s fis 0700554 chapter3 - digital...

21
36 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada penelitian eksperimen murni, kelompok subjek penelitian ditentukan secara acak, sehingga akan diperoleh kesetaraan kelompok yang berada dalam batas- batas fluktuasi acak. Namun, dalam dunia pendidikan khususnya dalam pebelajaran, pelaksanaan penelitian tidak selalu memungkinkan untuk melakukan seleksi subjek secara acak, karena subjek secara alami telah terbentuk dalam satu kelompok utuh (naturally formed intact group), seperti kelompok siswa dalam satu kelas. Kelompok-kelompok ini juga sering kali jumlahnya sangat terbatas. Dalam keadaan seperti ini kaidah-kaidah dalam penelitian eksperimen murni tidak dapat dipenuhi secara utuh, karena pengendalian variabel yang terkait subjek penelitian tidak dapat dilakukan sepenuhnya, sehingga penelitian harus dilakukan dengan menggunakan intact group yang dikenal dengan metode penelitian Quasi Experiment. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment (Eksperimen Semu). Metode penelitian ini merupakan pengembangan dari True Experiment yang memiliki kelemahan dalam menentukan kelas kontrol. Metode penelitian eksperimen semu mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu objek, yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevan kecuali beberapa dari variabel-variabel tersebut (Luhut Panggabean, 1996:27).

Upload: dangtuyen

Post on 24-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: S FIS 0700554 Chapter3 - Digital Repositorya-research.upi.edu/operator/upload/s_fis_0700554_chapter3.pdf · seleksi subjek secara acak, ... pembelajaran, skenario pembelajaran, LKS,

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Pada penelitian eksperimen murni, kelompok subjek penelitian ditentukan secara

acak, sehingga akan diperoleh kesetaraan kelompok yang berada dalam batas-

batas fluktuasi acak. Namun, dalam dunia pendidikan khususnya dalam

pebelajaran, pelaksanaan penelitian tidak selalu memungkinkan untuk melakukan

seleksi subjek secara acak, karena subjek secara alami telah terbentuk dalam satu

kelompok utuh (naturally formed intact group), seperti kelompok siswa dalam

satu kelas. Kelompok-kelompok ini juga sering kali jumlahnya sangat terbatas.

Dalam keadaan seperti ini kaidah-kaidah dalam penelitian eksperimen murni tidak

dapat dipenuhi secara utuh, karena pengendalian variabel yang terkait subjek

penelitian tidak dapat dilakukan sepenuhnya, sehingga penelitian harus dilakukan

dengan menggunakan intact group yang dikenal dengan metode penelitian Quasi

Experiment.

Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment (Eksperimen

Semu). Metode penelitian ini merupakan pengembangan dari True Experiment

yang memiliki kelemahan dalam menentukan kelas kontrol. Metode penelitian

eksperimen semu mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu objek,

yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevan

kecuali beberapa dari variabel-variabel tersebut (Luhut Panggabean, 1996:27).

Page 2: S FIS 0700554 Chapter3 - Digital Repositorya-research.upi.edu/operator/upload/s_fis_0700554_chapter3.pdf · seleksi subjek secara acak, ... pembelajaran, skenario pembelajaran, LKS,

37

Sehingga dalam metode ini pengontrolan hanya dilakukan terhadap satu variabel

saja, yaitu variabel yang dianggap paling dominan.

Dalam penelitian ini, pengontrolan variabel tidak dilakukan terhadap

seluruh variabel, tetapi hanya pada variabel tertentu yang dianggap paling

dominan berpengaruh dalam penelitian, sehingga peningkatan pemahaman konsep

fisika siswa seolah-olah hanya dipengaruhi oleh model inkuiri laboratorium

terbimbing yang diterapkan pada pembelajaran fisika.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar dan

Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa setelah diterapkan model pembelajaran

inkuiri laboratorium terbimbing. Maka dari itu, peneliti hanya memerlukan satu

kelas eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah One group Pretest-

Postest Design. Dalam desain ini, kelompok yang menjadi subjek penelitian

merupakan kelas eksperimen tanpa ada kelas pembanding atau kelas kontrol.

Sebelum diberi perlakuan, kelompok ini diberi pretest (tes awal) dan setelah

diberi perlakuan, kelompok ini diberi postest (tes akhir). Banyaknya pretest dan

posttest yang diberikan pada siswa adalah satu kali. Jika digambarkan maka akan

seperti ini :

Pretest Treatment Postest T1 X T2

Keterangan :

T1 : Pretest (tes awal)

Gambar 3.1. Desain penelitian One Group Pretest-Postest Design

Page 3: S FIS 0700554 Chapter3 - Digital Repositorya-research.upi.edu/operator/upload/s_fis_0700554_chapter3.pdf · seleksi subjek secara acak, ... pembelajaran, skenario pembelajaran, LKS,

38

X : Treatment (Perlakuan) yaitu penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe Group Investigation

T2 : Postest (tes akhir)

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Arikunto (2006: 130) menyatakan bahwa populasi merupakan keseluruhan subjek

penelitian. Sedangkan yang dimaksud dengan sampel ialah sebagian dari populasi

yang dianggap mewakili seluruh karakteristik populasi (sampel representatif).

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas VIII di salah satu SMP negeri di kota Bandung. Pemilihan lokasi penelitian

di sekolah tersebut dikarenakan beberapa hal:

1. sekolah tersebut memiliki sarana laboratorium yang lengkap yang menunjang

penelitian yang fokus pada pembelajaran inkuiri di laboratorium;

2. sumber daya manusia (siswa) yang baik.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah salah satu kelas VIII

dengan siswa berjumlah 32 orang yang diambil dengan metode sampel bertujuan

(purposive sample). Purposive sample dilakukan dengan cara mengambil subjek

bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya

tujuan tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti bertujuan untuk melihat peningkatan

aspek prestasi belajar dan keterampilan proses sains dasar siswa pada salah satu

kelas di sekolah yang peneliti telah pilih. Dengan mempertimbangkan tidak

mungkin peneliti merusak sistem kelas yang telah ada, maka peneliti memilih

teknik sampling bertujuan tersebut.

Page 4: S FIS 0700554 Chapter3 - Digital Repositorya-research.upi.edu/operator/upload/s_fis_0700554_chapter3.pdf · seleksi subjek secara acak, ... pembelajaran, skenario pembelajaran, LKS,

39

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tes

Tes yang digunakan berupa tes prestasi atau achievement test, yaitu tes

yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari

sesuatu (Arikunto, 2006: 151). Instrumen tes digunakan untuk mengukur prestasi

belajar dan keterampilan proses sains siswa. Tes yang diberikan untuk mengukur

prestasi belajar berbentuk pilihan ganda, sedangkan tes Keterampilan Proses Sains

berbentuk piliha ganda beralasan. Tes ini diberikan kepada siswa sebelum

diberikan treatment (pre-test) dan setelah diberikan treatment (post-test). Lembar

soal tes prestasi belajar dan Keterampilan Proses Sains (KPS) terdapat pada

lampiran B.3.

2. Lembar Observasi

Observasi atau pengamatan adalah suatu teknik yang dilakukan dengan

cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis

(Arikunto, 2009: 30). Jenis observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah

observasi sistematik, yaitu observasi dimana faktor yang diamati sudah diatur

menurut kategorinya. Instrumen lembar observasi digunakan sebagai alat

penilaian Keterampilan Proses Sains siswa selama kegiatan pembelajaran. Lembar

observasi dibuat oleh peneliti dan digunakan oleh observer untuk mengamati

kegiatan siswa selama pembelajaran. Lembar observasi yang berbentuk check-list

ini terdapat pada lampiran B.1.b

Page 5: S FIS 0700554 Chapter3 - Digital Repositorya-research.upi.edu/operator/upload/s_fis_0700554_chapter3.pdf · seleksi subjek secara acak, ... pembelajaran, skenario pembelajaran, LKS,

40

E. Teknik Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

1. Tes

Tes yang diberikan terdiri dari tes prestasi belajar dan tes Keterampilan

Proses Sains. Tes dilakukan dua kali dalam penelitian ini. Tes pertama diberikan

pada siswa sebelum diberikan treatment (pre-test). Tes berikutnya dilakukan pada

siswa setelah diberikan treatment (post-test). Hasil dari tes diolah dengan

menggunakan cara yang dijelaskan pada lampiran C.2.a.

2. Observasi

Data yang didapat dari hasil observasi berupa frekuensi dari tiap siswa

berkenaan dengan suatu aspek keterampilan proses yang akan dinilai. Siswa

dinilai dalam suatu lembar observasi dengan metode check-list. Observer akan

diberi suatu rubrik yang akan menjadi patokan penilaian keterampilan proses

siswa.

Data yang didapat dari hasil observasi selanjutnya ditabulasi. Skor untuk

tiap-tiap aspek keterampilan proses sains dijumlahkan. Selanjutnya dengan hasil

tersebut peneliti bisa menentukan siswa berada pada kategori sangat terampil,

terampil, cukup terampil, kurang terampil, atau tidak terampil dengan

menggunakan aturan pada tabel 3.1 di bawah ini.

% Hasil Observasi Kriteria 80,1% - 100,0% Sangat terampil 60,1% - 80,0% Terampil 40,1% - 60,0% Cukup terampil 20,1% - 40,0% Kurang terampil 0,0% - 20,0% Tidak terampil

Tabel 3.1 Persentase Hasil Observasi KPS dan interpretasinya

Page 6: S FIS 0700554 Chapter3 - Digital Repositorya-research.upi.edu/operator/upload/s_fis_0700554_chapter3.pdf · seleksi subjek secara acak, ... pembelajaran, skenario pembelajaran, LKS,

41

F. Prosedur Penelitian

Secara umum penelitian ini diselenggarakan dalam tiga tahapan besar yaitu tahap

persiapan penelitian, tahap pelaksanaan penelitian, dan tahap akhir penelitian.

Tahapan-tahapan tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan Penelitian

Persiapan-persiapan yang akan dilakukan peneliti sebelum melakukan

penelitian adalah sebagai berikut:

a. Studi pendahuluan mengenai pendekatan inkuiri laboratorium terbimbing dan

juga objek penelitiannya meliputi:

1) Paper: mempelajari dokumen, buku sumber, laporan penelitian sejenis, artikel,

jurnal, dsb;

2) Person: berkonsultasi pada dosen pembimbing, berkonsultasi dengan ahli yang

berkaitan dengan teori yang akan diuji, mewawancarai guru sekolah yang akan

dijadikan objek penelitian

3) Place: menentukan sekolah yang cocok dengan kriteria objek penelitian yang

telah disesuaikan dengan hal yang akan diteliti

b. Menentukan SMP yang akan dijadikan objek penelitian berdasarkan beberapa

kriteria yang telah dijelaskan dibagian populasi;

c. Menyiapkan administrasi perizinan penelitian;

d. Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti rencana pelaksanaan

pembelajaran, skenario pembelajaran, LKS, dan media pembelajaran

kemudian mengkonsultasikannya pada dosen pembimbing;

e. Membuat instrumen penelitian berupa tes, lembar observasi, dan angket

Page 7: S FIS 0700554 Chapter3 - Digital Repositorya-research.upi.edu/operator/upload/s_fis_0700554_chapter3.pdf · seleksi subjek secara acak, ... pembelajaran, skenario pembelajaran, LKS,

42

1) Tes

Tes diberikan untuk menguji kemampuan konsep dan keterampilan proses

sains siswa sebelum treatment diberikan (pre-test) dan setelah treatment diberikan

(post-test) untuk mengetahui pengaruh dri treatment terhadap hasil belajar kognitif

siswa.

2) Lembar Observasi

Penilaian terhadap Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa meliputi aspek

mengamati, mengajukan hipotesis, berkomunikasi, merencanakan percobaan,

melakukan percobaan, dan menerapkan konsep. Instrumen untuk mengukur

keterampilan proses sains dasar siswa terdiri dari 11 aspek. Skor yang digunakan

adalah 0 dan 1, maka skor tertinggi 1 X 11 = 11 dan skor terendah 0 x 11 = 0.

Untuk mendapatkan nilai KPS dihitung dengan persamaan (1) sebagai berikut.

����� = ∑ �� � �� ��� � � ���� �� � ���� � �100%

f. Melakukan uji coba instrumen

Uji coba instrumen dilakukan dengan tujuan untuk melihat validitas dan

realibilitas instrumen sehingga ketika instrumen diberikan pada siswa, instrumen

tersebut telah valid dan reliabel. Uji coba instrumen ini dilakukan pada kelas yang

memiliki karakteristik yang hampir sama dengan kelas yang akan dijadikan objek

penelitian.

(1)

Page 8: S FIS 0700554 Chapter3 - Digital Repositorya-research.upi.edu/operator/upload/s_fis_0700554_chapter3.pdf · seleksi subjek secara acak, ... pembelajaran, skenario pembelajaran, LKS,

43

1) Analisis Validitas Instrumen

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan

suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut

mengukur yang hendak diukur (Arikunto, 2009: 65).

Nilai validitas dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (2):

��� = � ∑ �� !∑ �"!∑ �"#!� ∑ �$ !∑ �"$"!� ∑ �$ !∑ �"$"

Keterangan:

��� : koefisien korelasi antara variabel X dan Y

X : skor tiap butir soal

Y : skor total tiap butir soal

N : jumlah siswa

Nilai validitas yang sudah didapat selanjutnya diinterpretasikan dengan

menggunakan aturan pada tabel 3.2 di bawah ini.

Nilai rxy Interpretasi 0,800 – 1,00 Sangat tinggi 0,600 – 0,800 Tinggi 0,400 – 0,600 Cukup 0,200 – 0,400 Rendah 0,00 – 0,200 Sangat rendah

2) Analisis Realibilitas Instrumen

Realibilitas didefinisikan sebagai kestabilan hasil yang diperoleh orang

yang sama jika dites dengan instrumen yang sama pada waktu yang berbeda.

Teknik yang digunakan untuk mengukur tingkat relibilitas suatu instrumen adalah

( 2)

Tabel 3.2 Nilai korelasi dan interpretasinya (Arikunto, 2009: 75)

Page 9: S FIS 0700554 Chapter3 - Digital Repositorya-research.upi.edu/operator/upload/s_fis_0700554_chapter3.pdf · seleksi subjek secara acak, ... pembelajaran, skenario pembelajaran, LKS,

44

dengan menggunakan metoda belah dua (split half method). Dalam menggunakan

metode ini penguji hanya menggunakan sebuah tes dan dicobakan satu kali.

Realibilitas tes dapat dihitung dengan persamaan (3):

�%% = &' $( ' $()%*' $( ' $( +

Keterangan:

�%% : realibilitas instrumen

�% &( % &( : korelasi antara skor-skor tiap belahan tes

Nilai realibilitas yang sudah didapat selanjutnya diinterpretasikan pula dengan

menggunakan aturan pada tabel 3.2 di atas.

3) Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal

Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal

yang diujikan tergolong soal yang mudah, sedang atau sukar. Untuk menghitung

tingkat kesukaran tiap butir soal digunakan persamaan (4):

, = -./

Keterangan:

, : indeks kesukaran

0 : banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

1� : jumlah peserta tes

Nilai tingkat kesukaran yang sudah didapat selanjutnya diinterpretasikan dengan

menggunakan aturan pada tabel 3.3.

(3)

( 4)

Page 10: S FIS 0700554 Chapter3 - Digital Repositorya-research.upi.edu/operator/upload/s_fis_0700554_chapter3.pdf · seleksi subjek secara acak, ... pembelajaran, skenario pembelajaran, LKS,

4) Analisis Daya Pembeda

Daya pembeda soal digunakan untuk membedakan antara siswa yang

berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Daya pembeda

soal ditunjukkan oleh indeks diskriminasi (D).

Untuk menentukan daya pembeda pada suatu soal, seluruh pengikut tes

dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok A

(upper group) dan kelompok B dengan nilai terendah (

dibagi dua kelompok, maka dapat dilihat jumlah siswa pada masing

kelompok yaitu JA untuk skor total pad

untuk skor total pada kelompok bawah (

menunjukkan jumlah skor yang diperoleh siswa di kelompok atas, dan BB

menunjukkan jumlah skor yang diperoleh siswa di kelompok bawah.

Jika keempat nilai tersebut sudah diketahui, maka dapat ditentukan nilai P

pada setiap kelompok di setiap butir soalnya. Dengan

(5):

Nilai koefisien tingkat kesukaran

Analisis Daya Pembeda

Daya pembeda soal digunakan untuk membedakan antara siswa yang

berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Daya pembeda

soal ditunjukkan oleh indeks diskriminasi (D).

Untuk menentukan daya pembeda pada suatu soal, seluruh pengikut tes

ompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok A32 dengan nilai tertinggi

) dan kelompok B dengan nilai terendah (lower group

dibagi dua kelompok, maka dapat dilihat jumlah siswa pada masing

kelompok yaitu JA untuk skor total pada kelompok atas (upper group

untuk skor total pada kelompok bawah (lower group). Sedangkan BA

menunjukkan jumlah skor yang diperoleh siswa di kelompok atas, dan BB

menunjukkan jumlah skor yang diperoleh siswa di kelompok bawah.

Jika keempat nilai tersebut sudah diketahui, maka dapat ditentukan nilai P

pada setiap kelompok di setiap butir soalnya. Dengan menggunakan persamaan

atau

Nilai P Klasifikasi 0,00 – 0,29 Soal sukar 0,30 – 0,69 Soal sedang 0,70 – 1,00 Soal mudah

Tabel 3.3 Nilai koefisien tingkat kesukaran dan interpretasinya

(Arikunto, 2003: 210)

45

Daya pembeda soal digunakan untuk membedakan antara siswa yang

berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Daya pembeda

Untuk menentukan daya pembeda pada suatu soal, seluruh pengikut tes

dengan nilai tertinggi

lower group). Setelah

dibagi dua kelompok, maka dapat dilihat jumlah siswa pada masing-masing

upper group) dan JB

). Sedangkan BA

menunjukkan jumlah skor yang diperoleh siswa di kelompok atas, dan BB

menunjukkan jumlah skor yang diperoleh siswa di kelompok bawah.

Jika keempat nilai tersebut sudah diketahui, maka dapat ditentukan nilai P

menggunakan persamaan

interpretasinya

(5)

Page 11: S FIS 0700554 Chapter3 - Digital Repositorya-research.upi.edu/operator/upload/s_fis_0700554_chapter3.pdf · seleksi subjek secara acak, ... pembelajaran, skenario pembelajaran, LKS,

46

Keterangan : DP = Daya Pembeda

BU = Jumlah siswa kelompok atas yang benar

BL = Jumlah siswa kelompok atas yang salah

NU = Banyak siswa kelompok atas

NL = Banyak siswa kelompok bawah

Dengan klasifikasi daya pembeda seperti pada tabel 3.4 sebagai berikut :

Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda Instrumen Tes (Arikunto, 2008: 218)

Nilai P Kategori 0 – 0,20 Jelek

0,21 – 0,40 Cukup 0,41 – 0,70 Baik 0,71 – 1,00 Baik sekali

Bertanda negatif Tidak baik

Uji coba dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2011. Instrumen tes prestasi

belajar yang diujicobakan terdiri dari 26 item pilihan ganda biasa. Tabel 3.5

menunjukkan hasil ujicoba instrumen tes prestasi belajar berdasarkan tingkat

kesukaran, daya pembeda, validitas, dan reliabilitasnya. Pengolahan hasil uji coba

dapat dilihat pada Lampiran C.1.a.

No. Soal

Ranah Kognitif

Tk. Kesukaran Daya Pembeda Validitas Ket.

Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria 1. C4 0,26 Sukar 0,43 Baik 0,37 Rendah Dipakai 2. C4 0,88 Mudah 0,19 Jelek 0,09 Sangat rendah Direvisi 3. C3 0,91 Mudah 0,24 Cukup 0,38 Rendah Dibuang 4. C5 0,44 Sedang 0,24 Cukup 0,39 Rendah Dipakai 5. C2 0,47 Sedang 0,19 Jelek 0,24 Rendah Dibuang 6. C5 0,39 Sedang -0,05 Tidak baik 0,13 Sangat rendah Direvisi 7. C5 0,28 Sukar 0,29 Cukup 0,26 Rendah Dipakai 8. C4 0,44 Sedang 0,33 Cukup 0,25 Rendah Dipakai

Tabel 3.5 Tabulasi Analisis Hasil Uji Coba Tes Prestasi Belajar

Page 12: S FIS 0700554 Chapter3 - Digital Repositorya-research.upi.edu/operator/upload/s_fis_0700554_chapter3.pdf · seleksi subjek secara acak, ... pembelajaran, skenario pembelajaran, LKS,

47

No. Soal

Ranah Kognitif

Tk. Kesukaran Daya Pembeda Validitas Ket.

Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria 9. C4 0,19 Sukar 0,19 Jelek 0,24 Rendah Dibuang 10. C2 0,21 Sukar 0,24 Cukup 0,32 Rendah Dipakai 11. C3 0,23 Sukar -0,09 Tidak baik 0,01 Sangat rendah Dipakai 12. C2 0,37 Sedang 0,19 Jelek 0,16 Sangat rendah Dipakai 13. C2 0,70 Sedang 0,29 Cukup 0,32 Rendah Dibuang 14. C2 0,77 Mudah 0,33 Cukup 0,30 Rendah Dipakai 15. C2 0,14 Sukar 0,19 Jelek 0,51 Cukup Dibuang 16. C3 0,54 Sedang 0,14 Jelek 0,20 Rendah Dibuang 17. C3 0,39 Sedang 0,24 Cukup 0,45 Cukup Direvisi 18. C3 0,26 Sukar -0,05 Tidak baik 0,09 Sangat rendah Dibuang 19. C3 0,33 Sedang 0,29 Cukup 0,49 Cukup Dibuang 20. C3 0,21 Sukar 0,14 Jelek 0,12 Sangat rendah Dibuang 21. C3 0,28 Sukar 0,48 Baik 0,63 Tinggi Dipakai 22. C3 0,23 Sukar 0,29 Cukup 0,38 Rendah Dibuang 23. C3 0,23 Sukar 0,09 Jelek 0,07 Sangat rendah Dipakai 24. C3 0,16 Sukar 0,05 Jelek 0,27 Rendah Dipakai 25. C2 0,49 Sedang 0,33 Cukup 0,33 Rendah Dibuang 26. C4 0,95 Mudah 0,05 Jelek 0,02 Sangat rendah Dipakai

Realibilitas Tes : 0,08 (Sangat rendah)

Berdasarkan tabel 3.5 dapat dilihat bahwa tingkat kesukaran dari 26 soal

prestasi yang telah diujicobakan adalah 15,38% dikategorikan soal yang mudah,

38,46% dikategorikan soal yang sedang, dan 46,15% dikategorikan soal yang

sukar. Apabila dilihat dari daya pembedanya, 11,54% dikategorikan tidak baik,

38,46% dikategorikan jelek, 42,31% dikategorikan cukup, dan 7,69%

dikategorikan baik. Tingkat validitas dari soal prestasi ini adalah 30,77%

dikategorikan sangat rendah, 53,85% dikategorikan rendah, 11,53% dikategorikan

cukup dan 3,85% dikategorikan tinggi. Soal ini memiliki tingkat

reliabilitas sangat rendah dengan nilai 0,08. Berdasarkan analisis soal yang telah

dilakukan, maka diperoleh 15 soal yang layak digunakan dan 11 soal tidak layak

digunakan.

Hasil uji coba soal prestasi belajar pada 43 siswa di kelas yang memiliki

karakteristik yang hampir sama dengan kelas yang dijadikan objek penelitian

menunjukkan tingkat realibilitas yang sangat rendah dan mayoritas soal yang

Page 13: S FIS 0700554 Chapter3 - Digital Repositorya-research.upi.edu/operator/upload/s_fis_0700554_chapter3.pdf · seleksi subjek secara acak, ... pembelajaran, skenario pembelajaran, LKS,

48

diujikan memiliki tingkat validitas yang rendah. Hal tersebut dimungkinkan

karena siswa yang dijadikan objek uji coba tidak siap dengan tes yang dilakukan.

Siswa tidak diberi tahu sebelumnya bahwa pada hari uji coba, mereka akan

melakukan tes. Siswa tidak diberi kesempatan untuk mempersiapkan tes terlebih

dahulu. Soal prestasi yang diberikan pun terlalu banyak untuk bisa dikerjakan

dalam waktu 40 menit.

Instrumen tes Keterampilan Proses Sains (KPS) yang diujicobakan terdiri

dari 16 item pilihan ganda biasa. Tabel 3.6 menunjukkan hasil ujicoba instrumen

tes prestasi belajar berdasarkan tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas, dan

reliabilitasnya. Dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran C.1.b.

No. Soal KPS

Tk. Kesukaran Daya Pembeda Validitas Ket.

Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria 1. Mengamati 0,26 Sukar 0,19 Jelek 0,28 Rendah Dipakai 2. Berhipotesis 0,88 Mudah 0,38 Cukup 0,55 Cukup Direvisi 3. Berhipotesis 0,91 Mudah 0,33 Cukup 0,42 Cukup Dibuang 4. Berkomunikasi 0,44 Sedang 0,38 Cukup 0,42 Cukup Dipakai

5. Menerapkan konsep

0,47 Sedang 0,19 Jelek 0,52 Cukup Dibuang

6. Berkomunikasi 0,39 Sedang 0,19 Jelek 0,22 Rendah Direvisi

7. Merencanakan percobaan

0,28 Sukar 0,14 Jelek 0,32 Rendah Dipakai

8. Menerapkan konsep

0,44 Sedang 0,19 Jelek 0,49 Cukup Dipakai

9. Melakukan percobaan

0,19 Sukar 0,19 Jelek 0,26 Rendah Dibuang

10. Merencanakan percobaan

0,21 Sukar 0,24 Cukup 0,38 Rendah Dipakai

11. Berhipotesis 0,23 Sukar 0,43 Baik 0,47 Cukup Dipakai

12. Menerapkan konsep

0,37 Sedang 0,24 Cukup 0,38 Rendah Dipakai

13. Merencanakan percobaan

0,70 Sedang 0,38 Cukup 0,48 Cukup Dibuang

14. Berkomunikasi 0,77 Mudah 0,14 Jelek 0,39 Rendah Dipakai 15. Berhipotesis 0,14 Sukar 0,05 Jelek 0,47 Cukup Dibuang

16. Merencanakan percobaan

0,54 Sedang 0,09 Jelek 0,06 Sangat rendah

Dibuang

Realibilitas Tes : 0,67 (Tinggi)

Tabel 3.6 Tabulasi Analisis Hasil Uji Coba Keterampilan Proses Sains

Page 14: S FIS 0700554 Chapter3 - Digital Repositorya-research.upi.edu/operator/upload/s_fis_0700554_chapter3.pdf · seleksi subjek secara acak, ... pembelajaran, skenario pembelajaran, LKS,

49

Berdasarkan tabel 3.6 diatas dapat dilihat bahwa tingkat kesukaran dari 16

soal Keterampilan Proses Sains yang telah diujicobakan adalah 18,75%

dikategorikan soal yang mudah, 43,75% dikategorikan soal yang sedang, dan

37,50% dikategorikan soal yang sukar. Apabila dilihat dari daya pembedanya,

56,25% dikategorikan jelek, 37,50% dikategorikan cukup, dan 6,25%

dikategorikan baik. Tingkat validitas dari soal prestasi ini adalah 6,25%

dikategorikan sangat rendah, 43,75% dikategorikan rendah, dan 50,00%

dikategorikan cukup. Tingkat reliabilitasnya soal ini memiliki tingkat reliabilitas

tinggi dengan nilai 0,67 Berdasarkan analisis soal yang telah dilakukan, maka

diperoleh 12 soal yang layak digunakan dan 4 soal tidak layak digunakan.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahap pelaksanaan penelitian diuraikan sebagai berikut:

a. Melakukan pre-test terhadap objek penelitian (siswa)

b. Melakukan pembelajaran fisika dengan pendekatan inkuiri lab terbimbing

sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat

c. Pada saat pelaksanaan pembelajaran, observer mengamati aspek keterampilan

proses siswa dalam kegiatan praktikum

d. Melakukan post-test terhadap objek penelitian (siswa)

Penelitian dilakukan di salah satu SMP Negeri klaster satu di kota Bandung

tepatnya di kelas VIII A. Tabel 3.7 menunjukkan jadwal penelitian yang telah

dilakukan.

Page 15: S FIS 0700554 Chapter3 - Digital Repositorya-research.upi.edu/operator/upload/s_fis_0700554_chapter3.pdf · seleksi subjek secara acak, ... pembelajaran, skenario pembelajaran, LKS,

50

3. Tahap Akhir Penelitian

Tahap akhir penelitian diuraikan sebagai berikut:

a. Melakukan pengolahan data dan analisis terhadap seluruh data yang dipeoleh

b. Menentukan pengaruh suatu variabel (pendekatan inkuiri laboratorium

terbimbing) terhadap variabel lainnya (hasil belajar dan keterampilan proses

siswa).

c. Menarik kesimpulan penelitian

d. Menyajikan kekurangan dan faktor pendukung selama penelitian sebagai

patokan untuk penelitian selanjutnya

No Hari, Tanggal Pukul Kegiatan Penelitian 1 Rabu, 18-05-2011 07.20-08.40 Pre-Test 2 Rabu, 18-05-2011 10.20-11.40 Pembelajaran pertama 3 Kamis, 19-05-2011 10.20-11.40 Pembelajaran kedua 4 Selasa, 24-05-2011 12.20-13.40 Pembelajaran ketiga 5 Rabu, 25-05-2011 10.20-11.40 Pembelajaran keempat 6 Rabu, 25-05-2011 11.40-13.00 Post-Test

Tabel 3.7 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian

Page 16: S FIS 0700554 Chapter3 - Digital Repositorya-research.upi.edu/operator/upload/s_fis_0700554_chapter3.pdf · seleksi subjek secara acak, ... pembelajaran, skenario pembelajaran, LKS,

51

Menentukan Masalah

(Studi pendahuluan)

Studi Litelatur

Studi Kurikulum

Pembuatan Instrumen Penelitian dan Perangkat

Pembelajaran

Pretest

Kegiatan Belajar

Mengajar dengan

Model

Pembelajaran

Inkuiri Lab

Terbimbing

Pengolahan Data

Uji Coba dan Analisis Instrumen

Pretest

Kegiatan Belajar

Mengajar dengan

Model Pembelajaran

Kombinasi Model

Pembelajaran DL, ID,

dan IL

Posttest

Observasi

Kesimpulan

Tahap Pelaksanaan

Tahap Persiapan

Tahap Akhir

Gambar 3.2. Prosedur Penelitian

Page 17: S FIS 0700554 Chapter3 - Digital Repositorya-research.upi.edu/operator/upload/s_fis_0700554_chapter3.pdf · seleksi subjek secara acak, ... pembelajaran, skenario pembelajaran, LKS,

52

G. Teknik Pengolahan Data

Jika instrumen yang telah dibuat telah diujicobakan maka instrumen tersebut

diberikan pada siswa. Setelah data didapatkan, maka dilakukan pengolahan data

sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas mempunyai fungsi untuk menguji kenormalan data yang

diperoleh dari hasil penelitian. Uji normalitas juga berfungsi untuk mengetahui

apakah sampel telah mewakili populasi atau tidak. Uji normalitas pada penelitian

ini menggunakan rumus chi kuadrat. Data yang terkumpul disusun dalam satu

distribusi frekuensi terlebih dahulu. Langkah-langkah uji normalitas adalah

sebagai berikut:

a. Data yang terkumpul disusun dalam satu distribusi frekuensi;

b. Menentukan batas-batas kelas interval;

c. Menentukan titik tengah kelas interval;

d. Menuliskan frekuensi (f) bagi tiap-tiap kelas interval;

e. Menentukan fx, yaitu hasil kali frekuensi dengan titik tengah. Berdasarkan

jumlah fx dapat dihitung rerata dan standar deviasi;

f. Dengan menggunakan rerata dan standar deviasi yang telah diketahui,

selanjutnya menghitung angka standar atau z score batas nyata kelas interval

2 = 3� �45

g. Menentukan batas daerah dengan menggunakan tabel “luas daerah di bawah

lengkung normal standar dari 0 ke z;

h. Menghitung luas daerah tiap-tiap kelas interval dengan cara sebagai berikut:

(6)

Page 18: S FIS 0700554 Chapter3 - Digital Repositorya-research.upi.edu/operator/upload/s_fis_0700554_chapter3.pdf · seleksi subjek secara acak, ... pembelajaran, skenario pembelajaran, LKS,

53

6 = |6% − 6&| dengan I yaitu luas kelas interval, I1 yaitu luas daerah batas atas kelas interval,

I2 yaitu luas daerah batas bawah kelas interval;

i. Luas daerah menggambarkan presentase bagian dalam bandingannya dengan

luas seluruh kurva yang berjumlah 100%. Bilangan yang menunjukkan luas

daerah ini kemudian dikalikan dengan bilangan 100. Bilangan hasil perkalian

dengan 100 itulah frekuensi yang diharapkan (fh) dari perhitungan Chi-

kuadrat yang akan dilakukan;

j. Dalam menggunakan rumus Chi-kuadrat biaya bilangan yang menunjukkan

frekuensi yang diobservasi (fo) dan frekuensi yang diharapkkan (fh). Di dalam

tabel kerja telah tertera bilangan-bilangan dimaksud. Frekuensi yang

diobservasi (fo) adalah frekuensi pada setiap kelas interval tersebut.

2. Uji Hipotesis

a. Uji statistik parametrik

Uji statistik parametrik adalah uji t satu perlakuan yaitu untuk menguji

apakah data yang diperoleh mempunyai perbedaan yang signifikan atau tidak. Uji

statistik parametrik digunakan jika data memenuhi asumsi statistik, yaitu jika

terdistribusi normal dan memiliki variansi yang homogen.

Uji t dilakukan dengan mencari harga thitung dari selisih antara skor pretes

dan postes dengan menggunakan rumus:

9 = :�; ∑ �&<=!= − 1"

(6)

(7)

Page 19: S FIS 0700554 Chapter3 - Digital Repositorya-research.upi.edu/operator/upload/s_fis_0700554_chapter3.pdf · seleksi subjek secara acak, ... pembelajaran, skenario pembelajaran, LKS,

54

Dengan:

Md = mean dari perbedaan pretest dan posttest

xd = deviasi dari masing-masing subjek

x2d = jumlah kuadrat masing-masing deviasi

N = subjek pada sampel

Hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel distribusi t untuk tes

dua ekor. Jika –ttabel < thitung < ttabel maka disimpulkan bahwa tidak terdapat

perbedaan mean yang signifikan antara skor pretes dan skor postes. Cara

mengkonsultasikan thitung dengan ttabel yaitu:

1) Menentukan derajat kebebasan v= Ni-1

2) Melihat tabel distribusi t untuk tes dua ekor pada taraf signifikansi tertentu,

misalnya pada taraf 0,05 atau interval kepercayaan 95%. Bila pada v yang

diinginkan tidak ada maka diadakan interpolasi.

b. Uji t’

Jika setelah uji homogenitas ternyata data tidak memiliki variansi yang

tidak homogen namun terdistribusi normal, maka statistik yang dapat digunakan

adalah uji t’ yaitu sebagai berikut:

9′ = |�4' �4$|>?'$@'*?$$@$

Dengan kriteria pengujian adalah terima hipotesisi H1 jika:

9′ ≥ B%9% + B&9&B% + B& , Dengan B% = 5'$�' ; B& = 5$$�$ ; 9% = 9!% F"!�' %" ; 9& = 9!% F"!�$ %".

(8)

(9)

Page 20: S FIS 0700554 Chapter3 - Digital Repositorya-research.upi.edu/operator/upload/s_fis_0700554_chapter3.pdf · seleksi subjek secara acak, ... pembelajaran, skenario pembelajaran, LKS,

55

c. Uji statistik non-parametrik

Uji statistik non-parametrik digunakan jika sampel tidak terdistribusi

normal, maka dapat menggunakan uji wilcoxon. Langkah-langkah yang dilakukan

dalam uji Wilcoxon adalah sebagai berikut:

1) Membuat daftar rank

2) Menghitung nilai W, yaitu bilangan yang paling kecil dari jumlah rank positif

dan rank negatif. Nilai W diambil salah satunya.

3) Menentukan nilai W dari tabel. Jika n>25, maka nilai W dihitung dengan

rumus:

G = �!� + 1"4 − I>�!� + 1"!2� + 1"24

(Panggabean, 2001: 159)

4) Pengujian hipotesis

Jika W > Wα(n), maka hipotesis H1 ditolak.

Jika W < Wα(n), maka hipotesis H1 diterima.

3. Uji Gain Ternormalisasi

Pretest dan posttest serta keterampilan-keterampilan yang diperoleh dari

pengamatan selama proses pembelajaran ditabulasikan dan ditentukan rata-rata

prosentasenya. Rata-rata skor pre test dan post test yang menunjukkan penguasaan

konsep serta rata-rata skor keterampilan awal dan akhir yang menunjukkan aspek

Page 21: S FIS 0700554 Chapter3 - Digital Repositorya-research.upi.edu/operator/upload/s_fis_0700554_chapter3.pdf · seleksi subjek secara acak, ... pembelajaran, skenario pembelajaran, LKS,

56

psikomotorik dianalisis untuk menentukan gain atau peningkatannya dengan rumus

Hake (Hake, 2002).

Keterangan : g(gain)= peningkatan hasil belajar

Spre-test = rata-rata pre-test atau keterampilan awal (%)

Spost-tes t= rata-rata post-test atau keterampilan akhir (%)

Hake ( 2002) mengklasifikasikan gain sebagai berikut:

<g> -tinggi : <g> > 0.7;

<g> - Sedang : 0.7 > <g> > 0.3;

<g> - Rendah : <g> < 0.3.

(10)