ruang lingkup ilmu pendidikan islam

37
RUANG LINGKUP ILMU PENDIDIKAN ISLAM (Makalah ini disusun untuk memenuhi persyaratan Ujian Akhir Semester pada mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam) Disusun oleh: Nita Nurtafita (107016300115) PROGRAM STUDI IPA JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK) UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Upload: nita-nurtafita

Post on 23-Jun-2015

4.651 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

persayaratan UAS IPI

TRANSCRIPT

Page 1: Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam

RUANG LINGKUP ILMU PENDIDIKAN ISLAM

(Makalah ini disusun untuk memenuhi persyaratan Ujian Akhir Semester pada mata

kuliah Ilmu Pendidikan Islam)

Disusun oleh:

Nita Nurtafita (107016300115)

PROGRAM STUDI IPA

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009

Page 2: Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT atas segala curahan

rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada

waktunya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW

beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Dalam pembuatan makalah ini, penyusun sudah berusaha semaksimal mungkin

untuk menghasilkan sebuah karya ilmiah yang dapat bermanfaat dengan sebaik-

baiknya.

Penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar

lebih baik lagi untuk selanjutnya.

Akhir kata, terima kasih penyusun ucapkan kepada pihak-pihak yang telah

membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Jakarta, 16 Juni 2009

Penyusun

Page 3: Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam

DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................... i

Daftar Isi…………………………….............................................................. ii

A. PENDAHULUAN..................................................................................... 1

B. ISI 2

a. Karakter Ilmu Pendidikan Islam (IPI).................................................. 2

b. Berbagai Komponen Pendidikan Islam................................................ 3

c. Asas-Asas Pendidikan Islam ................................................................ 4

d. Pengertian dan Tujuan IPI dengan Pendekatan Sejarah....................... 5

e. Pengertian dan Tujuan IPI dengan Pendekatan Filsafat....................... 7

f. Pengertian dan Tujuan IPI dengan Pendekatan Psikologi.................... 8

g. Pengertian dan Tujuan IPI dengan Pendekatan Sosiologi...................... 12

h. Pengertian dan Tujuan IPI dengan Pendekatan Manajemen.................... 15

i. Pengertian dan Tujuan IPI dengan Pendekatan Teknologi Informasi... 18

j. Pengertian dan Tujuan IPI dengan Pendekatan Kebudayaan………... 19

k. Pengertian dan Tujuan IPI dengan Pendekatan Politik ........................ 22

l. Pengertian dan Tujuan IPI dengan Pendekatan Hukum....................... 23

C. PENUTUP................................................................................................. 26

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 28

Page 4: Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam

A. PENDAHULUAN

Ilmu Pendidikan Islam tergolong sebagai pendatang baru (new comer). Ilmu ini

baru muncul di akhir abad ke-20, yaitu pada saat umat Islam mulai memikirkan

tentang perlunya meningkatkan dan pengembangan mutu pendidikan Islam dengan

berbagai aspeknya, dalam rangka mengimbangi kemajuan pendidikan yang berada di

luar Islam. Ilmu Pendidikan Islam, sebagai tawaran alternatif, muncul dalam waktu

yang masih relatif pendek.

Sebagai salah satu bidang studi Islam yang baru, Ilmu Pendidikan Islam masih

terus mengalami perbaikan, peningkatan dan penyempurnaan menuju kontruksinya

yang kokoh dan komprehensif serta dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat

ilmiah.

Kajian Ilmu Pendidikan Islam dengan berbagai pendekatan, selain

menunjukkan demikian tingginya tingkat interdependensi Ilmu Pendidikan Islam

dengan ilmu-ilmu lainnya, juga menunjukkan bahwa Ilmu Pendidikan Islam, sebagai

new comer (pendatang baru) ini semakin mendapat perhatian yang cukup besar.

Namun demikian, berbagai pendekatan dalam mengkaji Ilmu Pendidikan Islam ini

masih dapat diperkaya dengan pendekatan lainnya, seperti pendekatan sosiologi,

kebudayaan, politik, hukum, informasi, teknologi, dan manajemen.

Makalah ini akan membahas tentang karakter, komponen, dan asas-asas dalam

pendidikan islam. Dan juga akan membahas tentang pengertian dan tujuan Ilmu

Pendidikan Islam dengan pendekatan sejarah, filsafat, psikologi, manajemen,

teknologi informasi, kebudayaan, politik dan hukum.

Page 5: Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam

B. ISI

a) Karakter Ilmu Pendidikan Islam

Ilmu Pendidikan Islam dapat diartikan sebagai studi tentang proses

kependidikan yang didasarkan pada nilai-nilai filosofis ajaran Islam

berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Dengan redaksi

yang agak singkat, Ilmu Pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang

berdasarkan Islam.

Ilmu Pendidikan Islam yang berkarakter Islam itu adalah Ilmu Pendidikan

yang sejalan dengan nilai-nilai luhur yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan

Sunnah. Karakter ajaran Islam yang selanjutnya menjadi karakter Ilmu

Pendidikan Islam tersebut menjadi pembeda antara ilmu pendidikan yang

berasal dari Barat dengan Ilmu Pendidikan Islam.

Islam bukanlah agama sekuler yang memisahkan urusan agama dan dunia.

Dalam Islam, agama mendasari aktivitas dunia, dan aktivitas dunia dapat

menopang pelaksanaan ajaran agama. Islam bukan hanya sekadar mengatur

hubungan manusia dengan Tuhan sebagaiman yang terdapat pada agama lain,

melainkan juga mengatur hubungan manusia dengan manusia dan manusia

dengan dunia. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan

kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul. Islam pada

hakikatnya, membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengatur satu segi,

tetapi mengenai berbagai segi kehidupan manusia. Sumber dari ajaran-ajaran

yang mengambil berbagai aspek itu ialah Al-Qur’an dan al-Sunnah.

Page 6: Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam

Dengan karakternya yang demikian itu, maka Ilmu Pendidikan Islam tidak

mendikotomikan agama dan Ilmu. Dalam islam agama menetapkan tujuan yang

harus dicapai manusia, sedangkan ilmu membantu mempercepat sampainya

pada tujuan tersebut.

Maka dapat dikatakan bahwa karakteristik pendidikan Islam meliputi:

1. Penekanan pada pencarian ilmu pengetahuan, penguasaan dan

pengembangan atas dasar ibadah kepada Allah SWT.

2. Penekanan pada nilai-nilai akhlak.

3. Pengakuan akan potensi dan kemampuan seseorang untuk berkembang

dalam suatu kepribadian.

4. Pengamalan ilmu pengetahuan atas dasar tanggung jawab kepada Tuhan

dan masyarakat manusia.

b) Berbagai Komponen Pendidikan Islam

Komponen Pendidikan Islam meliputi:

1. Visi dan misi pendidikan Islam

2. Tujuan pendidikan Islam

3. Kurikulum pendidikan Islam

4. Proses belajar mengajar dalam pendidikan Islam

5. Pendidik dalam pendidikan Islam

6. Peserta didik dalam pendidikan Islam

7. Manajemen pengelolaan pendidikan Islam

8. Sarana dan prasarana pendidikan Islam

9. Pembiayaan pendidikan Islam

10. Lingkungan pendidikan Islam

11. Evaluasi dan aspek pendidikan lainnya.

Page 7: Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam

c) Asas-Asas Pendidikan Islam

Hasan Langgulung, dalam bukunya Asas-asas Pendidikan Islam,

mengatakan bahwa berkenaan dengan asas-asas yang kita maksudkan, yaitu

asas-asas pendidikan Islam, dapat kita uraikan dalam enam asas berikut ini :

Pertama, asas historis yang mempersepsi si pendidik dengan hasil-hasil

pengalaman pendidikan masa lalu, dengan undang-undang dan peraturan-

peraturannya, batas-batas dan kekurangan-kekurangannya.

Kedua, asas sosial yang memberinya kerangka budaya dari mana

pendidikan itu bertolak dan bergerak, memindah budaya, memilih dan

mengembangkannya

Ketiga, asas-asas ekonomi yang memberinya perspektif tentang potensi-

potensi manusia dan keuangan serta materi dan persiapan yang mengatur

sumber-sumbernya dan bertanggung jawab terhadap anggaran belanjanya.

Keempat, asas politik dan administrasi yang memberinya bingkai ideology

(‘aqidah) dari mana ia bertolak untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan dan

rencana yang telah dibuat.

Kelima, asas-asas psikologis yang memberinya informasi tentang watak

pelajar-pelajar, guru-guru, cara-cara terbaik dalam praktik, pencapaian dan

penilaian, dan pengukuran dan bimbingan.

Keenam, asas filsapat yang berusaha memberinya kemampuan untuk

memilih yang lebih baik arah suatu lagi, memberi arah suatu sistem,

mengontrolnya, dan memberi arah kepada semua asas-asas yang lain.

Page 8: Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam

Pendapat mengenai dasar dan asas pendidikan Islam tersebut terlihat sudah

demikian lengkap, namun belum sempurna, karena belum memasukkan dasar

atau asas Islam yang justru menjadi karakter dari Ilmu Pendidikan Islam

tersebut.

Dengan berdasarkan pada Al-Qur’an dan al-Sunnah, Ilmu Pendidikan

Islam tidak hanya akan menemukan berbagai isyarat tentang pentingnya

membangun sistem pendidikan Islam yang lengkap: visi, misi, tujuan,

kurikulum dan lainnya, melainkan pula menemukan prinsip-prinsip yang harus

dipegang teguh dalam mengembangkan Ilmu Pendidikan Islam.

d) Pengertian dan Tujuan Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan

Sejarah

Sejarah adalah ilmu yang membahas berbagai peristiwa atau kejadian

(what) di masa lalu dengan memperhatikan dari segi waktu (when), tempat

(where), pelaku (who), latar belakang (why) dan hikmah (how) yang terdapat

dalam peristiwa tersebut.

Pendidikan Islam, baik sebagai sebuah praktik maupun sebagai sebuah

disiplin ilmu, merupakan peristiwa sejarah yang dapat dipelajari berdasarkan

bukti-bukti yang dapat dilacak. Praktik pendidikan yang pernah ada di zaman

Rasulullah SAW., Khulafaur Rasyidin, Bani Umayah, Bani Abbasiyah, Dinasti

Usmani, dan seterusnya merupakan peristiwa sejarah yang dapat dipelajari

berdasarkan fakta dan bukti-bukti yang meyakinkan.

Ilmu pendidikan Islam dengan pendekatan sejarah adalah ilmu pendidikan

yang memanfaatkan informasi sejarah Islam sebagai bahan analisisnya.

Page 9: Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam

Melalui pendekatan sejarah ini, Ilmu pendidikan Islam memiliki landasan

sejarah yang kuat sehingga terjadi hubungan dan mata rantai yang jelas antara

pendidikan yang dilaksanakan sekarang dengan pendidikan yang pernah ada di

masa lalu. Bangunan Ilmu Pendidikan Islam yang didasarkan pada pendekatan

sejarah ini akan memiliki landasan berpijak yang lebih realistis dan empiris,

karena bertolak dari praktik pendidikan yang benar-benar telah terjadi. Ilmu

Pendidikan Islam dengan pendekatan sejarah merupakan sebuah bentuk

apresiasi atas berbagai peristiwa masa lalu untuk digunakan sebagai bahan

renungan dan pelajaran bagi pengembangan Ilmu Pendidikan Islam di masa

lalu.

Pendekatan sejarah telah memberikan sumbangan yang amat besar bagi

penyusunan Ilmu Pendidikan Islam yang bercorak historis serta mewarnai

praktik pendidikan Islam pada umumnya. Pada beberapa negara yang menganut

paham sunni, seperti Indonesia, Malaysia, Saudi Arabia, Pakistan, dan Brunai

praktik pendidikan yang dilaksanakan sebagian besar masih banyak dipengaruhi

oleh warisan praktik pendidikan yang pernah ada dalam sejarah.

Ilmu Pendidikan Islam dengan pendekatan sejarah ini memperlihatkan

profil campuran, yakni sebagian dari praktik tersebut ada yang dipengaruhi oleh

ajaran Islam, dan sebagian yang lain dipengaruhi oleh adat istiadat dan

kebudayaan setempat.

Kajian dan penelitian tentang ilmu pendidikan dengan pendekatan sejarah

termasuk bidang yang banyak diminati dibandingkan dengan kajian dan

penelitian tentang ilmu pendidikan dengan pendekatan normatif perenialis,

filosofis, dan lainnya. Kajian ilmu pendidikan dengan pendekatan sejarah ini

selain dilakukan oleh para sarjana muslim juga dilakukan oleh para sarjana

nonmuslim. Hal yang demikian terjadi, karena seorang peneliti Ilmu Pendidikan

Page 10: Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam

Islam dengan pendekatan sejarah lebih bersifat objektif, akademik dan ilmiah,

serta tidak terikat dengan keyakinan si peneliti.

e) Pengertian dan Tujuan Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan

Filsafat

Secara harfiah, kata filsafat berasal dari kata Philo yang berarti cinta, dan

kata Sophos yang berarti ilmu atau hikmah. Dengan demikian, filsafat berarti

cinta terhadap ilmu atau hikmah. Terhadap pengertian seperti ini al-Syaibani

mengatakan bahwa filsafat bukanlah hikmah itu sendiri, melainkan cinta

terhadap hikmah dan berusaha mendapatkannya, memusatkan perhatian

padanya dan menciptakan sikap positif terhadapnya

Selain itu terdapat pula teori lain yang mengatakan bahwa filsafat berasal

dari kata Arab falsafah, yang berasal dari bahasa Yunani, Philosophia: philos

berarti cinta, suka (loving), dan sophia yang berarti pengetahuan, hikmah

(wisdom). Jadi, Philosophia berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta

kepada kebenaran atau lazimnya disebut Pholosopher yang dalam bahasa Arab

disebut failasuf.

Dalam pemikiran filsafat, baik yang berasal dari filsafat Yunani, filsafat

Barat dan filsafat Islam, terdapat pemikiran yang berkaitan dengan pendidikan,

baik secara teoritis maupun praktis. Hal ini membuktikan kebenaran pendapat

yang mengatakan bahwa filsafat memiliki sumbangan yang signifikan dalam

membangun konsep pendidikan.

Pemikiran filsafat telah memberikan sumbangan dalam menjelaskan peran

dan fungsi pendidikan bagi kehidupan manusia, tujuan pendidikan, kurikulum

pendidikan, proses belajar mengajar, profil pendidik yang ideal, etika murid,

dan lingkungan pendidikan.

Page 11: Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam

Pengaruh pemikiran filsafat Barat ternyata lebih kuat dan lebih dahulu

masuk ke dalam perumusan konsep pendidikan pada umumnya dan pendidikan

Islam pada khususnya. Hal ini terjadi karena kajian terhadap pemikiran filsafat

Barat dalam hubungannya dengan perumusan konsep pendidikan lebih dahulu

dilakukan daripada kajian terhadap pemikiran filsafat Islam.

Ilmu Pendidikan Islam, sebagai ilmu yang terbuka, tidak menutup diri dari

pengaruh filsafat Barat, sepanjang filsafat Barat tersebut sejalan dengan ajaran

Al-Qur’an dan al-Sunnah serta pendapat para ulama dan filosof muslim.

f) Pengertian dan Tujuan Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan

Psikologi

Ilmu pendidikan Islam dengan pendekatan psikologis dapat diartikan

sebagai usaha memanfaatkan jasa psikologi Islam pada khususnya, dan

psikologi pada umumnya untuk mendukung perumusan konsep dan praktik

pendidikan. Penggunaan jasa psikologi ini ditujukan, agar konsep dan praktik

pendidikan tersebut dapat dirimuskan secara komprehensif dan dapat ditetapkan

secara efektif dalam mencapai tujuan pendidikan.

Pernyataan tersebut di atas antara lain didasarkan pada dua asumsi yaitu

kepentingan masyarakat dan keepentingan individu.

Pendidikan, baik dilihat dari segi kepentingan masyarakat maupun

kepentingan individu, terkait erat dengan pemahaman yang tepat terhadap

manusia yang selain sebagai makhluk yang dapat dipengaruhi, dibina, dan

dibentuk, juga sebagai makhluk individu yang memiliki berbagai potensi yang

dapat dikembangkan. Kajian terhadap manusia tersebut akan semakin jelas

dengan bantuan psikologi. Dengan demikian, psikologi berperan dalam

membantu memperjelas tentang manusia sebagai subjek dan objek pendidikan.

Page 12: Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam

Dalam era globalisasi, yang semakin menuntut pelayanan pendidikan

yang semakin demokratis, adil, egaliter, sesuai dengan kebutuhan, bakat dan

minat peserta didik, menuntut adanya rancangan pendidikan, terutama dalam

hal kurikulum dan metode serta pendekatan pembelajaran yang semakin

humanistik, progresif, dan dinamis. Tuntutan ini mendorong kerja psikologi

lebih keras lagi, karena berbagai rumusan metode, pendekatan, dan strategi

pembelajaran dan kurikulum tersebut pada akhirnya membutuhkan jasa

psikologi. Psikologi Barat dengan berbagai kekurangan dan kelemahannya,

tampak lebih siap dan berpengalaman dalam mengantisipasi tuntutan

masyarakat tersebut, ketimbang psikologi Islam yang masih berada dalam taraf

pertumbuhan dan perkembangan. Psikologi Islam harus terus mengejar

ketinggalannya dari psikologi Barat sehingga ia tampil sebagai alternatif yang

berwibawa dan diperhitungkan.

g) Pengertian dan Tujuan Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan

Sosiologi

Pendidikan dengan pendekatan sosiologis dapat diartikan sebagai sebuah

studi yang memanfaatkan sosiologi untuk menjelaskan konsep pendidikan dan

memecahkan berbagai problema yang dihadapinya. Melalui pendekatan ini,

interaksi antara pendidikan dan masalah sosial dikaji secara seksama.

Pendidikan, menurut pendekatan sosiologi ini, dipandang sebagai salah satu

kontruksi sosial, atau diciptakan oleh interaksi sosial. Para sosiologi pendidikan

mengkaji praktik-praktik pendidikan untuk membuktikan hubungannya dengan

kelembagaan, tujuan, kurikulum, proses belajar mengajar, dan berbagai

komponen pendidikan lainnya.

Pendekatan sosiologi, dalam praktiknya, bukan saja digunakan dalam

memahami masalah-masalah pendidikan, melainkan juga dalam memahami

Page 13: Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam

berbagai bidang lainnya, seperti hukum dan agama sehingga muncullah studi

tentang sosiologi hukum dan sosiologi agama.

Pendidikan dengan pendekatan sosiologi ini menarik dan penting untuk

dikaji dan diketahui karena beberapa alasan sebagai berikut:

Pertama, konsep pendidikan, selain didefinisikan melalui pendekatan

individual sebagaimana pada aliran nativisme, juga dapat didekati melalui

pendekatan masyarakat sebagaimana pada aliran behaviorisme.

Kedua, pendidikan adalah salah satu bentuk interaksi manusia. Ia adalah

suatu tindakan sosial yang memungkinkan terjadinya interaksi melalui suatu

jaringan hubungan-hubungan kemanusiaan

Ketiga, di kalangan aliran progresivisme, sebagaiman yang, banyak

diterapkan saat ini, dinyatakan bahwa setiap anak didik memiliki akal dan

kecerdasan. Akal dan kecerdasan merupakan kelebihan manusia dibanding

dengan makhluk lain. Dengan potensi yang bersifat kreatif dan dinamis

tersebut, anak didik mempunyai bekal untuk menghadapi dan memecahkan

problem-problemnya.

Keempat, program pendidikan saat ini, selain harus memuat mata pelajaran

yang berkaitan dengan kepentingan nasional, juga mata pelajaran yang

berkaitan dengan kepentingan nasional, juga mata pelajaran yang berkaitan

dengan kepentingan lokal yang selanjutnya dikenal dengan istilah kurikulum

lokal (Kurlok).

Kelima, setelah terjadinya era reformasi di tahun 1998 sampai sekarang,

perhatian terhadap kepentingan masyarakat semakin meningkat. Program dan

kegiatan pendidikan selain harus mencerminkan aspirasi dan kepentingan

masyarakat, juga harus melibatkan kepentingan masyarakat.

Page 14: Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam

Keenam, setiap bangsa di dunia menyelenggarakan pendidikan yang

disesuaikan dengan kepentingan negaranya. Dari segi kebudayaan, berbagai

Negara tersebut, menurut Samuel Huntington, dapat dibagi ke dalam enam

tipologi, yaitu negara yang terikat pada kebudayaan Cina, kebudayaan India,

kebudayaan Jepang, kebudayaan Islam, kebudayaan Eropa dan kebudayaan

Barat. Masing-masing kebudayaan tersebut memiliki karakteristiknya sendiri-

sendiri.

Keenam macam kebudayaan tersebut berlomba-lomba mempengaruhi pola

pikir, sikap, dan perbuatan manusia. Karena didukung oleh modal, sumber daya

manusia yang canggih, ilmu dan teknologi modern, kebudayaan Barat

sebagaimana tersebut di atas, tampak lebih menguasia kebudayaannya lainnya.

Kebudayaan yang berdasar pada nilai-nilai moral dan spiritual yang berbasis

pada ajaran agama sebagaimana yang dimiliki oleh kebudayaan Islam, Cina,

Jepang, dan kebudayaan Timur lainnya, tampak tidak mampu menghadapinya.

Pengaruh kebudayaan Barat yang demikian itu terus dipompakan ke tengah-

tengah masyarakat melalui pendidikan.

h) Pengertian dan Tujuan Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan

Manajemen

Manajemen pendidikan islam menurut Sulistyiorini adalah suatu proses

penataan atau pengelolaan lembaga pendidikan Islam yang melibatkan sumber

daya manusia muslim dan manusia dalam menggerakannya untuk mencapai

tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien.

Ilmu Pendidikan Islam dengan pendekatan manajemen dapat diartikan

sebagai sebuah konsep yang mencoba menerapkan fungsi-fungsi manajemen

seperti planing (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating

(pelaksanaan), controlling (pengawasan), dan evaluating (penilaian), serta

suvervising (perbaikan) dalam kegiatan pendidikan.

Page 15: Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam

Dalam perkembangan selanjutnya, manajemen tidak hanya terbatas pada

pengertian sebagaimana tersebut di atas, melainkan telah berkembang amat

luas. Saat ini, misalnya, dikenal apa yang disebut dengan performance

management atau manajemen yang berbasisi kinerja. Manajemen kinerja ini,

menurut Rober Bacal, adalah manajemen yang didasarkan pada tingkat

pencapaian, keberhasilan, dan peningkatan yang dilakukan oleh karyawan dan

orang-orang yang terlibat di dalamnya.

Dalam perkembangan selanjutnya terdapat pula Manajemen Mutu Terpadu

(Total Quality Management). Manajemen ini, pada mulanya, digunakan dalam

kegiatan bisnis atau usaha nonkependidikan. Namun, karena pendidikan juga

termasuk ke dalam salah satu bidang usaha yang diperdagangkan, maka

pendidikan pun mau tidak mau menggunakan manajemen mutu terpadu (TMQ)

ini. Selain itu, penggunaan manajemen ini juga didasarkan pada keinginan yang

kuat agar lulusan pendidikan yang dihasilkan dapat mencapai standar mutu

yang tinggi dan memuaskan pelanggan.

Perubahan lain yang terjadi di berbagai bidang pendidikan mencakup

eksitensi pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi dibiayai untuk meningkatkan

jumlah mahasiswa dengan biaya yang relatif rendah. Tabel-tabel dibuat untuk

memberikan informasi kepada orang tua sehingga mereka dapat melakukan

perbandingan dan memiliki pilihan. Pengenalan terhadap kredit pelatihan

didesain untuk memberi kebebasan kepada pelanggan untuk melakukan pilihan.

Sekolah-sekolah dan perguruan tinggi telah melakukan hal tersebut dengan

menerapkan berbagai rencana strategis. Deregulasi pendidikan memerlukan

strategi-srategi kompetitif yang secara jelas membedakan institusi-institusi dari

para pesaingnya. Mutu terkadang menjadi satu-satunya faktor pembeda bagi

sebuah insitusi. Fokus terhadap kebutuhan pelanggan, yang merupakan point

inti dari mutu, merupakan salah satu cara paling efektif dalam menghadapi

kompetisi dan bertahan di dalamnya.

Page 16: Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam

Keharusan menerapkan manajemen kinerja dan mutu terpadu dalam bidang

pendidikan tersebut, kini sudah menjadi agenda utama seluruh bangsa di dunia,

trmasuk juga Indonesia. Munculnya kebijakan Pemerintah dalam bidang

pendidikan, seperti Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan, adalah merupakan bukti perlunya menerapkan konsep manajemen

kinerja dan mutu terpadu dalam kegiatan dan praktik pendidikan.

i) Pengertian dan Tujuan Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan

Teknologi Informasi

Sains atau science (dalam bahasa Inggris) secara harfiah adalah

pengetahuan yang telah memenuhi syarat dan rukun ilmiah, yakni selain

memiliki kejelasan tujuan, objek dan metodologinya, juga terdapat tokoh yang

mengembangkannya serta dibutuhkan oleh masyarakat. Sains, secara istilah,

pada hakikatnya adalah teorisasi terhadap fenomena alam jagat raya, khususnya

fenomena alam yang bersifat fisik kebendaan yang dapat dikuantitatifkan.

Singkatnya sains adalah ilmu pengetahuan ilmiah tentang alam jagat raya yang

bersifat fisik, seperti matemaatika, fisika, biologi, astronomi, kedokteran, dan

sebagainya.

Sedangkan teknologi (technology) terdiri dari kata technique dan logi.

Technique, secara harfiah, berarti rancang bangun tentang sesuatu, sedangkan

logie berarti ilmu pengbetahuan. Dengan demikian, teknologi secara harfiah

adalah ilmu tentang teknik. Teknologi adalah perpaduan antara teknik dan ilmu

pengetahuan, atau penggunaan ilmu pengetahuan yang mendasari teknik, atau

penggunaan teori-teori ilmu pengetahuan dalam rancang bangun tentang

sesuatu.

Page 17: Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memiliki pengaruh yang

signifikan dan luas terhadap pendidikan dan kegiatan manusia lainnya. Dengan

adanya pengaruh TIK tersebut, berbagai komponen pendidikan telah

mengalami perubahan paradigam.

Pengaruh TIK terhadap dunia pendidikan menunjukkan dinamika yang

beragam. Sebagian lembaga pendidikan ada yang sudah merubah paradigma

pendidikannya dengan berbasis TIK, sebagian yang lainnya ada yang masih

bertahan dengan paradigma lamanya, dan sebagian ada yang memadukan

antara paradigma lama dengan paradigma baru. Perpaduan antara paradigma

lama dengan paradigma baru yang menggunakan TIK tersebut tampaknya

merupakan pilihan yang bijak, cerdas dan bertanggung jawab, dengan alasan

betapapun hebat dan canggihnya TIK namun ia memiliki keterbatasan. Tik

cenderung memberikan pengaruh individualistik pada seseorang, sepenuhnya

mengikuti masyarakat yang cenderung pragmatis, membuat manusia kurang

terbentuk kepribadiannya secara utuh, dan membuat manusia menjadi tidak

berjiwa.

Terlepas dari baik buruknya pengaruh TIK tersebut, bahwa kemampuan

para penyelenggara pendidikan, terutama pendidikan dan tenaga kependidikan

dalam menggunakan TIK tidak dapat di tunda-tunda lagi. Kehidupan era global

yang penuh dengan persaingan, mengharuskan penanganan berbagai hal dengan

menggunakan TIK yang berpedoman pada semangat dan nilai-nilai ajaran

Islam.

j) Pengertian dan Tujuan Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan

Kebudayaan

Page 18: Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam

A.L. Kroeber dan Clyde Kluckhohn, dalam bukunya Cultureal: A Cricital

Review of Concept and Definition, telah mengumpulkan kurang lebih 161

definisi tentang kebudayaan. Pada garis besarnya, definisi kebudayaan, dengan

jumlah tersebut, terbagi dalam berbagai kelompok yang meninjau kebudayaan

dari berbagai sudut pandang.

Pertama, kelompok yang menggunakan pendekatan deskriptif yang

menekankan pada sejumlah isi yang terkandung di dalamnya.

Kedua, kelompok yang menggunakan pendekatan historis yang

menekankan pada warisan sosial dan tradisi.

Ketiga, kelompok yang menggunakan pendekatan normatif yang antara

lain menekankan pada aspek peraturan, cara hidup, ide atau nilai-nilai dan

perilaku.

Keempat, kelompok yang menggunakan pendekatan psikologi, yang antara

lain menekankan pada aspek penyesuaian diri (adjustment) dan proses belajar.

Kelima, kelompok yang menggunakan pendekatan struktural dengan

menekankan pada aspek pola dan organisasi kebudayaan.

Keenam, kelompok yang menggunakan pendekatan genetik yang

memandang kebudayaan sebagai suatu produk, alat-alat, benda-benda ataupun

ide dan simbol.

Dari paparan tersebut di atas, terlihat bahwa kebudayaan lebih bersifat

nilai-nilai, norma, aturan, hukum, ketetapan, pola-pola hubungan yang

mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, dan selanjutnya membentuk

sebagai pranata sosial atau blueprint yang digunakan manusia dalam

merespons, menyikapi dan memecahkan masalah yang dihadapinya.

Kebudaayaan membentuk semacam kultur yang mempengaruhi prilaku, pola

pikir (mindset) manusia. Dengan cara demikian, berbagai masalah yang

dihadapi manusia selalu dikembalikan kepada pola pikir budaya yang ada

dalam dirinya.

Page 19: Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam

Kehidupan manusia, dalam suatu masyarakat, tidak dapat lepas dari

pengaruh kebudayaan yang mengitarinya. Pola pikir, ucapan, perbuatan ,dan

berbagai keputusan yang diambil oleh manusia senantiasa dipengaruhi oleh

pandangan budayanya. Yaitu nilai-nilai, aturan, norma, hukum, dan referensi

lainnya yang digunakan sebagai pranata, dan blueprint (cetak biru) yang secara

selektif dan konsisten digunakan sebagai acuan dalam memecahkan berbagai

masalah yang dihadapinya.

Pendidikan dengan pendekatan kebudayaan amat sejalan dengan

masyarakat Indonesia yang pluralistik baik dari segi agama, budaya, bahas,

etnis, stratifikasi sosial, ekonomi, dan lain sebagainya.

Pendidikan dengan pendekatan kebudayan telah mempengaruhi munculnya

aliran filsafat esensialis dan perenialis dalam pendidikan. Yaitu sebuah aliran

ysng meliahat bahwa di dalam masyarakat telah terdapat nilai budaya yang

dinilai unggul, teruji, dan bertahan lama. Nilai-nilai budaya tersebut akan

ditransformasikan kepada peserta didik melalui kegiatan pendidikan sehingga

identitas suatu bangsa dan kelangsungan hidupnya dapat terjamin.

k) Pengertian dan Tujuan Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan

Politik

Secara harfiah, politik dapat diartikan sebagai usaha atau rekayasa yang

diatur sedemikian rupa dalam rangka mencapai tujuan.

Politik yang dalam bahasa Arabnya dikenal dengan istilah al-siyasah

berlaku pada semua aspek kehidupan, seperti pendidikan, keluarga, ekonomi,

budaya, kenegaraan, dan lain sebagainya. Dalam perkembangan selanjutnya,

politik sering dikaitkan dengan masalah kekuasaan suatu pemerintahan.

Page 20: Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam

Politik berperan sebagai cita-cita dan pandangan hidup yang mengarahkan

gerak langkah pendidikan. Politik yang bersifat demokratis akan mewarnai

pelaksanaan pendidikan yang demokratis.

Sesungguhnya hubungan antara pendidikan dan politik bukanlah suatu hal

yang baru. Sejak zaman Plato dan Aristoteles, para filsuf dan pemikir politik

telah memberikan perhatian yang cukup intent terhadap masalah ini.

Dalam sejarah Islam, hubungan antara pendidikan dengan politik juga

dapat dilacak sejak masa-masa pertumbuhan paling subur dalam lembaga-

lembaga pendidikan Islam, semacam madrasah. Sepanjang sejarah terdapat

hubungan yang amat erat antara pendidikan dengan politik.

Dinamika. Pertumbuhan, maju dan mundurnya pendidikan amat

bergantung kepada kebijakan politik pemerintah. Kebijakan politik pemerintah

yang berpihak pada pendidikan, dengan sendirinya akan membawa kemajuan

pendidikan tersebut. Pendidikan yang bermutu pada beberapa di Negara dunia,

antara lain karena keberpihakan pemerintah terhadap pendidikan.

Secara umum, kebijakan politik, pemerintah di Indonesia dapat dibagi

kepada masa orde lama (1945-1966), orde baru (1966-1998) dan orde

reformasi. Kebijakan pemerintah pada ketiga orde tersebut terhadap pendidikan

berbeda-beda. Masing-masing orde tersebut telah memberikan perhatian

terhadap pendidikan dengan kadar dan tingkatan yang berbeda-beda, sesuai

dengan situasi dan kondisi yang mengitarinya.

l) Pengertian dan Tujuan Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan

Hukum

Page 21: Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia dinyatakan, terdapat beberapa

pengertian tentang hukum. Pertama, hukum adalah perturan yang dibuat oleh

suatu kekuasaan atau adat yang dianggap berlaku oleh dan untuk orang banyak.

Kedua, hukum adalah segala undang-undang, peraturan, dan sebagainya untuk

mengatur pergaulan hidup di masyarakat. Ketiga, hukum adalah ketentuan

(kaidah, patokan) mengenai sesuatu peristiwa atau kejadian (alam dan

sebagainya). Keempat, hukum adalah keputusan (pertimbangan) yang

ditentukan oleh hakim (dipengadilan).

Di dalam ajaran Islam, istilah hukum biasanya diwakili oleh istilah fikih.

Secara harfiah, fikih berarti paham atau memahami sesuatu secara mendalam.

Sedangkan secara istilah dan redaksional, fikih memiliki pengertian yang

bermacam-macam.

Berdasarkan beberapa pendapat ulama, maka pengertian fikih dapat

diketahui dengan beberapa hal berikut ini :

Pertama, dilihat dari segi kedudukannya, fikih adalah merupakan sebuah

ilmu, sebagaimana ilmu-ilmu agama Islam lainnya.

Kedua, dari segi sumbernya, fikih bersumber pada dalil-dalil Al-Qur’an

dan al-Sunnah yang jelas dan terperinci, kemudian dilengkapi dengan dalil yang

bersumber dari hasil ijtihad (berpikir keras) yang dapat mengambil bentuk

ijma’ ulama, qiyas (analogi), masalah, istihsan, ‘urf, istishab dan syariat

sebelum Islam (syar’u man qablana).

Ketiga, dilihat dari segi isinya, fikih berisi ketentuan dan ketetspsn

mengenai kewajiban, yaitu hukum syara’ yang bersifat perbuatan (amaliah)

yang dapat mengambil bentuk wajib, haram, mubah, sunnah, makruh, sahih,

fasid, bathil, qadha dan ada.

Page 22: Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam

Keempat, dilihat dari segi sasarannya, fikih diperuntukkan bagi orang-

orang mukalaf, yaitu orang mukmin yang telah mencapai usia dewasa serta

sehat jasmani dan rohaninya.

Kelima, dilihat dari segi proses penetapannya (istimbatnya).

Keenam, dilihat dari segi sifat dan coraknya, fikih mencakup hukum taklifi

dan hukum wadh’i.

Ketujuh, dilihat dari segi perkembangan sejarahnya, fikih dapat dibagi ke

dalam empat periode , yaitu periode Nabi, periode Sahabat, periode Ijtihad serta

Kemajuan, dan periode Taklid serta Kemunduran.

Fikih juga terkadang memasuki wilayah pendidikan. Dengan kata lain,

fikih telah digunakan untuk menjelaskan berbagai aspek pendidikan. Dengan

penjelasan fikih ini, maka kegiatan pendidikan merasa telah memiliki landasan

hukum dan keabsahan sehingga tidak saja diakui oleh pemerintah melainkan

juga oleh agama.

Antara pendidikan dan hukum memiki hubungan timbal balik. Dari satu

sisi, hukum menjadi landasan bagi terlaksananya kegiatan pendidikan dengan

tertib. Dari sisi yang lain, pendidikan berperan dalam mengerjakan dan

menyadarkan masyarakat agar menaati hukum.

Di dalam Al-Qur’an, hadist, serta berbagai peraturan perundang-undangan

yang ditetapkan pemerintah telah terdapat berbagai ketentuan hukum yang

berkaitan dengan pendidikan. Dengan diikutinya aturan tersebut selain akan

terwujud ketertiban pelaksanaan pendidikan, juga akan mencapai standar mutu

yang diharapkan. Selain itu, dengan mengikuti ketentuan hukum tersebut

menyebabkan hasil atau lulusan pendidikan akan memilki civil effect, diterima

ijazah, dan seterusnya.

Page 23: Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam

C. PENUTUP

Berdasarkan uraian dan analisa diatas, dapat ditarik kesimpulan sebagai

penutup, sebagai berikut:

Pertama, karakter Ilmu Pendidikan Islam meliputi; (1) penekanan pada

pencarian ilmu pengetahuan, penguasaan dan pengembangan atas dasar ibadah

kepada Allah SWT, (2) penekanan pada nilai-nilai akhlak, (3) pengakuan akan

potensi dan kemampuan seseorang untuk berkembang dalam suatu kepribadian, (4)

pengamalan ilmu pengetahuan atas dasar tanggung jawab kepada Tuhan dan

masyarakat manusia.

Kedua, komponen pendidikan Islam meliputi visi, misi, tujuan, kurikulum,

proses belajar mengajar, pendidik, peserta didik, manajemen, sarana prasarana,

pembiayaan, dan lingkungan pendidikan Islam.

Ketiga, asas-asas pendidikan Islam meliputi asas historis, asas sosial, asas

ekonomi, asas politik, asas psikologi dan asas filsafat.

Keempat, Ilmu Pendidikan Islam, sebagai new comer (pendatang baru) semakin

mendapat perhatian yang cukup besar. Ilmu ini memiliki hubungan simbiotik dan

mutual interaktif dengan berbagai disiplin ilmu lainnya: Ilmu Agama, sejarah, filsafat,

Page 24: Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam

psikologi, sosiologi, manajemen, teknologi, informasi, kebudayaan, politik dan

hukum. Ilmu Pendidikan Islam tersebut sebagai asas dan pendekatannya.

Page 25: Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam

DAFTAR PUSTAKA

Nata, H. Abuddin. 2009. Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner.

Jakarta: Rajali Pers.