rpk

49
LAPORAN PENDAHULUAN PERILAKU KEKERASAN A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang, baik secara fisik maupun psikologis, yang dapat dilakukan secara verbal maupun non verbal yang diarahkan pada diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu perilaku kekerasan saat sedang berlangsung atau perilaku kekerasan terdahulu /riwayat perilaku kekerasan (Keliat & Akemat, 2010) Perilaku kekerasan merupakan campuran perasaan frustasi dan benci atau marah. Hal ini didasari keadaan emosi secara mendalam dari setiap orang sebagai bagian penting dari keadaan emosional kita yang dapat diproyeksikan ke lingkungan, kedalam diri atau secara destruktif. Perlaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Sering disebut gaduh gelisah atau amuk dimana seseorang marah berespon terhadap suatu stressor dengan gerakan motorik yang tidak dikontrol (Yosep, 2007). B. Etiologi 1

Upload: alwanzaenuri4

Post on 28-Nov-2015

31 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN

PERILAKU KEKERASAN

A. Pengertian

Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk

melukai seseorang, baik secara fisik maupun psikologis, yang dapat dilakukan

secara verbal maupun non verbal yang diarahkan pada diri sendiri, orang lain

dan lingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu

perilaku kekerasan saat sedang berlangsung atau perilaku kekerasan terdahulu

/riwayat perilaku kekerasan (Keliat & Akemat, 2010)

Perilaku kekerasan merupakan campuran perasaan frustasi dan benci

atau marah. Hal ini didasari keadaan emosi secara mendalam dari setiap

orang sebagai bagian penting dari keadaan emosional kita yang dapat

diproyeksikan ke lingkungan, kedalam diri atau secara destruktif. Perlaku

kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang

dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang

lain. Sering disebut gaduh gelisah atau amuk dimana seseorang marah

berespon terhadap suatu stressor dengan gerakan motorik yang tidak dikontrol

(Yosep, 2007).

B. Etiologi

1. Faktor predisposisi

a. Biologis/Neurologis

Adanya kerusakan system limbic ,lobus frontal,lobus temporal dan

ketidakseimbangan neurotransmitter.

b. Psikologis

Teori Frustasi : Kegagalan yang di alami akan menimbullkan

frustasi yang kemudian dapat timbul agresif atau amuk

Teori Tumbang : Masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan

seperti di perasaan di tolak,di hina,di aniaya,atau saksi

penganiayaan.

1

c. Perilaku

Reinforcement yang di terima saat melakukan kekerasan,sering

mengobservasi kekerasan di dalam atau di luar rumah,semua aspek

ini  menstimulasi individu menghadapi perilaku kekerasan.

d. Social budaya

Budaya tertutup dan membalas secara diam (pasif agresif) dan control

social yang tidak pasti terhadap perilaku kekerasan akan menciptakan

seolah-olah perilaju kekerasan di terima (pasmisive).

2. Factor  Presipitasi

Bersumber dari diri individu sendiri,lingkungan dan interaksi dengan

orang lain. Ancaman yang menyebabkan di bagi menjadi dua,yaitu :

tujuan

a. Internal stressor: Kelemahan fisik (kehilanagan anggota fisik,

keputusasaan, ketidak berdayaan kehilangan keluarga, kurangnya

percaya diri.

b. Eksternal stressor: Situasi lingkungan yang ribut,kritikan yang

mengarah pada penghinaan,kehilangan orang yang di

cintai/kehilangan pekerjaan,konflik di lingkungan.

C. Tanda dan Gejala

1. Fisik : mata melotot/pandangan tajam, tangan mengepal, rahang

mengatup, wajah memerah dan tegang, serta postur tubuh kaku.

2. Verbal : mengancam, mengumpat dengan kata-kata kotor, berbicara

dengan nada keras, kasar dan ketus.

3. Perilaku : menyerang orang lain, melukai diri sendiri/orang lain, merusak

lingkungan, amuk/agresif.

4. Emosi : tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, merasa terganggu,

dendam, jengkel, tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi,

menyalahkan dan menuntut.

5. Intelektual : mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan dan

tidak jarang mengeluarkan kata-kata bernada sarkasme.

6. Spiritual : merasa diri berkuasa, merasa diri benar, keragu-raguan, tidak

bermoral dan kreativitas terhambat.

2

7. Sosial : menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan dan

sindirin.

8. Perhatian : bolos, melarikan diri dan melakukan penyimpangan seksual.

D. Rentang Respons

 

                                                                  Keterangan :

1. Asertif : Individu dapat mengungkapkan marah tanpa menyalahkan

orang lain dan memberikan ketenangan.

2. Frustasi : Individu gagal mencapai tujuan kepuasan saat marah dan

tidak dapat menemukan alternatif.

3. Pasif : Individu tidak dapat mengungkapkan perasaannya.

4. Agresif : Perilaku yang menyertai marah, terdapat dorongan untuk

menuntut tetapi masih terkontrol.

5. Kekerasan : Perasaan marah dan bermusuhan yang kuat serta

hilangnya kontrol.

Pasif Asertif Agresif

Isi Pembicaraa

n

Negatif dan merendahkan diri, contohnya perkataan : “Dapatkah saya ?”“Dapatkah kamu ?”

Positif  dan menawarkan diri, contohnyaperkataan :“Saya dapat…”“Saya akan…”

Menyombongkan diri, merendahkan orang lain, contohnya perkataan :“Kamu selalu…”“Kamu tidak pernah…”

Tekanan Suara

Cepat lambat, mengeluh

Sedang Keras dan ngotot

Posisi badanMenundukkan kepala

Tegap dan santaiKaku, condong ke depan

Jarak Menjaga jarak dengan sikap

Mempertahankan jarak yang

Siap dengan jarak akan

3

Asertif Frustasi Pasif Agresif Kekerasan

repon adaftif respon maladaftif

acuh/mengabaikan

nyamanmenyerang orang lain

PenampilanLoyo, tidak dapat tenang

Sikap tenangMengancam, posisi menyerang

Kontak Mata

Sedikit/sama sekali tidak

Mempertahankan kontak mata sesuai dengan hubungan

Mata melotot da

E.   Mekanisme koping

Mekanisme koping yang umum digunakan adalah mekanisme

pertahanan ego seperti, displacement, sublimasi, proyeksi, represi, denial,

dan reaction formation.

1. Displacement: Mengalihkan emosi, arti simbolik, fantasi dari sumber

yang sebenarnya (benda, orang, keadaan) kepada orang lain, benda atau

keadaan lain.

2. Sublimasi: Mengganti keinginan atau tujuan yang terhambat dengan cara

yang dapat diterima masyarakat. Impuls yang berasal dari Id yang sukar

disalurkan oleh karena mengganggu individu atau masyarakat, oleh

karena itu impuls harus dirubah bentuknya sehingga tidak merugikan

individu / masyarakat sekaligus mendapatkan pemuasan.

3. Proyeksi: Menyalahkan orang lain atas kelalaian dan kesalahan-

kesalahan atau kekurangan diri sendiri, keinginan-keinginan, impuls-

impuls sendiri.

4. Represi: Secara unconcious mencegah keinginan-keinginan atau pikiran

yang menayakitkan ke conscious.

5. Denial: Menolak untuk menerima atau menghadapi kenyataan yang tidak

enak.

6. Reaction formation: Bertingkah laku berlebihan yang langsung

bertentangan dengan keinginan-keinginan, perasaan yang sebenarnya.

4

F. Penatalaksanaan medis

1. Terapi Somatik

Menurut (Depkes RI, 2000, hal 230) menerangkan bahwa terapi Somatik

adalah terapi yang diberikan kepada klien dengan gangguan jiwa dengan

tujuan mengubah perilaku yang maladaptife menjadi perilaku adaktif

dengan melakukan tindakan yang ditujukan pada kondisi fisik klien, tetapi

target terapi adalah perilaku klien .

2. Terapi kejang listrik

Terapi kejang listrik atau elektronik convulsive therapy (ECT) adalah

bentuk terapi kepada klien dengan menimbulkan kejang grand mall

dengan mengalirkan arus listrik melalui elektroda yang ditempatkan pada

pelipis klien. Terapi ini ada awalnya untuk menangani skizofrenia

membutuhkan 20-30 kali terapi biasanya dilaksanakan adalah tiap 2-3 hari

sekali (seminggu 2 kali).

3. Psikofarmaka

Beberapa obat yang sering digunakan untuk mengatasi perilaku kekerasan

diantaranya :

a. Anti ansietas dan hipnotik sedatif, misalnya diazepam (valium)

b. Anti depresan misalnya amitriptilin

c. Mood stabiluizer misalnya lithium,carbamazepin

d. Antipsikotik misalnya clorpromazine, haloperidol, stelazin

e. Obat lain misalnya naltrexon, propanolol.

4. Peran serta keluarga

Keluarga merupakan system pendukung utama yang memberikan

perawatan langsung pada setiap keadaan(sehat-sakit) klien. Perawat

membantu keluarga agar dapat melakukan lima tugas kesehatan, yaitu

mengenal masalah kesehatan, membuat keputusan tindakan kesehatan,

memberi perawatan pada anggota keluarga, menciptakan lingkungan

keluarga yang sehat, dan menggunakan sumber yang ada pada

masyarakat. Keluarga yang mempunyai kemampuan mengatasi masalah

akan dapat mencegah perilaku maladaptive (pencegahan primer),

menanggulangi perilaku maladaptive (pencegahan skunder) dan

5

memulihkan perilaku maladaptive ke perilaku adaptif (pencegahan tersier)

sehingga derajat kesehatan klien dan kieluarga dapat ditingkatkan secara

opti9mal. (Budi Anna Keliat,1992).

G. Komplikasi

Klien dengan perilaku kekerasan dapat melakukan tindakan-tindakan

berbahaya bagi dirinya, orang lain maupun lingkungannya, seperti menyerang

orang lain, memecahkan perabot, membakar rumah dll. Sehingga klien

dengan perilaku kekerasan beresiko untuk mencederai diri orang lain dan

lingkungan

Tanda dan gejala:

1. Gejala klinis yang ditemukan pada klien dengan perilaku kekerasan

didapatkan melalui pengkajian meliputi :

2. Wawancara : diarahkan penyebab marah, perasaan marah, tanda-tanda

marah yang diserasakan oleh klien.

3. Observasi : muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara

tinggi, berdebat dan sering pula tampak klien memaksakan kehendak:

merampas makanan, memukul jika tidak senang.

H. Fungsi positif marah

1. Energizing function

Rasa marah akan menambah energy / tenaga seseorang karena emosi akan

meningkatkan adrenalin dalam tubuh yang mengakibatkan peningkatan

metabolism tubuh sehingga terbentuk energy tambahan

2. Expressive function

Dengan mengeksprsikan kemarahan, individu dapat memperlihatkan /

mengkomunikasikan pada orang lainkeinginan dan harapannya secara

terbuka tanpa melalui kata-kata

3. Self promotional function

Marah dapat digunakan memproyeksikan konsep diri yang positif atau

meningkatkan harga diri

6

4. Defensive function

Kemarahan dapat meningkatkan pertahanan ego dalam menaggapi

kecemasan yang meningkat dalam konflik eksternal

5. Potenting function

6. Kemampuan koping terhadap rasa marah akan meningkatkan kemampuan

mengontrol situasi; persaingan tidak sehat.

7. Discriminating function

Dengan mengekspresikan marah individu dapat membedakan keadaan

alam perasaanya; sedih,  jengkel, marah, amuk.

I. Pohon masalah

7

Resiko menciderai diri sendiri dan orang lain (Akibat)

Resiko perilaku kekerasan(Care problem)

Gangguan konsep diri : HDR(Penyebab)

koping individu in efektif

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN 

1. Aspek biologis

Respons fisiologis timbul karena kegiatan system saraf otonom bereaksi

terhadap sekresi epineprin sehingga tekanan darah meningkat, tachikardi,

muka merah, pupil melebar, pengeluaran urine meningkat. Ada gejala

yang sama dengan kecemasan seperti meningkatnya kewaspadaan,

ketegangan otot seperti rahang terkatup, tangan dikepal, tubuh kaku, dan

refleks cepat. Hal ini disebabkan oleh energi yang dikeluarkan saat marah

bertambah.

2. Aspek emosional

Individu yang marah merasa tidak nyaman, merasa tidak berdaya, jengkel,

frustasi, dendam, ingin memukul orang lain, mengamuk, bermusuhan dan

sakit hati, menyalahkan dan menuntut.

3. Aspek intelektual

Sebagian besar pengalaman hidup individu didapatkan melalui proses

intelektual, peran panca indra sangat penting untuk beradaptasi dengan

lingkungan yang selanjutnya diolah dalam proses intelektual sebagai suatu

pengalaman. Perawat perlu mengkaji cara klien marah, mengidentifikasi

penyebab kemarahan, bagaimana informasi diproses, diklarifikasi, dan

diintegrasikan.

4. Aspek social

interaksi sosial, budaya, konsep rasa percaya dan ketergantungan. Emosi

marah sering merangsang kemarahan orang lain. Klien seringkali

menyalurkan kemarahan dengan mengkritik tingkah laku yang lain

sehingga orang lain merasa sakit hati dengan mengucapkan kata-kata kasar

yang berlebihan disertai suara keras. Proses tersebut dapat mengasingkan

individu sendiri, menjauhkan diri dari orang lain, menolak mengikuti

aturan.

5. Aspek spiritual

Kepercayaan, nilai dan moral mempengaruhi hubungan individu dengan

lingkungan. Hal yang bertentangan dengan norma yang dimiliki dapat

8

menimbulkan kemarahan yang dimanifestasikan dengan amoral dan rasa

tidak berdosa.

B. DIAGNOSA KEPERWATAN

a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

b. Perilaku kekerasan / amuk

c. Gangguan Harga Diri : Harga Diri Rendah

9

C. INTERVENSI KEPERWATAN

NO DX KEPPERENCANAAN

TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI1 Perilaku kekerasan TUM:

- Pasien dapat

melanjutkan

hubungan peran

sesuai tanggung

jawab.

TUK: 1

1.    PPasien dapat Membina

Hubungan saling percaya

Setelah dilakukan ...x20 menit

interaksi diharapkan klien

menunjukkan tanda-tanda

a. Pasien mau membalas salam.

b. Pasien mau jabatan

c. Pasien menyebutkan Nama

d. Pasien tersenyum

e. Pasien ada kontak Mata

f. Pasien tahu nama Perawat

g. Pasien menyediakan waktu untuk

kontrak

1. Beri salam / panggil nama pasien.

2. Sebut nama perawat sambil

Salaman

3. Jelaskan maksud hubungan

Interaksi

4. Beri rasa nyaman dan sikap

Empatis

5. Lakukan kontrak singkat tapi

sering

TUK: 2

2.    PPasien dapat

mengidentifikasi penyebab

marah / amuk

Setelah dilakukan ...x20 menit

interaksi diharapkan klien

menunjukkan tanda-tanda

a. Pasien dapat Mengungkapkan

perasaannya.

b. Pasien dapat menyebutkan

perasaan marah / jengkel

1. Beri kesempatan untuk

Mengungkapkan perasaannya.

2. Bantu pasien untuk

mengungkapkan marah atau

jengkel.

10

TUK: 3

3.    PPasien dapat

mengidentifikasi tanda marah

Setelah dilakukan ...x20 menit

interaksi diharapkan klien

menunjukkan tanda-tanda

a. Pasien dapat mengungkapkan

perasaan saat marah /jengkel.

b. Pasien dapat menyimpulkan

tanda-tanda jengkel / kesal

1. Anjurkan pasien

2. mengungkapkan perasaan

3. saat marah /jengkel.

4. Observasi tanda perilaku

5. kekerasan pada pasien

TUK: 4

4.   PPasien dapat

mengungkapkan perilaku

marah yang sering dilakukan

Setelah dilakukan ...x20 menit

interaksi diharapkan klien

menunjukkan tanda-tanda

a. Pasien mengungkapkan marah

yang biasa dilakukan

b. Pasien dapat bermain peran

dengan perilaku marah yang

dilakukan

c. Pasien dapat mengetahui cara

marah yang dilakukan

menyelesaikan masalah atau tidak

1. Anjurkan pasien mengungkapkan

marah yang biasa dilakukan

2. Bantu pasien bermain peran sesuai

perilaku kekerasan yang biasa

dilakukan.

3. Bicarakan dengan pasien apa

dengan cara itu bisa

menyelesaikan masalah

UK: 5

PPasien dapat

mengidentifikasi akibat

perilaku Kekerasan

Setelah dilakukan ...x20 menit

interaksi diharapkan klien

menunjukkan tanda-tanda

1. Bicarakan akibat / kerugian cara

yang dilakukan

2. Bersama pasien menyimpulkan

11

a. Pasien dapat menjelaskan akibat

dari cara yang digunakan

cara yang digunkana pasien.

3. Tanyakan pasien apakah mau tahu

cara marah yang sehat

TUK: 6

6.   PPasien mengidentifikasi cara

construksi dalam berespon

terhadap perilaku kekerasan

Setelah dilakukan ...x20 menit

interaksi diharapkan klien

menunjukkan tanda-tanda

1. melakukan berespon terhadap

kemarahan secara konstruktif.

1. Tanyakan pada pasien apakah

pasien mau tahu cara baru yang

sehat

2. Beri pujian jika pasien engetahui

cara lain yang ehat

3. Diskusikan cara marah yang sehat

dengan pasien.

a) Pukul bantal untuk

melampiaskan marah

b) Tarik nafas dalam

c) Mengatakan pada teman saat

ingin marah

4. Anjurkan pasien sholat atau berdoa

TUK: 7

7.    PPasien dapat

mendemonstrasikan cara

mengontrol marah

Pasien dapat

1. mendemonstrasikan cara

mengontrol perilaku kekerasan

a) Tarik nafas dalam

b) Mengatakan secara

langsung tanpa

1 Pasien dapat memilih cara yang

paling tepat.

2. Pasien dapat mengidentifikasi

manfaat yang terpilih

3. Bantu pasien menstimulasi cara

12

menyakiti

c) Dengan sholat/berdoa

tersebut.

4. Beri reinforcement positif atas

keberhasilan.

5. Anjurkan pasien menggunakan

cara yang telah dipelajari.

2 RPK (Resiko

Perilaku

Kekerasan)

TUK:

8.    PPasien dapat dukungan

keluarga mengontrol marah

Keluarga pasien dapat :

a. Menyebutkan cara merawat pasien

dengan perilaku kekerasan.

b. Mengungkapkan rasa puas dalam

merawat pasien

1. Identifikasi kemampuan keluarga

merawat pasien dari sikap apa

yang telah dilakukan

2. Jelaskan peran serta keluarga

dalam merawat pasien.

3. Jelaskan cara-cara merawat

pasien.

4. Bantu keluarga

mendemonstrasikan cara merawat

pasien.

5. Bantu keluarga mengungkapkan

perasaannya setelah melakukan

demonstrasi.

TUK:

9.    PPasien dapat menggunakan

obat dengan benar

a. Pasien dapat menggunakan obat-

obat yang diminum dengan

kegunaannya.

b. Pasien dapat minum obat sesuai

1. Jelaskan jenis-jenis obat yang

diminum pasien dan oeluarga.

2. .Diskusikan manfaat minum obat.

3. Jelaskan prinsip 5 benar minum

13

program pengobatan obat

4. Anjurkan pasien minum obat tepat

waktu

TUK:

10.   PPasien dapat dukungan dari

lingkungan untuk mengontrol

marah

a. Lingkungan mengetahui

bagaimana cara menyikapi

pasien dengan perilaku

kekerasan.

1. Jelaskan peran serta lingkungan

terhadap kondisi pasien

2. Beri penjelasan bagaimana cara

menyikapi pasien dengan perilaku

kekerasan

3. Diskusikan cara -cara yang

dilakukan untuk menyikapi pasien

dengan perilaku kekerasan

3 Harga Diri Rendah

(HDR)

TUM:

Pasien dapat mengontrol

perilaku kekerasan pada saat

berhubungan dengan orang

lain

TUK : 1

1.   PPasien dapat membina

hubungan saling percaya

a. Ekspresi Wajah bersahabat ,

menunjukkan rasa scaang, ada

kontak mata, mau berjabat

tangan, mau menyebutkan nama,

mau menjawab salam, klien mau

duduk berdampingan dengan

perawat, mau mengutarakan

masalah yang dihadapi

1. Bina hubungan saling percaya

dengan mengungkapkan prinsip

komunikasi tcrapeutik Sapa

pasien dengan ramah laik verbal

maupun non verbal

a. Perkenalkan diri dengan

sopan

b. Tanyakan nama iengkap

pasien dan nama panggilan

disukai pasien

14

c. Jelaskan tujuan pertemuan

d. Jujur dan menepati janji

e. Tunjukkan siknp empati dan

menerima pasien apa adanya

f. Beri perhatian kepada pasien

dan perhatikan kebutuhan

dasar pasien

TUK  : 2

Pasien dapat mengidentifikasi

kemampuan dan aspek positif

yang dimilik

a. Daftar kemampuan yang dimiliki

pasien di rumah sakit, rumah,

sekolah dan tempat kerja

b. Daftar positif keluarga pasien

c. Daftar positif lingkungan pasien

1. Diskusikan kemampuan dan aspek

positif yang dimiliki buat

daftarnya

2. Setiap bertemu pasien

dihindarknn dari metnberi penilni;

negatif

3. Utamakan memberi pujian yang

realistic pada kemampuan dan

aspek positif pasien

TUK 3

3.    

Pasien dapat menilai

kemampuan yang  digunakan

a. Pasien menilai kemampuan yang

digunakan

b. Pasien memiliki  kemampuan

yang dapat digunakan di rumah

1. Diskusikan dengan pasien

kemampuan yang masih dapat 

digunakan selama sakit

2. Diskusikan kemampuan yang

dapat dilanjutkan pengguna di

15

rumah sakit

3. Berikan pujian

TUK : 4

Pasien dapat menetapkan dan

merencanakan kegiatan sesuai

dengan kemampuan yang

dimiliki

a. Pasien menilai kemampuan yang

akan . dilatih

b. Pasien mencoba Susunan jadwal

harian

1. Meminta pasien untuk:memilih

satu kcgiatan yang mau  dilakukan

di rumah sakit

2. Bantu pasien melakukannya jika

perlu beri contoh

3. Beri pujian atas keberhasilan

pasien.

4. Diskusi kaji jadwal kegiatan

harian atas kegiatan yang telah

dilatih

5. Catatan : Ulangi untuk

kemampuan lain sampai semua

selesai

TUK: 5

5  PPasien dapat melakukan

kegiatan sesuai kondisi sakit

dari kemampuannya

a. Pasien melakukan kegiatan yang

telah di latih (mandiri, dengan

bantuan atau tergantung)

b. Pasien marnpu melakukan

beberapa kegiatan secara mandiri

1. Beri kesempatan pada pasien

untuk mencoba kcgiatan yang

telah direncanakan

2. Beri pujian atas keberhasian

pasien

3. Diskusikan kemungkinan

16

penaksiiran di rumah

TUK : 6

6.      

Pasien dapat  memanfatkan

system pendukung yang ada

a. Keluarga memberi dakungan dan

pujian

b. Keluarga memahami jadwal

kegiatan harian pasien

1. Beri pendidikan kcschatan pada

keluarga tentang cara merawat

pasien dengan harga diri rcndah

2. Bantu keluarga memberikan

dukungnn selama pasien dirawat.

3. Bantu keluarga menyiapkan

lingkungan di rumah

4. Jelaskan cara pelaksmann jadwal

kegiatan pasien di rumah

5. Anjurkan memberi pujian pada

pasien setiap berhasil

17

STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN RESIKO PRILAKU KEKERASAN PADA PASIEN

A. Diagnosa Keperawatan

Resiko Prilaku KekerasanB. Tujuan

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya

2. Klien dapat mengnidentifikasi penyebab perilaku kekerasan

3. klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan

4. Klien dapat mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang biasa dilakukan..

5. Klien dapat mengidentifikasi akibat dari perilaku kekerasan

6. Klien dapat menyebutkan cara mencegah/ mengendalikan prilaku kekerasannya

7. Klien dapat mengidentifikasi cara kontruktif dalam berespon terhadap kemarahan.

C. Tindakan Keperawatan Pada Pasien

1. Bina hubungan saling percaya

a. Memberi salam atau panggil nama klien

b. Sebutkan nama perawat sambil menjabat tangan

c. Jelaskan tujuan interaksi

d. Jelaskan tentang kontrak yang akan dibuat

e. Beri sikap aman dan empati

f. Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu.

2. Diskusikan bersama pasien pennyebab prilaku kekerasan sekarang dan yang lalu

a. Anjurkan klien mengnungkapkan yang dialami saat marah.

b. Obsevasi tanda-tanda perilaku kekerasan pada klien.

c. Simpulkan tanda-tanda jengkel atau kesal yang dialami klien

3. Diskusikan perasaan, tanda-tanda, dan gejala yang dirasakan pasien jik aterjadi

penyebab perilaku kekerasan.

a. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara fisik

b. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara psikologis

c. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara sosial

d. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara spiritual

e. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara intelektual

4. Diskusikan bersama pasien tentang prilaku kekerasan yang biasa dilakukan pada saat

marah

a. Verbal

18

b. Terhadap orang lain

c. Terhadap diri sendiri

d. Terhadap lingkungan

5. Diskusikan bersama klien akibat prilaku kekerasan yang ia lakukan

a. Berbicara akibat atau kerugian dari cara yang dilakukan klien.

b. Bersama klien menyimpulkan akibat cara yang digunakan oleh klien.

c. Tanyakan pada klien ”Apakah ia ingin mempelajari cara baru yang sehat”.

6. Diskusikan bersama klien cara mengendalikan prilaku kekerasan, yaitu dengan cara

berikut :

a. Fisik :

o Pukul kasur/ bantal, tarik napas dalam

o Susun jadwal latihan mengungkapkan nafas dalam dan pukul kasur atau bantal

b. Minum Obat :

o Bantu pasien m inum obat dengan prinsip lima benar (benar nama pasien, obat ,

cara minum obat, waktu minum obat, dan dosis obat) disertai penjelasan

mengenai kegunaan obat dan akibat berhneti minum obat

o Susun jadwal minum obat

c. Sosial/ verbal:

o Menyatakan secara asertif rasa marahnya

o Bantu mengungkapkan rasa marahnya secara verbal :menolak dan meminta

dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik

o Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal

d. Spiritual :

o Bantu pasien mengenmdalikan marah secara spiritual: kegiatan ibadah yangbiasa

dilakukan sesuai keyakinan

o Susun jadwal latihan ibadah dan berdoa

e. Ikut sertakan pasien dalam TAK dan stimulasi persepsi untuk mengendalikan prilaku

kekerasan

19

SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya, identifikasi penyebab perasaan marah, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibatnya, serta cara mengontrol secara fisik.

ORIENTASI :“ Assalamualaikum ……“ Selamat pagi Pak, Perkenelkan nama saya “KR”, pagil saya “K” saya perawat yang dinas di ruang shinta ini, hari ini saya dinas dari pukul 07.00-14.00. Saya akan merawat bapak di rumah sakitr ini. Nama bapak siapa?? Senagn dipanggil apa?? ““ Bagaimana perasaan bapak saat ini, apakah masih ada perasaan kesal atau marah? Apa yang terjadi di rumah ?”“ Baiklah sekarang kita akan berbincang-bincang tentang perasaan marah bapak.”“ Berapa lama kita berbincang-bincang?? Bagaimana kalau 10 menit pak?? ““ Di mana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang pak?? Di sini atau diruang tamu?”

KERJA “ Apa yang menyebabkan bapakk marah?? Apakah sebelumnya bapak pernah marah? Lalu penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang? O… ya, jadi ada 2 penyebab bapak  marah.”“ pada penyebab marah itu ada seperti bapak pulang ke rumah dan istri belum menyediakan makanan (misalnya ini penyebab marah pasien), apa yang baopak rasakan?( tunggu respon pasien)“ Apakah bapak merasakan kesal, kemudian dada bapak berdebar-debar, mata melotot, rahang terkatup rapat dan tangan mengepal?“ Setelah itu apa yang bapak lakukan? “ O… iya, jadi bapak memukul istri bapak dan memecahkan piring? Apakah dengan cara ini makanan akan terhidang? Iya, tentu saja tidak. Apa kerugian cara yang bapak lakukan? Betul, istri jadi sakit dan takut, piring-piring pecah.”“ Menurut bapak adakah cara lain yang lebih baik?  Maukah bapak belajar mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian??“ Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan pak. Salah satunya adalah dengan cara fisik.. jadi melalui kegiatan fisik disalurkan rasa marah.“ Ada beberapa cara, bagaimana kalau kitsa belajar satu cara dulu?“ Begini pak, kalau tanda-tamnda marah tadi sudah bapak rasakan maka bapak berdiri, lalu tarik nafas dari hiudung, tahan sebentar, lalu keluarkan atau tiup perlahan-lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi!!!!!! Tarik dari hidung, bagus …… tahan, dan tiup melalui mulut !!!! Nah, lakukan sebanyak 5 kali. Bagus sekali, bapak sudah bias melakukannya.” Bagaimana perasaanya?? “ Nah, sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehinga sewaktu0-waktu rasa marah itu muncul bapak sudah terbiasa melakukannya.”

TERMINASI

20

“ Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tentang kemarahan bapak???“ Iya, jadi ada 2 penyebab marah bapak (sebutkan) dan yang bapak rasakan (sebutkan) dan yang bapak lakukan(sebutkan) serta akibatnya(sebutkan).”“ Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah yang lalu, apa yang bapak lakukan kalu marah?? Yang belum kita ketahui dan bahas dan jangan lupa latihannya ya pak, berapa kali sehari bapak mau latihan napas dalam??? Jam berapa saja pak??“ Baiklah bagaimana kalau gitu 2 jam lagi saya datng dan kita latihan cara yang lain untuk mencegah atau mengontrol marah. Tempatnya disini saja ya pak???“ Assalamualaikum..”

SP2 Pasien: Membantu pasien latihan mengendalikan prilaku kekerasan dengan cara fisik kedua (Evaluasi latihan nafas dalam, Latihan cara fisik ke 2 pukul kasur dan bantal, Menyusun jadwal kegiatan harian cara ke 2).

ORIENTASI“ Assalamualaikum..Selamat pagi pak A, Sesuai dengan janji saya 2 jam yang lalu, sekarang saya datamng lagi.”“ Bagimana perasaaan bapak  hari ini??? ”Adakah hal-hal yang menyebabkan bapak marah???”“ Baik, sekarang kita akan belajar cara mengontrol p[erasaan marah dengan kegiatan fisik untuk cara yang ke 2.”“ Mau berapa lama??? Bagaimana kalau 20 mernit?”

“ Dimana kita bicara?? Bagaimana kalu dirung tamu???”

KERJA“ Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal, berdebar-debar, mata melotot, tangan mengepal, selain nafas dalam, bapak dapat melakukan pukul bantal dan kasur.”“ Sekarang mari kita latihan pukul bantal dan kasur. Mana tempat tidur bapak???” Jadi nanti kalau bapak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan tersebut dengan memukul bantal dan kasur. Nah, coba bapak lakukan !!!! pukul kasur dan bantal. Ya bagus sekali bapak melakukannya.”“ kekesalan lampiaskan pada kasur dan bantal.”“ Nah, cara inipun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marahkemudian jangan lupa merapikan tempat tidurnya.”

TERMINASI“ Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara menyalurkan marah tadi ??”“ Ada berapa cara yang sudah kita latih, Coba bapak sebutkan lagi!!!! YYa, bagus.“ Mari kita masukkan dalanm jadwal kegiatan sehari-hari bapak. Pukul bantal kasur m,au jam berapa??? Bagaiman kalau setiap bangun tuidur??? Baik, jam0 5.00 pagi dan

21

jam 15.00 sore lalu kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu gunakan kedua cara tadi ya pak!!! Sekarang kitsa buat jadwalnya ya pak!! Mau berapa kali sehari bapak latihan memukul kasur dan bantal serata tarik nafas dalam ini???”“ Besok pagi kita ketemu lagi dan kita akan latihan cara mengontrol marah dengan belajar bicara yang baik, mau jam berapa pak, Baik jam 10.00 pagi ya?? Sampai jumpa !”

SP 3 Pasien : membantu Pasien Latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara sosial / verbal (Evaluasi jadwal harian untuk 2 cara fisik mengendalikan prilaku kekersan, Latihan mengungkapkan rasa marah secara verbal (menolak dengan baik, meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik) Susun jadwal latihan mengungkapkan marah scara verbal).

ORIENTASI“ Assalamualaikum pak, Sesuai dengan janji saya kemarin sekarang kita ketemu lagi. Bagaimana pak,sudah dilakukan latihan tarik napas dalam dan pukul kasur bantal? Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?”“ Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya.bagus. nah kalau tarik napas dalamnya dilakukan sendiri tulis M, artinya mandarin ; kalau diingatkan suster baru dilakukan tulis B, artinya; dibantu atau diingatkan. “ Nah kalau tidak dilakukan tulis T, artinya; belum bias melakukan.”“ Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara untuk mencagah marah?”“ Dimana enaknya kita berbincang – bincang? Bagaimana kalau ditempat yang sama?“ Berapa lama bapak mau berbincang – bincang?”“ Bagaimana kalau 15 menit?”

KERJA“ Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah marah. Kalau marah sudah disalurkan melalui tarik napas dalam atau pukul kasur dan bantal, dan sudah lega, maka kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah. Ada 3 caranya pak : 1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara rendah serta tidak

menggunakan kata – kata kasar. Kemarai bapak bilang penyebab marahnya karena

minta uang sama istri tidak diberi. Coba bapak minta uang dengan baik : “ bu, saya

perlu uang untuk membeli rokok . “  nanti bias dicoba disini untuk meminta baju, minta

obat dan lain – lain. Coba bapak praktekkan. Bagus pak.”

2. Menolak dengan baik, jika ada yang enyuruh dan bapak tidak ingin melakukannya,

katakana : “ maaf saya tidak bias melakukannya karena sedang ada kerjaan”. Coba

bapak praktekkan. Bagus pak “ .

3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal

bapak dapat mengatakan : “ saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu “ coba

prektekkan. Bagus !“

22

TERMINASI

“ Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap – cakap tentang cara menaontrol marah dengan bicara yang baik? “

“ coba bapak sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari. “bagus sekali, sekarang mari kita masukkan dalam jadwal. Berapa kali sehari bapak mau latihan bicara yang baik? Bias kita buat jadwalnya.”

“ Coba masukkan dalam jadwal latihan sehari – hari, misalnya meminta obat, uang, dll. “Bagus nnti dicoba ya pak ! “

“ Bagaimana kalau dua jam lagi ketemu lagi ? “

“ Nanti kita akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marahbapak yaitu dengan cara ibadah, bapak setuju? Mau dimana pak? Disini lagi? ” Baik sampai nanti ya!”

SP 4 pasien : Membantu pasien Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual (Dikusika hasil latihan mengontrol prilaku kekerasan secara fisik dan sosial / verbal, Latihan sholat / berdoa, Buat jadwal latihan sholat / berdoa)

ORIENTASI

“ Assalamualaikum pak, Sesuai dengan janji saya 2 jam yang lalu sekarang saya datang lagi “ baik, yang mana yang mau di coba?”

“ Bagaimana pak, latihan apa yang sudah dilakukan? Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur? Bagus sekali, bagaimana rasa marahnya”

“ Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa marah itu dengan ibadah?”

“ Dimana enaknya kitaberbincang – bincang? Bagaiman kalau di tempat tadi?”

“ Bagaimana kalau 15 menit?”

KERJA

“coba ceritakan kegiatan ibadah yang pak lakukan? “

“ Bagus,baik,yang mana mau di coba?

“Nah,kalau mbak  sedang marah coba mbak langsung duduk dan tarik nafas dalam. Jika tidak reda juga marahnya rebahkan badan agar rileks.”

“ apa kegiatan ibadah yang biasa bapak lakukan?”

“ coba pilih dua kegiatan yang ingain bapak lakukan.”

“ maei kita coba lakukan. “ Bagus sekali!”

23

“ bapak bisa melakukan ibadah secara teratur untuk meredakan kemarahan.”

TERMINASI

“ bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang ke 3 ini?”

“ jadi,sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari? Bagus.”

“ mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan bapak. Mau berapa kali bapak sholat? Baik kita masukkan sholat…..dan……(sesuai kesepakatan pasien)

“ coba bapak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat baak lakukan bila bapak merasa marah”

“ setelah ini coba bapak lakukan jadwal sholat sesuai jadwalyang telah kita buat tadi”

“ besok kita ketemu lagi ya pak?,nanti kita bicarakan cara ke 4 mengontrol rasa marah. Yaitu dengan patuh minum obat. Mau jam berapa pak? Seperti sekarang saja,jam 1 ya?”

“ nanti kita akan membicarakan cara pengunaaan yang benar untuk mengontrol rasa marah bapak,setuju pak?”

“Sampai jumpa pak !”

SP 5 pasien :    Membantu pasien latian mengontrol perilaku kekerasan dengan obat

( Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien untuk caramencegah marah yang sudah di latih, Latihan pasien minum obat secara teratur dengan prinsip 5 benar(benar nama pasien,benar nama obat,benar cara minum obat,benar waktu minum obat,dan benar dosis obat). Di sertai pinjelasan guna obat dan akibat berhenti minum obat. Susun jadwal minum obat secara teratur.

ORIENTASI

“Assalamualaikum bapak,sesuai dengan janjisya kemarin hari ini kita bertemu lagi” “bagaimana pak? sudah di lakukan latihan tarik nafas dalam,pukul kasur bntal,bicara yan baik dan sholat? Apa yang di rasakan setalahmelakukan lathan secara teratur? Coba kita lihat kegiatannya?”

“bagaimana kalau skarang kita bicara dan latihan tentang cara mium obat yang benar untuk menggontrol rasa marah?”

“dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau  di tempat kemarin?” “berapa lama bapak mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”

KERJA

(Perawat membawa obat pasien)

“ bapak sudah dapat obat dari dokter?” Berapa macam obat yang bapak minum? Warnanya apa saja? Bagus! Jam berapa bapak minum? Bagus!

24

“ Obatnya ada 3 macam pak, yang warnanya orange namanya CPZ, gunanya agar pikiran tenang. Yang putih namanya THP agar rileks dan tidak tegang dan yang  merah  jambu namanya HLP agar pikiran teratur dan rasa marah berkurang. Semuanya ini harus bapak minum 3X sehari jam 07.00 pagi, jam satu siang, dan tujuh malam”.

“ Bila nanti setelah minum obat mulut bapak  terasa kering  maka untuk mengatasinya dengan menghisap-hisap es batu”. “bila mata trasa berkunang kunang,bapak sebaiknya istirahat dan jangan berktifitas dulu”

“ Nanti dirumah sebelum minum obat  ini bapak lihat dulu label dikotak obat apakah benar nama bapak tertulis disitu, berapa osis yang harus diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah namanya obatnya sudah benar? Diisini minta obatnya pada perawat kemudian cek lagi apakah benar obatnya!”.

“ Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi ya pak, karena dapat terjadi kekambuhan”.

“ Sekarang kita  masukkan waktu minum obatna kedalam jadwal ya pak”.

TERMINASI

“ Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap– cakap cara minum obat yang benar?”.

“ Coba bapak sbutkan lagi jenis obat yang bapak minum!. Bagaimana cara minum obat yang benar?”.

“ Nah, sudah beapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari?. Sekarang kita tambahkan jadwal kegiatannya dengan minum obat. Jangan lupa laksanakannya dengan teratur ya!”.

“ Baik, Besok kita ketemu kembali untuk melihat sejauh mana bapak melaksnakan kegiatan dan sejauh mana dapat mencegah rasa marah. Sampai jumpa….”

STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN RESIKO PRILAKU KEKERASAN

i. Diagnosa Keperawatan

Resiko Prilaku Kekerasanii. Tujuan

Keluarga dapat merawat pasien di rumahiii. Tindakan Keperawatan

1. Diskusikan masalah yang di hadapi keluarga dalam merawat pasien

25

2. diskusiakn bersama keluaga tentang PK ( Penyebab, tanda dan gejala, perilkau

yang muncul dan akibat dari perilaku tersebut)

3. diskusikan bersama keluga kondisi pasien yang perlu segera dilaporkan kepada

perawat, seperti melampat, melemmpar benda tau memukul orang lain)

4. bantu latihan keluarga dalam merawat pasien dengan PK

a) Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan tindakan yang telah di

ajarkan oleh perawat

b) Ajarkan kepada keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien jika pasien

dapat melakukan kegiatan tersebut secara tepat

c) Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan jika pasien

menunjukkan gejala-gejala pk

d) Buat perencanaan pulang bersama keluarga

SP 1 KELUARGA: memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang cara

merawat pasien PK di rumah (disskusikan maslah yang dihadapi keluarga dalam

merawat pasien, diskusiakn bersama keluaga tenytang PK ( Penyebab, tanda dan

gejala, perilkau yang muncul dan akibat dari perilaku tersebut), diskusikan bersama

keluga kondisi pasien yang perlu segera dilaporkan kepada perawat, seperti melampat,

melemmpar benda tau memukul orang lain)

ORIENTASI“selamat pagi bu, perkenalkan nama saya aka, saya perawat diruang soka ini, saya akan

merawat bapak atau pasien, nama ibu siapa,? senangnya dipanggil apa, ?

“ bisa kita berbincang –bincabg sekarang tentang masalah yang ibu hadapi,” berapa lama

ibu kita berbincang-bincang??bagaimana kalau 30 menit???”

diamana enaknya kita berbincang-bicang Bu?,bagaimna kalau dikantor perawat?,

KERJA“Bu, apa masalah yang ibu hadapi dalam merawat keluaraga?, apa yang ibu lakukan?baik

Bu, saya akan menjelaskan tentang marah bapak dan tentang hal-hal yang perlu

diperhatikan.”

“Bu., marah adal perasaan yang wajar, tapi jiaka tidak disalurkan dengan benra akan

membahayakan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

“ hal yang mnyebabka suami ibu marah dan mengamuk adalah kalua dia merasa dia

direndahkan dan keinnginannya tidak dipenuhi.”

“tanda orang marah adalah tampak tegang dan marah, kemudian elihatan gelisah, dan

26

biasanya setelah itu dia akan melampisakannya, dengan membanting-banting perabot rumah

tangga atau memukul taau bicara kasar. kalau ssedang marah apa yang terjadi sma bapak?

lalu apa yang busa bapak lakukan kalau sedang marah?”

“jika hal itu terjadi ibu sebaiknya tetap tenang, bicara lembut, tetap tegas, jangan lupa jga

jarak dan jauhkan benda-benda tajam dari sekitar bapak seperti gelas dan pisau. jauhkan

kuga anak-anak kecil dari bapak.”

jika bapak masih marah dan ngmuk segera bawa ke puskesmas atau RSJ setelah sebelumnya

di ikat dahulu( ajarkan caranya pada keluarga).

jangan lupa minta bantuan saat mengikat bapak ya bu, lakukan dengan tidak mneyakiti

bapak dan jelaskan alas an mnegikat, agar bapak tidak menciderai diri sendiri, orang lain

dan lingkungan.”

naaaaaaah bu saya sudah ajarkan kepada bapak bila tanda-tanda kemarahan itu muncul.

ibu bisa bantu bapak cara mengingatkan jadwal latihan mengendalikan marah yang sudah di

buat, yaitu secara fisik, verbal, spiritual dan obat teratur.”

“kalau bapak bisa melkukan latihannya dengan baik jangan lupa diuji ya bu.”

TERMINASI“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap- cakap tentangg cara merawat bapak.”coba

ibu sebutkan lagi cara merawat bapak.”setelah ini coba ibu ingatkan jadwal yang telah

dibuat untuk bapak, ya Bu.”

“ Bagaimna kalu kita bertemu dua hari lagi utuk latihan cara-cara yang sudah kita

bicarakan tadi lansun pada bapak? temapnya disni lagi ya Bu.?”.

SP 2 Pasien : melatih keluarga cara-cara mengendalikan kemarahan ( evaluasi

pengetahuan keluarga tentang marah, anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien

untuk melakukan tindakan yang telah diajarkan oleh perawat, ajarkan kepada

keluarga untukl memberikan pujian kepada pasien jika pasien dapat melakukan

kegiatan tersebut secara tepat, diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus

dilakukan jika pasien menunjukkan gejala-gejala prilaku kekerasan.

ORIENTASI :

“ selamat pagi buk, sesuai janji kita 2 hari yang lalu sekarang kita bertemu lagi untuk latihan cara-cara mengendalikan rasa marah bapak.”

“ bagaimana buk ? masih ingat diskusi kita yang lalu? Ada yang mau ibu tanyakan? Berapa lama ibu mau kita latihan ?”

“ bagaiman kalau kita latihan disini saja?”

27

“ sebentar saya panggilkan bapak agar ibu bisa berlatih bersama.”

KERJA

“ nah, pak , coba sceritakan kepada ibu, latihan yang sudah bapak lakukan. Bagus sekali! Coba perlihatkan kepada ibu jadwal kegiatan bapak. Bagus !.”

“ nanti di rumah ibu bisa membantu bapak latihan mengendalikan kemarahan bapak.”

“ sekarang kita akan coba latihanbersama-sama ya, pak ?”

“ masih ingat pak, kalau tanda-tanda marah sudah bapak rasakan, apa yang harus bapak lakukan?”

“ ya.. betul, bapak berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar lalu keluarkan/ tiup perlahan-lahan melalui mulut, seperti mengeluarkankemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus.. tahan, dan tiup melalui mulut.”

“ nah, lakukan 5 kali, coba ibu temani dan bantu bapak menghitung latihan ini sampai 5 kali. Bagus sekali, bapak dan ibu sudah bisa melakukannya dengan baik.”

“ cara yang kedua, masih ingat pak, buk,? Ya benar, kalau ada yang menyebapkan bapak marah dan perasaan kesal, berdebar-debar, mata melotot, selain napas dalam bapak dapat memukul kasur dan bantal.”

“ sekarang mari kita latihan memukulmkasur dan bantal. Mana kamar bapak? Jadi nanti kalau bapakmkesal dan dan ingin marah, langsung kekamar dan lampiaskan kemarahantersebut dengan memukul kasur dan bantal. Nah coba bapak lakukan sambil didampingi ibu, berikan bapak semangat ya bu. Ya, bagus sekali bapak melakukannya.”

“ cara yang ketiga adalah bicara yang baik bila sedang marah. Ada tiga caranya pak, coba praktekkan langsung pada ibu cara bicara ini :

1) Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak

menggunakan kata-kata kasar, misalnya : bu,,, saya perlu uang untuk beli rokok! Coba

bapak praktekkan. Bagus pak. 2) menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak

tidak ingin melakukannya, katakan maaf saya tidak bisa melakukannha kerena sedang ada

kerjaan. Coba bapak praktikkan. Bagus pak, 3) mengungkapkan perasaan kesal, jika ada

perlakuan orang lain yang membuat bapak kesal bapak dapat mengatakan: saya jadi

inginmarah karena perkataan mu itu. Coba praktekkan. Bagus .”

“ cara berikutnya kalau bapak marah apa yang harus dilakukan? Baik sekali, bapak coba langsung duduk dan tarik napas dalam. Jika tidak reda marahnya rebahkan badan agar rileks.”

28

“ bapak bisa melakukan ibadah secara teratur dengan didampingi ibu untuk meredakan kemarahan.”“ cara terakhir adalah minum obat yang teratur ya pak, agar pikiran bapak jadi tenang, tidurnya juga tenang tidak ada rasa marah.”“ bapak coba jelaskan berapa macam obatnya! Bagus. Jam berapa minum obat ? bagus !“apakah boleh mengurangi atau menghentikan obat ? wah bagus sekali!”“ dua hari yang lalu sudah saya jelaskan obat yang bapak dapatkan, ibu tolong selama dirumah ingatkan bapak untuk meminumnya secara teratur dan jangan dihentikan tanpa sepengetahuan dokter.”

TERMINASI

“ baiklah bu, latihan kita sudah selesai. Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan cara mengendalikan marah langsung kepada bapak?

Bisa ibu sebutkan lagi ada berapa cara mengendalikan marah?”

“ selanjutnya tolong pantau dan motivasi bapak untuk melaksanakan jadwal latihan yang telah dibuat. Jangan lupa berikan pujian untuk bapak bila dapat melakukan dengan benar ya bu!”

“ karena bapak sebentar lagi sudah mau pulang bagaiman kalau 2 hari lagi ibu bertemu saya untuk membicarakan jadwal aktivitas bapak selama di rumah nanti.”

“ jam 10 seperti hari ini ya bu. Di ruang ini juga.

SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga

ORIENTASI

“ selamat pagi pak, bu, karna besok bapak sudahboleh pulang, maka sesuai janji kita sekarang bertemu untuk membicarakan jadwal bapak selam dirumah.”

“ bagaimana pak, buk selama ini membesuk apakah sudah terus dilatih cara merawat bapak ?”

“ apakah sudah dipuji keberhasilannya?”

“ nah bagaimana kalau sekarang kita bicarakan jadwal di rumah disini saja?”

“ berapa lama bapak dan ibu mau kita bicara?” bagaiman kalau 30 menit?”

KERJA

“ pak, buk, jadwal kegiatan bapak selama dirumah sakit tolong di lanjutkan dirumah, baik jadwal aktivitas maupun jadwal minum obatnya. Mari kita lihat jadwal bapak!”

29

“ hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah prilaku yang ditampiulkan oleh bapak selama dirumah, misalnya bapak menolak minum obat atau memeprlihatkan prilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi suster E di Puskesmas indra Puri, puskesmas terdekat dari rumah ibu atau bapak, ini no telpon puskesmasnay (0370) xxxxx. Jik atidak teratasi suster E akan merujuk ke RSJ.”

.“ selanjutnya suster E yang akan membantu memantau perkembangan Bapak selama di rumah.”

TERMINASI

“ bagaimana bu ? ada yang ingin ditanyakan?”

“ coba ibu sebut apa saja hal yang perlu diperhatikan (jadwal kegiatan, tanda dan gejala, tindak lanjut ke puskesmas).”

“ baiklah, silakan menyelesaikan administrasi! Saya akan persiapkan pakaian dan obatnya.”

Terapi Aktifitas Kelompok (TAK)

Terapi Aktifitas kelompok yang dapat di berikan untuk pasien prilaku kekerasan adalah TAK stimulasi persepsi yang meliputi hal-hal berikut :

a. Sesi 1: Mengenal prilaku kekerasan yang biasa dilakukan

b. Sesi 2: Mencegah prilaku kekerasan fisik

c. Sesi 3: Mencegah prilaku kekerasan sosial

d. Sesi 4: Mencegah prilaku kekerasan spiritual

e. Sesi 5: Mencegah prilaku kekerasan dengan patuh mengkonsumsi obat

Evaluasi Kemampuan Pasien Prilaku Kekerasan Dan Keluarganya

Nama pasien :

Ruangan :

Nama Perawat :

Petunjuk :

Berikan tanda checlit () jika pasien mampu melakukan kemampuan dibawah ini.

Tuliskan tanggal setiap dilakukan supervisi.

No Kemampuan Tanggal

30

A PasienSP 1 Pasien

1 Menyebutkan penyebab PK2 Menyebutkan tanda dan gejala PK3 Menyebutkan PK yang dilakukan4 Menyebutkan akibat PK5 Menyebutkan cara mengendalikan PK6 Mempraktekkan latihan cara mengendalikan PK

SP 2 Pasien7 Memperaktekkan cara latihan fisik 2 dan memasukkan

dalam jadwalSP 3 Pasien

8 Meperaktikkan latihan cara verbal dan memasukkan dalam jadwal SP 4 Pasien

9 Meperaktikkan latihan cara spiritual dan memasukkan dalam jadwalSP 5 Pasien

10 Meperaktikkan latihan cara minum obat dan memasukkan dalam jadwal

B KeluargaSP 1 Keluarga

1 Menyebutkan pengertian PK dan proses terjadinya PKMenyebutkan cara merawat pasien PKSP 2 Keluarga

2 Mempraktekkan cara merawat pasien PKSP 3 Pasien

3 Membuat jadwal aktivitas dan minum obat pasien di rumah (perencanaan pulang)

Evaluasi Kemampuan Perawat dalam Merawat Pasien Prilaku Kekerasan

Nama pasien :

Ruangan :

Nama perawat :

Petunjuk

a. Berikan tanda checlist () pada tiap kemampuan yang ditampilkan

b. Evaluasi tindakan keperawatan untuk setiap SP dilakukan menggunakan instrumen

evaluasi penampilan klinik perawat MPKP.

c. Masukkan nilai tiap evaluasi penampilan klinik perawat MPKP ke dalam baris nilai SP.

No Kemampuan Tanggal

31

A PasienSP 1 Pasien

1 Mengidentifikasi penyebab PK2 Mengidentifikasi tanda dan gejala PK3 Mengidentifikasi PK yang dilakukan4 Mengidentifikasi akibat PK5 Menyebutkan cara mengendalikan PK

6Membantu pasien mempraktekkan latihan cara mengendalikan fisik I

7 Menganjurkan pasien memasukkan dalam kegiatan harianNilai SP 1 Pasien

1 SP 2 Pasien2 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien 3 Melatih pasien mengendalikan PK dengancara fisik II

4Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harianNilai SP 2 PasienSP 3 Pasien

1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien2 Melatih pasien mengendalikan PK dengan cara verbal

3Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harianNilai SP 3 PasienSP 4 Pasien

1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien2 Melatih pasien mengendalikan PK dengan cara spiritual

3Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwalkegiatan harianNilai SP 4 PasienSP 5 Pasien

1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien2 Melatih pasien mengendalikan PK dengan cara minum obat

3Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwalkegiatan harianNilai SP 5 Pasien

B Keluarga SP 1 Keluarga

1Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien

2Menjelaskan pengertian PK, tand adn gejal serta proses terjadinya PK

3 Menjelaskan cara merawatpasien PKNilai SP 1 KeluargaSP 2 Keluarga

1 Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien PK

2Melatih keluarga malakukan cara merawat langsung kepada pasien PKNilai SP 2 keluargaSP 3 Keluarga

32

1Membantu keluarga membuat jadwal kegiatan di rumah termasuk minum obat (perencanaan pulang)

2 Menjelaskan tindak lanjut pasien setelah pulangNilai SP 3 KeluargaNilai Total SP Pasien + KeluargaRata – rata

FORMAT PENGKAJIAN PADA PASIEN RESIKO PRILAKU KEKERASAN

Berikan tanda () pada kolom yang sesuai dengan data pada pasien

Pelaku/ Usia korban / usia saksi/ Usia

1. Anaiaya fisik [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]

2. Aniaya seksual [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]

3. Penolakan [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]

4. Kekerasan dalam keluarga [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]

5. Tindakan kriminal [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]

6. Aktivitas motorik

[ ] Lesu [ ] Tegang [ ] Gelisah [ ] Agitasi[ ] Tik [ ] Grimasen [ ] Tremor [ ] Kompulsif

7. Interaksi Selama Wawancara

[ ] Bermusuhan [ ] Kontak Mata Kurang [ ] Tidak Kooperatif[ ] Mudan Tersinggung [ ] Defensif [ ] Curiga

33

BAB III

PENUTUP

                            3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah diuraikan pada makalah ini, kami menyimpulkan

bahwa Perilaku kekerasan merupakan suatu bentuk ekspresi kemarahan yang tidak sesuai

dimana seseorang melakukan tindakan-tindakan yang dapat membayangkan/mencederai

diri sendiri, orang lain bahkan merusak lingkungan.

Terdapat perbedaan antara kasus dan teori karena respon pasien pun berbeda-beda

sehingga harus benar-benar dan berpikir kritis seorang perawat dalam melakukan

tindakan atau strategi pelaksanaannya, dari pengkajian sampai evaluasi sebagian besar

terdapat banyak persamaan

3.2 Saran

1. Sebagai mahasiswa/mahasiswi calon perawat agar dapat lebih memperdalam ilmu

serta wawasan mengenai gangguan jiwa pada klien dengan resiko perilaku kekerasan

dan dapat mengaplikasikanya dalam dunia keperawaatan.

2. Bagi masyarakat agar lebih peduli dan berpartisipasi dalam menjaga kesehatan dan

jangan mengabaikan tanda dan gejala yang muncul sebagai penyakit yang wajar

tetapi segera periksakan kedokter atau pelayanaan kesehatan yang terdekat utuk

mencegah komplikasi dan prognosis yang buruk

34

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito,L.J., (1995),  Buku saku diagnosa keperawatan, ; EGC : Jakarta.

Dalami, E., Suliswati, Rochimah,  Suryanti, K., & Lestari, W., (2009), Asuhan keperawatan

klien dengan gangguan jiwa : CV.Trans Info Medika : Jakarta

Keliat,B.A., Panjaitan, R.,  & Helena, N., ( 2006), Proses keperawatan kesehatan jiwa,  edisi

2,  EGC: Jakarta

Keliat,B.A & Akemat ( 2010), Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa, EGC: Jakarta

Yosep, I., (2007), Keperawatan jiwa, Aditama : Bandung

35