rumus untuk menghitung harga pokok penjualan

29
RUMUS UNTUK MENGHITUNG HARGA POKOK PENJUALAN (HPP) HARGA POKOK PENJUALAN (HPP) 1. Pengertian Harga Pokok Penjualan. Yang dimaksud dengan harga pokok penjualan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual. Ada dua manfaat dari harga pokok penjualan. 1. Sebagai patokan untuk menentukan harga jual. 2. Untuk mengetahui laba yang diinginkan perusahaan. Apabila harga jual lebih besar dari harga pokok penjualan maka akan diperoleh laba, dan sebaliknya apabila harga jual lebih rendah dari harga pokok penjualan akan diperoleh kerugian. 2. Rumus Menghitung Penjualan Bersih. Penjualan dalam perusahaan dagang sebagai salah satu unsur dari pendapatan Perusahaan. Unsur-unsur dalam penjualan bersih terdiri dari: - penjualan kotor; - retur penjualan; - potongan penjualan; - penjualan bersih. Untuk mencari penjualan besih adalah sebagai berikut: Penjualan bersih = penjualan kotor – retur penjualan – potongan penjualan. Contoh: Diketahui penjualan Rp. 25.000.000,- Retur penjualan Rp. 125.000,- Potongan penjualan Rp. 150.000,- Hitunglah penjualan bersih! Penjulan bersih = Rp. 25.000.000,- – Rp. 125.000,- – Rp. 150.000,- = Rp. 24.725.000,- 3. Rumus Menghitung Pembelian Bersih. Pembelian bersih adalah sebagai salah satu unsur dalam menghitung

Upload: dana-farhana

Post on 05-Aug-2015

1.375 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rumus Untuk Menghitung Harga Pokok Penjualan

RUMUS UNTUK MENGHITUNG HARGA POKOK PENJUALAN (HPP)

HARGA POKOK PENJUALAN (HPP)

1. Pengertian Harga Pokok Penjualan.Yang dimaksud dengan harga pokok penjualan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual.

Ada dua manfaat dari harga pokok penjualan.1. Sebagai patokan untuk menentukan harga jual.2. Untuk mengetahui laba yang diinginkan perusahaan. Apabila harga jual lebih besar dari harga pokok penjualan maka akan diperoleh laba, dan sebaliknya apabila harga jual lebih rendah dari harga pokok penjualan akan diperoleh kerugian.

2. Rumus Menghitung Penjualan Bersih.Penjualan dalam perusahaan dagang sebagai salah satu unsur dari pendapatan Perusahaan. Unsur-unsur dalam penjualan bersih terdiri dari:- penjualan kotor;- retur penjualan;- potongan penjualan;- penjualan bersih.

Untuk mencari penjualan besih adalah sebagai berikut:Penjualan bersih = penjualan kotor – retur penjualan – potongan penjualan.

Contoh:Diketahui penjualan Rp. 25.000.000,-Retur penjualan Rp. 125.000,-Potongan penjualan Rp. 150.000,-Hitunglah penjualan bersih!Penjulan bersih = Rp. 25.000.000,- – Rp. 125.000,- – Rp. 150.000,- = Rp. 24.725.000,-

3. Rumus Menghitung Pembelian Bersih.Pembelian bersih adalah sebagai salah satu unsur dalam menghitung harga pokok penjualan.Unsur-unsur untuk menghitung pembelian bersih terdiri dari:- pembelian kotor;- biaya angkut pembelian;- retur pembelian dan pengurangan harga;- retur pembelian;- potongan pembelian.Untuk menghitung pembelian bersih dapat dirumuskan sebagai berikut:Pembelian bersih = pembelian + biaya angkut pembelian – retur pembelian – potongan pembelian.

4. Rumus Menghitung Harga Pokok Penjualan.Untuk menghitung harga pokok penjualan harus diperhatikan terlebih dahulu unsur-unsur yang

Page 2: Rumus Untuk Menghitung Harga Pokok Penjualan

berhubungan dengan harga pokok penjualan.Unsur-unsur itu antara lain:- persediaan awal barang dagangan;- pembelian;- biaya angkut pembelian;- retur pembelian dan pengurangan harga;- potongan pembelian

Rumus harga pokok penjualan:HPP = Persediaan awal barang dagangan + pembelian bersih – persediaan akhirHPP = Barang yang tersedia untuk dijual – persediaan akhir

Keterangan :Barang yang tersedia untuk dijual = Persediaan awal barang dagangan + pembelian bersih.Pembelian bersih = Pembelian + biaya angkut pembelian – retur pembelian – potongan pembelian.AtauBarang yang tersedia untuk dijual = Persediaan awal + pembelian + beban angkutPembelian – retur pembelian – potongan pembelian

5. Pengertian Laporan Laba RugiLaporan laba rugi adalah laporan yang menyajikan sumber pendapatan dan beban suatu perusahaan (dagang) selama periode akuntansi.Untuk Menghitung laba rugi perusahaan adalah:Laba bersih = laba kotor – beban usaha.Beban uasaha dalam perusahaan dagang ada dua kelompok.1. Beban penjualan ialah biaya yang langsung dengan penjualan.2. Beban administrasi/umum ialah biaya-biaya yang tidak langsung dengan penjualan.Untuk menghitung laba kotor adalah:Laba kotor = penjualan bersih – harga pokok penjualan.Sedangkan untuk menghitung penjualan bersih adalah :Penjualan bersih = penjualan – retur penjualan dan pengurangan harga – potongan penjualan

Page 3: Rumus Untuk Menghitung Harga Pokok Penjualan

Harga Pokok Penjualan (HPP)Posted by yonne_chapy on Februari 24, 2012

Posted in: acced. 6 komentar

Selamat siang semuaa..lagi menggalau d perpus niih, nunggu jemputan

daripada gag ngapa2in,, mending berbagi ilmu..

hahaha…

selamat membaca dan selamat belajar )

 

Harga Pokok Penjualan

Laporan keuangan perusahaan dagang berbeda dengan laporan keuangan perusahaan jasa. Misalnya dalam hal sumber pendapatan. Dalam hal sumber pendapatan pendapat perusahaan jasa adalah pemberian jasa dari konsumen. Sumber pendapatan perusahaan dagang berasal dari penjualan barang dagang. Seperti yang telah kita bahas, perbedaan pendapatan tercermin pada pencatatan akuntansinya. Kita akan mulai pembahasan kita dengan menghitung harga pokok penjualan.

Untuk menghitung laba kotor, terlebih dahuli kita menghitung harga pokok penjualan.

Unsur utama dari harga pokok penjualan yaitu pembelian bersih.Setelah menghitung pembelian bersih, kita juga perlu menghitung jumlah barang yang tersdia untuk dijual merupakan unsure utama dari harga pokok penjualan. Perhitungan harga pokok penjualan dapat dilakukan hanya setelah nilai barang yang tersedia untuk dijual diketahui.

Penghitungan Pembelian Bersih

Pembelian barang dagang bersih :

Pembelian barang dagang kredit Rp xx  

Pembelian barang dagang tunai Rp xx

Rp xx

Page 4: Rumus Untuk Menghitung Harga Pokok Penjualan

Beban angkut pembelian Rp xx

Rp xx

Dikurangi dengan :

Retur pembelian Rp xx

Potongan pembelian Rp xx

(Rp xx)

Pembelianbersih Rp xx

 

 

Penghitungan Jumlah barang yang tersedia untuk dijual:

Persediaan barang dagang awal Rp xx

Pembelian barang dagang Rp xx

Beban angkut pembelian Rp xx

Rp xx

Retur pembelian Rp xx

Potongan pembelian Rp xx

Rp xx

Pembelian bersih Rp xx

Barang yang tersedia untuk dijual Rp xx

Setelah mengetahui jumlah barang untuk dijual, kita selanjutnya dapat menghitung harga pokok penjualan (HPP).

Unsur-unsur HPP :

-          Persediaan barang dagang awal

Page 5: Rumus Untuk Menghitung Harga Pokok Penjualan

-          Pembelian (kredit+tunai)

-          Beban angkut pembelian

-          Retur pembelian dan pengurangan harga

-          Potongan pembelian

-          Persediaan barang dagang (akhir)

 

Perhitungan HPP

Persediaan barang dagang (awal) Rp xx

Pembelian (kredit+tunai) Rp xx

Beban angkut pembelian Rp xx

Rp xx

Retur pembelian dan potongan harga Rp xx

Potongan pembelian Rp xx

(Rp xx)

Pembelian bersih Rp xx

Barang tersedia untuk dijual Rp xx

Persediaan barang dagang (akhir) (Rp xx)

Harga Pokok penjualan Rp xx

 

 

SOAL :

1. Apasajakah unsure-unsur Harga pokok penjualan?2. Perhatikan akun-akun berikut :

Pembelian kredit                     Rp 1.500.000,00

Page 6: Rumus Untuk Menghitung Harga Pokok Penjualan

Pembelian Tunai                      Rp   800.000,00

Retur pembelian dan ph          Rp   200.000,00

Potongan pembelian                Rp   150.000,00

Beban angkut penjualan          Rp   400.000,00

Beban angkut pembelian         Rp   300.000,00

Berapakah Jumlah pembelian bersihnya?

1.

PD SUKSES ABADI

Neraca saldo

Per 31 Desember 2010

No. Akun

Nama Akun Debet Kredit

103 Persediaan barang dagang Rp 1.500.000,00

501 Pembelian Rp 7.500.000,00

502 Beban angkut pembelian Rp    600.000,00

503 Retur pembelian dan potongan harga Rp      900.000,00

504 Potongan pembelian Rp      400.000,00

401 Penjualan Rp 18.100.000,00

402 Retur Penjualan dan potongan harga Rp 1.300.000,00

403 Potongan Penjualan Rp    250.000,00

Jika persediaan barang dagang per 31 Desember 2010 Rp 1.900.000,00. Berapa Harga Pokok Penjualannya?

JAWAB :

1. Unsur-unsur HPP meliputi : 1. Persediaan barang dagang awal

Page 7: Rumus Untuk Menghitung Harga Pokok Penjualan

2. Pembelian (kredit-tunai)3. Beban angkut pembelian4. Retur pembelian dan pengurangan harga5. Potongan pembelian6. Persediaan barang dagang (akhir)

2. Perhitungan pembelian bersih3. 3.      Pembelian barang dagang bersih : 

Pembelian barang dagang kredit Rp 1.500.000,00  

Pembelian barang dagang tunai Rp 800.000,00

Rp 2.300.000,00

Beban angkut pembelian Rp 300.000,00

Rp 2.600.000,00

Dikurangi dengan :

Retur pembelian Rp 200.000,00

Potongan pembelian Rp 150.000,00

(Rp 350.000,00)

Pembelianbersih Rp 2.250.000,00

 

1. Perhitungan HPP :

Persediaan barang dagang (awal) Rp  1.500.000,00

Pembelian (kredit+tunai) Rp  7.500.000,00

Beban angkut pembelian Rp     600.000,00

Rp   8.100.000,00

Retur pembelian dan potongan harga Rp     900.000,00

Potongan pembelian Rp     400.000,00

(Rp  1.300.000,00)

Page 8: Rumus Untuk Menghitung Harga Pokok Penjualan

Pembelian bersih Rp   6.800.000,00

Barang tersedia untuk dijual Rp   8.300.000,00

Persediaan barang dagang (akhir) (Rp  1.900.000,00)

Harga Pokok penjualan Rp   6.400.000,00

Page 9: Rumus Untuk Menghitung Harga Pokok Penjualan

ACCOUNTING, FINANCE & TAXATION

Articles & Tips : Accounting, Financial & Taxation

Home

Update dan postingan baru dari blog ini bisa anda temukan di website accounting yang baru (Accounting, Financial & Tax). Di situs yang baru ini makin banyak topik di bahas, berbagai accounting standard, concept dan contoh kasus yang bervariasi. Dengn ciri khas yang sama: detail, mendalam, dan practical. Diupdate setiap hari, termasuk perkembangan terkini dari international accounting standard [IAS], International Financial Reporting Standard [IFRS], GAAP Codification [ASC], Auditing Standard, dll. Dan, semuanya disajikan dengan interface yang lebih user friendly, clear navigation yang mengkaitkan antara satu topic dengan topic lain, dengan tingkat accuracy yang selalu dievaluasi dari waktu ke waktu.

"Accounting theories and concept" adalah penting, akan tetapi apalah artinya concept dan theory jika tidak diwujudkan dalam tingkatan implementasi.

Per 2011, saya juga aktif menulis di JurnalAkuntansiKeuangan.com (JAK) yang di launch baru-baru ini.

Salam, Lie Dharma Putra

Apr 8, 2008

HARGA POKOK PENJUALAN (COGS) – Usaha Dagang (Trading)

Sekarang kita memasuki Harga Pokok Penjulana (COGS) untuk Usaha Dagang (Trading). Di artikel ini

akan dibahas mengenai alur, jurnal, perhitungan, dan pelaporan Harga Pokok Penjualan (COGS). Inventory Valuation akan menjadi salah satu topic penting. Kajian perpajakan terkait dengan COGS akan menjadi penutup artikel ini.

Seperti telah disebutkan pada artikel sebelumnya: Harga Pokok Penjualan (COGS) – Basic, bahwa untuk usah dagang (trading), entah itu wholesaler maupun retailer, perhitungan harga pokok penjualannya lebih sederhana dibandingkan dengan usaha manufaktur (Industry), namun demikian usaha dagang

Page 10: Rumus Untuk Menghitung Harga Pokok Penjualan

memiliki characteristic yang khas, antara lain :

[-]. Tidak menggunakan mesin produksi, oleh karenanya tidak akan ada depreciation cost atas mesin. Mungkin ada depreciation cost atas peralatan. Misal : peralatan vacuum untuk packing.

[-]. Tidak ada Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Cost), jikapun ada tenaga kerja yang terlibat dalam membawa barang tersebut menjadi siap untuk dijual, cost-nya sulit untuk dialokasikan sebagai Upah Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Cost), oleh karenanya upah tenaga kerja seperti ini biasanya dibebankan sebagai bagian dari “Overhead Cost” i.e.: Ongkos packing.

[-]. Cost perusahaan dagang siklusnya lebih pendek.

[-]. Menjadi masalah tersendiri bagi perusahaan dagang yang menjual barang yang relative sama dalam jenis, ukuran dan kwalitas, oleh karenanya diperlukan penerapan methode tertentu untuk menilai barang persediaannya (Inventory Valuation) yang tentunya juga akan berpengaruh langsung terhadap pembebanan inventory cost-nya.

Struktur Harga Pokok Penjualan (COGS) Usaha Dagang

Harga Pokok Penjualan usaha dagang terdiri dari 2 kelompok besar yaitu: Persediaan Barang (Inventory ) dan Overhead saja.

A. Inventory :

Adalah persediaan barang dagangan yang diperoleh dari sisa persediaan periode sebelumnya yang dalam akuntansi kita sebut sebagai saldo awal persediaan (opening balance) ditambah dengan pembelian pada periode yang sama, dikurangi dengan sisa persediaan di akhir periode (Saldo Akhir = Closing Balance), itulah inventory Cost yang dibebankan sebagai Harga Pokok Penjualan.

Jika kita konstruksi,maka struktur lengkap inventory-nya akan seperti dibawah ini:

A.1. Opening Balance

A.2. Purchase:A.2.a. PurchaseA.2.b. Freight InA.2.c. DiscountA.2.d. Return

A.3. Sales

Page 11: Rumus Untuk Menghitung Harga Pokok Penjualan

A.4. Closing Balance

B. Overhead:

Elemen HPP (COGS) usaha dagang yang kedua adalah overhead, yaitu cost yang berpengaruh secara tidak langsung terhadap harga pokok penjualan, berikut adalah overhead cost yang biasa muncul pada usaha dagang:

B.1. PackingB.2. WarehousingB.3. Freight Out

Akumulasi semua element cost diatas itulah Total Harga Pokok Penjualan usaha dagang.

Detail dari masing-masing elemen di atas akan kita bahas pada sub-topic berikut ini.

Alur, Siklus Transaksi dan Jurnalnya

Seperti telah disampaikan sebelumnya bahwa elemen COGS perusahaan dagang terdiri dari kelompok besar yaitu: Inventory dan Overhead Cost.

Alur dan siklus Transaksi Inventory Cost:

Setiap proses akuntansi yang terkait dengan Neraca selalu berawal dari: Neraca berupa saldo awal (Opening Balance), dilanjutkan dengan Current Activities (Transaksi Debit [minus] Transaksi Credit), yang pada akhirnya akan bermuara ke Neraca kembali berupa saldo akhir (Closing Balance).

Demikian halnya dengan Inventory, Inventory adalah bagian dari Neraca. Maka alur inventory juga berawal dari saldo awal inventory, selanjutnya:

Jika terjadi pembelian barang dagangan, maka saldo inventory akan bertambah juga.

Jurnalnya:

[Debit]. Inventory à Menambah saldo inventory di Neraca[Credit]. Cash / Utang à Mengurangi saldo Kas di Neraca

Dan jika terjadi penjualan barang dagangan , maka saldo inventory akan berkurang. Pada saat terjadi

Page 12: Rumus Untuk Menghitung Harga Pokok Penjualan

penjualan inilah Inventory Cost diakui:

Jurnalnya:

[Debit]. Cost of Goods Sold à Menambah Saldo COGS di Laba Rugi[Credit]. Inventory à Mengurangi saldo Inventory di Neraca

Catatan: COGS adalah cost yang akan menjadi faktor pengurang Laba, seperti kita ketahui Laba adalah element Neraca. Berkurangnya inventory pada aktiva di seimbangkan oleh berkurangnya laba pada pasiva. Sehingga Neraca akan tetap dalam kondisi balance.

Karena ini transaksi penjualan, maka penjualan diakui di saat yang sama

Jurnalnya:

[Debit]. Cash/Piutang à Menambah Saldo Cash atau Piutang di Neraca[Credit]. Sales à Menambah saldo penjualan di Laba Rugi

Catatan: Sales adalah revenue yang akan menjadi faktor penambah Laba, Laba adalah element Neraca. Berkurangnya Cash/Piutang pada aktiva di seimbangkan oleh bertambahnya laba pada pasiva.

Jika kita gambarkan dalam bentuk diagram, maka alur transaksi harga pokok penjualan akan menjadi seperti dibawah ini:

Perhitungan COGS Usaha Dagang

Perhitungan Harga Pokok Penjualan usaha dagang sederhana saja :

Page 13: Rumus Untuk Menghitung Harga Pokok Penjualan

HPP (COGS) = Inventory Cost + Overhead

Inventory Cost :

Opening Balance + Purchase - Closing Balance

Purchase:

Purchase + Freight In – Discount - Return

Case:

UD. Sinar Kasih, pedagang kain di Pasar Tanah Abang , pada tanggal 01 Maret memiliki persediaan kain dengan nilai Rp 1,000,000,- Selama bulan Maret UD. Sinar Kasih, untuk bisa melayani semua pesanan dan penjualan, UD Sinar Kasih membeli kain dari Bandung senilai Rp 48,000,000 ditambah ongkos kirim sebanyak Rp 1,000,000. Selama bulan Maret UD Sinar kasih berhasil melakukan penjualan sebesar Rp 65,000,000. pada tanggal 31 Maret UD. Sinar Kasih membayar Listrik Rp 350,000, PAM Rp 50,000, Sewa toko Rp 10,000,000, Gaji pegawai toko Rp 800,000 dan ongkos kirim barang ke pelanggan sebesar Rp 500,000. Setelah dihitung fisik kainnya, diketahui saldo akhir persediaan kain adalah Rp 300,000 saja.

Problems:

[1]. Berapa Harga Pokok Penjualan UD Sinar Kasih untuk periode Maret?[2]. Berapa Laba Kotor UD. Sinar Kasih untuk Maret?

Solving:

[1]. Harga Pokok Penjualan:

HPP = Inventory Cost + Overhead

Inventory Cost = Opening Balance + Purchase – Closing BalanceInventory Cost = 1,000,000 + (48,000,000+1,000,000) – 300,000Inventory Cost = 49,700,000

Overhead Cost :Apakah listrik termasuk? Tidak karena berapapun jumlah transaksi biaya listrik tetapApakah PAM termasuk? TidakSewa Toko termasuk? TidakGaji pegawai toko termasuk? TidakOngkos kirim kain ke pelanggan? Termasuk, Rp 500,000

Page 14: Rumus Untuk Menghitung Harga Pokok Penjualan

Overhead Cost = Rp 500,000

Harga Pokok Penjualan = Rp 49,700,000 + 500,000 = Rp 50,200,000

[2]. Laba Kotor : Sales – Harga Pokok Penjualan

Laba Kotor = Rp 65,000,000 – 50,200,000 = Rp 14,800,000,-

Mudah bukan?

Begitulah typically contoh kasus yang biasa kita jumpai, semudah itu.

Pernahkah berpikir: Darimana Saldo Akhir persediaan sebesar Rp 300,000 ribu di atas diperoleh?. Ini kuncinya!

Inventory Valuation & Penentuan COGS

Menilai persediaan barang gampang-gampang susah.

Gampangnya?

Kalau barang tersebut sifatnya unique (berbeda antara barang yang satu dengan yang lainnya, dari: harganya, ukuran, kwalitas, warna, unit price) tentu mudah untuk kita manage, apalagi jika barangnya sedikit. Tinggal pasang sticker/hanging tag pada masing-masing barang (per batch), isi specification & unit price di masing-masing sticker. Trus di akhir periode lakukan PHYSICAL COUNT…. Bang ! dapat sudah. Itu namanya menggunakan PHYSICAL COUNT METHOD.

Susahnya?

Bagaimana jika barangnya tunggal, dan tidak unique, fisiknya semua sama, warna sama, bentuk sama, ukuran sama, kwalitas juga sama atau relative sama, yang dijual barang itu-itu saja dari periode ke periode, tetapi harga belinya variatif, beda-beda, harga jualpun beda-beda tentunya. Bagaimana menghitungnya? Begaimana menentukan Inventory-nya, Bagaimana menentukan Inventory Cost-nya?. Bukankah harga beli diketahui, seharusnya bisa menentukan berapa inventory costnya. Tetapi kadang-kadang sisa barang 2 hari yang lalu harganya Rp 5/biji sebanyak 5 biji, trus tadi beli sebanyak 10 biji harganya Rp 6, sementara tadi laku 11 biji. Trus harga pokoknya dihitung berapa? Rp 5/biji atau Rp 6 per biji?.

Okay, kita punya 3 pilihan methode untuk menentukan Harga Pokok sekaligus nilai persediaan di akhir periode nanti, yaitu:

[1]. Average Method[2]. FIFO Method[3]. LIFO Method

Page 15: Rumus Untuk Menghitung Harga Pokok Penjualan

Case:

UD. Cahaya Murni adalah toko yang menjual gula tebu. Pada tanggal 01 Maret diketahui Jumlah persediaan sebanyak 100 Kg, dengan nilai Rp 300,000. Dan dari buku catatan nampak transaksi seperti dibawah ini:

Jika kita summarize maka menjadi:

Problem:

Berapa Inventory Cost UD. Cahaya Murni di akhir periode Maret?Berapa Nilai Persediaan UD. Cahaya Murni di akhir periode Maret?Berapa Laba Kotor UD. Cahaya Murni jika tidak ada Overhead Cost?

Seperti saya sebutkan di atas, bahwa persediaan type ini dapat kita ukur hitung dengan menggunakan 3 methode. Kita akan coba hitung dengan menggunakan masing-masing methode di atas:

[1]. Metode Rata-rata (Average Method)

Harga Pokok (Inventory Cost) Barang yang terjual per unit-nya ditentukan dengan menjumlahkan saldo awal dengan nilai pembelian, lalu dibagi dengan Quantity saldo akhir ditambah dengan Quantity barang yang dibeli. Formulasinya:

HPP/Unit = (Rp Saldo awal + Rp Pembelian) : (Qty Saldo Awal + Qty pembelian)

Total HPP terjual = HPP/Unit x Qty terjual

Saldo Akhir = Saldo Awal + Pembelian - Penjualan

Page 16: Rumus Untuk Menghitung Harga Pokok Penjualan

Pada contoh kasus di atas:

HPP/Unit penjualan 01-Mar:

HPP/Unit = (Rp 300,000+0) : (100+0)HPP/Unit = Rp 300,000 : 100 = Rp 3,000,-

Total HPP terjual = Rp 3,000 x 40 = Rp 120,000

Saldo Akhir = Rp 300,000 + 0 – 120,000 = Rp 180,000

Demikian setrusnya hingga akhir periode.

Jika saya teruskan semua transaksi maka tabelnya akan seperti dibawah ini:

Catatan : Perhatikan summaryCOGS = Rp 396,565Closing Balance = Rp 206,435

Kita uji dengan rumus:Closing Balance = Opening Balance + Purchase - COGSClosing Balance = 300,000 + 303,000 - 396,565Closing Balance = Rp 206,435,-

Page 17: Rumus Untuk Menghitung Harga Pokok Penjualan

[2]. FIFO Method

FIFO acronym dari “First In First Out” maksudnya, barang yang masuk duluanlah yang dijual terlebih dahulu.

Transaksi 1 Maret:Karena barang yang ada hanya saldo awal 100 kg, maka yang dijual sebanyak 40 kg menggunakan unit cost saldo awalnya = 300,000 : 100 = Rp 3,000Total HPP 1 Maret = Rp 3,000 x 40 kg = Rp 120,000Closing Balance = Rp 300,000 – 120,000 = Rp 180,000

Transaksi 10 Mar:Pembelian 30 kg seharga Rp 3,100/kg, total pembelian = Rp 93,000,-Terjual 65 kg, menggunakan unit cost yang mana?Karena tanggal 1 Mar sudah laku 40 kg, maka sisa barang yang menggunakan unit price sebelumnya tinggal 60 kg, tidak cukup untuk menutup penjualan yang 65 kg, maka:60 kg menggunakan unit price Rp 3,0005 kg menggunakan unit price Rp 3,100

Total HPP 10 Maret:60 x 3,000 = 180,0005 x 3,100 = 15,500----------------------- (+)Total HPP = 195,500,-

Jika dimasukkan ke dalam table maka akan menjadi seperti dibawah ini:

Page 18: Rumus Untuk Menghitung Harga Pokok Penjualan

Catatan : Perhatikan juga summaryJika mau uji, silahkan gunakan formula COGS seperti yang saya lakukan di average method.

[3]. LIFO Method

LIFO stand for “Last In First Out”. Maksudnya “Barang yang masuk belakangan dijual terlebih dahulu”. Kedengarannya aneh. Memang aneh karena cara ini akan membuat HPP menjadi tidak realistic. Pikirkan, cost yang dibebankan menggunakan cost dari pembelian terakhir, tanpa memperhitungkan adanya kemungkinan barang yang terjual tercampur antara persediaan yang menggunakan harga lama ditambah dengan barang baru dengan harga baru. Di negara luar (misalnya USA) methode ini sangat tidak dianjurkan, bahkan dianggap praktek illegal, jikapun ada yang mengguanakan methode ini, maka akan diawasi sangat ketat oleh pemerintahnya.

Ok, kita coba hitung dengan methode ini seperti apa hasilnya?

Transaksi tanggal 01 maret bisa kita ketahui hasilnya akan sama dengan methode yang lainnya, so tidak perlu kita coba.

Langsung ke transaksi tanggal 10 Maret:

Saldo awal 60 kg dengan unit cost 3,000Pembelian 30 kg seharga Rp 3,100/kg, total pembelian = Rp 93,000,-Terjual 65 kg, menggunakan unit cost yang mana?

Sesuai konsepnya: Last In First Out, maka:30 kg x Rp 3,100 = 93,00035 kg x Rp 3,000 = 105,000---------------------------- (+)Total HPP = 198,000,-

Page 19: Rumus Untuk Menghitung Harga Pokok Penjualan

Tabelnya menjadi seperti ini:

Catatan: Perhatikan juga summary-nya

Kesimpulan :

Menggunakan masing-masing method di atas hasilnya (perhatikan summary di masing-masing tabel):

Opening Balance tetap sama :Qty = 100 kg, Rp 300,000

Purchase tetap sama :Qty = 95 kg, Rp 303,000

COGS quantity sama 135 kg, tapi value-nya berbeda:Average = 396,565FIFO = 393,000LIFO = 398,000

Closing Balance, Qty sama 65 kg, tetapi value berbeda-beda:Average = 206,435FIFO = 210,000LIFO = 205,000

Page 20: Rumus Untuk Menghitung Harga Pokok Penjualan

Kajian Perpajakan

COGS atau Harga Pokok Penjualan adalah vital dalam perhitungan pajak, tinggi rendahnya PPh sangat dipengaruhi oleh Harga Pokok Penjualan. Untuk nilai penjualan yang sama, semakin tinggi Harga Pokok Penjualannya, maka semakin rendahlah labanya, sudah tentu pajaknya juga akan makin rendah, and vice versa.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

[1]. Freight: freight adalah elemen COGS, pengakuan biaya freight harus sesuai.

[2]. Discount & Return atas pembelian :

Perhitungkanlah discount dengan semestinya. Lupa memperhitungkan discount akan mengakibatkan pembebanan COGS menjadi lebih besar dari yang seharusnya, jika tidak ketahuan oleh Ditjend pajak, tentu itu bagus, artinya COGS lebih tinggi, artinya laba lebih rendah, pajak lebih rendah. Tetapi jika ketahuan, maka ini akan menjadi koreksi saat pemeriksaan.

[3]. Metode Penentuan HPP & Inventory Valuation.

Jika kita perhatikan dari kesimpulan di atas, jelas bisa kita lihat bahwa menggunakan LIFO method akan menghasilkan COGS paling tinggi. Mengapa? Karena trend harga pembelian terus meningkat. Ingat konsep LIFO, unit cost yang dipakai sebagai dasar penghitung HPP adalah harga pembelian yang the most recent (terkini?). Kita tahu di negara kita tercinta ini Inflasi cenderung meningkat dari bulan ke bulan and tahun ke tahun. Kejadian harga turun adalah langka. Menggunakan LIFO method akan menghasilkan PPh paling rendah!

COGS tertinggi berikutnya adalah “Average Method”, hampir mendekati LIFO, hanya saja value yang diambil adalah nilai tengahnya.

FIFO, adalah yang paling rendah COGS-nya. Sekaligus yang paling realistic.

Apakah anda akan beralih ke LIFO?

Apapun methode yang anda gunakan boleh saja, sepanjang anda terapkan secara CONSITANT.

Apakah masih mau memakai LIFO? Untuk mengurangi PPh? Mau?.

Reveal this (anggap ini PR)!!!:

Menggunakan LIFO, disatu sisi COGS anda saat ini akan menjadi tinggi, so anggaplah PPH menjadi lebih rendah dibandingkan 2 method lainnya. Ingat formula COGS?

Page 21: Rumus Untuk Menghitung Harga Pokok Penjualan

COGS = Saldo Awal + Purchase – Saldo Akhir

Saldo Akhir periode lalu adalah saldo awal periode sekarang, so….?Saldo Akhir periode sekarang adalah saldo awal periode yang akan datang bukan?.

Jika COGS periode sekarang lebih tinggi, maka saldo akhir akan menjadi lebih rendah bukan?, then? Artinya saldo awal periode yang akan datang menjadi lebih rendah dari yang seharusnya bukan?. Untuk purchase yang sama, COGS yang sama, tetapi saldo awalnya lebih rendah dari yang seharusnya, apakah yang akan terjadi?, COGS jadi lebih rendah juga!. So? COGS sekarang memang lebih tinggi, tetapi tahun depan?. Lebih rendah dari yang seharusnya bukan? Bukan? Perlu pengujian yang lebih jauh dan detail. Ada yang berminat untuk mengotak-atiknya selepas kerja? Daripada nonton sinetron… :P

Page 22: Rumus Untuk Menghitung Harga Pokok Penjualan

Rumus Menghitung Harga Pokok Pejualan

Untuk menghitung harga pokok penjualan harus diperhatikan terlebih dahulu unsur-unsur yang berhubungan dengan harga pokok penjualan.Unsur-unsur itu antara lain:- persediaan awal barang dagangan;- pembelian;- biaya angkut pembelian;- retur pembelian dan pengurangan harga;- potongan pembelian

Rumus harga pokok penjualan:

Keterangan

Barang yang tersedia untuk dijual = Persediaan awal barang dagangan + pembelian bersihPembelian bersih = Pembelian + biaya angkut pembelian – retur pembelian

– potongan pembelian

Atau

Barang yang dijual = Persediaan awal + pembelian + beban angkut Pembelian – retur pembelian – potongan pembelian

Persediaan akhir barang yang tersedia (dikuasai) pada akhir periode akuntansi.Untuk menghitung Harga Pokok Penjualan.Perhatikan bagan di bawah ini.

Page 23: Rumus Untuk Menghitung Harga Pokok Penjualan

Perhatikan contoh soal berikut ini!Diketahui:

Persediaan awal Pembelian Beban angkut pembelian Retur pembelian Potongan pembelian Persediaan akhir

Rp.   4.600.000,-Rp. 12.000.000,-Rp.      100.000,-Rp.      275.000,-Rp.      125.000,-Rp.   3.400.000,-

Hitunglah harga pokok penjualan!

Contoh dengan angka:

Page 24: Rumus Untuk Menghitung Harga Pokok Penjualan

Soal Essay.

1. Apa yang dimaksud dengan harga pokok penjualan?2. Jelaskan, apa yang dimaksud dengan pembelian bersih?3. Jelaskan, apa yang dimaksud dengan barang yang tersedia untuk dijual?4. Jelaskan, dengan tepat apa yang dimaksud dengan persediaan akhir?5. Sebutkan dua manfaat harga pokok penjualan!6. Diketahui data dalam kertas kerja adalah sebagai berikut:

 

Persediaan 1 Januari 2000Persediaan 31 Januari 2000PenjualanRetur penjualan dan pengurangan hargaPembelianRetur pembelian dan pengurangan hargaPotongan pembelian

Rp. 250.000,-Rp. 275.000,-Rp. 510.000,-Rp. 140.000,-Rp. 400.000,-Rp. 150.000,-Rp. 120.000,-

Hitunglah harga pokok penjualan!

Page 25: Rumus Untuk Menghitung Harga Pokok Penjualan