sampah dan penanggulangannya

11
“SAMPAH DAN PENANGANANNYA” I. Pendahuluan A. Latar Belakang Penulisan Padang sebagai Ibukota dari Sumatra Barat memiliki problematika yang tidak ada habisnya. Dengan jumlah penduduk ± 800 ribu jiwa dan luas wilayah ± 694,96 Km², serta keanekaragaman suku dan budaya warga Padang menyebabkan timbulnya permasalahan yang salah satunya permasalahan adalah penanggulangan sampah kota Padang. Masalah sampah bukanlah permasalahan yang luar biasa, hal ini merupakan masalah umum yang biasanya terjadi oleh sebagian kota besar maupun pada negara-negara berkembang. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya pertambahan penduduk dan arus urbanisasi yang pesat telah menyebabkan timbulan sampah pada perkotaan semakin tinggi, kendaraan pengangkut yang jumlah maupun kondisinya kurang memadai, sistem pengelolaan TPA yang kurang tepat dan tidak ramah lingkungan, dan belum diterapkannya pendekatan reduce, reuse dan recycle (3 R). Besarnya timbunan sampah yang tidak dapat ditangani tersebut akan menyebabkan berbagai permasalahan baik langsung maupun tidak langsung bagi penduduk kota. Dampak langsung dari penanganan sampah yang kurang bijaksana diantaranya adalah berbagai penyakit menular maupun penyakit kulit serta gangguan pernafasan, sedangkan dampak tidak langsungnya diantaranya adalah bahaya banjir yang disebabkan oleh terhambatnya arus air di sungai karena terhalang timbunan sampah yang dibuang ke sungai. Agar dampak tersebut tidak berlanjut, maka hendaklah masalah ini segera ditangani secepatnya. B. Perumusan Masalah Pertumbuhan penduduk, urbanisasi, pertumbuhan ekonomi, dan laju teknologi dipandang berperan serta

Upload: berlian-putra

Post on 20-Jan-2016

83 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Tentang penanggulangan sampah sebagai sumber energi baru terbarukan pengganti energi fosil

TRANSCRIPT

Page 1: Sampah Dan Penanggulangannya

“SAMPAH DAN PENANGANANNYA”

I. Pendahuluan

A. Latar Belakang Penulisan

Padang sebagai Ibukota dari Sumatra Barat memiliki problematika yang tidak ada habisnya. Dengan jumlah penduduk ± 800 ribu jiwa dan luas wilayah ± 694,96 Km², serta keanekaragaman suku dan budaya warga Padang menyebabkan timbulnya permasalahan yang salah satunya permasalahan adalah penanggulangan sampah kota Padang. Masalah sampah bukanlah permasalahan yang luar biasa, hal ini merupakan masalah umum yang biasanya terjadi oleh sebagian kota besar maupun pada negara-negara berkembang.

Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya pertambahan penduduk dan arus urbanisasi yang pesat telah menyebabkan timbulan sampah pada perkotaan semakin tinggi, kendaraan pengangkut yang jumlah maupun kondisinya kurang memadai, sistem pengelolaan TPA yang kurang tepat dan tidak ramah lingkungan, dan belum diterapkannya pendekatan reduce, reuse dan recycle (3 R).

Besarnya timbunan sampah yang tidak dapat ditangani tersebut akan menyebabkan berbagai permasalahan baik langsung maupun tidak langsung bagi penduduk kota. Dampak langsung dari penanganan sampah yang kurang bijaksana diantaranya adalah berbagai penyakit menular maupun penyakit kulit serta gangguan pernafasan, sedangkan dampak tidak langsungnya diantaranya adalah bahaya banjir yang disebabkan oleh terhambatnya arus air di sungai karena terhalang timbunan sampah yang dibuang ke sungai. Agar dampak tersebut tidak berlanjut, maka hendaklah masalah ini segera ditangani secepatnya.

B. Perumusan Masalah

Pertumbuhan penduduk, urbanisasi, pertumbuhan ekonomi, dan laju teknologi dipandang berperan serta sebagai faktor dalam peningkatan jumlah sampah yang dihasilkan dalam suatu kota. Masalah yang timbul akibat adanya sampah sebagian besar diakibatkan oleh kurangnya daya angkut sampah oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) kota Padang dengan jumlah sampah yang dihasilkan oleh penduduk kota Padang, yang mengakibatkan timbulnya permasalahan lain seperti adanya tumpukan sampah ditengah kota yang tak terangkut, timbulnya banjr pada musim penghujan yang sebagian besar diakibatkan secara tidak langsung oleh penanganan sampah yang tidak baik.

Salah satu tantangan yang dihadapi oleh pengelola perkotaan adalah penanganan masalah persampahan. Berdasarkan data-data BPS tahun 2007, dari 384 kota yang menimbulkan sampah sebesar 80.235,87 ton setiap hari, penanganan sampah yang diangkut ke dan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) adalah sebesar 4,2 %, yang dibakar sebesar 37,6 % , yang dibuang ke sungai 4,9 % dan tidak tertangani sebesar 53,3 %.

Page 2: Sampah Dan Penanggulangannya

Sampah sendiri menurut pengertian yang ada merupakan semua buangan hasil aktifitas manusia yang berwujud padat dan dibuang sebagai sesuatu yang tidak diinginkan/tidak berguna dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan. Secara umum sampag dapat dibagi menjadi 3, yaitu :

1) Sampah buangan domestic (Perumahan).

2) Sampah buangan industri : berasal dari segala aktifitas industri.

3) Buangan berbahaya dan beracun (B3) : berbahaya baik langsung atau tidak langsung terhadap kehidupan manusia.

Namun sampah tersebut dapat menjadi sesuatu yang berguna jika dilakukan pengelolaan yang baik. Dimana pengelolaan sampah yang baik dapat menguntungkan secara nyata maupun tidak. Banyak limbah pabrik yang dapat diolah kembali menjadi barang jadi. Bahkan menjadi sebuah usaha kecil menengah. Seperti limbah plastik yang dapat dibuat menjadi tas atau keranjang serta barang-barang lainnya. Kemudian sampah organik dapat dibuat menjadi pupuk kompos yang dapat bermanfaat. Hal ini membuktikan bahwa sampah tidak hanya menghasilkan dampak yang buruk akan tetapi dapat bermanfaat tergantung cara pengolahannya.

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah keinginan penulis agar terciptanya kesadaran kita sebagai warga masyarakat untuk menyadari akan pentingnya menjaga kebersihan serta ikut berperan serta dalam penangan sampah yang disatu sisi dapat dilihat bahwa volume sampah makin hari makin bertambah. Peran serta kita sebagai warga masyarakat kota Padang dapat berupa pengelolaan sampah dalam lingkungan keluarga kita sendiri. Dimana hal ini akan berdampak untuk kita sendiri, dimana kita dapat meminimalisir salah satu penyebab terjadinya banjir yang disebabkan oleh saluran yang tersendat.

II. KEADAAN YANG DIINGINKAN DAN KEADAAN SEKARANG

A. Keadaan yang diinginkan

Masalah persampahan terjadi di mana-mana dan seperti tak ada ujungnya. Bahkan masalah tersebut kian hari malah semakin besar. Dalam beberapa tahun terakhir jumlah sampah semakin meningkat, di sisi lain daya tampung tempat pembuangan sampah terbatas bahkan semakin berkurang. Sehinnga mengakibatkan timbulnya peramasalahan-permasalahan baru seperti adanya penumpukan sampah dibeberapa tempat di sudut-sudut kota maupun pada selokan atau saluran air warga serta timbulnya banjir pada saat musim hujan datang, yang disebabkan oleh terhambatnya saluran-saluran air akibat sampah.

Page 3: Sampah Dan Penanggulangannya

Masalah ini timbul akibat berbagai hal, diantaranya : kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan, kurangnya daya tampung Tempat Pebuangan Akhir (TPA) Sampah dengan produksi sampah yang dihasilkan oleh masyarakat di kota Padang. Penanganan sampah hendaknya segera dilakukan agar tidak terjadi dampak yang buruk. Penanganannya dapat berupa pembuatan tempat sampah pada posisi yang strategis di kota Padang. Tempat sampah tersebut dibedakan berdasarkan jenis sampah tersebut. Jadi sampah-sampah terebut dapat dengan mudah diolah. Kemudian proses pengambilan sampah hendaklah secara berkala yaitu pagi hari serta sore hari. Sehingga sampah tidak ada yang menumpuk.

Di Tokyo Jepang, sampah-sampah diberi tawas yang akan membuat sampah tersebut tidak bau. Kita dapat mencontoh sistem pengolahan sampah di Tokyo tersebut. Pada tahap akhir, sampah harus diolah dengan sebaik-baiknya. Paling tidak mendekati 100% pengolahan. Bisa dibakar atau didaur ulang. Di Tokyo, sampah dibakar. Kemudian panas yang ditimbulkan pembakaran sampah tersebut dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik yaitu dengan cara konversi energi. Hal ini dapat memotivasi kita untuk mengolah sampah dengan baik.

B. Keadaan Sekarang

Pada saat ini masalah sampah bukanlah permasalahan yang mudah untuk diatasi. Pertambahan jumlah penduduk yang secara tidak langsung mengakibatkan pertambahan volume sampah dari tahun ke tahun sehingga diperlukannya solusi yang jitu untuk menangani masalah tersebut. Solusi tersebut diharapkan dapat mengatasi setidaknya meminimalisir permasalahaan yang diakibatkan oleh sampah yang makin lama makin meresahkan oleh warga masyarakat.

Dari gambaran yang ada pada lingkungan saat ini, kekurang pedulian masyarakat tentang cara pembuangan maupun penanggulangan sampah merupakan penyebab terbesar timbulnya permasalahan social seperti banjir, timbulnya berbagai penyakit seperti : penyakit kulit, diare, dll.

Salah satu tujuan wisata Indonesia pernah diberitakan dalam media cetak asing sebagai kawasan tidak sehat karena persampahan yang tidak ditangani secara serius. Berita tersebut mencuat karena dalam satu kurun waktu, beberapa turis mancanegara terserang penyakit kolera sehingga perlu diterbangkan kembali ke negaranya.

Kondisi pada perkotaan yang diuraikan tersebut diatas relatif berbeda dengan kondisi di perdesaan yang umumnya tidak menghadapi permasalahan dalam penanganan persampahan. Ketersediaan lahan diperdesaan masih cukup luas mempermudah masyarakat desa mengelola sendiri persampahan yang ditimbulkannya.

Page 4: Sampah Dan Penanggulangannya

Uraian diatas merupakan kondisi saat ini yang tidak bisa dilepaskan dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan penanganan sampah yang telah dilakukan oleh pemerintah pada masa lalu

.III. ANALISIS MASALAH DAN PEMBAHASANNYA

A. Analisis Masalah

Jika dicermati, pada umumnya permasalahan sampah yang ada muncul akibat kurangnya kesadaran masyarakat untuk saling menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Kurangnya kesadaran tersebut mengakibatkan timbulnya masalah-masalah sosial yang baru dalam lingkungan masyarakat sendiri. Dimana hal itu akan merugikan masyarakat sendiri. Oleh karena itu permasalahan sampah bukan saja tanggung jawab pemerintah ataupun dinas kenersihan kota saja, melainkan tanggung jawab kita bersama sebagai warga masyarakat.

Beberapa kegiatan perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas, diantaranya : (1) melakukan pengenalan karekteristik sampah dan metoda pembuangannya, (2) merencanakan dan menerapkan pengelolaan persampahan secara terpadu (pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan akhir), (3) memisahkan peran pengaturan dan pengawasan dari lembaga yang ada dengan fungsi operator pemberi layanan, agar lebih tegas dalam melaksanakan reward & punishment dalam pelayanan, (4) menggalakkan program Reduce, Reuse dan Recycle (3 R) agar dapat tercapai program zero waste pada masa mendatang, (5) melakukan pembaharuan struktur tarif dengan menerapkan prinsip pemulihan biaya (full cost recovery) melalui kemungkinan penerapan tarif progresif, dan mengkaji kemungkinan penerapan struktur tarif yang berbeda bagi setiap tipe pelanggan (6) mengembangkan teknologi pengelolaan sampah yang lebih bersahabat dengan lingkungan dan memberikan nilai tambah ekonomi bagi bahan buangan.

B. Pemecahan Masalah

Pengelolaan Sampah oleh Masyarakat :Penanggulangan sampah bukan hanya tanggung jawab Dinas Kebersihan

dan Pertamanan (DKP) kota Padang. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan dapat membantu setidaknya dengan memilah-milah sampah dalam rumah tangga. Sejak ada di rumah, masyarakat harus dapat memisahkan mana sampah yang dapat didaur ulang dan mana yang tidak. Jika hal ini dilakukan, saya perkirakan jumlah sampah di kota Padang yang harus dibawa ke TPA dapat turun hingga 50%. Sisanya akan didaur ulang atau dimusnahkan sendiri oleh masyarakat.

Pada saat ini, sudah diperkenalkannya alat komposter berbagai kapasitas bagi kepentingan pengelolaan sampah organik sebagai bagian terbesar dari semua jenis sampah menjadi kompos. Pengomposan merupakan upaya mengambil nilai yang ada pada bahan organik sampah sehingga dapat diperoleh zat organik yang bermanfaat sebagai media penguat struktur tanah. Alat komposter ini dapat

Page 5: Sampah Dan Penanggulangannya

membantu masyarakat untuk mengelola sampah secara mandiri. Selain itu kompos ini pun dapat di dayagunakan bagi kepentingan pemupukan pekarangan rumah.

Manfaat pengomposan itu sendiri antara lain :

1. Jika dilakukan dalam lingkungan RT dan kelurahan, dapat menghemat biaya pengangkutan sampah, karena sampah yang diangkut menjadi berkurang.

2. Penghematan lahan TPA, karena jumlah sampah yang dibawa ke TPA semakin sedikit, sehingga masa pakai TPA akan makin lebih lama.

3. Mengurangi tingkat pencemaran lingkungan, membantu melestarikan sumber daya alam.

4. Sumber pemasukan, karena pupuk kompos dapat dijual.

Metode pengomposan sampah pada masyaraka dapat menggunakan metoda takakura. Dimana metoda ini merupakan metoda pengelolaan sampah skala rumah tangga . Prinsip takakura home method menggunaka sistem aerob (aliran udara).

Pengelolaan Sampah Oleh Pemerintah :Melihat permasalahan diatas, untuk mengelola persampahan hal pertama

yang harus diperhatikan adalah kebijakan dari pemerintah yang dibuat dengan pendekatan menyeluruh sehingga dapat dijadikan payung bagi penyusunan kebijakan ditingkat pusat maupun daerah. Belum adanya kebijakan pemerintah tersebut menyulitkan pengelolaan persampahan. Kebijakan strategis yang telah ditetapkan oleh pemerintah baru pada tahap aspek teknis yaitu dengan melakukan pengurangan timbulan sampah dengan menerapkan Reduce, Reuse dan Recycle (3R), dengan harapan pada tahun 2025 tercapai “zero waste“.

Pendekatan pengelolaaan persampahan yang semula didekati dengan wilayah administrasi, dapat diubah dengan melalui pendekatan pengelolaan persampahan secara regional dengan menggabungkan beberapa kota dan kabupaten dalam pengelolaan persampahan. Hal ini sangat menguntungkan karena akan mencapai skala ekonomis baik dalam tingkat pengelolaan TPA, dan pengangkutan dari TPS ke TPA.

Berbagai prinsip yang perlu dilakukan dalam menerapklan pelaksanaan pengelolaan persampahan secara regional ini adalah sebagai berikut:

1. Membentuk peraturan daerah bersama yang mengatur pengelolan persampahan. Peraturan tersebut berisi berbagai hal dengan mempertimbangkan aspek hukum dan kelembagaan, teknik, serta aspek keuangan.

Page 6: Sampah Dan Penanggulangannya

2. Dari aspek kelembagaan telah ada pemisahan peran yang jelas antara pembuat peraturan, pengatur/pembina dan pelaksana (o perator). Dengan adanya pemisahan yang jelas ini, diharapkan penerapan peraturan dapat dilakukan dengan optimal termasuk unsur pembinaan yang berupa sangsi-sangsi yang tegas.

3. Dari aspek teknis telah diterapkan beberapa indikator-indikator pelayanan, antara lain :a. Tidak terdapat timbunan sampah pada tempat terbuka;b. Pengumpulan sampah harus dilakukan secepat mungkin dan menjangkau

seluruh kawasan perkotaan termasuk kawasan rumah tinggal, niaga, fasilitas umum dan tempattempat wisata.

c. Sampah hanya dikumpulkan pada TPS atau kontainer sampah yang telah ditentukan.

d. Sampah yang terkumpul pada TPS harus sudah diangkat ke TPA dalam waktu yang kurang dari 24 jam.

e. Pengangkutan dari TPS dan dibuang ke TPA harus tidak menyebabkan kemacetan lalulintas serta tidak menimbulkan ceceran sampah maupun cairannya di sepanjang jalan.

f. Pengoperasian TPA dilakukan dengan sistem sanitary landfill.

g. Mengoptimalkan manfaat nilai tambah dari sampah dengan menerapkan daur ulang atau melakukan pengomposan.

4. Dari aspek keuangan, indikator minimal yang harus diterapkan adalah Biaya untuk pengelolaan persampahan harus menerapkan prinsip pemulihan biaya (full cost receovery), dan sedapat mungkin menghindari dana subsidi dari pemerintah.

Page 7: Sampah Dan Penanggulangannya

IV. PENUTUP

A. Simpulan

Penanganan sampah di perkotaan merupakan hal yang penting untuk dilakukan agar terciptanya lingkungan yang hijau dan sehat yang dapat menghasilkan udara segar.

Penanganan sampah di perkotaan tidak hanya masalah pemerintah dan di tanggulangi oleh pemerintah saja, akan tetapi merupakan masalah masyarakat juga dan di tanggulangi bersama-sama.

Pengolahan sampah hendaklah menggunakan prinsip (3R) yaitu reduce, reuse, recycle agar terciptanya ramah lingkungan.

Permasalahan sampah diperkotaan dapat diatasi dengan cara (1) melakukan pengenalan karekteristik sampah dan metoda pembuangannya, (2) merencanakan dan menerapkan pengelolaan sampah (pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan akhir), (3) memisahkan pengawasan dari lembaga yang ada dengan fungsi operator pemberi layanan, (4) menggalakkan program Reduce, Reuse dan Recycle (3 R), (5) melakukan pembaharuan struktur tarif, (6) mengembangkan teknologi pengelolaan sampah yang lebih bersahabat dengan lingkungan.

Sampah jika diolah dengan baik tidak hanya menghasilkan dampak yang buruk terhadap lingkungan akan tetapi dapat memiliki manfaat yang menghasilkan keuntungan financial seperti sampah organik yang diolah menjadi pupuk kompos akan menghasilkan untung yang lumayan, dan juga sampah non organik dapat didaur ulang menjadi barang jadi dan dapat digunakan kembali.

B. Saran

Penanganan sampah di perkotaan harus segera dilakukan dengan segera agar dampak yang buruk tidak terjadi sehingga terciptanya kota yang bersih, sehat, dan hijau. Pengolahan sampah tidaklah sulit asalkan dilakukan dengan baik dan benar seperti karya tulis ini dapat sebagai acuan untuk pengolahan sampah. Diharapkan kepada pemerintah dengan segera bersikap tegas untuk mengatasi permasalahan sampah diperkotaan dan mensosialisasikan pengolahan sampah yng baik dan benar kepada masyarakat. Agar lingkungan tersebut tidak menjadi semakin rusak dengan adanya masalah sampa ini.

Karya tulis ini hanya sebagai acuan saja atau ide-ide yang dapat membantu. Jika terdapat kesalahan mohon diperbaiki. Kemudian karya tulis ini dapat juga dikembangkan selanjutnya untuk kepentingan bersama. Sehingga tidak terputus pad aide dari karya tulis ini saja. Pemerintah dapat menggunakan ide dari karya tulis ini untuk proses pengolahan sampah.