eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/skripsi rizal a..docx · web viewbab i. pendahuluan. a....

151
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang menjadi Negara maju. Pembangunan yang dilaksanakan di Indonesia bertujuan untuk mengubah orientasi pembangunan yaitu dari Negara agraris menjadi Negara sektor industri yang diharapkan dapat lebih banyak menyerap tenaga kerja dan mendongkrat perekonomian Indonesia, ternyata terdapat sebagaian tidak dapat bertahan akibat krisis ekonomi yang melanda Negara-negara kawasan asia. Indonesia termasuk Negara yang paling parah terkena dampak krisis tersebut. Banyak industri tidak dapat bertahan dalam krisis ekonomi menyebabkan banyak pengangguran. Terbatasnya lapangan pekerjaan didalam negeri dan banyaknya tenaga kerja yang tidak tertampug pada dunia usaha didalam negeri, serta tuntutan ekonomi keluarga yang sangat tinggi mendorong sebagian masyarakat Indonesia,

Upload: tranlien

Post on 28-Jun-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

menjadi Negara maju. Pembangunan yang dilaksanakan di Indonesia bertujuan

untuk mengubah orientasi pembangunan yaitu dari Negara agraris menjadi Negara

sektor industri yang diharapkan dapat lebih banyak menyerap tenaga kerja dan

mendongkrat perekonomian Indonesia, ternyata terdapat sebagaian tidak dapat

bertahan akibat krisis ekonomi yang melanda Negara-negara kawasan asia.

Indonesia termasuk Negara yang paling parah terkena dampak krisis tersebut.

Banyak industri tidak dapat bertahan dalam krisis ekonomi menyebabkan

banyak pengangguran. Terbatasnya lapangan pekerjaan didalam negeri dan

banyaknya tenaga kerja yang tidak tertampug pada dunia usaha didalam negeri,

serta tuntutan ekonomi keluarga yang sangat tinggi mendorong sebagian

masyarakat Indonesia, khususnya Desa Campa Kecamatan Madapangga

Kabupaten Bima untuk bermigrasi mencari pekerjaan diluar negeri. Bekerja

diluar negeri yang biasa dikenal dengan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) merupakan

pilihan yang dianggap menjanjikan, karena penghasilan yang bakal diperoleh

relatif besar dan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan diri dan keluarga.

Banyak cerita TKI yang telah berhasil meningkatkan taraf hidup dan

keluarga di daerah asal, sehingga membuat masyarakat dan calon tenaga kerja

Indonesia di Desa Campa tertarik untuk mencoba mengikuti jejak mereka. Itu

1

Page 2: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

2

hanya beberapa alasan yang lumrah dan biasa digunakan calon-calon TKI untuk

bisa bekerja diluar negeri agar memperoleh penghasilan yang besar jika

dibandingkan dengan didaerah asal ataupun didalam negeri sendiri. Bekerja diluar

negeri diharapkan dapat memperbaiki taraf hidup pribadi dan keluarga.

Dan yang menjadi Negara tujuan bagi para TKI antara lain Malaysia dan

Brunei Darussalam, pada umumnya mereka yang rata-rata menjadi TKI bekerja

sebagai pemetik buah kelapa sawit, dan buruh bangunan. Hal ini terjadi karena

rata-rata yang menjadi TKI hanya lulusan SMA dan SMP malahan ada yang

tamatan SD, maupun yang putus Sekolah Dasar dari latar belakang tersebut

mereka tidak mempunyai keahlian maupun keterampilan yang memungkinkan

untuk dapat bekerja dibidang lain.

Alasan utama mereka untuk brmigrasi keluar negeri yaitu faktor ekonomi,

mengiginkan gaji yang tinggi, mencari pengalaman kerja dan juga faktor keluarga

yang mempengaruhi mereka untuk meninggalkan kampung halaman.

Warga Desa Campa yang bekerja menjadi TKI rata-rata kepala keluarga dan

pemuda-pemuda yang belum menikah. Banyaknya kepala keluarga yang menjadi

TKI menimbulkan terjadinya perubahan di dalam kehidupan berumah tangga

khususnya bagi laki-laki yang sudah beristri seperti yang terjadi di Desa Campa

yaitu masalah poligami yang dilakukan oleh suami yang bekerja di luar negeri dan

masalah perceraian. Keluarga yang dulunya utuh (Suami, Istri dan Anak-

Anakanya) menjadi keluarga yang tidak utuh lagi.Terpisahnya keluarga antara

suami dan istri karena salah satu anggota keluarga menjadi TKI menimbulkan

Page 3: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

3

masalah dalam kehidupan keluarga. Selain terpisah dalam waktu yang cukup lama

kondisi tersebut diperparah lagi dengan kurangnya komunikasi, komitmen

terhadap pasangan, sehingga menimbulkan poligami, konflik dan terjadinya

perceraian antara suami istri .

Sedangkan untuk para pemuda yang belum menikah yang menjadi TKI

adalah suatu kebanggan tersendiri bagi mereka bisa membantu ekonomi keluarga

seperti membiayai adiknya yang sekolah dan menafkahi kehidupan keluarga, di

samping itu juga mendapatkan perhatian dan pujian dari masyarakat karna kerja

kerasnya dan ketekunan membantu kehidupan perekonomian keluarga disaat

usianya yang masih muda yang mampu menafkahi kehidupan dirinya sendiri

maupun keluarganya.

Dari fenomena diatas penulis tertarik untuk meneliti terkait dengan,

Faktor Pendorong Migrasi dan Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Tenaga

Kerja Indonesia (TKI) di Desa Campa Kecamatan Madapangga Kabupaten

Bima.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peniliti membatasi penelitian

sebagai berikut:

1. Faktor apa yang mendorong laki-laki di Desa Campa Kecamatan

Madapangga Kabupaten Bima menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI)

migrasi keluar negeri ?

Page 4: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

4

2. Bagaimana kondisi sosial ekonomi keluarga di Desa Campa Kecamatan

Madapangga Kabupaten Bima setelah migrasi ke luar negeri menjadi

tenaga kerja Indonesia (TKI) ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi faktor apa

yang mendorong TKI migrasi ke luar negeri dan menganalisis sejauh mana

kondisi sosial ekonomi keluaga TKI setelah migrasi keluar negeri.

D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Kiranya dengan adanya penelitian ini dapat bermanfaat untuk dunia

pendidikan sebagai referensi ilmiah pada bidang ilmu pengetahuan

sosiologis khususnya dan ilmu pengetahuan lain secara umum.

b.Manfaat Praktis

Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman terkhusus

bagi peneliti dalam kajian ini.

Page 5: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Teori Sistem dan Dinamika Masyarakat

Sistem merupakan satu kesatuan yang kompleks, terdiri dari berbagai antar

hubungan. Disini teori sistem dilihat sebagai teori yang menekankan pada suatu

proses sosial, konsep-konsep yang diterapakan, untuk menganalisis perubahan

sosial. Perubahan sosial dapat dibedakan menjadi beberapa jenis pada sudut

pengamatan, baik dari sudut aspek, fragmen atau dimensi sistem sosialnya.1

Keadaan sistem sosial bukanlah hal sederhana, tidak hanya berdimensi

tunggal, tetapi muncul sebagai kombinasi atau gabungan hasil keadaan berbagai

komponen sebagai berikut:

a. unsur-unsur pokok (misalnya; jumlah dan jenis individu, serta tindakan mereka).

b. hubungan antarunsur (misalnya: ikatan sosial, loyalitas, ketergantungan, hubungan antar individu, integrasi)

c. berfungsinya unsur-unsur di dalam sistem (misalnya: peran pekerjaan yang dimainkan oleh individu atau diperlukannya tindakan tertentu untuk melestarikan ketertiban sosial).

d. pemiliharaan batas (misalnya: kriteria untuk menentukan siapa saja yang termasuk anggota sistem, syarat penerimaan individu dalam kelompok, prinsip rekrutmen dalam organisasi).

e. subsistem, lingkungan (misalnya: jumlah dan jenis seksi, segmen, atau divisi khusus yang dapat dibedakan).

f. Lingkungan2.

1 Piotr Sztomka, Sosiologi Perubahan Sosial, (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), hlm. 3.

2 Ibid., hlm. 4.

5

Page 6: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

6

Bila dipisah-pisah menjadi komponen dan dimensi utamanya, teori sistem

secara tidak langsung menyatakan kemungkinan perubahan; perubahan

komposisi, perubahan struktur, perubahan fungsi, perubahan batas, perubahan

hubungan antara subsistem, perubahan lingkungan setiap pakar meletakan tekanan

pada jenis perubahan yang berbeda, namun sebagaian besar mereka memandang

penting perubahan struktural dalam hubungan, organisasi, dan ikatan antara

unsur-unsur masyarakat.

Perubahan sosial selalu berkaitan dengan aspek-aspek dalam kehidupan

sosial, yang didalamnya termuat proses sosial, difenisi klasik mengenai proses

sosial dikemukakan oleh Pitirim Sorokim, yaitu, setiap perubahan subjek tertentu

dalam perjalanan waktu, entah itu perubahan tempatnya dalam ruang, atau

modifikasi aspek kuantitatif atau aspek kualitatifnya.

Dalam konsep proses sosial menunjukan sebagai berikut:

1. Berbagai perubahan 2. Mengacu pada sistem sosial yang sama ( terjadi didalamnya atau

mengubahnya sebagai satu kesatuan ).3. Saling berhubungan sebab-akibat dan tak hanya merupakan faktor yang

mengiringi atau mendahului faktor yang lain.4. Perubahan itu saling mengikuti satu sama lain dalam rentetan waktu3.

Untuk memahami masalah perubahan sosial yang kompleks, diperlukan

adanya tipologi proses sosial. Tipologi tersebut berdasarkan atas empat kriteria

utama yaitu: Untuk proses sosial yang terjadi, hasilnya, kesadaran tentang proses

dikalangan anggota masyarakat bersangkutan, kekuatan yang menggerakkan

3 Ibid, hlm. 4.

Page 7: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

7

proses itu, tingkat realitas sosial ditempat proses sosial itu terjadi, dan jangka

waktu berlangsungnya proses sosial itu.

Proses sosial, bila dilihat dari jauh, berdasarkan perspektif eksternal, akan

terlihat berbagai bentuknya. Proses yang mengarah ( purposive ) biasanya tak

dapat diubah dan sering bersifat kumulatif. Setiap tahapan yang berurutan berbeda

dari tahap sebelumnya dan merupakan pengaruh gabungan dari tahap sebelumnya,

tahap terdahulu menyediakan syarat bagi tahap yang kemudian. Gagasan tentang

proses yang tidak dapat dirubah itu menekankan pada kenyataan bahwa dalam

kehidupan manusia terdapat kebutuhan yang tak dapat tidak terpenuhi, pemikiran

yang tak dapat tidak dipikirkan, perasaan yang tak dapat tak dirasakan dan

pengalaman yang tak dapat tidak dialami.

Namun, dalam artian sempit ia tak harus berlangsung seperti itu, terutama

jika diperhatikan proses mengarah yang terjadi pada subtipe tertentu. Sebagian

mungkin bersifat teleologi dalam arti terus-menerus mendekati tujuan tertentu.

Ada lagi proses yang mengarah pada bentuk lain, yakni proses yang terus bekerja

mengembangkan potensi dirinya dengan mendorongnya dari dalam tanpa henti.

Bila tujuannya dinilai positif, proses sosial itu disebut kemajuan. Bila tujuan

menjauh dari nilai positif, proses itu disebut kemunduran.

Proses dalam kesadaran sosial merupakan hal penting. Proses sosial itu

mungkin disadari, diduga dan diharapkan, hal ini biasa disebut Marton sebagai

proses manifest. Proses sosial itu mungkin tak disadari, tak diduga dan tak

diharapkan atau disebut proses laten. Orang mungkin menyadari proses sosial

Page 8: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

8

yang terjadi, menduga arahnya dan mengharapkan dampak khususnya namun

semua dugaan itu ternyata keliru sama sekali, biasa disebut proses bumerang.

Jadi tingkatan proses sosial terjadi di tiga tingkat realitas sosial : makro,

mezo dan mikro. Proses sosial makro terjadi pada tingkat yang paling luas, yakni

ditingkat masyarakat global, bangsa, kawasan dan kelompok etnik. Proses mezo

mencakup kelompok besar, komunitas, asosiasi, partai politik, angkatan

bersenjatadan birokrasi. Proses mikro terjadi dalam kehidupan sehari-hari

individu, keluarga dan dalam kelompok kecil.

2. Teori Migrasi

Migrasi terjadi apabila ada orang berpindah tempat menyebrangi suatu

batas teritorial tertentu untuk suatu jangka waktu tertentu atau selamanya,

perpindahan itu mungkin dekat atau jauh4.

Menurut Brinley Thomas migrasi dipandang sebagai gerakan perpindahan

(termsuk perubahan tempat tinggal tetap) dari suatu negeri ke negeri lain yang

terjadi disebabkan kemauan sendiri dari yang bersangkutan, baik secara

perorangan atau kelompok.5

4 Sembiring, Demografi, (Jakarta: PT Etasa Dinamika, 1985), hlm. 58.5 Mochtar Naim, Merantau Pola Migrasi Minangkabau, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2013), hlm. 5.

Page 9: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

9

a. Teori Migrasi Everett S. Lee

Lee mengungkapkan bahwa volume migrasi disuatu wilayah berkembang

sesuai tingkat keanekaragaman daerah di wilayah tersebut. Di daerah asal dan

daerah tujuan, menurut Lee ada faktor-faktor yang disebut sebagai berikut6:

a. Faktor positif (+) yaitu faktor yang memberikan nilai menguntungkan kalau bertempat tinggal di daerah itu, misalnya daerah tersebut terdapat sekolah, kesempatan kerja, atau iklim yang baik.

b. Faktor negatif (-) yaitu faktor yang memberikan nilai negatif pada daerah yang bersangkutan sehingga seseorang ingin pindah dari tempat tersebut karena kebutuhan tertentu tidak terpenuhi.

c. Faktor netral (0) yaitu tidak berpengaruh terhadap keinginan seorang individu untuk tetap tinggal di daerah asal atau pindah ke tempat lain.

Selanjutnya, Lee menambahkan bahwa besar kecilnya arus migrasi juga

dipengaruhi oleh rintangan antara, misalnya berupa ongkos pindah yang tinggi,

topografi antara daerah asal dengan daerah tujuan berbukit-bukit, dan terbatasnya

sarana transportasi atau pajak masuk ke daerah tujuan. Faktor yang tidak kalah

pentingnya adalah faktor individu karena dialah yang menilai positif dan

negatifnya suatu daerah, dia pulalah yang memutuskan apakah akan pindah dari

daerah ini atau tidak. Jadi menurut Lee proses migrasi dipengaruhi oleh empat

faktor: Faktor individu, faktor-faktor yang terdapat di daerah asal, faktor-faktor

yang terdapat di daerah tujuan, dan rintangan antara daerah asal dengan daerah

tujuan.

6 Ida Bagoes Mantra, Demografi Umum, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), hlm.180-181.

Page 10: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

10

b. Teori Migrasi Mabogunje

Menurut Mobogunje yang menyatakan bahwa hubungan migran dengan

desa dapat dilihat dari materi informasi yang mengalir dari kota atau daerah tujuan

ke desa asal. Jenis informasi itu dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat

negatif. Informasi positif biasanya datang dari migran yang berhasil didaerah

tujuan. Hal ini berakibat stimulus untuk pindah semakin kuat dikalangan migran

potensial di desa, pranata sosial yang mengontrol mengalirnya warga desa keluar

semakin longgar, arah pergerakan penduduk tertuju ke kota-kota atau daerah

tertentu7.

Mobogunje melihat bahwa kontribusi dari migran terdahulu dikota sangat

besar dalam membantu migran baru yang berasal dari desa atau daerah yang sama

dengan mereka, terutama pada tahap-tahap awal dari mekanisme penyesuaian diri

di daerah tujuan. Para migran baru tidak hanya sekedar di tampung di rumah

migran lama, tetapi juga di cukupi kebutuhan makan, dan di bantu mendapatkan

pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan relasai yang dimiliki.

c. Teori Migrasi Tadaro

Tadaro berpendapat bahwa motivasi seseorang untuk pindah adalah motif

ekonomi. Motif tersebut berkembang karna adanya ketimpangan ekonomi

antardaerah. Tadaro menyebut motif utama tersebut sebagai pertimbangan

ekonomi yang rasional. Migrasi ke perkotaan mempunyai dua harapan, yaitu

memperoleh pekerjaan dan harapan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi

7 Ibid, hlm. 184.

Page 11: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

11

daripada yang diperoleh di pedesaan. Dengan demikian, migrasi desa kota

sekaligus mencerminkan adanya ketidak seimbangan antara kedua daerah

tersebut. Oleh karena itu, arah pergerakan penduduk juga cenderung ke kota yang

memiliki kekuatan-kekuatan yang besar sehingga diharapkan dapat memenuhi

pamrih-pamrih ekonomi mereka.8

d. Teori Remitan Connell dan Curson

Menurut Connel remitan diwujudkan dengan pengirman uang, barang,

bahkan ide-ide pembangunan di daerah asal, secara langsung atau tidak langsung.

Sedangkan remitan menurut Curson (1981) merupakan pengiriman uang, barang,

ide-ide pembangunan dari perkotaan ke pedesaan dan merupakan instrumen

penting dalam kehidupan sosial ekonomi suatu masyarakat.9

Jadi remitan tidak hanya berupa uang yang dikirim kedaerah asal tetapi

juga keterampilan yang diperoleh dari pengalaman bermigrasi akan sangat

bermanfaat bagi migran jika nanti kembali ke desanya. Misalnya cara-cara

bekerja, membangun rumah dan lingkungannya yang baik, serta hidup sehat. Dari

segi ekonomi keberadaan remitan sangatlah penting karena mampu meningkatkan

ekonomi keluarga dan juga untuk kemajuan bagi masyarakat penerimanya.

8 Ibid, hlm. 186.9 Ibid, hlm. 182.

Page 12: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

12

3. Perubahan Sosial dan Kondisi Sosial Ekonomi

         a. Perubahan Sosial

           Setiap masyarakat mengalami perubahan sepanjang masa, ada yang

mencolok, ada yang lambat, ada yang cepat, ada yang sebagian terbatas dan ada

yang menyeluruh. Perubahan dapat berupa pergeseran nilai sosial, prilaku,

susunan organisasi, lembaga sosial, stratifikasi sosial, wewenang dan sebagainya.

Dalam perubahan sosial anggota masyarakat harus bersifat terbuka bahkan ia

secara kreatif menciptakan kondisi perubahan, terutama di bidang ekonomi dan

pola hidup sehari-hari.10

Konsep dasar perubahan sosial mencakup tiga gagasan yaitu: perbedaan,

pada waktu berbeda, diantara kedaan sistem sosial yang sama. Perubahan sosial

terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan

kesimbangan atau (equilibirium) masyarakat seperti halnya perubahan dalam

unsur geografis atau biologis, ekonomi dan kebudayaan.11

Dari defenisi yang telah diungkapkan oleh tokoh diatas maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan fungsi kebudayaan dan

prilaku manusia dalam masyarakat dari keadaan tertentu ke keadaan yang lain

yang ditandai oleh adanya perubahan pola pikir mayarakat di suatu tempat.

a. Faktor Yang Menyebabkan Perubahan Sosial10 Rusdiyanta dan Syahrial Syarbaini, Dasar-Dasar Sosiologi, (Yogyakarta :Graha

Ilmu, 2009 ), hlm. 136. 11 Soerjono Soekanto, Sosiologi Keluarga Tentang Ikhwal Keluarga, Remaja, dan

Anak, (Jakarta :PT. Rineka Cipta, 1982), hlm. 263.

Page 13: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

13

Di dalam masyarakat dimana terjadi suatu proses perubahan, terdapat

faktor-faktor yang mendorong jalanya perubahan yang terjadi. Faktor-faktor

tersebur antara lain adalah sebagai berikut:

1. Penemuan Baru atau Inovasi

          Inovasi adalah suatu proses sosial dan kebudayaan yang besar, tetapi yang

terjadi dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Proses tersebut meliputi suatu

penemuan baru, jalannya unsur kebudayaan baru yang tersebar ke lain-lain

bagian masyarakat dan cara-cara atau unsur kebudayaan baru yang diterima,

dipelajari, dan akhirnya dipakai dalam masyarakat yang bersangkutan. Adapun

yang disebut dengan discovery adalah penemuan unsur kebudayaan baru baik

berupa alat maupun berupa gagasan yang diciptakan oleh seseorang individu atau

serangkaian ciptaan para individu. Discovery ini baru menjadi inovasi kalau

masyarakat sudah mengakui, menerima dan menerapkan penemuan baru itu.12

Menurut Koenjaraningrat faktor-faktor yang mendorong individu untuk

mencari penemuan baru adalah (1) kesadaran dari orang perorangan akan

kekurangan dalam kebudayaanya, (2) kualitas ahli dalam suatu kebudayaan, dan

(3) perangsang bagi aktifitas-aktifitas penciptaan dalam masyarakat.13

2. Perubahan Jumlah Penduduk

12 Ibid, hlm. 276.13 Abdulsysni, Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 1994), hlm. 164.

Page 14: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

14

Menurut Roucek dan Waren  yang menggambarkan  perubahan sosial yang

disebabkan oleh adanya penduduk yang heterogen dikatakan bahwa masyarakat

yang terdiri dari berbagai latar belakang etnik yang berbeda bercampur baur

dengan bebas dan mendifusikan adat pengetahuan dan teknologi, biasanya

mengalami kadar perubahan yang pesat. Konflik budaya, mores, dan ideologi

selalu menghasilkan ketidaksesuaian dan juga keresahan sosial, dan memudahkan

terjadinya perubahan sosial.14

Jadi perubahan jumlah penduduk merupakan salah satu penyebab

perubahan sosial, seperti bertambah atau berkurangnya penduduk pada suatu

daerah tertentu dapat mengakibatkan perubahan pada struktur masyarakat

terutama lembaga-lembaga kemasyarakatan.

3.  Pertentangan (Conflict)

Pertentangan antara kelompok mungkin terjadi antara generasi muda dan

generasi tua, pertentangan demikian itu kerap kali terjadi, apabila pada

masyarakat yang sedang berkembang dari tahap tradisional ke tahap modern.

Generasi muda yang belum terbentuk kepribadiannya lebih mudah menerima

unsur-unsur kebudayaan asing (misal kebudayaan sekularisme) yang dalam

beberapa hal mempunyai taraf yang lebih tinggi. Dalam hal ini konflik di awali

oleh adanya perbedaan-perbedaan kepentingan, pemikiran, dan pandangan

sehingga terjadi perubahan sosial dalam masyarakat.15

faktor-faktor pendorong jalannya proses perubahan sosial, sebagai

berikut:

14 Ibid, hlm. 166.15 Soerjono Soekanto, op.cit, hlm. 280.

Page 15: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

15

a. Kontak dengan budaya lainb. Sistem pendidikan formal yang majuc. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan

untuk majud. Toleransi terhadap perbuatan menyimpang (deviation) yang bukan

merupakan delike. Sistem terbuka lapisan masyarakat (open stratification)f. Penduduk yang heterogen, orientasi ke masa depang. Nilai bahwa manusia harus beriktiar untuk memperbaiki

hidupnya.16

Sedangkan faktor-faktor yang menghalangi perubahan sosial:

a. Kurangnya hubungan dengan masyarakat-masyarakat lain,b. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat, c. Sikap masyarakat yang masih tradisional, d. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat

sekali (wested interest), e. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada intergasi kebudayaan,

prasangka terhadap hal-hal asing atau baru, f. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis dan g. Adat atau kebiasaan.17

b. Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial

pada dasarnya perubahan sosial akan selalu mengisi setiap perjalanan

kehidupan manusia dan akan menjadi proses dari kehidupan itu sendiri, hanya

yang akan menjadi persoalan yaitu masalah cepat atau lambatnya perubahan itu

sendiri.

1. Perubahan lambat (evolusi) dan perubahan cepat (revolusi)

Perubahan sosial secara lambat apabila dilihat dari waktunya. Biasanya

waktu perubahan ini terjadi secara lambat, memerlukan rentetan perubahan kecil 16 Ibid, hlm. 283.17 Ibid, hlm. 186.

Page 16: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

16

secara lamban yang ditunjukan oleh sikap dan prilaku masyarakat yang

menyesuaikan dirinya dengan adanya pergeseran sosial sesuai dengan keperluan,

keadaan, dan kondisi yang baru dan sejalan dengan adanya proses pertumbuhan

ini.18

Sedangkan perubahan sosial cepat akan terjadi pada sendi-sendi atau dasar-

dasar pokok dari kehidupan masyarakat (yaitu lembaga-lembaga kemasyarakatan)

lazimnya dinamakan revolusi.

2. Perubahan yang direncanakan dan perubahan yang tidak direncanakan

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi perubahan yang

direncanakan adalah perubahan yang diperkirakan atau yang telah direncanakan

terlebih dahulu sebelumnya oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan

perubahan di dalam masyarakat. Pihak-pihak perubahan tersebut dinamakan agen

of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan

dari masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih-lebih lembaga-lembaga

kemasyarakatan.19

Sedangkan perubahan yang tidak direncanakan merupakan perubahan-

perubahan yang tidak berlangsung diluar kehendak dan pengawasan masyarakat.

Perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki ini biasanya banyak menimbulkan

pertentangan yang merugikan kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Dalam

kondisi demikian anggota masyarakat pada umumnya lebih sulit diarahkan untuk

melakukan perubahan-perubahan, lantaran kekecewaan mereka yang mendalam.

18 Kolip dan Setiadi. Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta, dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya, (Jakarta: Kencana, 2013), hlm. 613.

19 Abdulsyani, op.cit, hlm. 169.

Page 17: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

17

Mungkin karena pengalaman buruk mereka terhadap akibat-akibat perubahan

yang terjadi sebelumnya yang tidak membuahkan kesejahteraan dan kepuasan

atau mungkin karena masyarakat masih mempuyai kepercayaan yang sangat kuat

terhadap kesucian dan kemampuan lembaga-lembaga sosial atau tradisi-tradisi

sosial yang hidup dalam masyarakat yang bersangkutan.20

b. Sosial Ekonomi

Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata sosial berarti segala sesuatu

yang berkenaan dengan masyarakat. Sedangkan dalam konsep sosiologi, manusia

sering disebut sebagai makhluk sosial yang artinya manusia tidak dapat hidup

tanpa bantuan orang lain disekitarnya.21

Adapun yang dimaksud dengan ekonomi sebagai pengelolaan rumah

tangga adalah suatu usaha dalam pembuatan keputusan dan pelaksanaannya yang

berhubungan dengan pengalokasian sumber daya rumah tangga yang terbatas

diantara berbagai anggotanya, dengan mempertimbangkan kemampuan, usaha,

dan keinginan masing-masing.22

Sosial ekonomi menurut adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam

kelompok manusia yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendapatan,

tingkat pendidikan, jenis rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi.23

20 Ibid, hlm. 170.21 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka. 1994), hlm. 958.22 Damsar, Sosiologi Ekonomi. (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2009),

hlm. 9-10.

23Abdulsyani, op.cit, hlm. 68.

Page 18: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

18

Jadi, kehidupan sosial ekonomi yang dimaksud adalah cara-cara atau

strategi yang di terapkan seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,

serta pemanfaatan hasil penghasilan atau hasil ekonomi yang di peroleh. sebagai

indikator untuk menggambarkan kondisi sosial ekonomi yang di rasakakan

keluarga tenaga kerja Indonesia (TKI) di Desa Campa Kecamatan Madapangga

Kabupaten Bima. Maka peneliti menentukan empat hal yang dapat

menggambarkan kondisi sosial ekonomi keluarga tenaga kerja Indonesia (TKI) di

Desa Campa Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima melalui, pendidikan,

tingkat pendapatan, kondisi rumah, tabungan/investasi. Untuk memahami secara

singkat mengenai ke empat tersebut, lebih jelasnya sebagai berikut:

a. Pendidikan

Pendidikan secara umum dapat diartikan sebagai, pembelajaran,

pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan

dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan ataupun

penelitian.

Durkhaim berpendapat bahwa pendidikan pendidikan bukanlah hanya satu

bentuk, dalam artian ideal dan aktual, tetapi bermacam-macam. Masyarakat secara

keseluruhan beserta masing-masing lingkungan khususnya, akan menentukan

tipe-tipe yang diselenggarakan.24

24 Abdulah Idi dan Safarina, Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat dan Pendidikan. (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2011), hlm. 11.

Page 19: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

19

Pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang sistem pendidikan Nasional dikatakan, pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabak dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada tuhan yang maha Esa, beraklak mulia, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis secara bertanggung jawab.25

Jadi, pendidikan merupakan upaya memanusiakan manusia dalam arti

perubahan pola sikap atau prilaku.

b. Pendapatan

Pendapatan secara umum dapat diartikan sebagai hasil usaha dalam suatu

periode/waktu tertentu. Selain itu, definisi pendapatan juga adalah total uang yang

diterima atau terkumpul dalam suatu periode. Dalam suatu periode disini

maksudnya adalah pendapatan tersebut didapat seseorang melalui aktifitas

kerjadalam suatu periode tertentu yang membuat seseorang memperoleh upah atau

pendapatan atas kegiatan atau pekerjaan yang telah dilakukan.

Pekerja dan keluarganya mempunyai ketergantungan terhadap besarnya

upah yang diterima untuk memenuhi kebutuhan hidup, mulai dari kebutuhan

sandang, pangan, papan dan beragam kebutuhan lain.

Pendapatan sendiri merupakan salah satu faktor penentu kesejahteraan

masyarakat, besar kecilnya pendapatan seseorang berbeda dengan yang lainnya.

Hal ini di pengaruhi berbagai faktor diantaranya faktor modal, pekerjaan dan

25 Ibid, hlm. 60.

Page 20: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

20

tingkat pengetahuan. Tingkat pendapatan juga merupakan indikator yang banyak

dipakai untuk melihat pembangunan secara umum. Tinggi rendahnya pendapatan

akan mempengaruhi sikap masyarakat dalam mengatur prilaku ekonomi

masyarakat itu sendiri.

Tingkat pendapatan dapat menyebabkan terjadinya dinamika kehidupan

sosial dalam masyarakat suatu wilayah, juga merupakan salah satu indikator untuk

melihat kondisi sosial ekonomi masyarakat.

c. Kondisi Rumah

Rumah merupakan aktualisasi diri manusia sebagai pribadi maupun

sebagai kesatuan dengan lingkungan alamnya. Rumah memiliki fungsi sebagai

sarana pengamanan diri manusia, memberikan ketenangan dan ketentraman hidup

sebagai wahana yang mampu mendorong pemenuhan kebutuhan dirinya.

Komaruddin mengatakan fungsi rumah adalah sebagai tempat melepas

lelah dan beristirahat, tempat berlindung dari bahaya, sebagai lambang status

sosial serta menyimpang dan meletakan barang-barang rumah tangga, dikatakan

bahwa kualitas rumah akan mempengaruhi kualitas hidup pemiliknya. Rumah

sebagai salah satu fasilitas hidup yang harus dimiliki penduduk mengingat rumah

merupakan kebutuhan primer.26

d. Investasi dan Tabungan

26 Nur Isnaini, Sosial Ekonomi Masyarakat Waduk Gajah Mungkur (Studi Kasus tentang Kehidupan Social Ekonomi Pedagang Sektor Informal di Kawasan Waduk Gajah Mungkar Wonogiri), (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2009), hlm. 29.

Page 21: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

21

Secara harfiah, investasi adalah penyimpangan uang dengan tujuan

memperoleh return yang diharapkan lebih besar dibanding bunga deposito untuk

memenuhi tujuan yang ingin dicapai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan

dan sesuia kemampuan akan modal. Atau dapat diartikan juga sebagai suatu

pengorbanan dalam bentuk penundaan pengeluaran sekarang untuk memperoleh

keuntungan (return) yang lebih baik dimasa mendatang.

Sedangkan tabungan adalah bagian dari pendapatan yang tidak

dikonsumsikan. Jadi disimpan dan digunakan pada masa yang akan datang.

Pendapatan merupakan faktor utama yang penting untuk menentukan konsumsi

dan tabungan. Keluarga-keluarga yang tidak mampu akan membelanjakan

sebagaian besar bahkan seluruh pendapatan untuk keperluan hidupnya. Individu

yang berpendapatan tinggi akan melakukan tabungan lebih besar dari pada

individu yang berpendapatan rendah.

Tabungan sapat dilakukan oleh seseorang pedagang dengan membeli

barang dagangan dengan maksud untuk mengkonsumsi lebih besar pada waktu

yang akan datang.

4. Keluarga dan Tenaga Kerja Indonesia

a. Keluarga

           Keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih

yang direkat oleh ikatan darah, perkawinan, atau adopsi serta tingggal bersama.27

27 Wahyu dan Suhendi, Pengantar Studi Sosiologi Keluarga, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2001), hlm. 41.

Page 22: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

22

Bentuk-bentuk keluarga sebagai berikut: Keluarga Batih (Nuclear Family),

keluarga Luas (Extendded Family), keluarga pangkal (Stem Family), keluarga

Gabungan (Join Family), keluarga Prokreasi dan keluarga Orientasi.28

Pada penelitian perubahan sosial ekonomi keluarga tenaga kerja Indonesia

(TKI) ini akan menggunakan keluarga batih sebagai objek penelitiannya yang

dimana dalam pemenuhan kebutuhan (Ekonomi) keluarga. Sesuai dengan fungsi-

fungsi dasar keluarga batih yaitu:29

a) Unit terkecil dalam masyarakat yang mengatur hubungan seksual yang seyogya.

b) Wadah tempat terjadinya sosialisasi yakni proses dimana anggota-anggota masyarakat yang baru mendapatkan pendidikan untuk mengenal, memahami, menaati, dan menghargai kaidah-kaidah serta nilai-nilai yang berlaku.

c) Unit terkecil dalam masyarakat yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan ekonomis.

d) Unit terkecil dalam masyarakat tempat anggota-anggotanya mendapatkan perlindungan bagi ketentraman dan perkembangan jiwanya.

b. Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

Untuk memahami sosial ekonomi keluarga tenaga kerja Indonesia maka

yang perlu dipahami adalah bagaimana konsep tenaga kerja Indonesia itu sendiri.

Menurut Undang-undang No. 39 Tahun 2004 tentang penempatan dan

perlindungan tenaga kerja Indonesia menyatakan tentang tenaga kerja kerja

Indonesia yang selanjutnya disebut TKI adalah setiap warga Negara Indonesia

28 Ibid, hlm. 4129 Soerjono Soekanto, Sosiologi Keluarga Tentang Ikhwal Keluarga, Remaja, dan

Anak, (Jakarta :PT. Rineka Cipta, 2009), hlm 2.

Page 23: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

23

yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk

jangka waktu tertentu dengan menerima upah.30

Syarat-syarat untuk menjadi tenaga kerja Indonesia, sebagai berikut:

Berusia sekurang-kurangnya delapan belas tahun kecuali bagi CTKI/TKI yang

akan dipekerjakan pada pengguna perseorangan sekurang-kurangnya berusia dua

puluh satu tahun, sehat jasmani dan rohani, tidak dalam keadaan hamil bagi calon

tenaga kerja perempuan, dan berpendidikan sekurang-kurangnya sekolah lanjutan

tingkat pertama (SLTP) atau yang sederajat.31

Manfaat pengiriman tenaga kerja Indonesia yang dikemukakan Mantra

(2015:218) sebagai berikut: Peningkatan pendapatan keluarga, peningkatan devisa

Negara, peningkatan keterampilan kerja, dan pengurangan masalah

pengangguran.32

B. Kerangka Pikir

Dalam kerangka pikir ini dijabarkan dengan meneliti keluarga tenaga kerja

Indonesia (TKI) Desa Campa Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima secara

tidak langsung memberikan perubahan dalam sosial ekonomi keluarga. Dalam

keluarga tenaga kerja Indonesia kondisi sosial ekonomi banyak memiliki

30 Zaeni Asyhadie, Hukum Kerja: Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja (Edisi Revisi), (Jakartan: Rajawali Pers, 2008), hlm. 218.

31 Ibid, hlm. 220.32 Ida Bagoes Mantra, op.cit, hlm. 218.

Page 24: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

24

perubahan baik itu peningkatan maupun penurunan. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat dari gambar berikut:     

Kerangka Pikir:

                                               

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Deskriptif kualitatif

yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengkaji secara mendalam dan memberikan

Daerah Asal Migrasi

(TKI)

Kondisi Sosial Ekonomi:

Pendapatan.Pendidikan.Kondisi rumah.Investasi atau tabungan.

Faktor Pendorong (TKI):

Individu. Pendapatan.

Ekonomi.

Perubahan Sosial Keluarga

TKI

Page 25: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

25

gambaran yang lebih mendalam mengenai peran tenaga kerja Indonesia (TKI)

dalam migrasi dan perubahan kondisi sosial ekonomi keluarga di Desa Campa

Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima.

B. Lokasi/Tempat Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Desa Campa Kecamatan Madapangga

Kabupaten Bima. Pemilihan tempat penelitian ini dikarenakan rata-rata keluarga

yang ada di Desa Campa bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI), dengan

melihat berbagai perubahan di dalamnya baik itu sosial maupun ekonominya .

C. Informan Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi sasaran penelitian yaitu keluarga tenaga

kerja Indonesia (TKI) di Desa Campa Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima.

Sementara itu, informan yang diambil menggunakan metode purposive sampling

yaitu teknik pengambilan data dengan pertimbangan tertentu. Pengambilan sampel

secara purposive sampling berarti menentukan informan dan batasan situasi sosial

yang bisa diamati sebisa mungkin disesuaikan dengan kriteria tertentu yang

memenuhi tujuan penelitian.

Peneliti menentukan informa penelitian ini yakni keluarga tenaga kerja

Indonesia di Desa Campa Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima. Kriteria

informan penelitian sebagai berikut:

1. 10 orang informan penelitian yaitu keluarga tenaga kerja Indonesia

Desa Campa Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima.

25

Page 26: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

26

2. TKI di Brunai Darussalam dan Malaysia.

3. Telah menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) diatas dua (2) tahun.

4. Laki-laki yang menjadi TKI maupun keluarga yang di tinggalkan

(istri-istri atau orang tuanya).

5. Usia 21 tahun sampai 60 tahun.

D. Deskripsi Fokus

Untuk menghindari kesalahan dalam mendeskripsikan yang akan diteliti,

maka penelitian ini perlu didefenisikan secara konseptual, sebagai berikut :

1) Perubahan sosial

adalah perubahan fungsi kebudayaan dan prilaku manusia dalam

masyarakat dari keadaan tertentu ke keadaan yang lain yang ditandai oleh

adanya pola pikir mayarakat di suatu tempat.

2) Keluarga

Keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih

yang direkat oleh ikatan darah, perkawinan, atau adopsi serta tinggal

bersama.

Page 27: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

27

3) Migrasi Internasional TKI

Migrasi terjadi apabila ada orang berpindah tempat menyebrangi suatu

batas teritorial tertentu untuk suatu jangka waktu tertentu atau selamanya,

perpindahan penduduk antara dua kabupaten dalam suatu provinsi

merupakan migrasi dipandang dari segi kabupaten tapi tidak dari segi

provinsi. Begitupula perpindahan penduduk antar pulau merupakan

migrasi dari segi Regional tapi tidak dari segi nasional.

Sedangkan tenaga Kerja Indonesia adalah setiap warga Negara Indonesia

yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja

untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah.

Namun yang menjadi objek peneliti disini yaitu masyarakat Desa Campa

yang mempunyai minat atau keinginan yang sangat tinggi untuk menjadi

TKI dii luar negeri yang dari tahun ke tahunnya semakin meningkat di

Desa Campa Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima adalah para laki-

laki yang bekerja menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri baik

itu yang di Malaysia maupun Brunai Darussalam yang disebut dengan

migran internasional.

Migrasi internasional, kata yang tepat untuk menggambarkan para laki-

laki Desa Campa yang menjadi TKI yang berpindah dari satu Negara ke

Negara lain. Migrasi internasional (luar negeri) adalah mereka yang

meninggalkan tanah airnya untuk dapat bekerja di Negara orang lain

dengan harapan untuk meningkatkan kondisi perekonomian keluarga serta

Page 28: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

28

ingin mendapatkan suatu penghasilan yang berbeda dengan daerah asal

mereka.

4) Sosial ekonomi adalah suatu hal atau aktivitas yang menyangkut seseorang

dalam hubungn dengan orang lain dalam hal pemenuhan kebutuhan

hidupnya (ekonomi). Dalam hal ini di maksud sosial ekonomi yaitu

menyangkut ciri/kondisi serta kegiatan atau aktifitas dari masyarakat

dalam melakukan segala usaha dengan cara bekerja untuk pemenuhan

kebutuhan dalam peningkatan kesejahteraan hidup.

E. Instrumen Penelitian

Nasution menyatakan dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain

dari pada menjadikan manusia sebagai instrumen utama. Berdasarkan penjelasan

tersebut instrumen utama yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai

perubahan kondisi sosial ekonomi keluarga tenaga kerja Indonesia di Desa Campa

Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima adalah peneliti sendiri, di tambah

pendoman wawancara, dan kamera untuk dokumentasi.33

F. Teknik Penggumpulan Data

Adapun yang menjadi teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian tentang migrasi dan perubahan kondisi sosial ekonomi keluarga tenaga

kerja Indonesia (TKI) di Desa Campa Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima.

Dengan teknik pengumpulan data, sebagai berikut:

33 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R dan D. (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 223.

Page 29: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

29

1) Observasi

Observasi yang akan dilakukan yaitu merupakan pengamatan secara

langsung dimana peneliti tidak ikut ambil secara langsung dalam situasi

yang ditelitinya.

2) Wawancara

Teknik wawancara yang dilakukan adalah dengan cara berdialog langsung

dengan informan untuk memperoleh keterangan tentang permasalahan

yang diteliti.

3) Dokumentasi

Dokumentasi ini digunakan dalam upaya melengkapi data-data yang telah

di peroleh berupa gambaran penelitian, keadaan populasi dan data yang

digunakan melalui dokumen-dokumen yang berhubungan dengan

permasalahan atau dengan kata lain sumber data sekunder.

G. Teknik Analisis Data

Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan menyatakan bahwa analisis data

adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang di peroleh dari

hasil wawancara, cacatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah

dipahami dan temuannya dapat di informasikan kepada orang lain.34

Tahap-tahap analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup

tiga tahap yaitu:35

34 Ibid, hlm, 444.35 Ibid, hlm. 252.

Page 30: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

30

1) Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya terkait

masalah yang akan diteliti.

2) Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data.

Penyajian data, dimana peneliti mendeskripsikan informasi untuk menarik

kesimpulan dan pengambilan tindakan.

3) Conclusion Drawing/Verivication

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif ini adalah penarikan

kesimpulan dan verivikasi. Peneliti berusaha menarik kesimpulan dan

melakukan verivikasi dengan mencari makna setiap gejala yang

diperolehnya dari lapangan.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Page 31: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

31

A. Hasil Penelitian

1. Profil Wilayah Penelitian

     a. Keadaan geografis dan batas wilayah

Faktor geografis adalah faktor yang sangat penting dan mempengaruhi

kehidupan manusia. Pentingnya faktor ini adalah terlihat pada kenyataan yang

terjadi dalam masyarakat dan proses kehidupan manusia, oleh karena itu dalam

menganalisis suatu masalah yang ada hubungannya dengan suatu daerah, maka

objek analisis tidak lepas dari usaha untuk mengetahui secara lengkap tentang

lokasi dan pengembangan daerah tersebut.

Desa Campa merupakan salah satu dari sebelas (11) Desa yang berada di

bagian Utara pusat Kota Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima Propinsi Nusa

Tenggara Barat dengan luas wilayah 2.350 Ha dari seluruh luas wilayah

Kecamatan Madapangga dan terdiri dari 212 Ha wilayah persawahan, 14 Ha

wilayah pemukiman, 350 Ha tegalan dan perkebunan, 1.874 Ha perbukitan dan

hutan, jarak dari desa ke ibu kota kecamatan adalah 11 Km, sedangkan jarak ke

ibu kota kabupaten 55 Km dengan jarak tempuh lebih kurang 1,5 jam,

selanjutnya jumlah penduduk 3.029 Jiwa yang terdiri dari laki – laki sebanyak

1.495 orang, perempuan sebanyak 1.534 orang dan memiliki kepala keluarga

sebanyak 886 KK

(Sumber data monografi Desa Campa 2016).

Tabel 4.1 Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Campa31

Page 32: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

32

No Jenis Kelamin Jumlah

1 Laki – Laki 1.495 Jiwa

2 Perempuan 1.534 Jiwa

Jumlah 3.029 Jiwa

Sumber :Data Monografi Desa Campa 2016

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa jumlah penduduk Desa

Campa yaitu 3.029 Jiwa. Dengan rincian jumlah penduduk berjenis kelamin laki

– laki yaitu 1.495 jiwa dan jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan yaitu

1.534 jiwa dan memiliki kepala keluarga sebanyak 886 KK.

Dengan batas wilayah :

- Sebelah Utara : Desa Rade Kecamatan Madapangga

- Sebelah selatan : Kecamatan Monta

- Sebelah Barat : Desa Woro Kecamatan Madapangga

- Sebelah Timur : Desa Pandai Kecamatan Woha

Untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari Masyarakat Desa Campa pada

umumnya memiliki mata pencaharian sebagai petani yang lebih terarah pada

bidang Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan. Dan Kondisi iklim di sebagian

besar Desa Campa tidak jauh beda dengan kondisi iklim wilayah Kecamatan

Madapangga, secara umum dengan dua Musim yaitu musim kemarau dan musim

hujan, musim kemarau berlangsung antara bulan juli hingga Oktober dan musim

hujan berlangsung antara bulan Nopember sampai dengan bulan pebruari dengan

suhu udara rata – rata berkisar 37 derajat celcius, kelembaban udara berkisar

Page 33: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

33

antara 30 – 33 %, sedangkan curah hujan sebesar 35 – 36 mm dengan curah hujan

terendah bulan April dan curah hujan tertinggi pada bulan Januari.

b. Keadaan Penduduk

Penduduk merupakan salah satu unsur terpenting dalam pembangunan

suatu wilayah sebab adanya pembangunan tidak terlepas dari partisipasi

masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.

Jumlah penduduk Desa Campa dari tahun ke tahun selalu mengalami

peningkatan. Pada tahun 2015 jumlah penduduk menjadi 3.029 jiwa, jumlah ini

akan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sesuai dengan

perkembangannya. Desa Campa terdiri dari 4 Dusun, 5 RW dan12 RT, PKK,

Karang taruna, lembaga adat, dll. adapun gambaran keadaan Penduduk adalah

sebagai berikut ;

1. Struktur Penduduk

Jumlah penduduk Desa Campa sebanyak 3.029 jiwa dengan laki-laki

sebanyak 1.495 jiwa dan perempuan sebanyak 1.534, Dengan demikian dapat

diketahui bahwa jumlah Perempuan lebih banyak dari jumlah Laki - Laki.

2. Agama dan Budaya

Penduduk yang tinggal di Desa Campa terdiri dari berbagai suku yaitu

Suku asli Bima, jawa, serta para pendatang dari daratan pulau yang lain.

Penduduk semuanya beragama Islam. Selanjutnya masyarakat desa Campa hidup

dalam suasana tolong-menolong dan gotonng-royong sudah menjadi ritme

kehidupan sehari-hari di Campa. Kebiasaan sosial itu sering disebut mbolo weki,

yaitu tradisi kumpul bersama pada saat acara hajatan. Nilai-nilai solidaritas sosial

Page 34: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

34

dan kebersamaan masyarakat seperti saling membantu, gotong-royong untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan tanpa mengharapkan suatu imbalan jasa.

Tabel 4.2. Jumlah penduduk menurut Agama

Agama Jumlah Presentase

Islam

Kristen

Katolik

Hindu

Budha

3.029

0

0

0

0

100 %

0 %

0 %

0 %

0 %

Sumber: Data Monografi Desa Campa 2016

Dari tabel diatas menunjukan bahwa dari jumlah keseluruhan penduduk

Desa Campa baik laki-laki maupun perempuan yang berjumlah 3, 029 jiwa rata-

rata beragam islam.

   c. Mata Pencaharian

Mata pencaharian merupakan salah satu faktor utama pendapatan

penduduk untuk mendapatkan penghasilan dan meningkatkan taraf hidupnya.

Pekerjaan/penghasilan masyarakat Desa Campa terdiri dari berbagai sektor usaha

mulai dari pertanian, PNS,TNI, POLRI, peternakan, guru, dosen, wiraswasta

maupun montir sebagai berikut:

Page 35: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

35

 Tabel 4.3. Struktur struktur Pekerjaan masyarakat Desa Campa

Jenis Pekerjaan Jumlah

1. Petani

2. Buruh tani

3. PNS/TNI/POLRI

4. Perikanan/ Peternak

5. Dosen/ Guru Swasta

6. Montir/ Otomotif

7. Pengusaha kecil & Menengah

8. Sopir

9. TKI

10. Belum Bekerja

1.202

175

45

215

35

2

64

12

92

1.187

Jumlah 3.029 Orang

Sumber: Data Monografi Desa Campa 2016

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa sebagian penduduk Desa

Campa bermata pencaharian sebagai petani dengan jumlah 1.202 jiwa, disusul

perikanan/peternakan 215 jiwa, buruh tani 175 jiwa, pengusaha kecil menengah

64 jiwa, PNS/TNI/POLRI 45 jiwa, dosen/guru swasta 35 jiwa, sopir 12 jiwa,

montir 2 jiwa, tenaga kerja Indonesia (TKI) sebanyak 92 jiwa yang masih berada

di luar Negeri dan yang belum bekerja/pengangguran sebanyak 1.187 jiwa.

Page 36: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

36

d. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor yang mempermudah

masyarakat dalam melakukan aktifitasnya juga sebagai dampak dari kemajuan

dari wilayah tesebut. Mengenai sarana dan prasarana di Desa Campa sudah cukup

memadai mulai dari jalan, transportasi, jaringan, media, tempat ibadah maupun

untuk mengeyam pendidikan yaitu sekolah sudah ada. Untuk lebih jelasnaya dapat

dilihat pada tabel dibawah ini sebagai berikut:

Tabel 4.4 Prasarana di Desa Campa

No. Jenis Sarana Jumlah (buah)

1. Kantor Kelurahan 12. Pendidikan :

a.       TK 3b.      SD 3c.       SLTP/ Sederajat 1d.      SMK/ Sederajat -

3. Tempat Ibadah :a.       Masjid 2b.      Mushollah 7

4. Fasilitas Kesehatan :a.       Puskesmas 1b.      Posyandu 1

Jumlah 19Sumber: Data Monografi Desa Campa 2016

Dari tabel diatas menunjukan bahwa sarana dan prasarana di Desa Campa

sudah cukup memadai mulai dari kantor Desa 1, TK 3, SD 3, SLTP/sederajat 1,

tempat ibadah/mesjid 2, mushola 7, dan sarana kesehatan 2 terdiri dari puskesma

dan posyandu.

Page 37: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

37

2. Profil Informan

Dalam penelitian ini menentukan informan yakni keluarga tenaga kerja

Indonesia (TKI) di Desa Campa Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima

dengan Kriteria informan penelitian sebagai berikut:

1. 10 orang informan penelitian yaitu keluarga tenaga kerja Indonesia Desa Campa Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima.

2. TKI di Brunai Darussalam dan Malaysia.3. Telah menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) diatas dua (2) tahun.4. Laki-laki yang menjadi TKI maupun keluarga yang di tinggalkan (istri-

istri atau orang tuanya).5. Usia 21 tahun sampai 60 tahun.

       a. Lama Menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

            Menjadi TKI merupakan suatu pilihan bagi sebagian besar masyarakat di

Desa Campa ditengah kondisi ekonomi yang lemah, penghasilan tidak menentu

dan susah dalam mencari pekerjaan di daerah asal, bahwasannya menjadi TKI

sudah menjadi pilihan utuma bagi pemuda ataupun yang sudah beristri untuk

memperbaiki dan meningkatkan kondisi ekonomi keluarga. Dan rata-rata yang

menjadi TKI di Desa Campa membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk

merantau dan bermigrasi sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI). Berikut ini dapat

dilihat tabel dibawah ini:

Tabel 4.5 Profil Informan Menurut Lama Bekerja

No Lama Bekerja (Tahun) Jumlah

1. 5 – 7 92. 8 -10 1Jumlah 10

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2016

Page 38: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

38

            Dari tabel di atas menunjukan bahwa, dari 10 informan diatas sudah

merantau diatas 2 tahun dengan yang paling lama merantau sampai 8 tahun.

b. Jumlah Tanggungan

            Seseorang bekerja bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan mereka

sendiri tetapi juga untuk membiayai atau menafkahi orang lain dan keluarga

mereka. Semakin banyak keluarga yang ditanggung semakin banyak pula uang

atau pendapatan yang harus dihasilkan.  Adapun jumlah keluarga yang ditanggung

oleh subjek penelitian dapat dilihat dibawah ini:

Tabel 4.6 Profil Informan Menurut Jumlah Tanggungan

No. Keluarga yang ditanggung Jumlah

1. 1 – 3 7

2. 4 – 6 3Jumlah 10

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2016

Dari tabel diatas menunjukan bahwa, dari 10 keluarga TKI terdapat 7

keluarga menanggung 1-3 anggota keluarga dan 3 keluarga menanggung 4-6

anggota keluarga, hal ini karena masih adanya orang tua yang masih menetap

bersama mereka.

Page 39: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

39

3. Faktor mendorong Laki-Laki Menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

Tenaga kerja Indonesia (TKI) adalah mereka yang mencari peruntungan

atau bermigrasi keluar negeri karna desakan individu, orang tua itu sendiri,

ekonomi ataupun penghasilan yang tidak menentu yang membuat mereka harus

meninggalkan keluarganya di kampung halaman serta Sempitnya lapangan

pekerjaan di daerah asal merupakan faktor pendorong TKI mengadu nasib ke

berbagai Negara yang dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan.

Keinginan untuk memperbaiki taraf hidup dengan bekerja diluar negeri

mengalahkan tentang gambaran kerasnya kehidupan menjadi TKI. Berikut

wawancara peneliti dengan ke 10 informan yang menjadi TKI baik dengan

keluarga yang di tinggalkan.

a. Faktor Ekonomi

Informan Muhammad (28 tahun) yang mengatakan:

“faktor ekonomi, pernah habis sekolah tamatan SMA nggahi dou ma tua kau sakolah nahu pala pikiran nahu wati yakin ku sakolah, terbukti sekarang sara’a na sarjana tamatan nahu ti’i pu wara au-au na nika mpao mpa wati pu wara uma salaja na, de syukur nahu kone ku da kuliah hidup nahu saat ake sudah amanlah akibat la lao ngupa”.artinya:“faktor ekonomi, pernah habis sekolah tamatan SMA orang tua saya suruh untuk melanjutkan untuk sekolah tapi pikiran saya tidak yakin untuk sekolah, terbukti sekarang sejumlah sarjana tamatan saya belum ada apa-apanya, nikah saja tapi belum ada rumahnya. Ya saya syukur Alhamdulillah biarpun saya ndak kuliah hidup saya saat ini sudah amanlah akibat pergi mencari”. (Wawancara 5 Maret 2016)

Page 40: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

40

Hasil penuturan informan diatas menunjukan, menjadi faktor pendorong

informan untuk menjadi TKI adalah faktor ekonomi keluarga yang relativ rendah,

bahkan sebelum informan memutuskan untuk pergi merantau orang tuannya

mengiginkannya untuk melanjutkan sekolah atau kuliah tapi dari informan itu

sendiri tidak yakin akan kuliah dan katanya lebih baik cari kerja supaya dapat

membantu perekonomian keluarga paparnya.

Informan Sudirman (32 tahun) yang mengatakan:

“faktor ekonomi kura wara peningkatan ekonomi labo tio fu’u aka dei ka ni”.Artinya:“Faktor ekonomi, biar ada peningkatan ekonomi sekalian mencari modal disana”. (Wawancara 4 Maret 2016)

Kutipan diatas menunjukan bahwa, faktor pendorong informan menjadi

TKI karena faktor ekonomi yang membuatnya untuk menjadi TKI di luar negeri,

dan dalam penuturannya informan juga ingin mencari modal untuk memperbaiki

kehidupan dan meningkatkan perekonomian keluarganya yang relativ rendah.

Informan Muhdar Ismail (45 tahun) yang mengatakan:

“de faktor ekonomi ede ni, lain ma ma da wara karawi ara ake, bune si nggahi nahu tukang batu de satoi mpa hasil de lao kai aka Malaysia ka kura wara hasil ri’i  modal”.Artinya:“Ya faktor ekonomi bukannya juga tidak ada penghaslan disini tapi hasil dari tukan batu itu sedikit saja hasilnya dan saya ke Malaysia untuk mencari penghasilan biar ada modal”. (Wawancara 3 Maret 2016)

Hal ini menunjukan bahwa, yang menjadi faktor pendorong informan

untuk menjadi TKI karena faktor ekonomi keluarga serta ingin mencari modal

Page 41: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

41

untuk usaha, dan sebelum menjadi TKI informan pernah bekerja sebagai tukan

batu, namun dari tukan batu itu hasilnya atau pendapatannya tidak terlalu

memuaskan sehingga informan memutuskan untuk pergi merantau untuk

memperbaiki perekonomian keluarga serta mencari modal untuk usaha.

Informan Herman Ismail (36 tahun) yang mengatakan:

”de faktor ekonomi, de lao kai nahu di Malaysia ne’e kataho mori ra woko  kura  wara  peningkatan mori”.Artinya:“Ya faktor ekonomi, dan membuat saya ke Malaysia supaya  ada  perbaikan  dalam  hidup  serta  ada peningkatan hidup”. (Wawancara 3 Maret 2016)

Dalam penuturan informan menunjukan bahwa, yang menjadi faktor

pendorong informan untuk menjadi TKI kerena faktor ekonomi yang rendah serta

ingin memperbaiki keadaan hidup keluarganya yang semula perekonomian

keluarganya yang relativ rendah, sehingga memutuskan untuk menjadi TKI di luar

negeri.

Informan H. Ramli (43 tahun) yang mengatakan:

“yang jelas wati wau’u ngupa mori ara ake ndadi nahu lao di’i aka, usaha ma nahu capi wati ngawa na mori de usaha wali ma nhau kadale wati ngawa na muncul ede, pai da lao’o lalo nahu dii aka ampo de na wara lalo mori”.artinya:“Yang jelas susah untuk mencari hidup dikampung jadi saya pergi merantau, dulu saya usaha ternak sapi ndak bisa berkembang dan usaha tanam kadelai juga tidak membuahkan hasil atau penghasilan. Jadi berkat saya pergi merantau hidup saya menjadi lebih baik.”. (Wawancara 4 Maret 2016)

Page 42: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

42

Jadi hasil wawancara peneliti dengan informan H. Ramli menunjukan

bahwa, sebagai faktor pendorong informan untuk meninggalkan kampung

halaman untuk menjadi TKI di Brunai karena faktor penghasilan yang kurang

memuaskan, dan informanpun juga pernah melakukan usaha ternak sapi tapi

tidak bisa berkembang lalu coba lagi usaha tanam kedelai tidak mendapatkan

penghasilan yang memuaskan sehingga informan memutuskan untuk menjadi TKI

di luar negeri supaya ada perubahan.

Informan Zakariyah (50 tahun) yang mengatakan:

“De la lao kai na ma wati wara di’i karawi labo ti’i wara penghasilan ara rasa ke de kau ma nahu kau lao losa kan ndai rau na ka na ne’e rau lao ngupa ngaha kura wara ri kirim bantu na nami’i, de pernah kau ma nahu kuliah pala ndai na wati cau’u na taho pu lao ngupa ku nggahi na”.Artnya:“ya karna tidak ada pekerjaan dan tidak ada penghasilannya di kampung oleh karena itu saya suruh untuk pergi mencari keluar, kan anak saya juga mau keluar mencari nafka biar ada dikirim untuk kami disini. Ya pernah juga saya suruh untuk kuliah tapi dianya tidak mau lebih pilih pergi cari kerja katanya. (Wawancara 4 Maret 2016)

Penuturan informan menunjukan bahwa, yang menjadi faktor pendorong

karna keinginan dari orang tuanya yang mengiginkan anaknya untuk pergi

mencari nafkah diluar, berhubung waktu itu juga belum ada pekerjaannya yang

dapat mendatangkan penghasilan serta dari anaknya tersebut mengiginkan untuk

merantau supaya ada hasil yang ia bisa kasih keorang tuanya dan memperbaiki

kehidupan ekonomi keluarganya.

Page 43: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

43

Dan dalam penuturan informan juga menginginkan anaknya untuk lanjut

kuliah atau sekolah sama seperti teman-temanya yang lain tapi dari anaknya

sendiri mengiginkan untuk mencari penghasilan karna ingin membantu

perekonomian keluaarganya, lantas saja orang tuanya mendorong dan

memberikan dukungan kepada anaknya yang ingin merantau menjadi TKI supaya

dapat membantu penghasilan kedua orang tuanya

Informan Rahma H.Husen (40 tahun) yang mengatakan:

“Ya karena faktor ekonomi kekurangan ekonomi, kan tujuan lao dou ta ake lao ngupa ngaha mena mpa wau’u na, ndak mungkin juga kalau nami kaya rahi lao rantau”.Artinya:“ya karena faktor ekonomi kekurangan ekonomi, kan tujuan semua orang disini pergi mencari nafkah kan, ndak mungkin juga kalau kami kaya suami saya pergi merantau”.(Wawancara 5 Maret 2016)

Bahwa yang menjadi faktor pendorong suami informan untuk menjadi

TKI karena faktor ekonomi keluarganya yang rendah, dan dari penuturan

informan juga mengatakan kalau keluarga kami kaya ndak mungkin juga suami

saya pergi merantau menjadi TKI. Dan ini memperlihatkan bahwa kondisi

ekonomi keluarganya yang rendah mempengaruhi suami informan untuk menjadi

TKI.

Informan Yeni Marlina ( tahun) yang mengatakan:

“faktor ekonomi ni, lemah ekonomi lao kai rahi nahu merantau”.Artinya:“faktor ekonomi, lemah ekonomi yang membuat suami saya merantau”. (Wawancara 5 maret)

Page 44: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

44

Hal ini menunjukan bahwa, yang menjadi faktor pendorong suami

informan menjadi TKI karena faktor ekonomi keluarganya yang relativ rendah

sehingga suami memutuskan untuk menjadi TKI. Walaupun untuk pergi menjadi

TKI suaminya waktu itu mereka harus menggadaikan tanah persawahan milik

mereka dan menghutang pada keluarganya.

Informan Aminah H. Ahmad (35 tahun) yang mengatakan:

“ de karna kura penghasilan la karawi na tolo ara ake sehingga lao na aka Burnai”.Artinya:“ya karna kurang penghasilannya dari pekerjaan sebagai petani padi disini sehingga suami saya pergi ke Burnai” ( Wawancara 2 maret).

Apa yang di paparkan informan diatas bahwa yang menjadi faktor

pendorong suaminya untuk menjadi TKI di Brunai karna kurangnya penghasilan

Dari pekerjaan suaminya sebagai petani di daerah asal sehingga suaminya

memutuskan untuk menjadi TKI di Brunai supaya ada peningkatan penghasilan.

Penuturan ke Sembilan (9) informan diatas menunjukan bahwa faktor

yang menyebabkan mereka untuk bermigrasi menjadi TKI karena faktor

ketimpangan ekonomi yang dirasakan oleh para informan-informan itu sendiri,

sehingga menjadi penyebab mereka untuk meninggalkan daerah asal untuk dapat

memperoleh pekerjaan dan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi daripada di

peroleh di daerah asalnya.

Page 45: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

45

b. Faktor Tidak ada Lahan pertanian

Informan Suriansyah (42 tahun) yang mengatakan:

“de ti wara  tolo  di’i  karawi ara ake labo  ti wara penghasilan kalaupun na wara penghasilan cukup ri’i ngaha mpa”.Artinya:“Ya tidak ada sawah untuk dikerja untuk mendapatkan penghasilan kalaupun ada penghasilan hanya cukup untuk makan saja”. (Wawancara 3 Maret 2016)

Dari kutipan diatas menunjukan bahwa, yang menjadi faktor pendorong

informan untuk menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) adalah karena tidak adanya

lahan persawahan untuk digarap supaya dapat mendatangkan penghasilan,

kalaupun ada penghasilan hanya cukup untuk makan, sehingga informan

memutuskan untuk menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) supaya dapat

memperbaiki dan meningkatkan penghasilannya ataupun pendapatannya.

Dan dari penuturan 10 informan keluarga tenaga kerja Indonesia (TKI)

yang di wawancarai di Desa Campa Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima,

tingginya minat masyarakat untuk menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) yang

dipenpengaruhi adanya ketimpangan ekonomi yang relatif rendah yang dirasakan

oleh para keluarga TKI baik itu pada penghasilan maupun tidak adanya pekerjaan,

dan ketiadaan lahan persawahan sehingga mendorong masyarakat di Desa Campa

memiliki minat yang tinggi untuk menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di negeri

orang. Seperti halnya apa yang di paparkan sebagian informan seperti ,

Muhammad yang mengatakan faktor pendorongnya untuk menjadi TKI karena

Page 46: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

46

faktor ekonomi keluarganya yang relativ rendah yang membuatnya memiliki

minat untuk menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI).

Walaupun juga dari orang tuanya mengiginkannya untuk melanjutkan

sekolah atau kuliah namun dari informan Muhammad sendiri tidak mau

melanjutkan sekolah karena dari pikirannya ia tidak yakin akan sekolah bisa

merubah kondisi ekonomi keluarganya dan informan lebih memilih untuk menjadi

tenaga kerja Indonesia (TKI) yang dapat memberikan hasil yang pasti untuk

memperbaiki kehidupan ekonomi keluarganya.

Page 47: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

47

5. Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

Dalam kondisi sosial ekonomi anggota keluarga dituntut untuk melakukan

sebuah tindakan ekonomi dalam pemenuhan kebutuhan anggota keluarganya, baik

kebutuhan sandang, pangan dan papan. Untuk pemenuhan kebutuhan tentunya

sudah menjadi tugas bagi anggota keluarga karna secara sosiologis keluarga

dituntuk untuk bertindak, berperan dan berfungsi untuk bekerja sama dalam

pemenuhan kebutuhan hidup sehingga tercipta keluarga yang aman, nyaman dan

sejahterah. Berikut hasil wawancara peneliti dengan kesepuluh (10) informan:

a. Pendapatan

Pendapatan secara umum dapat diartikan sebagai hasil usaha dalam suatu

periode/waktu tertentu. Selain itu, definisi pendapatan juga adalah total uang yang

diterima atau terkumpul dalam suatu periode. Dalam suatu periode disini

maksudnya adalah pendapatan tersebut didapat seseorang melalui aktifitas

kerjadalam suatu periode tertentu yang membuat seseorang memperoleh upah atau

pendapatan atas kegiatan atau pekerjaan yang telah dilakukan.

Hal ini diungkapakan oleh informan H.Ramli (43 tahun) yang

mengatakan:

“ lao nahu pidu mba’a pas pidu mba’a, de karawi nahu bangunan. Kalau gaji nahu ta aka dei ka 1200 Ringgit sekitar Rp. 8.000.000, de ri nggadu anak istri Rp. 7. 000. 000 (rutin) wii ma nhu sajuta ri ngaha ra nono ku wunga di Brunai”. Artinya:“Saya pergi 7 tahun merantau,pekerjaan saya bangunan, kalau gaji saya waktu disana 1200 Ringgit atau sekitar Rp. 8. 000.000 dalam sebulan, untuk dikirim Rp. 7. 000.000 dalam sebulan (rutin)

Page 48: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

48

dan saya simpang Rp. 1.000.000 untuk keperluan saya waktu di Brunai sementara” (Wawancara 4 Maret 2016).

Selama merantau 7 tahun menjadi TKI di Brunai Darussalam telah

membawa perubahan pada pendapatan ataupun penghasilan informan. Dengan

pendapatan Rp. 8.000.000 perbulan yang di dapat dari pekerjaannya sebagai

tukang bangunan yang cukup besar yang didapat informan sejak menjadi

TKI dan dikirim ke keluarga dikampung sekitar Rp. 7. 000.000 dalam sebulan

(ritin) ini membawa dampak yang baik pada kehidupan keluarga informan yang

dimana berbagai macam kebutuhan dapat terpenuhi dengan baik, baik kebutuhan

sandang, pangan maupun papan dan hasil menjadi TKI nya tersebut merupakan

penghasilan utama untuk keluarganya saat informan menjadi TKI di Brunai.

Hal yang berbeda diungkapkan informan Muhammad (28 tahun) yang

mengatakan:

“ lao nahu lebih kurang 5 tahun dan saat ede gaji nahu tergantung PT lah, karna ada 3 PT dalam lima tahun ede karawai nahu ede, de yang pertama PT Wuoon de gaji na PT ede 3 juta satengah sawura pala’a wati memuaskan, de kalau PT kedua lumayan ra gaji na bisa dapat 5 juta perbulan de PT Jainal Daud ku ngara na ede, dan PT yang terkahir sama labo PT Baba nggomi, de gaji na 7 juta perbulan kalau PT terakhir ede PT Galfar dan ede merupakan PT yang paling bagus di Burnai. de ri kirim re’e sekali dalam dua bulan, biasa de 11 juta ku ri’I kirim (rutin)”Artinya:“Saya pergi lebih kurang 5 tahun dan saat itu gaji saya tergantung PT lah, karena ada 3 PT dalam 5 tahun itu tempat saya bekerja, yang pertama PT Wuoon ya gaji PT itu 3 juta setengah satu bulan namun tidak memuaskan, ya kalau PT kedua lumayan gajinya bisa dapat 5 juta perbulan nama

Page 49: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

49

PT nya Jainal Daud, dan PT yang terakhir sama seperti Bapakmu gajinya 7 juta perbulan kalau PT yang terakhir itu PT Galfar dan itu merupakan PT yang paling bagus di Burnai. ya kalau untuk dikirim sekali dalam 2 bulan biasanya yang saya kirim 11 juta perdua bulan sekali (rutin). (Wawancara 5 Maret 2016)

Dan dari migrasinya menjadi TKI informan Muhammad selama kurung

waktu 5 tahun telah mengubah kondisi kehidupan keluarganya dengan pendapatan

dari ketiga PT yang telah di tempatinya untuk bekerja seperti untuk PT (wuoon)

pertama informan mendapatkan gaji Rp. 3.500.000 perbulan, PT (Jainal Daud)

kedua mendapatkan gaji Rp. 5.000.000 perbulan, dan yang terakhir PT (Galfar)

mendapatkan gaji yang sangat besar Rp. 7. 000.000 perbulan dan dikirimnya

untuk keluarga dikampung sebesar Rp. 11.000.000 perdua bulan sekali (rutin).

Dari hasil bekerjanya di tiga PT tersebut yaitu PT Wuoon, Jainal Daud dan PT

Galfar telah membantu mengangkat dan bisa memenuhi berbagai macam

kebutuhan keluarganya di daerah asal.

Dengan demikian hasil dari wawancara peneliti dengan informan

Muhammad menunjukkan bahwa, walaupun pekerjaannya sebagai TKI bukan

merupakan penghasilan utama keluarganya namun itu telah membawa perubahan

yang cukup signifikan pada kehidupan keluarganya walaupun disamping itu

masih ada lahan persawahan yang bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari

keluarganya tapi hasilnya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari, namun

kebanyakan hasil dari rantauan informan Muhammad untuk mecukupi berbagai

macam kebutuhan sehari-hari keluarganya.

Page 50: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

50

Hal yang berbeda pula diungkapkan informan Suriansyah (42 tahun)

yang mengatakan:

“lao nahu sekitar ini mba’a, de karawi nahu bangunan, de gaji nahu pidu juta ma paling awa’a lima juta ku ri’i tarima tiap bulan de. Kalau di’i kirim wati jam pa sawura sakali, kadang dua wura sakali kadang juga tolu wura sakali kalau de ri’i kirim, misal na ma dua wura sakali wara ku pidu juta, kalau ma tolu wura ciwi juta ri kirim ma nahu ru;u anak ro istri do’o rasa rutin ede ri’i kirim ma nahu”.Artinya:“Saya pergi sekitar 6 tahun, pekerjaan saya bangunan, kalau gaji saya 7 juta dan paling rendah 5 juta yang saya terima tiap bulan. Kalau untuk di kirim tidak sebulan sekali kadang 2 bulan sekali kadang juga 3 bulan sekali untuk di kirim, misalnya yang 2 bulan sekali ada 7 juta, kalau yang 3 bulan ada 9 juta untuk dikirim sama saya untuk anak istri dikampung rutin itu saya kirim”.(Wawancara 3 Maret 2016).

Hasil wawancara peneliti dengan informan Suriansyah menunjukan

bahwa, informan sudah merantau salama 6 tahun dengan bekerja sebagai tukang

bangunan dengan gaji sebesar Rp. 5.000.000 sampai Rp. 7.000.000 perbulan saat

menjadi TKI di Brunai, sementara untuk di kirim kekeluarga dikampung kadang

Rp. 7.000.000 perdua bulan, kadang juga Rp. 9.000.000 pertiga bulan (rutin) dan

dari hasilnya tersebut mampu untuk mencukupi segala kebutuhan keluarganya

didaerah asal.

Dan dari pendapatan/penghasilannya waktu menjadi TKI di Brunai

merupakan penghasilan utama keluarganya untuk mencukupi kebutuhan keluarga

sehari-hari di kampung halaman.

Informan Sudirman (32 tahun) yang mengatakan hal berbeda pula:

Page 51: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

51

“De saramba lao nahu dua mba’a mai wali, lao kadua kai na tolu mba’a dua wali de lao terakhir samba’a mpa, de saraa lalo na ini mba’a, de karawi nahu bangunan, de kalau gaji de 3 juta lebih ri terima tiap wura, de ri’i kirim sa ara’a ma nahu paling 2 juta tiap wura sisa na ri wi’i ma nahu ri’i ngaha ro nono kai wunga aka Brunai”Artinya:“Ya pertama saya pergi 2 tahun lalu balik lagi kekampung dan kedua kalinya saya pergi 3 tahun balik lagi ke kampung dan untuk terakhir 1 tahun saja, jadi kalau di jumlahkan sudah 6 tahun, kalu pekerjaannya saya bangunan, kalau untuk gajinya 3 juta setengah diterima setiap bulan, kalau untuk dikirim ke kampung sama saya paling 2 juta setiap bulan sisanya saya simpang untuk keperluan makan dan minum saya waktu di Brunai”. (Wawancara 4 Maret 2016)

Hal ini membuktikan informan sudah menjadi TKI selama 6 tahun dan

pekerjaannya sebagai tukang bangunan dengan gaji atau pendapatan yang didapat

informan saat menjadi TKI sebesar Rp. 3.500.000 perbulan, sementara untuk

dikirim kekeluarga Rp. 2.000.000 setiap bulan (rutin) dan untuk setengahnya

informan simpan untuk memcukupi kebutuhannya waktu berada di Brunai, serta

hasil dari TKI nya tersebut mampu untuk mencukupi segala kebutuhan

keluarganya dikampung. Dan dari hasil merantau di Brunai Darussalam

merupakan pendapatan utama keluarganya.

Informan Muhdar Ismail (45 tahun) yang mengatakan hal berbeda pula:

“de lao nahu lima mba’a dari tahun 2010, de karawi nahu petik buah kelapa sawit, de kalau gaji de tergantung hasil dari karawi nhu wali misal na ore si wu’a kelapa sawit na ore ja mpa gaji na, de kalau gaji nahu ma paling awa 2 juta setengah de ma paling tinggi de 4 juta ri tarima tiap wura ede, de kalau ri kirim wea ri’i ru’u anak doho paling sajuta mpa ri kirim ri ngaha ro nono na ede”.

Page 52: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

52

Artinya:“ya saya pergi merantau pas 5 tahun dari tahun 2010, ya kalau pekerjaan saya pemetik buah kelapa sawit dan untuk gaji saya tergantung lagi dari hasil kerja saya misalnya kalau banyak buah kelapa sawit di petik maka akan banyak pula gaji yang diterima, ya kalau gaji saya yang paling rendah 2 juta setengah dan yang paling tinggi ya 4 juta di terima setiap bulan, ya kalau yang saya kirim untuk anak saya untuk uang makan dan belanjanya paling 1 juta itu rutin”. (Wawancara 3 Maret 2016).

Dengan demikian dari hasil wawancara peneliti menunjukan bahwa,

informan sudah menjadi TKI selama 5 tahun dan gaji/pendapatan yang didapat

dari hasil bekerja sebagai pemetik buah kelapa sawit di Malaysia sebesar

Rp. 2.500.000 sampai Rp.4.000.000 di terima tiap bulan, berdasarkan hasil yang

didapat informan dari pekerjaan sebagai pemetik buah kelapa sawit yang

menghitung berapa banyak buah yang di petik sehingga akan berpengaruh pada

gaji yang akan diterima oleh informan, misalnya seperti apa yang dikatakan oleh

informan jika banyak buah kelapa sawit yang di petik maka akan banyak pula gaji

yang diterima sementara kalau sedkit yang dipetik akan mendapatkan gaji yang

sedikit pula.

Dan untuk dikirim ke anak-anak dikampung tiap bulannya sebesar Rp.

1.000.000 untuk uang makan dan belanjanya setiap hari, kemudian hasil saat

bekerja menjadi TKI di Malaysia itu merupakan penghasilan utama untuk

keluarganya.

Page 53: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

53

Informan Herman Ismail (36 tahun) yang mengatakan hal yang sama

dengan informan Muhdar Ismail:

“de lima mba’a ra lao nahu dari tahun 2010, de karawi nahu ma runca wua sawit, kalau gaji 3 juta sampai 5 juta perbulan tergantung wali ore si wua sawit la runca missal na ore si wua sawit la runca na ore ja mpa’a gaji na. de ri kirim wati ja mpa’a tiap bulan pala’a lima wura sakali ku kirim sado’o sae do’o rasa biasa 6 juta”.Artinya:“ya 5 tahun saya merantau dari tahun 2010, ya pekerjaan saya pemetik buah kelapa sawit, kalau gaji 3 juta sampai 5 juta perbulan tergantung lagi kalau banyak buah kelapa sawit yang di petik maka akan banyak pula gajinya. Ya untuk dikirim tidak setiap bulan tapi 5 bulan sekali untuk dikirim ke kakak dikampung biasanya 6 juta”. (Wawancara 3 Maret 2016)

Dalam pilihannya menjadi seorang TKI di Malaysia telah membawa

perubahan dalam kehidupan keluarganya, ini dilihat dari hasil yang informan

dapat sewaktu menjadi seorang TKI di Malaysia, sehingga dapat meningkatkan

kehidupan dan memperbaki kondisi sosial ekonomi keluarganya. Penuturan

informan Herman Ismail menunjukan bahwa, informan sudah menjadi TKI

selama 5 tahun dan gaji yang didapat informan saat menjadi TKI bervariasi

kadang diterima Rp. 5.000.000 dan Rp. 3.000.000 perbulan dan itu tergantung

pada banyak atau tidaknya buah kelapa sawit yang dipetik, misalkan kalau banyak

buah kelapa sawit yang dipetik maka akan mendapatkan gaji yang banyak jika

tidak gajinya sedikit didapat.

Sementara untuk dikirim ke saudara dikampung sebesar Rp. 6.000.000

perlima bulan (rutin) untuk disimpan sama saudara dan hasil dari TKI Malaysia

Page 54: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

54

saat itu merupakan penghasilan utama keluarganya, saat itu juga istri dan anak

yang baru berusia 1 tahun ikut bersama informan migrasi di Malaysia.

Informan Zakariyah (50 tahun) yang mengatakan hal yang berbeda pula:

“de lao na tolu’u kali kai ra ake kalau ma ulu’u na sudah 5 tahun lebih, de lao wali na ma kento dua mba’a de pidu mba’a ra lao na, de biasa gaji na 5 juta ku dalam sawura karawi na hanta semen ro adu semen istilah na bangunan. Kalau sa ara na , ro wi’i rau ku ma ndai naku, de wara ku tolu wura sakali ku nggadu na de, nggadu na de upa juta satengah dalam tolu’u wura ede”.Artinya:“ ya perginya sudah 3 kali sama ini, yang dulu 5 tahun lebih, pergi lagi yang ke dua kalinya 2 tahun, ya sudah 7 tahun pergi nya, kalau gajinya 5 juta dalam sebulan pekerjaannya angkat semen, aduk semen istilahnya bangunan. Kalau untuk di kirim kesini ada juga untuk disimpannya sendiri sementara untuk dikirimnya 3 bulan sekali biasa 4 juta setengah dalam 3 bulan itu rutin”. (Wawancara 4 Maret 2016)

Dari penuturan informan bahwa, anaknya sudah menjadi TKI selama 7

tahun di Brunai dengan bekerja sebagai tukang bangunan yang penghasilan yang

cukup besar yaitu Rp. 5.000.000 perbulan dan dari gajinya itu anaknya juga

menabung sendiri, sementara untuk dikirimnya Rp. 4.500.000 pertiga bulan sekali

(rutin) untuk ditabung sama keluarganya di daerah asal serta dipakai untuk

memenuhi kebutuhan keluarganya dan dari hasil anaknya juga informan merasa

bersyukur sekali karena berkat anaknya lah ia dan keluarganya bisa merasakan

kehidupan keluarganya menjadi lebih baik atas hasil dari kerja kerasnya anaknya

menjadi seorang TKI yang membawa hasil.

Page 55: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

55

walaupun hasil dari anaknya bukan penghasilan utama bagi keluarganya

karna masih ada lahan persawahan untuk mendapatkan pengahasilan, namun

sawah itu pun hasil dari dari kerja keras anaknya.

Informan Rahma H.Husen (40 tahun) yang mengatakan hal berbeda pula:

“lao na dua mba’a-mba’a dula de kalau sape sa ake pidu mba’a ra lao na, de karawina plafon uma. De gaji na tarima tiap wura, pala misalkan mpa ra’a mbei ulu na wura ake satengah wura ma kento mbei sara’a lalo, kalau gaji na wati ngoa na nhu malu mu dou mone rau wati rombo rau na, de kalau ri kirim sa ara na kadang sampuru juta dua wura sakali rutin ede ni. De tio pu la ngadu akhir bulan 12 pidu juta, la ngadu wali na bulan 1 lima juta, au kadang gaji da la mbe’i karu’u ma dou de. Pokoknya reke ma nahu dalam satu ake 60 juta ra kirim na”.Artinya:Perginya dua tahun-dua tahun balik kalau di jumlahkan sudah 7 perginya, kalau pekerjaanya pasang plafon rumah, gajinya terima tiap bulan kalau gajinya sendiri suami saya tak pernah bilang sama saya, kan di tau juga laki-laki selalu ada disembunyikan, ya kalau untuk di kirim kekampung kadang 10 juta perdua bulan sekali rutin itu, ya kalau untuk yang dikirimnya pas akhir bulan 12 kemarin 7 juta baru kirim lagi bulan 1 5 juta, gajinya yang 5 juta itu sisa gaji yang tidak di kasih semua sama bosnya. Pokoknya di hitung sama saya dalam 1 tahun ini 60 juta yang di kirim”. (Wawancara 5 Maret 2016).

Penuturan informan bahwa suami sudah merantau selama 7 tahun menjadi

TKI di Brunai dengan berkerja sebagai pemasang plafon rumah dan dari

penuturan infoman sendiri tidak tau pasti besar kecil gaji yang diterima sama

suaminya karena dari suaminya sendiri tidak pernah cerita. Namun uang yang

dikirim suaminya tetap ada yaitu sebesar Rp. 10.000.000 perdua bulan (rutin)

Page 56: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

56

terkadang juga Rp.12.000.000 semuanya yang dikirim oleh suami informan untuk

mencukupi berbagai kebutuhan keluarganya dikampung, dan kepergian suaminya

ke Brunai sudah membawa dampak yang baik ini dilihat dari kondisi sosial

ekonomi keluarga informan sudah mengalami peningkatan.

Hal ini menunjukan bahwa, hasil merantau suaminya merupakan

penghasilan utama keluarga walaupun informan yang bersangkutan memiliki

perkerjaan sendiri sebagai Guru TK dan sebagai petani, namun sebagai petani

hasil nya baru keluar 3 bulan sekali, namun apa yang dikatatan informan hasil dari

suami itu merupakan yang utama untuk mencukupi segala berbagai kebutuhan

keluarganya.

Informan Yeni Marlina (32 tahun) yang mengatakan hal berbeda pula:

“ini’i mba’a ra lao na, karawi na bangunan de gaji na wara ku tolu juta upa juta rau ku sarunde dalam sawura re, de ri kirim na 2 juta lima mpa sawura rutin, sisa na de na wi’i ku ma ndai ri ngaha ro nono da’a aka”.Artinya:Ya merantaunya sudah 6 tahun karawi na banguanan, kalau gaji ada 3 juta sampai 4 juta dalam sebulan, kalau untuk dikirimnya 2 juta setengah dalam sebulan rutin, sisanya dia simpan sendiri untuk uang makan dan minumnya”. (Wawancara 5 Maret 2016).

kutipan diatas menunjukan bahwa, suaminya sudah menjdi TKI selama 6

tahun di Brunai dengan penghasilan yang di dapat dari pekerjaanya sebagai

tukang bangunan yang cukup besar mulai Rp. 3.000.000 sampai Rp.4. 000.000

dalam sebulan, sementara untuk dikirimnya ke keluarga nya dikampun sebesar

Page 57: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

57

Rp. 2.500.000 perbulan (rutin) untuk ditabung dan untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari anak dan istrinya.

Dari kepergiannya suaminya menjadi TKI membawa dampak pada

perubahan kondisi sosial ekonomi keluarganya, walaupaun saat itu untuk menjadi

TKI suaminya di Brunai Darussalam mereka harus menggadaikan tanahnya serta

menghutang sama keluarga untuk dipakai berangkat sang suami ke Brunai

darusalam namun sekarang semua hutan-hutanya sudah di bayar lunas apa lagi

untuk tanah persawahan mereka sudah menebusnya bahkan membeli lagi tanah

persawahan. Penuturan informan pun juga menunjukan hasil dari rantauan

suaminya di Brunai Darussalam merupakan pendapatan atau penghasilan utama

keluarganya walaupun masih ada hasil dari pertanian namun yang utama hasil dari

suaminya.

Informan Aminah H. Ahmad (35 tahun) yang mengatakan hal berbeda

pula:

“de lao na waru mba’a ra, de karawi na pasang pipa air minum de gaji na lima juta dalam sawura de sajuta ku ri wi’i ma ndai na ri ngaha, de missal na nggori lo gaji na lansung kirim ku upa juta rutin”Artinya. .“Ya perginya sudah 8 tahun, pekerjaan pasang pipa air minum ya kalau gajinya 5 juta dalam sebulan disimpang sendiri 1 juta untuk keperluang makan dan dikirimnya langsung 4 juta dalam sebulan rutin”. (Wawancara 2 Maret 2016).

Dengan demikian suaminya sudah menjadi TKI selama 8 tahun lamanya

dan hasil pendapatan sang suami yang berkerja sebagai tukang pemasang pipa air

minum dengan penghasilan Rp. 5.000.000 perbulan, sementara untuk dikirimnya

Page 58: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

58

ke keluarga di kampung sebesar Rp. 4.000.000 perbulan (rutin) dari hasilnya itu

suaminya mampu memenuhi segala kebutuhan keluarganya yang berada di

kampung halaman. Dan hasil yang didapat suami informan merupakan

penghasilan utama bagi keluarga informan disampin hasil pertanian istri.

Dapat disimpulkan dari ke sepuluh (10) informan yang di wawancarai baik

itu informan yang sudah pulang dari migrasinya ataupun para anggota keluarga

yang ditinggalkan terutama istri-istri para TKI yang bekerja di Brunai Darussalam

maupun Malaysia yang menunjukan bahwa, hasil atau pendapatan yang di dapat

oleh para laki-laki yang menjadi TKI cukup bervariasi mulai dari pendapatan

yang terendah seperti seperti TKI di Malaysia yang mendapatkan gaji sekitar Rp.

2.000.000 sampai Rp. 4.000.000 perbulan, sedangkan yang tertinggi yang menjadi

TKI di Brunai dengan gaji Rp. 8.000.000 perbulan.

Walaupun dari pendapatan informan diatas yang cukup bervariasi, namun

telah membawa dampak yang baik pada kehidupan anggota keluarga mereka yang

berada di kampung dengan terpenuhinya berbagai macam kebutuhan keluarganya.

b. Pendidikan

Pendidikan secara umum dapat diartikan sebagai, pembelajaran,

pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan

dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan ataupun

penelitian.

Hal ini diungkapakan oleh informan H.Ramli (43 tahun) yang

mengatakan:

Page 59: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

59

“de kalau ekonomi enak sekarang, wara ra’a ri’i uru’u sakolah kai anak, de ntoi’i na mori sederhana mori susah ni pala wati ja mpa’a nconggo, pala’a ncihi ri ngaha mpa’a ro non kalau ri wi’i si tiwara”.Artinya: “Ya kalau ekonomi enak sekarang dan saat ini sudah mampu serta bisa sekolahin anak, dulu hidup saya sederhana tapi tidak menghutang hanya cukup untuk makan sehari-hari saja kalau untuk disimpan tidak ada”. (Wawancara 4 Maret 2016).

Hal yang  senada  diungkapkan  informan  Sudirman  (32 tahun)  yang

menyatakan:

“bune si nggahi susah mori nahu sawati pu da lao aka di’i Brunai. de kalau sekarang amanlah ekonomi ma wara la ngupa ke ni, ro ri sakolah kai anak doho wara ra hasil la ngupa ”.Artinya:“ya kalau di bilang hidup saya susah sebelum saya pergi di Brunai, kalau sekarang ekonomi amanlah, dan sekarang sudah bisa sekolahin anak berkat hasil yang saya cari” (Wawancara 4 Maret 2016).

Dari pernyataan kedua informan diatas menunjukan bahwa, hasil dari

pergi migrasinya menjadi TKI di Brunai telah banyak membawa perubahan pada

kondisi perekonomian keluarga informan, terutama yang paling utama informan

bisa untuk menyekolahkan anaknya dan membiayai segala kebutuhannya,

walaupun dari kedua anak informan di atas tersebut kedua-duanya masih

berstatus SMA kelas 1 (perempuan) dan dari informan H. Ramli untuk anak

pertamanya baru-baru tamatan SMA (laki-laki).

Tentunya dari hasil TKI mereka bisa menyekolahkan anak setinggi-

tingginya sampai kuliahnya nanti adalah sebuah harapan terbesar dari informan-

Page 60: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

60

informan ini karena mereka mengiginkan anaknya lebih baik dari pada nasib

mereka.

Hal yang sama pula diungkapkan informan Rahma H.Husen (40 tahun)

yang menyatakan:

“ya perubahan ekonomi jelas berbeda, ake wara ra’a ri sekolah kai anak doho au ma sekarang ekonomi sudah mapan bahkan lebih mapan wali”.Artinya:“Ya perubahan ekonomi jelas berbeda, saat ini juga sudah mampu untuk sekolahkan anak dan sekarang ekonomi sudah mapan bahkan lebih mapang”. (Wawancara 5 Maret 2016)

Sama seperti penuturan kedua informan diatas bahwa, hasil dari TKI

suami Informan membawa dampak yang baik bagi kehidupan keluarga informan

ini, hal ini bisa dilihat dari hasil wawancara informan di atas yang menunjukan

bahwa informan bisa menyekolahkan anaknya dan membiayai kebutuhan sekolah

berkat hasil dari suaminya. walaupun dari anak informan ini masih duduk di

bangku SD kelas 3 (laki-laki) dan SMA kelas 2 (laki-laki) dan tentunya yang

terpenting bisa membiayai sekoloh dan kebutuhan lain-lainnya untuk anaknya

yang masih SMA sementara untuk yang masih SD tidak terlalu memtuhkan biaya.

Dengan demikian hasil yang yang didapat oleh para informan maupun

suami mereka yang menjadi TKI di luar negeri mampu dan bisa menyekolahkan

dan membiayai segala kebutuhan sekolah anak-anak mereka, ini menunjukan

betapa besarnya keinginan para informan-inforamn untuk menyekolah anaknya,

walaupun rata-rata dari anak-anak informan ini sudah ada yang bekerja dan

menikah serta masih duduk di bangku TK, SD, SMP yang belum terlalu

Page 61: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

61

membutuhkan biaya dan hanya ada beberapa anak saja yang duduk di bangku

SMA seperti anak informan H. Ramli, Sudirman, dan Rahma H. Husen.

c. Kondisi Rumah

Rumah merupakan aktualisasi diri manusia sebagai pribadi maupun

sebagai kesatuan dengan lingkungan alamnya. Rumah memiliki fungsi sebagai

sarana pengamanan diri manusia, memberikan ketenangan dan ketentraman hidup

sebagai wahana yang mampu mendorong pemenuhan kebutuhan dirinya.

Hal ini diungkapkan oleh informan Muhammad (28 tahun) yang

mengatakan:

“de la tu’u kai ma nahu uma ri nge’e kai labo istri ro anak, bne si nggahi hasil di’I Brunai de”.Artinya:“ya saya bisa membangun rumah sendiri untuk di tempati bersama istri dan anak, kalau di bilang hasil saya di Brunai ini. (Wawancara 5 Maret 2016).

Hal senada diungkapakan oleh informan Sudirman (32tahun) dan Suriansyah (42 tahun) yang mengatakan:

“de hasil la ngupa nahu di Brunai la tu’u kai uma doho”.Artinya“ya hasil yang saya cari di Brunai di pakai untuk bangun rumah ini”. (Wawancara informan Sudirman 4 Maret 2016)

Dari ketiga informan diatas telah menunjukan bahwa, hasil mereka

migrasi menjadi TKI telah membawa dampak yang baik untuk kehidupan para

TKI ini, yang dimana mereka mampu membangun rumah (rumah batu) untuk

tempat tinggalnya bersama istri dan anak-anaknya, dengan kondisi rumah batu

Page 62: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

62

lengkap dengan fasilitas listrik, air, dan WC. Dan ini membuktikan bahwa

migrasi mereka menjadi TKI di luar Negeri baik itu d Brunai maupun Malaysia

membawa dampak yang baik pada kehidupan keluarganya.

Hal yang berbeda di ungkapkan oleh informan Muhdar Ismail (45 tahun)

dan Herman Ismail (36 tahun) yang menyatakan:

“De hasil la ngupa la kataho kai uma dho, ro la weli kai tv, labo perlengkapan uma doho hasil la lao kai aka Malaysia”.Artnya:Ya hasil yang saya cari untuk memperbaiki rumah serta untuk membeli tv dan segela perlengkapan rumah semua ini hasil dari merantau di Malaysia”.(Wawancara informan Herman Ismail 3 Maret 2016)

Pernyataan kedua informan diatas bahwa, hasil yang mereka dapatkan dari

menjadi TKI di Malaysia mereka mempergunakannya untuk memperbaiki dan

merenofasi rumah mereka serta membeli berbagai macam perlengkapan perabot

rumah tangganya yang di tempatinya dengan kondisi rumah batu lengkap dengan

fasilitas air, listrik dan WCnya.

Dan dengan demkian dari beberapa penuturan informan yang menjadi TKI

di Malaysia maupun Brunai Darussalam, yang mencari peruntungan di luar

Negeri telah membawa hal-hal yang baik bagi kehidupan para TKI ini, sehingga

mereka bisa membangun rumah dan memperbaiki rumah ataupun merenofasi

rumahnya sendiri untuk ditempatinya bersama istri dan anak-anak mereka, dengan

kondisi rumah yang sangat baik di lengkapi dengan fasilitas air, listrik maupun

WCnya.

Page 63: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

63

Walaupun dari sebagian TKI mereka masih mempunyai rumah sendiri dan

dengan kondisi masih bagus dan layak untuk ditempati bersama keluarganya.

d. Investasi atau Tabungan

Investasi sebagai suatu pengorbanan dalam bentuk penundaan pengeluaran

sekarang untuk memperoleh keuntungan (return) yang lebih baik dimasa

mendatang. Sedangkan tabungan adalah bagian dari pendapatan yang tidak

dikonsumsikan.

Hal ini diungkapkan oleh informan Muhammad (28 tahun) yang

mengatakan:

“De pandangan masyarakat ma nhu ma ndadi TKI na nggahi ku ekonomi waura taho dan sukses pori da lao ka ndede au ma wara la infestasikan kai ru’u modal untuk masa depan, ru’u weli kai capi, dana, labo sator kai haji rau hasil ngupa nahu di’i Burnai, kalau da lao ngupa ka ndaka si nahu wti ndake na mori ni’i ti wara ma wara de made poda pori;I da lao ngupa nahu syukur Alhamdulillah”.”. Artinya:“kalau padangan masyarakat tentang saya yang menjadi TKI, mereka bilang ekonomi saya sudah aman dan sudah sukses, apa lagi ada di infestasikan untuk modal masa depan, untuk beli sapi, beli tanah persawahan, beli motor dan bahkan untuk setor haji sudah, ini semua merupakan hasil mencari saya di Burnai, kalau tidak pergi ke Burnai tidak akan begini hidup saya, dulu susah dan sekarang syukur Alhamdulillah”. (Wawancara 5 Maret 2016).

Page 64: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

64

Hal yang sama di ungkapkan informan Rahma H. Husen (40 tahun) yang mengatakan:

“misalkan piti la nggadu ri’i invstasikan, kan tidak mungkin ja nami sebagai dou siwe ti ne’e susah, piti la ngadu na sekian banyak de wi’i kai raa ma nami, uru kai ka nggihi, sisa na wi’i kai di’i bank, labo nenti kai dana supaya hidup bisa berkembang bahkan la setor haji labo rahi ku waura ndta lalo dua mu hasil piti la nggadu rahi”.Artinya:misalkan uang yang dikirimnya kami investasikan, kan tidak mungkin juga kami sebagai seorang perempuan ingin hidup susah , ya uang yang dikirimnya sekian banyak saya simpan untuk biaya keperluan pertanian, di tabung di bank, untuk beli tanah persawahan supaya hidup bisa berkembang, bahkan untuk untuk setor haji saya dan suami sudah itu merupakan hasil yang di kirim sama suami”. (Wawancara 5 Maret 2016).

Dari penuturan ke dua informan diatas menunjukan bahwa, kepergian

informan maupun suami informan untuk menjadi TKI di Brunai telah banyak

membawa perubahan untuk keluarganya di daaerah asal, sehingga dengan hasil

yang informan dapatkan dipergunakannya untuk modal masa depan, membeli

kendaraan, membeli lahan persawahan, di tabung bahkan untuk setor haji pun

para informan-informan ini sudah lakukan, malahan informan Rahma H.Husen

sudah setor haji bersama suaminya yang menjadi TKI di Brunai. Dan ini

menandakan apa yang di cari para informan selama menjadi TKI sudah terpenuhi

dan responpun dari masyarakat sangat baik dan memuji informan karna telah

berhasil di daerah rantauan karna membawa hasil.

Page 65: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

65

Hal yang senada pula di ungkapkan oleh informan H. Ramli (43 tahun) yang mengatakan:

“Kalau pandangan na masyarakat sekitar de na nggahi ku ma sia doho , nggahi na sana’a mori ra woko nami au ma’a wara la tabung, wara ro la nenti kai dana, weli kai honda, weli kai tv, de la haji ka’i nahu ake rau piti hasil ngupa nahu di Burnai, bayangkan sia doho ma midi’i ara rasa wti eda kone na piti beruntung nahu ake ma wara’a sara’a ake hasil dari Burnai ncau”.artinya:“Kalau untuk pandangan masayarakat, mereka bilang hidup kami sekarang sudah sejahterah karena sudah ada hasil yang ditabung, untuk beli tanah persawahan sudah, membeli kendaraan bermotor, membeli tv, bahkan untuk saya haji ini hasil saya di Brunai, bayangkan mereka yang hidup dan diam diri dikampung saja susah untuk mendapatkan uang, dibandingkan saya sekarang apa yang saya punya semua ini hasil dari Burnai”. (Wawancara 4 Maret 2016).

Hasil wawancara dengan informan diatas menjunjukan bahwa, hasil dari

pergi migrasinya menjadi TKI di Brunai Darussalam telah membawa dampak

yang sangat besar pada kehidupan keluarga informan ini, sehingga dari apa yang

informan dapatkan dari hasil migrasinya keluar Negeri mampu mmeningkatkan

perekonomian keluarganya, hal ini dilihat dari hasil yang di pergunakan oleh

informan seperti, untuk di tabung dan diinvestasikan untuk tanah persawahan,

membeli kendaraan bermotor bahkan untuk gelar Haji yang informan dapatkan itu

merupakan hasil jerih payahnya menjadi seorang TKI di Brunai Darussalam.

Dan dari kesepuluh (10) informan yang di wawancarai rata-rata hasil yang

mereka dapatkan dari migrasnya ke luar Negeri baik itu TKI dari Brunai maupun

Malaysia yang terpenting hasil yang didapat diinvestasikan untuk lahan pertanian,

karna anggapannya jika pulang dari rantauannya atau tidak lagi menjadi TKI

Page 66: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

66

sudah ada lahan persawahan yang bisa digarap sendiri, yang bisa mendatangkan

penghasilan, sama halnya seperti para TKI yang sudah pulang dari migrasinya

keluar Negeri, yang rata-rata mereka sudah punya sawah dan bekerja sebagai

peteni padi yang hasilnya keluar 1tahun 3 kali panen, kalaupun yang masih

menjadi TKI mereka sudah mempunyai lahan persawahan atas hasil yang

informan-inforaman ini dapatkan dari menjai TKI.

Jadi dari hasil wawancara peneliti dengan ke 10 informan di Desa Campa

Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima menunjukan adanya perubahan kondisi

sosial ekonomi keluarga akibat dari hasil menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI)

baik yang dari Brunai Darussalam maupun yang TKI dari Malaysia. Sementara

untuk hasil dari menjadi TKI tersebut rata-rata mereka pergunakan untuk untuk

biaya sekolah anaknya, membeli tanah persawahan, membeli kendaraan,

merenofasi rumahnya, kebutuhan alat rumah tangga, serta dari sebagian TKI dari

Brunai Darussalam sudah ada yang menyetor dana haji bahkan satu orang sudah

bergelar haji dan itu semua merupakan hasil dari mereka menjadi TKI.

Page 67: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

67

B. Pembahasan

Menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) adalah suatu pilihan bagi laki-laki di

Desa Campa Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima untuk memperbaiki dan

meningkatkan kehidupan sosial ekonomi keluarga sehingga dapat mengalami

perubahan.

Dalam hal ini faktor yang mendorong laki-laki di Desa Campa Kecamatan

Madapangga Kabupaten Bima untuk menjadi TKI karena adanya ketimpangan

dalam kondisi ekonomi keluarganya baik itu dari pekerjaan yang tidak ada

maupun dari penghasilan yang tidak cukup memuaskan, dan tidak mempunyai

lahan persawahan untuk digarap sehingga menjadi penyebab mereka untuk

menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI).

Menurut teori migrasi Everest S. Lee yang berpandangan besar kecilnya

arus migrasi juga dipengaruhi oleh rintangan antara, misalnya berupa ongkos

pindah yang tinggi, topografi antara daerah asal dengan daerah tujuan berbukit-

bukit, dan terbatasnya sarana transportasi atau pajak masuk ke daerah tujuan yang

sebagai faktor seseorang untuk bermigrasi. Dan yang tidak kalah pentingnya

adalah faktor individu karena dialah yang menilai positif dan negatifnya suatu

daerah, dia pulalah yang memutuskan apakah akan pindah dari daerah ini atau

tidak.36

36Ida Bagoes Mantra,. Demografi Umum, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), hlm. 180-181.

Page 68: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

68

Dari teorinya Everst S. Lee diatas menunjukan benar adanya bahwa yang

menjadi penyebab atau faktor pendorong laki-laki yang ada di Desa Campa

Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima karena faktor pengaruh ketiadaan

lahan pertanian yang bisa mendatangkan pendapatan yang membuat mereka untuk

menjadi seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri.

Sedangkan Menurut teori Tadaro dalam berpendapat bahwa motivasi

seseorang untuk pindah adalah motif ekonomi. Motif tersebut berkembang karna

adanya ketimpangan ekonomi antardaerah. Tadaro menyebut motif utama

tersebut sebagai pertimbangan ekonomi yang rasional. Migrasi ke perkotaan

mempunyai dua harapan, yaitu memperoleh pekerjaan dan harapan memperoleh

pendapatan yang lebih tinggi daripada yang diperoleh di pedesaan.37

Dari teorinya Tadaro dalam Mantra diatas sejalan dengan apa yang

menjadi faktor pendorong para laki-laki di Desa Campa Kecamatan Madapangga

Kabupaten Bima menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) karena faktor adanya

ketimpangan ekonomi dalam keluarga para TKI, baik itu dari kurangnya

pendapatan/penghasilan serta tidak adanya pekerjaan di aerah asal sehingga

membuat mereka menjadi TKI di luar negeri.

Jadi yang menjadi faktor pendorong para laki-laki di Desa Campa

Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima menjadi TKI karena faktor ekonomi,

serta ketiadaan lahan pertanian yang mendatangkan penghasilan. Anggapan

mereka menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) adalah sebuah jalan keluar untuk

37Ibid, hlm. 186.

Page 69: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

69

dapat meningkatkan penghasilan serta meningkatkan perekonomian keluarga

mereka.

Keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih

yang direkat oleh ikatan darah, perkawinan, atau adopsi serta tingggal bersama.

Atau keluarga bisa diartikan sebagai suatu masyarakat terkecil yang sekaligus

merupakan suatu kelompok kecil atau unit terkecil dalam masyarakat.38

Dan fungsingnya sebuah keluarga tidak hanya sebatas sebagai pengatur

hubungan seksual, sosialisasi dan keamanan/perlindungan keluarganya. Namun

juga mencakup untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ekonomis anggota

keluarganya.39

Hal ini sesuai dengan apa yang terjadi pada keluarga yang ada di Desa

Campa Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima yang dimana seorang kepala

rumah tangga atau anggota keluarganya mencari nafkah untuk memenuhi ataupun

untuk mencukupi kebutuhan keluarga, sehingga hal ini dapat meningkatkan

kondisi sosial ekonomi keluarganya dengan bekerja sebagai seorang tenaga kerja

Indonesia (TKI) di luar negeri karena dari desakan ekonomi baik karena tidak

adanya pekerjaan maupun pendapatan/penghasilan yang tidak menentu di daerah

asal, dan tidak mempunyai lahan persawahan membuat mereka menjadi seorang

38Wahyu dan Suhendi, Pengantar Studi Sosiologi Keluarga, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2001), hlm. 41.

39Soerjono Soekanto, Sosiologi Keluarga Tentang Ikhwal Keluarga, Remaja, dan Anak, (Jakarta :PT. Rineka Cipta, 2009), hlm 2.

Page 70: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

70

TKI untuk dapat memperbaiki kehidupan maupun kondisi sosial ekonomi

keluarganya.

Dan walaupun tugas mencari nafkah adalah kewajibannya kepala rumah

tangga namun tidak menutup kemungkinan bahwa istri dari para TKI ini pun juga

bisa membantu perekonomian keluarga seperti yang terjadi pada istri-istri para

TKI yang dimana merekapun ikut terjun dalam memperbaiki kondisi sosial

ekonomi keluarga yang dimana rata-rata mereka bekerja sebagai peteni padi untuk

dapat membantu perekonomian dan menambah pendapatan/penghasilan

keluarganya walaupun penghasilan utama keluarganya berasal dari para suami

maupun anak mereka mereka yang menjadi tenaga kerja Indonasia (TKI) di luar

negeri, sehingga hal ini dapat meningkatkan pendapatan/penghasilan keluarga

yang berdampak pada perubahan kondisi sosial ekonomi keluarganya.

Dalam pandangan teori sosial ekonomi mengatakan kedudukan atau posisi

sesorang dalam kelompok manusia yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi,

pendapatan, tingkat pendidikan, jenis rumah tinggal, dan jabatan dalam

organisasi.40

sebagaimana dijelaskan dalam suatu teori diatas bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi  sosial  ekonomi  suatu  keluarga  adalah  sumber penghasilan,

besarnya penghasilan yang di dapat oleh para TKI, dan penggunaan dari

penghasilan itu, baik penghasilan tetap dari TKI itu sendiri maupun penghasilan

40Abdulsysni, Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 1994), hlm. 164.

Page 71: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

71

sampingan/tambahan dari para istri TKI atau anggota keluarganyan dari pertanian

yang erat hubungannya dengan pekerjaan sehingga meningkatkan kondisi sosial

ekonomi keluarganya. Dan ini yang membedakan pendapatan/penghasilan dengan

masyarakat sekitar baik itu guru, pegawai maupun peteni. Dari masing-masing

pekerjaan mempunyai hasil atau gaji/ upah yang berbeda dengan atauran yang

telah ditetapkan atau disepakati. Sehingga besarnya pendapatan/penghasilan dari

setiap keluarga juga sangat mempengaruhi seberapa banyak kebutuhan keluarga

yang dapat terpenuhi. Dan ini menunjukan adanya perubahan hidup dari besarnya

pendapatan/penghasilan yang didapat oleh para TKI, sehingga meningkatkan

kondisi sosial ekonomi keluarganya.

Sehingga hal ini sangat berkaitan erat kaitannya dengan perubahan sosial

anggota masyarakat harus bersifat terbuka bahkan ia secara kreatif menciptakan

kondisi perubahan, terutama di bidang ekonomi dan pola hidup sehari-hari.41

Dan terbukti dari para leki-laki ini memiliki hasrat yang tinggi untuk

memperbaiki pola hidup dan kondisi sosial ekonomi keluarganya yang relatif

rendah sehingga dari sifat terbukanya tersebut untuk menjadi TKI membawa

dampak yang baik pada pendapatan/penghasilan yang mereka dapatkan dari

menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) untuk dapat memperbaiki dan

meningkatkan kehidupan sosial ekonomi keluarganya serta mendapatkan nilai

tersendiri di masyarakat sekitarnya seperti halnya mendapatkan rasa hormat dan

pujian berkat kerja kerasnya manjadi TKI yang membawa hasil.

41 Rusdiyanta dan Syahrial Syarbaini, Dasar-Dasar Sosiologi, (Yogyakarta :Graha Ilmu, 2009 ), hlm. 136.

Page 72: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

72

Menurut Connel bahwa remitan diwujudkan dengan pengirman uang,

barang, bahkan ide-ide pembangunan di daerah asal, secara langsung atau tidak

langsung. Sedangkan remitan menurut Curson (1981) merupakan pengiriman

uang, barang, ide-ide pembangunan dari perkotaan ke pedesaan dan merupakan

instrumen penting dalam kehidupan sosial ekonomi suatu masyarakat.42

Hal ini sejalan dengan apa yang terjadi pada 10 informan keluarga tenaga

kerja Indonesia (TKI) baik dari Malaysia maupun Brunai Darussalam dari hasil

yang didapat oleh para TKI dari migrasinya keluar negeri yang mereka dapatkan

dan yang dikirim ke daerah asal yang di pergunakan untuk ditabung, membeli

tanah persawahan, membeli kendaraan bermotor, membangun rumah,

memperbaiki rumahnya, untuk biaya sekolah anak, bahkan sebagian dari TKI

sudah ada yang menyetor untuk dana Haji maupun yang sudah menunaikan

ibadah Haji dan itu semua merupakan hasil dari menjadi TKI.

Jadi kondisi sosial ekonomi keluarga TKI di Desa Campa mengalami

perubahan dan peningkatan serta pendapatan menjadi lebih baik bahkan lebih dari

cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari anggota keluarganya. Dan jika

dibandingkan dengan kehidupan para keluarga sebelum menjadi TKI sangat

susah, yang ada ada hanya untuk makan sehari-hari saja kalau untuk kebutuhan

yang lainnya sangat susah, jadi berkat mereka menjadi TKI diluar negeri

membawa dampak yang baik pada kehidupan keluarganya yang berada di daerah

asal.

42 Ida Bagoes Mantra, op.cit, hlm. 182.

Page 73: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

73

BAB V

.KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian faktor pendorong dan kondisi

sosial ekonomi keluarga tenaga kerja Indonesia (TKI) di Desa Campa Kecamatan

Madapangga Kabupaten Bima pada bab sebelumnya maka peneliti menarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Yang mendorong laki-laki untuk menjadi tenaga kerja Indonesia

(TKI) karena terjadinya ketimpangan ekonomi dalam keluarga para

TKI ini baik itu dari tidak adanya perkerjaan serta kurangnya

pendapatan/penghasilan, dan ketiadaan lahan persawahan untuk

mendatangkan penghasilan itu sendiri yang bisa mencukupi untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya, sehingga menjadi

penyebab mereka harus meninggalakan daerah asal untuk dapat

meningkatkan kondisi sosial ekonomi keluarganya.

2. Dalam migrasinya laki-laki keluar negeri untuk menjadi tenaga kerja

Indonesia (TKI) telah membawa perubahan dan peningkatan

terhadap kondisi sosial dan perekonomian keluarganya baik itu dari

segi pendapatan, pendidikan anak-anaknya, perumahan, serta untuk

investasi/tabungan. Selain itu membuat mereka dihormati oleh

masyarakat sekitarnya karena dianggap berhasil dalam rantauannya

keluar negeri bisa memperbaiki kondisi sosial ekonomi keluarganya.

73

Page 74: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

74

C. Implikasi

Jadi migrasinya keluar negeri untuk menjadi TKI para laki-laki di Desa

Campa membawa dampak yang baik pada kehidupan kondisi social ekonomi

keluarga mereka, jika dibandingkan dengan kehidupan keluarga mereka sebelum

menjadi TKI.

B. Saran-saran

Setelah peneliti melakuan penelitian dan menyajikan kesimpulan, maka

peneliti menemukan hal-hal yang perlu di benahi dan di cari solusi pemecahanya.

Adapun saran-sarannya sebagai berikut:

1. Untuk laki-laki yang mnjadi tenaga kerja Indonesia diharapakan agar

tidak melupakan kodrat nya sebagai kepala rumah tangga atau

pemimpin dalam keluarganya karena anggota keluarga yang lengkap

dambaan semua keluarga

2. Bagi pihak pemerintah agar lebih memperhatikan rakyat kecil dan

membuka lapangan pekerjaan karena dari tahun ke tahun yang

menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) semakin meningkat seperti di

Desa Campa Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima.

Page 75: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

75

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsysni, 1994. Sosiologi ( Skematika, Teori, dan Terapan). Jakarta. PT Bumi Aksara

Asyhadie, Zaeni. 2008. Hukum Kerja: Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja (Edisi Revisi). Jakartan: Rajawali Pers

Damsar 2009. Sosiologi Ekonomi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Idi Abdulah dan Safarina., 2011. Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat dan Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Isnaini, Nur. 2009. Sosial Ekonomi Masyarakat Waduk Gajah Mungkur (Studi Kasus tentang Kehidupan Social Ekonomi Pedagang Sektor Informal di Kawasan Waduk Gajah Mungkar Wonogiri). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Kolip dan Setiadi. 2013. Pengantar Sosiologi (Pemahaman Fakta, dan Gejala Permasalahan Social: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya). Jakarta: Kencana

Mantra, Ida Bagoes. 2015. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Naim, Mochtar. 2013. Merantau Pola Migrasi Minangkabau. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers

Sztomka, Piotr. 2010. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada Media Group

Page 76: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

76

Sembiring. 1985. Demografi. Jakarta: PT Etasa Dinamika

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R dan D. Bandung: Alfabeta

Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi Keluarga Tentang Ikhwal Keluarga, Remaja, dan Anak. Jakarta :PT. Rineka Cipta

Suhendi, dan Wahyu. 2001. Pengantar Studi Sosiologi Keluarga. Bandung: CV Pustaka Setia

Syahrial Syarbaini dan Rusdiyanta. 2009. Dasar-Dasar Sosiologi.

Yogyakarta :Graha Ilmu

Internet

brigade-antivirus.com/softnews/arti-penting/apa-iti-investasi/

http://id.shvoon.com/business-management/investing/2077041-pengertian tabungan/ixzz23Jqj4q5

http://cummank.blogspot.co.id/2010/04/mobilitas-penduduk-dan-remittances.html

www.wikipedia.org/definisi-pendapatan/

75

Page 77: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

77

LAMPIRAN

Page 78: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

78

Page 79: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

79

Page 80: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

80

Page 81: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

81

Page 82: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

82

Page 83: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

83

Page 84: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

84

Page 85: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

85

Page 86: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

86

Page 87: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

87

Page 88: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

88

Page 89: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

89

Page 90: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

90

Daftar Informan

1. Nama: Muhammad

Umur: 28 Tahun

Pekerjaan: Petani

Status : Minikah

“ Tki Brunai Darussalam”

Anggota Keluarga:

Nama Istri: Nurfitriani Umur 26 Tahun

Nama Anak:

- Al- Muhtadi Billah Umur 2 Tahun

2. Nama: H. Ramli

Umur: 43 Tahun

Pekerjaan: Petani

Status: Menikah

“ Tki Brunai Darussalam”

Anggota Keluarga:

Nama Istri: Hariah Umur 43 Tahun

Nama Anak:

- M. Taufan Umur 20 Tahun (Tamatan Sma)

- Fitri Umur 15 Tahun (Kelas 1 Sma)

3. Nama: Sudirman

Umur: 32 Tahun

Pekerjaan: Petani

Page 91: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

91

Status: Menikah

“ Tki Brunai Darussalam”

Anggota Keluarga:

Nama Istri: Rahma Umur 31 Tahun

Nama Anak:

- Eka Rostianti Umur 15 Tahun (Kelas 1 Sma)

- Nurhafizah Umur 7 Tahun (Kelas 1 Sd)

4. Nama: Muhdar Ismal

Umur: 45 Tahun

Pekerjaan: Petani

Status: Menikah

“ Tki Malaysia”

Anggota Keluarga:

Nama Istri: Ani Abdullah Umur 40 Tahun

Nama Anak:

- Astari Umur 26 Tahun (Menikah)

- Arman Umur 20 Tahun (Bekerja)

- Al-Abi Umur 6 Tahun (Kelas 1 Sd)

5. Nama: Herman Ismail

Umur: 36 Tahun

Pekerjaan: Petani

Status: Menikah

“Mantan Tki Malaysia”

Page 92: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

92

Anggota Keluarga:

Nama Istri: Leni Marlina Umur 39 Tahun

Nama Anak:

- Andini Umur 1 Tahun

6. Nama: Suriansyah

Umur: 42 Tahun

Pekerjaan: Petani

Status: Menikah

“ Tki Brunai Darussalam”

Anggota Keluarga:

Nama Istri: Nurmi Umur 40 Tahun

Nama Anak:

- Rifki Umur 14 Tahun (Kelas 1 Sma)

- Ridho 11 Tahun (Kelas 1 Smp)

- Jahro Umur 3 Bulan

7. Nama: Zakariyah

Umur: 50 Tahun

Pekerjaan: Petani

Status: Menikah

“Anaknya Menjadi Tki Di Brunai Darussalam”

Anggota Keluarga:

Nama Istri: Hasnah Umur 45 Tahun

Nama Anak:

Page 93: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

93

- Raf Sanjani Umur 26 Tahun (Tki Brunai Darussalam)

- Fahroroji Umur 17 Tahun (Kelas 3 Sma)

- Al-Fariji Umur 12 Tahun (Kelas 1 Smp)

8. Nama: Rahma H. Husen

Umur: 40 Tahun

Pekerjaan: Urt, Guru Tk Dan Petani

Status: Menikah

“Suami Menjadi Tki Di Brunai Darussalam”

Anggota Keluarga:

Nama Suami: Misran Umur 40 Tahun (Tki Di Brunai Darussalam)

Nama Anak:

- Rizki Mulyadin Umur 16 Tahun (Kelas 2 Sma)

- Irwandi Umur 9 Tahun (Kelas 3 Sd)

9. Nama: Yeni Marlina

Umur: 32 Tahun

Pekerjaan: Urt Dan Petani

Status: Menikah

“Suami Menjadi Tki Di Brunai Darussalam”

Anggota Keluarga:

Nama Suami: Sahrudin Umur 36 Tahun (Tki Di Brunai Darussalam)

- Anita Umur 15 Tahun (Kelas 3 Smp)

- Satria Umur 11 Tahun (Kelas 6 Sd)

10. Nama: Aminah

Page 94: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

94

Umur: 35 Tahun

Pekerjaan: Urt Dan Petani

Status: Menikah

“Suami Menjadi Tki Di Brunai Darussalam”

Anggota Keluarga:

Nama Suami: Ahmad H. Karim Umur 38 Tahun (Tki Brunai Darussalam)

Nama Anak:

- Wawan Umur 14 Tahun (Kelas 3 Smp)

- Wiwin Umur 11 Tahun (Kelas 1 Smp)

Page 95: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

95

Lampiran 1 : Pedoman Wawancara Dengan Mantan TKI Dan Keluarga

Yang Di Tinggalkan

PEDOMAN WAWANCARA

1. Identitas Informan

Nama :

Umur :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Status anggota dalam keluarga :

→ Suami

→ Istri

→ Anak

→ Dan lain-lain

Jumlah dalam keluarga :

Pertanyaan

2. Faktor apa yang mendorong anda untuk mejadi tenaga kerja

Indonesia (TKI)?

3. Bagaimana kondisi sosial ekonomi keluarga tenaga kerja Indonesia

(TKI)?

a. Berapa lama anda menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI)?

b. Apa pekkerjaan anda waktu menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI)?

c. Berapa gaji anda saat menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI)?

d. Apakah diterima perhari, perminggu atau perbulan?

Page 96: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

96

e. Berapa uang yang anda kirim untuk keluarga dikampung saat anda

menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI)?

f. Apakah anda mengirim sebulan sekali atau dua bulan atau tiga bulan

sekali?

g. Apakah ada pesan terkait uang yang  anda kirim di  keluarga dikampung?

h. Apakah penghasilan utama keluarga saat anda menjadi tenaga kerja

indonesa (TKI)?

i. Bagaimana anda melihat kondisi ekonomi anda sekarang, apakah

meningkat atau tidak?

j. Bagaimana pandangan masyarakat terkait anda yang menjadi tenaga kerja

Indonesia (TKI)?

Page 97: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

97

DOKUMENTASI

“Desa Campa Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima”

“ Informan keluarga H. Ramli (Dokumentasi 4 Maret 2016)”

Page 98: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

98

“Informan keluarga Muhammad (Dokumentasi 5 Maret 2016)”

Page 99: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

99

“Informan keluarga Suriansyah (Dokumentasi 3 Maret 2016)”

Page 100: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

100

“Informan keluarga Sudirman (Dokumentasi 4 Maret 2016)”

“Informan keluarga Muhdar Ismail (Dokumentasi 3 Maret 2016)”

Page 101: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

101

“Informan keluarga Herman Ismail (Dokumentasi 3 Maret 2016)”

“Informan Keluarga Zakariyah (Dokumentasi 4 Maret 2016)”

Page 102: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

102

“Informan keluarga Rahma H.Husen (Dokumentasi 5 Maret 2016)”

“Informan keluarga Aminah (Dokumentasi 2 Maret 2016)”

Page 103: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

103

“Informan Keluarga Yeni Marlina (Dokumentasi 5 Maret 2016)”

Page 104: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

104

Page 105: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

105

Page 106: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

106

Page 107: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

107

Page 108: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5990/1/Skripsi Rizal A..docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia yang saat ini dalam tahap tinggal landas dari Negara berkembang

108

RIWAYAT HIDUP

        Rizal Amrullah lahir lahir 7 Januari 1994 di

Desa Campa penulis adalah  anak  dari  Bapak  Abdul 

Hamid  dan Ibu bernama Rohani anak  pertama

dari dua bersaudara yakni Nuryuliana (adik).

          Proses pendidikan formal berawal dari Sekolah Dasar Negeri 1 Campa

pada  tahun 2001-2006, melanjutkan di SMP Negeri 3

Madapangga tahun  2006-2009,  dan  dilanjutkan  di SMA  Muhammadiyah  Bolo

tahun 2009-2012.  Padatahun 2012 penulis melanjutkan di Universitas Negeri

Makassar dengan memilih prodi Sosiologi Si Fakultas Ilmu Sosial hingga

sekarang.

          Sejak masuk di Univeersitas Negeri Makassar, penulis pernah ikut andil

dalam berbagai kegiatan HIMA Sosiologi tahun 2013, baik yang ketika itu

menjabat sebagai panitia pelaksana, kemudian penulis bergelut dengan organasasi

eksternal kampus yaitu Kesatuan Mahasiswa Madapangga (KASAMAMPA) yang

ketika itu menjabat Bidang keorganisasian sebagai anggota periode 2013-2014,

dan organisasi Solidaritas Mahasiswa Rasa Campa (SAMARACA) yang

menjabat sebagai sekretaris umum organisasi periode 2014-2015.