sampah tugas op

4
Undang-undang Jasa Konstruksi (UUJK) menegaskan bahwa tanggungjawab pihak yang terlibat dalam suatu kegiatan konstruksi bukan hanya dalam rentang waktu pelaksanaan, tetapi berlaku juga setelah serah terima akhir pekerjaan. Pasal 25 ayat 2 UUJK menyatakan bahwa kegagalan bangunan yang menjadi tanggung jawab penyedia jasa ditentukan terhitung sejak penyerahan akhir pekerjaan konstruksi dan paling lama 10 (sepuluh) tahun. Berdasarkan berita dan foto-foto di lokasi kejadian yang dimuat media masa, konstruksi utama bangunan tambahan Metro Tanah Abang tersebut dibuat dari konstruksi baja. Hubungan antara konstruksi baja bangunan tambahan dengan bangunan induk Metro Tanah Abang kemungkinan dipakai baut sebagai konektor. Robohnya bangunan tambahan Metro Tanah Abang dapat disebabkan karena kesalahan perencanaan atau kesalahan dalam pelaksanaan dan pengawasan. Dalam bidang perencanaan, kesalahan dapat terjadi karena ketidaktelitian dalam perhitungan. Misalnya ketidaktelitian dalam penentuan asumsi beban yang bekerja pada suatu struktur dapat menyebabkan kesalahan dalam menetapkan dimensi struktur yang bisa berakibat fatal. Kesalahan dalam pelaksanaan pekerjaan dapat

Upload: gheetheea

Post on 12-Feb-2016

2 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sampah

TRANSCRIPT

Page 1: Sampah Tugas Op

Undang-undang Jasa Konstruksi (UUJK) menegaskan bahwa

tanggungjawab pihak yang terlibat dalam suatu kegiatan konstruksi bukan hanya

dalam rentang waktu pelaksanaan, tetapi berlaku juga setelah serah terima akhir

pekerjaan. Pasal 25 ayat 2 UUJK menyatakan bahwa kegagalan bangunan yang

menjadi tanggung jawab penyedia jasa ditentukan terhitung sejak penyerahan akhir

pekerjaan konstruksi dan paling lama 10 (sepuluh) tahun. Berdasarkan berita dan

foto-foto di lokasi kejadian yang dimuat media masa, konstruksi utama bangunan

tambahan Metro Tanah Abang tersebut dibuat dari konstruksi baja. Hubungan

antara konstruksi baja bangunan tambahan dengan bangunan induk Metro Tanah

Abang kemungkinan dipakai baut sebagai konektor. Robohnya bangunan

tambahan Metro Tanah Abang dapat disebabkan karena kesalahan perencanaan

atau kesalahan dalam pelaksanaan dan pengawasan. Dalam bidang perencanaan,

kesalahan dapat terjadi karena ketidaktelitian dalam perhitungan. Misalnya

ketidaktelitian dalam penentuan asumsi beban yang bekerja pada suatu struktur

dapat menyebabkan kesalahan dalam menetapkan dimensi struktur yang bisa

berakibat fatal. Kesalahan dalam pelaksanaan pekerjaan dapat disebabkan oleh

pelaksana (kontraktor) atau oleh pengawas (konsultan supervisi). Kontraktor yang

bekerja menyimpang dari speksifikasi teknis merupakan salah satu kesalahan

pelaksana. Konsultan supervisi yang tidak benar dalam pengawasan, seperti

misalnya membiarkan pelaksana bekerja menyimpang juga merupakan kesalahan

pihak pengawas. Nah, apabila kesalahan-kesalahan tersebut dilakukan melebihi

batas toleransi spesifikasi teknis dan mengakibatkan kegagalan bangunan, maka

pihak-pihak terkait wajib dimintai pertanggung jawaban. Disamping akibat

kesalahan yang disebabkan oleh penyedia jasa tersebut, kegagalan bangunan juga

dapat disebabkan oleh pengguna jasa (owner). Untuk menentukan pihak yang

harus bertanggung jawab dalam kasus robohnya bangunan tambahan di pusat

grosir Metro Tanah Abang, pihak yang berwenang dapat melibatkan pihak ketiga

Page 2: Sampah Tugas Op

selaku penilai ahli (Pasal 25 ayat 3 UUJK). Penilai ahli dapat ditunjuk dari

akademisi dan praktisi yang memang ahli dibidangnya. Melalui pemeriksaan pihak

ketiga akan dapat diketahui letak kesalahannya, apakah terjadi kesalahan di

perencanaan atau pelaksanaan/pengawasan. Tanggung jawab penyedia jasa dalam

UUJK Nomor 18 Tahun 1999 disebutkan dalam pasal 26 ayat 1 dan 2. Jika terjadi

kegagalan bangunan yang disebabkan karena kesalahan perencana atau pengawas

konstruksi, dan hal tersebut terbukti menimbulkan kerugian bagi pihak lain, Sanksi

bagi penyelenggara konstruksi dijelaskan dalam Bab X pasal 41, 42 dan 43 UUJK.

Pasal 41 menyebutkan Penyelenggara pekerjaan konstruksi dapat dikenai sanksi

administratif dan/atau pidana atas pelanggaran Undang-undang ini. Jenis-jenis

sanksi sesuai pasal 42 dapat berupa peringatan tertulis sampai sanksi pencabutan

izin usaha dan/atau profesi. Sedangkan sanksi pidana dan denda dijelaskan dalam

pasal 43 sebagai berikut (1). Barang siapa yang melakukan perencanaan pekerjaan

konstruksi yang tidak memenuhi ketentuan keteknikan dan mengakibatkan

kegagalan pekerjaan konstruksi atau kegagalan bangunan dikenai pidana paling

lama 5 (lima) tahun penjara atau dikenakan denda paling banyak 10% (sepuluh per

seratus) dari nilai kontrak. (2) Barang siapa yang melakukan pelaksanaan

pekerjaan konstruksi yang bertentangan atau tidak sesuai dengan ketentuan

keteknikan yang telah ditetapkan dan mengakibatkan kegagalan pekerjaan

konstruksi atau kegagalan bangunan dikenakan pidana paling lama 5 (lima) tahun

penjara atau dikenakan denda paling banyak 5% (lima per seratus) dari nilai

kontrak. (3). Barang siapa yang melakukan pengawasan pelaksanaan pekerjaan

konstruksi dengan sengaja memberi kesempatan kepada orang lain yang

melaksanakan pekerjaan konstruksi melakukan penyimpangan terhadap ketentuan

keteknikan dan menyebabkan timbulnya kegagalan pekerjaan konstruksi atau

kegagalan bangunan dikenai pidana paling lama 5 (lima) tahun penjara atau

dikenakan denda paling banyak 10% (sepuluh per seratus) dari nilai kontrak

Page 3: Sampah Tugas Op