documents

9
LAPORAN KASUS 3.1 Identitas Pasien Nama : An. N Umur : 8 tahun Alamat : Desa Manggala Kota, Kec. Manggala, Kab. Manggala Jenis Kelamin : Perempuan Nama Orang tuan : Tn. N Agama : Islam Suku Bangsa : Indonesia 3.2 Anamnesa (Aloanamnesa) - Keluhan Utama : Penurunan pengelihatan - Riwayat Penyakit Sekarang : - Riwayat Penyakit Terdahulu : - Riwayat Sosial : 3.3 Pemeriksaan Fisik Kesadaran : Compos mentis 3.4 Pemeriksaan Fisik Khusus / Status Oftalmologi Okuli Dekstra (OD) Okuli Sinistra Visus Refraksi/Pin Hole 1/300 0,4

Upload: dita-kyusagi

Post on 02-Sep-2015

215 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ss

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUS

3.1 Identitas PasienNama: An. NUmur: 8 tahunAlamat: Desa Manggala Kota, Kec. Manggala, Kab. ManggalaJenis Kelamin: PerempuanNama Orang tuan: Tn. NAgama: IslamSuku Bangsa: Indonesia

3.2 Anamnesa (Aloanamnesa) Keluhan Utama : Penurunan pengelihatan Riwayat Penyakit Sekarang : Riwayat Penyakit Terdahulu : Riwayat Sosial : 3.3 Pemeriksaan FisikKesadaran: Compos mentis

3.4 Pemeriksaan Fisik Khusus / Status OftalmologiOkuli Dekstra (OD)Okuli Sinistra

Visus Refraksi/Pin Hole1/300

0,4

Supra ciliaMadarosisSikatriks Tidak adaTidak adaTidak adaTidak ada

Palpebra superiorEdemaHiperemiEnteropionEkteropionBenjolanTidak adaTidak adaTidak adaTidak adaTidak adaTidak adaTidak adaTidak adaTidak adaTidak ada

Palpebra inferiorEdemaHiperemiEnteropionEkteropionBenjolanTidak adaTidak adaTidak adaTidak adaTidak adaTidak adaTidak adaTidak adaTidak adaTidak ada

Pungtum lakrimalisSumbatanHiperemisBenjolanTidak adaTidak adaTidak adaTidak adaTidak adaTidak ada

Konjungtiva palpebra superiorSekret mataHiperemiFolikelPapilSikatriksBenjolanLain-lainTidak adaTidak adaTidak adaTidak adaTidak adaTidak adaTidak adaTidak adaTidak adaTidak adaTidak adaTidak ada Tidak adaTidak ada

Konjungtiva palpebra inferiorSekret mataHipermiFolikelPapilSikatriksBenjolanTidak adaTidak adaTidak adaTidak adaTidak adaTidak adaTidak adaTidak adaTidak adaTidak adaTidak adaTidak ada

Konjungtiva bulbiKemosisHiperemi Konjungtiva Silier

Perdarahan di bawah konjungtivaPterigiumPingueculaeTidak ada

Tidak adaTidak adaTidak ada

Tidak adaTidak adaTidak ada

Tidak adaTidak adaTidak ada

Tidak adaTidak ada

SkleraArkus senilisLain-lainTidak adaTidak adaTidak adaTidak ada

KorneaSikatriksInfiltratUlkusKeratik presifitatTidak adaTidak adaTidak adaTidak adaTidak adaTidak adaTidak adaTidak ada

Bilik Mata DepanKedalamanHypemaHipopionNormalTidak adaTidak ada NormalTidak adaTidak ada

Iris/PupilBentukRefleks cahaya langsungRefleks cahaya konsensuilBulat, reguler++Bulat, reguler++

LensaSubluksasiDislokasiTes bayangan irisKeruhTidak adaTidak ada+JernihTidak adaTidak adaTidak ada

3.5 Resume

Pemeriksaan lokal

ODOS

1/300 PH Visus0,4 PH

NormalPalpebraNormal

TenangKonjungtivaTenang

TenangSkleraTenang

NormalKorneaNormal

NormalBMDNormal

Bulat, reguler, bayangan iris positifIrisBulat, reguler, bayangan iris negatif

Rp (+)PupilRp (+)

KeruhLensaJernih

(+)Reflek fundus(+)

TIO

3.7 Diagnosis Kerja Katarak kogenital OD

3.8 Usulan Pemeriksaan USG Mata

3.9 Usulan TerapiODS Ekstraksi Lensa3.10 PrognosisQuo ad vitam: bonam Quo ad functionam: dubia malamQuo ad sanationam: dubia malam

BAB IVPEMBAHASAN

Pasien perempuan berumur 61 tahun dengan keluhan utama pasien adalah kedua mata kabur secara perlahan-lahan sejak 6 bulan yang lalu. Keluhan dirasakan semakin memberat hingga mengganggu aktivitasnya. Pasien merasa lebih sulit melihat benda-benda yang terletak jauh dibandingkan dengan sebelumnya. Pasien juga mengeluh silau dan ngeres pada kedua mata serta seperti melihat kabut atau asap. Gejala-gejala yang dialami pasien ini sesuai dengan kepustakaan yang menuju kea rah katarak. Katarak merupakan kekeruhan pada lensa sehingga mengakibatkan penurunan tajam penglihatan. Tingkat kekaburan yang dialami pasien bervariasi tergantung dari tingkat kekeruhan lensa. Lensa pasien katarak akan semakin cembung akibat proses sklerosis nucleus yang meningkatkan ketebalan lensa. Hal ini menyebabkan kekuatan dioptri lensa pasien menjadi semakin kuat sehingga pasien menjadi lebih jelas melihat dekat dibandingkan melihat jauh. Berbeda dengan pasien pasien usia tua yang umumnya mengalami presbiopi sehingga lebih jelas ketika melihat jauh dibandingkan dengan melihat dekat. Usia pasien yang lebih dari 50 tahun merupakan salah satu penentu jenis katarak. Jenis katarak yang sesuai adalah katarak senilis.Pada pemeriksaan fisik didapatkan visus pasien kurang dari 6/6, terdapat ekeruhan pada kedua lensa yang jika disinari dengan menggunakan senter pada kemiringan 45o menimbulkan bayangan iris. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa pada lensa normal yang tidak terdapat kekeruhan, sinar dapat masuk kedalam mata tanpa ada yang dipantulkan. Jika kekeruhan lensa hanya sebagian saja, maka sinar obliq yang mengenai bagian yang keruh ini, akan dipantulkan lagi, sehingga pada pemeriksaan, terlihat dipupil, ada daerah yang terang sebagai reflek pemantulan cahaya pada daerah lensa yang keruh dan daerah yang gelap, akibat bayangan iris pada bagian lensa yang keruh. Keadaan ini disebut bayangan iris (+). Pada pemeriksaan opthalmologi, tidak ditemukan adanya hiperemi pada konjungtiva serta rasa nyeri pada mata (-). Pada funduskopi, didapatkan reflex fundus yang (+),. Adanya bayangan iris dan reflek fundus yang (+) mengarah kepada katarak senilis imatur. Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik, didapatkan diagnosis yang sesuai adalah katarak senilis imatur.Usulan pemeriksaan yang dilakukan pada pasien ini adalah pemeriksaan funduskopi dan slit lamp untuk lebih memastikan kekeruhan yang terjadi pada lensa dan segmen posterior bola mata serta menilai keadaan retina pasien.Penatalaksanaan pada katarak imatur adalah penggunaan kaca mata sehingga pasien mampu beraktivitas dengan baik. Namun jika hal ini masih dirasa mengganggu oleh pasien, dapat dilakukan ekstraksi lensa. Ekstraksi lensa dapat dilakukan dengan metode SICS + IOL atau Fakoemulsifikasi + IOL. Dimana pemilihan teknik operasi ini juga diserahkan pada pasien, namun sebelumnya kita harus memberikan edukasi mengenai kelebihan ataupun kekurangan dari masing-masing teknik tersebut. Pada SICS + IOL, pembedahan yang dilakukan lebih lebar dibandingkan dengan teknik fakoemulsifikasi sehingga proses penyembuhan akan berlangsung lebih lama dan kemungkinan terjadinya astigmatisma juga lebih besar. Sementara teknik fakoemulsifikasi memiliki komplikasi astigmatisma yang lebih kecil hanya saja biayanya lebih mahal dibandingkan dengan SICS. Prognosis pasien ini baik, hal ini disebabkan karena katarak merepukan suatu kekeruhan pada lensa yang dapat diperbaiki. Sehingga tajam penglihatan pasien setelah dioperasi akan lebih baik dibandingkan dengan sebelum dioperasi.