bahan pembuatan sabun

Upload: fkh-scout

Post on 19-Jul-2015

955 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Bahan Pembuatan SabunBahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu:

Bahan baku SabunBahan baku dalam pembuatan sabun adalah minyak atau lemak dan senyawa alkali (basa).

Bahan pendukung SabunBahan pendukung dalam pembuatan sabun digunakan untuk menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna maupun dari daya tarik. Bahan pendukung yang umum dipakai dalam proses pembuatan sabun di antaranya natrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, pewarna, agen pembuih misal SLS (Sodium Laureth Sulphate), Asam dan Alkali : Asam memudah kan pelepasan endapan mineral, sedangkan alkali berguna melawan kotoran berlemak dan berminyak. Sebagai contoh adalah asam asetat, asam sitrat, ammonia. Agen Antimikroba : Untuk membasmi mikro-organisme penyebab penyakit. Sebagai contoh minyak pinus, trikloban, triklosan. Agen antideposisi : Sesudah berhasil melepaskan kotoran, kita ingin kotoran-kotoran itu tidak kembali seperti semula. Sebagai contoh karboksimetil selulosa, polietilena glikol, natrium silikat. Pengelantang : Menghilangkan noda dengan cara memutihkan dn mencerahkan pakaian Anda. Sebagai contoh natrium hipoklorit (chlorine bleach) natrium perbonat (colir safe bleach). Anti sadah : Mengatasi kesadahan air yang mengurangi kinerja surfakan. Sebagai contoh Natrium karbonat (soda cuci), natrium tripolifosfat. Yang belakangan merupakan salah satu fosfat paling tidak disukai dalam detergen. Jika fosfat masuk ke saluran pembuangan rumah tangga kemudian ke sungai-sungai dan danau-danau nereka dapat merusak lingkungan dengan mengganggu keseimbangan ekologis. Fosfat menyebabkan ganging tumbuh berlimpah dan ketika air tidak mampu mendukung perluasan lebih lanjut, mereka mati. Gangang mati mengundang bakteri berpesta-pora, namun bakteri melahap oksigen, bangkai-bangkai ikan menjadikan pesta pora bakteri makin semarak, demikian seterusnya. Karena alasan ini fosfat tidak boleh lagi digunakan dalam detergen. Penghambat korosi : Melindungi komponen-kompenen logam dalam mesin cuci atau perabotan masak. Sebagai contoh natrium silikat. Enzim : Adalah bahan kimia alami yang mempercepat reaksi-reaksi kimia alami. Dalam produk pencuci mereka mempercepat penghancuran noda-noda tertentu, misalnya getah. Sebagai contoh adalah protese dan selulose.

Agen pelembut kain : Melembutkan bahan dan mengendalikan listrik statis. Contohnya adalah senyawa ammonium kuetener. Pengharum : Menyembunyikan bau-bau dari semua bahan lainnya dan menjadikan kita mengira cucian kita menjadi segar, apapun artinya. Pencerah Optik : Membuat pakaian Anda tampak lebih cemerlang dengan mengubah cahaya kuning atau cahaya ultra ungu yang tidak kelihatan menjadi cahaya kebiruan dan keputihan. Contohnya stilbena disulfanat. Pengawet : Melindungi produk dari Oksidasi, hilangnya warna dan serangan bakteri. Contoh hidroksitoluena butilat, EDTA. Pelarut : Agar semua bahan terlarut dalam produk berwujud cair. Contohnya etil alcohol, propilena glikol. Agen pengendali dadih (suds) : Mengendalikan jumlah didih atau setidaknya mengusahakan agar tidak menjadi kerak. Contoh alkanolamida dan sabun Sodium laureth sulphate adalah senyawa penghasil buih dengan rumus kimia sebagai berikut: CH3(CH2)10CH2(OCH2CH2)nOSO3Na Penghasil busa ini dapat membantu pemerataan produk dengan lebih baik saat digunakan, misalnya saat mencuci rambut atau menggosok gigi. Sebagai kompensasinya, ketika dibilas, produk ini tidak hanya membersihkan area yang terpapar tapi juga mengangkat kelembapan dari lapisan atas kulit (epidermis, sang pelayan kedap air). EDTA (Ethylenediamine tetraacetic acid) berfungsi sebagai antioksidan dan termasuk dalam kategori preservative, mencegah sabun menjadi tengik / rancid. Namun dalam pembuatan sabun natural EDTA tidak diperlukan karena salah satu sifat / kategori untuk produk natural adalah preservative free. Alkohol 96% atau bisa disebut juga Ethanol (ethyl alcohol), berfungsi sebagai pelarut pada proses pembuatan sabun transparan karena sifatnya yang mudah larut dalam air dan lemak. Fungsi alkohol 96% adalah untuk membuat sabun transparan menjadi bening / clear. Sebenarnya Alkohol 70% (isopropyl alcohol) juga bisa dipakai, namun hasil akhir dari pemakaian ini menghasilkan sabun yang keruh / cloudy. Olive Oil merupakan dasar pembuatan sabun natural, membuat sabun menjadi tahan lama, lembut dan mencegah kulit menjadi kering. Olive oil mengandung vitamin, mineral dan protein yang berfungsi mencegah hilangnya kelembapan alami kulit. Asam Stearat / Stearic Acid Dipakai untuk membuat sabun natural (optional) dan sabun transparan, fungsinya adalah untuk mengeraskan sabun dan menstabilkan busa.

NaOH (Natrium Hydroxide) Disebut juga kaustik soda atau soda api, merupakan bahan kimia yang harus ada dalam pembuatan sabun. Merupakan senyawa alkali yang bersifat basa dan mampu menetralisir asam. Glycerin adalah produk samping dari reaksi hidrolisis antara minyak nabati dengan air untuk menghasilkan asam lemak. Glycerin merupakan humektan sehingga dapat berfungsi sebagai pelembap pada kulit. Glycerin berbentuk cairan jernih, tidak berbau dan memiliki rasa manis. Rabu, 21 Maret 2012 In: tugas kimia

KEGUNAAN SENYAWA HIDROKARBON

Di susun oleh : Tika Pratiwi / 31 / XE

Kata Pengantar Assalammualaikum Wr. Wb Puji syukur kehadirat Tuhan SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inyahnya sehingga tugas MAKALAH KEGUNAAN SENYAWA HIDROKARBON ini dapat saya selesaikan. Pertama saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada guru yang telah memberikan tugas ini kepada saya sehingga saya dapat mengetahui lebih jauh tentang MANFAAT HIDOKARBON dan memberikan pengarahan dalam pembuatan tugas ini, karena tugas tersebut dapat bermanfaat kepada kami. Sehingga kami mengetahui tentang manfaat hidokarbon dalam kehidupan sehari-hari. Kedua saya mengucapkan terimakasih kepada orangtua saya yang telah membiayai dan memfasilitasi saya untuk mengerjakan tugas ini, saya ucapkan terimakasih juga kepada teman-teman yang telah memberi pengarahan dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Prambanan, Tika Pratiwi

Senyawa Hidrokarbon Senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang paling sederhana, yang terdiri atas hidrogen dan karbon. Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan uap air (H2O) dan karbon dioksida (CO2) dan pembakaran tidak sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan uap air (H2O), karbon dioksida (CO2), dan karbon monoksida (CO). Sumber utama senyawa karbon adalah minyak bumi dan batu bara. Sampai saat ini terdapat kurang lebih 2 juta senyawa hidrokarbon. Sifat senyawa-senyawa hidrokarbon ditentukan oleh struktur dan jenis ikatan kovalen antar-atom karbon. Senyawa karbon yang pertama kali disintesis adalah urea (dikenal sebagai senyawa organik) oleh Friederick Wohler dengan memanaskan amonium sianat menjadi urea di laboratorium. Karbon Organik Karbon Anorganik Di dalam karbon strukturnya terdapat rantai atom karbon. Di dalam strukturnya tidak terdapat rantai atom karbon Struktur molekulnya dari yang sederhana sampai yang besar dan kompleks. Struktur molekulnya sederhana Mempunyai isomer. Tidak mempunyai isomer Mempunyai ikatan kovalen Mempunyai ikatan ion Titik didih/lelehnya rendah Titik didih/leleh tinggi Umumnya tidak mudah larut dalam air Mudah larut dalam air Kurang stabil terhadap pemanasan Lebih stabil terhadap pemanasan Reaksi umumnya berlangsung lambat. Reaksi berlangsung lebih cepat. Berdasarkan bentuk rantai karbon, hidrokarbon digolangkan menjadi tiga, yakni : Hidrokarbon alifatik o Alkana o Alkena o Alkuna Hidrokarbon alisklik Hidrokarbon aromatik. Berdasarkan ikatan antar atom-atom C dalam rantai karbon, dibedakan menjadi : Hidrokarbon jenuh Hidrokarbon tak jenuh 1) Alkana Hidrokarbon jenuh yang paling sederhana merupakan suatu deret senyawa yang memenuhi rumus umum CnH2n+2 yang dinamakan alkana atau parafin. Suku perfama sampai dengan 10 senyawa alkana dapat anda peroleh dengan mensubstitusikan harga n dan tertulis dalam tabel berikut. Suku pertama sampai dengan 10 senyawa alkana Suku ke n rumus molekul nama titik didih massa 1 mol dalam g (C/1 atm) 1 1 CH4 metana -161 16

2 2 C2H6 etana -89 30 3 3 C3H8 propana -44 44 4 4 C4H10 butana -0.5 58 5 5 C5H12 pentana 36 72 6 6 C6H14 heksana 68 86 7 7 C7H16 heptana 98 100 8 8 C8H18 oktana 125 114 9 9 C9H20 nonana 151 128 10 10 C10H22 dekana 174 142 i. Sumber alkana Sumber utama alkana adalah bahan bakar fosil berupa minyak bumi dan gas alam. Minyak bumi mengandung alkana mulai dari rantai pendek sampai rantai panjang. Sedangkan gas alam mengandung alkana rantai pendek. ii. Kegunaan alkana Sebagai bahan bakar untuk menghasilkan listrik, menjalankan kendaraan, memasak, dan lainnya. Hal ini dikarenakan pembakaran alkana bersifat sangat eksotermik. Sebagai bahan baku dalam industri petrokimia. KEGUNAAN ALKANA Butana (C4H10) Etana (C2H8) Propana (C3H8) Okatana (C8H18) Metana (CH4) Bahan bakar kendaraan Bahan bakar untuk memasak Komponen utama gas elpiji untuk memasak Komponen utama bahan baker kendaraan bermotor, yakni bensin. Bahan baker untuk memasak Bahanbaku karet sintesis. Bahan baku pembuatan senyawa turunan terklorasi Bahan baku senyawa organic Bahan baku pembuatan zat kimia seperti H2, HCN, NH3, asitelina dan lainnya Refrigen dalam system pendinginan dua tahap untuk suhu rendah Sebagai refrigerant 3) Alkena Alkena atau olefin dalam kimia organik adalah hidrokarbon tak jenuh karena memiliki setiaknya sebuah ikatan rangkap dua antara atom karbon (C=C). adanya ikatan rangkap menyebabkan jumlah atom H pada alkena tidak maksimum seperti halnya alkana. Rumus umumnya adalah CnH2n. Alkena yang paling sederhana adalah etena (C2H4). Lima suku pertama alkena Suku ke n rumus struktur nama 1 2 CH2 = CH2 etena 2 3 CH2 = CH - CH3 propena 3 4 CH2 = CH - CH2 - CH3 1-butena 4 5 CH2 = CH - CH2 - CH2 - CH3 1-pentena 5 6 CH2 = CH - CH2 - CH2 -CH2 - CH3 1-heksena i. Sumber alkena

Alkena berada dalam jumlah yang kecil di alam sehingga harus disintesis melalui perekahan alkana dari gas alam dan minyak bumi. Contoh : sintesis etana (C2H4) o Perekahan alkana dari gas alam C2h6(g) CH2 = CH2(g) + H2(g) Etana Etana C3H8(g) CH2 = CH2(g) + CH4(g) Propana Propena o Perekahan alkana dari minyak bumi C18H38 4CH2 = CH2 + C10H22 Okatadekana Etena ii. Kegunaan alkena Alkena banyak digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan senyawa organik di industri, seperti industri plastik, farmasi, dan insektisida. Etana (C2H4) Etena adalah bahan baku pembuatan polietena dan senyawa organik intermediet (produk antara) seperti koloetena (vinil klorida) dan stirena. Propana (C3H6) Propena digunakan untuk membuat polipropena, suatu polimer untuk membuat serat sintesis, materi pengepakan, dan peralatan memasak. Butadiena Butadiena adalah suatu alkaediena, yang melalui reaksi polimerisasi akan membentuk polibutadiena (karet sintesis). Polibutadiena murni bersifat lengket dan lemah sehingga digunakan sebagai komponen adhesif dan semen. Agar lebih kuat dan elastis, polibutadiena dipanaskan dengan belerang melalui proses vulkanisir. Rantai-rantai polibutadiena akan bergabung melalui rantai belerang. Setelah itu, zat kimia seperti karbon dan pigmen ditambahkan untuk memperoleh karakteristik yang diinginkan. H CH2 = C CH = CH2 Butadiena 3) Alkuna alkuna merupakan keluarga hidrokarbon tak jenuh, kerena tidak mengandung jumlah atom H maksimum seperti alkana. Alkuna memiliki setidaknya satu ikatan rangkap tiga C C. Rumus struktur dan rumus molekul beberapa senyawa alkuna. Nama Rumus Struktur Rumus Molekul Etuna CH CH C2H2 Propuna CH3 C CH C3H4 1-Butuna CH3 CH2 C CH C4H6

Dari rumus molekul ke-3 senyawa di atas, jika n adalah jumlah atom C, maka rumus umum alkuna dapat dinyatakan sebagai : CnH2n - 2 i. Sumber alkuna Alkuna ditemukan dalam gas rawa, batu bara, dan minyak bumi, tetapi dalam jumlah yang sedikit. Hal ini menyebabkan industri harus mensintesis alkuna. Sintesis senyawa alkuna yang penting adalah etuna (asitelina). o Perekahan alkana Etuna dapat diperoleh dari perekahan alkana dalam minyak bumi. 3C4H10 + 2H2O 2CH CH + 2C2H4 + 2CO + 7H2 Butana Etuna Etena Metana 2CH CH +2H2 CH CH + 3H2 Etuna Etuna o Pembakaran tak sempurna alkana Etuna dapat diperoleh dari pembakaran tak sempurna matana (CH4) dalam gas alam. Panas yang dilepas dapat digunakan untuk kelanjutan reaksi. 2CH4(g) CH CH(g) + 3H2(g) Metana Etuna o Reaksi substitusi etuna Alkuna dengan rantai lebih panjang dapat diperoleh melalui reaksi substitusi etuna. o Reaksi antara CaC2 dengan H2O Etuna dalam jumlah kecil dapat diperoleh dari reaksi antara kalsium karbida (CaC2) dan air (H2O). CaC2 sendiri berasal dari reaksi antara kalsium oksida (dari batu bara) pada suhu tinggi. CaC2(s) + 2H2O(1) CH CH(g) + Ca(OH)2(aq) Etuna ii. Kegunaan alkuna Senyawa alkuna yang penting dalah etuna (asetilena) dengan kegunaan antara lain : Sebagai bahan obor oksiasetilena (oxyacetylenetorch) yang digunakan untuk pengelasan dan pemotongan logam. Hal ini dikarenakan reaksi etuna dan O2 murni dalam obor, dapat melepas panas sampai suhu 2.500 3.000C. Sebagai bahan baku pembuatan senyawa organik lain, seperti etanal, asam etanoat, dan vinil klorida. Kegunaan Hidrokarbon Hidrokarbon banyak memberi manfaat bagi kebutuhan manusia, baik dalam bidang pangan, sandang, papan, seni dan estetika. Dalam hal ini akan dipaparkan kegunaan hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari bagi manusia, yaitu dalam bidang pangan, sandang, papan, seni dan estetika. 1. Bidang pangan Jika sudah berbicara kegunaan hidrokarbon dalam bidang pangan, maka bahasanya bukan hidrokarbon murni lagi, tapi sedikit lebih luas yaitu

karbohidrat. Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen yang terdapat dalam alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O. Tipe karbohidrat : Monosakarida Monosakarida adalah suatu karbohidrat yang tersederhana yang tidak dapat dihidrolisis menjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil lagi. - Glukosa / gula anggur banyak terdapat dalam buah , jagung, dan madu. - Fruktosa terdapat bersama dengan glukosa dan sukrosa dalam buah-buahan dan madu. - Galaktosa, sumber dapat diperoleh dari laktosa yang dihidrolisis melalui pencernaan makanan kita. Disakarida Disakarida adalah suatu karbohidrat yang tersusun dari dua monosakarida. - Maltosa (glukosa + glukosa), tidak dapat difermentasi bakteri kolon dengan mudah, maka digunakan dalam makanan bayi, susu bubuk beragi (malted milk) - Laktosa (glukosa + galaktosa), terdapat dalam susu sapi dan 5-8% dalam susu ibu. - Sukrosa (glukosa + fruktosa), ialah gula pasir biasa. Bila dipanaskan akan membentuk gula invert berwarna coklat yang disebut karamel. Digunakan untuk pembuatan es krim, minuman ringan, dan permen. Polisakarida Polisakarida adalah suatu karbohidrat yang tersusun dari banyak monosakarida. Kegunaan hidrokarbon pada polisakarida dalam bidang pangan seperti beras, pati, jagung, dll. 2. Bidang sandang Dari bahan hidrokarbon yang bisa dimanfaatkan untuk sandang adalah PTA (purified terephthalic acid) yang dibuat dari para-xylene dimana bahan dasarnya adalah kerosin (minyak tanah). Dari Kerosin ini semua bahannya dibentuk menjadi senyawa aromatik, yaitu para-xylene Para-xylene ini kemudian dioksidasi menggunakan udara menjadi PTA (lihat peta proses petrokimia diatas). Dari PTA yang berbentuk seperti tepung detergen ini kemudian direaksikan dengan metanol menjadi serat poliester. Serat poli ester inilah yang menjadi benang sintetis yang bentuknya seperti benang. Hampir semua pakaian seragam yang adik-adik pakai mungkin terbuat dari poliester. Untuk memudahkan pengenalannya bisa dilihat dari harganya. Harga pakaian yang terbuat dari benang sintetis poliester biasanya relatif lebih murah dibandingkan pakaian yang terbuat dari bahan dasar katun, sutra atau serat alam lainnya. Kehalusan bahan yang terbuat dari serat poliester dipengaruhi oleh zat penambah (aditif) dalam proses pembuatan benang (saat mereaksikan PTA dengan metanol). Sebetulnya ada polimer lain yang juga dibunakan untuk pembuatan serat sintetis yang lebih halus atau lembut lagi. Misal serat untuk bahan isi pembalut wanita.

Polimer tersebut terbuat dari polietilen. 3. Bidang papan Bahan bangunan yang berasal dari hidrokarbon pada umumnya berupa plastik. Bahan dasar plastik hampir sama dengan LPG, yaitu polimer dari propilena, yaitu senyawa olefin / alkena dari rantai karbon C3. Dari bahan plastik inilah kemudian jadi macam, mulai dari atap rumah (genteng plastik), furniture, peralatan interior rumah, bemper mobil, meja, kursi, piring, dll. 4. Bidang seni Untuk urusan seni, terutama seni lukis, peranan utama hidrokarbon ada pada tinta / cat minyak dan pelarutnya. Mungkin adik-adik mengenal thinner yang biasa digunakan untuk mengencerkan cat. Sementar untuk urusan seni patung banyak patung yang berbahan dasar dari plastik atau piala, dll. Hidrokarbon yang digunakan untuk pelarut cat terbuat dari Low Aromatic White Spirit atau LAWS merupakan pelarut yang dihasilkan dari Kilang PERTAMINA di Plaju dengan rentang titik didih antara 145o C 195o C. Senyawa hidrokarbonyang membentuk pelarut LAWS merupakan campuran dari parafin, sikloparafin, dan hidrokarbon aromatik. 5. Bidang estetika Sebetulnya seni juga sudah mencakup estetika. Tapi mungkin lebihluas lagi dengan penambahan kosmetika. Jadi bahan hidrokarbon yang juga digunakan untuk estetika kosmetik adalah lilin. Misal lipstik, waxing (pencabutan bulu kaki menggunakan lilin) atau bahan pencampur kosmetik lainnya, farmasi atau semir sepatu. Tentunya lilin untuk keperluan kosmetik spesifikasinya ketat sekali. Lilin parafin di Indonesia diproduksi oleh Kilang PERTAMINA UP- V Balikpapan melalui proses filtering press. Kualifikasi mutu lilin PERTAMINA berdasarkan kualitas yang berhubungan dengan titik leleh, warna dan kandungan minyak. 6. Petrokimia Dari sekian pemanfaatan hidrokarbon dalam bidang industri, yang akan kami bahas hari ini adalah industri petrokimia. Hal ini dilakukan mengingat luasnya cakupan industri petrokimia itu sendiri. a. Industri Petrokimia Industri petrokimia adalah industri yang berkembang berdasarkan suatu pola yang mengkaitkan suatu produk-produk industri minyak bumi yang tersedia, dengan kebutuhan masarakat akan bahan kimia atau bahan konsumsi dalam kehidupan sehari-hari. Contoh produk-produk industri petrokimia hulu antara lain Methanol, Ethylene, Propylene, Butadine, Benzene, Toluene, Xylenes, Fuel Coproducts, Pyrolisis Gasoline, Pyrolisis Fuel Oil, Raffinate dan Mixed C4. b. Bahan Dasar Petrokimia Hampir semua produk petrokimia berasal dari tiga jenis bahan dasar, yaitu: Olefin

Aromatika Gas syntetis c. Olefin Olefin merupakan bahan dasar petrokimia paling utama. Produksi olefin di seluruh dunia mencapai miliaran kg per tahun. Diantara olefin yang terpenting (paling banyak diproduksi) adalah etilena (etena), propilena (propena), butilena (butena), dan butadiene. Olefin pada umumnya dibuat dari etana, propane, nafta, atau minyak gas (gas-oil) melalui proses perengkahan (cracking). Etana dan propane dapat berasal dari gas bumi atau dari fraksi minyak bumi; nafta berasal dari fraksi minyak bumi dengan molekul C-6 hingga C-10; sedangkan gas-oil berasal dari fraksi minyak bumi dengan molekul dari C-10 hingga C-30 atau C-30. d. Petrokimia dari Olefin i. Beberapa diantara produk petrokimia yang berbahan dasar etilena sebagai berikut: - Polietilena - PVC - Etanol - Etilena glikol atau glikol Glikol digunakan sebagai bahan antibeku dalam radiator mobil di daerah beriklim dingin. Reaksi pembentukan glikol berlangsung sebagai berikut. CH2 = CH2 + O2 CH2 - CH2 (adisi) - Serat atau bahan tekstil ii. beberapa diantara produk petrokimia yang berbahan dasar propilena sebagai berikut: - Polipropilena Plastic prolpilena lebih kuat dibandingkan dengan plastic polietilena. - Gliserol Zat ini antara lain digunakan sebagai bahan kosmetik (pelembab), industri makanan, dan bahan peledak (nitrogliserin). - Isopropyl alcohol Zat ini digunakan sebagai bahan antara untuk berbagai produk petrokimia lainnya misalnya aseton (bahan pelarut, digunakan untuk melarutkan pelapis kuku /kutek) iii. Beberapa diantara produk petrokimia yang berbahan dasar butillena sebagai berikut: - karet sintetis, seperti SBR (styrene-butadiena-rubber) - nilon, yaitu nilon 6,6. iv. Produk petrokimia yang berbahan dasar isobutilena antara lain adalah MTBE (metal tertiary butyl eter). Zat ini digunakan untuk menaikkan nilai oktan bensin. MTBE dibuat dari reaksi iso butilena dengan methanol. e. Aromatika Aromatika adalah benzena dan turunannya. Aromatika dibuat dari nafta

melalui proses yang disebut reforming. Di antara aromatic yang terpenting adalah benzene (C6H6, toluene (C6H5CH3), dan xilena (C6H4(CH3)2). Ketiga jenis senyawa ini disebut BTX. f. Petrokimia dari Aromatika Bahan aromatika yang terpenting adalah benzene, toluene, dan xilena (BTX). Pada industri petrokimia berbahan dasar benzene. Umumnya benzene diubah menjadi stirena, kumena, dan sikloheksana. - Stirena digunakan untuk membuat karet sintetis, seperti SBR dan polistirena. - Kumena digunakan untuk membuat fenol, selanjutnya fenol digunaka untuk membuat perekat dan resin. - Sikloheksana digunakan untuk membuat nilon, missal nilon 6,6 dan nilon 6. Selain itu sebagian benzene digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat detergen, missal LAS dan ABS. g. Gas Syntesis Gas sintesis (syn-gas) adalah campuran dari karbon monoksida (CO) dan hydrogen (H2). Syn-gas dibuat dari reaksi gas bumi atau LPG melalui proses yang disebut steam reforming atau oksidasi parsial. Reaksinya berlangsung sebagai berikut: Steam reforming: campuran metana (gas bumi) dan uap air dipanaskan pada suhu dan tekanan tinggi dengan bantuan katalis (bahan pemercepat reaksi). CH4(g) CO (g) + 3H2 (g) oksidasi parsial: metana direaksikan dengan sejumlah terbatas oksigen pada suhu dan tekanan tinggi. 2CH4 (g) 2CO (g) + 4 H2(g) h. Petrokimia dari Gas Syntesis Gas sintetis (syn-gas) merupaka campuran dari karbon monoksida (CO) dan hydrogen (H2). Berbagai contoh petrokimia syn-gas sebagai berikut: - ammonia (NH3) - urea [CO(NH2)2] - methanol (CH3OH) - formaldehida (HCHO) formaldehida dibuat melalui oksidasi methanol dengan bantuan katalis. CH3OH(g) HCHO(g) + H2(g) Larutan formaldehida dalam air dikenal dengan nama formalin. Formalin digunakan untuk mengawetkan preparat biologi (termasuk mayat). i. Manfaat Produk-Produk Petrokimia Dalam industri kendaraan bermotor atau transportasi dimana bumper mobil yang terbuat dari logam diganti dengan plastik poliuretan, propeller pesawat terbang diganti dengan fiber glass. Dalam industri kemasan, bahan logam tinplate dan alumunium diganti dengan plastik plastik produk petrokimia. j. Produk-produk Petrokimia Industri petrokimia dapat dibagi atas 2 bagian besar, yaitu: Industri Petrokimia Hulu Industri Petrokimia Hilir

i. Industri Petrokimia Hulu Industri petrokimia hulu atau (upstream petrochemical industry), yaitu industri yang menghasilkan produk petrokimia yang masih berupa produk dasar atau produk primer dan produk antara atau produk setengah jadi (masih merupakan bahan baku untuk produk jadi). ii. Industri Petrokimia Hilir Industri petrokimia hilir atau (downstream petrochemical industry), yaitu industri yang menghasilkan produk petrokimia yang sudah berupa produk akhir dan/atau produk jadi. Oleh karena itu, maka produk petrokimia berdasarkan proses pembentukannya dan pemanfaatannya dapat dibagi atas 4 jenis, yaitu: Produk dasar, adalah gas CO dan H2 sintetik, etilena, propilena, butadiene, benzene. toluene, xilena, dan n-parafin, acid), TPA (terephthalic acid), DMT (dimet Produk antara, adalah amonia, inetanol, carbon black, urea, etil alkohol, etilklorida, Rumen (cumene), propilen-oksida, butil alkohol, isobutilena, nitrobenzene, nitrotoluena, PTA (purified terephthalic hyl terephthalate), kaprolaktam (caprolactain), LAB (liner alkyl benzene), dll. Produk akhir antara lain adalah urea, carbon black, formaldehida, asetilena, poli etilena, poli propilena, poli vinil klorida, poli stirena, TNT (trinitro toluene), poli ester, nilon, poli uretan, "LAB-sulfonate" (Surfactant) dll. Produk jadi. Pada umumnya berupa barang-barang atau bahan-bahan yang dalam kehidupan kita sehari-hari banyak dipakai di rumah tangga seperti: plastik-plastik untuk produk-produk elektronik dan telekomunikasi (radio, tv, film alat-lat komputer, kabel-kabel telefon, kabel-kabel listrik), plastik-plastik untuk rumah tangga (ember plastik, kantong/karung plastik, botol-botol kemasan plastik), peralatan plastik untuk industri mobil dan pesawat terbang (bemper mobil, jok/busa mobil, jok/busa kapal terbang, ban pesawat terbang). Baju dan kaus kaki yang kita pakai dibuat dari benang poliester dan nilon, ban mobil dari bahan campuran karet dan carbon black, sabun bubuk deterjen dibuat dari "LAB-sulfonate" dan lain sebagainya. DAMPAK NEGATIF dari HIDROKARBON Dampak Pembakaran dari zat-zat hidrokarbon adalah : a. Asap Buang Kendaran Bermotor: Pembakaran yang terjadi dalam mesin kendaraan biasanya berlangsung tidak sempurna. Gas-gas yang terdapat dalam asap kendaraan bermotor tersebut banyak yang dapat menimbulkan kerugian, diantaranya adalah CO2, CO, hidrokarbon, oksida nitrogen, dan oksida belerang. Karbon Dioksida (CO2): Sebenarnya, CO2 tidak berbahaya bagi manusia. Akan tetapi, CO2 tergolong gas rumah kaca, sehingga peningkatan kadar CO2 di udara dapat mengakibatkan peningkatan suhu permukaan bumi. Peningkatan suhu karena meningkatnya kadar gas-gas rumah kaca di udara disebut pemanasan global. Pemanasan global dapat mempengaruhi iklim,

mencairkan sungkup es di kutub dan berbagai rangkaian akibat lainnya yang mungkin belum sepenuhnya dimengerti. Karbon Monoksida (CO): Gas CO tidak berwarna dan tidak berbau. Namun, gas itu bersifat racun, dapat menimbulkan rasa sakit pada mata, saluran pernapasan, dan paru-paru. Bila masuk ke dalam darah melalui pernapasan, CO bereaksi dengan hemoglobin dalam darah membentuk COHb (karboksihemoglobin). Ambang batas CO di udara sebesar 20 ppm. Udara dengan kadar CO lebih dari 100 ppm akan menimbulkan sakit kepala dan gangguan pernapasan. Salah satu cara mencegah peningkatan gas CO di udara yaitu dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dan pemasangan pengubah katalitik pada knalpot kendaraan bermotor. Oksida Belerang (SO2 dan SO3): Belerang oksida, apabila terhisap oleh pernapasan akan bereaksi dengan air dalam saluran pernapasan, dan membentuk asam sulfit yang akan merusak jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Apabila SO3 yang terisap, maka akan terbentuk asam sulfat, dan asam ini lebih berbahaya. Oksida belerang dapat pula larut dalam air hujan dan menyebabkan hujan asam. Oksida Nitrogen (NO dan NO2): Campuran NO dan NO2 sebagai pencemar udara biasa ditandai dengan lambang NOx. Ambang batas NOx di udara adalah 0,05 ppm. NOx di udara tidak beracun (secara langsung) pada manusia, tetapi NOx ini bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain dan menimbulkan fenomena asbut (asap-kabut) atau smog. Asbut menyebabkan berkurangnya daya pandang, iritasi pada mata dan saluran pernapasan, menjadikan tanaman layu, dan menurunkan kualitas materi. Partikel Timah Hitam: Senyawa timbel dari udara dapat mengendap pada tanaman sehingga bahan makanan terkontaminasi. Keracunan timbel yang ringan menyebabkan sakit kepala, mudah teriritasi, mudah lelah, dan depresi. b. Efek Rumah Kaca: Berbagai gas dalam atmosfer, seperti CO2, uap air, metana (CH4), dan senyawa CFC, berlaku seperti kaca yang melewatkan sinar tampak dan ultraviolet tetapi menahan radiasi inframerah. Oleh karena itu, sebagian besar dari sinar matahari dapat mencapai permukaan bumi dan menghangatkan atmosfer dan permukaan bumi. Tetapi radiasi panas yang dipancarkan permukaan bumi akan terperangkap karena diserap gas-gas rumah kaca. Sebenarnya efek rumah kaca berfungsi sebagai selimut yang menjaga suhu permukaan bumi rata-rata sekitar 15 oC. Tanpa CO2 dan uap air di atmosfer, suhu rata-rata permukaan bumi diperkirakan sekitar -25 OC. Efek rumah kaca sangat penting dalam menentukan kehidupan di bumi. Akan tetapi, peningkatan kadar dari gas-gas rumah kaca menyebabkan suhu permukaan bumi menjadi terlalu tinggi sehingga dapat menyebabkan berbagai macam kerugian. c. Hujan Asam: Air hujan biasanya sedikit bersifat asam, dengan pH sekitar 5,7. Hal itu terjadi karena air hujan tersebut melarutkan gas CO2 yang terdapat di dalam udara, membentuk asam karbonat (H2CO3).

Kesimpulan Banyak sekali kegunaan dari hidrokarbon diantaranya ditijau dari segi bidang Sandang, Pangan, Papan, Seni dan Estetika dalam kehidupan sehari-hari kita, juga kandungan penyusunnya juga mempengaruhi fungsi dari hidrokarbon tersebut. Tapi walaupun begitu.. kita semua harus bijaksana dalam memanfaatkannnya.

Minggu, 16 Mei 2010Kegunaan dan komposisi hidrokarbon dalam kehidupan sehari hari dalam bidang sandang, pangan, papan, seni dan estetika.1. Komposisi hidrokarbon dalam kehidupan sehari hari Hidrokarbon yang dimaksud adalah Gas Alam dan produkproduknya seperti LPG, Gas Campuran dll, Minyak bumi dan produk produknya seperti minyak tanah, solar dll . dan salah satu cara memilah-milah kandungan hidrokarbon adaklah dengan Kromatografi Gas. Kromatografi Gas adalah Peralatan yang digunakan untuk melakukan analisa komposisi dari gas yang dianalisis.

Peta Petrokimia Para-xylene ini kemudian dioksidasi menggunakan udara menjadi PTA (lihat peta proses petrokimia diatas). Nah dari PTA yang berbentuk seperti tepung detergen ini kemudian direaksikan dengan metanol menjadi serat poliester. Serat poli ester inilah yang menjadi benang sintetis yang bentuknya seperti benang. Hampir semua pakaian seragam yang adik-adik pakai mungkin terbuat dari poliester. Untuk memudahkan pengenalannya bisa dilihat dari harganya. Harga pakaian yang terbuat dari benang sintetis poliester biasanya relatif lebih murah dibandingkan pakaian yang terbuat dari bahan dasar katun, sutra atau serat alam lainnya. Minyak bumi adalah campuran komplek hidrokarbon plus senyawaan organik dari Sulfur, Oksigen, Nitrogen dan senyawa-senyawa yang mengandung konstituen logam terutama Nikel, Besi dan Tembaga. Minyak bumi sendiri bukan merupakan bahan yang uniform, melainkan berkomposisi yang sangat bervariasi, tergantung pada lokasi, umur lapangan minyak dan juga kedalaman sumur. Dalam minyak bumi parafinik ringan mengandung hidrokarbon tidak kurang dari 97 % sedangkan dalam jenis asphaltik berat paling rendah 50 %. Komponen Hidrokarbon Perbandingan unsur-unsur yang terdapat dalam minyak bumi sangat bervariasi. Berdasarkan atas hasil analisa, diperoleh data sebagai berikut :

* Karbon : 83,0-87,0 % * Hidrogen : 10,0-14,0 % * Nitrogen : 0,1-2,0 % * Oksigen : 0,05-1,5 % * Sulfur : 0,05-6,0 % Komponen hidrokarbon dalam minyak bumi diklasifikasikan atas tiga golongan, yaitu : * golongan parafinik * golongan naphthenik * golongan aromatik * sedangkan golongan olefinik umumnya tidak ditemukan dalam crude oil, demikian juga hidrokarbon asetilenik sangat jarang. Crude oil mengandung sejumlah senyawaan non hidrokarbon, terutama senyawaan Sulfur, senyawaan Nitrogen, senyawaan Oksigen, senyawaan Organo Metalik (dalam jumlah kecil/trace sebagai larutan) dan garam-garam anorganik (sebagai suspensi koloidal). 1. Senyawaan Sulfur Crude oil yang densitynya lebih tinggi mempunyai kandungan Sulfur yang lebih tinggu pula. Keberadaan Sulfur dalam minyak bumi sering banyak menimbulkan akibat, misalnya dalam gasoline dapat menyebabkan korosi (khususnya dalam keadaan dingin atau berair), karena terbentuknya asam yang dihasilkan dari oksida sulfur (sebagai hasil pembakaran gasoline) dan air. 2. Senyawaan Oksigen Kandungan total oksigen dalam minyak bumi adalah kurang dari 2 % dan menaik dengan naiknya titik didih fraksi. Kandungan oksigen bisa menaik apabila produk itu lama berhubungan dengan udara. Oksigen dalam minyak bumi berada dalam bentuk ikatan sebagai asam karboksilat, keton, ester, eter, anhidrida, senyawa monosiklo dan disiklo dan phenol. Sebagai asam karboksilat berupa asam Naphthenat (asam alisiklik) dan asam alifatik. 3. Senyawaan Nitrogen Umumnya kandungan nitrogen dalam minyak bumi sangat rendah, yaitu 0,1-0,9 %. Kandungan tertinggi terdapat pada tipe Asphalitik. Nitrogen mempunyai sifat racun terhadap katalis dan dapat membentuk gum / getah pada fuel oil. Kandungan nitrogen terbanyak terdapat pada fraksi titik didih tinggi. Nitrogen klas dasar yang mempunyai berat molekul yang relatif rendah dapat diekstrak dengan asam mineral encer, sedangkan yang mempunyai berat molekul yang tinggi tidak dapat diekstrak dengan asam mineral encer.

4. Konstituen Metalik Logam-logam seperti besi, tembaga, terutama nikel dan vanadium pada proses catalytic cracking mempengaruhi aktifitas katalis, sebab dapat menurunkan produk gasoline, menghasilkan banyak gas dan pembentukkan coke. Pada power generator temperatur tinggi, misalnya oil-fired gas turbine, adanya konstituen logam terutama vanadium dapat membentuk kerak pada rotor turbine. Abu yang dihasilkan dari pembakaran fuel yang mengandung natrium dan terutama vanadium dapat bereaksi dengan refactory furnace (bata tahan api), menyebabkan turunnya titik lebur campuran sehingga merusakkan refractory itu. Agar dapat diolah menjadi produk-produknya, minyak bumi dari sumur diangkut ke Kilang menggunakan kapal, pipa, mobil tanki atau kereta api. Didalam Kilang, minyak bumi diolah menjadi produk yang kita kenal secara fisika berdasarkan trayek titik didihnya (distilasi), dimana gas berada pada puncak kolom fraksinasi dan residu (aspal) berada pada dasar kolom fraksinasi. Komponen kimia dari minyak bumi dipisahkan oleh proses distilasi, yang kemudian, setelah diolah lagi, menjadi minyak tanah, bensin, lilin, aspal, dll. Minyak bumi terdiri dari hidrokarbon, senyawaan hidrogen dan karbon. Empat alkana teringan- CH4 (metana), C2H6 (etana), C3H8 (propana), dan C4H10 (butana) - semuanya adalah gas yang mendidih pada -161.6C, -88.6C, -42C, dan -0.5C, berturut-turut (-258.9, -127.5, 43.6, dan +31.1 F). Rantai dalam wilayah C5-7 semuanya ringan, dan mudah menguap, nafta jernih. Senyawaan tersebut digunakan sebagai pelarut, cairan pencuci kering (dry clean), dan produk cepatkering lainnya. Rantai dari C6H14 sampai C12H26 dicampur bersama dan digunakan untuk bensin. Minyak tanah terbuat dari rantai di wilayah C10. Minyak pelumas dan gemuk setengah-padat (termasuk Vaseline) berada di antara C16 sampai ke C20. Rantai di atas C20 berwujud padat, dimulai dari "lilin, kemudian tar, dan bitumen aspal. Setiap trayek titik didih disebut Fraksi. Titik pendidihan dalam tekanan atmosfer fraksi distilasi dalam derajat Celcius: * minyak eter: 40 - 70 C (digunakan sebagai pelarut) * minyak ringan: 60 - 100 C (bahan bakar mobil) * minyak berat: 100 - 150 C (bahan bakar mobil) * minyak tanah ringan: 120 - 150 C (pelarut dan bahan bakar untuk rumah tangga) * kerosene: 150 - 300 C (bahan bakar mesin jet) * minyak gas: 250 - 350 C (minyak diesel/pemanas) * minyak pelumas: > 300 C (minyak mesin) * sisanya: tar, aspal, bahan bakar residu PENGOLAHAN MINYAK BUMI Minyak mentah mengandung berbagai senyawa hidrokarbon dengan berbagai sifat fisiknya. Untuk

memperoleh materi-materi yang berkualitas baik dan sesuai dengan kebutuhan, perlu dilakukan tahapan pengolahan minyak mentah yang meliputi proses distilasi, cracking, reforming, polimerisasi, treating, dan blending. 1. Distilasi: Distilasi atau penyulingan merupakan cara pemisahan campuran senyawa berdasarkan pada perbedaan titik didih komponen-komponen penyusun campuran tersebut. 2. Cracking: Cracking adalah penguraian (pemecahan) molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang besar menjadi molekul-molekul senyawa yang lebih kecil. Terdapat dua cara proses cracking, yaitu : a. Cara panas (thermal cracking), adalah proses cracking dengan menggunakan suhu tinggi serta tekanan rendah. b. Cara katalis (catalytic cracking) adalah proses cracking dengan menggunakan bubuk katalis platina atau molybdenum oksida. 3. Reforming: Reforming adalah pengubahan bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai karbon bercabang). 4. Polimerisasi: Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar. 5. Treating: Treating adalah proses pemurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan pengotorpengotornya. 6. Blending: Bensin merupakan contoh hasil minyak bumi yang banyak digunakan di dunia. Untuk memperoleh kualitas bensin yang baik dilakukan blending (pencampuran), terdapat sekitar 22 bahan pencampur (zat aditif) yang dapat ditambahkan ke dalam proses pengolahannya. BENSIN DAN BILANGAN OKTAN Bensin merupakan fraksi minyak bumi yang paling banyak dikonsumsi untuk bahan bakar kendaraan bermotor. Komponen utama bensin adalah n-heptana (C7H16) dan osooktana (C8H18). Kualitas bensin ditentukan oleh kandungan isooktana yang dikenal dengan istilah bilangan oktan. Kandungan isooktana pada bensin memiliki fungsi sebagai berikut : 1. Mengurangi ketukan (knocking) pada mesin kendaraan. 2. Meningkatkan efisiensi pembakaran sehingga menghasilkan energy yang lebih besar. Bilangan oktan bensin dapat juga ditingkatkan dengan cara menambah zat aditif antiketukan, seperti TEL, MTBE, dan etanol. Beberapa ilmuwan menyatakan bahwa minyak adalah zat abiotik, yang berarti zat ini tidak berasal dari fosil tetapi berasal dari zat anorganik yang dihasilkan secara alami dalam perut bumi. Namun, pandangan ini diragukan dalam lingkungan ilmiah. Proses pembuatan polyester

Kehalusan bahan yang terbuat dari serat poliester dipengaruhi oleh zat penambah (aditif) dalam proses pembuatan benang (saat mereaksikan PTA dengan metanol). Salah satu produsen PTA di Indonesia adalah di Pertamina Unit Pengolahan III . Sebetulnya ada polimer lain yang juga dibunakan untuk pembuatan serat sintetis yang lebih halus atau lembut lagi. Misal serat untuk bahan isi pembalut wanita. Polimer tersebut terbuat dari polietilen. Poliester adalah suatu kategori polimer yang mengandung gugus fungsional ester dalam rantai utamanya. Meski terdapat banyak sekali poliester, istilah "poliester" merupakan sebagai sebuah bahan yang spesifik lebih sering merujuk pada polietilena tereftalat (PET). Poliester termasuk zat kimia yang alami, seperti yang kutin dari kulit ari tumbuhan, maupun zat kimia sintetis seperti polikarbonat dan polibutirat. Kain dari poliester disebut-sebut terasa tak alami bila dibandingkan dengan kain tenunan yang sama dari serat alami (misalnya kapas dalam penggunaan tekstil). Namun kain poliester memiliki beberapa kelebihan seperti peningkatan ketahanan dari pengerutan. Akibatnya, serat poliester terkadang dipintal bersama-sama dengan serat alami untuk menghasilkan baju dengan sifat-sifat gabungan. Poliester juga digunakan untuk membuat botol, film, tarpaulin, kano, tampilan kristal cair, hologram, penyaring, saput (film) dielektrik untuk kondensator, penyekat saput buat kabel dan pita penyekat. Poliester kristalin cair merupakan salah satu polimer kristalin cair yang digunakan industri yang pertama dan digunakan karena sifat mekanis dan ketahanan terhadap panasnya. Kelebihan itu penting dalam penggunaannya sebagai segel mampu kikis dalam mesin jet. Poliester keras panas (thermosetting) digunakan sebagai bahan pengecoran, dan resin poliester chemosetting digunakan sebagai resin pelapis kaca serat dan dempul badan mobil yang non logam. Poliester tak jenuh yang diperkuat kaca serat banyak digunakan dalam bagian badan dari kapal pesiar serta mobil. Poliester digunakan pula secara luas sebagai penghalus (finish) pada produk kayu berkualitas tinggi seperti gitar, piano, dan bagian dalam kendaraan / perahu pesiar. Perusahaan Burns London, RollsRoyce, dan Sunseeker merupakan segelinter perusahaan yang memakai poliester untuk memperhalus produk-produk mereka. Sifat-sifat tiksotropi dari poliester yang bisa dipakai sebagai semprotan membuatnya ideal untuk digunakan pada kayu gelondongan bijian-terbuka, sebab mampu mengisi biji kayu dengan cepat, dengan ketebalan saput yang terbentuk dengan kuat per lapisan. Poliester yang diawetkan bisa diampelas dan dipoleskan ke produk akhir. Sifat-sifat serat poliester a. Sifat mekanis Penyerapan energi plastik yang diperkuat dengan serat kimia: (uji benturan, pelentukan, dan tarik)

Investigasi atas persyaratan praktis untuk mengukur penyerapan energi dari bahan-bahan gabungan (komposit), dan pengembangan metode yang cocok untuk melaksanakan pengukuran tersebut. Sejumlah metode uji dinamis untuk mengukur penyerapan energi dari berbagai lapisan, termasuk uji benturan pelentukan, uji benturan berulang-ulang, uji benturan tarikan, dan uji tumbukan pembengkokan. Didiskusikan pula ujian benturan pada lempengan berlapis. Penekanan khusus ditempatkan pada studi pada berbagai komposit yang diperkuat dengan sebuah serat kimia. Tak dapat dipungkiri bahwa ada hubungan antara penyerapan energi statis yang semu dari berbagai serat dan penyerapan energi dinamisnya komposit. Komposit berpoliester komersial dan serat poliamida memiliki penyerapan energi yang tertinggi, dimana piranti pengujian memiliki efek yang signifikan. b. Sifat kimiawi Poliester tidak diketahui memiliki sifat kimiawi Sintesis Sintesis poliester pada umumnya dicapai dengan reaksi polikondensasi. Rumus umum untuk reaksi dari sebuah diol dengan sebuah asam dikarboksilat adalah: (n+1) R(OH)2 + n R(COOH)2 ---> HO[ROOCRCOO]nROH + 2n H2O Esterifikasi azeotrop Dalam metode klasik ini, satu alkohol dan satu asam alkanoat bereaksi membentuk ester karboksilat. Untuk menghimpun sebuah polimer, air yang terbentuk dari reaksi harus terus-menerus dihilangkan dengan penyulingan azeotrop. Transesterifikasi beralkohol O \\ C - OCH3 + OH[Oligomer2] / [Oligomer1]

\leftrightarrow

O

\\ C - O[Oligomer2] + CH3OH / [Oligomer1] (ester-terminated oligomer + alcohol-terminated oligomer)

(oligomer yang lebih besar + metanol) Asilasi (metode HCl) Asam bermula sebagai sebuah asam klorida, dan dengan begitu polikondensasi meneruskan emisi (pemancaran) asam klorida (HCl), bukannya air. Metodi ini bisa dilakukan di dalam larutan atau sebagai sebuah email. Polimerisasi pembukaan-cincin Poliester alifatik bisa disusun dari lakton pada kondisi temperatur ruang dan tekanan 1 atm, dikatalisasikan secara anion, kation, atau organologam (metalorganik). 2. Kegunaan Hidrokarbon di Bidang Sandang, Pangan, Papan, Seni dan Estetika dalam kehidupan seharihari Kegunaan Hidrokarbon di Bidang Sandang, Pangan, Papan, Seni dan Estetika dalam kehidupan seharihari banyak sekali kegunaannya, diantaranya: SANDANG Dari bahan hidrokarbon yang bisa dimanfaatkan untuk sandang adalah PTA (purified terephthalic acid) yang dibuat dari para-xylene dimana bahan dasarnya adalah kerosin (minyak tanah). Dari Kerosin ini semua bahannya dibentuk menjadi senyawa aromat, yaitu para-xylene. Bentuknya senyawa benzen (C6H6), tetapi ada dua gugus metil pada atom C1 dan C3 dari molekul benzen tersebut. Senyawa hidrokarbon juga mulai digunakan untuk mengganti bahan alam seperti kapas, sutra, dan wall. Bahan pakaian sintetis harganya lebih murah dan dapat diproduksi secara besar-besaran dalam waktu singkat. Produk ini termasuk polimer yang dibuat dari berbagai senyawa hidrokarbon molekul kecil yang disebut monomer.

PANGAN Untuk urusan Sandang, Papan, Seni dan Estetika kita bisa berbicara tentang hidrokarbon. Tapi ketika sudah bicara pangan maka yang akan kita bicarakan adalah karbohidrat. Memang didalamnya masih ada hidrokarbonnya, tapi dengan tambahan oksigen didalam molekulnya. Lagipula selama ini yang saya tahu rasanya belum ada sumber pangan yang berasal dari hidrokarbon atau minyak bumi. Satu molekul glukosa / dekstrosa / monosakaridaKarbohidrat atau sakarida adalah segolongan besar senyawa organik yang tersusun dari atom karbon, hidrogen, dan oksigen. Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana. Kalau atom karbon dinotasikan sebagai bola berwarna hitam, okeigen berwarna merah dan hidrogen berwarna putih maka bentuk molekul tiga dimensi dari glukosa akan seperti gambar disamping ini. Banyak karbohidrat yang merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang panjang serta bercabang-cabang. Karbohidrat merupakan bahan makanan penting dan sumber tenaga yang terdapat dalam tumbuhan dan daging hewan. Selain itu, karbohidrat juga menjadi komponen struktur penting pada makhluk hidup dalam bentuk serat (fiber), seperti selulosa, pektin, serta lignin. Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh. Tubuh menggunakan karbohidrat seperti layaknya mesin mobil menggunakan bensin. Glukosa, karbohidrat yang paling sederhana mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh tersebut menyerap glukosa. Gula ini kemudian oleh sel dioksidasi (dibakar) dengan bantuan oksigen yang kita hirup menjadi energi dan gas CO2 dalam bentuk respirasi / pernafasan. Energi yang dihasilkan dan tidak digunakan akan disimpan dibawah jaringan kulit dalam bentuk lemak. Reaksi pembakaran gula dalam tubuh : C6H12O6 (gula) + 6O2 (udara yang dihirup) > Energi + 6CO2 (udara yang dikeluarkan) + 6H2O (keringat atau air seni). Selain itu, sekarang banyak zat adiktif makanan yang berasal dari hidrokarbon, yaitu benzena yang mempunyai rumus C6H6. Zat adiktif itu misalnya pemanis sakarin dan sodium siklamat, keduanya mengandung bahan dasar benzena C6H6. PAPAN Genteng PlastikBahan bangunan yang berasal dari hidrokarbon pada umumnya berupa plastik. Bahan dasar plastik hampir sama dengan LPG, yaitu polimer dari propilena, yaitu senyawa olefin / alkena dari rantai karbon C3. Dari bahan plastik inilah kemudian jadi macam2 mulai dari atap rumah (genteng plastik), furniture, peralatan interior rumah, bemper mobil, meja, kursi, piring, dll. Salah satu produsen bahan baku barang plastik di Indonesia adalah di Pertamina Unit Pengolahan III Palembang dengan jenis produk yang bermacam-macam.

SENI Cat minyakUntuk urusan seni, terutama seni lukis, peranan utama hidrokarbon ada pada tinta / cat minyak dan pelarutnya. Mungkin adik-adik mengenal thinner yang biasa digunakan untuk mengencerkan cat. Sementar untuk urusan seni patung banyak patung yang berbahan dasar dari plastik atau piala, dll. Hidrokarbon yang digunakan untuk pelarut cat terbuat dari Low Aromatic White Spirit atau LAWS mmerupakan pelarut yang dihasilkan dari Kilang PERTAMINA di Plaju dengan rentang titik didih antara 145o C 195o C. Senyawa hidrokarbonyang membentuk pelarut LAWS merupakan campuran dari parafin, sikloparafin, dan hidrokarbon aromatik. ESTETIKA LipstikSebetulnya seni juga sudah mencakup estetika. Tapi mungkin lebih luas lagi dengan penambahan kosmetika. Jadi bahan hidrokarbon yang juga digunakan untuk estetika kosmetik adalah lilin. Misal lipstik, waxing (pencabutan bulu kaki menggunakan lilin) atau bahan pencampur kosmetik lainnya, farmasi atau semir sepatu. Tentunya lilin untuk keperluan kosmetik spesifikasinya ketat sekali. Lilin parafin di Indonesia diproduksi oleh Kilang PERTAMINA UP- V Balikpapan melalui proses filtering press. Kualifikasi mutu lilin PERTAMINA berdasarkan kualitas yang berhubungan dengan titik leleh, warna dan kandungan minyaknya. DAMPAK NEGATIF dari HIDROKARBON Dampak Pembakaran dari zat-zat hidrokarbon adalah: a. Asap Buang Kendaran Bermotor: Pembakaran yang terjadi dalam mesin kendaraan biasanya berlangsung tidak sempurna. Gas-gas yang terdapat dalam asap kendaraan bermotor tersebut banyak yang dapat menimbulkan kerugian, diantaranya adalah CO2, CO, hidrokarbon, oksida nitrogen, dan oksida belerang. Karbon Dioksida (CO2): Sebenarnya, CO2 tidak berbahaya bagi manusia. Akan tetapi, CO2 tergolong gas rumah kaca, sehingga peningkatan kadar CO2 di udara dapat mengakibatkan peningkatan suhu permukaan bumi. Peningkatan suhu karena meningkatnya kadar gas-gas rumah kaca di udara disebut pemanasan global. Pemanasan global dapat mempengaruhi iklim, mencairkan sungkup es di kutub dan berbagai rangkaian akibat lainnya yang mungkin belum sepenuhnya dimengerti. Karbon Monoksida (CO): Gas CO tidak berwarna dan tidak berbau. Namun, gas itu bersifat racun, dapat menimbulkan rasa sakit pada mata, saluran pernapasan, dan paru-paru. Bila masuk ke dalam darah melalui pernapasan, CO bereaksi dengan hemoglobin dalam darah membentuk COHb (karboksihemoglobin). Ambang batas CO di udara sebesar 20 ppm. Udara dengan kadar CO lebih dari 100 ppm akan menimbulkan sakit kepala dan gangguan pernapasan. Salah satu cara mencegah peningkatan gas CO di udara yaitu dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dan pemasangan pengubah katalitik pada knalpot kendaraan bermotor. Oksida Belerang (SO2 dan SO3): Belerang oksida, apabila terhisap oleh pernapasan akan bereaksi

dengan air dalam saluran pernapasan, dan membentuk asam sulfit yang akan merusak jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Apabila SO3 yang terisap, maka akan terbentuk asam sulfat, dan asam ini lebih berbahaya. Oksida belerang dapat pula larut dalam air hujan dan menyebabkan hujan asam. Oksida Nitrogen (NO dan NO2): Campuran NO dan NO2 sebagai pencemar udara biasa ditandai dengan lambang NOx. Ambang batas NOx di udara adalah 0,05 ppm. NOx di udara tidak beracun (secara langsung) pada manusia, tetapi NOx ini bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain dan menimbulkan fenomena asbut (asap-kabut) atau smog. Asbut menyebabkan berkurangnya daya pandang, iritasi pada mata dan saluran pernapasan, menjadikan tanaman layu, dan menurunkan kualitas materi. Partikel Timah Hitam: Senyawa timbel dari udara dapat mengendap pada tanaman sehingga bahan makanan terkontaminasi. Keracunan timbel yang ringan menyebabkan sakit kepala, mudah teriritasi, mudah lelah, dan depresi. b. Efek Rumah Kaca: Berbagai gas dalam atmosfer, seperti CO2, uap air, metana (CH4), dan senyawa CFC, berlaku seperti kaca yang melewatkan sinar tampak dan ultraviolet tetapi menahan radiasi inframerah. Oleh karena itu, sebagian besar dari sinar matahari dapat mencapai permukaan bumi dan menghangatkan atmosfer dan permukaan bumi. Tetapi radiasi panas yang dipancarkan permukaan bumi akan terperangkap karena diserap gas-gas rumah kaca. Sebenarnya efek rumah kaca berfungsi sebagai selimut yang menjaga suhu permukaan bumi rata-rata sekitar 15 oC. Tanpa CO2 dan uap air di atmosfer, suhu rata-rata permukaan bumi diperkirakan sekitar 25 OC. Efek rumah kaca sangat penting dalam menentukan kehidupan di bumi. Akan tetapi, peningkatan kadar dari gas-gas rumah kaca menyebabkan suhu permukaan bumi menjadi terlalu tinggi sehingga dapat menyebabkan berbagai macam kerugian. c. Hujan Asam: Air hujan biasanya sedikit bersifat asam, dengan pH sekitar 5,7. Hal itu terjadi karena air hujan tersebut melarutkan gas CO2 yang terdapat di dalam udara, membentuk asam karbonat (H2CO3). Kesimpulan Banyak sekali kegunaan dari hidrokarbon diantaranya ditijau dari segi bidang Sandang, Pangan, Papan, Seni dan Estetika dalam kehidupan sehari-hari kita, juga kandungan penyusunnya juga mempengaruhi fungsi dari hidrokarbon tersebut. Tapi walaupun begitu.. kita semua harus bijaksana dalam memanfaatkannnya. Diposkan oleh panzoel di 08:24 0 komentar:

Poskan KomentarLink ke posting ini

Buat sebuah LinkPosting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Lencana FacebookAnak Wayang

Latest News : Check out our base oil courses in Singapore What are Petrochemicals?

Taking the mystery out of petrochemicals. The term petrochemicals can bring a glazed look to many faces while words such as butadiene and paraxylene can sound very complicated. They conjure up a world of mystery, yet the products from petrochemicals are taken very much for granted. They impact modern life in the home, office, when travelling and in our leisure activities. And many do not realise that our modern life styles would not be possible without petrochemicals. So where do petrochemicals come from? They are initially derived from crude oil and natural gas which are extracted from the ground. This oil and gas goes through a number of refining processes before being produced into petrochemicals. But the petrochemicals do not reach the final consumer. They again undergo several transformations to make products that seem to bear no relation whatsoever to the initial starting point. As a result, few of us make the connection between the petrochemical industry and, for example, the clothes we wear, the shampoo we wash our hair with, the packaging of food, home furnishings, CDs and computers. How did the petrochemical industry begin? The petrochemical industry is relatively young - it did not start to take off until the 1940s. However, its origins go back to the 18th century when coal began to be mined and cheap energy became available. In the next century it was realised that the liquor from gas works and coal tar could become an important source of chemicals. In Britain and Germany new industries sprang up making dyes, solvents and rubbers. Particular developments during the 19th century included the first aniline dye (mauve) and a safer explosive, dynamite, made from nitroglycerine. Wood pulp also became a raw material for the chemical industry leading to products such as celluloid and rayon. But the greatest discovery in the 19th century was not a new chemical as such, but a new source of chemicals - oil. The first oil

well was drilled in Pennsylvania in 1859 and the oil extracted was refined to obtain paraffin for lamps and heating. However, with the advent of the motor car, this source of energy was rapidly adopted due to its versatility. Oil also provided many of the raw materials that the petrochemical industry needs. The early 20th century witnessed the developments of products such as synthetic rubbers, Bakelite, polystyrene and nylon. During World War II, demand grew for synthetic materials to replace costly and less efficient products, as well as replacing essential supplies of raw materials that had been cut off by the conflicts. When the war ended, the skills of the chemical companies were set to develop new processes and catalysts for the production of modern plastics and fibres such as polyethylene and polypropylene. In addition, the cheap oil and gas available through the 1950s and 1960s allowed the petrochemical industry to grow at a phenomenal rate. Growth in the developed countries has now slowed as markets for these new products have become penetrated while higher raw material costs have also impacted the industry. Petrochemical companies evolve. As the petrochemical industry has grown and evolved, the companies involved have also changed. Going back to the 19th century, the origins of companies such as BASF, ICI and DuPont can be traced. The technical knowledge and skills of these chemical companies allowed them to become major petrochemical players during the 20th century. Later, the oil companies ExxonMobil, Shell, BP, etc - also became involved in petrochemical manufacture in order to derive further value from their oil refining businesses. After the oil shocks of the 1970s and 1980s, some of the traditional chemical companies left the petrochemical business for competitive reasons, one example being ICI who had been the inventor of Perspex and polyethylene (Polythene). More recently, there has been the emergence of petrochemical companies in the high growth Asian countries and the energy-rich Middle East. Where are petrochemicals derived? The manufacture of petrochemicals begins with crude oil and natural gas which were formed millions of years ago, deep in the earths crust, from the slow and lengthy decay of plants and animals. The crude oil and gas are extracted from the ground, either on land or under the oceans, by sinking oil or gas wells. They are then transported by ship and/or pipelines to refineries. Crude oil is not a chemical compound as such but is made up of thousands of different compounds. All these compounds contain carbon and hydrogen atoms, hence called hydrocarbons. Some of the hydrocarbons are simple, containing only a few carbon

atoms, but others are complex with as many as 85 carbon atoms. Natural gas also contains a number of hydrocarbons but they are much simpler and contain only a few carbon atoms. At the refinery, physical and chemical changes are made to these hydrocarbon compounds by a number of specialised processes. One of these processes is distillation. By heating the crude oil, it is possible to separate the more complex (heavier) compounds from the simpler (lighter) ones into groups called fractions. One of these fractions, called naphtha, although used to make gasoline, is also a major source from which petrochemicals can be derived. Gas oil is another fraction that can be used in petrochemical manufacture. In the case of natural gas, a process called natural gas liquefaction is used to separate the fractions. The simplest, called methane, is commonly piped into our homes to be used in heating and cooking. The next, ethane, is used mainly for petrochemicals. Propane and butane can also be converted into petrochemicals but are also used as a fuel in homes and factories. At home, these gases are stored and used from gas cylinders. Where petrochemical manufacture begins. In petrochemical manufacture, the raw materials (often called feedstocks) from the refinery are processed through an operation called cracking. In this operation, the longer hydrocarbon molecules are cracked apart by heat into smaller, more valuable fractions. Hence the plant where these operations are conducted is called a cracker. Most petrochemicals are made in a steam cracker where steam and high temperatures are employed. When a catalyst is used, the process is known as catalytic cracking, which is used mainly to make gasoline but can also be a source of petrochemicals. Once the cracking process has been completed, the new hydrocarbon products are separated out. They become the building blocks of the petrochemical industry: olefins such as ethylene, propylene and butadiene; and the aromatics, so called because of their sweet oil smell, being mainly benzene, toluene and xylenes. These building block chemicals are then processed in a number of steps with each other or other chemicals to make the end products which are used by the so-called downstream industries, the customers of petrochemicals. These downstream industries make the final product bought by the consumer such as plastic items, detergents, clothes, paints, etc. Below are examples of end products from the cracker-derived petrochemicals:

Ethylene - the largest derivative is polyethylene which is used to make plastic carrier bags, wire and cable, packaging containers, plastic kitchen items, toys, pipes, etc. Propylene - the main outlet is polypropylene which is a very versatile plastic which has many uses such as carpets, yoghurt pots, household cleaners bottles, electrical appliances, outdoor furniture, rope, etc. C4 derivatives - the main one is butadiene which is used in the manufacture of synthetic rubber for automobile tyres, footwear, golf balls, etc. Benzene - the largest volume aromatic compound is used to make polystyrene which ends up in products such as insulation, cups, packaging for carry-out foods, casings for electrical goods and computers, etc. Toluene - it can be used to make polyurethanes for use in furniture, bedding, footwear, varnishes, adhesives, etc. Xylenes - the main xylene is paraxylene which is the raw material for polyesters used in clothes, tapes, water and soft drink bottles, etc.

Where petrochemicals have impacted different industries. A huge variety of petrochemical products are found in many different industries. In fact, some industries such as electronics and computer sectors could have not developed without petrochemicals. Petrochemicals are also used to meet fundamental human needs, such as health, hygiene, housing and food. It is an inventive business sector that is constantly adapting to new environments and meeting new challenges. The quantum leap in communications technology has been made possible by petrochemicals. For example, the computer could not function without microchips, made using petrochemicals, while the computer housings and keyboards are made from styrenic plastics. CDs and CD-ROMs start with a simple piece of plastic made from polycarbonate, a plastic derived from benzene and propylene. The transparent box in which CDs are stored is usually made from polystyrene. In the transport sector, petrochemicals contribute to saving energy and improving safety. For example, synthetic rubber gives tyres better road-hugging ability while phenolic resins are used in binders for friction materials in brakes and clutches. Special coatings to give unusual colour effects have been developed for cars. Approximately 100kg of petrochemical-based plastics in a modern car can replace 200 to 300kg of traditional materials. So nylons are replacing metals and polycarbonate is replacing glass. Petrochemicals make a contribution to the progress in health care and hygiene. For example, cumene and phenol are used as a starting material to make aspirin and penicillin. Some petrochemical resins are used in drug purification, making it easier to mass produce drugs.

Plastics are essential for making disposable syringes, containers for storing blood and vaccines as well as medical devices such as inhalers. In the construction sector, petrochemicals are used in the pipes, windows and paints found in buildings. A more unusual application is the use of polyurethane chemicals in the insulating panels for a luxury hotel in Dubai. The transparent roof the Olympic stadium in Athens is manufactured from polycarbonate. In the home, products based on petrochemicals are found everywhere. Working surfaces, shelves and tables are easy to wash thanks to laminates manufactured from petrochemicals. The cooker, microwave oven and refrigerator are amongst the numerous fixtures moulded from polymers. Non-stick frying pans coated with petrochemicals are easy to use and do not need to be scrubbed while liquid detergents made from ethylene make dish washing quicker and more hygienic. In the bathroom, we find petrochemical-derived products from floor tiles through shampoo bottles to the toothbrush. Easy-care clothing, carpets, curtains and furnishing fabrics are made from man-made fibres derived from petrochemicals. These examples illustrate that it is an exceptionally large industry that is also very global. Hydrocarbon Poisoning Print Topic Email Topic

Sniffing glue or swallowing gasoline, paint thinners, some cleaning products, or kerosene can cause hydrocarbon poisoning. Swallowing or inhaling hydrocarbons can cause lung irritation, with coughing, choking, shortness of breath, and neurologic problems. Sniffing or breathing fumes can cause irregular heartbeats, rapid heart rate, or sudden death, particularly after exertion or stress. The diagnosis is based on a description of the events, the characteristic odor of petroleum on the person's breath or clothing, and sometimes a chest x-ray. Treatment involves removing contaminated clothing, washing the skin, and giving oxygen and antibiotics to people with breathing problems or pneumonia.

Petroleum products, cleaning products, and glues contain hydrocarbons (substances composed largely of hydrogen and carbon). Many children younger than age 5 are poisoned by swallowing petroleum products, such as gasoline, kerosene, and paint thinners, but most recover. At greater risk are adolescents who intentionally breathe the fumes of these products to become intoxicated, a type of drug abuse called huffing, bagging, sniffing, glue sniffing, or volatile substance abuse (see Drug Use and Abuse: Solvent Inhalants).

Swallowed hydrocarbons can enter and irritate the lungs, a serious condition in itself (chemical pneumonitis), and can lead to severe pneumonia. Lung involvement is a particular problem with thin, easy-flowing hydrocarbons such as mineral seal oil, which is used in furniture polish. Severe poisoning also can affect the brain, heart, bone marrow, and kidneys. Thick, less-runny hydrocarbons such as lamp oil and mineral oil are less likely to enter the lungs but can cause severe and persistent irritation if they do. Did You Know... A person who gets high by breathing hydrocarbon fumes may die suddenly.

Symptoms A person usually coughs and chokes after swallowing hydrocarbons. A burning sensation can develop in the stomach, and the person may vomit. If the lungs are affected, the person continues to cough intensely. Breathing becomes rapid, and the skin may become bluish (cyanosis) because of low levels of oxygen in the blood. Young children may have cyanosis, hold their breath, and cough persistently. Hydrocarbon ingestion also causes neurologic symptoms, including drowsiness, poor coordination, stupor or coma, and seizures. Inhalation of certain hydrocarbons may induce fatal irregular heartbeats or cardiac arrest, especially after exertion or stress. Diagnosis and Treatment Hydrocarbon poisoning is diagnosed based on a description of the events and the characteristic odor of petroleum on the person's breath or clothing or if a container is found near the person. Paint residue on the hands or around the mouth may suggest recent paint sniffing. Pneumonia and chemical pneumonitis are diagnosed with a chest x-ray and by measuring the level of oxygen in the blood (see Diagnosis of Lung Disorders: Arterial Blood Gas (ABG) Analysis). Hydrocarbon Poisoning

To treat poisoning, contaminated clothing should be removed, and the skin should be washed. If the person has stopped coughing and choking, particularly if the ingestion was small and accidental, treatment at home is possible. Home treatment

should be discussed with someone at a poison center. People with breathing problems are hospitalized. If pneumonia or chemical pneumonitis develops, hospital treatment can include oxygen and, if severe, a ventilator. Antibiotics help if pneumonia develops. Recovery from pneumonia typically takes about a week but may take much longer if thick, syrup-like hydrocarbons such as lamp oil or mineral oil have entered the lungs.