ritualadatdi setiap aktivitas...

16
16 TABLOID DESA Edisi 20 - Periode 21 November - 6 Desember 2016 EtnikDesa H anya di Indonesia, keberagaman upacara adat yang unik dan tidak bisa ditemukan di belahan dunia manapun. Dalam setiap upacara ritual yang mereka laksanakan mempunyai makna dan maksud tersendiri. (tempat untuk kinang), pengilon (cermin), sisir dan suri, boreh (param kunyit), dan bedak yang dibuat dari tepung beras dan kencur. Upacara-upacara tersebut hanya merupakan beberapa contoh yang berlaku di beberapa kelompok masyarakat, yang sebenarnya masih banyak upacara lain yang berlaku untuk kelompak masyarakat yang lain. Aruh Baharain Aruh Baharin adalah upacara adat yang selalu digelar masyarakat Dayak setelah musim panen padi huma. Upacara adat ini dilakukan sebagai syarat untuk memohon izin leluhur agar mereka dapat memakan hasil panen dari padi yang mereka tanam. Upacara adat ini umum dilakukan di balai adat. Dalam kepercayaan mereka, jika padi yang dipanen dimakan tanpa seizin leluhur, bala bahaya diyakini akan menghampiri kampung di kemudian hari. Majikeun Pare Masyarakat Sunda sejak dulu mempunyai hubungan yang sangat erat dengan pola kehidupan agraris. Bahkan semua hal yang berkaitan dengan pertanian menjadi sesuatu yang sakral yang harus diawali dengan berbagai ritual. Sebagai salah satu usaha untuk mempertahankan nilai-nilai tradisi dari pola kehidupan agraris masyarakat Sunda, Kampung Budaya Sindang Barang Bogor tiap tahun mengadakan perhelatan akbar Seren Taun, yaitu tradisi yang dilakukan untuk menyambut panen raya. Menurut adat yang telah diwariskan oleh leluhur Kampung Budaya Sindang Barang dan juga tertulis di dalam pantun Bogor, ritual puncak dalam tradisi seren taun adalah ritual Majikeun Pare. Ritual ini ditandai dengan helaran dongdang, yaitu mengarak berbagai hasil bumi mulai dari Imah Bali menuju Alun-Alun Kampung Budaya Sindang Barang. Hasil panen utama yang diarak dalam helaran dongdang adalah padi. Padi-padi tersebut digantungkan pada rengkong yang dibawa oleh para kokolot. Setelah arak-arakan sampai di Alun-Alun Kampung Budaya Sindang Barang, padi-padi ini kemudian dikumpulkan di depan leuit atau sebentuk rumah yang khusus digunakan sebagai lumbung padi. Para kokolot kemudian membentuk lingkaran, di tengahnya terdapat berbagai sesajian berupa satu buah kelapa hijau, sesisir pisang, kembang, tujuh jenis kue, dan tidak lupa bakaran kemenyan. Seorang kokolot kemudian memimpin doa yang intinya mengucapkan syukur atas hasil panen yang berlimpah. Selain itu, tidak lupa mengharapkan berkah semoga tahun depan diberkahi dengan panen yang lebih baik. Setelah doa-doa diucapkan, barulah padi-padi yang menjadi hasil panen masyarakat Kampung Budaya Sindang Barang satu per satu digabungkan dan masukkan ke dalam leuit sebagai persediaan pangan untuk satu tahun ke depan. Prosesi menggabungkan padi inilah yang disebut dengan ritual Majikeun Pare ayah dan Pare Ambu. Majikeun Pare merupakan salah satu kearifan lokal masyarakat Kampung Budaya Sindang Barang dalam usaha mengatur persediaan pangan mereka. Sehingga panen padi bisa dirasakan oleh semua masyarakat dan kesejahteraan tidak hanya menjadi milik segolongan orang. Prosesi Wiwitan Wiwitan adalah ritual persembahan tradisional Jawa sebagai wujud terima kasih dan rasa syukur kepada bumi sebagai sedulur sikep dan Dewi Sri (dewi padi) yang telah menumbuhkan padi yang ditanam sebelum panen. Disebut sebagai ‘wiwitan’ karena arti ‘wiwit’ adalah ‘mulai’, jadi memulai memotong padi sebelum panen diselenggarakan. Yang disebut bumi adalah sedulur sikep bagi orang Jawa karena bumi dianggap sebagai saudara manusia yang harus dihormati dan dijaga kelestariannya untuk kehidupan. Dalam tradisi Jawa, konsep meminta kepada sedulur sikep tidak ada atau tidak sopan, kepada sedulur sikep kita harus memberi sekaligus menerima, bukan meminta. Jika hormat kita berkurang kepada bumi, atau kita tidak menjaga kelestarian alam, maka bumi akan memberi balasan dengan situasi yang buruk yang disebut pagebluk, ditandai dengan hasil panen yang buruk, kekeringan, cuaca tak menentu, dll. Konon tradisi wiwitan ini sudah ada sejak sebelum agama-agama masuk ke tanah Jawa dan orang Jawa kuno hanya mengenal animisme, tapi bukankah Dewi Sri sebagai dewi padi berasal dari tradisi Hinduisme (India)? Entahlah, yang pasti petani Jawa kini semakin jarang melakukan upacara wiwitan karena alasan kepraktisan dan digeser, atau berbenturan, dengan nilai-nilai agama. Mambiak Padi Di Sumatera Barat, sebelum panen dilaksanakan, terlebih dahulu padi dituai (dipanen) sebanyak genggaman orang dewasa, kemudian digendong dengan kain putih dan dibawa pulang. Di rumah, padi ini diletakkan di tonggak tuo (tiang utama rumah gadang). Selanjutnya padi ditumbuak (dijadikan beras), dicampur dengan padi sisa panen sebelumnya lalu dimasak dan dimakan bersama, yang dinamakan mamakan hulu tahun (memakan beras baru). Sebelum mamakan hulu tahun ini, terlebih dahulu diawali dengan pembacaan mantra oleh seorang pawang. Upacara maambiak padi ini dimaksudkan untuk memanjatkan rasa syukur ke hadapan Yang Maha Kuasa, bahwa tanaman padi mereka dapat dipanen dengan baik. Setelah upacara ini selesai, baru lah panen yang sesungguhnya dilaksanakan. n Ritual Adat di Setiap Aktivitas Pertanian Seperti ritual berkaitan dengan aktivitas pertanian, pada masyarakat petani di Yogyakarta. Ritual yang merupakan bentuk ungkapan rasa syukur para petani kepada Sang Penguasa Alam yang telah memberikan kenikmatan berupa hasil bumi yang sangat dibutuhkan. Padi dianggap merupakan jenis tanaman istimewa yang dihubungkan dengan Dewi Sri, sebagai dewi kesuburan. Masyarakat petani percaya bahwa Dewi Sri dalam wujud biji padi yang ditanam di tanah kemudian bertemu dengan Dewa Wisnu dalam wujud air. Adanya kepercayaan inilah yang menyebabkan petani padi merasa berkewajiban untuk memperlakukan tanaman padi secara istimewa, dengan melakukan upacara-upacara ritual. Upacara-upacara dimulai sejak dari menabur benih, pada waktu perawatan dan pada siklus-siklus sesudahnya, sampai saat tanaman tersebut dituai. Upacara menabur benih biasanya dilakukan oleh lelaki, pertama-tama dengan menanam sembilan butir gabah; satu butir diletakkan di tengah dan delapan butir ditanam di delapan penjuru mata angin. Pada waktu padi mulai meteng (bunting). Kelengkapan upacara berupa bubur putih atau telur yang diletakkan di tulakan. Di dekat kelengkapan upacara diletakkan daun lego-lego atau legundi yang dibakar dengan maksud untuk mengusir roh jahat atau penyakit. Saat akan menumpuk padi di dalam lumbung padi. Upacara yang berupa selamatan ini diwujudkan dalam bentuk kenduri yang dihadiri oleh warga dan dipimpin oleh sesepuh warga, dengan menggunakan pakaian adat tanpa keris. Setelah itu padi dimasukkan di dalam lumbung, disertai persembahan untuk Dewi Sri berupa ampo (tanah liat dikeringkan), prang atau kenyeh Padi dianggap merupakan jenis tanaman istimewa yang dihubungkan dengan Dewi Sri, sebagai dewi kesuburan. Masyarakat petani percaya bahwa Dewi Sri dalam wujud biji padi yang ditanam di tanah kemudian bertemu dengan Dewa Wisnu dalam wujud air. Majikeun Pare n Adat Sunda

Upload: ngotuyen

Post on 02-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

16 TABLOID DESAEdisi 20 - Periode 21 November - 6 Desember 2016 EtnikDesa

Hanya di Indonesia, keberagaman upacara adat yang unik dan tidak bisa ditemukan di belahan dunia manapun. Dalam setiap upacara ritual yang mereka laksanakan mempunyai makna dan

maksud tersendiri.(tempat untuk kinang), pengilon (cermin), sisir dan suri, boreh (param kunyit), dan bedak yang dibuat dari tepung beras dan kencur.

Upacara-upacara tersebut hanya merupakan beberapa contoh yang berlaku di beberapa kelompok masyarakat, yang sebenarnya masih banyak upacara lain yang berlaku untuk kelompak masyarakat yang lain.

Aruh BaharainAruh Baharin adalah upacara adat yang selalu digelar masyarakat Dayak setelah musim panen padi huma. Upacara adat ini dilakukan sebagai syarat untuk memohon izin leluhur agar mereka dapat memakan hasil panen dari padi yang mereka tanam. Upacara adat ini umum dilakukan di balai adat. Dalam kepercayaan mereka, jika padi yang dipanen dimakan tanpa seizin leluhur, bala bahaya diyakini akan menghampiri kampung di kemudian hari.

Majikeun PareMasyarakat Sunda sejak dulu mempunyai hubungan yang sangat erat dengan pola kehidupan agraris. Bahkan semua hal yang berkaitan dengan pertanian menjadi sesuatu yang sakral yang harus diawali dengan berbagai ritual. Sebagai salah satu usaha untuk mempertahankan nilai-nilai tradisi dari pola kehidupan agraris masyarakat Sunda, Kampung Budaya Sindang Barang Bogor tiap tahun mengadakan perhelatan akbar Seren Taun, yaitu tradisi yang dilakukan untuk menyambut panen raya.

Menurut adat yang telah diwariskan oleh leluhur Kampung Budaya Sindang Barang dan juga tertulis di dalam pantun Bogor, ritual puncak dalam tradisi seren taun adalah ritual Majikeun Pare. Ritual ini ditandai dengan helaran dongdang, yaitu

mengarak berbagai hasil bumi mulai dari Imah Bali menuju Alun-Alun Kampung Budaya Sindang Barang.

Hasil panen utama yang diarak dalam helaran dongdang adalah padi. Padi-padi tersebut digantungkan pada rengkong yang dibawa

oleh para kokolot. Setelah arak-arakan sampai di Alun-Alun Kampung

Budaya Sindang Barang, padi-padi ini kemudian dikumpulkan di depan leuit atau sebentuk rumah yang khusus digunakan sebagai lumbung padi. Para kokolot kemudian membentuk lingkaran, di tengahnya terdapat berbagai sesajian berupa satu buah kelapa hijau, sesisir pisang, kembang, tujuh jenis kue, dan tidak lupa bakaran kemenyan.

Seorang kokolot kemudian memimpin doa yang intinya mengucapkan syukur atas hasil panen yang berlimpah. Selain itu, tidak lupa mengharapkan berkah semoga tahun depan diberkahi dengan panen yang lebih baik. Setelah doa-doa diucapkan, barulah padi-padi yang menjadi hasil panen masyarakat Kampung Budaya Sindang Barang satu per satu digabungkan dan masukkan ke dalam leuit sebagai persediaan pangan untuk satu tahun ke depan. Prosesi menggabungkan padi inilah yang disebut dengan ritual Majikeun Pare ayah dan Pare Ambu.

Majikeun Pare merupakan salah satu kearifan lokal masyarakat Kampung Budaya Sindang Barang dalam usaha mengatur persediaan pangan mereka. Sehingga panen padi bisa dirasakan oleh semua masyarakat dan kesejahteraan tidak hanya menjadi milik segolongan orang.

Prosesi WiwitanWiwitan adalah ritual persembahan tradisional Jawa sebagai wujud terima kasih dan rasa syukur kepada bumi sebagai sedulur sikep dan Dewi Sri (dewi padi) yang telah menumbuhkan padi yang ditanam sebelum panen. Disebut sebagai ‘wiwitan’ karena arti ‘wiwit’ adalah

‘mulai’, jadi memulai memotong padi sebelum panen diselenggarakan.

Yang disebut bumi adalah sedulur sikep bagi orang Jawa karena bumi dianggap sebagai saudara manusia yang harus dihormati dan dijaga kelestariannya untuk kehidupan. Dalam tradisi Jawa, konsep meminta kepada sedulur sikep tidak ada atau tidak sopan, kepada sedulur sikep kita harus memberi sekaligus menerima, bukan meminta. Jika hormat kita berkurang kepada bumi, atau kita tidak menjaga kelestarian alam, maka bumi akan memberi balasan dengan situasi yang buruk yang disebut pagebluk, ditandai dengan hasil panen yang buruk, kekeringan, cuaca tak menentu, dll.

Konon tradisi wiwitan ini sudah ada sejak sebelum agama-agama masuk ke tanah Jawa dan orang Jawa kuno hanya mengenal animisme, tapi bukankah Dewi Sri sebagai dewi padi berasal dari tradisi Hinduisme (India)? Entahlah, yang pasti petani Jawa kini semakin jarang melakukan upacara wiwitan karena alasan kepraktisan dan digeser, atau berbenturan, dengan nilai-nilai agama.

Mambiak PadiDi Sumatera Barat, sebelum panen dilaksanakan, terlebih dahulu padi dituai (dipanen) sebanyak genggaman orang dewasa, kemudian digendong dengan kain putih dan dibawa pulang.

Di rumah, padi ini diletakkan di tonggak tuo (tiang utama rumah gadang). Selanjutnya padi ditumbuak (dijadikan beras), dicampur dengan padi sisa panen sebelumnya lalu dimasak dan dimakan bersama, yang dinamakan mamakan hulu tahun (memakan beras baru).

Sebelum mamakan hulu tahun ini, terlebih dahulu diawali dengan pembacaan mantra oleh seorang pawang. Upacara maambiak padi ini dimaksudkan untuk memanjatkan rasa syukur ke hadapan Yang Maha Kuasa, bahwa tanaman padi mereka dapat dipanen dengan baik. Setelah upacara ini selesai, baru lah panen yang sesungguhnya dilaksanakan. n

Ritual Adat di Setiap Aktivitas Pertanian

Seperti ritual berkaitan dengan aktivitas pertanian, pada masyarakat petani di Yogyakarta. Ritual yang merupakan bentuk ungkapan rasa syukur para petani kepada Sang Penguasa Alam yang telah memberikan kenikmatan berupa hasil bumi yang sangat dibutuhkan.

Padi dianggap merupakan jenis tanaman istimewa yang dihubungkan dengan Dewi Sri, sebagai dewi kesuburan. Masyarakat petani percaya bahwa Dewi Sri dalam wujud biji padi yang ditanam di tanah kemudian bertemu dengan Dewa Wisnu dalam wujud air.

Adanya kepercayaan inilah yang menyebabkan petani padi merasa berkewajiban untuk memperlakukan tanaman padi secara istimewa, dengan melakukan upacara-upacara ritual.

Upacara-upacara dimulai sejak dari menabur benih, pada waktu perawatan dan pada siklus-siklus sesudahnya, sampai saat tanaman tersebut dituai.

Upacara menabur benih biasanya dilakukan oleh lelaki, pertama-tama dengan menanam sembilan butir gabah; satu butir diletakkan di tengah dan delapan butir ditanam di delapan penjuru mata angin.

Pada waktu padi mulai meteng (bunting). Kelengkapan upacara berupa bubur putih atau telur yang diletakkan di tulakan. Di dekat kelengkapan upacara diletakkan daun lego-lego atau legundi yang dibakar dengan maksud untuk mengusir roh jahat atau penyakit.

Saat akan menumpuk padi di dalam lumbung padi. Upacara yang berupa selamatan ini diwujudkan dalam bentuk kenduri yang dihadiri oleh warga dan dipimpin oleh sesepuh warga, dengan menggunakan pakaian adat tanpa keris. Setelah itu padi dimasukkan di dalam lumbung, disertai persembahan untuk Dewi Sri berupa ampo (tanah liat dikeringkan), prang atau kenyeh

Padi dianggap merupakan jenis tanaman istimewa yang dihubungkan dengan Dewi Sri, sebagai dewi kesuburan. Masyarakat petani percaya bahwa Dewi Sri dalam wujud biji padi yang ditanam di tanah kemudian bertemu dengan Dewa Wisnu dalam wujud air.

Majikeun Paren Adat Sunda

Untuk Berlangganan dan

#tabloiddesaRedaksi Tabloid Desatabloiddesa

Edisi Periode 21 November - 6 Desember 2016

SMS/WA : +62 811 789 6354Telepon : 0711 - 5710845

Pengaduan hubungi:

http://www.tabloid-desa.com

20

LapsusDesa

2 TABLOID DESAEdisi 20 - Periode 21 November - 6 Desember 2016 BerandaDesa

Setiap wartawan TABLOID DESA dilengkapi dengan kartu pers dan tidak diperkenankan meminta imbalan dalam bentuk apapun.

Diterbitkan oleh PT. Cipta Desa MandiriPemimpin Umum: Abdul Aziz Kamis, Wakil Pemimpin Umum: Joncik Muhammad, Pemimpin Redaksi: Abdul Aziz Kamis, Sekretaris Redaksi / Litbang: Devi Irwan, Koresponden Palembang: Rino Dwi CP, Prabumulih: Chandra Wahyudi, Pagar Alam: Rina Santoso, Muara Enim: Edwar Pusra, OKU: Kadin Kumala, Musi Banyuasin: Edi Setiawan Design Grafis: PADIStudio, Pemimpin Perusahaan: M. Nasir, Staf Keuangan: Dedek, Marketing & Sirkulasi: Marto Ali.

Diterbitkan pertama kali pada 10 Oktober 2004 sebagai usaha untuk membuka isolasi informasi pedesaan. Merupakan satu-satunya media di Sumatera Selatan yang mengupas tuntas tentang dan untuk masyarakat desa.Alamat Redaksi: Jl. Kolonel Sulaiman AminPerum Pemda Blok I-1 No. 4-B Km 7 Palembang. Telp 0711-5710845, - eMail: [email protected] Oleh: Surya Mas(Isi diluar tanggung jawab percetakan)

SalamDesa

Hampir setiap orang memiliki ponsel dan smartphone sebagai alat komunikasi canggih. Ponsel juga bukan ukuran status sosial seseorang, karena setiap orang berhak menikmati keterbukaan informasi. Para abang becak, penjual sayur dipasar, bahkan anak-anak bawah umur memiliki setidaknya satu unit alat komunikasi. Bagaimana dengan petani yang wilayahnya terpelosok dan jauh dari perkotaan?jangan heran jika para petani ternyata memiliki peralatan yang lebih canggih dari warga kota.

Di masa intercom (jaringan radio jarak dekat), para warga desa terpencil sebagian memiliki perangkat radio canggih yang memiliki jangkauan sangat jauh. Mereka berkomunikasi dengan keluarga atau jaringan bisnis. Di era saat ini, para petani juga telah lama memanfaatkan intenet. Sayangnya, baru sebagian kecil

saja yang menggunakannya sebagai alat untuk mengelola usahanya.

Sebenarnya, hampir tidak ada kesulitan untuk membangun komunikasi lewat perdagangan online karena jumlah pemakai internet di Indonesia mencapai 132,7 juta orang atau hampir separuh warga Indonesia yang total berjumlah 256,2 juta orang. Dari hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII). Survei ini menunjukkan peningkatan jumlah pengguna internet di Indonesia meningkat 51, 8 persen hanya dalam satu tahun. Yang mengagetkan, dari total pengguna internet di Indonesia sebanyak 63,1 mengakses internet dengan menggunakan smartphone. Pengguna Facebook menurut data dari Country Director Facebook Indonesia Sri Widowati pengguna aktif Facebook di Indonesia mencapai 88 juta jiwa. Dari 88 juta orang itu rata-rata pengguna Facebook menengok halaman Facebooknya 14 kali perhari. Bukan rahasia lagi, selain urusan pertemanan, sebagian pengguna Facebook juga memanfaatkan sosial media ini untuk memasarkan produknya secara online.

Kenyataannya, masih banyak hambatan yang dijumpai oleh para petani ketika akan mengeluarkan produknya dari desa tempat tinggal mereka. Akses jalan yang masih terisolir, kondisi sarana dan prasarana desa yang belum memadai juga menjadi faktor penghambat lajunya pertumbuhan ekonomi pedesaan. Bayangkan, ketika seseorang membeli biji kopi original lewat online dari seorang petani yang berada jauh di pelosok, maka produk yang akan diantarkan bisa sampai berhari-hari menuju tempat ekspedisi. Bagaimana jika produk bahan obat herbal, mungkin saja buah atau daun herbal tersebut sudah busuk sebelum diterima oleh pembeli.

Artinya, selain membangun infrastruktur telekomunikasi maka pemerintah juga harus membarengi pembangunan infrastuktur jalan dan jembatan yang baik. Hingga lebih mudah mengeluarkan produk para petani sampai pada konsumennya. Jika hal ini terus terjadi, bukan keuntungan yang didapatkan petani tetapi kerugian bagi konsumen yang membeli produk tersebut.

Wajar saja jika para petani semakin “kurang” sejahtera. Karena produk yang mereka hasilnya nyaris tidak terjual, karena kondisi infrastruktur jalan yang sangat buruk, hingga mengisolir desa mereka. Kini, tugas kita bersama membangun sarana dan prasarana masyarakat desa yang lebih baik. n (Ronald)

“Sengsara” Ditengah Kemajuan Teknologi Informasi

Perkembangan tekhnologi informasi akan memberi dampak luar biasa bagi masyarakat desa. Bukan hanya memberi informasi pemerintahan dan

perkembangan trend saja, namun dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu desa lewat produk yang dihasilkannya.

dari APBN.

”Kita harap pemerintah kabuapten/kota di Sumsel khususnya Pagaralam yang punya potensi wisata dapat memanfaatkan anggaran pemerintah pusat,”tegas dia.

Menurut Holda, anggaran pembangan pariwisata sangat minim untuk pengembangan pariwisata bukan saja terjadi di Pagaralam, tapi kabupaten/kota lain termasuk Provinsi Sumsel mengalami hal serupa, karena adanya efisiensi anggaran dari pusat.

“Karena dalam APBN itukan banyak anggaran yang dialokasikan untuk pengembangan-pengembangan, terutama untuk pariwisata. Pemerintah pusat juga sangat welcome, jika ada proposal masuk. Karena pemerintah pusat juga berharap ada usulan-usulan dari bawah. Sekarangkan sistimnya bottom up, bukan up down. Makanya, kita mengajak

pemerintah daerah dan DPRD kabupaten/kota untuk melihat peluang-peluang dari APBN dan jangan terlalu berharap dari APBD provinsi,” ujarnya.

Dia menegaskan, potensi wisata yang ada di Pagaralam sangat besar. Selain ada wisata perkebunan, Pagaralam juga memiliki pesona alam yang indah. Jadi, keindahan alam Pagaralam inilah yang lebih ditonjolkan, sembari meningkatkan industri-industri kerajinan. Belum lagi, kalau ada kuliner-kuliner khas, serta budaya-budaya yang terkait dengan Pagaralam.

“Tapi, Pagaralam juga harus melihat potensi lain yang akan dikembangkan di sana. Terlebih ada tahun 2017 nanti merupakan tahun wisata, jadi untuk daerah Sumsel mungkin ada peningkatan-peningkatan anggaran yang ada di kabupaten/kota,” jelasnya.

n (Ronald)

Bangkitkan Pertumbuhan Ekonomi Desa

Anggota Komisi V DPRD Provinsi Sumsel, Ir. Holda, MSi mengatakan, banyak desa di Provinsi Sumsel yang memiliki potensi berbagai bidang, seperti sector pertanian, perkebunan, kerajinan, dan pariwisata. Namun, kondisi tersebut belum dikelola maksimal karena kurangnya sosialisasi terhadap produk yang dihasilkan desa tersebut. “Nah, sudah seharusnya pemerintah kabupaten/kota mengelolanya dengan maksimal, dengan menginformasikan dan mensosialisasikan produk-produk unggulan dari desanya,” tegas Holda.

Dia menjelaskan, seperti di kabupaten Lahat dan Empat Lawang. Cukup banyak tersebar potensi wisata alam yang dapat menyedot para wisatawan dalam dan luar negeri. Tetapi karena kurangnya informasi, maka hal itu belum memberi hasil bagi masyarakat sekitar. “padahal, semakin banyak wisatawan yang datang kesuatu daerah tersebut, maka pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar akan turut meningkat,”jelas dia.

Holda mencontohkan, jika turis mendatangi wisata gunung dempo, maka secara otomatis para wisatawan akan mencari restoran dan rumah makan, penginapan, dan berbagai oleh-oleh khas termpat tersebut. “Artinya, mereka bukan hanya berkunjung untuk menikmati suasana gunung dempo saja, tetapi akan mengkonsumsi makanan, butuh tempat menginap dan buah tangan,” tegas dia.

Mengenai kawasan yang masih terisolir namun memiliki potensi wisata yang sangat diminati wisatawan, kata dia, seharusnya pemerintah kabupaten/kota lebih jeli melihat anggaran pembangunan yang berasal

3TABLOID DESAEdisi 20 - Periode 21 November - 6 Desember 2016DesaUtama

Arus informasi tekhnologi yang semakin pesat, seharusnya dinikmati oleh

seluruh rakyat temasuk para warga desa yang tinggal dikawasan terpencil. Sehingga informasi dapat diakses dengan cepat, dan tepat yang memberi efek positif bagi pembangunan desa yang berujung pada kesejahteraan masyarakatnya.

Membangun Desa DigitalSecara konseptual desa digital merupakan program untuk menjadikan desa sebagai wilayah pembangunan yang memberdayakan masyarakatnya dengan sarana informasi yang memadai. Terdapat dua unsur yang penting yakni pemberdayaan masyarakat desa dan teknologi informasi. Menurut Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Merdeka Madiun rusbiyanti sripeni, pemberdayaan masyarakat desa pada hakekatnya merupakan upaya untuk menggali poptensi desa yang sudah ada dan selalu ditingkatkan, hingga desa itu menjadi desa unggulan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan mereka.

Anggota komite III DPD RI, Abdul Aziz mengatakan, akses informasi desa seharusnya sudah harus terintegrasi dengan system pemerintahan kabupaten/kota. Karena itu, sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk membangun infrastruktur komunikasi antar desa. “Sebenarnya hal itu sudah wajib dilakukan, dan sebagian besar masyarakat bahkan di pelosok sebagian melek internet,” tegas Aziz.

Namun, tambah dia, akses untuk mendapatkannya itu ternyata masih ada juga yang kesulitan karena belum adanya infrastuktur yang memadai. “Sebenarnya 90 persen sudah memiliki gadget yang dapat terhubung, sayangnya belum semua tercover karena masih jauh coverage area dalam jangkauan sinyal. Nah, pemerintah kabupaten/kota yang harus menyelesaikan persoalan ini,” tegas dia.

Dalam aturannya, pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan terkait pentingnya tekhnologi informasi yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Lewat undang-undang no. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan desa, Keputusan presiden No.20 tahun 2006 tentang desaign tekhnolgi informasi dan komunikasi nasional, Instruksi presiden No. 3 tahun 2003 tentang kebijakan strategi nasional pengembangan e-government serta undang-undang No.14 tahun 2008 tentang Keterbukaan informasi publik.

“Jadi tidak ada alasan bagi pemerintah Provinsi dan kabupaten/kota untuk tidak menyediakan informasi tekhnologi ini pada masyarakatnya. Karena semua lapisan harus sudah mampu mendapatkan layanan tekhnologi informasi yang baik,” tegas Aziz.Kenyataannya, Provinsi Sumatera

Selatan memiliki 17 Kabupaten, 4 Kotamadya, 212 Kecamatan, 354 Kelurahan,dan 2.589 Desa. Meski hampir semua lapisan masyarakat telah menggunakan ponsel dan gadget, namun masih ada sebagian lainnya yang belum “melek” tekhnologi informasi dikarenakan belum terbangunnya infrastruktur yang memadai.

Desa Digital dan Pembangunan Ekonomi RakyatKementerian Komunikasi dan Informatika menargetkan tahun 2016 ini sebanyak 200 desa yang berlokasi di pelosok dan pedalaman Indonesia melek digital untuk mendukung pemerataan gerakan ekonomi digital. Aplikasi dan Informatika Kominfo, Sammy Pangirapan, seusai membuka tahap “Hackathon Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital” di UGM Yogyakarta mengatakan, Gerakan ekonomi digital harus masuk ke perdesaan sehingga pada 2017. ”ditargetkan 200 desa melek digital sebagai percontohan,” kata Sammy Pangirapan.

Menurut Sammy, program edukasi digital di tingkat perdesaan akan digarap bersama sejumlah kementerian dan lembaga lain seperti Kementerian Desa, serta Kempupera. Program itu diprioritaskan untuk desa-desa di pelosok dan perbatasan yang jauh dari akses teknologi informasi. Untuk merealisasikan 200 desa melek digital, menurut dia, Kominfo berkontribusi memberikan pelatihan mengenai tata cara pengoperasian teknologi digital, di samping memfasilitasi pengadaan infrastruktur telekomunikasi yang selama ini disebut dengan proyek Palapa Ring. “Jadi seandainya nanti seluruh proyek Palapa Ring sudah selesai, tentu agar tidak sia-sia masyarakatnya juga sudah tahu bagaimana pemanfaatannya,” kata dia.

Dalam era Ekonomi Digital, keuntungan bisnis berbasis digital (e-commerce), menurut dia, harus ikut dirasakan masyarakat perdesaan. Dengan cara itu, masyarakat perdesaan memiliki peluang besar memperluas pemasaran produk pertanian atau kerajinan. “Dengan bisnis berbasis digital mereka dapat

memasarkan berbagai hasil pertanian ke kota secara langsung,” kata dia.

Presiden Joko Widodo meyakini bahwa bangsa Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam kemampuannya mengembangkan ekonomi digital dalam beberapa tahun mendatang. Menurutnya, nilai potensi ekonomi digital yang dimiliki Indonesia mencapai 130 miliar dolar AS. Oleh karenanya, saat ini pemerintah sangat serius dalam memperbaiki kondisi yang dapat menghambat perkembangan ekonomi digital Indonesia, yakni keterbatasan akses masyarakat ke sektor digital melalui penetrasi internet. “Negara kita ini ada 17 ribu pulau. Bayangkan kalau tidak ada

serat optik ini yang menjangkau semua pulau. Konektivitas itu bukan hanya tol laut. Konektivitas itu bukan hanya pelabuhan dan jalan tol. Tol informasi ini juga sangat diperlukan untuk jangkauan ke depan,” tegas Presiden usai menyaksikan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Pemerintah dengan badan usaha dalam Proyek Palapa Ring di Istana Negara.

Presiden menganggap, ketersediaan akses internet ke seluruh pelosok negeri pada akhirnya dapat mempersatukan bangsa Indonesia. Terbukanya akses internet pada masyarakat dan pelaku UMKM misalnya, pada akhirnya dapat menyatukan produk-produk UMKM tersebut menjadi sebuah industri nasional yang sangat besar. “Inilah nanti yang mempersatukan kita,” tambahnya.

Jokowi menjelaskan, kemudahan yang didapatkan dari akses internet saat ini baru dapat dinikmati oleh

masyarakat di kota-kota besar saja. Ke depan, Presiden berharap agar seluruh lapisan masyarakat juga dapat mendapatkan kemudahan tersebut. “Sekarang sudah kita nikmati di kota-kota besar. Kita pesan martabak saja bisa langsung datang ke rumah. Kita pesan sate kambing di warung saja bisa ke rumah tanpa kita berjalan. Bayangkan jika itu produk petani, produk nelayan, produk di kampung, di desa, dan lain-lain,” ujarnya.

Desa digital juga menjadi salah satu program PT Telkom yang mengemban visi untuk menjadikan tekhnologi informasi dan tekelomunikasi sebagai nilai tambah ekonomi daerah. Menurut Kadivre

IV PT Telkom Jawa Tengah dan DIY, Iwan Mulyawan, tujuan dari program desa digital yakni agar masyarakat yang di pedesaan dapat mengakses informasi yang setara dengan masyarakat kota. Tahapannya membangun jaringan Telkom, memperkenalkan penyediaan tekhnologi komputer, memperkenalkan dan menyediakan akses internet hingga sampai ke tahap desa dapat membuat dan mengelola situs sendiri.

Mengelola Desa DigitalSetelah tahapan pengenalan, masyarakat desa diharapkan telah mampu melakukan integrasi dengan berbagai jaringan yang memberi nilai positif. Informasi yang didapat akan memberi dampak bagi pertumbuhan perekonomian masyarakat desa.

Sekretaris Suta Nusantara Provinsi

Dengan bisnis berbasis digital mereka dapat memasarkan berbagai hasil pertanian ke kota secara langsung.

4 TABLOID DESAEdisi 20 - Periode 21 November - 6 Desember 2016 DesaUtama

Sumsel, Hendy mengatakan, salah satu program yang sedang dibangun oleh Suta Nusantara yakni situs jual-beli antar petani, dimana lewat situs tersebut para petani dapat berinteraksi layaknya system perdagangan komersial. “Nah, kini yang kita kembangkan yakni pengelolaan sentra industry pertanian di Sumsel. Jadi Suta Nusantara tengah membangun sentra tersebut, hingga nanti siap setelah layanan online dilaunching 2017 akan datang,” kata Hendy.

Dia menegaskan, sentra pertanian yang dikelola oleh Suta Nusantara telah tersebar di seluruh Indonesia. Di Sumatera Selatan sendiri, terdapat sentra budidaya yakni Palembang budidaya perikanan, OI, beras dan benih padi, baturaja dan oku timur pengembangan lada perdu, Muaraenim,pagaralam,lahat pengembangan budidaya kopi. “Jika sudah maksimal, maka pembeli-penjual dapat melaksanakan transaksi online. Sambil membagi tips dan informasi yang dapat memaksimalkan produk pertanian dan peternakan,”tegas dia.

Namun, jika masih ada desa yang belum mendapat jangkauan layanan internet. Salah satu solusi alternatif yakni membangun desa digital

tinggi,”kata Yanto.

Namun, agar dapat optimal dan biaya yang tergolong murah bagi masyarakat yakni lewat kabel optic. Tetapi, hal itu dibutuhkan dana yang besar untuk membangunnya. “Konsekuensinya ya dapat menggunakannya dalam waktu yang lama dan lebih terjangkau bagi masyarakat. Namun, biaya pembangunannya mahal,”tegas dia.

Senada dikatakan Abdul Aziz. Dia menerangkan, keterbukaan informasi bagi seluruh masyarakat dan hak untuk bisa mengakses informasi sudah menjadi kewajiban pemerintah. Bahkan, pada masa Presiden SBY, kementrian kominfo juga membangun berbagai sarana untuk memberi kemudahan kepada masyarakat terpencil untuk mendapat akses internet tersebut. “Ada pembangunan infrastruktur, sayangnya hal itu belum signifikan karena pemerintah kabupaten sebagian belum mampu menjalankan kebijakan itu,”tambah dia.

Kuncinya, kata Aziz, harus dilakukan perencanaan yang

terintegrasi dan keseriusan membangun infrastuktur desa. Bukan hanya membuka akses jalan hingga produk yang dihasilkan bisa dikeluarkan dari desa tersebut, tetapi juga ketersediaan kecepatan informasi dapat membantu masyarakat lebih sejahtera.

Lemahnya Infrastruktur Redupkan Ekonomi Desa Ketika semua terbuai dengan megahnya dunia maya, ditengah kemajuan teknologi digital yang berkembang pesat. Kenyataan pahit juga harus diterima oleh para petani. Setelah para petani berhasil menjual produk mereka secara online, tiba-tiba saja tumpukan tumbuh-tumbuhan dan sayuran langka yang dipesan oleh pembeli dari luar negeri tidak bisa diantarkan secepatnya. Hujan yang mengguyur desa mereka, telah menghancurkan jalan tanah satu-satunya akses keluar dari desa. Mobil angkutan yang telah siap membawa produk desa tersebut, selama sehari penuh terjebak dalam lumpur jalan. Akibatnya produk tersebut baru tiba di ekspedisi dua hari kemudian. Ketika sampai kepada pembeli, sebagian besar sayur dan tumbuh-tumbuhan bahan obat herbal, telah membusuk dan tidak bisa digunakan.

Itulah sebagian gambaran lemahnya

infrastruktur desa yang hingga kini belum juga mendapat perhatian yang maksimal dari pemerintah. Anggota DPR RI, Dodi Reza Alex mengungkapkan, lemahnya infrastruktur memberi efek negative bagi kemajuan perekonomian masyarakat. Bahkan, para investor merasa gerah, ketika suatu daerah infrastruktur jalan dan jembatannya

belum terbangun secara maksimal. “Ini yang perlu dikejar dan segera di realisaikan. Sebab, investor jadi kurang tertarik lantaran infrastruktur jalan, jembatan, dan listrik belum tersedia dengan maksimal,”kata dia.

Dia mencontohkan di Muba, sumber daya yang dimiliki sangat besar. Lantaran infrastruktur yang sangat kurang membuat produk yang dihasilkan tidak tersalurkan dengan maksimal. Akibatnya, semakin memperburuk nilai jual sumber daya alam di tempat tersebut. Seperti CPO ataupun karet yang kini harganya sangat murah, tidak sebanding dengan ongkos produksinya. “Kalau sudah disediakan infrastrukturnya maka para petani akan lebih mudah dan dapat mempermurah ongkos produksinya. Ini bagaimana, kenyataannya tidak sebanding dengan ongkos produksi,” kata dia.

Anggota Komisi V DPRD Sumsel, Rizal Kennedy menambahkan, infrastruktur yang lemah juga menjadi penyebab kurangnya minat para wisatawan berkunjung ke Sumsel.”Coba kalau infrastrukturnya baik, misalnya wisata air terjun telah dibangun jembatan, jalan akses masuk yang baik, dan dikelola lebih baik pasti pengunjung akan lebih ramai,”kata dia.

Kondisi ini, tegas dia, seharusnya sudah diatasi secara berkelanjutan. Faktor-faktor lain yang juga menjadi pertimbangan pengunjung, yakni keamanan dan lingkungan.”Ini juga harus diperhatikan. Bagaimana mau maju kalau banyak desa masih terisolasi,”pungkas dia. n (Ronald)

dengan cara mandiri. Para warga desa dapat menyewa layanan satelit yang dapat langsung menghubungkan masyarakat dengan dunia cyber. Direktur Digital Kreasi, pemilik layanan website di Palembang, Yanto mengatakan, untuk membangun jaringan internet agar terjangkau hanya dibutuhkan infrastruktur. Terdapat dua opsi yang dapat digunakan, yakni dengan menggunakan satelit dengan jangkauan yang sangat luas, atau menggunakan kabel optik dengan jangkauan terbatas. “Untuk kawasan yang jauh lebih mudah dan lebih murah menggunakan satellite yang dibayar bulanan, tapi kelemahannya delay time (jedah waktu) yang

Masyarakat desa sudah selayaknya lebih sejahtera, jika dapat mengelola hasil produknya dengan maksimal. Sebab, Provinsi Sumsel tidak hanya memiliki sumber daya alam yang besar, atau alam yang indah saja, tetapi juga memiliki produk unggulan seperti perikanan, perkebunan, pertanian, dan kerajinan.Anggota komite III DPD RI, Abdul Aziz mengatakan, salah satu upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat desa yakni lewat ekonomi kreatif. Menurut Abdul Aziz, saat ini DPR RI masih terus melakukan sosialisasi RUU ekonomi kreatif yang diharapkan dapat menjadi aturan hukum dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.Sumsel sendiri, kata dia, salah satu provinsi yang memiliki sejarah dan peradaban bangsa yang besar dan disegani lewat kerajaan Sriwijaya. Potensi nilai kebudayaan dan sektor pariwisata baik alam, sejarah, dan bangunan di Sumsel memberi nilai jual yang cukup

internasional, berbagai kabupaten juga memiliki keindahan alam. Seperti Lahat, Pagaralam, dan lainnya. “Nah, upaya ini harus dilakukan secara bersama-sama. Setelah para turis menikmati kota Palembang, mereka harus diarahkan untuk menikmati keindahan alam Sumatera Selatan,” kata dia.Ekonomi kreatif yang dimaksudkan, tambah Aziz, bagaimana pemerintah mampu membina dan membentuk usaha rumah tangga yang menjadi bagian dari sektor kepariwisataan tersebut. seperti dikawasan Kabupaten Ogan Ilir (OI) merupakan daerah transit yang kawasannya sangat dekat dengan ibu kota Palembang. Meski sangat sedikit objek wisatanya, namun sebagai daerah perlintasan yang memiliki berbagai khas budaya dalam bentuk kerajinan, menjadi daya tarik bagi para pendatang. “Di OI banyak kerajinan rumah knock down, kerajinan tangan khas OI, kuliner khas OI, yang dapat dengan

Tingkatkan Ekonomi Masyarakat Desa Lewat Ekonomi Kreatiftinggi dalam meningkatkan ekonomi kreatif di masyarakat. “Intinya, RUU ini merupakan undang-undang yang menetapkan peran pemerintah dalam menciptakan peningkatan ekonomi khususnya di sector pariwisata, kerajinan masyarakat, dan ekonomi kreatif lainnya,” tegas Aziz.Dia menjelaskan, Negara lain lebih serius meningkatkan perekonomian masyarakatnya. Seperti Korea yang sukses memberi pengaruh kebudayaan mereka hingga memberi nilai tambah bagi sektor pariwisata negara Gingseng tersebut. Sumsel, juga banyak memiliki budaya yang unik yang dapat bernilai jual dalam sektor pariwisata. Kerajinan tangan, wisata alam yang sangat indah, dan wisata sejarah merupakan bagian yang penting yang dapat meningkatkan ekonomi kreatif masyarakat.Aziz, selain kota Palembang yang sudah menjadi tujuan wisata dunia internasional dengan berbagai even olahraga

mudah dibeli para pendatang yang lewat ataupun berkunjung ke OI,” tegas dia.

n (Ronald)

Yanto, Direktur Digital Kreasi Palembang

5TABLOID DESAEdisi 20 - Periode 21 November - 6 Desember 2016KolomDesa

Oleh: Acmad MiftahSekretaris Lembaga Bina Desa

Pertanian Alami adalah sistem budidaya pertanian yang menempatkan semua unsur makhluk di alam raya berjalan sesuai dengan peran dan fungsinya. Di mana

masing-masing akan saling bekerjasama untuk menjaga keseimbangan dan keberlangsungan hidup.

memuji bahwa pertanian alami bagus, anakan dan malainya banyak, daunnya hijau, kuat dan sebagainya tapi mereka belum juga mau ikut mempraktekan pertanian alami.

Dari diskusi dengan petani di beberapa daerah, ada beberapa alasan mengapa mereka tidak mau mempraktekkan pertanian alami, antara lain dengan alasan bahwa untuk mempraktekan pertanian alami dirasa merepotkan; karena mesti membikin kompos, mikroba, nutrisi; kemudian setiap 10 hari harus melakukan penyemprotan dan seterusnya.

Salah seorang petani yang mempraktekan pertanian alami 100% diikutinya semua perintah, prosedur dengan baik dan benar sehingga pada saat panen diperoleh hasil yang memuaskan lebih besar dari hasil yang biasa dia peroleh ketika melakukan pertanian konvensional (kimiawi). Tapi pada musim berikutnya dia tidak melakukan pertanian alami lagi, dia kembali melakukan pertanian konvensional (kimiawi) dengan alasan pertanian alami repot walaupun hasilnya bagus, lebih besar dari pertanian konvensional.

Alasan lainnya karena tanah sawahnya sempit sehingga manakala bertani alami kemudian hasil panen tidak seperti yang diharapkan maka pertaruhannya akan kesulitan mencukupi kebutuhan pangannya, (walaupun pertanian konvensional juga tidak menjamin bisa mencukupi).

Ada juga karena isteri atau suami masih ragu dan tidak menyetujui perubahan dari pertanian konvensional ke pertanian alami sehingga dari pada berantem (bertengkar) lebih baik tidak melakukan pertanian alami.

Pelajaran BerhargaDari alasan-alasan diatas dapat diambil pelajaran bahwa untuk melakukan pertanian alami tidak sekedar tahu dan mengerti bagaimana itu pertanian alami dilakukan, tapi juga harus diyakini,

disadari mengapa kita bertani alami.

Kesadaran bahwa pertanian alami akan menjadikan petani mandiri dan merdeka seperti dijelaskan diawal tulisan ini juga dirasa masih kurang bisa menggerakkan karena petani tidak merasa terjajah dengan pertanian kimiawi dan nyaman dengan pertanian kimia, walaupun secara ekonomi tidak menguntungkan, ketergantung pada bibit dan pupuk seakan telah niscaya.

Terus apalagi yang mesti dilakukan supaya niat baik bisa menjadi nyata, bisa menjadi kebaikan bersama?

Mungkin upaya lain yang perlu kita yakini dari sisi teologi ketuhanan bahwa pertanian alami adalah perwujudan rahmatan lil alamin. Salah satu indikasinya adalah memberi kesempatan kepada sekalian alam (alam=segala sesuatu selain Tuhan) untuk berkembang sesuai peran, fungsi dan kodratnya secara berkesinambungan dan berkeseimbangan sehingga suasana penuh kasih damai sangat terasakan, suasana yang lebih mengedepankan perasaan, intuisi dan hal-hal lain yang bersifat immaterial, singkatnya suasana yang tidak menempatkan materi sebagai penuntun kehidupan (bukan berarti tidak memerlukan materi, materi masih diperlukan sebagai salah satu pemenuhan kehidupan).

Realitas kehidupan saat ini berkecenderungan menempatkan materi sebagai penuntun kehidupan, materi menjadi panglima kehidupan. Orang yang sukses adalah orang yang bermateri karena dengan materi

tersebut orang bisa melakukan apa saja (termasuk merebut kekuasaan) maka orang berlomba-lomba mengejar materi, rela melakukan hal-hal yang tercela demi mendapatkan materi dan akhirnya materi di-Tuhan-kan.

Realitas kehidupan yang demikian juga tercermin dalam kehidupan petani saat ini, orang bertani hanya mengejar berapa produksi yang akan dihasilkan dan berharap akan mendapat harga jual yang baik sehingga berbagai upaya dilakukan untuk hal tersebut, tidak peduli dampak-dampak yang ditimbulkan, bahkan bila itu akan merusak lingkungan, akan membunuh makhluk-makhluk lain dan sebagainya termasuk sikap hidup individualime, maunya jalan pintas tidak perlu repot, tidak ada suasana ketuhanan lagi sebagaimana yang diajarkan agama atau kepercayaan yang diyakini. Kalau pun sekarang ada kok kayaknya lebih sebagai tontonan? bukan tuntunan.

Jadi pertanian alami sesungguhnya mengajarkan cara hidup bersyukur dengan mengedepankan rasa, hati, nurani, penghargaan terhadap sesama dan alam serta menghidupkan kebersamaan, gotong royong, saling bantu, saling melayani. Atau dengan kata lain sesungguhnya penerapan pertanian alami adalah bagian dari perang melawan keserakahan, kesombongan, kesewenang-wenangan, dan hal-hal tidak baik lainnya yang ada dalam diri kita. Semoga berkah.

Sumber: http://binadesa.org/

Sistem bertani tersebut memang sudah dipraktekkan oleh moyang kita dulu, dan sebagian dari petani-petani sepuh sekarang masih ingat masa itu. Kemudian datanglah revolusi hijau yang menawarkan dengan gencar benih, pupuk dan sarana produksi lainnya dengan iming-iming dapat meningkatkan produksi. Dalam waktu singkat berubahlah sistem bertani kita dan para petani mulai tergantung dan terjerat dengan ongkos produksi yang tinggi serta merubah budaya bertani dan kehidupan komunitas petani.

Pertanian alami menjadi salah satu kegiatan yang diyakini dapat mereformasi kegiatan sosial budaya, sosisl ekonomi dan sosial politik masyarakat desa. Karena pertanian alami dapat memotong ketergantungan, keluar dari jeratan pertanian kimiawi, juga memberi kebebasan dan kedaulatan untuk menentukan sendiri alat dan input produksinya sesuai dengan kearifan lokal, kekayaan alam serta kekhasan budayanya.

Dengan demikian penerapan pertanian alami akan dapat: pertama, menghasilkan produk yang sesuai dengan kapasitas dan kemampuan tanah serta daya dukung alam sekitarnya—dipraktekkan tidak dengan mengeksploitasi tanah.

Kedua, ongkos produksi akan turun karena tidak lagi membeli pupuk, pestisida dan sebagainya tapi cukup dengan menggunakan bahan-bahan yang ada disekitar. Ketiga,produk yang dihasilkan bebas racun dan meyehatkan. Keempat petani akan diajak untuk berpikir dan berpikir terus tidak lagi dinina bobokan oleh produk-produk yang siap pakai dan instan serta mudah didapat yang kalau sedang tidak ada/ditemukan produk-produk tersebut ditoko-toko maka petani tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

Dengan penerapan pertanian alami sesungguhnya ekonomi keluarga petani akan membaik karena ada pengurangan pengeluaran biaya bertani juga akan ada pengurangan biaya berobat karena petani memakan padi sehat yang tidak mengandung racun akibat pupuk dan pestisida kimiawi.

RefleksiKetika hal tersebut diberitahukan kepada pelaku pertanian alami Pak Edi seorang petani di Pamulihan, Sumedang, beliau menjawab bahwa petani-petani disekitar sawah dia telah diberitahu tentang pertanian alami dan mereka juga tahu hasil dari pertanian alami bisa lebih baik. Pak Edi sendiri hasil panen terakhir berkisar sampai 8 ton/Ha.

Tak hanya itu, masyarakat juga

6 TABLOID DESAEdisi 20 - Periode 21 November - 6 Desember 2016 LapsusDesa

Pertanian merupakan salah satu kegiatan paling mendasar bagi manusia, karena adanya kebutuhan makanan setiap hari. Nilai-nilai sejarah, budaya dan komunitas menyatu dalam pertanian,

termasuk bagaimana manusia memelihara tanah, air, tanaman, dan hewan untuk menghasilkan, mempersiapkan dan menyalurkan pangan dan produk lainnya.

Pertanian Ramah Lingkungan

penyumbang kerusakan ozon. Pemanfaatan teknologi dengan menggunakan bahan bakar fosil, penunjang pertanian yang tak ramah lingkungan, serta limbah pertanian dianggap penyebabnya. Bagaimana mewujudkan pertanian yang ramah lingkungan?

Para ahli pernah memperkirakan bahwa pertumbuhan populasi manusia akan mengalahkan jumlah makanan. Ramalan ini seperti ancaman, bahwa manusia bertambah banyak tapi jumlah makanan tidak. Manusia lantas menciptakan intervensi, untuk membuat pertanian dan peternakan, bisa memenuhi kebutuhan makan manusia. Akibatnya tentu tidak baik, limbah dan emisi dari produksi makanan ini menjadi semakin banyak.

Sistem Pertanian Modern Punya KontribusiSistem pertanian modern telah jauh berkembang dan sama sekali berbeda dari yang ada seratus tahun lalu. Seperti tanaman rekayasa genetika, pupuk untuk memacu pertumbuhan, sampai dengan teknologi penanaman yang menggunakan bahan bakar. Dr. Dennis Garrity, kepala pusat penelitian internasional agro kehutanan di Nairobi, Kenya menyebutkan pertanian punya kontribusi terhadap perusakan lingkungan. Para petani dan lahan pertaniannya lebih banyak memberikan kontribusi CO2 ke udara dibanding CO2 yang dilepaskan oleh seluruh kendaraan bermotor. CO2 yang dilepaskan oleh lahan pertanian jauh lebih banyak daripada yang dapat disimpannya.

Ini tentu saja mesti diperiksa lagi. Benarkah Pertanian menjadi sumber paling besar? Data dari Intergovernmental Panel on Climate Change pada 2014 menyebutkan emisi Agrikultur, kehutanan dan Pemanfaatan Lahan Tanam (24 persen) masih kalah dengan emisi yang dihasilkan Pembuatan Listrik dan Panas (25 persen). Meski demikian, banyak negara yang berusaha untuk mengurangi

produksi emisi sebagai bentuk komitmen terhadap the Montreal Protocol. Setidaknya ada 196 negara dan juga Uni Eropa yang meratifikasi protokol ini untuk perbaikan kualitas hidup.

Upaya Kurangi Emisi Karbon dari PertanianSalah satu usahanya adalah menciptakan sistem pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan. Di Nairobi, inisiatif ini dimulai oleh Garrity dan koleganya terutama untuk menemukan cara mengembangkan sistem pertanian berkesinambungan bagi petani-petani kecil. Tujuannya menciptakan sistem pertanian yang lebih banyak menyerap CO 2 dari atmosfer. Caranya dengan mengintegrasikan penanaman pohon di lahan pertanian, sehingga dapat meningkatkan kapasitas penyerapan CO2. Dengan agro kehutanan, yakni sebuah sistem gabungan pohon-pohon dan ladang buah-buahan, dapat disimpan rata-rata satu sampai lima ton CO2 per hektar setiap tahunnya.

Kebanyakan emisi terkait pertanian berasal dari metana (CH4) dan nitrous oksida (N2O). Sumbernya berasal dari peternakan, penambahan pupuk alami atau sintetis, dan limbah pertanian ke tanah merupakan sumber terbesar, yang membentuk 65 persen dari emisi pertanian secara global. Sementara sumber lainnya berasal dari sisa pupuk kandang yang tidak dimanfaatkan, budidaya padi, pembakaran ladang sisa tanaman, dan penggunaan bahan bakar di peternakan. Sisanya bisa berasal dari sumber yang berbeda dan bervariasi tergantung pada jenis produk tumbuh, praktik pertanian yang digunakan, dan faktor alam seperti cuaca, topografi, dan hidrologi.

Elizabeth Bent, Research Associate bidang

Microbiology di University of Guelph menyatakan bahwa tak ada cara mudah dan cepat untuk mengurangi emisi

karbon dari agrikultur. Perlu pemahaman yang

tepat dan pengetahuan mendalam tentang

pertanian. Selain itu berbeda lokasi maka berbeda pula

penanganannya. Ia mangatakan ada beberapa cara untuk mengatasi emisi efek rumah kaca dari pertanian. Tapi para peneliti sedang bekerja keras untuk mengatasi hal ini.

Kita tahu bahwa negara yang mengenal musim dingin, tanah membeku. Membiarkan tanaman tetap di lahan dan tak memindahkannya membantu mengurangi emisi nitrogen oksida. Bekas tanaman ladang yang dibiarkan di atas tanah akan membusuk saat musim dingin. Elizabeth Bent menyebutkan ada teori yang menjelaskan bahwa ini terjadi karena efek komposisi dan aktivitas bakteria yang menghasilkan gas nitrogen oksida, atau mengubahnya menjadi N2, karena terdampak temperatur tanah dan nutrien yang ditambahkan ke tanah.

Sistem Tanam BerkelanjutanPemerintah Indonesia sendiri menyatakan berkomitmen terhadap pengurangan emisi karbon yang berkontribusi pada efek rumah kaca. Berdasarkan situs dari kementerian pertanian diketahui bahwa pemerintah Indonesia minta setiap kementerian membuat kebijakan yang bisa mengurangi emisi karbon. Kementerian Pertanian menyebutkan bahwa pertanian di Indonesia berusaha untuk mengatasi hal ini dengan mengembangkan sistem tanam yang berkelanjutan. Data kementerian pertanian menyebutkan sektor pertanian juga mempunyai posisi penting dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca, sebagaimana tertuang pada Perpres No.61 tahun 2011.

Pemerintah Indonesia menyadari bahwa sektor pertanian juga ikut berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca melalui berbagai praktik dan kegiatan produksi pertanian, baik dari lahan sawah, penggunaan

Dulu sebelum mengenal pupuk kimia, petani menggunakan kearifan lokal seperti pemuliaan benih secara alami, penanaman bergilir dan penggunaan pupuk alami. Hasilnya bagus, penyakit tanaman belum seberapa banyak dan aneh-aneh, tanah masih gembur dan subur.

Kemudian petani dikenalkan pupuk kimia pada tahun 1970-an melalui program bantuan pemerintah. Hasil produksi meningkat, hingga saat itu pertanian bisa mengekspor beras/swasembada pangan.

Namun tahun semakin tahun grafik pertanian semakin menurun. Lahan mengalami degradasi mutu akibat pupuk kimia yang berlebihan. Sampai akhirnya disadari ketergantungan pupuk kimia sangat merugikan petani, dosis pemakaian terus meningkat, harga pupuk terus naik dan terjadi kelangkaan. Hal ini diperparah dengan adanya sistim tata ekonomi yang mengarahkan ke pasar bebas.

Tahun 1990-an petani dikenalkan lagi dengan bibit unggul hasil rekayasa genetik yang cepat produksi dan tahan serangan hama. Namun akibat dari masuknya benih tersebut mengancam keanekaragaman hayati, termasuk resistensi hama dalam negeri.

Pembangunan pertanian yang tujuannya meningkatkan ketahanan pangan, meningkatkan kesejahteraan petani dan pengembangan agribisnis (Anonym, 2005) serta menjaga lingkungan hidup dihadapkan pada seperangkat aturan yang disepakati negara dengan lembaga keuangan internasional. Pertanian diarahkan pada ekspor impor dalam sistim perdagangan bebas yang kompetitif, sehingga menggusur petani kecil sebagai penghasil pangan lokal.

Pada sisi lain, konsumsi pangan sebagian masyarakat yang berpendapatan menengah dan tinggi terus mengalami pertumbuhan. Indonesia terpaksa mengimpor komoditas pangan dalam jumlah relatif besar seperti beras, jagung, kedelai, daging dan susu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Kini saat zaman sudah maju, sistem pertanian modern dianggap menjadi

7TABLOID DESAEdisi 20 - Periode 21 November - 6 Desember 2016LapsusDesa

pupuk anorganik yang tidak efisien, ternak, serta pengalih gunaan lahan gambut. Sebaliknya, sektor pertanian juga memiliki potensi dalam menurunkan emisi gas rumah kaca melalui fotosintesis tanaman. Bahkan melalui peran multifungsinya, pertanian juga berkontribusi secara ekologis terhadap kualitas lahan, hidrologi dan lingkungan hidup.

Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca sebesar 26 persen pada tahun 2020. Sektor Pertanian khususnya dari lahan sawah,peternakan dan pemupukan organik diharapkan berkontribusi dalam penurunan emisi sebesar 8 juta ton karbondioksida ekivalen (CO2-e) menjelang tahun 2020 dari upaya sendiri, dan sebesar 11 juta ton karbondioksida ekivalen apabila mendapat bantuan dari luar negeri.

Sebelumnya dari target penurunan emisi yang ada Indonesia, menurut kementrian pertanian telah melampaui target. Yaitu 11,0 jt ton CO2e (2010), 12,1 juta ton CO2e (2011) dan 12,3 juta ton CO2e (2012). Kabar yang baik bagi iklim tapi buruk bagi pertanian berskala industri. Lahan pertanian besar mono kultur termasuk perusak iklim paling buruk. Dan sekaligus juga paling rentan terhadap perubahan iklim.

“Banyak lahan yang luasnya beberapa kilometer persegi, sejauh mata memandang hanya ditanami satu jenis tumbuhan. Kedelai misalnya atau jagung. Hal itu memendam bahaya besar. Sebuah penyakit, sebuah hama dan areal yang demikian luas itu langsung menjadi tidak produktif. Semakin kita tidak memiliki jaminan perspektif dalam hal perubahan iklim, semakin lama ini berlangsung, semakin besar ancaman yang akan kita hadapi,” ditekankan Benedikt Haerlin dari Yayasan Pertanian untuk Masa Depan.

Saat ini pun sudah dilakukan percobaan dengan memodifikasi gen berbagai jenis tumbuhan untuk meredam serangan hama tanaman. Keberhasilan yang dicapai para petani sedang-sedang saja sampai negatif. Banyak lahan yang kini kondisinya sangat tidak sehat akibat budaya pertanian monokultur, sehingga hanya dengan pemberian pupuk mineral saja tanah itu masih dapat menghasilkan. Namun, pupuk tersebut pada gilirannya akan merusak lingkungan serta meracuni air bersih. Upaya itu juga tidak dapat diterapkan oleh kebanyakan petani.

Sistem PemupukanSistem pemupukan yang dilakukan sekarang ini masih bersifat parsial dan hanya menggantikan sebagian unsur hara (pada umumnya terbatas pada hara, P dan K). Aplikasi pupuk buatan (umumnya tunggal) dan tidak berimbang dapat mengakibatkan penimbunan unsur hara tertentu sehingga mengakibatkan tanah sudah jenuh pupuk (levelling off), yaitu tanaman tidak responsif terhadap pupuk tertentu. Di sisi lain tanaman memerlukan hara makro (N, P, K, Ca, Mg, S) dan mikro (B, Fe, Cu, Cl, Mn, Zn, dan Mo)

sehingga terjadi ketidakseimbangan pasokan hara (melalui pupuk) dan hara yang terangkut oleh tanaman.

Sistem pemupukan yang tidak seimbang akan berdampak negatif bagi lahan pertanian dan juga tentunya bagi hasil pertaniannya. Pemupukan dengan menggunakan pupuk buatan yang bersifat parsial akan mengakibatkan penurunan kualitas lahan pertanian, pengurasan hara tanah (pemiskinan tanah) dan mengakibatkan pencemaran lingkungan. Selain itu ditambah pula dengan penggunaan pestisida yang tidak ramah lingkungan. Penggunaan pestisida yang tidak mengikuti aturan akan berdampak

negatif terhadap kesehatan masunis dan lingkungan. dampak negatif bagi lingkungan diantaranya mengakibatkan tidak seimbangnya ekosistem, hama menjadi kebal, musnahnya species tertentu, menimbulkan masalah hama baru dan terjadi pencemaran air dan tanah.

Dewasa ini masyarakat dunia mulai sadar bahaya yang ditimbulkan oleh pemakaian bahan kimia buatan dalam pertanian. Masyarakat semakin teliti dalam memilih bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Pangan yang

sehat dan bergizi tinggi dapat diproduksi dengan metode baru yang dikenal dengan pertanian organik.

Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia buatan. Pertanian organik meminimalkan pemakaian pupuk buatan / yang terbuat dari bahan-bahan kimia (pestisida) baik itu berupa pemupukan (tanah) ataupun langsung ke tanaman. Kebutuhan nutrisi tanaman diupayakan melalui pupuk organik berkualitas tinggi (kaya akan hara dan berbagai vitamin) dan pengendalian hama dan penyakit dengan metoda biologis.

Pertanian organik sangat meminimalkan atau bahkan tidak menggunakan pupuk kimia buatan. Pemupukan pada sistem pertanian organik dengan menambahkan kompos dan hanya menggunakan pestisida hayati. Kompos merupakan pupuk yang dihasilkan dari penguraian bahan-bahan organik misalnya berupa limbah organik pertanian atau limbah organik rumah tangga dengan bantuan mikroba.

Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan

akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit. Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, seperti menjadikan hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.

Pertanian ramah lingkungan tidak hanya menekankan pada hasil pertanian saja, tetapi mempertimbangkan juga efek yang ditimbulkan dari proses yang digunakan dalam pertanian tersebut. Penerapan pertanian ramah lingkungan akan mendapatkan hasil produk-produk pertanian (bahan pangan) yang aman bagi kesehatan, melestarikan dan memperbaiki kualitas lahan pertanian / lingkungan, meminimalisir limbah yang dihasilkan dari proses pertanian dan berusaha menyeimbangkan ekosistem. n

Mengembangkan konsep pertanian yang ramah lingkungan harus mengedepankan keamanan seluruh komponen yang ada pada lingkungan ekosistem. Diutamakan pelaksanaannya dengan menggunakan bahan yang relatif murah atau peralatan yang relatif sederhana tanpa meninggalkan dampak yang negatif bagi lingkungan.Dengan menggunakan pestisida organik, salah satu cara mengendalikan hama pengganggu yang ramah lingkungan karena bahan aktifnya berasal dari tanaman atau tumbuhan dan bahan organik lainya. Pestisida ini tidak meninggalkan residu yang berbahaya pada tanaman maupun lingkungan serta dapat dibuat dengan mudah.Bahan apa saja yang bisa dijadikan sebagai pestisida organik yang ramah lingkungan. Gunakan bahan-bahan berikut.

DAUN DAN BIJI MIMBAMimba, atau lebih dikenal dengan sebutan Neem oleh masyarakat dunia, adalah salah satu tanaman yang ampuh paling untuk mengusir serta membasmi serangga. Tanaman yang memiliki nama latin Azadirachta indica ini dimanfaatkan daun serta bijinya untuk diekstrak menjadi neem oil atau ekstrak mimba.Ekstrak mimba ini dapat mengusir semut, ulat, telur ngengat, tungau, kepinding, serta belalang. Selain itu, ekstrak mimba juga bermanfaat untuk mengontrol jamur yang menempel di tanaman.

KULIT BAWANG MERAHSebenarnya bisa juga menggunakan campuran bawang merah

Bahan Alami untuk Pestisida Organikdan bawang putih yang ditumbuk. Namun untuk lebih menghemat, kumpulkan saja kulit bawang merah dan bawang putih. Setelah dirasa cukup banyak, rendam dengan air selama kira-kira 3 hari dalam wadah tertutup, sampai larutan berwarna kecokelatan.Kandungan dalam kulit bawang ini juga bermanfaat untuk menyuburkan tanaman, serta mempercepat pembentukan akar.

DAUN SIRSAKTak hanya ampuh untuk melawan sel kanker, daun sirsak juga bermanfaat untuk mengusir hama pada tanaman. Daun sirsak mengandung bahan aktif bernama annonain dan resin. Daun sirsak ini efektif untuk mengendalikan hama trips, dan jika dicampur dengan tembakau, maka bisa bermanfaat untuk mengendalikan hama belalang dan ulat.

UMBI GADUNGUmbi gadung mengandung alkohol, fenol, saponin, dan diosgenin. Karena gadung mengandung bahan aktif seperti tersebut diatas, maka gadung juga bisa dimanfaatkan sebagai pestisida dan insektisida organik.

SERAISerai mengandung minyak atsiri, dan bersifat hangat sehingga dapat mengusir ulat pada tanaman kubis, nyamuk, tungau, serta aphids.Penggunaan pestisida organik membutuhkan waktu dan kesabaran agar hasilnya bisa terlihat maksimal.

8 TABLOID DESAEdisi 20 - Periode 21 November - 6 Desember 2016 FokusDesa

Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) kembali terpilih sebagai nominator Humas terbaik di

Indonesia melalui ajang Anugerah Humas (AMH) tahun 2016. Tahun lalu, pada ajang yang sama Majalah Kajang produksi Humas OKI terpilih sebagai media internal terbaik II nasional.

Kabupaten OKI Kembali Masuk Nominasi Humas

Terbaik di Indonesia

Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda OKI, Hendra Anggara, S. STP melalui Kasubbag Humas dan Pemberitaan Setda OKI, Adi Yanto, S, Pd mengatakan kepastian nominator tersebut diterima melalui surat Direktur Kemitraan Komunikasi Kementerian Kominfo RI, Dedet Surya Nandika yang diterima Senin (15/11).

“Alhamdulilah kita kembali masuk nominator Humas

terbaik di Indonesia melalui ajang AMH 2016. Kita berharap hasil yang terbaik nantinya,” ungkap Adi, Senin, (15/11).

Badan Kordinasi hubungan Masyarakat (BAKOHUMAS) menurut Adi terus melakukan pengukuran kinerja humas melalui ajang AMH juga sekaligus sebagai ajang apresiasi atas kinerja humas pemerintah selama satu tahun berjalan.

Dikatakan Adi, tugas kehumasan pemerintah ke depan memang semakin berat seiring dengan direktif Presiden Joko Widodo melalui Inpres 9 Tahun 2015 tentang Pengelolan Komunikasi Publik (PKP) bahwa Humas tidak semata mengkomunikasikan kebijakan pro kerakyatan dari pemerintah, tapi juga harus membangun Nation Branding.

“Adaptasi kita dalam berkomunikasi juga semestinya cepat dirubah. Humas pemerintah atau Government Public Relations juga berada pada posisi strategis dalam pelayanan informasi,” tukasnya.

Melalui direktif Presiden Adi mengatakan Humas ke depan bukan semata sebagai jembatan (bridging) komunikasi antara instansi dengan masyarakat, ataupun sebaliknya. Namun, dituntut juga mampu menyerap aspirasi publik sebagai masukan dalam menyusun kebijakan.

Adi juga mengucap terimakasih kepada berbagai pihak khususnya media massa yang menjadi mitra tugas Humas OKI dalam membangun citra positif Kabupaten OKI. n

Pisah sambut camat kecamatan Pampangan kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) antara Iskandar S.Sos dengan camat baru Indra Buana S.Sos berlangsung Khidmat di aula kecamatan Pampangan kabupaten Ogan Komering Ilir, , Selasa (15/11) lalu.

Dalam acara tersebut dihadiri oleh Kapolsek Pampangan AKP Ahmad Basri, Sekcam Ahmad Rusdi, Kasi dan seluruh staf kecamatan, seluruh kades dan ketua PKK desa se-kecamatan Pampangan.

Dalam sambutannya, Iskandar menyampaikan rasa terimakasih kepada seluruh staf dan jajaran serta masyarakat di kecamatan Pampangan.

“Saya ucapakan terima kasih kepada seluruh staf kecamatan, seluruh kades dan ketua PKK desa serta masyarakat atas kerjasama selama ini dan mohon maaf seandainya ada kesalahan

selama menjadi camat, kepada camat yang baru semoga bisa satu napas dengan kepala desa untuk dapat membangun Ogan Komering Ilir untuk menuju OKI Mandira,” ujarnya.

Begitu juga halnya camat yang baru, Indra Buana S.Sos saat memberikan sambutan mengatakan tidak pernah bermimpi dan mencita-citakan untuk

menjadi camat di Pampangan.

“Ini adalah amanah dari atasan untuk selalu siap mengemban amanah tersebut. Untuk kedepannya mohon dukungan kepada seluruh kepala desa dan masyarakat untuk bekerjasama guna melanjutkan program camat yang lama,” ucapnya.

Sumber: oganpost.com

Pisah Sambut Camat Pampangan OKI Berlangsung Khidmat

Desa Pelimbangan OKITerus Lakukan PembangunanSecara bertahab Pemerintah Desa Pelimbangan Kecamatan Cengal Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), melakukan pembangunan. Meskipun desa ini baru berumur jagung sejak pemekaran dari Desa Cengal, sudah kelihatan wujud fisik bangunannya.Dalam rangka pertumbuhan desa, yang tadinya tidak ada menjadi ada dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh desa atas musyawarah mufakat antara perangkat desa dan warga desa menuju kesuksesan desa itu sendiri.Untuk itu, Kepala Desa (Kades) Desa Pelimbangan, Zainal Abidin, Kamis (17/11) mengatakan pembangunan mengarah kepada proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana.“Segala upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik dalam konteks bidang ekonomi maupun sosial yang bertujuan untuk mengurangi kemiskinan tanpa merusak lingkungan atau kehidupan sosial,” kata Zainal.Disebutkan Zainal, sementara ini pemerintah desa melalui kaur pembangunan memanfaatkan dana bantuan untuk membangun siring sepanjang 1650 meter dengan lebar 50 centimeter.Lalu dibangun flat deuker sebanyak 6 unit, untuk jalan penghubung serta kelancaran pembuangan air dari ketempat yang tinggi mengalir ke tempat yang lebih rendah.“Selain bangun fisik desa juga berbuat untuk meningkatkan perekonomian dengan cara pemberdayaan membeli 40 ekor kambing yang dipelihara oleh warga desa,” ujar Zainal.Bupati OKI H Iskandar SE melalui Camat Cengal H Rosihan Anwar mengatakan, upaya setiap desa untuk membangun desa sudah terwujud.Walaupun Desa Pelimbangan baru difinitifkan ternyata tak kalah pembangunannya dengan desa-desa yang sudah lama.“Saya maklumi kalau Desa Pelimbangan dalam membangunan desa bertahab dan belum bergeliat betul pembangunannya. Sebab desa ini baru difinitifkan beberapa tahun lalu,” kata Rosihan juga menyebutkan, walaupun demikian desa ini sudah ada pembangunannya.“Saya harapkan pihak desa setiap melakukan tindakan apabila ragu-ragu, jangan sungkan untuk berkoordinasi dengan pihak kecamatan,” harap Rosihan. Sumber: tribunsumsel.com

Pemerintah Desa Sungai Jeruju Perbaiki Jalan Penghubung DesaPembangunan akses menuju kawasan pesisir pantai Desa Sungai Jeruju, Kecamatan Cengal, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), terus dibenahi.Kepala Desa (Kades) Edi Karso menuturkan, secara bertahap pemerintah desa memperbaiki jalan penghubung desa menuju kecamatan kota, dengan meningkatkan jalan dari tanah dasar menjadi tanah timbunan sepanjang 1.300 meter dengan lebar 6 meter.Karena, selama ini jalan menuju Desa Sungai Jeruju bak kubangan kerbai bila hujan. Dengan adanya dana desa dan dana alokasi dana desa, pemerintah desa bisa membangun desa sendiri yang lebih baik. “Pembangunan jalan ini jangka panjang, desa mengharapkan perhatian Pemerintah Kabupaten untuk ditingkatkan menjadi pengerasan dan cor beton, agar perekonomian warga Desa Sungai Jeruju lebih maju,” tuturnya.Selain membangun jalan, Edi mengungkapkan, pemerintah desa juga menyiapkan sumur bor siap pakai dan dilengkapi dengan tempat mandi, cuci dan kakus (MCK). Sumur bor ini sangat penting saat menjelang musim kemarau akan datang. “Warga desa setiap setahun biasanya kesulitan air bersih, dengan dibuat sumur bor warga bisa terbantukan,” ungkapnya.Sementara, Bupati OKI H Iskandar SE melalui Camat Cengal H Rosihan Anwar mengatakan, pemerintah kecamatan selalu memantau pembangunan yang ada di desa. Karena, dengan adanya bantuan pemerintah pusat dan pemerintah daerah berupa dana desa dan alokasi dana desa, maka harus benar-benar bermanfaat bagi warga desa. Bukan dirasakan oleh segelintir orang saja. Rosihan melanjutkan, pemerintah desa di wilayah Kecamatan Cengal telah melakukan pembangunan sesuai apa yang rencanakan desa. Rata-rata desa binaannya, kebanyakan memperbaiki dan membangun jalan sebagai transportasi darat untuk kepentingan bersama. n Sumber tribunsumsel.com

9TABLOID DESAEdisi 20 - Periode 21 November - 6 Desember 2016FokusDesa

Pemerintah Daerah (Pemda), Ogan Komering Ulu (OKU), resmi membuka lelang jabatan untuk 11 kursi jabatan eselon II. Pendaftaran terhitung, 14 November sampai 2 Desember 2016 mendatang.Dari 11 jabatan eselon II yang masuk daftar lelang, beberapa diantaranya, yakni jabatan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) OKU dan Dinas Perhubungan Kab OKU.“Ada 11 jabatan eselon II yang dilelang terbuka. Juga termasuk jabatan Sekretariat DPRD OKU,” kata Kasubid Mutasi, Badan Kepegawaian Daerah (BKD) OKU, Ahmad Afandi saat ditemui Tribun Sumsel di lokasi pendaftaran lelang jabatan Kantor Pemda OKU.Ia menjelaskan sampai, Rabu (16/11) kemarin belum ada satupun yang mendaftar.

PNS dari Luar OKU Tertarik Ikut Lelang JabatanSekwan dan Kadishub OKU

Meski demikian sudah banyak yang bertanya. Bukan hanya pejabat dari OKU.Ada juga PNS dari luar OKU yang datang bertanya.“Sampai saat ini baru ada yang tanya saja. Seingat saya ada empat pejabat eselon II, yang datang ke sini menanyakan prihal lelang jabatan yang dilakukan,” kata Afandi tanpa menjelaskan, siapa-siapa empat pejabat tersebut yang sudah datang mencari informasi terkait lelang jabatan.“Nggak enaklah kalau kami sebut namanya. Yang jelas ada eselon II yang datang ke sini. Mereka belum daftar, baru sebatas tanya-tanya informasi saja,” ucapnya, menjelaskan, untuk lokasi test sendiri mereka belum tahu pasti. Pelaksanaan test bisa dilakukan di OKU, bisa juga di luar OKU.Sementara, Seketaris BKD OKU, B Lubis saat dihubungi Tribun Sumsel menjelaskan, lelang jabatan itu terakhir

Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, mengadakan lelang jabatan pratama setingkat eselon II di jajaran Pemkab setempat, sejak 15 November 2016, namun

belum ada yang berminat mendaftar.

pendaftaran belum ada sama sekali ASN yang memasukan berkas pendaftaran untuk ikut lelang 11 posisi eselon II atau setingkat kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) disiapkan panitia.

"Sampai saat ini belum ada memasukan berkas, cuma memang banyak yang baru tanya-tanya saja. Baik yang datang langsung ke sini atau hanya menghubungi lewat telepon genggam," katanya.

Kebanyakan ASN yang baru bertanya dari kalangan pejabatan eselon II, katanya tanpa menyebutkan nama-nama atau inisialnya.

Sedangkan pertanyaan yang

Pemkab OKU Lelang Jabatan Eselon II

Pantauan di lapangan di Baturaja, Rabu, ruangan tim panitia seleksi lelang jabatan Pratama di Pemkab OKU hanya ada beberapa orang panitia seleksi duduk di ruang panitia, sedangkan di depannya banyak deretan kursi disusun disiapkan untuk aparatur sipil negara (ASN) yang hendak berurusan dengan panitia.

Menurut Ahmad Afandi, salah satu tim panitia seleksi yang juga merupakan Kasubbid Mutasi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) OKU, pendaftaran seleksi lelang 11 posisi jabatan tersebut telah dibuka secara resmi sejak Selasa (15/11) dan akan berakhir 2 Desember 2016.

Diakuinya, jika memasuki dua hari

disampaikan kebanyakan seputar persyaratan lelang jabatan, baik berupa persyaratan umum maupun khusus.

Selain itu mengenai batas waktu pendaftaran serta beberapa hal lainnya, kata dia.

Terkait telah dibukanya pendaftaran lelang jabatan, meskipun sampai saat ini masih sepi peminat, namun pihaknya optimis dan sangat yakin jika nantinya ada para pelamar atau ASN akan mengikuti lelang jabatan ikut mendaftar.

Pos jabatan yang akan dilelang, antaranya Kepala SKPD setingkat eselon II seperti Kepala Dinas Perhubungan, Kepala BPMD , Kepala Kantor Arsip dan Perpustakaan, Kepala Dinas Pariwisata, Kepala Dinas Pemuda Olahraga, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Kepala Kantor PBK, dan Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. n

pendaftaran sampai 2 Desember.Lelang tersebut kata dia dilakukan terbuka.Disinggung mengenai lelang jabatan itu apakah khusus untuk, eselon III promosi jabatan ke eselon II, kata Lubis lelang itu terbuka.“Eselon III bisa ikut ke bersaing memperebutkan jabatan eselon II. Namun syaratnya ya harus eselon IIIa,” katanya.Disinggung sampai masa waktu habis jika masih belum ada, pendaftar lelang jabatan ini, apakah akan dilakukan perpanjangan waktu, kata Lubis mereka belum berpikir ke arah sana.“Nantilah. Waktunyakan masih panjang mulai 14 November sampai 2 Desember 2016 nanti.Kita habiskan dulu waktu yang ada itu,” ucapnya. Sumber: tribunsumsel.com

Perum Bulog Subdivre Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, hingga awal November 2016 menyerap 25 ribu ton beras petani atau 80 persen dari target pengadaan 30 ribu ton tahun ini.Kabulog Sub Divre Ogan Komering Ulu (OKU), Junaidi, di Baturaja, Kamis mengatakan, sisa sekitar 20 persen serapan atau sebanyak 5 ribu ton diperkirakan mampu diserap hingga akhir Desember 2016.“Saat ini masih banyak lahan persawahan milik petani yang belum selesai dipanen,” katanya seperti dikutip sumsel.antaranews.com.Mengenai serapan beras pada 2017, Junaidi mengaku pihaknya masih menargetkan sama dengan tahun 2016, yakni sebesar 30 ribu ton.Asumsi tersebut, menurutn dia didasarkan atas hasil panen padi yang ada saat ini, serta mengukur dari daya tampung gudang Bulog.Terkait serapan beras dari petani ini, dia mengaku, optimis dapat mencukupi kebutuhan stok beras untuk keluarga miskin (Raskin) di tiga kabupaten, bahkan menjadi pembantu penopang kebutuhan Raskin bagi beberapa daerah lainnya di Sumsel, seperti Palembang, Lahat, Muara Enim, Prabumulih, serta luar

daerah yakni Bengkulu, Bangka Belitung dan Jambi.“Selain kebutuhan Sumsel, serapan beras yang kita tampung juga dikirim ke luar daerah seperti Bengkulu, Jambi dan Bangka Belitung, sampai sekarang masih tetap kita lakukan,”

ungkapnya.Mengenai kualitas beras yang diserap, menurut dia, kualitas beras sangat bagus yakni berkualitas medium.Memang diakuinya, sebagian besar beras yang diserap hasil dari kontribusi Kabupaten OKU Timur merupakan ladang pertanian sawah terbesar di Sumsel selain Kabupaten Musi Banyuasin (Muba).“Pasokan beras dari OKU Raya cukup besar, saingan kita hanya dari daerah

Muba, kalau Musirawas masih kalah dengan kita. Jadi kita optimis hasil serapan beras dapat ikut menjadi penyanggah stok kebutuhan di Sumsel, bahkan penopang daerah lainnya,” kata Junaidi.Ia menambahkan, selain menjadi penopang pasokan beras di Sumsel dan beberapa daerah lainya, pihaknya memprediksi stok beras yang ada nantinya dapat membantu atau menyanggah stok kebutuhan nasional. n

Bulog Serap 25 Ribu Ton Beras Petani

10 TABLOID DESAEdisi 20 - Periode 21 November - 6 Desember 2016 RagamDesa

Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman mendorong peran serta Civitas Akademika Universitas Airlangga (Unair) Surabaya untuk

berpartisipasi dalam pembangunan pertanian nasional dengan mengembangkan inovasi teknologi pertanian. Hal ini disampaikan Mentan ketika menyampaikan orasi ilmiah di depan segenap Civitas Akademika UNAIR dalam rangka Dies Natalis ke-62 UNAIR.

Mentan menambahkan bahwa Kementan fokus membangun infrastruktur dasar pada lahan kering dan tadah hujan seluas 3,9 juta hektar dengan membangun embung, long storage, dam-parit, sumur dangkal, dan pemanfaatan air sungai sehingga Indeks Pertanaman (IP) dapat meningkat dari satu kali tanam padi per tahun menjadi dua kali per tahun. Pengembangan infrastruktur tersebut juga bermanfaat untuk antisipasi dan mitigasi dampak El Nino 2015 yang lebih hebat ketimbang El Nino pada 1997.

“Guna mengatasi musim paceklik dilakukan terobosan baru menanam padi di bulan Juli hingga September dan menghasilkan luas tanam rerata 1 juta hektar per bulan, hampir dua kali lipat dibandingkan 15 tahun terakhir hanya sekitar 500 ribu hektar,” ungkap Mentan yang baru kembali dari kunjungan kerja selama sepekan ke Korea Selatan dan Taiwan.

Tampak hadir Rektor Unair Prof Dr Mohammad Nasih, Wakil Ketua KPK Laode Mohammad Syarif, Sekretaris Badan Pengembangan SDM Kementan (BPPSDMP) Momon Rusmono, dan Kepala BBPP Ketindan Adang Warya.

Tata Niaga Pangan

Dalam orasi ilmiahnya Mentan juga mengelaborasi kondisi karakteristik negara kepulauan, sistem distribusi, logistik, asimetri informasi, struktur dan perilaku pasar yang berakibat pada terjadinya disparitas harga dan anomali pasar pangan, sehingga pemerintah menetapkan harga acuan berupa celling price (batas atas) dan floor price (batas bawah) pada tujuh komoditas pangan: padi/beras, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, gula dan daging sapi.

“Pemerintah hadir di tengah petani khususnya pada saat panen raya dan harga jatuh maka pemerintah turun tangan membeli produk petani dan sebaliknya pada saat harga di konsumen naik maka dilakukan intervensi melalui operasi pasar,” tegas Amran.

Menurutnya, pemerintah melalui Bulog menggalakkan program serap gabah petani disingkat Sergap dan dijual ke sentra konsumen, dengan demikian rantai tata niaga diperpendek dari tujuh hingga delapan menjadi hanya tiga dan empat rantai sehingga disparitas harga konsumen dengan produsen diminimalisir, untuk memberi keuntungan pada petani dan tidak membebani konsumen.

“Saya harapkan dukungan perguruan tinggi, peran saya tidak ada artinya tanpa dukungan perguruan tinggi, Karena di kampus ini berkumpul sosok-sosok teladan saya dan saya selalu ingat pesan orang tua bahwa setelah bapak dan ibu maka orang yang paling berjasa bagi kita adalah guru,” seru Amran menutup orasi ilmiahnya tersebut. n

Mentan Dorong Perguruan Tinggi Dukung Pembangunan Pertanian di Indonesia

Kementerian Pertanian RI selama dua tahun terakhir telah berhasil menuntaskan lima masalah klasik pertanian Indonesia yakni irigasi, sawah, pupuk, benih, dan alat mesin pertanian (Alsintan) dan penyuluhan sehingga hasil produksi pangan strategis meningkat.

Selain harapan dukungan dari Unair Surabaya, Kementan juga telah menjalin kerjasama dengan IPB , UGM dan Unila karena maju mundurnya pertanian Indonesia juga tergantung dukungan dan itikad baik perguruan tinggi.

“Mari kita wujudkan harapan Soekarno pada pidatonya 27 April 1952 bahwa mati hidup suatu negara tergantung pangan, karena ketahanan negara ditentukan oleh ketahanan pangan,” pungkas Amran.

Mentan juga mengingatkan dengan mengusung semangat Hari Pahlawan 10 November, pemerintah mengharapkan dukungan perguruan tinggi pada hilirisasi hasil penelitian agar Indonesia tidak tergantung pada produk impor dan mampu membuka lapangan kerja bagi industri teknologi pertanian yang pada gilirannya bermanfaat bagi petani untuk meningkatkan hasil produksi pangan sehingga target swasembada pangan dapat terwujud dalam tiga tahun ke depan.

Dua Desa di Kabupaten Muba Segera Nikmati ListrikPerwakilan dari Desa Tanggulang Baru dan Desa Sumber Jaya, Kecamatan Babat Supat menggelar audiensi dengan Plt Bupati Musi Banyuasin (Muba), Kamis (17/11). Pada audiensi yang berlangsung di Rumah Dinas Bupati Muba, Kepala Desa Tanggulang Baru M. Kusnan memperkenalkan rombongannya yang berjumlah tujuh orang diantaranya Kades Sumber Jaya Siswanto dan warga eks Timor Timur Misbahudin.Kepala Desa Tanggulang baru, M. Kusnan menjelaskan bahwa tujuan dari audiensi dengan Plt Bupati ini yaitu untuk menyampaikan aspirasi dari masyarakat di kedua desa tersebut, terkait penyelesaian jaringan listrik yang sempat tertunda.“Kami mohon supaya jaringan listrik di desa kami secepatnya diselesaikan,” harapnya.Lebih lanjut Kusnan mengungkapkan, di Desa Tanggulang Baru dan Desa Sumber Jaya telah ada tiang listrik dan sudah terapasang kabel sepanjang tujuh kilo meter yang telah di bangun oleh dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Muba pada tahun 2013 dan kurang tiga kilo meter lagi menuju penyaluran jaringan listrik PT PLN terdekat di Kabupaten Banyuasin.Menanggapi apa yang telah disampaikan oleh Kades Tanggulang Baru, Plt Bupati Muba David BJ Siregar yang didampingi Asisten II Setda Muba Ir H Sulaiman Zakaria MT dan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Muba Ir H Hendriadi mengintruksikan kepada Distamben Muba sebagai leading sektor dan pihak terkait supaya segera menyelesaikan jaringan listrik tersebut.“Sekarang kami minta Distamben, bisa diusahakan secepatnya, segera lakukan koordinasi dengan Kabupaten Banyuasin dan pihak terkait,” ujar David.Plt Bupati Muba juga meminta kepada warga dari kedua desa untuk dapat mengawal penyelesaian jaringan listrik tersebut. Dan dalam waktu dekat David BJ Siregar dan jajaran Pemkab Muba akan bersilaturahmi dengan warga Desa Tanggulang Batru dan Desa Sumber Jaya Kecamatan Babat Supat. n

Kebun Karet Terendam, Warga Talang Ojan Pilih BerladangHujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten PALI beberapa hari ini, membuat perkebunan karet di Talang Ojan, Kecamatan Talang Ubi, terendam air hingga mencapai dua meter. Tingginya genangan air di kebun warga tersebut, lantaran meluapnya Sungai Penukal.Akibatnya, warga Talang Ojan tidak bisa melakukan aktivitas penyadapan karet di kebun mereka. Kondisi itu sudah terjadi sejak sepakan belakangan ini. Dipastikan, petani karet mengalami kerugian materi yang mencapai juta rupiah perpekan ini.“Sudah satu minggu ini, kebun karet kami terendam air dan kami tidak bisa menyadap karet seperti hari biasanya,” kata Adi, warga Talang Ojan, ketika dijumpai Tribunsumsel.com di lokasi kebun karet terendam banjir. Kamis (17/11).Adi melanjutkan, kebun karet warga yang terendam banjir ketinggian mencapai dua meter. Karena tidak bisa menyadap karet, para petani mengalihkan kegiatannya ke ladang, sambil menunggu genangan air di kebun karet mereka surut dan mengering. “Banjir di sini (Talang Ojan) tahunan, biasanya cepat surut, jadi warga nunggu air kering, banyak pergi ke ladang untuk bertani,” ujar Adi, seraya mengatakan batang pohon karet tidak busuk terendam air.

n Sumber tribun sumsel

11TABLOID DESAEdisi 20 - Periode 21 November - 6 Desember 2016RagamDesa

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumatera Selatan mengimbau warga untuk mewaspadai bencana banjir dan tanah

longsor yang mulai melanda sejumlah daerah karena intensitas curah hujan akhir-akhir ini cukup tinggi.

Lawang Kidul dam Tanjung Agung, dua titik Jalinsum yang terendam banjir yakni di Talang Gabus dan Desa Lingga.

Untuk kendaraan besar seperti dumptruk, bus antar kota dan trailer, terpaksa terjebak menunggu air surut. Sedangkan kendaraan ukuran kecil seperti minibus, pick-up dan kendaraan roda dua dialihkan ke jalan Kabupaten yang tonase dan ukurannya lebih kecil.

Kapolres Muaraenim AKBP Hendra Gunawan melalui Kasat Lantas AKP Adik Listyono saat di temui di lokasi banjir mengatakan, dengan adanya banjir ini, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Polres OKU untuk menutup sementara jalur Tanjung Enim-Baturaja yang melalui Simpang Meo.

Rumah Warga TerendamBanjir yang berasal dari luapan Sungai Enim menggenangi wilayah kota Tanjungenim, di beberapa titik yang terjadi banjir yakni di Desa Lingga II, Talang Gabus, Keban Agung dan Lingga sehingga membuat penghuninya harus mengungsikan barang barang berharga ke tempat yang aman.

Sementara itu Bupati Muaraenim Ir H Muzakir Sai Sohar didampingi Camat Lawang Kidul Rahmat Noviar, dan beberapa kepala SKPD dan unsur Tripika Lawang Kidul, bahwa

pihaknya meminta kepada pihak terkait untuk melakukan penanganan terutama untuk masyarakat yang terkena banjir.

Kepala Dinas Sosial Muaraenim Drs Teguh Jaya MM, saat ini pihaknya sedang melakukan inventarisir titik banjir dan wilayah yang bersentuhan dengan masyarakat korban banjir, dan melakukan evakuasi dengan perahu karet untuk masyarakat yang terjebak banjir.

Sementara Danramil 04 045 Lawang Kidul Kapten Inf Gunadi, pihaknya akan selalu standby dan bersiaga di beberapa titik banjir dan utamanya di wilayah Talang Gabus dan mengamankan para pengungsi serta mengatur kendaraan khususnya kendaraan lintas kota yang sedang menunggu surutnya banjir.

Tanah Longsor Curah hujan yang cukup tinggi juga mengakibatkan jalan lintas di Desa Padang Bindu Kecamatan Tanjung Agung Muaraenim yang menghubungkan Kecamatan Semendo Darat Laut (SDL) longsor. Akibatnya akses jalan tersebut putus total, Senin, (14/11).

Tanah longsor terjadi dua titik di antaranya Jalan raya Umum menuju Simpang Lubuk Nipis dengan panjang longsoran sekitar 10 Meter dan untuk titik kedua terjadi di jalan raya umum menuju Talang Tebat Benawa Kecamatan Tanjung Agung, dengan Panjang longsoran sekitar 30 Meter.

Akibat peristiwa tersebut akses jalan umum yang biasa dilalui masyarakat dan kendaraan umum menjadi terputus.

Peristiwa longsor inipun dibenarkan oleh Kapolres Muaraenim melalui Kapolsek Tanjung Agung AKP Iwan Gunawan SH di dampingi Kasubag Humas AKP Arsyad membenarkan adanya peristiwa tersebut.

“Kita sudah melaporkan peristiwa tersebut baik ke BPBD Muaraenim maupun ke PU Binamarga kabupaten Muaraenim untuk menurunkan alat berat untuk membuka kembali akses jalan antara Kecamatan Tanjung Agung menuju Kecamatan Semendo Darat Laut (SDL),” jelasnya. n

Sumsel Waspada Banjir dan Longsor

Guyuran hujan dengan intensitas curah hujan yang tergolong tinggi mencapai hungga 400 milimeter di wilayah provinsi memiliki 17 kabupaten dan kota itu, berpotensi terjadi pada sore dan malam hari.

“Banjir yang melanda sejumlah desa di Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Muaraenim dalam dua hari ini diprediksi akan terus mengancam masyarakat di provinsi ini, sehingga semua pihak perlu meningkatkan kewaspadaan,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten BMKG Sumsel Indra Purna di Palembang, Selasa (15/11).

Daerah-daerah itu meliputi Kota Palembang, Kabupaten Lahat, dan Musirawas, Banyuasin, dan Kabupaten Musi Banyuasin. Sementara itu, daerah tergolong rawan longsor adalah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), OKU Selatan, Kabupaten Empat Lawang, dan Kota Pagaralam.

Ditutup SementaraGuyuran hujan yang tinggi mengakibatkan beberapa titik ruas Jalinsum Tanjungenim - Baturaja terendam banjir. Petugas kepolisian dari Polres Muara Enim dan Dinas Perhubungan Muaraenim terpaksa melakukan pengamanan dengan menutup akses sampai kondisi jalan benar-benar aman.

Selain wilayah Kecamatan

Muba Kembangkan KSB,Satu KSB Setiap KecamatanPemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, berupaya terus mengembangkan “Kampung Siaga Bencana” yang mulai dibentuk sejak dua tahun terakhir sehingga paling tidak terdapat satu KSB di setiap kecamatan.“Kampung Siaga Bencana sekarang ini baru terdapat di dua kecamatan dari 14 kecamatan yang ada di kabupaten ini, kondisi ini mendorong terus dilakukan pengembangan KSB,” kata Sekda Musi Banyuasin Sohan Majid di Sekayu, Rabu.Menurut dia, pengembangan KSB perlu terus dilakukan karena manfaatnya cukup besar untuk membantu masyarakat menghadapi kemungkinan terjadinya berbagai bencana, terutama saat musim hujan seperti sekarang ini. “Untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam di ‘Bumi Serasan Sekate’, baik pada musim hujan maupun kemarau, Kampung Siaga Bencana seperti yang ada di Desa Babat Banyuasin, Kecamatan Babat Supat secara bertahap dikembangkan di sejumlah kecamatan lainnya yang tergolong rawan bencana,” ujarnya.Dia menjelaskan melalui KSB dapat diberikan pengetahuan dan motivasi masyarakat untuk berperan aktif menanggulangi suatu bencana yang sewaktu-waktu bisa melanda kawasan permukiman penduduk dan lahan pertanian.Dengan dibentuknya KSB, katanya, masyarakat yang berada di sekitar lokasi pembentukan KSB diberikan pelatihan mengenai cara melakukan evakuasi korban bencana, pertolongan pertama kepada korban, dan menyalurkan bantuan.“Dengan adanya KSB di sekitar daerah rawan terjadinya bencana, sukarelawan yang terlatih itu dapat memberikan pertolongan secara cepat sehingga dapat dihindari timbulnya kerugian harta benda dan korban jiwa dalam jumlah besar,” katanya. n

Sumsel Jamin Stok Bantuan Bencana Alam MencukupiMengantisipasi dampak dari setiap bencana alam yang mungkin saja terjadi di wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) di musim pancaroba, Pemerintah Provinsi melalui Dinas Sosial Sumsel menjamin ketersediaan stok bantuan untuk bencana terutama beras yang saat ini tersedia dalam jumlah cukup banyak.“Jumlah stok makanan terutama beras yang dialokasikan khusus untuk membantu masyarakat jika terjadi bencana banjir dan tanah longsor tersedia sesuai dengan ketentuan mencapai 100 ton per kabupaten dan kota,” kata Kepala Dinas Sosial Sumatera Selatan Apriyadi di Palembang, Rabu (16/11) seperti dikutip sumsel.antaranews.com. Pihaknya menjamin bantuan untuk korban bencana dampak musim hujan tersedia di gudang-gudang Dinas Sosial tingkat provinsi dan kabupaten/kota.Dengan tersedianya stok bantuan dalam jumlah cukup banyak, katanya, sewaktu-waktu bisa disalurkan kepada masyarakat jika pada suatu daerah di provinsi yang memiliki 17 kabupaten dan kota itu, mengalami bencana banjir dan tanah longsor seperti yang dilakukan saat bencana terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Muara Enim dalam tiga hari terakhir.Dia menjelaskan selain bantuan beras, sekarang ini juga sudah tersedia stok bantuan bahan makanan lainnya untuk korban bencana berupa mie instan, ikan dalam kemasan kaleng, dan bahan makanan lainnya yang dapat meringankan beban masyarakat yang tertimpa bencana.Pihaknya juga telah menyiapkan beberapa barang yang biasa diperlukan masyarakat di lokasi bencana, seperti selimut, tenda penampungan sementara, dan peralatan evakuasi, serta memiliki 759 tenaga sukarelawan Taruna Siaga Bencana yang siap bertugas di wilayah provinsi berpenduduk sekitar 8,6 juta ini. n

12 TABLOID DESAEdisi 20 - Periode 21 November - 6 Desember 2016 RagamDesa

“Pelajar Harus Pahami Teknologi Informasi”

Era teknologi informasi sudah dalam genggaman, bahkan sampai ke pelosok desa, orang sudah bisa menikmati kemajuan informasi di semua bidang

kehidupan. Apalagi bagi yang berprofesi masih sebagai pelajar, mereka sebagai penerus bangsa dituntut mampu memahami ilmu teknologi.

peluang dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga itu harus dimanfaatkan sebaik mungkin terutama kalangan pelajar.

Jadi teknologi informasi sebagai sumber dalam meningkatkan kualitas pelajar sehingga perkembangannya harus diikuti.

Namun, lanjut dia, kesemua teknologi informasi tersebut tidak terlepas dari bimbingan kepala sekolah dan para guru terutama dalam melakukan pengarahan.

Kepala sekolah harus membimbing siswanya

terutama dalam memanfaatkan teknologi informasi, ujar dia.

Menurut dia, semuanya itu dilakukan agar mutu pen-didikan samakin meningkat sehingga pembangunan akan lebih baik.

Dalam kesempatan itu Wagub juga mengupayakan supaya kualitas pendidikan negeri dan swasta sama dan jangan sampai ada yang dianak tirikan.

Sebelumnya Kepala Dinas Pendidikan Sumsel Widodo mengatakan, memang sekarang ini masih banyak yang beranggapan sekolah swasta mutunya kurang bagus dibanding negeri.

Oleh karena itu pihaknya terus memaksimalkan mutu sekolah baik swasta mapun negeri supaya daerah ini semakin terdepan, tambah dia.Sumber: sumsel.antaranews.com n

Seperti disampaikan Wakil Gubernur Sumatera Selatan Ishak Mekki, para pelajar harus mampu memahami ilmu tentang teknologi informasi, karena sekarang ini sudah menjadi tuntutan masyarakat.

Era teknologi sekarang ini sudah menjadi tuntutan sehingga pelajar harus mengikuti, kata Wagub saat berbicara dalam seminar pendidikan di Palembang, Selasa.

Apalagi teknologi sangat dibutuhkan termasuk dalam mengembangkan wawasan pelajar, ujar dia.

Menurut dia, sekarang ini era digital dapat dijadikan

Bupati OKU Timur HM Kholid MD, mengancam akan mengganti Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Kholtikultura Kabupaten OKU Timur Ir Ruzuan Effendi, jika tidak berhasil mendapatkan sertifikasi beras organik tahun 2016.Hal itu ditekankan Kholid mengingat beras merupakan kebanggaan dan penghasilan terbesar masyarakat OKU Timur yang harus menjadi icon Kabupaten OKU Timur. “Beras Organik OKU Timur tahun 2017 harus go nasional. Daerah lain memiliki kebanggaan masing-masing, OKU Timur yang bisa dibanggakan salah satunya adalah beras. Karena dari situlah hasil terbesar masyarakat. Jadi kita harus berupaya agar beras bisa dibanggakan. Salah satunya adalah beras organik, karena jika beras biasa maka kita akan kalah dengan kabupaten lain,” ungkap Kholid.Kholid menegaskan, tugas dari SKPD terkait adalah untuk mendapatkan sertifikasi beras organik tersebut sehingga kedepan OKU Timur akan terkenal dengan penghasilan beras sehat. Setelah beras organik mendapatkan sertifikasi dan berhasil dikenal, maka pemerintah akan mengarahkan petani untuk menggunakan pupuk Organik. “Jika beras organik OKU Timur sudah menjadi ikon dan dikenal secara luas, maka hal itu juga

Tak Berhasil Raih Sertifikasi Beras Organik 2016, Jabatan Kepala Dinas Jadi Taruhan

bisa meminimalisir ketergantungan petani akan pupuk kimia yang seyogyanya akan merusak unsur tanah,” tegasnya.Kholid melanjutkan, tim penilaian sertifikasi beras organik dari Provinsi Sumatera Barat sudah melakukan peninjauan dan pemeriksaan terhadap beras organik OKU Timur. Mereka menegaskan kepada instansi terkait, agar beras organik benar-benar mendapatkan sertifikat sehingga tahun 2017 OKU Timur bisa menjual hasil pertanian tersebut menjadi hasil unggulan.“Pemerintah harus memiliki tata kelola yang baik sehingga akan muncul jiwa-jiwa entrepreneur, yang mengarah pada jiwa pengusaha untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Setelah beras organik benar-benar dikenal dan menjadi salah satu penghasil terbesar, tentunya masyarakat akan semakin sejahtera karena perbedaan harga antara beras organik dengan beras biasa sangat jauh,” katanya.Tahun 2016 sendiri, Kabupaten OKU Timur mampu menghasilkan Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 950.000 ton atau sebanyak 650-700.000 ton beras. Sementara tingkat konsumsi seluruh masyarakat OKU Timur hanya sekitar 100.000 ton dengan sisa yang cukup banyak di kirim ke luar daerah.

Sumber kabarokutimur.com

BI Resmikan “Pilot Project” Desa Digital

Beberapa waktu lalu Bank Indonesia meresmikan “pilot projet” desa digital di Desa Sindangjawa Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon. “Pilot project” tersebut bertujuan untuk elektronifikasi dan pemanfaatan dana desa yang rencananya dilakukan di lima daerah dan Kabupaten Cirebon merupakan daerah pertama yang menjadi lokasi luncuran desa digital tersebut.

Adanya program penyaluran dana desa dari pemerintah pusat mulai 2015-2019 dengan alokasi sekitar Rp 47 triliun untuk 74.744 desa pada 2016 dan akan terus meningkat pada tahun berikutnya membuat Bank Indonesia selaku otoritas sistem pembayaran membuat, mengelola dan memelihara sistem pembayaran secara efisien, cepat, aman dan transparan.

Direktur Program Elektronifikasi dan Inklusi Keuangan, Bank Indonesia, Pungky Purnomo Wibowo mengatakan, pencairan dana desa dari APBN 2015 dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah telah 100% memakai transaksi non-tunai, sedangkan realisasi dari Pemda ke pemerintah desa masih ada 30% yang masih menggunakan transaksi tunai.

Dia menuturkan, melalui program desa digital dari Bank Indonesia diharapkan realisasi pencairan dana desa dari pemerintah pusat ke Pemda hingga ke pemerintah desa di Indonesia menggunakan transaksi non-tunai, begitu juga saat pemerintah desa hendak mengelola dan memanfaatkan dana tersebut haruslah membelanjakan uangnya kepada kalangan usaha yang telah menjadi agen Layanan Keuangan Digital (LDK).

“Jika pemerintah melakukan transaksi non-tunai maka akan lebih aman, cepat dan transparan karena segala bentuk transaksinya terekam,” kata nya.

Pungky mengungkapkan, dalam menjalankan misi penguatan sistem pembayaran, Bank Indonesia membuat empat pilar yaitu membuat sistem pengelolaan keuangan yang efisien dan efektif, perluasan elektronifikasi, infrastruktur yang handal dan pengawasan yang tajam khususnya untuk pemanfaatan dan pengelolaan dana desa.

“Elektronifikasi pemanfaatan dan pengelolaan dana desa jelas harus didukung oleh infrastruktur teknologi informasi yang handal,” ujarnya.

Pertumbuhan EkonomiPada saat yang sama, Bupati H Sunjaya Purwadisastra menuturkan adanya program dana desa yang diatur dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi karena desa diberikan anggaran lebih besar dan diberikan keleluasaan dalam pengelolaan anggaran dari pemerintah.

“Konsekuensi dari besarnya anggaran, pemerintah desa harus siap membuat perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan penggunaan dana dengan benar dan transparan,” tuturnya.

Sistem elektronifikasi, kata Sunjaya, merupakan salah satu langkah positif dari Bank Indonesia untuk menjaga agar dana desa jauh dari perilaku menyimpang atau koruptif karena semua jenis transaksi yang dilakukan pemerintah desa bisa terkontrol.

“Hanya saja, masih ada perangkat desa yang masih harus dibina lebih lanjut untuk menggunakan teknologi informasi agar program elektronifikasi pembayaran berjalan baik,” katanya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Cirebon, M. Abdul Majid Ikram memaparkan pada tahun 2019 mendatang diharapkan seluruh desa di Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan) bisa jadi desa digital dalam pengelolaan keuangan dana desa. n

13TABLOID DESAEdisi 20 - Periode 21 November - 6 Desember 2016RagamDesa

Bagi yang sudah lahir sebelum era 80-an tentunya tidak asing dengan program acara Kelompok Pembaca Pendengar dan Pemirsa

(Kelomponcapir). Program edukasi dan kreasi untuk para petani dan peternak di era orde baru yang digagas stasiun televisi nasional di Indonesia.

namun faham akan teori pertanian yang baik bahkan mampu mengabaikan riset

sendiri untuk kepentingan masyarakat banyak,” katanya.

Dia mengingatkan, dimasanya, Kelompencapir mampu mengantarkan Indonesia mendapat puja puji dari dunia internasional.

”Program yang terencana dipadu dengan strategi penyampaian informasi yang jitu menjadi kuncinya. Kelompencapir adalah salah satu contoh wujud ekonomi kerakyatan, dan melalui KIM, Banyuasin akan lakukan kembali kesuksesan tersebut,” tegasnya.

Seperti diketahui KIM telah terbentuk dan pengurusnya dikukuhkan sejak 19 November 2015 lalu. Salah satu prestasinya, telah menyukseskan Banyuasin dalam Pemilihan Kades serentak dan mendapat penghargaan record MURI. n

Kominfo Banyuasin Akan Hidupkan Lagi Klompencapir

Karena dinilai mampu mengasah kreatifitas dan ilmu pengetahuan masyarakat, Bidang Komunikasi dan Informatika dinas Perhubungan Kominfo Banyuasin akan menghidupkan lagi program yang serupa Kelomencapir tersebut di Bumi Sedulang Setudung.

“Sekarang masih diformat, Insya Allah 2017 nanti berjalan, tapi redaksional nama programnya di ganti, bukan Kelompencapir melainkan Kelompok Informasi Masyarakat atau KIM. Cakupannya tidak hanya pertanian, menyeluruh terkait potensi yang dimiliki wilayah masing-masing,” jelas Kabid Kominfo Banyuasin Erwin Ibrahim ST MM MBA, Rabu (9/11) pekan lalu.

Erwin menjelaskan program Kerja KIM juga mewujudkan masyarakat yang informatif untuk membangun daerahnya. Misalnya dari segi olahraga, makanan, hasil sungai, dari perkebunannya. Termasuk memanfaatkan lahan tidur, perbaikan sarana sekolah, atau akses jalan.

“KIM inilah yang harus menguasai data secara akurat dan rinci, selanjutnya informasi ini dilanjutkan ke SKPD dan ini akan sangat membantu,” katanya.

Kim ini diharapkan mampu menumbuhkan inovasi maayarakat dalam bidang yang mereka geluti mulai dari petani, peternak dan lainnya.

“Misalkan dalam bidang pertanian, kedepannya petani banyuasin bukan hanya mampu bercocok tanam dan beternak saja,

Masih Ingatkah anda dengan Kelompencapir? Bagi generasi 80-an pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah itu. Suatu program politis yang fenomenal dan luar biasa. Kelompencapir adalah singkatan dari kelompok pembaca, pendengar, dan pemirsa dengan dedengkotnya saat itu adalah Menteri Penerangan Harmoko. Program ini mempertemukan kelompok petani, nelayan, dan pekerja pedesaan yang memiliki prestasi untuk diadu dalam level kabupaten sampai level nasional.Kebanggaan sebuah kelompok yang berhasil memenangi kelompencapir biasanya selaras dengan kondisi pertanian, peternakan, maupun perikanan di wilayahnya. Kelompencapir mampu mengantarkan Indonesia mendapat puja puji dari dunia internasional. Beberapa negara dari benua Afrika bahkan sering studi banding ke Indonesia untuk belajar dari kelompok-kelompok kelompencapir terbaik di saat itu. Dalam kelompencapir diajarkan cara bercocok tanam yang baik, memelihara ternak, sampai menjemur ikan. Acara yang berbau propaganda itu sangat manjur dalam mengubah “mindset” mayoritas rakyat Indonesia. Ampuh dan begitulah hasilnya, sehingga tidak ada yang tahu kalau program itu banyak sekali unsur rekayasanya, banyak yang terpikat sehingga hanya ada ideologi Pancasila dan tidak ada unsur ideologi agama yang masuk, mujarab dengan kata lain mayoritas rakyat seakan termotivasi untuk bertani dengan benar melalui Panca Usaha Tani untuk menghindari hama wereng, dan mungkin merasakan kesejahteraan yang meski pas-pasan seakan ikhlas diterima karena merasa sudah ikut program pemerintah dan terlebih mendapat piagam P4. Kini banyak program yang bagus yang digagas pemerintah, mulai dari BOS, PNPM Mandiri, KUR, dsb tapi hasilnya bisa dikatakan jauh panggang dari api, karena memang ‘manajernya‘ tidak mengusai dan tidak terjun langsung ke lapangan. Coba anda ingat Harmoko dalam berceloteh selalu mengatasnamakan “atas petunjuk bapak presiden” lalu bla..bla..bla.. terlihat sangat terampil mengusai permasalahan menyangkut segala hal mulai dari harga semen sampai sembako, mulai dari penataran P4 sampai semangat gotong royong pembangunan (GBHN, REPELITA, PELITA, dsb), yang sebenarnya bukan kerena latar belakang Harmoko yang pernah menjadi wartawan, namun pengusaan yang terencana dipadu dengan strategi penyampaian informasi yang jitu menjadi kuncinya. Kelompencapir adalah wujud nyata dari sistem ekonomi kerakyatan meskipun semu, dan barangkali sudah mati suri sekarang ditelan oleh arus neoliberalisme, tapi pola strategi dan manajemennya hingga pengaruhnya sungguh luar biasa. Dalam pikiran positif, saat ini masih terdapat mayoritas masyarakat yang merindukan program pemerintah yang realistis dan bukan teoritis. n

Dikutip dari: Luis Ferdino, Kompasiana

Story ofKelompencapir

Kecamatan Desa Purwosari Giat Budidayakan Ikan GuramiMasyarakat Desa Purwosari, Kecamatan Sembawa, Kabupten Banyuasin mulai menerapkan budidaya ikan gurami. Perawatan ikan gurami ini sangat mudah dan harga jualnya cukup tinggi di pasaran, sehingga mulai banyak dikembangkan masyarakat untuk menambah pendapatan walaupun masih skala kecil.Salah satu warga Desa Purwosari, Sudarno mengatakan, budidaya ikan gurami cukup menjanjikan walau masih terbilang baru. Namun sudah banyak mencoba dengan skala kecil dari rumah kerumah dengan menggunakan kolam plastik, misalnya di halaman atau di tanah kosong.“Setiap warga banyak membuat kolam di halaman rumah masing-masing agar mudah perawatannya dan aman dari pencurian maupun tindak kejahatan lainnya. Kami menerapkan budidaya ikan ini dikarenakan pemasarannya sangat mudah dan harganya juga cukup tinggi, sehingga kami berkeinginan untuk mencoba membudidayakan walaupun masih dalam skala kecil,” jelasnya.“Di balik itu juga budidaya ikan gurami ini belum dilakukan secara khusus untuk menekuninya, dikarenakan proses pembesaran yang cukup lama sehingga menjadi usaha sampingan,” ungkapnya.Kepala Desa Purwosari Edi Lasiran membenarkan, kalau warganya saat ini sedang giat membuat tambak tanah maupun terpal. Namun banyak ikan yang dirawat kebanyakan ikan gurami, dikarenakanmudah dirawat,” katanya.Beliau sangat mendukung upaya dari masyarakat untuk membudidayakan ikan gurami walaupun masih sedikit, tapi lama kelamaan akan menjadi besar jika dilakukan sungguh-sungguh. n

Ribuan Burung SiberiaMigran ke BanyuasinMemasuki akhir November, jutaan ekor burung laut dari Siberia dan Australia melakukan migrasi ke Taman Nasional Sembilang (TNS), Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Fenomena tahunan ini terjadi karena cuaca di tempat asal burung tersebut memasuki musim dingin. Mereka singgah sementara di TNS Banyuasin untuk mencari ikan. Memasuki musim panas di daerah Siberia, ribuan burung itu akan kembali lagi ke daerahnya dan siklus ini akan terus terjadi setiap tahun.Kepala Balai Taman Nasional Sembilang, Syahimin mengatakan ribuan burung migran sudah mendarat di pinggiran pantai TNS. “Ini baru kloter pertama, puncaknya pada akhir November sampai awal Desember nanti,” ungkapnya pekan lalu.Menurutnya, di Indonesia ada sekitar 1.600 jenis burung. Dan yang termasuk dalam burung migrasi ada ratusan jenis termasuk yang singgah di TNS. Ada 112 jenis spesies burung ditemukan di TN Sembilang. Dimana, 44 spesies menggunakan mangrove sebagai habitat utama para burung ini hidup. Sejumlah 22 spesies lain terikat dengan kawasan ini. “Habitat mereka harus di-protect, jangan diganggu dan diburu serta jangan diubah fungsinya,” tegasnya.Dia menambahkan 202 ribu hektare lebih TN Sembilang terdiri dari hamparan vegetasi hutan mangrove, rawa belakang, hutan rawa air tawar dan hutan rawa gambut. ”Disana, ada 87 ribu hektare hutan mangrove yang masih utuh, terluas di Indonesia bagian Barat. Keseluruhan, ada 17 spesies mangrove atau sekitar 43 persen dari seluruh spesies mangrove di Indonesia ada di kawasan ini dan menjadi persinggahan burung migran untuk mencari makan,” katanya.Sementara itu Plt Bupati Banyuasin SA Supriyono mengatakan, Taman Nasional Sembilang merupakan salah satu kawasan penyangga ekosistem dunia. “Ini bisa menjadi kawasatan wisata yang eksotis,” jelasnya.Migrasi burung asal Siberia dapat disaksikan di Sembilang yang mencapai puncaknya pada bulan November-Desember. Namun akses transportasi menuju ke tempat wisata alam liar itu belum memadai. Tidak ada transportasi darat ataupun sarana umum untuk menuju ke sana, wisatawan harus mencarter speed boat.“Kedepannya akan kita garap, termasuk fasilitas pendukung lainnya,” ujar bupati.Untuk saat ini wisatawan bisa mencarter speedboat dari bawah jembatan Ampera atau dermaga gasing, menempuh jarak sekitar 2 jam menyusuri sungai rawa. Di sana akan disambut oleh barisan buaya rawa yang berjemur, atraksi lumba-lumba air tawar, formasi kunang-kunang, ribuan burung migran dan pesona alam liar lainnya. n

14 TABLOID DESAEdisi 20 - Periode 21 November - 6 Desember 2016 RagamDesa

Pemerintah RI menargetkan inseminasi buatan (IB) pada 11.000 ekor sapi indukan setiap hari di seluruh Indonesia, guna mencapai target empat

juta ekor pada 2017 dalam program upaya khusus sapi indukan wajib bunting (Upsus Siwab), dengan target lahir pedet (anak sapi) tiga juta ekor.

Pemerintah Canangkan Target IB 11.000 Ekor

Sapi Setiap Hari

Jika seekor pedet harganya Rp10 juta, maka peternak mendapat manfaat Rp30 triliun, dua tahun kemudian menjadi Rp120 triliun dari harga sapi muda Rp40 juta per ekor. Hal itu dikemukakan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman, pada pencanangan IB serentak nasional 11.000 ekor per hari, yang dilakukan di Sentra Sapi Perah di Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulan, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Selasa (15/11).

“Kita canangkan IB pada 11.000 ekor sapi setiap hari di seluruh Indonesia, gerakan ini kita lakukan kontinyu, karena pengalaman 2015 dan 2016 menghasilkan 1,4 juta ekor pedet dari hasil IB, kalau dikali harga pedet Rp10 juta berarti Rp14 triliun manfaat yang dinikmati peternak tahun ini,” ungkapnya kepada wartawan.

Andi menguraikan, manfaat dan laba yang akan diperoleh peternak dari program Upsus Siwab, dari empat juta ekor sapi yang mendapat IB hingga setahun ke depan, maka diperkirakan menghasilkan tiga juta pedet, yang harganya Rp10 juta per ekor maka peternak akan mendapat manfaat Rp30 triliun pada tahun depan.

Setelah pedet berumur dua tahun menjadi sapi muda maka harganya meningkat hingga Rp40 juta per ekor pada 2019, berarti peternak di seluruh Indonesia

mendapat manfaat sekitar Rp120 triliun sebagai nilai tambah dari pemeliharaan pedet selama dua tahun. “Saya ingatkan jangan biarkan sapi indukan berkeliaran, biarkan mereka bunting. Kalau ada masalah kesehatan maka laporkan ke dinas terkait, kami sudah siapkan dokter hewan untuk mengatasinya,” urainya, didampingi Ketua Upsus Siwab, Syukur Iwantoro yang juga menjabat Staf Ahli Mentan bidang investasi.

Andi melanjutkan, program Upsus Siwab merupakan penjabaran dari instruksi Presiden RI Joko Widodo, agar Indonesia mencapai swasembada protein pada sembilan tahun ke depan. Hal itu adalah masalah strategis nasional dan Indonesia harus mampu mengatasinya secara mandiri. “Presiden Jokowi menginstruksikan Kementan untuk hadir di tengah petani dan peternak, mengetahui masalah mereka dan mencari solusi tepat demi pertanian nasional,” ujarnya.

Sebelumnya, Pemerintah RI akan mendukung skema biaya pemeliharaan pedet melalui badan usaha koperasi, sehingga peternak rakyat tetap mendapatkan penghasilan selama memelihara dan penggemukan. Dari hasil studi Kementan, diperkirakan bahwa pembesaran sapi mulai dari pedet hingga dewasa butuh waktu 1,5 tahun, dan

peternak hanya mengeluarkan biaya produksi tanpa memperoleh hasil yang menguntungkan.

“Pedet betina merupakan sumber pengganti induk afkir dan untuk menambah populasi induk, sedangkan pedet jantan sebagai sumber bakalan sapi perah sangat vital bagi pengadaan induk baru untuk perkembangan produksi susu nasional maupun bagi pengadaan sapi bakalan,” jelas Amran Sulaiman, pada panen pedet hasil inseminasi buatan (IB), di Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur pada awal Oktober lalu.

Menurut Amran, berdasarkan pertimbangan tersebut maka pengelolaan pedet harus mendapat perhatian khusus karena tidak dapat sekadar diserahkan kepada peternak, karena akan berakibat terbaginya konsentrasi peternak terhadap pemeliharaan induk dan perawatan pedet yang akan mengakibatkan tingginya kematian pedet, dan rendahnya kualitas induk baru serta sapi potong yang dihasilkan.

Sementara, Menteri Koperasi dan UKM, AAGN Puspayoga menyatakan, akan mendukung pembentukan koperasi peternak rakyat maupun skema pembiayaan, dan sampai saat ini jumlah koperasi yang memiliki unit usaha peternakan dan telah terdaftar dalam online data sistem mencapai 556 koperasi. “Sementara untuk koperasi baru yang memiliki unit usaha peternakan sebanyak 68 koperasi dengan anggota 161 kelompok peternak dan tersebar di sepuluh provinsi di Indonesia,” jelasnya.

Puspayoga melanjutkan, sebagai wadah dari para petani peternak sapi, koperasi akan menjalankan fungsi sebagai koordinator petani untuk pengadaan pedet sapi, konsentrat, obat-obatan dan lain-lain, serta mencarikan pembeli sapi yang telah dibesarkan petani anggotanya. Dalam hal ini koperasi peternak bekerja sama dengan pihak lain misalnya pedagang sapi, dinas peternakan, koperasi susu, dan perusahaan besar sapi potong yang akan menyalurkan sapi yang telah dibesarkan ke rumah potong hewan (RPH) terdekat. n

40 BUMDes Mampu Raih Omzet hingga Rp8 MiliarMenteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Sandjojo mengklaim, terjadi peningkatan jumlah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang signifikan untuk tahun 2016 ini.Pada 2015 lalu, BUMDes yang berjumlah 1.022 unit meningkat menjadi 12.848 unit. Setidaknya, ada 40 di antaranya yang bahkan mampu meraih omzet antara Rp300 Juta hingga Rp8 miliar per tahun.Melihat peningkatan tersebut, Eko Sandjojo mengatakan, ada banyak peluang kerjasama dan sinergi yang bisa dilakukan antara BUMDes dengan badan-badan usaha besar lain, seperti BUMN dan perusahaan swasta. Dia juga menegaskan, bahwa tak ada satupun lembaga ekonomi maupun koperasi yang bertentangan dengan BUMDes. “Semuanya saling melengkapi untuk menggerakkan ekonomi desa. BUMDes dapat bekerjasama dengan koperasi atau membentuk unit usaha koperasi sebagai bagian dari unit usaha yang dikelola BUMDes,” katanya.Menurut Eko, keuntungan BUMDes ini mampu hadir sebagai misi ekonomi dan sosial. BUMDes Tirta Mandiri Desa Ponggok Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten misalnya, yang telah berhasil meraih omzet Rp8,2 Miliar per tahun. “BUMDes Ponggok, selain memiliki misi untuk meningkatkan pemasukan APBDes (Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa), juga menyimpan misi sosial untuk membantu warga miskin, jompo, yatim piatu, dan beasiswa untuk mahasiswa dari desa setempat,” ujarnya.Menteri Eko melanjutkan, untuk memperkuat kelembagaan dan peran BUMDes dalam menggerakkan ekonomi desa, Kemendes PDTT telah bekerjasama dengan Kementerian BUMN untuk mengembangkan holding BUMDes. Tujuannya adalah untuk mengkonsolidasikan aset BUMDes, meningkatkan pengawasan, mendukung penguatan manajemen dan kelembagaan BUMDes melalui dukungan teknis, fasilitasi permodalan dan jaringan kerjasama.Untuk itu Kemendes PDTT menggelar Rembuk Desa Nasional yang dibuka di Jakarta 7 November 2016 lalu. Kegiatan tersebut digelar, dalam upaya memajukan ekonomi dan pemerataan di desa-desa, Kemendes PDTTsemakin serius mendorong lahirnya BUMDes–BUMDes baru. Dalam rembuk desa nasional tersebut, juga diberikan apresiasi terhadap BUMDes terbaik.Beberapa BUMDes terbaik yang meraih sesuai kategori tersebut di antaranya, kategori Kreatif BUMDes Karya Jaya Abadi – Kalimantan Tengah; kategori Berkembang BUMDes Mandiri Bersatu – Lampung, BUMDes Mandala Giri Amertha – Bali; kategori Trendy BUMDes Tirta Mandiri Ponggok – Jawa Tengah; kategori Eco – Agriculture BUMDes Amanah – Kalimantan Timur; kategori Inovatif, BUMDes Lentera – NTB, BUMDes Aneotob NTT, BUMDes Mandiri – Sumatera Utara; kategori Partisipatif BUMDes Blang Krueng – Aceh, BUMDes Mattiro Bulu – Sulawesi Selatan.Selanjutnya, kategori Rintisan Handycraft-Kerajinan Desain, BUMDes Tammangalle Bisa – Sulawesi Barat; Kategori Rintisan Berkembang, BUMDes Tunas Jaya Sasak – Sumatera Barat, BUMDes Karya Usaha – Bengkulu, BUMDes Cahaya Makmur – Sulawesi Tengah, Kategori Rintisan Tourism-Natural BUMDes Andal Berdikari – Bangka Belitung, Rintisan Eco-Agriculture BUMDes Maju Makmur – Jawa Timur, Kategori Rintisan Partisipatif BUMDes Bebedahan Berkah – Banten. n

Peternak Sapi di Kecamatan OKI Lakukan Optimalisasi IBDesa Tugumulyo, Kecamatan Lempuing, Kabupaten OKI, menjadi lokasi kegiatan Gerakan Serentak (Gertak) Birahi pada ternak sapi, yang digelar pada Selasa (15/11). Kegiatan yang digelar secara nasional itu, dilaksanakan mulai 15-20 November.Khusus Kabupaten OKI sendiri, kegiatan serupa digelar di Kecamatan Lempuing, Lempuing Jaya, Mesuji Raya, Mesuji Makmur, dan Kecamatan Pedamaran.Kepala Dinas (Kadis) Peternakan Kabupaten OKI Aris Panani SP MSi mengungkapkan, program Gertak ini mendorong peternak untuk melakukan optimalisasi inseminasi buatan (IB) alias kawin suntik sapi. Sehingga dapat meningkatkan populasi sapi. “Kepada warga, tolong informasikan dan tularkan kepada warga lainnya, jika kegiatan IB ini cukup baik, dan akan menguntungkan para peternak,” kata Aris.Dikatakannya, jika program Gertak Birahi ini berhasil, populasi sapi bisa meningkat, dan bisa mewujudkan satu petani satu ternak. “Bayangkan saja, sapi IB ini bisa menghasilkan anak sapi yang cukup besar,” ujarnya. sumber sumeks

15TABLOID DESAEdisi 20 - Periode 21 November - 6 Desember 2016MimbarDesa

“Kalaulah suatu penduduk Negeri beriman dan bertakwa kepada Allah, niscaya kami akan membukakan berkah buat mereka dari langit dan dari bumi…” (Al-A’raf 96)Hari Pahlawan yang diperingati setiap tanggal 10 November, sebaiknya dijadikan momentum oleh segenap bangsa Indonesia dalam membendung propaganda radikalisme dan terorisme. Dengan cara merawat dan mengisi kemerdekaan, orang Indonesia bisa menjadi pahlawan. Walau berbeda dengan resolusi jihad yang pernah ditanamkan Hasyim Ashari, Bung Tomo, atau Jenderal Soedirman dan sejumlah pahlawan lain di zamannya.

Kemerdekaan negeri ini merupakan hasil jihad para pahlawan yang disemangati oleh ajaran Islam. Hasil kemerdekaan yang diperjuangan para pahlawan harus dirawat sebaik-baiknya oleh generasi penerus. Dengan cara membangun bangsa Indonesia dengan rasa penuh cinta tanah air mewujudkan perdamaian antar sesama. Teladani jiwa patriotis para pahlawan dalam pencegahan terorisme, utamanya dalam membendung propaganda radikalisme.

71 tahun sudah Indonesia merdeka, sejak hari Jum’at, 17 Agustus 1945 bulan Ramadhan, hari dan bulan mulia dalam Islam. Inilah bahwa kemerdekaan adalah anugerah dari Allah SWT. Hal tersebut tertulis dalam muqaddimah UUD 1945 bahwa atas berkat rahmat Allah telah sampailah Indonesia kepada gerbang kemerdekaan.

Dua bulan kemudian setelah Agustus, setiap tanggal 10 November rakyat Indonesia memperingati Hari Pahlawan. Buah perjuangan Arek-arek Suroboyo dibawah pimpinan pejuang besar kemerdekaan, Bung Tomo.

Di setiap pidatonya Bung Tomo selalu membakar semangat jihad rakyat Indonesia melawan penjajah kafir yang selalu diawali dan diakhiri dengan Takbir. Takbir yang hidup, mengusir rasa takut & membangkitkan Nyali Jihad mengusir penjajahan dan imperialisme asing.

Kala itu, Pasca Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, rakyat dan para pejuang Indonesia berupaya melucuti senjata para tentara Jepang, sebelum mereka dilucuti tentara

Sekutu.

Peristiwa 10 November 1945 yang dikenal sebagai “Battle of Surabaya” merupakan peristiwa sejarah perang antara Indonesia melawan Sekutu yakni Inggris dan Belanda. Dahsyatnya perjuangan para pahlawan berani mati melawan penjajah inilah yang kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan. Dan sebagai motivator jihad mengorbankan jiwa raga ini, Bung Tomo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 10 November 2008 bersama Dr Mohammad Natsir dan KH Abdul Halim.

Inilah transkrip pidato Bung Tomo di radio Pemberontak Surabaya jelang 10 November 1945, yang membangkitkan semangat jihad itu:

“Bismillahirrohmanirrohim. Merdeka!! Saudara-saudara, kita semuanya, kita bangsa Indonesia yang ada di Surabaya ini akan menerima tantangan tentara Inggris itu. Dan kalau pimpinan tentara Inggris yang ada di Surabaya ini ingin mendengarken jawaban rakyat Indonesia. Ingin mendengarken jawaban seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini, dengarkanlah ini, tentara Inggris. Ini jawaban kita. Ini jawaban rakyat Surabaya. Ini jawaban pemuda Indonesia kepada kau sekalian:“Hai, tentara Inggris, kau mengendaki bahwa kita ini akan membawa bendera putih untuk takluk kepadamu. Kamu menyuruh kita mengangkat tangan datang kepadamu. Kau menyuruh kita membawa senjata-senjata yang telah kami rampas dari tentara Jepang untuk

diserahkan kepadamu. Untuk itu, sekalipun kita tahu bahwa kau sekalian akan mengancam kita untuk menggempur kita dengan kekuatan yang ada. Tetapi inilah jawaban kita:“Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih menjadi merah dan putih, maka selama itu tidak akan kita mau menyerah kepada siapapun juga. Kita tunjukken bahwa kita ini benar-benar orang-orang yang ingin merdeka. Dan untuk kita saudara-saudara, lebih baik hancur lebur daripada tidak

merdeka. Semboyan kita tetap “Merdeka atau Mati”. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar!! Merdeka!!”Pidato Bung Tomo menjelang 10 November 1945 itulah yang berhasil membangkitkan keberanian arek-arek Suroboyo, dari rasa takut yang mencekam untuk bangkit melawan kezaliman. Sikap para pejuang itu memproyeksikan ajaran Al-Qur’an yang mensyariatkan perang melawan musuh yang

KH Abdul Halim? Buat mereka bertiga, tentu sangat tidak penting. Karena mereka adalah pahlawan sejati, yang berjuang ikhlas hanya berharap pahala dari Allah SWT (pahala-wan).

Karena faktor keikhlasan itulah setelah kemerdekaan diraih; para kyai, ulama dan santri itu kembali melanjutkan amal mereka di sawah, ladang, pesantren dan lain-lain.

Para pejuang kemerdekaan berjuang atas motivasi mempertahankan aqidah dan memperjuangkan agama Allah di bumi ini. Maka ketika adanya penjajahan yang akan merusak akidah, umat Islam akan bangkit melawan.

Umat Islamlah yang memerdekakan negeri ini dari penjajahan. Karena buat kaum muslimin saat itu perjuangan kemerdekaan adalah jihad fi sabilillah. Mereka sangat menyadari bahwa akan tetap hidup di sisi Allah sekalipun syahid di medan perang. Allah SWT berfirman,

“Laa tahsabanna ladziina qutiluu fii sabiilillahi amwaatan bal ahyaaun ‘inda Robbihim yurzaquun…” (Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang terbunuh di jalan Allah itu mati, bahkan mereka hidup di sisi Rabb mereka dengan diberi rezeki…)Negeri ini lahir atas buah karya keikhlasan para mujahid pejuang kemerdekaan atas Berkat Rahmat Allah SWT. Sebagaimana tercantum dengan tegas dalam

Pembukaan UUD 1945 “Atas Berkat Rahmat Allah SWT….” Karena jika tidak atas Berkat Rahmat Allah SWT tidak mungkin bambu runcing dapat menang melawan senjata-senjata modern penjajah kafir.

Perjuangan para pahlawan yang berjasa besar dalam perjuangan kemerdekaan dan mempersatukan Indonesia dalam NKRI banyak tidak diketahui oleh para pewarisnya (rakyat Indonesia).

Sebagian besar dari kita atau anak-anak kita di sekolah tidak mengenal sosok para mujahid tersebut. Dengan dianugerahkannya gelar Pahlawan Nasional maka sudah menjadi keharusan materi sejarah diluruskan di buku-buku sejarah anak-anak kita. n

Kemerdekaan IndonesiaHasil Jihad Pahlawan

terlebih dahulu mengobarkan perang.

Sementara pahlawan Dr. Mohammad Natsir adalah seorang ulama besar yang diakui dunia, dai, pendidik dan politisi ulung yang mempersatukan negara-negara boneka buatan kolonial Belanda dengan mosi yang terkenal, Mosi Integral Natsir, menjadi Negara Kesatuan republik Indonesia (NKRI).

KH Abdul Halim adalah ulama karismatik asal Majalengka Jawa Barat –penulis sendiri lahir dan besar di kota yang sama, merasakan karisma beliau yang begitu kuat pada masyarakat setempat– melahirkan banyak para pejuang kemerdekaan dengan metode pendidikannya yang khas.

Lalu apa pentingnya gelar Pahlawan Nasional bagi Bung Tomo, Pak Natsir dan

“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu” (Qs. al-Hajj 39).