rotasi (putaran)

Upload: mita-julisatriani

Post on 27-Mar-2016

133 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Geometri Transformasi

TRANSCRIPT

  • mmittajs874.blogspot.com

    Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA

    PUTARAN (ROTASI)

    Definisi : Sebuah sudut berarah adalah suatu sudut yang salah satu kakinya ditentukan sebagai kaki awal dan kaki yang lain sebagai kaki akhir.

    Lambang ABC adalah untuk sudut berarah dengan kaki awal dan kaki akhir .

    Untuk melambangkan besarnya sebuah sudut berarah kita tentukan hal-hal berikut :

    m ( ABC) = m (ABC) apabila orientasi ganda (BAC) adalah positif

    m ( ABC) = - m (ABC) apabila orientasi ganda (BAC) adalah negatif

    Apabila ABC sebuah sudut, maka ABC = CBA sehingga m ( ABC) = m ( CBA).

    Tetapi untuk sebuah sudut berarah ABC, berlaku m ( ABC) = - m ( CBA). Ini

    disebabkan orientasi ganda (BAC) selalu lawan orientasi ganda (BCA).

    Apabila ada dua garis berpotongan yang tidak tegak lurus, sudut antara dua garis itu kita

    pilih sudut lancip. Sebab ada dua pasang sudut bertolak belakang, satu pasang lancip dan

    satu pasang tumpul.

    Pada gambar 11.2 besarnya sudut antara garis s dan garis t adalah 70 sedangkan

    besarnya sudut antara s dan u adalah 80.

    Kita sekarang akan lebih merinci sudut antara dua garis sebagai berikut. Andaikan garis

    s dan garis t berpotongan dititik A (gambar 11.3). andaikan P sebuah titik pada s

    sedangkan B dan C dua titik t sehingga A terletak antara B dan C. Jika PAB lancip, maka

    C

    B

    A

    m ( ABC) = 45

    C

    A B

    m ( CBA) = - 45

    G

    H I

    m ( GHI) = 150

    u t

    s 70

    30

    Gambar 11.2

    C

    A

    P

    B

    Gambar 11.3

  • mmittajs874.blogspot.com

    Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA

    dikatakan bahwa sudut dari s ke t adalah PAB. Jika PAB tumpul, maka sudut dari s ke

    t adalah PAC.

    Pada gambar 11.3 jika m( PAB) = 150, maka besarnya sudut dari s ke t adalah m( PAC)

    = -30 sedangkan besarnya sudut dari t ke s adalah m( CAP)= 30.

    Pada gambar 11.4 anda dapat melihat bahwa :

    1. Sudut dari s ke t : m( APB) = 70

    2. Sudut dari s ke u : m( DPC) = -80

    3. Sudut dari u ke t : m( CPB) = -30

    Sehingga dapat dikatakan bahwa sudut berarah dari satu garis ke garis lain dapat

    berkisar antara -90 hingga 90. Sedangkan sudut antara dua garis dapat berkisar antara 0

    dan 90.

    Dengan didasari oleh sudut-sudut berarah diatas kita sekarang dapat menyelidiki lebih

    lanjut hasilkali reflexi-reflexi yang sumbu-sumbunya tidak saling tegak lurus dan juga

    tidak sejajar. Sifat ini dituangkan dalam teorema berikut.

    Teorema 11.1 : Andaikan s dan t dua garis yang tidak saling tegak lurus dan yang berpotongan di titik A. Andaikan P dan Q dua titik yang berlainan dengan A, maka m(

    PAP) = m( QAQ) dengan P = MtMs (P) dan Q = MtMs (Q)

    Bukti :

    Kasus 1 . Andaikan P dan K terletak pada garis s (gambar 11.5.a)

    maka MtMs (A) = A. Sebut peta ini A, jadi A = A, oleh karena MtMs sebuah isometri, maka

    P, K dan A = A terletak pada satu garis yang melalui A. sehingga m( PAP) = m (

    KAK).

    Kasus 2. Apabila P s dan karena besar sudut-sudut tidak berubah terhadap isometri

    maka m( PAK) = m( PAK)

    u t

    D

    C B P

    s A

    F E

    70

    30

    Gambar 11.4

  • mmittajs874.blogspot.com

    Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA

    Oleh karena komposit dua refleksi garis adalah sebuah isometri langsung maka orientasi

    ganda (APK) sama dengan orientasi ganda (APK)

    Jadi m ( PAK) = m( PAK).

    Apabila kedudukan P seperti dalam gambar 11.5.b maka m( PAP) = m(PAK) + m(

    KAP). Sedangkan m( KAK) = m( KAP) + m(PAK). Sehingga m( PAP) = m(

    KAK)

    Kasus 3. Dengan cara yang serupa untuk kedudukan P seperti pada gambar 11.5.c, dapat

    pula dibuktikan bahwa m( PAP) = m( KAK)

    Jadi dapat disimpulkan bahwa :

    Untuk setiap titik P A kita peroleh : m( PAP) = m( KAK)

    Begitu pulan untuk titik Q : m( QAQ) = m( KAK)

    Sehingga m( QAQ) = m( PAP)

    Jadi oleh transformasi MtMs setiap titik terputar dengan sudut berarah yang sama

    mengelilingi titik yang sama.

    Definisi 2 : Andaikan A sebuah titik dan sebuah bilangan yang memenuhi -180 < < 180. Sebuah rotasi mengelilingi A adalah sebuah padanan RA : V V yang ditentukan

    sebagai berikut :

    1. RA (A) = A

    2. Jika P A maka RA (P) = P sehingga m( PAP) = dan AP = AP.

    Teorema 11.2 : Jika s dan t dua garis yang tidak tegak lurus dan yang berpotongan di A dan jika sudut antara garis s ke garis t adalah , maka RA = MtMs

    Bukti :

    Andaikan sebuah titik P A dan titik K A pada s. andaikan K = MtMs (K) maka m(

    KAK) = 2 x = . Jika P = MtMs (P) maka menurut teorema 11.1 m( PAP) = m(

    KAK) sehingga m( PAP) =

    Berhubung A = MtMs (A) = A dan berhubung MtMs sebuah isometri maka PA = PA atau

    PA = PA. menurut ketentuan maka MtMs = RA .

    Menurut teorema diatas, komposit dua refleksi terhadap dua garis yang berpotongan

    tidak tegak lurus adalah sebuah rotasi dengan titik potong kedua garis itu sebagai pusat.

  • mmittajs874.blogspot.com

    Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA

    Jika kaki-kaki sudut dan membentuk dua sinar yang berlawanan arah, sehingga

    misalnya (CBA), kita juga dapat mengatakan bahwa adalah ABC dengan

    ukuran 180.

    Kita dapat pula menulis m( ABC) = 180 atau m( ABC) = -180.

    Dengan perluasan konsep sudut ini, kita juga dapat mendefinisikan rotasi dengan sudut

    berukuran 180 atau 180. Maka rotasi demikian tidak lain suatu setengah putaran.

    Sehingga dapat dikatakan bahwa

    Akibat 1 : Hasilkali dua refleksi pada 2 garis adalah suatu rotasi atau suatu translasi. Oleh

    karena setiap rotasi dapat diuraikan sebagai dua refleksi garis maka,

    Akibat 2 : Setiap rotasi adalah suatu isometri langsung.

    Contoh : Jika RA sebuah rotasi yang memetakan P pada P, tentukanlah dua pasang garis

    yang dapat digunakan sebagai sumbu-sumbu refleksi sehingga komposit refleksi-refleksi

    ini adalah rotasi yang diketahui.

    Penyelesaian:

    1. Andaikan s = , t adalah garis bagi PAP. Andaikan besarnya sudut dari s ke t

    adalah maka RA = MtMs

    2. Andaikan u = dan v sebuah garis yang melalui A sehingga besarnya sudut dari

    u ke v adalah q maka juga RAQ = MvMu.

    Komposisi (hasilkali) putaran

    Teorema 11.3 : Hasilkali dua rotasi adalah sebuah rotasi atau sebuah translasi.

    Bukti :

    Andaikan ada rotasi RA,1 dan rotasi RB,z . Tarik garis s = , Jika m( XAY) = m( XAZ)

    = , maka RA,1 = MsMt dan RB,z = MuMg. Jadi RB,z RA,1 = (MuMg)( MsMt ) = MuMt

    Apabila u//t maka RB,2 RA,1adalah suatu geseran. Kalau u dan t berpotongan di C maka

    MuMt adalah suatu rotasi yang berpusat di C.

    Andaikan RC = RB,2 RA,1 hubungan apakah yang terdapat antara , 1 dan 2 ?

    Dari gambar 11.10 kita lihat bahwa m( ABC) = 2 sedangkan m( BAC) = 1

    Dengan demikian m( PCB) = (1 + 2 ) . Ini berarti bahwa sudut dari t ke u adalah

    (1 + Z ), sehingga 2 = 1 + 2 .

    Jika 1 + 2 > 180 maka = (1 + 2 ) 360

    Sebagai gambaran, andaikan 2 = 140 dan 1 = 60. Dalam hal ini m( ACB) = 80 dan

    m( PCB) = 100. Oleh karena m( ACB) = - 80 maka sudut dari t ke u adalah -80; jadi

    = -160. Perhatikan bahwa -160 = (1 + 2 ) 360.

  • mmittajs874.blogspot.com

    Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA

    KOMPOSISI (HasilKali) PUTARAN

    Hasilkali atau komposisi dua putaran dengan satu pusat adalah sebuah putaran

    dengan pusat yang sama disebut transformasi identitas. Transformasi identitas ini dapat

    dianggap sebagai sebuah putaran pula dengan sudut putar sebesar 0. Jadi dapat

    dikatakan bahwa himpunan putaran-putaran mengelilingi titik yang sama adalah

    tertutup terhadap komposisi.

    Teorema 11.3 : Hasilkali dua rotasi adalah sebuah rotasi atau sebuah translasi.

    Pembuktian:

    Andaikan terdapat rotasi ,1 dan rotasi , . Tarik garis s = , jika m( XAY) = m(

    XAZ) = 2 maka ,1 = dan , = . Jadi , ,1 = ()( ) =

    .

    Apabila u//t maka adalah suatu rotasi yang berpusat di C. Andaikan , =

    ,2,1 . hubungan apakah yang terdapat antara 2 2 ?

    Dari gambar 11.10 kita lihat bahwa m( ABC) = 2 sedangkan m( BAC) = 1 .

    dengan demikian m( PCB) = (1 + 2). Ii berarti bahwa sudut dari t ke u adalah

    (1 + Z). sehingga 2 = 1 + 2 .

    Jika 1 + 2 > 180 maka = (1 + 2 ) 360.

    Sebagai gambaran, andaikan 2 = 140 dan 1 = 60. Dalam hal ini m(< ACB) = 80 dan

    m(< PCB) = 100. Oleh karena m( ACB) = - 80 maka sudut dari t ke u adalah 80. Jadi,

    = - 160. Sehingga 160 = (1 + 2 ) 360