road map reformasi birokrasi -...

66
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2019

Upload: dangxuyen

Post on 27-Jun-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

ROAD MAP

REFORMASI BIROKRASI BADAN KETAHANAN PANGAN

TAHUN 2019

Page 2: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

ii

Kata Pengantar

Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional 2005-2025 dalam Bab IV butir 1,2 menyatakan bahwa

“pembangunan aparatur negara dilakukan melalui reformasi birokrasi untuk

meningkatkan profesionalisme aparatur negara dan untuk mewujudkan tata

pemerintahan yang baik di pusat maupun di daerah”.

Kebijakan tersebut di atas dilatarbelakangi kondisi birokrasi secara umum yang masih

belum dapat memenuhi harapan publik, yaitu birokrasi yang bebas korupsi, kolusi dan

nepotisme (KKN), akuntabel dan transparansi, memberikan pelayanan masyarakat

dengan profesional, berkualitas. Padahal posisi birokrasi sebagai regulator, fasilitator,

dinamisator dan motivator mempunyai peran sentral dalam pembangunan nasional.

Dalam upaya mewujudkan tatakelola pemerintahan yang baik dan untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat akan pelayanan berkualitas, maka perlu dilakukan area

perubahan, upaya yang inovatif sesuai dengan program reformasi birokrasi. Untuk

dapat melaksanakan program dan kegiatan reformasi birokrasi secara tertib, teratur,

dan fokus dalam area perubahan, telah disusun dan ditetapkan Peraturan Menteri

Pertanian Nomor 15/Permentan/OT.240/4/2016 tentang Road Map Reformasi

Birokrasi Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019. Sejalan dengan Road Map itu

disusunlah Road Map Reformasi Birokrasi Badan Kementerian Pertanian Tahun 2019

yang menjadi pedoman sekaligus arah dalam mempersiapkan dan melaksanakan

reformasi birokrasi di lingkungan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian.

Semoga cita-cita kita untuk membangun birokrasi Badan Ketahanan Pangan

Kementerian Pertanian menuju birokrasi modern, profesional, dan amanah diridhoi

oleh Allah SWT. Amin.

Jakarta, Februari 2019

Page 3: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i

DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ............................................................................ iii

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................................ 1

B. Identifikasi Capaian Pelaksanaan Program Reformasi Birokrasi ........... 2

C. Isu Strategis Reformasi Birokrasi ........................................................... 14

D. Peta Jalan Reformasi Birokrasi............................................................... 15

BAB II. GAMBARAN UMUM REFORMASI BIROKRASI BADAN

KETAHANAN PANGAN ........................................................................

21

A. Kebijakan Rencana Strategis.................................................................. 21

B. Capaian Program dan Kegiatan Reformasi Birokrasi ............................ 23

BAB III. SASARAN, UKURAN KEBERHASILAN, AREA PERUBAHAN,

RENCANA AKSI TAHUN 2019 .............................................................

27

A. Sasaran Program Reformasi Birokrasi ................................................. 27

B. Ukuran Keberhasilan ............................................................................ 27

C. Area Perubahan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi .............................. 28

D. Rencana Aksi dan Prioritas Program Reformasi

Birokrasi..................................................................................................

43

E. Agenda Prioritas..................................................................................... 49

BAB IV. PROGRAM PERCEPATAN (QUICK WINS) REFORMASI

BIROKRASI BADAN KETAHANAN PANGAN ....................................

51

BAB V. MANAJEMEN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI ............... 55

A. Organisasi............................................................................................... 55

B. Monitoring dan Evaluasi ......................................................................... 58

BAB VI. PENUTUP .............................................................................................. 60

LAMPIRAN ............................................................................................................... 61

Page 4: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

1. Ukuran Keberhasilan Reformasi Birokasi menurut Basiline dan Target ………………………………………..……..........

28

2. Area Perubahan dan Hasil yang di Harapkan dari Reformasi Birokrasi Nasional Tahun 2019…........................

31

3. Sasaran Reformasi Birokrasi, Program Mikro dan Kegiatan

Reformasi Birokrasi …………………………………………….

36

4. Program Mikro Rencana Aksi Kegiatan Reformasi Birokrasi

Badan Ketahanan Pangan Tahun 2019 ……………………...

45

5. Arah Kebijakan dan Strategi Pelaksanaan Kegiatan Teknis

Badan Ketahanan Pangan Tahun 2019 ……………………...

49

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

1. Kerangka Keterkaitan Arah Kebijakan dan Road Map Reformasi Birokrasi …………………………..…..........................

19

Page 5: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

v

Page 6: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Makna reformasi secara etimologi dari kata reformation artinya reforms. Reformasi

mempunyai pengertian suatu gerakan yang menata ulang, menata hal-hal yang

menyimpang untuk dikendalikan secara teratur dan nilai nilai yang ideal serta

dicita–citakan masyarakat. Birokrasi adalah lembaga sebagai alat tempat

menciptakan suatu kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh para

penyelenggara negara atau pemangku jabatan dalam organisasi. Mendasari

makna reformasi dan birokrasi maka reformasi birokrasi pada hakikatnya

merupakan upaya untuk melakukan perubahan dan pembaharuan mendasar

terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan dengan sasarannya adalah

birokrasi terutama menyangkut aspek kelembagaan, ketatalaksanaan dan

sumberdaya manusia aparatur yang merupakan 3 (tiga) variabel yang sangat

penting guna membangun aparatur pemerintahan yang baik. Pelaksanaan

reformasi birokrasi dalam rangka membangun pemerintahan yang baik (good

governance) berpedoman pada Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010

tentang Grand Desain Reformasi Birokrasi 2010 – 2025, yang berisikan langkah-

langkah umum penataan organisasi, penataan tatalaksana, penataan manajemen

sumberdaya manusia aparatur, penguatan sistem pengawasan intern, penguatan

akuntabilitas, peningkatan kualitas pelayanan publik dan pemberantasan KKN.

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 20 tahun 2010 tentang road map yang menjabarkan uraian

kegiatan reformasi birokrasi, untuk itu di Badan Ketahanan Pangan telah

ditetapkan road map reformasi birokrasi Badan Ketahanan Pangan Tahun 2019.

Sejalan dengan itu, penilaian mandiri pelaksanaan reformasi birokrasi (PMPRB)

tahun 2019 oleh Kementerian PAN/RB akan dilaksanakan di tingkat Eselon I

lingkup Kementerian Pertanian. Sedangkan tahun sebelumnya PMPRB

dilaksanakan pada tingkat K/L sehingga monitoring dan evaluasi mandiri Badan

Ketahanan Pangan belum dilaksanakan secara mandiri dan masih mengikuti

kegiatan Kementerian Pertanian.

Page 7: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

2

B. Identifikasi Capaian Pelaksanaan Program Reformasi Birokrasi

Untuk menindaklanjuti reformasi birokrasi perlu ditetapkan road map Tahun 2019

dengan langkah identifikasi terhadap capaian pelaksanaan program reformasi

birokrasi dan hasil – hasil yang telah dicapai di Badan Ketahanan Pangan selama

kurun waktu 2018 dengan memperhatikan penilaian internal institusi maupun

eksternal, adapun hasil yang telah dinilai meliputi antara lain :

1. Pemeriksaan Hasil Auditor

Penilaian capaian kinerja atas keuangan tidak hanya dari aspek realisasi

keuangan tetapi juga hasil pemeriksaan dari auditor baik dari Inspektorat

Jenderal Kementerian Pertanian, maupun dari Badan Pemeriksa Keuangan

(BPK). Pemeriksaan dilakukan melalui proses identifikasi masalah, analisis,

dan evaluasi secara independen, objektif, dan professional berdasarkan

standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan

keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan

Negara.

Berdasarkan hasil dari Laporan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK) RI Tahun 2018 terhadap kegiatan Badan Ketahanan Pangan

pada 10 (sepuluh) Provinsi yaitu : DKI Jakarta, Sumatera Utara, Sumatera

Barat, Riau, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan,

Gorontalo dan Papua tidak terdapat temuan berulang.

Berdasarkan hasil pemeriksaan Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian

Tahun 2018 pada 9 (sembilan) Propinsi (a) Jawa Timur, (b) Sulawesi Selatan,

(c) Sumatera Selatan, (d) Jawa Tengah, (e) Kalimantan Selatan, (f) Kalimantan

Barat, (g) Nusa Tenggara Barat, (i) Jawa Barat, dan (j) DI. Yogyakarta. Dalam

pemeriksaan tersebut, ruang lingkup pelaksanaan audit kinerja Ketahanan

Pangan meliputi capaian kinerja kegiatan Pengembangan Usaha Pangan

Masyarakat (PUPM) melalui Toko Tani Indonesia (TTI), Kawasan Rumah

Pangan Lestari (KRPL), Kawasan Mandiri Pangan (KMP).

Secara umum, temuan Hasil Pemeriksaan tersebut terdapat kelemahan-

kelemahan sebagai berikut :

a. Kepala Satker belum sepenuhnya mengimplementasikan aspek SPI pada

unit kerjanya secara optimal.

Page 8: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

3

b. Piutang 13 Gapoktan di Kabupaten Karawang pada TTI Center Jakarta,

dan TTI Lokal Bogor, Depok, Bekasi seluruhnya Rp. 394.049.800,-

c. Kelebihan pembayaran honor narasumber, sewa mobil sebesar

16.220.000.

d. PPK dan penanggungjawab kegiatan belum sepenuhnya memenuhi PMK

Nomor 168/PMK.05/2015 dan pedoman yang sudah ditetapkan.

e. Identifikasi CP/CL LUPM oleh Tim Teknis kabupaten dan verifikasi Tim

Pembina Provinsi kurang cermat.

f. Penggunaan anggaran belum dilakukan secara cermat dan adanya

kecenderungan penggunaan anggaran tidak diperuntukkan bagi yang

berkepentingan (TTIC).

g. Penggunaan anggaran belum sepenuhnya mengacu kepada Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.02/2017 tentang SBM Tahun 2017.

h. Target kuantitas 250 unit TTI belum terpenuhi dalam rangka memfasilitasi

stabilisasi pasokan dan harga pangan belum sepenuhnya tercapai.

i. Penetapan LUPM belum sepenuhnya tepat sasaran.

j. Penerimaan Negara Bukan Pajak senilai Rp. 115.000.000,00 dari sisa

biaya operasional yang tidak dapat dimanfaatkan tertunda.

k. Piutang Gapoktan berpengaruh terhadap cash flow LUPM.

l. TTI belum melakukan pembukuan yang menyajikan jumlah pasokan dari

masing-masing pemasok dan jumlah penjualan beras (transaksi harian).

m. Terdapat kelebihan biaya pencetakan pada kegiatan Kawasan Mandiri

Pangan di Kab. Tasikmalaya dan Kab. Cirebon senilai Rp. 1.500.000,-

untuk disetor ke kas negara.

n. Terdapat kelebihan biaya konsumsi rapat pada kegiatan KRPL di Kab.

Tasikmalaya Rp. 1.800.000 dan Kab. Cirebon senilai Rp. 1.500.000,- untuk

disetor ke kas negara.

2. Capaian Kinerja Pegawai Badan Ketahanan Pangan

Pada tahun 2018, Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian didukung

oleh 287 pegawai. Dalam rangka penilaian indikator kinerja individu/pegawai,

sejak tahun 2014 telah dilaksanakan penilaian Standar Kinerja Pegawai (SKP)

dengan menggunakan sistem aplikasi SKP secara online yang menekankan

output pekerjaan dan kehadiran pegawai.

Page 9: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

4

Untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan, keterampilan, dan kualitas

aparatur dalam penyelenggaraan berbagai tugas dan fungsi Badan Ketahanan

Pangan, pada tahun 2018 telah dilakukan:

a. program tugas belajar kepada 10 pegawai yang terdiri dari 7 (tujuh) orang

dalam penyelesaian tugas belajar angkatan 2016 dan 2017, dan 2 (dua)

orang peserta tugas belajar Tahun 2018. Dari peserta tugas belajar

tersebut terdapat 3 (tiga) orang program S3;

b. Sebagai tindak lanjut Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017

tentang Manajemen PNS, dimana setiap PNS wajib mendapatkan

pengembangan kompetensi minimal 20 Jam pelajaran pertahun, Badan

Ketahanan Pangan telah melaksanakan Bimbingan teknis

pengembangan kompetensi bidang kepegawaian lingkup Badan

Ketahanan Pangan yang diikuti 150 (seratus lima puluh) pegawai. Bimtek

ini diperuntukkan bagi pegawaian yang dalam tahun 2018 belum pernah

mengikuti pengembangan kompetensi;

c. penyelesaian administrasi kepegawaian antara lain : 1) kenaikan pangkat

periode April 2018 sebanyak 42 (empat puluh) pegawai dan periode

Oktober 2018 sebanyak 10 (sepuluh) pegawai; 2) kenaikan gaji berkala

pegawai Badan Ketahanan Pangan selama tahun 2018 sebanyak 102

(seratus dua) pegawai; 3) proses cuti sebanyak 956 (sembilan ratus lima

puluh enam); 4) pencatuman gelar sebanyak 21 (dua puluh satu); dan 5)

proses batas usia pensiun (BUP) sebanyak 18 (delapan belas) pegawai.

d. penghargaan dan Tanda Kehormatan Satya Lencana Karya Satya

(SLKS) diberikan kepada pegawai Badan Ketahanan Pangan sebanyak

18 pegawai;

e. pengembangan kapasitas pejabat fungsional

Tahun 2018 Badan Ketahanan Pangan telah melaksanakan

pengembanan kapasitas pejabat fungsional Pegawas Mutu Hasil

Pertanian (PMHP), Analis Pasar Hasil Pertanian ( APHP) dan Analis

Ketahanan pangan (AKP) sebagai beikut :

1) penilaian dupak pejabat fungsional PMHP dan APHP dilaksanakan 2

periode yaitu periode penilaian Desember 2017 sampai dengan Mei

2018 dan periode Juni 2018 sampai dengan november 2018.

Page 10: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

5

Sementara untuk Analis Ketahanan Pangan dilakukan Penilaian Tim

Kinerja Instansi satu kali dalam satu tahun.

2) workshop pejabat fungsional PMHP diikuti oleh 94 (sembilan puluh

empat) pejabat fungsional PMHP, workshop pejabat fungsional

APHP diikuti oleh 102 (seratus dua) pejabat fungsional APHP dan

workshop Pejabat fungsional AKP diikuti oleh 66 (enam puluh enam)

pejabat fungsional AKP.

3) Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 26 Tahun 2016

tentang Pengantan PNS dalam Jabatan Fungsional Melalui

Penyesuaian/Inpassing, Badan Ketahanan Pangan telah melakukan

uji kompetensi pejabat fungsional dalam rangka Inpassing untuk

jabatan fungsional PMHP, APHP dan AKP.

f. Pengukuran Indek Penerapan Nilai-Nilai Budaya Kerja (IPNBK) Aparatur

Badan Ketahanan Pangan pada tahun 2018 adalah 3.59 dengan kualitas

budaya kerja 89.78 dan termasuk dalam kriteria sangat baik.

g. Tahun 2018 Badan Ketahanan Pangan juga telah melaksanakan

Penilaian Eksternal. Dalam penilaian ini, sebagai responden adalah

stakeholder Badan Ketahanan Pangan yang terdiri dari Dinas Urusan

Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota dan DPRD provinsi dan

Kabupaten/Kota. Nilai srvey eksternal Badan Ketahanan Pangan adalah

79,05 dengan klasifikasi kualitas B (baik).

3. Capaian Kinerja Hukum dan Perundang-Undangan

A. Peraturan perundang-undangan

1. Peraturan perundang-undangan yang disusun untuk memberikan cara

menghitung jumlah cadangan beras di masing-masing daerah provinsi

dan kabupaten/kota, yaitu: Peraturan Menteri Pertanian Nomor

11/Permentan/KN.130/4/2018 tentang Penetapan Jumlah Cadangan

Beras Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2018 Nomor 481) dan diundangkan pada tanggal 9 April 2018.

2. Peraturan perundang-undangan yang disusun untuk menindaklanjuti

Pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang

Ketahanan Pangan dan Gizi, ketentuan mengenai batas waktu simpan

Page 11: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

6

Cadangan Pangan Pemerintah yaitu: Peraturan Menteri Pertanian

Nomor 38/PERMENTAN/KN.130/8/2018 tentang Pengelolaan

Cadangan Beras Pemerintah. (Berita Negara Republik Indonesia

Tahun 2018 Nomor 1230) dan diundangkan pada tanggal 5 September

2018. Pengelolaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dilakukan

untuk menjaga kecukupan CBP baik jumlah maupun mutunya

antardaerah dan antarwaktu.

3. Peraturan perundang-undangan yang disusun untuk menindaklanjuti

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 46/Permentan/RC.110/12/2017

tentang Pedoman Umum Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan

Pemerintah Lingkup Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2018,

yaitu:

a. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 62/Kpts/RC.110/J/12/2017

tentang Petunjuk Teknis Optimalisasi Pemanfaatan Lahan

Pekarangan Melalui Kawasan Rumah Pangan Lestari Tahun 2018;

b. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 63/Kpts/RC.110/J/12/2017

tentang Petunjuk Teknis Pengembangan Kawasan Mandiri Pangan

Tahun 2018;

c. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 64/Kpts/RC.110/J/12/2017

tentang Petunjuk Teknis Pengembangan Usaha Pangan

Masyarakat Tahun 2018;

d. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 64.1/Kpts/RC.110/J/12/2017

tentang Petunjuk Teknis Pengembangan Pangan Pokok Lokal

Tahun 2018;

e. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 13/Kpts/RC.110/J/02/2018

tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Pertanian Nomor

63/Kpts/RC.110/J/12/2017 Petunjuk Teknis Pengembangan

Kawasan Mandiri Pangan Tahun 2018;

f. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 18/Kpts/RC.110/J/02/2018

tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Pertanian Nomor

64.1/Kpts/RC.110/J/12/2017 tentang Petunjuk Teknis

Pengembangan Pangan Pokok Lokal Tahun 2018.

4. Peraturan perundang-undangan yang disusun dengan adanya

perubahan susunan keanggotaan dan penanggung jawab wilayah Tim

Page 12: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

7

Serap Gabah Petani, maka diubah Keputusan Menteri Pertanian

Nomor 249/Kpts /OT.050/5/2016 sebagaimana telah diubah dengan

Keputusan Menteri Pertanian Nomor 225/Kpts/OT.050/4/2017, dengan

Keputusan Menteri Pertanian Nomor 92/Kpts/OT.050/1/2018 tentang

Perubahan Kedua Atas Keputusan Menteri Pertanian Nomor

249/Kpts/OT.050/5/2016 tentang Tim Serap Gabah Petani (Keputusan

in mulai berlaku pada tanggal 26 Januari 2018).

5. Peraturan perundang-undangan yang disusun dengan adanya

perubahan susunan keanggotaan dan penanggung jawab wilayah Tim

Serap Gabah Petani serta untuk mempercepat dan memperlancar

kegiatan penyerapan gabah petani, maka dicabut dan dinyatakan tidak

berlaku : (1) Keputusan Menteri Pertanian Nomor 249/Kpts

/OT.050/5/2016 tentang Tim Serap Gabah Petani; (2) Keputusan

Menteri Pertanian 225/Kpts/OT.050/5/2017 tentang Perubahan Atas

Keputusan Menteri Pertanian Nomor 249/Kpts /OT.050/5/2016 tentang

Tim Serap Gabah Petani; (3) Keputusan Menteri Pertanian Nomor

92/Kpts/OT.050/1/2018 tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan

Menteri Pertanian Nomor 249/Kpts/OT.050/5/2016 tentang Tim Serap

Gabah Petani dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor

172/Kpts/OT.050/2/2018 tentang Tim Serap Gabah Petani.

6. Peraturan perundang-undangan yang disusun untuk mempercepat

pengentasan kemiskinan di perdesaan dengan memanfaatkan potensi

sumber daya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat

perdesaan serta menindaklanjuti arahan Presiden Republik Indonesia

pada Rapat Terbatas tanggal 18 Oktober 2017 yaitu: Keputusan

Menteri Pertanian Nomor 239/Kpts/OT.050/3/2018 tentang Tim

Penanggulangan Kemiskinan Melalui Padat Karya.

7. Peraturan perundang-undangan yang disusun agar pelaksanaan

pengawasan keamanan pangan dan mutu pangan segar dapat

berjalan efektif dan efisien yaitu Keputusan Menteri Pertanian Nomor

764/Kpts/OT.050/11/2018 tentang Kelompok Kerja Keamanan dan

Mutu Pangan Segar.

8. Peraturan perundang-undangan yang disusun untuk mencabut

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 51/Permentan/OT.140/10/2008

Page 13: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

8

tentang Syarat dan Tata Cara Pendaftaran Pangan Segar Asal

Tumbuhan, dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor

20/Permentan/OT.140/2/2010, serta untuk menindaklanjuti ketentuan

Pasal 21, Pasal 36, Pasal 37 dan Pasal 38 Peraturan Pemerintah

Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan , Mutu, dan Gizi Pangan,

yaitu Rancangan Peraturan Menteri Pertanian tentang Keamanan dan

Mutu Pangan Segar Asal Tumbuhan. Proses penyusunan Rancangan

Peraturan Menteri ini sudah ditanda tangan oleh Menteri Pertanian

dengan Nomor 53/Permentan/KR.040/12/2018 pada tanggal 31

Desember 2018, saat ini memasuki tahap permohonan pengundangan

Peraturan Menteri Pertanian Dalam Berita Negara ke Direktur

Jenderal Peraturan Perundang-undangan Kementerian Hukum dan

Hak Asasi Manusia.

9. Peraturan perundang-undangan yang disusun untuk menindaklanjuti

Pasal 4 ayat (2) Peraturan Menteri Pertanian Nomor

38/Permentan/KN.130/8/2018 tentang Pengelolaan Cadangan Beras

Pemerintah ditetapkan Rancangan Keputusan Menteri Pertanian

tentang Kriteria Penurunan Mutu Cadangan Beras Pemerintah. Saat ini

Rancangan Keputusan Menteri Pertanian tentang Kriteria Penurunan

Mutu Cadangan Beras Pemerintah masih dalam proses pembahasan.

B. Penyusunan Naskah Perjanjian Bidang Ketahanan Pangan

1. Nota Kesepahaman antara Kepala Badan Ketahanan Pangan dengan

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Bumiputera Nusantara Indonesia

(ASPRINDO), Nomor B.219/HK.230/J/05/2018, Nomor

01/INA/MoU/DPP-Asprindo/V/2018 tentang Program Pengentasan

Kemiskinan. Nota Kesepahaman ini ditanda tangan pada tanggal 4 Mei

2018 dan berakhir pada tanggal 4 Mei 2019.

2. Nota Kesepahaman antara Badan Ketahanan Pangan dengan Forum

Komunikasi Kabupaten Penghasil Sagu Seluruh Indonesia (FOKUS

KAPASSINDO), Masyarakat Singkong Indonesia (MSI), Asosiasi

Petani Organik Bumi pasundan (ASETNA BUNDA), Gabungan

Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Ikatan

Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), Nomor B-329/HK.220/J/7/2018,

Nomor 001/FK-MoU/VII/2018, Nomor 003/DPN MSI/VII/2018, Nomor

Page 14: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

9

003/EK/ASETNABUNDA/VII/2018, Nomor 065/DPP/GAPMMI/VII/2018,

Nomor 054/IWAPI-BKP/VII/2018 tentang Pemanfaatan dan

Pengembangan Pangan Lokal Nusantara Dalam Mendukung

Percepatan Penganekaragaman Pangan . Nota Kesepahaman ini

ditanda tangan pada tanggal 27 Juli 2018 dan berakhir pada tanggal 27

Juli 2019.

3. Nota Kesepahaman antara Badan Ketahanan Pangan dan Direktorat

Jenderal Penguatan Daya saing produk Kelautan dan Perikanan,

Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Fakultas Teknologi

Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Nomor 1012/FTP-UGM/HK/2018,

Nomor 05/PDSPKP-KKP/PKS/IX/2018, Nomor B-

386/HK.220/J/09/2018, tentang Pengembangan Usaha Pengolahan

Pangan Lokal Dalam Mendukung Penganekaragaman Panga Bergizi,

Aman dan Sehat . Nota Kesepahaman ini ditanda tangan pada tanggal

18 September 2018 dan berakhir pada tanggal 18 September 2021.

4. Nota Kesepahaman antara Direktur Utama PD. Pasar Jaya dengan

Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Protein Hewani Indonesia ,

Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Pengolah dan Pengguna

Daging Skala Menengah, Kecil, dan Rumah Tangga, dan Direktur

Eksekutif Asosiasi Distributor Daging Indonesia, Nomor 250/1.824.571,

Nomor 1165, Nomor 27/PKS-APPHI/III/2018, Nomor

01/IV/ASP/MOU/2018, Nomor 012/MOU/ADDI/III/2018 tentang

Stabilisasi Pasokan dan Harga Komoditas Daging Sapi/Kerbau Beku

menghadapi hari besar keagamaan nasional. Nota Kesepahaman ini

ditanda tangan pada tanggal 28 Maret 2018 dan berakhir pada tanggal

28 September 2018. Kepala Badan Ketahanan Pangan untuk Nota

Kesepahaman ini posisinya mengetahui, karena Badan Ketahanan

Pangan mengkoordinasikan penyusunan Nota Kesepahaman.

5. Nota Kesepahaman antara Direktur Utama PD. Pasar Jaya dengan

Ketua Gapoktan/Champion komoditas bawang merah, dan Ketua

Gapoktan/Champion komoditas aneka cabai, Nomor 249/1.824.571 ,

Nomor 016/MT/III/2018, Nomor A-078/CCI.28/M03/2018 tentang

Stabilisasi Pasokan dan Harga Komoditas bawang merah dan aneka

cabai menghadapi hari besar keagamaan nasional.

Page 15: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

10

6. Nota Kesepahaman ini ditanda tangan pada tanggal 28 Maret 2018

dan berakhir pada tanggal 28 September 2018. Kepala Badan

Ketahanan Pangan untuk Nota Kesepahaman ini posisinya

mengetahui, karena Badan Ketahanan Pangan mengkoordinasikan

penyusunan Nota Kesepahaman.

7. Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Badan Ketahanan Pangan dengan

Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat

Desa, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, Perusahaan Umum

(Perum) Bulog, PT. Bank Rakyat Indonesia (PERSERO), Tbk. Nomor

52/HK.220/J/02/2018 , Nomor I/HK.07.01/II/2018, Nomor

Kerma/2/II/2018, Nomor PK-54/DA200/02/2018, Nomor B.228-

Dir/PPK/02/2018 tentang Serap Gabah/Beras Petani 2018. Perjanjian

Kerja Sama ini ditanda tangan pada tanggal 13 Februari 2018 dan

berakhir pada tanggal 31 Desember 2018.

8. Perjanjian Kerja Sama Antara Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan

Keamanan Pangan, Badan Ketahanan Pangan Dengan Departemen

Pertanian, Perkebunan, Kehutanan dan Agribisnis Asosiasi Pengusaha

Bumiputera Nusantara Indonesia (Asprindo) tentang Program

Pengentasan Kemiskinan Melalui Kegiatan Pengembangan Pangan

Lokal, Nomor 335/KN,200/J.4.10/2018, Nomor 002/pks.I/DPP-

Asprindo/X/2018, tentang Program Pengentasan Kemiskinan Melalui

Kegiatan Pengembangan Pangan Lokal . Perjanjian Kerja Sama ini

ditanda tangan pada tanggal 30 Oktober 2018 dan berakhir pada

tanggal 4 Mei 2019.

4. Pengelolaan Informasi Publik

a. Telah ditetapkan PPID Pembantu Pelaksana lingkup Badan Ketahanan

Pangan berdasarkan keputusan Kepala Badan Ketahanan Pangan nomor

12/KPTS/OT.050/J/2/2018 tentang Pejabat Pengelola Informasi dan

Dokumentasi Pembantu Pelaksana lingkup Badan Ketahanan Pangan.

b. Telah dilaksanakan Sosialisasi Pengelolaan Informasi Publik lingkup Badan

Ketahanan Pangan pada tanggal 26 Februari 2018 di Ruang Nusantara I,

Gedung E lantai 4 yang dihadiri oleh perwakilan seluruh bagian dan bidang

lingkup BKP.

Page 16: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

11

c. Pada tahun 2018, ada 18 permohonan informasi publik, 18 pemberitahuan

dan tidak ada keberatan serta penolakan. Jumlah pemohon informasi

publik berdasarkan latar belakang pekerjaan sebagai berikut : citivas

akademika sebanyak 12 orang, PNS sebanyak 4 orang, karyawan swasta

sebanyak 1 orang serta wartawan sebanyak 1 orang. Tujuan pemanfaatan

data dan informasi dari pemohon informasi publik antara lain untuk data

pendukung penyusunan skripsi/tesis, penulisan berita di media dan

penyusunan jurnal. Rata – rata waktu yang diperlukan dalam memenuhi

permintaan informasi publik adalah 3 hari 11 jam 30 menit 53 detik.

5. Pengelolaan Media Sosial Badan Ketahanan Pangan

a. Tim Media Sosial Badan Ketahanan Pangan dibentuk dengan Keputusan

Kepala Badan Ketahanan Pangan nomor 58/Kpts/OT.050/J/2017, dan

terkait mutasi pegawai di lingkup BKP maka telah dilakukan perubahan SK

tersebut pada bulan Agustus 2018 dengan nomor SK

41/KPTS/OT.050/J/08/2018.

b. Akun resmi media sosial yang dikelola oleh Badan Ketahanan Pangan

adalah :

- Facebook Fan Page dengan nama Badan Ketahanan Pangan-

Kementerian Pertanian dengan total jumlah pengikut 7.688 pengikut.

- Instagram dengan nama badanketahananpangan dengan total pengikut

14,2 ribuan pengikut.

- Twitter dengan nama BKP Kementan RI dengan jumlah pengikut

sebanyak 1.600-an pengikut.

6. Konferensi Pers

1) Konferensi Pers “Bazar Beras di 4 Provinsi” di TTIC, Jakarta pada tanggal

12 Januari 2018.

2) Konferensi Pers “Pengembangan Pangan Pokok Lokal (P3L)” di Bogor

pada tanggal 20 Maret 2018

3) Konferensi Pers “Stabilisasi Harga Pangan Menjelang Idulfitri” di TTIC,

Jakarta pada tanggal 11 Juni 2018.

4) Konferensi Pers “Jelang Gelar Pangan Nusantara 2018” di Hotel Kartika

Chandra, Jakarta pada tanggal 26 Juli 2018.

Page 17: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

12

5) Konferensi Pers “Operasi Pasar Daging Ayam Beku” di TTIC Jakarta pada

tanggal 28 Juli 2018.

6) Konferensi Pers “Peran BKP Kementan Dalam Penanganan Kerawanan

Pangan dan Pengentasan Kemiskinan” di Bogor pada tanggal 30 Oktober

2018.

7) Konferensi Pers “Capaian 4 Tahun Badan Ketahanan Pangan untuk

Pengentasan Rentan Rawan Pangan” di R Nusantara II BKP pada tanggal

16 November 2018

8) Konferensi Pers “Jelang HBKN Natal 2018 dan Tahun Baru 2019” di R

Nusantara II BKP pada tanggal 5 Desember 2018

9) Konferensi Pers “Gelar Telur Murah di TTIC Jakarta pada tanggal 15

Desember 2018

10) Konferensi Pers “Pelepasan Gelar Telur Murah” di TTIC Jakarta pada

tanggal 28 Desember 2018.

11) Konferensi Pers “Peran Sektor Pertanian Dalam Pengendalian Inflasi” di

Gedung PIA, Jakarta pada tanggal 28 Desember 2018

7. Kunjungan Pers

Badan Ketahanan Pangan melaksanakan beberapa kegiatan kunjungan pers

selama tahun 2018 sebagai berikut : a) Kunjungan pers ke Bogor pada tanggal

21 Maret 2018 dengan tema isu Pengembangan Pangan Pokok Lokal.

Kunjungan diikuti oleh beberapa wartawan media massa yakni Republika,

RMOL, TVRI, Detik.com, Antara dan Inilah.com; b) Kunjungan pers Jawa Timur

pada tanggal 10 November 2018 dengan objek lokasi panen jagung di Desa

Kali Pepe, Kecamatan Yosowilangun, Kabupaten Lumajang dan Desa

Jenggawah Kabupaten Jember; c) Kunjungan pers ke Yogyakarta pada

tanggal 13 November 2018 dengan objek liputan pemantauan Pasar

Beringharjo, Kota Yogyakarta dan Gapoktan Among Tani, Kedundang Temon,

Kulon Progo dll.

8. Publikasi Informasi Ketahanan Pangan

Publikasi dilakukan bekerjasama dengan 16 media massa. Melalui publikasi di

media massa, isi pesan tentang proses atau keberhasilan suatu program yang

dilakukan Badan Ketahanan Pangan bisa tergambarkan dengan jelas,

Page 18: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

13

sehingga bisa memberi inspirasi kepada masyarakat untuk memahami,

mendukung dan melaksanakan program yang dilaksanakan, dan juga akan

berkelanjutan.

9. Pengelolaan Perpustakaan

Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh Perpustakaan adalah

Pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka/sumber

informasi yang berupa Pengembangan Koleksi, Pengolahan bahan pustaka,

Penyimpanan dan pelestarian bahan pustaka dan Pelayanan Informasi. Pada

tahun 2018 terdapat 28 transaksi peminjaman koleksi.

10. Pengelolaan Kearsipan dan Tata Usaha

a. Sosialisasi Tata Naskah Dinas Elektronik (TNDE) lingkup Badan

Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian pada tanggal 26 Februari 2018

di Ruang rapat Nusantara I Badan Ketahanan Pangan.

b. Pertemuan Koordinasi Tata Usaha dan Kearsipan lingkup Badan

Ketahanan Pangan di Bogor pada tanggal 2-3 Oktober 2018 yang dihadiri

oleh pejabat fungsional arsiparis lingkup Badan Ketahanan Pangan.

11. Capaian Akuntabilitas Anggaran

Pada tahun 2018 Badan Ketahanan Pangan mendapat alokasi anggaran yang

bersumber dari APBN senilai Rp. 600.286.783.000 yang terdri dari

527.612.000.000 untuk mendukung kegiatan BKP dan 72.674.783.000 adanya

tambahan alokasi anggaran pengadaan Gabah di Luar Kualitas (GLK) dan

Pembelian Gabah/Beras dengan Fleksibilitas Harga Tahun 2017 oleh BULOG

atau mengalami kenaikan (13,77%). Dana tersebut untuk kegiatan (1)

Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilisasi Harga Pangan

251.243.118.000, (2) Pengembangan Ketersediaan 90.341.400.000, (3)

Pengembangan Penganekaragaman Pangan dan Peningkatan Pangan Segar

173.194.500.000, dan (4) Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya

85.507.765.000.

Page 19: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

14

C. Isu Strategis Reformasi Birokrasi Badan Ketahanan Pangan

Hal penting yang perlu dilakukan dalam pencapaian sasaran area perubahan pada

setiap program reformasi birokrasi perlu mendapat perhatian untuk di tindaklanjuti

adalah isu strategis reformasi birokrasi Badan Ketahanan Pangan yang terdiri dari,

meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja organisasi, meningkatkan

pemerintahan yang bersih dan bebas KKN, meningkatkan kualitas pelayanan

publik yang secara rinci untuk menjadi perhatian dan sebagai dasar tindaklanjut

melaksanakan kegiatan dengan menetapkan area perubahan dan rencana aksi

kedepan di lingkungan Badan Ketahanan Pangan meliputi antara lain:

1. Meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja organisasi meliputi antara

lain:

a. Melibatkan pimpinan tertinggi secara aktif dan berkelanjutan dalam

pelaksanaan reformasi birokrasi.

b. Menyediakan media komunikasi yang reguler untuk mensosialisasikan

program/kegiatan reformasi birokrasi yang sedang dan akan dilakukan.

c. Melakukan evaluasi peta proses bisnis dan prosedur operasional dan

disesuaikan dengan perkembangan tuntutan efisiensi dan efektivitas

birokrasi.

d. Mengumumkan tahapan administrasi dan hasil seleksi kompetensi promosi

terbuka melalui IT melalui website panitia seleksi dan website intitusi yang

dapat diakses secara mudah.

e. Memperhatikan penilaian kinerja individu yang terkait dengan kinerja

organisasi.

f. Melakukan monitoring dan evaluasi atas pencapaian kinerja individu, dan

menjadikannya dasar untuk pemberian tunjangan kinerja serta dasar

pengembangan karir.

g. Melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan aturan/disiplin/kode

etik/kode perilaku instansi secara terbuka.

h. Membangun pemberian sanksi dan imbalan kepada seluruh unit organisasi

di lingkungan Kementerian Pertanian.

i. Meningkatkan peranan pimpinan secara langsung pada saat penyusunan

restra, PK dan dokumen – dokumen perencanaan lainnya serta peranan

pimpinan dalam memantau pencapaian kinerja secara berkala.

Page 20: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

15

j. Membangun sistem pengukuran kinerja yang dapat diakses oleh seluruh

unit organisasi.

k. Melakukan pemutakhiran data secara berkala.

l. Menyusun dokumen secara tertib sebagai evidence dalam pelaksanaan

program dan kegiatan.

2. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN

meliputi antara lain:

a. Melakukan public campaign tentang gratifikasi secara terbuka.

b. Melakukan penilaian resiko pada seluruh unit organisasi.

c. Menindaklanjuti hasil evaluasi atas whistle blowing system.

d. Melakukan monitoring dan evaluasi atas penanganan benturan

kepentingan secara terbuka dan menindaklanjuti hasil evaluasi tersebut.

e. Memfokuskan fungsi pengawasan internal pada client dan audit berbasis

risiko.

3. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik berkualitas meliputi antara lain:

a. Meningkatkan kegiatan sosialisasi/pelatihan dalam upaya penerapan

budaya pelayanan prima.

b. Menerapkan sistem sanksi bagi pelaksana layanan serta pemberian

kompensasi kepada penerima layanan bila layanan tidak sesuai dengan

standar dalam meningkatkan budaya pelayanan prima.

c. Menyusun SOP pengaduan pelayanan secara komprehensif sebagai

bentuk perbaikan kualitas pelayanan.

d. Melakukan evaluasi atas penanganan keluhan/masukan secara berkala.

e. Meningkatkan penggunaan teknologi informasi dalam memberikan

pelayanan.

D. Peta Jalan Program Reformasi Birokrasi

Memperhatikan isu strategis reformasi birokrasi tersebut dan langkah dalam lima

tahun kedepan di Badan Ketahanan Pangan untuk menjadi lebih baik adalah salah

satunya peran pimpinan tinggi secara aktif mengindentifikasi secara terus menerus

program dan kegiatan dengan menyusun strategi area perubahan, menetapkan

prioritas kegiatan yang belum dilaksanakan. Untuk menjadi dasar dan pedoman

dalam pengembangan wawasan arah reformasi birokrasi perlu adanya peta jalan

Page 21: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

16

program reformasi birokrasi yang telah di tetapkan dalam pedoman road map

Tahun 2019. Badan Ketahanan Pangan dalam menyusun road map ini melalui

identifikasi peta jalan road map untuk setiap area perubahan setiap tahunnya,

sehingga berjalan sesuai dengan agenda Nasional.

1. Road Map untuk Menuju Birokrasi yang Bersih dan Akuntabel

Peta jalan untuk terwujudnya birokrasi dengan berkinerja tinggi dan arah

perubahan reformasi birokrasi dengan sasaran yang diharapkan adalah

birokrasi yang bersih dan akuntabel. Isi area sebagai langkah untuk melakukan

dan mengidentifikasi proses menuju perubahan. Indikator setiap tahapan

program dan kegiatan untuk menjadi dasar dan pedoman penguatan program

dan kegiatan, khususnya di Badan Ketahanan Pangan.

Tahun 2019

1. Meningkatnya integritas birokrasi

2. Meningkatnya sinergitas sistem pengawasan

3. Meningkatnya sinergitas sistem perencanaan, penganggaran dan pelaporan

kinerja

4. Meningkatnya intensitas keterbukaan sistem pelaporan

5. Meningkatnya intensitas penerapan sistem reward dan punishment dalam

manajemen kinerja nasional

6. Meningkatnya intensitas keselarasan antara kinerja individu dengan kinerja

organisasi

7. Meningkatnya intensitas pengendalian internal di lingkungan instansi

pemerintahan

8. Meningkatnya kinerja organisasi instansi pemerintah

9. Meningkatnya efektifitas dan efisiensi sistem pelaporan

10. Meningkatnya tranparansi informasi laporan keuangan dan kinerja

11. Meningkatnya akuntabilitas public

12. Internalisasi nilai dasar, kode etik, kode perilaku dan integritas pada instansi

pemerintah

13. Terwujudnya birokrasi yang bersih dan bebas dari praktek KKN

Page 22: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

17

2. Road Map untuk Menuju Birokrasi yang Efektif dan Efisien

Peta jalan untuk terwujudnya birokrasi dengan berkinerja tinggi dan arah

perubahan reformasi birokrasi dengan sasaran yang diharapkan adalah

birokrasi yang efisien dan efektif. Isi area sebagai langkah untuk melakukan dan

mengidentifikasi proses menuju perubahan. Indikator setiap tahapan program

dan kegiatan untuk menjadi dasar dan pedoman penguatan program dan

kegiatan khususnya di lingkungan Badan Ketahanan Pangan. Proses

pelaksanaan program dan kegiatan direncanakan sesuai area aksi perubahan

secara nasional dan diharapkan secara simultan berjalan sesuai dengan

sasaran road map reformasi birokrasi dengan terwujudnya birokrasi yang

berkinerja tinggi yaitu, birokrasi berintegritas tinggi, bersih dari praktek KKN,

dan akuntabel pada publik.

Tahun 2019

1. Meningkatnya kualitas dan intensitas pelaksanaan reformasi birokrasi

2. Meningkatnya ketepatan ukuran dan fungsi kelembagaan

3. Menurunnya tumpag tindih tugas dan fungsi antar instansi

4. Meningkatnya efektifitas dan efisiensi

5. Meningkatnya kecepatan proses penyelenggaraan pemerintahan

6. Meningkatnya efektifitas tata hubungan antar instansi pemerintah dan

pemerintah daerah

7. Meningkatnya penggunaan teknologi informasi

8. Meningkatnya keterbukaan informasi publik

9. Meningkatnya penerapan manajemen SDM yang berbasis MERIT

10. Meningkatnya kesejahteraan SDM Aparatur

11. Meningkatnya integritas aparatur

12. Meningkatnya harmonisasi peraturan perundang-undangan

13. Meningkatnya kualitas kebijakan publik

14. Meningkatnya dukungan publik terhadap penerapan kebijakan pemerintah

Page 23: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

18

3. Road Map untuk Menuju Birokrasi yang Memiliki Pelayanan Publik Berkualitas

Peta jalan untuk terwujudnya birokrasi dengan berkinerja tinggi dan arah

perubahan reformasi birokrasi dengan sasaran yang diharapkan adalah

Birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas. Isi area sebagai langkah

untuk melakukan dan mengidentifikasi proses menuju perubahan. Indikator

setiap tahapan program dan kegiatan untuk menjadi dasar dan pedoman

penguatan program dan kegiatan bagi institusi penyelenggara Negara.

Peta jalan ini sangat penting dalam menindaklanjuti penyusunan program dan

kegiatan baik yang sudah dilakukan dan yang akan di lakukan di Badan Ketahanan

Pangan tahun 2019, yang tentunya program dan kegiatan yang direncanakan di

area perubahan reformasi birokrasi diharapkan berdampak positif yang meliputi

antara lain:

1. Perubahan yang dilakukan secara terencana akan mendorong efektivitas dan

efisiensi serta mengarah kepada tujuan yang ingin dicapai.

Tahun 2019

1. Meningkatnya kemudahan, kepastian dan kecepatan proses pelayanan

2. Meningkatnya aksesibilitas pelayanan

3. Meningkatnya penggunaan teknologi informasi dalam pemberian pelayanan

4. Meningkatnya kompetensi SDM pelayanan

5. Meningkatnya intensitas inovasi dalam pelayanan publik

6. Meningkatnya partisipasi publik dalam mendorong peningkatan kualitas

pelayanan

7. Meningkatnya kesadaran publik terhadap kualitas pelayanan

8. Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik

9. Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah

10. Menurunnya kesenjangan kualitas pelayanan antar daerah dan antar

golongan masyarakat

11. Terwujudnya budaya pelayanan prima

Page 24: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

19

2. Perubahan yang terencana juga memberikan arahan tentang kegiatan

reformasi birokrasi di Badan Ketahanan Pangan menciptakan sinergi dengan

kebijakan pada tingkat nasional.

3. Perubahan terencana yang dilakukan secara serentak dan menjadi gerakan

nasional yang mendorong terciptanya budaya perubahan.

4. Perubahan yang dilakukan dapat dimonitor dan dievaluasi secara

berkelanjutan, sehingga setiap tahapan proses manajemen dapat dipastikan

telah dilakukan secara tepat dan benar serta sesuai dengan rencana yang telah

digariskan. Bahkan proses perubahan dapat segera diperbaiki ketika proses

perubahan tidak lagi relevan dengan kondisi terkini.

5. Perubahan yang dilakukan untuk menjaga momentum pelaksanaan reformasi

birokrasi tidak kehilangan arah, tujuan, dan target yang hendak dicapai pada

tahun 2025 sebagaimana tertuang dalam Grand Design Reformasi Birokrasi

2010 – 2025, yaitu terciptanya Pemerintahan Kelas Dunia.

Agar arah perubahan reformasi birokrasi berproses sesuai rencana, maka

relevansi kebijakan nasional perlu dikaitkan dengan program reformasi birokrasi di

Badan Ketahanan, sebagaimana uraian pada gambar 4, kerangka keterkaitan arah

kebijakan dan road map reformasi birokrasi.

Gambar 1 Kerangka Keterkaitan Arah Kebijakan dan Road Map Reformasi Birokrasi

Page 25: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

20

Gambar 1, mengilustrasikan keterkaitan arah kebijakan dan road map birokrasi.

Diawali dengan kebijakan program Nawacita, RPJMN 2015-2019, di Badan

Ketahanan Pangan memperhatikan arah kebijakan tersebut kedalam rencana

strategis, penilaian mandiri pelaksanaan reformasi birokrasi dan lain lainya sebagai

dasar melaksanakan reformasi birokrasi.

Area perubahan sasaran reformasi birokrasi bersih dan akuntabel, birokrasi efisien

dan efektif, birokrasi yang memiliki pelayanan berkualitas. Merelevansikan program

dan kegiatan Nasional dengan program kegiatan internal Badan Ketahanan

Pangan dengan melakukan identifikasi capaian hasil program reformasi birokrasi

yang telah dilakukan, yang belum dilakukan sebagai prioritas atau permasalahan

reformasi birokrasi yang perlu ditindaklanjuti sehingga adanya sinergisme dan

saling keterkaitan dengan program sebelumnya.

Program lainnya adalah program Quick Wins Badan Ketahanan Pangan dengan

menetapkan pelayanan yang berkualitas dengan harapan dapat melakukan

perubahan manajemen kinerja pelayanan yang cepat dan program terencana

dengan baik serta melakukan survey kepuasan masyarakat dan lain – lainnya.

Melakukan rencana aksi meliputi, perencanaan program dan kegiatan dengan

memperhatikan isu strategis internal, selanjutnya penetapan sasaran perubahan,

penetapan area perubahan yang diinginkan, diikuti dengan penetapan jadwal dan

jangka waktu pelaksanaan program dan kegiatan yang tepat untuk mencapai

tujuan yang diharapkan di masing – masing area perubahan.

Page 26: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

21

BAB II GAMBARAN UMUM KEBIJAKAN STRATEGIS REFORMASI BIROKRASI

BADAN KETAHANAN PANGAN

A. Kebijakan Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan

Kebijakan Rencana strategis Badan Ketahanan Pangan menjadi dasar dan

pedoman dalam penyusunan road map reformasi birokrasi yang salah satunya

adalah terwujudnya reformasi birokrasi yang ditetapkan dalam misi sektor

pembangunan pertanian.

Gambaran umum dalam road map pembangunan ketahanan pangan, terdapat

berbagai isu strategis antara lain:

1. Sistem pertanian pangan yang dilakukan oleh petani saat ini sebagian besar

belum memberikan kesejahteraan dan keuntungan yang memadai. Secara

nominal tingkat pendapatan per kapita petani tersebut masih berada di bawah

garis kemiskinan.

2. Pertumbuhan penduduk menjadi tidak berbanding lurus dengan pertumbuhan

produksi bahan pangan, sementara itu penduduk menuntut adanya

ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup, harga terjangkau, dan

tersedia setiap saat.

3. Permasalahan lahan pertanian yang berpotensi menjadi ancaman ketahanan

pangan yakni luas lahan pertanian yang terus menyusut akibat konversi lahan

pertanian produktif ke penggunaan non-pertanian yang terjadi secara masif.

4. Kebutuhan akan sumber daya air terus meningkat, disisi lain ketersediaan air

cenderung makin berkurang akibat terjadinya kerusakan ekosistem dan

perubahan lingkungan.

5. Kurangnya investasi bagi pengembangan infrastruktur terutama di perdesaan

serta terbatasnya prasarana usahatani yang sangat dibutuhkan masyarakat

dapat menurunkan ketahanan pangan nasional.

6. Fluktuasi harga pangan yang ditunjukkan oleh Coefficient of Variation (cv)

perlu diantisipasi karena nilai cv yang tinggi mencerminkan harga jual pangan

sangat fluktuatif sehingga mempengaruhi inflasi.

7. Di berbagai daerah telah terjadi beberapa kasus keracunan dan gangguan

kesehatan manusia akibat mengkonsumsi pangan yang tidak aman dari

Page 27: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

22

cemaran berbagai jenis bahan kimia, biologis, dan fisik lainnya. Koordinasi

lintas sektor dan subsektor terkait dengan keamanan pangan belum optimal.

8. Kemampuan manajemen ketahanan pangan nasional dan daerah yang

merupakan pendorong dan penggerak dalam pelaksanaan pemantapan

ketahanan pangan tingkat nasional hingga rumah tangga dan individu masih

belum optimal.

Tantangan utama pembangunan ketahanan pangan mencakup:

1. Perubahan iklim global akan mengurangi kapasitas produksi pertanian pada

tingkat Nasional dan Global sehingga menjadi ancaman terhadap ketahanan

pangan, energi dan air.

2. Jumlah penduduk yang rawan pangan dan daerah rawan bencana masih

cukup besar terutama pada wilayah yang terisolir dan wilayah-wilayah yang

terkena dampak perubahan iklim. Penduduk dan daerah yang rawan tersebut,

perlu ditangani secara komprehensif sebagai upaya antisipasi timbulnya

kasus kerawanan pangan.

3. Situasi perekonomian global salah satunya akan mempengaruhi permintaan

dan penawaran pangan sehingga berdampak terhadap ketahanan pangan

global yang dapat berimbas kepada ketahanan pangan nasional

4. Permasalahan gizi (malnutrition) sebagai masalah kesehatan umum saat ini,

Pembangunan pertanian dalam 5 (lima) tahun ke depan berlandaskan pada Visi

pembangunan dalam RPJM 2015-2019 “Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat,

Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”. Untuk mendukung

visi pembangunan adalah dengan melaksanakan kebijakan Nawa-Cita 9

(sembilan) kebijakan salah satunya adalah pada butir kebijakan membangun tata

kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya, sedangkan

sektor pertanian dalam dimensi pembangunan sektor unggulan kedaulatan

pangan.

Badan Ketahanan Pangan dalam menetapkan visi adalah “Terwujudnya

Ketahanan Pangan yang berlandaskan Kedaulatan dan Kemandirian Pangan”

sedangkan misi Badan Ketahanan Pangan meliputi antara lain; memantapkan

ketersediaan komoditas pangan strategis nasional, memantapkan sistem distribusi

dan stabilitas harga komoditas pertanian strategis nasional, mewujudkan pangan

Page 28: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

23

strategis nasional yang berkualitas dan aman, mewujudkan penganekaragaman

konsumsi pangan B2SA berbasis sumber daya lokal.

Dalam rangka mencapai tujuan dalam kerangka visi dan misi, maka ditetapkan

pogram “Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat”.

Selain mengemban misi tersebut diatas, Badan Ketahanan Pangan juga

mewujudkan reformasi birokrasi yang bertujuan meningkatkan kualitas kinerja

aparatur pemerintah bidang pertanian yang amanah dan profesional menjadi fokus

utama dalam melaksanakan program reformasi birokrasi dalam menciptakan

pemerintahan yang baik, sesuai dengan agenda sasaran reformasi birokrasi yaitu,

birokrasi yang bersih dan akuntabel, birokrasi yang efektif dan efisien, birokrasi

yang memiliki pelayanan publik berkualitas.

Pengembangan program reformasi birokrasi telah berjalan dengan baik adapun

capaian program dan kegiatan selama Tahun 2018 ditindaklanjuti pada tahun

2019.

B. Capaian Program dan Kegiatan Reformasi Birokrasi

Hasil capaian program dan kegiatan reformasi birokrasi Tahun 2018 meliputi

antara lain:

1. Manajemen Perubahan.

a. Menerbitkan Peraturan Kepala Badan Ketahanan Pangan

No. 18/KPTS/OT.050/K/03/2016 tentang Pembetukan Tim Reformasi

Birokrasi Badan Ketahanan Pangan

b. Melaksanakan Sosialisasi Reformasi Birokrasi.

c. Pengukuran Indek Penilaian Budaya Kerja Aparatur Lingkup Badan

Ketahanan Pangan.

d. Telah terbentuk agen perubahan berdasarkan Keputusan Kepala Badan

Ketahanan Pangan Nomor 34/KPTS/KP.430/J/08/2017 tanggal 4 Agustus

2017, dengan terbentuknya agen berubahan di Badan Ketahanan Pangan

diharapkan pelaksanaan reformasi birokrasi dapat lebih terarah, terfokus

yang memiliki peran dan tugas sebagai Katalis, pengerak perubahan,

pemberi solusi, mediator, penghubung dan teladan di lingkungan Badan

Ketahanan Pangan.

Page 29: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

24

2. Penataan Peraturan Perundang-Undangan.

Nomor 51/Permentan/OT.140/10/2008 tentang syarat dan tata cara

pendataan pangan segar asla tumbuhan dan Permentan Nomor

20/Permentan/ OT.140/2/2010 sudah tidak sesuai dengan pelaksanaan

pembinaan Dan pengawasan Keamanan dan mutu pangan segar asal

tumbuhan

3. Penataan dan Penguatan Organisasi.

a Persetujuan prakarsa penyusunan Rancangan Peraturan Presiden

mengenai Pembentukan Kelembagaan Pangan berdasarkan surat

Sekretaris Kabinet Nomor 432/Seskab/XI/2013;

b Rancangan Peraturan Presiden tentang Badan Ketahanan Pangan

Nasional, yang saat ini masih dalam proses pembahasan dengan instansi

terkait;

c Tidak ada duplikasi dalam pelaksanaan analisis Ketahanan Pangan karena

masing-masing sub sektor mempunyai tugas fungsi yang berbeda

4. Penataan Tata Laksana.

a. Sudah dilakukan penyempurnaan SOP sesuai dengan peta jabatan.

b. Sudah dibuat peta proses Bisnis dan Peta Lintas Fungsi (Cross Functional

Map/CFM) Badan Ketahanan Pangan.

c. Aplikasi sistem informasi.

d. Sudah dibuat klasifikasi arsip BKP

e. Sudah ditetapkan PPID pelaksanaan SKP Badan Ketahanan Pangan

melaluai SK Kepala Badan.

5. Penataan Sistem Manajemen SDM.

a. Sudah disusun kebutuhan ASN per tahun maupun per 5 tahunan.

b. Meng update setiap perubahan data pegawai.

c. Sudah dilaksanakan sesuai dengan aturan yang ada termasuk dihalamnya

akumulasi keterlambatan, sejak 2013 sudah dilaksanakan.

d. Disusun Keputusan Kepala Badan Ketahanan Pangan Nomor :

002/KPTS/OT.140/K/01/2012 tentang Pembentukan Tim Penyusun

Standar Kompetensi Jabatan Badan Ketahanan Pangan.

Page 30: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

25

e. Penilaian prestasi kerja tahun 2016 telah selesai dibuat oleh seluruh

pegawai Badan Ketahanan Pangan.

6. Penguatan Akuntabilitas

a. Pemantauan Capaian Kinerja dilaksanakan secara triwulan

b. Laporan akuntabilitas secra online sudah dilaksanakan melalui Web BKP

dan Sakip Kementerian Pertanian

c. Pengelolaan keuangan Badan Ketahanan Pangan telah dilaksanakan

dengan tertib, akuntabel, transparan dan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan

d. Pengelolaan keuangan Badan Ketahanan Pangan telah dilaksanakan

dengan tertib, akuntabel, transparan dan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan keuangan yang berlaku yaitu diantaranya :

- Pembukuan Bendahara Pengeluaran dilakukan dengan menggunakan

Aplikasi SILABI

- Penyetoran sisa uang APBN ke kas negara dilakukan dengan

menggunakan Aplikasi SIMPONI

- Menginput PNBP dilakukan dengan menggunakan Aplikasi TR-PNBP

- Pelaporan Keuangan dilakukan dengan menggunakan Aplikasi SAIBA

dan E-Rekon LK, dengan tetap memenuhi asas kepatuhan penyajian

laporan keuangan secara transparan dan akuntabel

- Realisasi keuangan dapat dilihat setiap saat pada Aplikasi SPAN

- Administrasi keuangan dikelola dengan standar akuntansi yang diikuti

dengan penguatan Sistem Pengendalian Internal

- Penetapan Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (DK/TP) telah

dilimpahkan ke Daerah

e. Akuntabilitas Barang Milik Negara satker (melakukan inventarisasi BMN

tingkat satker).

7. Penguatan Pengawasan

a. Pelantikan dan penandatangan Pakta Integritas.

b. Seluruh Pejabat dari Eselon I sd Eselon IV sudah menyususn PK

(Penetapan Kinerja).

c. Seluruh pegawai Badan Ketahanan Pangan telah menyusun LHKASN.

Page 31: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

26

d. Membentuk Unit Pengendalian Gratifikasi di Badan Ketahanan Pangan

dengan SK Kepala Badan Ketahanan Pangan Nomor

26/KPTS/OT.140/K/09/2014 tentang Pembentukan Sub Unit Pengelolaan

Gratifikasi Badan Ketahanan Pangan Tahun 2014.

e. Telah dibentuk forum budaya SPI

f. Aktivitas Satlak dalam mengendalikan kegiatan BKP

g. Penyusunan Instrumen Satlak

8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.

a. Pelayanan sudah dilaksanakan pada Website BKP

b. Terdapat aplikasi Toko Tani Indonesia On line "SITANI"

c. BKP bukan unit kerja yang melakukan pelayanan publik

9. Program percepatan RB/Quick Wins

a. Penerapan program gerakan revolusi mental mulai diinternalisasikan

b. Pelaksanaan quick wins akan segera diusulkan Toko Tani Indonesia(TTI)

sebagai salah salah kegaitan Quick Win di Badan Ketahanan Pangan

Capaian reformasi birokrasi yang telah dilaksanakan dari berbagai indikator

kegiatan belum menunjukkan hasil yang maksimal dan sebagai dasar menindaklanjuti

adalah hasil evaluasi pelaksanaan mandiri reformasi birokrasi dan memperhatikan

rencana strategis pembangunan ketahanan pangan dalam kerangka kedaulatan

pangan Nasional.

Page 32: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

27

BAB III SASARAN, UKURAN KEBERHASILAN, AREA PERUBAHAN DAN

RENCANA AKSIREFORMASI BIROKRASI BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2019

A. Sasaran Program Reformasi Birokrasi

Sasaran reformasi birokrasi Badan Ketahanan Pangan mengacu pada Road Map

Reformasi Birokrasi Tahun 2015 – 2019 Kementerian Pertanian. Sasaran program

Tahun 2019 lebih menekankan pada penguatan setiap area perubahan yang telah

dilakukan sebelumnya.

Sasaran Reformasi Birokrasi menurut tahun dan area perubahan menunjukan

bahwa terdapat penyempurnaan dan area perubahan dengan pendekatan

perubahan pada revolusi mental aparatur dan sumberdaya manusia aparatur sipil

negara (SDM ASN).

B. Ukuran Keberhasilan

Ukuran keberhasilan reformasi birokrasi menurut Basilene dan target Tahun 2019

dengan sasaran antara lain, birokrasi bersih dan akuntabel, birokrasi efektif dan

efisien, birokrasi memiliki pelayanan publik yang berkualitas dengan indikator

Tahun 2019

Sifat Nasional dan Instansional

Sasaran,

1. Birokrasi yang bersih dan akuntabel

2. Birokrasi yang efektif dan efisien

3. Birokrasi yang memiliki pelayanan publik yang berkualitas

Area Perubahan,

1. Manajemen Perubahan

2. Penataan Peraturan Perundang-undangan

3. Penataan dan Penguatan Organisasi

4. Penataan Tatalaksana

5. Penataan Sistem Manajemen SDM

6. Penguatan Akuntabilitas

7. Penguatan Pengawasan

8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Page 33: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

28

pencapaian target yang perlu mendapat perhatian untuk mencapai keberhasilan

pelaksanaan reformasi birokrasi.

Tabel 1 Ukuran Keberhasilan Reformasi Birokasi menurut Basiline dan Target

Sasaran Indikator Satuan Baseline Target 2019

Birokrasi bersih dan akuntabel

1 Opini WTP atas laporan keuangan

% 74 95

2 Tingkat kematangan SPIP

Skor 1-5 1 3

3 Penggunaan e-procurement terhadap belanja pengadaan

% 30 50

Birokrasi efektif dan efisien

1 Indek reformasi birokrasi Skor 1-100 47 75

2 Indek profesionalisme ASN Skor 1-100 76 86

3 Indek e-goverment Skor 0-4 2,66 3,4

Birokrasi memiliki pelayanan publik berkualitas

1 Indek integritas nasional Skor 1-10 7,22 9

2 Survey kepuasan masyarakat

% 80 95 3 Persentase kepatuhan

pelaksanaan UU pelayanan public zona hijau

% K 64 L 15

100

C. Area Perubahan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi

1. Manajemen Perubahan

a. Aplikasi Manajemen Perubahan.

Manajemen Perubahan untuk mengubah secara sistematis dan konsisten

dari sistem dan mekanisme kerja organisasi serta pola pikir dan budaya

kerja individu atau unit kerja didalamnya menjadi lebih baik sesuai dengan

tujuan dan sasaran reformasi birokrasi. Target ini adalah, meningkatkan

komitmen pimpinan dan pegawai Badan Ketahanan Pangan dalam

melaksanakan Reformasi Birokrasi, terjadinya pola pikir dan budaya kerja

dan menurunnya risiko kegagalan karena timbulnya resistensi terhadap

perubahan. Adanya agen perubahan sebagai dasar meluruskan arah dan

sasaran reformasi birokrasi serta menjadi teladan bagi pegawai di

lingkungan Badan Ketahanan Pangan.

Page 34: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

29

b. Revolusi Mental.

Revolusi Mental adalah transformasi etos, yaitu perubahan mendasar

dalam mentalitas, cara berpikir, cara merasa dan cara mempercayai,

tercermin dalam perilaku dan tindakan sehari-hari.

Etos ini menyangkut semua bidang kehidupan PNS mulai dari ketaatan

jam kerja, pakaian seragam, penggunaan sarana dan prasarana, etika

dan sopan santun, capaian kinerja dan sebagainya. Begitu rupa, sehingga

mentalitas aparatur PNS Badan Ketahanan Pangan (yang terungkap

dalam praktik/kebiasaan sehari-hari) lambat laun berubah.

Pengorganisasian, rumusan kebijakan dan pengambilan keputusan

diarahkan untuk proses transformasi itu.

Isu birokrasi dipandang lambat, berbelit-belit, tidak inovatif, tidak peka,

inkonsisten, malas, feodal dan lainnya. Karena itu, mental model/perilaku

aparatur seperti ini harus menjadi fokus perubahan reformasi birokrasi.

Perubahan mental model/perilaku aparatur diharapkan akan mendorong

terciptanya budaya kerja positif yang kondusif bagi terciptanya birokrasi

yang bersih dan akuntabel, efektif dan efisien serta mampu memberikan

pelayanan yang berkualitas.

Perubahan mental aparatur tidak dapat dilakukan secara mandiri tetapi

juga harus didukung dengan perubahan pada sistem lain yang

memberikan batasan, aturan serta rambu-rambu yang memberikan

arahan bagi setiap aparatur birokrat Badan Ketahanan Pangan agar

berperilaku positif. Perubahan sistem ini menyangkut perubahan pada

sistem pengawasan, sistem akuntabilitas, sistem kelembagaan, sistem

tatalaksana, sistem manajemen SDM Aparatur Sipil Negara, sistem

peraturan perundang-undangan dan sistem manajemen pelayanan.

2. Penataan Peraturan Perundang-Undangan

Peraturan perundang-undangan yang tumpang tindih, disharmonis, dapat

diinterpretasi berbeda atau sengaja dibuat tidak jelas untuk membuka

kemungkinan penyimpangan.

Page 35: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

30

Kondisi seperti ini seringkali dimanfaatkan oleh aparatur untuk kepentingan

pribadi yang dapat merugikan negara. Karena itu, perlu dilakukan

perubahan/penguatan terhadap sistem peraturan perundang-undangan yang

lebih efektif dan menyentuh kebutuhan masyarakat.

3. Penataan dan Penguatan Organisasi

Penataan kelembagaan dapat dilihat dari indikator yang meliputi antara lain:

stuktur organisasi ramping (tidak banyak jenjang hirarki dan struktur

organisasi).

Penataan kelembagaan dapat diterapkan melalui:

a. Aliansi: Mensinergikan seluruh aktor pemerintah, dunia usaha dan

masyarakat dalam tim solid; Menyempurnakan kelembagaan yang efektif,

ramping, fleksibel, berdasarkan prinsip good governance;

Menyempurnakan struktur jabatan dan jabatan negeri; Reposisi jabatan

dan fungsional.

b. Restrukturisasi: Merubah struktur yang dipandang tidak sesuai dengan

tuntutan zaman dan tidak efektif dalam memajukan organisasi.

c. Reorientasi: Mendefinisikan kembali visi, misi, peran, strategi, implementasi

dan evaluasi kelembagaan pemerintah. Menerapkan strategi organisasi,

struktur organisasi efektif, efisien, rasional dan proporsional, Menerapkan

prinsip organisasi dengan pembagian tugas yang tepat dan jelas.

d. Refungsionalisasi: Tindakan/upaya memfungsikan kembali sesuatu yang

sebelumnya tidak/belum berfungsi mengarah pada penajaman

profesionalisme organisasi dalam mengemban visi.

e. Revitalisasi: Upaya tambahan kepada organisasi agar dapat

mengoptimalkan kinerja organisasi. Revitalisasi berkaitan perumusan

kembali tugas, kewenangan, anggaran, penambahan/penggantian

pendukung dalam melaksanakan tugas.

Kelembagaan dipandang belum berjalan secara efektif dan efisien. Struktur

yang terlalu gemuk dan memiliki banyak hirarki menyebabkan timbulnya

proses yang berbelit, kelambatan pelayanan dan pengambilan keputusan.

Perubahan pada sistem kelembagaan akan mendorong efisiensi, efektivitas

dan percepatan proses pelayanan dan pengambilan keputusan dalam

Page 36: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

31

birokrasi. Perubahan pada sistem kelembagaan diharapkan akan dapat

mendorong terciptanya budaya/perilaku yang lebih kondusif dalam upaya

mewujudkan birokrasi yang efektif dan efisien.

4. Penataan tatalaksana

Kejelasan proses bisnis/tatakerja/tatalaksana dalam instansi pemerintah juga

sering menjadi kendala penyelenggaraan pemerintahan. Berbagai hal yang

seharusnya dapat dilakukan secara cepat seringkali harus berjalan tanpa

proses yang pasti karena tidak terdapat sistem tatalaksana yang baik.

Yang perlu diperhatikan dalam penataan ketatalaksanaan yaitu: mekanisme

kerja internal, prosedur kerja, hubungan kerja eksternal, perencanaan,

pelaksanaan,pemantauan, evaluasi dan pengendalian, pengelolaan sarana

dan prasarana kerja, otomatisasi administrasi perkantoran, pemanfaatan

teknologi informasi (E-goverment), pengelolaan kearsipan yang handal.

Tujuan dari pada pendayagunaan ketatalaksanaan yaitu: mewujudkan tata

laksana yang ringkas, efektif, efisien dan transparan, pelayanan prima dan

pemberdayaan masyarakat. Kebijakan dalam Ketatalaksanaan diarahkan

pada perubahan manajemen dengan konsep manajemen modern agar cepat,

akurat, pendek jaraknya. Pemanfaatan teknologi modern yang relevan dengan

fungsi organisasi.

Kegiatan Pokok Ketatalaksanaan meliputi Menerapan peta proses bisnis,

menyempurnakan dan prosedur kerja efektif,ramping, fleksibel berdasar

prinsip kepemerintahan yang baik, menyempurnakan SAN untuk menjaga

keutuhan NKRI dan mempercepat proses desentralisasi, menyempurnakan

tatalaksana dan hubungan kerja antar lembaga di pusat dan antar pemerintah

pusat, provinsi dan kabupaten/kota, menciptakan administrasi pendukung dan

kearsipan yang efektif dan efisien.

Strategi Pendayagunaan Ketatalaksanaan diKementan melalui penciptaan

kerangka kerja peta proses bisnis, pemangkasan dan eliminasi mekanisme

kerja, prosedur dan mekanisme yang peluang terjadinya praktek KKN,

deregulasi dan debirokratisasi administrasi pemerintahan, perumusan Standar

Operating Procedures (SOP) administratif pemerintahan, penyusunan

Page 37: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

32

hubungan kerja eksternal/tata hubunngan kewenangan antar lembaga, antar

pemerintah pusat dan daerah serta antar daerah, optimalisasi pemanfaatan

teknologi (E-Goverment) dalam rangka modernisasi administrastif dan

manajemen pemerintahan, penataan pengelolaan arsip secara baik dan benar,

optimalisasi administrasi perkantoran, proses pengadaan perencanaan,

pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan pengendalian, pengelolaan sarana

dan prasarana kerja sesuai ketentuan yang berlaku dan lain-lain serta merubah

manajemen UP3 (Unit Pelaksana Pelayanan Pemerintah dari manajemen

birokratik ke manajemen wirausaha).

5. Penataan Sistem Manajemen SDM

Perilaku aparatur sangat dipengaruhi oleh bagaimana setiap instansi

pemerintah membentuk SDM Aparaturnya melalui penerapan sistem

manajemen SDM dan bagaimana Sistem Manajemen SDM diterapkan secara

nasional.

Sistem manajemen SDM yang tidak diterapkan dengan baik mulai dari

perencanaan pegawai, tidak menerapkan sistem CAT dalam pengadaan

pegawai. Sistem pola karir tidak jelas hingga pemberhentian akan berpotensi

menghasilkan SDM yang tidak kompeten. Hal ini akan berpengaruh pada

kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan. Karena itu,

perubahan dalam pengelolaan SDM harus selalu dilakukan untuk memperoleh

sistem manajemen SDM yang mampu menghasilkan pegawai ASN yang

profesional.

6. Penguatan Akuntabilitas

Kemampuan pemerintah untuk mempertanggungjawabkan berbagai sumber

yang diberikan kepadanya bagi kemanfaatan publik seringkali menjadi

pertanyaan masyarakat. Pemerintah dipandang belum mampu menunjukkan

kinerja melalui pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang mampu menghasilkan

outcome (hasil yang bermanfaat) bagi masyarakat. Karena itu, perlu diperkuat

penerapan sistem akuntabilitas yang dapat mendorong birokrasi Kementan

lebih berkinerja dan mampu mempertanggungjawabkan kinerjanya sesuai

dengan segala sumber-sumber yang dipergunakannya.

Page 38: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

33

7. Penguatan Pengawasan

Berbagai penyimpangan yang terjadi dalam birokrasi salah satu penyebabnya

adalah lemahnya sistem pengawasan. Kelemahan sistem pengawasan

mendorong tumbuhnya perilaku koruptif atau perilaku negatif lainnya yang

semakin lama semakin menjadi, sehingga berubah menjadi sebuah kebiasaan.

Karena itu perubahan perilaku koruptif aparatur harus pula diarahkan melalui

perubahan atau penguatan sistem pengawasan di Badan Ketahanan Pangan.

8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Pelayanan publik merupakan aspek lain yang selalu menjadi sorotan

masyarakat. Penerapan sistem manajemen pelayanan belum sepenuhnya

mampu mendorong peningkatan kualitas pelayanan, yang lebih cepat, murah,

berkekuatan hukum, nyaman, aman, jelas dan terjangkau serta menjaga

profesionalisme para petugas pelayanan. Karena itu, perlu dilakukan

penguatan terhadap sistem manajemen pelayanan publik agar mampu

mendorong perubahan profesionalisme para penyedia pelayanan serta

peningkatkan kualitas pelayanan.

Inti perubahan dari reformasi birokrasi adalah perubahan pada mental

aparatur. Tetapi perubahan tersebut tidak dapat dilakukan hanya melalui

langkah-langkah yang ditujukan langsung kepada aparatur, tetapi juga harus

ditujukan pada rencana program dan area perubahan yang diharapkan dapat

memperkuat pelaksanaan reformasi birokrasi.

Area perubahan dan hasil yang di harapkan dalam program reformasi birokrasi

pada tabel sebagai berikut:

Page 39: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

34

Tabel 2 Area Perubahan dan Hasil yang di Harapkan dari Reformasi Birokrasi Nasional

Tahun 2019

Area Perubahan Hasil yang diharapkan

1. Manajemen Perubahan a. Meningkatnya penerapan/internalisasi asas, prinsip, nilai dasar, kode etik, dan kode perilaku ASN, termasuk penguatan budaya kinerja dan budaya pelayanan

b. Meningkatnya penerapan budaya kerja positif di setiap instansi pemerintah

c. Meningkatnya integritas apararur d. Meningkatnya profesionalisme aparatur e. Meningkatnya citra positif aparatur sebagai pelayan

masyarakat f. Meningkatnya kepuasan masyarakat

2. Penataan Peraturan perundang-undangan

1. Meningkatnya keterlibatan publik dalam proses perumusan kebijakan

2. Meningkatknya kualitas regulasi yang melindungi, berpihak pada publik, harmonis, tidak tumpeng tindih dan mendorong iklim kondusif bagi publik.

3. Penataan dan Penguatan Organisasi

a. Meningkatnya kualitas pelaksanaan agenda reformasi birokrasi nasional;

b. Meningkatnya ketepatan ukuran, ketepatan fungsi dan sinergisme/kesinergisan kelembagaan Kementerian/lembaga pemerintah non kementerian/lembaga non struktural;

c. Menurunnya tumpang tindih tugas dan fungsi antar Kementerian/Lembaga dan antar Kementerian/Lembaga dengan Pemerintah daerah;

d. Meningkatnya kejelasan pembagian kewenangan antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota;

e. Meningkatnya sinergisme kelembagaan antara instansi pemerintah pusat dan daerah;

f. Meningkatnya sinergisme dan penguatan kelembagaan pada masing-masing bidang pembangunan;

g. Meningkatnya kinerja aparatur

4. Penataan Tatalaksana 1. Meningkatnya penerapan sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, cepat, terukur sederhana, transparan, partisipatif, dan berbasis e-Government;

2. Meningkatnya kualitas tata hubungan antara pemerintah pusat dan daerah;

3. Meningkatnya penerapan keterbukaan informasi publik;

4. Meningkatnya penerapan manajemen kearsipan yang handal;

5. Meningkatnya kualitas pelayanan

Page 40: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

35

Area Perubahan Hasil yang diharapkan

5. Penataan Sistem Manajemen SDM

a. Meningkatnya kemampuan unit yang mengelola SDM ASN untuk mewujudkan SDM ASN yang kompeten dan kompetitif

b. Meningkatnya kepatuhan instansi untuk penerapan manajemen SDM ASN yang berbasis merit

c. Meningkatnya jumlah instansi yang mampu menerapkan manajemen kinerja individu untuk mengidentifikasi dan meningkatkan kompetensi SDM ASN

d. Meningkatnya jumlah instansi untuk membentuk talent pool (kelompok suksesi) untuk pengembangan karier pegawai di lingkungannya

e. Meningkatnya jumlah instansi yang mampu mewujudkan sistem informasi manajemen SDM yang terintegrasi di lingkungannya

f. Meningkatnya penerapan sistem pengembangan kepemimpinan untuk perubahan

g. Meningkatnya pengendalian penerapan sistem merit dalam Manajamen SDM ASN

h. Meningkatnya profesionalisme aparatur

6. Penguatan Akuntabilitas a. Meningkatnya kualitas penerapan sistem akuntabilitas keuangan dan kinerja yang terintegrasi

b. Meningkatnya kualitas penerapan sistem pengadaan barang dan jasa yang adil, transparan dan profesional

c. Meningkatnya penerapan sistem manajemen kinerja nasional

d. Meningkatnya akuntabilitas aparatur

7. Penguatan Pengawasan a. Meningkatnya penerapan system pengawasan yang independent, professional dan sinergitas

b. Meningkatnya penerapan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN

c. Meningkatnya efisiensi penyelenggaraan birokrasi d. Menurunnya tingkat penyimpangan oleh aparatur e. Meningkatkan Opini BPK

8. Peningkatan Kualitas

Pelayanan Publik

a. Meningkatnya sistem monitoring dan evaluasi terhadap kinerja pelayanan public

b. Meningkatnya kualitas pelayanan publik sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat

c. Meningkatnya profesionalisme aparatur

Program dan kegiatan reformasi birokrasi Badan Ketahanan Pangan tentunya

mengacu pada kegiatan reformasi birokrasi nasional, adapun rincian kegiatan

reformasi birokrasi dalam program mikro pada tabel 3.

Page 41: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

36

Tabel 3

Sasaran Reformasi Birokrasi, Program Mikro dan Rencana Aksi Reformasi

Birokrasi

Sasaran Reformasi Birokrasi

Program Mikro Rencana Aksi

Birokrasi yang bersih dan akuntabel

Manajemen perubahan 1. Pembentukan dan updating Tim RB (Pokja PMPRB, Tim Asesor PMPRB)

2. Sosialisasi Road Map/Rencana Kerja RB

3. Pelaksanaan RB secara mandiri 4. Pendokumensian Reformasi

Birokrasi 5. Monitoring dan evaluasi

pelaksanaan RB 6. Pelaksanaan internalisasi

mendorong perubahan pola pikir dan budaya kerja

Penguatan Pengawasan

1. Monitoring dan evaluasi pengelolaan gratifikasi oleh Tim secara berkala serta pemantauan LHKPN dan LHKASN

2. Pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi Sistem Pengendalian Internal untuk memperoleh WBK/WBBM

3. Monitoring dan evaluasi penanganan pengaduan masyarakat oleh Tim secara berkala

4. Sosialisasi serta monitoring dan evaluasi Whistle Blowing System (WBS)

5. Penanganan dan sosialisasi benturan kepentingan

6. Pembangunan Zona Integritas secara intensif

Penguatan Akuntabilitas

1. Melibatkan pimpinan dalam penyusunan Renstra, Renja, PK

2. Monitoring dan evaluasi capaian kinerja oleh pimpinan langsung secara berkala

3. Pelaksanaan pelaporan akuntabilitas kinerja berbasis elektronik

Page 42: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

37

Sasaran Reformasi Birokrasi

Program Mikro Rencana Aksi

Birokrasi yang efektif dan efisien

Penataan dan Penguatan Organisasi

1. Monitoring dan evaluasi kinerja organisasi sampai dengan tingkat eselon IV

2. Melakukan penyempurnaan Organisasi Badan Ketahanan Pangan menyesuaikan hasil evaluasi organisasi

Penataan tatalaksana 1. Melakukan internalisasi Peta Proses Bisnis, Peta Lintas Fungsi, SOP Makro dan SOP Mikro serta monitoring dan evaluasi di apangan

2. Melakukan Integrasi e-goverment yang sudah ada dan rencana pengembangannya Implementasi kebijakan keterbukaan informasi publik serta monitoring dan evaluasi nya

Penataan Sistem Manajemen SDM

1. Penyusunan kebutuhan pegawai Badan Ketahanan Pangan sesuai kebutuhan Unit Kerja

2. Pengembangan pegawai berbasis kompetensi sesuai dengan rencana dan kebutuhan pengembangan kompetensi

3. Penerapan penetapan kinerja pegawai dan monev penilaian SKP secara berkala

4. Penegakan aturan/disiplin/kode etik pegawai dan monev-nya secara berkala

5. Implementasi Standar Kompetensi Jabatan (SKJ)

6. Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen ASN

Penataan Peraturan Perundang-undangan

1. Pelaksanaan, identifikasi, analisis dan pemetaan, penyempurnaan peraturan perundang-undangan yang tidak sinkron/relevan/disharmonisasi

2. Monitoring dan evaluasi peraturan perundang-undangan

Birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas

Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

1. Pelaksanaan standar pelayanan dan perbaikannya

2. Sosialisasi/pelatihan dalam upaya penerapan budaya pelayanan prima

3. Menerapkan sistem punishment/reward bagi

Page 43: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

38

Sasaran Reformasi Birokrasi

Program Mikro Rencana Aksi

pelaksana layanan serta pemberian kompensasi bagi penerima layanan apabila layanan tidak sesuai standar

4. Pengelolaan pengaduan 5. Pelaksanaan survey kepuasan

masyarakat 6. Monitoring dan evaluasi

pelayanan publik secara berkala 7. Peningkatan pelayanan publik

dengan inovasi pelayanan publik yang memanfaatkan teknologi informasi secara optimal

Program percepatan RB/ Quick Wins

1. Menyusun usulan penetapan unit kerja quick wins

2. Menyusun peta/matrik kebutuhan unit kerja yang akan dijadikan program quick wins RB Monev unit kerja quick wins secara berkala

Pelaksanaan program dan kegiatan di Badan Ketahanan Pangan kemajuan yang

telah diperoleh selama masa pelaksanaan reformasi birokrasi pada tahun 2018.

Pelaksanaan reformasi birokrasi, sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi hal-hal yang sudah dicapai dan berjalan dengan baik.

Langkah-langkah yang dilakukan terhadap hal-hal yang sudah berjalan dengan

baik adalah melalui pemeliharaan bahkan secara terus menerus

diperbaiki/ditingkatkan;

2. Mengidentifikasi permasalahan yang masih ditemukan.

Langkah-langkah yang dilakukan adalah mencari solusi melalui program-program

yang relevan dengan Reformasi Birokrasi Nasional;

3. Sebagai acuan untuk melaksanakan reancana aksi reformasi birokrasi dengan

Mengidentifikasi kondisi yang diharapkan bagi organisasi dimasa mendatang.

Langkah-langkah yang dilakukan adalah menyusun tahapan perencanaan dan

implementasinya secara terstruktur melalui program-program, atau melalui

langkah-langkah inovasi.

Adapun program-program pelaksanaan Reformasi Birokrasi sebagai acuan dan

langkah pelaksanaan reformasi birokrasi adalah sebagai berikut:

Page 44: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

39

a. Manajemen Perubahan

Tujuan dari program ini adalah untuk mengelola perubahan mekanisme kerja,

pola pikir dan budaya kerja birokrasi secara sistematis dan konsisten, sehingga

pelaksanaan reformasi birokrasi dapat berjalan dengan baik sesuai dengan

sasaran yang telah ditetapkan.

Hasil yang diharapkan dan ukuran keberhasilan dari pelaksanaan

program ini, antara lain adalah:

Hasil yang diharapkan Kriteria Keberhasilan

1. Meningkatnya komitmen dalam melakukan reformasi birokrasi

Tercapainya Indikator Kinerja : Tercapainya Indek Reformasi Birokrasi 2. Terjadinya perubahan pola pikir dan budaya

kerja (mental) birokrasi di setiap instansi pemerintah

3. Menurunnya risiko kegagalan yang disebabkan kemungkinan timbulnya resistensi terhadap perubahan

4. Mengimplementasikan Revolusi

b. Penataan Peraturan Perundang-Undangan

Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kualitas kebijakan

publik yang melindungi, berpihak pada publik, harmonis, tidak tumpang

tindih dan mendorong iklim kondusif bagi publik maupun bagi pemangku

kepentingan dalam pengambilan keputusan

Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan program ini, antara lain adalah:

Hasil yang diharapkan Kriteria Keberhasilan

1. Meningkatnya sinergi dalam proses harmonisasi peraturan perundang-undangan

Tercapainya indeks kinerja : Indek Reformasi Birokrasi Indek Profesionalisme SDM Indek E-Goverment

2. Meningkatnya peran serta publik dalam perumusan kebijakan

3. Meningkatnya dukungan publik terhadap

penerapan kebijakan pemerintah

4. Meningkatnya harmonisasi peraturan

perundang-undangan

Page 45: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

40

Hasil yang diharapkan Kriteria Keberhasilan

5. Meningkatnya kualitas peraturan perundang-undangan

c. Penataan dan Penguatan Organisasi

Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan program ini, antara lain adalah:

Tujuan dari program ini adalah untuk mendorong restrukturisasi

kelembagaan Kementerian Pertanian agar tepat fungsi dan bersinergi antar

UPT Teknis, sehingga mampu mendorong upaya perwujudan tata

pemerintahan yang baik.

Hasil yang diharapkan dan kriteria keberhasilan dari pelaksanaan program

ini, antara lain adalah:

Hasil yang diharapkan Kriteria Keberhasilan

1. Meningkatnya ketepatan ukuran dan fungsi kelembagaan

Tercapainya Indek Kelembagaan Indek integritas Nasional Indek Survey Masyarakat Indek Prestasi Kepatuhan

2. Meningkatkan sinergi pelaksanaan fungsi dan kewenangan

3. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi

tugas dan fungsi

4. Meningkatkan kinerja organisasi

5. Meningkatkan kualitas pelayanan

d. Penataan Tatalaksana

Tujuan dari program ini adalah untuk menyederhanakan proses manajemen

melalui berbagai pendekatan termasuk penggunaan teknologi informasi

dalam rangka efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan tugas pokok dan

fungsi

Hasil yang diharapkan dan Kriteria keberhasilan dari pelaksanaan program

ini, antara lain adalah:

Hasil yang diharapkan Kriteria Keberhasilan

1. Meningkatnya kecepatan berbagai proses tugas pokok dan fungsi

Tercapainya indeks kinerja: a) Indek Reformasi Birokrasi

Page 46: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

41

Hasil yang diharapkan Kriteria Keberhasilan

2. Meningkatnya efektivitas tata hubungan baik di dalam masing-masing unit kerja di lingkungan Badan Ketahanan Pangan

b) Indek Profesionalisme SDM c) Indek E-Goverment

3. Meningkatkan sinergi pelaksanaan fungsi dan kewenangan baik di dalam masing-masing unit kerja Badan Ketahanan Pangan

4. Meningkatnya efisiensi penggunaan

anggaran

5. Meningkatnya keterbukaan informasi

publik

6. Meningkatnya tata kelola mutasi

pegawai

e. Penataan Sistem Manajemen SDM

Tujuan dari program ini adalah untuk membangun dan memperkuat Sistem

Manajemen SDM Aparatur Sipil Negara di Badan Ketahanan Pangan.

Menciptakan aparatur sipil negara yang memiliki integritas, profesional,

netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi,

dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi

masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat

persatuan dan kesatuan sesuai dengan tujuan UU No. 5 Tahun 2014

tentang Aparatur Sipil Negara.

Hasil yang diharapkan dan Kriteria keberhasilan dari pelaksanaan program

ini, antara lain adalah:

Hasil yang diharapkan Kriteria Keberhasilan

1. Tertatanya sistem pengelolaan SDM ASN

Tercapainya indeks kinerja : a) Indek Reformasi Birokrasi b) Indek Profesionalisme SDM c) Indek E-Goverment

2. Meningkatnya integritas SDM ASN

3. Meningkatnya netralitas SDM ASN

4. Meningkatnya kesejahteraan SDM ASN

5. Meningkatnya kompetensi SDM ASN

6. Meningkatnya transparansi dalam rekruitmen pegawai ASN

7. Meningkatnya ketepatan perbandingan antara kompetensi dan kualifikasi yang diperlukan dengan kompetensi dan kualifikasi calon pegawai/pejabat ASN

Page 47: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

42

Hasil yang diharapkan Kriteria Keberhasilan

8. Meningkatnya profesionalisme pegawai ASN

9. Meningkatnya kemampuan Kemenerian Pertanian untuk penyiapan kader pimpinan yang kompeten di masing-masing instansi

f. Penguatan Akuntabilitas

Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kualitas perencanaan,

efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sumber daya

yang digunakan, serta meningkatkan kinerja organisasi.

Hasil yang diharapkan dan Kriteria keberhasilan dari pelaksanaan program,

ini antara lain adalah:

Hasil yang diharapkan Kriteria Keberhasilan

1. Meningkatnya pemanfaatan teknologi informasi dalam sistem perencanaan, penganggaran dan pelaporan

Terwujudnya Peningkatan Akuntabilitas semakin tinggi.

2. Meningkatnya efektivitas dan efisiensi sistem pelaporan

3. Meningkatnya efektivitas perencanaan dan penganggaran

4. Meningkatnya transparansi informasi laporan keuangan dan kinerja

g. Penguatan Pengawasan

Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan efektivitas

pengawasan dalam rangka mendorong penyelenggaraan pemerintahan

yang bersih dan bebas KKN.

Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan program ini, antara lain adalah:

Hasil yang diharapkan Kriteria Keberhasilan

1. Meningkatnya sinergi pelaksanaan pengawasan internal, eksternal dan masyarakat

Tercapainya indikator Kinerja: Tercapainya Opini WTP atas laporan Keuangan 2. Meningkatnya kepatuhan terhadap

peraturan perundang-undangan

Page 48: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

43

Hasil yang diharapkan Kriteria Keberhasilan

3. Mempertahankan opini WTP Tingkat Kematangan SPIP

4. Meningkatnya pengendalian internal

5. Meningkatkan Penyelenggaraan Pemerintahan yang bersih bebas KKN.

6. Meningkatkan Penyelenggaraan Pemerintahan yang bersih bebas KKN.

7. Menurunnya tingkat penyimpangan oleh aparatur

8. Meningkatkan Efisiensi penyelenggaraan Birokrasi

h. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan

publik.

Hasil yang diharapkan dan Kriteria keberhasilan dari pelaksanaan

program ini, antara lain:

Hasil yang diharapkan Kriteria Keberhasilan

1. Meningkatnya kemudahan, kepastian dan kecepatan proses pelayanan yang diberikan oleh kementerian/lembaga dan pemda

Tercapainya Indeks Pelayanan Publik yang berkualitas

2. Meningkatnya aksesibilitas pelayanan

3. Meningkatnya penggunaan teknologi informasi dalam pemberian pelayanan

4. Meningkatnya kompetensi SDM

pelayanan

5. Meningkatnya inovasi dalam pelayanan

publik

6. Meningkatnya partisipasi publik dalam

mendorong peningkatan kualitas pelayanan

7. Meningkatnya kepuasan masyarakat

terhadap pelayanan publik

Page 49: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

44

D. Rencana Aksi dan Prioritas Program Reformasi Birokrasi Badan Ketahanan

Pangan Tahun 2019.

Harapan pemangku kepentingan dalam program pelaksanaan reformasi birokrasi

adalah :

Birokrasi yang bersih dan akuntabel, Harapan pemangku kepentingan adalah :

1. Terwujudnya sistem nilai dan integritas birokrasi yang efektif.

2. Terwujudnya pengawasan yang independen, profesional, dan sinergis.

3. Terwujudnya kualitas pelaksanaan dan integrasi antara sistem akuntabilitas

keuangan dan kinerja.

4. Terwujudnya fairness, transparansi dan profesionalisme dalam pengadaan

barang dan jasa.

Birokrasi yang efektif dan efesien.

Harapan pemangku kepentingan adalah :

1. Terwujudnya penataan kelembagaan instansi pemerintah yang tepat ukuran,

tepat fungsi dan sinergis.

2. Terwujudnya bisnis proses yang sederhana, transparan, partisipatif, dan

berbasis e-Government.

3. Penerapan manajemen ASN yang transparan, kompetitif, dan berbasis merit

untuk mewujudkan ASN yang profesional dan bermartabat.

4. Penerapan sistem manajemen kinerja nasional yang efektif.

5. Peningkatan kualitas kebijakan publik.

Birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas.

Harapan pemangku kepentingan adalah :

1. Terwujudnya penguatan sistem, prosedur, pelayanan publik.

2. Terwujudnya peningkatan integritas dan kualitas SDM Pelayanan.

3. Terwujudnya budaya pelayanan.

4. Penetapan kebijakan Quick Wins.

5. Terwujudnya penguatan monev kinerja.

6. Terwujudnya efektivitas pengawasan.

7. Terwujudnya kebijakan sistem pengaduan yang terbuka.

Page 50: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

45

Pelaksanaan reformasi birokrasi di Badan Ketahanan Pangan telah dilaksanakan

dan telah mencapai indek nilai yang baik, Hasilnya terdapat isu strategis

berdasarkan evaluasi penilaian refomasi birokrasi, maka rencana aksi reformasi

birokrasi Badan Ketahanan Pangan dengan indentifikasi terhadap harapan

pemangku kepentingan terhadap keberhasilan kegiatan rencana aksi yang akan

dilaksanakan dalam pada Tahun 2019 sebagaimana pada tabel 4.

Tabel 4

Program Mikro, Isu Permasalahan Strategis dan Rencana Kegiatan

Reformasi Birokrasi Badan Ketahanan Pangan Tahun 2019

Program Mikro Isu Permasalahan

Strategis Rencana Kegiatan

Manajemen Perubahan

1. Belum terdokumentasinya peran pimpinan dan seluruh pegawai dalam setiap kegiatan pelaksanaan reformasi birokrasi

2. Monev pelaksanaan RB belum dilaksanakan secara mandiri di unit kerja karena masih mengikuti kegiatan Kementerian Pertanian

3. Agen perubahan belum menunjukan peran secara aktif dalam menerapkan tugas dan tanggung jawab-nya

4. Implementasi kegiatan revolusi mental

1. Menerbitkan SK Kepala Badan Ketahanan Pangan tentang Pokja PMPRB danTim Asesor PMPRB

2. Mensosialisaskan Road Map dan Rencana Kerja RB

3. Melakukan pelaksanaan RB secara mandiri

4. Melakukan penataan dokumentasi Reformasi Birokrasi dengan baik dalam setiap kegiatan yang terkait dengan RB

5. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan RB minimal setahun sekali

6. Melakukan internalisasi mendorong perubahan pola pikir dan budaya kerja, antara lain : - Mengusulkan diklat agen

perubahan - Setiap agen perubahan

menyusun rencana aksi - Monitoring dan evaluasi

pelaksanaan program/rencana aksi agen perubahan

- Sosialisasi gerakan/kegiatan revolusi mental lingkup Badan Ketahanan Pangan

- Monitoring dan evaluasi kegiatan revolusi mental

Page 51: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

46

Program Mikro Isu Permasalahan

Strategis Rencana Kegiatan

Penataan Peraturan Perundang-undangan

1. Evaluasi peraturan perundang-undangan yang tidak harmonis belum dilakukan secara berkala

2. Penyempurnaan peraturan perundang-undangan belum optimal (termasuk deregulasi peraturan perundangan yang menghambat)

1. Melakukan pelaksanaan identifikasi, analisis dan pemetaan peraturan perundang-undangan yang tidak sinkron/relevan/disharmonisasi serta mengusulkan perubahannya

2. Melakukan penyusunan peraturan perundang-undangan sesuai ketentuan Undang-UndangNomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangandalam setiap penyusunan peraturan Perundang-undangan yang diprakarsai oleh Badan Ketahanan Pangan

3. Melakukan monitoring dan evaluasi peraturan perundang-undangan

Penataan dan Penguatan Organisasi

Evaluasi organisasi sudah dilaksanakan di Badan Ketahanan Pangan, namun mengikuti penataan kelembagaan di Kementerian Pertanian. Yaitu setiap 5 tahun

1. Monitoring dan evaluasi kinerja organisasi sampai dengan tingkat eselon IV

2. Melakukan penyempurnaan Organisasi Badan Ketahanan Pangan menyesuaikan hasil evaluasi organisasi

Penataan Tatalaksana

1. Peta bisnis proses sudah dijabarkan dalam peta lintas fungsi, SOP Makro dan SOP Mikro, namun belum di internalisasikan kepada seluruh pemangku kepentingan

2. Monev SOP sudah dilakukan setiap tahun.Namun penyusunan SOP belum mengacu pada Peta bisnis proses. Peta Bisnis Proses Kementan baru tersusun Tahun 2018

1. Melakukan internalisasi Peta Proses Bisnis, Peta Lintas Fungsi, SOP Makro dan SOP Mikro serta monitoring dan evaluasi di lapangan secara berkala

2. Melakukan Integrasi e-goverment yang sudah ada

3. Menyusun peta/matrik e-government, rencana pengembangannya serta monitoring dan evaluasinya secara berkala

4. Mengimplementasikan kebijakan keterbukaan informasi publik serta monitoring dan evaluasinya secara berkala

Page 52: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

47

Program Mikro Isu Permasalahan

Strategis Rencana Kegiatan

3. Implementasi perkembangan e-goverment belum terintegrasi

4. Pengembangan inovasi egoverment masih belum optimal

Penataan Sistem Manajemen SDM

1. Pengembangan pegawai berbasis kompetensi belum optimal dilaksanakan

2. Penilaian kinerja individu (SKP) belum sepenuhnya berdasarkan capaian kinerja masing-masing individu

3. Monev pelaksanaan aturan/disiplin/kode etik belum optimal dilakukan

1. Melakukan identifikasi kebutuhan pegawai Badan Ketahanan Pangan sesuai kebutuhan Unit Kerja

2. Pengembangan pegawai berbasis kompetensi sesuai dengan rencana dan kebutuhan pengembangan kompetensi, antara: - Melakukan identifikasi

kebutuhan pelatihan pegawai berbasis kompetensi sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing

- Monitoring dan evaluasi pengembangan kompetensi pegawai secara berkala

3. Menerapkan penetapan kinerja pegawai serta monitoring dan evaluasi penilaian SKP secara berkala

4. Menerapkan penegakan aturan/disiplin/kode etik pegawai serta monitoring dan evaluasinya secara berkala

5. Implementasi Standar Kompetensi Jabatan (SKJ) dengan melaksanakan evaluasi jabatan berdasarkan SKJ

6. Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen ASN oleh pegawai

Penguatan Akuntabilitas Peran pimpinan dalam penyusunan rencana strategis, PK dan pemantauan capaian kinerja belum optimal dilakukan

1. Melibatkan pimpinan dalam penyusunan Renstra, Renja, PK

2. Monitoring dan evaluasi capaian kinerja oleh pimpinan langsung secara berkala

3. Pelaksanaan pelaporan akuntabilitas kinerja berbasis elektronik

Page 53: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

48

Program Mikro Isu Permasalahan

Strategis Rencana Kegiatan

Penguatan Pengawasan

1. Sistem pengendalian gratifikasi belum optimal dilakukan

2. Penanganan pengaduan masyarakat belum optimal dilakukan

3. WBS belum disosialisasikan di seluruh unit organisasi

1. Monitoring dan evaluasi pengelolaan gratifikasi oleh Tim secara berkala serta pemantauan LHKPN dan LHKASN

2. Pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi Sistem Pengendalian Internal untuk memperoleh WBK/WBBM

3. Monitoring dan evaluasi penanganan pengaduan masyarakat oleh Tim secara berkala

4. Sosialisasi serta monitoring dan evaluasi Whistle Blowing System (WBS)

5. Penanganan dan sosialisasi benturan kepentingan

6. Pembangunan Zona Integritas secara intensif

Peningkatan kualitas Pelayanan Publik

1. Pelayanan publik masih belum memanfaatkan teknologi informasi secara optimal

2. Punishment/reward bagi pelaksana layanan dan kompensasi bagi penerima layanan apabila layanan tidak sesuai standar belum ditetapkan

3. Punishment/reward bagi pelaksana layanan dan reward bagi penerima layanan apabila layanan tidak sesuai standar belum ditetapkan

4. Inovasi pelayanan publik belum optimal

1. Melakukan pelaksanaan standar pelayanan dan perbaikannya

2. Melakukan sosialisasi/pelatihan dalam upaya penerapan budaya pelayanan prima

3. Menerapkan sistem punishment/reward bagi pelaksana layanan serta pemberian kompensasi bagi penerima layanan apabila layanan tidak sesuai standar, antara lain : - Menyusun usulan

pemberian kompensasi bagi penerima layanan apabila layanan tidak sesuai standar

4. Pengelolaan pengaduan 5. Pelaksanaan survey kepuasan

masyarakat 6. Monitoring dan evaluasi

pelayanan publik secara berkala

7. Peningkatan pelayanan publik dengan inovasi pelayanan publik yang memanfaatkan teknologi informasi secara optimal, antara lain :

Page 54: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

49

Program Mikro Isu Permasalahan

Strategis Rencana Kegiatan

- Menyusun peta/matrik usulan inovasi pelayanan publik dan perkembangannya

- Optimalisasi inovasi pelayanan publik

- Monitoring dan evaluasi inovasi pelayanan publik

Program percepatan RB/ Quick Wins

Penetapan salah satu unit kerja sebagai quick wins program RB belum optimal dilakukan

1. Menyusun usulan penetapan unit kerja quick wins

2. Menyusun peta/matrik kebutuhan unit kerja yang akan dijadikan program quick wins RB

3. Monitoring dan evaluasi unit kerja quick wins secara berkala

Tabel 5

Arah Kebijakan dan Strategi Pelaksanaan Kegiatan Teknis Badan Ketahanan

Pangan Tahun 2019

Arah Kebijakan Strategi Pelaksanaan Kegiatan

pemantapan ketahanan pangan, yang

meliputi aspek ketersediaan pangan,

keterjangkauan pangan dan

pemanfaatan pangan

Memprioritaskan pelaksanaan kegiatan di

daerah rentan rawan pangan

Meningkatkan akses masyarakat terhadap

pangan melalui kegiatan produktif

berbasis pertanian

Menjaga stabilitas pasokan dan harga

pangan melalui penguatan kelembagaan

distribusi pangan

Meningkatkan pemanfaatan dan

pengolahan sumber daya pangan lokal

sesuai potensi wilayah

Promosi dan edukasi kepada masyarakat

untuk memanfaatkan pangan B2SA

Pengawasan kualitas dan keamanan

pangan segar asal tumbuhan

E. Agenda Prioritas Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Badan Ketahanan Pangan

Tahun 2019.

1. Pelaksanaan program percepatan (Quick Wins), kegiatan ini dilaksanakan

untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan publik dan

Page 55: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

50

mendukung program reformasi birokrasi serta kebijakan strategis kedaulatan

pangan Badan Ketahanan Pangan.

2. Riviu agen perubahan kegiatan ini dilakukan agar agen perubahan secara

aktif menerapkan tugas dan tanggungjawab dalam perubahan pola pikir dan

budaya kerja dalam kerangka reformasi birokrasi.

3. Analisis organisasi secara menyeluruh dan simultan, kegiatan ini untuk

ketapatan ukuran dan fungsi organisasi hal ini sangat berkaitan dengan

penyempurnaan analisis jabatan dan uraian tugas jabatan dan memberikan

informasi kebutuhan dan kekurangan pegawai yang berkaitan dengan

formasi serta meningkatkan manajemen SDM Aparatur.

4. Penyempurnaan bisnis proses dan SOP, kegiatan ini dilaksanakan dalam

rangka meningkatkan proses manajemen di lingkungan Internal Badan

Ketahanan Pangan.

5. Pengembangan aflikasi e-goverment, kegiatan ini dilaksanakan dalam

kerangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi dan percepatan

dalam pelaksanaan pelayanan publik.

6. Penyempurnaan analisis jabatan dan analisis beban kerja kegiatan ini

dilaksanakan untuk mendukung penetapan standar kompetensi jabatan,

penilaian kinerja pegawai, perencanaan pegawai, pengalihan jabatan dan

sistem pola karir pegawai.

7. Wilayah bebas korupsi untuk membangun budaya kondusif dan

meningkatkan kinerja Badan Ketahanan Pangan.

Page 56: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

51

BAB IV PROGRAM PERCEPATAN (QUICK WINS) REFORMASI BIROKRASI

BADAN KETAHANAN PANGAN

Landasan hukum untuk membangun penyelenggaraan negara yang bersih dan

bebas dari KKN dan peningkatan kualitas pelayanan publik telah ditetapkan Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan

Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009

tentang Pelayanan Publik serta peraturan perundang-undangan lainnya.

Dalam rangka membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap

birokrasi, maka salah satu dari delapan area perubahan reformasi birokrasi

mangamanatkan pelaksanaan quick wins, yaitu suatu program yang dimaksudkan

untuk membangun kepercayaan masyarakat (public trust building). Oleh karena itu

layanan yang dipilih dalam rangka Quick Wins ini haruslah layanan yang mempunyai

daya ungkit (key leverage) yang terkait dengan perbaikan pada produk utama (core

business) suatu instansi. Hasil dari perubahan ini dapat dengan mudah terlihat dan

manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat pelanggan maupun

pemangku kepentingan (stakeholders) instansi tersebut.

Beberapa permasalahan utama yang berkaitan dengan birokrasi antara lain

seperti pada aspek sumber daya manusia aparatur, adalah masih rendahnya kualitas,

integritas, disiplin dan produktivitas; pada aspek akuntabilitas kinerja diketahui masih

terjadinya praktek penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang dalam proses

penyelenggaraan pemerintahan; pelayanan publik yang belum dapat

mengakomodasi kepentingan seluruh masyarakat dan belum memenuhi hak-hak

dasar warga negara; dan pola pikir dan budaya kerja birokrat yang belum sepenuhnya

mendukung birokrasi yang efisien, efektif dan produktif, dan profesional, telah

mengakibatkan menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat kepada birokrasi.

Sehubungan dengan itu, langkah awal pelaksanaan reformasi birokrasi yang

harus dilakukan adalah membangun kepercayaan masyarakat (publik trust building)

kepada birokrasi. Strategi yang dilakukan untuk membangun kembali kepercayaan

masyarakat adalah dengan menetapkan program Quick Wins (percepatan) sebagai

salah satu kegiatan reformasi birokrasi.

Page 57: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

52

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 13 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Quick Wins. Kegiatan-

kegiatan dalam program percepatan ini harus kegiatan-kegiatan yang mempunyai

daya ungkit (key leverage) yang terkait dengan perbaikan pada produk utama (core

business) suatu Kementerian/Lembaga.

Kriteria yang digunakan untuk menentukan program percepatan meliputi:

a. berasal dari program-program reformasi birokrasi, yang terdapat di dalam Road

Map Reformasi Birokrasi.

b. merupakan bagian utama (core business) dari peran, tugas, fungsi, dan

karakteristik Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah yang bersangkutan;

c. memberikan dampak perbaikan yang besar dan dapat dirasakan oleh para

pemangku kepentingan eksternal dan internal Kementerian/Lembaga dan

Pemerintah Daerah;

d. langsung bersentuhan dengan kebutuhan minimal masyarakat, untuk

lembaga/unit kerja yang langsung berinterrelasi, berinteraksi, dan bertransaksi

langsung dengan pemangku kepentingan dan masyarakat.

e. merupakan sebuah aktivitas nyata dan dirasakan manfaatnya secara cepat oleh

pemangku kepentingan utama eksternal dan internal Kementerian/ Lembaga dan

Pemerintah Daerah.

f. dapat diselesaikan dalam jangka waktu relatif cepat program perubahan terhadap

masyarakat.

Badan Ketahanan Pangan melakukan Program quick wins dalam rangka

memberikan dampak positif jangka pendek yang dapat dirasakan oleh

publik/masyarakat sebagai outcome dari langkah-langkah reformasi birokrasi yang

dilakukan oleh pemerintah. Program Quick Wins di Badan Ketahanan Pangan

sebagai berikut:

A. Program Quick Wins Reformasi Birokrasi Badan Ketahanan Pangan

1. Melaksanakan Kampaye Gerakan Revolusi Mental.

Kampaye Gerakan Revolusi Mental ini dilakukan melalui sarana komunikasi;

brosur, pamflet, dan sarana lainnya. Implementasi Gerakan Refolusi Mental

di Badan Ketahanan Pangan dengan melaksanakan Program “Gerakan

Page 58: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

53

Permak” Gerakan Revolusi Mental Anti Korupsi. Program ini berkaitan dengan

Peningkatan akuntabilitas kinerja dalam rangka meningkatkan pelayanan

publik.

2. Melaksanakan Penataan Organisasi.

Penataan organisasi di Badan Ketahanan Pangan dengan melakukan

evaluasi organisasi secara keseluruhan. Dengan tujuan memastikan bahwa

pelaksanaan seluruh aktivitas organisasi yang berkaitan dengan jumlah

Sumberdaya Manusia terhadap beban pekerjaan memberikan dampak efektif

dan efisien.

3. Penguatan Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN)

Badan Ketahanan Pangan dalam program penguatan manajemen aparatur

sipil negara yang transparan, kompetitif, berintegritas dan berbasis merit

dengan mengimplentasikan Undang Undang Aparatur Sipil Negara yang

meliputi manajemen pegawai negeri sipil, Pola Karir melalui sistem

Assesment, Disiplin Pegawai, Penilaian Kinerja dan lain-lain, agar

implementasi manajemen ASN yang transparan, kompetitif, berintegritas dan

berbasis merit dapat diwujudkan.

4. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Sesuai UU Nomor 25/2009 tentang Pelayanan Publik, setiap penyelenggara

pelayanan publik wajib mengelola pengaduan. Pengelolaan pengaduan yang

efektif dapat menjadi pendorong peningkatan kualitas pelayanan publik yang

signifikan. Sebagai upaya untuk mendorong peningkatan kualitas pelayanan

publik melalui pengelolaan pengaduan,

5. Penguatan Akuntabilitas Kinerja dan evaluasi Pelayanan Publik.

Dalam rangka penguatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilakukan

evaluasi terhadap pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah

(SAKIP).

Sebagai upaya pencegahan korupsi, Pemerintah menerbitkan kebijakan

penerapan Zona Integritas. Untuk meningkatkan akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah, sebagaimana dasar hukum pelaksanaan dari Surat Kementerian

PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian

Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah. Dan lain-lain.

Page 59: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

54

B. Program Quick Wins Badan Ketahanan Pangan dalam Skala Nasional

Program Quick Wins Nasional Reformasi birokrasi merupakan program-program

yang secara nasional dipandang strategis dan memiliki dampak positif dalam

jangka waktu secara langsung bagi perbaikan birokrasi. Program Quick Wins

nasional dapat menjadi program Quick Wins instansional sesuai dengan bidang

tugasnya masing-masing. Program Quick Wins Badan Ketahanan Pangan secara

nasional adalah Pemberdayaan Pekarangan Pangan;

C. Program Quick Wins Reformasi Birokrasi Instansional

Program Quick Wins Reformasi Birokrasi Instansional adalah program Quick Wins

yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh masing-masing instansi. Setiap instansi

harus memilih Quick Wins yang sejalan dengan bidang tugas utamanya, terutama

yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat, sehingga masyarakat dapat

langsung merasakan perubahan yang sedang dilakukan oleh masing-masing

instansi.

Jenis pelayanan adalah jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan

berupa pencatatan, penelitian, pengambilan keputusan, dokumentasi dan

kegiatan tata usaha lainnya secara keseluruhan menghasilkan produk akhir

berupa dokumen, misalnya sertifikat, ijin-ijin, rekomendasi, keterangan dan lain-

lain. Di lingkungan Badan Ketahanan Pangan jenis layanan administratif meliputi

antara lain:

1. Penerbitan Health Certificate atau sertifikat keamanan pangan lainnya;

2. Layanan pendaftaran PSAT dengan memperhatikan pelimpahan PSAT dari

BPOM;

3. Pendaftaran Rumah Kemas mendukung ekspor;

4. Pendaftaran online melalui Online Single Submission (OSS).

Page 60: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

55

BAGIAN V

MANAJEMEN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI

A. Organisasi

Pelaksanaan reformasi birokrasi dapat berjalan dengan baik, maka perlu

dilakukan pengelolaan yang baik. Untuk itu, perlu dibentuk tim yang diberi tugas

untuk melakukan pengelolaan reformasi birokrasi agar seluruh rencana aksi dapat

dilaksanakan sesuai dengan target dan jadwal yang telah ditentukan.

Pelaksanaan reformasi birokrasi tahun 2019, untuk organisasi pelaksanaan

reformasi birokrasi terdiri dari 2 (dua) tingkatan, yaitu Tim Pengarah dan Tim

Pelaksana. Tugas-tugas setiap tingkatan tim reformasi birokrasi sebagai berikut:

Tim Pengarah Reformasi Birokrasi:

Ketua : Kepala Badan Ketahanan Pangan

Sekretaris : Sekretaris Badan Ketahanan Pangan

Anggota : 1. Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan

2. Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan

3. Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan

Keamanan Pangan

Tugas dari Tim Pengarah:

Memberikan arahan kepala Pelaksana Tim Reformasi Birokrasi berkaitan dengan

pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Badan Ketahanan Pangan.

Tim Pelaksana Reformasi Birokrasi:

Ketua : Sekretaris Badan Ketahanan Pangan

Sekretaris : Kepala Bagian Umum

Anggota : 1. Kepala Bagian Perencanaan

2. Kepala Bagian Keuangan dan Perlengkapan

3. Kepala Bagian Evaluasi dan Pelaporan

4. Kepala Bidang Ketersediaan Pangan

5. Kepala Bidang Akses Pangan

6. Kepala Bidang Kerawanan Pangan

Page 61: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

56

7. Kepala Bidang Distribusi Pangan

8. Kepala Bidang Harga Pangan

9. Kepala Bidang Cadangan Pangan

10. Kepala Bidang Konsumsi Pangan

11. Kepala Bidang Penganekaragaman Pangan

12. Kepala Bidang Keamanan Pangan

13. Kepala Sub Bagian Organisasi dan Kepegawaian,

Bagian Umum

Tugas dari Tim Pelaksana:

1. Merumuskan dan menyusun Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian

Pertanian Tahun 2015-2019 sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku dan perkembangan pelaksanaan program serta kegiatan

reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Pertanian

2. Melaksanakan program dan kegiatan reformasi birokrasi Kementerian

Pertanian dengan mengacu pada Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian

Pertanian Tahun 2015-2019 dan peraturan perundang-undangan yang berlaku

3. Melakukan kerjasama dengan Tim Reformasi Birokrasi Nasional (TRBN) dan

Unit Pengelola Reformasi Birokrasi Nasional (UPRBN) dalam melaksanakan

program dan kegiatan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Pertanian

4. Melakukan koordinasi dengan unit kerja atau satuan kerja di lingkungan

Kementerian Pertanian dalam melaksanakan program dan kegiatan reformasi

birokrasi

5. Melakukan sosialisasi dan internalisasi kepada pegawai, serta masyarakat

tentang pelaksanaan program dan kegiatan reformasi birokrasi di lingkungan

Kementerian Pertanian

6. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan program dan

kegiatan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Pertanian

7. Menyusun laporan kemajuan pelaksanaan program dan kegiatan reformasi

birokrasi di Lingkungan Kementerian Pertanian

Reformasi birokrasi dilaksanakan dengan membentuk kelompok kerja penilaian

mandiri pelaksanaan reformasi birokrasi Badan Ketahanan Pangan serta

Page 62: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

57

menjadikan pegawai di seluruh jajaran unit kerja menjadi bagian dari pelaksana

reformasi birokrasi.

Tugas dari Kelompok Kerja Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi

(PMPRB) Badan Ketahanan Pangan:

1. Manajemen Perubahan mempersiapkan dokumen antara lain roadmap

Reformasi Birokrasi yang sudah disusun, pemantauan dan evaluasi terhadap

reformasi birokrasi dan perubahan pola pikir serta budaya kerja;

2. Penguatan Peraturan Perundang-Undangan menyiapkan bahan dokumen

penilaian terhadap identifikasi harmonisasi dan sistem pengendalian peraturan

perundang-undangan;

3. Penataan dan Penguatan Organisasi menyiapkan dokumen penilaian

terhadap evaluasi organisasi dan penataan organisasi;

4. Penataan Tatalaksana menyiapkan dokumen terkait proses bisnis dan standar

operasional prosedur (SOP), pengembangan e-goverment dan kebijakan

keterbukaan informasi publik;

5. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur menyiapkan dokumen

perencanaan kebutuhan pegawai, obyek akuntabilitas dan bebas KKN,

pengembangan pegawai, penetapan kinerja individu, penegakkan aturan

disiplin dan perilaku pegawai, pelaksanaan evaluasi jabatan dan sistem

informasi pegawai;

6. Penguatan Pengawasan menyiapkan dokumen terkait kebijakan penanganan

gratifikasi, penerapan SPI, pengaduan masyarakat, wistle-blowing system,

penanganan benturan kepentingan, pembangunan zona integritas dan aparat

pengawasan intern pemerintah;

7. Penguatan Akuntabilitas menyiapkan dokumen terkait keterlibatan pimpinan

dan pengelolaan akuntabilitas kinerja;

8. Kualitas Pelayanan Publik menyiapkan dokumen terkait budaya pelayanan

prima, pengelolan pengaduan, penilaian kepuasan terhadap pelayanan dan

pemanfaatan teknologi informasi.

Page 63: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

58

B. Monitoring dan Evaluasi.

1. Monitoring

Monitoring pelaksanaan reformasi birokrasi dilakukan lingkup Kantor Pusat

Monitoring dan evaluasi antara lain :

a. Pertemuan rutin dengan pimpinan Eselon I s.d II serta Penangung jawab

Kegiatan untuk membahas kemajuan, hambatan yang dihadapi, dan

penyesuaian yang perlu dilakukan untuk merespon permasalahan atau

perkembangan lingkungan strategis. Pertemuan untuk merespon

permasalahan yang harus cepat diselesaikan;

b. Survey terhadap kepuasan masyarakat dan pengaduan masyarakat;

c. Pengukuran target-target kegiatan reformasi birokrasi sebagaimana

diuraikan dalam Road Map dengan realisasinya;

d. Pertemuan dalam rangka Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi

Birokrasi, yang dikoordinasikan oleh Inspektorat.

2. Evaluasi

Evaluasi dilakukan untuk menilai kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi

secara keseluruhan termasuk tindak lanjut hasil monitoring yang dilakukan

pada saat pelaksanaan kegiatan reformasi Birokrasi.

Evaluasi dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut:

a. Evaluasi semesteran atau tahunan di tingkat unit kerja yang dipimpin

oleh pimpinan Ketua Pelaksana. Evaluasi dilakukan secara menyeluruh

terhadap seluruh prioritas yang telah ditetapkan;

b. Evaluasi semesteran atau tahunan, yang dipimpin langsung oleh Ketua

Tim Pelaksana Reformasi Birokrasi;

c. Evaluasi semesteran atau tahunan dipimpin langsung oleh Ketua Tim

Pengarah Reformasi Birokrasi.

Berbagai informasi yang digunakan sebagai bahan pengambilan

keputusan dapat diperoleh dari:

a. Hasil-hasil monitoring;

b. Survey kepuasan masyarakat dan pengaduan masyarakat;

c. Pengukuran target-target kegiatan reformasi birokrasi sebagaimana

diuraikan dalam Road Map dengan realisasinya;

Page 64: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

59

d. Pertemuan dalam rangka Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi

Birokrasi, yang dikoordinasikan oleh Inspektorat.

Page 65: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

60

BAB VI PENUTUP

Proses reformasi di Badan Ketahanan Pangan adalah sebuah perjalanan

panjang dan bukan hal yang mudah untuk dilaksanakan, mengingat bahwa

perubahan ini ditujukan pada perubahan pola pikir (mindset), budaya kerja (cultural

set) dan sistem manajemen pemerintahan sebagai faktor yang menentukan

keberhasilan reformasi birokrasi guna mewujudkan pemerintahan yang bersih dan

bebas KKN, peningkatan kualitas pelayanan publik dan peningkatan kapasitas dan

akuntabilitas kinerja birokrasi.

Birokrasi dikelola berdasarkan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik dan

profesional. Birokrasi harus sepenuhnya mengabdi pada kepentingan rakyat dan

bekerja untuk memberikan pelayanan prima, transparan, akuntabel, dan bebas dari

praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Semangat inilah yang mendasari

pelaksanaan reformasi birokrasi di Kementerian Pertanian dan menjadi tolok ukur

Keberhasilan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi secara Nasional.

Pelaksanaan reformasi birokrasi di Badan Ketahanan Pangan harus mampu

mendorong perbaikan dan peningkatan kinerja birokrasi pemerintah. Kinerja akan

meningkat apabila ada motivasi yang kuat secara keseluruhan. Motivasi akan muncul

jika setiap program/kegiatan yang dilaksanakan menghasilkan keluaran (output), nilai

tambah (value added), hasil (outcome), dan manfaat (benefit) yang lebih baik dari

tahun ke tahun, disertai dengan sistem reward dan punishment yang dilaksanakan

secara konsisten dan berkelanjutan.

Page 66: ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/ROADMAP RB 2019 per 24052019.pdf · ii Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005

61

LAMPIRAN