riwayat hiduprepository.ub.ac.id/5440/1/ellanda bagus dewanata.pdf · 2020. 8. 24. · - 30 tahun,...
TRANSCRIPT
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tulungagung pada tanggal 28 Februari
1992. Penulis merupakan putra pertama dari dua bersaudara
pasangan Bapak Herry siswondo dan Ibu Endah Wijayati.
Penulis menamatkan Sekolah Dasar tahun 2004 di SD
Kampung Dalem 3 Tulungagung, tahun 2007 tamat dari
SMPN 2 Tulungagung, dan tamat dari SMAN 1 Boyolangu
Tulunggung pada tahun 2010.
Penulis diterima sebagai mahasiswa Fakultas Peternakan
Universitas Brawijaya Jurusan SosialEkonomiPeternakan
pada tahun 2010 melalui jalur Reguler.
Selama menjadi mahasiswa mengikuti ekstrakulikuler futsal
di Universitas Brawijaya.
i
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat,
Taufik, Hidayah serta Inayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul " Kepuasan
Konsumen Terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality)
Pada Pembelian Ayam Goreng di Restoran Cepat Saji
McDonald’sdi Kota Kediri.".
Terima kasih penulis sampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis
ucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Suyadi, MS, selaku Dekan
Peternakan Universitas Brawijaya Malang.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Budi Hartono, MS selaku dosen
pembimbing utama atas waktu yang diluangkan dalam
membimbing, memberikan arahan, saran dan kritik
yang membangun serta memberikan semangat selama
proses penyusunan proposal, pelaksanaan penelitian
hingga penulisan skripsi ini.
3. Ibu Dr. Ir. HariDwiUtami, MSc selaku dosen
pembimbing pendamping atas waktu yang diluangkan
dalam membimbing, memberikan saran dan kritik
ii
selama proses penyusunan proposal, pelaksanaan
penelitian hingga penulisan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu serta adek juga mbah uti dan mbahkung
dan seluruh keluragabesar eko pamudji yang tidak
hentinya memberikan do'a, semangat dan arahan
selama menempuh pendidikan dan penyelesaian
skripsi ini.
Malang, Oktober 2016
Penulis
iv
CONSUMER SATISFACATION PURCHASING FRIED CHICKEN
TOWARD MCDONALD’S SERVICE QUALITY AT KEDIRI MUNICIPALITIES
Ellanda Bagus Dewanata1, Budi Hartono 2 , andHariDwiUtami2
1. Student in Social Economic faculty of Animal Husbandry
University of Brawijaya. 2. Lecturer in Social Economic faculty of Animal
Husbandry University of Brawijaya email : [email protected]
ABSTRACT
Research was conducted in McDonald’s Kediri located in Kediri municipalities. The purpose of study was to (i) determine chracteristic of consumer in buying food “McDonald’s Kediri” (ii) examine consumer satisfaction in buying at this retaurant (iii) investigate the influence factors on costumer satisfaction in this restaurant.100 consumers were selected by accidental sampling method.Data were collected 26 December 2015 to10 January 2016.Primary data were collected by survey method using structuring quitionnaires to consumers in place.Secondary data were analyzed using factor and multiple regression analysis. Results showed that consumers in “McDonalds Kediri “ were represented by female, age 20 – 30 years old,with Senior High school education ,private business, more than IDR 1.000.000/
v
month income. Consumer satisfaction at Macdonald's Kediri is shown by consumer perception is the most important is consumer satisfaction consume product of McDonal's town kediri, second consideration is harmonize with service quality at mcdonald's, third consideration is to buy back at mcdonald's, and last consideration Is to give recommendations to others to eat at mcdonalds. Consumer satisfaction at McDonald's Kediri City is 'Appropriate' with expectations.Index of guarantees and communication links", "Accurate employee attitude index", "Employee service index is fast and accurate", "Employee performance index and appearance", "professionalism index", age and income are significant service quality and increase To customer satisfaction at McDonald's Kediri.
. Keywords :professionalism,employement attitude,Employement
service is fast and precise,and Facilities and appearance
vi
KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN (SERVICE QUALITY)
PADA PEMBELIAN AYAM GORENG DI RESTORAN CEPAT SAJI MCDONALD’SDI
KOTA KEDIRI
RINGKASAN
Ellanda Bagus Dewanata1; Budi Hartono 2 dan HariDwiUtami2
McDonald’s (McD) merupakan salah satu restoran fast food yang sangat diminati konsumen di Kota Kediri. Rumah Makan atau restoran ini menyajikan ayam goreng dengan beragam menu dan produk lainnya. Restoran juga menawarkan berbagai aspek-aspek lainnya seperti pelayanan atau service, harga dan lain sebagainya. Hal ini diharapkan akan dapat memberikan kepuasan bagi para konsumennya. Sebagai industri rumah makan yang dituntut bersaing untuk mempertahankan loyalitas setiap konsumennya dan mendapatkan pelanggan baru.
Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Desember 2015 - 10 Januari2016 di McDonald’s Kediri yang terletak di Jalan Hayam Wuruk no 46 Kediri. Tujuan pada penelitian adalah mengetahui karasteristik konsumen, menegtahui kepuasan konsumen, menejelaskan kulitas pelayanan di McDonald’s (McD) di Kota Kediri. Manfaat yang diharapkan dari penelitian adalah dengan diketahuinya karakteristik konsumen dan kepuasan konsumen dapat menjadi masukan yang berarti bagi McDonald’s (McD) di Kota Kediri agar mampu menghadapi persaingan dan mampu bersaing di pasar industri rumah makan.
vii
Metodelogi yang digunakan adalah Accidental Sampling dan Purposive Sampling. Teknik Accidental Sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan pada konsumen yang dijumpai atau secara kebetulanmembeli dan mengkonsumsi di McDonald’s Kota Kediri, sedangkan Purposive Sampling yaitu peneliti secara sengaja menggunakan pertimbangan tertentu dalam memilih responden yang dianggap sesuai dalam memberikan informasi, dengan menggunakan 100 responden dalam penelitian. Data hasil penelitian dilakuakan analasis faktor dan analisis berganda.
Berdasarkan serangkaian proses yang dilakukan dengan analisis faktor, maka terbentuk 5 faktor yang menjadi faktor kualiats pelayanan yang mempengaruhi kepuasan konsumen McDonald’s Kota Kediri. Faktorpertamaadalahjaminandanhubungankomunikasi perusahaan dalam pelayanan; faktorkeduayaitusikap karyawan yang akurat; factor ketigapelayanan karyawan cepat dan tepat, keempat adalah fasilitas dan penampilan karyawandanfaktor kelimaadalahprofesionalisme
Hasil regresi berganda menunjukkan bahwa variabel bebas yakni berupa jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, profesionalisme perusahaan dalam pelayanan, sikap karyawan yang akurat; pelayanan karyawan cepat dan tepat, Fasilitas dan penampilan karyawan, dan hubungan komunikasi secara bersama-sama terhadap variabel terikat berupa kepuasan konsumen. Nilai r square sebesar 0,785, nilai sebesar 78,5% kepuasankonsumen dapat dijelaskan oleh faktor yakni jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, profesionalisme perusahaan dalam pelayanan, sikap karyawan yang akuratpelayanan karyawan cepat dan tepat; Fasilitas dan penampilan karyawan, jaminan dan hubungan komunikasi , sementara sisanya sebesar 21,5% dijelaskan oleh faktor yang tidak diamati dalam penelitian ini.
viii
Disimpulkan bahwa profil responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini sebagian besar adalah wanita dengan sebaran tertinggi berdasarkan usia antara 20-30tahun yang didominasi oleh pendidikan SMA dan pekerjaan sebagai pekerja swasta, serta pendapatan perbulan> Rp 1.000.000. Kepuasan konsumen dapat ditingkatkan dengan kualitas pelayanan berupa profesionalisme perusahaan dalam pelayanan, sikap karyawan yang akurat,pelayanan karyawan cepat dan tepat,fasilitas dan penampilan karyawan dan merek yang aman yang memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan konsumen. Disarankan perusahaanberusahamempertahankankinerjanyadansenantiasamemperhatikanatributyang mempengaruhikepuasankonsumen agar terciptakesesuaianantarapersepsidanharapankonsumen.
i
CONSUMER SATISFACATION PURCHASING FRIED CHICKEN
TOWARD MCDONALD’S SERVICE QUALITY AT KEDIRI MUNICIPALITIES
Ellanda Bagus Dewanata1, Budi Hartono 2 , andHariDwiUtami2
1. Student in Social Economic faculty of Animal
Husbandry University of Brawijaya. 2. Lecturer in Social Economic faculty of Animal
Husbandry University of Brawijaya email : [email protected]
ABSTRACT
Research was conducted in McDonald’s Kediri located in Kediri municipalities. The purpose of study was to (i) determine chracteristic of consumer in buying food “McDonald’s Kediri” (ii) examine consumer satisfaction in buying at this retaurant (iii) investigate the influence factors on costumer satisfaction in this restaurant.100 consumers were selected by accidental sampling method.Data were collected 26 December 2015 to10 January 2016.Primary data were collected by survey method using structuring quitionnaires to consumers in place.Secondary data were analyzed using factor and multiple regression analysis. Results showed that
ii
consumers in “McDonalds Kediri “ were represented by female, age 20 – 30 years old,with Senior High school education ,private business, more than IDR 1.000.000/ month income. Consumer satisfaction at Macdonald's Kediri is shown by consumer perception is the most important is consumer satisfaction consume product of McDonal's town kediri, second consideration is harmonize with service quality at mcdonald's, third consideration is to buy back at mcdonald's, and last consideration Is to give recommendations to others to eat at mcdonalds. Consumer satisfaction at McDonald's Kediri City is 'Appropriate' with expectations.Index of guarantees and communication links", "Accurate employee attitude index", "Employee service index is fast and accurate", "Employee performance index and appearance", "professionalism index", age and income are significant service quality and increase To customer satisfaction at McDonald's Kediri.
. Keywords:professionalism,employement
attitude,Employement service is fast and precise,and
Facilities and appearance
iii
ABSTRAK Penelitian dilakukan di McDonald's Kediri yang berada di kota Kediri. Tujuan penelitian adalah untuk (i) menentukan karakteristik konsumen dalam membeli makanan "Kediri McDonald's" (ii) menguji kepuasan konsumen dalam membeli di andalan ini (iii) menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen di restoran ini.100 konsumen dipilih oleh Metode pengambilan sampel yang tidak disengaja.Data dikumpulkan pada tanggal 26 Desember 2015 sampai10 Januari 2016. Data primer dikumpulkan dengan metode survei dengan menggunakan data penataan kuncian kepada konsumen di tempat. Data sekunder dianalisis dengan menggunakan analisis faktor dan analisis berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen di "McDonalds Kediri" diwakili oleh perempuan, usia 20 - 30 tahun, dengan pendidikan SMA, bisnis swasta, pendapatan di atas Rp 1.000.000 / bulan. Kepuasan konsumen pada Macdonald's Kediri ditunjukkan oleh persepsi konsumen yang paling penting adalah kepuasan konsumen mengkonsumsi produk kota McDonal kediri, pertimbangan kedua selaras dengan kualitas layanan di mcdonald's, pertimbangan ketiga adalah membeli kembali pada mcdonald's, dan pertimbangan terakhir adalah memberikan rekomendasi. Untuk orang lain untuk makan di mcdonalds. Kepuasan konsumen di Kota Kediri McDonald's 'Sesuai' dengan harapan. Indeks jaminan dan hubungan komunikasi "," indeks sikap karyawan
iv
yang akurat "," Indeks layanan karyawan cepat dan akurat "," Indeks kinerja karyawan dan penampilan "," indeks profesionalisme " , Umur dan pendapatan adalah kualitas pelayanan yang signifikan dan meningkat Kepuasan pelanggan di McDonald's Kediri. Kata kunci: profesionalisme, sikap kerja, pelayanan kerja cepat dan tepat, dan fasilitas dan penampilan
v
KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP
KUALITAS PELAYANAN (SERVICE QUALITY) PADA PEMBELIAN AYAM GORENG
DI RESTORAN CEPAT SAJI MCDONALD’SDI KOTA KEDIRI
RINGKASAN
Ellanda Bagus Dewanata1; Budi Hartono 2 dan HariDwiUtami2
McDonald’s (McD) merupakan salah satu restoran fast food yang sangat diminati konsumen di Kota Kediri. Rumah Makan atau restoran ini menyajikan ayam goreng dengan beragam menu dan produk lainnya. Restoran juga menawarkan berbagai aspek-aspek lainnya seperti pelayanan atau service, harga dan lain sebagainya. Hal ini diharapkan akan dapat memberikan kepuasan bagi para konsumennya. Sebagai industri rumah makan yang dituntut bersaing untuk mempertahankan loyalitas setiap konsumennya dan mendapatkan pelanggan baru.
Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Desember 2015 - 10 Januari2016 di McDonald’s Kediri yang terletak di Jalan Hayam Wuruk no 46 Kediri. Tujuan pada penelitian adalah mengetahui karasteristik konsumen, menegtahui kepuasan konsumen, menejelaskan kulitas pelayanan di McDonald’s (McD) di Kota Kediri. Manfaat yang diharapkan dari
vi
penelitian adalah dengan diketahuinya karakteristik konsumen dan kepuasan konsumen dapat menjadi masukan yang berarti bagi McDonald’s (McD) di Kota Kediri agar mampu menghadapi persaingan dan mampu bersaing di pasar industri rumah makan.
Metodelogi yang digunakan adalah Accidental Sampling dan Purposive Sampling. Teknik Accidental Sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan pada konsumen yang dijumpai atau secara kebetulanmembeli dan mengkonsumsi di McDonald’s Kota Kediri, sedangkan Purposive Sampling yaitu peneliti secara sengaja menggunakan pertimbangan tertentu dalam memilih responden yang dianggap sesuai dalam memberikan informasi, dengan menggunakan 100 responden dalam penelitian. Data hasil penelitian dilakuakan analasis faktor dan analisis berganda.
Berdasarkan serangkaian proses yang dilakukan dengan analisis faktor, maka terbentuk 5 faktor yang menjadi faktor kualiats pelayanan yang mempengaruhi kepuasan konsumen McDonald’s Kota Kediri. Faktorpertamaadalahjaminandanhubungankomunikasi perusahaan dalam pelayanan; faktorkeduayaitusikap karyawan yang akurat; factor ketigapelayanan karyawan cepat dan tepat, keempat adalah fasilitas dan penampilan karyawandanfaktor kelimaadalahprofesionalisme.
Hasil regresi berganda menunjukkan bahwa variabel bebas yakni berupa jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, profesionalisme perusahaan dalam pelayanan, sikap karyawan yang akurat; pelayanan karyawan cepat dan tepat, Fasilitas
vii
dan penampilan karyawan, dan hubungan komunikasi secara bersama-sama terhadap variabel terikat berupa kepuasan konsumen. Nilai r square sebesar 0,785, nilai sebesar 78,5% kepuasankonsumen dapat dijelaskan oleh faktor yakni jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, profesionalisme perusahaan dalam pelayanan, sikap karyawan yang akuratpelayanan karyawan cepat dan tepat; Fasilitas dan penampilan karyawan, jaminan dan hubungan komunikasi , sementara sisanya sebesar 21,5% dijelaskan oleh faktor yang tidak diamati dalam penelitian ini.
Disimpulkan bahwa profil responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini sebagian besar adalah wanita dengan sebaran tertinggi berdasarkan usia antara 20-30tahun yang didominasi oleh pendidikan SMA dan pekerjaan sebagai pekerja swasta, serta pendapatan perbulan > Rp 1.000.000. Kepuasan konsumen dapat ditingkatkan dengan kualitas pelayanan berupa profesionalisme perusahaan dalam pelayanan, sikap karyawan yang akurat, pelayanan karyawan cepat dan tepat, fasilitas dan penampilan karyawan dan merek yang aman yang memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan konsumen. Disarankan perusahaanberusahamempertahankankinerjanyadansenantiasamemperhatikanatributyang mempengaruhikepuasankonsumen agar terciptakesesuaianantarapersepsidanharapankonsumen.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat,
Taufik, Hidayah serta Inayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul " Kepuasan
Konsumen Terhadap Kualitas Pelayanan (Service Quality)
Pada Pembelian Ayam Goreng di Restoran Cepat Saji
McDonald’sdi Kota Kediri.".
Terima kasih penulis sampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis
ucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Suyadi, MS, selaku Dekan
Peternakan Universitas Brawijaya Malang.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Budi Hartono, MS selaku dosen
pembimbing utama atas waktu yang diluangkan dalam
membimbing, memberikan arahan, saran dan kritik
yang membangun serta memberikan semangat selama
proses penyusunan proposal, pelaksanaan penelitian
hingga penulisan skripsi ini.
3. Ibu Dr. Ir. HariDwiUtami, MSc selaku dosen
pembimbing pendamping atas waktu yang diluangkan
dalam membimbing, memberikan saran dan kritik
ii
selama proses penyusunan proposal, pelaksanaan
penelitian hingga penulisan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu serta adek juga mbah uti dan mbahkung
dan seluruh keluragabesar eko pamudji yang tidak
hentinya memberikan do'a, semangat dan arahan
selama menempuh pendidikan dan penyelesaian
skripsi ini.
Malang, Oktober 2016
Penulis
iv
CONSUMER SATISFACATION PURCHASING FRIED CHICKEN
TOWARD MCDONALD’S SERVICE QUALITY AT KEDIRI MUNICIPALITIES
Ellanda Bagus Dewanata1, Budi Hartono 2 , andHariDwiUtami2
1. Student in Social Economic faculty of Animal Husbandry
University of Brawijaya. 2. Lecturer in Social Economic faculty of Animal
Husbandry University of Brawijaya email : [email protected]
ABSTRACT
Research was conducted in McDonald’s Kediri located in Kediri municipalities. The purpose of study was to (i) determine chracteristic of consumer in buying food “McDonald’s Kediri” (ii) examine consumer satisfaction in buying at this retaurant (iii) investigate the influence factors on costumer satisfaction in this restaurant.100 consumers were selected by accidental sampling method.Data were collected 26 December 2015 to10 January 2016.Primary data were collected by survey method using structuring quitionnaires to consumers in place.Secondary data were analyzed using factor and multiple regression analysis. Results showed that consumers in “McDonalds Kediri “ were represented by female, age 20 – 30 years old,with Senior High school education ,private business, more than IDR 1.000.000/
v
month income. Consumer satisfaction at Macdonald's Kediri is shown by consumer perception is the most important is consumer satisfaction consume product of McDonal's town kediri, second consideration is harmonize with service quality at mcdonald's, third consideration is to buy back at mcdonald's, and last consideration Is to give recommendations to others to eat at mcdonalds. Consumer satisfaction at McDonald's Kediri City is 'Appropriate' with expectations.Index of guarantees and communication links", "Accurate employee attitude index", "Employee service index is fast and accurate", "Employee performance index and appearance", "professionalism index", age and income are significant service quality and increase To customer satisfaction at McDonald's Kediri.
. Keywords :professionalism,employement attitude,Employement
service is fast and precise,and Facilities and appearance
vi
KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN (SERVICE QUALITY)
PADA PEMBELIAN AYAM GORENG DI RESTORAN CEPAT SAJI MCDONALD’SDI
KOTA KEDIRI
RINGKASAN
Ellanda Bagus Dewanata1; Budi Hartono 2 dan HariDwiUtami2
McDonald’s (McD) merupakan salah satu restoran fast food yang sangat diminati konsumen di Kota Kediri. Rumah Makan atau restoran ini menyajikan ayam goreng dengan beragam menu dan produk lainnya. Restoran juga menawarkan berbagai aspek-aspek lainnya seperti pelayanan atau service, harga dan lain sebagainya. Hal ini diharapkan akan dapat memberikan kepuasan bagi para konsumennya. Sebagai industri rumah makan yang dituntut bersaing untuk mempertahankan loyalitas setiap konsumennya dan mendapatkan pelanggan baru.
Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Desember 2015 - 10 Januari2016 di McDonald’s Kediri yang terletak di Jalan Hayam Wuruk no 46 Kediri. Tujuan pada penelitian adalah mengetahui karasteristik konsumen, menegtahui kepuasan konsumen, menejelaskan kulitas pelayanan di McDonald’s (McD) di Kota Kediri. Manfaat yang diharapkan dari penelitian adalah dengan diketahuinya karakteristik konsumen dan kepuasan konsumen dapat menjadi masukan yang berarti bagi McDonald’s (McD) di Kota Kediri agar mampu menghadapi persaingan dan mampu bersaing di pasar industri rumah makan.
vii
Metodelogi yang digunakan adalah Accidental Sampling dan Purposive Sampling. Teknik Accidental Sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan pada konsumen yang dijumpai atau secara kebetulanmembeli dan mengkonsumsi di McDonald’s Kota Kediri, sedangkan Purposive Sampling yaitu peneliti secara sengaja menggunakan pertimbangan tertentu dalam memilih responden yang dianggap sesuai dalam memberikan informasi, dengan menggunakan 100 responden dalam penelitian. Data hasil penelitian dilakuakan analasis faktor dan analisis berganda.
Berdasarkan serangkaian proses yang dilakukan dengan analisis faktor, maka terbentuk 5 faktor yang menjadi faktor kualiats pelayanan yang mempengaruhi kepuasan konsumen McDonald’s Kota Kediri. Faktorpertamaadalahjaminandanhubungankomunikasi perusahaan dalam pelayanan; faktorkeduayaitusikap karyawan yang akurat; factor ketigapelayanan karyawan cepat dan tepat, keempat adalah fasilitas dan penampilan karyawandanfaktor kelimaadalahprofesionalisme
Hasil regresi berganda menunjukkan bahwa variabel bebas yakni berupa jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, profesionalisme perusahaan dalam pelayanan, sikap karyawan yang akurat; pelayanan karyawan cepat dan tepat, Fasilitas dan penampilan karyawan, dan hubungan komunikasi secara bersama-sama terhadap variabel terikat berupa kepuasan konsumen. Nilai r square sebesar 0,785, nilai sebesar 78,5% kepuasankonsumen dapat dijelaskan oleh faktor yakni jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, profesionalisme perusahaan dalam pelayanan, sikap karyawan yang akuratpelayanan karyawan cepat dan tepat; Fasilitas dan penampilan karyawan, jaminan dan hubungan komunikasi , sementara sisanya sebesar 21,5% dijelaskan oleh faktor yang tidak diamati dalam penelitian ini.
viii
Disimpulkan bahwa profil responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini sebagian besar adalah wanita dengan sebaran tertinggi berdasarkan usia antara 20-30tahun yang didominasi oleh pendidikan SMA dan pekerjaan sebagai pekerja swasta, serta pendapatan perbulan> Rp 1.000.000. Kepuasan konsumen dapat ditingkatkan dengan kualitas pelayanan berupa profesionalisme perusahaan dalam pelayanan, sikap karyawan yang akurat,pelayanan karyawan cepat dan tepat,fasilitas dan penampilan karyawan dan merek yang aman yang memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan konsumen. Disarankan perusahaanberusahamempertahankankinerjanyadansenantiasamemperhatikanatributyang mempengaruhikepuasankonsumen agar terciptakesesuaianantarapersepsidanharapankonsumen.
vi
DAFTAR ISI
Isi
RIWAYATHIDUP.................................................. i KATA PENGANTAR............................................. ii ABSTRACT............................................................... iii RINGKASAN........................................................... v DAFTAR ISI............................................................................vi DAFTAR TABEL....................................................................x DAFTAR GAMBAR..................................................................xi DAFTAR LAMPIRAN..............................................................xi BAB I. PENDAHULUAN ..................................... 1 1.1 Latar Belakang ..................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................4
1.3 Tujuan Penelitian ....................................4
1.4Kegunaan Penelitian.................................4
1.5 Kerangka Pikir ........................................5
1.6 Hipotesis Penelitian ................................8
vii
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ...........................11
2.1 Kajian Penelitian Terdahulu .................11
2.2 Landasan Teori ......................................13
2.2.1 Pengertian Kualitas ..............................13
2.2.2 Definisi Konsumen ............................16
2.2.3 Perilaku Konsumen ............................18
2.2.4 Kepuasan Konsumen ........................19
2.2.5 Kepuasan Pelayanan ..........................23
2.2.6 Kualitas Pelayanan (servie quality) ....25
2.2.7PengukuranKepuasanKonsumen........28
BAB III. METODE PENELITIAN........................34
3.1Lokasi Dan WaktuPenelitian....................34
3.2 Metode Penelitian ...................................34
3.3 Metode Pengambilan Data.......................34
3.4 Jumlah Sampel.........................................34
3.5 Jenis Sumber Data...................................38
viii
3.6 Skala Pengukuran................................................39
3.7 DefinisiOperasionalVariabelPenelitian.....42
3.8 Uji Instrumen Penelitian……………………......56
3.8.1 Uji Validitas......................................................56
3.8.2 Uji Reabilitas....................................................58
3.8.3 Uji Asumsi klasik............................................59
3.9 Analisis Data.......................................................61
3.9.1 Analisis Faktor..................................................61
3.9.2 Analisi Regresi Berganda...............................62
3.10 Uji Hipotesis Penelitian....................................64
3.10.1 Uji Parsial (Uji t)..........................................64
3.10.2 Uji Simultan (Uji F).......................................64
3.11 Batasan Istilah...................................................65
BABIV. HASIL DAN PEMBAHASAN.................68
4.1 Karakteristik Rumah Makan....................68
4.1.1 Sejarah Berdirinya McDonald’s..........68
4.1.2 McDonald’s Indonesia Store Kediri....70
ix
4.1.3 Visi dan Misi...................................................71
4.1.4 Jamninan Kualitas Mc Donald’s......................72
4.1.5 Produk McDonald’s Indonesia........................73
4.1.6 Fasilitas McDonald’s Indonesia.......................76
4.2 KarakteristikResponden......................................77
4.2.1Karakteristikberdasarkanjeniskelamin…..........79
4.2.2 Karakteristik Berdasarkan Usia………...........80
4.2.3Karakteristik Berdsarkan Pendidikan…...........82
4.2.4Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan.................83
4.2.5KarakteristikBerdsarkanPendapatan...............84
4.3Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen
diMCDonald’s...........................................................85
4.3.1Analisis Deskriptif Variabel Tangible (X1).....86
4.3.2 Analisis Dekriptif VariabelReliability (X2)
..............................................................................87
4.3.3AnalisiDeskriptifVariabelResponsiveneess(X3)
...................................................................................89
4.3.4 Analisis Deskritif VariabelAssurance
(X4).……………………..........................……….....91
x
4.3.5 Analisis Deskritif VariabelEmphaty (X5)
.......................... ……………………………...........93
4.3.6 Analisi DeskriptifKepuasanKonsumen(Y)......95
4.4 HasilUji Validitas............................................97
4.5 Hasil Uji Reliabilitas......................................100
4.6AnalisisFaktor...............................................102 4.6.1NilaiKeiser-Meyer-Olkin(KMO)...................103 4.6.2MeasureOfSamplingAdequacy(MSA)..........104 4.6.3HasilAnalisisFaktor.....................................107 4.6.4“IndeksJaminandanHubunganKomunikasi”.112 4.6.5“Indeks Karyawanyang akurat”...................113 4.6.6“Indeks Pelayanan yang Cepat dan Tepat…...............................................................114 4.6.7“IndeksFasilitasdan Penampilan Karyawa..............................................................115 4.6.8 “Indeks Profesionalisme”..........................116 4.7 Uji Asumsi Klasik........................................117
4.7.1 Uji Normalitas...........................................117
4.7.2 Uji Multikoliniearitas.................................119
4.7.3UjiHeteroskedastisitas...............................121
4.7.4 Uji Auto Korelasi.....................................123
4.8 Faktor – faktor Mempengaruhi Kepuasan
Konsumen…………………………........................128
4.8.1Analisis Regresi Berganda ..........................128
xi
4.8.2Hasil koefisien Determinasi (R2 ).................130
4.8.3Hasil Pengujian secara Silmutan (uji F)......131
4.8.4Hasil Pengujian secara Parsial (uji t)..........132
BABV.KESIMPULANDANSARAN....................142
5.1 Kesimpulan....................................................142
5.2. Saran............................................................143
Daftar Pustaka.....................................................144
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1.Kerangka konsep penelitian................................ 8
2. Logo McDonald’s ............................................ 72
3.Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin........... 79
4.KarakteristikResponden Berdasarkan Umur.......... 81
5.KarakteristikResponden Berdasarkan Tingkat Pendididkan…………………………………………. 82
6.Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan.................................................................... 84
7.Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapartan................................................................ 85
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Kuisioner Penelitian............................. .150 2. Hasil Perhitungan Regresi Linier Program
SPSS.......................................... …… 178 3. Hasil Perhitungan Uji Asumsi Klasik (Auto
Korelasi) Program SPSS................. 181 4. Dokumentasi Penelitian di McDonald’s
Kediri....................................... …. 182 5. Perhitungan Measure Of Sampling Adequacy
(MSA) Program SPSS…………… 183 6. Lampiran 6................................. . 185 7. Perhitungan Uji Validitas Program
SPSS.......................................... 186 8. Hasil Uji Validitas Variabel
X2.......................................... 187 9. Hasil Uji Validitas Variabel
X3.............................................. 188 10. Hasil Uji Validitas Variabel
X4……………………………… 189 11. Hasil Uji Validitas Variabel
X5.............................................. 191 12. Hasil Uji Validitas Variabel
Y............................................... 192 13. Hasil Perhitungan Uji Reabilitas Program
SPSS.......................................... 193 14. Lampiran 14 ......................... 194
xiii
15. Hasil Analisis Uji faktor Program SPSS............................................ 196
16. Hasil uji KMO and Bartleett’s Program SPSS………………………… 197
x
DAFTAR TABEL
TABEL 2.DaftarProdukRestoranMcDonald’s....................... 75
3.Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Tangible
(X1) Di McDonald’s Kota
Kediri....................................................................... 86
4.Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel
Reliability (X2) di McDonald’s Kota
Kediri.................................................................... 88
5. Hasil Tanggapan Responden Variabel Responsivenes
(X3) di McDonald’s Kota
Kediri................................................................. 90
6. Hasil Tanggapan Responden Variabel Assurance (X4)
diMcDonald’sKota Kediri.................................................92
7. Hasil Tanggapan Responden Variabel Emphaty (X5) di
McDonald’sKotaKediri ....................................................94
8.KepuasanKonsumen(Y)diMcDonaldKotaKediri...............
.........................................................................................96
9.HasilUjiValiditasInstrumenPenelitian......................... 100
10.Hasil Uji Reliabilitas................................................. 101
11.Perhitungan KMO dan Bartlett’s Test.......................103
12.NilaiMSA (Measure of Sampling Adequacy)..........105
xi
13.Hasil Analisis Faktor
KualitasPelayananterhadapKepuasanKonsumen Produk
McDonald’sKota
Kediri……………………………………….................111
14.HasilUjiOne-SampleKolmogorovSmirnov.............. 119
15.VarianceInflatingFactor(VIF)masing-masingVariabelBebas.....................................................120
16.HasilUjiAutoKorelasi............................................... 127 17.HasilAnalisis Regresi Berganda...............................129
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penduduk seiring waktu mengalami
peningkatan, tingkat pendapatan, pendidikan dan
kesadaran masyarakat terhadap peranan zat-zat
makanan, khususnya protein hewani untuk memenuhi
kebutuhan gizi bagi manusia menjadikan faktor
pendorong meningkatnya permintaan dan konsumsi
produk-produk peternakan terutama produk daging
dan susu. Produk peternakan seperti daging dan susu
menyediakan kandungan gizi yang lengkap dan sangat
baik untuk pemenuhan gizi tubuh yang meliputi
protein, energi, lemak, mineral,vitamin dan air.
Produk peternakan seperti daging dan susu
memungkinkan untuk dijadikan olahan pangan yang
lebih bervariasi, hal ini ditangkap oleh para pelaku
bisnis sebagai suatu peluang usaha yang layak untuk
dikembangkan. Bisnis makanan yang semakin terbuka
lebar menjadikan para pelaku bisnis makanan
ditantang untuk menciptakan suatu inovasi yang baru
sehingga konsumen dapat membedakan dengan para
pesaingnya yang menyebabkan jenis bisnis makanan
yang berkembang di Kota Kediri semakin beragam.
Perkembangan ini merupakan respon dari beragamnya
permintaan konsumen terhadap pilihan makanan.
Kunci penting untuk memenangkan persaingan yaitu
2
dengan menerapkan konsep pemasaran yang telah
mengalami perubahan, dimana orientasinya tidak lagi
pada produk yang dihasilkan saja tetapi juga
memprioritaskan kepuasan konsumennya.
Kepuasan pelayanan terhadap konsumen adalah
strategi pertahanan yang paling baik untuk melawan
para pesaing bisnis. Perusahaan yang berhasil menjaga
para konsumennya selalu merasa puas, akan
memperoleh keunggulan bersaing dan hampir tidak
terkalahkan dalam bisnis. Pelanggan yang puas
biasannya lebih setia, lebih sering membeli, dan rela
membayar lebih banyak untuk membeli produk atau
jasa perusahaan tersebut. Selain itu, umumnya mereka
tetap menjadi pelanggan yang setia bila perusahaan itu
sedang mengalami kesulitan.
Kualitas produk atau jasa yang diberikan
perusahaan dan kepuasan konsumen berhubungan erat
dengan keuntungan yang akan di dapat oleh
perusahaan, karena dengan kualitas produk yang
memenuhi preferensi konsumen akan mengikat
konsumen sehingga perusahaan tersebut tertanam
dalam benak konsumen hal ini tentunya
menguntungkan bagi pihak perusahaan karena
konsumen dapat melakukan getok tular kepada teman,
keluarga ataupun kepada orang lain untuk
mengkonsumsi produk atau jasa dari prusahaan
tersebut. Kepuasan konsumen pada akhirnya dapat
menciptakan kesetiaan atau loyalitas konsumen
3
kepada perusahaan diantaranya bagi perusahaan
rumah makan.
Rumah makan atau restoran merupakan jenis
perusahaan yang sangat bergantung kepada kepuasan
konsumennya. Pemasaran dari suatu restoran
dilakukan dari mulut ke mulut, sehingga jika ada satu
saja pelanggan yang tidak puas, maka restoran itu
akan kehilangan beberapa calon pelanggannya, jika
ada satu saja pelanggan yang merasa puas maka
kemungkinan besar restoran itu akan mendapatkan
beberapa calon pelanggan baru. Kotler (2005)
menjelaskan bahwa seseorang yang merasa tidak puas
akan suatu produk, rata-rata akan menceritakannya
kepada sepuluh orang lainnya.
Tingginya minat konsumen pada McDonald’s
(McD) di Kota Kediri selain pelayanan yang
diberikan. Perkembangan McDonald’s (McD) tidak
terlepas dari upaya yang selalu dilakukan oleh pihak
perusahaan untuk dapat memaksimalkan serta
memberikan kepuasan bagi semua pelanggannya, baik
melalui pengembangan kualitas produk dengan
inovasinya maupun kualitas pelayanan yang diberikan.
Berdasarkan uraian tersebut di atas mendorong
peneliti untuk mendapatkan informasi mengenai
kepuasan konsumen atas pelayanan yang diberikan
oleh McDonald’s (McD). Berdasarkan informasi
tersebut, diharapkan pihak manajemen dapat
menciptakan suatu strategi yang lebih baik lagi untuk
4
menjangkau konsumen dan memberi kepuasan untuk
setiap pelanggannya.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian adalah :
1. Bagaimana karasteristik konsumen McDonald’s
(McD) di Kota Kediri ?
2. Bagaimana kepuasan konsumen dalam pembelian
produk di McDonald’s di Kota Kediri?
3. Bagaimana kualitas pelayanan yang
mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen
McDonald’s (McD) di Kota Kediri ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian
bertujuan:
1. Mengetahui karakteristik konsumen McDonald’s
(McD) di Kota Kediri.
2. Mengetahui kepuasan konsumen di McDonald’s
(McD) Kota Kediri.
3. Menjelaskan kualitas pelayanan yang
mempengaruhi kepuasan konsumen di
McDonald’s Kota Kediri.
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian yaitu diharapkan nantinya
akan bermanfaat bagi peneliti dan
masyarakat,diantaranya:
5
1. Bagi mahasiswa berfungsi untuk memberikan
wawasan tentang kepuasan konsumen dengan
mengetahui keadaan yang sebenarnya di
lapang.
2. Bagi masyarakat penelitian dapat
memeberikan informasi tentang strategi
pelayanan suatu produk atau jasa kepada
konsumen dalam memenuhi kepuasannya.
3. Sebagai sumber untuk peneliti selanjutnya.
1.5 Kerangka Pikir
Perkembangan industri rumah makan atau
restoran yang menyajikan produk peternakan seperti
olahan daging dan susu semakin pesat, hal ini terjadi
karena tingkat kesadaran yang semakin tinggi
terhadap pemenuhan gizi. Tingginya permintaan serta
konsumsi daging dan susu juga dikarenakan produk
tersebut mudah untuk diolah menjadi berbagai macam
varian menu makanan, hal tersebut membuat berbagai
industri rumah makan berlomba-lomba untuk
menciptakan suatu inovasi yang baru dan
menyebabkan persaingan yang semakin ketat diantara
berbagai industri rumah makan. Persaingan yang
sangat ketat ini menyebabkan berbagai industri rumah
makan yang sudah ada berusaha untuk
mempertahankan kepuasan para konsumen dan
pelanggannya. Ketatnya persaingan industri rumah
makan atau restoran saat ini memaksa setiap
6
perusahaan untuk dapat memuaskan para
pelanggannya dengan tujuan pelanggan tersebut
menjadi loyal. Restoran sebagai perusahaan makanan
selain dituntut untuk mempertahankan kualitas produk
juga harus meningkatkan kepuasan pelanggan sebagai
prioritas utama.
McDonald’s (McD) merupakan salah satu
restoran fast food yang sangat diminati konsumen di
Kota Kediri. Rumah Makan atau restoran ini
menyajikan ayam goreng dengan beragam menu dan
produk lainnya. Restoran juga menawarkan berbagai
aspek-aspek lainnya seperti pelayanan atau service,
harga dan lain sebagainya. Hal ini diharapkan akan
dapat memberikan kepuasan bagi para konsumennya.
Sebagai industri rumah makan yang dituntut bersaing
untuk mempertahankan loyalitas setiap konsumennya
dan mendapatkan pelanggan baru, McDonald’s (McD)
di Kota Kediri perlu mendapatkan informasi mengenai
kepuasan konsumennya, agar mampu bersaing dengan
restoran fast food lain yang tersebar di Kota Kediri.
Karakteristik konsumen berbeda antara satu
konsumen dengan konsumen lainnya. Para konsumen
tersebut mengalami proses yang kompleks agar dapat
memaksimalkan kepuasannya. Karakteristik
konsumen mencakup usia, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan dan pendapatan. Proses untuk
memaksimalkan kepuasan dipengaruhi oleh gaya
hidup dan kepribadian masing-masing konsumen
7
sehingga kepuasan seseorang konsumen akan berbeda
dengan konsumen lainnya. Karakteristik konsumen
tersebut berfungsi untuk mengetahui segmen dan
target pasar dari McDonald’s (McD) yang berguna
untuk memberikan masukan informasi sehingga
perusahaan mampu merancang strategi yang tepat
untuk pihak manajemen agar mendapatkan kepuasan
para konsumennya sehingga loyalitas konsumen tetap
terjaga dan menguntungkan McDonald’s (McD) di
Kota Kediri.
Penelitian ini melakukan pengukuran kepuasan
konsumen melalui beberapa variable, terdapat lima
variabel pelayanan yang mempengaruhi kepuasan
konsumen, yaitu tangibles; reliability;
responsiveness; assurance dan emphaty. Setelah
mendapatkan informasi tentang kepuasan konsumen,
maka manajemen restoran dapat mengambil suatu
kesimpulan untuk meningkatkan kinerja dari usahanya
untuk tetap mempertahankankonsumen dan
meningkatkan pendapatannya.Untuk mengetahui
kerangka pikir secara lebih jelas dapat dilihat pada
skema Gambar 1
8
Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian
1.6 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konsep penelitian yang
telah dibuat maka hipotesis yang diajukan adalah:
Hipotesis 1 = Kebersihan restoran memiliki
pengaruh positif terhadap kepuasan konsumen
dalam pembelian produk McDonald’s.
McDonald’s (McD)
Kediri
KarasteristikKonsumen
Jenis kelamin(X6)
Umur(X7)
Pendidikan(X8)
Pekerjaan
(X9)
Pendapatan(X10)
KepuasanKonsumen (Y)
Kepuasan
mengkonsumsi
produk McDonald’s
(Y1)
Memberikan rekomendasi kepada
pihak lain untuk
makan di
McDonald’s.(Y2)
Ingin membeli
kembali di
McDonald’s (Y3)
Kesesuain harga
dengan kualitas
pelayanan
McDonald’s (Y4)
KualitasPelayanan(X) Buktilangsung(Tangible)(X1)
1. Kebersihan restoran(X1.1)
2. Penampilan
karyawan(X1.2) 3. Fasilitas restoran(X1.3)
4. Profesionalisme (X1.4)
Kehandalan (Reliability)(X2)
1. Penyelesaian masalah (X2.1)
2. Pemenuhan janji (X2.2)
3. Sikap karyawan(X2.3)
4. Pelayanan tepat dan akurat (X2.4)
DayaTangkap (Responsivenes) (X3)
1. Kecepatan pelayanan
(X3.1) 2. Tanggap ataskeluhan
konsumen(X3.2)
3. Kesiapan karyawan.(X3.3)
4. Prioritas antrian.(X3.4)
Jaminan (Assurance) (X4)
1. Reputasi perusahan (X4.1)
2. Keramahan dan kesopanan
karyawan (X4.2) 3. Kejelasan informasi (X4.3)
4. Aman (bebas dari hal yang
buruk) (X4.4)
Perhatian (Emphaty) (X5) 1. Hubungan
komunikasi(X5.1)
2. Memperhatikan kebutuhan
konsumen (X5.2) 3. Kemudahan dalam
menghubungi (X5.3)
4. Pelayanan kepada
konsumen (X5.4)
9
Hipotesis 2 = Sikap karyawan memiliki pengaruh
positif terhadap kepuasan konsumen dalam
pembelian produk McDonald’s.
Hipotesis 3 = Kecepatan pelayananmemiliki
pengaruh positif terhadap kepuasan konsumen
dalam pembelian produk McDonald’s.
Hipotesis 4 =Keramahan dan kesopanan
karyawanmemiliki pengaruh positif terhadap
kepuasan konsumen dalam pembelian produk
McDonald’s.
Hipotesis 5 = Profesionalisme pelayanan terhadap
konsumen memiliki pengaruh positif terhadap
kepuasan konsumen dalam pembelian produk
McDonald’s.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai kepuasan konsumen di
KFC dilakukan oleh Susanti (2009) serta Liang and
Zhang (2011). Susanti (2009)
menyatakanbahwakepuasan konsumen yang datang
berkunjung berada pada kategori puas dengan nilai
4,13 yang menunjukkan bahwa pelayanan KFC yang
terdiri dari aspek tangibles; reliability;
responsiveness; assurance dan emphaty sudah
memenuhi kepuasan konsumen dalam membeli
produk di KFC. Sedangkan Liang and Zhang (2011)
menggunakan teknik SEM dan menunjukkan
konsumen sudah merasa puas dengan pelayanan yang
diberikan dengan nlai korelasi sebesar 0,63. Besarnya
kepuasan konsumen menunjukkan restoran tersebut
dapat memberikan kinerja yang baik dari aspek
tangibles; reliability; responsiveness; assurance dan
emphaty sehingga mencapai kepuasan konsumen.
Penelitian terdahulu menunjukkan konsumen yang
datang berkunjung sudah merasa puas dengan kualitas
pelayanan yang terdiri tangibles; reliability;
responsiveness; assurance dan emphaty serta produk
dari restoran tersebut.
Selain mengukur mengenai kepuasan, diukur
pula besarnya loyalitas konsumen yang dapat
12
memberikan dampak positif bagi perusahaan. Tingkat
loyalitas konsumen dapat diketahui dengan
menggunakan piramida brand loyalty yang terdiri dari
beberapa tingkatan yaitu switcher buyer, habitual
buyer, satisfied buyer, liking the brand, dan committed
buyer. Susanti (2009) menunjukkanbahwa konsumen
telah termasuk sebagai konsumen yang loyal dengan
melihat bentuk piramida brand loyalty yang berbentuk
terbalik dan nilai committed buyer sebesar 56,7
persen. Penelitian Liang and Zhang (2011)
menyatakan bahwahasilpenelitian yang berbeda yaitu,
mereka mengatakan konsumen pada penelitiannya
belum loyal karena besarnya tingkatan committed
buyer masih lebih kecil bila dibandingkan tingkatan
lainnya atau kurang dari 50 persen menggunakan
metode SEM dalam penelitian tersebut.
Yogswara (2012) menyatakan bahwa penelitian
tentang pengaruh Kualitas Layanan (Bukti Langsung,
Kehandalan, Daya Tanggap, Jaminan, Empati)
terhadap Loyalitas Pelanggan melalui Kepuasan
Pelanggan. Populasi dalam penelitian ini adalah
member McKiDS McDonalds Watugong Malang.
Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh Kualitas
Layanan terhadap kepuasan pelanggan McDonalds
Watugong Malang yaitu sebesar 0,498 dan
mempunyai pengaruh secara langsung yang signifikan
terhadap kepuasan pelanggan McDonalds Watugong
Malang. Kepuasan Pelanggan mempunyai pengaruh
13
secara langsung yang signifikan terhadap loyalitas
pelanggan McDonalds Watugong Malang.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pengertian Kualitas
Kheng, Mahamad, Ramayah and Mosahab
(2010) menjelaskan bahwa secara spesifik tidak ada
definisi mengenai kualitas layanan yang diterima,
namun secara universal, dan definisi yang ada terdapat
beberapa persamaan, yaitu dalam elemen elemen
sebagai berikut: 1) Kualitas meliputi usaha memenuhi
atau melebihi harapan konsumen; 2) Kualitas
mencakup produk, jasa, manusia, proses dan
lingkungan; 3) Kualitas merupakan kondisi yang
selalu berubah (misalnya apa yang dianggap kurang
berkualitas pada masa mendatang). Lebih tanjut
Tjiptono (1996) mengatakan bahwa konsep kualitas
sering dianggap sebagai ukuran relatif kebaikan suatu
produk barang atau jasa yang terdiri atas kualitas
desain dan kualitas kesesuaian.
Kualitas desain merupakan fungsi spesifikasi
produk, sedangkan kualitas kesesuaian adalah suatu
ukuran seberapa jauh suatu produk mampu memenuhi
persyaratan atau spesifikasi kualitas yang telah
ditetapkan. Pada kenyataannya aspek ini bukanlah
satu-satunya aspek kualitas. Akbar and Parvez (1996)
mengetengahkan bahwa batasan kualitas yang lebih
luas cakupannya yakni “kualitas merupakan suatu
kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk
14
jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi
atau melebihi harapan. Triguno (1999) menambahkan
bahwa kualitas sebagai standarisasi yang harus dicapai
oleh seorang / kelompok lembaga/organisasi mengenal
kualitas sumber daya manusia, kualitas cara kerja,
proses dan hasil kerja atau produk yang berupa barang
daan jasa. Berkualitas mempunyai arti memuaskan
kepada yang dilayani, baik internal maupun eksternal
dalam arti optimal pemenuhan atas
tuntutan/persyaratan masyarakat. Dengan demikian
baik tidaknya kualitas jasa/layanan tergantung pada
kemampuan penyediaan barang/jasa dalam memenuhi
harapan konsumen secara konsisten dan berakhir pada
penilaian konsumen. ini berarti bahwa citra kualitas
yang baik bukanlah berdasarkan penilaian penyedia
layanan, tetapi didasarkan pada penilaian konsumen.
Geetiak (2010) menjelaskan bahwa tiga
komponen utama kualitas jasa yaitu technical quality
yang merupakan komponen yang berkaitan dengan
kualitas output (keluaran) jasa yang diterima
konsumen. Agbor (2011) menambahkan bahwa
technical quality dapat dirinci menjadi: a. Search
quality, yaitu kualitas yang hanya dapat dievaluasi
konsumen sebelum membeli, misalnya harga. b.
Experience quality, yaitu kualitas yang hanya bisa
dievaluasi konsumen setelah membeli atau
mengkonsumsi jasa. Contohnya ketepatan waktu
kecepatan pelayanan dan kerapian hasil. c. Credence
15
quality, yaitu kualitas yang sukar dievaluasi konsumen
meskipun tetah mengkonsumsi suatu jasa. Misalnya
kualitas
operasi jantung; Fungsi Quality, yaitu komponen
yang berkaitan dengan kualitas cara penyampaian
suatu jasa dan Corporate image, yaitu profil, reputasi,
citra umum, daya tarik khusus suatu perusahaan.
Goetsh dan Davis (1994) menjelaskan bahwa
ada lima macam perspektif kualitas yang berkembang.
Kelima macam perspektif inilah yang bisa
menjelaskan situasi yang berlainan, yaitu meliputi :
1) Transcendental approach, kualitas dipandang
sebagai excellence dimana kualitas dapat dirasakan
atau diketahui tetapi sulit idefinisikan dan
dioperasionalisasikan.
2) Product-based approach, kualitas merupakan
karakteristik atau atribut yang dapat
dikuantitatifkan dan dapat diukur.
3) Used-based approach, kualitas tergantung pada
orang yang memandang, sehingga produk yang
paling memuaskan prevensi seseorang merupakan
produk yang berkualitas paling tinggi.
4) Manufacturing-based approach, memperhatikan
praktek-praktekperekayasaan dan pemanufakturan
serta mendefinisikan kualitas sebagai
kesesuaian/sama dengan persyaratan.
5) Value-based approach, memandang kualitas dan
segi nilai dan harga. Dengan mempertimbangkan
16
trade-off antara kinerja dan harga, kualitas
didefinisikan sebagai affordable excellence.
Ndraha (2000) mengemukakan bahwa kualitas
pelayanan dapat dibedakan antara wujud layanan
dengan jasa yaitu jasa adalah produk yang ditawarkan
oleh provider dan konsumen harus menyesuaikan diri
dengan tawaran itu sedangkan layanan adalah produk
yang disediakan oleh provider; provider harus
menyesuaikan diri dengan kondisi atau tuntutan
konsumen. Layanan dalam hubungan ada layanan
sebagai produk. Memperhatikan berbagai konsep
pelayanan sebagaimana tersebut atas, tidak terlepas
dan masalah pemenuhan kebutuhan dan kepentingan.
Thoha (1995) lebih spesifik mengemukakan bahwa
pelayanan adalah suatu usaha yang dilakukan oleh
seseorang dan atau kelompok orang atau instansi
tertentu untuk memberikan bantuan dan kemudahan
kepada masyarakat dalam rangka mencapai tujuan
tertentu. Secara teknis pelayanan itu hakikatnya ada
bagaimana memberikan kepuasan kepada konsumen.
2.2.2 Definisi Konsumen
Sumarwan (2002) menerangkan bahwa istilah
konsumen sering diartikan sebagai dua jenis
konsumen yaitu konsumen individu dan konsumen
organisasi. Konsumen individu membeli barang dan
jasa untuk digunakan sendiri, misalnya membeli
17
pakaian, sepatu, dan sabun. Konsumen individu
membeli barang dan jasa yang akan digunakan oleh
anggota keluarga yang lain, misalnya susu formula
untuk bayi, TV, furniture , rumah dan mobil.
Konsumen individu juga membeli barang dan jasa
untuk hadiah teman, saudara, atau orang lain. Dalam
konteks barang dan jasa yang dibeli kemudian
digunakan langsung oleh individu sering disebut
sebagai pemakai akhir atau konsumen akhir. Jenis
kedua yaitu konsumen organisasi, meliputi organisasi
bisnis, yayasan, lembaga sosial, kantor pemerintah,
dan lembaga lainnya (sekolah, perguruan tinggi,
rumah sakit). Semua jenis organisasi ini harus
membeli produk, peralatan, dan jasa-jasa lainnya
untuk menjalankan seluruh kegiatan organisasinya.
Pabrik mi instan misalnya harus membeli bahan baku
seperti tepung terigu, bumbu-bumbu, dan bahan baku
lainnya untuk membuat dan menjual produk mi
instannya. Demikian juga perusahaan jasa seperti
perusahaan asuransi harus membeli alat tulis,
komputer, dan kendaraan untuk bisa menghasilkan
jasa yang akan dijualnya.
Kotler (2005) menjelaskan bahwa konsumen
didefinisikan sebagai individu atau kelompok yang
berusaha untuk memenuhi atau mendapatkan barang
atau jasa untuk kehidupan pribadi atau kelompoknya.
Karakteristik kosumen dapat mempengaruhi pilihan
atas produk. Engel et al. (1994) menambahkan bahwa
18
terdapat beberapa karakteristik yang dapat
mempengaruhi sikap dan persepsi terhadap proses
penilaian performance suatu produk yaitu:
1. Karakteristik demografi
Variabel yang terkait antara lain usia,
penghasilan, serta tempat tinggal, maka lokasi usaha
bersangkutan dapat memaksimumkan daya tariknya
melalui produk dan bauran pelayanannya. Variabel
lain yang juga memegang peranan penting antara lain
pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan.
2. Karakteristik psikografi
Karakteristik ini memungkinkan pelaku usaha
membuat profil gaya hidup para pemakai yang
mayoritas. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
mengadaptasi bauran produk serta jasa lokasi usaha
bersangkutan sesuai dengan aktivitas, minat, dan opini
dari kelompok konsumen. Karakteristik psikografi ini
memberi pengaruh dalam individu dan proses
psikologi pada proses keputusan pembeli.
2.2.3 Perilaku Konsumen
Sumarwan (2002) menjelaskan bahwa perilaku
konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta
proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut
pada saat sebelum membeli, menggunakan,
menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-
hal di atas atau mengevaluasi. Rangkuti (2008)
19
menambahkan bahwa terdapat tiga jenis definisi
mengenai perilaku konsumen, yaitu:
1. Perilaku konsumen adalah dinamis, menekankan
bahwa seorang konsumen, kelompok konsumen,
serta masyarakat luas selalu berubah dan bergerak
sepanjang waktu. Hal pengembangan strategi
pemasaran, sifat dinamis perilaku konsumen
menyiratkan bahwa seseorang tidak boleh berharap
bahwa satu strategi pemasaran yang sama dapat
memberikan hasil yang sama sepanjang waktu dan
di pasar industri yang sama.
2. Perilaku konsumen melibatkan interaksi,
menekankan bahwa untuk mengembangkan strategi
pemasaran yang tepat, harus memahami yang
dipikirkan (kognisi), dirasakan (pengaruh), dan
dilakukan (perilaku) oleh konsumen. Harus
memahami apa dan dimana peristiwa (kejadian
sekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh
pikiran, perasaan, dan tindakan konsumen.
3. Perilaku konsumen melibatkan pertukaran,
menekankan bahwa konsumen tetap konsisten
dengan definisi pemasaran yang sejauh ini juga
berkaitan dengan pertukaran.
2.2.4 Kepuasan Konsumen
Kepuasan konsumen tidak lepas dari kreativitas
yang memungkinkan organisasi jasa menangani dan
memecahkan masalah-masalah yang sedang maupun
20
yang akan dihadapi dalam praktek bisnis yang
dilakukan sehari-hari (Maddern, Maull, Smart and
Baker, 2010). Mempertahankan kepuasan konsumen,
organisasi jasa harus melakukan 4 (empat) hal : 1)
Mengidentifikasi siapa konsumennya; 2) Memahami
tingkat harapan konsumen atas kualitas; 3)Memahami
strategi kualitas pelayanan konsumen; 4) Memahami
siklus pengukuran umpan balik dari kepuasan
konsumen.
Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa
seseorang yang berasal dari perbandingan antara
kesannya terhadap kinerja (hasil) suatu produk dan
harapan-harapannya (Kotler, 2005). Jadi kepuasan
merupakan fungsi dari kesan kinerja dan harapan, bila
kinerja berada dibawah harapan, konsumen tidak puas,
sebaliknya apabila kinerja dapat memenuhi harapan
konsumen, maka puas dan senang. Banyak perusahaan
mengfokuskan pada kepuasan tinggi karena para
konsumen yang kepuasannya hanya pas mudah untuk
berubah pikiran bila mendapat tawaran yang lebih
baik. Mereka yang amat puas akan sukar
merubahpilihannya. Kepuasan yang tinggi dapat
menciptakan kelekatan emosional terhadap jasa yang
diberikan, hasilnya adalah kesetiaan konsumen yang
tinggi. Bagaimana para pembeli membentuk harapan
mereka yaitu oleh pengalaman pembelian mereka
sebelumnya, nasihat teman dan kolega serta janji dan
informasi pemasar dan para pesaingnya. Kepuasan
21
konsumen telah menjadi konsep sentral dalam wacana
bisnis dan manajemen (Mohammad and Alhamadani,
2011).
Kepuasan konsumen dapat membentuk persepsi
dan selanjutnya dapat memposisikan produk
perusahaan di mata konsumennya. Kepuasan bisa
diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau
membuat sesuatu memadai (Tjiptono, 1996),
sedangkan Naik, Gantasala and Prabhakar (2010)
mendefinisikan bahwa kepuasan sebagai perasaan
senang atau kecewa seseorang yang dialami setelah
membandingkan antara persepsi kinerja atau hasil
suatu produk dengan harapan-harapannya. Kepuasan
itu sendiri merupakan perbandingan atas jasa yang
diterima dengan jasa yang diharapkan
Jasa pelayanan yang diberikan dengan baik
merupakan strategi keuntungan karena akan dapat
menghasilkan lebih banyak konsumen yang baru. Jasa
pelayanan dapat membangun kultur organisasi yang
baik dimana manusia yang terlibat didalamnya dapat
mengembangkan potensi mereka, serta jasa
merupakan komponen kunci untuk mendorong
suksesnya suatu perusahaan disamping
memaksimalkan manfaat dan meminimalkan beban
bukan harga untuk konsumen. (Sharp, Page and.
Dawes, 2000).
Konsep TCS (Total Customer Satisfaction)
menekankan pentingnya sasaran dan kepuasan tinggi
22
atau sangat puas agar konsumennya tidak mudah
tergiur dengan tawaran lain. Dan mengingat
pentingnya nilai dan kepuasan konsumen, maka
dikenal dengan konsep rantai nilai (value chain).
Michael Porter mengusulkan rantai nilai sebagai cara
perusahaan untuk menemukan lebih banyak nilai
konsumen. Rantai ini menemukan sembilankegiatan
penting strategis yang menciptakan nilai dan biaya
dalam usaha tertentu (Tantakasem and Lee, 2010).
Hung, Chen and Huang (2014) menekankan
bahwa jasa merupakan sesuatu yang bisa
dipertukarkan namun kerapkali sulit dialami atau
dirasakan secara fisik. Sejalan dengan itu Kotler
(2005) menyatakan bahwa jasa adalah setiap tindakan
atau manfaat yang dapat ditawarkan oleh satu pihak
kepada pihak lain yang pada esensinya tidak berwujud
dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu.
Produksinya dapat atau tidak dapat dikaitkan dengan
suatu produk fisik. Ada empat karakteristik jasa yang
sangat mempengaruhi rancangan program
pemasarannya, yaitu tidak berwujud, tidak
terpisahkan, bervariasi, dan mudah lenyap. Ada dua
pihak yang terlibat dalam proses jasa/pelayanan, yaitu
penyedia layanan (pelayan) dan konsumen (yang
dilayani).
Wahyuddin dan Muryati (2001) menambahkan
bahwa dalam pelayanan yang disebut konsumen
(customer) adalah masyarakat yang mendapat manfaat
23
dari aktivitas yang dilakukan oleh organisasi atau
petugas dari organisasi pemberi layanan tersebut.
Tingkat kepentingannya, jasa dapat dibedakan
menjadi: (1) keandalan, yaitu kemampuan untuk
memberikan jasa yang dijanjikan secara terpercaya
dan akurat; (2) daya tangkap, yakni kemauan (daya
tanggap) untuk membantu konsumen dan memberikan
jasa secara cepat; (3) kepastian, yaitu pengetahuan dan
kesopanan karyawan serta kemampuan mereka untuk
menimbulkan perlindungan dan kepercayaan; (4)
empati, yaitu kemauan untukpeduli dan memberi
perhatian secara individu kepada konsumen; dan (5)
bukti fisik, yaitu penampilan fasilitas fisik, peralatan,
pegawai, dan materi komunikasi (Parasuraman et al.
1998).
2.2.5 Kepuasan Pelayanan
Kepuasan pelayanan adalah suatu fungsi kinerja
sampai saat ini, sementara afektif dan kalkulatif.
Komitmen menangkap kekuatan hubungan dan
komitmen yang dihasilkan untuk melanjutkan ke
depan (Goetsh dan Davis, 1994). Kepuasan konsumen
yang baik memiliki efek pada profitabilitas hampir
setiap bisnis. Misalnya, ketika konsumen merasakan
pelayanan yang baik, masing-masingbiasanya akan
memberitahu sembilan sampai sepuluh orang.
Perusahaan yang berpusat pada konsumen akan
berusaha menciptakan kepuasan konsumen yang
24
tinggi, tetapi bukan tujuan akhir. jika perusahaan
meningkatkan kepuasan konsumen dengan
menurunkan harganya ataumeningkatkan
pelayanannya, mungkin laba akan menurun.
perusahaan akan bertindak bijaksana dalam mengukur
kepuasan konsumen secara teratur, karenasalah satu
kunci untuk mempertahankan konsumen adalah
kepuasan konsumen (Kotler dan Keller, 2009).
Kepuasan atau ketidak puasan konsumen adalah
respon konsumen terhadap evaluasi ketidaksesuaian
yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja
aktual produk. Kepuasan konsumen adalah tingkat
perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja
yang ia rasakan dengan harapan (Kotler, 2005).
Pengertian diatas pada dasarnya pengertian kepuasan
konsumen mencakup perbedaan antara harapan dan
kinerja atau hasil yang dirasakan. Faktor-faktor
pelayanan yang dapat dilihat berdasarkan konsep
pemasaran yaitu : penampilan fisik, kehandalan,
tanggapan, kepastian, dan empati. Sedangkan untuk
mengevalusi kepuasan terhadap produk, jasa atau
perusahaan tertentu, konsumen pada umumnya
mengacu pada faktor tertentu.
Faktor yang sering digunakan untuk
mengevaluasi kepuasan terhadap suatu produk
manufaktur menurut Cronin, Brady and Hult (2000)
antara lain meliputi : 1) Kinerja (performance); 2)
Keistimewaan tambahan (features); 3) Keandalan
25
(reliability); 4) Kesesuaian dengan spesifikasi
(conformance to specification); 4) Daya tahan
(durability); 5) Layanan (serviceability); 6) Estetika
(aestbties); 7) Persepsi terhadap kualitas (perceived
quality).
2.2.6 Kualitas Pelayanan(Service quality)
Perusahaan dituntut untuk memberikan
pelayanan yang prima dan berkualitas. Standar
kualitas pelayanan harus diterapkan agar dapat
mencapai tujuan yang diharapkan. Perusahaan juga
dituntut untuk membahagiakan tidak hanya
memuaskan pelanggan dengan memberikan pelayanan
yang sesuai serta bernilai tambah bagi pelanggan.
Pengukuran kepuasan pelanggan perlu diketahui
mengenai konsep dasar atau pengertian dari
pelayanan. Angelova and Zekiri (2011) menjelaskan
bahwa tentang pengertian kualitas pelayanan adalah
“Quality is the totality of features and characteristic
of a product or service that bear on it’s ability stated
need” artinya kualitas merupakan keseluruhan sifat-
sifat dan karakter suatu produk atau jasa, berdasarkan
kemampuannya untuk menyatakan kepuasan atau
kebutuhan secara tidak langsung. Artinya keseluruhan
sifat-sifat dan karakter dari suatu produk yang
dibangun atas dua faktor utama yaitu persepsi
konsumen atas layanan yang mereka terima dengan
layanan yang diharapkan dan merupakan tingkat atau
26
sejauh mana ketidakcocokan antara harapan konsumen
dengan layanan yang mereka terima.
Sugiarto (2002) mengemukakan bahwa
pelayanan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan orang lain (pelanggan, tamu,
klien, pasien atau penumpang) yang tingkat
pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang yang
melayani dan orang yang dilayani. Rangkuti (2008)
menambahakan bahwa kualitas pelayanan merupakan
kualitas cara penyampaian jasa. Tjiptono (2004)
menjelaskan juga bahwa kualitas jasa merupakan
tingkat persepsi terhadap pelaksanaan suatu jasa.
Rangkuti (2002) menjelaskan bahwa terdapat sepuluh
kriteria umum atau standar yang menentukan kualitas
suatu jasa, yaitu: Reliability (keandalan),
Responsiveness (ketanggapan), Competence
(kemampuan), Acces (mudah diperoleh), Courtesy
(keramahan), Communication (komunikasi),
Credibility (dapat dipercaya), Security (keamanan),
Understanding/knowing the customer (memahami
pelanggan), Tangibles (bukti nyata). Kesepuluh
dimensi tersebut dapat disederhanakan menjadi lima
dimensi, yaitu:
1. Reliability (keandalan), yaitu kemampuan untuk
melakukan pelayanan sesuai yang dijanjikan
dengan segera, akurat, dan memuaskan.
2. Responsiveness (ketanggapan), yaitu respon atau
kesigapan karyawan dalam membantu dan
27
memberikan pelayanan yang cepat tanggap,
meliputi: kesigapan karyawan dalam melayani
pelanggan, kecepatan karyawan dalam menangani
transaksi, dan penanganan keluhan pelanggan.
3. Assurance (jaminan), meliputi kemampuan
karyawan atas pengetahuan terhadap produk
secara tepat, kualitas keramahtamahan, perhatian
dan kesopanan dalam member pelayanan,
keterampilan dalam memberikan keamanan di
dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan
kemampuan dalam menanamkan kepercayaan
pelanggan terhadap perusahaan. Dimensi kepastian
atau jaminan ini merupakan gabungan dari
competence (kompetensi) artinya keterampilan dan
pengetahuan yang dimiliki oleh para karyawan
untuk melakukan pelayanan dan courtesy
(kesopanan) yang meliputi keramahan, perhatian
dan sikap para karyawan.
4. Empathy (empati), yaitu perhatian secara
individual yang diberikan perusahaan kepada
pelanggan seperti kemudahan untuk menghubungi
perusahaan, kemampuan karyawan untuk
berkomunikasi dan usaha perusahaan untuk
memahami keinginan dan kebutuhan
pelanggannya. Dimensi ini merupakan
penggabungan dari acces (akses) meliputi
kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang
ditawarkan perusahaan. Communication
28
(komunikasi) merupakan kemampuan melakukan
komunikasi untuk menyampaikan informasi
kepada pelanggan atau memperoleh masukan dari
pelanggan serta understanding/knowing the
customer (memahami pelanggan) meliputi usaha
perusahaan untuk mengetahui dan memahami
kebutuhan serta keinginan pelanggan.
5. Tangibles (bukti nyata), meliputi penampilan
fasilitas fisik seperti gedung dan ruanganfront
office, tersedianya tempat parkir, kebersihan,
kerapian dan kenyamanan ruangan, kelengkapan
peralatan komunikasi dan penampilan karyawan.
2.2.7 Pengukuran Kepuasan Konsumen
Kotler (2005) menambahkan bahwa ada
beberapa metode yang biasa dipergunakan setiap
perusahaan untuk mengukur, memantau kepuasan
konsumennya dan para konsumen pesaing yaitu:
1. Sistem keluhan dan saran
Konsumen meyampaikan saran, kritik, pendapat
dan keluhan mereka. Media yang digunakan bisa
berupa kotak saran yang diletakkan di lokasi-lokasi
strategis (mudah dijangkau atau sering dilewati
konsumen), kartu komentar (yang bisa diisi langsung
atau dikirimkan via pos kepada perusahaan), saluran
khusus bebas pulsa, website, dan lain-lain.
Berdasarkan karakteristiknya, metode ini bersifat
pasif, karena perusahaan menunggu inisiatif
29
konsumen untuk menyampaikan keluhan dan
pendapat.
2. Ghost shopping
Perusahaan mempekerjakan beberapa orang
ghost shoppers untuk berperan atau berpura-pura
sebagai konsumen potensial produk perusahaan atau
pesaing, mereka diminta berinteraksi dengan staf
penyedia jasa dan menggunakan produk atau jasa
perusahaan. Berdasarkan pengalamannya tersebut,
mereka kemudian diminta melaporkan temuan-
temuannya berkenaan dengan kekuatan dan
kelemahan produk perusahaan dan pesaing.
3. Lost Costumer Analyisis
Perusahaan menghubungi para konsumen yang
telah berhenti membeli atau yang telah pindah
pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu
terjadi dan supaya dapat mengambil kebijakan
perbaikan atau penyempurnaan selanjutnya. Hanya
saja kesulitan metode ini adalah pada mengidentifikasi
atau mengontak mantan konsumen yang bersedia
memberikan masukan dan evaluasi terhadap kinerja
perusahaan.
4. Survei kepuasan konsumen
Pengukuran kepuasan konsumen dengan metode
ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya
adalah:
a. Directly Reported Satisfaction
30
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan
item-item spesifik yang menanyakan langsung tingkat
kepuasan yang dirasakan oleh konsumen.
b. Derived Satisfaction
Pengukuran mirip dengan pengukuran kualitas
jasa model SERVQUAL. Pertanyaan yang diajukan
menyangkut dua hal utama, yaitu tingkat harapan
konsumen terhadap kinerja produk, persepsi
konsumen terhadap kinerja aktual produk, alternatif
lain tingkat kepentingan masing-masing atribut atau
kinerja ideal juga bisa ditanyakan.
c. Problem Analysis
Responden diminta mengungkapkan masalah-
masalah yang dihadapi berkaitan dengan produk atau
jasa perusahaan dan saran-saran perbaikan. Kemudian
perusahaan akan melakukan analisis content terhadap
semua masalah dan saran perbaikan untuk
mengidentifikasi bidang-bidang utama yang
membutuhkan perhatian dan tindak lanjut segera.
d. Importance Performance Analysis
Responden diminta untuk menilai tingkat
kepentingan berbagai atribut yang relevan dan tingkat
kinerja perusahaan pada masing-masing atribut
tersebut. Kemudian nilai rata-rata tingkat kepentingan
atribut dan kinerja perusahaan tersebut akan dianalisis
di Matrix Importance Performance. Matriks ini sangat
bermanfaat sebagai pedoman dalam mengalokasikan
sumberdaya organisasi yang terbatas pada bidang
31
spesifik, dimana perbaikan kinerja bisa berdampak
besar pada kepuasan total. Selain itu, matriks ini juga
menunjukkan bidang atau atribut tertentu yang perlu
dipertahankan dan aspek-aspek yang perlu dikurangi
prioritasnya.
Gerson (2004) menyatakan bahwa terdapat lima
manfaat pengukuran kepuasan konsumen yaitu:
a. Pengukuran menyebabkan orang memiliki rasa
berhasil dan berprestasi, yang kemudian
diterjemahkan menjadi pelayanan prima kepada
konsumen.
b. Pengukuran memberitahukan apa yang harus
dilakukan untuk memperbaiki mutu dan kepuasan
konsumen, serta bagaimana harus melakukannya.
c. Pengukuran memberikan umpan balik segera
kepada pelaksana, terutama bila konsumen sendiri
yang mengukur kinerja pelaksana atau perusahaan
yang memberikan pelayanan.
d. Pengukuran bisa dijadikan dasar menentukan
standar kinerja dan standar prestasi yang harus
dicapai, yang akan mengarahkan menuju mutu
semakin baik dan kepuasan konsumen yang
meningkat.
e. Pengukuran memotivasi orang untuk melakukan
dan mencapai tingkat produktivitas yang lebih
tinggi.
34
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 26 Desember
2015 sampai 10 januari 2016 di McDonald’s Kediri
yang terletak di Jalan Hayam Wuruk no 46 Kediri.
Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja
dengan pertimbangan bahwa McDonald’s (McD)
sebagai salah satu restoran fast food yang beroperasi
di Indonesia sangat mengutamakan keistimewaan
produknya yang berbeda dengan restoran lain.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1Metode Dasar Penelitian
Metode dasar penelitian yang digunakan peneliti
yaitu deskritif kuantitatif, merupakan suatu penelitian
survey dengan menjelaskan keadaan fakta dilapang
kemudian data diperoleh dianalisa kuantitatif serta
dilakuakm pengujian untuk mnegetahui bagaimana
pengaruh atau hubungan antara varaiabel kualitas
pelayan (X) terahadap variabel kepuasan konsumen
(Y)
3.3 Metode Pengambilan Data
Sampel pada penelitian ini yaitu konsumen
McDonald’s Kediri, sampel ditentukan dengan
menggunakan Accidental Sampling methoddan
35
Purposisive Sampling, Accidental Sampling yaitu
memilih responden secara kebetulan. Sugiyono(2012)
mengatakan bahwa sampling accidental adalah teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa
saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti
dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang
yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data.
Syarat konsumen yang dapat menjadi sampel
penelitian adalah pernah mengunjungi minimal
sebanyak dua kali dengan kisaran usia 16 tahun ke
atas. Hal tersebut disebabkan karena konsumen
dengan umur 16 tahun ke atas telah masuk ke dalam
tahap remaja lanjut, yang telah memiliki pemikiran
yang matang dalam menentukan keputusan
(Sumarwan, 2004). Pada satu rombongan keluarga
hanya diambil satu orang yaitu kepala
keluarga/pengambil keputusan dalam keluarga yang
menjadi responden dalam penelitian agar jawaban
dalam kuesioner tidak saling mempengaruhi. Pada
satu rombongan teman atau kenalan pengisisan
kuesioner dapat diberikan pada masing-masing orang
atau kepada salah satu orang yang bersedia. Purposive
Sampling yaitu peneliti secara sengaja menggunakan
pertimbangan tertentu dalam memilih responden
sesuai dengan kriteria tertentu yang diinginkan
peneliti. Peneliti melakukan pengumpulan data dengan
survei secara langsung lokasi rumah makan
MacDonald’s kota kediri, merupakan pengumpulan
36
data primer yang diperoleh dari pengamatan langsung
kondisi fakta dilapang dan wawancara dengan
responden. Teknik yang digunakan dalam
pengumpulan data menggunakan alat bantu kuesioner,
yaitu berisi pertanyaan- pertanyaan yang ditunjukan
kepada konsumen MacDonald’s Kota Kediri berkaitan
dengan variabel yang digunakan oleh peneliti.
3.4 Penentuan JumlahResponden
Populasi dalam penelitian adalah semua
konsumen yang datang dan memebl ayam goreng di
McDonald’s Kediri. Sampel adalah subset dari
populasi yang terdiri dari beberapa anggota populasi.
Sampel (responden) yang digunakan dalam peenelitian
adalah sampel dipilih secara senagaja atau kebetulan
kepada konsumen di rumah makan McDonald’s
kediri, dengan menggunakan pertimbangan tertentu
yang disesuaikandengan tujuan penelitian,sehingga
dalam penelitian ini sampel atau responden yang
digunakan yaitu konsumen dewsa.
Penentuan jumlah sampel dalam penelitian harus
didasarkan pada keadaan fakta dilapang. Penentuan
sampel apabila tidak diketahui jumlah populasi
besarnya maka dapat menggunakan rumus Rao Purba
sebagai berikut:
37
( )
( )
=96,4 ( dibulatkan menjadi 100)
N = jumalah sampel
Z = tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam
penelitian
Moe = margin of erroe (kesalahan maksimum yang
bisa ditolertir sbebsasr 10%)
3.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu
metode studi kasus (case study). Metode studi kasus
memiliki tujuan untuk memberikan gambaran secara
mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta
karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status
individu, yang kemudian akan dijadikan suatu hal
yang bersifat umum. Kelemahan studi kasus adalah
respondennya kecil sedangkan variabel yang diamati
banyak, sehingga tidak dapat dipakai sebagai inferensi
dan subjektivitasnya tinggi. Studi kasus mempunyai
keunggulan sebagai suatu studi untuk mendukung
studi di masa depan, detil dan mendalam serta dapat
dijadikan bahan hipotesis bagi penelitian lanjutan
(Nazir, 2009).
38
Teknik yang digunakan yaitu wawancara dengan
konsumen. Instrumen utamanya adalah kuesioner,
dimana konsumen akan menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang telah disiapkan di dalam kuesioner.
Pengambilan kuesioner dilakukan pada waktu siang,
sore dan malam serta pada hari kerja (Senin-Jumat)
dan hari libur (Sabtu dan Minggu). Hal itu dilakukan
agar hasil dari data kuesioner dapat mewakili keadaan
dan situasi yang terjadi di McDonald’s Kediri
3.5 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
data primer dan data sekunder. Setiadi (2008)
menjelaskan bahwa data primer merupakan data yang
didapat dari hasil pengisian kuesioner yang dilakukan
responden. Data sekunder adalah data yang berasal
dari pihak manajemen McDonald’s Kediri. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi
langsung di lapangan, penyebaran kuesioner maupun
wawancara untuk mendapatkan data primer dan
melakukan studi literatur untuk mendapatkan data
sekunder.
Pemberian kuesioner penelitian harus
diperhatikan situasi dan kondisi dari responden apakah
suasana yang terjalin telah membuat konsumen
nyaman dalam memberikan jawaban dan kondisi
perasaan responden saat mengisi kuesioner. Hal
tersebut dikarenakan suasana hati responden yang
39
tidak baik dapat mempengaruhi pengisian kuesioner
dan dapat menyebabkan hasil perhitungan menjadi
tidak tepat. Oleh sebab itu, kesediaan responden untuk
mengisi kuesioner yang sesuai dengan apa yang
dirasakan sangat diperlukan dan peneliti harus dapat
membaca serta melihat situasi yang terjadi.
3.6 Skala Pengukuran
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang
digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang
pendeknya interval yang ada dalam alat ukur,
sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam
pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Pada
penelitian ini perhitungannya menggunakan skala
Likert. Skala Likert berhubungan dengan pernyataan
tentang sikap/persepsi seseorang terhadap sesuatu,
misalnya setuju-tidak setuju, senang-tidak senang, dan
baik-tidak baik. Cara pengukurannya adalah dengan
menghadapkan seorang responden dengan beberapa
pernyataan yang diajukan dalam kuesioner dan
kemudian diminta untuk memberikan jawaban.
Sugiyono (2012) menyatakan skala Likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial.
Dengan skala Likert, maka variabel yang akan
diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik
40
tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat
berupa pernyataan atau pertanyaan.Data yang berhasil
dikumpulkan dari kuesioner selanjutnya akan diukur
dengan bobot hitung 1 sampai 5, dengan kategori :
a. Sangat Sesuai (SS) dengan bobot 5
b. Sesuai (S) dengan bobot 4
c. Ragu (R) dengan bobot 3
d. Tidak Sesuai (TS) dengan bobot 2
e. Sangat Tidak Sesuai (STS) dengan bobot 1
Setelah dibuat skla likert dan skla nilainya,
selanjutnya dicari rata-rata dan setiap jawaban
responden dan untuk memudahkan penilaian rata-
rata, maka digunakan skla interval yaitu skla yang
memliki urutan dan memliki interval yaitu skla yang
memiliki urutan dan memilki interval atau jarak yang
sama antara katagori atau titik terdekatnya dengan
rumus sebagai berikut (Sugiono, 2005) :
P
Keterangan:
P = Panjang Interval
Rentang =Data terbesar – data terkecil
Banyak Kelas = 5
= 0,8
Skala Interval :
4.20 - 5.00 = Samgat Sesuai (SS)
3.40 - 4.19 =Sesuai (S)
41
2.60 - 3.39 =Ragu- ragu
1.80 - 2.59 = Tidak Sesuai (TS)
1.00 - 1.79 = Sangat Tidak Sesuai (STS)
Variabel Independen
X: Kualiatas Pelayanan
Bukti langsung(Tangible)(X1)
1. Kebersihan restoran(X1.1)
2. Penampilan karyawan(X1.2)
3. Fasilitas restoran(X1.3)
4. Profesionalisme (X1.4)
Kehandalan (Reliability)(X2)
1. Penyelesaian masalah (X2.1)
2. Pemenuhan janji (X2.2)
3. Sikap karyawan(X2.3)
4. Pelayanan tepat dan akurat (X2.4)
Daya Tangkap (Responsivenes) (X3)
1. Kecepatan pelayanan (X3.1)
2. Tanggap ataskeluhan konsumen(X3.2)
3. Kesiapan karyawan.(X3.3)
4. Prioritas antrian.(X3.4)
Jaminan (Assurance) (X4)
1. Reputasi perusahan (X4.1)
2. Keramahan dan kesopanan karyawan (X4.2)
3. Kejelasan informasi (X4.3)
4. Aman (bebas dari hal yang buruk) (X4.4)
Perhatian (Emphaty) (X5)
42
1. Hubungan komunikasi(X5.1)
2. Memperhatikan kebutuhan konsumen (X5.2)
3. Kemudahan dalam menghubungi (X5.3)
4. Pelayanan kepada konsumen (X5.4)
Variabel Dependen
Y: Kepuasan Konsumen
Kepuasan mengkonsumsi produk McDonald’s
(Y1)
Memberikan rekomendasi kepada pihak lain
untuk makan di McDonald’s.(Y2)
Ingin membeli kembali di McDonald’s (Y3)
Kesesuain harga dengan kualitas pelayanan
McDonald’s (Y4)
1.7 Definisi Operasional Variable Penelitian
Tangible (bukti langsung) yaitu kemampuan
perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada
ekternal yang meliputi penampilan dan kemampuan
sarana prasarana fisik serta keadaan lingkungan
sekitar. Dalam penelitian ini komponen yang mewakili
variabel tangible meliputi:
A. Kebersihan restoran:
1. Meja dan kursi selalu dengan kondisi bersih
dan harum
2. Area makan yang bebas dari sampah dan debu
3. Masih terdapat sedkit kotoran di meja dan
kamar mandi
43
4. Tidak dibersihkan pada waktu pembeli selesai
makan di tempat
5. Meja dan kursi kotor dan berbau
B.Penampilan karyawan:
1. Pakaian staf pelayan berseragam,rapi, harum,
bersih dan disetrika
2. Staf pelayan berpakaian rapi dan disetrika
3. Staf pelayan berpakian rapi tetapi tidak
disetrika
4. Staf pelayan tidak rapi
5. Staf pelayan tidak rapi, berbau dan memakai
baju yang tidak disetrika.
C.Fasilitas restoran:
1. Tersedia meja kursi yang dilengkapi saus, dan
sambal
2. Kondisi ruang makan bersih dan harum
3. Tidak terdapat tempat sampah terdekat
4. Keamanan parkir tidak dijaga oleh petugas
parkir
44
5. Tidak terdapat saus kecap sambal dan garam
pada meja dan parkir tidak aman
D.Profesionalisme:
1. Kemampuan staf pelayan terampil dan cepat
(±5 menit) dalam memenuhi pesanan
konsumen
2. Pesanan konsumen dilayani dengan tepat dan
sesuai pesanan
3. Staf pelayan tidak cepat dan tidak lambat
untuk melayani konsumen
4. Staf pelayan tidak konsisten melayani
konsumen dan membeda-bedakan status
sosial
5. Staf pelayanan tidak berinteraksi dan
berkomunikasi dengan baik kepada semua
konsumen
Reliability (kehandalan) yaitu kemampuan
perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai yang
dijanjikan secara akurat dan terpercaya.Dalam
penelitian ini komponen yang mewakili variable
reliability meliputi
A.Penyelesain masalah
45
1. Respon pelayan cepat, tepat, dan
bertanggungjawab atas ketersediaan fasilitas
dan perlengkapan yang tidak memadai
2. Pesanan konsumen yang tidak tepat segera
dipenuhi
3. Pelayan bersikap cepat dan lambat dalam
menyelesaikan keluhan konsumen
4. Supervisor tidak memeriksa semua
perlengkapan dan bentuk pelayanan yang ada
di MCdonald
5. Tidak ada kerja sama kepada pihak berwajib
untuk mengantisipasi adanya tindak kejahatan
B.Pemenuhan janji
1. Kesesuaian harga terhadap kualitas dan
kuantitas ayam goreng yang disajikan dan
terdapat jaminan kehalalaln
2. Semua fasilitas dan perlengkapan tersedia
dengan kondisi baik
3. Pelayanan dan fasilitas belum dikatakan tidak
ramah dan baik
4. Staf pelayan tidak sopan, dan professional
memenuhi kebutuhan konsumen
46
5. Tidak ada jaminan kehalalan makanan yang
disajikan kepada konsumen
C.Sikap karyawan
1. Staf pelayan yang ramah dan sopan dalam
melayani konsumen
2. Memberi sapaan dan ucapan terimakasih
kepada konsumen yang datang dan pulang
3. Sikap pelayan yang cuek
4. Sikap karyawan yang bermuka cemberut
waktu konsumen memberi semua keluhan dan
komplain mengenai sajian
5. Acuh,cuek dan tidak terseyum dalam melayani
konsume
D.Pelayanan tepat dan akurat
1. Manajer McDonald’s membuka jam
layanan sesuai yang dijanjikan (tepat
waktu)
2. Staf pelayan memenuhi pesanan konsumen
± 5 menit setelah memesan
3. Staf pelayan tidak cepat dan tidsk lambat
47
4. Staf pelayan tidak tepat memenuhi pesanan
semua konsumen
5. Staf pelayan yang lambatt dan tidak sesuai
dalam menyelesaikan keluhan konsumen
atau yang dipesan
Responsiveness (daya tanggap) yaitu suatu
kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan
yang cepat dan tepat kepada pelanggan.Dalam
penelitian ini komponen yang mewakili variable
responsiveness meliputi
A.Kecepatan pelayanan
1. Pemenuhan pesanan konsumen 5 menit
2. Pemenuhan pesanan konsumen 5- 10 menit
3. Pemenuhan pesanan konsumen 10 – 15 menit
4. Pemenuhan pesanan konsumen 15- 20 menit
5. Pemenuhan pesanan konsumen >20 menit
B.Tanggap atas keluhan konsumen
1. Staf pelayan Tidak membeda-bedakan
menanggapi keluhan antara konsumen baru
atau sudah dikenal
48
2. Menerima keluhan konsumen dengan senang
hati, memberikan penjelasan dengan baik dan
sopan
3. Pelayan yang cuek tetapi mendengarkan
keluhan
4. Staf pelayanan membeda-bedakan konsumen
5. Membeda-bedakan konsumen dan marah
kepada konsumen yang mengkritik layanan
atau sajian yang ada di McDonald
C.Kesiapan karyawan
1. Menyambut konsumen yang datang dengan
ramah dan menawarkan bantuan
2. Saat dibutuhkan konsumen, bertindak dengan
tepat dan cepat
3. Respon yang tidak terlalu cepat dan tidak
terlalu lambat
4. Tidak Menjelaskan dan memberikan informasi
dari pertanyaan konsumen dengan ramah dan
mudah dimengerti
5. Keluhan semua konsumen tidak direspon
semua sama sekali
D.Prioritas antrian
49
1. Staf pelayan mendahulukan pesanan konsumen
yang datang lebih awal
2. Menegur konsumen yang tidak mengantri atau
mendahului antrian lain
3. Staf pelayan yang tidak memperdulikan
konsumen
4. Staf pelayan membeda-bedakan dalam
melayani konsumen baru atau sudah dikenal
5. Antrian yang tidak disiplin dan mebeda-
bedakan dalam melayani konsumen
Assurance (jaminan) yaitu pengetahuan,
kesopansantunan dan kemampuan para pegawai
perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para
pelanggan kepada perusahaan.Dalam penelitian ini
komponen yang mewakili variable assurance meliputi
A.Reputasi perusahaan
1. Nama dan logo produk menarik dan mudah
diingat konsumen
2. Pola pelayanan, gaya kerja, dan komunikasi
yang baik kepada konsumen
3. Tempat parkir luas dan kamar mandi tersedia
50
4. Penampilan fisik : tidak berseragam staf
pelayan, lingkungan, dan perlengkapan
fasilitas yang baik
5. Tidak mempunyai kelebihan dalam
pelayanan,komunikasi yang baik kepada
konsumen
B.Keramahan dan kesopanan karyawan
1. Staf pelayan menyapa, tersenyum kepada
konsumen yang datang dan pulang dengan
ramah
2. Staf pelayan menawarkan bantuan dan
menanyakan kebutuhan
3. Staf pelayan yang tidak tersuyum dan hanya
diam
4. Tidak menjawab keluhan konsumen,tidak
memberikan penjelasan dengan baik dan sopan
5. Staf pelayan tidak melayani konsumen dan
membeda-bedakan antara konsumen baru atau
sudah dikenal
C.Kejelasan informasi
1. Kepastian jadwal pelayanan di
McDonald’sKediri
51
2. Kedisiplinan staf pelayan (sesuai dengan
jadwal pelayanan yang ditetapkan)
3. Staf pelayanan yang menyenangkan dalam
melayani konsumen
4. Menu makanan yang tersedia di McDonald’s
tidak sesuai informasi yang diposting
5. Staf pelayan meragukan dalam menjawab
pertanyaan konsumen
D.Aman (bebas dari hal buruk)
1. Ayam goreng yang ada di McDonald’s bebas
dari bahan pengawet
2. Ayam goreng bebas dari barang yang layak di
konsumsi (memperbaiki penampilan, citra
rasa, dan tekstur)
3. Tempat parkir dijaga oleh petugas parkir
4. Pemilikmemiliki sertifikat atau jaminan halal
dan izin Depkes produk
5. Ayam yang digoreng memakai bahan
pengawet.
Emphaty (empati) yaitu memberikan perhatian
yang tulus dan bersifat pribadi yang diberikan kepada
pelanggan dengan berupaya memahami keinginan
52
pelanggan.Dalam penelitian ini komponen yang
mewakili variable emphaty meliputi
A.Hubungan komunikasi
1. Staf pelayan melayani konsumen dengan nada
yang lembut, sopan, dan ramah
2. Memberikan sapaan, ucapan terimakasih
kepada setiap konsumen yang datang dan
pulang
3. Staf pelayan terseyum disaat konsumen datang
4. Staf pelayan tidak mampu berbahasa Indonesia
dengan baik dan benar
5. Staf pelayan mudah marah kepada konsumen
yang memberikan kritik dan saran maupun
melakukan kesalahan
B.Memperhatikan kebutuhan konsumen
1. Perilaku staf pelayan ramah, tanggap, dan
memenuhi pesanan konsumen
2. Tidak membeda-bedakan dalam melayani
konsumen (pelanggan baru atau sudah
dikenal)
3. Pelayan tidak membeda – bedakan konsumen
53
4. Staf pelayan tidak melayani konsumen sesuai
prioritas antrian
5. Menyalahkan konsumen yang diakibatkan
kesalahan pelayanan
C.Kemudahan dalam menghubungi
1. Staf pelayan berjaga (standby) untuk
memenuhi kebutuhan atau pesanan
konsumen
2. Tidak membeda-bedakan merespon
kebutuhan konsumen (pelanggan baru atau
sudah dikenal)
3. Pelayan peka terhadap gerakan konsumen
saat memesan makanan
4. Tidak menjawab pertanyaan konsumen
dengan ramah dan sopan
5. Keluhan atau pesanan konsumen direspon
dengan lambat dan buruk
D.Pelayanan kepada konsumen
1. Tidak membeda-bedakan memenuhi
pesanan kosumen (baru atau sudah dikenal)
54
2. Tidak membeda-bedakan menanggapi
keluhan kosumen (baru atau sudah dikenal)
3. Stay pelayan harus terseyum disaat
konsumen datang
4. Staf pelayan tidak ramah dan tidak sopan
kepada semua konsumen
5. Sikap staf pelayan yang tidak bertanggung
jawab atas kenyamanan konsumen
Kepuasan konsumen (Y) yaitu tingkat perasaan
setelah membandingakan kinerja atau hasil yang
dirasakan dengan harapannya yang dapat
menimbulkan perasaan senagn atau
kekecewaan.Dalam penelitian ini komponen yang
mewakili variabelkepuasan konsumen meliputi
A.Kepuasan mengkonsumsi produk McDonald’s
1.Kesesuaian harga dengan seluruh (kualitas
maupun kuantitas) sajian dan pelayanan
McDonald’s
2.Konsumen tidak complain terhadap sajian dan
pelayanan
3.Konsumen kembali membeli ditempat tersebut
4.Sajian ayam goreng yang dipesan konsumen
dihabiskan semua
5.Staf pelayan bersikap tidak ramah,tidak sopan,
tidak menyapa dan tidak mengucapkan terimakasih
55
kepada semua konsumen yang datang dan pulang
kembali juga tidak ada kesesuaian harga
B.Memberikan rekomendasi kepada pihak lain untuk
makan di McDonald’s.
1. Konsumen tidak berkeinginan menyebarkan
informasi kepada orang lain
2. Konsumen ingin merefrensikan tetapi belum
sempat memberikan informasi kepada orang
lain
3. Konsumen memposting ke media sosial
setealah membeli makanan di tempat tersebut
4. Konsumen memberikan informasi kepada
keluarga saja
5. Konsumen tidak memberikan informasi
kepada keluarga, sahabat, rekan kerja, dan
semua orang yang dikenal
C.Ingin membeli kembali di McDonald’s
1. Konsumen belum pernah membeli kembali
atau hanya satu kali berkunjung
2. Konsumen melakukan pembelian ulang ±5
kali dalam satu tahun
3. Konsumen kembali lagi membeli di waktu
senggang
4. Konsumen melakukan pembelian ulang ±2
kali dalam tiga bulan
56
5. Konsumen melakukan pembelian ulang > 2
kali dalam satu bulan
D.Kesesuain harga dengan kualitas pelayanan
McDonald’s
1. Jumlah produk yang disajikan sesuai dengan
harga yang dibayar konsumen
2. Produk yang disajikan memiliki rasa yang
enak dan aman untuk dikonsumsi
3. Pelayan yang memenuhi jumlah konsumen
4. Staf pelayan yang ramah, sopan, selalu
menyapa mulai konsumen datang sampai
pulang kembali
5. Manajer McDonald’s dengan senang hati
menerima kritik, saran,dan keluhan konsumen
3.8 Uji Instrumen Penelitian
3.8.1 Uji Validitas
Validitas data dalam penelitian menggunakan
trianggulasi sumber yaitu yang berarti dalam
penelitian membandinghkan dan menegecek balik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
melalui waktu dan alat yang berbeda dengan jalan (1)
membandingkan data hasil pengamatan dengan data
hasil wawancara, (2) dengan apa yang dikatakan orang
di depan umum dengan apa yang dikatakan secara
pribadi, (3) membandingkan keadaan persepsi
sesorang dengan berbagi pendpat dan pandangan (
Subandi, 20 ). Uji validitas adalah alat ukur yang
mampu mengutamakan data dengan tepat dan
57
memberikan gambaran yang cermat mengenai data
tersebut. Indikator suatu variabel dikatakan valid jika
mempunyai loading faktor signifikan pada (α = 5 % )
atau > 0,50.
Instrumen penelitian disebut valid
unidimensional jika mempunyai nilai goodness of fit
index (GFI) > 0,90 (Ghozali, 2006). Uji validitas yang
digunakan untuk mengukur suatu data dapat dikatakan
valid yaitu:
∑ (∑ )(∑ )
√⌊ ∑ (∑ ) ⌋⌊ ∑ (∑ )
⌋
Keterangan:
r = Koefisien korelasi ( r- hitung)
x = Skor Variabel Independen
y = Skor variabel dependen
n = Jumlah responden
Berikut adalah beberapa indikator dalam
menentukan keputusan uji validitas, yaitu :
1. Nilai r hitung > r Tabel maka dapat dikatakan
variabel yang diambil valid.
2. Nilai r hitung < r Tabel maka dapat diketahui
variabel yang digunakan tidak valid.
58
3.8.2 Uji Reabilitas
Uji reliabilitas dilakukan terhadap pertanyaan
tingkat pelayanan dan tingkat kepuasaan konsumen
untuk mengetahui konsistensi alat ukur dalam
mengukur gejala yang sama atau untuk mengetahui
tingkat kesalahan pengukuran. Pengukuran reliabilitas
mengunakan rumus (alfa cronbach) dan menggunakan
alat bantu Microsoft SPSS versi 17.00 for windows,
yaitu :
( ){
∑
}
Keterangan:
k = mean kuadrat antara subyek
∑ = mean kuadrat kesalahan
= variasi total
Triton (2003) menyatakan bahwa koefisien
alpha cronbach berada diantara 0,00 dan 1,00.
Semakin mendekati angka 1,00 maka semakin baik
kekonsistenan instrumen yang diuji. Penilaian
koefisien alpha cronbach berdasarkan aturan berikut :
0,00 – 0,20 = Kurang reliabel
> 0,20 – 0,40 = Agak reliabel
> 0,40 – 0,60 = Cukup reliabel
> 0,60 – 0,80 = Reliabel
59
> 0,80 – 1,00 = Sangat reliabel
3.8.3 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah merupakan salah satu syrat
untuk menggunakan persamaan regresi berganda.
Menurut Ghozalo (2006) menyatakan bahwa uji
asumsi klasik terhadap model regresi yang digunakan
bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi
yang dihasilkan merupakan model regresi yang baik
atau tidak. Uji asumsi klasik yang digunakam oleh
peneliti yaitu meliputi uji normalitas, uji
multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas.
A. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mendeteksi
model regresi antara variabel independen
terhadap varieabel dependen berdistribusi
normal atau tidak. ,enurut Ghozali (2006) uji
normalitas berrtujuan untuk menguji suatu
model dihasilkan berdistribusi normal atau
tidak antara variabel dependen terhadap
variabel indeenden.
B. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas yaitu untuk menguji suatu
model regresi apakah ditemukam adanaya
korelasi diantara variabel independen,sehingga
apabila ditemui korelasi maka model regresi
yang dihsilakan masih terdapat masalah
multikolinierutas. Model regresi yang baik
60
adalah tidak mengalami multikolinieritas
(Ghozali, 2006).
Pengambilan keputusan ada tidaknya gejala
multikolinoeritas adalah dengan melihat nilai
matriks korelasi yang dihasilkan pada saat
pengolahan adata pada nilai VIF dan toleransi.
Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya
multikolineritas yaitu :
Melihat nilai VIF (Variene Inflation Fator)
Apabila nilai VIF lebih kevil 10,00 maka
tidak terjadi multikolinieritas
Apabila nial VIF lebih besar sama dengan
10,00 maka telah terjadi multikolinieritas
Melihat nilai tolerance
Apabia nila tolerance lebih besar 0,10
maka tidak terjadi multikolinieritas
Apabila nilai tolerance lebih kecil atau
sama dengan 0,10 maka telagh terjadi
multikolinieritas.
C. Uji Auto Korelasi
Uji Auto Korelasi bertujuan unutuk
mengetahui hubungan anatara dua atau lebih
variabel dengan menegetahui seberapa
kekuatan hubungan anatara satu atau beberapa
variabel terhadap variabel lain dengan melihat
nilai dari koefiensi korelasi atau r. Uji korelasi
persom apabila nilai korelasi dibawah 0,5
maka menandakan bahwa tidak terjadi korelasi
61
iatas 0,5 maka terjadi maslah korelasi antar
setiap variabel.
3.9 Analisis Data
3.9.1 Analisis Faktor
Analisis faktor adalah sebuah analisis yang
mensyaratkan adanya keterkaitan antar item atau
variabel. Pada prinsipnya, analisis faktor
menyederhanakan hubungan yang beragam dan
kompleks pada variabel yang diamati dengan
menyatukan faktor atau dimensi yang saling
berhubungan atau mempunyai korelasi pada suatu
struktur data baru yang mempunyai set faktor yang
lebih kecil. Data-data yang dimasukkan pada
umumnya data matrik dan terdiri dari variabel-
variabel dalam jumlah yang besar. Seluruh variabel
dalam analisi faktor yang ada akan dilihat
hubungannya (interdependensi variable), sehingga
akan menghasilkan pengelompokan dari banyak
variabel menjadi hanya beberapa variabel saja.
Harapannya adalah agar lebih mudah untuk dianalisis.
Secara matematis, model analisis faktor adalah
sebagai berikut:
X1=A11F1 + A12F2 + A13F3 + ... +
AimFm + ViUi
Keterangan:
X1 : variabel bauran pemasaran ke-1
Aim : koefisien regresi ganda dari variabel ke-1
pada faktor umum 1
62
F : faktor umum
Vi : koefisien regresi ganda dari variabel i pada
faktor khusus
Ui : faktor khusus bagi variabel i
m : jumlah faktor umum
Prosedur analisis faktor ada beberapa langkah,
yaitu independensi (kelayakan) data untuk analisis
faktor, ekstraksi faktor, rotasi matriks, uji ketepatan
model dan menentukan skor faktor. Nilai skor faktor
tersebut yang nantinya akan digunakan sebagai input
untuk analisis berikutnya.
3.9.2 Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi merupakan sebuah alat
statistik yang memberikan pola hubungan (model)
antara dua variabel atau lebih. Dalam analisis regresi
dikenal dua jenis variabel, yaitu:
- Variabel Respon disebut juga sebagai variabel
dependent, yakni variabel yang keberadaannya
dipengaruhi oleh keberadaan variabel lainnya, dan
dinotasdaging dengan Y
- Variabel independent yakni variabel yang bebas
(tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya) dan
dinotasikan dengan X.
63
Keunggulan analisis regresi linear berganda
adalah memberikan kemudahan bagi pengguna untuk
memasukkan lebih dari satu variabel prediktor hingga
p-variabel predictor dimana banyaknya p kurang dari
jumlah observasi (n) sehingga model regresi dapat
ditunjukkan sebagai berikut.
Y = a + b1x1+b2x2+…+bnXn
Keterangan :
Y = keputusan pembelian
a = konstanta
b1, b2 = koefisien beta masing-masing
variabel independen
x1, x2 = indikator variabel-variabel prediktor
(tangibles; reliability; responsiveness;
assurance dan emphaty)
e = disturbance error
64
3.10. Uji Hipotesis Penelitian
3.10.1 Uji Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk memguji signifikasi hubungan
anatara variabel X dan Y, apakah hubungan variabel
X(Tangible, Emphaty, Assurance, Reability dan
Resonsiveness) berpengaruh terhadap variabel Y
(kepuasan konsumen) seacara terpisah atau parsial
(Ghozali,2006).
Dasar pengam,bilan keputusan uji parsial atau uji t
yaitu dengan menggunakan angka probabilitas
signifikasi:
1. Apabila angka probalitas signifikasi .
0.005, maka Ho diterima dan H1
ditolak
2. Apabila angaka probalitas signifikasi ,
0.05, maka Ho ditolak dan H1 diterima
3.10.2 Uji Simultan (Uji F)
Uji F digunkan untuk mengetahuai tingkat
signifikasin pengaruh variabel-variabel independen
secara bersama terhadap variabel dependen. Derajat
kepercayaan yang digunakan adalah 0,05 dengan
membandingkan anatara Fhitung dengan Ftabel
(Ghozali, 2006). Uji F untuk mengetahui sejauh mana
variabel – variabel dependen secara simu;tan yang
digunakan mampu menjlaskan variabel independen.
Pembuktian dilakuakan dengan cara membandingkan
65
anatara nilai kritis F Tabael dengan nialai F hitung
yangb terhadap apada Tabel analisi varian. Apabila
Nilai F hitung > F Tabel maka keputusan menolak
hipotesis nol (Ho) dan menerima hipotesis alternatif
(H1), artinya secara staitistik data digunakan untuk
membuktikan bahwa semua variabel independen
berpengruh terhadap variabel dependen.
3.11 Batasan Istilah
Konsumen adalah oaring yang membeli produk atau
jasa yang diberikan oleh penjual dalam hal
ini adalah McDonald’s Kediri
Kepuasan konsumen adalah suatu kesan atau respon
dari konsumen setelah merasakan produk
atau jasa yang telah diberikan dan
membandingkan dengan harapan-harapan
antara sangat puas, puas dan tidak puas
Realibility (Keandalan) yaitu kemampuan perusahaan
untuk memberikanpelayanan sesuai
yangdijanjikan secaraakurat dan terpercaya
Responsiveness(Ketanggapan)yaitusuatu kemauan
untukmembantu danmemberikanpelayanan
yang cepat(responsif) dan tepatkepada
pelanggan,dengan penyampaianinformasi
yang jelas
Assurance (Jaminan)yaitu
pengetahuan,kesopansantunan,
66
dankemampuan parapegawai
perusahaanuntuk menumbuhkanrasa
percaya parapelanggan kepadaperusahaan.
Empathy (Empati)yaitu memberikanperhatian yang
tulusdan bersifat individualatau pribadi
yangdiberikan kepada parapelanggan
denganberupaya memahamikeinginan
konsumen
Tangible (BuktiFisik) yaitukemampuan
suatuperusahaan
dalammenunjukkaneksistensinya
kepadapihak eksternal.Penampilan
dankemampuan saranadan prasarana
fisikperusahaan dankeadaan
lingkungansekitarnya adalahbukti nyata
daripelayanan yangdiberikan olehpemberi
jasa
68
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Rumah Makan
4.1.1 Sejarah berdirinya McDonald’s
Perang Dunia I selesai, Ray mencoba beberapa
macam pekerjaan sebelum akhirnya dia memfokuskan
diri sebagai seorang salesman. Tahun 1954 Ray
dikejutkan dengan datangnya pesanan dalam jumlah
besar berupa 8 multi-mixer dari sebuah restoran di San
Bernardino, California. Di sana ia menemukan sebuah
restoran yang berskala tidak terlalu besar namun
terbilang sukses yang dikelola oleh Dick dan Mac
McDonald, dan Ray mengagumi efektifitas
pengoperasian restoran tersebut. Restoran ini memiliki
menu yang terbatas, dengan memfokuskan pada
beberapa jenis, yaitu burger, fries, dan minuman
dimana dengan menu terbatas mereka dapat fokus
pada setiap detil tahap produksi agar sesuai dengan
standar kualitas yang tinggi.
Kepada kakak-beradik tersebut, Ray
mengungkapkan visinya untuk membuka cabang
restoran McDonald‟s di seluruh penjuru Amerika. Di
tahun 1955, Ray mendirikan McDonald‟s Corporation
dan lima tahun kemudian beliau memiliki hak
eksklusif atas merk McDonald‟s. Tiga tahun
kemudian, McDonald‟s berhasil menjual 100 juta
hamburger. Perjalanan sukses Ray Kroc berawal dari
69
sebuah ide untuk membangun jaringan restoran yang
identik dengan kualitas tinggi, konsistensi serta
keseragaman metode produksi. Beliau hendak
menyajikan burgers, buns, fries dan minuman yang
bercita rasa sama dimanapun juga. Ray menyatukan
visi dengan pihak franchisee (penerima waralaba) dan
pihak supplier (pemasok). Ray meyakinkan dan
memotivasi mereka untuk bekerja sama dengan
McDonald‟s, dan bukan untuk McDonald‟s. Ray
menciptakan slogan “In business for yourself, but not
by yourself” (bekerja untuk diri sendiri, namun tidak
bekerja sendiri). Etos kerja jarigan restoran
McDonald‟s ini didasari oleh prinsip 3 kaki yang
menopang berdirinya sebuah bangku (“3-legged
stool”) : kaki pertama adalah McDonald‟s, kaki kedua
adalah franchisee dan yang ketiga adalah supplier.
Tanpa salah satu kaki, bisnis tidak akan berjalan
optimal.
Ray Kroc adalah pribadi yang sangat
memandang tinggi jiwa kewirausahaan. Hal ini
ditunjukkan oleh penghargaan-penghargaan yang
diberikannya kepada para franchisee atas kreativitas
individual mereka. Bahkan produk-produk
McDonald‟s yang paling popular seperti Big Mac dan
Filet-O-Fish lahir dari kreasi franchisee. Meski
memberi kebebasan penuh untuk berkreasi kepada
para franchisee, McDonald‟s tetap menuntut standar
70
utama mereka, yaitu QSC&V (Quality, Service,
Cleanliness and Value).
4.1.2 McDonald’s Indonesia store Kediri
McDonald‟s Kediri terletak di pusat kota Kediri
yang menjadi salah satu retoran pertama Drive Thru
McDonald‟s Inodnesia di wilayah Karesidenan Kediri
yang telah memiliki lebih dari 100 member dengan
fasilitas mendapatkan ice cone setiap kali melakukan
transaksi. Store McDonald;s Kediri buka selama 24
jam non-stop dan menawarkan layanan McDelivery
Service, yaitu pelayanan melalui telepon dengan
menekan 14045. McDonald‟s Kediri juga
menyediakan berbagai fasilitas yang ditawarkan oleh
McDonald‟s antara lain Birthday Party, dengan
penawaran paket ulang tahun bagi putra-putri dari
konsumen yang ingin merayakan ulang tahunnya.
Sehingga berbagai fasilitas yang dapat dinikmati
konsumena ialah adanya layanan drive thru,
McDelivery Service, McKids yang merupoakan
wadah bagi anak-anak berusia 4-12 tahun yang
menjadi klub anak-anak dapat belajar dengan
menyenangkan, dimana setiap hari jumat diadakan
Friday Kid‟s pukul 15.00-16.30 WIB, birthday party,
toilet, ac dan musik. Bagi anak-anak muda yang lebih
suka menghabiskan waktu dengan teman-temannya
“nongkrong” McDonald‟s Kediri setiap hari minggu
mulai dari jam 10.00-12.00 WIB memutarkan.
71
4.1.3 Visi dan Misi
Visi
Visi McDonald‟s adalah menjadi restoran cepat
saji dengan pelayanan terbaik di dunia. Untuk
mencapai visi ini, McDonald‟s selalu menjamin mutu
produk-produknya, memberikan pelayanan yang
memuaskan, menawarkan kebersihan dan keamanan
produk pangan serta nilai-nilai tambah lainnya. Bagi
McDonald‟s, senyum setiap pelanggan adalah hal
terpenting.
Misi
1. Menjadi perusahaan terbaik bagi semua
karyawan kami di setiap komunitas di seluruh
dunia
2. Menghadirkan pelayanan dengan system
operasional yang unggul bagi setiap pelanggan
kami di setiap restoran cabang McDonald‟s.
3. Terus mengalami perkembangan ke arah yang
menguntungkan sebagai sebuah brand, serta
terus mengembangkan system operasional
McDonald‟s ke arah yang lebih baik lagi lewat
inovasi dan teknologi.
72
Logo
Gambar 2. Logo McDonald’s
McDonald‟s memiliki logo yang termasuk
kedalam jajaran 10 top logo terkenal di seluruh dunia
McDonald‟s memiliki logo khas dengan
menggunakan huruf me yang membentuk huruf “M”
(Double Arched “M” symbol) berwarna khas kuning.
Lambang dua lengkungan M ini baru muncul mulai 18
November 1968, saat perusahaan mendaftarkan merek
logo itu, dan menjadi logo yang sangat terkenal
hingga saat ini (http://top10.web.id/)
4.1.4 Jaminan Kualitas McDonald’s
Salah satu kunci sukses McDonald‟s adalah
jaminan kualitas produknya mulai dari bahan mentah,
proses pengolahan sampai siap tersaji. Prinsip ini
dipegang teguh untuk menjamin kesehatan dan
keamanan setiap produknya. McDonald‟s Indonesia
menerapkan HACCP (Hazard Analysis Critical
Control Point) atau Analisis Bahaya Titik Kendali
73
Kritis, baik disetiap restoranmaupun diseluruh
pemasoknya. HACCP merupakan sistem untuk
memastikan keamanan pangan (Food Safety) dan alat
manajemen untuk memproteksi rantai suplai pangan
dan proses produksi terhadap kontaminasi bahaya
mikrobiologis, kimia dan fisik.
McDonald‟s Indonesia adalah perusahaan di
Indonesia yang pertama menerapkan HACCP baik di
setiap restorannya maupun di seluruh pemasoknya.
Seluruh produk McDonald‟s yang lulus uji dari
HACCP dipastikan bebas dari benda asing yang
berbahaya, di samping itu McDonald‟s Indonesia
adalah restoran pertama yang mendapatkan sertifikasi
halal dari LPPOM MUI pada tahun 1994.
4.1.5 Produk McDonald’s Indonesia
Produk utama khas McDonald‟s Indonesia
adalah ayam goreng (fried chicken) dan burger yang
ditambah beberapa produk tambahan lain seperti nasi
putih, es krim dan lain-lain. Sebagian produk yang
ditawarkan adalah produk yang ditetapkan oleh
McDonald‟s Pusat di Amerika Serikat dan sebagian
produk lainnya merupakan produk lokal yang di setiap
negara dapat berbeda sesuai dengan selera konsumen
negara setempat.
Produk-produk McDonald‟s Indonesia meliputi
lima kelompok produk yang diantaranya berupa: Ala
carte, Paket Nasi, Paket Hemat, Paket Ayam dan
Happy Meal With Premium. Ala carte adalah produk
74
yang ditawarkan tidak secara paket, Paket Nasi adalah
kombinasi beberapa jenis potong fried chicken
disajikan dengan nasi dan minuman, Paket Hemat
adalah beberapa jeniskombinasi produk makanan
dengan harga yang cukup murah, Paket Ayam adalah
beberapa jenis kombinasi produk ayam dan Happy
Meal With Premium adalah roduk berupa paket yang
ditawarkan khusus kepada konsumen anak-anak yang
disertai toys (mainan).
75
Tabel 2. Daftar Produk Restoran McDonald’s
Jenis Produk
Makanan
Harga
Paket Panas
Spesial
Rp.31.384
Paket Panas 1 Rp.25.909
Paketr Panas 2 Rp.36.88
Rp.40.000
Rp.28.182
Paket Pamer Rp. 90.000
Rp.55.909
Fish dan fries Rp.34.091
Rp.30.455
Fish Fillet
Burger
Rp.34.091
Rp.22.273
76
Jenis Produk
Minuman
Harga
Coca
cola/sprit/fanta
Rp.6.364
Ice Lemon large Rp.9.091
Orange Juice Rp.10.455
McFloat Coke Rp.7.727
Iced Coffe Rp.11.364
Iced CoffeFloat Rp..13.182
Sumber : Macdonald‟s Kota Kediri pada bulan januari
2016
4.1.6 Fasilitas McDonald’s Indonesia
Fasilitas- fasilitas yang disediakan restoran
McDonald‟s bertujuan untuk mempermudah
pelanggan dalam melakukan pemesanan dan
kenyamanan di restoran. Adapun fasilitas yang
ditawarkan antara lain :
Pemesanan
Pemesanan dapat dilakukan melalui dua cara
yaitu secara langsung dan tidak langsung. Pemesanan
secara langsung dilakukan ketika pelanggan
berkunjung ke restoran. Pemesanan secara langsung
juga dapat dilakukan melalui fasilitas drive thru’ atau
McStop yaitu pemesanan melalui mobil. Pemesanan
secara tidak langsung yaitu pelanggan memesan
produk yang diinginkan melalui jasa pengiriman
77
McDonald‟s Delivery Service (MDS) dengan cara
menelepon ke nomer 14045. Fasilitas MDS tersedia
selama 24 jam, tetapi McDonald‟s Kediri hanya
melayani delivery service sampai jam 21.00 saja
karena restoran ini tidak beroperasi selama 24 jam.
Fasilitas MDS ini juga melakukan promo Point
Reward MDS yaitu penghargaan terhadap pelanggan
yang menggunakan fasilitas MDS yaitu dengan cara
mengumpulkan poin setiap kali pemesanan dan dapat
ditukar dengan souvenir McDonald‟s.
Tempat Bermain Anak
Pada setiap outlet McDonald‟s Indonesia
disediakan tempat bermain anak sehingga anak-anak
dapat leluasa bermain sambil menikmati produk
McDonald‟s. Selain itu McDonald‟s memiliki fasilitas
McKids Club. Anak-anak dapat mendaftar untuk
bergabung dalam klub McDonald‟s cilik dan
menikmati berbagai fasilitas yang ditawarkan.
Pendaftaran untuk seorang anak sebesar Rp. 65.000,-
untuk masa keanggotaan 1 tahun. McKids Club rutin
mengadakan acara lomba mewarnai, English
Competiton, lomba menyanyi, menari dan banyak
kegiatan positif lainnya yang berguna bagi anak-anak.
Anak yang menjadi anggota McKids Club, dapat
menikmati minum gratis sepuasnya setiap melakukan
pembelian paket apa saja di McDonald‟s.
Perayaan Ulang Tahun
78
Restoran McDonald‟s juga menyediakan jasa
perayaan ulangtahun yang bisa dilakukan di restoran
maupun diluar restoran misalnya di rumah, di sekolah
atau dimana saja. Fasilitas ini juga dapat digunakan
untuk acara arisan, perpisahan, syukuran, dan lain lain.
Fasilitas perayaan didalam McDonald‟s termasuk MC,
dekorasi lengkap (in store), topi, undangan, hadiah
permainan, balon, souvenir untuk undangan dan
bingkisan ulangtahun. Konsumen yang ingin
mengadakan perayaan di luar McDonald‟s, tersedia
tambahan fasilitas sound system, meja, kursi dan tenda
untuk outdoor. Tersedia beberapa pilihan paket untuk
fasilitas ini, yaitu: paket silver, paket gold dan paket
platinum.
\
4.2 Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah
konsumen produk McDonald‟s Kediri sebanyak 100
orang yang ditemui oleh penulis pada saat penelitian
berlangsung. Terdapat karakteristik responden yang
dimasukkan dalam penelitian, karakteristik/identitas
responden ini berdasarkan jenis kelamin, umur,
pendidikan terakhir, profesi/pekerjaan dan tingkat
pendapatan.
79
4.2.1 Karakteristik Umum Responden berdasarkan
Jenis Kelamin
Profil responden yang berpartisipasi dalam
penelitian ini, sebagian besar jumlah responden adalah
responden wanita sebanyak 63%. Sedangkan laki-laki
yaitu sebanyak 37%. Hal ini kemungkinan
dipengaruhi oleh proses pengambilan keputusan yang
berbeda antara laki-laki dan perempuan dalam
mengkonsumsi McDonald‟s
.
Gambar3. Karakteristik Umum Responden
Berdasarkan
Jenis Kelamin
Sumber : Data Primer diolah 2016
Hasil penelitian pada gambar 3 dapat diketahuai
bahwa deskripsi responden dengan jenis kelamin
wanita lebih banyak daripada responden dengan jenis
kelamin laki- laki. Responden dengan jenis kelamin
wanita sebanyak 63% sedangkan responden denan
jenis kelamin laki-laki 37%.
37%
63%
Laki-laki
Perempuan
80
Eviyanti (2006) menyatakan bahwa jenis
kelamin adalah perbedaan laki-laki dan perempuan
karena adanya bentukan sosial dan budaya yang ada di
suatu sistem sosial budaya di suatu masyarakat. Jenis
kelamin diduga berhubungan dengan perilaku tentang
mutu produk dan juga pengambilan keputusan
mengkonsumsi suatu produk. Hal ini terkait dengan
perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan
yang dapat dilihat dari salah satu contoh yaitu besar
porsi dalam mengkonsumsi makanan antara laki-laki
dan perempuan yang pasti berbeda
4.2.2 Karekteristik Umum Berdasarkan Usia
Umur dapat mempengaruhi selera seseorang
terhadap barang dan jasa (Kotler, 1997). Umur
merupakan salah satu unsur penting yang menentukan
perilaku konsumen tentang mutu produk ayam dalam
pengambilan keputusan mengkonsumsi.Sebaran
responden konsumen McDonald‟s Kediri berdasarkan
umur disajikan pada Gambar 4.
81
Gambar 4.Karakteristik Umum
RespondenBerdasarkan Umur
Usia akan mempengaruhi penilaiannya terhadap
suatu barang atau jasa, oleh karena itu banyak pemasar
menggunakan usia sebagai salah satu cara untuk
menentukan target dalam kegiatan promosi. Hasil
penelitian berdasarkan usia adalah antara 20-30 tahun
dengan jumlah sebanyak 69%. Umur dapat
mempengaruhi selera seseorang terhadap barang dan
jasa (Kotler, 2004). Umur merupakan salah satu unsur
penting yang menentukan persepsi konsumen tentang
mutu produk dalam pengambilan keputusan
mengkonsumsi suatu produk.
11%
69%
20%
0%
0%
<20 tahun
20 - 30tahun>30 tahun
82
4.2.3 Karaktristik Umum berdasarkanPendidikan
Terakhir
Tingkat pendidikan seseorang akan
mempengaruhi pola pikir, cara bersikap bahkan cara
pandang. Dari hasil yang diperoleh, responden
didominasi oleh pendidikan SMA atau setara
sebanyak 61%, Sarjana sebanyak 26% , kemudian
SMP 13%. Berdasarkan tingkat pendidikan, dapat
dilihat bahwa responden memiliki latar belakang
pendidikan menengah.
Gambar 5. Gambaran Umum Responden
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Berdasarkan gambaran umum responden yang
diperoleh, dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian
besar konsumen McDonald‟s Kediri adalah SMA
dimana mereka yang sedang mengambil program S1
atau masih berstatsus mahasiswa aktif di Kota Kediri..
Tingkat pendidikan yang ditempuh seseorang
menunjukkan tingkat pengetahuan dan wawasan yang
13%
61%
26% SMP
SMA
Sarjana
83
dimiliki, yang akan berpengaruh pada pembelian suatu
produk.Penjelasannya dapat dilihat pada Gambar 5
yang menerangkan tentang tingkat pendidikan
responden yang menjadi sampel penelitian. Seseorang
yang mempunyai pengetahuan dan tingkat pendidikan
yang lebih tinggi cenderung akan memilih pangan
yang lebih baik kualitasnya daripada yang
berpendidikan rendah. Selain melihat dari sisi kualitas
pangan yang dikonsumsinya, konsumen dengan
pendidikan yang lebih tinggi juga akan melihat lebih
jauh terhadap keburukan dan resiko dalam
mengkonsumsi pangan, serta cenderung berperilaku
lebih kritis dalam pembelian dan pemilihan suatu
produk. Nurmansyah (2006) menjelaskan bahwa,
tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap
perilaku konsumsi seseorang yang disebabkan oleh
pola pikir dan pengalamannya
4.2.4 Karakteristik Umum Responden berdasarkan
Pekerjaan
Pekerjaan adalah aktifitas manusia yang dilakukan
setiap harinya guna mendapatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan primer, skunder, dan tersier.
Pengelompokan identitas responden McDonald‟s
Kediri berdasarkan Pekerjaan dapat dilihat pada
gamabar berikut ini :
84
Gambar 6. Data Responden Berdasarkan
Pekerjaan
Hasil penelitian pada gamabar 6 dapat diketahuai
bahawa karakteristik konsumen McDonald‟s Kediri
berdasarkan jenis pekerjaan paling banyak adalah dari
kalangan swasta yaitu sebesar 69%. Mayoritas
konsumen di McDonald‟s dari kalangan swasta
disebabkan karena ditentukan relatif mahal dan sesuai
dengan produk yang berkualitas.
4.2.5 Karakteristik Umum Berdasarkan Tingkat
Pendapatan (Tiap Bulan)
Pendapatan konsumen yaitu mencerminkan
kemampuan seseorang dalam memebeli suatu produk
atau jasa. Pengelompokan idendentitas respoden
20%
69%
11% Pelajar/Mahasiswa
Swasta
PegawaiPemerintah
85
McDonald‟s Keiri berdasarkan jenis pendapatannya
tiap buklan dapat dilihat pada gambar 7 .
Gambar 7 . Karakteristik Umum Responden
Berdasarkan Tingkat Pendapatan
Hasil penelitian pada gambar 7 dapat diketahui
bahwa karakteristik konsumen McDonald‟s Kediri
berdasarkan pendapatan tiap bulan paling banayak
adalah dari golongan pendapatan > Rp.1.000.000
sebesar 71 %. Konsumen McDonald‟s berdasarkan
pendpatannya disebabkan karena konsumen
McDonald‟s berasal dari kalangan swasta dan
mahasiswa.
4.3 Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan
Konsumen di MCDonald’s
Bagian ini akan diketahui item- item dari
variabel kualitas pelayanan yang terdiri variabel
tangibles (X1); reliability (X2); responsiveness (X3);
assurance (X4) dan emphaty (X5) serta kepuasan
konsumen (Y) secara keseluruan yang diperoleh dari
17%
12% 71%
< Rp.500.000
Rp.500.000 - Rp.1.000.000
> Rp.1.000.000
86
jawaban responden melalui kuisioner, baik dalam
jumlah responden maupun dalam persentase
4.3.1 Analisis Deskriptif Variabel Tangible (X1)
Bukti fisik atau tangibles adalah kualitas
layanan yang dinilai berdasarkan bukti fisik yang
terlihat dalam pelayanan seperti ketersediaan sarana
dan fasilitas serta keahlian karyawan yang secara
nyata diterapkan kepada konsumen selaku pelanggan.
Bukti fisik yang dimaksud berupa kebersihan dan
kenyamanan lingkungan, kelengkapan, kelengkapan
fasilitas konsumen dan profesionalisme karyawan.
Lebih jelasnya ditunjukkan pada Tabel 3 di bawah ini:
Tabel 3.Hasil Tanggapan Responden Terhadap
Variabel Tangible (X1) Di McDonald’s Kota
Kediri
Ite
m
Pertanyaan Persepsi Konsumen (%) Rat
a-
rata
ST
S
T
S
R S SS
X11 Kebersihan
restoran
0
3
5
42
50 3,72
X12 Penampilan
karyawan
1
3
35
43
18 3,29
X13 Fasilitas
restoran
0
1
12
45
42 3,48
X14 Profesionalis
me
0 1 13 49 37
3,49
87
Rata-rata 3,50
Sumber : Data Primer di Olah2016.
Berdasarkan tanggapan responden mengenai
variabel Tangible (X1) dapat diketahui bahwa pada
indikataor kebersihan restoran yang paling diterima
baik dan sesuai denan harapan konsumen yaitu sebesar
3,72 kemudian diikuti indikator profesionalismes
sebesar 3,49, fasilitas restoran 3,48% dan penampilan
karyawan 3,29.Variabel Tangible yang terdiri dari
kebersihan restoran,penampilan kryawan,fasilitas
restoran dan profsionalismedengan hasil rata-rata 3,50.
Maka dapat diartikan bahwa persepsi responden
terhadap variabel Tangible yang tersedia di
McDonald‟s Kota Kediri „Sanat Sesuai” terhadap
harapan,sebagian besar memberikan tanggapan yan
baik dan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.
4.3.2 Analisis Dekriptif Variabel Reliability (X2)
Keandalan atau Reliability yaitu seberapa jauh
McDonald‟s Kediri bisa memenuhi apa yang
dijanjikan atau yang ditawarkan dengan segera,
akurat, terpercaya, dan memuaskan bagi konsumen.
Keandalan dalam penelitian ini mencakup keakuratan
karyawan dalam pelayanan, ketepatan waktu, peran
dan ketrampilan karyawan dalam menjamin
kelancaran dalam pelayanan konsumen. Tabel 4
berikut ini menunjukkan tingkat keandalan yang
dirasakan oleh konsumen pada McDonald‟s Kediri.
88
Tabel 4.Hasil Tanggapan Responden Terhadap
Variabel Reliability (X2) di McDonald’s Kota
Kediri
Ite
m
Pertanyaan Persepsi Konsumen(%) Rat
a-
rata
ST
S
T
S
R S SS
X21 Penyelesaia
n masalah
1
1
4
37
57 4,32
X22 Pemenuhan
konsumen
9
17
20
45
11 4,32
X23 Sikap
karyawan
7
20
23
37
13 4,54
X24 Pelayanan
dengan
cepat
3
6
24
54
13
4,48
Rata-rata 4,42
Sumber : Data Primer di Olah, 2016
Berdasarkan hasil Tabel 4 tangapan responden yang
diperoleh dari variabel Reability (X2) dapat diketahui
bahwa pada sikap karyawan merupakan indikator
yang paling diterima baik dan sesuai dengan harapan
konsumen yaitu sebesar 4,54 . kemudian diikuti oleh
penyelesaian masalah 4,32, pemenuhan konsumen
sebesar 4,32 dan pelayanan dengan cepat sebesar 4,48.
Variabel Reability yang terdiri dari penyelesain
masalah , pemenuhan konsumen, sikap karyawan dan
89
pelayanan yang cepatmemiliki hasil rata-rata 3,50.
Maka dapat diartikan bahwa persepsi responden
terhadap variabel Reability yang tersedia di
McDonald‟s Kota Kediri „Sanat Sesuai” terhadap
harapan,sebagian besar memberikan tanggapan yan
baik dan berpengaruh terhadapa kepuasan konsumen.
4.3.3 Analisi Deskriptif Variabel Responsiveneess
(X3)
Ketanggapan atau responsiveness adalah
kemampuan memenuhi permintaan konsumen dengan
cepat dan tepat. Ketanggapan dalam hal ini mencakup
antara lain: ketanggapan dan kecepatan respon dari
karyawan terhadap permasalahan konsumen, kesiapan
dan kesediaan dari karyawan dalam membantu
konsumen, kemauan karyawan dalam mendengarkan
saran dan keluhan dari konsumen, kejelasan informasi
penyampaian jasa (antrian).
90
Tabel 5. Hasil Tanggapan Responden Variabel
Responsivenes (X3) di McDonald’s Kota Kediri
Item Pertanyaan Persepsi
Konsumen(%)
Rata-
rata
STS TS R S SS
X31 Kecepatan
pelayanan
5
17
20
45
13 4,24
X32 Tanggap
atas keluhan
konsumen
5
16
27
39
13 3,89
X33 Kesiapan
karyawan
4
8
23
27
38 4,09
X34 Prioritaskan
antrian
2
6
20
46
26 3,76
Rata-rata 4,00
Sumber : Data Primer di Olah, 2016
Berdasarkan hasil Tabel 5 tangapan responden
yang diperoleh dari variabel responsivenes sudah baik.
Persepsi konsumen mengenai variabel responsivenes
yang diterima baik Dan sesuai dengan harapan
kecepatan pelayanan dalam melayani konsumen
sesbesar 4,24, kemudian diikuti dengan pertanyaan
tentang karyawan McDonald‟s tanggap atas keluahan
konsumen, maka didominasi dengan jawaban
responden setuju sebesar 3,89. Untuk pertanyaan
kesiapan karyawan dalam melayani konsumen sebesar
4,09 ,kemudian pertanyaan karyawan McDonald‟s
91
memprioritaskan konsumen sesuai antrian, maka rata-
rata responden sebesar 3,76. Variabel Responsiveness
yang terdiri dari kecepatan pelayanan, tanggap atas
keluhan, kesiapan karyawan dan prioritaskan
antriandengan hasil rata-rata 4,00. Maka dapat
diartikan bahwa persepsi responden terhadap variabel
Responsiveness yang tersedia di McDonald‟s Kota
Kediri „Sangat Sesuai” terhadap harapan,sebagian
besar memberikan tanggapan yang baik dan
berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.
4.3.4 Analisis Deskritif VariabelAssurance (X4)
Jaminan atau Assurance adalah kemampuan atau
sumber daya yang dimiliki untuk kemampuan
memenuhi apa yang ditawarkan atau dijanjikan
sehingga dapat menimbulkan kepercayaan tanpa
menimbulkan karaguan terhadap pelayanan, yang
mencakup kemampuan dan pengetahuan atau
kompetensi karyawan dalam memberikan pelayanan,
perilaku karyawan, kejelasan informasi dan keamanan.
Tabel berikut akan menjelaskan tingkat jaminan yang
diberikan oleh McDonald‟s Kediri terhadap
konsumennya.
92
Tabel 6. Hasil Tanggapan Responden Variabel
Assurance (X4) di McDonald’s Kota Kediri
Item Pertanyaan Persepsi
Konsumen(%)
Rata-
rata
STS TS R S SS
X41 Reputasi
perusahaan
0
6
18
20
56 4,09
X42 Keramahan
dan
kesopanan
karyawan
7
9
32
27
25
4,01
X43 Kejelasan
informasi
0
2
8
56
34 3,92
X44 Aman
(bebas dari
hal yang
buruk)
5
9
5
35
46
4,33
Rata-rata 4,09
Sumber : Data Primer di Olah, 2016
Berdasarkan hasil Tabel 6 tangapan responden yang
diperoleh dari variabel assurance sudah baik. Persepsi
responden mengenai variabel assurance, dengan
pertanyaan reputasi perusahaan McDonald‟s yang
baik, maka hasil dari indikator atas tanggapan
responden yang diterima baik dan sesuai dengan
93
harapan yaitu aman( bebas dari hal buruk) sebesar
4,33 dan diikuti dengan reputasi perusahan sebesar
4,09 , keramahan dan kesopanan karyawan 4,01 dan
terakir kejelasan informasi 3,92%.Variabel assrance
yang terdiri dari reputasi perusahaan, keramahan dan
kesopanan karyawan, kejelasan inforamsi dan aman
(bebas dari hal yang buruk)dengan hasil rata-rata 4,09.
Maka dapat diartikan bahwa persepsi responden
terhadap variabel Assurance yang tersedia di
McDonald‟s Kota Kediri „Sanat Sesuai” terhadap
harapan,sebaian besar memberikan tanggapan yang
baik dan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.
4.3.5 Analisis Deskritif VariabelEmphaty (X5)
Empathy (empati) yaitu upaya untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen. Adanya
perhatian yang lebih bersifat pribadi kepada
konsumen, melakukan kontak, hubungan, dan
komunikasi yang baik dengan konsumen merupakan
wujud empati. Berikut adalah tabel yang menunjukkan
tingkat empati yang dirasakan konsumen pada
McDonald‟s Kediri.
94
Tabel 7. Hasil Tanggapan Responden Variabel
Emphaty (X5) di McDonald’s Kota Kediri
Ite
m
Pertanyaan Persepsi Konsumen(%) Rat
a-
rata
ST
S
T
S
R S SS
X51 Hubungan
komunikasi
1
1
13
60
25 4,38
X52 Memperhatika
n kebutuhan
konsumen
1
2
32
45
20 4,21
X53 Kemudahan
dalam
menghubungi
0
8
19
54
19 3,89
X54 Pelayanan
terhadap
konsumen
1
0
16
50
33 3,77
Rata-rata 4,06
Sumber : Data Primer di Olah, 2016
Berdasarkan hasil Tabel 7 tangapan responden yang
diperoleh dari variabel emphaty sudah baik. Persepsi
konsumen mengenai variabel emphaty, dengan
pertanyaan hubungan komunikasi karyawan
95
McDonald‟s yang baik, maka sebagian besar
didominasi oleh jawaban responden setuju sebesar
4,38. kemudian diikuti dengan pertanyaan tentang
karyawan McDonald‟s selalu memperhatikan
kebutuhan konsumen, maka didominasi sebesar 4,21.
Untuk pertanyaan kemudahan dalam menghubungi
McDonald‟s Kediri, sebesar 3,89%, kemudian
pertanyaan karyawan McDonald‟s sigap dalam
pelayanan terhadap konsumen sebesar 3,77. Variabel
Emphaty yang terdiri dari hubungan
komunikasi,memperhatikan kebutuhan
konsumen,kemudahan dalam menghubungi dan
pelayanan terhadap konsumen dengan hasil rata-rata
4,06%. Maka dapat diartikan bahwa persepsi
responden terhadap variabel Tangible yang tersedia di
McDonald‟s Kota Kediri „Sangat Sesuai” terhadap
harapan,sebaian besar memberikan tanapan yan baik
dan berpengaruh terhadapa kepuasan konsumen.
4.3.6 Analisi Deskriptif VariabelKepuasan
Konsumen (Y)
Kepuasan ditentukan oleh terpenuhinya harapan,
keinginan dan kebutuhan konsumen. Kepuasan
konsumen adalah hasil penilaian responden secara
menyeluruh terhadap tingkat kualitas karyawan, jasa
karyawan, kelengkapan serta ketersediaan sarana fisik
atau material yang diberikan oleh McDonald‟s Kediri.
Lebih jelasnya ditunjukkan pada tabel berikut ini:
96
Tabel 8. Kepuasan Konsumen (Y) di McDonald’s
Kota Kediri
Ite
m
Pertanyaan Persepsi Konsumen(%) Rat
a-
rata
ST
S
T
S
R S SS
Y1 Kepuasan
mengkonsum
si produk
McDonald‟s
6
16
29
40
16 4,31
Y2 Memberikan
rekomendasi
kepada pihak
lain untuk
amkan di
McDonald‟s
4
8
33
34
21 3,79
Y3 Ingin
membeli
kembali di
McDonald‟s
7
8
10
40
35
4,09
Y4 Kesesuaian
harga dengan
kualitas
pelayanan
McDonald‟s
1
9
14
20
56 4,11
Rata-rata 4,07
Sumber : Data Primer di Olah, 2016
97
Berdasarkan persepsi responden pada Tabel 7
mengenai variabel kepuasan konsumen, dengan
pertanyaan konsumen puas dalam mengkonsumsi
produk McDonald‟ sebesar 4,31, kemudian diikuti
dengan pertanyaan tentangkesesuaian harga dengan
kualitas pelayanan McDonald‟s, sebseas 4,11.Untuk
pertanyaan konsumen Ingin membeli kembali di
McDonald‟s sebesar 4,09, kemudian pertanyaan akan
memberikan rekomendasi kepada pihak lain untuk
amkan di McDonald‟s sebesar 3,79.Variabel
Kepuasan konsumenyang terdiri dari kepuasan
menkonsumsi produk McDonald‟s,memberikan
rokemendasi terhadap pihak lain,ingin memebeli
kembali di McDonald‟s dengan hasil rata-rata 3,50.
Maka dapat diartikan bahwa persepsi responden
terhadap variabel kepuasan konsumenyang tersedia di
McDonald‟s Kota Kediri „Sangat Sesuai” terhadap
harapan,sebagian besar memberikan tanggapan yang
baik dan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.
4.4 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan pada setiap butir
pernyataan yang ada pada kuesioner dan pada setiap
responden (objek) yang dipakai dalam penelitian,
dilakukan dengan menghitung nilai korelasi antara
skor masing-masing pertanyaan dengan skor total,
memakai rumus teknik korelasi Product Moment
Pearson dengan menggunakan komputer program
SPSS seri 17. Hasil yang diperoleh dari olahan data
98
tersebut kemudian dilihat nilai p-value. Pernyataan
dari responden dinyatakan valid apabila nilai koefisien
korelasi (r) lebih besar sama dengan 0,5 (paling kecil
0,5) dan nilai p-value < level of significant (α) 1%.
Uji validitas dilakukan agar didapat pertanyaan
yang valid sehingga dapat digunakan ke tahap
selanjutnya dalam penelitian. Dari hasil uji validitas
pada jawaban seluruh responden yang ada
menunjukkan bahwa hasil semua data telah memenuhi
syarat sah, sehingga dapat dipakai lebih lanjut dalam
penelitian yang disajikan dibawah ini
99
Parameter Item Correlatio
n
Coefficien
t
Kesim
pulan
Tangible (X1) X1
1 0,680
Valid
X1
2 0,665
Valid
X13 0,791 Valid
X14 0,545 Valid
Reliability
(X2)
X2
1 0,820
Valid
X2
2 0,881
Valid
X23 0,922 Valid
X24 0,897 Valid
Responsivene
ss (X3)
X3
1 0,710
Valid
X32 0,771 Valid
X33 0,756 Valid
X34 0,652 Valid
Assurance
(X4)
X4
1 0,839
Valid
X4
2 0,895
Valid
X43 0,861 Valid
X44 0,550 Valid
100
Tabel 9. Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian
Sumber : Data Primer di Olah, 2016
Dari tabel uji validitas terlihat bahwa tidak ada
satupun item-item pada variabel yang tidak valid.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa item-item
pertanyaan pada masing-masing variabel dapat
digunakan untuk menjelaskan variabel tersebut.
4.5 Hasil Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah ukuran internal consitenc
iniktaro ari suatu konstruk. Semakin tinggi tingkat
reliabilitas suatu alat ukur, maka semakin stabil alat
tersebut mengukur suatu gejala. Reliabilitas tidaknya
butir-butir pertanyaan dapat dilihat dari nilai korelasi
reliabilitasyang dipilih karena merupakan teknik
pengujian konsistensi reliabilitas dan menunjukan
Tangible (X5) X5
1 0,762
Valid
X5
2 0,427
Valid
X53 0,783 Valid
X54 0,777 Valid
Kepuasan
Konsumen
(Y)
Y1 0,709 Valid
Y2 0,715 Valid
Y3 0,773 Valid
Y5 0,797 Valid
101
indeks konsistensi yang sempurna dan juga dijelaskan
bahwa nilai alpha antara 0,8-1,0 dikategorikan
reliabilitasnya baik. Jika koefisien alpha (r hitung) >
0,5, maka item tersebut reliabel, sedangkan jika
koefisien alpha (r hitung) < 0,5 maka item tersebut
tidak reliabel.
Tabel 10. Hasil Uji Reliabilitas
Parameter Item Nilai
Alpha-
Cronbach
Kesimpulan
Tangible (X1) X1 0,887 Reliabel
Reliability (X2) X2 0,901 Reliabel
Responsiveness
(X3)
X3 0,689 Reliabel
Assurance (X4) X4 0,804 Reliabel
Tangible (X5) X5 0,625 Reliabel
Kepuasan
Konsumen (Y)
Y 0,725 Reliabel
Sumber : Data Primer di Olah, 2016
Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan
rumus Cronbach’s Alpha menggunakan computer
102
program SPSS seri 17. Reliabilitas suatu konstruk
variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s
Alpha > 0,50. Hasil perhitungan uji reliabilitas untuk
semua pertanyaan yang ada dalam kuesioner pada
tingkat kinerja dan kepentingan didapat nilai
Cronbach’s Alpha yang tersaji pada lampiran 3. Nilai
yang diperoleh dari hasil pengujian menunjukkan nilai
yang lebih besar dari 0,50. Hal ini menunjukkan
bahwa kuesioner yang disebarkan dapat diandalkan
untuk menjadi alat ukur dalam penelitian ini. Hasil uji
reliabilitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Dari
tabel diatas, terlihat bahwa tidak ada satupun variabel
yang tidak reliabel ini berarti bahwa variabel-variabel
tersebut dapat digunakan untuk analisis selanjutnya,
karena sudah memenuhi syarat valid dan reliabel.
4.6 Analisis Faktor
Analisis faktor yang mempengaruhi kepuasan
konsumen McDonald‟s Kediri dianalisis dengan
menggunakan analisis faktor. Analisis faktor
digunakan untuk mereduksi sejumlah variabel yang
akan membentuk sejumlah faktor yang lebih sedikit
dari variabel sebelumnya. Data yang digunakan untuk
analisis ini diperoleh dari tingkat kualitas pelayanan
yang mempengaruhi kepuasan konsumen McDonald‟s
Kediri.
103
Tahap awal dalam analisis faktor adalah
menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis.
Dalam penelitian ini terdapat 20 variabel dimana
masing-masing variabel akan dianalisis lebih
mendalam melalui tahap-tahap analisis faktor
selanjutnya.
4.6.1 Nilai Keiser-Meyer-Olkin(KMO)
Tahap kedua yaitu pengujian korelasi antar
variabel dalam preferensi konsumen yang dilakukan
dengan menggunakan metode Barlett test of sphericity
dan pengukuran Kaiser-Meyer-Olkin Measure of
Sampling Adequacy (MSA). KMO merupakan indeks
pembanding besarnya koefisien korelasi observasi
dengan besarnya koefisien korelasi parsial. Sedangkan
MSA (Measure of Sampling Adequacy) menentukan
apakah proses pengambilan sampel telah memadai
atau tidak. Hasil pengujian korelasi antar variabel
dengan analisis faktor dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Perhitungan KMO dan Bartlett‟s Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of
Sampling Adequacy. 0,828
Bartlett's Test of
Sphericity
Approx. Chi-
Square
1.0433
Df 190
Sig. .000
104
Sumber : Data Primer di Olah, 2016
Pada Tabel 11 dapat dilihat bahwa angka indeks
pembanding besarnya koefisien korelasi observasi
dengan besarnya koefisien korelasi parsial (KMO) dan
Barlett’s Test sebesar 0,828 dengan signifikasi sebesar
0.000. Nilai MSA yang lebih besar dari 0.5
menunjukkan bahwa proses pengambilan sampel
cukup memadai dalam penggunaan analisis faktor.
Oleh karena angka MSA pada penelitian ini sudah
lebih besar dari 0.5 dan signifikasi jauh di bawah 0.05
(0.000<0.05), maka variabel dan sampel yang ada
sudah dapat dianalisis lebih lanjut.
4.6.2 Measure Of Sampling Adequacy (MSA)
Angka MSA digunakan untuk mengetahui
apakah sampel yang telah diambil memadai atau tidak
dimana nilai kisarannya antara nol sampai satu. Jika
angka MSA sama dengan satu maka variabel dapat
diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel lain. MSA
kurang dari satu berarti variabel masih dapat
diprediksi dan dapat dianalisis lebih lanjut. Variabel
tidak dapat diprediksi dan tidak dapat dianalisis lebih
lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya jika
angka MSA di bawah 0.5. Nilai MSA dapat dilihat
pada Tabel Anti Image Corellation (Lampiran),
105
khususnya pada angka korelasi yang bertanda a (arah
diagonal dari kiri atas ke kanan bawah). Pengujian
pertama dalam penelitian ini diperoleh nilai MSA
diatas 0.5. karena angka MSA sudah di atas 0.5, maka
tidak perlu dilakukan proses pengujian ulang dimana
variabel yang ada masih dapat diprediksi dan dapat
dianalisis lebih lanjut.
Tabel 12. Nilai MSA (Measure of Sampling
Adequacy)
Variabel Nilai MSA
X
11
0,768
X
12
0,634
X1
3
0,766
X1
4
0,560
X
21
0,827
X
22
0,876
X2
3
0,807
X2
4
0,815
106
X
31
0,810
X3
2
0,902
X3
3
0,757
X3
4
0,777
X
41
0,869
X
42
0,843
X4
3
0,872
X4
4
0,858
X
51
0,886
X
52
0,873
X5
3
0,885
X5
4
0,854
Sumber : Data Primer di Olah, 2016
Tahap selanjutnya dalam analisis faktor adalah
proses inti, yaitu factoring. Metode factoring yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
107
Komponen Utama (Principal Component Analysis).
Analisis komponen utama merupakan suatu teknik
reduksi data yang bertujuan untuk membentuk suatu
kombinasi linier dari variabel awal dengan
memperhitungkan sebanyak mungkin jumlah variasi
variabel awal yang mungkin.
Comunalities pada dasarnya adalah jumlah
varians dari suatu variabel mula-mula yang dapat
dijelaskan oleh faktor yang ada. Nilai comunalities
menunjukkan seberapa baik tiap-tiap variabel
dijelaskan atau diwakili oleh faktor yang terbentuk.
Menurut Shukla, Lal dan Ebinger (2006) perkiraan
comunalities yang tinggi menunjukkan bahwa suatu
varians yang tinggi telah dijelaskan oleh faktor; oleh
karena itu, hal itu akan memperoleh preferensi yang
lebih tinggi melebihi suatu perkiraan comunalities
yang rendah. Semakin besar nilai comunalities sebuah
variabel, hal ini berarti semakin erat hubungannya
dengan faktor yang terbentuk. (Lampiran 3)
4.6.3 Hasil Analisis Faktor
Berdasarkan hasil pengolahan analisis faktor
dapat disimpulkan bahwa dari 20 variabel yang
dianalisis dapat diekstraksi menjadi lima faktor utama.
Hal ini dapat dilihat pada tabel Total Variance
Explained yang menjelaskan dasar jumlah faktor yang
didapat dengan perhitungan angka (Lampiran 3).
Eigenvalue menunjukkan kepentingan relatif masing-
108
masing faktor dalam menghitung varians seluruh
variabel yang dianalisis.
Total eigenvalue dari faktor yang terbentuk akan
sama dengan total nilai communalities tiap variabel.
Susunan eigenvalue selalu diurutkan dari yang
terbesar sampai terkecil dengan kriteria bahwa angka
eigenvalue dibawah satu tidak digunakan dalam
menghitung jumlah faktor yang terbentuk. Dalam
penelitian ini terbentuk lima faktor dimana masing-
masing memiliki nilai eigenvalue diatas satu dan dapat
menjelaskan 62,34% dari total keragaman (varians)
data. Dapat diartikan bahwa penelitian ini dapat
menjelaskan faktor-faktor kualitas pelayan yang
mempengaruhi kepuasan konsumen McDonald‟s
Kediri sebanyak 66,39% dari total keseluruhan faktor-
faktor yang dipertimbangkan, dan sebanyak 33,61%
dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar penelitian ini.
Sedangkan Component Matrix menunjukkan
distribusi dari tiga faktor yang terbentuk. Angka-
angka yang terdapat pada tabel Component Matrix
menunjukkan nilai factor loading, yaitu nilai yang
menunjukkan besar korelasi antara suatu variabel
dengan faktor 1; faktor 2; faktor 3; faktor 4 dan faktor
5. Proses penentuan variabel mana yang akan masuk
ke faktor mana, dilakukan dengan melakukan
perbandingan besar korelasi pada tiap baris. Untuk
memperjelas posisi sebuah variabel untuk dapat
masuk ke suatu faktor maka dilakukan proses rotasi.
109
Proses rotasi dalam pengolahan data penelitian ini
menggunakan rotasi varimax. Metode varimax
bertujuan untuk merotasi faktor awal hasil ekstraksi
sehingga pada akhirnya diperoleh hasil rotasi dimana
dalam satu kolom nilai yang ada sebanyak mungkin
mendekati nol. Dari hasil proses rotasi didapat Rotated
Component Matrix yang memperlihatkan distribusi
variabel yang lebih jelas dan nyata. Seluruh variabel
tersebut mengelompok pada lima faktor berdasarkan
besarnya korelasi antara suatu variabel dengan faktor
yang terbentuk. Hal ini ditunjukkan oleh nilai loading
yang dihasilkan masing-masing variabel. Besarnya
nilai loading dapat dilihat pada Lampiran 3.
Berdasarkan serangkaian proses yang dilakukan
dengan analisis faktor, maka terbentuk lima faktor
yang menjadi faktor kualiats pelayanan yang
mempengaruhi kepuasan konsumen McDonald‟s
Kediri. Skala yang digunakan dalam penelitian ini
adalah skala likert dimana angka yang diberikan pada
kuesioner berkisar antara satu yang menunjukkan
penilaian sangat tidak setuju sampai angka 5 yang
menunjukkan penilaian sangat setuju. Semakin besar
penilaian terhadap suatu atribut maka semakin positif
pula penilaian responden terhadap variabel yang
diberikan. Tabel 13 menunjukkan faktor-faktor
kualitas pelayanan yang mempengaruhi kepuasan
konsumen di McDonald‟s Kediri.
110
Faktor
Loading fakor
F 1 F 2 F
3
F
4
F
5
Indeks 1
Jaminan dan
Hubungan komunikasi
Reputasi
perusahaan(X4.1)
0,7
4
Keramahandankesopana
nkaryawan(X4.2)
0,7
0
Kejelasan
informasi(X4.3)
0,8
4
Hubungan
komunikasi(X5.1)
0,5
5
Kemudahan dalam
menghubungi(X5.3)
0,7
2
Pelayanan Kepada
Konsumen(X5.4)
0,7
9
Indeks 2
Sikap karyawan yang akurat
Penyelesaian
masalah(X2.1)
0,7
2
Pemenuhan janji(X2.2) 0,7
9
Sikap karyawan(X2.3) 0,8
7
Pelayanan tepat dan
akurat(X2.4)
0,8
2
Indeks 3
Pelayanan karyawan cepat dan tepat
Kecepatan
pelayanan(X3.1)
0,62
111
Tabel 13.Hasil Analisis Faktor Kualitas Pelayanan
terhadap Kepuasan Konsumen Produk
McDonald’sKota Kediri
Sumber : Data Primer di Olah, 2016
Berdasarkan hasil analisi faktor pada Tabel
13.telah diketahui bahwa terbentuk 5 faktor
Tanggap atas keluhan
konsumen(X3.2)
0,58
Kesiapan
karyawan(X3.3)
0,81
Prioritaskan
antrian(X3.4)
0,57
Memperhatikankebutuh
akonsumen(X5.2)
0,72
Indeks 4
Fasilitas dan penampilan karyawan
Kebersihan
restoran(X1.1)
0,77
Penampilan
karyawan(X1.2)
0,66
Fasilitas restoran(X1.3) 0,76
Indeks 5
Profesionalisme
Profesionalisme
pelayan (X1.4)
0,7
8
Varians(%) 34,3
4
10,70 8,6
4
7,1
5
5,5
5
112
baru.Faktor-faktor yang terbentuk akan diberi nama
baru berdasarkan pada item variabel pembentuknya.
Item variabel yang terkumpul memiliki nilai factor
loading berbeda – beda yaitu untuk melihat kolerasi
atau hubungan kuat ataupun lemah terhadap faktor-
faktor yang terbentuk. Menurut Sugiyono (2005)
menjelaskan bahwa untuk memudahkan melakukan
interpretasi menenai kekuatan kolerasi atau hubungan
antar variabel, dapat dilihat kriteria sebagai berikut:
0,000 - 0,199 : Kolerasi sangat lemah
0,200 – 0,399: Kolerasi lemah
0,400-0,599 :Kolerasi cukup kuat
0,600-0,799 :Kolerasi kuat
0,800-1000 :Kolerasi sangat kuat
Faktor-faktor yang terbentuk memiliki nilai
presentase varian,yaitu berfungsi untuk seberapa
besar faktor baru yang terbentuk dalam menjelaskan
kualitas pelayanan di McDonald‟s Kota Kediri.
4.6.4 “Indeks Jaminan dan Hubungan Komunikasi
Hasil analisis faktor yang terbentuk diberi nama
baru,yaitu indeks 1” Jaminan dan Hubungan
Komunikasi” yang terdiri dari beberapa item variabel
pembentuk diantaranya X4.1 (reputasi perusahaan),
X4.2 (keramahan dan keopanan karyawan), X4.3
(kejelasan informasi), X5.1 (hubungan komunikasi),
X5.3 (kemudahan dalam menhubungi), X5.4
113
(pelayanan kepada konsumen). Hasil loading factor
menunjukan adanya korelasi dan hubunan yan kuat
ataupun lemah antar 6 item variabel dari 5 faktor yang
terbentuk.hasil dari pembentukan faktor indeks 1
memiliki nilai loading factor terbesar pada variabel
kejelasan informasi (X4.3) dengan nilai 0,84 sedankan
loading factor terkecil dimiliki oleh hubungan
komunikasi (X5.1) dengan nilai 0,55. Indikator
kejelasan informasi memliki hubungan pengaruh yang
sangat kuat terhadap indeks “Jaminan dan Hubungan
komunikasi” disebabkan karena konsumen mayoritas
memilih kejelasan informasi untuk mengetahui harga
dan menu yang dibeli di Mcdonald‟s Kota Kediri.
Indeks 1 “Jaminan dan Hubungan komunikasi”
merupakan dari salah satu indeks dari lima indeks
baru yang terbentuk memliki nilai prosentase varian
tertinggi 34,34%. Nilai tersebut dapat diartikan
bahawa indeks 1 “Jaminan dan Hubungan
komunikasi” adalah paling berpengaruh dalam
menjelaskan kualitas pelayanan di MCDonald‟s Kota
Kediri.
4.6.5 “Indeks Karyawan yang akurat”
Hasil analisis faktor yang terbentuk diberi nama
baru,yaitu indeks 1” Jaminan dan Hubungan
Komunikasi” yang terdiri dari beberapa item variabel
pembentuk diantaranya X2.1 (penyelesaian masalah),
114
X2.2 (pemenuhan janji), X2.3 (sikap karyawan),dan
X2.4 (pelayanan yang tepat dan akurat). Hasil loading
factor menunjukan adanya korelasi dan hubunan yan
kuat ataupun lemah antar 4 item variabel dari 5 faktor
yang terbentuk.hasil dari pembentukan faktor indeks 2
memiliki nilai loading factor terbesar pada variabel
sikap karyawan (X2.3) dengan nilai 0,87 sedangkan
loading factor terkecil dimiliki oleh peneyelesaian
masalah (X2.1) dengan nilai 0,72. Indikator sikap
karyawan memliki hubungan pengaruh yang sangat
kuat terhadap indeks “Karyawan yang akurat”
disebabkan karena konsumen mayoritas memilih
sikap karyawan dimana konsumen lebih suka dengan
karyawan yang ramah dibandinkan karyawan yang
diam yang berada di Mcdonald‟s Kota Kediri. Indeks
2 “ Karyawan yang akurat” merupakan dari salah satu
indeks dari lima indeks baru yang terbentuk memliki
nilai prosentase varian 10,70%. Nilai tersebut dapat
diartikan bahawa indeks 2 “Karyawan yang akurat”
adalah menjelaskan kualitas pelayanan di
MCDonald‟s Kota Kediri.
4.6.6 “Indeks Pelayanan yang Cepat dan Tepat”
Hasil analisis faktor yang terbentuk diberi nama
baru,yaitu indeks 3 “Pelayanan yang Cepat dan
Akurat” yang terdiri dari beberapa item variabel
pembentuk diantaranya X3.1 (kecepatan pelayanan),
X3.2 (tanggap atas keluhan konsumen), X3.3
115
(kesiapan karyawan), X3.4 (prioritas antrian), X5.2
(memperhatikan kebutuhan konsumen). Hasil loading
factor menunjukan adanya korelasi dan hubungan
yang kuat ataupun lemah antar 5 item variabel dari 5
faktor yang terbentuk.hasil dari pembentukan faktor
indeks 3 memiliki nilai loading factor terbesar pada
variabel kesiapan karyawan (X3.3) dengan nilai 0,81
sedangkan loading factor terkecil dimiliki oleh
prioritas antrian (X3.4) dengan nilai 0,52. Indikator
kesiapan karyawan memliki hubungan pengaruh yang
sangat kuat terhadap indeks “Pelayanan yang cepat
dan akurat” disebabkan karena konsumen mayoritas
memilih kesiapan karyawan untuk mengetahui
kesiapan karyawan alam melayani konsumen di
Mcdonald‟s Kota Kediri. Indeks 3 “Pelayanan yang
cepat dan akurat” merupakan dari salah satu indeks
dari lima indeks baru yang terbentuk memliki nilai
prosentase varian 8,64%. Nilai tersebut dapat diartikan
bahawa indeks 3 “Pelayanan yang cepat dan akurat”
adalah menjelaskan kualitas pelayanan di
MCDonald‟s Kota Kediri.
4.6.7 “Indeks Fasilitas dan Penampilan Karyawan”
Hasil analisis faktor yang terbentuk diberi nama
baru,yaitu indeks 4”Fasilitas dan Penampilan
Karyawan” yang terdiri dari beberapa item variabel
pembentuk diantaranya X1.1 (kebersihan restoran),
X1.2 (penampilam karyawan), X1.3 (fasilitas
116
restoran). Hasil loading factor menunjukan adanya
korelasi dan hubunan yan kuat ataupun lemah antar 3
item variabel dari 5 faktor yang terbentuk.hasil dari
pembentukan faktor indeks 4 memiliki nilai loading
factor terbesar pada variabel kebersihan
restoran(X1.1) dengan nilai 0,79 sedangkan loading
factor terkecil dimiliki oleh penampilan karyawan
(X2.1) dengan nilai 0,66. Indikator kebersihan
restoran memliki hubungan pengaruh yang sangat kuat
terhadap indeks “Fasilitas dan penampilan karyawan”
disebabkan karena konsumen mayoritas memilih
kebersihan disebabkan kareana konsumen memlih
rumah maklan bersih sehingga membuat meraka
nyaman,sealain itu juga meyakinkan kepada
konsumen bahawa ruamah makan yang bersih akan
menjamin kualitas produk di Mcdonald‟s Kota Kediri.
Indeks 4 “Fasilitas dan penampilan karyawan”
merupakan dari salah satu indeks dari lima indeks
baru yang terbentuk memliki nilai prosentase varian
7,15%. Nilai tersebut dapat diartikan bahawa indeks 4
“Fasilitas dan Penampilan karyawan” adalah paling
berpengaruh dalam menjelaskan kualitas pelayanan di
MCDonald‟s Kota Kediri.
4.6.8“Indeks Profesionalisme”
Hasil analisis faktor yang terbentuk diberi nama
baru,yaitu indeks 5 ”Profesionalisme” yang terdiri dari
beberapa item variabel pembentuk diantaranya
117
X1.4(profesi0nalisme). Hasil loading factor
menunjukan adanya korelasi dan hubunan yan kuat
ataupun lema item variabel dari 5 faktor yang
terbentuk.hasil dari pembentukan faktor indeks 5
memiliki nilai loading factor sebesar 0,78% sehinnga
indikator profesionalisme memberiakan pengaruh kuat
terhadap indeks “ Profesionalisme”, hal ini disebabkan
konsumen mayoritas lebih memelih karyawan yang
profesional saat melayani konsumen. Indikator
profesionalisme adalah paling berpengaruh dalam
menjelaskan kualitas pelayanan di MCDonald‟s Kota
Kediri.
4.7 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji
multikolinieritas, dan uji auto korelasi. Suatu
model regresi yang baik adalah bebas dari
masalah asumsi klasik dalam modelnya.Uraian
uji asumsi klasik dapat dilihat pada penjelasan
sebagai berikut:
4.7.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui
apakah dalam model regresi, variabel terikat, variabel
bebas atau keduanya mempunyai distribusi yang
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
memiliki distribusi data yang normal atau mendekati
normal. Pengujian normalitas dalam penelitian ini
dilakukan dengan melihat pada bentuk distribusi
118
datanya, yaitu pada histogram maupun normal
probability plot. Pada histogram, data dikatakan
memiliki distribusi yang normal jika data tersebut
berbentuk seperti lonceng. Sedangkan pada normal
probability plot, data dikatakan normal jika ada
penyebaran titik-titik disekitar garis diagonal dan
penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Ghozali
(2006) menyebutkan jika data menyebar disekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Sedangkan apabila data menyebar jauh dari garis
diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal,
maka model regresi tidak memenuhi normalitas.
Uji normalitas menguji data variabel bebas dan
variabel terikat pada persamaan regresi yang
dihasilkan, berdistribusi normal atau tidak normal.
Persamaan regresi dikatakan baik jika memiliki
variabel bebas dan variabel terikat berdistribusi
mendekati normal atau normal. pengujian normalitas
menggunakan menggunakan metode one-sample
Kolmogorov-Smirnov. Uji one-sample Kolmogorov-
Smirnov adalah uji yang digunakan untuk mengetahui
distribusi data apakah distribusi residual terdistribusi
secara normal atau tidak. Hasil uji normalitas dengan
metode ini dilihat dari nilai signifikansi dengan
membaca pada asymp sig 2-tailed. Dasar pengambilan
keputusan apakah data berdistribusi normal atau tidak
adalah jika signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi
119
normal sedangkan signifikansi < 0,05 maka data tidak
berdistribusi normal. Berikut disajikan output SPSS
untuk uji normalitas menurut Kolmogorov-Smirnov
pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan
konsumen pada McDonald‟s Kediri:
Tabel 14. Hasil Uji One-Sample Kolmogorov-
Smirnov
Kolmogorov-Smirnov Z 0,839
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,483
Sumber : Data Primer di Olah, 2016
Berdasarkan Tabel 14 didapat nilai untuk uji
Kolmogrov-Smirnov 0,839 dan nilai signifikan lebih
dari 0,05 yaitu 0,483, maka nilai residual tersebut
menunjukan distribusi normal.
4.7.2 Uji Multikoliniearitas
Uji asumsi multikoliniearitas ini ditunjukkan
untuk menguji ada tidaknya hubungan yang linier
antara variabel independen yang satu dengan yang
lainnya. Jika terjadi hubungan yang linier antar
variabel independen maka dinamakan terdapat
masalah multikoliniearitas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi kolerasi atau hubungan yang
linier antar variabel independen yang diidentifikasi.
120
Multikoliniearitas diuji dengan melihat VIF (Varians
Inflation Factor), jika VIF lebih kecil atau sama
dengan 5 dan nilai toleransi lebih kecil dari 1, maka
tidak terjadi multikoliniearitas. Hasil analisis data
yang dilakukan didapatkan hasil pada Tabel 15.
Berdasarkan hasil olahan seluruh data hasil
olahan maka didapat bahwa yang memiliki angka
toleransi kurang atau sama dengan 1 dan memiliki
VIF kurang dari 5, maka dapat dikatakan tidak terjadi
masalah multikolinearitas pada model regresi ini
sehingga model regresi ini layak untuk digunakan.
Tabel 15.Variance Inflating Factor (VIF) masing-
masing Variabel Bebas
Variabel bebas Nilai VIF
Jeniskelamin 1.503
Umur 1.313
Pendidikan 1.583
Pekerjaan 1.268
Pendapatan 2.519
JaminandanHubunganKoumunikasi 2.834
Sikapkaryawanyangakurat 3.721
Pelayanankaryawancepatdantepat 2.804
Fasilitasdanpenampilankaryawan 1.555
Profesionalisme 1.563
Sumber : Data Primer di Olah, 2016
121
4.7.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas menguji apakah dalam
sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians
dari suatu residual pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap maka disebut
homokedastisitas, namun jika berbeda disebut dengan
heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah
homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadinya
ketidaksamaan varian dari residual pada persamaan
regresi. Model regresi yang baik mensyaratkan untuk
tidak adanya masalah hetesrokedastisitas.
Heteroskedastisitas dapat menyebabkan penaksiran
atau estimator menjadi tidak efisien dan nilai koefisien
determinasi menjadi sangat tinggi.
Hasil uji asumsi heterokedastisitas pengaruh
kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen pada
McDonald‟s Kediri. disajikan pada Gambar 11. Uji
asumsi heterokedastisitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi linier terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan
ke residual pengamtan yang lainnya. Dasar
pengambilan keputusan ada tidaknya
heterokedastisitas, sebagai berikut dimana jika ada
pola tertentu seperti titik – titik yang ada membentuk
suatu pola literatur (bergelombang, melebar, kemudian
menyempit), maka terjadi heterokedastisitas. Jika
122
tidak ada pola tertentu yang jelas serta titik – titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu
Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk
mendukung tidak terjadinya masalah
heteroskedastisitas pada model regresi slinier
berganda pengaruh kualitas pelayanan terhadap
kepuasan konsumen pada McDonald‟s Kediri
disajikan pada Gambar 11
Gambar 11. Grafik Scatterplot
Heteroskesdastisitas menguji terjadinya
perbedaan variance residual suatu periode
pengamatan ke periode pengamatan yang lain, atau
gambaran hubungan antara nilai yang diprediksi
dengan studentized delete residual nilai tersebut yang
digambarkan dengan scatterplot. Jika titik-titik data
tidak menyebar di sekitar angka 0, serta penyebaran
123
titik-titik data mempunyai pola maka terjadi
perbedaan variance residual periode pengamatan ke
periode pengamatan yang lain sehingga model regresi
tidak baik untuk digunakan. Dari hasil analisis gambar
scatterplot menunjukkan bahwa tidak terjadi
perbedaan variance residual sehingga model regresi
layak untuk digunakan. Berdasarkan Gambar 11
diatas, didapatkan titik-titik menyebar dibawah dan
diatas sumbu 0, dan tidak memiliki pola yang teratur,
jadi dapat disimpulkan variabel bebas pada kualitas
pelayanan terhadap kepuasan konsumen pada
McDonald‟s Kediridi atas tidak terjadi heteroskedastis
atau bersifat homoskedastisitas.
4.7.4 Uji Auto Korelasi
Uji ini digunakan untuk mengetahui hubungan
antara dua variabel atau lebih, analisis ini bertujuan
untuk mengetahui seberapa kuatkah hubungan antara
satu atau beberapa variabel dengan variabel lain.
Berdasarkan tabel hasil uji korelasi pearson dibawah
0,5 menandakan bahwa tidak terjadi korelasi antar
setiap variabel. Hasil uji korelasi variabel kualitas
pelayanan terhadap kepuasan konsumen pada
McDonald‟s Kediri menggunakan SPSS 17 dapat
dilihat pada Tabel 16.
124
jenis
_kel
ami
n
Usi
a
Pend
idika
n
pek
erj
aan
pe
nd
apa
tan
Jami
nan
dn
hubu
ngan
kom
unik
asi
Sik
ap
Ka
rya
wa
n
yan
g
Ak
ura
t
Pel
aya
na
n
kar
ya
wa
n
cep
at
da
n
tep
at
Fasil
itas
dan
pena
mpil
an
kary
awa
n
Profesi
onalis
me
jeni
s_k
ela
mi
n
1 .34
0**
.487**
.08
6 .181
.28
2**
.29
0**
.31
2**
.106
.267*
*
Usi
a
.340**
1
.386**
.03
3
.249*
.17
2
.24
4*
.24
4*
.023 .136
pen
did
ika
n
.487**
.38
6**
1
.27
0**
.194
.11
4
.14
8
.20
3*
.073 .228*
125
pek
erja
an
.086 .03
3
.270**
1
.318**
.06
2
.05
2
.06
4 .093 .106
Pen
dap
ata
n
.181 .24
9*
.194 .31
8**
1
.38
1**
.21
3**
.46
1**
.383
** .331
*
*
Ja
mi
nan
dan
Hu
bun
gan
ko
mu
nik
asi
282*
*
.17
2 .114
.06
2
.481**
1
.42
8**
.49
6**
.332
** .353
*
*
126
Sik
ap
kar
ya
wa
n
yan
g
aku
rat
.290**
.24
4*
.148 .05
2
.413**
.42
8**
1
.12
0**
.378
** .367
*
*
Pel
aya
nan
kar
ya
wa
n
cep
at
dan
tep
at
.312**
.24
4*
.203*
.06
4
.361**
.29
6**
.42
0**
1 .333
** .356
*
*
127
Tabel 16. Hasil Uji Auto Korelasi
Sumber : Data Primer di Olah, 2016
Sarwono (2006) menyatakan bahwa koefisien
korelasi adalah pengukuran statistik koavan dan
asosiasi antar dua variabel.
Fas
ilit
as
dan
pen
am
pila
n
kar
ya
wa
n
.106 .02
3 .073 .093
.38
3**
.33
2**
.37
8**
.33
3**
1
.232*
*
Pro
fesi
ona
lis
me
.267**
.13
6
.228*
.106 .33
1**
.35
3**
.36
7**
.35
6**
.432
** 1
128
4.8 Faktor – faktor Mempengaruhi Kepuasan
Konsumen
4.8.1 Analisis Regresi Berganda
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian in
adalah alat analisis regresi berganda. Regresi linier
berganda pada dasarnya merupakan perluasan dari
regresi linier sederhana dengan menambah jumlah
variabel bebas yang awalnya hasil satu variabel bebas
menjadi dua atau lebih variabel bebas. Sehingga dapat
dikatakan bahwa alat analisis regresi linier berganda
digunakan untuk menganalisis pengaruh dua atau
lebih satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat.
Berikut ini akan disajikan hasil analisis regresi
berganda yang dilakukan dengan menggunakan SPSS
17.0 for windows.
129
Tabel 17. Hasil Analisis Regresi Berganda
No Variabel Independen Koefisien Regresi
Konstanta 1,833
A1 Jenis kelamin 0,009
A2 Usia 0,087*
A3 Pendidikan 0,054
A4 Pekerjaan 0,238
A5 Pendapatan 0,377*
F1 Indeks Jaminan dan
Hubungan Komunikasi 0,245***
F2 Indeks Sikap karyawan
yang akurat 0,095***
F3 Indeks Pelayanan
karyawan cepat dan
tepat
0,148****
F4 Indeks Fasilitas dan
penampilan karyawan 0,341**
F5 Indeks Profesionalisme 0,150****
R adjusted= 77,20% 0,772
R square (R2)=78,50% =0,785
n = 100
F-Tabel =1,93
Significant=0,000
F hitung = 34,698
t-Tabel=1,984
Keterangan : * = P<0,1 ,** = P<0,005 ,***=P<0,001,
****=P<0,000
130
Sumber: Data Primer Diolah, 2016
4.8.2 Hasil koefisien Determinasi (R2 )
Koefesien determinasi yaitu digunakan untuk
mengukur presentase atau mengetahui kemampuan
variebel independen dalam menjelaskan variebel
dependen. Nilai koefesien Determinasi dapat dilihat
pada R Squere dinyatakan dalam presentase. Hasil
koefesien determinasi selengkapnya dapat dilihat paa
lampiran. Hasil perhitungan dengan me4nggunakan
alat bantu program SPSS seri 16.00 telah diketahui
bahwa nilai koefesien determinasi (R Squere) yang
diperoleh yaitu sebesar 0,785 sehingga dapat diartikan
bahwa 78,50% kepuasan konsumen dalam membeli
ayam goreng dan menu yang ada di McDonal‟s Kota
Kediri dapat dipengaruhi oleh varieabel jaminan dan
hubungan komunikasi, sikap karyawan yang akurat,
pelatyanan karyawan cepat an teapat, fasilitas dan
penampilan karyawan dan profesionalisme.
Sedangkan sisanya 21,5% dijelaskan oleh faktor-
faktor lain yang tidak terpat pada penelitian.
131
.4.8.3 Hasil Pengujian secara Silmutan (uji F)
Uji F pada analisis regresi berganda berfungsi
untuk mengetahui hubungan anatar variabel, secara
silmutan atau bersama – sama varieabel independen
(kualiats pelayanan) berpengaruh terhadap variabel
penden (kepuasan konsumen0.
Dasar pengambilan keputusan uji F yaitu
membaningkan antara nilai F hitung dengan F tabel.
Berdasarkan dengan hasil perhitungan menggunakan
alat bantu program SPSS seri 16.00, diketahui bahwa
nilai F-hitung sebesar 34,698 lebih besar dari nilai F-
tabel yaitu 1,93 dengan tingkat signifikansi 0,000 atau
0% dari standar signigfikansi 0,005 atau 5%. Secara
simultan atau bersama-sama varieabel inependen yang
terdiri dari indeks “ Jaminan dan hubungan
komunikasi”, indeks”Sikap karyawan yang akurat”,
indeks”Pelayanan karyawan yang cepat dan
tepat”,indeks”Fasiltas dan penampilan karyawan”, dan
indeks “profesionalisme”, berpengaruh positif dan
signifikan terhaap kepuasan konsumen (Y) dalam
pembelian ayam goreng dan menu yang ada di
McDonal‟s Kota Kediri.
132
4.8.4 Hasil Pengujian secara Parsial (uji t)
Uji t yaitu digunakan untuk menguji signifikansi
hubungan anatara varieabel independen terhadap
varieabel dependen, apakah hubungan varieabel
independen(kualitas pelayanan) berpengaruh terhadap
variabel depeneden (kepuasan konsumen) secara
parsial atau terpisah. Dasar pengambilan keputusan uji
t yaitu dengan membandingkan nilai t hitung an t
Tabel, apabila t hitung >t Tabel (1,984 dengan N=100
dan standar signifikan α = 0,05 (5%) maka secara
parsial variabel inependen berpengaruh posisitif dan
signifikan terhadap variabel dependen. Berdasarkan
hasil uji t menggunakan SPPS seri 16.00, maka pada
setiap variabel diketahui :
1. A1 “Jenis Kelamin” (t hitung < t Tabel =
0,184 <1,984) ,artinya bahwa A1 secara
parsial tidak berpengaruh terhadap variabel
kepuasan konsumen di McDonald‟s Kota
Kediri.
2. A2 “Usia” (t hitung < t Tabel = 1,883
<1,984) ,artinya bahwa A2 secara parsial
tidak berpengaruh terhadap variabel kepuasan
konsumen di McDonald‟s Kota Kediri.
3. A3 “Pendidikan” (t hitung < t Tabel = 0,50
<1,984) ,artinya bahwa A3 secara parsial
tidak berpengaruh terhadap variabel kepuasan
konsumen di McDonald‟s Kota Kediri.
133
4. A4 “Pekerjaan” (t hitung < t Tabel = 1,467
<1,984) ,artinya bahwa A4 secara parsial
tidak berpengaruh terhadap variabel kepuasan
konsumen di McDonald‟s Kota Kediri.
5. A5 “Pendapatan” (t hitung < t Tabel =1,770
<1,984) ,artinya bahwa A5 secara parsial
tidak berpengaruh terhadap variabel kepuasan
konsumen di McDonald‟s Kota Kediri.
6. F1 “Jaminan dan Hubungan komunikasi”(t
hitung > t Tabel = 3,697 >1,984) ,artinya
bahwa F1 secara parsial berpengaruh
terhadap variabel kepuasan konsumen di
McDonald‟s Kota Kediri.
7. F2 “Sikap Karyawan yang akurat” (t hitung
> t Tabel = 3,398 >1,984) ,artinya bahwa F2
secara parsial berpengaruh terhadap variabel
kepuasan konsumen di McDonald‟s Kota
Kediri.
8. F3 “Pelayanan Karyawan cepat dan tepat” (t
hitung > t Tabel = 3,663 >1,984) ,artinya
bahwa F3 secara parsial sangat berpengaruh
terhadap variabel kepuasan konsumen di
McDonald‟s Kota Kediri.
9. F4 “Fasilitas dan penampilan karyawan” (t
hitung > t Tabel = 3,192 > 1,984) ,artinya
bahwa F4 secara parsial berpengaruh
terhadap variabel kepuasan konsumen di
McDonald‟s Kota Kediri.
134
10. F5 “Profesionalisme” (t hitung > t Tabel =
3,399 >1,984) ,artinya bahwa F5 secara
parsial sangat berpengaruh terhadap variabel
kepuasan konsumen di McDonald‟s Kota
Kediri.
Menurut hasil pengolahan data analisi staistik
dapat diketahui bahwa variabel independen secara
parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan konsumen di McDonald‟s Kota Kediri
adalah “Indeks Jaminan dan hubungan
komunikasi”,”Indeks sikap karyawan yang
akurat”,”Indeks pelayanan karyawan cepat dan
tepat”,”Indeks fasilitas dan penampilan
karyawan”,dan “Indeks Profesionalisme” berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen
McDonald‟s Kota Kediri.
Y =
1,833+0,087A2+0,377A5+0,245F1+0,095F2+0,148F
3+0,341F4+0,150F5
Keterangan:
Y = Kepuasan konsumen McDonald‟s Kota Kediri
A2 = umur
A5 = Pendapatan
F1 = “Indeks jaminan dan hubungan komunikasi”
F2 =”Indeks sikap karyawan yang akurat”
F3 =”Indeks pelayanan kararyawan cepat dan tepat
F4=”Indeks fasilitas dan penampilan karyawan”
F5= “Indeks profesionalisme
135
Nilai kostanta hasil analisis regresi pada Tabel 17
yaitu sebesar 1,833. Hal ini menunujkan bahwa
kualitas pelayanan di McDonald‟s Kota Kediri baik
atau tinggi maka kepuasan konsumen akan tinggi.
Usia
Hasil analisis regresi pada Tabel 17 menunjukan
bahwa umur memiliki nilai tidak berpengaruh dan
signifikan (signifikansi = 0,069) secara langsung
terhadap kepuasan konsumen dalam membeli ayam
goreng dan menu lainya di McDonald‟s Kota Kediri
(β=0,087), artinya bahwa semakin tinggi tingkat
variabel usia 20-25 tahun maka semakin tinggi pula
tingkat kepuasan konsumen, setiap kenaikan 1% usia
maka kepuasan konsumen akan meningkat sebesar
0,87. Konsumen di kalangan Mcdonald‟s Kota Kediri
adalah pelajar atau mahasiswa dimana umur
merupakan salah satu unsur penting yang menentukan
presepsi konsumen tetntabng mutu produk dalam
pengambilan keputusan mengkonsumsi suatu produk.
Menurut Kotler (2004) Umur dapat memepngaruhi
selera seseorang terhadap barang dan jasa.
Pendapatan
Hasil analaisis regresi pada Tabel 17 menunjukan
bahwa nilai pendapatan memliki nilai yang positif dan
signifikan (signifikansi=0,067) seacara langsung
terhadap kepuasan konsumen dalam membeli ayam
goreng atau menu yang ada di McDonald‟s Kota
Kediri(β=0,377), artinya bahwa semakin tinggi nilai
136
pendapatan maka semakin tinggi pula tingkat
kepuasan konsumen.,setiap kenaikan 1% variabel
pendapatan maka kepuasan konsuemn meningkat
sebesar 0,067. Konsumen di McDonald‟s Kota Kediri
pendapatannya adalah 500- 1.000.000 perbulan
diamana banyak pelajar atau mahasiswa yang
diberikan uang saku oleh orangtuanya. Penghasilan
merupakan imbalan yang diterima oleh seseorang dari
pekerjaan yang dilakukannya untuk mencari nafkah.
Jumlah penghasilan akan menggambarkan daya beli
seseorang, yang selanjutnya akan mempengaruhi pola
konsumsinya. Daya beli sebuah rumah tangga bukan
hanya ditentukan oleh penghasilan dari satu orang
saja, tetapi dari seluruh anggota rumah tangga yang
bekerja (Sumarwan, 2002).
Pendapatan berkaitan erat dengan daya beli responden
untuk mengunjungi McDonald‟s Kediri. Selain itu,
penghasilan responden juga berpengaruh pada
penilaian mereka terhadap kepuasan konsumen.
“Indeks Jaminan dan Hubungan Komunikasi”
Hasil analisis regresi pada Tabel 17 menenujukan
bahwa koefesien “Indeks Jaminan dan Hubungan
Komunikasi” memiliki pengaruh positif dan signifikan
(signifikasi= 0,000) secara lansung terhadap kepuasan
konsumen dalam membeli ayam goreng dan menu lain
di McDonalds Kota Kediri (β=0,245), artinya bahwa
setiap kenaikan “Indeks Jaminan dan Hubungan
137
Komunikasi” maka semakin tinggi pula tingkat
kepuasan konsumen. Setiap kenaikan 1% “Indeks
jaminan dan Hubungan komunikasi (34,34 menjadi
35,34) pada kulitas pelayanan, maka kepuasan
konsumen akan meningkat sebesar 4,315. Penelitian
ini sesuai dengan hipotesis 4 = keramahan dan
kesopanan karyawan (X4.2) berpengaruh positif
terhadap kepuasan konsumen di McDonalds Kota
Kediri, apabila bergabung dengan Reputasi Perushaan
(X4.1), Kejelasan Informasi (X4.3), Hubungan
Komunikasi (X5.1),Kemudahan dalam menghubungi
(X5.30,Pelayanan Keapada Konsumen (X5.4).
Keramahan dan kesoapanan pelayanan dalam
mealayani konsumen berpengaruh positif terhadap
kepuasan konsumen karena pelayan di McDonalds
Kota Kediri selalu terseyum dan menyapa kepada
konsumen dan staf pelayana menawarkan bantuan dan
menaykan kebutuhan, menjawab semua keluhan
konsumen dengan baik dan sopan.
Keramahan dan keospanan staf pelayan dalam
melanayani konsumen berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan konsumen dalam
pembelian ayam goreng dan menu lain di McDonalds
Kota Kediri sehingga hal iini sesuai dengan dengan
hasil penelitian terdahulu oleh umar (2002) yang
menejelaskan bahwa kemampuan produsen dalam
menenujukan kualitas keramah tamahan, perhatian
dan kesopanan dalam memberikan pelayanan akan
138
menimbulkan kepuasan dan menenamkan
kepercayaan konsumen terhadap perusahaan.
“Indeks Sikap Karyawan Yang Akurat”
Hasil analisis regresi pada Tabel 17 menenujukan
bahwa koefesien “Indeks Sikap Karyawan Yang
Akurat” memiliki pengaruh positif dan signifikan
(signifikasi= 0,001) secara lansung terhadap kepuasan
konsumen dalam membeli ayam goreng dan menu lain
di McDonalds Kota Kediri (β=0,095), artinya bahwa
setiap kenaikan “Indeks Sikap Karyawan Yang Akurat
” maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan
konsumen. Setiap kenaikan 1% “Indeks jaminan dan
Hubungan komunikasi (10,70 menjadi 11,70) pada
kulitas pelayanan, maka kepuasan konsumen akan
meningkat sebesar 4,165. Penelitian ini sesuai dengan
hipotesis 2 = sikap karyawan (X2.3) berpengaruh
positif terhadap kepuasan konsumen di McDonalds
Kota Kediri, apabila bergabung dengan penyelesaian
masalah (X2.1), pemenuhan janji (X2.2),dan
pelayanan tepat dan akurat (X2.4). Sikap karyawan
yang akurat dalam mealayani konsumen berpengaruh
positif terhadap kepuasan konsumen karena sikap staf
pelayan di McDonalds Kota Kediri yang ramah dan
santun dalam melayani konsumen, meberi sapaan dan
santun dalam melayani konsumen, meberi sapaan dan
uscapan terimaksih kepada konsumen yang datang
maupun pulang, sikap staf pelayan tidak mudah marah
dengan semua keluhan dan komplain konsumen
139
menganai kulitas pelayanan, dan tidak mebeneda-
bedakan dalam mealayani konsumen.
Sikap karyawan dalam melayani kebutuhan
konsumen berpegaruh positif dan signifikan terhhadap
kepuasan konsumen dalam pembelian ayam goreng
dan menu lain yan ada di McDonald‟s Kota
Kediri,sehingga hal ini sesuai dengan hasil penelitian
terdahulu Ribban (2011) yang m,enejelaskan bahwa
sikap dan perilaku karyawan dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya memberikan pelayanan
terbaik kepada konsumen akan berpengaruh terhadap
kepuasan konsumen. Kunci utama yang
mempengaruhi kepuasan pelanggan adalah interaksi
antara produsen dengn konsumen yang mempunyai
kualitas rangsangan terhadap perasan nyaman yang
dirasakan oleh konsumen.
“Indeks Pealayanan cepat dan tepat “
Hasil analisis regresi pada Tabel 17 menenujukan
bahwa koefesien “Indeks pelayanan cepat dan tepat ”
memiliki pengaruh positif dan signifikan (signifikasi=
0,000) secara lansung terhadap kepuasan konsumen
dalam membeli ayam goreng dan menu lain di
McDonalds Kota Kediri (β=0,148), artinya bahwa
setiap kenaikan “Indeks Jaminan dan Hubungan
Komunikasi” maka semakin tinggi pula tingkat
kepuasan konsumen. Setiap kenaikan 1% “Indeks
pelayanan cepat dan tepat (8,64 menjadi 9,64) pada
kulitas pelayanan, maka kepuasan konsumen akan
140
meningkat sebesar 4,218. Penelitian ini sesuai dengan
hipotesis 3 = kecepatan pelayanan (X3.1) berpengaruh
positif terhadap kepuasan konsumen di McDonalds
Kota Kediri, apabila bergabung dengan tanggap atas
keluhan konsumen (X3.2), kesiapan karyawan (X3.3),
prioritas antrian(X3.4 dan memeperhatikan kebutuhan
konsumen. Kecepatan pelayanan dalam mealayani
konsumen berpengaruh positif terhadap kepuasan
konsumen karena pelayan di McDonalds Kota Kediri
dapat memenuhi kebutuhan konsumen tidak lebih dari
5 menit setelah pemesanan,semua pemesnaan
konsumen dilayani dengan cepat dan tepat, tidak
membeda-bedakan dalam melayani konsumen.
Kecepatan pelayanan dalam memenuhi kebutuhan
konsumen memilki berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan konsumen dalam pembelian ayam
goreng atau menu lain yang ada di McDonald‟s Kota
Kediri sehingga hal ini sesuai dengan hasil penelitian
terdahulu yang menjelaskan bahawa inidkiator
kecepatan pelanan pada dimensi responsiveness
merupakan varabel yang paling kuat pengaruhnya
terhadap kepuasan konsumen. Seamakin baik
kecepatan pelayanan produsen yang diberikan kepada
konsumen maka akan dapat meningkatkan kepuasan
konsumen dan begitu juga sebalinya (Wendha
dkk.2013).
“Indeks Fasilitas dan Penampilan Karyawan”
141
Hasil analisis regresi pada Tabel 17 menenujukan
bahwa koefesien “Indeks Fasilitas dan penampilam
karyawan” memiliki pengaruh positif dan signifikan
(signifikasi= 0,002) secara lansung terhadap kepuasan
konsumen dalam membeli ayam goreng dan menu lain
di McDonalds Kota Kediri (β=0,341), artinya bahwa
setiap kenaikan “Indeks Fasilitas dan Penampilan
Karyawan” maka semakin tinggi pula tingkat
kepuasan konsumen. Setiap kenaikan 1% “Indeks
fasilitas dan penampilan karyawan (7,15 menjadi
8,15) pada kulitas pelayanan, maka kepuasan
konsumen akan meningkat sebesar 4,411. Penelitian
ini sesuai dengan hipotesis 1 = kebersihan restoran
(X1.1) berpengaruh positif terhadap kepuasan
konsumen di McDonalds Kota Kediri, apabila
bergabung dengan penampilan karyawan (X1.2) , dan
fasilitas restoran (X1.3). Fasilitas dan penampilan
karyawan dalam mealayani konsumen berpengaruh
positif terhadap kepuasan konsumen karena fasilitas
dan penampilan karyawan di McDonalds Kota Kediri
selalu berpenampilan rapi karyawannya dan
kebersihan restoran yang meliputi kamar mandi ,meja
makan,tempat duduk dan lantai .
Fasilitas dan penampilan karyawan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen
dalam pembelian ayam goreng dan menu lain di
McDonalds Kota Kediri sehingga hal ini sesuai
dengan penelitian terdahulu Kamim(2010)
142
menyatakan bahwa kebersihan restoran seperti
kebersihan meja makan, kebersihan toilet,
keyamanan suhu dan penampilan karyawan yang
meningkatkan kepuasan konsumen.
“Indeks Profesionalisme”
Hasil analisis regresi pada Tabel 17
menenujukan bahwa koefesien “Indeks
Profesionalisme” memiliki pengaruh positif dan
signifikan (signifikasi= 0,000) secara lansung terhadap
kepuasan konsumen dalam membeli ayam goreng dan
menu lain di McDonalds Kota Kediri (β=0,150),
artinya bahwa setiap kenaikan “Indeks Jaminan dan
Hubungan Komunikasi” maka semakin tinggi pula
tingkat kepuasan konsumen. Setiap kenaikan 1%
“Indeks Profesionalisme (5,55 menjadi 6,55) pada
kulitas pelayanan, maka kepuasan konsumen akan
meningkat sebesar 4,22. Penelitian ini sesuai dengan
hipotesis 5 = profesionalisme (X1.4). Profesionalisme
pelayanan dalam mealayani konsumen berpengaruh
positif terhadap kepuasan konsumen karena pelayan
di McDonalds Kota Kediri karena karyawan konsisten
dalam melayani konsumen, kemampuan yang terampil
dan cepat, pesanankonsumen dilayani dengan tepat
sesuai epesnan, dan kemampuan staf pelayan untuk
berinteraksi kepada konsumen .
Profesionalisme pelayan dalam melanayani konsumen
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
konsumen dalam pembelian ayam goreng dan menu
143
lain di McDonalds Kota Kediri sehingga hal iini
sesuai dengan dengan hasil penelitian terdahulu oleh
Mulyanto (2007) yang menjelaskan bahwa
profesionalisme dapat mengembangkan sekurang-
kuramgnya ada tiga prinsip yaitu meliputi prinsip
keahlian, prinsip tanggung jawab dan prinsip
ketanggapan sehingga dengan tiga prinsip tersebut
dapat menentukan keberhasilan program kualita
pelayanan yang dijalankan. Tolak ukur keberhasilan
program pelyanan tidak saja dari banyaknya jumlah
produk yang dijual tetapi dari bagaimana pengelola
memeahami peilaku anggitanya sendri seara
profesional.
142
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa :
1. Konsumen di MacDonalds Kota Kediri adalah
perumpuan, berumur 20-30 tahun, pendidikan
terakhir SMA ,dengan pekerjaan swasta, dan
berpenghasilan > Rp. 1.000.000
2. Kepuasan konsumen di Macdonald‟s Kota
Kediri ditunjukan dengan persepsi konsumen
yang paling utama adalah kepuasan konsumen
mengkonsumsi produk McDonal‟s kota kediri,
pertimbangan yang ke dua adalah kesesuaian
haraga dengan kualitas pelayanan di
mcdonald‟s, pertimbangan ke tiga adalah ingin
membeli kembali di mcdonald‟s , dan
pertimbangan terakhir adalah memberikan
rekomendasi kepada pihak lain untuk makan di
mcdonalds. Kepuasan konsumen di
McDonald‟s Kota Kediri adalah „Sesuai”
dengan harapan-harapan. 3. “Indeks jaminan dan hubungan
komunikasi”,”Indeks sikap karyawan yang
akurat”,”Indeks pelayanan karyawan cepat dan
tepat”,”Indeks fasilitas dan penampilan
karyawan”,”indeks profesionalisme”,umur dan
pendapatan merupakan kulitas pelayanan yang
signifikan dan meningkatkan terhadap kepuasan
konsumen di McDonald‟s Kota Kediri.
143
5.2 Saran
Saran yang perlu diberikan setelah melakukan
penelitian ini adalah sebaiknya perusahaan berusaha
memberikan kualiats produk makanan yang lebih baik agar
semua umur dapat mengkonsumsi produk di McDonald,
mempertahankan kepuasan konsumen agar konsumen tetap
membeli produk makanan di Mc Donald dan tetap menjaga
kualitas pelayanan suapaya kepuasan konsumen teteap
terjaga.
144
DAFTAR USTAKA
Agbor, J.M., 2011. The Relationship between Customer
Satisfaction and Service Quality: a study of
three Service sectors in Umeå. Student Umeå
School of Business Spring Semester 2011
Akbar, M. M and N. Parvez., 2009. Impact of serrvice
quality, trust, and Customer satisfaction on
Customers Loyality. ABAC Journal Vol. 29,
No. 1 (January-April 2009, pp.24-38)
Angelova, B and J. Zekiri., 2011. Measuring Customer
Satisfaction with Service Quality Using
American Customer Satisfaction Model
(ACSI Model). International Journal of
Academic Research in Business and Social
Sciences October 2011, Vol. 1, No. 3 ISSN:
2222-6990
Berry, L., A. Parasuraman, and Valerie Z., 1994.
Improving Service Quality in America:
Lesson and Learned. Academy of
Management Executive volume VIII.
Chib, S. C., 2012. Relationship Matrix Between
Customer Satisfaction and Service Quality
In Fast Food Industry -a Comparative
Study Of KFC and McDonald.
International Journal of Retailing & Rural
Business Perspectives Volume 1, Number 1,
July -September 2012
Cronin, J. J., M. K. Brady and G.T. M. Hult., 2000.
Assessing the Effects of Quality, Value, and
145
Customer Satisfaction on Consumer
Behavioral Intentions in Service
Environments. Journal of Retailing, Volume
76(2) pp. 193–218, ISSN: 0022-435
Engel, J. F., R. D. Blackwell dan P. W. Miniard., 1994.
Perilaku Konsumen (Terjemahan, Jilid 1).
Binarupa Aksara. Jakarta.
Geetika, S. N., 2010.Determinants of
CustomerSatisfaction on Service Quality: A
Study of Railway Platforms in India.
Journal of Public Transportation, Vol. 13, No.
1, 2010
Gerson, F., 2004. Mengukur Kepuasan Pelanggan. PPM.
Jakarta.
Goetsh dan David., 1994. Pelayanan Organisasi dan
Manajemen. Rineka Cipta. Jakarta.
Hung, S.Y., C. C. Chen and N. H. Huang., 2014. An
Integrative Approach To Understanding
Customer Satisfaction With E-Service Of
Online Stores. Journal of Electronic
Commerce Research, VOL 15, NO 1, 2014
Kheng, L.L., O. Mahamad., T. Ramayah and R. Mosahab.,
2010. The Impact of Service Quality on
Customer Loyalty: A Study of Banks in
Penang, Malaysia.International Journal of
Marketing Studies Vol. 2, No. 2; November
2010
146
Kotler, P dan Amstrong. G., 2005. Prinsip-prinsip
Pemasaran. Elangga. Jakarta
Kotler, P dan Keller., 2009. Manajemen Pemasaran.
Edisi Ketiga Belas. Jilid I. Edisi Bahasa
Indonesia. Terjemahan Bob Sabran MM.
Erlangga. Jakarta
Kotler, P. 2000. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Edisi
Milenium. Penerbit Prehallindo. Jakarta.
Kotler, P. dan G. Armstrong., 2001. Prinsip-prinsip
Pemasaran Edisi Kedelapan. Erlangga,
Jakarta.
Kotler, P., 2002. Manajemen Pemasaran. Prenhallindo,
Jakarta
Kotler, P., 2005 Manajemen Pemasaran Edisi Kesebelas
Jilid 2. PT Indeks Kelompok Gramedia,
Jakarta
Kotler, P., 2005. Manajemen Pemasaran Edisi Kesebelas
Jilid 1. PT Indeks Kelompok Gramedia,
Jakarta
Liang dan Zhang., 2011. The Effect of Service
Interaction Orientation on Customer
Satisfaction and Behavioral Intention: The
Moderating Effect of Dining Frequency.
Procedia Social and Behavioral Sciences Vol
24 1026-1035.
Maddern, H., R. S. Maull., P. A. Smart and P. Baker. 2010.
Customer Satisfaction And Service Quality
147
In Uk Financial Services. Accepted for
inclusion in the International Journal of
Production and Operations Management.
University of Exeter
Maholtra, N. K., 1996. Marketing Research and Apllied
Orientation. Prentice Hall International, Inc.
New Jersey.
Mohammad, A. A. S and S. Y. M. Alhamadani., 2011.
Service Quality Perspectives and Customer
Satisfaction in Commercial Banks Working
in Jordan. Middle Eastern Finance and
Economics ISSN: 1450-2889 Issue 14 (2011)©
EuroJournals Publishing, Inc. 2011
http://www.eurojournals.com/MEFE.htm
Naik, C. N. K., S. B. Gantasala and G. V. Prabhakar., 2010.
Service Quality (Servqual) and its Effect on
Customer. Satisfaction in Retailing.
European Journal of Social Sciences –
Volume 16, Number 2 (2010)
Nazir, M., 2009. Metode Penelitian. PT Ghalia Indonesia.
Bogor
Ndraha, T., 2000. Ilmu Pemerintahan Jilid I, II, III dan
IV. Gramedia. Jakarta.
Parasuraman, A, Zeithaml, V.A dan L.L Berry., 1990.
Idelivery Quality Service: Balacing
Costomer Perceptions. The Free. Press.
Macmillan
148
Rangkuti, F., 2002. Measuring Customer Satisfaction
(Cetakan Ketiga). Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta
Ryu, K., H. Han and T. H Kim., 2008. The relationships
among overall quick-casual restaurant
image, perceived value, customer
satisfaction, and behavioral intentions.
International Journal of Hospitality
Management. Volume 27, Issue 3, September
2008, Pages 459–469
Setiadi, N., 2008. Perilaku Konsumen : Konsep dan
Implikasi untuk Strategi dan Penelitian
Pemasaran. Kencana. Jakarta.
Sharp, B., N. Page and J. Dawes., 2000. A New Approach
to Customer Satisfaction, Service Quality
and Relationship Quality Research.
ANZMAC 2000 Visionary Marketing for the
21st Century: Facing the Challenge
Simamora, B., 2002. Panduan Riset Perilaku Responden.
PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sumarwan, U., 2004. Perilaku Konsumen Teori dan
Penerapannya dalam Pemasaran. Ghalia
Indonesia. Bogor
Susanti, C., 2009. The Influence Of Image And
Customer’s Satisfaction Towards
Consumers Loyalty to Traditional Foods In
Surabaya. Jurnal Manajemen Pemasaran Vol
4, No 1.
149
Tan, Q., A. Oriade and P. Fallon., 2014. Service Quality
And Customer Satisfaction In Chinese Fast
Food Sector: A Proposal for Cffrserv.
Advances in Hospitality and Tourism
Research (AHTR), 2(1): 30-53, 2014 An
International Journal of Akdeniz University
Tourism Faculty ISSN: 2147-9100
Tantakasem, P and S. M. Lee., 2010. Service Quality and
the Customer Satisfaction Chain in the
Thai Retail Banking Industry
Thoha, M., 1995. Persfektif Perilaku Birokrasi. Rajawali.
Jakarta.
Tjiptono, F., 1996. Manajemen Jasa. Penerbit Andi.
Yogyakarta.
Triguno., 1999. Budaya Kerja Menciptakan Lingkungan
Yang Kondusive Untuk Meningkatkan
Produktivitas Kerja. Golden Terayon Press.
Jakarta.
Triton, P.B., 2003, SPSS 13.0 Terapan. Andi Offset.
Yogyakarta.
Umar, H., 2003. Metode Riset Perilaku KonsumenJasa.
PT Ghalia Indonesia. Jakarta
Wahyuddin, M. dan A. Muryati., 2001. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Kabupaten Klaten. Jurnal Manajemen Daya
Saing, Voume II (no. 2). Desember. hal. 188-
197.