rp10 miliar menjadi rp85 miliar pada apbn-p 2004. kpk ubah ... · 11/25/2011 · berbelanja di...

1
JAKSA Agung Muda Peng- awasan (JAM-Was) Marwan Effendy meyakini jaksa Sis- toyo bukan aktor tunggal dalam kasus suap yang me- nimpanya. Marwan menduga suap itu melibatkan kalangan internal Kejaksaan Negeri Cibinong mengingat kasus yang dita- ngani Sistoyo tengah disidang di pengadilan. “Sesegera mungkin kita akan mengajukan permohon- an untuk memeriksa jaksa Sistoyo di KPK,” katanya, kemarin. Keterlibatan internal ke- jaksaan, sambungnya, dapat dilihat dari ringannya tuntut- an yang diajukan jaksa di pengadilan. “Kalau tuntutan pidana meringankan Edward (terdakwa), bukan jaksa Sis- toyo saja yang menikmatinya. Apalagi ini sudah di pengadil- an, tentunya ada pihak lain,” katanya. Karena itu, ia berharap ja- ngan jaksa Sistoyo saja yang dipersalahkan, keterlibatan pihak lain juga harus diung- kap. Di kesempatan berbeda, Ke- tua Komisi Kejaksaan Halius Hosein berharap penangkapan Sistoyo oleh Komisi Pemberan- tasan Korupsi (KPK) itu bisa menjadi pintu pembuka untuk mencari keberadaan oknum jaksa nakal lainnya. Pasalnya, pihaknya mengan- tongi sekitar 900 pengaduan yang melaporkan buruknya kinerja jaksa. Ia mengatakan, dari 900 laporan tersebut, se- bagian besar masyarakat yang menjadi terdakwa mengaku sering diperas oleh jaksa. “Dari total 900 laporan, mayoritas melakukan peme- rasan terhadap terdakwa,” ujar Halius ketika dimintai konfirmasi. Ditambahkan- nya, para jaksa itu memeras terdakwa dengan iming-iming keringanan penuntutan saat di pengadilan. Pihaknya sudah melaporkan hal tersebut ke Jaksa Agung Basrief Arief. “Tapi memang waktu yang menjadi pengham- bat penyelesaian segala laporan pengaduan tersebut. Tentu dibutuhkan waktu untuk me- nyelesaikan seluruh laporan. Bertahaplah, tidak bisa sekali- gus diselesaikan,” jelas Halius. (Ant/FA/T-1) JUMAT, 25 NOVEMBER 2011 3 P OL KAM AMAHL S AZWAR K OMISI Pemberan- tasan Korupsi (KPK) mengaku sulit untuk menangkap Nunun Nurbaetie, tersangka kasus suap dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indone- sia pada 2004. Kali ini, KPK beralasan kega- galan penangkapan itu lantaran ada jaringan bisnis di luar ne- geri yang melindunginya. “Informasi yang saya per- oleh dari Pak Busyro (Busyro Muqoddas/Ketua KPK), ada jaringan bisnis di luar negeri yang ada hubungannya dengan Nunun,” ujar juru bicara KPK Johan Budi SP di Kantor KPK Jakarta, kemarin. Ia menambahkan, terak- hir kali KPK mengendus ke- beradaan Nunun saat istri mantan Wakapolri Adang Da- radjatun itu berada di Thailand. KPK bahkan pernah mengirim tim ke Thailand dan sudah mengantongi perizinan ekstra- disi dari pengadilan Thailand. “Berdasarkan yang saya ketahui, informasi terakhir tersangka N ini berada di Thai- land. Sampai sekarang belum ada informasi lagi,” jelasnya. Padahal, Ketua KPK Busyro Muqoddas pernah mengaku kesulitan menghadirkan Nu- nun ke Tanah Air. Pasalnya, menurut Busy- ro, Nunun diduga mendapat perlindungan oleh kekuatan keamanan yang besar. Sebelumnya sempat beredar foto-foto Nunun di media massa, yang memperlihatkan buronan Interpol itu tengah berbelanja di sebuah pusat perbelanjaan Singapura. Johan menegaskan, KPK tetap mengandalkan Interpol untuk menangkap Nunun yang sudah ditetapkan menjadi tersangka sejak Februari 2011. “Kami juga pernah berkoordi- nasi dengan aparat Singapura. Sampai saat ini, kita masih serius mencari untuk mencari keberadaan Nunun,” sambung dia. Di kesempatan terpisah, Indonesia Corruption Watch (ICW) melihat ada masalah di tubuh KPK sendiri sehingga sampai sekarang belum juga mampu mendapatkan buron Interpol di 188 negara itu. “Sudah enam bulan sta- tus tersangka pada Nunun, tapi tidak ada perkembang- an signifikan dalam proses penanganan. Ini artinya ada persoalan serius di penyidik. Ini yang harus diperbaiki dan direvisi pimpinan,” kata pe- neliti ICW Donal Fariz. Menurutnya, tidak sulit bagi KPK untuk menelusuri jejak Nunun di luar negeri. Tidak leluasa Soal masih mudahnya Nu- nun melenggang di luar negeri, Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM Herawan Sukoaji memastikan paspor Nunun su- dah dicabut sejak lama. “Sudah dicabut, paspornya sudah tidak berlaku lagi,” ujar Herawan. Ia menegaskan, dengan pen- cabutan paspor itu, Nunun sudah tidak bisa lagi dengan leluasa pindah-pindah negara. Nunun kini hanya bisa ber- sembunyi di negara terakhir sebelum paspornya dicabut. Saat ditemui pada Rabu (23/11) lalu di Gedung DPR, suami Nunun, Adang Dara- djatun, menyebut istrinya saat ini masih sakit dan di bawah pengawasan dokter. “Ibu masih dalam proses penjagaan dokter. Saya juga sudah bilang, saya akan ikut proses hukum apa yang di- lakukan KPK. Kalau memang ternyata di Singapura lalu ter- tangkap, silakan saja diproses,” ujarnya. (Wta/T-1) [email protected] ANTARA/YUDHI MAHATMA Informasi terakhir, tersangka N ini berada di Thailand. Sampai sekarang belum ada informasi lagi.” Johan Budi SP Juru bicara KPK KPK rupanya lebih gampang menangkap M Nazaruddin yang berada nun jauh di Kolombia ketimbang Nunun yang cuma hilir mudik di negara tetangga. KPK Ubah Dalih Gagal Tangkap Nunun JAM-Was Yakin Sistoyo Libatkan Jaksa Lain PARTAI Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan kehilangan politikus seniornya, mantan Sekjen PDIP Sutjipto, yang wafat pada pukul 18.41 WIB di Surabaya, kemarin. Pria yang akrab disapa Pak Tjip itu diketahui sudah sejak dua tahun lalu terserang stroke. Ia menghembuskan napas terakhirnya di usia 66 tahun. “Seluruh kader partai merasa kehilangan atas wafatnya Ba- pak Sutjipto. Dedikasi almar- hum terhadap partai tidak diragukan. Loyalitas penuh kepada setiap keputusan partai dan kepada Ibu Megawati se- lama ini menjadi ciri perjuang- an beliau,” tutur Sekjen DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo ketika dihubungi, kemarin. Kabar wafatnya Sutjipto, jelas dia, diketahui sesaat setelah ra- pat pleno yang dipimpin Ketua Umum DPP PDI Perjuang- an Megawati Soekarnoputri. Tjahjo menuturkan, Megawati sempat menjenguk Sutjipto saat dirawat di ICU Rumah Sakit Darmo, Surabaya, pada 20 November lalu. Dalam karier politiknya di PDIP, Sutjipto dipercaya seba- gai Ketua DPD Jawa Timur, anggota DPR selama tiga pe- riode, Ketua DPP PDIP, dan sebagai Sekjen DPP PDIP. “Setelah mendapat berita duka dari Surabaya, Ibu Mega langsung memerintahkan saya dan seluruh wasekjen malam ini kemarin ke Surabaya. Fung- sionaris DPP dan fraksi juga diminta ikut melayat ke Sura- baya,” ujarnya. (Wta/P-4) Politikus PDIP Sutjipto Berpulang DIDUGA TERLIBAT: Terdakwa kasus suap Otorita Batam Sofyan Usman bersiap menjalani sidang di Pengadilan Tipikor Jakarta, kemarin. Mantan anggota Badan Anggaran DPR tersebut diduga telah membantu Otorita Batam mendapat tambahan anggaran dari Rp10 miliar menjadi Rp85 miliar pada APBN-P 2004.

Upload: truonghanh

Post on 29-Jun-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rp10 miliar menjadi Rp85 miliar pada APBN-P 2004. KPK Ubah ... · 11/25/2011 · berbelanja di sebuah pusat perbelanjaan Singapura. Johan menegaskan, KPK tetap mengandalkan Interpol

JAKSA Agung Muda Peng-awasan (JAM-Was) Marwan Effendy meyakini jaksa Sis-toyo bukan aktor tunggal dalam kasus suap yang me-nimpanya.

Marwan menduga suap itu melibatkan kalangan internal Kejaksaan Negeri Cibinong mengingat kasus yang dita-ngani Sistoyo tengah disidang di pengadilan.

“Sesegera mungkin kita akan mengajukan permohon-an untuk memeriksa jaksa Sistoyo di KPK,” katanya, kemarin.

Keterlibatan internal ke-jaksaan, sambungnya, dapat dilihat dari ringannya tuntut-an yang diajukan jaksa di peng adilan. “Kalau tuntutan pidana meringankan Edward

(terdakwa), bukan jaksa Sis-toyo saja yang menikmatinya. Apalagi ini sudah di pengadil-an, tentunya ada pihak lain,” katanya.

Karena itu, ia berharap ja-ngan jaksa Sistoyo saja yang dipersalahkan, keterlibatan pihak lain juga harus diung-kap.

Di kesempatan berbeda, Ke-tua Komisi Kejaksaan Halius Hosein berharap penangkapan Sistoyo oleh Komisi Pemberan-tasan Korupsi (KPK) itu bisa menjadi pintu pembuka untuk mencari keberadaan oknum jaksa nakal lainnya.

Pasalnya, pihaknya mengan-tongi sekitar 900 pengaduan yang melaporkan buruknya kinerja jaksa. Ia mengatakan, dari 900 laporan tersebut, se-

bagian besar masyarakat yang menjadi terdakwa mengaku sering diperas oleh jaksa.

“Dari total 900 laporan, ma yoritas melakukan peme-rasan terhadap terdakwa,” ujar Halius ketika dimintai konfirmasi. Ditambahkan-nya, para jaksa itu memeras terdakwa dengan iming-iming keringanan penuntutan saat di pengadilan.

Pihaknya sudah melaporkan hal tersebut ke Jaksa Agung Basrief Arief. “Tapi memang waktu yang menjadi pengham-bat penyelesaian segala laporan pengaduan tersebut. Tentu dibutuhkan waktu untuk me-nyelesaikan seluruh laporan. Bertahaplah, tidak bisa sekali-gus diselesaikan,” jelas Halius. (Ant/FA/T-1)

JUMAT, 25 NOVEMBER 2011 3POLKAM

AMAHL S AZWAR

KOMISI Pemberan-tasan Korupsi (KPK) mengaku sulit untuk menangkap Nunun

Nurbaetie, tersangka kasus suap dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indone-sia pada 2004.

Kali ini, KPK beralasan kega-galan penangkapan itu lantaran ada jaringan bisnis di luar ne-

geri yang melin dunginya.“Informasi yang saya per-

oleh dari Pak Busyro (Busyro Muqoddas/Ketua KPK), ada jaringan bisnis di luar negeri yang ada hubungannya dengan Nunun,” ujar juru bicara KPK Johan Budi SP di Kantor KPK Jakarta, kemarin.

Ia menambahkan, terak-hir kali KPK mengendus ke-beradaan Nunun saat istri mantan Wakapolri Adang Da-

radjatun itu berada di Thailand. KPK bahkan pernah mengirim tim ke Thailand dan sudah mengantongi perizinan ekstra-disi dari pengadilan Thailand.

“Berdasarkan yang saya ketahui, informasi terakhir tersangka N ini berada di Thai-land. Sampai sekarang belum ada informasi lagi,” jelasnya.

Padahal, Ketua KPK Busyro Muqoddas pernah mengaku kesulitan menghadirkan Nu-nun ke Tanah Air.

Pasalnya, menurut Busy-ro, Nunun diduga mendapat perlindungan oleh kekuatan keamanan yang besar.

Sebelumnya sempat beredar foto-foto Nunun di media

massa, yang memperlihatkan buronan Interpol itu tengah berbelanja di sebuah pusat perbelanjaan Singapura.

Johan menegaskan, KPK tetap mengandalkan Interpol untuk menangkap Nunun yang sudah ditetapkan menjadi tersangka sejak Februari 2011.

“Kami juga pernah berkoordi-nasi dengan aparat Singapura. Sampai saat ini, kita masih serius mencari untuk mencari keberadaan Nunun,” sambung dia.

Di kesempatan terpisah, Indonesia Corruption Watch (ICW) melihat ada masalah di tubuh KPK sendiri sehingga sampai sekarang belum juga mampu mendapatkan buron Interpol di 188 negara itu.

“Sudah enam bulan sta-tus tersangka pada Nunun, tapi tidak ada perkembang-an signifikan dalam proses penanganan. Ini artinya ada persoalan serius di penyidik. Ini yang harus diperbaiki dan

direvisi pimpinan,” kata pe-neliti ICW Donal Fariz.

Menurutnya, tidak sulit bagi KPK untuk menelusuri jejak Nunun di luar negeri.

Tidak leluasaSoal masih mudahnya Nu-

nun melenggang di luar negeri, Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM Herawan Sukoaji memastikan paspor Nunun su-dah dicabut sejak lama. “Sudah dicabut, paspornya sudah tidak berlaku lagi,” ujar Herawan.

Ia menegaskan, dengan pen-cabutan paspor itu, Nunun sudah tidak bisa lagi dengan

leluasa pindah-pindah negara. Nunun kini hanya bisa ber-sembunyi di negara terakhir sebelum paspornya dicabut.

Saat ditemui pada Rabu (23/11) lalu di Gedung DPR, suami Nunun, Adang Dara-djatun, menyebut istrinya saat ini masih sakit dan di bawah pengawasan dokter.

“Ibu masih dalam proses penjagaan dokter. Saya juga sudah bilang, saya akan ikut proses hukum apa yang di-lakukan KPK. Kalau memang ternyata di Singapura lalu ter-tangkap, silakan saja dipro ses,” ujarnya. (Wta/T-1)

[email protected]

ANTARA/YUDHI MAHATMA

Informasi terakhir, tersangka N

ini berada di Thailand. Sampai sekarang belum ada informasi lagi.”

Johan Budi SPJuru bicara KPK

KPK rupanya lebih gampang menangkap M Nazaruddin yang berada nun jauh di Kolombia ketimbang Nunun yang cuma hilir mudik di negara tetangga.

KPK Ubah Dalih Gagal Tangkap Nunun

JAM-Was Yakin Sistoyo Libatkan Jaksa Lain

PARTAI Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan kehilangan politikus seniornya, mantan Sekjen PDIP Sutjipto, yang wafat pada pukul 18.41 WIB di Surabaya, kemarin.

Pria yang akrab disapa Pak Tjip itu diketahui sudah sejak dua tahun lalu terserang stroke. Ia menghembuskan napas terak hirnya di usia 66 tahun.

“Seluruh kader partai merasa kehilangan atas wafatnya Ba-pak Sutjipto. Dedikasi almar-hum terhadap partai tidak diragukan. Loyalitas penuh kepada setiap keputusan partai dan kepada Ibu Megawati se-lama ini menjadi ciri perjuang-an beliau,” tutur Sekjen DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo ketika dihubungi, kemarin.

Kabar wafatnya Sutjipto, jelas

dia, diketahui sesaat sete lah ra-pat pleno yang dipimpin Ketua Umum DPP PDI Perjuang-an Megawati Soekarnoputri. Tjahjo menuturkan, Megawati sempat menjenguk Sutjipto saat dirawat di ICU Rumah Sakit Darmo, Surabaya, pada 20 November lalu.

Dalam karier politiknya di PDIP, Sutjipto dipercaya seba-gai Ketua DPD Jawa Timur, anggota DPR selama tiga pe-riode, Ketua DPP PDIP, dan sebagai Sekjen DPP PDIP.

“Setelah mendapat berita duka dari Surabaya, Ibu Mega langsung memerintahkan saya dan seluruh wasekjen malam ini kemarin ke Surabaya. Fung-sionaris DPP dan fraksi juga diminta ikut melayat ke Sura-baya,” ujarnya. (Wta/P-4)

Politikus PDIP Sutjipto Berpulang

DIDUGA TERLIBAT: Terdakwa kasus suap Otorita Batam Sofyan Usman bersiap menjalani sidang di Pengadilan Tipikor Jakarta, kemarin. Mantan anggota Badan Anggaran DPR tersebut diduga telah membantu Otorita Batam mendapat tambahan anggaran dari Rp10 miliar menjadi Rp85 miliar pada APBN-P 2004.