ruam popok.doc
DESCRIPTION
ruam popok adalahTRANSCRIPT
Ruam popok ( diaper rash, diaper dermatitis, napkin dermatitis ) masih kerap kita jumpai dalam
keseharian, terutama pada bayi. Para orang tua sudah tidak asing lagi dengan ruam popok, suatu
gangguan kulit berupa bercak merah pada kulit di area yang tertutup popok, yakni: pantat, perut
bagian bawah, pelipatan paha, area kemaluan dan dubur (anogenital). Ruam popok atauirritant diaper
dermatitis (IDD) merupakan bercak merah pada kulit yang tertutup popok karena iritasi oleh pelbagai
faktor.
Meski ruam popok tidak bahaya, namun tak jarang membuat anak terganggu karena rasa gatal,
perih, risih dan kadang terasa sakit, sehingga anak menjadi gelisah dan rewel.
Ruam popok atau irritant diaper dermatitis (IDD) merupakan bercak merah pada kulit yang tertutup
popok karena iritasi oleh pelbagai faktor.
Pada ruam popok yang ringan, pada umumnya akan sembuh dalam beberapa hari dengan pemberian
bedak atau bahkan tanpa diobati.
ANGKA KEJADIAN
Incidence rate (angka kejadian) ruam popok berbeda-beda di setiap negara,
bergantung pada hygiene, pengetahuan orang tua (pengasuh) tentang tata
cara penggunaan popok dan menurut saya mungkin juga berhubungan dengan
faktor cuaca. Kimberly A Horii, MD (asisten profesor spesialis anak Universitas
Misouri) dan John Mersch, MD, FAAP menyebutkan bahwa 10-20 % Diaper
dermatitis dijumpai pada praktek spesialis anak di Amerika. Sedangkan prevalensi pada bayi berkisar
antara 7-35%, dengan angka terbanyak pada usia 9-12 bulan. Sementara itu Rania Dib,
MD menyebutkan ruam popok berkisar 4-35 % pada usia 2 tahun pertama.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
Beberapa faktor penyebab terjadinya ruam popok ( diaper rash, diaper dermatitis, napkin dermatitis ),
antara lain:
Iritasi atau gesekan antara popok dengan kulit.
Faktor kelembaban.
Kurangnya menjaga hygiene. Popok jarang diganti atau terlalu lama tidak segera diganti
setelah pipis atau BAB (feces).
Infeksi mikro-organisme (terutama infeksi jamur dan bakteri)
Alergi bahan popok.
Gangguan pada kelenjar keringat di area yang tertutup popok.
Ruam popok yang disebabkan oleh iritasi dan faktor kelembaban, pada
umumnya dapat disembuhkan dengan bedak dan mengganti popok sesering
mukin terutama jika basah dan kotor oleh urine atau feces. Sedangkan ruam
popok yang disebabkan oleh infeksi mikro-organisme, seyogyanya berobat ke
dokter terdekat untuk mendapatkan obat yang tepat sesuai penyebabnya.
BERBAGAI BENTUK GANGGUAN KULIT PADA RUAM POPOK
Beberapa gangguan kulit yang berhubungan dengan ruam popok, diantaranya:
Intertrigo, yakni iritasi atau lecet pada kulit dikarenakan kulit basah dan lembab serta
gesekan dengan popok, sehingga permukaan kulit menjadi lebih mudah terkelupas.
Miliaria atau biang keringat, yakni timbulnya bintik-bintik merah pada permukaan kulit karena
penyumbatan kelenjar keringat (kelenjar eccrine).
Dermatitis kontak (contact dermatitis), merupakan reaksi alergi terhadap bahan popok.
Dapat juga karena reaksi alergi terhadap campuran urine dan feces yang dibiarkan terlalu lama
melekat di popok. Selain itu, perubahan PH oleh urine dan feces pada kulit diduga memicu terjadinya
reaksi alergi.
Candidal diaper dermatitis, yakni ruam popok yang disebabkan oleh infeksi jamur Candida
albicans. Sekitar 40-70% ruam popok yang berlangsung lebih 3 hari dapat memicu terjadinya
kolonisasi jamur kandida.
Bacterial diaper dermatitis, yakni ruam popok yang disebabkan oleh infeksi kuman
(bakteri), terutama Staphylococcus, Streptococcus dan Enterobacteriaceae. Jenis ruam popok karena
infeksi kuman yang kerap dijumpai adalah impetigo dan sesulitis (cellulitis) serta folikulitis
(folliculitis).
Granuloma gluteal infantum, merupakan gangguan kulit pada ruam popok yang jarang
terjadi. Biasanya timbul karena terlalu lama iritasi dan infeksi mikro-organisme yang tidak diobati.
PENGOBATAN
Pada prinsipnya, pengobatan ruam popok bergantung kepada penyebabnya.
Ruam popok yang disebabkan iritasi dan miliaria, tidak memerlukan obat
khusus. Cukup dengan menjaga agar popok tetap kering dan memelihara
hygiene.
Pada ruam popok yang disebabkan oleh infeksi mikro-organisme, atau iritasi
dan miliaria yang luas, obat-obat yang lazim digunakan, antara lain:
Bedak salisil dan bedak yang mengandung antihistamin. Hanya digunakan pada iritasi
(intertigo) dan miliaria atas anjuran dokter. Pastikan bedak tidak berhamburan agar tidak mengganggu
pernafasan si kecil.
Anti jamur. Digunakan pada ruam popok karena infeksi jamur (candidal diaper dermatitis).
Pilih anti jamur berbentuk bedak (merk dagang, misalnya: daktarin powder dan mycorine powder),
diberikan selama 3-4 minggu.
Anti infeksi topikal (salep, krim). Digunakan pada ruam popok yang disebabkan oleh infeksi
bakteri ringan, misalnya bacitracin salep. Adapun untuk infeksi yang lebih berat, dapat digunakan anti
infeksi oral (diminum), misalnya kombinasi amoksisilin dengan asam klavulanat dan diberikan pula
anti infeksi topikal.
Steroid. Digunakan pada ruam popok yang disebabkan reaksi alergi, dioleskan 2 kali sehari
hingga sembuh atau selama 2 minggu.
Walaupun ruam popok bukanlah penyakit yang serius, jika dalam 2-3 hari tidak kunjung sembuh, maka
langkah terbaik adalah konsultasi ke dokter. Penggunaan anti jamur, anti infeksi dan steroid
hendaknya hanya atas rekomendasi dokter.
TIPS MENCEGAH DAN MENGATASI RUAM POPOK
Apapun jenis popok yang digunakan, pastikan popok tetap bersih dan kering.
Hindari pemakaian popok yang ketat.
Ganti popok segera setelah si kecil buang air kecil atau BAB.
Gunakan air mengalir untuk membersihkan feces (tinja) dengan bilasan lembut. Usahakan
tidak menggosok area dubur dan pantat agar tidak iritasi. Biarkan area pantat mengering oleh udara
terbuka.
Jika si kecil mengalami ruam popok, dapat menggunakan krim pelindung kulit yang
mengandung petrolatum dan zinc oxide. Oleskan secara lembut dan tipis sebagai pelindung kulit si
kecil.
Konsultasikan ke dokter bila ruam popok tidak sembuh dalam 3 hari.