s k r i p s i oleh : andhang setyo prabowo... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui...

110
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI DAWUNG 2 JENAR SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010 S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO NIM X7107501 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: hoangkhanh

Post on 13-Apr-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA

KELAS V SD NEGERI DAWUNG 2 JENAR

SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010

S K R I P S I

Oleh :

ANDHANG SETYO PRABOWO NIM X7107501

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

PENINGKATAN KETRAMPILAN MENULIS NARASI

MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA

KELAS V SD NEGERI DAWUNG 2 JENAR

SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010

Oleh :

ANDHANG SETYO PRABOWO

NIM X7107501

Skripsi

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mendapatkan

Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010

Page 3: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

INTISARI

Andhang Setyo Prabowo. PENINGKATAN KETRAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI DAWUNG 2 JENAR KABUPATEN SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010. Skripsi: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta: Juli 2010.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi

melalui media gambar seri pada siswa kelas V SD Negeri Dawung 2 Jenar Sragen. Penelitian ini dilaksanakan di SD Dawung 2 Jenar Kabupaten Sragen.

Penelitian menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan pola penelitian siklus. Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Dawung 2 Jenar Kabupaten Sragen yang berjumlah 20 orang siswa. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil tes, observasi, dan wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumen, literatur, dan arsip sekolah. Teknik pengumpulan data menggunakan tes untuk mengukur keterampilan menulis narasi, observasi untuk mengamati partisipasi siswa, dan wawancara dengan guru untuk mengumpulkan data proses pembelajaran. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan dengan model analisis interaktif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Ada peningkatan keterampilan menulis narasi pada siswa kelas V SD Negeri Dawung 2 Jenar Sragen setelah mengikuti pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan media gambar seri. Peningkatan menulis narasi tersebut diketahui dari tes kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Nilai rata-rata pada kondisi awal sebesar 63,27 dan termasuk dalam kategori cukup baik. Sedangkan nilai rata-rata pada siklus I mencapai 73,36 dan termasuk dalam kategori cukup baik. Dengan demikian, ada peningkatan dari kondisi awal sebesar 10,09. Pada siklus II nilai rata-rata yang dicapai adalah sebesar 82,73 dan termasuk dalam kategori baik. Dengan demikian, terjadi peningkatan yaitu sebesar 9,36 dari hasil siklus I dan 19,45 dari hasil kondisi awal; 2) Ada perubahan sikap atau perilaku siswa dari perilaku negatif berubah menjadi positif. Simpulan dari penelitian ini adalah adanya peningkatan keterampialn menulis narasi pada siswa kelas V SD Negeri Dawung 2 Jenar Sragen melalui media gambar seri.

Page 4: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

ABSTRACT Andhang Setyo Prabowo. THE IMPROVEMENT OF NARRATION WRITING SKILL USING SERIES PICTURE MEDIA IN THE V GRADERS OF SD NEGERI DAWUNG 2 JENAR REGENCY SRAGENACADEMIC YEAR 2009/2010. Thesis: Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University. Surakarta: July 2010.

. This research aims to find out whether or not the use of series picture media can improve the narration writing skill in the V graders of SD Negeri Dawung 2 Jenar Sragen.

This research was taken in SD Dawung 2 Jenar Regency Sragen. This study used Class Action Research (CAR) method using cycle research pattern. The subject of research was all V graders of SD Dawung 2 Jenar of Regency Sragen.. The data used were primary and secondary data. The primary data was obtained from the result of test, observation, and interview, while the secondary data was obtained from the document, literature, and school archive. Technique of collecting data employed was to measure narration writing skill, observation to observe the students participation, and interview with the teacher to collect the learning process. Technique of analyzing data employed with interactive analysis model adjusted with CAR.

The result of research shows that: 1) There is an improvement of narration writing skill in the V graders of SD Negeri Dawung 2 Jenar Sragen after attending the narration writing learning using series picture media. It can be seen from the prior condition test, Cycle I and Cycle II. The mean value of prior condition is 63.27, and categorized into sufficiently good. Meanwhile the mean value of cycle it reaches 73.36 and categorized into sufficiently good. Thus, there is an increasefrom the prior condition by 10.09. In cycle II the mean value achieved is 82.73 and categorized into good. Thus there is an increase of 9.36 from the cycle I and 19.45 from the prior condition result; 2) there is student’s attitude or behavior change from the negative behavior into the positive one.. Thus, series picture media can improve the students’ skill in writing narration.

Page 5: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

MOTTO

Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, dan sesungguhnya yang

demikian itu sangat berat, kecuali bagi orang-orang yang kusyu’

(Q.S. Al Baqarah : 45)

Ilmu adalah senjataku, sabar adalah pakaianku, yakin adalah kekuatanku,

kejujuran adalah kenanganku, taat adalah kecintaanku, sholat adalah

kebahagiaanku.

(Suri Tauladan Rasulullah SAW)

Page 6: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini kepada :

⇒ Ayahku Sudarto dan Ibunda tercinta

Poniyah yang telah memberikan doa,

bimbingan, dan bantuan materiil bagi

ananda

⇒ Adik-adikku Dhimas, Shofia, terima

kasih atas semangatnya

⇒ Sahabat dan teman-temanku semua

⇒ Almamaterku

Page 7: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, Yang Maha Pengasih

lagi Maha Penyayang, karena berkat karunianya penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “PENINGKATAN KETRAMPILAN MENULIS NARASI

MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI

DAWUNG 2 JENAR KABUPATEN SRAGEN”.

Tujuan dari penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan, Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Jurusan

Pendidikan Olahraga, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak memerlukan

banuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan

ijin untuk menyusun skripsi.

2. Drs. Kartono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan ijin untuk menyusun skripsi

3. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd., selaku Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan ijin dalam menyusun skripsi.

Page 8: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

4. Prof. Dr.Retno Winarni, M.Pd, selaku Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan arahan dalam menyusun skripsi.

5. Drs. Sadiman, M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan arahan dalam menyusun skripsi.

6. Jarum Wihartanto, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri Dawung 2 yang

telah memberikan izin penelitian,dukungan, doa, dalam menyusun skripsi..

7. Rekan- rekan Guru dan karyawan SD Negeri Dawung 2 yang telah

memberikan semangat dan doa dalam menyusun skripsi.

Semoga amal baik semua tersebut di atas, mendapat balasan dari Allah

SWT. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,

maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersikap

membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, semoga hasil

penelitian ini bermanfaat bagi karya sejenis dan perkembangan pendidikan di

masa mendatang.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, Juli 2010

Penulis

Page 9: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................. i

PENGAJUAN SKRIPSI .................................................................................. ii

PERSETUJUAN .............................................................................................. iii

PENGESAHAN ............................................................................................... iv

ABSTRAK ....................................................................................................... v

MOTTO ........................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 8

A. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 8

1. Hakikat Keterampilan Menulis Narasi .......................................... 8

a. Pengertian Keterampilan .......................................................... 8

b. Pengertian Menulis ................................................................... 9

c. Pengertian Narasi ...................................................................... 11

d. Pengertian Menulis Narasi ....................................................... 12

e. Jenis-jenis menulis .................................................................... 13

f. Tahap-tahap menulis ................................................................ 14

g. Manfaat Menulis ....................................................................... 16

2. Hakikat Media Gambar Seri .......................................................... 20

a. Pengertian Media ...................................................................... 20

Page 10: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

10

b. Pengertian Media Pengajaran ................................................... 22

c. Jenis-Jenis Media...................................................................... 23

d. Pengertian Media Gambar Seri ................................................ 23

e. Manfaat Media .......................................................................... 24

B. Penelitian yang Relevan ................................................................... 25

C. Kerangka Berpikir ............................................................................ 27

D. Hipotesis ........................................................................................... 29

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 30

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 30

B. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................. 31

C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 31

D. Teknik Analisis Data ........................................................................ 33

E. Prosedur Penelitian ........................................................................... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... 40

A. Hasil Penelitian Penelitian ............................................................... 40

1. Deskripsi Kondisi Awal .............................................................. 40

2. Siklus 1 ...................................................................................... 46

3. Siklus II ....................................................................................... 65

B. Pembahasan ...................................................................................... 83

1. Kondisi Awal ................................................................................ 84

2. Siklus I .......................................................................................... 85

3. Siklus II ........................................................................................ 87

4. Hubungan Antar Siklus ................................................................. 88

BAB V SIMPULAN, DAN SARAN ............................................................. 93

A. Simpulan ............................................................................................ 93

B. Saran .................................................................................................. 94

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 95

LAMPIRAN

Page 11: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Jadwal Penelitian ............................................................................. 35

Tabel 2. Nilai Keterampilan Menulis Narasi pada Kondisi Awal ................. 48

Tabel 3. Kategori Hasil Tes Keterampilan Menulis Narasi Kondisi awal .... 48

Tabel 4. Hasil Nilai Rata-rata Setiap Aspek .................................................. 50

Tabel 5. Nilai Keterampilan Menulis Narasi pada Siklus I ........................... 54

Tabel 6. Kategori Hasil Tes Keterampilan Menulis Narasi Siklus I ............. 55

Tabel 7. Hasil Nilai Rata-rata Setiap Aspek Siklus I ..................................... 57

Tabel 8. Hasil Observasi Siklus I .................................................................. 67

Tabel 9. Nilai Keterampilan Menulis Narasi pada Siklus II .......................... 78

Tabel 10. Kategori Hasil Tes Keterampilan Menulis Narasi Siklus II ............ 79

Tabel 11. Hasil Nilai Rata-rata Setiap Aspek Siklus II .................................... 80

Tabel 12. Hasil Observasi Siklus II ................................................................ 89

Tabel 13. Hasil Tes Keterampilan Menulis Narasi Secara Keseluruhan ......... 105

Page 12: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 32

Gambar 2. Skema Analisis Interaktif (Interactive model of analysis) ............ 39

Gambar 3. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas ................................ 42

Gambar 4. Grafik Rata-rata Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi ........ 107

Gambar 5. Foto pelaksanaan pembelajaran

Page 13: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana program Pembelajaran

Lampiran 2. Kriteria Aspek Penilaian Keterampilan Menulis Narasi

Lampiran 3. Lembar Observasi

Lampiran 4. Pedoman Wawancara

Lampiran 5. Lembar Jurnal Guru

Lampiran 6. Lembar Jurnal Siswa

Lampiran 7. Hasil Tes Keterampilan Menulis

Lampiran 8. Hasil Observasi

Page 14: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

BAB I

PENDAIIULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia mempergunakan bahasa sebagai alat komunikasi dalam

kehidupan. Bahasa sebagai milik manusia menjadi salah satu ciri pembeda

antara manusia dengan mahluk lainnya. Bahasa merupakan hal yang penting

dalam kehidupan, bahasa merupakan pembeda dengan mahluk lainnya,

bahkan dengan bahasa dapat menunjukkan bangsa seseorang. Pembelajaran

bahasa Indonesia secara fungsional dan komunikatif adalah pembelajaran

yang lebih menekankan siswa untuk belajar berbahasa, dalam kaitannya

dengan fungsi bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Siswa bukan sekedar

belajar tentang pengetahuan bahasa, melainkan belajar menggunakan bahasa

untuk keperluan berkomunikasi. Untuk itu, pendekatan pembelajaran yang

sesuai adalah pendekatan komunikatif.

Pembelajaran bahasa Indonesia dengan pendekatan komunikatif itu

diarahkan untuk membentuk kompetensi komunikatif, yakni kompetensi

kemampuan untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi,

baik pada aspek pemahaman, aspek penggunaan, maupun aspek apresiasi

(Suparno, 2001: 56). Hal tersebut diatas berarti, melalui pembelajaran bahasa

Indonesia diharapkan siswa memiliki kemampuan untuk menangkap makna

dari sebuah pesan atau informasi yang disampaikan serta memiliki

kemampuan untuk menalar dan mengemukakan kembali pesan atau informasi

yang diterimanya itu. Siswa juga diharapkan memiliki kemampuan untuk

mengekpresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan dengan

menggunakan bahasa yang baik. Kompetensi komunikatif itu dapat dicapai

melalui proses pemahiran yang dilatihkan dan dialami dalam kegiatan

pembelajaran.

Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang berkaitan dengan

pengungkapan pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan tersebut adalah

keterampilan menulis. Keterampilan menulis sebagai keterampilan berbahasa

Page 15: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

yang bersifat produktif-aktif merupakan salah satu kompetensi dasar

berbahasa yang harus dimiliki siswa agar terampil berkomunikasi secara

tertulis. Siswa akan terampil mengorganisasikan gagasan dengan runtut,

menggunakan kosakata yang tepat dan sesuai, memperhatikan ejaan dan

tanda baca yang benar, serta menggunakan ragam kalimat yang variatif dalam

menulis jika memiliki kompetensi menulis yang baik.

Berdasarkan pengalaman dan pengamatan di kelas, ditemukan

bahwa menulis kerap kali menjadi suatu hal yang kurang diminati dan kurang

mendapat respon yang baik dari siswa. Siswa tampak mengalami kesulitan

ketika harus menulis. Siswa tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika

pembelajaran menulis dimulai. Mereka terkadang sulit sekali menemukan

kalimat pertama untuk memulai tulisan. Siswa kerap menghadapi sindrom

kertas kosong (blank page syndrome) tidak tahu apa yang akan ditulisnya.

Mereka takut salah, takut berbeda dengan apa yang diinstruksikan gurunya.

Keterampilan menulis di kelas terkadang juga hanya diajarkan pada

saat pembelajaran menulis saja, padahal pembelajran keterampilan menulis

dapat dipadukan atau diintegrasikan dalam setiap proses pembelajaran di

kelas. Pengintegrasian itu dapat bersifat internal dan eksternal.

Pengintegrasian internal berati pembelajaran menulis diintegrasikan dalam

pembelajaran keterampilan bebahasa yang lain. Menulis dapat pula

diintegrasikan secara eksternal dengan mata pelajaran lain diluar mata

pelajaran bahasa Indonesia.

Kecenderungan lain yang terjadi adalah pola pembelajaran menulis

di kelas yang dikembangkan dengan sangat terstruktur dan mekanis, mulai

dari menentukan topik, membuat kerangka, menentukan ide pokok paragraf,

kalimat utama, kalimat penjelas, ketepatan penggunaan pungtuasi dan

sebagainya. Pola tersebut selalu berulang tiap kali pembelajaran menulis.

Pola tersebut tidak salah, tetapi pola itu menjadi kurang bermakna jika

diterapkan tanpa variasi strategi dan teknik lain. Akibatnya, waktu

pembelajaran pun lebih tersita untuk kegiatan tersebut, sementara kegiatan

menulis yang sebenarnya tidak terlaksana atau sekedar menjadi tugas di

Page 16: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

rumah. Kegiatan menulis seperti ini bagi siswa menjadi suatu kegiatan yang

prosedural dan menjadi tidak menarik. Penekanan pada hal yang bersifat

mekanis adakalanya membuat kreatifitas menulis tidak berkembang karena

hal itu tidak mengizinkan gagasan tercurah secara alami. Pembelajaran

menulis juga sering membingungkan siswa karena pemilihan-pemilihan yang

kaku dalam mengajarkan jenis-jenis tulisan atau jenis-jenis paragraf, seperti

narasi, eksposisi, deskripsi, dan argumentasi. Pengategorian yang kaku itu

membuat siswa menulis terlalu berhati-hati karena takut salah, tidak sesuai

dengan jenis karangan yang dituntut. Padahal, ketakutan untuk berbuat salah

tersebut dapat mematikan kreativitas siswa untuk menulis. Pengategorian

jenis-jenis karangan tersebut terlihat artifasial ketika meminta siswa

menggunakannya untuk berbagai tujuan yang berbeda, sebab siswa terkadang

mengombinasikan dua atau lebih kategori untuk mengemukakan sebuah

gagasan dalam tulisannya.

Menulis merupakan suatu keterampilan dan keterampilan itu hanya

akan berkembang jika dilatihkan secara terus menerus atau lebih sering.

Memberikan kesempatan lebih banyak bagi siswa untuk berlatih menulis

dalam berbagai tujuan merupakan sebuah cara yang dapat diterapkan agar

keterampilan menulis meningkat dan berkembang secara cepat.

Banyak guru Sekolah Dasar (SD) mengalami kesulitan untuk

membiasakan anak belajar menulis. Penyebabnya adalah kesalahan dalam hal

pengajaran yang terlalu kaku sehingga menimbulkan kesan bahwa menulis itu

sulit. Selain itu guru SD banyak pula yang belum memahami pentingnya

keterampilan menulis. Belum banyak dari mereka yang bisa menyuguhkan

materi pelajaran dengan cara yang tepat dan menarik. Maka dari itu, wajar

jika murid pun akhirnya tidak mampu dan tidak menyukai pelajaran menulis

(mengarang).

Indikatornya yaitu hasil tulisan siswa yang relatif rendah baik

kuantitas maupun kualitasnya. Siswa SD menulis kurang dari 1 halaman dan

masih sedikit tulisannya yang dinilai baik, yaitu gagasannya diungkapkan

secara jelas dengan urutan yang logis. Pada umumnya anak kurang dapat

Page 17: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

mengelola gagasan secara sistematis. Mengapa hal tersebut terjadi sementara

jam pelajaran Bahasa Indonesia sendiri memiliki porsi yang cukup banyak?

Selama ini siswa jarang menulis dengan kata-kata mereka sendiri. Mereka

hanya menyalin tulisan dari papan tulis, dan seakan-akan "diseragamkan"

tulisan mereka tersebut. Hal tersebut berakibat pada dangkalnya penguasaan

kosakata untuk mengungkapkan gagasan dengan kata-kata lain dan kurang

dapat berfikir logis karena mereka selalu dituntun dan jarang diberi

kesempatan bertanya.

Selain itu sebagian guru memandang bahwa keberhasilan siswa lebih

banyak dilihat dari nilai yang diraih dalam tes, ulangan umum, dan Ujian

Akhir Nasional (UAN). Nilai-nilai dari tes itulah yang dijadikan barometer

keberhasilan pengajaran. Guru hanya memberikan latihan atau pembahasan

terhadap soal-soal yang bersifat reseptif, seperti membaca, bukan terhadap

soal-soal yang bersifat produktif, seperti berbicara dan menulis. Perlu diingat

bahwa soal-soal UAN tidak memasukkan materi menulis atau mengarang,

maka semakin tersingkirlah keterampilan menulis dari perhatian guru.

Penjelasan di atas seolah-olah memojokkan posisi guru. Posisi ini

harus diubah dengan perubahan-perubahan yang dilakukan oleh guru.

Perubahan tersebut bisa berupa inovasi dalam hal penyampaian dan

penggunaan media pengajaran .karena kunci sukses pengajaran bukan terletak

pada kecanggihan kurikulum atau kelengkapan fasilitas sekolah, melainkan

tingkat kredibilitas seorang guru di dalam mengatur dan memanfaatkan media

yang ada di dalam kelas.

Penggunaan media sangat penting kehadirannya dalam pelajaran.

Minimnya penggunaan media oleh guru selama ini perlu diubah sedikit demi

sedikit. Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak hanya tinggi kualitas teoritisnya

tetapi juga tinggi kualitas praktisnya. Siswa hanya dijejali teori-teori tentang

menulis, cara menulis, ketentuan-ketentuan menulis sementara teori tersebut

jarang dipraktekkan. Pembelajaran yang konvensional ini tentu saja jarang

atau bahkan tidak menggunakan media, padahal pemanfaatan media memiliki

peran yang penting terhadap pencapaian kualitas pembelajaran. Keadaan

Page 18: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

seperti itu terjadi di sekolah dasar pada umumnya, termasuk di SD Negeri

Dawung 2 Jenar Sragen. Dari penilaian terhadap tugas menulis narasi yang

dilakukan, masih banyak anak memperoleh nilai di bawah Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM). penilaian tugas tersebut didasarkan pada aspek

ejaan, kohesi, koherensi, dan kelogisan. Kelemahan siswa yang paling utama

terletak pada aspek kelogisan, siswa mengalami kesulitan dalam menyusun

karangan yang logis. Pada aspek ejaan siswa juga mengalami kelemahan.

Kesalahan yang sering muncul adalah penggunaan huruf kapital yang tidak

sesuai dengan EYD. Pada aspek kohesi dan koherensi, siswa juga mengalami

kelemahan, kekurangtepatan dalam menggabungkan kalimat merupakan

tanda dari kelemahan mereka.

Rendahnya kemampuan menulis narasi di atas merupakan masalah

yang dihadapi guru. Setelah dilakukan wawancara dengan pihak terkait, dapat

ditarik kesimpulan mengenai faktor-faktor penyebab rendahnya kemampuan

menulis narasi tersebut.

1. Dalam pembelajaran berlangsung, guru hanya menggunakan metode

ceramah, tanpa ada metode tanya jawab dan pemodelan.

2. Guru jarang menggunakan media lain selain papan tulis dalam setiap

pembelajaran.

3. Siswa kurang aktif bertanya apabila ada materi yang kurang dimengerti.

Permasalahan lain yang terkait dengan pembelajaran keterampilan

menulis di sekolah adalah sistem penilaian dan pencapaian target kurikulum

pembelajaran yang hanya diukur berdasarkan hasil tes-tes tertulis di akhir

caturwulan, semester, atau tahun pelajaran. Padahal, tidak semua

keterampilan berbahasa dapat dievaluasi dengan menggunakan hasil tes-tes

tertulis. Untuk mengetahui kemampuan dan perkembangan keterampilan

berbahasa, termasuk menulis tidak cukup hanya dilihat melalui jawaban soal-

soal yang diberikan satu atau dua kali ditengah dan diakhir semester

(subsumatif dan sumatif). Tes-tes tertulis hanya salah satu bagian saja dari

proses penilaian.

Page 19: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

Bertolak pada paparan di atas, agar siswa mempunyai ketrampilan

menulis narasi yang baik sesuai harapan, maka harus digunakan media yang

tepat dalam pembelajaran. Melalui pemilihan media yang tepat dalam

pembelajaran yaitu penggunaan media gambar seri, maka pembelajaran akan

lebih menarik dan efektif, sehingga mampu meningkatkan kemampuan

menulis narasi siswa. Selain itu, biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh

media ini tidak besar sehingga gambar-gambar yang" diberikan pada siswa

dapat bervariasi. Dengan adanya variasi gambar, siswa tidak akan jenuh.

Alasan lain yang penggunaan media ini adalah dengan ditampilkannya

gambar berseri, siswa akan belajar berpikir logis mengenai hubungan sebab

akibat, kaitan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain yang

mengikutinya. Oleh karena itu penelitian ini mengambil judul: ”Peningkatan

Ketrampilan Menulis Narasi Melalui Media Gambar Seri pada Siswa Kelas V

SD Negeri Dawung 2 Jenar Sragen Tahun Ajaran 2009/2010”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut :

”Apakah penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan keterampilan

menulis narasi pada siswa kelas V SD Negeri Dawung 2 Jenar Sragen tahun

ajaran 2009/2010?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

meningkatkan keterampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada

siswa kelas V SD Negeri Dawung 2 Jenar Sragen tahun ajaran 2009/2010.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini dapat dipakai :

Page 20: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

a. Untuk mengetahui secara nyata tentang peningkatan keterampilan

menulis narasi menggunakan media gambar berseri

b. Sebagai acuan pembelajaran yang inovatif

c. Sebagai fakta pembelajaran menulis yang menerapkan media gambar

berseri.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Dengan diterapkan media gambar berseri, pembelajaran menulis

siswa SD akan lebih bermakna dan lebih optimal.

2) Dengan diterapkan media gambar berseri pada pembelajaran

menulis, siswa SD akan dilatih dan dibiasakan berpikir logis

mengenai hubungan sebab-akibat.

b. Bagi Guru

1) Meningkatkan kinerja guru karena dengan media gambar berseri

dapat mengefektifkan waktu pembelajaran.

2) Media gambar berseri sebagai sarana bagi guru untuk memotivasi

siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran menulis.

3) Menciptakan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan

sehingga

dapat menarik perhatian siswa.

c. Bagi Sekolah

1) Mendorong guru lain untuk aktif melaksanakan pembelajaran yang

inovatif.

2) Sebagai inovasi pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.

d. Bagi Peneliti

1) Mengembangkan wawasan mengenai pembelajaran menulis inovatif

2) Mendapatkan fakta bahwa penggunaan media gambar berseri dapat

meningkatkan ketrampilan menulis siswa

3) Memberi sumbangan perbaikan pembelajaran menulis di sekolah

dasar.

Page 21: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

BAB II

KAJIAN TEORI KERANGKA BERPIKIR PENELITIAN YANG

RELEVAN, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Teori

1. Hakikat Keterampilan Menulis Narasi

a. Pengertian Keterampilan

Menurut Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997:1088)

“Keterampilan didefinisikan sebagai suatu kecakapan, kecekatan atau

kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik dan cermat dengan

keahlian”.

Soemarjadi dkk, (2001: 2) menuliskan bahwa kata “terampil sama

artinya dengan kata cekatan”. “Terampil atau cekatan adalah kepandaian

melakukan sesuatu pekerjaan dengan cepat dan benar. Ruang lingkup

keterampilan cukup luas meliputi kegiatan berupa perbuatan, berpikir,

berbicara, melihat, mendengar”.

Sejalan dengan hal tersebut, Tri Budiharto (2008: 1-2) juga

mengungkapkan pengertian keterampilan yaitu keterampilan berasal dari kata

“terampil yang artinya adalah mampu bertindak dengan cepat dan tepat”.

Istilah lain dari terampil adalah cekatan, cakap mengerjakan sesuatu. Dengan

kata lain keterampilan dapat disebut juga kecekatan, kecakapan, atau

kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik dan cermat.

Keterampilan didapatkan melalui suatu proses. Dalam proses

setiap siswa harus melaksanakan sendiri setiap tahap pembelajaran, jadi siswa

tidak hanya mengamati saja, melainkan harus menjalani, sehingga akan

didapat kecakapan, kecekatan atau kemampuan untuk melakukan sesuatu

dengan baik dan cermat. Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk

keterampilan atau skill dan kemampuan bertindak individu

Belajar keterampilan menuntut kemampuan untuk merangkaikan

sejumlah gerak-gerak jasmani, sampai menjadi suatu keseluruhan yang

dilakukan dengan gencar dan luwes. Biarpun belajar keterampilan

Page 22: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

mengutamakan gerakan fisik, namun dilakukan pengamatan melalui alat-alat

indera dan pengolahan secara kognitif yang melibatkan pengetahuan dan

pemahaman. Karena kompleksitas ini, belajar keterampilan motorik, oleh

sejumlah ahli psikologi belajar, disebut belajar perseptual motor skills atau

psychomotor skill.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

keterampilan adalah suatu keahlian yang merupakan hasil belajar

psikomotoris melalui proses mengamati stimulus, merencanakan dan

melakukan tindakan sebagai respon terhadap stimulus itu.

b. Pengertian Menulis

Menurut Henry Guntur Tarigan (2006: 23), menulis adalah kegiatan

penyampaian pesan (gagasan, perasaan, atau informasi) secara tertulis kepada

pihak lain. Dalam kegiatan berbahasa menulis melibatkan empat unsur, yaitu

penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, medium tulisan, serta

pembaca sebagai penerima pesan. Kegiatan menulis sebagai sebuah perilaku

berbahasa memiliki fungsi dan tujuan: personal, interaksional, informatif,

instrumental, heuristik, dan estetis. Diunduh dari

Sedangkan McMahan, E., Day, S., dan Funk, R. (1993: 117)

menyatakan bahwa menulis sebagai salah satu aspek dari keterampilan

berbahasa, menulis atau mengarang merupakan kegiatan yang kompleks.

Kompleksitas menulis terletak pada tuntutan kemampuan untuk menata dan

mengorganisasikan ide secara runtut dan logis, serta menyajikannya dalam

ragam bahasa tulis dan kaidah penulisan lainnya. Akan tetapi, di balik

kerumitannya, menulis menjanjikan manfaat yang begitu besar dalam

membantu pengembangan daya inisiatif dan kreativitas, kepercayaan diri dan

keberanian, serta kebiasaan dan kemampuan dalam menemukan,

mengumpulkan, mengolah, dan menata informasi.

Menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa yang tak dapat

dilepaskan dari aspek-aspek keterampilan berbahasa lainnya. Ia

mempengaruhi dan dipengaruhi. Pengalaman dan masukan yang diperoleh

dari menyimak, berbicara, dan membaca, akan memberikan kontribusi

Page 23: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

berharga dalam menulis. Begitu pula sebaliknya, apa yang diperoleh dari

menulis akan berpengaruh pula terhadap ketiga corak kemampuan berbahasa

lainnya. Namun demikian, menulis memiliki karakter khas yang

membedakannya dari yang lainnya. Sifat aktif, produktif, dan tulis dalam

menulis, memberikannya ciri khusus dalam hal kecaraan, medium, dan ragam

bahasa yang digunakannya.

Lebih lanjut Henry Guntur Tarigan (2006: 23) menyatakan sebagai

proses, menulis melibatkan serangkaian kegiatan yang terdiri atas tahap

prapenulisan, penulisan, dan pascapenulisan. Fase prapenulisan merupakan

kegiatan yang dilakukan untuk mempersiapkan sebuah tulisan. Di dalamnya

terdiri dari kegiatan memilih topik, tujuan, dan sasaran karangan,

mengumpulkan bahan, serta menyusun kerangka karangan. Berdasarkan

kerangka karangan kemudian dilakukan pengembangan butir demi butir atau

ide demi ide ke dalam sebuah tulisan yang runtut, logis, dan enak dibaca.

Itulah fase penulisan. Selanjutnya, ketika buram (draf) karangan selesai,

dilakukan penyuntingan dan perbaikan. Itulah fase pascapenulisan, yang

mungkin dilakukan berkali-kali untuk memperoleh sebuah karangan yang

sesuai dengan harapan penulisnya.

Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan

berbahasa. Menurut Henry Guntur Tarigan (dalam Agus Suriamiharja,

Akhlan I-lusen, dan Nunuy Nurjanah, 2007: 1) menulis adalah menurunkan

atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa

yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang.

Grafik tersebut kalau mereka mernaharni bahasa dan gambaran graft tersebut.

Otak terdiri dari dua bagian, yakni belahan otak kiri dan kanan.

Bobbi DePoter dan Mike Hernacki (2010: 179) menuliskan bahwa menulis

merupakan aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak

kanan(emosional) dan belahan otak kiri (logika). Keduanya memiliki peran

dalam keberhasilan menulis. Meski begitu, peran otak kanan harus

didahulukan karena pada otak kananlah gagasan baru, gairah dan emosi

muncul. Ketiga hal tersebut merupakan bahan bakar dalam menulis. Bila

Page 24: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

kekurangan bahan bakar tersebut, seeorang akan mengalami masa kemacetan.

Keadaan seperti ini menjadi hambatan dalam menulis. Menurut Sabarti

Akhadiah (1999: 2) kemampuan menulis merupakan kemampuan yang

komplek, yang menuntut sejumlah pengetahuan dan keterampilan.

Keterampilan yang dimaksud disini tentu keterampilan yang bersifat reseptif

seperti menyimak clan membaca yang akhirnya diaktualisasikan melalui

kegunaan produktif seperti menulis dan berbicara.

Keterampilan menulis dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-

faktor tersebut adalah maksud dan tujuan penulis, pembaca atau pemirsa, dan

waktu atau kesempatan. Untuk dapat menulis dengan baik, yang harus

terlebih dulu dilakukan adalah menentukan maksud dan tujuan penulisan agar

pembaca memahami arah dan tujuan penulisan. Selanjutnya adalah

memahami kondisi pembaca. Dan yang terakhir adalah waktu dan

kesempatan, tulisan yang dibuat harus sesuai dengan berlangsungnya suatu

kejadian sehingga menraik untuk dibaca.

Pada uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah

kemampuan seseorang dalam melukiskan lambang grafis yang dimengerti

oleh penulis bahasa itu sendiri maupun orang lain yang mempunyai kesamaan

pengertian terhadap simbol-simbol bahasa tersebut.

c. Pengertian Narasi

Gorys Keraf (2000: 135-136) mengungkapkan bahwa narasi adalah

suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau

peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami

sendiri peristiwa itu. Hal yang perlu mendapat perhatian dalam narasi adalah

perbuatan atau tindakan dan waktu (rangkaian waktu), rangkaian waktu inilah

yang nantinya menjadi pembeda antara narasi dan deskripsi atau dengan kata

lain, narasi adalah suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak

tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi

dalam satu kesatuan waktu.

Menurut Sujanto, J. Ch (2002: 111) narasi adalah jenis paparan yang

biasa digunakan oleh para penulis untuk menceritakan tentang rangkaian

Page 25: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

kejadian atau peristiwa yang berkembang melalui waktu. Secara singkat,

narasi adalah paparan suatu proses. Ciri utama dari karangan narasi adalah

gerak atau perubahan keadaan suatu waktu menjadi keadaan yang lain pada

waktu berikutnya melalui peristiwa-peristiwa yang berangkai selain ciri

utama tersebut, narasi juga memiliki suatu karakteristik, yakni hampir semua

isi di dalamnya menceritakan manusia.

Di unduh dari (http://en.wikipedia.org/wiki/Narrative) A narrative

is a story that is created in a constructive format (as a work of writing,

speech, poetry, prose, pictures, song, motion pictures, video games, theatre or

dance) that describes a sequence of fictional or non-fictional events.Diartikan

narasi adalah cerita yang dibuat dalam format yang konstruktif (sebagai

sebuah karya tulisan, pidato, puisi, prosa, gambar, lagu, film, video game,

teater atau tari) yang menggambarkan urutan peristiwa fiksi atau non-fiksi.

Berdasarkan pada uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa narasi

adalah suatu karangan yang menceritakan suatu kejadian dengan urutan

waktu.

d. Keterampilan Menulis Narasi

Tujuan pengembangan wacana narasi adalah ingin memberikan

informasi atau wawasan dan memperluas pengetahuan pembaca, dan ingin

memberikan pengalaman estetis kepada pembaca.

Kedua tujuan tersebut akan menghasilkan bentuk wacana narasi

yang berbeda, yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugesti. Perbedaan antara

narasi ekspositoris dan narasi sugesti adalah sebagai berikut. Narasi Sugestif

menyampaikan suatu makna atau suatu amanat yang tersirat, menimbulkan

daya khayal, penalaran hanya berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan

makna, sehingga kalau perlu penalaran dapat dilanggar, dan bahasanya lebih

condong ke bahasa figuratif dengan menitikberatkan pada penggunaan kata-

kata konotatif. Sedangkan narasi ekspositoris bersifat memperluas

pengetahuan, menyampaikan informasi faktual mengenai sesuatu kejadian,

didasarkan pada penalaran untuk mencapai kesepakatan rasional, bahasanya

Page 26: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

lebih condong ke bahasa informatif dengan titik berat pada pemakaian kata-

kata denotatif.

Menurut Suparno (2004: 35), komponen-komponen pembentuk

prinsip dasar narasi sugesti adalah alur, penokohan, latar, dan sudut pandang.

Langkah-langkah praktis yang digunakan dalam mengembangkan wacana

narasi adalah:

1) Tentukan dulu tema dan amanat yang akan disampaikan.

2) Tetapkan sasaran pembaca.

3) Rancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk

skema alur

4) Bagi peristiwa utama itu ke dalam bagian awal, perkembangan dan akhir

cerita.

5) Rinci peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai

pendukung cerita.

6) Susunlah tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandang.

Telah dijelaskan tentang mengenai pengertian keterampilan menulis

dan ragam tulisan narasi. Kesimpulan yang dapat diambil dari urutan di atas

adalah keterampilan menulis narasi merupakan keterampilan seseorang dalam

mengungkapkan gagasannya dalam bentuk karangan yang menceritakan suatu

kejadian dengan suatu urutan waktu tertentu.

e. Jenis- jenis Menulis

Dalam (http://pustaka.ut.ac.id/website/article.menulis) Ada empat

jenis tulisan, yaitu :

1) Surat

Kata ‘surat’ berarti kertas yang ditulis atau dengan kata lain surat

adalah kertas yang berisi tulisan. Jika kita berbicara tentang tulisan maka

kaitannya adalah dengan bahasa. Bahasa pada hakikatnya adalah alat

komunikasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seseorang

membuat atau menulis surat dengan tujuan mengomunikasikan sesuatu

kepada orang lain. Secara garis besar surat dapat dikelompokkan menjadi

surat pribadi, surat dinas, dan surat yang dibuat untuk kepentingan sosial.

Page 27: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

2) Pengumuman dan Iklan

Iklan setidaknya memiliki dua pengertian. Pertama, iklan adalah

berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik

pada barang dan jasa yang ditawarkan. Kedua, iklan adalah pemberitahuan

kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang dijual, di pasang di

media massa, seperti di surat kabar dan majalah atau di tempat-tempat

umum. Elemen-elemen yang terdapat dalam iklan, menurut Freud D.

White, terdiri atas tiga hal yang berfungsi saling menguatkan, yakni tema,

ilustrasi, serta naskah dan logo.

3) Naskah

Kata naskah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan

sebagai (1) karangan yang masih ditulis tangan; (2) karangan seseorang

yang belum diterbitkan; (3) bahan-bahan berita yang siap untuk diset; (4)

ran-cangan.

Naskah dapat berupa karya sastra yang masih dalam tulisan tangan, dalam

hal ini adalah karya-karya sastra lama.

4) Karangan

Karangan Ilmiah adalah tulisan yang berisi argumentasi

penalaran keilmuan, yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis yang formal

dengan sistematis-metodis dan sintesis-analitis. Sebagai sebuah tulisan

ilmiah, karangan ini memiliki ciri-ciri yang harus merupakan pembahasan

suatu hasil penelitian (faktual objektif); bersifat metodis dan sistematis;

dan dalam pembahasannya menggunakan ragam bahasa ilmiah.

f. Tahap-tahap Menulis

Ada tiga tahap yang dilalui dalam menulis (Suparno dan Muhammad

Yunus, 2003:1.13), yakni prapenulisan, penulisan, dan pasca Penulisan .

1) Prapenulisan adalah tahap persiapan yang mencakup kegiatan pemilihan

topik, penentuan tujuan, penentuan pembaca dan corak karangan,

pengumpulan informasi, serta penyusunan kerangka karangan.

2) Penulisan setelah topik dipilih, saatnya mengembangkan karangan. Setiap

butir ide yang telah direncanakan dikembangkan secara bertahap dengan

Page 28: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

memperhatikan jenis informasi yang disajikan, pola pengembangan,

pembahasan, dan sebagainya.

3) Pasca penulisan yakni penulis membaca kembali, memeriksa dan

memperbaiki karangan. Pastikan tulisan jelas dan mudah

dimengerti, kalimat benar, jelas, dan efektif, tiap paragraf sinkron, dan

pembaca dapat mernahami tulisan yang dibuat.

Diunduh dari http://webcache.googleusercontent.comDirektori/

FPBS/JUR.PEND. BHS DAN SASTRA INDONESIA NUNUNG SITARESMI

Model Pembelajaran Menulis Deskripsi.pdf tahap-tahap menulis bagi anak

dikemukakan oleh Resmini (2002) bahwa menulis dapat dilakukan melalui

beberapa tahapan, yaitu prewriting, drafting, revising, editing, dan publishing.

1. prewriting, siswa berusaha mengemukakan apa yang akan mereka tulis,

memilih tema, dan menentukan topiktulisan melalui kegiatan penjajagan

ide atau dapat juga melalui observasi dan membaca buku.

2. drafting, dilakukan pemberian chart sebagai mediauntuk memudahkan

siswa menuangkan idenya secara tidak ragu-ragu karena pada tahap

selanjutnya teks akan disusun, diperbaiki, diubah, dan disusun ulang.

3. Revising siswa melihat kembali tulisannya untuk selanjutnya

menambah,mengganti, atau menghilangkan sebagian ide berkaitan dengan

penggarapan struktur cerita yang telah disusunnya.

4. Editing Merupakan tahap penyempurnaan tulisan cerita yang dilakukan

sebelum publikasi. Pada tahap ini siswa menyusun kembali tulisan yang

telah dibuatnya melalui pengerjaan chart sehingga menjadi sebuah

karangan yang utuh. Pada saat yang sama siswa juga melakukan perbaikan

yang berkaitan dengan ejaan.

5. Publishing, siswa mempublikasikan hasil tulisannya melalui kegiatan

berbagi hasil tulisan (sharing).Kegiatan ini dapat dilakukan di antaranya

melalui kegiatan penugasan siswauntuk membacakan hasil karangan di

depan kelas

Page 29: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

g. Manfaat Menulis

Diunduhdari(http://www.andriewongso.com_Manfaat_Menulis_Diar

i_Sebagai_Terapi_Kesuksesan) manfaat menulis ada Sembilan, meliputi :

1. Menghilangkan stres

Dengan menulis kita bisa mencurahkan perasaan tanpa takut

diketahui orang lain. Tidak semua orang bisa dengan mudah menceritakan

masalahnya pada orang lain. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh watak

masing-masing orang. Pembagian kepribadian secara tradisional kita kenal

ada dua, yaitu introvert dan ekstrovert. Introvert adalah orang yang

memiliki tipe kepribadian tertutup, sedangkan ekstrovert adalah orang

yang mempunyai kepribadian terbuka. Orang introvert tentu mengalami

kesulitan dalam berbicara pada orang lain. Ini tentu saja mendatangkan

kesulitan bagi orang introvert saat harus menyelesaikan masalahnya.

Dan, menulis adalah solusi tepat bagi orang berkepribadian

introvert dalam membantu menghilangkan stres serta mengurangi beban

pikirannya. Orang dengan kepribadian ekstrovert tentu akan lebih mudah

dalam berbagi dengan orang lain. Namun, bukan berarti orang ekstrovert

tidak memerlukan diari sebagai bagian dari terapi. Justru orang dengan

kepribadian ekstrovert akan lebih mudah terbuka dan merefleksikan segala

yang terjadi dalam dirinya, lebih jujur, dan mudah menemukan berbagai

sisi, yang membuatnya dapat menemukan solusi dalam pemecahan

masalahnya.

2. Sebagai media merencanakan target yang ingin dicapai

Dapat kita gunakan untuk merencanakan hal-hal apa saja yang

ingin kita capai di masa yang akan datang. Perencanaan ini dimaksudkan

agar kita dapat meraih target yang diharapkan secara konkret. Dengan

menuliskan berbagai hal yang ingin dicapai, itu akan membantu kita dalam

memompa semangat dan meraih target tersebut. Kita akan senantiasa

teringat setiap kali membuka buku diari, dan merasa berkewajiban untuk

segera meraih target. Melalui perencanaan dapat kita analisis kelemahan

Page 30: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

dan kekurangan kita, serta berbagai hal lainnya yang diperlukan dalam

meraih target tersebut.

3. Untuk menuliskan komitmen

Komitmen merupakan hal pokok yang diperlukan oleh setiap

orang dalam meraih segala tujuan. Peneguhan janji dalam bentuk

komitmen ini diperlukan agar seseorang senantiasa mempunyai tekad

yang kuat dalam meraih tujuan. Apa jadinya sebuah tujuan tanpa

komitmen yang kuat? Berbagai rencana jitu dan ide brilian pun akan

menjadi percuma, hanya karena kita tidak mempunyai komitmen. Di saat

berbagai rintangan dan hambatan yang menyertai kita, maka hal yang

perlu kita ingat agar tidak putus asa ditengan jalan, adalah komitmen awal

kita dalam meraih tujuan. Dengan menuliskannya, kita akan selalu teringat

akan janji awal kita, sekaligus sebagai tameng dalam setiap kendala yang

ada.

4. Sebagai pengontrol target

Menuliskan setiap perkembangan atas semua pencapaian target

merupakan langkah selanjutnya setelah kita merencanakan dan

berkomitmen dalam meraih setiap target kita. Menulis akan membantu kita

dalam melihat hasil dari proses pencapaian usaha, yang kita lihat dengan

target yang ingin kita capai. Dengan begitu, kita akan mudah mengetahui

arah perkembangan kemajuan yang kita capai. Mengontrol setiap

perkembangan yang dicapai akan membuat kita tidak menyimpang dari

tujuan semula. Sering kali, dalam pencapaian suatu tujuan, di tengah jalan

kita menemukan banyak pengembangan gagasan maupun ide. Hal ini

tidaklah salah. Namun, terlalu banyak pengembangan justru semakin

mengaburkan tujuan semula, dan arahnya pun menjadi tidak fokus. Oleh

karena itu, diperlukan sebuah alat kontrol yang tepat dalam mencapai

target yang diharapkan, yaitu menuis (diari).

5. Alat memformulasikan ide baru

Setelah menuliskan setiap perkembanngan yang terjadi , tentu kita

dapat melihat berbagai hal yang akan membuat kita menjadi lebih jeli

Page 31: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

dalam melihat segala hal yang terjadi. Ide dan rencana awal yang kita buat

belum tentu sesuai dengan kondisi yang ada. Kondisi ini tentu saja

membuat kita perlu menambah berbagai rencana baru yang sesuai dengan

kondisi yang ada. Berarti, kita perlu menuliskan atau memformulasikan

ide-ide atau gagasan yang baru. Hal ini dimaksudkan agar kita lebih

mudah dalam menyelesaikan setiap permasalahan dan mengatasi

kekurangan yang ada, sehingga akan lebih mudah pula dalam mencapai

target kita.

6. Sebagai gudang inspirasi

Menulis (diari) adalah sumber inspirasi bagi pemunculan ide-ide

baru. Ide baru yang muncul tentang cara mencapai target, komitmen,

maupun mimpi baru yang ingin kita capai, tidak boleh dianggap remeh.

Oleh karena itu, jangan pernah menyepelekan sebuah ide, meskipun pada

awalnya kita menganggap ide itu tidak relevan dengan kenyataan. Tapi, bisa

jadi ide awal tersebuat menjadi pemantik atau inspirasi bagi kita untuk

menemukan sebuah solusi yang kreatif.

7. Alat penyimpan memori

Kemampuan manusia untuk mengingat peristiwa, pengetahuan,

maupun hal unik lainnya tentu terbatas. Orang tentu tidak dapat mengingat

semua kejadian yang berlangsung dalam hidupnya sekaligus. Bahkan,

manusia jenius sekalipun tentu mengalami kelupaan untuk beberapa

peristiwa dalam hidupnya. Keakuratan data dan peristiwa secara detail tidak

dapat diingat oleh manusia secara persis. Maknya, diperlukan pencatatan

supaya memudahkan kita dalam melakukan proses rehearsal (mengingat

kembali memori yang kita simpan), dan mengambil hikmah atas setiap

kejadian, karena tentu ada hikmah yang dapat kita petik dan dijadikan

pelajaran berharga.

8. Alat memudahkan penyelesaian masalah

Setiap permasalahan yang berhasil kita selesaikan akan melatih

kita dalam menyelesaikan masalah berikutnya. Cara penyelesaian masalah

itu bisa saja menjadi acuan kita dalam menyelesaikan masalah serupa atau

Page 32: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

yang hampir sama. Memang, solusi atas sebuah permasalahan tidak dapat

kita jadikan solusi atas masalah yang lainnya. Namun, setidaknya kita bisa

mempelajari teknik pengambilan keputusan yang telah kita buat, dan supaya

hal itu mempermudah kita dalam menyelesaikan masalah lainnya.

9. Sebagai media refleksi dan kebijkasanaan

Menuliskan segala perasaan, masalah, dan konflik yang terjadi

dalam hidup akan membuat orang semakin bijaksana. Karena, dengan

menulis diari kita akan belajar berkompromi dengan setiap masalah yang

ada. Belajar memahami masalah dan tidak sekadar mengutamakan ego

semata. Semakin banyak kita melibatkan proses menulis dalam menghadapi

permasalahan, kita akan semakin peka, tidak terburu-buru, bijakasana, dan

mampu menggunakan kepala yang dingin ketika memutuskan sesuatu.

Karena, terkadang kita tidak dapat melihat masalah dengan jelas jika kita

tidak memetakannya dalam tulisan. Dengan menulis, segala sisi persoalan

akan terlihat lebih jelas, dan itu memudahkan kita dalam mencari solusinya.

6. Keterampilan Menulis Narasi Menurut GBPP

Menurut Garis-garis Besar Program Pengajaran Mata Pelajaran

Bahasa Sastra Indonesia Sekolah Dasar Tahun 2006, Ruang lingkup

standar kompetensi di Sekolah Dasar adalah kemampuan berbahasa

meliputi Sub aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Telah dijelaskan bahwa fungsi utama bahasa adalah sebagai alat

komunikasi, maka pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di Sekolah

Dasar yang utama adalah diarahkan agar siswa terampil berkomunikasi.

Pembelajaran keterampilan menulis bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan berpikir dan bernalar serta kemampuan memperluas

wawasan. Selain itu juga diarahkan untuk mempertajam kepekan perasaan

siswa. Siswa tidak hanya mampu memahami informasi yang disampaikan

secara lugas atau langsung, melainkan juga disampaikan secara

terselubung atau tidak langsung.

Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat

SD/MI menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun

Page 33: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Bahwa, Standar Kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan

kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan

penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif

terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan

dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi local,

regional, nasional dan global.

Narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha

mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah

pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Sebab itu, unsur

yang paling penting dalam sebuah narasi adalah unsur perbuatan dan

tindakan. Narasi juga mengisahkan suatu kehidupan yang dinamis dalam

suatu rangkaian waktu.

Menurut Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata

pelajaran Bahasa Indonesia tingkat SD/MI tahun 2006, penilaian

keterampilan menulis narasi diukur dengan tes yang indikatornya meliputi:

(1) kesesuaian antara judul dengan isi; (2) pilihan kata; (3) ejaan dan tanda

baca; (4) kerapian tulisan; (5) kohesi dan koherensi; (6) kesan hidup; (7)

imajinasi; (8) keterlibatan aspek pancaindera; (9) menunjukkan objek yang

ditulis; dan (10) memusatkan uraian pada objek yang ditulis.

h. Hakikat Media Gambar Berseri

a. Pengertian Media

Guna menunjang kelancaran kegiatan pembelajaran dibutuhkan

alat yang dapat membantu mempermudah penyampaian pesan dari

pembawa pesan kepada penerima pesan. Alat yang digunakan biasa

disebut media. Arief S. Sadiman (2009:6) menyatakan bahwa kata media

berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium

yang sacara harfiah berarti perantara atau pengantar. Sedangkan Gearlach

dan Ely seperti yang di kutip Azhar Arsyad (2005:3) berpendapat bahwa

media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau

kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu

Page 34: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini,

guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara khusus,

pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan

sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap,

memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Dalam perkembangan selanjutnya batasan tentang media telah

banyak disampaikan para ahli. Diantaranya menurut Hamidjojo dalam

Latuheru seperti yang dikutip Azhar Arsyad (2005:4) memberikan batasan

bahwa: media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh

manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat

sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada

penerima yang dituju. Sedangkan Robert M. Gagne seperti yang dikutip

Arief S. Sadiman, Rahardjo, Anung Haryono, dan Rahardjito (2005:6)

menyatakan bahwa “ Media adalah berbagai jenis komponen dalam

lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar”.

Sementara itu Leslie J. Briggs seperti yang dikutip Arief S.

Sadiman (2003:6) berpendapat media adalah segala alat fisik yang dapat

menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset,

film bingkai adalah sebagian contohnya. Dengan banyaknya pendapat dari

para ahli, Arief S. Sadiman (2003:7) turut mengurai pendapat bahwa

media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan

pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat merangsang

pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa demikian

rupa sehingga proses belajar terjadi.

Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa media adalah segala bentuk

perantara atau penyalur yang terdiri dari berbagai jenis alat fisik dalam

lingkungan siswa yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau

informasi.

Page 35: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

b. Pengertian Media Pengajaran

Seorang ahli kornunikasi, Mc Luhan, memberi batasan media yang

sangat luas sehingga mencakup semua alat komunikasi dari seseorang ke

orang lain yang sedang tidak berhadap-hadapan (Basuki Wibawa dan

Farida Mukti, 2001: 11). Menunit batasan ini, bukan hanya surat, televisi

dan telepon, melainkan jalan dan jalur kereta api juga termasuk media.

Media adalah pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan (yang

dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan (Romiszowski

dalam Basuki Wibawa dan Farida Mukti, 2001: 12).

Hal senada juga diungkapkan oleh Arief S. Sadiman (2003: 1)

bahwa media adalah perantara atau pengantar pesan dari penyusun ke

penerima pesan. Dalam proses belajar mengajar, penerima pesan adalah

siswa. Media interaksi dengan siswa melalui udara mereka. Siswa

dirangsang untuk menerima pesan tersebut, bahkan adakalanya digunakan

kombinasi beberapa indera untuk menerima pesan yang lebih lengkap.

Pesan yang ingin disampaikan adalah isi pelajaran yang berasal dari

penjabaran kurikulum.

Media pengajaran, menurut Arief S. Sadiman (2003: 4) dimaknai

sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan

dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian, dan minat siswa sedemikian nipa sehingga proses belajar

terjadi. Pengertian tersebut bermakna sangat luas, berbeda dengan

pengertian yang diungkapkan oleh Gene L. Wilkinson (2004: 5).

Menurutnya, media pengajaran adalah segala alat dan bahan selain buku

teks yang dapat dipakai untuk menyampaikan informasi dalam situasi

belajar mengajar.

Bertolak pada uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa media

pengajaran adalah segala alat yang berfungsi sebagai perantara untuk

menyampaikan pesan kepada penerima (siswa) secara rinci sehingga

dapat memacu rangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa

dengan optimal pada proses pembelajaran.

Page 36: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

c. Jenis Media Pengajaran

Menurut Basuki Wibawa dan Farida Mukti (2001: 35), jenis media

pengajaran dibedakan menjadi 4, yaitu media audio, media visual, media

audiovisual dan media serbaneka. 1) Media Audio berfungsi untuk

menyalurkan pesan audio dari sumber ke penerima pesan. Pesan yang

disampaikan dituangkan dalam lainbang¬lambang auditif verbal, non

verbal, maupun kombinasi keduanya. Media audio berkaitan erat dengan

indera pendengaran. Ada beberapa jenis media audio, yakni radio, piringan

audio, pita audio, telepon dan taperecorder. 2) Media Visual dibedakan

menjadi dua yaitu media visual diam dan medial visual gerak. Media

visual diam antara lain: foto, ilustrasi, flash card, gambar kartun bisu yang

diproyeksikan, peta dan globe. Contoh media visual gerak antara lain film.

3) Media Audio Visual memiliki kemampuan untuk mengatasi kelemahan

dari media visual dengan suara. Media ini menjadi lebih efektif

penggunaannya bila dibandingkan dengan media visual saja. Pada

dasarnya, media audio visual dibedakan menjadi dua sesuai

karakteristiknya, yaitu media audio visual diam dan media audio visual

gerak. Contoh media audio visual diam antara lain: Slow scan TV, TV

diam, film rangkai bersuara, halaman bersuara, dan buku bersuara. Contoh

media audio visual gerak adalah film bersuara, pita video, film TV, dan

gambar bersuara. 4) Media Serbaneka. Media ini memiliki kesamaan

sekaligus perbedaan karakteristik dengan ketiga media sebelumnya.

Sehingga disebut media serbaneka. Yang termasuk ke dalam media ini

adalah papan tulis, media tiga dimensi, realita, dan sumber belajar pada

masyarakat seperti karya wisata dan kemah kerja.

d. Pengertian Media Gambar Seri

Guru dapat menyampaikan pelajaran dengan meaggunakan media

gambar sebagai pendukung. Penggunaan media gambar dapat membantu

siswa untuk memusatkan perhatian terhadap materi yang disampaikan.

Media gambar dapat berupa gambar berseri maupun gambar lepas.

Page 37: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

Sesuai penjelasan diatas, dapat disimpulkan pengertian media

gambar berseri adalah media pembelajaran yang digunakan oleh guru yang

berupa gambar datar yang mengandung cerita, dengan urutan tertentu

sehingga antara satu gambar dengan gambar yang lain memiliki hubungan

cerita dan membentuk satu kesatuan

e. Manfaat Media Gambar Berseri

Gambar merupakan segala sesuatu yang dapat diwujudkan secara

visual dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan perasa atau pikiran. Oleh

karena itu gambar mempunyai arti, uraian dan taksiran tersendiri, sehingga

gambar banyak digunakan sebagai media pendidikan

Keuntungan penggunaan media gambar:

1) Cenderung menarik perhatian siswa

2) Dapat menyajikan benda atau peristiwa yang tidak dapat disaksikan

langsung oleh siswa.

3) Dapat menyingkat proses kejadian suatu peristiwa dengan singkat

4) Cocok untuk belajar berkelompok atau individu

5) Dapat memperbesar benda atau peristiwa

6) Menimbulkan motivasi pada siswa

7) Menyajikan proses suatu peristiwa dengan lebih akurat dan jelas.

8) Umumnya murah harganya

9) Mudah didapat

10) Mudah digunakan

11) Dapat memperjelas suatu masalah

12) Lebih realistis

13) Dapat membantu mengatasi keterbatasan pengamatan

14) Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu

Namun demikian media visual juga memiliki keterbatasan antara lain :

1) Semata-mata hanya medium visual;

2) Ukuran gambar seringkali kurang tepat untuk pengajaran dalam

kelompok besar.

Page 38: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

3) Memerlukan ketersediaan sumber clan ketrampilan dan kejelian guru

uniuk dapat memanfaatkannya.

Sedangkan kekurangan media gambar adalah:

1) Memerlukan ketrampilan khusus baik pada tahap pembuatan atau

penyajiannya

2) Memerlukan perencanaan yang matang

3) Tidak cukup mewakili potensi realisme.

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian Esty Ziyadati ( 2004) yang berjudul Peningkatan

Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Menggunakan Elemen Bertanya

Pembelajaran Kontekstual pada Siswa Kelas IIE SMP Negeri I Garung

Kabupaten Wonosobo. Penelitian ini didasarkan pada dua tahap, yaitu siklus

I, dan siklus II. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan

keterampilan menulis karangan deskripsi dengan menggunakan elemen

bertanya. Pada siklus I skor rata-rata kelas meningkat sebesar 12 menjadi

77,91. Setelah digunakan elemen bertanya pembelajaran kontekstual terjadi

perubahan tingkah laku siswa. Siswa yang sebelumnya merasa bosan dengan

kegiatan pembelajaran menulis menjadi lebih tertarik dan bersemnagat

mengikuti kegiatan pembelajaran.

Penelitian Amar Musodik (2005) yang berjudul Peningkatan

Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi dengan Teknik Pemetaan Pikiran

pada Siswa Kelas II3 SMA Don Bosko Semarang. Penelitian ini dilakukan

dalam dua tahap yaitu siklus I ,dan siklus II. Penelitian ini menggunakan dua

variabel, yaitu penggunaan teknik pemetaan pikiran dalam menulis karangan

deskripsi dan peningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menulis karangan deskripsi

dengan teknik pemetaan pikiran terbukti dapat meningkatkan keterampilan

menulis deskripsi siswa kelas II3 SMA Don Bosko Semarang. Pada siklus I

skor rata-rata kelas meningkat sebesar 14,37 menjadi 62,5. Pada siklus II skor

rata-rata kelas meningkat sebesar 10,16 menjadi 72,66. Setelah dilaksanakan

Page 39: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

pembelajaran dengan teknik pemetaan pikiran, siswa yang semula malas

menulis menjadi lebih tertarik mengikuti pembelajaran menulis.

Penelitian Anis Safaatun (2005) dalam penelitiannya yang berjudul

Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi dengan Teknik

Menulis Terbimbing pada Siswa Kelas II SLTP Negeri 3 Kradenan

Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan. Penelitian ini menggunakan

desain penelitian tindakan kelas dengan dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II

yang terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menulis karangan deskripsi

dengan teknik Menulis Terbimbing terbukti dapat meningkatkan keterampilan

siswa kelas II SLTP Negeri 3 Kradenan Kecamatan Kradenan Kabupaten

Grobogan. Skor rata-rata siklus I 38,33. Sedangkan pada siklus II 44,04.

Peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 96,54%. Setelah dilaksanakan

pembelajaran dengan teknik menulis terbimbing, siswa yang semula pada

siklus I kurang bersemangat pada siklus II merasa lebih bersemangat dan

lebih senang karena siswa merasa lebih mudah mengembangkan dan

menuangkan idenya dalam mengarang.

Page 40: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

C. Kerangka Berpikir

Secara sederhana kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat di

gambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Kurikulum KTSP (Departemen Pendidikan Nasional, 2006b:317)

menyebutkan tujuan, pembelajaran bahasa memiliki peran sentral dalam

perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan

penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.

Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya,

budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan,

berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan

menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada

dalam dirinya. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia

Keterampilan menulis

narasi rendah

Belum menggunakan media

gambar Seri

Kondisi

Awal

Menggunakan media gambar

seri . Tindakan

Setelah penggunaan media

pembelajaran kartu

bergambar

Keterampilan menulis

narasi siswa meningkat

dengan hasil 80% siswa

memperoleh nilai ≥ 65

Kondisi

Akhir

Siklus I Indikator ketercapaian kinerja sebesar 70 % siswa tuntas KKM

Siklus II Indikator ketercapaian kinerja sebesar 80 % siswa tuntas KKM

Page 41: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan

apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

Dalam kurikulum KTSP, siswa harus menguasai batas minimal.

kompetensi yang diharapkan. Hal ini telah dirancang dalam standar

kompetensi. Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan

kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan

penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap

bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi

didik untuk memahami dan merespons situasi lokal, regional, nasional dan

global.

Ruang lingkup pembelajaran Bahasa Indonesia adalah siswa akan

diajari empat keterampilan berbahasa yang merupakan caturtunggal

keterampilan berbahasa yang saling terkait dan berhubungan. Hal senada

diungkapkan oleh Henry Guntur Tarigan (1986: 1) bahwa empat keterampilan

berbahasa yang disebut caturtunggal saling berkaitan satu sama lain dan tidak

bisa dipisahkan di antara keempat aspek tersebut. Meskipun demikian, para

ahli bahasa sepakat bahwa menyimak adalah keterampilan berbahasa yang

paling awal dipelajari seseorang, Sebaliknya keterampilan menulis

merupakan keterampilan yang paling akhir dipelajari. Keterampilan

menyimak dan berbicara dipelajari sebelum memasuki sekolah (Henry

Guntur Tarigan, 2006: 1), sedangkan ketrampilan membaca dan menulis pada

umumnya didapatkan setelah mereka memasuki sekolah formal, sedangkan

keterampilan membaca dan menulis para siswa SD pada umumnya memiliki

kualitas yang hampir sama karena diajarkan secara formal dengan cars yang

hampir sama.

Kegiatan berbahasa ada empat keterampilan yang berhubungan erat

satu dengan lainnya yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis.

Keempat keterampilan tersebut, menulis merupakan proses yang paling

diwariskan turun temurun, tetapi merupakan hasil proses belajar dan

ketekunan berlatih, kemampuan ini berkaitan erat dengan kemampuan

membaca. Pengarang atau penulis harus mengetahui makna yang terkandung

Page 42: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

pada setiap kata-kata merupakan pembangun pikiran dan pembicara

seseorang. Untuk memacu kreativitas dalam mengembangkan kemampuan

menulis diperlukan media yang tepat, sehingga siswa lebih tertarik akan

pelajaran, media dapat mendukung pelajaran mengarang secara keseluruhan.

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

Penggunaan media gambar berseri dapat meningkatkan keterampilan

menulis narasi pada siswa kelas V SD Negeri Dawung 2 Jenar Sragen.

Page 43: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

95

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Dawung 2 Jenar Sragen

pada semester genap Tahun Pelajaran 2009/2010. Penelitian dilaksanakan

selama 5 bulan yaitu pada bulan Februari 2010 sampai bulan Juni 2010

dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 1. Jadwal Penelitian

Jadwal Kegiatan Penelitian

N

o

Waktu

Jenis Keg

Februari Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengumpulan

data

x x x

2 Pengajuan

proposal

x x

3 Revisi Proposal x x x x

4 Pengajuan surat

izin

x

5 Pelaksanaan

1. Siklus I x x

2. Siklus II x x

6 Analisis data x x x

7 Pembuatan

laporan

x x x

Page 44: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (class

action research) dengan menggunakan pola penelitian siklus. Melalui pola

penelitian ini, peneliti memiliki kebebasan untuk mengulang kegiatan yang

sudah dilakukan untuk mendapatkan kemantapan atau mengubah hal-hal yang

tidak tepat untuk lebih disesuaikan dengan kenyataan yang ada. Penelitian

tindakan kelas memiliki serangkaian langkah yang membentuk sepiral,

dimana setiap langkah memiliki empat tahap yang terdiri dari prencanaan

(planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting)

(Aqib, 2009:30).

B. Subjek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri

Dawung 2 Sragen Tahun 2009/2010 yang terdiri dari 20 orang siswa. Jumlah

siswa laki-laki sebanyak 14 orang dan siswa perempuan sebanyak 6 orang.

Seluruh populasi digunakan sebagai sampel penelitian, atau dapat disebut

penelitian populasi. Penelitian ini tidak menggunakan teknik sampling karena

seluruh populasi dijadikan sampel, yaitu seluruh siswa kelas V SD Negeri

Dawung 2 Sragen Tahun 2009/2010 yang terdiri dari 20 orang siswa.

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Tes

Data yang diungkap dalam pemelitiam dapat dibedakan menjadi tiga

jenis, yaitu: fakta, pendapat, dan kemampuan. Untuk mengukur ada atau

tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang diteliti, digunakan

tes(Arikunto,2006:223). Tes digunakan untuk mengetahui implikasi dari

tindakan yang telah dilakukan terhadap penilaian keterampilan menulis narasi.

Setelah melihat dan mempertimbangkan hasil observasi awal dan capaian

prosentase awal dari observasi yang dilakukan pada subyek penelitian, maka

dalam penelitian yang dilakukan ini dapat dikatakan berhasil atau tercapai

tujuan yang diharapkan, apabila masing-masing indikator yang diukur sudah

mencapai target yang telah ditetapkan.

Page 45: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

Tes dalam penelitian digunakan untuk mengumpulkan data

keterampilan menulis siswa pada prasiklus, setelah siklus I, dan setelah siklus

II. Jika persentase target capaian mencapai 75%, maka keterampilan

dinyatakan sudah baik. Apabila dalam setiap konsep yang diukur untuk tiap-

tiap indikatornya sudah dapat mencapai terget yang ditentukan, maka

penelitian dapat dikatakan berhasil dan tidak perlu melanjutkan ke siklus

berikutnya. Sebaliknya, jika masih ada beberapa indikator dari masing-masing

variabel yang diukur belum memenuhi target capaian maka dilakukan

tindakan berikutnya untuk mencapai terget yang telah ditetapkan.

2. Observasi

Observasi adalah mengamati secara langsung pada obyek penelitian.

Data observasi diperoleh dari hasil ulangan sebelum siklus I dan siklus II, dan

pelaksanaan selama pembelajaran, guna memberikan bimbingan seperlunya

kepada siswa sehingga siswa tersebut dapat menyelesaikan tugas sesuai

dengan waktu yang ditentukan.

Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa pada tiap

siklus, dengan melihat dan mempertimbangkan hasil observasi awal dan

capaian prosentase awal dari observasi yang dilakukan pada subyek penelitian,

maka dalam penelitian yang dilakukan ini dapat dikatakan berhasil atau

tercapai tujuan yang diharapkan, apabila masing-masing indikator yang diukur

sudah mencapai target yang telah ditetapkan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara mencatat setiap arsip dan dokumen yang berhubungan dengan proses

pembelajaran dengan menggunakan media gambar seri untuk meningkatkan

keterampilan menulis narasi pada siswa kelas V SD Negeri Dawung 2 Sragen

Tahun 2009/2010. Data dokumentasi merupakan data yang akurat dan dapat

dianalisis secara berulang-ulang tanpa mengalami perubahan.

4. Wawancara

Wawancara adalah tanya jawab secara langsung (bertemu muka)

dengan responden untuk mendapatkan jawaban atau data yang diperlukan.

Page 46: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

Moleong (2010: 186) menyatakan bahwa wawancara adalah percakapan

dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pihak

pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai, yaitu

yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

D. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model

analisis interaktif. Semua data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis

untuk menuju ke suatu kesimpulan. Moleong (2010: 247) menyatakan proses

analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai

sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan, dan dokumen.

Selanjutnya menurut Milles dan Huberman (2002: 37) dinyatakan bahwa

dalam analisis kualitatif, tiga komponen analisa yaitu reduksi data, penyajian data,

dan penarikan kesimpulan atau verikasi, aktivitasnya dilakukan dalam bentuk

interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu siklus. Sedangkan secara

lebih rinci, analisis data interaktif dapat digambarkan sebagai berikut:

Sumber: Milles dan Huberman, 2002

Gambar 2

Interactive model of analysis

Pengumpulan Data

Reduksi Data Sajian Data

Penarikan Kesimpulan

Page 47: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

Dalam tahap analisa data penelitian, penelitian ini menggunakan tehnik analisa

data interaktif, yaitu reduksi data, kajian data dan verifikasi data (penarikan

kesimpulan). Tiga komponen pokok yang kan dilewati adalah sebagai berikut :

1. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini hasil wawancara yang telah dilakukan akan

memudahkan peneliti dalam pencatatan data maupun pengecekan data guna

menarik suatu kesimpulan sementara selama proses pengumpulan data

berlangsung.

2. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses seleksi, pemusatan perhatian serta

penyederhanaan dan abstraksi data kasar yang muncul dari catatan – catatan

tertulis di lapangan. Pelaksanaan reduksi data ini dilakukan selama

penelitian berlangsung, sedangkan kegunaannya adalah untuk lebih

memfokuskan pokok permaslahan yang sedang diteliti.

3. Penyajian Data

Penyajian data adalah rakitan organisasi informs yang memingkinkan

kesimpulan riset dapat dijabarkan. Dengan penyajian data, peneliti akan

mudah memahami apa yang sedang terjadi dan tindakan apa yang akan

diambil, lebih jauh menganalisa ataukah mengambil tindakan berdasarkan

atas pemahaman yang didapat dari penyajian tersebut.

4. Pemeriksaan Kesimpulan

Sajak awal pengumpulan data, peneliti mulai mengerti apa arti dari hal-hal

yang ia teliti dengan melakukan pencatatan berbagai peraturan, pola,

pernyataan, konfigurasi yang mapan, arahan sebab akibat dan proposisi,

sehingga memudahkan dalam pengambilan kesimpulan. Penarikan

kesimpulan hanyalah merupakan sebagian dari satu kegiatan dan konfigurasi

yang utuh. Kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung.

Page 48: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini secara geris besar meliputi tahap pralapangan,

tahap pengumpulan data/pelaksanaan penelitian, dan tahap penyusunan

laporan penelitian.

1. Tahap Pralapangan

Pada tahap ini meliputi tahap persiapan, tahap pengumpulan

kepustakaan, tahap penyusunan rancangan penelitian dan seminar, tahap

pengurusan perijinan, dan tahap persiapan perlengkapan penelitian.

2. Tahap Lapangan/Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap ini dilakukan beberapa kegiatan yaitu tahap memasuki

lapangan, tahap pengumpulan data, tahap partisipasi.

Penelitian ini merupakan suatu penelitian yang bersifat praktis,

situsional, dan kontekstual berdasarkan permasalahan yang muncul dalam

pembelajaran sehari-hari di SD Negeri Dawung 2 Sragen. Peneliti

senantiasa berupaya memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan

prosedur yang efektif sehingga dimungkinkan adanya tindakan yang

berulang-ulang dengan revisi untuk dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran. Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat peneliti yang

sekaligus sebagai guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan

perencanaan yang telah dibuat.

Penelitian ini mengacu pada model Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) dan dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Reaserch

(CAR) yang secara singkat dapat didefinisikan sebagai salah satu bentuk

penelitian yang bersifat reflektif dengan alasan melakukan tindakan

tertentu agar dapat meningkatkan kualitas proses belajar di kelas dan

meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa.. Langkah-

langkah yang ditempuh dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu: (1)

perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, (4) refleksi.

Langkah-langkah penelitian dapat digambarkan dalam siklus sebagai

berikut:

Page 49: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

Gambar 3. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas

Sumber: Modifikasi dari Kemmis dan Taggart (1994)

1. Siklus I, yang terdiri dari:

Tahap I: Perencanaan (Planning)

Peneliti melakukan perencanaan tindakan kelas yang akan dilakukan

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa dengan menggunakan

media gambar seri. Penelitian itu dilaksanakan pada bulan Maret sampai

bulan Mei 2010. Tindakan awal yang dilakukan adalah perencanaan

penggunaan media gambar seri dalam pembelajaran bahasa. Pada tahap ini,

peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut :

1) Menyusun rencana atau skenario pembelajaran untuk dua

pertemuan.

2) Menyiapkan media

3) Menyiapkan lembar kerja siswa.

4) Menyiapkan perangkat pengambilan data (lembar pengamatan,

angket pendapat siswa, dan dokumentasi).

Reflection

Planning

Observing

Acting

Siklus I

Reflection

Planning

Observing

Acting

Siklus II

Page 50: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

Tahap II: Pelaksanaan (Acting)

Pada penelitian ini guru akan berusaha meningkatkan kualitas

pembelajaran bahasa dengan menggunakan media gambar seri. Guru

menyiapkan skenario pembelajaran, penyampaian kompetensi, menyuruh

siswa untuk menulis narasi sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan

yang telah dipelajarinya, presentasi hasil, dan refleksi. Pada tahap ini, siswa

dikondisikan untuk siap mengikuti proses pembelajaran. Peneliti memberikan

penjelasan kepada siswa tentang tujuan kegiatan pembelajaran yang akan

dilaksanakan dan manfaat yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan

pembelajaran tersebut. Setelah itu, pada tahap proses pembelajaran, peneliti

memberikan penjelasan tentang menulis narasi, tentang media yang akan

digunakan dalam kegiatan pembelajaran, serta menyajikan contoh menulis

narasi.

Tahap III: Pengamatan (Observing)

Dalam tahap ini peneliti hanya mengamati tindakan yang telah

direncanakan pada tahap awal dan tidak melakukan tindakan tersebut, yang

melakukan tindakan adalah guru mata pelajaran bahasa. Tindakan tersebut

adalah meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa dengan menggunakan

media gambar seri. Pada pengamatan tersebut ternyata masih banyak terjadi

kekurangan, misalnya: siswa yang tidak memperhatikan dan pada saat

pelajaran, sehingga hasil penulisan narasi tidak menunjukkan indikator yang

dipenuhi.

Tahap IV: Refleksi (Reflecting)

Tindakan yang dilakukan oleh guru dirasa belum berhasil, dapat

dilihat dari tingkat perhatian siswa yang masih rendah dan dalam menulis

narasi siswa tidak dapat memenuhi indikator pencapaian sesuai dengan yang

diharapkan.

2. Siklus II, dilakukan untuk menguatkan tindakan pada siklus I yang terdiri dari:

Tahap I: Perencanaan (Planning)

Peneliti melakukan perencanaan tindakan kelas yang akan dilakukan

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia dengan

Page 51: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

menggunakan media gambar seri. Tindakan awal yang dilakukan adalah

pelaksanaan observasi pada saat guru menyampaikan materi. Adapun

rencana tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II adalah, (1) membuat

perbaikan rencana pembelajaran menulis narasi dengan media gambar yang

materinya masih sama dengan siklus I. Namun demikian, diupayakan dapat

memperbaiki masalah dan kekurangan-kekurangan pada siklus I; (2)

menyiapkan lembar observasi, lembar wawancara, lembar jurnal, dan

dokumentasi foto, untuk memperoleh data siklus II; (3) mempersiapkan

media gambar; dan (4) menyiapkan perangkat menulis narasi dan kriteria

penilaiannya.

Tahap II: Palaksanaan (Acting)

Tindakan yang dilakukan peneliti pada siklus II berbeda dengan

tindakan siklus I. Ada beberapa perubahan tindakan antara lain sebelum siswa

menulis paragraf deskripsi dijelaskan terlebih dahulu kesalahan-kesalahan

yang terjadi pada siklus I. Kemudian siswa diberi arahan dan bimbingan agar

dalam pelaksanaan kegiatan menulis narasi pada siklus II akan menjadi lebih

baik. Tindakan yang dilakukan peneliti dalam siklus II yaitu, (1) memberikan

umpan balik mengenai hasil yang diperoleh pada siklus I; (2) melaksanakan

proses pembelajaran menulis narasi dengan media gambar sesuai rencana

pembelajaran; dan (3) memberikan arahan, dan memotivasi siswa agar timbul

minat dan kreatifitas sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa,

sehingga siswa lebih aktif dan sungguh-sungguh dalam menulis paragraf

deskripsi agar pada siklus II hasilnya lebih baik dibanding siklus I. Pada

pembelajaran siklus II ini lebih ditekankan pada kualitas penulisan narasi

siswa. Siswa harus mementingkan kualitas narasi dengan memperhatikan

kesesuaian judul dengan isi, pemilihan kata, ejaan dan tanda baca, kerapian

tulisan, kohesi dan koherensi, kesan hidup, imajinasi, keterlibatan aspek

pancaindera, menunjukan objek yang ditulis, dan memusatkan uraian pada

objek.

Page 52: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

Tahap III: Pengamatan (Observing)

Observasi yang dilakukan pada siklus II juga masih sama dengan

observai pada siklus I. Adapun observasi yang dilakukan berupa observasi

data. Observasi data digunakan untuk mengetahui nilai menulis narasi serta

melihat perilaku siswa pada saat menulis narasi. Observasi juga dilakukan

dengan mengadakan wawancara, membuat jurnal, dan dokumentasi foto saat

pembelajaran berlangsung.

Tahap IV: Refleksi (reflecting)

Refleksi pada siklus II merupakan tahap akhir dalam penelitian

tindakan kelas ini. Refleksi ini dilakukan dengan menganalisis hasil data

siklus II untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan perbaikan tindakan pada

siklus II. Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil data keterampilan

menulis narasi yang dilakukan pada siklus II. Analisis hasil juga dilakukan

dengan menganalisis hasil observasi, wawancara, jurnal, dan dokumentasi

foto.

Page 53: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Kondisi Awal

Pelaksanaan survai awal dilaksanakan pada hari senin selama 2 jam

pelajaran (2 x 35 menit) diruang kelas V SD Negeri Dawung 2 Jenar Sragen.

Dalam pelaksanaannya guru mengajar di kelas dengan materi keterampilan

menulis narasi , sekaligus melakukan observasi terhadap proses pembelajaran.

Guru mengajarkan materi keterampilan menulis narasi hanya menggunakan

metode mengajar yang biasa digunakan sehari- hari. Yaitu menjelaskan materi

dengan metode ceramah. Kemudian siswa langsung di beri tugas untuk membuat

tulisan narasi.

Adapun urutan tindakan tersebut sebagai berikut :

1) Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengalaman siswa dalam

kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi menulis.

2) Guru menjelaskan mengenai materi menulis narasi dan siswa menyimak.

3) Guru menugasi siswa menulis karangan.

4) Siswa mengerjakan tugas.

5) Siswa mengumpulkan tugas.

6) Siswa diminta maju membacakan pekerjaannya namun tidak satu pun

siswa yang bersedia maju.

7) Guru mengakhiri proses pembelajaran.

Beberapa kelemahan yang terlihat dalam kegiatan tindakan ini, yaitu :

1. Tidak adanya umpan balik kepada siswa , tentang seberapa jauh tingkat

pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.

2. Posisi lebih banyak di depan kelas, menyebabkan kurang interaksi dengan

siswa secara maksimal terutama siswa yang duduk dibagian belakang

ketika mengerjakan tugas menulis narasi.

3. Tidak menggunakan alat ajar lain selain buku pegangan

Page 54: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

4. Siswa terlihat belum sepenuhnya aktif dalam pembelajaran

5. Siswa masih kesulitan dalam membuat tulisan narasi. Terbukti dengan

banyak siswa yang masih bertanya dan takut salah dalam menulis.

1). Berikut ini nilai keterampilan menulis narasi siswa pada kondisi awal.

Tabel 2. Nilai Keterampilan Menulis Narasi pada Kondisi Awal

Kondisi Awal

No. Absen Nama Siswa Skor Tes Nilai

1 Aditya Cahyo N 30 60,0

2 Annisa Mardiah 31 62,0

3 Dimas Kurniawan 31 62,0

4 Adik Yudha K 28 56,0

5 Santika 34 68,0

6 Dwi Lestari 33 66,0

7 Isman Angga 28 56,0

8 Riski M Efendi 29 58,0

9 Fitri Mukharohmah 27 54,0

10 Gebi Ari amelia 29 58,0

11 Supreh Setyawati 31 62,0

12 Trian Adi Saputro 34 68,0

13 Ernita Dwi Febriani 33 66,0

14 Zhahra Ulva 34 68,0

15 Dedi Saputro 33 66,0

16 Putri Rahayu 33 66,0

17 Putri Sulistyoningsih 31 62,0

18 Febrian Oki M 33 66,0

19 Santi Puji Rahayu 32 64,0

20 Irvan 33 66,0

Page 55: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

Berdasarkan nilai di atas, maka distribusi keterampilan menulis narasi

pada kondisi awal pada siswa kelas V SD Negeri Dawung 2 Jenar Sragen

tahun ajaran 2009/2010 dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut.

Tabel 3. Kategori Hasil Tes Keterampilan Menulis Narasi Kondisi awal

Kategori Interval Frekuensi %

Sangat baik 85 – 100 0 0,0

Baik 75 – 84 2 9,1

Cukup 60 – 74 14 63,6

Kurang 40 – 59 6 27,3

Sangat Kurang 0 – 39 0 0,0

Jumlah 22 100,0

Data tabel 3 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa

mempunyai keterampilan yang cukup rendah dalam menulis narasi. Rincian

data tersebut dijelaskan sebagai berikut. Dari jumlah keseluruhan 20 siswa, 2

siswa diantaranya atau sebesar 9,1% termasuk dalam kategori baik dengan

nilai antara 75-84. Kategori cukup dengan nilai antara 60–74 dicapai oleh 14

orang siswa atau sebesar 63,6%. Kategori kurang dengan nilai antara 40-59

dicapai oleh 6 orang siswa atau sebesar 27,3%. Sementara itu, tidak ada siswa

atau 0,0% yang berhasil mendapat nilai dalam kategori sangat baik dan tidak

ada siswa atau 0,0% yang mendapat nilai dalam kategori sangat kurang.

Data tersebut menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai

dengan kategori baik adalah siswa yang sudah dapat menyusun narasi dengan

benar meskipun belum dilakukan secara sempurna. Siswa tersebut sudah dapat

menggunakan imajinasi dengan baik, sehingga karangan terlihat hidup.

Sedangakan siswa yang memperoleh nilai dengan kategori kurang baik adalah

siswa yang menyusun narasi kurang sempurna, kurang tepat dalam

menggunakan imajinasi, sehingga hasil karangan siswa tidak bisa hidup secara

sempurna, pembaca tidak dapat ikut merasakan hal-hal yang ditulis oleh

siswa.

Page 56: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

Hasil keterampilan siswa dalam menulis narasi pada tabel 3 merupakan

gabungan dari 10 aspek keterampilan menulis narasi. Sepuluh aspek yang

dinilai dalam tes keterampilan menulis narasi yaitu, (1) aspek kesesuaian judul

dengan isi; (2) aspek pemilihan kata; (3) aspek ejaan dan tanda baca; (4) aspek

kerapian tulisan; (5) aspek kohesi dan koherensi; (6) aspek kesan hidup; (7)

aspek imajinasi; (8) aspek keterlibatan pancaindera; (9) aspek menunjukan

objek yang ditulis; dan (10) aspek memusatkan uraian pada objek. Adapun

nilai rata-rata keterampilan menulis narasi kondisi awal pada setiap aspek

tersebut secara umum dapat digambarkan dalam tebel 4 berikut.

Tabel 4. Hasil Nilai Rata-rata Setiap Aspek

No Aspek Penilaian Nilai Rata-rata Kategori

I Aspek penulisan

1. Kesesuaian judul dengan isi 70,91 Cukup Baik

2. Pilihan kata 63,64 Cukup Baik

3. Ejaan dan tanda baca 57,27 Kurang Baik

4. Kerapian tulisan 63,64 Cukup Baik

5. Kohesi dan Koherensi 58,18 Kurang Baik

II Kaidah penulisan narasi

6. Kesan hidup 62,73 Cukup Baik

7. Imajinasi 62,73 Cukup Baik

8. Keterlibatan aspek pancaindera 63,64 Cukup Baik

9. Menunjukkan objek yang ditulis 64,55 Cukup Baik

10. Memusatkan uraian pada objek

yang ditulis 65,45 Cukup Baik

Rata-rata 63,27 Cukup Baik

Data tersebut menunjukkan bahwa kelas V SD Negeri Dawung 2 Jenar

Sragen memiliki keterampilan menulis narasi yang relatif rendah. Hal ini

terlihat dari rata-rata nilai klasikal sebesar 63,27 yang termasuk dalam

kategori cukup baik yaitu berada pada rentang nilai antara 60-74. Rendahnya

Page 57: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

keterampilan menulis narasi tersebut tampak dalam hal siswa masih kurang

dalam kemampuan menuangkan ide dalam bentuk narasi. Para siswa juga

masih kurang dalam menceritakan pengalaman atau gagasan secara tertulis.

Pada waktu pelajaran menulis narasi para siswa mengalami kesulitan untuk

memulai menuliskan gagasan-gagasan, waktu yang sudah ditentukan dalam

pelajaran menulis narasi dirasa masih kurang. Ini terbukti para siswa tidak

dapat menyelesaikan hasil dalam menulis narasi itu hingga lengkap.

Pemerolehan nilai pada aspek kesesuaian antara judul dengan isi sudah

termasuk dalam kategori cukup baik dengan nilai rata-rata sebesar 70,91. Hal

ini dibuktikan dengan judul yang dibuat oleh siswa kurang sesuai dengan isi

karangan. Pemerolehan nilai pada aspek pemilihan kata/diksi sudah termasuk

dalam kategori cukup baik dengan nilai rata-rata sebesar 63,64, dalam aspek

ini biasanya siswa melakukan kesalahan pada pemilihan kata yang kurang

sesuai. Hal ini membuat pembaca kurang bisa begitu mengena dengan apa

yang ingin digambarkan penulis. Pemerolehan nilai pada aspek ejaan dan

tanda baca termasuk dalam kategori kurang baik dengan nilai rata-rata sebesar

57,27. Hal ini dibuktikan dengan kesalahan yang sering dilakukan siswa pada

aspek ejaan dan tanda baca yaitu biasanya siswa lupa memberikan tanda koma

setelah kata “ setelah itu, oleh karena itu, dan sementara itu”.

Pemerolehan nilai pada aspek kerapian tulisan sudah termasuk dalam

kategori cukup baik dengan nilai rata-rata sebesar 63,64. Kesalahan yang

dilakukan pada aspek kerapian tulisan biasanya siswa mencoret kata-kata yang

salah atau mentipe-xnya. Hal ini akan mengakibatkan tulisan menjadi tidak

rapi. Pemerolehan nilai pada aspek kohesi dan koherensi termasuk dalam

kategoi kurang baik dengan nilai rata-rata sebesar 58,18. Kesalahan yang

dilakukan siswa pada aspek kohesi dan koherensi ini biasanya siswa terlalu

asyik menulis sehinngga yang seharusnya diberi tanda koma dan titik tidak

dilakukan. Hal ini akan mengakibatkan keterpaduan isi antar kalimat tidak

jelas. Pemerolehan nilai pada aspek kesan hidup sudah termasuk dalam

kategori cukup baik dengan nilai rata-rata sebesar 62,73. Kesalahan yang

dilakukan siswa pada aspek kesan hidup adalah bahwa sebagian siswa kurang

Page 58: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

bisa melukiskan objek dengan sempurna. Siswa biasanya hanya melukiskan

keadaan objek sebagian saja tidak secara keseluruhan.

Pemerolehan nilai pada aspek imajinasi sudah termasuk dalam kategori

cukup baik dengan nilai rata-rata sebesar 62,73. Siswa membuat pengelolaan

idenya hanya dapat membuat pembaca seolah-olah melihat hal-hal yang ditulis

siswa. Dengan demikian, dalam karangan deskripsi yang dibuat siswa

pengelolaan idenya belum bisa membuat pembaca merasa seolah-olah dapat

melihat, mendengar, dan merasakan apa yang ditulis. Pemerolehan nilai pada

aspek keterlibatan pancaindera termasuk dalam kategori cukup baik dengan

nilai rata-rata sebesar 63,64. Biasanya siswa hanya menggunakan dua

pancaindra dalam menulis narasi yaitu indra penglihatan dan pendengaran

sehingga dalam karangan siswa belum terlihat penggunaan pancaindera secara

keseluruhan.

Pemerolehan nilai pada aspek menunjukkan objek yang ditulis sudah

termasuk dalam kategori cukup baik dengan nilai rata-rata sebesar 64,55.

Kesalahan yang terjadi pada aspek menunjukkan objek yang ditulis biasanya

siswa hanya menunjukkan pada letak dan bentuk objek saja. Pemerolehan nilai

pada aspek memusatkan uraian pada objek yang ditulis sudah termasuk dalam

kategori cukup baik dengan nilai rata-rata sebesar 65,45. Kesalahan yang

terjadi pada aspek memusatkan uraian pada objek yang ditulis pada umumnya

di dalam karangan yang dibuat siswa itu melibatkan setengah objek lain.

Dari hasil penelitian kondisi awal dapat disimpulkan bahwa

kemampuan siswa kelas V SD Negeri Dawung 2 Jenar Sragen dalam menulis

narasi menunjukkan kategori cukup baik. Berdasarkan hasil keterampilan pada

kondisi awal tersebut maka peneliti ingin meningkatkan lagi hasil kemampuan

menulis narasi siswa kelas V SD Negeri Dawung 2 Jenar Sragen. Peningkatan

tindakan tersebut dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II

dengan pembelajaran menggunakan media gambar.

Page 59: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

a. Siklus I

Tindakan Siklus I dilaksanakan pada tanggal 26 April 2010 dan Rabu 28

April 2010. Siklus I dilaksanakan dengan 2 kali pertemuan. Tiap-tiap pertemuan

terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Tahap-tahap yang dilaksanakan

adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

1) Guru merancang skenario pembelajaran menulis narasi dengan media

gambar seri , yakni dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a) Guru membuka pelajaran.

b) Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengalaman siswa yang

berkaitan dengan materi menulis narasi.

c) Guru menjelaskan materi menulis narasi dan siswa menyimak.

d) Guru memberikan contoh secara lisan berdasarkan dari majalah Bobo.

e) Guru memberikan umpan balik dari materi yang telah diberikan.

f) Guru memasang gambar seri pada papan tulis.

g) Siswa mengerjakan tugas.

h) Siswa mengumpulkan tugas

i) Guru menugasi siswa untuk membacakan pekerjaannya di depan kelas.

j) Guru mengakhiri pembelajaran.

2) Guru menyusun rencana pembelajaran (RP) untuk materi menulis narasi

berdasarkan silabus dari sekolah.

3) Guru mempersiapkan media pembelajaran berupa gambar berseri.

4) Guru menyusun instrumen penelitian berupa tes. Instrument tes dinilai dari

hasil pekerjaan siswa dalam menulis narasi. Contoh hasil pekerjaan siswa

dapat dilihat dalam lampiran.

. Dari hasil observasi proses pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas V dan

prestasi belajar sebelum diberikan tindakan, dapat diperoleh hasil sebagai data

awal yang dapat dilihat pada lampiran.

b. Pelaksanaan.

Tindakan I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin 26 April- 28

April 2010 selama dua jam pelajaran di ruang kelas V SD Negeri Dawung 2.

Page 60: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

Dalam pelaksanaan tindakan I pertemuan pertama ini guru mengajar menulis

narasi dengan menggunakan media gambar seri yang telah di rencanakan.

Berikut ini nilai hasil tes keterampilan menulis narasi pada siswa kelas V

SD Negeri Dawung 2 Jenar Sragen setelah siklus I.

Tabel 5. Nilai Keterampilan Menulis Narasi Siklus I

No. Absen Nama Siswa Siklus I Skor Tes Nilai

1 Aditya Cahyo N 34 68,0

2 Annisa Mardiah 32 64,0

3 Dimas Kurniawan 36 72,0

4 Adik Yudha K 37 74,0

5 Santika 33 66,0

6 Dwi Lestari 40 80,0

7 Isman Angga 33 66,0

8 Riski M Efendi 38 76,0

9 Fitri Mukharohmah 36 72,0

10 Gebi Ari amelia 35 70,0

11 Supreh Setyawati 40 80,0

12 Trian Adi Saputro 38 76,0

13 Ernita Dwi Febriani 37 74,0

14 Zhahra Ulva 39 78,0

15 Dedi Saputro 34 68,0

16 Putri Rahayu 39 78,0

17 Putri Sulistyoningsih 35 70,0

18 Febrian Oki M 40 80,0

19 Santi Puji Rahayu 41 82,0

20 Irvan 38 76,0

Hasil tes keterampilan menulis narasi siklus I ini merupakan data awal

setelah diberlakukannya tindakan pembelajaran dengan menggunakan media

Page 61: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

gambar. Kriteria penilaian pada siklus I ini meliputi 10 aspek penilaian, yaitu :

(1) kesesuaian judul dengan isi; (2) pemilian kata; (3) ejaan dan tanda baca;

(4) kerapian tulisan; (5) kohesi dan koherensi; (6) kesan hidup; (7) imajinasi

(8) keterlibatan aspek pancaindera; (9) menunjukan objek yang ditulis; dan

(10) memusatkan uraian pada objek. Hasil tes keterampilan menulis narasi

siklus I dengan media gambar dapat dilihat pada tabel 6 berikut.

Tabel 6. Kategori Hasil Tes Keterampilan Menulis Narasi Siklus I

Kategori Interval Frekuensi %

Sangat baik 85 – 100 2 9,1

Baik 75 – 84 6 27,3

Cukup 60 – 74 11 50,0

Kurang 40 – 59 3 13,6

Sangat Kurang 0 – 39 0 0,0

Jumlah 22 100,0

Data pada tabel 6 di atas menunjukkan bahwa tes kemampuan siswa

dalam menulis narasi dengan media gambar secara klasikal. Kategori sangat

baik hanya dicapai oleh 2 orang siswa atau 9,1% dengan nilai antara 85-100.

Kategori baik sebanyak 6 siswa atau sebesar 27,3% dengan nilai antara 75-84.

Kategori cukup baik sebanyak 11 siswa atau sebesar 50% dengan nilai antara

60-74. Kategori kurang sebanyak 3 orang siswa atau 13,6% dengan nilai

antara 40-59. Sementara itu tidak ada satu pun siswa atau 0,00% yang

mendapat nilai dalam kategori sangat kurang.

Data tersebut menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai

dengan kategori sangat baik adalah siswa sudah dapat menyusun narasi

dengan sempurna, siswa tersebut sudah dapat memusatkan uraian pada objek

secara sempurna dalam menyusun narasi. Hal ini dapat dijadikan teladan bagi

siswa yang belum dapat menyesuaikan objek secara sempurna, dan harus

dipertahankan dalam pembelajaran siklus II. Sedangkan siswa yang

memperoleh nilai dengan kategori kurang adalah siswa yang menyusun narasi

kurang sempurna, siswa tersebut belum dapat memunculkan ide dengan baik

Page 62: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

sehingga hasil karangannya tidak bisa hidup secara sempurna, hanya membuat

pembaca seolah-olah melihat hal yang ditulis. Hal ini perlu dijadikan bahan

refleksi dengan segera mencari solusi yang tepat agar siswa yang belum dapat

memunculkan idenya dengan baik dapat diatasi, sehingga dalam pembelajaran

siklus II siswa sudah dapat memunculkan idenya dengan sangat baik, hasil

karangannya bisa hidup secara sempurna dan membuat pembaca seolah-olah

dapat melihat, mendengar, dan ikut merasakan hal-hal yang ditulis. Pada

siklus I, hasil tes keterampilan menulis narasi masih menunjukkan kategori

cukup baik dan belum mencapai target maksimal pencapaian nilai rata-rata

kelas 80,00.

Hasil keterampilan siswa dalam menulis paragraf narasi pada tabel 5

merupakan gabungan dari 10 aspek keterampilan menulis narasi. Sepuluh

aspek yang dinilai dalam tes keterampilan menulis narasi dengan

menggunakan media gambar yaitu, (1) aspek kesesuaian judul dengan isi; (2)

aspek pemilihan kata; (3) aspek ejaan dan tanda baca; (4) aspek kerapian

tulisan; (5) aspek kohesi dan koherensi; (6) aspek kesan hidup; (7) aspek

imajinasi; (8) aspek keterlibatan pancaindera; (9) aspek menunjukan objek

yang ditulis; dan (10) aspek memusatkan uraian pada objek. Adapun nilai

rata-rata keterampilan menulis narasi siklus I pada setiap aspek tersebut secara

umum dapat digambarkan dalam tabel 7 berikut.

Tabel 7. Hasil Nilai Rata-rata Setiap Aspek pada Siklus I

No Aspek Penilaian

Nilai

Rata-rata Kategori

I Aspek penulisan

1. Kesesuaian judul dengan isi 75,45 Baik

2. Pilihan kata 71,82 Cukup Baik

3. Ejaan dan tanda baca 70,91 Cukup Baik

4. Kerapian tulisan 80,91 Baik

5. Kohesi dan Koherensi 72,73 Cukup Baik

Page 63: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

II Kaidah narasi

6. Kesan hidup 71,82 Cukup Baik

7. Imajinasi 70,91 Cukup Baik

8. Keterlibatan aspek pancaindera 72,73 Cukup Baik

9. Menunjukkan objek yang ditulis 70,91 Cukup Baik

10. Memusatkan uraian pada objek

yang ditulis 75,45 Baik

Rata-rata 73,36 Cukup Baik

Data tersebut menunjukkan bahwa pada pembelajaran menulis narasi

siklus I siswa kelas V SD Negeri Dawung 2 Jenar Sragen memiliki rata-rata

nilai klasikal sebesar 73,36 yang termasuk dalam kategori cukup baik yaitu

berada pada rentang nilai antara 60-74. Pemerolehan nilai pada aspek

kesesuaian antara judul dengan isi sudah termasuk dalam kategori baik dengan

nilai rata-rata sebesar 775,45. Hal ini dibuktikan dengan judul yang dibuat

oleh siswa sudah sesuai dengan isi karangan. Pemerolehan nilai pada aspek

pemilihan kata/diksi sudah termasuk dalam kategori cukup baik dengan nilai

rata-rata sebesar 71,82, dalam aspek ini siswa masih melakukan kesalahan

pada pemilihan kata yang kurang sesuai. Hal ini membuat pembaca kurang

bisa begitu mengena dengan apa yang ingin digambarkan penulis.

Pemerolehan nilai pada aspek ejaan dan tanda baca termasuk dalam kategori

cukup baik dengan nilai rata-rata sebesar 70,91. Hal ini dibuktikan dengan

kesalahan yang dilakukan siswa biasanya siswa lupa memberikan tanda koma

dan tanda titik.

Pemerolehan nilai pada aspek kerapian tulisan sudah termasuk dalam

kategori baik dengan nilai rata-rata sebesar 80,91. Kesalahan yang dilakukan

pada aspek kerapian tulisan biasanya siswa mencoret kata-kata yang salah atau

mentipe-xnya. Pemerolehan nilai pada aspek kohesi dan koherensi termasuk

dalam kategoi cukup baik dengan nilai rata-rata sebesar 72,73. Kesalahan

yang dilakukan siswa pada aspek kohesi dan koherensi ini biasanya siswa

terlalu asyik menulis sehinngga yang seharusnya diberi tanda koma dan titik

Page 64: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

tidak dilakukan. Pemerolehan nilai pada aspek kesan hidup sudah termasuk

dalam kategori cukup baik dengan nilai rata-rata sebesar 71,82. Kesalahan

yang dilakukan siswa pada aspek kesan hidup biasanya siswa kurang bisa

melukiskan objek dengan sempurna.

Pemerolehan nilai pada aspek imajinasi sudah termasuk dalam kategori

cukup baik dengan nilai rata-rata sebesar 70,91. Siswa membuat pengelolaan

idenya hanya dapat membuat pembaca seolah-olah melihat hal-hal yang ditulis

siswa. Dengan demikian, dalam karangan deskripsi yang dibuat siswa

pengelolaan idenya belum bisa membuat pembaca merasa seolah-olah dapat

melihat, mendengar, dan merasakan apa yang ditulis. Pemerolehan nilai pada

aspek keterlibatan pancaindera termasuk dalam kategori cukup baik dengan

nilai rata-rata sebesar 72,73. Biasanya siswa hanya menggunakan dua

pancaindra dalam menulis narasi yaitu indra penglihatan dan pendengaran

sehingga dalam karangan siswa belum terlihat penggunaan pancaindera secara

keseluruhan.

Pemerolehan nilai pada aspek menunjukkan objek yang ditulis sudah

termasuk dalam kategori cukup baik dengan nilai rata-rata sebesar 70,91.

Kesalahan yang terjadi pada aspek menunjukkan objek yang ditulis biasanya

siswa hanya menunjukkan pada letak dan bentuk objek saja. Pemerolehan nilai

pada aspek memusatkan uraian pada objek yang ditulis sudah termasuk dalam

kategori baik dengan nilai rata-rata sebesar 75,45. Kesalahan yang terjadi pada

aspek memusatkan uraian pada objek yang ditulis pada umumnya di dalam

karangan yang dibuat siswa itu melibatkan setengah objek lain.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa dari sepuluh aspek dalam

keterampilan menulis narasi siklus I, hanya ada satu aspek yang berhasil

mencapai nilai batas ketuntasan belajar klasikal sebesar 80,00. Aspek tersebut

adalah aspek kerapian tulisan. Sembilan aspek yang lain belum mencapai nilai

batas ketuntasan belajar klasikal. Oleh karena itu, diperlukan tindakan-

tindakan yang tepat untuk meningkatkan hasil nilai pada setiap aspek dalam

menulis narasi.

Page 65: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

Data tabel 7 menunjukkan rata-rata skor dalam aspek kesesuaian antara

judul dengan isi sebesar 75,45 dan termasuk kategori baik. Data tersebut

membuktikan bahwa kemampuan siswa pada aspek kesesuaian antara judul

dengan isi sudah dapat dikatakan cukup baik. Data tersebut menunjukkan

bahwa siswa yang termasuk dalam kategori sangat baik adalah siswa yang

sudah dapat membuat narasi sesuai dengan judulnya. Hal ini dapat dijadikan

teladan bagi siswa yang belum dapat menyesuaikan judul dengan isi

karangannya, dan harus dipertahankan dalam pembelajaran siklus II.

Sedangkan siswa yang memperoleh nilai dengan kategori kurang adalah siswa

yang membuat judul karangannya kurang sesuai dengan isi karangan yang

dibuat, ini disebabkan karena siswa ingin membuat judul yang menarik tapi

malah membuat kesalahan, yaitu ketidaksesuaian antara judul dengan isi

karangan. Hal ini perlu dijadikan bahan refleksi dengan segera mencari solusi

yang tepat agar siswa yang belum dapat menyesuaikan judul dengan isi

karangan dapat diatasi, sehingga dalam pembelajaran siklus II siswa sudah

dapat menyesuaikan judul dengan isi karangannya.

Hasil keterampilan dari aspek pemilihan kata/diksi dapat dilihat pada

tabel 7. Data tabel 7 menunjukkan rata-rata skor dalam aspek pemilihan

kata/diksi sebesar 71,82 dan termasuk kategori cukup baik. Data tersebut

menunjukkan bahwa siswa yang termasuk dalam kategori sangat baik adalah

siswa yang sudah dapat menggunakan kata baku dalam membuat narasi. Hal

ini dapat dijadikan teladan bagi siswa yang belum dapat menggunakan kata-

kata baku dalam membuat narasi, dan harus dipertahankan dalam

pembelajaran siklus II. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai dengan

kategori kurang adalah siswa yang menggunakan kata-kata tidak baku dan

kata-kata yang tidak sesuai untuk menggambarkan suasana yang ingin

diceritakan dalam karangannya. Hal ini perlu dijadikan bahan refleksi dengan

segera mencari solusi yang tepat agar siswa yang belum dapat menggunakan

kata-kata baku dapat diatasi, sehingga dalam pembelajaran siklus II siswa

sudah dapat menggunakan kata baku dalam membuat narasi.

Page 66: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

Hasil tes dari aspek ejaan dan tanda baca dapat dilihat pada tabel

berikut. Data tabel 7 juga menunjukkan rata-rata skor dalam aspek ejaan dan

tanda baca sebesar 70,91 dan termasuk kategori cukup baik. Data tersebut

menunjukkan bahwa siswa yang termasuk dalam kategori sangat baik adalah

siswa yang sudah dapat menggunakan ejaan dan tanda baca secara sempurna

dalam membuat narasi. Hal ini dapat dijadikan teladan bagi siswa yang belum

dapat menggunakan ejaan dan tanda baca secara sempurn, dan harus

dipertahankan dalam pembelajaran siklus II. Sedangkan siswa yang

memperoleh nilai dengan kategori kurang adalah siswa yang menggunakan

ejaan dan tanda baca kurang sempurna, yaitu setelah tanda titik masih ada

siswa yang tidak menggunakan huruf kapital pada awal kalimat. Hal ini perlu

dijadikan bahan refleksi dengan segera mencari solusi yang tepat agar siswa

yang belum dapat menggunakan ejaan dan tanda baca secara sempurna dapat

diatasi, sehingga dalam pembelajaran siklus II siswa sudah dapat

menggunakan ejaan dan tanda baca secara sempurna dalam membuat narasi.

Hasil tes dari aspek kerapian tulisan dapat dilihat pada tabel yang

menunjukkan rata-rata skor dalam aspek kerapian tulisan sebesar 80,91 dan

termasuk kategori baik. Data tersebut menunjukkan bahwa siswa yang

termasuk dalam kategori sangat baik adalah siswa yang sudah dapat menulis

narasi dengan tulisan yang jelas dan bersih (tidak ada coretan maupun tipe-x).

Hal ini dapat dijadikan teladan bagi siswa yang belum dapat menulis narasi

dengan tulisan yang jelas dan bersih, dan harus dipertahankan dalam

pembelajaran siklus II. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai dengan

kategori cukup baik adalah siswa yang mencoret/mentipe-x kata-kata yang

salah sehingga menjadikan tulisan tidak rapi. Ada siswa yang menulis dengan

pensil supaya tidak melakukan kesalahan. Hal ini perlu dijadikan bahan

refleksi dengan segera mencari solusi yang tepat agar siswa yang

mencoret/mentipe-x kata-kata yang salah dan siswa yang menulis dengan

pensil dapat diatasi, sehingga dalam pembelajaran siklus II siswa sudah dapat

menulis narasi dengan tulisan yang jelas dan bersih (tidak ada coretan maupun

tipe-x).

Page 67: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

Hasil tes dari aspek kohesi dan koherensi dapat dilihat pada tabel yang

menunjukkan rata-rata skor dalam aspek kohesi dan koherensi sebesar 72,73

dan termasuk kategori cukup baik. Data tersebut menunjukkan bahwa siswa

yang termasuk dalam kategori sangat baik adalah siswa yang sudah dapat

menulis narasi dengan membentuk keterpaduan antarparagraf dan antarkalimat

sangat jelas. Hal ini dapat dijadikan teladan bagi siswa yang belum dapat

menulis narasi dengan membentuk keterpaduan antarparagraf dan antarkalimat

secara jelas, dan harus dipertahankan dalam pembelajaran siklus II. Sedangkan

siswa yang memperoleh nilai dengan kategori kurang baik adalah siswa yang

biasanya terlalu asyik menulis sehinngga yang seharusnya diberi tanda koma

dan tanda titik tidak dilakukan. Hal ini akan mengakibatkan keterpaduan isi

antar kalimat tidak jelas. Hal ini perlu dijadikan bahan refleksi dengan segera

mencari solusi yang tepat agar siswa yang belum dapat menulis narasi dengan

membentuk kohesi dan koherensi secara jelas dapat diatasi, sehingga dalam

pembelajaran siklus II siswa sudah dapat menulis narasi dapat menulis narasi

dengan membentuk keterpaduan antarparagraf dan antarkalimat sangat jelas.

Hasil tes dari aspek kesan hidup dapat dilihat pada tabel yang

menunjukkan rata-rata skor dalam aspek kesan hidup sebesar 71,82 dan

termasuk kategori cukup baik. Data tersebut menunjukkan bahwa siswa yang

termasuk dalam kategori sangat baik adalah siswa yang sudah dapat

melukiskan objek tulisan secara nyata, yaitu melukiskan objek sesuai dengan

keadaanya. Hal ini dapat dijadikan teladan bagi siswa yang belum dapat

menulis narasi dengan melukiskan objek tulisan secara nyata, dan harus

dipertahankan dalam pembelajaran siklus II. Sedangkan siswa yang

memperoleh nilai dengan kategori cukup baik adalah siswa yang siswa kurang

bisa melukiskan objek secara sempurna. Siswa hanya menggunakan satu

penginderaan dalam melukiskan suatu objek, sehingga objek tidak bisa

terlukis secara sempurna dalam karangan. Jadi, kesan hidup dalam karangan

siswa tidak bisa dirasakan dengan jelas. Hal ini perlu dijadikan bahan refleksi

dengan segera mencari solusi yang tepat agar siswa yang kurang bisa

melukiskan objek secara sempurna dapat diatasi, sehingga dalam

Page 68: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

pembelajaran siklus II siswa sudah dapat melukiskan objek tulisan secara

nyata, yaitu melukiskan objek sesuai dengan keadaanya.

Hasil tes dari aspek imajinasi dapat dilihat pada tabel yang

menunjukkan rata-rata skor dalam aspek imajinasi sebesar 70,91 dan termasuk

kategori cukup baik. Data tersebut menunjukkan bahwa siswa yang termasuk

dalam kategori sangat baik adalah siswa yang sudah dapat mengolah idenya

dengan sangat baik sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar,

dan ikut merasakan hal-hal yang ditulis. Hal ini dapat dijadikan teladan bagi

siswa yang belum dapat mengolah idenya dengan sangat baik dalam

menyusun narasi, dan harus dipertahankan dalam pembelajaran siklus II.

Sedangkan siswa yang memperoleh nilai dengan kategori cukup baik adalah

siswa yang hanya dapat membuat pembaca seolah-olah melihat hal-hal yang

ditulisnya. Kesalahan ini mengakibatkan karangan siswa tidak

menggambarkan objek secara sempurna, sehingga pembaca tidak bisa melihat,

mendengar, dan merasakan objek yang ditulis siswa tersebut. Hal ini perlu

dijadikan bahan refleksi dengan segera mencari solusi yang tepat agar siswa

yang kurang dapat mengolah idenya dengan baik dapat diatasi, sehingga

dalam pembelajaran siklus II sudah dapat mengolah idenya dengan sangat

baik.

Hasil tes dari keterlibatan aspek pancaindera dapat dilihat pada tabel

yang menunjukkan rata-rata skor dalam aspek keterlibatan pancaindera

sebesar 72,73 dan termasuk kategori cukup baik. Data tersebut menunjukkan

bahwa siswa yang termasuk dalam kategori sangat baik adalah siswa yang

sudah dapat melibatkan semua aspek pancaindera dalam karangannya. Hal ini

dapat dijadikan teladan bagi siswa yang belum dapat melibatkan semua aspek

pancaindera dalam menyusun narasi, dan harus dipertahankan dalam

pembelajaran siklus II. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai dengan

kategori cukup baik adalah masih banyaknya siswa yang menggunakan satu

pancaindera yaitu indera penglihatan dalam karangannya. siswa tidak

mengoptimalkan pencitraaan dalam karangannya. Hal ini akan mengakibatkan

karangan deskripsi yang dibuat siswa tidak bisa membuat pembaca merasakan

Page 69: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

secara keseluruhan tentang apa yang ingin digambarkan oleh siswa dalam

karangannya. Hal ini perlu dijadikan bahan refleksi dengan segera mencari

solusi yang tepat agar siswa yang menggunakan satu pancaindera dapat

diatasi, sehingga dalam pembelajaran siklus II sudah dapat melibatkan semua

aspek pancaindera dalam menyusun narasi.

Hasil tes dari aspek menunjukkan objek yang ditulis dapat dilihat pada

tabel yang menunjukkan rata-rata skor dalam aspek keterlibatan pancaindera

sebesar 70,91 dan termasuk kategori cukup baik. Data tersebut menunjukkan

bahwa semua siswa termasuk dalam kategori baik karena semua siswa dalam

membuat karangannya sudah bisa menunjukkan objek meski belum dilakukan

secara sempurna, sehingga hasil karangan siswa sudah tampak lebih baik. Hal

ini harus dipertahankan dalam pembelajaran siklus II dan perlu dijadikan

bahan refleksi dengan segera mencari solusi yang tepat agar semua siswa

dapat memperoleh skor dengan kategori baik dengan menunjukkan objek

secara keseluruhan, yaitu menunjukkan letak, warna, kondisi, dan kebersihan

objek dalam menyusun narasi.

Hasil tes dari aspek memusatkan uraian pada objek dapat dilihat pada

tabel yang menunjukkan rata-rata skor dalam aspek keterlibatan pancaindera

sebesar 75,45 dan termasuk kategori baik. Data tersebut menunjukkan bahwa

siswa yang termasuk dalam kategori sangat baik adalah siswa yang sudah

dapat memusatkan uraian pada hal-hal yang berhubungan dengan objek

tulisan. Hal ini dapat dijadikan teladan bagi siswa yang belum dapat

memusatkan uraian pada hal-hal yang berhubungan dengan objek tulisan

dalam menyusun narasi, dan harus dipertahankan dalam pembelajaran siklus

II. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai dengan kategori cukup baik

adalah siswa yang sudah bisa memusatkan uraian pada hal-hal yang

berhubungan dengan objek penulisan, meskipun belum dilakukan secara

sempurna dan masih terjadi kesalahan. Hal ini perlu dijadikan bahan refleksi

dengan segera mencari solusi yang tepat agar siswa yang belum memusatkan

uraian pada hal-hal yang berhubungan dengan objek dapat diatasi, sehingga

dalam pembelajaran siklus II semua siswa sudah memusatkan uraian pada hal-

Page 70: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

hal yang berhubungan dengan objek secara sempurna dan tidak akan terjadi

kesalahan.

c. Observasi Siklus I

Observasi dilakukan selama proses pembelajaran menulis narasi

dengan media gambar seri pada siswa kelas V SD Negeri Dawung 2 Jenar

Sragen. Observasi dilakukan oleh peneliti sebagai guru dan juga dibantu oleh

seorang teman peneliti. Hal ini dilakukan agar hasil observasi dapat lebih baik

karena segala tindakan yang dilakukan oleh siswa dapat terpantau oleh

observer. Kegiatan observasi difokuskan pada jenis perilaku siswa dalam

pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan media gambar seri. Berikut

akan dipaparkan tabel hasil obervasi pada siklus I.

Tabel 8. Hasil Observasi Siklus I

No. Aspek yang Diamati Frekuensi %

I Keaktifan mendengarkan/memperhatikan

penjelasan guru :

1. Mendengarkan/memperhatikan penjelasan

guru

17 77,3

2. Memperhatikan media pembelajaran yang

digunakan

20 90,9

3. Mengajukan pertanyaan jika mengalami

kesulitan dalam proses pembelajaran

1 4,5

II Keaktifan siswa selama proses pembelajaran

menulis narasi dari awal sampai akhir

4. Aktif dalam menulis narasi secara individu 16 72,7

5. Bercerita sama teman sebangku 2 9,1

6. Berusaha melihat pekerjaan teman 3 13,6

7. Bermain-main 1 4,5

8. Izin ke kamar kecil. 2 9,1

Page 71: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

Berdasarkan data pada tabel 8 tersebut dapat dideskripsikan bahwa

hasil observasi pada siklus I hampir sebagian siswa sudah memperhatikan/

mendengarkan penjelasan guru yaitu sebanyak 21 siswa atau sebesar 77,3%.

Pemerolehan nilai siswa yang memperhatikan media pembelajaran sebanyak

20 orang siswa atau sebesar 90,9%. Pemerolehan nilai siswa yang mengajukan

pertanyaan jika mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran sebanyak 1

orang siswa atau sebesar 4,5%. Pemerolehan nilai siswa yang aktif dalam

menulis narasi secara individu sebanyak 16 orang siswa atau sebesar 72,7%.

Pemerolehan nilai siswa yang bercerita sama teman sebangku sebanyak 2

orang siswa atau sebesar 9,1%. Pemerolehan nilai siswa yang berusaha

melihat pekerjaan teman sebanyak 3 orang siswa atau sebesar 13,6%.

Pemerolehan nilai siswa yang bermain-main sebanyak 1 orang siswa atau

sebesar 4,5%. Pemerolehan nilai siswa yang izin ke kamar kecil sebanyak 2

orang siswa atau sebesar 9,1%. Data tersebut menunjukkan bahwa beberapa

siswa memiliki sikap yang cukup baik dalam pembelajaran. Meskipun

demikian beberapa siswa masih ada yang memiliki sikap negatif dan kurang

bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran menulis narasi dengan

menggunakan media gambar. Hal ini dikarenakan siswa belum siap

menyesuaikan pola pembelajaran yang diterapkan guru. Fenomena seperti itu

perlu mendapatkan perhatian yang lebih dari guru dan segera dicari solusinya

agar perilaku negatif yang muncul dalam pembelajaran dapat diatasi menjadi

perilaku yang lebih baik.

1) Hasil Wawancara

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada siklus I difokuskan pada

tiga orang yaitu satu siswa yang memperoleh nilai tinggi (responden I), satu

siswa yang memperoleh nilai sedang (responden II), dan satu siswa yang

memperoleh nilai rendah (responden III) pada hasil tes menulis narasi

menggunakan media gambar. Pada wawancara siklus I mengungkap 7 butir

pertanyaan sebagai berkut: (1) apakah selama ini anda berminat dengan

pembelajaran menulis; (2) apakah anda senang mengikuti pembelajaran

Page 72: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

menulis narasi dengan media gambar; (3) apakah anda menyukai gambar-

gambar yang disajikan oleh guru; (4) apakah pembelajaran dengan media

gambar membuat anda termotivasi dan terbantu dalam menyusun narasi

dengan baik dan benar; (5) bagaimana perasaan anda ketika diminta menulis

narasi; (6) kesulitan apa yang anda hadapi ketika menulis narasi.

Wawancara pada siklus I dilakukan untuk mengetahui tanggapan siswa

dalam pembelajaran menulis. Dari hasil wawancara yang dilontarkan kepada

ketiga siswa tersebut responden I dan II yang mendapat nilai tinggi dan nilai

sedang merasa berminat dan sangat senang dengan adanya pembelajaran

menulis, sedangkan responden III yang mendapat nilai rendah merasa kurang

berminat dengan pembelajaran menulis. Pada dasarnya responden I yang

memperoleh nilai tinggi, responden II yang memperoleh nilai sedang, dan

responden III yang memperoleh nilai rendah merasa senang dengan

pembelajaran yang diberikan oleh guru yaitu dengan media gambar dalam

pembelajaran menulis narasi, selain menarik bagi siswa mereka juga merasa

pembelajaran dengan media gambar itu tidak membosankan. Media gambar

sangat membantu siswa untuk memunculkan ide-ide dalam menyusun

karangan dengan melihat gambar tersebut.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap ketiga siswa

tersebut, dapat diketahui bahwa semuanya mengatakan sangat senang dengan

gambar-gambar yang disajikan dalam pembelajaran, karena gambarnya sudah

jelas dan mudah dipahami sehingga dapat dinarasikan dalam bentuk paragraf.

Ketiga responden ini juga menyatakan tidak asing dengan gambar yang

disajikan oleh guru, gambarnya menarik dan merupakan gambar-gambar yang

pernah siswa lihat bahkan pernah dikunjungi oleh seluruh siswa, karena

gambarnya merupakan gambar suatu tempat pariwisata yang terdapat didaerah

tempat tinggal siswa.

Hasil wawancara dengan siswa yang memperoleh nilai tinggi, siswa

yang memperoleh nilai sedang, dan siswa yang memperoleh nilai rendah,

mereka sama-sama mengatakan bahwa pembelajaran dengan media gambar

membuat siswa termotivasi dan terbantu dalam menyusun narasi dengan baik

Page 73: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

dan benar. Gambar yang diberikan sudah mampu merangsang siswa untuk

menunculkan ide tentang hal-hal yang berkaitan dengan gambar tersebut dan

siswa dapat dengan bebas mengekspresikan gagasan dengan acuan gambar,

sehingga siswa lebih bebas merinci semua yang dilihatnya pada gambar, dan

menerjemahkan gambar tersebut dalam bentuk kata-kata atau kalimat.

Perasaan siswa saat diminta menulis narasi dengan media gambar yaitu

responden I dan II yang mendapat nilai tinggi dan sedang mengatakan bahwa

mereka merasa senang karena mereka sudah paham tentang narasi dan merasa

cukup dengan waktu yang telah ditentukan oleh guru. Sedangkan responden

III mengatakan bahwa pada mulanya senang, tetapi setelah guru (peneliti)

menentukan batas waktu untuk menulis karangan deskripsi responden III

merasa tidak bisa menyelesaikannya tepat waktu karena belum dapat ide dan

tidak semangat untuk mengerjakannya karena kurang percaya diri saat diminta

menulis narasi sehingga tidak yakin dengan karangan yang telah dibuat.

Dalam membuat narasi responden I dan II yang mendapat nilai tinggi dan

sedang menyatakan tidak mengalami kesulitan karena mereka merasa sudah

paham tentang narasi. Tetapi responden III yang mendapat nilai rendah

mengalami sedikit kesulitan yaitu dalam memulai menulis narasi, hal ini

dikarenakan siswa merasa kurang percaya diri saat diminta menulis narasi

sehingga tidak yakin dengan karangan yang telah dibuat dan kesulitan karena

merasa waktu yang ditentukan dalam menulis narasi kurang.

2) Hasil jurnal

Jurnal yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu jurnal

siswa dan jurnal guru. Kedua jurnal tersebut berisi ungkapan perasaan siswa

dan guru selama pembelajaran menulis narasi berlangsung. Jurnal siswa harus

diisi oleh semua siswa tanpa terkecuali. Pengisian jurnal tersebut dilakukan

pada akhir pembelajaran menulis narasi dengan media gambar. Tujuan

diadakan jurnal siswa ini untuk mengetahui segala sesuatu yang terjadi pada

saat berlangsungnya pembelajaran dan untuk mengungkap kesulitan-kesulitan

yang dihadapi siswa. Jurnal siswa meliputi lima pertanyaan, yaitu (1) apakah

Page 74: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

siswa senang mengikuti pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan

media gambar; (2) apakah siswa mengalami kesulitan dalam menulis narasi;

(3) bagaimana perasaan siswa setelah mendapat pembelajaran menulis narasi

dengan media gambar; (4) bagaimanakah pendapat siswa tentang cara

mengajar yang dilakukan guru; (5) pesan dan kesan siswa terhadap

pembelajaran menulis narasi dengan media gambar. Keadaan awal saat

pembagian jurnal siswa sangat mengesankan. Kegiatan baru ini cukup

membuat penasaran siswa, terlihat siswa tampak antusias ingin segera

mendapatkan jurnal dan ingin segera mengisinya. Keadaan ini dapatlah

dipahami karena sebelumnya siswa tidak pernah melakukan pengisian jurnal

diakhir pembelajaran. Setelah semua siswa mendapatkan bagiannya, siswa

segera mengisi jurnal tersebut dengan situasi yang tenang, Hasil jurnal yang

telah direkap selengkapnya diuraikan dibawah ini.

Tanggapan yang diberikan siswa selama mengikuti pembelajaran

menulis narasi dengan media gambar cukup mengesankan, seluruh siswa

menyatakan senang selama mengikuti pembelajaran menulis narasi dengan

media gambar. Pembelajaran dengan media gambar memberikan banyak

manfaat dan pengalaman baru yang bermakna bagi siswa sehingga siswa

merasa senang dan menikmati pembelajaran yang diberikan oleh guru

(peneliti). Walaupun siswa terlihat senang dengan pembelajaran menulis

narasi, kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa pun hanya sedikit yaitu,

kesulitan dalam memulai menulis narasi karena siswa merasa kurang percaya

diri saat diminta menulis narasi sehingga tidak yakin dengan karangan yang

telah dibuat dan kesulitan karena merasa waktu yang ditentukan dalam

menulis narasi kurang. Semua siswa merespon positif terhadap pembelajaran

menulis narasi. Perasaan mereka setelah mendapat pembelajaran menulis

narasi dengan media gambar yaitu senang, bangga, dan gembira. Hal ini

dikarenakan siswa lebih bisa memahami narasi sehingga lancar dalam

menyusun karangan deskripsi dan mendapat pengalaman baru dari

pembelajaran menulis narasi dengan media gambar. Walaupun semua siswa

mengatakan bahwa cara mengajar yang digunakan oleh guru adalah baik dan

Page 75: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

menyenangkan, namun ada 2 orang siswa yang mengatakan suara guru pada

saat menjelaskan didepan kurang keras. Hal itu dikatan oleh siswa yang

kebetulan duduk pojok belakang dan sering berbicara dengan teman sebangku.

Pesan dan kesan yang diberikan siswa selama pembelajaran menulis

narasi dengan media gambar berbeda-beda. Adapun pesan yang berupa

masukan yang diberikan siswa diantaranya adalah pembelajaran menulis

narasi perlu ditingkatkan menjadi lebih baik. Kesan yang diberikan siswa yaitu

siswa sangat senang karena media gambar dapat membantu siswa dalam

menyusun narasi.

Jurnal guru berisi segala hal yang dirasakan guru selama proses

pembelajaran berlangsung. Adapun hal-hal yang menjadi objek sasaran jurnal

guru ini adalah: (1) minat siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis narasi

dengan media gambar; (2) keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran

menulis narasi dengan media gambar; (3) situasi atau suasana kelas ketika

pembelajaran menulis narasi berlangsung; (4) pendapat tentang pengajaran

menulis narasi dengan menggunakan media gambar.

Berdasarkan objek sasaran yang diamati dan dirasakan peneliti saat

menjalankan pembelajaran yang tertuang dalam jurnal, dapat dijelaskan bahwa

guru belum puas terhadap proses pembelajaran karena ada beberapa siswa

yang belum sepenuhnya mengikuti pembelajaran menulis narasi dengan penuh

konsentrasi. Namun, guru merasa berhasil memberikan yang terbaik pada

siswa. Siswa merespon positif dan cukup antusias dalam mengikuti

pembelajaran karena siswa merasa penasaran dan cenderung ingin tahu.

Keaktifan siswa dalam mengikuti seluruh rangkaian kegiatan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru (peneliti) pada keadaan ini siswa

terlihat aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, meski masih terlihat satu

atau dua siswa yang asyik berbicara dan bermain sendiri. Situasi dan suasana

kelas ketika pembelajaran menulis narasi dengan media gambar cukup tenang

dan berlangsung dengan baik, meskipun masih ada beberapa siswa yang

membuat suasana kelas menjadi ramai. Namun, selama keseluruhan siswa

sudah mengikuti seluruh rangkaian pembelajaran menulis narasi dengan baik.

Page 76: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

Pendapat tentang pengajaran menulis narasi dengan menggunakan media

gambar, yaitu media yang digunakan sangat mendukung dalam proses

pembelajaran, siswa menjadi lebih kreatif karena cepat memunculkan ide-ide

dalam penyampaian pendapat melalui bentuk tulisan.

d. Refleksi Siklus I

Berdasarkan hasil tes menulis narasi pada siklus I dapat diketahui

bahwa nilai rata-rata tes menulis narasi siswa kelas V SD Negeri Dawung 2

Jenar Sragen adalah sebesar 73,36 atau dengan kategori cukup baik dengan

rentang nilai 60–74. Hasil tes tersebut belum memenuhi target ketuntasan

yang diharapkan yaitu sebesar 80,00 atau dengan kategori baik. Masih

minimnya hasil tes menulis narasi siswa dikarenakan pembelajaran dengan

media gambar yang diterapkan masih dirasa baru oleh siswa, sehingga cara

pembelajaran seperti ini merupakan proses awal bagi siswa untuk

menyesuaikan diri dalam belajar.

Setelah dilaksanakan pembelajaran menulis narasi dengan

menggunakan media gambar pada siklus I dapat diketahui bahwa media yang

digunakan guru banyak disukai oleh siswa. Hal ini terlihat pada minat dan

antusiasme siswa saat mengikuti pembelajaran membuat kemampuan siswa

dalam dalam menulis narasi meningkat. Berdasarkan hasil tes di akhir

pembelajaran siklus I membuktikan bahwa dengan media gambar hasil yang

diperoleh mengalami peningkatan dari kondisi awal.

Hasil tes menulis narasi secara klasikal sudah menunjukkan kategori

cukup baik dari tiap aspeknya, tetapi aspek kesesuaian judul dengan isi,

kerapian tulisan, kesan hidup, imajinasi, menunjukan objek yang ditulis, dan

memusatkan uraian pada objek meski tidak ada siswa yang memperoleh nilai

dengan kategori kurang, namun perlu ditingkatkan lagi karena belum sesuai

dengan target yang diharapkan. Demikian juga pada aspek penggunaan ejaan

dan tanda baca yang masih banyak terjadi kesalahan, pemilihan kata/diksi

yang kadang tidak sesuai, penggunaan pancaindera yang belum maksimal

yaitu biasanya siswa hanya menggunakan satu pancaindra, yaitu indra

Page 77: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

penglihatan, kohesi dan koherensi yang dibuat siswa belum dapat terlihat

dengan jelas juga perlu ditingkatkan lagi karena masih terdapat beberapa

siswa yang mendapat nilai dengan kategori kurang baik.

Berdasarkan hasil observasi, jurnal, dan wawancara diperoleh hasil

perubahan tingkah laku siswa dalam pembelajaran menulis narasi dengan

media gambar masih tergolong cukup baik dan belum mengalami perubahan

yang berarti. Dalam pembelajaran dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa

memiliki sikap yang cukup baik dalam proses pembelajaran. Mereka

mengatakan bahwa gambar yang diberikan sudah mampu merangsang siswa

untuk menunculkan ide tentang hal-hal yang berkaitan dengan gambar tersebut

dan siswa dapat dengan bebas mengekspresikan gagasan dengan acuan

gambar, sehingga siswa lebih bebas merinci semua yang dilihatnya pada

gambar, dan menerjemahkan gambar tersebut dalam bentuk kata-kata atau

kalimat. Mereka juga mengatakan bahwa pembelajaran dengan media gambar

memberikan banyak manfaat dan pengalaman baru yang bermakna bagi siswa

sehingga siswa merasa senang dan menikmati pembelajaran yang diberikan

oleh guru (peneliti). Meskipun demikian, Sikap sebagian siswa masih

menunjukkan tingkah laku yang negatif dalam menerima materi pembelajaran

dan belum berfokus pada penjelasan guru. Hal ini dapat dibuktikan dengan

adanya beberapa siswa yang membuat corat-coret di kertas, menulis sambil

berbicara, menulis sambil bermain-main, menulis sambil melihat pekerjaan

teman sebangkunya, berbicara sendiri di luar materi yang diajarkan.

Kemudian, masih ada siswa yang kurang bersemangat mengikuti kegiatan

pembelajaran, siswa kurang aktif dalam menulis narasi, serta siswa belum

berani dengan sendirinya maju kedepan kelas untuk presentasi. Tingkah laku

negatif yang ditunjukkan siswa ini mengakibatkan pembelajaran menulis

narasi kurang kondusif.

Kondisi yang ada pada siklus I meupakan permasalahan yang harus

dicari solusinya untuk kemudian diterapkan pada pembelajaran selanjutnya.

Dalam upaya meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran

dan kemampuan siswa dalam menulis narasi pada siklus II yang dilakukan

Page 78: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

guru (peneliti) berkenaan dengan upaya perbaikan untuk kemudian diterapkan

pada pembelajaran selanjutnya yaitu (1) guru perlu merencanakan kegiatan

pembelajaran yang lebih matang, mulai dari rencana kegiatan pembelajaran

yang lebih menarik dan lebih mudah untuk dipahami oleh siswa; (2) guru

perlu memberikan motivasi kepada siswa dengan cara membuat suasana lebih

santai sehingga siswa merasa senang dan semangat untuk mengikuti

pembelajaran; (3) guru memberikan penjelasan mengenai kesalahan-kesalahan

yang dilakukan siswa dalam menulis narasi; (4) guru mengubah panjang

karangan yang harus ditulis siswa, yaitu yang tadinya minimal tiga paragraf

menjadi dua paragraf; dan (4) guru juga merubah tempat duduk siswa, agar

siswa merasakan suasana yang berbeda. Perbaikan-perbaikan ini diharapkan

dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis narasi, dan untuk

mengatasi kekurangan-kekurangan dan permasalahan-permasalahan yang

terdapat pada siklus I.

b. Siklus II

Siklus II adalah pembelajaran menulis narasi dengan media

gambar tahap kedua. Penelitian siklus II ini dilakukan dengan rencana

dan persiapan yang lebih matang dibandingkan dengan siklus I. Dengan

adanya perbaikan-perbaikan dalam pembelajaran di siklus II ini, maka

hasil penelitian yang berupa nilai tes kemampuan menulis narasi

mengalami peningkatan dari kategori baik ke kategori lebih baik lagi.

Meningkatnya nilai tes ini diikuti pula dengan adanya perubahan perilaku

siswa. Siswa menjadi aktif dan kreatif serta lebih antusias dalam

mengikuti pembelajaran yang menggunakan media gambar.

a. Perencanaan

Tahap perencanaan tindakan II pertemuan pertama meliputi

kegiatan sebagai berikut :

1) Guru membuka pelajaran

2) Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengalaman siswa

yang berkaitan dengan materi menulis narasi.

Page 79: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

3) Guru menjelaskan materi menulis narasi dan siswa menyimak

4) Guru memberi contoh secara lisan berdasarkan gambar berseri dari

majalah Bobo.

5) Guru membagikan gambar berseri dan kertas folio kepada masing-

masing siswa.

6) Siswa dan guru bersama-sama mengurutkan gambar yang masih

acak.

7) Siswa mengerjakan tugas

8) Siswa mengumpulkan tugaas

9) Guru menugasi siswa untuk membacakan pekerjaannya di depan

kelas.

10) Guru mengakhiri pelajaran.

guru menyusun instrumen penelitian berupa tes, instrumen tes

didapat dari hasil pekerjaan siswa dalam menulis narasi. Contoh hasil

pekerjaan siswa dapat dilihat dalam lampiran.

Tahap perencanaan tindakan II pertemuan kedua meliputi

kegiatan sebagai berikut.

1) Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran pada pertemuan

terdahulu dengan mengadakan tanya jawan dengan siswa mengenai

materi menulis narasi.

2) Guru membagikan tugas yang telah dinilai

3) Guru membagikan hadiah kepada siswa yang mendapat nilai terbaik

4) Guru menjelaskan kesalahan siswa dalam mengerjakan tugas

tersebut kesalahan siswa adalah dalam hal ejaan.

5) Guru menjelaskan mengenai ejaan yang benar.

6) Guru mengakhiri pelajaran.

b. Pelaksanaan

Tindakan II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 9

Mei 2010 selama dua jam pelajaran ( 2 x 40 menit) di ruang kelas V SDN

Dawung 2. Dalam pelaksanaan tindakan II pertemuan pertama ini, guru

Page 80: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

mengaplikasikan solusi untuk mengatasi kekurangan pada proses

pembelajaran menulis narasi dalam siklus I.

Tindakan II pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari kamis,

14 Mei 2010 dalam 2 jam peklajaran (2 x 40 menit), media gambar

berseri yang digunakan adalah “Mendapat Juara”. Kegiatan belajar-

mengajar diawali dengan pendahuluan, guru menyapa siswa dan

melakukan presensi. Kemudian guru memberikan apersepsi serta

menyegarkan kembali ingatan siswa seputar materi yang telah dibahas

pada pertemuan yang lalu seperti “Coba sebutkan huruf besar itu

digunakan untuk kata yang bagaimana?” Guru juga menyinggung tentang

bentuk paragraf dan penyusunan kalimat dengan ejaan yang benar. Guru

mengadakan tanya-jawab kepada siswa mengenai materi menulis narasi

hingga waktu pelajaran habis..

Hasil selengkapnya mengenai tes dan nontes pada siklus II

diuraikan secara rinci berikut ini.

1) Data Hasil Tes Siklus II

Hasil data tes menulis narasi pada siklus II ini merupakan data kedua

setelah digunakan media gambar seri yang disertai dengan upaya perbaikan

pembelajaran. Kriteria penilaian dalam siklus II ini masih tetap sama dengan

siklus I yang meliputi 10 aspek penilaian, yaitu: (1) kesesuaian judul dengan

isi; (2)pemilihan kata; (3) ejaan dan tanda baca; (4) kerapian tulisan; (5)

kohesi dan koherensi; (6) kesan hidup; (7) imajinasi; (8) keterlibatan aspek

pancaindera; (9) menunjukan objek yang ditulis; dan (10) memusatkan uraian

pada objek. Hasil tes Keterampilan menulis narasi siklus II dengan

menggunakan media gambar dapat dilihat pada tabel 9 berikut.

Tabel 9. Nilai Keterampilan Menulis Narasi Setelah Siklus II

Siklus II

No. Absen Nama Siswa Skor Tes Nilai

1 Aditya Cahyo N 46 92,0

2 Annisa Mardiah 42 84,0

Page 81: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

3 Dimas Kurniawan 42 84,0

4 Adik Yudha K 42 84,0

5 Santika 40 80,0

6 Dwi Lestari 41 82,0

7 Isman Angga 41 82,0

8 Riski M Efendi 43 86,0

9 Fitri Mukharohmah 41 82,0

10 Gebi Ari Amelia 40 80,0

11 Supreh Setyawati 44 88,0

12 Trian Adi Saputro 41 82,0

13 Ernita Dwi Febriani 42 84,0

14 Zhahra Ulva 37 74,0

15 Dedi Saputro 39 78,0

16 Putri Rahayu 39 78,0

17 Putri Sulistyoningsih 39 78,0

18 Febrian Oki M 41 82,0

19 Santi Puji Rahayu 42 84,0

20 Irvan 38 76,0

Berdasarkan nilai di atas, maka distribusi keterampilan menulis narasi

setelah siklus II pada siswa kelas V SD Negeri Dawung 2 Jenar Sragen tahun

ajaran 2009/2010 dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut.

Tabel 10. Tes Hasil Keterampilan Menulis Narasi Siklus II

Kategori Interval Frekuensi %

Sangat baik 85 – 100 7 31,8

Baik 75 – 84 11 50,0

Cukup 60 – 74 4 18,2

Kurang 40 – 59 0 0,0

Sangat Kurang 0 – 39 0 0,0

Jumlah 22 100,0

Page 82: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

Data tabel 10 menunjukkan peningkatan rata-rata skor siswa dalam

menulis narasi setelah digunakan media gambar. Nilai dengan kategori sangat

baik meningkat dicapai oleh 7 orang siswa atau sebesar 31,8% dengan nilai

antara 85-100. Kategori baik sebanyak 11 orang siswa atau sebesar 50%

dengan nilai antara 75-84. Kategori cukup hanya diperoleh 4 orang siswa atau

18,2% dengan nilai antara 60-74. Sementara itu, tidak ada siswa atau 0,00%

yang mendapat nilai dalam kategori kurang dan sangat kurang atau gagal.

Data tersebut menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai

dengan kategori sangat baik adalah siswa sudah dapat menyusun narasi

dengan sempurna, siswa tersebuh sudah dapat memusatkan uraian pada objek

secara sempurna dalam menyusun narasi. Sedangkan siswa yang memperoleh

nilai dengan kategori cukup baik adalah siswa yang menyusun narasi cukup

sempurna, siswa tersebut sudah dapat memunculkan ide dengan baik namun

hasil karangannya kurang bisa hidup secara sempurna. Data tersebut

menunjukkan bahwa siswa dalam kegiatan pembelajaran sudah mengalami

peningkatan. Hal ini berarti siswa dapat menerima dengan baik penggunaan

media gambar dalam keterampilan menulis narasi

Hasil tes siswa dalam menulis paagraf deskripsi pada tabel 9

merupakan gabungan dari 10 aspek keterampilan menulis narasi. Sepuluh

aspek yang dinilai dalam tes keterampilan menulis narasi dengan

menggunakan media gambar yaitu, (1) aspek kesesuaian judul dengan isi; (2)

aspek pemilihan kata; (3) aspek ejaan dan tanda baca; (4) aspek kerapian

tulisan; (5) aspek kohesi dan koherensi; (6) aspek kesan hidup; (7) aspek

imajinasi; (8) aspek keterlibatan pancaindera; (9) aspek menunjukan objek

yang ditulis; dan (10) aspek memusatkan uraian pada objek. Adapun nilai rata-

rata keterampilan menulis narasi siklus II pada setiap aspek tersebut secara

umum dapat digambarkan dalam tabel 11 berikut.

Page 83: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

Tabel 11. Hasil Nilai Rata-rata Setiap Aspek Tes Keterampilan Menulis

Narasi Setelah Siklus II

No Aspek Penilaian

Nilai

Rata-rata Kategori

I Aspek penulisan

1. Kesesuaian judul dengan isi 88,18 Sangat Baik

2. Pilihan kata 74,55 Cukup Baik

3. Ejaan dan tanda baca 73,64 Cukup Baik

4. Kerapian tulisan 87,27 Sangat Baik

5. Kohesi dan Koherensi 82,73 Baik

II Kaidah narasi

6. Kesan hidup 83,64 Baik

7. Imajinasi 82,73 Baik

8. Keterlibatan aspek pancaindera 83,64 Baik

9. Menunjukkan objek yang ditulis 81,82 Baik

10. Memusatkan uraian pada objek

yang ditulis 89,09 Sangat Baik

Rata-rata 82,73 Baik

Data tersebut menunjukkan bahwa pada pembelajaran menulis narasi

siklus II siswa kelas V SD Negeri Dawung 2 Jenar Sragen memiliki rata-rata

nilai klasikal sebesar 82,73 yang termasuk dalam kategori baik yaitu berada

pada rentang nilai antara 75-84. Rata-rata skor yang dicapai siswa pada siklus

II ini sebesar 82,73 dan termasuk dalam kategori baik. Nilai rata-rata tersebut

dapat dikatakan sudah memuaskan karena sudah sesuai dengan target yang

ingin dicapai oleh guru (peneliti) yaitu sebesar 80,00. Rata-rata skor pada

siklus II ini menunjukkan peningkatan sebesar 9,36 dibandingkan dengan rata-

rata skor pada siklus I dan 19,45 dibandingkan dengan rata-rata skor pada

kondisi awal.

Pemerolehan nilai pada aspek kesesuaian antara judul dengan isi

sangat memuaskan karena sudah termasuk dalam kategori sangat baik dengan

Page 84: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

nilai rata-rata sebesar 88,18. Hal ini dibuktikan bahwa seluruh siswa sudah

dapat membuat judul sesuai dengan isi karangan. Pemerolehan nilai pada

aspek pemilihan kata/diksi sudah termasuk dalam kategori cukup baik dengan

nilai rata-rata sebesar 774.55, dalam aspek ini siswa masih melakukan

kesalahan yang sama seperti pada siklus I, yaitu pada pemilihan kata yang

kurang sesuai. Hal ini membuat pembaca kurang bisa begitu mengena dengan

apa yang ingin digambarkan penulis. Pemerolehan nilai pada aspek ejaan dan

tanda baca termasuk dalam kategori cukup baik dengan nilai rata-rata sebesar

73,64. Dalam aspek ini siswa masih melakukan kesalahan yang sama seperti

pada siklus I, yaitu kesalahan yang dilakukan siswa lupa memberikan tanda

koma dan tanda titik.

Pemerolehan nilai pada aspek kerapian tulisan sudah termasuk dalam

kategori sangat baik dengan nilai rata-rata sebesar 87,27. Kesalahan yang

dilakukan pada aspek kerapian tulisan hanya beberapa siswa yang masih

mencoret kata-kata yang salah atau mentipe-xnya. Pemerolehan nilai pada

aspek kohesi dan koherensi termasuk dalam kategoi baik dengan nilai rata-rata

sebesar 82,73. Hanya beberapa siswa yang masih melakukan kesalahan yaitu

siswa terlalu asyik menulis sehingga yang seharusnya diberi tanda koma dan

titik tidak dilakukan. Pemerolehan nilai pada aspek kesan hidup sudah

termasuk dalam kategori baik dengan nilai rata-rata sebesar 83,64. Kesalahan

yang dilakukan siswa pada aspek kesan hidup masih ada beberapa siswa yang

kurang bisa melukiskan objek dengan sempurna.

Pemerolehan nilai pada aspek imajinasi sudah termasuk dalam kategori

baik dengan nilai rata-rata sebesar 82,73. Masih ada beberapa siswa yang

membuat pengelolaan idenya kurang sempurna sehingga membuat pembaca

seolah-olah hanya melihat hal-hal yang ditulis siswa. Pemerolehan nilai pada

aspek keterlibatan pancaindera termasuk dalam kategori baik dengan nilai

rata-rata sebesar 83,64. Masih ada beberapa siswa yang hanya menggunakan

dua pancaindra dalam menulis narasi yaitu indra penglihatan dan pendengaran

sehingga dalam karangan siswa belum terlihat penggunaan pancaindera secara

keseluruhan.

Page 85: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

Pemerolehan nilai pada aspek menunjukkan objek yang ditulis sudah

termasuk dalam kategori baik dengan nilai rata-rata sebesar 81,82. Kesalahan

yang terjadi pada aspek ini masih ada beberapa siswa yang hanya

menunjukkan letak dan bentuk objek saja. Pemerolehan nilai pada aspek

memusatkan uraian pada objek yang ditulis sudah termasuk dalam kategori

sangat baik dengan nilai rata-rata sebesar 89,09. Kesalahan yang terjadi pada

aspek ini masih ada beberapa siswa yang dalam membuat karangannya itu

sedikit melibatkan objek lain.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa dari sepuluh aspek dalam

tes menulis narasi siklus II, ada lima aspek yang berhasil mencapai nilai batas

ketuntasan belajar klasikal. Bahkan kelima aspek tersebut berhasil mencapai

nilai rata-rata yang melebihi batas ketuntasan belajar klasikal. Aspek tersebut

adalah aspek kesesuaian judul dengan isi, kerapian tulisan, kohesi dan kohesi

dan koherensi, imajinasi, dan memusatkan uraian pada objek yang ditulis.

Lima aspek yang lain sudah baik meskipun belum mencapai nilai batas

ketuntasan belajar klasikal. Aspek tersebut adalah aspek kesan hidup, pilihan

kata, ejaan dan tanda baca, keterlibatan aspek pancaindera dan menunjukkan

objek yang ditulis karena aspek tersebut sudah mengalami peningkatan dari

siklus I.

Data tabel 11 menunjukkan rata-rata skor dalam aspek kesesuaian

antara judul dengan isi sebesar 88,18 dan termasuk kategori sangat baik. Data

tersebut membuktikan bahwa kemampuan siswa pada aspek kesesuaian antara

judul dengan isi sudah dapat dikatakan baik. Data tersebut menunjukkan

bahwa siswa yang termasuk dalam kategori sangat baik adalah siswa yang

sudah dapat membuat narasi sesuai dengan judulnya. Hal ini mengalami

peningkatan dari hasil siklus I. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai

dengan kategori cukup adalah siswa yang membuat judul karangannya kurang

sesuai dengan isi karangan yang dibuat. Kesalahan yang dibuat siswa pada

aspek ini pada umumnya telah terjadi penurunan bila dibandingkan dengan

siklus I Siswa telah mampu membuat judul yang sesuai dengan isi karangan

yang dibuatnya.

Page 86: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

Data tabel 11 juga menunjukkan rata-rata skor dalam aspek pemilihan

kata/diksi sebesar 74,55 dan termasuk dalam kategori cukup baik. Data

tersebut menunjukkan bahwa siswa yang termasuk dalam kategori baik adalah

siswa yang sudah dapat menggunakan kata baku dalam membuat narasi.

Sedangkan siswa yang memperoleh nilai dengan kategori cukup baik adalah

siswa yang menggunakan kata-kata kurang baku dan kata-kata yang tidak

kurang untuk menggambarkan suasana yang ingin diceritakan dalam

karangannya. Kesalahan yang dibuat siswa pada aspek ini pada umumnya

telah mengalami penurunan bila dibandingkan dengan hasil siklus I. Siswa

telah menggunakan kata-kata yang baku dalam menulis narasi dan

menggunakan kata-kata yang sesuai dengan suasana yang ingin dilukiskan

dalam karangannya.

Data tabel 11 menunjukkan rata-rata skor dalam aspek ejaan dan tanda

baca sebesar 73,64 dan termasuk kategori cukup baik. Data tersebut

menunjukkan bahwa siswa yang termasuk dalam kategori baik adalah siswa

yang sudah dapat menggunakan ejaan dan tanda baca dengan sempurna dalam

membuat narasi. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai dengan kategori

cukup baik adalah siswa yang menggunakan ejaan dan tanda baca kurang

sempurna. Kesalahan yang dibuat siswa pada aspek ini pada umumnya telah

mengalami penurunan bila dibandingkan dengan hasil siklus I. Tetapi masih

ada beberapa siswa yang menulis kata ”di” dan ”ke” yang berfungsi sebagai

kata depan ditulis serangkai.

Dari tabel 12 menunjukkan rata-rata skor dalam kerapian tulisan

sebesar 87,27 dan termasuk kategori sangat baik. Data tersebut menunjukkan

bahwa siswa yang termasuk dalam kategori sangat baik adalah siswa yang

sudah dapat menulis narasi dengan tulisan yang jelas dan bersih (tidak ada

coretan maupun tipe-x). Sedangkan siswa yang memperoleh nilai dengan

kategori cukup baik adalah siswa yang mencoret/mentipe-x kata-kata yang

salah sehingga menjadikan tulisan tidak rapi. Kesalahan yang dibuat siswa

pada aspek ini pada umumnya telah mengalami penurunan bila dibandingkan

dengan hasil siklus I. Siswa lebih hati-hati dalam menulis dan tidak lagi

Page 87: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

menggunakan pensil sebagai alat untuk menulis. Semua itu mengakibatkan

tulisan siswa tampak lebih rapi.

Dari tabel 7 menunjukkan rata-rata skor dalam aspek kohesi dan

koherensi sebesar 82,73 dan termasuk dalam kategori baik. Data tersebut

menunjukkan bahwa siswa yang termasuk dalam kategori sangat baik adalah

siswa yang sudah dapat menulis narasi dengan membentuk keterpaduan

antarparagraf dan antarkalimat sangat jelas. Sedangkan siswa yang

memperoleh nilai dengan kategori kurang baik adalah siswa yang biasanya

terlalu asyik menulis sehinngga yang seharusnya diberi tanda koma dan tanda

titik tidak dilakukan. Kesalahan yang dibuat siswa pada aspek ini pada

umumnya sama bila dibandingkan dengan hasil siklus I yaitu siswa terlalu

asyik menulis sehingga tidak memperhatikan tanda koma dan titik yang

seharusnya ada. Kesalahan tersebut mengakibatkan keterpaduan antarkalimat

dan antarparagraf tidak jelas.

Dari tabel 7 menunjukkan rata-rata skor dalam aspek kesan hidup

sebesar 83,64 dan termasuk dalam kategori baik. Data tersebut menunjukkan

bahwa siswa yang termasuk dalam kategori sangat baik adalah siswa yang

sudah dapat melukiskan objek tulisan secara nyata, yaitu melukiskan objek

sesuai dengan keadaanya. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai dengan

kategori cukup baik adalah siswa yang kurang bisa melukiskan objek secara

sempurna. Kesalahan yang dibuat siswa pada aspek ini pada umumnya telah

mengalami penurunan bila dibandingkan dengan hasil siklus I. Siswa sudah

bisa melukiskan objek secara sempurna dalam karangannya. Jadi, kesan hidup

dalam karangan siswa sudah bisa dirasakan dengan jelas oleh pembaca.

Data tabel 7 menunjukkan rata-rata skor dalam aspek imajinasi sebesar

82,73 dan termasuk dalam kategori baik. Data tersebut menunjukkan bahwa

siswa yang termasuk dalam kategori sangat baik adalah siswa yang sudah

dapat mengolah idenya dengan sangat baik sehingga pembaca seolah-olah

dapat melihat, mendengar, dan ikut merasakan hal-hal yang ditulis. Sedangkan

siswa yang memperoleh nilai dengan kategori cukup baik adalah siswa yang

hanya dapat membuat pembaca seolah-olah melihat hal-hal yang ditulisnya.

Page 88: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

Kesalahan yang dibuat siswa pada aspek ini pada umumnya telah mengalami

penurunan bila dibandingkan dengan hasil siklus I. Siswa sudah dapat

mengelola ide dalam karangan dengan baik meskipun belum sempurna,

sehingga membuat pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, dan ikut

merasakan objek yang ditulis oleh siswa tersebut.

Dari tabel 10 menunjukkan rata-rata skor dalam aspek keterlibatan

pancaindera sebesar 83,64 dan termasuk dalam kategori baik. Data tersebut

menunjukkan bahwa siswa yang termasuk dalam kategori sangat baik adalah

siswa yang sudah dapat melibatkan semua aspek pancaindera dalam

karangannya. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai dengan kategori cukup

baik adalah siswa yang menggunakan dua pancaindera dalam karangannya.

Kesalahan yang terjadi pada umumnya telah mengalami penurunan bila

dibandingkan dengan hasil siklus I. Dalam karangan yang dibuat siswa,

sebagian sudah menggunakan dua pancaindra yaitu indra penglihatan dan

pendengaran dan sebagian siswa sudah bisa mengoptimalkan penggunaan

pencitraan dalam karangannya.

Dari tabel 10 menunjukkan rata-rata skor dalam aspek menunjukkan

objek yang ditulis sebesar 81,82 dan termasuk dalam kategori baik. Data

tersebut menunjukkan bahwa siswa yang termasuk dalam kategori sangat baik

adalah siswa yang sudah dapat menunjukkan objek secara keseluruhan, yaitu

menunjukkan letak, warna, kondisi, dan kebersihan objek dalam menyusun

narasi. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai dengan kategori cukup baik

adalah siswa yang menunjukkan objek kurang sempurna. Kesalahan yang

dibuat siswa pada aspek ini pada umumnya telah mengalami penurunan bila

dibandingkan dengan hasil siklus I. Dalam karangan yang dibuat siswa sudah

bisa menunjukkan minimal letak, kondisi, dan bentuk objek meskipun belum

sempurna, sehingga hasil yang diperoleh siswa dalam aspek ini mengalami

peningkatan.

Data tabel 10 menunjukkan rata-rata skor dalam aspek memusatkan

uraian pada objek sebesar 89,09 dan termasuk dalam kategori sangat baik.Data

tersebut menunjukkan bahwa siswa yang termasuk dalam kategori sangat baik

Page 89: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

adalah siswa yang sudah dapat memusatkan uraian pada hal-hal yang

berhubungan dengan objek tulisan secara sempurna. Sedangkan siswa yang

memperoleh nilai dengan kategori baik adalah siswa yang sudah bisa

memusatkan uraian pada hal-hal yang berhubungan dengan objek penulisan,

meskipun belum dilakukan secara sempurna. Kesalahan yang dibuat siswa

pada aspek ini pada umumnya telah mengalami penurunan bila dibandingkan

dengan hasil siklus I. Siswa sudah bisa memusatkan uraian pada hal-hal yang

berhubungan dengan objek penulisan, meskipun ada yang kurang bisa dengan

sempurna dalam melakukannya

c. Hasil Observasi

Kegiatan observasi menulis narasi pada siklus II kelas V SD Negeri

Dawung 2 Jenar Sragen dilakukan selama proses pembelajaran, yang

dilakukan oleh peneliti dan bantuan seorang teman guru. Selama kegiatan

pembelajaran menulis narasi siklus II, peneliti merasakan ada perubahan

tingkah laku siswa. Berikut akan dipaparkan tabel hasil observasi pada siklus

II.

Tabel 12. Hasil Observasi Siklus II

No. Aspek yang Diamati Frekuensi %

I Keaktifan mendengarkan/memperhatikan

penjelasan guru :

1. Mendengarkan/memperhatikan penjelasan

guru

20 90,9

2. Memperhatikan media pembelajaran yang

digunakan

22 100,0

3. Mengajukan pertanyaan jika mengalami

kesulitan dalam proses pembelajaran

3 13,6

II Keaktifan siswa selama proses pembelajaran

menulis narasi dari awal sampai akhir

4. Aktif dalam menulis narasi secara individu 19 86,4

Page 90: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

5. Bercerita sama teman sebangku 2 9,1

6. Berusaha melihat pekerjaan teman 0 0,0

7. Bermain-main 0 0,0

8. Izin ke kamar kecil. 1 4,5

Berdasarkan data pada tabel 12 tersebut dapat dideskripsikan bahwa

hasil observasi pada siklus II hampir sebagian siswa sudah memperhatikan/

mendengarkan penjelasan guru yaitu sebanyak 20 siswa atau sebesar 90,9%.

Pemerolehan nilai siswa yang memperhatikan media pembelajaran sebanyak

22 orang siswa atau sebesar 100%. Pemerolehan nilai siswa yang mengajukan

pertanyaan jika mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran sebanyak 3

orang siswa atau sebesar 13,6%. Pemerolehan nilai siswa yang aktif dalam

menulis narasi secara individu sebanyak 19 orang siswa atau sebesar 86,4%.

Pemerolehan nilai siswa yang bercerita sama teman sebangku sebanyak 2

orang siswa atau sebesar 9,1%. Tidak ada siswa yang berusaha melihat

pekerjaan teman atau siswa yang bermain-main. Pemerolehan nilai siswa yang

izin ke kamar kecil sebanyak 1 orang siswa atau sebesar 4,5%.

Berdasarkan hasil observasi, secara keseluruhan dapat disimpulkan

bahwa perilaku negatif siswa sudah banyak mengalami perubahan menuju

pada perilaku positif. Sebagian besar siswa sudah mampu mengikuti

pembelajaran dengan baik. Keadaan ini tentu saja merupakan sesuatu hal yang

sangat diharapkan karena guru sudah berusaha secara maksimal untuk

merubah pola pembelajaran menjadi lebih santai dan menyenangkan, namun

masih tetap dalam konteks penerapan media gambar dalam pembelajaran

menulis narasi. Hal ini berarti siswa dapat menerima dengan baik penggunaan

media gambar dalam kemampuan menulis narasi.

1) Hasil Wawancara

Wawancara pada siklus II dilakukan pada tiga orang siswa, yaitu satu

siswa yang mendapat nilai tinggi (responden I), satu siswa yang mendapat

nilai sedang (responden II), dan satu siswa yang mendapat nilai rendah

Page 91: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

(responden III) pada hasil tes menulis narasi menggunakan media gambar.

Teknik wawancara siklus II ini masih sama dengan siklus I, yaitu siswa

menjawab semua pertanyaan yang diajukan guru atau pewawancara sebanyak

7 pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan dalam siklus II ini sama dengan

pertanyaan siklus I. Pertanyaan yang diajukan untuk siswa yaitu: (1) apakah

selama ini anda berminat dengan pembelajaran menulis; (2) apakah anda

senang mengikuti pembelajaran menulis narasi dengan media gambar; (3)

apakah anda menyukai gambar-gambar yang disajikan oleh guru; (4) apakah

pembelajaran dengan media gambar membuat anda termotivasi dan terbantu

dalam menyusun narasi dengan baik dan benar; (5) bagaimana perasaan anda

ketika diminta menulis narasi; (6) kesulitan apa yang anda hadapi ketika

menulis narasi.

Wawancara pada siklus II dilakukan untuk mengetahui tanggapan

siswa dalam pembelajaran menulis narasi dengan media gambar. Dari hasil

wawancara yang dilontarkan kepada ketiga siswa tersebut, responden I yang

mendapat nilai tinggi, Responden II yang mendapat nilai sedang, dan

Responden III yang mendapat nilai rendah mereka semua menyatakan senang

dan merasa berminat dengan pembelajaran menulis. Dari hasil wawancara

yang dilontarkan kepada tiga siswa tersebut, mereka merasa berminat dengan

pembelajaran menulis. Hal ini dikarenakan dengan pembelajaran menulis

mereka dapat menulis dengan benar dan dapat menambah ilmu mereka,

terutama dalam menuangkan idenya kedalam bentuk tulisan, selain itu dengan

pembelajaran menulis juga dapat menambah pengalaman bagi mereka (siswa).

Pada dasarnya dari ketiga responden menjawab pertanyaan kedua

dengan jawaban yang sama yaitu ketiga responden tersebut menyatakan

senang dengan pembelajaran yang diajarkan guru tentang menulis narasi,

karena dapat menambah pengetahuan dan menjadi bisa membuat narasi, selain

itu dengan menggunakan media gambar dapat membantu siswa untuk

mengeluarkan idenya secara logis berdasarkan gambar yang dilihat.

Berdasarkan hasil wawancara siklus II, Pada dasarnya mereka sama-

sama menjawab pertanyaan dengan jawaban yang sama, mereka menyatakan

Page 92: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

bahwa gambar-gambar yang disajikan oleh guru adalah gambar-gambar yang

pernah siswa lihat. Seperti yang diungkapkan ketiga responden ini, mereka

menyatakan senang dan tidak asing dengan gambar yang disajikan oleh guru.

Dari hasil wawancara siklus II diperoleh bahwa ketiga responden yang

diwawancarai mereka merasa terbantu dengan media gambar yang diberikan

guru, sehingga keterampilan menulis narasi siswa menjadi lebih baik.

Responden I yang mendapat nilai tinggi, Responden II yang mendapat nilai

sedang, dan Responden III yang mendapat nilai rendah menyatakan bahwa

pembelajaran menulis narasi dengan media gambar lebih mudah karena

membantu siswa untuk mengeluarkan ide secara logis berdasarkan gambar.

Setelah pembelajaran menulis narasi dengan media gambar menjadi bisa

menulis narasi.

Hasil wawancara dari Responden I yang mendapat nilai tinggi,

Responden II yang mendapat nilai sedang, dan responden III yang

memperoleh nilai rendah mereka semua menyatakan bahwa perasaan mereka

saat diminta menulis narasi adalah senang, mereka tidak mengalami kesulitan

pada saat menulis narasi. Mereka juga merasa senang dan bangga karena

mereka sudah lebih paham tentang narasi dan cara membuatnya.

Dalam membuat narasi ketiga responden tidak mengalami kesulitan.

Responden I dan II mengatakan bahwa mereka tidak mengalami kesulitan

sedangkan responden III mengalami sedikit kesulitan yaitu pada mulanya

senang tetapi setelah guru (peneliti) menentukan batas waktu untuk menulis

narasi sebanyak 1 atau 2 siswa tidak bisa menyelesaikannya dengan tepat

waktu karena belum dapat ide dan tidak semangat untuk mengerjakannya.

Berdasarkan hasil wawancara dari ketiga responden ini dapat

disimpulkan bahwa terjadi peningkatan yang lebih baik, mereka sekarang

sudah memahami materi pembelajaran menulis narasi. Hal ini karena

dipengaruhi oleh media dan cara mengajar guru yang berbeda dari

sebelumnya. Siswa merasa senang karena bisa menemukan pengalaman baru.

Dapat dikatakan pembelajaran menulis narasi dengan media gambar yang

Page 93: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

diterapkan guru sudah berhasil meningkatkan keterampilan siswa dalam

menulis narasi.

2) Hasil Jurnal

Jurnal yang digunakan dalam penelitian siklus II ini masih sama

seperti pada siklus I ada dua macam yaitu jurnal siswa dan jurnal guru. Kedua

jurnal tersebut berisi ungkapan perasaan, tanggapan, pesan, dan kesan dari

perasaan siswa dan guru selama pembelajaran menulis narasi berlangsung.

Jurnal siswa harus diisi oleh semua siswa tanpa terkecuali, pengisian

jurnal tersebut dilakukan pada akhir pembelajaran menulis narasi dengan

media gambar. Tujuan diadakan jurnal siswa ini untuk mengetahui segala

sesuatu yang terjadi pada saat berlangsungnya pembelajaran dan untuk

mengungkap kesulitan-kesulitan siswa meliputi lima pertanyaan, yaitu (1)

apakah siswa senang mengikuti pembelajaran menulis narasi dengan

menggunakan media gambar; (2) apakah siswa mengalami kesulitan dalam

menulis narasi; (3) bagaimana perasaan siswa setelah mendapat pembelajaran

menulis narasi dengan media gambar; (4) bagaimanakah pendapat siswa

tentang cara mengajar yang dilakukan guru; (5) pesan dan kesan siswa

terhadap pembelajaran menulis narasi dengan media gambar.

Kegiatan pengisian jurnal ini merupakan kegiatan yang tidak baru lagi

bagi siswa, karena pengisian jurnal ini sudah pernah dilakukan siswa pada saat

siklus I. Pada saat pengisian jurnal ini siswa tampak antusias dan ingin segara

mendapatkan jurnal dan ingin segera mengisinya. Setelah semua siswa

mendapatkan bagiannya siswa segera mengisi tersebut dengan situasi yang

tenang. Hasil jurnal yang telah dianalisis selengkapnya diuraikan berikut ini.

Semua siswa merespon positif terhadap pembelajaran menulis narasi. Perasaan

mereka setelah mendapat pembelajaran menulis narasi dengan media gambar

yaitu senang, bangga, dan gembira. Hal ini dikarenakan siswa lebih bisa

memahami narasi sehingga lancar dalam menyusun karangan deskripsi dan

mendapat pengalaman baru dari pembelajaran menulis narasi dengan media

gambar.

Page 94: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

Berdasarkan data dari jurnal siswa pada siklus II Perasaan siswa

setelah mendapatkan pembelajaran menulis narasi dari guru (peneliti), mereka

merasa senang. Setelah mendapat pembelajaran dari guru mereka dapat

mengetahui hakikat narasi dan dapat pula menulis narasi. Selain merasa

senang mereka juga merasa bangga dan gembira karena sekarang lebih paham

diajar menulis narasi dengan media gambar.

Berdasarkan data dari jurnal siswa pada siklus II didapat bahwa tidak

ada satu pun siswa yang menyatakan kesulitan. Seluruh siswa menyatakan

sudah paham terhadap pembelajaran menulis narasi yang diajarkan guru,

bahkan siswa menganggap pembelajaran dengan media gambar ini mudah

dipahami. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa media gambar ini telah

berhasil membawa siswa pada pemahaman yang sempurna. Berdasarkan data

dari jurnal siswa pada siklus II didapat bahwa tidak ada satu pun siswa yang

menyatakan bahwa cara mengajar yang digunakan oleh guru adalah baik,

menyenangkan, dan mudah dipahami. Siswa yang pada siklus I menyatakan

suara guru pada saat menjelaskan didepan kurang keras, pada sikus II sudah

lebih memahami karena siswa yang duduk pojok belakang sudah tidak

berbicara dengan teman sebangkunya. Pesan yang diberikan oleh siswa

kepada guru (peneliti) yaitu supaya lebih meningkatkan pembelajaran menulis

narasi dengan media gambar pada pembelajaran yang akan datang. Siswa juga

mengungkapkan kesan terhadap proses pembelajaran yang dinyatakannya

cukup baik. Mereka merasa senang dan merasa sangat terbantu dengan bentuk

pembelajaran yang diberikan guru (peneliti) yaitu dalam menulis narasi

dengan menggunakan media gambar.

Jurnal guru berisi segala hal yang dirasakan guru selama proses

pembelajaran berlangsung. Adapun hal-hal yang menjadi objek sasaran jurnal

guru ini adalah, (1) minat siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis narasi

dengan media gambar; (2) keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran

menulis narasi dengan media gambar; (3) situasi atau suasana kelas ketika

pembelajaran menulis narasi berlangsung; (4) pendapat tentang pengajaran

menulis narasi dengan menggunakan media gambar.

Page 95: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

Berdasarkan objek sasaran yang diamati dan dirasakan guru saat

menjalankan pembelajaran yang tertuang dalam jurnal, dapat dijelaskan bahwa

guru sudah merasa puas terhadap proses pembelajaran, karena hasil yang

dicapai pada siklus II ini sudah sesuai dengan target yang ditentukan, bahkan

melampaui target. Target minimal rata-rata klasikal yang ditentukan pada

siklus II sama dengan target yang diharapkan pada siklus I, yaitu 75,00 dengan

kategori baik. Sedangkan hasil yang tercapai 80,89. Dengan demikian dapat

dikatakan keberhasilan ini merupakan keberhasilan guru dan siswa dalam

memberikan dan menerima pembelajaran dengan media gambar. Guru merasa

puas karena media gambar ternyata berhasil dapat meningkatkan keterampilan

siswa dalam menulis narasi. Hal ini telah terbukti dengan hasil-hasil yang

dicapai baik dari siklus I sampai Siklus II yang terus mengalami peningkatan.

Secara umum siswa merespon positif terhadap pembelajaran menulis

narasi dengan media gambar, mereka aktif dalam melakukan dan mengikuti

seluruh kegiatan pembelajaran. Dengan ini dapat diketahui bahwa siswa juga

berminat mengikuti proses pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan

media gambar. Situasi dan suasana kelas ketika pembelajaran berlangsung

juga sudah dapat terkendali dengan baik. Siswa terlihat sudah lebih siap dalam

mengikuti pembelajaran menulis pragraf deskripsi dan respon siswa terhadap

contoh-contoh karangan yang diberikan guru sangat baik. Siswa sangat senang

dengan adanya contoh tersebut. Siswa juga sangat antusias dalam mengamati

contoh narasi yang diberikan guru.

Pendapat tentang pengajaran menulis narasi dengan menggunakan

media gambar, yaitu media yang digunakan sangat mendukung dalam proses

pembelajaran, siswa menjadi lebih kreatif karena cepat memunculkan ide-ide

dalam penyampaian pendapat melalui bentuk tulisan. Selain itu media gtambar

juga mampu meningkatkan kemampuan menulis siswa.

d. Refleksi Siklus II

Pembelajaran yang dilakukan pada siklus II ini merupakan tindakan

perbaikan dari pembelajaran siklus I. Pada siklus I masih banyak ditemui

Page 96: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa. Kesulitan tersebut kemudian

dicarikan solusi untuk kemudian diterapkan pada pembelajaran siklus II.

Pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan media gambar yang

dilakukan guru pada siklus II ini sudah dapat diikuti dengan baik oleh siswa.

Dalam pembelajaran siswa terlihat antusias dan lebih semangat dalam

mendengarkan dan mengikuti penjelasan dari guru. Hal ini dikarenakan siswa

sudah terbiasa dengan media pembelajaran yang digunakan oleh guru

(peneliti). Kemampuan siswa dalam menulis narasi berdasarkan tes diakhir

siklus II menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata dari siklus I. pada

siklus II sudah tidak ada siswa yang nilainya berada dalam kategori kurang

baik. Nilai rata-rata kelas kemampuan menulis narasi dari seluruh aspek

penilaian berdasarkan hasil tes pada siklus II mencapai 82,73 dan mengalami

peningkatan sebesar 9,36 dari siklus I. hal ini berarti bahwa pencapaian nilai

rata-rata klasikal telah mencapai target yang ditentukan oleh guru (peneliti)

sebesar 80,00.

Berdasarkan hasil observasi, wawancara, jurnal, dokumentasi foto dan

perekaman video selama pembelajaran siklus II, pada dasarnya sebagian besar

siswa merespon positif terhadap kegiatan pembelajaran menulis narasi dengan

media gambar. Siswa yang semula kurang bersemangat mengikuti

pembelajaran menjadi siap, semangat, senang, dan menikmati pembelajaran.

Selain itu, siswa juga tampak lebih aktif dalam kegiatan menyusun narasi,

serta berani dengan sendirinya maju ke depan kelas mempresentasikan hasil

pekerjaanya tanpa harus ditunjuk guru terlebih dahulu. Dengan demikian,

perbaikan yang dilakukan pada siklus II ini sangat bermanfaat dan

berpengaruh pada siswa. Siswa lebih berkonsentrasi pada pembelajaran

sehingga hasil tes menulis narasi siswa menjadi lebih baik. Berdasarkan hal

ini, dapat dikatakan bahwa pembeljaran menulis narasi dengan media gambar

telah berhasil sehingga tidak perlu dilakukan pelaksanaan siklus berikutnya.

Page 97: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

B. Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian tentang peningkatan keterampilan menulis

narasi siswa kelas V SD Negeri Dawung 2 Jenar Sragen dan perubahan

perilaku siswa kelas V setelah mengikuti pembelajaran menulis narasi dengan

media gambar ini didasarkan pada hasil kondisi awal, hasil siklus I, dan hasil

siklus II. Pembahasan hasil tersebut meliputi hasil penelitian pada kondisi

awal, siklus I, siklus II, dan hubungan antar siklus. Pemerolehan hasil

penelitian mengacu pada pemerolehan skor yang dicapai siswa ketika diminta

untuk menulis narasi.

1. Kondisi Awal

Kegiatan pada kondisi awal (prasiklus) dilakukan sebelum tindakan

siklus I dilakukan. Kegiatan prasiklus ini dilakukan bertujuan untuk

mengetahui gambaran kondisi awal tentang keterampilan siswa dalam menulis

narasi. Hasil penelitian pada kondisi awal menunjukkan bahwa sebagian besar

siswa mempunyai keterampilan yang cukup rendah dalam menulis narasi.

Siswa yang memperoleh nilai dengan kategori baik adalah siswa yang sudah

dapat menyusun narasi dengan benar meskipun belum dilakukan secara

sempurna. Siswa tersebut belum dapat menggunakan imajinasi dengan baik,

sehingga karangan terlihat hidup. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai

dengan kategori kurang baik adalah siswa yang menyusun narasi kurang

sempurna, kurang tepat dalam menggunakan imajinasi, sehingga hasil

karangan siswa tidak bisa hidup secara sempurna, pembaca tidak dapat ikut

merasakan hal-hal yang ditulis oleh siswa.

Keterampilan menulis narasi siswa pada kondisi awal masih yang

relatif rendah. Nilai rata-rata nilai klasikal mencapai sebesar 63,27 yang

termasuk dalam kategori cukup baik. Keterampilan menulis narasi yang belum

baik tersebut tampak dalam hal siswa masih kurang dalam kemampuan

menuangkan ide dalam bentuk narasi. Para siswa juga masih kurang dalam

menceritakan pengalaman atau gagasan secara tertulis. Pada waktu pelajaran

menulis narasi para siswa mengalami kesulitan untuk memulai menuliskan

Page 98: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

gagasan-gagasan, waktu yang sudah ditentukan dalam pelajaran menulis

narasi dirasa masih kurang. Ini terbukti para siswa tidak dapat menyelesaikan

hasil dalam menulis narasi itu hingga lengkap. Kesalahan yang sering

dilakukan siswa pada aspek ejaan dan tanda baca, keadaan objek dilukiskan

sebagian saja tidak secara keseluruhan, belum terlihat penggunaan

pancaindera secara keseluruhan,

Setelah melaksanakan kegiatan menganalisis keadaan pada konsisi

awal, maka peneliti melakukan tindakan siklus I dan siklus II dengan

melakukan pembelajaran dengan menggunakan media gambar.

2. Siklus I

Pembelajaran siklus I diawali dengan kegiatan mempresensi siswa

terlebih dahulu. Kemudian melakukan apersepsi dengan menanyakan keadaan

siswa, memancing siswa kepokok materi ataupun dengan melatih merangsang

ingatan siswa terhadap materi narasi yang berupa pertanyaan secara lisan.

Sebelum kegiatan inti pembelajaran, guru menjelaskan terlebih dahulu

kegiatan yang akan dilaksanakan selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Kegiatan inti pembelajaran diawali dengan membagikan contoh narasi kepada

siswa. Setelah itu siswa disuruh membaca narasi dan menemukan ciri-ciri

narasi. Setelah siswa memahami benar apa itu narasi baru pada langkah

selanjutnya guru menjelaskan media gambar dan siswa memperhatikan media

gambar yang akan digunakan sebagai bahan pembelajaran.

Setelah siswa memahami narasi dan media gambar yang akan

digunakan dalam pembelajaran, guru membagikan gambar pada setiap siswa,

kemudian siswa disuruh membuat narasi berdasarkan gambar yang siswa

terima. Setelah semua siswa selesai mengerjakan menulis narasi, beberapa

siswa mempresentasikan hasil pekenrjaanya di depan kelas, yang kemudian

akan diberi komentar atau masukan dari siswa yang lain. Setelah selesai,

langkah selanjutnya adalah semua hasil pekerjaan siswa dikumpulkan untuk

dikoreksi untuk mendapatkan nilai.

Page 99: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

Hasil tes menulis narasi siklus I dengan nilai rata-rata klasikal

mencapai 73,36 termasuk dalam kategori cukup baik karena berada pada

rentang nilai 60-74. Dengan demikian, hasil tersebut belum mencapai target

nilai yang telah ditetapkan yaitu secara klasikal sebesar 80,00. Rata-rata

tersebut diperoleh dari skor rata-rata tiap aspek pada penelitian kemampuan

menulis narasi.

Hasil siklus I menunjukkan bahwa keterampilan menulis narasi

menunjukkan kategori cukup baik tetapi belum mencapai target maksimal

pencapaian nilai rata-rata kelas 80,00. Artinya siswa belum dapat

memunculkan ide dengan baik sehingga hasil karangannya tidak bisa hidup

secara sempurna, hanya membuat pembaca seolah-olah melihat hal yang

ditulis. Hal ini perlu dijadikan bahan refleksi dengan segera mencari solusi

yang tepat agar siswa yang belum dapat memunculkan idenya dengan baik

dapat diatasi, sehingga dalam pembelajaran siklus II siswa sudah dapat

memunculkan idenya dengan sangat baik, hasil karangannya bisa hidup secara

sempurna dan membuat pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, dan

ikut merasakan hal-hal yang ditulis.

Berdasarkan hasil jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto, ternyata

pada siklus I dapat disimpulkan bahwa kesiapan siswa dalam mengikuti

pembelajaran menulis narasi dengan media gambar masih kurang memuaskan.

Sikap dari sebagian siswa masih menunjukkan tingkah laku yang negatif

dalam menerima materi pembelajaran dan belum berfokus pada penjelasan

guru. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya beberapa siswa yang berbicara

dengan teman atau ramai sendiri. Kondisi ini disebabkan oleh pola

pembelajaran guru yang masih merupakan hal baru bagi siswa sehingga perlu

adanya penyesuaian.

Kemudian masih ada siswa yang kurang begitu bersemangat dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran dengan media gambar. Dan pada saat

mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas siswa belum berani

dengan sendirinya maju ke kepan kelas, pada saat mempresentasikan guru

terlebih dahulu harus menunjuk. Kondisi seperti ini disebabkan karena siswa

Page 100: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

masih merasa asing dengan guru yang mengajar. Setelah disinyalir melalui

data wawancara yang dilakukan peneliti, sebagian siswa ini ternyata masih

bingung pada saat diminta untuk menulis narasi. Kenyataan ini merupakan hal

yang wajar karena selama ini guru lebih cenderung menggunakan pendekatan

tradisional dalam melaksanakan pembelajaran. Kondisi yang ada pada siklus I

merupakan permasalahan yang harus dicari solusinya. Untuk mengatasi

masalah tersebut peneliti melakukan kembali rencana pembelajaran siklus II

yang lebih baik.

3. Siklus II

Kegiatan pembelajaran pada siklus II digunakan media gambar seri

dan disertai dengan upaya perbaikan pembelajaran yang kurang pada siklus I.

Pembelajaran dengan media gambar seri pada siklus II dapat berjalan dengan

baik. Sebagian besar siswa sudah mampu mengikuti pembelajaran dengan

aktif. Keadaan ini tentu saja merupakan sesuatu hal yang sangat diharapkan

karena guru sudah berusaha secara maksimal untuk merubah pola

pembelajaran menjadi lebih santai dan menyenangkan, namun masih tetap

dalam konteks penerapan media gambar dalam pembelajaran menulis narasi.

Hal ini berarti siswa dapat menerima dengan baik penggunaan media gambar

dalam kemampuan menulis narasi.

Keterampilan menulis narasi pada siklus II menunjukkan adanya

peningkatan pada tiap aspek. Aspek yang dinilai meliputi kesesuaian judul

dengan isi, pemilihan kata, ejaan dan tanda baca, kerapian tulisan, kohesi dan

koherensi, kesan hidup, imajinasi, keterlibatan pancaindera, menunjukan objek

yang ditulis, dan memusatkan uraian pada objek yang dtulis. Dari sepuluh

aspek dalam tes menulis narasi siklus II, ada lima aspek yang berhasil

mencapai nilai batas ketuntasan belajar klasikal. Bahkan kelima aspek tersebut

berhasil mencapai nilai rata-rata yang melebihi batas ketuntasan belajar

klasikal. Aspek tersebut adalah aspek kesesuaian judul dengan isi, kerapian

tulisan, kohesi dan kohesi dan koherensi, imajinasi, dan memusatkan uraian

pada objek yang ditulis. Lima aspek yang lain sudah baik meskipun belum

Page 101: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

mencapai nilai batas ketuntasan belajar klasikal. Aspek tersebut adalah aspek

kesan hidup, pilihan kata, ejaan dan tanda baca, keterlibatan aspek

pancaindera dan menunjukkan objek yang ditulis karena aspek tersebut sudah

mengalami peningkatan dari siklus I.

Hasil tes menulis narasi pada siklus II didapat nilai rata-rata sebesar 82,73.

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa nilai rata-rata tersebut termasuk dalam

kategori baik yakni berada pada rentang antara 75-84. Pencapaian skor tersebut

berarti sudah memenuhi target yang telah ditetapkan (80,00). Artinya narasi yang

dibuat siswa sudah memusatkan uraian pada hal-hal yang berhubungan dengan

objek yang ditulisnya. Dengan demikian terjadi peningkatan kemampuan menulis

narasi yang baik pada siklus I dan siklus II. Artinya siswa tersebut sudah dapat

memunculkan ide dengan baik namun hasil karangannya kurang bisa hidup secara

sempurna. Data tersebut menunjukkan bahwa siswa dalam kegiatan pembelajaran

sudah mengalami peningkatan. Hal ini berarti siswa dapat menerima dengan baik

penggunaan media gambar dalam keterampilan menulis narasi

Pada pembelajaran siklus II sudah ada perubahan tingkah laku siswa yang

menggambarkan suasana yang kondusif. Perilaku negatif siswa sudah banyak

mengalami perubahan menuju pada perilaku positif. Siswa tampak siap, semangat,

senang dan menikmati pembelajaran dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh

guru. Pada siklus II ini siswa lebih berani dengan sendirinya mempresentasikan

hasil pekerjaanya tanpa harus ditunjuk oleh guru. Hal ini dikarenakan siswa

merasa sudah lebih dekat dengan guru yang mengajar. Siswa juga lebih

memahami materi tentang narasi sehingga dapat dibuktikan bahwa hasil tes

menulis narasi dari kondisi awal sampai siklus II keterampilan siswa semakin

meningkat.

4. Hubungan antar Siklus

Dari nilai tes pada tiap siklus tersebut dapat diketahui keterampilan

siswa kelas V SD Negeri Dawung 2 Jenar Sragen dalam menulis narasi

meningkat setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media

gambar. Hasil tes keterampilan siswa dalam menulis paragraf deskripisi

kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 13 berikut.

Page 102: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

Tabel 13. Hasil Tes Keterampilan Menulis Narasi Secara Keseluruhan

Rata-rata Peningkatan

No.

Kondisi

Awal Siklus I Siklus II KA - SI SI - SII Total

1 70,91 75,45 88,18 4,55 12,73 17,27

2 63,64 71,82 74,55 8,18 2,73 10,91

3 57,27 70,91 73,64 13,64 2,73 16,36

4 63,64 80,91 87,27 17,27 6,36 23,64

5 58,18 72,73 82,73 14,55 10,00 24,55

6 62,73 71,82 83,64 9,09 11,82 20,91

7 62,73 70,91 82,73 8,18 11,82 20,00

8 63,64 72,73 83,64 9,09 10,91 20,00

9 64,55 70,91 81,82 6,36 10,91 17,27

10 65,45 75,45 89,09 10,00 13,64 23,64

Rata2 63,27 73,36 82,73 10,09 9,36 19,45

Keterangan :

1. Kesesuaian antara judul dengan isi

2. Pemilihan kata/diksi

3. Ejaan dan tanda baca

4. Kerapian tulisan

5. Kohesi dan koherensi

6. Kesan hidup

7. Keterlibatan aspek pancaindra

8. Imajinasi

9. Menunjukan objek yang ditulis

10. Memusatkan uraian pada objek yang dipilih

KA = Kondisi awal

S I = Siklus I

S II = Siklus II

Page 103: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

Berdasarkan rekapitulasi data hsil tes keterampilan menulis narasi dari

kondisi awal, siklus I sampai siklus II, sebagaimana tersaji dalam tabel 32

tersebut dapat dijelaskan bahwa keterampilan siswa pada setiap aspek

penilaian menulis narasi mengalami peningkatan. Uraian tabel tersebut

dijelaskan sebagai berikut. Hasil kondisi awal menunjukkan bahwa nilai rata-

rata kemampuan siswa sebesar 63,27. Dari rata-rata tersebut dapat diketahui

bahwa kemampuan menulis narasi siswa sudah cukup baik karena berada pada

rentang nilai 60-74. Kemampuan menulis narasi sudah berada pada kategori

cukup baik, tapi untuk ukuran mereka (anak/siswa Imersi) seharusnya hasil ini

dapat ditingkatkan lagi. Pemerolehan nilai siswa yang masih minimal ini

diharapkan dapat ditingkatkan lagi dengan bimbingan dan model

pembelajaran yang lebih variatif, misalnya dalam penelitian ini digunakan

media gambar. Siswa yang tadinya mempunyai nilai rata-rata 63,27 bisa

meningkat minimal menjadi 80,00 sesuai dengan target ketuntasan yang

ditetapkan guru (peneliti).

Peningkatan kemampuan menulis narasi siswa ini merupakan bukti

keberhasilan media gambar dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi.

Sebelum dilaksanakannya media gambar, kemampuan menulis narasi siswa

masih kurang, setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan media

gambar pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I

masih dalam kategori cukup baik, setelah dilakukan perbaikan pada siklus II

kemampuan menulis narasi siswa menjadi baik. Berikut gambar grafik yang

menunjukkan peningkatan keterampilan menulis narasi dari kondisi awal

sampai siklus II.

Page 104: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

Gambar 4

Grafik Rata-rata Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi

Grafik 4 tersebut menunjukkan adanya peningkatan prestasi menulis

narasi dari kondisi awal, siklus I, sampai siklus II. Peningkatan kemampuan

siswa per aspek penilaian keterampilan menulis narasi sudah banyak

mengalami peningkatan sebesar 9,36 dari rata-rata siklus I dan 19,45 dari rata-

rata kondisi awal. Pada grafik tersebut dapat dilihat kemampuan siswa mulai

dari kondisi awal, siklus I, sampai siklus II terus mengalami peningkatan.

Grafik kondisi awal menunjukkan kategori cukup baik karena berada pada

nilai antara 60-74, dan peningkatan siklus I menunjukkan kategori cukup baik

berada pada nilai antara 60-74. Selanjutnya, pada siklus II mengalami

peningkatan yang cukup memuaskan mayoritas siswa pada siklus II termasuk

dalam kategori baik karena berada pada nilai antara 75-84.

Peningkatan keterampilan siswa dalam menulis narasi dari kondisi

awal sampai siklus II diikuti adanya perubahan tingkah laku. Dari hasil nontes

yaitu obervasi, wawancara, jurnal, dan dokumentasi foto pada siklus I dapat

disimpulkan bahwa kesiapan siswa selama mengikuti pembelajaran menulis

narasi dengan media gambar masih kurang. Beberapa siswa masih

menunjukkan perilaku negatif. Dari data nontes siklus II dapat diketahui

perubahan perilaku siswa terhadap penggunaan media gambar dalam menulis

Page 105: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

narasi. Hal ini dibuktikan dari hasil nontes yang telah dilakukan. Berdasarkan

hasil observasi siklus I dan siklus II, dapat dijelaskan bahwa perilaku siswa

dalam kegiatan pembelajaan menulis narasi mengalami perubahan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa media gambar dapat

meningkatkan keterampilan siswa kelas V SD Negeri Dawung 2 Jenar Sragen.

Hal ini disebabkan karena suasana pembelajaran dengan media gambar yang

menarik dan menyenangkan akhirnya berdampak pada peningkatan hasil

belajar siswa dan perubahan perilaku siswa. Dari setiap pembelajaran yang

telah dilakukan oleh siswa, ternyata siswa semakin senang dengan pola

pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Siswa lebih semangat belajar dan

aktif dalam proses pembelajaran sehingga berpengaruh terhadap hasil tes

menulis narasi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media gambar

mampu meningkatkan kemampuan menulis narasi pada siswa kelas V SD

Negeri Dawung 2 Jenar Sragen. Selain itu, pembelajaran dengan

menggunakan media gambar sangat menarik untuk diterapkan dalam

pembelajaran.

Page 106: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian tindakan kelas ini, maka

peneliti menyimpulkan sebagai berikut.

1. Ada peningkatan keterampilan menulis narasi pada siswa kelas V SD Negeri

Dawung 2 Jenar Sragen setelah mengikuti pembelajaran menulis narasi

dengan menggunakan media gambar seri. Peningkatan menulis narasi tersebut

diketahui dari tes kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Nilai rata-rata pada

kondisi awal sebesar 63,27 dan termasuk dalam kategori cukup baik.

Sedangkan nilai rata-rata pada siklus I mencapai 73,36 dan termasuk dalam

kategori cukup baik. Dengan demikian, ada peningkatan dari kondisi awal

sebesar 10,09. Pada siklus II nilai rata-rata yang dicapai adalah sebesar 82,73

dan termasuk dalam kategori baik. Dengan demikian, terjadi peningkatan yaitu

sebesar 9,36 dari hasil siklus I dan 19,45 dari hasil kondisi awal.

2. Ada perubahan sikap atau perilaku siswa dari perilaku negatif berubah

menjadi positif. Kesiapan siswa untuk menerima pelajaran belum terlihat pada

siklus I, siswa masih ada yang memperlihatkan perilaku negatif, seperti

mengajak bicara temannya, minta izin ke belakang, serta belum berani

mempresentasikan hasil pekerjaanya di depan kelas tanpa ditunjuk guru

terlebih dahulu. Pada siklus II, mereka sudah siap menerima pelajaran, dan

sudah berani mempresentasikan hasil pekerjaanya didepan kelas tanpa ditujuk

oleh guru. Siswa yang semula kurang bersemangat mengikuti pembelajaran

menjadi siap, semangat, senang dan menikmati pembelajaran. Dengan

demikian, media gambar dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam

menulis narasi.

Page 107: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

B.Saran

Penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran menulis narasi

dan mengatasi masalah-masalah yang dialami siswa. Setelah penelitian

dilaksanakan, peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Guru-guru SD hendaknya menerapkan cara mengarang narasi dengan media

gambar berseri untuk meningkatkan ketrampilan menulis siswanya. Pemilihan

gambar hendaknya di sesuikan tema pembelajaran dan pilih gambar yang

atraktif agar siswa tidak jenuh dalam belajar menulis

2. Guru Bahasa Indonesia hendaknya menggunakan media gambar seri pada

pembelajaran menulis karena dengan kegiatan pembelajaran ini terbukti dapat

mendrong siswa aktif dalam pembelajaran menulis. Pembelajaran tersebut

juga berhasil meningkatkan keterampilan menulis narasi karena dengan media

gambar, siswa dapat dengan bebas mengekspresikan gagasan dengan acuan

gambar, sehingga siswa lebih bebas merinci atau mengurutkan semua yang

dilihatnya pada gambar, dan menerjemahkan gambar tersebut dalam bentuk

kata-kata atau kalimat. Serta mengubah perilaku siswa dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran dan selalu berlatih menulis terutama menulis narasi.

3. Siswa hendaknya dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menulis narasi

dengan semangat dan berperilaku positif sehingga siswa dapat

mengekspresikan gagasan dengan acuan gambar dalam bentuk narasi dengan

tepat.

4. Bagi peneliti di bidang dunia pendidikan maupun bahasa dapat melakukan

penelitian mengenai pembelajaran menulis narasi dengan teknik pembelajaran

yang berbeda. Salah satu alternatifnya dengan menggunakan media gambar

siswa dapat menemukan pengalaman baru dan pengetahuan baru terutama

dalam pembelajaran menulis narasi. Selain itu dengan menggunakan media

gambar dapat menciptakan suasana belajar yang lebih menarik sehingga

pembaca menjadi lebih menyenangkan.

Page 108: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

DAF'I'AR PUSTAKA

Agus Suriamiharja, Akhlan Husen dan Nunuy Nurjanah. 2007. Petunjuk Praktis

Menulis. Jakarta : Depdikbud. Amar Musodik. 2005. Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi

dengan Teknik Pemodelan Pikiran pada Siswa Kelas II -3 SMA DONBOSKO Semarang. Semarang: Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Anis Safaatun. 2005. Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi

Dengan Teknik Menulis Terbimbing Pada Siswa Kelas II SLTP Negeri 3 Kradenan Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan. Semarang: Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Arief S. Sadiman. 2003. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan

Pemarzfaatannya. Jakarta. Raja Grafmdo Persada. Arief S. Sadiman, Rahardjo, Hanung Haryono, dan Rahardjito. 2005. Media

Pembelajaran Terprogram. Jakarta: Rajawali. Arsyad Azhar. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Basuki Wibawa dan Farida Mukti. 2001. Media Pengajaran. Bandung : Maulana. Bobbi De Porter and Mike Hernaki. 2010. Quantum Learning: Membiasakan

Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung : Kaifa. Borman Rumampuk. 1998. Media Pembelajaran. Jakarta: Pradnya Paramita. Darmiyati Zuchdi dan Budiasih. 2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

di Kelas Rendah. Yagyakarta : PAS. Departemen Pendidikan. Nasional. 2006a. Panduan Pengembangan Silabus dan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta : Media Pustaka

_______. 2006b. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006

Tanggal 23 Mei 2006 Standar Isi Kerangka Dasar & Struktur Kurikulum. Jakarta : Depdiknas.

Esti Ziyadati. 2004. Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi

Menggunakan Elemen Bertanya Pembelajaran Kontekstual pada Siswa

Page 109: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

Kelas II-F SMP Negeri I Semarang Garung Kabupaten Wonosobo. Semarang: Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Gene L. Wilkinson. 2004. Media dalam Pembelajaran : Penelitian selama 60

Tahun. Jakarta : Rajawali. Gorys Keraf. 2000. Argumenlasi dan Narasi. Jakarta : Gramedia. Helpian Purnama. 2007. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah

"Metamorfosis Untuk Menjadi Kepompong ". Dalam httpa/asep¬ Henry Guntur Tarigan. 1986. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa. Mc. Mahan, E., Day, S., dan Funk, R. 1993. Literature and the Writing Process.

New York: McMillan Milles dan Huberman. 2002. Analisis Data Kualitatif, Jakarta: Gramedia. Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta. Sabarti Akhadiah, Mardar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan. 1999. Pembinaan

Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga. Suharsimi Arikunto. 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Suharsimi Arikunto. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Dalam Pendidikan. Jakarta:

Sinar Grafika. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rinneka Cipta. Sujanto, J. Ch. 2002. Keterampilan Berbahasa : Membaca, Menulis, Berbicara

untuk mata Kuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud. Suparno dan Muhammad Yunus. 2003 .Keterampilan Dasar

Menulis.Jakarta:Universitas Terbuka. Soemarjadi, Muzni Ramanto, dan Wikdati Zahri. 2001. Pendidikan Keterampilan.

Malang: Unerversitas Negeri Malang. Soemarjadi, Muzni Ramanto, dan Wikdati Zahri. 2001. Pendidikan Keterampilan.

Malang: Unerversitas Negeri Malang. Tri Budiarto. 2008. Pendidikan Keterampilan. Surakarta: UNS Press.

Page 110: S K R I P S I Oleh : ANDHANG SETYO PRABOWO... · peningkatan ketrampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas v sd negeri dawung 2 jenar sragen tahun ajaran 2009/2010

Zainal Aqib. 2006. Penelitian Tindakan Kelas Beserta Sistematika Proposal dan Laporannya. Jakarta: Bumi Aksara

Zainal Aqib. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Yrama Widya www.smsanda.com/indonesia/ kamus.diunduh pada 14 Pebruari 2010 http://webcache.googleusercontent.comDirektori/ FPBS/JUR.PEND. BHS DAN

SASTRA INDONESIA NUNUNG SITARESMI Model Pembelajaran Menulis Deskripsi.pdf tahap-tahap menulis bagi anak di unduh pada 15 Juni 2010

http://www.andriewongso.com_Manfaat_Menulis_Diari_Sebagai_Terapi_Kesuks

esan di unduh pada 15Juni2010

http://en.wikipedia.org/wiki/Narrative di unduh pada 1 Juli 2010

http://en.wikipedia.org/wiki/Skills di unduh pada 1 Juli 2010