perhatian. Saudara tahu

bahwa pemogokan dilarang?

(Sandek geleng kepala)

Saudara Darka, tolong Anda beri penjelasan bahwa dilarang mogok. Jelaskan juga segala

sesuatunya

DARKA

Baik, pak

SANDEK

Boleh saya tanya pak?

KAKARES

Silakan. Justru pertanyaan-pertanyaan yang memelihara kami para pejabat

SANDEK

Apa bapak tahu bahwa perbandingan penghasilan….

DARKA

Kamu betul-betul kerbau, Sandek. Kalau kamu punya modal, tentu saja

SANDEK

Masalah kami masalah makan, sedangkan masalah mereka masalah hobi

DARKA

Kamu tidak jujur, Sandek. Apa kamu lupa bahwa pabrik ini juga menyediakan lapangan

badminton?

SANDEK

Masalah keselamatan kerja

DARKA

Ini masalah kultur dan cuaca, Sandek. Kawan-kawan kita sendiri memang yang kurang

disipli!

KAKARES

Sandek, sebagai pejabat dan terutama sebagai manusia saya memahami semua persoalan-

persoalan yang kamu kemukakan. Percayalah, saya tidak akan diam. Tapi bagaimana pun

harap diingat bahwa pemogokan dilarang

SANDEK

Oni!!!

LALU DARKA MENEMUI KAWAN-KAWANNYA DEN BERPIDATO DAN LALU

SANDEK YANG HISTERIS MENYERANGNYA. PELURU!

SANDEK (Tidak yakin)

Selamat siang

Page 41: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 41

KAKARES

Saudara dan kawan-kawans saudara terlambat

SANDEK

Apanya yang terlambat pak?

KAKARES

Semuanya. Semuanya. Coba perhatikan rumputan dans emak belukar itu

SANDEK

Apa hubungannya, pak?

KAKARES

Saya tidak tahu bagaimana cara yang sebaiknya untuk memberitakan kabar buruk ini

SANDEK

Kabar buruk apa, pak?

KAKARES

Perusahaan di mana saudara dan kawan-kawan saudara bekerja telah dinyatakan bubar alias

pailit

SANDEK

Bagaimana mungkin?

DARKA

Mungkin saja, Sandek. Cuma saja kamu punya pengetahuan belum sampai

KAKARES

Segala sesuatunya sudah diurus, termasuk upah saudara dan kawan-kawan saudara. Plus

jumlah pesangon hak saudara dan kawan-kawan saudara

KAKARES TERUS SAJA BERBICARA TANPA SUARA SEMENTARA SANDEK CS

KEMBALI BERBARIS DAN BERSILA LAKSANA PETAPA TUA. DARKA

MENYALAKAN ROKOK. SANDEK LALU BERDIRI

SANDEK (Meraung)

Bapa!!!

TIBA-TIBA TERDENGAR BUNYI LETUSAN SENAPAN DAN SANDEK TERKULAI

WASKA (Meraung)

Sandek!!!

HATI-HATI SEMAR MEMBARINGKAN TUBUH SANDEK. MUNCUL ONI YANG

MENANGISINYA. DARKA MENDEKATINYA

SEMAR

Page 42: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 42

Sandiwara belum berakhir, para penonton

ONI

Sandek, masa depanku, pikiran-pikiranku yang mulai bekerja, bola mataku yang

merefleksikan segala impian yang indah-indah para remaja di seluruh dunia….

SEMAR

Yang panjangan lagi tangismu, Oni. Nisacaya mayat itu akan berubah menjadi hantu.

Ucapkan baik-baik. Han-tu!

ONI (Sedaih sekali)

Sandek, rohaniku rindu. Dagingku rindu

SEMAR

Tangismu terlalu dalam, bagaikan cintamu kepadanya. Jangan, Oni, jangan dalem-dalem

nanti kelep. Banyak sekali kisah cinta yang dimulai dengan adegan-adegan yang

mengisyaratkan lakon-lakon tragedy ala Yunani tapi ternyata Cuma lakon-lakon melodrama

picisan saja. Di dalam lakon-lakon konyol itu hampir-hampir tidak ada psikologi dan kalau

pengarangnya mencoba-coba berfilsafat pasti ngawur belingsatan mantiknya

ONI

Biarin, Semar. Biarin. Apalah warna dan jenis cintaku, apalah penilaian orang atas kadar

cintaku, aku tak peduli. Aku hanya peduli apabila cintaku tetap bernama cinta yang kadang-

kadang cengeng…. Sandek….

SEMAR

Ya terserah….

ONI

Kok Sandek gak bangun-bangun juga, Semar. Sudah empat puluh hari saya menangis

TIBA-TIBA MUNCUL IBU SANDEK YANG SELALU MENYALA MATANYA ITU

IBU SANDEK

Kalau ia betul-betul mati dan tidak bangun-bangun lagi, saya akan cincang-cincang

badannya, akan saya gecek-gecek batok kepalanya. Akan saya iris-iris kedua lengannya!

Pemuda cengeng! Gampang sekali mati. Mana lautmu, Sandek. Lautmu!?

SAMBIL MERAUNG, SANDEK BANGKIT. YANG LAIN-LAIN JUGA BANGKIT

SANDEK

Laut! Laut!

WASKA

Langit! Langit!

KEDUANYA SAMA-SAMA MERAUNG

SANDEK

Page 43: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 43

Kami adalah anak laut

KOOR

Yang kehilangan laut!

SANDEK

Kami anak sawah

KOOR

Yang kehilangan sawah!

SANDEK

Di laut mereka perompak, di darat mereka perampok. Sekarang bangkit!

KOOR

Hura!!!

SANDEK

Kita rompak perompak!

KOOR

Hura!!!

SANDEK

Kita rampok perampok!

KOOR

Hura!!!

SANDEK

Kita rebut kembali apa yang mereka rebut! Meja makan mereka kelewat besar ukurannya.

Piring-piring mereka terlalu banyak jenisnya. Sendok-sendok mereka terlalu banyak

jumlahnya. Lambung mereka gudang penimbunan makanan dan kuburan missal saudar-

saudara kita yang miskin!

DARKA

Sandek! Jaga mulutmu, kecuali kalau kamu penegin diterkan mulutmu sendiri. Dlam taktik

politik….

SANDEK

Aku sedang tidak berpolitik, aku sedang marah!

IBU SANDEK

Oni, mataharimu terbit lagi. Lautmu menggelora lagi!

ONI

Sandek, hutanku yang terbakar!

WASKA (Meraung)

Page 44: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 44

Sandek!!

SANDEK (Meraung)

Bapak!!!

WASKA

Mau kemana anak sombong!? Petantang-petenteng seperti kamu saja yang punya dunia!

SANDEK

Memang saya yang punya dunia. Sandek!

ONI

Dan Oni!

WASKA

Dan kamu yang merasa sebagai pemilik dunia sekarang, sesumbar dengan kata-kata besar!

Cuah! Apa yang akan kamu lakukan?

KOOR

Merompak apa yang mereka rompak!

Merampok apa yang mereka rampok!

WASKA

Cuah! Kuno!

SANDEK

Bapak yang kuno! Tua!

WASKA

Anak sundel!

SANDEK

Memang saya anak sundel yang dibesarkan sundel dan bapa adalah tokoh gagal yang

dipelihara oleh suatu sistem yang gagal sejak pangkalnya!

WASKA

Dengar dulu, mulut besar! Kamu lihat luka-luka di punggungku!? Di sepanjang ususku dan

lambungku!

SANDEK

Lebih dari itu! Aku juga punya luka yang sama seperti itu di ulu hatiku, menghujam dalam

menembus sampai menyentuh ruh alam semestaku! Lukaku luka badan dan luka jiwa! Luka

bapa luka kere yang kehilangan harga!

WASKA

Nilai sejarahmu pasti merah di raport sehingga bisa seenaknya saja ngomong seperti orang

yang sedang mengigau

SANDEK

Page 45: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 45

Nilais ejarah saya sama dengan nilai ilmu bumi saya. Delapan!

WASKA

Tapi kamu tidak tamat SMP, kan?

SANDEK

Ya, karena sebagai sundel, ibu sudah keburu tua sehingga uang tidak cukup. Tapi jangan lupa

saya lalu belajar sendiri dari film-film, buku-buku komik, Koran-koran, majalah-majalah,

nelayan-nelayan tua, kelasi-kelasi yang suka mabuk, supir-supir, hansip-hansip, kuli-kuli,

penganggur-penganggur, kenek-kenek montir, tukang-tukang kayu, tukang-tukang las dan…

Pokoknya dari semua orang. Saya juga belajar silat. Dan, bapa, ini yang paling penting

dicatat; saya mengaji pada seorang kyai yang memimpin sebuah pesantren di tengah sebuah

hutan gaib. Jadi jelas sekarang, pak, kalau mau formil-formilan saya ini seorang Ph.D dalam

pengertian yang murni

WASKA

Cara kamu ngomong memang cocok dengan kemetahanmu. Tapi baiklah, kalau memang

demikian luas pengetahuan kamu tentunya kamu dapat membaca secara baik biografi

bapakmu

SANDEK

Membaca biografi adalah salah satu hobi saya yang paling menyita waktu. Dan menurut saya

biografi bapa termasuk salah satu buku yang paling menarik. Saya telah membacanya lebih

dari tiga kali

WASKA

Dan kamu juga tahu bahwa saya masih hidup?

SANDEK

Semua pembaca tahu. Bahkan saya juga tahu bahwa bapa saat sekarang sedang mengarungi

angkasa luar mencari istirah karena bosan hidup, karena proses menua dalam diri bapa telah

dimacetkan oleh penemuan ilmu satu abad yang lalu

WASKA

Lalu kesimpulan apa yang bisa kamu tarik sekarang?

SANDEK

Bapak adalah tokoh gagal. Bapak adalah boneka zaman!

WASKA

Salah, Sandek. Seharusnya kamu sampai pada kesimpulan ini. Waska belum tamat

riwayatnya. Belum selesai. Masih satu dua jilid lagi biografinya

KOOR

Waska

WASKA

Saya belum menjadi tokoh mati dan tidak akan menjadi tokoh mati!

Page 46: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 46

SANDEK

Tapi paling tidak, bapak adalah tokoh tua

WASKA

Otot dan otakku tidak pernah tua. Jangan lupa itu. Mau coba?

LALU MEREKA PANCO. MEREKA SAMA KUAT

WASKA

Anak-anakku

KOOR

Ya, bapa

WASKA

Urungkan rencana kalian. Perampokan hanya akan diikuti oleh perampokan yang lain dan

hanya akan membuahkan kegelisahan

SATU DEMU SATU MEREKA MENINGGALKAN WASKA, RANGGONG DAN

BOROK LAHAK LOHOK. SANDEK KERAS SEKALI LAKSANA SEBONGKAH

BATU!

WASKA

Anak-anakku….

(Tak ada sahutan)

Anak-anakku….

(Tak ada sahutan)

RANGGONG

Bapa

BOROK

Bapa

WASKA

Mereka tidak mau dengar kita, Ranggong. Mereka melupakan kita

RANGGONG

Komunikasi kita putus sama sekali, bapa

BOROK

Bapa

RANGGONG

Sama sekali tidak ada sinyal. Tidak ada juga dalam bentuk suara, tidak juga dalam bentuk

cahaya, bapa

Page 47: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 47

WASKA

Kita sedang memasuki lapisan hening

BOROK

Bapa

RANGGONG

Bapa

WASKA

Saya ingin sekali membantu mereka

RANGGONG

Tapi, kita tidak boleh berhenti, bapa. Paling tidak kita harus mencapai Saturnus dan istirahat

sebentar di sana

WASKA

Saya harap mereka selamat

BERTIGA

Berlapis-lapis awan

Kita tembus

Berlapis-lapis

Tak habis-habis

PAUSE

SANDEK

Eli, Eli lama sabakthani!

PAUSE

SUARA IBU ONI (Histeris)

Oni! Oni!

SANDEK

Ibumu, Oni

ABEP

Oni! Oni!

JOHAN

Ada apa? Ada apa?

ABEP

Ibumu kumat lagi, Oni! Dia betul-betul ngamuk! Semua tetangga sedang mencoba

membelenggunya

Page 48: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 48

ONI

Ibu!

SANDEK

Oni!

IBU SANDEK

Sandek!

BERSAMA ABEP DAN JOHAN MEREKA PERGI. DAN KETIKA YANG LAIN-LAIN

MAU PERGI JUGA

DARKA

Sebentar! Jangan dulu bubar!

(Orang-orang mengerumuni Darka)

Camkan nasihat saya. Jangan sekali-kali terpengaruh tempramen Sandek. Dia terlalu

emosionil. Kita semua bisa celaka oleh grasa-grusunya. Dan di atas semuanya adalah

kepercayaan kalian atas diri saya. Percayalah. Saya akan memperjuangkan nasib saudara-

saudara. Saya adalah saudara-saudara. Saudara-saudara adalah saya. Saya akan mencoba

menemui tuan-tuan dan bapak-bapak majikan. Percaya, saudara-saudara?

SEMUA

Percaya

DARKA

Besok kita bicara lagi

LALU MEREKA BUBAR. PENTAS KOSONG SEBENTAR. LALU MUNCUL DARKA.

IA MENYALAKAN ROKOK. IA MELEMPARKAN ROKOK ITU DAN LALU

MENGAUM SAMBIL PERGI

SEMAR

Sandiwara baru mulai, para penonton. Sebentar.

MUNCUL PADUKA CS

SEMAR

Selamat malam, Tuan

PADUKA

Malam

DAN SEMAR MENGUCAPKAN SELAMAT PADA SEMUANYA SATU-SATU. LALU

MEREKA PERGI

SEMAR

Page 49: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 49

Jangan keliaru, penonton. Mereka memang tetap mereka. Ya, tongkrongannya, ya gayanya.

Tapi pabrik-pabrik mereka gonta-ganti. Maklum, mereka itu orang-orang pinter dalam

bidangnya. Dagang adalah keseniannya dan tentu saja keuntungan yang sebesar-besarnya

adalah tujuan utama mereka. Lalu kenapakah pabrik mereka gampang pailit? Coba terka!

Sebab – ini gampang sekali – titik titik titik. Ngerti kan? Nah, sekarang mereka telah

patungan lagi dan mendirikan pabrik yang baru

TIBA-TIBA MUNCUL ONI YANG KAYAK KESURUPAN MEMBAWA/

MENGACUNG-CAUNGKAN SEBILAH GOLOK. LANGSUNG IA MAU MEMBACOK

SEMAR YANG SEGERA SAJA MENYELAMATKAN DIRI. ONI, SANDEK, IBU

SANDEK DAN ORANG-ORANG LAIN BERUSAHA MENGEPUNYA TAPI TIDAK

SEORANG PUN BERANI MENDEKATINYA. IBU ONI BETUL-BETUL KALAP. IA

BACOK SIAPA SAJA YANG MENDEKATINYA

IBU ONI

Mampus kowe! Mampus kowe!

SEMAR (Yang terus ngelak dan lari)

Tolong! Tolong saya, Sutradara!

IBU ONI

Tidak peduli! Saya bacok semuanya! Mana itu babah centong? Mana itu tuan Barak? Mana

itu juragan Toha? Mana itu bapak Sarwono? Mana itu tuan Prakash? Mana itu tuan-tuan dan

bapak-bapak?

ONI

Ibu! Ibu! Eling ibu! Sadar, Ibu!

IBU ONI

Kamu yang harus sadar! Saya ini waras! Tahu!? Yang tidak waras itu tuan-tuan dan bapak-

bapak! Ayo, mana mereka? Saya bacok-bacok semuanya! Minggi semua!

SEMUA ORANG MEMBUJUKNYA. ONI TAK HABIS-HABIS MENANGIS

SANDEK

Bu, biar Sandek yang membacok mereka. Sekarang berikan golok itu

IBU ONI

Mau nipu ya? Kamu juga pasti cecunguk tuan-tuan dan bapak-bapak itu!

SANDEK

Ini Sandek, bu. Sandek

IBU ONI

Pasti kamu bagian personalia! Cecunguk bosen tahu? Bosen! Saya ini nyi haji Mardiyah dan

kebon itu kebon saya! Mana coba jalannya? Saya bukan transistor!

SANDEK

Ibu

Page 50: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 50

IBU SANDEK

Hei, Nyi, mau kemana?

IBU ONI

Biar dibangun dengan beton, pabrik itu pasti hancur saya bakar! Mana jalannya! Kasih jalan

atau saya bacok semuanya!

LALU AKHIRNYA DENGAN MENGGUNAKAN TALI, ORANG-ORANG BERHASIL

JUGA MEMBELENGGU PEREMPUAN TUA KESURUPAN ITU. ONI MEMELUK DAN

MENANGISINYA.

SEMENTARA ITU

BIGAYAH

Din!

UDIN

Ya, mpok?

BIGAYAH

Cepetan panggil dukun! Ei, Suhud

UDIN SEGERA LARI. TAK DINYANA TIBA-TIBA IBU ONI MENANGIS KAYAK

ANAK KECIL

IBU ONI

Minta beras kencur. Minta beras kencur. Minta bajigur. Minta wedang jahe. Mana wedang

jahe

ONI

Istirahat, bu

IBU ONI

Minta burung bangau. Minta burung bangau. Minta burung gereja. Minta burung gereja.

Minta kelelawar. Minta kelelawar. Minta capung. Minta capung. Minta jangkrik. Minta

jangkrik

ONI

Nyebut, bu….

IBU ONI

Haus! Haus!

IBU SANDEK (Kepada seseorang)

Cepat ambilkan air putih

(Seseorang pergi)

Oni, sebaiknya kamu yang istirahat. Sudah malam sekali. Tidurlah. Ibumu tidak apa-apa

Page 51: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 51

KI SUHUD

Assalamu’alaikum

SEMUA MENYAHUT DAN MEMBERIKAN RUANG KEPADA DUKUN TUA

BERKACAMATA ITU. IBU ONI BERONTAK LAGI MINTA LEPAS

IBU ONI

Pergi! Pergi! Saya bacok ntar! Pergi nggak? (Meludahi)

KI SUHUD

Kamu yang pergi! Sono! Ayo pergi! Lu, yang gua bacok! (meludahi)

ONI

Bu!

IBU SANDEK

Tidak apa-apa. Kamu diam saja

IBU ONI

Nantangin, lu ya!? Nih, Cimande! Cikalong, Silat Bugis, Silat Padang, Silat Madura, Silat

Cirebon kumpul jadi satu di sini. Maju! Gua sate idung lu!

(Ki suhud memejamkan matanya)

Jangan merem-merem ayam. Pura-pura! Cecunguk siapa lu? Ee, lu mau karate? Atawa Judo?

Atawa boxen? Atawa gulat gaya Romawi? Atawa anggar? Boleh! Boleh! Beli helm dulu

sono! Setan sektbor lu ya!

(Sandek muncul. lalu memberikan minum kepada ibu oni yang memang rupanya sangat

kehausan)

Sini minumannya, Cep. Cepetan

(Ibu Oni memuntahkan minuman itu. ki suhud masih memejamkan matanya)

Bau bensin! Bau solar! Bau pelumas! Cuah! Cuah! Mau ngeracun ya? (Lalu nangis histeris)

Tulung! Tulung! Gua mau diracun! Engkong! Buyut! Moyang! Tulung! Tulung! Yai! Yai!

Gua mau diracun

KI SUHUD

Bismillah. Saya persilakan saudara-saudara yang lain juga bisa ikut berdoa. Penyakit ini

bukan penyakit biasa. Tapi mudah-mudahan gusti Allah akan bermurah dengan anugerah dan

karunia hidayah sehingga ibu ini menjadi sembuh. Suaminya ada?

IBU SANDEK

Di langgar, tapi sedang disusul

(Bapak oni yang buta itu muncul, sandek membantunya)

Ini suaminya, Ki

Page 52: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 52

BAPAK ONI

Assalamu’alaikum

KI SUHUD DAN LAIN-LAIN MENYAHUT

KI SUHUD

Silakan duduk di sini

IBU ONI

Bang… Bang….

BAPAK ONI MAU MENYAHUT TAPI DITEGOR OLEH KI SUHUD

KI SUHUD

Jangan disahut. Mari kita berdoa, saudara-saudara. Bismillah

LALU SEMUA DUDUK BERSILA. DAN BERDOA, SEMENTARA DERAS DOA ITU

SEMAKIN GELISAH IBU ONI. DIA MERASA SEOLAH-OLAH SEDANG DIPECUT

ONI

Ibu!

IBU SANDEK

Yang kuat, Oni

IBU ONI KELIHATAN TERKUASAI OLEH DUKUN ITU

KI SUHUD

Tahu siapa ini?

Ibu oni mengangguk

KI SUHUD

Berani? Sembilan wali dan ratusan ki gede semuanya sedang berkumpul di sini. Ayo!

Berani!?

(Ibu Oni menggelengkan kepalanya)

Sekarang, jawab ya!

(Ibu Oni mengangguk)

Siapa nama kamu?

(Tanpa suara, ibu oni menyebutkan seribu nama)

Apa mau kamu?

(Kembali ibu oni meronta-ronta dan meraung-raung, sementara orang-orang yang berdoa

semakin keras)

Ayo nyebut! Nyebut!

Page 53: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 53

IBU SANDEK

Nyebut, Fatimeh! Nyebut!

IBU ONI GELAGAPAN SEPERTI SEDANG KELELEP

SEMUA

Allahu Akbar!

SEKETIKA IBU ONI DAN ONI TERKEJUT

IBU SANDEK

Ki!

KI SUHUD

Belum. Tidak apa-apa. Ibu ini Cuma pingsan kecapekan. Lebih baik dibawa masuk ke dalam

sekarang

LALU ONI DAN IBU SANDEK DENGAN DIBANTU TETANGGA-TETANGGANYA

MEMBAWA MASUK IBU ONI

KI SUHUD

Siapa wakilnya?

BAPAK ONI

Saya, suaminya

IBU SANDEK

Temani Sandek

SANDEK

Silakan diminum, Ki

KI SUHUD

Terima kasih

SANDEK

Bisa sembuh, Ki, kira-kira?

KI SUHUD DIAM SAJA

BAPAK ONI (Batuk-batuk)

Ki

SANDEK

Keluarganya memang, seperti yang kyai maklum sangat tidak mampu. Tapi kalau Cuma

motong dua, tiga ekor ayam barangkali kami bisa Bantu-bantu

KEDENGARAN SUARA IBU ONI BERTERIAK-TERIAK LAGI

Page 54: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 54

SANDEK

Ki!

KI SUHUD

Sia-sia, anakku. Sia-sia. Yang mampu kita lakukan kini hanyalah berdoa. Dan memang

sebaiknya kita tidak berhenti berdoa karena hidup juga pada dasarnya merupakan doa yang

panjang

SANDEK

Jadi, tidak dapat ditolong lagi, Ki?

KI SUHUD

Dapat, tapi mustahil

SANDEK

Tak ada yang mustahil, Ki!

KI SUHUD

Jangan terlalu bersemangat nanti kehilangan control. Dengar saja baik-baik. Maaf, bapak buta

sejak kecil?

BAPAK ONI

Barusan, Ki. Maksud saya baru beberapa tahun belakangan ini saja. Tapi saya sama sekali

tidak bisa paham akan kejadiannya. Mula-mula – seperti umumnya orang sakit mata – mata

saya selalu berair, belekan dan rasanya sangat perih sekali. Secara tradisionil saya obati

dengan air mengadung sirih, tidak sembuh. Secara modern, saya pergi dengan rajin ke klinik

pabrik tapi tetap tidak sembuh. Dengan alasan mutu serta volume kerja dan habisnya

persediaan salep mata, terpaksa pabrik memberhentikan saya. Sudah jatuh tertimpa tangga

pula, kata pepatah. Pada suatu malam sepulang sembahyang isya’, lampu di rumah mati

karena kehabisan minyak sehingga terpaksa saya makan dalam gelap dan ketika mata saya

kemudian tidur dalam gelap, saya mimpi mata saya buta dan paginya ketika saya

dibangunkan, saya betul-betul buta….

SEMENTARA ITU IBU ONI TERUS MENJERIT-JERIT

KI SUHUD

Sabar, pak. Tawakal. Banyak ibadah. Kalau memang badan tidak mau lagi disembuhkan, kita

masih punya yang lain yang namanya ruh. insyaAllah roh kita senantiasa sehat

BAPAK ONI

Amin

SANDEK

Maaf, Ki, sekali lagi saya ingin menanyakan soal penyakiy ibu Oni. Kyai tadi bilang ibu Oni

masih dapat disembuhkan tapi mustahil

KI SUHUD

Page 55: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 55

Dikatakan dapat disembuhkan karena Allah SWT. Pasti dapat menyembuhkan ibu itu.

Dikatakan mustahil karena kita tidak akan mampu melaksanakannya. Ibu itu hanya sembuh

apabila ia kembali menjadi bayi umur satu tahun lagi. Itu pun beberapa sayart tambahan.

Belum lagi termasuk soal gizi dan lain sebagainya.

SANDEK

Berat sekali, Kyai

KI SUHUD

Pokoknya seperti juga bapak ini, ibu itu adalah tumbal zaman. Beratus ribu bahkan berjuta-

juta orang di dunia ini pada posisi yang sama mengalami nasib yang sama. Secara kelakar,

boleh kyai bilang mereka semuanya adalah korban polusi

SANDEK

Polusi apa, Kyai?

KI SUHUD

Polusi segala macam dan segala jenis. Dari udara, air, suara, bahasa, sistem…. Semuanya,

semuanya (Bangkit) Menurut dongengnya, zaman kita yang serba efisien ini dibangun oleh

manusia-manusia yang cacat. Manusia-manusia yang tidak lengkap dan zaman ini adalah

zamannya pemarah-pemarah. Rupanya badut-badut zaman pertengahan dahulu telah

menciptakan lakon banyolan yang penuh darah dengan perlengkapan panggung yang tidak

tanggung-tanggung.

Kalau badut-badut itu mampu bangkit lagi dari kuburnya, pasti mereka akan meminta maaf

kepada kita semua, tapi mereka tidak akan pernah bangkit lagi dan karenanya mereka tidak

perlu minta maaf. Kita sekarang yang diperlukan oleh zaman ini, kita manusia. Kedudukan

kita sedang gawat karena mendapat saingan luar biasa dari bayangan kita sendiri yang

bernama komputer dan sejenisnya.

Bahkan peperangan antara kita pada suatu hari tanpa kita sadari digerakkan oleh mereka! Dan

dibalik mereka adalah badut-badut dan anak cucu mereka yang bernama materialisme yang

produknya adalah kemiskinan dan kekafiran

MUNCUL ORANG-ORANG YANG MENGUSUNG JENAZAH IBU ONI. SEMENTARA

ONI DAN IBU SANDEK MENANGIS DI BELAKANGNYA. KEMUDIAN MUNCUL

LAGI USUNGAN JENAZAH BAPAK ONI DENGAN SANDEK DAN KYAI DI

BELAKANGNYA. LALU TAK ADA SUARA SAMA SEKALI

PAUSE

LALU SANDEK MENAIKI PUNCAK POHON DAN MENYANYIKAN TARHIM! LALU

ADALAH GELAP. DAN SUARA SANDEK MAKIN LAMA MAKIN SAYUP DAN

KEMUDIAN LENYAP SAMA SEKALI. MUNCUL SEMAR LANGSUNG DI TENGAH

PANGGUNG

SEMAR

Tobe or not to be, to be ora not to be

Page 56: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 56

DAN LALU KEDENGARAN ORAN-ORANG BERTEPUK TANGAN, SEMENTARA

SEMAR DALAM KOSTUM DAN RIAS BADUTNYA MEMBUNGKUK-BUNGKUKAN

BADANNYA TAK HABIS-HABIS

Saudara-saudaraku

Sandek

Kita adalah daging

Kita adalah daging

Kita adalah roh

Kita adalah roh

Kita adalah daging dan roh

Kita adalah daging dan roh

Kita adalah daging yang menuntut roh

Kita adalah daging yang menuntut roh

Kita adalah roh yang menuntut daging

Kita adalah roh yang menuntut daging

Mulai hari ini akan kita cari apa-apa yang hilang

Mulai hari ini akan kita lengkapi apa-apa yang kurang

MUSIK

Saudara-saudaraku

Sandek

Bukan semata atas nama lapar

Bukan semata atas nama perbandingan penghasilan yang kelewat tidak wajar

Melainkan atas nama kewajaran itu sendiri

Atas namaku

Atas nama laut yang semakin keruh

Atas anam bukit yang semakin gundul atas nama manusia

Pada hari ini saya serukan pemogokan semesta

Kota-kota akan diam diam serentak sejenak

Bagaikan kuburan-kuburan

Istirah sejenak dari hangar binger gemuruh mesin-mesin-mesin

Istirah sejenak dari kebudayaan

Sempatkan sejenak mendengarkan lirih suara hati nurani

Padamkan semua lampu di semua kota dan biarkan kerlip bintang-bintang menggantikannya

Kita berdoa

Kita mengaum

Kita melolong

Bapa

Aku turuti nasihatmu

Aku tidak merampok

Aku menuntut pembukuan yang wajar

Aku akan terus menjadi hatimu!

DARKA

Sandek

SANDEK

Page 57: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 57

Darka

DARKA

Kamu mulai dewasa

SANDEK

Terima kasih atas buku-bukumu

DARKA

Aku masih punya banyak, Sandek

SANDEK

Semuanya sudah kucuri dan kubaca tapi semuanya tidak cukup lengkap

DARKA

Apa maksudmu?

SANDEK

Kamu akan mengerti sendiri suatu hari

DARKA

Pandanganmu pandangan permusuhan, Sandek

SANDEK

Sejak permulaan kita memang bukan kawan

LALU DARKA TERSINGGUNG DAN MENDEKATI TEMAN-TEMAN LAIN TAPI

LALU KELUAR

DARKA

Tapi aku tidak akan meninggalkan diriku

SANDEK

Selamat tinggal (Keluar)

DARKA

Sandek

SANDEK

Dengan semua ini, kita akan kehilangan malam pengantin kita

ONI

Tidak, Sandek. Semua malam adalah malam-malam pengantin kita

IBU SANDEK

Ankku

SANDEK

Ibu

Page 58: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 58

IBU SANDEK

Lautku

LONCENG KERJA. ORANG-ORANG AKAN KERJA TAPI

SANDEK

Stoop!

(Sepi)

Hari ini adalah hari Nya

(Sepi)

Kita berdoa

SEMUA BERLUTUT

LAMPU MENYOROTI SEBUAH MEJA PANJANG YANG TERLETAK DI DEPAN

PENONTON. MEJA RAPAT. ADA BEBERAPA KURSI YANG MEGINTARINYA.

TUAN SEDANG BERDIRI MEMPELAJARI SEBUAH PETA YANG TERKEMBANG DI

MEJA, SEMENTARA REKAN-REKANNYA DUDUK

TUAN

Perhatikan peta ini. Dari seluruh permukaan bumi saat ini, boleh dikatakan hanya tinggal

Negara inilah yang masih menguntungkan, baik dipandang dari sudut lokasi untuk beberapa

jenis industri, maupun dari sudut tenaga kerja, bahkan….

YANG SATU

Itu sih tidak usah dipersoalkan lagi. Dan lagi semua itu untuk jangka waktu berapa lama?

Saya sekarang sedang belajar meninggalkan cara berpikir lama yang nomadic itu. Terus

terang dalam keadaan dunia yang sangat labil lantaran banyaknya goncangan-goncangan,

baik politis amupun tektonis ini, saya lebih tertarik memikirkan secara fiktif kemungkinan-

kemungkinan baru pada jenis usaha-usaha baru yang selama ini belum pernah kita kenal

Saya memang belum tahu apa, tapi firasat saya mengatakan berdasarkan hitungan hari –

pasaran – jaman akan menelorkan jenis usaha baru yang tak terbayangkan itu sehingga saya

tidak perlu berpandangan pesimis bahwa bentuk ekonomi kita yang sekarang ini akan

mencapai titik jenuhnya bersamaan dengan kejenuhan yang melanda hampir segala sector

kehidupan kita sehingga kita akan kehilangan hobi kita da kita kembali ke zaman batu atau

bahkan sebelumnya

YANG DUA

Ngelantur dan picik cara berpikir seperti itu. Sebagai nomad, saya belum melihat tanda-tanda

bahwa kita akan kehilangan daerah baru yang subur. Lihatlah langit yang terbentang luas, hai

kaum pengembara. Perdagangan antar planet tidak akan lama lagi. Tidak akan lama lagi. Dan

kita akan terus dengan hobbi kita sampai kita mati

MENEJER MASUK

YANG SATU

Mari kita minum bersama

Page 59: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 59

KETIGANYA MINUM BERSAMA

MENEJER

Kami minta maaf, bapak-bapak. Karena rapat agak tertunda beberapa menit berhubung belum

mencapai kuorum

TUAN

Kamu masih bisa dimaafkan selama beliau belum datang. Tapi kalau beliau datang nanti dan

tamu-tamu yang lain belum juga hadir, kamu akan saya masukan ke dalam tungku yang

membara biar jadi beton eser

YANG SATU

Lebih baik, saudara Darka saja suruh ke sini dulu. Dia yang harus lebih dulu

mempertanggung jawabkan semua ini

MENEJER

Baik, pak

YANG DUA

Sebentar, jam berapa sekarang?

MENEJER

Jam sepuluh, pak

YANG DUA

Ya sudah

MENEJER

Tak ada yang lain, pak?

TAK ADA YANG MENJAWAB DAN DIA LALU PERGI

YANG SATU

Saya tetap pada pendirian saya. Daripada pusing, lebih baik saya angkat kaki dari sini

YANG DUA

Cengeng! Seolah-olah baru sekali ini menghadapi pemogokan! Renungkanlah kata-kata saya,

sobat. Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Jadi jangan mengambil sikap dasar dulu

sebelum kita mengakhiri rapat yang belum dibuka ini

TUAN

Dan jangan lupa tenaga-tenaga di sini pada dasarnya nurut-nurut. Sebagai bangsa yang punya

begitu luas daerah perairannya mereka umumnya berbintang Pisces. Gampang dibentuk dan

dieluk. percayalah

KAKARES

Selamat siang

Page 60: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 60

SEMUA

Selamat siang

TUAN

Tepat sekali ahli perburuhan kita datang saat kita sedang pusing

KAKARES

Saya punya obat mujarab untuk pusing

YANG SATU

Memang obat-obat yang Anda tawarkan selalu mujarab bikin pusing

KAKARES

Sebentar. Kalau tidak salah rapat belum kita mulai tetapi nada bicara Anda sudah begitu

tinggi

YANG SATU

Bisa lebih tinggi kalau Anda mau. Malah bercampur ludah

YANG DUA

Daripada keburu berantem, lebih baik segera dibuka saja rapat ini.

TUAN MENGGETOKKAN PALUNYA

TUAN

Yang mau bicara langsung saja

KETIGA YANG LAIN LANGSUNG MAU BICARA. TUAN KETOK PALU

TUAN

Daripada kacau, lebih baik saya dulu yang bicara. Selaku kepala resort tenaga kerja di

wilayah ini saya kira bapak tahu apa yang sedang terjadi dan untuk apa kita mengadaka

pertemuan ini

KAKARES

Sebenarnya kalau Anda bersedia menawarkan sempoa perusahaan-perusahaan Anda apa yang

mereka tuntut wajar-wajar saja

YANG SATU

Wajar!?

TUAN

Hemat energi. Biarlah saya yang bicara

YANG DUA

Saya saja. Sejak tadi saya belum bicara

YANG SATU

Page 61: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 61

Cara Anda bicara menarik sekali, seperti penyiar radio. Dulu Anda menawarkan lokasi

industri di sini dalam suatu paket yang menarik juga. Tenaga kerja murah antara lain kata

Anda. Sekarang dengan gaya yang sama Anda mengatakan yang sebaliknya. Tidak! Tidak!

Lebih baik, saya tutup-tutup saja pabrik saya

TUAN

Anda tidak akan bisa memutuskan tanpa mendengar Paduka

YANG DUA

Cengeng betul, sih! Dengar, hai kaum pengembara, di luar, semuanyamasih ada yang lain

yang namanya waktu

SEMAR NGINTIP DI BALIK LAYAR

SEMAR

Hehehe…. Saya sang Waktu hehehe…..

(Kedengaran bunyi tambr peperangan. dan tentu saja semar jadi berhenti ketawa. ketakutan

muncrat dari wajahnya)

Matahari sedang mendekati bumi. Ini gila-gilaan. Dia terlalu besar untuk kita. Saya harap ini

bukan tanda-tanda kehancuran tapi suatu persenyawaan hakiki antara khalik dengan

mahlukNya!

(Beberapa orang lari melintasi tempat semar itu, kayak pengungsi. dari arah lain beberapa

orang lain melintas, lari juga. akhirnya banyak orang berseliweran)

SEMAR

He, bung! Darimana mau kemana?

BUNG

Dari Vietnam mau nyerbu ke tempat para pendosa!

SEMAR

He, jangan ngawur lu ya!

TAPI ORANG-ORANG SUDAH TERLANJUR LENYAP SEMUA

SEMAR

Apa hubungannya Vietnam dengan sandiwara lafstroti ini! Nggak apal dialog lu ya!?

DARKA BERGEGAS LEWAT

SEMAR

A, pasti mau ke Kanada

DARKA

Nggak

SEMAR

Page 62: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 62

Kalau tidak ke Kanada pasti ke Amerika

DARKA

Nggak

SEMAR

Jangan bohong. Atau ke Perancis, ya?

DARKA

Apaan ke Perancis?

SAMBIL BICARA BEGITU, DARKA MELANJUTKAN PERJALANANNYA

SEMAR

Lalu, mau kemana, Darka?

DARKA

Rapat! (Keluar)

SEMAR

Rapat? Ibu kota Negara mana itu? Coba saya cari di peta (Keluar)

DARKA

Selamat siang

YANG SATU

Jangan selamat siang dulu!

YANG DUA

Itu gampang belakangan!

TUAN

Darimana kamu?

YANG SATU

Jangan jawab dulu!

YANG DUA

Terima dulu makian!

YANG SATU

Gaji kamu di perusahaan ini merupakan suatu penghamburan, tahu

YANG DUA

Bicara-bicara! Sandiwara kuno!

TUAN

Kamu kira benar-benar bersih tangan Pilatus?

Page 63: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 63

YANG SATU

Apa gunanya kamu saya masukkan dalam staf perusahaan dengan segala macam fasilitas dan

upah berlebihan

YANG DUA

Dasi sih selalu aptudet!

TUAN

Ayo jawab, darimana kamu?

YANG SATU

Cepat jawab!

YANG DUA

Mau uangnya, mau ongkang-ongkan!

KAKARES

Bagaimana kalau kita lanjutkan pembicaraan kita tadi?

YANG SATU

Jangan ikut-ikutan. Ini soal uang!

YANG DUA

Anda terima bersih saja!

TUAN

Ayo, jawab!

DARKA MASIH SAJA DIAM. MATANYA MERAH KARENA MENAHAN AMARAH

YANG SATU

Kok diam!?

YANG DUA

Kok malah merah matanya!

AAM

Diam juga suatu…..

SEMAR MEMBUNGKAMNYA DAN MENUTUP LAYAR ITU LAGI

KAKARES

Hati-hati, saya kenal betul wataknya

DARKA

Jurus silat saya jurus mati. Saya memiliki segala macam aji-aji, baik yang berupa pusaka

Pandawa maupun pusaka Kurawa

YANG SATU

Page 64: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 64

Ciaat!!

DIA BERSIAP DENGAN KARATE. YANG DUA DENGAN KUNGFU, TUAN DENGAN

ANGGARNYA

AAM

Waspada! Perpecahan…..

SEMAR MEMBUNGKAMNYA DAN MENUTUP LAYAR ITU LAGI

KAKARES

Perkelahian tanpa musik tidak akan menarik. Percayalah. Lebih baik kita urungkan saja

KEDENGARAN BUNYI KENDANG

KAKARES

Lebih baik saya minggir

DARKA

Sebelum kita sama-sama mati sebagai ksatria yang penuh wewangian segala upacara

dengarkan saya

YANG SATU

Sekarang giliran kita diam

YANG DUA

Sudah merah belum mata saya?

TUAN

Diam!!

KAKARES

Jangan kuatir para penonton. Lakon-lakon mereka selalu berakhir dengan heppi ending

TIGA-TIGA

Ayo mulai!

DARKA

Dengarkan saya. Sayar saya sekarang! Para pekerja itu sekarang sudah kembali tenang.

Sandek sudah berhasil saya bujuk

YANG SATU

Ini fakta apa fiksi?

YANG DUA

Nanti tibut lagi rebut lagi

TUAN

Benar semua sudah beres, Darka?

Page 65: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 65

KAKARES

Apa kata saya dulu? Mereka itu turut-nurut pada dasarnya. Penyabar. Tapi saya tetap

berpendapat tuntutan mereka itu juga wajar. Dibandingkan dengan upah para pekerja di

Hongkong, Singapura atau Korea Selatan

TUAN

Jangan banding-bandingkan. Para pekerja di Korea bagus-bagus dan sebab itu upah mereka

juga bagus-bagus

YANG SATU

Di Jurong, seorang pekerja bisa menyelesaikan sekitar sepuluh dua puluh potong sehari, tapi

di Pulogadung Cuma separuhnya, bapak! Ini masalah volume kerja. Masalah mutu. Singkat

kata ini masalah dagang!

YANG DUA (menyanyikan sepotong lagu reklame suatu produk)

TUAN(Mesra)

Benar, mereka tenang, sayang?

YANG SATU

Untuk sementara, inovasi belum diperlukan, tapi ilmu itu tidak boleh macet

TIGA-TIGA NYANYI SEBUAH LAGU ATAU CAMPUR-CAMPUR LAGU REKLAME

KAKARES

Mereka itu semuanya bajingan-bajingan sinting

DARKA

Kalian semua adalah idiot, tapi saya idiot yang sadar

KAKARES

Kita semua idiot-idiot!

TIGA-TIGA (Reklame)

…. Hilang sakit perut

…. Hilang perut

DI APRON, TERJADI ADEGAN PERKAWINAN SANDEK DENGAN ONI! DI MEJA

RAPAT RAME OLEH LAGU-LAGU REKLAME! MEREKA MINUM-MINUM.

MEREKA MABUK, IGAUAN MEREKA IGAUAN REKLAME. AKHIRNYA MEREKA

SEMUA TERKAPAR

SAYUP-SAYUP TERDENGAR BUNYI TAM-TAM. MUNCUL BERGEGAS MENEJER

LALU KELUAR. MUNCUL SEMAR SEBENTAR BERDIRI

SEMAR

No komen (Keluar)

MENEJER

Page 66: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 66

Bangun, pak. Bangun!

DAN STERUSNYA, YANG DUA MEMBANGUNKAN YANG SATU DAN

SETERUSNYA

KOOR

Sarapan tidak boleh diganggu

LALU MEREKA SARAPAN. MENEJER BERTAMBAH CEMAS, IA MENYIMPAN

BERITA PENTING

MENEJER

Kalian betul-betul tidak sopan! Kalian biadab! Kalian tidak punya perasaan! Sarapan!

Tetangga-tetangga belum tentu mampu makan siang! Sarapan!

(Yang lain heran tentu)

Apa kalian piker saya sudah sarapan? Apa kalian piker saya bisa nonton kalian sarapan

dengan perasaan senang? Pagi-pagi saya datang sengaja untuk mengurus kepentingan kalian,

tahu? Bahkan, saya belum sempat berkumur, tahu! Nih baunya!

(Yang lain-lain tentu saja jadi muntah)

Bau wangi, kalian kira? Bacin, tahu! Bau kelaparan! Bau kelaparan

MENEJER MEMUKUL MEJA

SEMUA

Lho!?

MENEJER

Aduh. Bingung saya. Saya ini sebenarnya memerankan apa siapa. Saya jadi terpengaruh

dialognya Sandek dan para pekerja itu

YANG SATU

Kamu bilang apa?

YANG DUA

Terpengaruh Sandek?

TUAN

Ada apa lagi dengan para pekerja?

MENEJER

Mereka menuntut supaya masing-masing diberi kulkas dan televise, pak

KOOR

Apa?

MENEJER

Juga mereka minta mobil-mbilan yang digerakkan bateri setiap bulan

Page 67: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 67

KOOR

Apa?

MENEJER

Untuk minum, mereka minta air mineral. Pekerja-pekerja wanita menuntut diberi tunjangan

ala-alat make-up buatan luar negeri. Juga mereka menuntut acara disco setiap Saturday night.

Juga Juga Juga Juga

KAKARES

Ngawur! Ngawur!

YANG SATU

Dengar, bapak. Apa semua itu wajar?

YANG DUA

Yang penting cari selamat

TUAN

Took-toko kita bisa bangkrut! Pabrik-pabrik kita bisa gulung tikar! (Pukul meja) Rapat

ditutup! Putusan, kita nyingkir dari sini!

BUNYI-BUNYIAN ANEH

YANG DUA

Paduka

YANG SATU

Cilakak!

TUAN

Usaha kita bisa macet di seluruh dunia kalai kita membangkang!

MENEJER

Apa dia mafia, pak?

YANG SATU

Tutup mulut!

PADUKA MUNCUL, MEREKA SEMUA BERDIRI. PADUKA BERDIRI DI APRON

PADUKA

Bencana demi bencana sedang berlangsung di mana-mana. Juga pertempuran-pertempuran

dalam segala bentuknya sedang berlangsung di mana-mana. Setiap detik rupanya ada

pergeseran dalam udara yang kita hirup tanpa kita sadari. Begitulah setidak-tidaknya yang

terpampang di halaman-halaman depan surat kabar di seluruh dunia akhir-akhir ini.

Para peserta seminar yth.

Page 68: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 68

Kita adalah pengusaha dalam segala cuaca, baik dalam suka dunia maupun dalam duka dunia.

Kitalah orang-orang paling setia…. Dalam damai kita tampil secara terampil sebagai

pengusaha, dalam perang kita juga secara cekatan sibuk sebagai pengusaha. Bahkan hampir

tidak bisa dipungkiri bahwa kitalah penggerak sejarah karena wujud budaya yang kita

cipatakan paling dekat dengan segala macam naluri insaniyah

(Para pendengar bertepuk)

Tetapi, sekalipun demikian, saya sebagai pengusaha yang telah mempunyai sejarah yang

cukup panjang ingin secara keras memperingatkan saudara-saudara yang masih ingusan

dalam bidang budaya ini, bahwa sejarah juga telah mencatat segala macam bentuk

peperangan pada dasarnya suatu peperangan antar dua kekuatan yang saling memperebutkan

kawasan-kawasan pasar. Warung-warung, took-toko, pabrik-pabrik dan seterusnya.

Apakah hanya karena soal sepele seperti pemogokan saudara-saudara akan meninggalkan

suatu lokasi bisnis yang favorable ini untuk secara Cuma-Cuma menyerahkan kepada orang-

orang lain yang juga telah lama mengincarnya? Apakah Anda akan meninggalkan rumah

Anda begitu saja hanya karena ditakut-takuti ada hantunya? Apakah? Apakah? Apakah?

Apakah? Apakah? Apakah?

BURU-BURU TUAN CS MENUJU POHON DAN MENGGOTONG PADUKA YANG

TELAH JADI KAKU

YANG DUA

Baterainya habis

SALING MENYALAHKAN ANTARA MEREKA BERDUA. MUNCUL SEMAR

SEMAR

Sudah, sudah! Intermeso sudah habis. Lama-lama panjangan intermesonya daripada

sandiwaranya.

Demikianlah, para penonton intermeso yang merupakan sumbangan dari grup lawak terkenal

ibukota yang taka sing lagi. Para penonton yang budiman, sebenarnya masih ada sebuah

acara sekaligus selingan sebelum kita memasuki babak berikut sandiwara kita, yaitu

pemutaran film dokumenter tentang kehancuran Sodom dan Gomorah. Tapi karena alasan-

alasan teknis, kami merasa menyesal sekali tidak dapat mempertunjukan film sejarah yang

sangat dahsyat itu.

Adalah sebuah pengorbanan yang sangat besar buat sejarah yang telah dibaktikan kru

pembuat film itu karena begitu kota-kota itu musnah dalam tumpukan-tumpukan batu yang

terbakar hangus, mereka semua mati hangus satu-satu secara mengerikan.

Namun kita bersyukur kepada Tuhan, karena pada suatu hari seorang arkeolog amatir yang

belum lulus SLA telah menemukan gulungan-gulungan seliloid itu di sebuah gudang di

sebuah bioskop cabul di sebuah kota di Vietnam diantara selongsongan-selongsongan peluru

dan sehelai celana dalam bikinan perancis yang berdarah

KEDENGARAN MUSIK HOROR. LAMPU PADAM SEMUA

Page 69: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 69

SEMAR

Tuhan, apa yang terjadi?

BEGITU TAKUTNYA, SEMAR MUNDUR DAN MUNDUR SAMPAI TERSANDAR

PADA PROSENIUM. SESEORANG DALAM KERUDUNG HITAM YANG BAGAIKAN

ALGOJO LEWAT DALAM LANGKAH KAKU LAKSANA ROBOT. RUPANYA

ORANG ITU SEDANG MENCARI SESEORANG, KARENA ITU DALAM RANGKA

ROBOTNYA IA MEGITARI RUANGAN. LALU MUNCUL YANG LAIN DAN YANG

LAIN LAGI SEHINGGA JUMLAH MEREKA ADA TIGA. SETELAH YAKIN TIDAK

ADA ORANG YANG MEREKA CARI DI SANA, LALU MEREKA KELUAR. KETIKA

ITU INGIN SEKALI SEMAR MENGIKUTI KE ARAH MANA MEREKA PERGI TAPI

SEGERA IA KEMBALI BERSEMBUNYI KARENA TIBA-TIBA ORANG LAIN YANG

RUPANYA ADALAH DARKA. DARKA KELUAR

PERLAHAN DAN HATI-HATI SEMAR MENGINTIP APA YANG TERJADI ANTARA

KETIGA MAHLUK ANEH TADI DENGAN DARKA, TERKEJUT IA TIBA-TIBA

SEMAR

Saya hampir tidak percaya. Ketiga mahluk aneh yang berkerudung bagai algojo tadi adalah

Frankenstein. Tiga Frankenstein. Dengan wajah mereka yang pucat keunguan, dengan

pandangan mata mereka yang dingin misterius dan dengan bibir mereka yang biru kehitaman

tak berdarah itu, mereka sekarang sedang bercakap-cakap dengan Darka. Mereka menyebut-

nyebut Sandek. Tapi persoalan apakah yang sedang mereka bicarakan dan siapakah

sesungguhnya Promoteus-pormoteus itu? Lebih baik saya tidak ikut campur

KETIKA LAYAR DIANGKAT, PENTAS KOSONG. KEDENGARAN SUARA ONI

MEMANGGIL-MANGGIL SANDEK. IA SENAG MENCARI SANDEK

ONI

Sandek! Sandek!

LALU ONI TERSENYUM. IA SEKARANG TAHU DI MANA SANDEK

BERSEMBUNYI

ONI

Oni tahu sekarang. Awas Oni tangkap. Janji dulu. Apa hadiahnya kalau berhasil menangkap

kamu?

TIDAK ADA JAWABAN

ONI

Nggak. Nggak. Oni gak mau yang itu. Oni mau jambu air. Awas, ya! Nggak ah. Nggak mau.

Bosen jambu aer. Apa ya?

TERSENYUM DIA KARENA TIBA-TIBA INGAT SESUATU

ONI

Page 70: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 70

Sandek, kamu masih ingat malam itu? Percaya sekarang bahwa malam itu sangat penting

buat kita? Sejak belum haid saya masih mempercayai dongeng-dongeng apa saja. Jarang lho

zaman sekarang pasanga penganten yang betul-betul malam penganten. Saya beruntung

sekali. Sandek?

TIDAK ADA JAWABAN

ONI

Sandek, bicara dong! Awas lho kalau Oni tangkap betul-betul Oni gelitik sampai kaku. Jawab

nggak!? Satu…. Dua…. He, betul-betul nih ya!

LALU SECARA HATI-HATI, ONI MELANGKAH KE SUDUT KE BALIK PETI.

LANGSUNG SAJA ONI MENGGELITIK PERUT SANDEK DAN SEMENTARA ITU

MUNCUL BARISAN PARA PEKERJA

NYANYIAN

Bangun! Bangun! Dan seterusnya

MEREKA CUMA LEWAT

SETELAH ITU ONI DAN SANDEK MEMASUKI ADEGAN LAIN

ONI

Pikiran gila, Sandek! Pikiran gila! Berhenti kamu berpikir yang tidak-tidak! Mengerikan

sekali

SANDEK

Saya menyesal sekali telah mengatakan semua itu secara jujur. Seharusnya segala pikiran-

pikiran itu saya simpan saja dalam kepala saya sendiri

(Lalu sandek memukul-mukul kepalanya sendiri)

Lemah! Lemah! Jiwa lemah! Jiwa sakit!

ONI

Sandek! Sandek!

ROMBONGAN PEKERJA MUNCUL LAGI

NYANYIAN

Bangun! Bangun! Dan seterusnya

MEREKA CUMA LEWAT

SANDEK TERKULAI DI KURSI. ONI MEMBELAINYA

ONI

Kamu tidak bisa mengusir pikiran itu?

(Sandek menggelengkan kepalanya)

Kamu harus bisa mengusir pikiran itu!

Page 71: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 71

SANDEK

Tidak bisa! Tidak bisa! Semuanya pasti akan saya lakukan persis seperti apa yang saya

pikirkan. Saya harus menghentikan semuanya. Saya harus memusnahkan semuanya sejak

pangkalnya

ONI

Pengecut! Lakukanlah apa yang ingin kamu lakukan! Tapi sebelum sempat kamu menyentuh

anak yang akan lahir ini, leher kamu sudah saya potong lebih dulu! Betul-betul belingsatan

pikiranmu! Kacau!

SANDEK

Aku tidak tahu! Aku tidak tahu!

ONI

Kamu piker semua persoalan akan beres seandainya semua ayah di seluruh dunia memotong

leher anak-anak mereka? Darimana kamu mendapatkan pikiran gila yang cengeng itu? Saya

kira kamu telah salah membaca riwayat Ibrahim dan kisah Agamemnon!

SANDEK

Semua sedemikian kacaunya sehingga saya tidak tahu lagi mana pangkal mana ujung.

Semuanya! Saya betul-betul tidak tahu darimana saya seharusnya mulai menyelesaikan

semuanya!

ONI

Sandek, kenapa tiba-tiba kamu berubah menjadi anak kecil? Kamu mengecewakan sekali.

Betul-betul mengecewakan!

BEBERAPA SAAT SANDEK BAGAIKAN ARCA!

LALU MUNCUL ROMBONGAN PARA PEKERJA

NYANYIAN

Bangun! Bangun! Dan seterusnya

MEREKA CUMA LEWAT

LALU SANDEK SEPERTI BARU SADAR. SEPERTI BARU BANGUN DARI MIMPI

SANDEK

Saya kira saya bermimpi tadi

ONI

Moga-moga begitu!

SANDEK

Saya kira saya ketiduran, tadi

ONI

Saya harap semua tadi betul-betul Cuma igauan saja

(Tiba-tiba sandek memandang oni aneh sekali)

Page 72: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 72

Sandek

(Sandek diam saja)

Kamu tiba-tiba aneh sekali, Sandek

SANDEK

Oni

ONI

Kamu sakit, Sandek. Pasti. Sandek!

SANDEK

Lebih baik kita tidur. Hari sudah malam. Saya harap saya mimpi lagi

ONI

Tidurlah

(Muncul seseorang yang bagaikan unggas)

Kok tumben malam-malam begini bang Item datang ke rumah?

ORANG ITU CUMA MENGGERAK-GERAKAN MULUTNYA SEPERTI UNGGAS

SANDEK

Mau ronda, bang!?

ORANG ITU IDEM KAYAK TADI

ONI

Bang Item ini selalu maen-maen. Sudah bang,. Ah, jijik. Kayak bebek saja sih!

ORANG ITU TETAP SAJA

SANDEK HERAN JUGA

ONI

Serius dia. Kesambet setan apa dia?

(Muncul berpuluh-puluh yang lain persis seperti bang itu. tentu saja)

Sandek

SANDEK

Ini sudah kelewata

ONI DAN SANDEK DISERBU OLEH MAHLUK-MAHLUK ANEH ITU

ONI

Sandek, mereka akan membunuh kita! Panggil tetangga, Sandek! Panggil bang Samsu. Atau

bag siapa saja! Bang Samsu, bang Benyo! Bang Pitak! Mpok Odah! Mpok! Bang!

Page 73: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 73

SANDEK

Jangan maen kroyok! Bicara! Bicara! Kalian bukan binatang! Kalian bukan sekrup! Kalian

bukan batu! Kalian manusia! Kalian orang! Ayo bicara! Bicara!

LONCENG KERJA BERDENTANG. MEREKA SIAP DEPAN MESIN MASING-

MASING TAPI TAK SATU PUN YANG MENGHIDUPKAN MESIN ITU. MUNCUL

KEPKAM DAN MENEJER

KEPKAM

Ayo kerja! Kerja! Sekarang waktu kerja! Organisasi harus hidup! Manajemen harus hidup!

Ayo kerja! kerja!

MENEJER

He, jangan pake pecut! Mereka itu bukan budak!

KEPKAM

Semua budak! Kita semua budak! Lebih jelek dari budak! Kebebasan kita sama sekali telah

kita gadaikan kepada robot-robot ciptaan kita sendiri. Ayo kerja! Ayo kerja!

MENEJER

Semuanya amcet lagi

KEPKAM

Kalau begitu kita harus segera ke laboratorium. Kita harus tangkas kalau tidak ingin dibikin

ringkas oleh Saturnus Dewa!

MENEJER

Kita racun lagi mereka?

KEPKAM

Seorang sosiolog lulusan konservatori dari jurusan teater saya dengar baru-baru ini telah

menemukan ramu-ramuan tradisionil yang sangat menarik. Barangkali saja ramu-ramuan itu

berguna bagi mereka

SEPI BEBERAPA SAAT SETELAH DUA ORANG ITU PERGI

SANDEK

Saudara-saudaraku

SEMUA

Tivi

SANDEK

Saudara-saudaraku

SEMUA

Kulkas

Page 74: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 74

ONI

Sandek!

SANDEK

Saudara-saudaraku

SEMUA

Mobil

SANDEK

Saudara-saudaraku

SEMUA

Vidiotip

SANDEK

Saudara-saudaraku

SEMUA LALU KELUAR

ONI

Sandek

SANDEK

Kita tidak pernah istirahat. Lama-lama kita kehilangan sesuatu yang paling berharga tanpa

kita sadari

ONI

Jangan Sandek. Jangan kamu bunuh mereka. Anak-anak kecil itu lucu sekali

SANDEK

Tiba-tiba saya kangen bapa

ONI

Paling tidak karena mereka semuanya masih punya makna

SANDEK

Tidur, Oi, tidur. Lotius. Langit hiruk sekali, saya ahrap roket mereka tidak terbentur skylab!

BAPA!!!

ONI

Sandek

SANDEK

Dalam balutan gas yang selalu berrahasia itu, saya harap bapa selamat dari kecengkraman

bapanya! BAPA!

(Sepi)

Page 75: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 75

Rinduku mengatasi jarak, namun langit sama sekali tidak memantulkan apa-apa

ONI

Bagaimana kalau kita mudik lebaran nanti? Sudah lama sekali kita tidak ziarah ke kuburan

kramat yang kosong itu

SANDEK

Tidur, sayang

(Frankestein muncul!)

Bapa, hatiMu terluka. Aku telah menyadarkan hanya dari martabat mereka tapi kemudian

semuanya murka

SANDEK

Tidurlah sayang. Di luar terlalu bising. Tidak malam tidak siang. Bising

(Sandek bangkit. Oni tertidur. Frankenstein! Frankenstein!)

SANDEK

Saya mencintaimu, Oni. Karena kamu tidak pernah minta apa-apa kecuali bunga rumput liar

dan bunga alang-alang. Malam ini saya akan mencari bunga-bunga itu yang paling segar dan

bersama fajar nanti, saya akan kembali mempersembahkannya dengan rasa kekaguman saya

atas kesederhanaanmu

(Sandek melangkah)

Bapa

WASKA

Aku di belakangmu, Sandek

(Sandek berhenti)

Mau kemana kamu?

(Sandek diam saja)

Putus asa kamu? Cuah!

SANDEK MELANGKAH. MUNCUL IBUNYA YANG MARAH-MARAH

IBU SANDEK

Sandek! Tangan kiri ibumu hilang, Sandek. Kamu belum menuntaskan dendam itu!

SANDEK

Seluruh dunia ini harus saya ledakkan untuk memuaskan dendam itu!

IBU SANDEK

Lebih dari itu, langit koyakkan!

SANDEK (Rendah)

Page 76: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 76

Ya, dan itu tidak boleh terjadi

WASKA

Kamu belum menjawab pertanyaan bapa, Sundel

SANDEK

Bapa, lakon sandiwara ini memerlukan tokoh besaar dan saya kira bukan saya orangnya

WASKA

Lalu mau kemana kamu?, anak sundel

IBU

Sandek! Tiba-tiba wajahmu begitu pucat kehijauan!

SANDEK DALAM WAJAH MATI

SANDEK

Sebelum embun itu menguap saya harus memetiknya. Saya tidak punya banyak waktu

LALU SANDEK PERGI

IBU SANDEK

Kenapa dia jadi aneh?

WASKA

Karena dia melihat sesuatu yang aneh. Keanehannya adalah refleksi semata dari apa yang dia

lihat. Bola matanya adalah bola mata bayi. Sebentar lagi bola mata itu akan menjadi tenang

dan akan menjadi bola dunia

IBU SANDEK (Kaget)

Waska

WASKA

Kenapa? Ada apa?

IBU SANDEK

Betul-betul bayi dia. Lihatlah! Sandek menanggalkan seluruh pakaiannya

WASKA

Saya mau memeluknya! Saya mau memeluknya!

IBU SANDEK

Saya mau menggendongnya! Saya mau menyusuinya!

WASKA

Dia anggun sekali

IBU SANDEK

Dia cantik sekali

Page 77: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 77

WASKA

Sandek!

IBU SANDEK

Sandek!

LALU MEREKA PERGI

LALU MUSIK HOROR

ONI, BANGUN. KAGET. NGERI. SENDIRIAN

FRANKENSTEIN! FRANKENSTEIN! DAN SETERUSNYA

TIBA-TIBA LAMPU PENTAS PADAM

ONI MENJERIT KETAKUTAN

MUSIK HOROR

TIGA FRANKENSTEIN MUNCUL MENYERANG DAN MENGEJAR ONI

ONI PINGSAN

LAMPU MENYALA LAGI

ONI SIUMAN

ONI

Sandek! Sandek!

(Oni berulang memanggil-manggil sandek. tidak menyahut)

Sandek! Sandek!

ONI KELUAR SAMBIL MEMANGGIL-MANGGIL

SEPI SEBENTAR

MUNCUL SEMAR

SEMAR

Pada bagian ini seharusnya saya membacakan secara lengkap hasil-hasil konferensi

UNCTAD ke V di Manila dan KTT Negara-negara industri di Tokyo, tapi waktu tidak

mungkin lagi mengizinkan kecuali kalau lakon ini dibiarkan semalam suntuk

ONI

Sandek! Sandek!

MUNCUL ONI

ONI

Semar

SEMAR

Apa? Pasti masalah vulgar nih!

ONI

Tahu kemana Sandek pergi?

SEMAR

Page 78: Sandek atawa orkesmadun3

Lakon Sandek Pemuda Pekerja atawa Orkes Madun III karya Arifin C. Noer

Teater Satuhati Yayasan Kebudayaan Tandipulau 78

Kamu itu mbok lihat-lihat. Apa ndak lihat saya nenteng tas menejer seperti ini. Apa ndak

lihat tanda ‘ofisiel’ yang lux ini?

ONI

Saya Tanya Sandek, Semar

SEMAR

Oni, konferensi UNCTAD dan KTT Negara-negara industri sama sekali tidak ada sangkut

pautnya dengan lako Sandek. Betul pakae dialog Utara Selatan tapi dialognya sama sekali

berbeda dengan lakon ini. Sebagai contoh lain. Tema sentral mereka adalah ekonomi hobi,

sedang lakon ini ekonomi sentralnya ekonomi ubi! Berbeda kan?

ONI

Semar! Semar! Cari Sandek, segera! Dia berbahaya! Dia mau membunuh semua anak-anak!

Dia akan membunuh semua bayi-bayi!

SEMAR

Yang benar, Oni?

ONI

Semar, saya takut sekali. Semalam dia mengigau aneh sekali. Dia sudah gila barangkali!?

SEMAR

Sandek! Sandek!

ONI

Sandek! Sandek!

SEMUA TEPUK TANGAN

SANDEK

Tuan-tuan dan nyonya-nyonya. Atas nama Negara dan bangsa, kami mengucapkan selamat

datang. Kami merasa bangga sekali bahwa Negara kami terpilih sebagai tempat konferensi

terhormat ini untuk menetapkan tanggal permulaan perang yang tidak dapat lagi kita hindari

sebagai pemusnahan alam yang sudah lama kita tahan-tahan. Maka dengan ini saya nyatakan

konferensi dibuka

SEMUA TEPUK TANGAN

LAYAR TURUN

SEMAR DAN ONI TERUS MENCARI-CARI SANDEK. LALU ONI PERGI

SEMAR

Sandiwara ini betul-betul belum mulai, para penonton. Karena malam ini Sandek belum lahir

SELESAI