rourou mentawai

15
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rourou adalah salah satu artefak budaya mentawai. Rourou atau yang lebih dikenal dengan nama idonesianya panah sudah menjadi senjata berburu yang identic dengan suku mentawai. Mentawai yang dikelilingi hutan tropis yang lebat dan masih belum disentuh oleh penebangan hutan, membuat ekosistem hutan terjaga dan lahan untuk berburu bagi suku mentawai masih sangat luas. Dahulu rourou ini digunakan masyarakat mentawai untuk menjadi senjata utama melindungi diri dari serangan musuh dan binatang buas. Rourou ini sudah ada sejak nenek moyang orang mentawai sampai di Pulau Siberut Barat. Penyebutan busur dan anak panah di Mentawai berbeda-beda sesuai dengan logat dan gaya bahasa masing-masing daerah. Untuk daerah Siberut Barat, dan Siberut Utara busur ini disebut rourou, sedangkan anak panahnya disebut silogui. Sedangkan di daerah Siberut Tengah, Siburut Selatan dan Siberut Barat Daya busur disebut Dourou dan anak panah disebut Silogui. Didaerah Sipora dan Sikakap Busur disebut Rourou dan anak panah disebut logui 1 . Sebelum kita lebih dalam mengenal rourou mentawai terlebih dahulu kita mengenal sejarah Panah dari beberapa sejarah yang dicatat oleh para peneliti. Dalam tugas ini saya akan memperdalam keilmuhan pembaca untuk lebih memahami sejarah panah yang sudah menjadi artefak budaya suku mentawai. Dengan mengetahui sejarah kita bisa 1 http://aratsabulungan.blogspot.co.id/2015/01/cara-membuat-busur-dan-anak- panah.html 1

Upload: ronny-sababalat

Post on 31-Jan-2016

258 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Panah Tradisi Mentawai

TRANSCRIPT

Page 1: RouRou Mentawai

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rourou adalah salah satu artefak budaya mentawai. Rourou atau yang lebih dikenal dengan

nama idonesianya panah sudah menjadi senjata berburu yang identic dengan suku mentawai. Mentawai

yang dikelilingi hutan tropis yang lebat dan masih belum disentuh oleh penebangan hutan, membuat

ekosistem hutan terjaga dan lahan untuk berburu bagi suku mentawai masih sangat luas.

Dahulu rourou ini digunakan masyarakat mentawai untuk menjadi senjata utama melindungi

diri dari serangan musuh dan binatang buas. Rourou ini sudah ada sejak nenek moyang orang mentawai

sampai di Pulau Siberut Barat. Penyebutan busur dan anak panah di Mentawai berbeda-beda sesuai

dengan logat dan gaya bahasa masing-masing daerah. Untuk daerah Siberut Barat, dan Siberut Utara

busur ini disebut rourou, sedangkan anak panahnya disebut silogui. Sedangkan di daerah Siberut

Tengah, Siburut Selatan dan Siberut Barat Daya busur disebut Dourou dan anak panah disebut Silogui.

Didaerah Sipora dan Sikakap Busur disebut Rourou dan anak panah disebut logui1.

Sebelum kita lebih dalam mengenal rourou mentawai terlebih dahulu kita mengenal sejarah

Panah dari beberapa sejarah yang dicatat oleh para peneliti. Dalam tugas ini saya akan memperdalam

keilmuhan pembaca untuk lebih memahami sejarah panah yang sudah menjadi artefak budaya suku

mentawai. Dengan mengetahui sejarah kita bisa menyimpulkan bahwa salah satu artefak budaya

mentawai ini sudah menjadi miliki suku mentawai dari tahun berapa.

1 http://aratsabulungan.blogspot.co.id/2015/01/cara-membuat-busur-dan-anak-panah.html

1

Page 2: RouRou Mentawai

BAB IIISI

A. Sejarah Indonesia

Sejarah dunia adalah sejarah umat manusia diseluruh dunia, diseluruh belahan bumi ini,

sejarah tercatan dari era Paleolitikum (zaman batu tua). Berbeda dengan sejarah bumu (yang mencakup

geologis bumi dan era sebelum keberadaan manusia). Sejarah dunia terdiri dari kajian rekam arkeologi

dan catatan tertulis, dari zaman kuno hingga saat ini. Pencatatan sejarah dimulai sejak aksara dan

system tulisan diciptakan, tetapi asal mula perdababan bertolak dari periode sebelum penciptaan tulisan

atau zaman prasejarah2. Prasejarah dimulai dari Paleolitikum (zaman batu tua), diikuti dengan

Neolitikum (zaman batu muda) dan Revolusi Pertanian (antara 8000–5000 SM) di kawasan Hilal

Subur. Revolusi tersebut merupakan titik perubahan besar dalam sejarah umat manusia karena sejak

masa itu mereka telah mampu membudidayakan tumbuhan dan hewan3.

Secara umum, masa prasejarah Indonesia ditinjau dari dua aspek, berdasarkan bahan untuk

membuat alat-alatnya (terbagi menjadi zaman batu dan Zaman Besi, & berdasarkan kemampuan yang

dimiliki oleh masyarakat (terbagi menjadi masa berburu & mengumpulkan makanan, masa bercocok

tanam, dan masa perundagian.

Pada zaman batu, alat-alat dibuat dari batu4. Pasa zaman batu itu segala alat-alah yang

dugunakan untuk kebutuhan kehidupan terbuat dari batu. Dengan cara hidup yang sederhana. Untuk

memenuhi kehidupan mereka masih menggantungkan pada keadaan alam. Pada zaman ini logam

belum ditemukan. Zaman batu ini menjadi 4 bagian yaitu

1. Zaman Batu Tua

Zaman batu tua atau Palaeolithikum berlangsung kira-kira 600.000 tahun yang lalu5. Pasa

zaman batu tua alat-alat yang digukanan dibuat dari batu kasar yang tidak diasah dan

dihaluskan. Chopper atau kapak genggam adalah alat-alat dari pada zaman batu tua ini.

Disebut kapak genggam karena cara penggunaan kapak itu adalah dengan digenggam

langsung tanpa benda lain sebagai penggenggamnya. Kehidupan pada zaman ini

2 Diringer, David (1986), "Writing", Encyclopedia Americana 29, hlm. 558, Writing gives permanence to men's knowledge and enables them to communicate over great distances.... The complex society of a higher civilization would be impossible without the art of writing.3 Webster, H. (1921), World history, Boston: D.C. Heath, hlm. 274 M. Junaedi Al Anshori, Sejarah Nasional Indonesia MAsa Prasejarah Sampai Masa Proklamasi Kemerdekaan, PT Mapan, 2007, hlm. 85 Ibit, hlm 8

2

Page 3: RouRou Mentawai

bergantung pada hasil alam oleh karena itu mereka tidak menetap selalu berpindah-

pindah atau nomoden. Batu juga berfungsi sebagai kapak yang digenggam untuk

memotong kayu atau membunuh binatang buruan6. Artefak dari Zaman ini adalah:

Kebudayaan Pacitan berhubungan dengan kapak genggam dengan varian-variannya

seperti kapak perimbas dan kapak penekak. Dan Kebudayaan Ngandong berhubungan

dengan flakes dan peralatan dari tulang7.

2. Zaman Batu Tengah

Zaman batu tengan atau Mesalithikum kehidupan manusia tidak jauh berbeda dengan

zaman sebelumnya. Yaitu berburu, mengumpulkan makanan, dan menangkap ikan. Suatu

peningkatan pada zaman ini bahwa kehidupan mereka sudah tidak nomoden tapi sudah

menetap. Biasa mereka menetap ditepi sungai, tepi pantai atau gua-gua. Para ahli ilmu

purbakala menyebutkan bahwa zaman ini berlangsung kurang lebih 20.000 tahun silam.

Manusia purba yang ada pada zaman ini merupakan campuran bangsa-bangsa pendatang

dari asia. Inilah yang membuat zaman ini memiliki proses evolusi yang lebih cepat. Alat-

alat yang mereka gunakan sudah memiliki bentuk yang lebih halus dari zaman

sebelumnya karena pengaruh dari daratan asia8. Artefak dari zaman ini adalah: ujung

panah, flake, batu penggilingan, alat dari tulang dan tanduk rusa9.

3. Zaman Batu Muda

Zaman batu muda atau Neolithikum adalah zaman yang lebih muda dari zaman batu tua

dan zaman batu tengah. Ciru utama zaman ini adalah manusai telah menghasilkan

makanan atau menjadi pendukung peradaban food producing. Menurut Dr. R. Soekmono,

seorang ahli arkeologi Indonesia, perubahan dari food gathering ke food producing

merupakan satu revolusi dalam perkembangan zaman prasejarah Indonesia. Zaman ini

bukan lagi masa-masa mengumpulkan makanan tapi masa pembuat makanan. Oleh

karena itu zaman ini dianggap sebagai zaman peradaban Indonesia sekarang. Sejak itu

pula keadaan masyarakat dengan system sosialnya mulai tebentuk. Pada zaman batu

muda ini manusia mulai bertempat tinggal menetap, bercocok tanam, dan beternak

sehingga mereka sudah dapat disebut sebagai masyarakat agrasis. Dari zaman ini mereka

mengembangkan keprcayaan terhaap orang yang pertama kali mengembangkan kampong

tempat tinggal mereka yang telah meninggal. Kerpercayaan tersebut disebut kepercayaan

6 Nana Supriatna, Sejarah Untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas, Grafindo Media Pratama, 2006, hlm 597 Ketut Wiradnyana, Praseajrah Sumatra Bagaian Utara, Kontribusinya Pada Kebudayaan Kini, 2011, hlm 118 Nana Supriatna, Sejarah Untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas, Grafindo Media Pratama, 2006, hlm 599 Ketut Wiradnyana, Praseajrah Sumatra Bagaian Utara, Kontribusinya Pada Kebudayaan Kini, 2011, hlm 12

3

Page 4: RouRou Mentawai

terhadap arwah nenek moyang10. Artefak dari zaman ini adalah: Kapak persegi, misalnya

beliung, pacul, dan torah yang banyak ditemukan di Sumatera, jawa, Bali, Nusa

Tenggara, Maluku, Sulawesi, Kalimantan. Kapak batu (kapak persegi berleher) dari

minahasa. Perhiasan (gelang dan kaling dari batu indah) ditemukan di jawa. Pakaian dari

Kulit Kayu. Tembikat (periuk belaga) ditemukan di Sumatra, jawa, melolo (sunda)11.

4. Zaman Batu Besar

Zaman batu besar atau Megalithikum manusia sudah mengenal kepercayaan,

kepercayaan mereka masih tingkat awal yaitu kepercayaan pada nenek moyang. Manusia

pada zaman ini mulai percaya bahwa orang yang meninggal, rohnya akan pergi ke suatu

tempat dan sewaktu-waktu roh itu dapat dipanggil untuk memberikan pertolongan. Pada

zaman ini manusia sudah dapat membuat dan meninggalkan kebudayaan yang terbuat

dari batu-batu besar. Benda-benda peninggalan zaman ini hamper dapat ditemukan di

seluruh wilayah Indonesia12. Artefak dari zaman ini adalah: Menhir tugu batu yang

dibangun untuk pemujaan terhadap arwah-arwah nenek moyang, Dolmen meja batu

tempat meletakkan sesaji untuk upacara pemujaan roh nenek moyang,

Sarchopagus/keranda atau peti mati (berbentuk lesung bertutup), Punden berundak

tempat pemujaan bertingkat, Kubur Batu, Arca/patung batu13.

Prasejarah selanjutnya adalah Zaman Logam. Masyarakat pra-aksara sebutan buat manusia para

zaman logam ini hidup setelah ribuan tahun menggunakan batu14. Pada zaman ini, sebagian besar alat-

alat yang diciptakannya terbuat dari logam. Alat-alat yang dibuatnya terdiri atas bermacam-macam

ukuran, jenis dan kehalusannya. Proses evolusioner Zaman Logam lebih cepat dibandung dengan

zaman batu. Hal ini berkaitan dengan kemapuan daya piker manusia yang menciptakan alat-alat

tersebut.

Manusia pada zaman logam ini mulai berfikir bahwa menghasilkan alat diperlukan teknologi

baru, sedangkan teknologi memerlukan kemampuan baru. Kemampuan mereka membuat kapak, anak

panah, alat pertanian, seperti bajak, alat rumah tangga, dan sebagainya yang tebuar dari logam tidak

timbul begitu saja. Alat-alat tersebut tercipta sebagai hasil dari proses belajar beribu-ribu tahun. Zaman

logam dapat dibagi kembali menajadi zaman tembaga, zaman perunggu, dan zaman besi, sedangkan

10

11 Ibit hlm 13.12 Indonesia Meritega: Ancient History, 199613 Ketut Wiradnyana, Praseajrah Sumatra Bagaian Utara, Kontribusinya Pada Kebudayaan Kini, 2011, hlm 1314 Nana Supriatna, Sejarah Untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas, Grafindo Media Pratama, 2006, hlm 61

4

Page 5: RouRou Mentawai

zaman tembaga tidak. Zaman tembaga hanya berkembang di Semenanjung malaka, kamboja, Thailand,

dan Vietnam. Untuk Indonesia, zaman perunggu berlangsung bersamaan dengan zaman besi. Alat-alat

yang terbuat dari besi tidak berbeda dengan alat-alat yang terbuat dari perunggu. Oleh karena itu,

zaman logam di wilayah Indonesia adalah sama dengan zaman perunggu15.

B. Sejarah Busur Panah

Pada Zaman Paleolitik atau awal periode Mesolitik, adalah zaman dimana manusia masih

mengandalkan pemburuan untuk mencari makan. Keseharian mereka adalah berburu dan

mengumpulkan makanan. Evolusi dari Zaman Paleolitik ke Zaman Mesolitik tidak lah sesingkat yang

kita bayangkan, karena manusia disini masih mengandalkan hasil alam sebagai bahan makanan mereka.

Ribuan tahun berlangsung diperediksikan alat-alat berbru dan mengumpulkan makanan manusia pada

zaman ini juga semakin berfariasi.

Di Eropa di lembah Ahrensburg, bagian utara dari Hamburg, Jerman telah ditemukan sebuah

panah yang dibuat dari kayu pinus dan tediri dari dari poros utama dan proos depan sepanjang 15-20

sentimeter atau 6-8 inchi dengan sebuta titik batuh, dan artefak ini berusia sekitar 10.000-9.000 SM 16.

Didaratan cina juga ditemukan busur panah berusia 2.200 tahun. Menurut laporan People’s Daily

Online (minggu 11/10/2015) senjata zaman dahulu ini bisa melepaskan anak panah sejauh Sembilan

kali lipat lapangan sepak bolah. Penemuan ini snagat menarik karena para ahli pecaya busur panah ini

adalah keberhasilah kaisar pertama China, Qin Shi Huang.

Diindonesia dicatat oleh sejarah panah dikenal luas pada masa bercocok tanam, suatu babakan

dalam prasejarah yang bertarikh beberapa ribu tahun yang lalu. Temuan mata panah banyak terdapat

pada sejumlah situs arkeologi, diantara lain di Jawa Timut dan Sulawesi Selatan. Di Jawa Timur mata

pananh ditemukan di Gua Lawa (Sampung), Gua Gede (Tuban), Gua Perpuruh (Besuku), dan Gua

Kramat (Bojonegoro)17. Yang menjadi pertanyaan besar dalam hidup penulis adalah, bagaimana dengan

daerah yang tidak disentuh oleh arkeolog, seperti daerah pedalaman, yang masih menggunakan panah

sebagai alat berburu yang sudah ada secara turun temurun.

C. Rourou Mentawai

15 Ibit, hlm 6116 https://id.wikipedia.org/wiki/Panahan 17 https://hurahura.wordpress.com/2012/02/24/sejarah-panah/

5

Page 6: RouRou Mentawai

Berburu adalah pekerjaan yang hanya dilakukan oleh laki-laki suku mentawai. Sedangkan

menangkap ikan adalah tugas kaum wanita. Di Siberut berburu menjadi sauatu arena tersendiri untuk

menyatakan keberadaan kaum laki-laki. Apa yang menjadi dasar pemikiran penulis memasukkan

rourou kedalam salah satu artefak budaya mentawai adalah dengan melihat keseharian laki-laki

mentawai yang menyandang rou-rou begitu ia meninggalkan rumah, dibawa kemanapun ia pergi,

kehutan, keladang, atau sekedar pergi kerumah tetangga atau sanak family. Begitu penting dan

berharganya rourou bagi suku mentawai.

Orang mentawai tidak hanya mengenal cara berburu dengan panah. Tapi berburu dihutan

dengan rourou adalah yang paling sering dilakukan. Tidak ada tulisan atau bukti otentik yang bisa

dijadikan rujukan pasti dalam mengudentifikasi umur salah satu artefak budaya suku mentawai ini.

Dari mulai sejarah asal mulanya, sampai pada perubahan bentuk artefak mentawai. Ini menjadi PR

besar bagi penulis untuk mengungkap keberadaan suku mentawai, bagi itu kajian arkeolognya, kajian

kebudayaannya, dan dari segi apapun.

Dalam tugas Etnisitas Penulis yang membahas salah satu kebudayaan mentawai yaitu tattoo

mentawai, penulis membahas lengkap mengenai sejarah kedantangan orang pertama didaratan

kepulauan mentawai. Disana dijelaskan bahwa menurut para ahli antropologi memperhatikan bahasa

dan kebudayaan orang mentawai adalah nenek moyang orang mentawai berasal dari Homo Sapiens

yang paling awal datang ke Indonesia. Homo Sapiens berasal dari zaman Alluvium berlangsung kita-

kita 20.000 tahun sampai seakarang. Menurut para ahli tato tertua didunia adalah tato mentawai yang

bernana tik’tik’. Motif tato mentawaipun berfariasi, mulai dari motif hasil buruan, motif keseimbangan

alam, dan Adi Rosa sendiri memperkirakan ada 160 Motif tato mentawai.

Semakin jelas dari paparan diatas bahwa dijelaskan salah satu motif tato mentawai adalah dari

gambar binatang buruan. Gambar binatang yang dimaksut disini adalah monyet rusa, dll. Secara logika

menangkap seekor rusa cukup dengan batu, atau tombak. Tapi untuk menangkat seekor monyet yang

ada diatas pohon untuk dilempat batu atau tombak dengan kekuatan manusia yang terbatas itu sangat

mustahil.

Penulis sendiri berpendapat bahwa suku mentawai sudah menggunakan rourou semenjak

kedatangan mereka ke pantai barat Indonesia yaitu mentawai. Dengan motif tato yang menggambarkan

kehebatan seorang pemburu dalam mendapatkan hasil buruanya.

6

Page 7: RouRou Mentawai

Menurut penelitian arkeologi, yang selalu berhubungan dengan peninggalah budaya materi yang

masyarakat pendukungnya sudah punah, keberadaan etnis Mentawai menjadi sangat penting. Terutama

dalam hal memahami kehidupan prasejarah yang masuk melakukan kegiatan berburu dan dan

mengumpulkan makan. Ini adalah hal yang semakin memperkuat pendapat penulis bahwa sepanjang

mencatat keberadaan etnis mentawai adalah manusia pertama yang hidup dizaman batu tua sejarah

Indonesia disitu juga keberadaan rourou menemani sejarah mentawai18.

(Gambar 01, Sumber Raimar Schefold, Mainan Bagi Roh Kebudayaan Mentawai, Balai Pustaka,

1991)

Pembuatan rourou dimentawai pun tidak mengenal teknologi masa kini, dengan alat-alat

sederhana suku mentawai bisa membuat rourou. Alat yang biasa digunakan seperti kampak, parang,

kikir alami dari kulit pari, pisau kecil, batu asah. Ini pembuatan rourou pada abat ini. Bahan yang

digunakan adalah Batang Enau, getah kulit durian, dan pohon yang kasar. Dikesempatan lain penulis

akan membahas secara detail pembuatan rourou mulai dari taham persiapan pembuatan dan

pemakaiannya.

18 http://uun-halimah.blogspot.co.id/2007/11/kebudayaan-mentawai-tidak-mengenal.html

7

Page 8: RouRou Mentawai

Tradisi sebelum berburu pun tidak sembarangan ada ritual kecil untuk meminta ijin lelur agar

dilancatkan dalam berburu, sebelum dilakukan ritual sipembutu mempersiakan busur dan anak pannya

terlebih dahulu. Ujung anak panah sudah dioleskan racun yang sudah disiapkan. Racun yang paling

seringdugunakan adalah dari kulit atau daun tanaman ipun, yang dicincang dengan parang lalu

diserut kemudian dicampurkan dengan sepotong akar tuba, dan cabai giling kemudia diulek19.

D. Lampiran

19 Raimar Schefold, Mainan Bagi Roh Kebudayaan Mentawai, Balai Pustaka, 1991, hlm 66.

8

Page 9: RouRou Mentawai

BAB IIIPENUTUP

Rourou sudah menjadi alat yang dipedomani oleh suku mentawai untuk berburu. Mengenai

sejarah awal pembuatan rourou di mentawai masih menjadi tandatanya bagi penulis. Karena tidak

adanya bukti sejarah yang memperkuat penulisan ini. Penulis mennyimpulkan bahwa dengan melihat

kehidupan masyarakat mentawai yang masih mempertahankan identitas zaman batu tengah atau zaman

batu muda. Dimana masyarakat suku mentawai masih bertahan hidup dengan kekayaan alam dengan

mengumpulkan makan dengan berburu, beternak, dan bercocok tanam, memperkuat pemikiran penulis

bahwa rourou sudah dikenal oleh manusia pertama yang menginjakkan kakinya di pulau mentawai.

Memang harus disadari bahwa mempelajari suatu budaya teras ada yang hilang apabila

dilakukan secara sepenggal-penggal. Untuk itu perlu diketahui pula historinya. Karena mempelajari

masa lau adalah untuk masa kin bahkan masa mendatang. Untuk itu diperlukan data yang valid dan

akurat. Data-data tersebut paling tidak dapat diperoleh dari penelitian. Apalagi dalam upaya

mendapatkan gambaran yang utuh dari kebudayaan nasional atau jati diri suatu bangsa. Bukankah

martabat suatu bangsa sangat bergantung dari jati diri bangsa itu sendiri.

Penulis sendiri belum terlalu leluasa dalam penulisan ini, dikarenakan data yang diperoleh

belum terlalu otentik untuk dijadikan referensi penulisan. Penulis berharap dengan proses berjalan

penulis bisa menjawab tanda Tanya sejarah yang masih terbungkus dan penuh misteri ini.

9

Page 10: RouRou Mentawai

DAFTAR PUSTAKA

1. http://aratsabulungan.blogspot.co.id/2015/01/cara-membuat-busur-dan-anak-panah.html

2. Diringer, David (1986), "Writing", Encyclopedia Americana 29, hlm. 558, Writing gives

permanence to men's knowledge and enables them to communicate over great distances.... The

complex society of a higher civilization would be impossible without the art of writing.

3. Webster, H. (1921), World history, Boston: D.C. Heath,

4. M. Junaedi Al Anshori, Sejarah Nasional Indonesia MAsa Prasejarah Sampai Masa Proklamasi

Kemerdekaan, PT Mapan, 2007,

5. Nana Supriatna, Sejarah Untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas, Grafindo Media Pratama, 2006,

6. Ketut Wiradnyana, Praseajrah Sumatra Bagaian Utara, Kontribusinya Pada Kebudayaan Kini,

2011,

7. Indonesia Meritega: Ancient History, 1996

8. https://id.wikipedia.org/wiki/Panahan

9. https://hurahura.wordpress.com/2012/02/24/sejarah-panah/

10. http://uun-halimah.blogspot.co.id/2007/11/kebudayaan-mentawai-tidak-mengenal.html

11. Raimar Schefold, Mainan Bagi Roh Kebudayaan Mentawai, Balai Pustaka, 1991,

10