riwayat jalasutra - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/8304/1/abd. shomad dan zainal...

17
RIWAYAT JALASUTRA Abstrak Jalasutera (Jolosutro) adalah nama suatu pedukuhan se- menjak tahun 1946. Sebelumnya, jalsutera merupakan suatu desa yang melengkapi 4 pedukuhan yang sekarang ada. Jala- sutera, merupakan gabungan dua kata yakni: jala dan sutera. Artinya jala suatu alat penangkap ikan itu betul-betul istimewa, karena hanya di peruntukkan buat menangkap ikan yang istimewa juga, yakni il<an wader bang asisik kencana. Wader merah yang bersisik kencana (emas). Yang menggunakan alat tersebut tidak lain adalah Sunan Geseng. A. Pendahuluan Syahdan, adalah seorang tokoh bernama Cakra jaya 1 (Cokrojoyo), putera dari Ki Ageng Kotesan yang bermukim di Lowanu-Bagelan-Purworejo. Cakrajaya sejak kecil telah me- nunjukkan sif at yang berbeda dengan saudara-saudaranya yang lain, karena berkemauan keras tetapi suka menyendiri. Setelah menikah Cakrajaya sehari-hari bekerja sebagai penyadap pohon enau (aren) yang jarak dari rumahnya cukup jauh. Hasil sadapan itulah bersama isteri setianya dibuat gula dan kemudian di jual. Setiap pagi sebelum matahari terbit ia telah berangkat kerja dengan bumbung bambu yang diikatkan pada ikat pinggangnya hingga kelihatan seperti berekor. Sebelum lewat tengah hari Cakrajaya sudah tiba kembali di rumah dari bukit Sumber tem- pat tumbuhnya tanaman enau yang sebatang. Hasil sadapan, disebut legen. Apabila dirasa sudah cukup banyak baru dibuat gula aren. Meski pekerjaannya cukup berat dalam mencukupi kebutuhan bersama isteri, tetapi Cakrajaya tidak pernah meng- eluh. Suami isteri tersebut menghadapinya dengan sabar. Bagi 211

Upload: vodien

Post on 17-Mar-2019

253 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Riwayat Jalasutra - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/8304/1/ABD. SHOMAD DAN ZAINAL ABIDIN RIWAYAT... · Akhirnya mereka pulang bersama menuju rumah Cakrajaya. Dalam wawankata

RIWAYAT JALASUTRA

Abstrak

Jalasutera (Jolosutro) adalah nama suatu pedukuhan se-menjak tahun 1946. Sebelumnya, jalsutera merupakan suatudesa yang melengkapi 4 pedukuhan yang sekarang ada. Jala-sutera, merupakan gabungan dua kata yakni: jala dan sutera.Artinya jala suatu alat penangkap ikan itu betul-betul istimewa,karena hanya di peruntukkan buat menangkap ikan yangistimewa juga, yakni il<an wader bang asisik kencana. Wader merahyang bersisik kencana (emas). Yang menggunakan alat tersebut tidaklain adalah Sunan Geseng.

A. Pendahuluan

Syahdan, adalah seorang tokoh bernama Cakra jaya1

(Cokrojoyo), putera dari Ki Ageng Kotesan yang bermukim diLowanu-Bagelan-Purworejo. Cakrajaya sejak kecil telah me-nunjukkan sif at yang berbeda dengan saudara-saudaranya yanglain, karena berkemauan keras tetapi suka menyendiri. Setelahmenikah Cakrajaya sehari-hari bekerja sebagai penyadap pohonenau (aren) yang jarak dari rumahny a cukup jauh. Hasil sadapanitulah bersama isteri setianya dibuat gula dan kemudian di jual.Setiap pagi sebelum matahari terbit ia telah berangkat kerjadengan bumbung bambu yang diikatkan pada ikat pinggangnyahingga kelihatan seperti berekor. Sebelum lewat tengah hariCakrajaya sudah tiba kembali di rumah dari bukit Sumber tem-pat tumbuhnya tanaman enau yang sebatang. Hasil sadapan,disebut legen. Apabila dirasa sudah cukup banyak baru dibuatgula aren. Meski pekerjaannya cukup berat dalam mencukupikebutuhan bersama isteri, tetapi Cakrajaya tidak pernah meng-eluh. Suami isteri tersebut menghadapinya dengan sabar. Bagi

211

Page 2: Riwayat Jalasutra - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/8304/1/ABD. SHOMAD DAN ZAINAL ABIDIN RIWAYAT... · Akhirnya mereka pulang bersama menuju rumah Cakrajaya. Dalam wawankata

mereka kebahagiaan bukan semata terletak pada tumpukanharta, namum justru berada pada suasana hati yang tenteram.Cakrajaya sesungguhnya sangat ingin mendapatkan seorangguru yang dapat dijadikan tempat bertanya dan member! bim-bingan yang benar dalam hidup.

Suatu pagi, ketika pemandangan sekitar belum terangbenar, Cakrajaya sudah duduk termenung, ada getaran terasadalam dadany a hingga jantungny a berdebar-debar. Seakan adaperasaan aneh. "Kang mas, mengapa duduk-duduk saja danbelum bersiap-siap seperti biasanya?. Padahal hari semakinsiang? Apakah Kang mas sedang kurang enak badan ? "Suaraisterinya itu sebenarnya tidak keras, tetapi Cakrajaya menjadikaget. la menjawab agak tersipu "Oh tidak, saya baik-baik saja".la baru sadar bahwa seharusnya ia sudah berangkat. Segera iaminta pamit pada isteri dan melangkah ke luar rumah. Barubeberapa langkah dari rumah, isterinya berteriak : "Kang mas,mengapa tidak membawa bumbung dan ikat pinggang ? Apasesunguhnya yang sedang kakang risau-kan" (?). Untuk keduakalinya Cakrajaya kaget, dan agak gugup ia menjawab: "Ahtidak dimas, tidak "tergopoh-gopoh ia menerima bumbungdan ikat pinggang yang diberikan sang isteri. "Kang mas,ceritakanlah apa yang sesungguhnya merisaukan hati kakang?Hingga tidak seperti biasanya? "Tak tega melihat isterinyakebingungan, Cakrajaya perlahan-lahan menceritakan suasanahatinya. Sang isteri mendengarkan dengan sungguh-sungguh.

Dalam perjalanan Cakrajaya berusaha menenangkanhatinya tetapi tidak berhasil. la bahkan bertanya, apa sesunguh-nya yang akan terjadi. Rasanya ada kekuatan gaib yang me-nyentuh hatinya. Di tempat pohon enau, hati-hati ia memanjatdan menyadap. Hati yang gundah tadi diobati oleh hasil sadap-an yang banyak, tidak seperti biasanya, bumbungnya hampirpenuh berisi legen. la pun heran. Apakah yang ia rasakan itufirasat akan memperoleh rezeki banyak?, pikirnya. Perlahan ia

212

Page 3: Riwayat Jalasutra - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/8304/1/ABD. SHOMAD DAN ZAINAL ABIDIN RIWAYAT... · Akhirnya mereka pulang bersama menuju rumah Cakrajaya. Dalam wawankata

turun ke tanah. Begitu ia menginjak tanah, terdengar suara: "He,ki sanak setiap hari kerjamu hanya naik turun pohon enaudengan berekor bumbung". Cakrajaya terkesiap, siapa gerang-an, tetapi sorot mata orang tua yang menyapa itu demikianmenebar kewibawaan. Terkesan olehnya bahwa tokoh di depanmatanya ini adalah seorang kyai, bahkan orang keramat. Tidaksalah, tokoh itu adalah Sunan Kalijaga.2 Cakrajaya hormat ta'zimdan mencium tangan Sunan. Akhirnya mereka pulang bersamamenuju rumah Cakrajaya. Dalam wawankata dengan Sunan,ada kalimat-kalimat yang ia tidak mengetahui maknanya Misal-nya: Jatining urip dan urip sejati, makan sekali tapi kenyang selama-nya. Demikian pula ada keajaiban-keajaiban yang ia alami.Misalnya legen dalam ruas bumbung tiba-tiba lenyap, dan legenyang dibuatnya gula dan dicetak dalam tempurung-tempurung,berubah menjadi emas yang bergumpal-gumpal. Kedua orangsuami isteri menggigil ketakutan. Tetapi Kanjeng Sunan Kalijagasudah lenyap. Terngiang-ngiang ucapan terakhir tokoh keramatini. Ya Rahman, ya Rahim. Spontan Cakrajaya menirukan kata-kata itu, dan aneh terasa ada sumbat yang membuka dadanya,lalu menjadi lega dan sejuk bagai terkena siraman embun pagi.

Cakrajaya berkata pada sang isteri: "Wahai dimas, kakangtahu bahwa dimas tengah mengandung anak kita yang kiniberusia 4 bulan. Tetapi kang mas mohon izin akan pergi mencariKanjeng Sunan, dan berguru kepada beliau. Adapun gumpalan-gumpalan emas ini manfaatkanlah untuk keperluan hidupdimas, bahkan juga buat anak kita, karena mungkin kakang akanlama pergi". Sang isteri dengan tabah menjawab: "Wahai kang-mas, kalau memang demikian kehendak hati kakang, ini adalahsudah kehendak Yang Maha Kuasa. Aku rela kangmas pergi.Dimas hanya bisa mengiringi dengan doa, semoga kakangselamat dan hasil maksud".

213

Page 4: Riwayat Jalasutra - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/8304/1/ABD. SHOMAD DAN ZAINAL ABIDIN RIWAYAT... · Akhirnya mereka pulang bersama menuju rumah Cakrajaya. Dalam wawankata

B. Menjadi murid Sunan Kalijaga

Cakrajaya mulai mencari sang guru yang arif bijaksana dankeramat itu. Tetapi ke mana arah yang dituju, ia sendiri tidaktahu pasti. Berhari-hari, berminggu-minggu dan berbulan-bulan, sang guru dambaan hati tidak juga ditemukan. Ketika badanmenjadi letih dan kepayahan, ia lalu istirahat melepas lelah dibawah pohon beringin yang rindang, dan merebahkan diri.Tetapi bayangan guru suci tidak hilang dari pandangan khayal-nya. Ia menyebut-nyebut namanya, ada dorongan kuat dalamhati untuk lebih banyak tahu jawaban dari pertanyaan-pertanya-an yang senantiasa berputar-putar di otaknya. Dan ini menyiksa.Antara tertidur dan jaga, Cakrajaya terbelalak dan memasangtelinga lebar-lebar ketika terdengar suara dari belakang pohon:Assalamu'alaikum ! Tak pelak lagi, beliau itu KanjengSunan Kalijaga yang selama ini ia cari-cari. Segera ia menjabattangan Kanjeng dan menciumnya, lalu bersimpuh di hadap-annya. "Maafkan Kanjeng, hamba mohon diperkenankan men-jadi murid Kanjeng,hidup matiku, hamba serahkan padaKanjeng".

"Oo.... itu keliru jebeng, hidup matimu dan juga hidup matiku,hanyalah untuk Allah SWT. Hadapkan jiwa ragamu, dan sujudlahkepada Nya. Allahu Akbar !".

"Maafkan kanjeng hamba yang cubluk ini. Perkataan kanjeng, hambaperhatikan sebaik-baiknya ".

"Bila engkau mau berguru, tunggulah saya di bukit Lowanu danbawalah tongkatku ini. Saya melanjutkan perjalanan dulu, sampaiAllah nanti mempertemukan kita kembali, Wassalamu'alaikumwarohmatullahi wabarokatuh "

Guru dan murid lalu berpisah. Cakrajaya di hutan Lowanududuk bersila, tongkat sang guru ditancapkan di depannya."Hidup matimu hanya untuk Allah, hadapkan jiwa raga,dansujudlah kepada Nya. Allahu Akbar" Bibirnya bergetar

214

Page 5: Riwayat Jalasutra - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/8304/1/ABD. SHOMAD DAN ZAINAL ABIDIN RIWAYAT... · Akhirnya mereka pulang bersama menuju rumah Cakrajaya. Dalam wawankata

mengulang-ulang menirukan ucapan sang guru. Kata-kata sangguru dicoba untuk direnungkan, terus menerus. Berhari-hari,berminggu-minggu, berbulan-bulan dan bertahun-tahun, hinggakanan kirinya tumbuh semak belukar lebat, namun ajaib, ia masihtetap duduk seperti semula. Ketika sang guru tiba saatnyamengunjungi murid, ia telah tidak mengenal lagi tempat yangdulu ia janjikan sebagai tempat pertemuan dengan murid, karenatelah menjadi semak belukar. Semak belukar dibakar, apimenjalar-jalar. Ketika kebakaran belukar padam, terlihatlahseorang kurus duduk namun badannya telah hangus (geseng).Hanya saja ia masih hidup. Dialah Cakrajaya murid yang teguhhati. Mahaguru Kanjeng Sunan Kalijaga mengakui ketabahan,kesabaran, dan kuatnya kemauan dari muridnya yang satu ini.Kehadiran Mahaguru sangat menggembirakan hati sang murid.Segera ia mendekat Kanjeng Sunan menghaturkan salam ta'zim.Mahaguru mengusap-usap kepala sang murid dan berkata: "jebengmuridku ternyata engkau telah mampu melalui ujian berat danbisa lulus dengan baik. Bersyukurlah kepada Allah. Sekarangpulanglah pada isterimu yang senantiasa mendoakan kesela-matanmu. Bila engkau membuat sedekahan tanda tasyakur,maka lauknya hendaklah ikan sungai". Beribu terima kasih muridhaturkan pada Mahaguru sambil tidak lupa mohon tambah doarestu, Cakrajaya terhuyung-huyung pulang menuju kampunghalaman.

Sebagai murid yang tawadku' pada guru dan selalu men-junjung tinggi pada "dawuh" (perintahnya ), meski rasa rindupada isteri demikian menggunung, apalagi ia segera ingin tahuberita mengenai anak yang ketika ditinggalkan pergi masih 4bulan di kandungan isteri ingin ia bergegas pulang; tetapi iatidak segera menemui anak dan isterinya, melainkan akan lebihdulu memancing ikan di sungai Bogowanto. Orang berbadanhangus duduk mencangkung di pinggir sungai dan di bawahbatu besar itu, menarik perhatian orang. Meski badannyahangus, tetapi beberapa orang agaknya masih mengenalinya,

215

Page 6: Riwayat Jalasutra - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/8304/1/ABD. SHOMAD DAN ZAINAL ABIDIN RIWAYAT... · Akhirnya mereka pulang bersama menuju rumah Cakrajaya. Dalam wawankata

hanya takut mendekat karena ada terasa pengaruh "perbawa"(wibawa) yang mengelilingi dirinya. Berita itu sampai ke NyaiCakrajaya. Hati Nyai bergetar, jantungpun berdegup-degup,keringat dingin keluar. Kalau memang itu suaminya, apapunbentuknya, ia bersyukur, sebab ini merupakan karunia Tuhan.Meskipun demikian ia tidak bersikap gegabah sebab ia menya-dari bahwa suaminya kini telah memperoleh tingkatan muturohani yang tinggi. Anaknya yang dulu dikandung, kini telahpandai berlari dan memanjat. la sangat ingin menemui sangayah disebabkan selama ini hanya cerita saja yang didengar dariibunda. Tetapi ibunda melarang, sebab ayah nanti kan pulangke rumah juga. Tapi dasar anak, dorongan keinginannya takbisa dibendung.

Diam-diam ia menyelinap dan lari ingin melihat sang ayah.Ia melihat orang mancing itu dari atas batu besar yang menaungisi pemancing. Cakrajaya yang tengah memusatkan perhatiannyake air, tiba tiba terlihat ada bayang-bayang anak dalam air. Olehgerakan arus air, bayangan nampak seperti monyet kecil ataubedes spontan Cakrajaya berkata "He bedes! jangan menggangguorang yang sedang mancing! " Aneh bin ajaib, anak di atas batuitu berubah mirip monyet. Dan ketika ia menyadari perubahandirinya, ia menangis dan melompat-lompat pulang ke ibunda.Sang ibu kaget melihat anaknya berubah rupa. Sang anak ber-cerita bahwa itu akibat perkataan orang mancing. Hati sang ibuhancur luluh karena ia yakin bahwa suaminya belum mengenalianaknya sendiri,- karenanya kata-katanya tadi tidak mungkinditujukan pada anaknya sendiri. Kesadaran isteripun timbulbahwa suaminya memang benar-benar memperoleh kemajuantingkat rohani yang tinggi sehingga ucapannya adalah sabdapandita. Akan tetapi ia tidak tega melihat anaknya berubah wujud.Meskipun ia berat menemui suami karena rasa hormatnya,tetapi demi kepentingan bersama yakni nasib anak, ia beranikanjuga mendekati sang suami. Setelah uluk salam dan minta maafmaka ia menyampaikan kejadian yang baru saja di alami oleh

216

Page 7: Riwayat Jalasutra - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/8304/1/ABD. SHOMAD DAN ZAINAL ABIDIN RIWAYAT... · Akhirnya mereka pulang bersama menuju rumah Cakrajaya. Dalam wawankata

anaknya itu. Cakrajaya buyar perhatiaanya pada pancing demimendengar suara yang sudah lama tak didengar tetapi sangatdi rindukannya. Benar! la isteri yang telah bertahun-tahun di-tinggalkan dan anaknya? Ketiga-tiganya berangkulan dalamderai air mata. Sang suami membujuk isterinya:

"Sudahlah mbokne terimalah ini apa adanya. Kalau Allah Ta'alamasih menghendaki bisa berubah, saya akan mengusahakan sedapat-dapatnya ".

Dikisahkan, Nyai Cakrajaya jadi melaksanakan tasy akuranatas selamat dan berhasilnya sang suami mencapai cita-citanya.Oleh karenanya, sedekahannya berupa kupat luar dan gudegmanggar. Kupat luar ialah ketupat bersegi empat besar-besar.Adapun kata "luar" ituberasal dari bahasa Jawa: ngluwari, arti-nya melaksanakan hajat sedekah sehubungan tercapainya suatumaksud. Adapun manggar adalah bunga kelapa, untuk ramuangudeg biasanya dicampur atau ditambah dengan daging ayam.Makanan itu dibagikan kepada tetangga.

Akan halnya Cakrajaya, tidak lupa memberi nama putra-nya dengan nama Jaka Bedug Nilasraba. Suatu hari ia mintaizin istrinya untuk menemui mahaguru Kanjeng Sunan Kalijaga,selain mohon petunjuk dan tambahny a ilmu, juga mohon dapatbantuan do'a agar wujud Jaka Bedug, bisa kembali seperti sedia-kala. Menurut intuisinya, mahaguru kini sedang berada diJatinom di kediaman Sunan Gribig. Dalam pertemuannya denganmahaguru, Cakrajaya menceritakan pengalaman yang pernahdialami bersama anaknya. Sunan menyarankan agar senantiasaberistighfar kepada Allah, serta mohon belas kasihNya agar sanganak kembali seperti semula. Sunan juga menyarankan agarnama diri anaknya diganti dengan nama dirinya, dan Cakrajayadiberi nama baru oleh sang guru: Muhammad.

Sebagai seorang da'i, Kyai Muhammad bertugas men-datangi kampung-kampung pemukiman dengan melalui pelbagai

217

Page 8: Riwayat Jalasutra - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/8304/1/ABD. SHOMAD DAN ZAINAL ABIDIN RIWAYAT... · Akhirnya mereka pulang bersama menuju rumah Cakrajaya. Dalam wawankata

rintangan alam. Tetapi oleh masyarakat, Kyai Muhammad tidakpopular. Yang lebih popular adalah nama yang dikaitkan denganpenampakan dirinya, maka Kyai Muhammad, terkenal dengannama Sunan Geseng, karena badannya geseng (jawa) atau hangus.Route da'wah Sunan geseng dimulai dari Bagelen Kedu, Jatinom(Klaten), Prambanan, terus ke selatan, menetap beberapa waktudi dukuh Dalem untuk kemudian pindah ke dukuh Kenasan.Ketika bermukim di Dalem, Kyai Muhammad berganti namasebagai Ki Depok. Tetapi bagai buah durian yang tidak bisa di-tutupi bau harumnya, nama Ki Depok tersebar luas. Hal itu karenaseringnya memberi pertolongan pada orang-orang yang tengahmenderita dan sebagai penyembah. Pelbagai penyakit, mulaipenyakit jasmani biasa sampai penyakit ruhani, dengan maunahAllah SWT, dapat disembuhkan. Sebagai pengamal thariqat,gemanya sampai di lingkungan Kraton. Saat itu pusat peme-rintahan berada di Pajang, dengan Hadiwijaya sebagai rajanya.

Ki Ageng Pemanahan dan Ki gede Panjawi adalah pem-besar-pembesar kraton yang diberi hadiah oleh raja dikarenakanjasanya mengalahkan R. Harya Penangsang dalam perebutantahta Demak. Pemanahan pendapat hadiah bumi Mataram -yang waktu itu masih berupa hutan yang dikenal dengan AlasMentaok. Panjawi mendapat hadiah bumi Pati, pantai Utara.Tetapi dalam perkembangannya justru Mataram berkembangdengan pesat dan dapat mengungguli Pati, bahkan Pajang sen-diri, Madiun, Bagelen dan beberapa daerah lain. Hal itu berkatambisi Senopati, pendiri kerajaan Mataram, putera Pemanahan,yang dahulu bernama Sutawijaya, (anak angkat Hadiwijaya -raja Pajang). Tertarik oleh thariqat Ki Depok alias Kyai Muham-mad, Pangeran Purubaya dari Kraton Mataram memerlukandatang ke dukuh Dalem menemui Ki Depok, untuk mempelajariilmu kasampurnaning urip. Pangeran Purubaya adalah salahseorang putera Senopati Mataram.

218

Page 9: Riwayat Jalasutra - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/8304/1/ABD. SHOMAD DAN ZAINAL ABIDIN RIWAYAT... · Akhirnya mereka pulang bersama menuju rumah Cakrajaya. Dalam wawankata

C. Retno Dumilah dan anaknya

Panembahan Senopati Mataram memerintah kerajaannyaselama 13 tahun, yaitu semenjak tahun 1588-1601. Dalam catatansejarah, raja ini pernah akan dipukul oleh Pajang karena dianggap"mbalelo" -sering menghasut orang-orang Bagelen agar tidakpasok bulu bekti ke Pajang, tetapi cukup ke Mataram saja. Serang-an dari Pajang dipimpin langsung oleh raja Pajang. Tetapi sam-pai di Prambanan, terjadi musibah alam, gunung Merapi mele-tus meluapkan laharnya. Pasukan Pajang bubar lari lintang pukangcari selamat sendiri-sendiri. Hadiwijaya batal menghukumSenopati Mataram yang dahulu sebagai anak angkatnya. Dalamperjalanan kembali ke Pajang, tiba di Bay at jatuh sakit (menurutbuku Babat Nitik) ia dibunuh oleh juru taman.

Ambisi sebagai penguasa tanah Jawa, oleh Senopati di-nyatakan dengan serangan terbuka pada kerajaan Madiun.Berkat bantuan Sunan Kalijaga yaitu pemberian pusaka KyaiGondil atau baju Antakusuma dari Demak, maka Senopati me-naklukkan Madiun tahun 1590 yakni 2 tahun semenjak dirinyamenjadi raja. Sekar kedaton kraton Madiun Retno Dumilahdiperistrinya, dan diboyong ke Kotagede. Disebutkan, beberapaorang istri Senopati adalah:

1. Putri/ keturunan Ki Ageng Giring dari Gunungkidul (ibundaPurubaya).

2. Putri dari Pati, kakak Pragola putra Ki Panjawi (ibunda R.M.Jolang).

3. Putri/keturunan Ki Kajoran.4. Sekar kedaton Madiun Retno Dumilah (Ibunda R.M.

Rangsang).

Awal tragedi yang terjadi di kraton Mataram, berawal darisayembara yang diadakan oleh Senopati terhadap anak-anakdan istri-istrinya, yakni, barangsiapa mampu menggulingkankursi singgasananya, maka dialah kelak yang berhak meng-

219

Page 10: Riwayat Jalasutra - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/8304/1/ABD. SHOMAD DAN ZAINAL ABIDIN RIWAYAT... · Akhirnya mereka pulang bersama menuju rumah Cakrajaya. Dalam wawankata

gantikan kedudukannya sebagai raja Mataram. Seluruh anak-anaknya tidak ada yang sanggup, juga para istri, kecuali RatuRetno Dumilah. Didorongnya kursi singgasana itu, dan ter-guling. Sabda Pandita Ratu, titah raja pantang ditarik, makaditetapkanlah bahwa pengganti Senopati kelak adalah putrayang dilahirkan oleh Ratu Retno Dumilah putri Adipati Madiun,pemilik pusaka Kyai Kala Gumarang dan Kyai Gupit.

"Hai Purubaya", ujar Senopati pada putranya. "Ketahuilah olehmu,bahwa pengganti rama kelak, adalah adikmu yang kini dalam kan-dungan ibumu yayi Retno Dumilah - ia juga yang kelak akan menurun-kan raja-raja Jawa. Bila aku meninggal kelak, hati-hati dan pandai-pandailah mengasuh adikmu itu. Perhatikan ini!" Pangeran Purubayamenjawab: "Eaik rama, titah rama hamba pegang teguh, untuk hambalaksanakan!".

Adik Purubaya lain ibu adalah pangeran Adipati Anom -atau MasJolang. Saat ayahnda "dawuh" pada Purubaya, dirinya ada di situ,tetapi justru hatinya berkata -."Kalaulah saya yang dapat menggantikanayahnda Prabu, maka putra dari ibu Retno Dumilah akan saya bunuh.Ratu Retno Dumilah ternyata memang melahirkan seorang anak laki-laki yang oleh sang ayah diberi nama R.M. Rangsang. Di masa anak-anak, R. Rangsang diserahkan pada seorang kyai untuk dididik agama.Kyai tersebut bernama Kyai Muhammad, alias Sunan Geseng;penyerahan tersebut, bisa jadi atas anjuran Purubaya yang sudah kenalakrab dengan Sunan Geseng - yang kemudian kelak terkenal dengannama Kyai Jalasutra.

Sejarah membuktikan, Senopati wafat di Kajenar daerahSragen dan jenazahnya dimakamkan di Kotagede. Atas nasehatsesepuh kraton Patih Mandaraka dan anjuran PangeranMangkubumi, maka dilantiklah Mas Jolang sebagai penggantiraja. Mas Jolang atau Adipati Anom Amangkurat Adi, atauAmangkurat Adi juga bergelar Anyakrawati dan gelar anumertaSultan Seda Krapyak, benar-benar ingin melaksanakan kehen-daknya membunuh adiknya sendiri lain ibu yairu Raden Rang-sang yang masih bocah. Maksud hatinya ini disampaikan pada

220

Page 11: Riwayat Jalasutra - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/8304/1/ABD. SHOMAD DAN ZAINAL ABIDIN RIWAYAT... · Akhirnya mereka pulang bersama menuju rumah Cakrajaya. Dalam wawankata

Purubaya, agar membunuh adik yang dianggap penghalang.Purubaya bingung, tidak berani menolak karena perintah rajapantang dibantah, tetapi kalau melaksanakan berarti meng-khianati amanat almarhum ayahnda. Purubaya menyanggupiperintah raja alias adiknya sendiri, tetapi otaknya berputar-putarmencari jalan keluar.

Purubaya menemui ibu Retno Dumilah secara diam-diamdi Keputren dan diajaknya pulang ke Madiun. Dalam perjalanan,ibu Retno Dumilah diceritai maksud raja. Retno Dumilah menangissedih sambil memeluk Rangsang kecil, air matapun takterbendung. Dinasehatkan oleh Purubaya agar cerita ini di-rahasiakan benar, dan ibu Retno Dumilah agar bersembunyi diMadiun.

Dengan berputarnya waktu, ternyata berita tentang batal-nya Puruboyo membunuh Rangsang, terdengar oleh PrabuAmangkurat Adi, alias Anyakrawati alias Mas Jolang. Rajamarah besar dan memanggil kakanda Purubaya. Sekali lagiPurubaya harus benar-benar membunuh R. Rangsang, danberangkat hari itu juga.

R. Purubaya berangkat ke Madiun, diiringi oleh Wiroguno.Dalam perjalanan, Purubaya menceritakan maksud kepergianmereka ke Madiun. Wiroguno baru tahu maksud yang sebenar-nya. Sama saja, ia pun bingung dan tidak punya pendapat ataujalan keluar. Tiba di Madiun, ibunda Retno Dumilah sedangberbincang dengan Kyai Muhammad alias Sunan Geseng.Mereka kaget atas kedatangan utusan Mataram itu. RetnoDumilah cemas, wajahnya bagai diliputi mendung yang segeraturun hujan. Setelah berbasa-basi maka Purubaya berkata:

"Ibunda dan Pamanda yang kami hormati, tidak salah menurutdugaan ibunda dan pamanda. Bahwa kami diutus membunuh adindadimas Rangsang. Tetapi janji hamba pada Paduka ayahnda Prabualmarhum, lebih kuat hamba pegang. Sekarang, sebaikny a dimas Rang-sang pergi meninggalkan Madiun boleh disertai paman guru KyaiMuhammad, ke mana saja sambil menyerahkan diri kepada Allah

221

Page 12: Riwayat Jalasutra - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/8304/1/ABD. SHOMAD DAN ZAINAL ABIDIN RIWAYAT... · Akhirnya mereka pulang bersama menuju rumah Cakrajaya. Dalam wawankata

Ta'ala." Retno Dumilah hatinya menjadi tenteram. Purubaya danWiroguno pulang kembali ke Mataram, Kyai Muhammad alias SunanGeseng dan Rangsang pun pergi dari Madiun meninggalkan ibu RetnoDumilah.

Jauh pergi dari Madiun, sampai pada suatu tempat, SunanGeseng berkata pada Rangsang: " Sudah tiba saatnya kita ber-pisah. Berserah dirilah kepada Allah. Insya Allah Dia akanmembimbingmu". Tempat perpisahan itu bernama desa Paliyan.Rangsang muda terus mengembara hingga akhirnya menjadisantri di pondok pesantren Ki Ageng Gribig Jatinom (Klaten),namanya kini Santri adi Sunan Geseng uzlah di suatu desa dilembah suatu bukit, yang tanah tinggi/bukit itu kini dikenaldengan nama Hargo Dumilah. Bertahun-tahun sudah berlalu.

D. Makna simbolik Jalasutera

Syahdan, prabu Anyakrawati alias Mas Jolang hatinyagundah gulana dan masygul. Hal itu dikarenakan dirinyamemang telah hilang sifat kejantanannya, akibat cacat fisiknyaketika berperang melawan pamanda Pragola Pati dulu. Diamenjadi impoten, tak sanggup memberi keturunan. Sedangkansatu-satunya anak yang dulu ia miliki, yakni Pangeran Marta-pura, sejak kecil sudah mengalami cacat otak, tidak normal. Diamemikirkan masa depan Mataram. Suara lembut dalam hatinyamenyesali perbuatannya membunuh adiknya R. Rangsang.Sementara itu ia merasa malu pada para abdi dalem dan segenapkawula karena isterinya tidak bisa hamil. Oleh karena itu iamenganjurkan isterinya agar pura-pura hamil. Sang isterimenuruti kehendak suami demi menjaga kehormatan suami.Lama-lama perutnya kelihatan besar karena dilapisi banyak kain.Namun hamil itu tak pernah melahirkan bayi. Maka tersiarlahsayembara sehubungan dengan ngidamnya sang permaisuriyakni ingin makan ikan wader bang asisik kencana, ikan wadermerah yang bersisik kencana. Siapa saja yang bisa mendapatkan

222

Page 13: Riwayat Jalasutra - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/8304/1/ABD. SHOMAD DAN ZAINAL ABIDIN RIWAYAT... · Akhirnya mereka pulang bersama menuju rumah Cakrajaya. Dalam wawankata

ikan idaman itu akan mendapat anugerah besar dari Sinuhunraja. Ternyata tak satupun orang yang sanggup. Kemasygulanraja bertambah-tambah, lalu memanggil Purubaya. Dalamwawankata berdua dari hati kehati itulah dia menyesali pernahmenugasi Purubaya membunuh Dimas Rangsang. Karena rajatelah insy af dan bertaubat, maka perlahan lahan Purubaya mem-buka rahasia yang tersimpan rapih selama ini, bahwa Rangsangsebenarnya masih hidup. Raja sangat gembira, tetapi raja merasamalu dengan perbuatan sandiwara hamil pura-pura yang di-perankan isteri. P. Purubaya menawarkan pada raja untukmenutup rasa malu dengan cara mengumumkan pada khalayakbahwa ada seorang yang dapat memperoleh ikan ajaib itu, diaadalah Kyai Muhammad yang tengah bersemedi di lembahHargo Dumilah, yang terkenal dengan nama Sunan Geseng.

Sunan Geseng dijemput ke kraton. Sunan menyanggupiuntuk memperoleh ikan ajaib itu tetapi minta syarat. Yakni agardisediakan alat penangkap ikan berupa jala yang terbuat darisutera, sedang tampang jala terbuat dari emas. Singkat ceritasyarat itu dengan mudah dipenuhi oleh raja.

Setelah memperoleh peralatan, Sunan Geseng segeramenjala wader (ikan kecil) yang kini berada di pondok pesantrenJatinom asuhan Ki Ageng Gribig. Jala sutera ternyata sanepan(sanepa), bermakna simbolik. Sutera itu halus, emas itu mulia.Untuk membujuk Rangsang (santri Adi) kembali ke kraton,haruslah dengan cara yang halus dan harus dimuliakan, walausecara lahirian ia seperti santri-santri yang lain, tetapi ia adalahpewaris tahta Mataram. Semenjak itu Sunan Geseng terkenaldengan nama Kiyai Jalasutra. Hingga tempat tinggalnya lama-lama terkenal dengan sebutan Jalasutera

Raja menepati janji. Diutusnya rombongan dari kraton ketempat Sunan Geseng dengan membawa hadiah emas picis rajabrana dan seperangkat gamelan. Hari itu Sunan Geseng sedangberjalan seperti biasanya menyampaikan da'wah di masyarakatsekitar. Rombongan bertemu dengan Sunan Geseng, dan me-

223

Page 14: Riwayat Jalasutra - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/8304/1/ABD. SHOMAD DAN ZAINAL ABIDIN RIWAYAT... · Akhirnya mereka pulang bersama menuju rumah Cakrajaya. Dalam wawankata

nyampaikan maksud. Tetapi Sunan Geseng menolak hadiah.Rombongan tidak pula mau menerima kembali hadiah tersebutkarena amanat raja harus diberikan pada Sunan Geseng atauKiyai Jalasutra. Oleh Kyai, hadiah lalu diterima dan dibagi-bagi-kan kepada masyarakat. Adapun gamelan (alat-alat musik) olehSunan Geseng dipendam. Desa tempat memendam gamelan,disebut desa Gamelan (tahun 1925, ditemukan 5 buah gong).

Raden Rangsang kelak menggantikan Anyakrawati aliasmas Jolang alias Sedokrapyak menjadi raja setelah PangeranMartapura yang sakit ingatan dinobatkan menjadi raja hanyabeberapa saat lalu dimakzulkan lagi oleh Purubaya. Disebutkandalam kitab "Babad Nitik Sarta Cabolek" bahwa ketika MasJolang beserta rombongan sedang ngropyok yaitu berburubinatang di hutan Bengkung Imogiri, menemui ajalnya- karenadibunuh oleh Pangeran Purubaya. Sebelumnya PangeranPurubaya telah mengatur pembunuhan itu dengan seorangabdinya. Abdinya harus mengikat seekor banteng di gerumbulyang tersembunyi dekat panggung pemandangan. Di panggungtersebut hanya ada Pangeran Purubaya dan Mas Jolang, sedang-kan para prajurit yang lain sedang ngropyok binatang buruan.Terjadi perselisihan antara Mas Jolang dan Pangeran Purubaya.Pangeran Purubaya menghunjamkan pusaka Kyai Panji ke dadasang Prabu. Bersamaan dengan itu abdi dalem menombak ban-teng yang telah diikat dekat panggung, maka dinyatakanlahkepada segenap prajurit dan punggawa bahwa sang Prabumenemui ajalnya karena diseruduk banteng liar, dan bantengditombak oleh Purubaya dan abdinya hingga mati.

Jenazah sang prabu dikebumikan di pemakaman raja Kota-gede, dekat dengan makam ayahnya. Pada hari Selasa Kliwontanggal 27 bulan Maulud tahun Dal 1534, dinobatkanlah R.Rangsang menjadi raja Mataram setelah didahului penobatanMartapura yang hanya beberapa saat lalu dima'zulkan. R. Rang-sang bergelar Sultan Agung Anyakrakusuma Sayidin Panata-

224

Page 15: Riwayat Jalasutra - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/8304/1/ABD. SHOMAD DAN ZAINAL ABIDIN RIWAYAT... · Akhirnya mereka pulang bersama menuju rumah Cakrajaya. Dalam wawankata

gama Khalif atullah ing Tanah Jawa. Upacara itu diiringi dengangamelan Munggang Kodhok Ngorek dan Gending Nala Gunjur.

E. Harapan Sri Sultan HB IX

Waktu terus berjalan. Di desa tempat dimakamkan jenazahSunan Geseng, lalu terkenal dengan Sentana Jalasutra dan desa-nya di namakan desa Jalasutra. Makam tersebut dijadikan tempatziarah oleh masyarakat hingga sekarang ini. Pada setiap tahundiselenggarakan upacara besar. Pada waktu bangsa Indonesiadijajah oleh Jepang, dimana-mana rakyat menderita karenakurang sandang pangan. Tetapi masyarakat Jalasutra berdikarimembuat sandang dengan cara ngantih (membuat benang denganalat jantera) dan menenun membuat pakaian. Raja Yogyakartawaktu itu ialah Ngarsa Dalem Ingkang Sinuwun SultanHamengku Buana IX. Beliau berkenan untuk melihat, menyak-sikan rakyat Jalasutra yang berjuang dengan cara berdikaridalam keadaan yang begitu sulit. Padahal waktu itu kondisijalan sangat buruknya, sukar untuk dilalui. Tetapi Sultan tetapingin dating. Masyarakat sangat gembira atas kedatangan rajamereka, lalu mereka bersiap-siap menyambut kehadiran Sul-tan, dibawah pimpinan carik desa (yang kemudianditahun 1966 menjadi lurah Jalasutra). Rakyat memasang tarubdan membuat pameran hasil pertanian. Siang malam merekabekerja disertai rasa gembira karena akan kerawuhan NgarsoDalem Ingkang Sinuwun Sri Sultan Hamengku Buana IX, rajayang amat mereka cintai.

Sri Sultan amat terkesan dengan keadaan masyarakatJalasutra. Raja berkata : Dadio kene iki desa sumber kemakmuran!Jadilah desa ini sebagai sumber kemakmuran. Kata-kata Sultanitulah yang senantiasa dipegang teguh oleh beserta seluruhrakyat dalam membangun desa. Jabatan Lurah, dipangku oleh

beserta dukungan masyarakat sampai berakhir tahun1994. (dewasa ini beliau telah berusia 87 tahun). Pelbagai upaya

225

Page 16: Riwayat Jalasutra - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/8304/1/ABD. SHOMAD DAN ZAINAL ABIDIN RIWAYAT... · Akhirnya mereka pulang bersama menuju rumah Cakrajaya. Dalam wawankata

membangun masyarakat dan desa terus diupayakan, misalnyamembangun jalan tembus Puyungan sampai Dlingo, hinggaDlingo menjadi terbuka, juga pengadaan air bersih dan peng-hijauan tanah-tanah gersang, termasuk menghijaukan SultanGround yakni tanah-tanah milik Sultan. Lurah ini, di waktubupati Bantul dijabat oleh Sutomo Mangku Sasmito, mendapatjulukan Lurah Ali Sadikin.

Dalam acara kunjungan tersebut Ngarsa Dalem bertanya:Apa disini ada kupat ?. Pertanyaan tersebut timbul karena dahuluada seorang abdi yang rumahnya di Jalasutra sering membawakupat dan gudeg manggar ke kraton. Kupat dan gudeg manggar-sebagai kelengkapan upacara di Jalasutra, merupakan peles-tarian dari peristiwa tasyakuran Nyai Cakrajaya di Lowanu ataskeberhasilan sang suami sebagai murid Sunan Kalijaga. Hinggasekarang, setiap upacara ziarah tahunan di Jalasutra, tidakketinggalan tersedianya kupat, atau ketupat!. Kupat dimaknaisebagai laku papal ! (1) Lebar (selesai menjalankan tapa/ujian);(2) Luber (melimpah, memberi sedekah); (3) Lebur (menyatu,karena sudah maaf memaafkan) (4) Labur (Cat gamping ber-warna putih, kembali pada kesucian : fitrah).

Daftai Pustaka

Babad Nitik Sarta Cabolek Ingkang Sinuwun Knnjeng Sultan AgungIng Mataram. Kagunganipun GPH. Buminata PuteraDalem Ingkang Sinuwun VII Ngayogyakarta (HasilTransliterasi Balai Penelitian Bahasa, Yogyakarta, 1980.

H.J.De Graaf & Th.G.Th.Pigeaud, Kerajaan-kerajaan Islam di ]awa(Peralihan dari Majapahit ke Mataram), Jakarta,Penerbit PT. Grafiti Pers. Cet.Pertama 1986.

Widji Saksono, Mengislamkan Tanah ]moa (Telaah atas MetodeDakwah Walisongo), Bandung, Penerbit "Mizan"Cet.1,1995.

226

Page 17: Riwayat Jalasutra - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/8304/1/ABD. SHOMAD DAN ZAINAL ABIDIN RIWAYAT... · Akhirnya mereka pulang bersama menuju rumah Cakrajaya. Dalam wawankata

Brosur Publikasi Jolosutro, Bagian Publikasi MasyarakatJolosutro-SriMulyo-Piyungan.

Folklore dengan penutur: mantan Lurah Srimulyo Periode1966 s/d 1994

Abd. Shomad & Zainal Abidin: Keduanya adalah DosenUIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

227