rumus2 fisika

Upload: laksmana-angga-parsada

Post on 30-May-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    1/84

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    2/84

    DAFTAR ISI

    Surat Keterangan 1Kata Pengantar2

    Daftar Isi 3

    1. Besaran dan Satuan4

    2. Gerak Lurus

    93. Hukum Newton

    124. Memadu Gerak

    145. Gerak Rotasi

    16

    6. Gravitasi 207. Usaha-Energi

    218. Momentum-Impuls-Tumbukan

    229. Elastisitas 2310. Fluida

    2411. Gelombang Bunyi 26

    2

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    3/84

    12. Suhu dan Kalor30

    13. Listrik Stattis33

    14. Listrik Dinamis37

    15. Medan Magnet43

    16. Imbas Elektromagnetik

    4717. Optika Geometri 4918. Alat-alat Optik

    5319. Arus Bolak-balik 5520. Perkembangan Teori Atom

    5821. Radioaktivitas

    6122. Kesetimbangan Benda Tegar

    6423. Teori Kinetik Gas 6924. Hukum Termodinamika

    7125. Gelombang Elektromagnetik

    7526. Optika Fisis 7727. Relativitas 8028. Dualisme Gelombang Cahaya

    81

    3

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    4/84

    BESARAN DAN SATUAN

    Ada 7 macam besaran dasar berdimensi:

    Besaran Satuan (SI) Dimensi1. Panjang m [ L ]

    2. Massa kg [ M ]

    3. Waktu detik [ T ]

    4. Suhu Mutlak K [ ]

    5. Intensitas Cahaya Cd [ J ]

    6. Kuat Arus Ampere [ I ]

    7. Jumlah Zat mol [ N ]

    2 macam besaran tambahan tak berdimensi:

    a. Sudut datar ----> satuan : radian

    b. Sudut ruang ----> satuan : steradian

    Satuan SI Satuan Metrik

    MKS CGS

    Dimensi ----> Primer ----> dan dimensi Sekunder ---> jabaranGuna dimensi untuk : Checking persamaan Fisika.

    Dimensi dicari melalui ----> Rumus atau Satuan Metrik

    Contoh :

    (daya)

    4

    T

    L

    M

    PvF

    t

    W ==

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    5/84

    1-2--22

    LTMLTT

    TML=

    -32-32 TMLTML =

    No Besaran Rumus Sat. Metrik (SI) Dimensi

    1 Kecepatan t

    sv =

    dtm

    1LT

    2 Percepatan t

    va

    = 2dtm 2LT

    3 Gaya amF =( )N

    dtmkg

    2

    2MLT

    4 Usaha sFW =( )Joule2

    2

    dtmkg

    22 TML

    5 Daya t

    W

    P = ( )Watt3

    2

    dt

    mkg32 TML

    6 Tekanan A

    FP = ( )atm

    2dtmkg

    21 TML

    7 Energi kinetik

    2

    2

    1mvEk = ( )Joule2

    2

    dtmkg

    22 TML

    8 Energi potensial hgmEp =

    ( )Joule22

    dt

    mkg22

    TML

    9 Momentum vmM = dtmkg

    1MLT

    10 Impuls tFi = dtmkg

    1MLT

    11 Massa Jenis V

    m= 3m

    kg3ML

    12 Berat Jenis s = V

    w22dtm

    kg22 TML

    13 Konst. pegas x

    Fk = 2

    dt

    kg2MT

    14 Konst. grafitasi G =2

    2

    m

    Fr2

    3

    kgdtm

    231 TLM

    5

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    6/84

    15 Konst. gas R =Tn

    VP

    .

    .

    Kmoldtkgm

    o2

    2

    1122 NTML

    16 Gravitasi m

    Fg = 2dt

    m2LT

    17 Momen Inersia2mRI = 2mkg 2ML

    ANGKA PENTING

    Angka Penting : Semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran dengan alat

    ukur, terdiri dari : Angka pasti Angka taksiran

    Aturan :a. Penjumlahan / Pengurangan

    Ditulis berdasarkan desimal paling sedikitContoh :

    2,7481

    8,41------- +

    11,1581 ------> 11,16

    b. Perkalian / PembagianDitulis berdasarkan angka penting paling sedikitContoh :

    4,756110

    --------- 00004756

    4756-------------- +523,160 ----> 520

    BESARAN VEKTOR

    Besaran Skalar: adalah besaran yang hanya ditentukan oleh besarnya atau nilainya

    saja.

    Contoh : panjang, massa, waktu, kelajuan, dan sebagainya.

    Besaran Vektor : adalah Besaran yang selain ditentukan oleh besarnya atau

    nilainya,

    juga ditentukan oleh arahnya.

    Contoh : kecepatan, percepatan, gaya dan sebagainya.

    6

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    7/84

    Sifat-sifat vektor

    1. A

    +B

    = B

    + A

    Sifat komutatif.

    2. A

    + (B

    + C

    ) = ( A

    +B

    ) + C

    Sifat assosiatif.

    3. a ( A

    +B

    ) = a A

    + a B

    4. / A

    / + /B

    / / A

    +B

    /

    RESULTAN DUA VEKTOR

    = sudut antara A dan B

    /R

    / = / / / / / / / / cos A B A B

    + +2 2 2

    arahnya :

    / /

    s i n

    / /

    s i n

    / /

    s i n

    R A B

    = =

    1 2

    7

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    8/84

    Vektor sudut vx = v cos vy = v sin

    V1 1

    vx = v cos 1

    vy = v sin 1

    V2 2 vx = v cos 2 vy = v sin 2

    V3 3

    vx = v cos 3

    vy = v sin 3

    .......=vx .......=vy

    Resultan / v R / = ( ) ( ) + v vX Y2 2

    Arah resultan : tg =

    vv

    Y

    X

    Uraian Vektor Pada Sistem Koordinat Ruang ( x, y, z )

    , , = masing-masing sudut antara

    vektor A dengan sumbu-sumbu x, y dan zA

    =A

    x +A

    y +A

    z

    8

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    9/84

    atau A = / A x / i + / A y /j + / A z /

    k / A x / = A cos / A y / = A cos /A z / = A cos

    Besaran vektor A

    A A A A X Y Z = + +/ / / / / /2 2 2

    dan i ,j ,

    k masing-masing vektor satuan pada sumbu x, y dan z

    9

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    10/84

    GERAK LURUS

    Vt = kecepatan waktu t detik S = jarak yang ditempuhVo = kecepatan awal a = percepatant = waktu g = percepatan gravitasi

    v0=0

    10

    v = gh2

    t= gh /2

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    11/84

    h

    GJB

    vo=0

    v? h1h2

    Variasi GLB

    P Q

    A B

    A

    B

    P QSP

    A BSQ

    Gerak Lurus Berubah Beraturan

    1 v =12

    12

    tt

    rr

    t

    r

    =

    2.12

    12

    tt

    vv

    t

    va

    =

    =

    11

    v = )21(2 hhg

    SP + SQ = AB

    SA = SB

    SP SQ = AB

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    12/84

    3.dt

    drv xx = ;

    dt

    drv

    y

    y = ;dt

    drv zz =

    222

    zyx vvvv ++=

    4.dt

    dva xx = ;

    dt

    dva

    y

    y = ;dt

    dva zz =

    222

    zyx aaaa ++=

    5 Diketahui a(t)

    ( ) dttavt

    t

    = 2

    1

    6. =2

    1

    t

    t

    dtvtr

    h = tinggiVy = kecepatan terhadap sumbu y h1 = ketinggian pertama Vz =kecepatan terhadap sumbu zh2 = ketinggian kedua |v | = kecepatan rata-rata mutlakSP = jarak yang ditempuh P || = percepatan rata-rata mutlak

    SQ = jarak yang ditempuh Q ax = percepatan terhadap sumbu xAB = panjang lintasan ay = percepatan terhadap sumbu ySA = jarak yang ditempuh A az = percepatan terhadap sumbu zSB = jarak yang ditempuh B a(t) = a fungsi t

    v = kecepatan rata-rata V(t) = V fungsi t r = perubahan posisi V1 = kecepatan 1 t = selang waktu Vx = kecepatan terhadap sumbu xr2 = posisi akhirr1 = posisi awal

    t1 = waktu awal bergerakt2 = waktu akhir bergerak = percepatan rata-rataV = perubahan rata-rataV2 = kecepatan 2

    12

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    13/84

    HUKUM NEWTON1. Hk. I Newton Hk. kelembaman (inersia) :

    Untuk benda diam dan GLB =0F =0Fx dan =0Fy

    2. Hk. II Newton 0a GLBB = amF ( )amm 2121 +=

    13

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    14/84

    amT = 11

    3. Hukum III Newton F aksi = - F reaksi

    Aksi reaksi tidak mungkin terjadi pada 1 benda

    4. Gaya gesek (fg) : * Gaya gesek statis (fs) diam fs = N. s* Gaya gesek kinetik (fk) bergerak fk = N. k

    Arah selalu berlawanan dengan gerak benda/sistem.

    N = w N = w F sin N = w + Fsin N = w cos

    . Statika

    =0F : * =0Fx* =0Fy

    = 0

    Fx = resultan gaya sumbu x

    Fy = resultan gaya sumbu y

    F = resultan gaya

    m = massa

    a = percepatan

    N = gaya normal

    s= koefisien gesek statis

    k= koefisien gesek kinetik

    W = gaya berat

    =sudut yang dibentuk gaya berat setelah diuraikan ke sumbu

    14

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    15/84

    MEMADU GERAK

    1. cos2 212221 vvvvvR ++= GLB GLB

    Vr = kecepatan resultan

    2. Gerak Peluru V1 = kecepatan benda 1Pada sumbux GLB V2 = kecepatan benda 2Pada sumbuy GVA GVB

    15

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    16/84

    Y

    Vo X

    cos0vvx =tvx = cos0

    tgvvy

    = sin0

    2

    02

    1sin gttvy =

    X = jarak yang ditempuh bendapada sb x

    Y = jearak yang ditempuh bendapada sb y

    Vx = kecepatan di sumbu xSyarat : V0 = kecepatan awal

    Mencapai titik tertinggi 0=yv t = waktu

    Jarak tembak max 0=y g = percepatan gravitasi

    H

    hy =

    Koordinat titik puncak

    g

    v

    g

    v

    2

    sin

    ,2

    2sin 22

    0

    2

    0

    Jarak tembak max tidak berlaku jika dilempar dari puncak ; jadiharus pakai hy =

    g

    vx

    2sin2

    0

    max =

    16

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    17/84

    GERAK ROTASI

    GERAK TRANSLASI GERAK ROTASI Hubungann

    yaPergeseran linier s Pergeseran sudut s = . RKecepatan linier v Kecepatan sudut v = . RPercepatan Linier a Percepatan sudut a = . R

    Kelembaman

    translasi

    ( massa )

    m Kelembaman

    rotasi

    (momen inersia)

    I I = m.r2

    Gaya F = m . a Torsi (momen = I . = F . R

    17

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    18/84

    gaya)Energi kinetik Energi kinetik -Daya P = F . v Daya

    P = . -

    Momentum linier p = m.v Momentum

    anguler

    L = I . -

    PADA GERAK DENGAN PERCEPATAN TETAP

    GERAK TRANSLASI (ARAH TETAP) GERAK ROTASI (SUMBU TETAP)vt = v0 + at t = 0 + .ts = vot + 1/2 a t 2 = 0t + 1/2 .t 2

    vt2

    = v02

    + 2 a.s t2

    = 02

    + 2 .

    s = jaraka = percepatanv = kecepatanR = jarijari lintasanvt = kecepatan dalam waktu t detikvo = kecepatan awalt = waktu yang ditempuh

    t = kecepatan sudut dalam waktu t detiko= kecepatan sudut awal

    Besarnya sudut :

    =S

    Rradian

    S = panjang busur

    R = jari-jari

    f . T = 1 f =1

    T

    =2

    Tatau = 2 f

    v = R

    18

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    19/84

    v1 = v2, tetapi 1

    2

    v1 = v2, tetapi 1

    2

    A = R = C , tetapi v A

    v B

    v C

    ar =v

    R

    2

    atau ar = 2 R

    Fr = m . vR

    2

    atau Fr = m 2 R

    1. Gerak benda di luar dinding melingkar

    N = m . g - m .v

    R

    2

    N = m . g cos - m .v

    R

    2

    2. Gerak benda di dalam dinding melingkar.

    19

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    20/84

    N = m . g + m .v

    R

    2

    N = m . g cos + m .v

    R

    2

    N = m .v

    R

    2

    - m . g cos N = m .v

    R

    2

    - m . g

    3. Benda dihubungkan dengan tali diputar vertikal

    T = m . g + mv

    R

    2

    T = m m . g cos + mv

    R

    2

    T = m .v

    R

    2

    - m . g cos T = m .v

    R

    2

    - m . g

    20

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    21/84

    4. Benda dihubungkan dengan tali diputar mendatar (ayunan centrifugal/konis)

    T cos = m . g

    T sin = m .v

    R

    2

    Periodenya T = 2 L

    g

    cos

    Keterangan : R adalah jari-jari lingkaran

    5. Gerak benda pada sebuah tikungan berbentuk lingkaran mendatar.

    N . k = m .v

    R

    2

    N = gaya normal

    N = m . g

    GRAVITASI

    1.2

    21

    R

    mmGF

    = VEKTOR

    2. 2R

    MGg = VEKTOR

    kuat medan gravitasi

    3.R

    MGv = massa bumi

    4.R

    MmGEp

    =

    5. ( )ABBA vvmw =

    21

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    22/84

    6. HKE

    +=

    21

    2

    1

    2

    2

    112

    RR

    GMvv

    F = gaya tarik-menarik antara kedua bendaG = konstanta gravitasim1 = massa benda 1m2 = massa benda 2R = jarak antara dua bendaEp = energi potensial gravitasi

    V = potensial gravitasiWAB = Usaha dari benda A ke BV1 = kecepatan benda 1V2 = kecepatan benda 2

    USAHAENERGI

    _______________1. sFw = cos = sudut kemiringan

    v = kecepatan

    2.2

    2

    1mvEk = W = usaha

    F = Gaya3. hgmEp = s = jarak

    Ep = Energi Potenaial4. EkEpEmek += m = massa benda

    g = percepatan gravitasi5. Ekw = h = ketinggian benda dari tanah

    Ek = Energi Kinetik6. Epw = Em = Energi mekanik

    7. HKE (Hukum Kekekalan Energi)

    2211EpEkEpEk +=+

    22

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    23/84

    MOMENTUMIMPULS

    TUMBUKAN1. vmP = P = momentum

    m = massa2. tFI = v = kecepatan

    I = impuls

    3.( )0vvmI

    PI

    t =

    =

    F= gaya

    t = selang waktu4. HKM (Hukum Kekekalan Momentum)

    +

    =+ BBAABBAA vmvmvmvm

    arah kekanan v +

    arah ke kiri v -

    5.BA

    BA

    vv

    vve

    = e = koefisien tumbukan (kelentingan)

    6. Jenis tumbukan Lenting sempurna 1=e HKE

    HKM

    Lenting sebagian 10

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    24/84

    9.

    ELASTISITAS

    1. xkF=

    F = gaya pegask = konstanta pegas

    2. 22

    1xkEp = luasan grafik Fx x = simpangan pada pegas

    Ep = energi potensial

    3 21 kkkp += susunan paralel

    4.21

    111

    kkks+= susunan seri

    5.LA

    LFPE

    == 0

    F = gaya tekan/tarikLo = panjang mula-mulaA = luas penampang yang tegak lurus gaya FL = pertambahan panjangE = modulus elastisitasP = stress

    = strain

    24

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    25/84

    FLUIDA

    Fluida Tak Bergerak

    1.v

    m=

    zat

    2.air

    relativ

    z=air pada 4

    0C 31cm

    gr= 31000

    m

    kg

    3.BA

    BAc

    vv

    mm

    ++

    =

    4. hgzh =

    5.Ahg

    AFh

    z

    h

    ==

    6. Archimedes : Gaya ke atas yang bekerja pada benda besarnya sama dengan

    jumlah (berat) zat cair yang dipindahkan.

    hgF zA =

    7. Terapung AFw < (jika dibenamkan seluruhnya)

    = AFw dalam keadaan setimbang

    2vgvg zbbd =

    8. Melayang

    25

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    26/84

    ( )2121 vvgww z +=+

    9. Tenggelam

    AFw >As Fww =

    10. Kohesi (K)Adhesi (A)

    11. Kapilaritas

    rgy

    z =

    cos2

    Fluida Bergerak

    1. vAt

    Q ==Vol

    2. Kontinuitas

    2211vAvA =

    3. Bernoully2

    222

    2

    1112

    1

    2

    1vhgPvhgP ++=++

    = massa jenism = massav = volumeA = luas permukaan

    P = daya tekanh = ketinggian dari dasarQ = Debitrelatif = massa jenis relatif

    26

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    27/84

    GELOMBANG BUNYI

    GETARAN

    k = konstanta pegas

    1. W = beratx = perubahan panjang pegasF = gaya pegasy = simpangan

    2. Ep = energi potensialEmek = energi mekanikEk = energi kinetik

    3. A = amplitudot = waktu = kecepatan sudut

    4. m = massaT = periodek = konstanta

    5. l = panjangf = frekuensi = panjang gelombangLo = panjang mula-mula

    6. L = perubahan panjangn = nada dasar keVp = kecepatan pendengarVs = kecepatan sumber bunyi

    7. P = dayaR1= jarak 1R2 = jarak 2

    8.

    9.

    10.

    11.

    27

    k =xw

    Ep = ky2

    E mek = kA2

    Ek = k (A2-y2)

    v =m

    yAk )( 22

    2mk =

    tAy sin=

    tAv cos=

    tAa sin2=

    tAmE k 22221 c o s=

    tAmE p 22221 s in=

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    28/84

    12.

    13.

    14. 2k

    mT =

    15.2

    g

    lT =

    GELOMBANG

    mekanik refleksi gel. gel.refraksi longitudinal transversal

    interferensi 1Gelombang defraksi

    polarisasi 1

    gel.

    1. tvfv ==

    2.

    3.

    4.

    5.

    28

    221 =

    elektromagnetik

    y gel. berjalan =

    x

    T

    tA 2sin

    y diam ujung bebas 0=

    =

    L

    T

    txAy 2sin2cos2

    y diam ujung terikat2

    1=

    =

    L

    T

    txAy 2cos2sin2

    mFv ==

    Ev =

    E= modulus young

    LFPE

    AF

    ====s t r e s s

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    29/84

    6.

    7.

    BUNYIGelombang Longitudinal

    nada > 20.000 Hz (Ultrasonic) keras / lemah tergantungAmplitudoBunyi 20 Hz 20.000 Hz

    desah < 20 Hz (Infrasonic) tinggi/rendah tergantungFrekuensi

    Nada Sumber

    1. Dawai

    ND

    2 Pipa Organa Terbuka

    3. Pipa Organa Tertutup

    29

    v gas =

    P

    =M

    RT

    Cv

    Cp=

    ( )

    ( )sn

    Pn

    2

    1

    +

    +v

    L

    nf

    n2

    1+=

    ( )

    ( )sn

    Pn

    1

    2

    +

    +v

    L

    nfn

    2

    1+=

    ( )

    ( )sn

    Pn

    1

    1

    +

    +v

    L

    nfn

    4

    12

    +=

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    30/84

    Sifat :

    Refleksi (Pemantulan)

    Resonansi

    Interferensi (Percobaan Quinke)

    memperkuat n

    memperlemah ( ) 2

    11+n

    Pelayangan (beat) Beat

    Efek Doppler

    Intensitas

    Taraf Intensitas (TI)

    2m

    W at t1 2

    01 0

    =I

    dB

    30

    2

    .tppvd =

    ln = ( ) 4

    112 n

    f layangan = BA ff

    s

    s

    PP f

    vv

    vvf

    =

    24 R

    P

    A

    PI

    ==

    2

    2

    2

    1

    21

    1:

    1:

    RRII =

    0

    log10I

    ITI =

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    31/84

    SUHU DAN KALOR

    01. C R F KTd 100 80 212 373

    C = celcius

    R = reamur

    Air 100 80 180 100F = fahrenheit

    tk= suhu dalam kelvinTb 0 0 32 273 t c =

    suhu dalam celsius

    C : R : F = 5 : 4 : 9tK = tC + 273

    Contoh :

    X YTb -20 40 X : Y = 150 : 200

    = 3 : 460 ?

    3

    4

    (60 + 20) + 40 =

    Td 130 240

    enaikkansuhu

    Sifat termal zat diberi kalor (panas) perubahan dimensi(ukuran)

    ubahan wujud

    2. Muai panjang. L = perubahan panjang= koefisien muai panjang

    L = Lo . . t Lo = panjang mula-mulat = perubahan suhu

    Lt = Lo ( 1 + . t ) Lt = panjang saat to

    A = perubahan luas

    31

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    32/84

    Ao = luas mula-mula3. Muai luas. = koefisien muai luas

    V = perubahan volume A = Ao . . t Vo = Volume awal

    = koefisien muai volumeAt = Ao ( 1 + . t )

    4. Muai volume.

    V = Vo . . t

    Vt = Vo ( 1 + . . t )

    = 2

    } = Q = kalor = 3

    m = massac= kalor jenis

    t = perubahan suhu5. Q = m . c. t H = perambatan suhu

    6. Q = H . t

    7. H = m . c

    8. Azas Black. T1Qdilepas

    Qdilepas = QditerimaTA

    Qditerima T2

    09. Kalaor laten Kalor lebur Q = m . Kl Kl = kalor lebur

    32

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    33/84

    Kalor uap Q = m . Ku Ku = kalor uap

    9. Perambatan kalor.

    Konduksi Konveksi Radiasi

    H =l

    tAk ..H = h . A . t I = e . . T4

    A = luask = koefisien konduksil = panjang bahanh = koefisien konfeksiI = Intensitase = emitivitas bahan = konstanta BoltzmanT = suhu

    33

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    34/84

    LISTRIK STATIS

    01.F k

    q q

    r= 1 2

    2

    .

    k = 14

    0

    = 9 x 109

    Nm2

    /Coulomb2

    0 = 8,85 x 10-12 Coulomb2 / newton m2

    F = gaya

    Q1 = muatan benda 1

    Q2 = muatan benda 2

    R = jarak benda 1 ke 2

    02.

    E kQ

    r=

    2

    E = kuat medan listrik

    Q = muatan

    R = jarak

    03. Kuat medan listrik oleh bola konduktor.

    ER=0. Es k Q

    R=

    2 Ep k

    Q

    r=

    2

    Er = kuat medan listrik di pusat bola

    Es = kuat medan listrik di kulit bola

    Ep = kuat medan listrik pada jarak p dari pusat bola

    04. Kuat medan disekitar pelat bermuatan.

    34

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    35/84

    Ep =

    2 0 =

    Q

    A EP =

    0 = rapat muatan Ep = kuat medan listrik

    05. W k Q q

    r r

    A B

    B A

    > = . . .( )1 1

    Bila rA = maka W kQ q

    rB

    B

    ~ ..

    > = -----E kQ q

    r

    Q q

    rP

    B B

    = =.

    ..1

    40

    6. V kQ

    r

    Q

    rB B= =

    1

    40

    .

    V = potensial listrik

    07. W q v v A B B A> = .( )

    08. POTENSIAL BOLA KONDUKTOR.

    VO = VK = V kq

    RL = . V k

    q

    rM = .

    09. HUKUM KEKEKALAN ENERGI

    ( ) ( )v vq

    mV V2

    2

    1

    2

    1 2

    2= + ( )

    10. CQ

    V=

    35

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    36/84

    11.

    C

    A

    d00

    =

    C

    A

    d=

    .

    12. C C KK A

    d= =0

    0.

    13. WQ

    C= 12

    2

    atau W C V= 12

    2

    14. Susunan Seri.

    - Q

    s= Q1 = Q2 = Q3 = .....

    - Vs = Vab + Vbc + Vcd + Vde +.....

    -1 1 1 1

    1 2 3C C C C S= + + +.....

    15. Susunan paralel.

    - V

    p= V1= V2 = V3

    - Qp = Q1 + Q2 + Q3 + .....- Cp = C1 + C2 + C3 + .....

    36

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    37/84

    16.21

    2221

    CC

    VCVCV

    GAB ++

    =

    C = kapasitas listrik

    Q = muatan listrik

    V = beda potensial

    Co = Kapasitas dalam hampa udara

    d = jarak antar dua keeping

    A = luas masing-masing keeping

    K = konstanta dielektrikW = energi kapasitor

    37

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    38/84

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    39/84

    RS = R1 + R2 + R3 + ...

    08. SUSUNAN PARALEL

    VP = V1 = V2 = V3

    i + i1 + i2 + i3 + ....

    1 1 1 1

    1 2 3 R R R Rp= + + +...

    09. Jembatan wheatstone

    RX . R2 = R1 . R3

    RR R

    RX =

    1 3

    2

    .

    10. AMPEREMETER/GALVANOMETER.

    Rn

    RS d= 1

    1Ohm

    11. VOLTMETER.

    39

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    40/84

    Rv = ( n - 1 ) Rd Ohm

    .

    W = i 2 . r . t = V . i . t Joule

    1 kalori = 4,2 Joule dan 1 Joule = 0,24 Kalori

    W = 0,24 i 2 . r . t = 0,24 V . i . t Kalori

    13. Pdw

    dtV i= = . (Volt -Ampere = Watt)

    14. Elemen PRIMER : elemen ini membutuhkan pergantian bahan pereaksi setelah

    sejumlah energi dibebaskan melalui rangkaian luar misalnya : Baterai.

    Pada elemen ini sering terjadi peristiwa polarisasi yaitu tertutupnya elektroda-

    elektroda sebuah elemen karena hasil reaksi kimia yang mengendap pada

    elektroda-elektroda tersebut.

    Untuk menghilangkan proses polarisasi itu ditambahkan suatu zat depolarisator.

    Berdasarkan ada/tidaknya depolarisator, dibedakan dua macam elemen primer :

    1. Elemen yang tidak tetap; elemen yang tidak mempunyai depolarisator,

    misalnya pada elemen Volta.

    2. Elemen tetap; elemen yang mempunyai depolarisator.misalnya : pada elemen Daniel, Leclanche, Weston, dll.

    b) Elemen SEKUNDER : Elemen ini dapat memperbaharui bahan pereaksinya setelah

    dialiri arus dari sumber lain, yang arahnya berlawanan dengan arus yang

    dihasilkan, misalnya : Accu.

    Misalkan : Akumulator timbal asam sulfat. Pada elemen ini sebagai Katoda adalah

    Pb; sedangkan sebagai Anode dipakai PbO2 dengan memakai elektrolit H2SO4.

    c) Elemen BAHAN BAKAR : adalah elemen elektrokimia yang dapat mengubah

    energi kimia bahan bakar yang diberikan secara kontinue menjadi energi listrik.

    Misalkan : pada elemen Hidrogen-Oksigen yang dipakai pada penerbangan

    angkasa.

    40

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    41/84

    15. =dW

    dq( Joule/Coulomb = Volt )

    16. iR r

    =+

    17. disusun secara seri

    in

    n r R

    =

    +

    .

    .

    18. disusun secara paralel

    ir

    mR

    =

    +

    41

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    42/84

    19. Susunan seri - paralel

    in

    n

    mr R

    =

    +

    .

    .

    20. TEGANGAN JEPIT

    K = i . R

    21. Hukum Kirchhoff I ( Hukum titik cabang )

    i = 0

    i1 + i2 + i3 = i4 + i5

    22. Hukum Kirchoff II ( Hukum rangkaian tertutup itu )

    + i.R = 0

    E : negatif

    E : positif

    arah arus berlawanan dengan arah loop diberi tanda negatif.

    I = kuat arus Ro = hambatan mula-mula

    q = muatan listrik = koefisien suhu

    t = waktu P = daya

    v = kecepatan electron r = hambatan dalam

    42

    j l h l t t l GGL

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    43/84

    n = jumlah electron per satuan volume = GGL

    e = muatan electron n = jumlah rangkaian seri

    A = luas penampang kawat m = jumlah rangkaian paralel

    V = beda potensial Rd = hambatan dalam

    R = hambatan K = tegangan jepit

    = hambat jenis kawat Rv = tahanan depan

    43

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    44/84

    MEDAN MAGNET01. r =

    0

    02. BA

    =

    03. H

    B

    =

    04. B H r o H = = . .

    05. Benda magnetik : nilai permeabilitas relatif lebih kecil dari satu.

    Contoh : Bismuth, tembaga, emas, antimon, kaca flinta.

    Benda paramagnetik : nilai permeabilitas relatif lebih besar dari pada satu.

    Contoh : Aluminium, platina, oksigen, sulfat tembaga dan banyak lagi garam-garam logam adalah zat

    paramagnetik.

    Benda feromagnetik : nilai permeabilitas relatif sampai beberapa ribu.

    Contoh : Besi, baja, nikel, cobalt dan campuran logam tertentu ( almico )

    06. Rumus Biot Savart.

    dB =0

    4

    2

    sin.

    r

    dI

    k = 0

    4

    = 10-7Weber

    A m.

    07. Induksi magnetik di sekitar arus lurus

    B = 0

    2 . I a .

    H =B

    =B

    r .0

    =I

    a2 .

    44

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    45/84

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    46/84

    FI I

    a

    P Q= 0

    2

    14. Gerak Partikel Bermuatan Dalam Medan Listrik

    lintasan berupa : PARABOLA.

    percepatan : aq E

    m= .

    Usaha : W = F . d = q . E .d

    Usaha = perubahan energi kin

    Ek = q . E .d

    12 2

    2 1

    2 1

    2m v m v q E d = . .

    15. Lintasan partikel jika v tegak lurus E.

    tv

    =

    d at q Em vX

    = =122 1

    2

    2

    2. . .

    Kecepatan pada saat meninggalkan medan listrik.

    v v vX Y= +2 2

    v a tq E

    m vY

    X

    = =..

    .

    Arah kecepatan dengan bidang horisontal :

    tgv

    vY

    X

    =

    16. Gerak Partikel Bermuatan Dalam Medan Magnet

    Lintasan partikel bermuatan dalam medan magnet berupa LINGKARAN.

    46

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    47/84

    jari-jari : R =

    m v

    B q

    17. Momen koppel yang timbul pada kawat persegi dalam medan magnet

    = B.i.A.N.Sin

    r = permeabilitas relative a = jarijari lingkaran

    = permeabilitas zat r = jarak

    B = induksi magnet I = kuat arus

    = Fluks N = banyak lilitan

    H = kuat medan magnet l = panjang kawat

    A = luas bidang yang ditembus F = gaya Lorentz

    q = muatan listrik v = kecepatan partikel

    = sudut antara v dengan B R = jari-jari lintasan partikel

    47

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    48/84

    IMBAS ELEKTROMAGNETIK

    Perubahan fluks : Eind = -Ndt

    d

    Perubahan arus : Eind = -Ldtdi

    GGL IMBAS Induktansi timbal balik : Eind1 = -M1

    1

    dt

    di, Eind2 = -M

    2

    2

    dt

    di

    Kawat memotong garis gaya : E i nd = B.l.v sin

    Kumparan berputar : Eind = N.B.A. sin t

    L = Ni

    L =

    ANo2

    INDUKTANSI DIRI

    M = N2 1

    1

    i

    , M = N1 2

    2

    i

    M =

    ANNo 21 (Induktansi

    Ruhmkorff)

    Ideal : Np :Ns = Is : Ip

    TRANSFORMATORNp : Ns = Ep : Es

    Tidak ideal : Ps = Pp

    Eind = GGL induksiN = banyak lilitanB = induksi magnetA = luas bidang permukaan/kumparan = fluks magnet

    L = induktansi diri

    48

    I = kuat arusN b k lili k i

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    49/84

    Np = banyak lilitan kumparan primerNs = banyak lilitan kumparan sekunder

    l = panjang solenoidaPp = Daya pada kumparan primerPs = daya pada kumparan sekunderEp = tegangan pada kumparan primerEs = tegangan pada kumparan sekunder = kecepatan sudutM = induktansi Ruhmkorff

    49

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    50/84

    Albert Einstein : Teori dualisme cahaya.Cahaya se

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    51/84

    Cahaya se-

    bagai partikel dan bersifat

    gelombang

    Merupakan gelombang elektromagnetik.Tidak memerlukan medium dalam

    perambatannya

    Merambat dalam garis lurus

    SIFAT CAHAYA Kecepatan terbesar di dalam vakum 3.108 m/s

    Kecepatan dalam medium lebih kecil dari kecepatan divakum.Kecepatan di dalam vakum adalah absolut tidak tergan-tung pada pengamat.

    PEMANTULAN CAHAYA.

    01. '111

    ssf+=

    02. M = -s

    s '= /

    h

    h '/

    03. Cermin datar : R = sifat bayangan : maya, sama besar, tegak

    n =360 - 1

    04. cermin gabungan d = s1 + s2Mtotal = M1.M2

    Cermin cekung : R = positif Mengenal 4 ruang

    Sifat bayangan : benda di Ruang I : Maya, tegak, diperbesarBenda di Ruang II : Nyata, terbalik,

    diperbesarBenda di Ruang III: Nyata, terbalik, diperkecil

    Cermin cembung : R = negatif sifat bayangan : Maya, tegak, diperkecil

    PEMBIASAN/REFRAKSI.

    51

    01 Indeks bias nbenda =uc = nbenda > 1

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    52/84

    01. Indeks bias nbendammv

    nbenda > 1

    n relatif medium 1 thdp medium 2 n12 =1

    2

    1

    2

    2

    1

    ==

    vv

    nn

    02. benda bening datar n sin i = n sin r

    03. kaca plan paralel (1) n sin i = n sin r (cari r)

    (2) t = )sin(cos

    rir

    d

    04. Prisma (deviasi) umum (1) n sin i1 = n sin r1 (cari r1)2 (2) = r1 + i2 (cari i2)

    (3) n sin i2 = n sin r2 (cari r2)

    (4) = i1 + r2 -

    minimum syarat : i1 = r2

    > 10o sin ( min + ) = 2

    1sin

    '

    n

    n

    > = 10o min = )1('

    n

    n

    05. Permukaan lengkung.R

    nn

    s

    n

    s

    n =+

    '

    '

    '

    06. Lensa tebal (1)1

    '

    '

    1

    '

    1 R

    nn

    s

    n

    s

    n =+

    (2)d = s1 + s2

    (3)2

    '

    '

    22

    '

    R

    nn

    s

    n

    s

    n =+

    07. Lensa tipis )11

    )(1(1

    21

    '

    RRn

    n

    f=

    21

    111

    fffgab+=

    52

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    53/84

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    54/84

    ALAT-ALAT OPTIK

    Mata Emetropi (mata normal) pp = 25 cm ; pr =

    Mata Myopi (mata dekat/rabun jauh) pp = 25 cm ; pr <

    M A T A Mata Hipermetropi (rabun dekat) pp > 25 cm ; pr =

    Mata Presbiopi (mata tua) pp > 25 cm ; pr <

    54

    Kaca Mata lensa Negatif (Untuk orang Myopi)

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    55/84

    s = dan s = -pr

    KACA MATA

    Kaca Mata lensa Positif (Untuk orang hipermetropi)s = 25 cm dan s = -pp

    Akomodasi max P = 1+f

    Sd

    Ditempel dimata

    Tanpa Akomodasi P =f

    Sd

    LOUPE

    Berjarak d cm dari mata D = -s + d D = dayaakomodasi

    P =fD

    dSd

    D

    Sd

    f

    Sd

    .

    .+

    Sd = titik baca normald = soby + sok

    Akomodasi max

    P = )1('

    +fok

    Sd

    s

    s

    oby

    oby

    MIKROSKOP d = jarak lensa obyektif - okuler

    Tanpa Akomadasi d = soby + fok

    P = )('

    fok

    Sd

    s

    s

    oby

    oby

    Akomodasi max d = foby + sok

    P = )(Sd

    fSdff ok

    ok

    oby +

    TEROPONG BINTANG

    Tanpa akomodasi d = foby + fok

    P =ok

    oby

    f

    f

    Pp = titik jauh mata

    55

    Pp = titik dekat matas = jarak bayangan

    j k b d k l

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    56/84

    s = jarak benda ke lupP = kekuatan lensad = jarak lensa obyektif dengan lensa okuler

    ARUS BOLAK-BALIK

    Osiloskop = mengukur tegangan max

    E=Emax. Sin .tEefektif= yang diukur oleh voltmeterEmax = yang belum terukurEpp = dari puncak ke puncak = frekwensi angulert = waktuVmax =tegangan maksimumImax = Arus maksimumT = periode

    Eefektif=2

    maxV

    Iefektif=2

    maxi Iefektif= Imax{

    T

    dtTT 0

    2 )2

    (sin1

    }

    Epp = 2.Emax

    56

    I. Resistor pada DC-AC

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    57/84

    II. Induktor (L) pada DC-AC

    Xl = reaktansi induktif

    dt

    taxLE

    .sin.dim =

    tiLE .cos.max.. = LXl .=

    (satuan XL = ohm)

    III. Capacitor pada DC-AC

    C = kapasitas kapasitorQ=C.V

    Xc = reaktansi kapasitifdt

    Vdc

    dt

    dQi

    .==

    dt

    tdVci

    .sin.max. =

    tVci .cos.max.. =

    57

    XC =C

    1

    ( h )

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    58/84

    (Satuan XC = 0hm)

    IV. R-L-C dirangkai seri

    1. LXl .. =

    2.C

    Xc.

    1

    =

    3. Gambar fasor

    4. 22 )( XcXlRZ +=

    5.ZEi =

    6. RiVab .= 22 VlVrVac +=

    XciVcd

    XliVbc

    .

    .

    =

    =22)( VcVlVrVad

    VcVlVbd

    +=

    =

    7. Daya=Psemu.cos

    Daya=Psemu.Z

    R

    Psemu = V.I (Volt Amper)a. > XcXl RLC bersifat induktif

    V mendahului I dengan beda fase b. = XcXl RLC resonansi

    Z = R kuat arus paling besar, karena hambatan total palingkecil.

    CLf .

    1

    2

    1

    = CLT .2=c. > XlXc RLC bersifat capasitif

    I mendahului V dengan beda fase

    8. tg =R

    XCXL

    Z = Impedansi

    58

    = sudut faseL = induktansi dirif = frekwensi

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    59/84

    f = frekwensi

    T = periodeR = hambatan

    PERKEMBANGAN TEORI

    ATOM- Atom-atom merupakan partikel terkecil dari suatu

    zat- Atom-atom suatu zat tidak dapat diuraikan

    menjadi partikelYang lebih kecil.

    - Atom suatu unsur tidak dapat diubah menjadiunsur lain.

    - Atom-atom setiap zat adalah identik, artinyamempunyaiBentuk, ukuran dan massa yang sama.

    DALTON - Atom suatu zat berbeda sifat denganatom zat lain.

    - Dua atom atau lebih yang berasal dari unsur-unsur yang berlainan dapat membentuk senyawa.

    59

    - Pada suatu reaksi atom-atom bergabung menurutperban-Dingan tertentu.

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    60/84

    Dingan tertentu.-

    Bila dua macam atom membentuk dua macamsenyawaAtau lebih, maka perbandingan atom-atom yangsama dalam kedua senyawa itu sederhana.

    KELEMAHANNYA.- Atom tidak dapat dibagi lagi bertentangan dengan

    ekspe-Rimen.

    - Dalton tidak membedakanpengertian atom dan molekulSatuan molekul juga disebut atom.

    - Atom merupakan bola kecil yang keras dan padatber-Tentangan dengan eksperimen Faraday dan J.JThomson

    - Atom merupakan suatu bola yang mempunyai

    muatanPositif yang terbagi merata ke seluruh isi atom.

    TEORI J.J THOMSONATOM - Muatan positif dalam atom inidinetralkan oleh elektron-

    Elektron yang tersebar diantara muatan-muatanpositifItu dan jumlah elektron ini sama dengan jumlahmuatan

    Positif.

    KELEMAHANNYA.- Bertentangan dengan percobaan Rutherford

    dengan ham-Buran sinar Alfa ternyata muatan positif tidakmerata na-Mun terkumpul jadi satu yang disebut INTI ATOM.

    - Atom terdiri dari muatan-muatan positif, di manaseluruhMuatan posoitif dan sebagian besar massa atomterkumpul ditengah-tengah atom yang disebutdengan INTI ATOM.

    60

    - Di sekeliling inti atom, pada jarak yang relatif jauhberedar

    RUTHERFORD Lah elektron-elektron mengelilingi inti

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    61/84

    g gatom.

    - Muatan inti atom sama dengan muatan elektronyang me-ngelilingi inti, sehingga atom bersifat netral.

    KELEMAHANNYA.- Model atom ini tidak dapat menunjukkan

    kestabilan atomAtau tidak mendukung kemantapan atom.

    - Model atom ini tidak dapat menunjukkan bahwaspektrumAtom-atom Hidtrogen adalah spektrum garistertentu.

    Pengukuran massa elektron oleh : J.J. Thomson dengan percobaan Tetes MinyakMilikan.

    SINAR KATODA Partikel bermuatan negatif

    Sifat : - Bergerak cepat menurut garis lurus keluar tegak lurus dari katoda.- Memiliki energi- Memendarkan kaca- Membelok dalam medan listrik dan medan magnet.

    MODEL ATOM BOHR DIBUAT BERDASARKAN 2 POSTULATNYA YAITU :

    1. Elektron tidak dapat berputar dalam lintasan yang sembarang, elektron hanyadapat berputar pada lintasan tertentu tanpa memancarkan energi. Lintasan iniDisebut lintasan stasioner. Besar momentum anguler elektron pada lintasan

    Stasioner ini adalah : mvr =2

    nh

    n disebut bilangan kwantum (kulit) utama.

    2. Elektron yang menyerap energi (foton) akan berpindah ke lintasan yang ener-ginya tinggi, dan sebaliknya.

    1. Ep = -kr

    e 2

    2. Ek = - kr

    e 2

    61

    3. Etotal = - kr

    e 2

    2 h

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    62/84

    4. r =2

    2

    2

    )2(

    h

    kme

    n

    5. r1 : r2 : r3 : = 12 : 22 : 32 :

    6. )11

    (1

    22

    BA nnR =

    R = tetapan Ridberg R = 1,097.107 m-1

    Deret Lyman nA = 1 nB = 2, 3, 4 .

    Deret Balmer nA = 2 nB = 3, 4, 5, .Deret Paschen nA = 3 nB = 4, 5, 6, .Deret Brackett nA = 4 nB = 5, 6, 7, .Deret Pfund nA = 5 nB = 6, 7, 8, .

    max fmin nB = 1 lebihnya dari nA min fmax nB =

    Energi stasioner E = eV

    n

    2

    6,13

    05. Energi

    Energi Pancaran E = 13,6 ( )11

    22

    BA nn eV E = h.f

    (J)

    e = muatan electronr = jari-jari lintasan electron

    Ep = Energi potensialEk = energi kineticn = bilangan kuantumr = jari-jari lintasan electron = panjang gelombangh = tetapan Planck

    62

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    63/84

    RADIOAKTIVITAS

    Adanya Fosforecensi : berpendarnya benda setelahdisinari.

    Dasar penemuan

    Adanya Fluorecensi : berpendarnya benda saat disinari.

    Penemu: Henry Becquerel

    Menghitamkan filmDapat mengadakan ionisasiDapat memendarkan bahan-bahan tetentu

    Sifat-sifat Merusak jaringan tubuh

    Daya tembusnya besar

    Sinar

    Macam sinar Sinar Penemu: Pierre Curie dan Marrie CurieSinar

    Urutan naik daya tembus: Sinar , Sinar , Sinar

    Urutan naik daya ionisasi: Sinar , Sinar , Sinar

    x x x x x x x x x x xB x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

    01. I = Io e- x

    02. HVL nilai x sehingga I = Io HVL =

    693,02ln=

    03. ZXA N = A Z

    04. Deffect massa = ( mproton + mnetron) minti

    63

    05. Eikat inti = {( mproton + mnetron) minti }.931 MeV m dalam sma= {( mproton + mnetron) minti }.c2 m dalam kg

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    64/84

    ZXA Z-2XA-4 atau ZXA Z-2XA-4 + 06. Hukum Pergeseran

    ZXA Z+ 1XA atau ZXA Z+ 1XA +

    Jika memancarkan tetap

    07. T =

    2ln693,0 =

    1. R = . N

    2. N = No.2-t/T

    3. D =m

    E

    4. Ereaksi = ( msebelum reaksi - msesudahreaksi ).931 MeV m dalam sma.

    = ( msebelum reaksi - msesudahreaksi ).c2 m dalam kg

    12. Reaksi FISI Pembelahan inti berat menjadi ringanTerjadi pada reaktor atom dan bom atomMenghasilkan Energi besar < enerfi reaksi FUSIDapat dikendalikan.

    Reaksi FUSI Penggabungan inti ringan menjadi inti beratTerjadi pada reaksi di Matahari dan bom hidrogenTidak dapat dikendalikan.

    Pencacah Geiger Muller (pulsa listrik)Tabung Sintilasi (pulsa listrik)

    13. ALAT DETEKSI Kamar kabut Wilson (Jejak lintasan saja)Emulsi film

    X = nama atom / unsurez = nomor atoma = nomor massap = protonn = netronm = massaT = waktu paruh

    64

    N = jumlah inti yang belum meluruhNo = jumlah inti mula2 = konstanta peluruhant = lamanya berdesintegrasi

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    65/84

    t lamanya berdesintegrasiR = aktivitas radioaktif

    65

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    66/84

    KESETIMBANGAN BENDATEGAR

    Momen: Momen Gaya : =F.l.sin Momen Kopel : dua gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah,

    besarnya = F.d

    Kesetimbangan Translasi : Fx=0, Fy=0

    Kesetimbangan Rotasi : =0Kesetimbangan translasi dan Rotasi : F=0, =0Kesetimbangan Stabil (mantap) :Apabila gaya dihilangkan, akan kembali ke kedudukan semula.

    Kesetimbangan (titik berat benda akan naik)

    Kesetimbangan Indeferen :Gaya dihilangkan, setimbang di tempat berlainan(titik berat benda tetap)Keseimbangan labil :Apabila gaya dihilangkan, tidak dapat kembali semula.(titik berat benda akan turun)

    TITIK BERAT BENDA

    Titik berat untuk benda yang homogen ( massa jenis tiap-tiap bagian benda sama ).

    a. Untuk benda linier ( berbentuk garis )

    xl x

    l

    n n0 =

    .y

    l y

    ln n

    0 = .

    b. Untuk benda luasan ( benda dua dimensi ), maka :

    xA x

    A

    n n0 =

    .y

    A y

    A

    n n0 =

    .

    c. Untuk benda ruang ( berdimensi tiga )

    xV x

    V

    n n

    0 = .

    yV y

    V

    n n0 =

    .

    Sifat - sifat:

    1. Jika benda homogen mempunyai sumbu simetri atau bidang simetri, maka titik

    beratnya terletak pada sumbu simetri atau bidang simetri tersebut.

    66

    2. Letak titik berat benda padat bersifat tetap, tidak tergantung pada posisi benda.

    3. Kalau suatu benda homogen mempunyai dua bidang simetri ( bidang sumbu )

    maka titik beratnya terletak pada garis potong kedua bidang tersebut.

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    67/84

    Kalau suatu benda mempunyai tiga buah bidang simetri yang tidak melalui satugaris, maka titik beratnya terletak pada titik potong ketiga simetri tersebut.

    Fx = resultan gaya di sumbu xFy = resultan gaya di sumbu y = jumlah momen gaya

    Tabel titik berat teratur linierNama benda Gambar benda letak titik berat keterangan1. Garis lurus

    x0 =12

    lz = titik tengah

    garis

    2. Busur lingkarany R

    tali busur AB

    busur AB0 =

    R = jari-jari lingkaran

    3. Busur setengah

    lingkarany

    R0

    2=

    Tabel titik berat benda teratur berbentuk luas bidang homogen

    Nama benda Gambar benda Letak titik

    berat

    Keterangan

    1. Bidang

    segitiga y0 = 13

    t t = tinggiz = perpotongan

    garis-garis berat

    AD & CF

    67

    2.Jajaran

    genjang,

    Belah ketupat,y0 =

    12

    tt = tinggi

    z = perpotongan

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    68/84

    Bujur sangkarPersegi panjang

    diagonal AC danBD

    3. Bidang juring

    lingkarany R

    tali busur AB

    busur AB0

    23=

    R = jari-jari lingkaran

    4.Bidang

    setengah

    lingkarany

    R0

    4

    3=

    R = jari-jari lingkaran

    Tabel titik berat benda teratur berbentu bidang ruang homogen

    Nama benda Gambar benda Letak titik berat Keterangan1. Bidang kulit

    prisma z pada titik

    tengah garis z1z2

    y0 =12

    l

    z1 = titik berat

    bidang alas

    z2 = titik berat

    bidang atasl = panjang sisi

    tegak.

    2. Bidang kulit

    silinder.

    ( tanpa tutup )y0 =

    1

    2t

    A = 2 R.t

    t = tinggi

    silinder

    R = jari-jarilingkaran alas

    A = luas kulit

    silinder

    68

    3. Bidang Kulit

    limasTz =

    13T T

    TT = garis

    tinggi ruang

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    69/84

    4. Bidang kulit

    kerucutzT =

    13

    T TT T = tinggi

    kerucut

    T = pusat

    lingkaran alas

    5. Bidang kulit

    setengah bola.y0 =

    12

    RR = jari-jari

    Tabel titik berat benda teratur berbentuk ruang, pejal homogen

    Nama benda Gambar benda Letak titik berat Keterangan1. Prisma

    beraturan.

    z pada titik

    tengah garis z1z2

    y0 =12

    l

    V = luas alas kali

    tinggi

    z1 = titik berat

    bidang alas

    z2 = titik berat

    bidang atas

    l = panjang sisi

    tegak

    V = volumeprisma

    69

    2. Silinder Pejal

    y0 =12

    t

    V R2 t

    t = tinggi silinder

    R = jari-jari

    li k l

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    70/84

    V = R2 t lingkaran alas

    3. Limas pejal

    beraturany0 =

    14

    T T

    = 14 t

    V = luas alas x

    tinggi

    3

    T T = t = tinggi

    limas beraturan

    4. Kerucut pejal

    y0 =14

    t

    V =13

    R2 t

    t = tinggi kerucut

    R = jari-jari

    lingkaran alas

    5. Setengah bola

    pejaly0 =

    38

    RR = jari-jari bola.

    70

    TEORI KINETIK GAS

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    71/84

    TEORI KINETIK GASGAS IDEAL

    1. Gas ideal terdiri atas partikel-partikel (atom-atom ataupun molekul-molekul )

    dalam jumlah yang besar sekali.

    2. Partikel-partikel tersebut senantiasa bergerak dengan arah random/sebarang.

    3. Partikel-partikel tersebut merata dalam ruang yang kecil.

    4. Jarak antara partikel-partikel jauh lebih besar dari ukuran partikel-partikel,

    sehingga ukurtan partikel dapat diabaikan.

    5. Tidak ada gaya antara partikel yang satu dengan yang lain, kecuali bila

    bertumbukan.

    6. Tumbukan antara partikel ataupun antara partikel dengan dinding terjadi secara

    lenting sempurna, partikel dianggap sebagai bola kecil yang keras, dinding

    dianggap licin dan tegar.

    7. Hukum-hukum Newton tentang gerak berlaku.

    1. nN

    N=

    0

    2.vras =

    m

    kT3

    03. mM

    N

    = dan kR

    N

    =0

    04. vras =

    3RT

    M

    05. Pada suhu yang sama, untuk 2 macam gas kecepatannya dapat dinyatakan :

    vras1 :

    vras2 =

    1

    1

    M : 2

    1

    M

    06. Pada gas yang sama, namun suhu berbeda dapat disimpulkan :vras1 :

    vras2 = T1 : T2

    07.Vras

    Lt

    2=

    08. FN m V ras

    L=

    3

    2

    .

    71

    09.V

    rasVmNP

    2

    .3

    = atau rasVP 23

    1=

    N N2 2

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    72/84

    10. PN

    mV rasN

    EkV V

    = =2

    3

    2

    312

    2. .

    11. P . V = K . T atau P . V = N. k .T

    k = Konstanta Boltman = 1,38 x 10-23 joule/0K

    12. P . V = n R T dengan nN

    N=

    0

    R = 8,317 joule/mol.0K

    = 8,317 x 107 erg/mol0K

    = 1,987 kalori/mol0 K

    = 0,08205 liter.atm/mol0K

    13. PR

    MrT= atau

    P R T

    Mr= . atau =

    P Mr

    R TT

    .

    .

    14.2

    22

    1

    11 ..

    T

    VP

    T

    VP

    =

    Persamaan ini sering disebut dengan Hukum Boyle-Gay Lussac.

    15. TNkEk .2

    3=

    P = tekanan gas ideal

    N = banyak partikel gas

    m = massa 1 pertikel gasV = volume gas

    v = kecepatan partikel gas

    n = jumlah mol gas

    No = bilangan Avogadro

    R = tetapan gas umum

    M = massa atom relatif

    k = tetapan boltzman

    Ek = energi kinetic

    vras = kecepatan partikel gas ideal

    = massa jenis gas ideal

    T = suhu

    72

    HUKUM TERMODINAMIKA

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    73/84

    HUKUM TERMODINAMIKA01. cp - cv = R

    cp = kapasitas panas jenis ( kalor jenis ) gas ideal pada tekanan konstan.

    cv= kapasitas panas jenis ( kalor jenis ) gas ideal pada volume konstan.

    02. panas jenis gas ideal pada suhu sedang ,sebagai berikut:

    a. Untuk gas beratom tunggal ( monoatomik ) diperoleh bahwa :

    Pc R=5

    2 VcR=

    3

    2 = =

    P

    V

    cc

    1 6 7,

    b. Untuk gas beratom dua ( diatomik ) diperoleh bahwa :

    P

    cR=

    7

    2V

    cR=

    5

    2 = =P

    V

    c

    c1 4,

    = konstanta Laplace.

    03. Usaha yang dilakukan oleh gas terhadap udara luar : W = p. V

    04. Energi dalam suatu gas Ideal adalah : U n R T =3

    2

    . .

    05.HUKUM I TERMODINAMIKA Q = U + W

    Q = kalor yang masuk/keluar sistem

    U = perubahan energi dalam

    W = Usaha luar.

    PROSES - PROSES PADA HUKUM TERMODINAMIKA I1. Hukum I termodinamika untuk Proses Isobarik.Pada proses ini gas dipanaskan dengan tekanan tetap.( lihat gambar ).

    73

    sebelum dipanaskan sesudah dipanaskan

    Dengan demikian pada proses ini berlaku persamaan Boyle-GayLussac

    V V1 2

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    74/84

    V

    T

    V

    T

    1

    1

    2

    2

    =

    Jika grafik ini digambarkan dalam hubungan P dan V maka dapat grafik sebagaiberikut :

    Pemanasan Pendinginan

    W =Q - U = m ( cp - cv ) ( T2 - T1 )

    2. Hukum I Termodinamika untuk Proses Isokhorik ( Isovolumik )

    Pada proses ini volume Sistem konstan. ( lihat gambar )

    Sebelum dipanaskan. Sesudah dipanaskan.

    Dengan demikian dalam proses ini berlaku Hukum Boyle-Gay Lussac dalam bentuk :

    PT

    PT

    1

    1

    2

    2=

    Jika digambarkan dalam grafik hubungan P dan V maka grafiknya sebagai berikut :

    Pemanasan Pendinginan V = 0 ------- W = 0 ( tidak ada usaha luar selama proses )

    Q = U2 - U1

    Q = U

    U = m . cv ( T2 - T1 )

    3. Hukum I termodinamika untuk proses Isothermik.

    Selama proses suhunya konstan.

    74

    ( lihat gambar )

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    75/84

    Sebelum dipanaskan. Sesudah dipanaskan.Oleh karena suhunya tetap, maka berlaku Hukum BOYLE.

    P1 V2 = P2 V2

    Jika digambarkan grafik hubungan P dan V maka grafiknya berupa :

    Pemanasan PendinginanT2 = T1 --------------> U = 0 ( Usaha dalamnya nol )

    W P VV

    VP V

    V

    V= =1 1

    2

    1

    2 22

    1

    ( ln ) ( ln )

    W P VP

    PP V

    P

    P= =1 1

    1

    2

    2 21

    2

    ( ln ) ( ln )

    W n R T V

    Vn R T

    V

    V= =1

    2

    1

    2

    2

    1

    ( ln ) ( ln )

    W n R T P

    Pn R T

    P

    P= =1

    1

    2

    21

    2

    ( ln ) ( ln )

    ln x =2,303 log x

    4. Hukum I Termodinamika untuk proses Adiabatik.Selama proses tak ada panas yang masuk / keluar sistem jadi Q = 0( lihat gambar )

    Sebelum proses Selama/akhir prosesoleh karena tidak ada panas yang masuk / keluar sistem maka berlaku Hukum Boyle-GayLussac

    PV

    T

    P V

    T1 1

    1

    2 2

    2

    =

    Jika digambarkan dalam grafik hubungan P dan V maka berupa :

    75

    Pengembangan Pemampatan

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    76/84

    g g p

    Q = 0 ------ O = U + W

    U2 -U1 = -W

    T1.V1 -1

    = T2.V2 -1

    W = m . cv ( T1 - T2 ) atau W =

    P V1 1

    1

    .

    ( V2

    -1- V1

    -1)

    P1.V1

    = P2.V2

    06. HUKUM II TERMODINAMIKA

    =Energi yang bermanfaat

    Energi yang asukkandim

    = =W

    Q

    Q Q

    Q2

    2 1

    2

    = ( )1 100%1

    2

    Q

    Q

    Menurut Carnot untuk effisiensi mesin carnot berlaku pula :

    = ( )1 100%1

    2

    T

    T

    T = suhu = efisiensiP = tekananV = volumeW = usaha

    76

    GELOMBANG

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    77/84

    GELOMBANGELEKTROMAGNETIK

    Gelombang Elektromagnet : Rambatan perubahan medan listrik dan medan magnet

    Vektor perubahan medan listrik tegak lurus vektorperubahan medan magnetCiri-ciri GEM :

    Menunjukkan gejala : pemantulan, pembiasan difraksi,polarisasi

    diserap oleh konduktor dan diteruskan oleh isolator.

    Coulomb : Muatan listrik menghasilkan medanlistrik yang kuatOersted : Di sekitar arus listrik ada medan

    magnetFaraday : Perubahan medan magnet akan

    menimbulkan medan listrikTEORI Lorentz : kawat berarus listrik dalam medan

    magnet terdapat gayaMaxwell : Perubahan medan listrik

    menimbulkan medan magnet, Gahaya adalah gelombangelektromagnet

    Biot Savart : Aliran muatan (arus) listrik menghasilkanmedan magnet

    Huygens : Cahaya sebagai gerak gelombang

    (S)Intensitas GEM/energi rata-rata per satuan luas :

    ).(sin.. 2

    0

    00tkx

    BES

    =

    0

    00.max

    BES =

    cES ..2

    1 200=

    00.

    1

    =c

    77

    0

    20

    ..2 c

    ES=

    Radiasi Kalor :Radiasi dari benda-benda yang dipanasi

    Y d t l h di i d l h b d hit tl k

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    78/84

    Yang dapat menyerap seluruh radiasi adalah benda hitam mutlak

    - Konduksi : partikelnya bergetar zat padat- Konveksi : molekul berpindah zat cair dan gas- Radiasi : tanpa zat perantara.

    Spektrum GEM: Urutan naik frekwensinya (urutan turun panjang gelombangnya):

    gel. Radio, gel radar dan TV, gel. Infra merah, cahaya tampak, sinar ultra ungu,sinar X, sinar gamma.

    4.. TeA

    wI ==

    e=emitivitas :hitam mutlak : e=1putih : e=0

    = konstanta Boltzman = 5,672.10-8 watt/m2 K

    T

    c= c=tetapan Wien=2,898.10-3m K

    v = kecepatanc = kecepatan cahayaT = suhu mutlak = panjang gelombange = emisivitasA = luas permukaanS = intensitas_

    S = Intensitas rata-rata

    78

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    79/84

    OPTIKA FISIS

    Sinar yang dapat diuraikan Polikromatik

    CAHAYA Sinar yang tak dapat diuraikan MonokromatikDalam ruang hampa cepat rambat sama besarfrekwensi masing warna beda

    Pj. Gelomb masing warna beda

    Merah ( dan v terbesar)JinggaKuning

    DISPERSI (PERURAIAN WARNA) Hijau

    BiruNilaUngu (n, , f dan Efoton

    terbesar)

    Benda bening r = /rm ru/

    Plan paralel t = /tm tu/

    Prisma = u - m

    Lensa s = /sm su/ f = /fm fu/

    MENIADAKAN DISPERSI : Prisma Akromatik(nu nm) = (nu nm)

    Lensa Akromatik.

    gabungugabmerah ff

    11=

    =+ )11

    )(1()11

    )(1(21

    '

    21 RRn

    n

    RRn

    nmm )

    11)(1()

    11)(1(

    21

    '

    21 RRn

    n

    RRn

    nuu +

    79

    Flinta Kerona Flinta Kerona

    PRISMA PANDANG LURUS (nh 1) ) = (nh 1) )

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    80/84

    Max 2

    1)2(

    .k

    dp =

    Cermin Fresnell

    Min

    2

    1)12(

    . = kdp

    Max 2

    1)2(

    .k

    dp=

    Percobaan Young

    Min

    2

    1)12(

    . = kdp

    INTERFERENSI

    (Syarat : Koheren)(A, f, sama)

    Max rk2 = R (2k-1)

    Cincin Newton(gelap sbg pusat) Min rk2 = R (2k)

    Max 2n d cos r = (2k-1)

    Selaput tipisMin 2n d cos r = (2k)

    Max d sin = (2k + 1)

    Celah tunggal

    Min sin = (2k)

    DIFRAKSI

    Max d sin =(2k)

    80

    Kisi

    Min d sin = (2k 1)

    k = 1, 2, 3 . . . .

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    81/84

    Daya Urai (d) d = 1,22D

    L.L = jarak ke layar

    D = diameter lensan = indeks bias d = tebal lapisan = deviasi r = sudut bias

    = sudut pembias rk = jari-jari cincin terang ke k = panjang gelombang cahaya R = jari-jari lensap = jarak terang dari pusat = sudut difraksi/deviasik = orde garis terang/gelap f = fokus

    81

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    82/84

    RELATIVITASRelativitas:a. Penjumlahan kecepatan

    V1 V2 V1 V2

    2

    21

    21

    .1

    C

    VVVVVr

    ++=

    2

    21

    21

    .1

    C

    VVVVVr

    =

    b. Dilatasi waktu

    2

    2

    0 1'C

    Vtt = tm0

    e. Etotal=Ediam+Ek

    = 1

    1

    1.

    2

    2

    2

    C

    VCmEk

    V1 = kecepatan partikel 1 terhadap bumiV2 = kecepatan partikel 2 terhadap partikel 1Vr = kecepatan partikel 2 terhadap bumic = kecepatan cahayaV = kecepatanL = panjang setelah mengalami perubahanLo = panjang mula-mulam = massa benda saat bergerakmo = massas benda saat diamEk = energi kinetikto = selang waktu yang daiamati oleh pengamat diam terhadap bendat = selang waktu yang diamati pengamat bergerak

    82

    DUALISME GELOMBANGCAHAYA

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    83/84

    CAHAYAa. Semakin besar intensitas cahaya semakin banyak elektron elektron yang

    diemisikanb. Kecepatan elektron yang diemisikan bergantung pada frekuensi; semakin besar f,

    makin besar pula kecepatan elektron yang diemisikan

    fhE .= E = Energih = tetapan Planck

    0EEkE += f = frekwensi aEEk = c = kecepatan cahaya

    02 ..

    2

    1hffhVm = v = kecepatan

    =0

    2

    2

    1

    CChmV a = energi ambang

    =

    0

    11..

    chEk m = massa

    = panjang gelombang

    hp

    C

    fhPfoton == ;. p = momentum

    p=momentum Ek = Energi kinetik

    Hypotesa de Broglie

    f

    c=

    Vm

    h

    p

    h

    .==

    Ekmp ..2=

    Catatan penting :Ek=54 ev = 54.1,6.10-19 JouleMassa 1e = 9,1.10-31 kg

    Hamburan Compton : ( ) cos1..

    '0

    =cm

    h

    83

  • 8/14/2019 Rumus2 Fisika

    84/84

    84