rokok dan patogenesis periodontitis

Upload: himma-illiyana

Post on 04-Jun-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/13/2019 rokok dan patogenesis periodontitis

    1/8

    ORAL BIOLOGY II

    LAPORAN KASUS : MEROKOK SEBAGAI FAKTORPREDISPOSISI PADA PENYAKIT PERIODONTAL

    KELOMPOK A (GANJIL)

    1. Shabrina Hasna Y. 11 / 311435 / KG / 8787

    2. Yullieus Novian P. 11 / 311445 / KG / 8789

    3. Diyah Apliani 11 / 311449 / KG / 8791

    4. Fandy Muhammad 11 / 311453 / KG / 8793

    5. Atika Farahdiba F. 11 / 311478 / KG / 8795

    6. Sabbaha Mafaza S. 11 / 311487 / KG / 8797

    7. Ericka Winda S. 11 / 311515 / KG / 8799

    8. Mutma Inna 11 / 311546 / KG / 8801

    9. Marta Ulina Naibaho 11 / 311574 / KG / 8803

    10. Safarina Suhada 11 / 311634 / KG / 8805

    11. M. Hirzi Nugraha 11 / 311664 / KG / 8807

    12. Himma Illiyana 11 / 311674 / KG / 8809

    FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA

    YOGYAKARTA

    2013

  • 8/13/2019 rokok dan patogenesis periodontitis

    2/8

    1

    LAPORAN KASUS : MEROKOK SEBAGAI FAKTOR

    PREDISPOSISI PADA PENYAKIT PERIODONTAL

    Kelompok A (Ganjil)

    Abstract

    Background: The prevalence of periodontal disease in Indonesia is 42.8%.Periodontitis is an inflammatory disease of the supporting tissues of the teethcaused by microorganisms. One of the predisposing factors of periodontitis issmoking. Cigarettes contain nicotine which can cause constriction of bloodvessels and increased plaque.Discussion: The pathogenesis of periodontitis that is the colonization of plaque

    bacteria cause inflammation, will eventually form a periodontal pocket and willeventually lead to the loss of alveolar bone. Nicotine in cigarettes can interferewith the chain of pathological periodontitis. Nicotine is the main content containedin cigarettes will result in the combustion of the vasoconstrictor effect. In addition,nicotine can suppress host immune system cells.Conclus ion: Smoking has a significant role to periodontal diseaseKeyword : Smoking , Per iodontal disease, plaque

    Pendahuluan

    Berdasarkan survey Rumah Tangga-Survey Kesehatan Nasional 2010,

    penyakit periodontal menduduki urutan kedua dengan jumlah penderita 42,8%penduduk indonesia. Penyakit periodontal meliputi gingivitis dan periodontitis.

    Periodontitis adalah penyakit peradangan jaringan pendukung gigi disebabkan

    mikroorganisme, sehingga menyebabkan kerusakan progresif dari ligamen

    periodontal dan tulang alveolar dengan terbentuknya poket, resesi atau

    keduanya. Tahap awal dari peradangan jaringan pendukung gigi adalah

    peradangan gingiva (gingivitis) dan berlanjut menjadi periodontitis kronis.

    Periodontitis terjadi karena lepasnya/ hilangnya ikatan serabut periodontal dan

    gangguan terhadap perlekatan pada sementum dan juga resorpsi terhadap

    tulang alveolar. Periodontitis selalu diawali oleh adanya gingivitis, tetapi gingivitis

    belum tentu berlanjut menjadi periodontitis. (Saptorini, 2011)

    Faktor pencetus dari periodontitis adalah plak dental dan kalkulus. Selain

    itu terdapat faktor predisposisi dari periodontitis yaitu tepi restorasi yang

    overhanging, kontur restorasi, kebiasaan bernapas dari mulut, trauma sikat gigi

    dan alat pembersih lainnya, merokok dan penyakit sistemik (Saidina, 2008).

    Salah satu yang menjadi sorotan utama faktor predisposisi dari periodontitis ini

    adalah merokok. Nikotin dalam rokok akan merusak sistem respons imun dan

  • 8/13/2019 rokok dan patogenesis periodontitis

    3/8

    2

    menyebabkan penyempitan pembuluh darah termasuk pembuluh darah jaringan

    sekitar gigi geligi. Dari beberapa penelitian pada perokok, dijumpai adanya

    pembentukan plak gigi dan menurunnya ambang inflamasi gingiva. Terjadi

    keterkaitan antara perokok dengan early onset periodontitis dan pada jangka

    panjang menyebabkan kerusakan periodontal yang mengakibatkan tanggalnya

    gigi-geligi. Sebaliknya, dengan berhenti merokok dijumpai pengaruh

    menguntungkan bagi kondisi jaringan periodontal yang pada akhirnya

    memberikan keberhasilan terapi periodontal (Kasim, 2001). Pokok bahasan pada

    makalah ini adalah kebiasaan merokok sebagai faktor predisposisi dan kaitannya

    dengan patogenesis penyakit periodontal.

    Pembahasan

    Seorang pasien bernama Amin, umur 65 tahun datang ke RSGM dengan

    kebersihan mulut kotor dan bau. Hasil anamnesis didapatkan bahwa bapak

    tersebut adalah perokok berat, per hari rata- rata 10 batang rokok dan kebiasaan

    tersebut sudah berlangsung selama 30 tahun yang lalu. Pemeriksaan objektif

    menunjukkan bahwa :

    - Oral Hygiene buruk, terdapat plak dan kalkulus di semua regio terutama regioanterior rahang bawah dan posterior rahang atas.

    - Gingiva tampak kemerahan dengan papilla interdental membulat dan

    pembengkakkan pada gingival tepi.

    - Terdapat poket gingival >4mm pada regio anterior rahang bawah disertai

    dengan bleeding on probing

    - Hasil radiografi dental menunjukkan resorpsi tulang pada alveolar crest regio

    anterior rahang bawah.

    Pasien tersebut menjalani perawatan di klinik periodonsia RSGM. Dokter

    gigi yang merawat melakukan scaling dan root planning. Pasien disarankan

    untuk berhenti merokok. Kontrol 1 bulan sesudah perawatan menunjukkan

    gambaran klinis gingival normal.

    Berdasarkan laporan kasus di atas Bapak Amin yang berumur 65 tahun

    mengalami periodontitis kronis. Keparahan dari kerusakan periodonsium yang

    terjadi sebagai akibat dari periodontitis kronis umumnya berjalan seiring waktu

    dengan peningkatan usia, kehilangan perlekatan dan tulang menjadi lebih sering

    dan parah karena akumulasi dari kerusakan yang terjadi. Efek penuaan pada

  • 8/13/2019 rokok dan patogenesis periodontitis

    4/8

    3

    jaringan periodontal didasarkan pada perubahan biomolekuler sel periodonsium

    yang kemudian memperburuk keroposnya tulang pada pasien usia lanjut dengan

    periodontitis (Carranza ,2008 & Hebling, 2012).

    Tetapi usia saja pada orang dewasa yang sehat tidak menyebabkan

    kehilangan jaringan periodontal yang kritis. Dengan kata lain, bukan usia dari

    individu yang meningkatkan prevalensi penyakit tetapi durasi dari jaringan

    periodontal oleh akumulasi kronik dari plak. Walaupun kehilangan tulang alveolar

    dan perlekatan jaringan periodontal sering terjadi pada orang tua, periodontitis

    kronis bukanlah konsekuensi alami dari penuaan (Carranza ,2008 & Hebling,

    2012).

    Keberadaan dan akumulasi plak pada oral pasien merupakan faktor

    pencetus munculnya periodontitis kronis. Plak merupakan akumulasi dari bakteri

    yang menghasilkan enzim-enzim hidrolitik yaitu enzim hialuronidase, lipase,

    kolagenase, betaglukoranidase, chondrolitin sulfatase, dekarboksilase,

    peroksidase dan katalase (Hanioka et al, 2011). Akumulasi plak ini dapat pula

    didukung dengan keadaan OHI Bapak Amin kurang baik yang membuat

    pertumbuhan plak meningkat.

    Pada pemeriksaan objektif ditemukan gingiva Bapak Amin mengalamiinflamasi. Respons inflamasi pada penyakit periodontal mencakup aktivasi dari

    leukosit, neutrofil, T-Limfosit dan sel-sel plasma serta pelepasan dari antibodi,

    lipopolisakarida, dan mediator inflamasi kimiawi seperti sitokin, chemokines dan

    C-reactive protein. Faktor virulensi bakteri anerob pada penyakit periodontal

    adalah lipopolisakarida (LPS). LPS berasal dari mikribio pathogen hasil dari

    akumulasi plak subgingival. Lipolisakarida terdapat pada dinding sel bakteri

    gram-negatif dan berfungsi sebagai stimulan atau perangsang yang sangat kuat

    pada respons host yang kompleks. LPS akan berikatan dengan membran pada

    sel host dengan lipid binding protein. Lalu terjadi perubahan calcium channel

    pada membran sel, sehingga pemasukan kalsium dari ekstrasel ke intrasel

    menjadi meningkat.di dalam sitoplasma sel host, kasium melakukan metabolisme

    dan mengaktivasi kalsineurin. Kalsineurin akan mengaktivasi Nuclear Factor

    KB(NF.KB) yang akan berikatan di NF.KB Binding site di sequence DNA. NF.KB

    akan mengeluarkan mediator inflmasi diantara nya adalah Interleukin-1 ( IL-1),

    TNF, Prostaglandin (PGE2)(Serio & Duncan, 2009 ; Hanioka et al, 2011).

  • 8/13/2019 rokok dan patogenesis periodontitis

    5/8

    4

    Sulkus gingival merupakan jaringan periodontal pertama yang terpapar

    oleh bakteri. Produk bakteri anaerob (LPS) akan masuk ke dalam epitelial

    menghasilkan mediator inflamasi Interleukin, TNF, Prostaglandin. Semua

    mediator inflamasi akan masuk ke daerah lamina propria. Fibroblast akan

    menghasilkan Interleukin kembali dan akan terjadi fenomena parakrin ke endotel

    pembuluh darah dan autokrin untuk degradasi fibroblast itu sendiri. Di dalam

    pembuluh darah terdapat leukosit PMN yang akan keluar dari endotel pembuluh

    darah melalui proses ekstravasasi. Leukosit PMN akan menuju ke sumber

    paparan bakteri tersebut yaitu sulkus gingival (Hanioka et al, 2011).

    Dalam proses inflamasi, fibroblast dihasilkan oleh IL-1 yang dimana

    fibroblast pada proses inflamasi menghasilkan suatu enzim yaitu MMPs yang

    berfungsi dalam meningkatkan penghancuran kolagen, hal inilah yang

    menyebabkan terjadinya poket periodontal (Hanioka et al, 2011). Poket

    periodontal adalah pertambahan kedalaman sulkus gingiva akibat kondisi

    patologis, yang merupakan salah satu tampakan klinis penting pada penyakit

    periodontal (Carranza, 2008). Pemeriksaan intraoral menunjukkan bahwa sudah

    terbentuk poket (>4 mm) pada regio anterior rahang bawah Bapak Amin dengan

    disertai bleeding on probing. Perdarahan saat probing, adanya eksudat, sertasuppurationsetelah dilakukan penekanan dengan menggunakan jari merupakan

    tanda sedang terjadinya fase aktif periodontitis (Wolf & Hassell, 2006).

    Sel-sel mediator inflamsi seperti IL-1, IL-6 ,TNF dan prostaglandin

    menstimulasi ekspresi dari NF.KB dan Osteoprostegerin (OPG) yang berfungsi

    untuk remodeling tulang. Resorpsi tulang oleh osteoklas diatur oleh plak dan

    mediator inflamasi seperti Interleukin, Prostaglandin dan TNF (Hanioka et al,

    2011). Derajat perusakan jaringan periodontal tergantung terhadap

    keseimbangan antara mediator inflamasi perusak dan protektif (Serio & Duncan,

    2009). Resorpsi tulang alveolar ini juga ditemukan pada regio anterior rahang

    bawah Bapak Amin.

    Kebiasaan merokok dapat mempengaruhi penyakit periodontitis Bapak

    Amin. Merokok bisa jadi merupakan faktor predisposisi yang paling berpengaruh

    pada orang dewasa, khusunya pada yang mengalami periodontitis yang sudah

    pada tahap severe (berat). Nikotin yang merupakan kandungan utama yang

    terdapat pada rokok akan menghasilkan sisa pembakaran yang berefek

    vasokonstriktor. Tidak hanya pada sirkulasi darah keseluruhan, tapi juga pada

  • 8/13/2019 rokok dan patogenesis periodontitis

    6/8

    5

    jantung, plasenta, dan juga pembuluh darah pada gingiva (Gonzales et al, 1996).

    Selain itu, merokok menyebabkan pembentukan kalkulus dan debris lebih

    banyak pada permukaan gigi, tapi efek yang paling nyata adalah penekanan

    terhadap imun hospes, khususnya fungsi leukosit dan makrofag (Gray et al,

    2000).

    Merokok dapat menekan sistem imun sel host. Jumlah neutrofil didalam

    gingival crvicular fluid (GCF) pada perokok jumlah lebih sedikit. Efek dari

    merokok pada fungsi polimorfonuklear (PMN) dan neutrofil adalah berkurangnya

    viabilitas dan fagositosis. Merokok dapat mempengaruhi jumlah produksi limfosist

    dan antibodi. Level serum Immunoglobulin G (IgG) berperan penting sebagai

    antibodi untuk melawan bakteri gram-negatif, tapi pada penderita periodontitis

    jumlahnya sedikit (Hanioka et al, 2011).

    Nikotin dapat memberi efek sitotoksik pada fungsi fibroblast periodontal

    yang penting untuk pemeliharaan jaringan periodontal dan penyembuhan luka

    yang optimal. Nikotin juga dapat menghambat produksi fibroblast fibronektin dan

    kolagen dan menstimulasi aktivitas kolagenase fibroblast (Do, 2001). Selain itu

    pada perokok konsentrasi OPG menurun, sehingga menyebabkan perbanding

    NF.KB/OPG tinggi yang diambil dari serum dan saliva yang menjelaskan potensiuntuk kehilangan tulang alveolar pada perokok (Hanioka et al, 2011).

    Bukan hanya kandungan nikotin yang terdapat pada rokok yang

    mendukung terjadinya periodontitis tersebut, kebiasaan Bapak Amin yang

    merokok per hari rata- rata 10 batang dan sudah berlangsung selama 30 tahun

    yang lalu juga ikut serta memperkuat munculnya periodontitis. Efek rokok

    sebagai faktor predisposisi penyakit periodontal bergantung pada durasi dan

    jumlah rokok yang dikonsumsi. Durasi atau lama mengonsumsi rokok dapat

    menyebabkan terakumulasinya zat-zat yang berasal dari rokok yang dapat

    menyebabkan kerusakan pada jaringan periodontal. Jumlah yang semakin

    banyak tentu saja akan memperparah keadaan yang ada. Menurut penelitian

    Tomar & Asma dalam National Health and Nutrition Examination Survey

    (NHANES) disebutkan bahwa perokok yang menghisap 9 batang /hari cenderung

    mengalami periodontitis 2,8 x daripada yang bukan perokok (Kasim, 2001 ;

    Tomar & Asma, 2000).

  • 8/13/2019 rokok dan patogenesis periodontitis

    7/8

    6

    Kesimpulan

    Merokok dianggap sebagai salah satu faktor predisposisi yang paling

    signifikan terkait dengan perkembangan penyakit periodontal. Patogenesis

    periodontitis yaitu adanya kolonisasi bakteri plak menyebabkan inflamasi, lama-

    kelamaan akan terbentuk poket periodontal dan pada akhirnya akan

    menyebabkan hilangnya tulang alveolar. Nikotin dalam rokok dapat mengganggu

    rantai patologis periodontitis melalui mekanisme respon host yang merupakan

    bagian terpenting dalam patogenesis tersebut. Durasi penggunaan tembakau,

    status merokok dan jumlah konsumsi tembakau juga ikut menentukan seberapa

    parah penyakit periodontal yang dialami.

    Daftar Pustaka

    1. Carranza et al. 2008. Glickmans Clinical Periodontology. 10th ed.Philadelphia. WB. Saunders co.

    2. Do, Loc Giang. 2001. Smoking and Periodontal Disease in VietnameseMiddle-Aged Population. Thesis. Master of Science in Dentistry. AdelaideUniversity. Australia.

    3. Gonzales, Y. M., Nardin, A. D., Grossi, S. G., Machtei, E. E., Genco, R. J. &Nardin, E. D. (1996). Serum cotinine levels, smoking, and periontalattachment loss. Journal of Dental Research 75, 796-802.

    4. Gray, John L., et al. 2000. Silabus Periodonti edisi 4. Jakarta. EGC.5. Hanioka T.,et all. 2011. Effects of smoking and Smoking Cessation and

    Smoking Cessation Intervention. Periodontal Diseases A Clinician sGuide. 107-128.

    6. Hebling, Eduardo. 2012. Periodontal Diseases - A Clinician's Guide. Brazil.InTech.

    7. Kasim, Eddy. 2001. Merokok sebagai Faktor Resiko Terjadinya PenyakitPeriodontal. Jurnal Kedokteran TRISAKTI. janapril vol 20 no 1

    8. Saidina Hamzah Dalimunthe. 2008. Periodonsia. Edisi Revisi. Medan : FKGUSU.

    9. Saptorini, Kriswiharsi Kun. 2011. Poket Periodontal Pada Lanjut Usia DiPosyandu Lansia Kelurahan Wonosari Kota Semarang. Prosiding SeminarNasional Peran Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian MDGs diIndonesia

    10. Serio, F.G., Duncan, T.B. 2009. The Pathogenesis and Treatment ofPeriodontal Disease: A Peer - Reviewed Publication.http://www.ineedce.com/courses/1686/pdf/pathogenesisandtreatment.pdf(diakses tanggal 25 November 2013).

    11. Tomar S.L & Asma, S. 2000. Smoking attributable periodontitis in the UnitedStates : findings from NHANES III . National Health and NutritionExamination Survey. Journal of Periodontology 71. 743751

    12. Wolf, H.F., Hassell, T.M. 2006. Periodontology. Thieme. Germany.

    http://www.ineedce.com/courses/1686/pdf/pathogenesisandtreatment.pdfhttp://www.ineedce.com/courses/1686/pdf/pathogenesisandtreatment.pdf
  • 8/13/2019 rokok dan patogenesis periodontitis

    8/8

    7