ruang publik di kota lama semarang sebagai strategi revitalisasi kawasan cagar budaya

8/17/2019 Ruang Publik di Kota Lama Semarang sebagai Strategi Revitalisasi Kawasan Cagar Budaya

1/32

RUANG PUBLIK KOTA DI KAWASAN KOTA LAMA SEMARANG

SEBAGAI STRATEGI REVITALISASI KAWASAN CAGAR BUDAYA


2/32



“Wadah (ruang) yang biasa digunakan masyarakat untuk melakukan

kegiatan-kegiatan dan ritual yang mengeratkan hubungan suatu komunitas”Carr dkk, 1992

“Ruang publik dapat terdiri dari ruang publik terbuka dan tertutup ”

Rustam Hakim, 1987

“Ruang publik yang terbuka dapat berupa

Ruang Terbuka Hijau atau Ruang Terbuka Non-Hijau ”

UU Nomor 26 Tahun 2007


3/32

Kawasan di Kota Semarang yang dibangun kurang lebih pada abad 19 pada

masa pendudukan Belanda dengan arsitektur dan tata kota khas Negeri

Belanda, sehingga pada masa dulu sering disebut The Little Netherland . Pada

masa dulu kawasan ini berfungsi sebagai pusat perdagangan, kini lebih banyak

digunakan untuk perkantoran dan gudang.




4/32

“Kegiatan pengembangan yang ditujukan untuk menumbuhkan kembali

nilai-nilai penting cagar budaya dengan penyesuaian fungsi ruang baru yang tidak

bertentangan dengan prinsip pelestarian dan nilai budaya masyarakat.”



SEBAGAI STRATEGI KAWASAN CAGAR BUDAYAREVITALISASI


5/32

“Satuan ruang geografis yan g memiliki dua situs cagar budaya atau

lebih yang letaknya berdekatan dan/atau memperlihatkan ciri tata ruang yang khas”





6/32

Pengembangan kawasan Kota Lama Semarang menjadi wadah bagi

masyarakat untuk melakukan kegiatan-kegiatan dan ritual yang

mengeratkan hubungan suatu komunitas, sebagai langkah untuk

melestarikan kawasan cagar budaya




7/32

KOTA LAMASEMARANG

KEBUTUHAN KOTAAKAN RUANG PUBLIK

KEBUTUHAN KOTA AKANRUANG TERBUKA HIJAU

LATAR BELAKANG


8/32

KONDISIKOTA LAMASEMARANG


9/32

POTENSI MASALAH

KOTA LAMA SEMARANG

“Kawasan Kota Lama Semarang ditetapkan sebagai kawasan strategis

sosial budaya dengan rencanan penanganan kawasan tersebut adalahpemeliharaan dan pelestarian bangunan, revitalisasi fungsi dan penggunaan

bangunan dan pengembangan”

RTRW Kota Semarang tahun 2010-2030

KOTA LAMA SEMARANG


10/32

ESTETIKAARSITEKTUR + NILAIHISTORIS

KOTA LAMA SEMARANG

POTENSI

KOTA LAMA SEMARANG


11/32

PERAWATANMAHAL

FUNGSI SEKARANGTIDAK MEMBAWA

KEUNTUNGAN LEBIH

BANJIR-ROBMENURUNKAN NILAIEKONOMI KAWASAN

PENURUNANMUKA TANAH

KENAIKANMUKA AIR LAUT

MASALAH

KOTA LAMA SEMARANG

+

+

+


12/32

KOTA

BUTUHRUANGPUBLIK

KOTA BUTUH RUANG PUBLIK


13/32


“Polusi, suhu ekstrim, lalu lintas, kebisingan dan keramaian merupakan enviromental

stressors yang jika datang secara konstan akan dapat menimbulkan stress”

Bell et al, 1996

“Secara akumulatif, stress yang terus berlanjut menyebabkan turunnya ketahanan

terhadap stress dan berkurangnya interaksi terhadap orang lain ”

Veitch dan Arkkelin, 1995



14/32


“Keberadaan ruang terbuka hijau di perkotaan

berdampak positif dan berkelanjutan terhadap kualitas

kehidupan masyarakat”

Matthe White, 2014

“Masyarakat yang tinggal di daerah dengan ruang

terbuka hijau memadai memiliki tingkat stres yang

rendah”

Hasil Survey Universitas Essex


15/32

KOTABUTUHRUANG

TERBUKAHIJAU

KOTA BUTUH RUANG TERBUKA HIJAU


16/32




17/32




18/32

FUNGSI RTHMELINDUNGI SUMBER DAYA PENYANGGA KEHIDUPAN

MANUSIA DAN MENJAGA KELESTARIAN HAYATI YANG

TERDAPAT DALAM SUATU WILAYAH KOTA


19/32

RUANG PUBLIK DI KOTA LAMA SEMARANG

KOTA LAMASEMARANG

RUANGPUBLIK

RUANGTERBUKA

HIJAU

++


20/32

RUANG PUBLIK

RUSTAM HAKIM, 1987

RUANGTERBUKA

RUANGTERTUTUP


21/32

RUANG PUBLIK

RUANGTERBUKA

RUANGTERBUKAHIJAU

ADAPTIVE RE-USEBANGUNAN TUA

RUANGTERTUTUP


22/32

SARANAREKREASI

AREARESAPAN

AIR

RUANG TERBUKA HIJAU


23/32

GRAND DESIGN KOTA LAMA 2011 - BAPPEDA


24/32

SARANAREKREASI

KEBUTUHAN AKANRUANG PUBLIK

TANGGAPANPERMASALAHAN

BANJIR-ROB

AREARESAPAN

AIR

RUANG TERBUKA HIJAU


25/32


FUNGSI BARUYANG DAPAT MENGHIDUPI

DIRINYA SENDIRI

WADAHINTERAKSI

SOSIAL


26/32



DIRINYA SENDIRI

WADAHINTERAKSI

SOSIAL


MELESTARIKANCAGAR BUDAYA


27/32

RUANG PUBLIK

RUANG TERBUKA HIJAU ADAPTIVE RE-USE BANGUNAN TUA


DIRINYA SENDIRI

SARANAREKREASI

MELESTARIKANCAGAR BUDAYA

TANGGAPANPERMASALAHAN

BANJIR-ROB

AREARESAPAN

AIR



WADAHINTERAKSISOSIAL


28/32

MENGEMBALIKAN VITALITASKOTA LAMA SEMARANG MENAMBAHRUANG PUBLIK KOTA MENAMBAHRUANG TERBUKA HIJAU

TUJUAN


29/32

PERMASALAHAN

MENGEMBALIKAN VITALITASKOTA LAMA SEMARANG

RUANG PUBLIK KOTA RUANG TERBUKA HIJAU


30/32

PERSOALAN

SELEKSI BANGUNAN

PENYESUAIAN LAYOUT RUANG

PENDEKATAN DESAIN

POLA SIRKULASI

SISTEM STRUKTUR & UTILITAS

MENGEMBALIKAN VITALITASKOTA LAMA SEMARANG

RUANG PUBLIK KOTA RUANG TERBUKA HIJAU

LATAR BELAKANG

Kondisi Banjir-Rob dan Tidak


31/32

POLA PIKIR

PERSOALAN

Menentukan bangunan yang akan

direvitalisasi

Penyesuaian layout ruang bangunan lama

untuk fungsi baru

Pendekatan desain yang sesuai dengan

kaidah pelestarian cagar budaya

Pola sirkulasi

Sistem struktur dan utilitas

Ruang Publik Kota di Kawasan

Kota Lama Semarang sebagai

Strategi Revitalisasi Kawasan

Cagar Budaya

ANALISIS PERENCANAAN

Proses mencari jawaban atas

persoalan yang diangkat

Mencari kriteria perancangan

ANALISIS PERANCANGAN

KONSEP PERANCANGAN

TRANSFORMASI DESAINDESAIN

PERENCANAAN

Terawatnya Bangunan di Kota Lama

Semarang

Kebutuhan Kota akan sebuah Ruang

Publik

Kebutuhan Kota akan sebuah Ruang

Terbuka Hijau

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan TeoriTinjauan Lokasi

Tinjauan Preseden

TUJUAN

Merevitalisasi kawasan Kota Lama

Semarang

Menambah ruang publik kota bagi

masyarakat Kota Semarang

Menambah luasan ruang terbuka hijau

publik agar mendekati target minimal 20%

PERMASALAHAN

Bagaimana menghubungkan antara ruang

publik dan ruang terbuka hijau dengan

tujuan merevitalisasi kawasan Kota Lama

Semarang


32/32

terima kasih.

“Cinta Kota Lama Bersemi Kembali”

ruang publik di kota lama semarang sebagai strategi revitalisasi kawasan cagar budaya

Documents