salinan - kulon progo regency tahun 2018 tentang pengelolaan keuangan desa, perlu menetapkan...
TRANSCRIPT
BUPATI KULON PROGO
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
PERATURAN BUPATI KULON PROGO
NOMOR 16 TAHUN 2020
TENTANG
TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN PENGADAAN BARANG/JASA
DI KALURAHAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KULON PROGO,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 52
ayat (6) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20
Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa,
perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Tata
Cara Pelaksanaan Kegiatan Pengadaan Barang/Jasa
di Kalurahan;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950
tentang Pembentukan Daerah Daerah
Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa
Jogjakarta sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1951;
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor
9 Tahun 2015;
SALINAN
2
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950
tentang Penetapan Mulai Berlakunya Undang-
Undang 1950 Nomor 12, 13, 14 dan 15 dari Hal
Pembentukan Daerah Daerah Kabupaten di
Djawa Timur/Tengah/Barat dan Daerah
Istimewa Jogjakarta;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014
tentang Dana Desa yang Bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
sebagaimana terakhir telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44
Tahun 2016 tentang Kewenangan Desa;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20
Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan
Desa;
9. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019
tentang Pedoman Penyusunan Tata Cara
Pengadaan Barang/Jasa di Desa;
10. Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo
Nomor 4 Tahun 2019 tentang Penetapan
Kalurahan;
11. Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo
Nomor 8 Tahun 2019 tentang Keuangan
Kalurahan;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA
PELAKSANAAN KEGIATAN PENGADAAN BARANG/JASA
DI KALURAHAN.
3
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
1. Pengadaan Barang/Jasa di Kalurahan yang selanjutnya
disebut Pengadaan adalah kegiatan untuk memperoleh
barang/jasa oleh Pemerintah Kalurahan, baik dilakukan
melalui Swakelola dan/atau Penyedia Barang/Jasa.
2. Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun
tidak berwujud, bergerak maupun tidak bergerak, yang
dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau
dimanfaatkan.
3. Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian
kegiatan yang meliputi pembangunan, pengoperasian,
pemeliharaan, pembongkaran dan pembangunan
kembali suatu bangunan.
4. Jasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang
membutuhkan keahlian tertentu diberbagai bidang
keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir.
5. Jasa Lainnya adalah jasa non-konsultansi atau jasa
yang membutuhkan peralatan, metodologi khusus,
dan/atau keterampilan dalam suatu sistem tata kelola
yang telah dikenal luas di dunia usaha untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan.
6. Penyedia Barang/Jasa yang selanjutnya disebut
Penyedia adalah badan usaha atau orang perorangan
yang menyediakan barang/jasa.
7. Tim Pelaksana Kegiatan yang selanjutnya disingkat TPK
adalah tim yang membantu Kepala Seksi/Kepala Urusan
dalam melaksanakan kegiatan pengadaan barang/jasa
yang karena sifat dan jenisnya tidak dapat dilakukan
sendiri oleh Kepala Seksi/Kepala Urusan.
4
8. Pembelian Langsung adalah metode Pengadaan yang
dilaksanakan dengan cara membeli/membayar langsung
kepada 1 (satu) Penyedia tanpa permintaan penawaran
tertulis yang dilakukan oleh Kepala Seksi/Kepala
Urusan atau TPK.
9. Permintaan Penawaran adalah metode Pengadaan
dengan membeli/membayar langsung dengan
permintaan penawaran tertulis paling sedikit kepada 2
(dua) Penyedia yang dilakukan oleh TPK.
10. Lelang adalah metode pemilihan Penyedia untuk semua
pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia yang
memenuhi syarat.
11. Swakelola adalah cara memperoleh barang/jasa dengan
dikerjakan sendiri oleh TPK dan/atau masyarakat
setempat.
12. Lembaga Kemasyarakatan Kalurahan yang selanjutnya
disingkat LKK adalah wadah partisipasi masyarakat
yang dibentuk Pemerintah Kalurahan, sebagai mitra
Pemerintah Kalurahan, ikut serta dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan pembangunan, serta
meningkatkan pelayanan masyarakat kalurahan.
13. Rencana Kerja Pemerintah Kalurahan yang selanjutnya
disebut RKP Kalurahan, adalah penjabaran dari
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kalurahan
untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.
14. Anggaran Pendapatan dan Belanja Kalurahan yang
selanjutnya disebut APB Kalurahan adalah rencana
keuangan tahunan Pemerintahan Kalurahan.
15. Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya
disingkat DPA adalah dokumen yang memuat rincian
setiap kegiatan, anggaran yang disediakan, dan rencana
penarikan dana untuk kegiatan yang akan dilaksanakan
berdasarkan kegiatan yang telah ditetapkan dalam APB
Kalurahan.
5
16. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kalurahan
yang selanjutnya disebut Musrenbang Kalurahan adalah
musyawarah antara Badan Permusyawaratan
Kalurahan, Pemerintah Kalurahan, dan unsur
masyarakat yang diselenggarakan oleh Pemerintah
Kalurahan untuk menetapkan prioritas, program,
kegiatan dan kebutuhan pembangunan kalurahan yang
didanai oleh swadaya, partisipasi dan gotong royong
masyarakat, APB Kalurahan, Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dan/atau Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara.
17. Kewenangan Kalurahan adalah kewenangan yang
dimiliki Kalurahan meliputi kewenangan berdasarkan
hak asal-usul, kewenangan lokal berskala Kalurahan,
kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta atau
Pemerintah Daerah serta kewenangan lain yang
ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Daerah
Istimewa Yogyakarta atau Pemerintah Daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
18. Kepala Urusan yang selanjutnya disebut Kaur adalah
Pamong Kalurahan yang berkedudukan sebagai unsur
staf sekretariat Kalurahan yang terdiri dari Tata Laksana
sarta Pangripta dan Danarta.
19. Kepala Seksi yang selanjutnya disebut Kasi adalah
Pamong Kalurahan yang berkedudukan sebagai
pelaksana teknis yang terdiri dari Jagabaya, Ulu-ulu,
dan Kamituwa.
20. Pembinaan Pengadaan adalah kegiatan yang meliputi
proses pembentukan Peraturan Bupati, konsultasi dan
bimbingan teknis pengadaan barang/jasa di Kalurahan.
21. Kalurahan adalah sebutan Desa di wilayah Daerah
Istimewa Yogyakarta yang merupakan kesatuan
masyarakat hukum yang terdiri atas beberapa
Padukuhan yang mempunyai batas-batas wilayah
tertentu dan harta kekayaan sendiri, berkedudukan
langsung di bawah Kapanewon.
6
22. Badan Permusyawaratan Kalurahan yang selanjutnya
disingkat BPK adalah lembaga yang melaksanakan
fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil
dari penduduk kalurahan berdasarkan keterwakilan
wilayah dan keterwakilan perempuan yang ditetapkan
secara demokratis.
23. Pemerintah Kalurahan adalah Lurah dibantu Pamong
Kalurahan sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan
Kalurahan.
24. Pemerintahan Kalurahan adalah penyelenggaraan
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
25. Pamong Kalurahan adalah unsur staf yang membantu
Lurah dalam penyusunan kebijakan dan koordinasi
yang diwadahi dalam Sekretariat Kalurahan, dan unsur
pendukung tugas Lurah dalam pelaksanaan kebijakan
yang diwadahi dalam bentuk pelaksana teknis dan
pelaksana kewilayahan.
26. Lurah adalah pejabat Pemerintah Kalurahan yang
mempunyai wewenang, tugas dan kewajiban untuk
menyelenggarakan rumah tangga Kalurahannya dan
melaksanakan tugas dari Pemerintah, Pemerintah
Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Pemerintah
Daerah.
27. Aparatur Pengawas Intern Pemerintah yang selanjutnya
disingkat APIP adalah Auditor pada Inspektorat Daerah
yang melakukan fungsi dan tugas pengawasan dalam
penyelenggaraan pemerintahan.
28. Bupati adalah Bupati Kulon Progo.
29. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
30. Daerah adalah Kabupaten Kulon Progo.
7
Bagian Kedua
Maksud dan Tujuan
Pasal 2
(1) Maksud disusunnya Peraturan Bupati ini yaitu sebagai
pedoman Pengadaan dalam pelaksanaan kegiatan yang
dibiayai APB Kalurahan.
(2) Tujuan disusunnya Peraturan Bupati ini adalah agar
Pengadaan dilakukan sesuai dengan tata kelola
pemerintahan yang baik dan sesuai dengan prinsip-
prinsip Pengadaan.
Bagian Ketiga
Ruang Lingkup
Pasal 3
(1) Ruang lingkup pengaturan dalam Peraturan Bupati ini
yaitu Pengadaan dalam pelaksanaan kegiatan yang
pembiayaannya bersumber dari APB Kalurahan sebagai
perwujudan pelaksanaan kewenangan kalurahan.
(2) Pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. barang;
b. pekerjaan konstruksi;
c. jasa konsultansi; dan
d. jasa lainnya.
(3) Pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan dengan cara:
a. Swakelola; dan/atau
b. Penyedia.
Pasal 4
Pengadaan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bupati ini
tidak termasuk Pengadaan tanah.
8
BAB II
PRINSIP DAN ETIKA
Pasal 5
Prinsip dalam Pengadaan yaitu:
a. efisien yaitu Pengadaan harus diusahakan dengan
menggunakan dana dan daya yang minimum untuk
mencapai kualitas dan sasaran dalam waktu yang
ditetapkan atau menggunakan dana yang telah
ditetapkan untuk mencapai hasil dan sasaran dengan
kualitas yang maksimum;
b. efektif yaitu Pengadaan harus sesuai dengan kebutuhan
dan sasaran yang telah ditetapkan serta memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya;
c. transparan yaitu semua ketentuan dan informasi
mengenai Pengadaan bersifat jelas dan dapat diketahui
secara luas oleh masyarakat dan Penyedia yang
berminat;
d. terbuka yaitu Pengadaan dapat diikuti oleh semua
Penyedia yang memenuhi persyaratan/kriteria tertentu
berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas;
e. pemberdayaan masyarakat yaitu Pengadaan harus
dijadikan sebagai wahana pembelajaran bagi masyarakat
untuk dapat mengelola pembangunan kalurahannya;
f. gotong-royong yaitu penyediaan tenaga kerja oleh
masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan
di Kalurahan;
g. bersaing yaitu Pengadaan harus dilakukan melalui
persaingan yang sehat di antara sebanyak mungkin
Penyedia yang setara dan memenuhi persyaratan;
h. adil yaitu memberikan perlakuan yang sama bagi semua
calon Penyedia dan tidak mengarah untuk memberi
keuntungan kepada pihak tertentu; dan
i. akuntabel yaitu harus sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan ketentuan yang terkait dengan
Pengadaan sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
9
Pasal 6
Para pihak yang terlibat dalam pelaksanaan Pengadaan
wajib mematuhi etika sebagai berikut:
a. melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung
jawab untuk mencapai sasaran, kelancaran, dan
ketepatan tujuan Pengadaan;
b. bekerja secara profesional, mandiri dan menjaga
kerahasiaan informasi yang menurut sifatnya harus
dirahasiakan untuk mencegah penyimpangan
Pengadaan;
c. tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak
langsung yang berakibat persaingan usaha tidak sehat;
d. menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan
yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan tertulis
pihak yang terkait;
e. menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan
kepentingan pihak yang terkait, baik secara langsung
maupun tidak langsung, yang berakibat persaingan
usaha tidak sehat dalam Pengadaan;
f. menghindari dan mencegah pemborosan dan kebocoran
keuangan kalurahan;
g. menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang
dan/atau kolusi; dan
h. tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak
menjanjikan untuk memberi atau menerima hadiah,
imbalan, komisi, rabat, dan apa saja dari atau kepada
siapapun yang diketahui atau patut diduga berkaitan
dengan Pengadaan.
Pasal 7
(1) Pengadaan dalam pelaksanaan kegiatan mengutamakan
peran serta masyarakat melalui Swakelola dengan
memaksimalkan pemanfaatan potensi dan sumber daya
yang ada di Kalurahan secara gotong-royong dengan
melibatkan partisipasi masyarakat dengan tujuan untuk
memperluas kesempatan kerja dan pemberdayaan
masyarakat.
10
(2) Dalam hal Pengadaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak dapat dilakukan secara Swakelola maka
Pengadaan dapat dilakukan melalui Penyedia baik
sebagian maupun seluruhnya.
(3) Pengadaan melalui Penyedia untuk sebagian
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk memenuhi
sebagian kebutuhan barang/jasa dalam pelaksanaan
kegiatan yang tidak dapat dilakukan secara Swakelola.
(4) Pengadaan melalui Penyedia untuk seluruhnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk memenuhi
seluruh kebutuhan barang/jasa dalam pelaksanaan
kegiatan yang tidak dapat dilakukan secara Swakelola.
Pasal 8
Pengadaan melalui Penyedia dilakukan untuk:
a. mendukung Swakelola; atau
b. kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan dengan
Swakelola.
BAB III
PARA PIHAK
Bagian Kesatu
Para Pihak dalam Pengadaan
Pasal 9
(1) Para pihak dalam Pengadaan terdiri dari:
a. Lurah;
b. Kasi/Kaur;
c. TPK;
d. masyarakat; dan
e. Penyedia.
(2) Kaur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b selain
Kaur yang mempunyai fungsi melaksanakan
kebendaharaan.
11
Bagian Kedua
Lurah
Pasal 10
Tugas Lurah dalam Pengadaan:
a. menetapkan TPK berdasarkan hasil Musrenbang
Kalurahan;
b. mengumumkan rencana Pengadaan yang telah
dituangkan dalam RKP Kalurahan sebelum dimulainya
proses Pengadaan pada tahun anggaran berjalan; dan
c. menyelesaikan perselisihan antara Kasi/Kaur dengan
TPK, dalam hal terjadi perbedaan pendapat.
Bagian Ketiga
Kasi/Kaur
Pasal 11
(1) Kasi/Kaur melaksanakan Pengadaan sesuai tugas pokok
dan fungsinya.
(2) Tugas Kasi/Kaur dalam Pengadaan:
a. menetapkan dokumen persiapan Pengadaan;
b. menyampaikan dokumen persiapan Pengadaan
kepada TPK;
c. melakukan Pengadaan sesuai dengan ambang batas
nilai yang ditetapkan dalam Musrenbang Kalurahan;
d. menandatangani bukti transaksi Pengadaan;
e. mengendalikan pelaksanaan Pengadaan;
f. menerima hasil Pengadaan;
g. melaporkan pelaksanaan kepada Lurah; dan
h. menyerahkan hasil Pengadaan kepada Lurah yang
dituangkan dalam Berita Acara.
(3) Kasi/Kaur dilarang mengadakan ikatan perjanjian atau
menandatangani surat perjanjian dengan Penyedia
apabila anggaran belum tersedia atau anggaran yang
tersedia tidak mencukupi.
(4) Kaur Keuangan tidak boleh menjabat sebagai pelaksana
Pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
12
Bagian Keempat
TPK
Pasal 12
(1) Pembentukan TPK ditetapkan dengan Keputusan Lurah.
(2) TPK terdiri dari unsur:
a. Pamong Kalurahan;
b. LKK; dan
c. masyarakat.
(3) TPK ditetapkan dengan jumlah personil paling sedikit 3
(tiga) orang.
(4) Berdasarkan pertimbangkan kompleksitas Pengadaan,
personil TPK dapat ditambah sepanjang berjumlah gasal.
(5) Susunan TPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai
berikut:
a. Ketua;
b. Sekretaris; dan
c. Anggota.
(6) Tugas TPK dalam Pengadaan adalah:
a. melaksanakan Swakelola;
b. menyusun dokumen Pengadaan;
c. mengumumkan dan melaksanakan Pengadaan untuk
Pengadaan melalui Penyedia;
d. memilih dan menetapkan Penyedia;
e. memeriksa dan melaporkan hasil Pengadaan kepada
Kasi/Kaur; dan
f. mengumumkan hasil kegiatan dari Pengadaan.
(7) Dalam pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan secara
Swakelola ditunjuk penanggung jawab teknis pekerjaan
dari anggota TPK yang mampu dan memahami teknis
kegiatan/pekerjaan konstruksi.
Pasal 13
(1) Pemerintah Kalurahan dapat melakukan kerja sama
dalam pembangunan antar Kalurahan.
(2) Pelaksanaan Pengadaan dalam pelaksanaan
pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh TPK yang dibentuk bersama melalui
mekanisme kerjasama Kalurahan yang ditetapkan
dengan Keputusan Bersama Lurah.
13
(3) TPK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) beranggotakan
dari perwakilan antar Kalurahan.
(4) TPK sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri dari
unsur:
a. Pamong Kalurahan;
b. LKK; dan
c. masyarakat.
(5) TPK ditetapkan dengan jumlah personil paling sedikit 3
(tiga) orang.
(6) Berdasarkan pertimbangkan kompleksitas Pengadaan,
personil TPK dapat ditambah sepanjang berjumlah gasal.
(7) Organisasi TPK terdiri atas:
a. Ketua;
b. Sekretaris;
c. Bendahara; dan
d. Anggota.
(8) Tugas TPK dalam Pengadaan adalah:
a. melaksanakan Swakelola;
b. menyusun dokumen Pengadaan;
c. mengumumkan dan melaksanakan Pengadaan untuk
Pengadaan melalui Penyedia;
d. memilih dan menetapkan Penyedia;
e. memeriksa dan melaporkan hasil Pengadaan kepada
Lurah melalui Kasi/Kaur; dan
f. mengumumkan hasil kegiatan dari Pengadaan.
(9) Dalam pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan secara
Swakelola ditunjuk penanggung jawab teknis pekerjaan
dari anggota TPK yang mampu dan memahami teknis
kegiatan/pekerjaan konstruksi.
Bagian Kelima
Masyarakat
Pasal 14
Peran serta masyarakat dalam Pengadaan:
a. berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan Swakelola;
dan
b. berperan aktif dalam pengawasan terhadap pelaksanaan
Pengadaan.
14
Bagian Keenam
Penyedia
Pasal 15
(1) Penyedia di Kalurahan memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a. memiliki tempat/lokasi usaha, kecuali untuk tukang
batu, tukang kayu, dan sejenisnya;
b. memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan
dan fasilitas lain yang diperlukan;
c. memiliki kemampuan untuk menyediakan
barang/jasa yang dibutuhkan; dan
d. khusus untuk pekerjaan konstruksi, mampu
menyediakan tenaga ahli dan/atau peralatan yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
(2) Penyedia sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertanggung jawab atas:
a. pelaksanaan perjanjian;
b. kualitas barang/jasa;
c. ketepatan perhitungan jumlah atau volume;
d. ketepatan waktu penyerahan; dan
e. ketepatan tempat penyerahan.
BAB IV
PERENCANAAN PENGADAAN
Pasal 16
(1) Perencanaan Pengadaan disusun bersamaan dengan
penyusunan RKP Kalurahan.
(2) Perencanaan Pengadaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi identifikasi kebutuhan, penetapan
barang/jasa, cara, jadwal dan anggaran.
(3) Perencanaan Pengadaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) meliputi:
a. jenis kegiatan;
b. lokasi;
c. volume;
d. biaya;
e. sasaran;
f. waktu pelaksanaan kegiatan;
15
g. pelaksana kegiatan anggaran;
h. tim yang melaksanakan kegiatan; dan
i. rincian satuan harga untuk kegiatan Pengadaan yang
akan dilakukan.
(4) Cara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:
a. Pengadaan melalui Swakelola; dan/atau
b. Pengadaan melalui Penyedia.
(5) Hasil penyusunan rencana Pengadaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam Berita Acara.
(6) Rencana Pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) menjadi acuan dalam penyusunan APB Kalurahan,
Rencana Kegiatan dan Anggaran Kalurahan serta
Rencana Kerja Kegiatan Kalurahan.
Pasal 17
(1) Rencana Pengadaan yang telah tertuang dalam APB
Kalurahan, Rencana Kegiatan dan Anggaran Kalurahan
serta Rencana Kerja Kegiatan Kalurahan diumumkan
oleh Lurah melalui media informasi yang mudah diakses
oleh masyarakat, paling kurang pada papan
pengumuman/informasi Kalurahan.
(2) Pengumuman rencana Pengadaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat:
a. nama kegiatan;
b. nilai pengadaan;
c. jenis pengadaan;
d. keluaran/output (terdiri dari volume dan satuan);
e. nama tpk;
f. lokasi; dan
g. waktu pelaksanaan.
BAB V
PERSIAPAN PENGADAAN
Bagian Kesatu
Persiapan Pengadaan secara Swakelola
Pasal 18
(1) Kasi/Kaur menyusun dokumen persiapan Pengadaan
secara Swakelola berdasarkan DPA.
16
(2) Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
dari:
a. jadwal pelaksanaan kegiatan;
b. rencana penggunaan tenaga kerja, kebutuhan bahan,
dan peralatan;
c. gambar rencana kerja apabila diperlukan;
d. spesifikasi teknis apabila diperlukan; dan
e. RAB Pengadaan.
(3) Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1), khusus
untuk pekerjaan konstruksi terdiri dari:
a. jadwal pelaksanaan kegiatan;
b. rencana penggunaan tenaga kerja, kebutuhan
bahan, dan peralatan;
c. gambar rencana kerja;
d. spesifikasi teknis; dan
e. RAB Pengadaan dan Analisa Harga Satuan.
(4) RAB Pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf e dan ayat (3) huruf e disusun sebelum
dilaksanakannya kegiatan.
(5) RAB Pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
disusun berdasarkan harga pasar.
(6) Harga pasar sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
menggunakan data/informasi harga pasar di:
a. Kalurahan setempat; atau
b. Kalurahan sekitarnya.
(7) Harga pasar sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
memprioritaskan harga pasar di Kalurahan setempat.
(8) Dalam hal di Kalurahan setempat tidak tersedia
barang/jasa yang dibutuhkan, penyusunan RAB
Pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
menggunakan harga pasar di Kalurahan sekitarnya.
(9) Dalam hal terdapat perbedaan RAB Pengadaan dengan
RAB pada DPA, sepanjang tidak melebihi nilai pagu
rincian objek belanja, Pengadaan dapat dilanjutkan.
(10) Dalam hal terdapat perbedaan RAB Pengadaan dengan
RAB pada DPA yang melebihi nilai pagu rincian objek
belanja, Pengadaan tidak dapat dilanjutkan dan
Kasi/Kaur melapor kepada Lurah.
17
(11) Pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (10) dapat
dilakukan setelah dilakukan perubahan RAB pada DPA
berdasarkan survei harga pasar paling kurang pada 2
(dua) Penyedia yang dituangkan dalam Berita Acara.
(12) Kasi/Kaur menyampaikan dokumen persiapan
Pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) atau
ayat (3) kepada TPK untuk dilakukan Pengadaan.
Bagian Kedua
Persiapan Pengadaan melalui Penyedia
Pasal 19
(1) Kasi/Kaur menyusun dokumen persiapan Pengadaan
melalui Penyedia berdasarkan DPA.
(2) Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
dari:
a. waktu pelaksanaan pekerjaan;
b. gambar rencana kerja (apabila diperlukan);
c. Kerangka Acuan Kerja (KAK)/spesifikasi teknis
(apabila diperlukan)/daftar kuantitas dan harga
(apabila diperlukan);
d. Harga Perkiraan Sendiri (HPS); dan
e. rancangan Surat Perjanjian.
(3) HPS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d
disusun sebelum dilaksanakannya kegiatan.
(4) HPS sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disusun
berdasarkan harga pasar.
(5) Harga pasar sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
menggunakan data/informasi harga pasar di:
a. Kalurahan setempat; atau
b. Kalurahan sekitarnya.
(6) Harga pasar sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
memprioritaskan harga pasar di Kalurahan setempat.
(7) Dalam hal di Kalurahan setempat tidak tersedia
barang/jasa yang dibutuhkan, penyusunan HPS
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) menggunakan
harga pasar di Kalurahan sekitarnya.
18
(8) Dalam menentukan penggunaan harga pasar
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) perlu
memperhatikan kondisi sebagai berikut:
a. apabila hanya terdapat 1 (satu) Penyedia di
Kalurahan setempat, maka harga pasar yang
digunakan adalah harga yang ditawarkan Penyedia
tersebut;
b. apabila terdapat lebih dari 1 (satu) Penyedia di
Kalurahan setempat, maka harga pasar yang
digunakan adalah:
1. harga yang paling banyak ditemukan; atau
2. harga yang paling rendah jika tidak ada harga
yang paling banyak ditemukan.
(9) Penyusunan dan penetapan HPS sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dihitung dengan cara:
a. menggunakan data/informasi harga pasar di:
1. Kalurahan setempat; atau
2. Kalurahan sekitar dalam hal barang/jasa yang
dibutuhkan tidak ada di Kalurahan setempat.
b. memperhitungkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN);
dan
c. memperhitungkan biaya angkut apabila
memerlukan biaya angkut.
(10) Dalam hal terdapat perbedaan HPS dengan RAB pada
DPA, sepanjang tidak melebihi nilai pagu rincian objek
belanja, Pengadaan dapat dilanjutkan.
(11) Dalam hal terdapat perbedaan HPS dengan RAB pada
DPA yang melebihi nilai pagu rincian objek belanja,
Pengadaan tidak dapat dilanjutkan dan Kasi/Kaur
melapor kepada Lurah.
(12) Pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (11) dapat
dilakukan setelah dilakukan perubahan RAB pada DPA
berdasarkan survei harga pasar paling kurang pada 2
(dua) Penyedia yang dituangkan dalam Berita Acara.
(13) Rancangan Surat Perjanjian sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf e digunakan untuk transaksi yang
membutuhkan penjabaran teknis antara lain:
19
a. tanggal dan tempat dibuatnya surat perjanjian;
b. para pihak;
c. ruang lingkup pekerjaan;
d. nilai pekerjaan;
e. hak dan kewajiban para pihak;
f. jangka waktu pelaksanaan pekerjaan;
g. ketentuan keadaan kahar;
h. sanksi, termasuk denda keterlambatan; dan
i. tata cara pembayaran.
(14) Kasi/Kaur menyampaikan dokumen persiapan
Pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
kepada TPK untuk dilakukan Pengadaan.
BAB VI
PELAKSANAAN PENGADAAN
Bagian Kesatu
Pengadaan Melalui Swakelola
Pasal 20
(1) Pengadaan secara Swakelola dilaksanakan berdasarkan
dokumen persiapan Pengadaan.
(2) Pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh:
a. TPK; atau
b. TPK dengan melibatkan masyarakat.
(3) Pelaksanaan Pengadaan secara Swakelola dilakukan
dengan tahapan sebagai berikut:
a. TPK melakukan rapat koordinasi pembahasan
pelaksanaan Pengadaan secara Swakelola yang
dituangkan dalam laporan hasil rapat/notulen;
b. apabila diperlukan, TPK dapat mengundang
narasumber/tenaga kerja dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. narasumber dapat berasal dari masyarakat
kalurahan setempat, Perangkat Daerah dan/atau
tenaga profesional; dan/atau
2. tenaga kerja diutamakan berasal dari masyarakat
kalurahan setempat.
20
c. TPK melaksanakan Pengadaan secara Swakelola
dengan ketentuan sebagai berikut:
1. memanfaatkan sarana/prasarana/peralatan/
material/bahan yang dimiliki/dikuasai
Kalurahan; dan
2. apabila sarana prasarana/peralatan/material/
bahan yang dibutuhkan tidak dimiliki/dikuasai
Kalurahan, maka TPK melaksanakan Pengadaan
melalui Penyedia.
d. TPK menyusun laporan hasil pelaksanaan Pengadaan
secara Swakelola dilengkapi dokumentasi
pelaksanaan.
(4) Kasi/Kaur melaksanakan pengendalian pelaksanaan
Pengadaan secara Swakelola meliputi:
a. kemajuan pelaksanaan Pengadaan secara Swakelola;
dan/atau
b. penggunaan narasumber/tenaga kerja, sarana
prasarana/peralatan dan material/bahan.
(5) Hasil pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
menjadi dasar Kasi/Kaur dalam melakukan evaluasi.
(6) Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) terdapat ketidaksesuaian, Kasi/Kaur
memerintahkan TPK untuk melaksanakan perbaikan
target dan realisasi pelaksanaan pekerjaan berdasarkan
dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(7) Hasil kegiatan dari Pengadaan melalui Swakelola
diumumkan melalui media informasi yang mudah
diakses oleh masyarakat, paling kurang pada papan
pengumuman/Informasi Kalurahan.
(8) Untuk pekerjaan konstruksi selain diumumkan pada
Papan Pengumuman/Informasi Kalurahan,
pengumuman hasil pengadaannya dilakukan di lokasi
pekerjaan dalam bentuk Papan Informasi Kegiatan.
(9) Pengumuman hasil kegiatan Pengadaan secara
Swakelola sebagaimana dimaksud pada ayat (8) meliputi:
a. nama kegiatan;
b. nilai pengadaan;
21
c. keluaran/output (terdiri dari volume dan satuan);
d. nama TPK;
e. lokasi; dan
f. waktu pelaksanaan (tanggal mulai dan tanggal
selesai).
Bagian Kedua
Pengadaan Melalui Penyedia
Pasal 21
(1) Pengadaan melalui Penyedia dilakukan dengan cara:
a. Pembelian Langsung;
b. Permintaan Penawaran; dan
c. Lelang.
(2) Pelaksanaan Pengadaan melalui Penyedia dilakukan:
a. berdasarkan dokumen persiapan Pengadaan;
b. untuk memenuhi kebutuhan barang/jasa dalam
rangka mendukung pelaksanaan Swakelola maupun
memenuhi kebutuhan barang/jasa secara langsung
di Kalurahan; dan
c. mengutamakan Penyedia dari Kalurahan setempat
dengan mempertimbangkan prinsip Pengadaan.
(3) Dalam pelaksanaan Pengadaan melalui Penyedia dengan
cara Lelang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,
TPK menyusun Dokumen Lelang.
(4) Dokumen Lelang sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
memuat antara lain:
a. ruang lingkup pekerjaan dalam bentuk Kerangka
Acuan Kerja (KAK);
b. daftar kuantitas dan harga;
c. spesifikasi teknis;
d. gambar rencana kerja apabila diperlukan;
e. waktu pelaksanaan pekerjaan;
f. persyaratan administrasi;
g. Rancangan Surat Perjanjian; dan
h. nilai total HPS.
(5) Persyaratan administrasi untuk Penyedia sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) huruf f berupa surat pernyataan
kebenaran usaha.
22
(6) Khusus untuk Pengadaan seperti kendaraan bermotor,
genset, traktor dan Pengadaan dengan metode Lelang,
persyaratan administrasinya berupa izin usaha dan
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Paragraf 1
Pembelian Langsung
Pasal 22
(1) Pembelian Langsung dilaksanakan untuk Pengadaan
sampai dengan Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah).
(2) Tata cara Pembelian Langsung sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sebagai berikut:
a. Kasi/Kaur/TPK memilih Penyedia;
b. Kasi/Kaur/TPK melakukan negosiasi (tawar-
menawar) dengan Penyedia untuk memperoleh harga
yang lebih murah; dan
c. transaksi dituangkan dalam bentuk bukti
pembelian atas nama/diketahui oleh Kasi/Kaur
sebagai pelaksana kegiatan anggaran.
(3) Apabila tidak terdapat Penyedia yang mampu
menyediakan barang/jasa di Kalurahan setempat maka
Kasi/Kaur/TPK dapat melakukan Pembelian Langsung
kepada Penyedia di Kalurahan sekitarnya.
Paragraf 2
Permintaan Penawaran
Pasal 23
(1) Permintaan Penawaran dilaksanakan untuk Pengadaan
di atas Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
sampai dengan Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah).
(2) Tata cara Permintaan Penawaran sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sebagai berikut:
23
a. TPK meminta penawaran secara tertulis dari paling
kurang 2 (dua) Penyedia dengan dilampiri
persyaratan teknis berupa:
1. Kerangka Acuan Kerja (KAK);
2. rincian barang/jasa;
3. volume;
4. spesifikasi teknis;
5. gambar rencana kerja (apabila diperlukan);
6. waktu pelaksanaan pekerjaan; dan
7. formulir surat pernyataan kebenaran usaha.
b. Penyedia menyampaikan surat penawaran
sebagaimana dimaksud dalam dokumen lelang dan
harga disertai surat pernyataan kebenaran usaha;
c. TPK mengevaluasi penawaran Penyedia;
d. penawaran Penyedia dinyatakan lulus apabila
memenuhi persyaratan teknis dan harga;
e. dalam hal Penyedia yang lulus lebih dari 1 (satu),
maka TPK menetapkan Penyedia dengan harga
penawaran terendah sebagai pemenang untuk
melaksanakan pekerjaan;
f. dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) Penyedia
menawar dengan harga yang sama, maka TPK
melakukan negosiasi harga (tawar-menawar) dengan
setiap Penyedia untuk memperoleh harga yang lebih
murah;
g. dalam hal hanya terdapat 1 (satu) Penyedia yang
lulus, maka TPK melakukan negosiasi harga (tawar-
menawar) dengan Penyedia untuk memperoleh harga
yang lebih murah;
h. dalam hal di Kalurahan setempat hanya terdapat 1
(satu) Penyedia, Permintaan Penawaran dapat
dilakukan kepada Penyedia tersebut;
i. dalam hal hanya terdapat 1 (satu) Penyedia di
Kalurahan sebagaimana dimaksud pada huruf h,
maka TPK melakukan negosiasi (tawar-menawar)
dengan Penyedia untuk memperoleh harga yang lebih
murah;
24
j. hasil negosiasi harga (tawar-menawar) sebagaimana
dimaksud pada huruf f, huruf g dan huruf i
dituangkan dalam Berita Acara Hasil Negosiasi; dan
k. transaksi dituangkan dalam bentuk bukti pembelian
atau surat perjanjian antara Kasi/Kaur sebagai
pelaksana kegiatan anggaran dengan Penyedia.
Paragraf 3
Lelang
Pasal 24
(1) Lelang dilaksanakan untuk Pengadaan di atas
Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
(2) Tahapan pelaksanaan Lelang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sebagai berikut:
a. pengumuman Lelang;
b. pendaftaran dan pengambilan dokumen Lelang;
c. pemasukan dokumen Penawaran;
d. evaluasi penawaran;
e. negosiasi; dan
f. penetapan pemenang.
(3) Mekanisme pengumuman Lelang sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a dilakukan dengan cara:
a. TPK mengumumkan Pengadaan dan meminta
Penyedia menyampaikan penawaran tertulis.
b. pengumuman dilakukan melalui media informasi
yang mudah diakses oleh masyarakat, sekurang-
kurangnya di papan pengumuman Kalurahan.
c. pengumuman sebagaimana dimaksud pada huruf b
paling kurang memuat:
1. nama paket pekerjaan;
2. nama TPK;
3. lokasi pekerjaan;
4. ruang lingkup pekerjaan;
5. nilai total HPS;
6. jangka waktu pelaksanaan pekerjaan; dan
7. jadwal proses Lelang.
25
d. bersamaan dengan pengumuman Pengadaan, TPK
dapat mengirimkan undangan tertulis kepada
Penyedia untuk mengikuti Lelang.
(4) Mekanisme pendaftaran dan pengambilan dokumen
Lelang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
dilakukan dengan cara:
a. Penyedia mendaftar kepada TPK untuk mengikuti
Lelang; dan
b. TPK memberikan dokumen Lelang kepada Penyedia
yang mendaftar.
(5) Pemasukan dokumen Penawaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf c dilakukan Penyedia
dengan menyampaikan penawaran tertulis yang berisi
dokumen administrasi serta penawaran teknis dan
harga kepada TPK.
(6) Evaluasi Penawaran sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf d dilaksanakan oleh TPK dengan melakukan
evaluasi dokumen administrasi serta penawaran teknis
dan harga.
(7) Penawaran sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
dinyatakan lulus apabila memenuhi persyaratan
administrasi, teknis dan harga.
(8) Negosiasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf e
dilakukan dengan memperhatikan kondisi sebagai
berikut:
a. apabila hanya terdapat 1 (satu) Penyedia yang lulus,
maka TPK melakukan negosiasi harga (tawar-
menawar) yang dituangkan dalam Berita Acara Hasil
Negosiasi; atau
b. apabila terdapat lebih dari 1 (satu) Penyedia yang
lulus menawar dengan harga yang sama, maka TPK
melakukan negosiasi harga (tawar-menawar) dengan
setiap Penyedia untuk memperoleh harga yang lebih
murah yang dituangkan dalam Berita Acara Hasil
Negosiasi.
26
(9) Penetapan Pemenang sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf f dilakukan oleh TPK kepada Penyedia
yang memiliki harga penawaran terendah.
(10) Transaksi dituangkan dalam bentuk surat perjanjian
antara Kasi/Kaur sebagai pelaksana kegiatan dengan
Penyedia.
Paragraf 4
Pengendalian
Pasal 25
(1) Kasi/Kaur melakukan pengendalian pelaksanaan
perkerjaan yang tercantum dalam bukti transaksi.
(2) Dalam hal terjadi perbedaan antara target dalam
pelaksanaan dengan bukti transaksi maka Kasi/Kaur
memerintahkan Penyedia untuk menyelesaikan
pelaksanaan pekerjaan sesuai target pekerjaan.
(3) Dalam hal Penyedia tidak dapat menyelesaikan
pekerjaan sesuai target, maka Kasi/Kaur dapat memberi
sanksi kepada Penyedia.
(4) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) atas
keterlambatan penyelesaian pekerjaan dikenakan denda
sebesar 1/1000 (satu per seribu) dari nilai pekerjaan
atau sebagian dari nilai pekerjaan.
(5) Nilai pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
diperhitungkan dari jenis pekerjaan tertentu yang belum
terselesaikan.
Bagian Ketiga
Bukti Transaksi
Pasal 26
(1) Bukti transaksi Pengadaan terdiri atas:
a. bukti pembelian; dan
b. Surat Perjanjian.
(2) Bukti pembelian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a dapat berupa setruk, nota dan kuitansi.
(3) Bukti pembelian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a digunakan untuk Pengadaan dengan metode
Pembelian Langsung atau Permintaan Penawaran.
27
Bagian Keempat
Perubahan Surat Perjanjian
Pasal 27
(1) Perubahan Surat Perjanjian dilakukan dalam hal:
a. terjadi keadaan kahar; atau
b. terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada
saat pelaksanaan dengan gambar dan/atau
spesifikasi teknis/KAK.
(2) Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan
pada saat pelaksanaan dengan gambar dan/atau
spesifikasi teknis/KAK sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b, Kasi/Kaur bersama Penyedia melakukan
perubahan Surat Perjanjian yang meliputi perubahan:
a. spesifikasi teknis sesuai dengan kondisi lapangan;
b. volume; dan/atau
c. jadwal pelaksanaan.
(3) Dalam hal perubahan Surat Perjanjian memerlukan
perubahan anggaran, Kasi/Kaur dapat melakukan
perubahan Surat Perjanjian setelah dilakukan
penyesuaian dokumen anggaran.
(4) Mekanisme penyesuaian dokumen anggaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(5) Perubahan Surat Perjanjian sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan Kasi/Kaur dengan persetujuan
Lurah.
Bagian Kelima
Pengumuman
Pasal 28
(1) TPK mengumumkan hasil kegiatan dari Pengadaan
melalui Penyedia di media informasi yang mudah diakses
oleh masyarakat, paling kurang pada Papan
Pengumuman Kalurahan.
28
(2) Pengumuman hasil Pengadaan melalui Penyedia dengan
cara Permintaan Penawaran dan Lelang meliputi:
a. nama kegiatan;
b. nama penyedia;
c. nilai pengadaan;
d. keluaran/output (terdiri dari volume dan satuan);
e. lokasi; dan
f. waktu penyelesaian pekerjaan (tanggal mulai dan
tanggal selesai).
BAB VII
PEMBAYARAN
Pasal 29
(1) Pembayaran kepada Penyedia dilakukan setelah
pekerjaan selesai dan sesuai ketentuan yang tertuang
dalam Surat Perjanjian.
(2) Pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan kepada Penyedia setelah TPK melakukan
pemeriksaan yang dituangkan dalam Berita Acara
Pemeriksaan Barang/Jasa dan Berita Acara Serah
Terima Barang/Jasa.
(3) Pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilakukan secara bertahap dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. uang muka untuk persiapan pelaksanaan pekerjaan
paling banyak 30% (tiga puluh per seratus) dari nilai
pekerjaan; dan/atau
b. pelunasan setelah pekerjaan selesai.
BAB VIII
KEADAAN KAHAR
Pasal 30
(1) Keadaan kahar merupakan salah satu keadaan yang
terjadi di luar kehendak para pihak dan tidak dapat
diperkirakan sebelumnya, sehingga kewajiban yang
ditentukan dalam Surat Perjanjian menjadi tidak dapat
dipenuhi.
29
(2) Keadaan kahar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. bencana alam;
b. bencana sosial; dan/atau
c. kebakaran.
(3) Dalam hal terjadi keadaan kahar sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Penyedia memberitahukan tentang
terjadinya keadaan kahar kepada TPK secara tertulis
dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari kalender sejak
terjadinya keadaan kahar, dengan menyertakan salinan
asli pernyataan kahar yang dikeluarkan oleh
pihak/instansi yang berwenang sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(4) Hal-hal merugikan dalam Pengadaan yang disebabkan
oleh perbuatan atau kelalaian Penyedia tidak termasuk
kategori keadaan kahar.
(5) Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan
terjadinya keadaan kahar tidak dikenakan sanksi.
(6) Setelah terjadinya keadaan kahar, para pihak dapat
melakukan kesepakatan kembali yang dituangkan dalam
perubahan Surat Perjanjian.
BAB IX
PEMUTUSAN SURAT PERJANJIAN
Pasal 31
Kasi/Kaur secara sepihak dapat melakukan pemutusan
Surat Perjanjian apabila:
a. waktu keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat
kesalahan Penyedia sudah melampaui 14 hari kalender;
b. Penyedia lalai/cidera janji dalam melaksanakan
kewajibannya dan tidak memperbaiki kelalaiannya
dalam jangka waktu yang telah ditetapkan oleh
Kasi/Kaur; dan/atau
c. Penyedia terbukti melakukan korupsi, kolusi, nepotisme,
kecurangan dan/atau pemalsuan dalam proses
Pengadaan yang diputuskan oleh instansi yang
berwenang.
30
BAB X
LARANGAN
Pasal 32
Penyedia dilarang:
a. berusaha mempengaruhi Kasi/Kaur, TPK atau pihak lain
yang berwenang dalam bentuk dan cara apapun, baik
langsung maupun tidak langsung guna memenuhi
keinginannya yang bertentangan dengan ketentuan
prosedur yang telah ditetapkan dalam dokumen
perjanjian, dan/atau ketentuan peraturan perundang-
undangan;
b. melakukan persekongkolan dengan Penyedia lain untuk
mengatur harga penawaran di luar prosedur
pelaksanaan Pengadaan, sehingga mengurangi/
menghambat, memperkecil dan/atau meniadakan
persaingan yang sehat dan/atau merugikan orang lain;
c. membuat, menyampaikan dokumen dan/atau
keterangan lain yang tidak benar untuk memenuhi
persyaratan;
d. mengundurkan diri dari pelaksanaan Perjanjian dengan
alasan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan
dan/atau tidak dapat diterima oleh Kasi/Kaur; dan/atau
e. tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
Surat Perjanjian.
BAB XI
SANKSI
Pasal 33
(1) Penyedia yang melanggar larangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 32, dikenakan sanksi berupa:
a. sanksi administratif berupa peringatan/teguran
tertulis;
b. gugatan secara perdata; dan/atau
c. pelaporan secara pidana.
31
(2) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
dan huruf c, dilakukan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 34
Dalam hal ditemukan penipuan/pemalsuan informasi yang
disampaikan oleh Penyedia, dikenakan sanksi pembatalan
sebagai calon pemenang.
Pasal 35
(1) Dalam hal terjadi pelanggaran dan/atau kecurangan
dalam proses Pengadaan yang dilakukan oleh
Kasi/Kaur/TPK, maka dikenakan sanksi berupa:
a. sanksi administratif;
b. tuntutan ganti rugi; dan/atau
c. sanksi pidana.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a berupa teguran/peringatan tertulis.
(3) Dalam hal pelanggaran dan/atau kecurangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
Kasi/Kaur/TPK dalam proses Pengadaan, dikenakan
sanksi pemberhentian sebagai Kasi/Kaur/TPK
berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap.
(4) Pengenaan sanksi pemberhentian sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) tidak membebaskan dari
tanggung jawab atas perbuatan pelanggaran dan/atau
kecurangan yang dilakukan.
(5) Tata cara pemberhentian sebagai Kasi/Kaur/TPK
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mendasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(6) Tuntutan ganti rugi dan sanksi pidana kepada
Kasi/Kaur/TPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b dan huruf c dilaksanakan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
32
BAB XII
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 36
(1) Dalam hal terjadi perselisihan antara para pihak dalam
Pengadaan, penyelesaian dilakukan melalui musyawarah
antara para pihak yang berselisih.
(2) Dalam hal penyelesaian sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak mencapai mufakat, maka penyelesaian
dilakukan melalui musyawarah yang dipimpin oleh
Lurah.
(3) Dalam hal penyelesaian perselisihan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak tercapai,
penyelesaian perselisihan tersebut dapat dilakukan
melalui Layanan Penyelesaian Sengketa Kontrak
Pengadaan atau pengadilan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
BAB XIII
PELAPORAN DAN SERAH TERIMA
Pasal 37
(1) TPK melaporkan kepada Kasi/Kaur meliputi:
a. kemajuan pelaksanaan Pengadaan; dan
b. pelaksanaan Pengadaan yang telah selesai 100%
(seratus persen).
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai
dengan dokumen pendukung.
(3) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat
huruf b, Kasi/Kaur menerima hasil kegiatan Pengadaan
melalui Swakelola atau melalui Penyedia dari TPK yang
dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima (BAST).
(4) Kasi/Kaur menyerahkan hasil kegiatan dari Pengadaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) kepada Lurah yang
dituangkan dalam Berita Acara Penyerahan.
33
(5) Kasi/Kaur melakukan pengarsipan dokumen terkait
Pengadaan yang telah dilaksanakan.
(6) Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat ayat (5)
dapat diakses oleh pihak yang memiliki kewenangan
untuk melakukan pengawasan.
BAB XIV
PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK
Pasal 38
Pengadaan dapat dilakukan secara elektronik, dalam hal
perangkat pendukung dan sistem untuk itu telah siap dan
tersedia.
BAB XV
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 39
(1) Bupati melakukan pembinaan dan pengawasan
pelaksanaan Pengadaan.
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh Perangkat Daerah yang membidangi
urusan Pemerintahan Kalurahan, Bagian Layanan
Pengadaan dan Panewu.
(3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah.
(4) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. pemberian pedoman pengadaan barang/jasa di
Kalurahan; dan
b. melaksanakan bimbingan teknis pengadaan
barang/jasa di Kalurahan.
BAB XVI
DOKUMEN PENGADAAN BARANG/JASA DI KALURAHAN
Pasal 40
(1) Dokumen dalam pengadaan barang/jasa antara lain:
a. Keputusan Lurah tentang Pembentukan Tim
Pelaksana Kegiatan;
34
b. Keputusan Bersama Lurah tentang Pembentukan
Tim Pelaksana Kegiatan;
c. Berita Acara Penyusunan Rencana Pengadaan
Barang/Jasa;
d. Pengumuman Rencana Pengadaan Barang/Jasa;
e. Pengumuman Hasil Kegiatan Pengadaan Secara
Swakelola;
f. Surat Permintaan Penawaran;
g. Surat Penawaran Harga;
h. Daftar Rincian Penawaran Harga;
i. Undangan Negosiasi Harga;
j. Berita Acara Klarifikasi dan Negosiasi Harga;
k. Persetujuan Penawaran;
l. Perjanjian;
m. Penyerahan Hasil Pekerjaan;
n. Berita Acara Penelitian Hasil Pekerjaan;
o. Berita Acara Pembayaran;
p. Berita Acara Penerimaan Hasil Pekerjaan;
q. Laporan Pelaksanaan Kegiatan; dan
r. Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan.
(2) Contoh, bentuk, dan format dokumen sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Bupati ini.
BAB XVII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 41
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan
Bupati Kulon Progo Nomor 15 Tahun 2015 tentang Pedoman
dan Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa di Desa (Berita
Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015 Nomor 15),
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 42
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
36
DOKUMEN PENGADAAN BARANG/JASA DI KALURAHAN
a. Keputusan Lurah tentang Pembentukan Tim Pelaksana Kegiatan.
LURAH ...............
KABUPATEN KULON PROGO
KEPUTUSAN LURAH ………..
NOMOR ...... TAHUN ........
TENTANG
PEMBENTUKAN TIM PELAKSANA KEGIATAN ............
TAHUN ANGGARAN .......
LURAH ............,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan
kegiatan ....... sebagaimana tertuang
dalam Peraturan Kalurahan ......
Nomor .... Tahun .... tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Kalurahan
Tahun Anggaran ......, perlu dibentuk
Tim Pelaksana Kegiatan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
perlu menetapkan Keputusan Lurah
tentang Pembentukan Tim Pelaksana
Kegiatan .......... Tahun Anggaran ......;
LAMPIRAN :
PERATURAN BUPATI KULON PROGO
NOMOR 16 TAHUN 2020
TENTANG
PEDOMAN DAN TATA CARA PENGADAAN
BARANG/JASA DI KALURAHAN
37
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun
1950 tentang Pembentukan Daerah-
Daerah Kabupaten dalam Lingkungan
Daerah Istimewa Jogjakarta yang telah
diubah dengan Undang-undang Nomor
18 Tahun 1951;
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2012 tentang Keistimewaan Daerah
Istimewa Yogyakarta;
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa;
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 43
Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa
sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor
11 Tahun 2019;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
114 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pembangunan Desa;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
44 Tahun 2016 tentang Kewenangan
Desa;
8. Peraturan Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pedoman Penyusunan Tata Cara
Pengadaan Barang/Jasa di Desa;
38
9. Peraturan Daerah Kabupaten Kulon
Progo Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Penetapan Kalurahan;
10. Peraturan Daerah Kabupaten Kulon
Progo Nomor 8 Tahun 2019 tentang
Keuangan Kalurahan;
11. Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor
68 Tahun 2019 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah
Kalurahan;
12. Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor
..... Tahun 2019 tentang Pedoman dan
Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa di
Kalurahan;
13. Peraturan Kalurahan Nomor .... Tahun
.... tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Kalurahan ......
Tahun ....... - ........;
14. Peraturan Kalurahan Nomor .... Tahun
.... tentang Rencana Kerja Pemerintah
Kalurahan ............ Tahun .....;
15. Peraturan Kalurahan Nomor .... Tahun
.... tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Kalurahan Tahun Anggaran
.....;
16. Peraturan Lurah Nomor .... Tahun ....
tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Kalurahan
Tahun Anggaran .....
17. ………….. dan seterusnya (peraturan
yang terkait)
Memperhatikan : 1. ...........................................…;
2. ........................................……;
3. dan seterusnya (jika ada)
39
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : Membentuk Tim Pelaksana Kegiatan .........
Tahun Anggaran .......... dengan susunan
keanggotaan sebagaimana tercantum dalam
lampiran dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Keputusan Lurah ini.
KEDUA : Tugas Tim sebagaimana dimaksud dalam
Diktum KESATU adalah:
a. menyusun rencana pelaksanaan
kegiatan;
b. menyusun dokumen Pengadaan
Barang/Jasa dalam rangka pelaksanaan
kegiatan;
c. mengumumkan dan melaksanakan
Pengadaan Barang/Jasa untuk
Pengadaan Barang/Jasa melalui
Penyedia;
d. memilih dan menetapkan Penyedia;
e. memeriksa dan melaporkan hasil
Pengadaan Barang/Jasa kepada Lurah
melalui Kasi/Kaur*** .........;
f. melaksanakan kegiatan;
g. menyusun administrasi pelaksanaan
kegiatan;
h. melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan
kepada Lurah melalui Kasi/Kaur****
........
KETIGA : Menunjuk ......... sebagai Penanggung
Jawab Teknis. (khusus untuk pekerjaan
konstruksi)***
KEEMPAT : Segala biaya yang diperlukan sebagai akibat
diberlakukannya Keputusan Lurah ini
dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Kalurahan Tahun Anggaran
berjalan.
40
KELIMA : Keputusan Lurah ini mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di
...............
pada tanggal
................
LURAH ………....
…………………………
……
Salinan disampaikan kepada Yth.:
1. Bupati ………….;
2. Panewu ………….;
3. Ketua Badan Permusyawaratan Kalurahan ………….;
4. Anggota Tim yang bersangkutan.
41
LAMPIRAN
KEPUTUSAN LURAH ………..
NOMOR ...... TAHUN ........
TENTANG
PEMBENTUKAN TIM PELAKSANA
KEGIATAN ...... TAHUN ANGGARAN
.....
SUSUNAN TIM PELAKSANA KEGIATAN ......
TAHUN ANGGARAN .....
NO NAMA KEDUDUKAN
DALAM TIM
JABATAN/
LEMBAGA/UNSUR ALAMAT
1 …………. Ketua ………………. ……………….
2 …………. Sekretaris ………………. ……………….
3 …………. Anggota ………………. ……………….
4 …………. Anggota ………………. ……………….
5 …………. Anggota ………………. ……………….
Ditetapkan di ...............
pada tanggal ................
LURAH ………....
………………………………
42
b. Keputusan Bersama Lurah tentang Pembentukan Tim Pelaksana
Kegiatan.
KABUPATEN KULON PROGO
KEPUTUSAN BERSAMA LURAH ……….. DAN LURAH ………..
NOMOR ...... TAHUN ........
NOMOR ...... TAHUN ........
TENTANG
PEMBENTUKAN TIM PELAKSANA KEGIATAN ............
TAHUN ANGGARAN .......
LURAH ............ DAN
LURAH ............,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan hasil musyawarah
antara Pemerintah Kalurahan .... dengan
Pemerintah Kalurahan ...... dalam rangka
pelaksanaan kegiatan ....... sebagaimana
tertuang dalam Peraturan Kalurahan ......
Nomor .... Tahun .... tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Kalurahan Tahun
Anggaran ...... dan Peraturan Kalurahan
...... Nomor .... Tahun .... tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Kalurahan Tahun Anggaran ......, perlu
secara bersama-sama dibentuk Tim
Pelaksana Kegiatan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
perlu menetapkan Keputusan Bersama
Lurah ..... dan Lurah ..... tentang
Pembentukan Tim Pelaksana Kegiatan
.......... Tahun Anggaran ......;
43
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun
1950 tentang Pembentukan Daerah-
Daerah Kabupaten dalam Lingkungan
Daerah Istimewa Jogjakarta yang telah
diubah dengan Undang-undang Nomor
18 Tahun 1951;
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2012 tentang Keistimewaan Daerah
Istimewa Yogyakarta;
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa;
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 43
Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa
sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor
11 Tahun 2019;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
114 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pembangunan Desa;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
44 Tahun 2016 tentang Kewenangan
Desa;
8. Peraturan Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pedoman Penyusunan Tata Cara
Pengadaan Barang/Jasa di Desa;
44
9. Peraturan Daerah Kabupaten Kulon
Progo Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Penetapan Kalurahan;
10. Peraturan Daerah Kabupaten Kulon
Progo Nomor 8 Tahun 2019 tentang
Keuangan Kalurahan;
11. Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor
68 Tahun 2019 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah
Kalurahan;
12. Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor
..... Tahun 2019 tentang Pedoman dan
Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa di
Kalurahan;
13. Peraturan Kalurahan ...... Nomor ....
Tahun .... tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah
Kalurahan ...... Tahun ....... - ........;
14. Peraturan Kalurahan ...... Nomor ....
Tahun .... tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah
Kalurahan ...... Tahun ....... - ........;
15. Peraturan Kalurahan ......... Nomor ....
Tahun .... tentang Rencana Kerja
Pemerintah Kalurahan ......... Tahun
.....;
16. Peraturan Kalurahan ......... Nomor ....
Tahun .... tentang Rencana Kerja
Pemerintah Kalurahan ......... Tahun
.....;
17. Peraturan Kalurahan ..... Nomor ....
Tahun .... tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Kalurahan
Tahun Anggaran .....;
18. Peraturan Kalurahan ..... Nomor ....
Tahun .... tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Kalurahan
Tahun Anggaran .....;
45
19. Peraturan Lurah ..... Nomor .... Tahun
.... tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Kalurahan
Tahun Anggaran .....;
20. Peraturan Lurah ..... Nomor .... Tahun
.... tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Kalurahan
Tahun Anggaran .....;
21. ………….. dan seterusnya (peraturan
yang terkait)
Memperhatikan : 1.
........................................……
………..........;
2. ........................................……………
..........;
3. dan seterusnya (jika ada)
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : Membentuk Tim Pelaksana Kegiatan .........
Tahun Anggaran .......... dengan susunan
keanggotaan sebagaimana tercantum dalam
lampiran dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Keputusan Bersama Lurah
ini.
KEDUA : Tugas Tim sebagaimana dimaksud dalam
Diktum KESATU adalah:
a. menyusun rencana pelaksanaan
kegiatan;
b. menyusun dokumen Pengadaan
Barang/Jasa dalam rangka pelaksanaan
kegiatan;
c. mengumumkan dan melaksanakan
Pengadaan Barang/Jasa untuk
Pengadaan Barang/Jasa melalui
Penyedia;
d. memilih dan menetapkan Penyedia;
46
e. memeriksa dan melaporkan hasil
Pengadaan Barang/Jasa kepada Lurah
..... dan Lurah ..... melalui Kasi/Kaur***
.........;
f. melaksanakan kegiatan;
g. menyusun administrasi pelaksanaan
kegiatan;
h. melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan
kepada Lurah .... dan Lurah .... melalui
Kasi/Kaur**** ....
KETIGA : Menunjuk ......... sebagai Penanggung
Jawab Teknis. (khusus untuk pekerjaan
konstruksi)***
KEEMPAT : Segala biaya yang diperlukan sebagai akibat
diberlakukannya Keputusan Bersama
Lurah ini dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Kalurahan ..... dan
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Kalurahan ..... Tahun Anggaran berjalan.
KELIMA : Keputusan Bersama Lurah ini mulai
berlaku pada tanggal ditetapkan.
LURAH ………....
………………………………
Ditetapkan di ...............
pada tanggal ................
LURAH ………....
………………………………
Salinan disampaikan kepada Yth.:
1. Bupati ………….;
2. Panewu ………….;
3. Panewu ………….;
4. Ketua Badan Permusyawaratan Kalurahan ………….;
5. Ketua Badan Permusyawaratan Kalurahan ………….;
6. Anggota Tim yang bersangkutan.
47
LAMPIRAN
KEPUTUSAN BERSAMA LURAH ...…
DAN LURAH ......
NOMOR ....... TAHUN .......
NOMOR ....... TAHUN .......
TENTANG
PEMBENTUKAN TIM PELAKSANA
KEGIATAN .... TAHUN ANGGARAN ....
SUSUNAN TIM PELAKSANA KEGIATAN .......
TAHUN ANGGARAN ........
NO NAMA KEDUDUKAN
DALAM TIM
JABATAN/
LEMBAGA/UNSUR ALAMAT
1 …………… Ketua ………………. ……………….
2 …………… Sekretaris ………………. ……………….
3 …………… Anggota ………………. ……………….
4 …………… Anggota ………………. ……………….
5 …………… Anggota ………………. ……………….
LURAH ………....
………………………………
LURAH ………....
………………………………
48
c. Berita Acara Penyusunan Rencana Pengadaan Barang/Jasa.
BERITA ACARA
PENYUSUNAN RENCANA PENGADAAN BARANG/JASA
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Tahun Anggaran ...........,
di Kalurahan ...…… Kabupaten ………... Daerah Istimewa
Yogyakarta, pada :
Hari /tanggal : ………………………………………
Jam : ………………………………………
Tempat : ………………………………………
Telah dilaksanakan penyusunan rencana Pengadaan
Barang/Jasa untuk Tahun Anggaran ....... yang dihadiri oleh
Pemerintah Kalurahan, Badan Permusyawaratan Kalurahan,
Lembaga Kemasyarakatan Kalurahan dan masyarakat
sebagaimana tercantum dalam daftar hadir. Adapun hasil
penyusunan rencana Pengadaan Barang/Jasa Tahun
Angggaran ...... sebagaimana terlampir.
Demikian Berita Acara ini dibuat dan disahkan dengan penuh
tanggungjawab dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
Lurah .......
(…………………………… )
Lampiran Berita Acara Penyusunan Rencana Pengadaan Barang/Jasa.
Rencana Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Kalurahan ..........., Kapanewon ................, Kabupaten ......................
Tahun Anggaran .....................
No. Jenis
Kegiatan Lokasi Volume
Biaya/Anggaran
(Rp.) Sasaran
Waktu
Pelaksanaan
Pelaksana
Kegiatan
Anggaran
Tim
Pelaksana
Kegiatan
Rincian Satuan Harga
Swakelola Penyedia
Lurah .......
(……………………………)
50
d. Pengumuman Rencana Pengadaan Barang/Jasa.
Pengumuman Rencana Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Kalurahan ..........., Kapanewon ................, Kabupaten ......................
Tahun Anggaran .....................
No. Kegiatan Anggaran
(Rp.) Swakelola
Jenis Pengadaan Keluaran/
Output Pelaksana
Kegiatan Anggaran
Waktu Pelaksanaan Pembelian
Langsung
Permintaan
Penawaran Lelang Volume Satuan
Lurah .......
(…………………………… )
51
e. Pengumuman Hasil Kegiatan Pengadaan Secara Swakelola.
Pengumuman Hasil Kegiatan Pengadaan Secara Swakelola
Pemerintah Kalurahan ..........., Kapanewon ................, Kabupaten ......................
Tahun Anggaran .....................
No. Kegiatan Anggaran
(Rp.)
Keluaran/Output Pelaksana Kegiatan
Anggaran Lokasi
Waktu Pelaksanaan
Volume Satuan Tanggal Mulai Tanggal Selesai
Lurah .......
(…………………………… )
f. Surat Permintaan Penawaran.
KOP TPK
Nomor : ..............................
Lamp. : ..............................
Hal : Pemberitahuan
…….., …………………
Kepada:
Yth. …………………………
di
…………….
Sehubungan dengan akan dilaksanakan
kegiatan ……, dimana didalamnya terdapat pekerjaan
pengadaan …………..
Adapun spesifikasi teknis yang kami
persyaratkan adalah :
1. Ruang lingkup pekerjaan pengadaan ………...
2. Daftar barang/jasa:
NO JENIS BARANG/JASA VOLUME SATUAN
Maka apabila Saudara berminat dan bersedia
melaksanakan pekerjaan pengadaan ………. tersebut,
diminta segera mengajukan surat penawaran harga.
Surat penawaran dialamatkan kepada ……..
selaku Tim Pelaksana Kegiatan dengan ketentuan
sebagai berikut :
1. Surat penawaran dibuat rangkap 3 (tiga) asli
bermaterai Rp.6.000,- dan harus sudah kami
terima tanggal ……..
2. Surat penawaran dilampiri :
a. Daftar penawaran harga termasuk pajak-
pajak, bea materai dan jasa penggandaan;
b. Fotocopy SIUP (Surat Ijin Usaha
Perdagangan); dan
c. Fotocopy NPWP ( Nomor Pokok Wajib Pajak).
53
Demikian surat permintaan penawaran ini kami
sampaikan atas perhatian Saudara diucapkan terima
kasih.
Mengetahui
Lurah ………..
selaku
Pemegang Kekuasaan Pengelolaan
Keuangan Kalurahan
……………………
Ketua Tim Pelaksana Kegiatan
........
……………..
54
g. Surat Penawaran Harga.
KOP PENYEDIA BARANG/JASA
Nomor : ......................
Lamp. : ......................
Hal : Penawaran Harga
…….., …………………
Kepada:
Yth. Ketua Tim Pelaksana
Kegiatan …………..
di
…………….
Menanggapi Surat permintaan penawaran
dari Ketua Tim Pelaksana Kegiatan …………..
Nomor : ….. tertanggal ….. Hal permintaan
penawaran, maka bersama ini kami mengajukan
penawaran harga untuk melaksanakan
pekerjaan tersebut.
Adapun harga penawaran yang kami ajukan
adalah sebesar Rp. …….,- (…………….) dengan
rincian sebagaimana terlampir.
Sesuai dengan persyaratan yang diminta
bersama ini kami sampaikan :
1. Daftar rincian penawaran harga;
2. Fotocopy SIUP (Surat Ijin Usaha
Perdagangan); dan
3. Fotocopy NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak).
Demikian surat penawaran harga kami buat
untuk menjadikan periksa.
Direktur/Pimpinan/Pemilik,
……………….
55
h. Daftar Rincian Penawaran Harga.
KOP PENYEDIA BARANG/JASA
DAFTAR RINCIAN PENAWARAN HARGA BARANG/JASA
SUDAH TERMASUK PAJAK-PAJAK KEPADA NEGARA DAN
BEA MATERAI
NO JENIS
BARANG/JASA VOLUME SATUAN
HARGA
SATUAN HARGA
JUMLAH
…………., …………………
Direktur/Pimpinan/Pemilik,
…………….
56
i. Undangan Negosiasi Harga.
KOP TPK
Nomor : ......................
Lamp. : ......................
Hal : Undangan
…….., …………………
Kepada:
Yth. ......................…………..
di
…………….
Menanggapi surat penawaran harga Saudara Nomor …....
tertanggal …….. hal Penawaran harga, bersama ini kami
sampaikan hal–hal sebagai berikut :
1. setelah menerima dan mempelajari isi surat penawaran harga
Saudara pada prinsipnya kami tidak berkeberatan, tetapi
berdasarkan harga penawaran yang Saudara ajukan kami
perlu melakukan klarifikasi dan negosiasi harga terhadap
penawaran Saudara tersebut.
2. untuk keperluan dimaksud kami mengharap kehadiran
Saudara besok pada :
Hari : …........................................……
Tanggal : …........................................……
J a m : …........................................……
Tempat : …........................................……
A c a r a : …........................................……
Demikian atas perhatian dan kerja samanya diucapkan terima
kasih.
Mengetahui
Lurah ………..
selaku
Pemegang Kekuasaan Pengelolaan
Keuangan Kalurahan
……………………
Ketua Tim Pelaksana Kegiatan
.........
……………..
57
j. Berita Acara Klarifikasi dan Negosiasi Harga.
BERITA ACARA KLARIFIKASI DAN NEGOSIASI HARGA
Pada hari ini …… tanggal …… bulan …… tahun ……. pada
pukul …….. dengan mengambil tempat di …………., kami yang
bertanda tangan di bawah ini telah melakukan klarifikasi dan
negosiasi harga atas pekerjaan ……………...
Rapat dipimpin oleh Ketua Tim Pelaksana Kegiatan ……
dengan pihak Penyedia Barang/Jasa dari ………………….
Pada saat klarifikasi dan negosiasi harga pihak penyedia jasa
yang dihadiri oleh ………… menyatakan hal-hal sebagai berikut:
1. bahwa pihak Penyedia Barang/Jasa dari …… menyatakan
telah menerima semua surat-surat yang berkaitan dengan
proses pekerjaan ….
2. bahwa pihak Penyedia Barang/Jasa dari …… menyambut baik
dan mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang telah
diberikan selama ini dan semoga kerjasama yang telah berjalan
dapat dilanjutkan.
Adapun mengenai pengajuan penawaran untuk melaksanakan
kegiatan tersebut disampaikan sebagai berikut :
a. besarnya jumlah penawaran harga yang diajukan oleh Penyedia
Barang/Jasa dari …… adalah sebesar Rp ……..,- (……….)
termasuk beban-beban pajak, dan bea materai.
b. adapun mengenai rincian dari jumlah penawaran tersebut dapat
dilihat secara rinci dalam lampiran surat penawaran harga.
c. setelah dilakukan beberapa pembicaraan baik menyangkut
negosiasi serta beberapa klarifikasi maka kedua belah pihak
secara bersama-sama telah menyepakati pengurangan atas
penawaran yang diajukan Penyedia Barang/Jasa dari …
sebesar Rp ….,- (…..) menjadi sebesar Rp .…,- (…..) termasuk
beban-beban pajak dan bea materai yang harus dibayar
Penyedia Barang/Jasa dari …… dan selanjutnya Penyedia
Barang/Jasa dari …… akan membuat dan menyampaikan surat
penawaran yang baru sesuai hasil kesepakatan ini dengan
rincian sebagai berikut:
58
NO JENIS
BARANG/JASA VOLUME SATUAN
HARGA
SATUAN HARGA
JUMLAH
d. kesepakatan lain yang dihasilkan pada saat klarifikasi dan
negosiasi harga adalah bahwa masing-masing pihak
bersepakat untuk menuangkan proses kerja sama ini dalam
bentuk Surat Perjanjian Kerja sama yang akan dibuat setelah
proses klarifikasi dan negosiasi harga disepakati dan
ditandatangani oleh kedua belah pihak.
Demikian Berita Acara ini dibuat rangkap 2 (dua) masing-
masing bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang
sama untuk dipertanggungjawabkan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Direktur/Pimpinan/Pemilik,
…………….
Ketua Tim Pelaksana Kegiatan
…..........
……………..
Mengetahui,
Lurah ………..
selaku
Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Kalurahan
……………………
59
k. Persetujuan Penawaran.
KOP TPK
Nomor : ......................
Lamp. : ......................
Hal : Persetujuan Penawaran
Harga
…….., …………………
Kepada:
Yth. ......................…………..
di
…………….
Berdasarkan surat Saudara Nomor ....… tanggal
.......…, hal Penawaran Harga dan Berdasarkan Berita
Acara Klarifikasi dan Negosiasi Harga Nomor : …...… dan
…....…., maka kami sampaikan bahwa setelah menerima
dan mempelajari isi surat Saudara serta Berita Acara
Klarifikasi dan Negosiasi Harga, maka pada prinsipnya
kami tidak berkeberatan dan dapat menerima dengan
penawaran harga yang telah disepakati sebesar Rp
…......…,- (...………..).
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, diminta
kehadiran Saudara besok pada:
Hari : ………
Tanggal : ………
J a m : ………
Tempat : ………
A c a r a : Penandatanganan Surat Perjanjian
Adapun konsep perjanjian sebagaimana terlampir.
Demikian atas perhatian dan kerja samanya
diucapkan terima kasih.
Mengetahui
Lurah ………..
selaku
Pemegang Kekuasaan Pengelolaan
Keuangan Kalurahan
……………………
Ketua Tim Pelaksana Kegiatan
.......
……………..
60
l. Perjanjian.
PERJANJIAN
Nomor : ...................
Nomor : ...................
Pada hari ini ..... tanggal ....... bulan ....... tahun ......... bertempat di
......, kami yang bertanda tangan dibawah ini :
I. Nama : ...................
Jabatan : Ketua Tim Pelaksana Kegiatan .............
Alamat : ...................
Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
II. Nama : ...................
Jabatan : Direktur/Pimpinan/Pemilik .............
Alamat : ...................
Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
Bahwa PARA PIHAK telah sepakat dan setuju untuk mengadakan
perjanjian, dengan ketentuan sebagai berikut:
Pasal 1
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup pekerjaan dalam perjanjian ini adalah pengadaan
............
Pasal 2
NILAI PEKERJAAN
Nilai pekerjaan yang disepakati untuk penyelesaian pekerjaan
dalam perjanjian ini adalah sebesar ............ termasuk pajak dan
bea materai.
Pasal 3
HAK DAN KEWAJIBAN
(1) PIHAK PERTAMA berhak menerima hasil pekerjaan tepat pada
waktunya dan sesuai dengan spesifikasi atau gambar yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari perjanjian ini.
61
(2) PIHAK PERTAMA berkewajiban membayar biaya penyelesaian
pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.
(3) PIHAK KEDUA berhak atas pembayaran untuk penyelesaian
pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.
(4) PIHAK KEDUA berkewajiban menyerahkan hasil pekerjaan
tepat pada waktunya dan dengan sesuai spesifikasi atau
gambar yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
perjanjian ini.
Pasal 4
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
Jangka waktu untuk menyelesaikan pekerjaan adalah .... hari kerja
sehingga pekerjaan harus selesai dan diserahkan pada tanggal
...........
Pasal 5
FORCE MAJEURE
(1) Yang dimaksud dengan force majeure adalah suatu keadaan
yang terjadi di luar kemampuan PARA PIHAK yang tidak dapat
diperhitungkan sebelumnya.
(2) Apabila terjadi keadaan force majeure sebagaimana dimaksud
ayat (1) Pasal ini, maka PARA PIHAK terbebas dari kewajiban-
kewajiban yang harus dilaksanakan.
Pasal 6
SANKSI
Apabila penyelesaian pekerjaan melebihi batas waktu yang
disepakati maka PIHAK KEDUA harus membayar denda sebesar
........% dari nilai pekerjaan dengan nominal sebesar Rp. .............
(......) setiap hari keterlambatan.
62
Pasal 7
KETENTUAN PENUTUP
Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) masing-masing bermeterai
cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama untuk
dipertanggungjawabkan sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
PIHAK KEDUA
..........................
PIHAK PERTAMA
..........................
Mengetahui
Lurah ………..
selaku
Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Kalurahan
……………………
63
m. Penyerahan Hasil Pekerjaan.
KOP PENYEDIA BARANG/JASA
Nomor : ......................
Lamp. : ......................
Hal : Penyerahan Hasil
Pekerjaan
…….., …………………
Kepada:
Yth. Ketua Tim Pelaksana Kegiatan
…………..
di
…………….
Berdasarkan surat Perjanjian Nomor ......... dan
........... maka perlu kami sampaikan bahwa
pekerjaan ..... telah selesai dan dengan ini kami
kirimkan hasil pelaksanaan pekerjaan .........., untuk
dapat diteliti apakah sudah sesuai dengan spesifikasi
teknis atau belum.
Demikian atas kerjasamnya kami ucapkan
terima kasih.
Direktur/Pimpinan/Pemilik,
…………….
64
n. Berita Acara Penelitian Hasil Pekerjaan.
BERITA ACARA PENELITIAN HASIL PEKERJAAN
Pada hari ini ..... tanggal ..... bulan ..... tahun .......... pada pukul
..... bertempat di ........, kami yang bertanda tangan di bawah ini
secara bersama-sama telah melakukan pemeriksaan atas pekerjaan
......... yang telah dikerjakan Penyedia Barang/Jasa dari ..............
Rapat dipimpin oleh Ketua Tim Pelaksana Kegiatan …… dengan
pihak Penyedia Barang/Jasa dari ………………….
Pada saat pemeriksaan hasil pekerjaan pihak Penyedia
Barang/Jasa dihadiri oleh ................, dengan hasil sebagai berikut:
1. bahwa Tim Pelaksana Kegiatan …… menyatakan telah
menerima hasil pekerjaan yang telah diserahkan oleh Penyedia
Barang/Jasa dari ..... dan telah sesuai dengan yang telah
disepakati bersama
2. Penyedia Barang/Jasa dari ..... menyambut baik dan
mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang telah
diberikan.
Demikian Berita Acara ini dibuat rangkap 2 (dua) masing-masing
bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama
untuk dipertanggungjawabkan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Direktur/Pimpinan/Pemilik,
…………….
Ketua Tim Pelaksana
Kegiatan …...
……………..
Mengetahui,
Lurah ………..
selaku
Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Kalurahan
……………………
65
o. Berita Acara Pembayaran.
BERITA ACARA PEMBAYARAN
Pada hari ini ..... tanggal ..... bulan ..... tahun .... bertempat di .....,
telah dilaksanakan pembayaran atas pekerjaan .......... antara :
I. Nama : ...................
Jabatan : Ketua Tim Pelaksana Kegiatan .............
Alamat : ...................
Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
II. Nama : ...................
Jabatan : Direktur/Pimpinan/Pemilik .............
Alamat : ...................
Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA berdasarkan Surat Perjanjian atas pekerjaan
.......... telah membayar untuk pekerjaan .......... kepada PIHAK
KEDUA sebesar Rp ..........,- (................)
PIHAK KEDUA berdasarkan Surat Perjanjian atas pekerjaan ......
telah melaksanakan pekerjaan ............... sesuai permintaan PIHAK
PERTAMA dan telah menerima pembayaran atas pekerjaan tersebut
sebesar Rp ........,- (................)
Pembayaran tesebut disaksikan oleh ............, Jabatan Lurah .......
selaku Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Kalurahan.
Demikian Berita Acara ini dibuat rangkap 2 (dua) masing-masing
bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama
untuk dipertanggungjawabkan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Direktur/Pimpinan/Pemilik,
…………….
Ketua Tim Pelaksana
Kegiatan …
……………..
Mengetahui
Lurah ………..
selaku
Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Kalurahan
……………………
66
p. Berita Acara Penerimaan Hasil Pekerjaan.
BERITA ACARA PENERIMAAN HASIL PEKERJAAN
Pada hari ini ..... tanggal ..... bulan ..... tahun .... bertempat di .....,
telah dilaksanakan pembayaran atas pekerjaan .......... antara :
I. Nama : ...................
Jabatan : Ketua Tim Pelaksana Kegiatan .............
Alamat : ...................
Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
II. Nama : ...................
Jabatan : Direktur/Pimpinan/Pemilik .............
Alamat : ...................
Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA menyatakan bahwa telah menerima hasil
pekerjaan berupa ............ dalam keadaan baik dari PIHAK KEDUA
sesuai dengan Surat Perjanjian Nomor ........ dan Nomor ........
tertanggal ..........
PIHAK KEDUA telah menyerahkan hasil pekerjaan berupa ............
dalam keadaan baik kepada PIHAK PERTAMA sesuai dengan Surat
Perjanjian Nomor ........ dan Nomor .... tertanggal ..........
Demikian Berita Acara ini dibuat rangkap 2 (dua) masing-masing
bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama
untuk dipertanggungjawabkan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Direktur/Pimpinan/Pemilik,
…………….
Ketua Tim Pelaksana
Kegiatan …
……………..
Mengetahui
Lurah ………..
selaku
Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Kalurahan
……………………
67
q. Laporan Pelaksanaan Kegiatan.
KOP TPK
Nomor : ......................
Lamp. : ......................
Hal : Laporan Hasil Pekerjaan
…….., …………………
Kepada:
Yth. Lurah …………..
di
…………….
Berdasarkan Keptusan Lurah Nomor ....... Tahun
......... tentang Pembentukan Tim Pelaksana Kegiatan
.......... , maka dengan ini kami laporankan bahwa
kegiatan ...... telah selesai dilaksanakan pada ......
Adapun dokumen pelaksanaan kegiatan .........
sebagaimana terlampir
Demikian atas perhatian diucapkan terima
kasih.
Ketua Tim Pelaksana Kegiatan
.......
……………..