rmk etika profesi dan kewajiabn hukum auditor

Upload: randy-dillon

Post on 10-Oct-2015

12 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

RINGKASAN MATERI KULIAH AUDITING

PROFESSIONAL ETHICS AND AUDITORS LEGAL LIABILITYOLEH : ZULFAKARETIKA PROFESISebagian besar orang mendefinisikan perilaku tidak etis sebagai perilaku yang berbeda dari sesuatu yang seharusnya dilakukan .Terdapat dua alasan mengapa orang bertindak tidak etis :

standar etika seseorang berbeda dari masyarakat umum.

seseorang memilih bertindak semaunya .

Dilema etika adalah situasi yang dihadapi seseorang dimana keputusan mengenai perilaku yang layak harus dibuat. Semakin majunya perkembangan jaman, maka dikembangkan kerangka formal untuk memecahkan dilema etika yang dinamakan pendekatan enam langkah :

1. Mendapatkan fakta-fakta yang relevan

2. Menentukan isu-isu etika dari fakta-fakta

3. Menentukan siapa dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi oleh dilema

4. Menentukan alternatif yang tersedia bagi orang yang harus memecahkan dilema

5. Menentukan konsekuensi yang mungkin dari setiap alternatif

6. Menetapkan tindakan yang tepat

Terdapat beberapa cara bagi profesi akuntan publik dan masyarakat untuk mendorong para akuntan publik agar berprilaku secara benar dan untuk melaksanakan audit beserta jasa-jasa yang berkaitan dengan profesinya dengan standar mutu yang tinggi yaitu :

1. Kode Perilaku Profesional .

Merupakan ketentuan umum mengenai perilaku yang ideal atau peraturan khusus yang menguraikan berbagai tindakan yang tidak dapat dibenarkan . Menurut AICPA kode perilaku profesional terdiri dari :

prinsip-prinsip, meliputi lima prinsip yang harus dipatuhi oleh semua anggota AICPA yaitu tanggung jawab, kepentingan masyarakat, integritas, kemahiran, lingkup dan sifat jasa dan satu prinsip untuk anggota AICPA yang memberikan jasa atestasi yaitu obyektivitas dan independensi .

peraturan perilaku, meliputi standar minimum perilaku praktisi yang ditetapkan profesi dan merupakan keharusan .

interpretasi, tidak merupakan keharusan tetapi praktisi harus memahaminya

ketetapan etika, penjelasan dan jawaban yang diterbitkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan peraturan perilaku yang diajukan oleh praktisi dan lainnya.tidak merupakan keharusan tapi praktisi harus memahaminya.

Penerapan Peraturan Perilaku, Anggota dalam praktek publik harus bersikap independen dalam melaksanakan jasa profesionalnya seperti disyaratkan menurut standar yang disusun oleh lembaga-lembaga yang dibentuk oleh dewan. Beberapa konflik independensi yang biasa timbul :

1. Kepentingan keuangan .

2. nterpretasi dari independensi Integritas dan Obyektifitas, Auditor harus mempertahankan integritas dan obyektifitas dan bebas dari perbedaan kepentingan dan tidak dengan sengaja salah mengemukakan fakta-fakta atau mendelegasikan pertimbangan-pertimbangannya pada orang lain .

Standar-standar teknis, Anggota harus mentaati standar-standar berikut dan interpretasinya yaitu : kompetensi profesional, kepedulian profesional, perencanaan dan pengwasan, dan data relevan yang mencukupi.

Ketaatan pada standard, Anggota yang melaksanakan audit, penelaahan, kompilasi, bantuan manajemen, perpajakan , atau jasa profesional lainnya harus taat pada standar yang diumumkan oleh lembaga yang ditetapkan dewan .

Prinsip Akuntansi, Anggota tidak dibenarkan menyatakan laporan keuangan tidak menyimpang dari GAAP atau menyatakan tidak mengetahui setiap modifikasi yang material jika laporan keuangan menyimpang dari prinsip akuntansi ditetapkan oleh badan perumus yang ditunjuk dewan.

Kerahasiaan, Anggota dalam praktek publik tidak dibenarkan mengungkapkan semua informasi rahasia klien tanpa ijin khusus dari klien. Tindakan yang mendatangkan aib, Anggota tidak akan melakukan tindakan yang mendatangkan aib bagi profesinya. Periklanan dan Penawaran, Anggota tidak dibenarkan melakukan periklanan dan penawaran yang bersifat mendustai, menyesatkan dan menipu. Dan penawaran yang menggunakan pemaksaan, desakan yang berlebihan, dan hasutan yang dilarang .

Komisi dan Honor Perujukan, Anggota tidak diperkenankan merekomendasi atau mereferensi produk atau jasa yang pihak lain bagi klien atau yang disediakan oleh klien demi untuk memperoleh komisi atau menerima komisi

Pengungkapan komisi yang diijinkan, Anggota diijinkan untuk memberikan jasa dengan menerima komisi dan harus mengungkapkan kepada siapa merekomendasikannya.

Bentuk dan Nama praktek, Anggota dapat membuka praktek dalam bentuk perusahaan perorangan, persekutuan, atau perseroan profesional sesuai dengan ketentuan dewan.

KEWAJIBAN HUKUM

Faktor-faktor pokok yang mendorong kewajiban hukum terhadap Akuntan Publik antara lain : Kesadaran pengguna laporan keuangan akan tanggung jawab akuntan public Kesadaran divisi-divisi untuk melindungi kepentingan stockholder

Auditing dan akuntansi yang semakin kompleks sehubungan dengan peningkatan ukuran bisnis, globalisasi, dan intrik operasi bisnis

Konsep kewajiban deep pocket Pengadilan kesulitan memahami dan menafsirkan masalah teknis akuntansi dan audit.

Standar ketelitian yang sering disebut konsep kehati-hatian (prudent person) menjelaskan bahwa auditor hanya menjamin itikad baik dan integritas dan bertanggung jawab atas kecerobohan , itikad buruk atau ketidak jujuran dan auditor terbebas dari kerugian akibat kekeliruan dalam pertimbangan.

Bidang kewajiban hukum auditor dapat digolongkan sebagai berikut :

Kewajiban kepada klien, Kewajiban terhadap klien timbul karena kegagalan untuk melaksanakan tugas audit sesuai waktu yang disepakati, pelaksanaan audit yang tidak memadai, gagal menemukan kesalahan, dan pelanggaran kerahasiaan oleh akuntan publik. Apabila terdapat tuntutan auditor dapat mengajukan pembelaan yaitu :

1) Tidak adanya kewajiban melaksanakan pelayanan, 2) Tidak ada kelalaian dalam pelaksanaan kerja, 3) Kelalaian kontribusi, 4) Ketiadaan hubungan timbal balik.Kewajiban terhadap pihak ketiga, Pihak ketiga yang terdiri dari pemegang saham, calon pemegang saham, pemasok, bankir dan kreditor lain, karyawan, dan pelanggan.

Tanggung Jawab Kerahasiaan, Beberapa tuntutan yang terjadi menuntut perlunya profesi auditing untuk meneliti peraturan perilaku yang menyangkut kerahasiaan dan mencoba memperjelas persyaratan - persyaratan yang konsisten dengan common law .

Tanggapan Profesi Terhadap Kewajiban Hukum, AICPA dan profesi mengurangi resiko terkena sanksi hukum dengan langkah-langkah berikut :

1). Riset dalam auditing, 2) Penetapan standar dan aturan, 3) Menetapkan persyaratan untuk melindungi auditor, 4) Menetapka persyaratan penelaahan sejawat, 5) Melawan tuntutan hukum, 6) Pendidikan bagi pemakai laporan, 7) Memberi sanksi kepada anggota karena hasil kerja yang tak pantas, 8) Perundingan untuk perubahan hukum .

Tanggapan Akuntan Publik Terhadap Kewajiban Hukum, Dalam meringankan kewajibannya auditor dapat melakukan langkah-langkah berikut :

1. Hanya berurusan dengan klien yang memiliki integritas

2. Mempekerjakan staf yang kompeten dan melatih serta mengawasi dengan pantas

3. Mengikuti standar profesi

4. Mempertahankan independensi

5. Memahami usaha klien

6. Melaksanakan audit yang bermutu

7. Mendokumentasika pekerjaan secara memadai

8. Mendapatkan surat penugasan dan surat pernyataan

9. Mempertahankan hubungan yang bersifat rahasia

10. Perlunya asuransi yang memadai; dan

11. Mencari bantuan hukum

PAGE Page 4