tugas makalah sampah medis (final).docx
TRANSCRIPT
TUGAS MAKALAH
SAMPAH MEDIS DAN PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS
Disusun oleh:
1. Hj Munawarah12. IK.
2. Nina Novitasari12. IK.
3. Orien Ratna Sari12. IK.
4. Rahmawati12. IK.
5. Risa Fitriana12. IK.
6. Rizki Rahmawati Putri12. IK.
7. Shofira Sholichati12. IK. 277
8. Sofyan Cahyadi Arif12. IK. 279
9. Taufik Rahman12. IK.
10. Warsito12. IK.
Dosen Pengajar :
Muhammad Riduansyah, S.Kep., Ners
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA BANJARMASIN
2013
A. Jenis Sampah Rumah Sakit Menurut Sumbernya
Sumber dan Karakteristik Sampah Rumah Sakit dapat dibedakan berdasarkan menurut Sumbernya. Setiap ruangan/unit kerja di rumah sakit merupakan penghasil sampah. Jenis sampah dari setiap ruangan berbeda-beda sesuai dengan penggunaan dari setiap ruangan/unit yang bersangkutan.
1. Kantor / administrasi
Sampah kertas, plastic, dll
2. Unit obstetrik dan ruang perawatan obstetrik
Pakaian,, sponge, ampul, kapsul perak nitrat, jarum, masker disposable, blood lancet disposable, sarung tangan disposable, dll
3. Unit emergency dan bedah termasuk ruang perawatan
Jaringan tubuh, bekas ampulasi, ampul bekas, masker disposable, jarum blood lancet disposable, catheter, sarung tangan bedah
4. Unit laboratorium, ruang mayat, patologi, dan autopsy
Gelas terkontaminasi, pipet, cawan petri, wadah specimen, slide specimen, jaringan tubuh, organ, tulang, dll
5. Unit isolasi
Bahan-bahan kertas yang mengandung buangan sputum, masker disposable, sisa makanan, perlengkapan makan, dll
6. Ruang perawatan
Ampul, jarum disposable, syringe, kertas, dll
7. Unit pelayanan
Karton, kertas, botol, smpah dari ruang umum dan pasien, sisa makanan, dll
8. Unit gizi / dapur
Sisa makanan, bahan makanan, sisa pembungkus, dll
9. Halaman rumah sakit
Daun, punting rokok, plastic, ranting, dll
(Depkes R.I., 2002)
B. Pengertian Sampah Medis
Limbah medis dalah sampah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan, gigi, veterinary, atau yang sejenis, penelitian, pengobatan, perawatan, penelitian atau pendidikan yang menggunakan bahan-bahan beracun, infeksius, berbahaya atau bisa membahayakan kecuali jika dilakukan pengamanan tertentu.
Menurut Depkes R.I. limbah medis adalah berbagai jenis buangan yang dihasilkan rumah sakit dan unit-unit pelayanan kesehatan yang mana dapat membahayakan dan menimbulkan gangguan kesehatan bagi penunjang, masyarakat, terutama petugas yang menanganinya. Limbah medis umunya 10-15% limbah yang dihasilkan oleh sarana pelayan kesehatan.
C. Penggolongan Sampah Medis
Limbah klinis berasal dari pelayanan medis, perawatan, gigi, veterinary, farmasi atau yang sejenisnya serta limbah yang dihasilkan rumah sakit pada saat dilakukan perawatan, pengobatan atau penelitian. Berdasarkan potensi bahaya yang ditimbulkannya limbah klinis dapat digolongkan dalam limbah benda tajam, infeksius, jaringan tubuh, citotoksik, farmasi, kimia, radio aktif dan limbah plastik.
1. Limbah Benda Tajam
Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit. Misalnya : jarum hipodermik, perlengkapan intervena, pipet pasteur, pecahan gelas, pisau bedah. Selain itu meliputi benda-benda tajam yang terbuang yang mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi, bahan beracun atau radio aktif.
2. LimbahInfeksiusLimbah infeksius meliputi limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular serta limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik, ruang perawatan dan ruang isolasi penyakit menular. Yang termasuk limbah jenis ini antara lain : sampah mikrobiologis, produk darah manusia, benda tajam, bangkai binatang terkontaminasi, bagian tubuh, sprei, limbah ruang isolasi, limbah pembedahan, limbah unit dialisis dan peralatan.
3. Limbah Jaringan Tubuh
Limbah jaringan tubuh meliputi jaringan tubuh, organ, anggota badan, placenta, darah dan cairan tubuh lain yang dibuang saat pembedahan dan autopsi. Limbah jaringan tubuh tidak memerlukan pengesahan penguburan dan hendaknya dikemas khusus, diberi label dan dibuang ke incinerator.
4. Limbah Sitotoksik
Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi dengan obat sitotoksik selama peracikan, pengangkutan, atau tindakan terapi sitotoksik. Limbah yang terdapat limbah sitotoksik didalamnya harus dibakar dengan suhu diatas 1000C
5. Limbah Farmasi
Limbah farmasi berasal dari obat-obatan kadaluarsa, obat-obatan yang terbunag karena tidak memenuhi spesifikasi atau telah terkontaminasi, obat-obatan yang terbuang atau dikembalikan oleh pasien, obat-obatan yang sudah tidak dipakai lagi karena tidak diperlukan dan limbah hasil produksi obat-obatan.
6. Limbah Kimia
Limbah kimia dihasilkan dari penggunaan kimia dalam tindakan medis, venetary, laboratorium, proses sterilisasi alat, dan riset. Limbah kimia juga meliputi limbah farmasi dan limbah sitotoksik.
7. Limbah Radio Aktif
Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radionucleida. Asal limbah ini antara lain dari tindakan kedokteran, nuklir, radio immunoassay dan bakteriologis yang dapat berupa padat, cair, gas.
8. Limbah Plastik
Limbah plastik adalah bahan plastic yang dibuang oleh klinik, rumah sakit, dan sarana pelayanan kesehatan lain seperti barang-barang disposable yang terbuat dari plastic dan juga pelapis peralatan dan perlengkapan medis.
D. Pengelolaan Sampah Medis
Pengelolaan sampah medis akan memiliki penerapan pelaksanaan yang berbeda-beda antar fasilitas-fasilitas kesehatan, yang umumnya terdiri dari penimbunan, penampungan, pengangkutan, pengolahan, dan pembuangan.
1. Penimbunan (Pemisahan dan Pengurangan)
Proses pemilahan dan reduksi sampah hendaknya merupakan proses yang kontinu yang pelaksanaannya harus mempertimbangkan kelancaran penanganan dan penampungan sampah, penguarangan volume dengan perlakuan pemisahan limbah serta menghindari penggunaan bahan kimia, pengemasan dan pemberian label yang jelas dari berbagai jenis sampah untuk efisiensi biaya, petugas, dan pembuangan.
2. Penampungan
Penampungan sampah ini wadah yang memiliki sifat kuat, tidak mudah bocor atau berlumut, terhindar dari sobek atau pecah, mempunyai tutup dan tidak overload. Penampungan dalam pengelolaan sampah medis dilakukan perlakuan standarisasi kantong dan container seperti dengan menggunakan kantong yang bermacam-macam warna seperti telah ditetapkan dalam Permenkes R.I. No. 986/MenKes/Per/1992 yang isinya dimana kantong berwarna kuning dengan lambang biohazard untuk sampah infeksius, kantong berwarna ungu dengan lambang sitotoksik untuk sampah sitotoksik, kantong berwarna merah dengan lambang radioaktif untuk limbah radioaktif, dan kantong berwarna hitam dengan tulisan domestik.
3. Pengangkutan
Pengangkutan dibedakan menjadi dua yaitu pengangkutan internal dan eksternal. Pengangkutan internal berawal dari titik penampungan awal ke tempat pembuangan atau ke incinerator (pengolahan on-site). Dalam pengangkutan internal biasanya digunakan kereta dorong sebagai yang sudah diberi label, dan dibersihkan secara berkala serta petugas pelaksana dilengkapi dengan alat proteksi dan pakaian kerja khusus. Pengangkutan eksternal yaitu pengagkutan sampah medis ke tempat pembuangan diluar (off-site). Pengangkutan eksternal memerlukan prosedur pelaksanaan yang tepat dan harus dipatuhi petugas yang terlibat. Prosedur tersebut termasuk memenuhi peraturan angkutan lokal. Sampah medis diangkut dalam kontainer khusus, harus kuat, dan tidak bocor.
4. Pengolahan dan Pembuangan
Metode yang digunakan untuk mengolah dan membuang sampah medis tergantung pada faktor-faktor khusus yang sesuai dengan institusi yang berkaitan dengan peraturan yang berlaku dan aspek lingkungan yang berpengaruh terhadap masyarakat. Teknik pengolahan sampah medis (medical waste) yang mungkin diterapkan adalah :
Incinerasi
Sterilisasi dengan uap panas/ autoclaving (pada konsisi uap jenuh bersuhu 121C)
Sterilisasi dengan gas (gas yang digunakan berupa ethylene oxide atau formaldehyde)
Desinfeksi zat kimia dengan proses grinding (menggunakan cairan kimia sebagai desinfektan)
Inaktivasi suhu tinggi
Radiasi (dengan sinar ultraviolet atau ionisasi radiasi)
Microwave treatment
Grinding atau shredding (proses homogenisasi bentuk atau ukuran sampah)
Pemampatan/ pemadatan, dengan tujuan untuk mengurangi volume yang terbentuk
E. Teknologi dalam Pengelolaan Sampah Medis
1. Insinerator
Beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila incinerator akan digunakan dirumah sakit antara lain : ukuran, desain, kapasitas yang disesuaikan dengan volume sampah medis yang akan dibakar dan disesuaikan pula dengan pengaturan pengendalian pencemaran udara, penempatan lokasi yang berkaitan dengan jalur pengangkutan sampah dalam kompleks rumah sakit dan jalur pembuangan abu, serta perangkap untuk melindungi incinerator dari bahaya kebakaran.
Keuntungan menggunakan incinerator adalah dapat mengurangi volume sampah, dapat membakar beberapa jenis sampah termasuk sampah toksik menjadi non-toksik, infeksius menjadi non-infeksius, lahan yang dibutuhkan relative tidak luas, pengoperasiannya tidak tergantung pada iklim, dan residu abu dapat digunakan untuk mengisi tanah yang rendah.
Sedangkan kerugiannya adalah tidak semua jenis sampah dapat dimusnahkan terutama sampah dari logam dan botol, serta dapat menibulkan pencemaran udara bila tidak dilengkapi dengan pollution control berupa cyclone (udara berputar) atau bag filter (penghisap debu). Hasil pembakaran berupa residu serta abu dikeluarkan dari incinerator dan ditimbun di lahan yang rendah. Sedangkan gas dikeluarkan melalui cerobong setelah melalui sarana pengolah pencemar udara yang sesuai.
2. Ozonisasi
Proses ozonisasi telah dikenal lebih dari seratus tahun yang lalu. Proses ozonisasi atau proses dengan menggunakan ozon pertama kali diperkenalkan Nies dari Perancis sebagai metode sterilisasi pada air minum pada tahun 1906. Penggunaan proses ozonisasi kemudian berkembang sangat pesat. Dalam waktu kurang dari 20 tahun, terdapat kurang lebih 300 lokasi pengolahan air minum menggunakan ozonisasi untuk proses sterilisasinya di Amerika.
Dewasa ini, metode ozonisasi mulai banyak digunakan untuk sterilisasi bahan makanan, pencucian peralatan kedokteran, hingga sterilisasi peralatan udara pada ruangan. Luasnya penggunaan ozon ini tidak terlepas dari sifat ozon yang dikenal memiliki sifat radikal (mudah bereaksi dengan senyawa disekitarnya) serta memiliki oksidasi potensial 2,07 V. Selain itu ozozn telah dapat dengan mudah dibuat dngan menggunakan plasma seperti corona discharge.
Melalui proses oksidasinya pula ozon mampu membunuh berbagai macam mikroorganisma seperti bakteri Escherichia coli, Salmonella enteriditis, Hepatitis A Virus serta berbagai mikroorganisma patogen lainnya (Crites, 1998). Melalui proses oksidasi langsung ozon akan merusak dinding bagian luar sel mikroorganisma (cell lysis) sekaligus membunuhnya. Juga melalui proses oksidasi oleh radikal bebas seperti hydrogen peroxy (HO2) dan hydroxyl radical (OH) yang terbentuk ketika ozon terurai dalam air. Seiring dengan perkembangan teknologi, dewasa ini ozon mulai banyak diaplikasikan dalam mengolah limbah cair domestik dan industri.
Ozonisasi Limbah Cair Rumah Sakit
Limbah cair yang berasal dari berbagai kegiatan laboratorium, dapur, laundry, toilet, dan lain sebagainya dikumpulkan pada sebuah kolam equalisasi lalu dipompakan ke tangki reaktor untuk dicampurkan dengan gas ozon. Gas ozon yang masuk dalam tangki reaktor bereaksi mengoksidasi senyawa organik dan membunuh bakteri patogen pada limbah cair.
Limbah cair yang sudah teroksidasi kemudian dialirkan ke tangki koagulasi untuk dicampurkan koagulan. Lantas proses sedimentasi pada tangki berikutnya. Pada proses ini, polutan mikro, logam berat dan lain-lain sisa hasil proses oksidasi dalam tangki reaktor dapat diendapkan.
Selanjutnya dilakukan proses penyaringan pada tangki filtrasi. Pada tangki ini terjadi proses adsorpsi, yaitu proses penyerapan zat-zat pollutan yang terlewatkan pada proses koagulasi. Zat-zat polutan akan dihilangkan permukaan karbon aktif. Apabila seluruh permukaan karbon aktif ini sudah jenuh, atau tidak mampu lagi menyerap maka proses penyerapan akan berhenti, dan pada saat ini karbon aktif harus diganti dengan karbon aktif baru atau didaur ulang dengan cara dicuci. Air yang keluar dari filter karbon aktif untuk selanjutnya dapat dibuang dengan aman ke sungai.Ozon akan larut dalam air untuk menghasilkan hidroksil radikal (-OH), sebuah radikal bebas yang memiliki potential oksidasi yang sangat tinggi (2.8 V), jauh melebihi ozon (1.7 V) dan chlorine (1.36 V). Hidroksil radikal adalah bahan oksidator yang dapat mengoksidasi berbagai senyawa organik (fenol, pestisida, atrazine, TNT, dan sebagainya). Sebagai contoh, fenol yang teroksidasi oleh hidroksil radikal akan berubah menjadi hydroquinone, resorcinol, cathecol untuk kemudian teroksidasi kembali menjadi asam oxalic dan asam formic, senyawa organik asam yang lebih kecil yang mudah teroksidasi dengan kandungan oksigen yang di sekitarnya. Sebagai hasil akhir dari proses oksidasi hanya akan didapatkan karbon dioksida dan air.
Hidroksil radikal berkekuatan untuk mengoksidasi senyawa organik juga dapat dipergunakan dalam proses sterilisasi berbagai jenis mikroorganisma, menghilangkan bau, dan menghilangkan warna pada limbah cair. Dengan demikian akan dapat mengoksidasi senyawa organik serta membunuh bakteri patogen, yang banyak terkandung dalam limbah cair rumah sakit.Pada saringan karbon aktif akan terjadi proses adsorpsi, yaitu proses penyerapan zat-zat yang akan diserap oleh permukaan karbon aktif. Apabila seluruh permukaan karbon aktif ini sudah jenuh, proses penyerapan akan berhenti. Maka, karbon aktif harus diganti baru atau didaur ulang dengan cara dicuci.
Dalam aplikasi sistem ozonisasi sering dikombinasikan dengan lampu ultraviolet atau hidrogen peroksida. Dengan melakukan kombinasi ini akan didapatkan dengan mudah hidroksil radikal dalam air yang sangat dibutuhkan dalam proses oksidasi senyawa organik. Teknologi oksidasi ini tidak hanya dapat menguraikan senyawa kimia beracun yang berada dalam air, tapi juga sekaligus menghilangkannya sehingga limbah padat (sludge) dapat diminimalisasi hingga mendekati 100%. Dengan pemanfaatan sistem ozonisasi ini dapat pihak rumah sakit tidak hanya dapat mengolah limbahnya tapi juga akan dapat menggunakan kembali air limbah yang telah terproses (daur ulang). Teknologi ini, selain efisiensi waktu juga cukup ekonomis, karena tidak memerlukan tempat instalasi yang luas.
Spesifikasi Teknis
Motor Listrik 100 Watt / 220 Volt Pengaman motor dengan sensor panas Ukuran : 293 x 197 x 163 mm Berat : 8,5 kg Body anti karat : Acrylic dan Fiberglass Penghancur Jarum : +/- 8 detik / jarum Bak penampung : +/- 300 jarum
Keterangan :Pemusnah jarum suntik bertenaga listrik ramah lingkungan
Spesifikasi Teknis Needle Pit
Material:PVC pipe Volume:26 liter Kapasitas:+ 40.000 Jarum
Keterangan: Penampung potongan jarum suntik
Spesifikasi Teknis
Dimensi : 1260 x 940 x 1270 Volume Reaktor: 120 liter Tipe : Cross draft Lining Material : Refractory Cement 1 70 0 o C Insulation : Insulation Cement 1400 o C Cover: Steel / Stainless Steel Kapasitas: 40 kg sampah / jam Temperatur kerja : > 1000 o C Bahan Bakar : Gas LPG
Keterangan :
Pemusnah sampah medis dan non medis jenis padat (basah dan kering)
Spesifikasi Teknis
Dimensi : 600 x 800 x 1200 Volume Reaktor: 48 liter Tipe : Down Draft Lining Material: Refractory Cement 1 70 0 o C Insulation: Insulation Cement 1400 o C Cover: Steel / Stainless Steel Kapasitas: 10 kg sampah /jam Temperatur kerja: > 1300 o C Bahan Bakar: Gas LPG
Keterangan :Pemusnah sampah medis dan non medis jenis padat (basah dan kering) mampu menghancurkan metal/besi ringan
DAFTAR PUSTAKA
Bushido, 2007. Sampah Medis dan Pengelolaannya. http://bushido02.wordpress.com (diakses pada Selasa, 28 Mei 2013 pukul 12.05 WITA)
Jais Ahmad, 2009. Pengolahan Limbah Medis Rumah Sakit. http://www.uwityangyoyo.wordpress.com (diakses pada Selasa, 28 Mei 2013 pukul 12.07)
Surveilans, 2010. Pelatihan Pengelolaan Sampah Medis, http://www.sanitasisurveilans.blogspot.com (diakses pada Selasa, 28 Mei 2013, pukul 12.10)