sabun

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asal dari kebersihan pribadi kembali ke zaman prasejarah. Sejak air menjadi bagian yang penting untuk kehidupan, orang pertama hidup dekat air dan tahu sesuatuapa itu properti kebersihan - sedikitnya bagaimana membilas lumpur ke tanganmereka.Benda mirip sabun ditemukan dalam bentuk tabung saat penggalian diBabilonia Kuno adalah fakta tentang pembuatan sabun diketahui pada tahun 2800SM. Persembahan di tabung mengatakan bahwa lemak direbus dengan abu, dimana adalah metoda membuat sabun, tetapi tidak mengenai kegunaan sabun itu. Beberapa bahan terakhir digunakan untuk penggaya rambut.Catatan memperlihatkan bahwa orang Mesir Kuno mandi biasa. Papirus Eber,dokumen kesehatan dar sekitar tahun 1500 SM, mendeskripsikan kombinasi minyak hewani dan nabati dengan garam alkali untuk membuat bahan sejenis sabun untuk menyembuhkan penyakit kulit, juga untuk membersihkan.Di waktu yang sama, Musa memberi orang Israel peraturan pemerintahkebersihan pribadi. Dia juga menghubungkan kebersihan untuk kesehatan dan penyucian agama. Laporan Injil mengusulkan bahwa orang Israel tahu bahwacampuran abu dan produk minyak adalah jenis dari gel rambut. Orang Yunani Kuno mandi untuk alasan estetik dan rupanya tidak menggunakan sabun. Malahan, mereka membersihkan tubuh mereka dengan balok lilin, pasir, batu apung dan abu, juga meminyaki tubuh dengan minyak, menggesek minyak dan kotoran dengan peralatan metal yang disebut strigil. Mereka jugamenggunakan minyak dengan abu. Baju dicuci tanpa sabun di sungai.Sabun mendapatkan nama, diantara legenda Romawi Kuno, dari GunungSapo, dimana binatang dikorbankan. Hujan membersihkan campuran dari lemak hewani mencair, atau lemak dan abu kayu dibawah menjadi lilin di sepanjang SungaiTiber. Para wanita menemukan bahwa campuran lilin membuat pembersih merekadengan lebih kurang usaha. Orang Jerman Kuno dan Gaul juga memasukkan dengan memjelajahi sesuatu bernama sabun, terbuat dari lemak dan abu, digunakan untuk mewarnai rambutmereka menjadi merah.

Upload: dhita-aulia-sari-junaidi

Post on 17-Dec-2015

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

aerfaer

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1Latar BelakangAsal dari kebersihan pribadi kembali ke zaman prasejarah. Sejak air menjadibagian yang penting untuk kehidupan, orang pertama hidup dekat air dan tahu sesuatuapa itu properti kebersihan - sedikitnya bagaimana membilas lumpur ke tanganmereka.Benda mirip sabun ditemukan dalam bentuk tabung saat penggalian diBabilonia Kuno adalah fakta tentang pembuatan sabun diketahui pada tahun 2800SM. Persembahan di tabung mengatakan bahwa lemak direbus dengan abu, dimana adalah metoda membuat sabun, tetapi tidak mengenai kegunaan sabun itu. Beberapabahan terakhir digunakan untuk penggaya rambut.Catatan memperlihatkan bahwa orang Mesir Kuno mandi biasa. Papirus Eber,dokumen kesehatan dar sekitar tahun 1500 SM, mendeskripsikan kombinasi minyakhewani dan nabati dengan garam alkali untuk membuat bahan sejenis sabun untukmenyembuhkan penyakit kulit, juga untuk membersihkan.Di waktu yang sama, Musa memberi orang Israel peraturan pemerintahkebersihan pribadi. Dia juga menghubungkan kebersihan untuk kesehatan danpenyucian agama. Laporan Injil mengusulkan bahwa orang Israel tahu bahwacampuran abu dan produk minyak adalah jenis dari gel rambut.

Orang Yunani Kuno mandi untuk alasan estetik dan rupanya tidakmenggunakan sabun. Malahan, mereka membersihkan tubuh mereka dengan baloklilin, pasir, batu apung dan abu, juga meminyaki tubuh dengan minyak, menggesekminyak dan kotoran dengan peralatan metal yang disebut strigil. Mereka jugamenggunakan minyak dengan abu. Baju dicuci tanpa sabun di sungai.Sabun mendapatkan nama, diantara legenda Romawi Kuno, dari GunungSapo, dimana binatang dikorbankan. Hujan membersihkan campuran dari lemakhewani mencair, atau lemak dan abu kayu dibawah menjadi lilin di sepanjang SungaiTiber. Para wanita menemukan bahwa campuran lilin membuat pembersih merekadengan lebih kurang usaha. Orang Jerman Kuno dan Gaul juga memasukkan dengan memjelajahi sesuatubernama sabun, terbuat dari lemak dan abu, digunakan untuk mewarnai rambutmereka menjadi merah.

Ketika peradaban Romawi maju, jadi selalu mandi. Tempat mandi Romawiterkenal pertama, terdapat dengan air dari saluran air, dibangun sekitar tahun 312 SM.Mandi sangatlah mewah, dan mandi menjadi populer. Di abad-ke 2 Masehi, dokterYunani, Galen menganjurkan sabun untuk pengobatan dan pembersih.Setelah musim gugur di Roma di 467 Masehi dan hasilnya kebiasaan mandimenurun, lebih banyak di lakan Eropa pengaruh yang kuat di kesehatan publikberganti-berganti.Menurunnya kebersihan pribadi dan berhubungan kondisikehidupan tanpa sanitasi menambah beratnya wabah besar di Abad Pertengahan, dankhususnya Kematian Hitam di abad ke-14. Itu tidak sampai abad ke-17 bahwakebersihan dan mandi memulai untuk kembali ke kebiasaan di banyak tempat diEropa. Masih sudah di mana tempat di pertengahan dunia dimana kebersihan pribaditersisa penting di pertengahan dunia. Mandi harian adalah adat yang biasa di Jepangsaat Abad Pertengahan. Dan, di Islandia, kolam hangat dengan air dari mata air panasadalah perkumpulan populer di Sabtu sore.

Pembuatan sabun adalah keahlian yang tidak bisa dipungkiri di Eropa di abadke-17. Pembuat sabun serikat pekerja terlindungi perdagangan rahasia mereka ditutup.Minyak nabati dan hewani digunakan dengan arang tanaman, terus dengan pewangi.Secara berangsur-angsur jenis sabun yang lebih banyak lagi menjadi tersedia untukmencukur dan mencuci rambut, juga mandi dan mencuci.Italia, Spanyol dan Perancis adalah pusat manufaktur pertama sabun,seharusnya mereka siap menyediakan bahan mentah seperti minyak pohon zaitun.Orang Inggris mulai membuat sabun saat abad ke 12. Bisnis sabun sangat baik padatahun 1622, Raja James I mengabulkan monopoli kepada pembuat sabun untuk$100.000 setahun. Baik ke abad ke-19, sabun adalah pajak tertinggi sehingga menjadibarang mewah di beberapa negara. Ketika pajak dihapuskan, sabun menjadi tersediauntuk orang biasa, dan standar kebersihan meningkat.Pembuatan sabun komersial di Amerika kolonial dimulai pada tahun 1608dengan datangnya beberapa pembuat sabun di kapal kedua dari Inggris untukmencapai Jamestown, Virginia. Bagaimanapun, untuk beberapa tahun, pembuatansabun pada dasarnya tinggal pekerjaan rumah tangga. Akhirnya, pembuat sabunprofesional mulai biasa mengumpulkan pemborosan lemak dari rumah tangga, diperubahan untuk beberapa sabun.

Langkah utama terhadap pembuatan sabun komersial skala besar terjadi padatahun 1791 ketika kimiawan Perancis, Nicholas Leblanc, mematenkan proses untukmembuat abu soda, atau sodium karbonat, dari garam biasa. Abu soda adalah alkaliterdapat dari abu bahwa kombinasi dari lemak ke bentuk sabun. Leblanc memproseshasil kuantitas dari kualitas baik, abu soda murah.Sains dari pembuatan sabun modern lahir 20 tahun kemudian denganpemjelajahan oleh Michel Eugene Chevreul, kimiawan Perancis lainnya, dari kimiaalam and lemak yang terkait, gliserin dan asam lemak. Penelitiannya yang tidak bisadipungkiri dasar untuk lemak dan bahan kimia sabun.Juga penting kepada kemajuan dari teknologi sabun di pertengahan 1800-anpenemuan oleh kimiawan Belgia, Ernest Solvay, dari proses amonia, di mana jugamenggunakan garam meja biasa, atau sodium klorida, untuk membuat abu soda.Proses Solvay lebih lanjut dikurangi harga dari mendapat alkali, dan menambahkualitas dan kuantitas dari abu soda tersedia untuk manufaktur sabun.Penjelajahan sains ini, bersama dengan pembangunan dari kekuatan untukmengoperasikan pabrik, membuat satu pembuatan sabun di pertunbuhan cepat industriAmerika di tahun 1850. Di waktu yang sama, ketersediaan luas mengubah sabun daribarang mewah ke kebutuhan sehari-hari. Dengan penggunaan tersebar luas inimenjadi perkembangan dari sabun yang lebih lembut untuki mandi dan sabun untukdigunakan di dalam mesin cuci itu sudah tersedia untuk konsumen dengan pergantianabad.

Bahan kimia dari manufaktur sabun dasarnya tinggal sama sampai tahun 1916,ketika deterjen sintetik pertama berkembang di Jerman di jawaban ke Perang Dunia Iberkaitan kekurangan lemak untuk membuat sabun. Diketahui sekarang dengansederhana deterjen, deterjen sintetis adalah pembersih non-sabun dan produkpembersih itu adalah menjadi satu atau mengambil bersama dari jenis bahan mentah.Penjelajahan dari deterjen juga diterbangkan oleh kebutuhan untuk alat kebersihan itu,tidak seperti sabun, tidak akan dikombinasi dengan garam mineral di air untukmembentuk sesuatu yang tidak dapat dipecahkan diketahui itu adalah dadih sabun.Produksi deterjen rumah tangga di Amerika Serikat dimulai di awal tahun1930-an, tetapi tidak benar-benar membuka sampai akhir Perang Dunia II. Waktuperang berhentinya persediaan lemak dan minyak juga militer membutuhkan untukalat kebersihan itu akan bekerja di air laut kaya mineral dan di air dingin mempunyailebih lanjut merangsang meneliti di deterjen.Deterjen pertama digunakan terutama untuk mencuci piring dan mencuci bajubahan lembut. Penerobosan di perkembangan dari detergen untuk mencuci baju serbaguna digunakan muncul pada tahun 1946, ketika deterjen pembangun (berisisurfaktan/kombinasi pembangun)dikenalkan di Amerika Serikat. Surfaktan adalahproduk deterjen bahan pembersih dasar, saat pembangun membantu surfaktan untukbekerja lebih efisien. Senyawa fosfat digunakan sebagai pembangun di detergen inisangat meningkat perfomanya, membuat mereka cocok untuk mencuci baju dengantingkat kekotoran berat.Di tahun 1953, penjualan deterjen di negara ini memiliki itu melebihi sabun.Kini, detergen memiliki semua tetapi menggantikan produk dengan dasar sabun untukmencuci baju, mencuci piring dan pembersih rumah tangga. Deterjen (sendiri atauberkombinasi dengan sabun) adalah juga penemuan di banyak dari penggunaanbatangan dan cair untuk pembersih pribadi.Sejak prestasi di deterjen dan bahan kimia pembangun itu, aktivitas produkbaru memiliki lanjutan utntuk fokus ke membangun produk pembersih praktis danmudah untuk digunakan, juga menyelamatkan konsumen dan untuk lingkungan.

1.2Rumusan Masalah1.Bagaimanakah cara pembuatan sabun berbahan dasar minyak ?2.Apakah hasilnya akan sama dengan sabun yang dijual di pasar ?3.Bagaimana hasil dari pratikum yang dilakukan ?

1.3Tujuan Penelitian1.Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan sabun dengan bahan dasar minyak.2.Untuk mengetahui reaksi yang terbentuk dalam pembuatan sabun.3.Untuk mengetahui apa saja yang terbentuk saat pembuatan sabun.

1.4Manfaat Penelitian1.Agar dapat menjadi pelajaran dan pengetahuan tambahan2.Selain itu juga dapat mengetahui bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan sabun

BAB IILANDASAN TEORI

2.1Pengenalan SabunSabun merupakan bahan logam alkali dengan rantai asam monocarboxylicyang panjang. Larutan alkali yang digunakan dalam pembuatan abun bergantung padajenis sabun tersebut. Larutan alkali yang biasa yang digunakan pada sabun kerasadalah Natrium Hidroksida (NaoH) dan alkali yang biasa digunakn pada sabunlunak adalah Kalium Hidroksida (KOH).

Sabun berfungsi untuk mengemulsi kotoran kotoran berupa minyak ataupunzat pengotor lainnya. Sabun dibuat melalui proses saponifikasi lemak minyak denganlarutan alkali membebaskan gliserol. Lemak minyak yang digunakan dapat berupalemak hewani, minyak nabati, lilin, ataupun minyak ikan laut.Pada saat ini teknologi sabun telah berkembang pesat. Sabun dengan jenis danbentuk yang bervariasi dapat diperoleh dengan mudah dipasaran seperti sabun mandi,sabun cuci baik untuk pakaian maupun untuk perkakas rumah tangga, hingga sabunyang digunakan dalam industri.Kandungan zat zat yang terdapat pada sabun juga bervariasi sesuai dengansifat dan jenis sabun. Zat zat tersebut dapat menimbulkan efek baik yang menguntungkan maupun yang merugikan. Oleh karena itu, konsumen perlu memperhatikan kualitas sabun dengan teliti sebelum membeli dan menggunakannya.Pada pembuatan sabun, bahan dasar yang biasa digunakan adalah :C12 C18 Jika : < C12 : Iritasi pada kulit> C 20 : Kurang larut (digunakan sebagai campuran). Sabun murni terdiri dari 95% sabun aktif dan sisanya adalah air, dliserin,garam dan impurity lainnya.Semua minyak atau lemak pada dasarnya dapatdigunakan untuk membuat sabun. Lemak dan minyak nabati merupakan dua tipeester. Lemak merupakan campuran ester yang dibuat dari alcohol dan asamkarboksilat seperti asam stearat, asam oleat dan asam palmitat. Lemak padat mengandung ester dari gliserol dan asam palmitat, sedangkan minyak, seperti minyakzaitun mengandung ester dari gliserol asam oleat.Sabun adalah salah satu senyawa kimia tertua yang pernah dikenal. Sabun sendiri tidak pernah secara aktual ditemukan, namun berasal dari pengembangan campuran antara senyawa alkali dan lemak/minyak

Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu bahan baku dan bahanpendukung. Bahan baku dalam pembuatan sabun adalah minyak atau lemak dan senyawa alkali (basa). Bahan pendukung dalam pembuatan sabun digunakan untukmenambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna maupun dari daya tarik. Bahanpendukung yang umum dipakai dalam proses pembuatan sabun di antaranya natrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, dan pewarna.

2.2Macam Macam Sabuna.Shaving CreamShaving Cream disebut juga dengan sabun Kalium. Bahan dasarnya adalah campuran minyak kelapa dengan asam stearat dengan perbandingan 2:1.b.Sabun CairSabun cair dibuat melalui proses saponifikasi dengan menggunakan minyakjarak serta menggunakan alkali (KOH). Untuk meningkatkan kejerniha nsabun, dapat ditambahkan gliserin atau alcohol.c.Sabun kesehatanSabun kesehatan pada dasarnya merupakan sabun mandi dengan kadar parfumyang rendah, tetapi mengandung bahan-bahan antiseptic dan bebas dari bakteriadiktif. Bahan-bahan yang digunakan dalam sabun ini adalah tri-salisil anilida,tri-klor carbanilyda, irgassan Dp300 dan sulfur.d.Sabun ChipPembutan sabun chip tergantung pada tujuan konsumen didalammenggunakan sabun yaitu sebagai sabun cuci atau sabun mandi denganbeberapa pilihan komposisi tertentu. Sabun chip dapat dibuat dengan berbagaicara yaitu melalui pengeringan, atau menggiling atau menghancurkan sabunyang berbentuk batangan.e.Sabun Bubuk untuk mecuciSabun bubuk dapat diproduksi melalui dry-mixing. Sabun bubuk mengandungbermacam-macam komponen seperti sabun, sodasah, sodium metaksilat,sodium karbonat, sodium sulfat, dan lain-lain.2.3Macam Macam Sabun Berdasarkan Ion Yang Dikandungnyaa)Cationic SabunSabun yang memiliki kutub positif disebut sebagai kationic detergents.Sebagai tambahan selain adalah bahan pencuci yang bersih, mereka juga mengandung sifat antikuman yang membuat mereka banyak digunakan padarumah sakit. Kebanyakan sabun jenis ini adalah turunan dari ammonia.b)Anionic SabunSabun jenis ini adalah merupakan sabun yang memiliki gugus ion negatif.c)Neutral atau Non Ionic SabunNonionic sabun banyak digunakan untuk keprluan pencucian piring. Karenasabun jenis ini tidak memiliki adanya gugus ion apapun, sabun jenis ini tidakberaksi dengan ion yang terdapat dalam air sadah. Nonionic sabun kurangmengeluarkan busa dibandingkan dengan ionic sabun.

2.4Bahan Baku Utama Pembuatan SabunLemak dan minyak yang umum digunakan dalam pembuatan sabun adalah trigliserida dengan tiga buah asam lemak yang tidak beraturan diesterifikasi dengangliserol. Masing masing lemak mengandung sejumlah molekul asam lemak dengan rantai karbon panjang antara C12(asam laurik) hingga C18 (asam stearat) pada lemakjenuh dan begitu juga dengan lemak tak jenuh. Campuran trigliserida diolah menjadisabun melalui proses saponifikasi dengan larutan natrium hidroksida membebaskan gliserol. Sifat sifat sabun yang dihasilkan ditentukan oleh jumlah dan komposisi darikomponen asam asam lemak yang digunakan. Komposisi asam asam lemak yangsesuai dalam pembuatan sabun dibatasi panjang rantyai dan tingkat kejenuhan. Padaumumnya, panjang rantai yang kurang dari 12 atom karbon dihindari penggunaanya karena dapat membuat iritasi pada kulit, sebaliknya panjang rantai yang lebih dari 18atom karbon membentuk sabun yang sukar larut dan sulit menimbulkan busa. Terlalubesar bagian asam asam lemak tak jenuh menghasilkan sabun yang mudah teroksidasibila terkena udara. Alasan alasan diatas, factor ekonomis, dan daya jual menyebabkan lemak dan minyak yang dibuat menjadi sabun terbatas.Asam lemak tak jenuh memiliki ikatan rangkap sehingga titik lelehnya lebihrendah daripada asam lemak jenuh yang tak memiliki ikatan rangkap, sehingga sabun yang dihasilkan juga akan lebih lembek dan mudah meleleh pada temperatur tinggi.

Jenis-jenis Minyak atau LemakJumlah minyak atau lemak yang digunakan dalam proses pembuatan sabunharus dibatasi karena berbagai alasan, seperti : kelayakan ekonomi, spesifikasi produk(sabun tidak mudah teroksidasi, mudah berbusa, dan mudah larut), dan lain-lain.Beberapa jenis minyak atau lemak yang biasa dipakai dalam proses pembuatan sabundi antaranya :TallowTallow adalah lemak sapi atau domba yang dihasilkan oleh industripengolahan daging sebagai hasil samping. Kualitas dari tallow ditentukan dari warna,titer (temperatur solidifikasi dari asam lemak), kandungan FFA, bilangan saponifikasi,dan bilangan iodin. Tallow dengan kualitas baik biasanya digunakan dalampembuatan sabun mandi dan tallow dengan kualitas rendah digunakan dalampembuatan sabun cuci. Oleat dan stearat adalah asam lemak yang paling banyakterdapat dalam tallow. Jumlah FFA dari tallow berkisar antara 0,75-7,0 %. Titer padatallow umumnya di atas 40C. Tallow dengan titer di bawah 40C dikenal dengannama grease.LardLard merupakan minyak babi yang masih banyak mengandung asamlemak tak jenuh seperti oleat (60 ~ 65%) dan asam lemak jenuh seperti stearat (35 ~40%). Jika digunakan sebagai pengganti tallow, lard harus dihidrogenasi parsial terlebih dahulu untuk mengurangi ketidak jenuhannya. Sabun yang dihasilkan dari lardberwarna putih dan mudah berbusa.Palm Oil (minyak kelapa sawit)Minyak kelapa sawit umumnya digunakansebagai pengganti tallow. Minyak kelapa sawit dapat diperoleh dari pemasakan buahkelapa sawit. Minyak kelapa sawit berwarna jingga kemerahan karena adanyakandungan zat warna karotenoid sehingga jika akan digunakan sebagai bahan bakupembuatan sabun harus dipucatkan terlebih dahulu. Sabun yang terbuat dari 100% minyak kelapa sawit akan bersifat keras dan sulit berbusa. Maka dari itu, jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun, minyak kelapa sawit harusdicampur dengan bahan lainnya.Coconut Oil (minyak kelapa)Minyak kelapa merupakan minyak nabati yangsering digunakan dalam industri pembuatan sabun. Minyak kelapa berwarna kuningpucat dan diperoleh melalui ekstraksi daging buah yang dikeringkan (kopra). Minyakkelapa memiliki kandungan asam lemak jenuh yang tinggi, terutama asam laurat,sehingga minyak kelapa tahan terhadap oksidasi yang menimbulkan bau tengik.Minyak kelapa juga memiliki kandungan asam lemak kaproat, kaprilat, dan kaprat.

Palm Kernel Oil (minyak inti kelapa sawit)Minyak inti kelapa sawitdiperoleh dari biji kelapa sawit. Minyak inti sawit memiliki kandungan asam lemakyang mirip dengan minyak kelapa sehingga dapat digunakan sebagai pengganti minyak kelapa. Minyak inti sawit memiliki kandungan asam lemak tak jenuh lebihtinggi dan asam lemak rantai pendek lebih rendah daripada minyak kelapa.Palm Oil Stearine (minyak sawit stearin)Minyak sawit stearin adalah minyak yang dihasilkan dari ekstraksi asam-asam lemak dari minyak sawit denganpelarut aseton dan heksana. Kandungan asam lemak terbesar dalam minyak ini adalahstearin.Marine OilMarine oil berasal dari mamalia laut (paus) dan ikan laut. Marineoil memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang cukup tinggi, sehingga harus dihidrogenasi parsial terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai bahan baku.Castor Oil (minyak jarak)Minyak ini berasal dari biji pohon jarak dan digunakan untuk membuat sabun transparan.Olive oil (minyak zaitun)Minyak zaitun berasal dari ekstraksi buah zaitun. Minyak zaitun dengan kualitas tinggi memiliki warna kekuningan. Sabun yangberasal dari minyak zaitun memiliki sifat yang keras tapi lembut bagi kulit.Campuran minyak dan lemakIndustri pembuat sabun umumnya membuat sabun yang berasal dari campuran minyak dan lemak yang berbeda. Minyak kelapa sering dicampur dengan tallow karena memiliki sifat yang saling melengkapi. Minyakkelapa memiliki kandungan asam laurat dan miristat yang tinggi dan dapat membuat sabun mudah larut dan berbusa. Kandungan stearat dan dan palmitat yang tinggi dari tallow akan memperkeras struktur sabun.

Bahan Baku Utama : AlkaliJenis alkali yang umum digunakan dalam proses saponifikasi adalah NaOH,KOH, Na2,CO3, NH4,OH, dan ethanolamines. NaOH, atau yang biasa dikenal dengansoda kaustik dalam industri sabun, merupakan alkali yang paling banyak digunakan dalam pembuatan sabun keras. KOH banyak digunakan dalam pembuatan sabun cairkarena sifatnya yang mudah larut dalam air. Na2,CO3 (abu soda/natrium karbonat) merupakan alkali yang murah dan dapat menyabunkan asam lemak, tetapi tidak dapat menyabunkan trigliserida (minyak atau lemak). Ethanolamines merupakan golongan senyawa amin alkohol. Senyawa tersebutdapat digunakan untuk membuat sabun dari asam lemak. Sabun yang dihasilkan sangat mudah larut dalam air, mudah berbusa, dan mampu menurunkan kesadahan air.

Sabun yang terbuat dari ethanolamines dan minyak kelapa menunjukkan sifatmudah berbusa tetapi sabun tersebut lebih umum digunakan sebagai sabun industridan deterjen, bukan sebagai sabun rumah tangga. Pencampuran alkali yang berbedasering dilakukan oleh industri sabun dengan tujuan untuk mendapatkan sabun dengan keunggulan tertentu.

2.5Bahan Bahan Pendukung Pembuatan SabunBahan baku pendukung digunakan untuk membantu proses penyempurnaan sabun hasil saponifikasi (pegendapan sabun dan pengambilan gliserin) sampai sabunmenjadi produk yang siap dipasarkan. Bahan-bahan tersebut adalah NaCl (garam) danbahan-bahan aditif.a.NaClNaCl merupakan komponen kunci dalam proses pembuatan sabun. KandunganNaCl pada produk akhir sangat kecil karena kandungan NaCl yang terlalu tinggi didalam sabun dapat memperkeras struktur sabun. NaCl yang digunakan umumnyaberbentuk air garam (brine) atau padatan (kristal). NaCl digunakan untuk memisahkanproduk sabun dan gliserin. Gliserin tidak mengalami pengendapan dalam brine karena kelarutannya yang tinggi, sedangkan sabun akan mengendap. NaCl harus bebas daribesi, kalsium, dan magnesium agar diperoleh sabun yang berkualitas.b.Bahan aditifBahan aditif merupakan bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam sabun yangbertujuan untuk mempertinggi kualitas produk sabun sehingga menarik konsumen.Bahan-bahan aditif tersebut antara lain : Builders, Fillers inert, Anti oksidan,Pewarna,dan parfumc.Builders (Bahan Penguat)Builders digunakan untuk melunakkan air sadah dengan cara mengikatmineral mineral yang terlarut pada air, sehingga bahan bahan lain yangberfungsi untuk mengikat lemak dan membasahi permukaan dapatberkonsentrasi pada fungsi utamanya. Builder juga membantumenciptakan kondisi keasaman yang tepat agar proses pembersihan dapatberlangsung lebih baik serta membantu mendispersikan danmensuspensikan kotoran yang telah lepas. Yang sering digunakan sebagaibuilder adalah senyawa senyawa kompleks fosfat, natrium sitrat, natriumkarbonat, natrium silikat atau zeolit.d.PewarnaBahan ini berfungsi untuk memberikan warna kepada sabun. Ini ditujukan agar memberikan efek yang menarik bagi konsumen untuk mencoba sabun ataupun membeli sabun dengan warna yang menarik. Biasanya warnawarna sabun itu terdiri dari warna merah, putih, hijau maupun orange.e.ParfumParfum termasuk bahan pendukung. Keberadaaan parfum memegangperanan besar dalam hal keterkaitan konsumen akan produk sabun.Artinya, walaupun secara kualitas sabun yang ditawarkan bagus, tetapi bilasalah memberi parfum akan berakibat fatal dalam penjualannya. Parfumuntuk sabun berbentuk cairan berwarna kekuning kuningan dengan beratjenis 0,9. Dalam perhitungan, berat parfum dalam gram (g) dapatdikonversikan ke mililiter. Sebagai patokan 1 g parfum = 1,1ml. Padadasarnya, jenis parfum untuk sabun dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaituparfum umum dan parfum ekslusif. Parfum umum mempunyai aroma yangsudah dikenal umum di masyarakat seperti aroma mawar dan aromakenanga. Pada umumnya, produsen sabun menggunakan jenis parfum yangekslusif. Artinya, aroma dari parfum tersebut sangat khas dan tidak adaprodusen lain yang menggunakannya. Kekhasan parfum ekslusif inidiimbangi dengan harganya yang lebih mahal dari jenis parfum umum.Beberapa nama parfum yang digunakan dalam pembuatan sabundiantaranya bouquct deep water, alpine, danspring flower.

2.6Karakteristik Memilih Bahan Baku SabunAda beberapa karaktersitik yang perlu diperhatikan dalam memilih bahandasar sabun antara lain:WarnaLemak dan minyak yang berwarna terang merupakan minyak yang bagusuntuk digunakan sebagai bahan pembuatan sabun.Angka SaponifikasiAngka Saponifikasi adalah angka yang terdapat pada milligram kalimhidroksida yang digunakan dalam proses saponifikasi sempurna pada satugram minyak. Angka saponifikasi digunakan untuk menghitung alkali yang dibutuhkan dalam saponifikasi secara sempurna pada lemak atau minyak.

Bilangan IodBilangan iod digunakan untuk menghitung katidakjenuhan minyak atau lemak,semakin besar angka iod, maka asam lemak tersebut semakin tidak jenuh. Dalam pencampurannya, bilangan iod menjadi sangat penting yaitu untukmengidentifikasi ketahanan sabun pada suhu tertentu.

2.7Sifat Sifat Sabuna)Sabun adalah garam alkali dari asam lemak suku tinggi sehingga akandihidrolisis parsial oleh air. Karena itu larutan sabun dalam air bersifat basa.CH3(CH2)16COONa + H2O CH3(CH2)16COOH + OH-b)Jika larutan sabun dalam air diaduk, maka akan menghasilkan buih, peristiwaini tidak akan terjadi pada air sadah. Dalam hal ini sabun dapat menghasilkanbuih setelah garam-garam Mg atau Ca dalam air mengendap.CH3(CH2)16COONa + CaSO4Na2SO4+ Ca(CH3(CH2)16COO)2c)Sabun mempunyai sifat membersihkan. Sifat ini disebabkan proses kimiakoloid, sabun (garam natrium dari asam lemak) digunakan untuk mencucikotoran yang bersifat polar maupun non polar, karena sabun mempunyaigugus polar dan non polar. Molekul sabun mempunyai rantai hydrogenCH3(CH2)16yang bertindak sebagai ekor yang bersifat hidrofobik (tidak sukaair) dan larut dalam zat organic sedangkan COONa+sebagai kepala yangbersifat hidrofilik (suka air) dan larut dalam air.Non polar : CH3(CH2)16(larut dalam minyak, hidrofobik dan juga memisahkan kotoran non polar)Polar : COONa+(larut dalam air, hidrofilik dan juga memisahkan kotoranpolar). Sabun didalam air menghasilkan busa yang akan menurunkan teganganpermukaan sehingga aii kain sehingga kain menjadi bersih. meresap lebih cepat ke permukaan kain.-Molekul sabun akan mengelilingi kotoran dengan ekornya dan mengikatmolekul kotoran. Proses ini disebut emulsifikasi karena antara molekulkotoran dan molekul sabun membentuk suatu emulsi.-Sedangkan bagian kepala molekul sabun didalam air pada saat pembilasan menarik molekul kotoran keluar dari kain sehingga kain menjadi bersih.2.8Metoda Metoda Pembuatan SabunPada proses pembuatan sabun ini digunakan metode metode untukmenghasilkan sabun yang berkualitas dan bagus. Untuk menghasilkan sabun itudigunakanlah metode metode, yang mana metode metode ini memiliki kelebihan kelebihan dan kekurangannya masing masing.a.Metode BatchPada proses batch, lemak atau minyak dipanaskan dengan alkali (NaOH atauKOH) berlebih dalam sebuah ketel. Jika penyabunan telah selesai, garamgaram ditambahkan untuk mengendapkan sabun. Lapisan air yangmengaundung garam, gliserol dan kelebihan alkali dikeluarkan dan gliseroldiperoleh lagi dari proses penyulingan. Endapan sabun gubal yang bercampurdengan garam, alkali dan gliserol kemudian dimurnikan dengan air dandiendapkan dengan garam berkali-kali. Akhirnya endapan direbus dengan airsecukupnya untuk mendapatkan campuran halus yang lama-kelamaan membentuk lapisan yang homogen dan mengapung. Sabun ini dapat dijuallangsung tanpa pengolahan lebih lanjut, yaitu sebagai sabun industri yangmurah. Beberapa bahan pengisi ditambahkan, seperti pasir atau batu apungdalam pembuatan sabun gosok. Beberapa perlakuan diperlukan untukmengubah sabun gubal menjadi sabun mandi, sabun bubuk, sabun obat, sabun16 wangi, sabun cuci, sabun cair dan sabun apung (dengan melarutkan udara didalamnya).b.Metoda KontinuMetoda kontinu biasa dilakukan pada zaman sekarang, lemak atau minyakhidrolisis dengan air pada suhu dan tekanan tinggi, dibantu dengan katalis seperti sabun seng. Lemak atau minyak dimasukkan secara kontinu dari salah satu ujung reaktor besar. Asam lemak dan gliserol yang terbentuk dikeluarkandari ujung yang berlawanan dengan cara penyulingan. Asam-asam inikemudian dinetralkan dengan alkali untuk menjadi sabun.

2.9Reaksi SaponifikasiKata saponifikasi atau saponify berarti membuat sabun (Latin sapon, = sabundan fy adalah akhiran yang berarti membuat). Bangsa Romawi kuno mulai membuatsabun sejak 2300 tahun yang lalu dengan memanaskan campuran lemak hewandengan abu kayu. Pada abad 16 dan 17 di Eropa sabun hanya digunakan dalam bidangpengobatan. Barulah menjelang abad 19 penggunaan sabun meluas.Reaksi pembuatan sabun adalah sebagai berikut :Seperti yang kita ketahui, air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O,yaitu molekul yang tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau padakondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 C).Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia.Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut menandingikekuatan gaya tarik-menarik listrik (gaya intermolekul dipol-dipol) antara molekul-molekul air.

Gugus - OH pada alcohol di substitusi oleh atom Cl yang berasal dari asam clorida sehingga membentuk etil klorida serta air. Reaksi di atas serupa denganreaksi saponifikasiyang akan di bahas berikut ini.

Sabun dapat dibuat melaluireaksi substitusi lemakdengan basa kuat seperti yang diuraikan sebelumnya. Reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut:RCOONayang merupakan garam dari natrium karboksilat dapat menjadi sabun apabila R (gugus alkil) yang diikat merupakan gugus alkil yang besar seperti C15H31dan C16H33. Hal ini terjadi karena gugus alkil yang besar memiliki sifat nonpolar, tidak seperti gugus alkil berantai pendek yang lebih bersifat polar. Apabila sabun larut dalam air akan terbentuk ion RCOO- dengan gugus R yang bersifat nonpolar dan COO- yang bersifat polar. Gugus R yang terbentuk akan mengikat pengotor yang umumnya berbentuk lemak yang bersifat nonpolar dan selanjutnya pada saat air dialirkan, air yang bersifat polar akan menarik gugus nonpolar dari sabun dan kotoran sehingga kotoran tersebut lepas dari tubuh kita. Karena sabun dibuat dari bahan baku alami yang berupa lemak, limbahnya tidak berbahaya terhadap lingkungan karena mudah diuraikan oleh mikroorganisme.

Mula-mula reaksi penyabunan berjalan lambat karena minyak dan larutan alkali merupakan larutan yang tidak saling larut (Immiscible). Setelah terbentuk sabun maka kecepatan reaksi akan meningkat, sehingga reaksi penyabunan bersifat sebagai reaksi autokatalitik, di mana pada akhirnya kecepatan reaksi akan menurun lagi karena jumlah minyak yang sudah berkurang.( Baileys, 1964 ).

Reaksi penyabunan merupakan reaksi eksotermis sehingga harus diperhatikan pada saat penambahan minyak dan alkali agar tidak terjadi panas yang berlebihan. Pada proses penyabunan, penambahan larutan alkali (KOH atau NaOH) dilakukan sedikit demi sedikit sambil diaduk dan dipanasi untuk menghasilkan sabun cair. Untuk membuat proses yang lebih sempurna dan merata maka pengadukan harus lebih baik. Sabun cair yang diperoleh kemudian diasamkan untuk melepaskan asam lemaknya (Levenspiel, 1972).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi reaksi penyabunan, antara lain:1.Konsentrasi larutan KOH/NaOHKonsentrasi basa yang digunakan dihitung berdasarkan stokiometri reaksinya, dimana penambahan basa harus sedikit berlebih dari minyak agar tersabunnya sempurna. Jika basa yang digunakan terlalu pekat akan menyebabkan terpecahnya emulsi pada larutan sehingga fasenya tidak homogen., sedangkan jika basa yang digunakan terlalu encer, maka reaksi akan membutuhkan waktu yang lebih lama.2.Suhu (T)Ditinjau dari segi thermodinamikanya, kenaikan suhu akan menurunkan hasil, hal ini dapat dilihat dari persamaanVan`t Hoff:RTHdTKd=ln ( 1 )Karena reaksi penyabunan merupakan reaksi eksotermis (H negatif), maka dengan kenaikan suhu akan dapat memperkecil harga K (konstanta keseimbangan), tetapi jika ditinjau dari segi kinetika, kenaikan suhu akan menaikan kecepatan reaksi. Hal ini dapat dilihat dari persamaanArheniusberikut ini (Smith 1987) : k = ARTEe ( 2 )Dalam hubungan ini, k adalah konstanta kecepatan reaksi, A adalah faktor tumbukan, E adalah energi aktivasi (cal/grmol), T adalah suhu (K), dan R adalah tetapan gas ideal (cal/grmol.K).Berdasarkan persamaan tersebut maka dengan adanya kenaikan suhu berarti harga k (konstanta kecepatan reaksi) bertambah besar. Jadi pada kisaran suhu tertentu, kenaikan suhu akan mempercepat reaksi, yang artinya menaikan hasil dalam waktu yang lebih cepat. Tetapi jika kenaikan suhu telah melebihi suhu optimumnya maka akan menyebabkan pengurangan hasil karena harga konstanta keseimbangan reaksi K akan turun yang berarti reaksi bergeser ke arah pereaksi atau dengan kata lain hasilnya akan menurun. Turunnya harga konstanta keseimbangan reaksi oleh naiknya suhu merupakan akibat dari reaksi penyabunan yang bersifat eksotermis (Levenspiel, 1972).3.PengadukanPengadukan dilakukan untuk memperbesar probabilitas tumbukan molekul-molekul reaktan yang bereaksi. Jika tumbukan antar molekul reaktan semakin besar, maka kemungkinan terjadinya reaksi semakin besar pula. Hal ini sesuai dengan persamaan Arhenius dimana konstanta kecepatan reaksi k akan semakin besar dengan semakin sering terjadinya tumbukan yang disimbolkan dengan konstanta A (Levenspiel, 1987).4.WaktuSemakin lama waktu reaksi menyebabkan semakin banyak pula minyak yang dapat tersabunkan, berarti hasil yang didapat juga semakin tinggi, tetapi jika reaksi telah mencapai kondisi setimbangnya, penambahan waktu tidak akan meningkatkan jumlah minyak yang

2.10Pembuatan Sabun Dalam IndustriSaponifikasi Lemak NetralPada proses saponifikasi trigliserida dengan suatu alkali, kedua reaktan tidakmudah bercampur. Reaksi saponifikasi dapat mengkatalisis dengan sendirinya padakondisi tertentu dimana pembentukan produk sabun mempengaruhi proses emulsikedua reaktan tadi, menyebabkan suatu percepatan pada kecepatan reaksi. Jumlahalkali yang dibutuhkan untuk mengubah paduan trigliserida menjadi sabun dapatdihitung berdasarkan persamaan berikut :Trigliserida + 3NaOH 3RCOONa + GliserinNaOH = [SV x 0,000713] x 100/ NaOH (%) [SV / 1000] x [MV (NaOH)/MV(KOH)Dimana SV adalah angka penyabunan dan MV adalah berat molekul. Komponen penting pada sistem ini mencakup pompa berpotongan untukmemasukkan kuantitas komponen reaksi yang benar ke dalam reaktor autoclave,yangt beroperasi pada temperatur dan tekanan yang sesuai dengan kondisi reaksi.Campuran saponifikasi disirkulasi kembali dengan autoclave. Temperatur campurantersebut diturunkan pada mixer pendingin, kemudian dipompakan ke separator statisuntuk memisahkan sabun yang tidak tercuci dengan larutan alkali yang digunakan.Sabun tersebut kemudian dicuci dengan larutan alkali pencuci dikolam pencuci untukmemisahkan gliserin (sebagai larutan alkali yang digunakan) dari sabun. Separatorsentrifusi memisahkan sisa sisa larutan alkali dari sabun. Sabun murni (60-63 %TFM) dinetralisasi dan dialirkan ke vakum spray dryer untuk menghasilkan sabundalam bentuk butiran (78-83 % TFM)yang siap untuk diproses menjadi produk akhir.Pengeringan SabunSabun banyak diperoleh setelah penyelesaian saponifikasi (sabun murni) yangumumnya dikeringkan dengan vakumspray dryer. Kandungan air pada sabundikurangi dari 30-35% pada sabun murni menjadi 8-18% pada sabun butiran ataulempengan. Jenis jenis vakumspray dryer, dari sistem tunggal hingga multi sistem,semuanya dapat digunakan pada berbagai proses pembuatan sabun. Operasi vakumspray dryersistem tunggal meliputi pemompaan sabun murni melalui pipaheatexchanger dimana sabun dipanaskan dengan uap yang mengalir pada bagian luar pipa. Sabun yang sudah dikeringkan dan didinginkan tersimpan pada dinding ruang vakumdan dipindahkan dengan alat pengerik sehingga jatuh diplodder, yang mengubahsabun ke bentuk lonjong panjang atau butiran. Dryer dengan mulai memperkenalkanproses pengeringan sabun yang lebih luas dan lebih efisien daripadadryersistemtunggal.Netralisasi Asam LemakReaksi asam basa antara asam dengan alkali untuk menghasilkan sabunberlangsung lebih cepat daripada reaksi trigliserida dengan alkali.RCOOH + NaOH RCOONa + H2O Jumlah alkali (NaOH) yang dibutuhkan untuk menetralisasi suatu paduanasam lemak dapat dihitung sebagai berikut :NaOH = {berat asam lemak x 40) / MW asam lemakBerat molekul rata rata suatu paduan asam lemak dapat dihitung denganpersamaan :MW asam lemak = 56,1 x 1000/ AVDimana AV (angka asam asam lemak paduan) = mg KOH yang dibutuhkanuntuk menetralisasi 1 gram asam lemakOperasi sistem ini meliputi pemompaan reaktan melalui pemanasan terlebih dihulu menuju turbodisperser dimana interaksi reaktan reaktan tersebut mengawalipembentukan sabun murni. Sabun tersebut, yang direaksikan sebagian pada tahap ini,kemudian dialirkan ke mixer dimana sabun tersebut disirkulasi kembali hingga netralisasi selesai. Penyelesaian proses netralisasi ditentukan oleh suatu pengukuranpotensial elektrik (mV) alkalinitas. Sabun murni kemudian dikeringkan denganvakum spray dryer untuk menghasilkan sabun butiran yang siap untuk diolah menjadi sabun batangan.Penyempurnaan SabunDalam pembuatan produk sabun batangan, sabun butiran dicampurkan dengan zat pewarna, parfum, dan zat aditif lainnya ke dalammixer(analgamator). Campuransabun ini klemudian diteruskan untuk digiling untuk mengubah campuran terseburmenjadi suatu produk yang homogen. Produk tersebut kemudian dilanjutkan ke tahappemotongan. Sebuah alat pemotong dengan mata pisau memotong sabun tersebut menjadi potongan potongan terpisah yang dicetak melalui proses penekanan menjadisabun batangan sesuai dengan ukuran dan bentuk yang diinginkan. Prosespembungkusan, pengemasan, dan penyusunan sabun batangan merupakan tahap akhir.

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1Alat dan BahanAlatKaleng SusuPembakar BunsenTungku ( Kaki 3)Gelas UkurGelas BekerTimbanganCetakanBatang PengadukSendokBahanMinyak Sayur (Kemasan)NaOHAirPewarna BubukParfume

3.2Cara Kerja1.Ukurlah minyak menggunakan gelas ukur sebanyak 35 ml,2.Timbanglah NaOH sebanyak 15 mg3.Tambahkan 50ml air kedalam NaOH dan aduk hingga rata,4.Masukkan minyak kedalam kaleng susu dan panaskan minyak diatas pembakar bunsen sambil diaduk-aduk,5.Setelah minyak mendidih kemudian masukkan larutan NHCL kedalam minyak tersebut secara perlahan sambil diaduk-aduk terus,6.Kemudian jika minyak yang sudah dicampur tersebut mendidih, masukkan pewarna dan farfume secukupnya,7.Aduk terus hingga warnanya menjadi lebih tua dan larutan mengental,8.Setelah larutan mengental akan terbentuk gliserol, buang terlebih dahulu gliserol kemudian masukan kedalam cetakan,9.Letakkan ditempat yang aman, biarkan selama beberapa hari hingga larutan tersebut mengeras menjadi sabun.

3.3Hasil PratikumLemak dan minyak yang umum digunakan dalam pembuatan sabun adalah trigliserida dengan tiga buah asam lemak yang tidak beraturan diesterifikasi dengangliserol. Masing masing lemak mengandung sejumlah molekul asam lemak dengan rantai karbon panjang antara C12(asam laurik) hingga C18 (asam stearat) pada lemakjenuh dan begitu juga dengan lemak tak jenuh. Campuran trigliserida diolah menjadisabun melalui proses saponifikasi dengan larutan natrium hidroksida membebaskan gliserol. Sifat sifat sabun yang dihasilkan ditentukan oleh jumlah dan komposisi darikomponen asam asam lemak yang digunakan. Komposisi asam asam lemak yangsesuai dalam pembuatan sabun dibatasi panjang rantyai dan tingkat kejenuhan. Padaumumnya, panjang rantai yang kurang dari 12 atom karbon dihindari penggunaanyakarena dapat membuat iritasi pada kulit, sebaliknya panjang rantai yang lebih dari 18atom karbon membentuk sabun yang sukar larut dan sulit menimbulkan busa. Terlalubesar bagian asam asam lemak tak jenuh menghasilkan sabun yang mudah teroksidasibila terkena udara.

RCOONayang merupakan garam dari natrium karboksilat dapat menjadi sabun apabila R (gugus alkil) yang diikat merupakan gugus alkil yang besar seperti C15H31dan C16H33. Hal ini terjadi karena gugus alkil yang besar memiliki sifat nonpolar, tidak seperti gugus alkil berantai pendek yang lebih bersifat polar. Apabila sabun larut dalam air akan terbentuk ion RCOO- dengan gugus R yang bersifat nonpolar dan COO- yang bersifat polar. Gugus R yang terbentuk akan mengikat pengotor yang umumnya berbentuk lemak yang bersifat nonpolar dan selanjutnya pada saat air dialirkan, air yang bersifat polar akan menarik gugus nonpolar dari sabun dan kotoran sehingga kotoran tersebut lepas dari tubuh kita. Karena sabun dibuat dari bahan baku alami yang berupa lemak, limbahnya tidak berbahaya terhadap lingkungan karena mudah diuraikan oleh mikroorganisme.

Mula-mula reaksi penyabunan berjalan lambat karena minyak dan larutan alkali merupakan larutan yang tidak saling larut (Immiscible). Setelah terbentuk sabun maka kecepatan reaksi akan meningkat, sehingga reaksi penyabunan bersifat sebagai reaksi autokatalitik, di mana pada akhirnya kecepatan reaksi akan menurun lagi karena jumlah minyak yang sudah berkurang.( Baileys, 1964 ).

Reaksi penyabunan merupakan reaksi eksotermis sehingga harus diperhatikan pada saat penambahan minyak dan alkali agar tidak terjadi panas yang berlebihan. Pada proses penyabunan, penambahan larutan alkali (KOH atau NaOH) dilakukan sedikit demi sedikit sambil diaduk dan dipanasi untuk menghasilkan sabun. Untuk membuat proses yang lebih sempurna dan merata maka pengadukan harus lebih baik. Sabun yang diperoleh kemudian diasamkan untuk melepaskan asam lemaknya (Levenspiel, 1972).

BAB IVPENUTUP

4.1KesimpulanLemak dan minyak yang umum digunakan dalam pembuatan sabun adalah trigliserida dengan tiga buah asam lemak yang tidak beraturan diesterifikasi dengangliserol.Mula-mula reaksi penyabunan berjalan lambat karena minyak dan larutan alkali merupakan larutan yang tidak saling larut (Immiscible). Setelah terbentuk sabun maka kecepatan reaksi akan meningkat, sehingga reaksi penyabunan bersifat sebagai reaksi autokatalitik, di mana pada akhirnya kecepatan reaksi akan menurun lagi karena jumlah minyak yang sudah berkurang.Masing masing lemak mengandung sejumlah molekul asam lemak dengan rantai karbon panjang antara C12(asam laurik) hingga C18 (asam stearat) pada lemakjenuh dan begitu juga dengan lemak tak jenuh.Campuran trigliserida diolah menjadisabun melalui proses saponifikasi dengan larutan natrium hidroksida membebaskangliserol4.2SaranSaat melakukan pemanasan minyak hendaknya api diperhatikan, suhu harus tetap dijaga agar hasilnya bagusSaat gliserol terbentuk, buanglah gliserol-gliserol tersebut agar tidak terlalu banyak gliserolSaat menambahkan pewarna dan pewangi jangan menggunakan terlalu banyak air, lebih baik menggunakan pewarna bubuk agar tidak mengandung terlalu banyak air