rita hartati: jurnal guru halaman 93-97

5
Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei – Juni (2015): 93 -97 ISSN : 2459-9743 | 93 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi Kemerdekaan di Mata Pelajaran IPS Melalui Penggunaan Media Gambar dan LKS Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Sekayu Rita Hartati Guru SD Negeri 1 Lumpatan, Kab. Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan Diterima: 8 Mei 2015 Disetujui: 17 Mei 2015 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil pembelajaran IPS menggunakan materi kemerdekaan pada siswa Kelas V SD Begeri 1 Sekayu. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 kali pertemuan. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan instrumen tes yang disajikan pada akhir siklus. Dari hasil analisis data diperoleh data bahwa prosentase ketuntasan pada Siklus I sebesar 45,4 persen, Siklus II sebesar 63,6 persen, dan Siklus III sebesar 86,3 persen. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar dan LKS dapat meningkatkan hasil belajar materi kemerdekaan mata pelajaran IPS pada siswa Kelas V SD Negeri 1 Sekayu. Kata Kunci: hasil belajar, media gambar, LKS. A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Dalam kurikulum 1994, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah (SD) dan (MI) mulai dari kelas III sampai kelas IV. Namun berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi, mata pelajaran IPS diganti namanya menjadi Pengetahuan Sosial. Hal ini dikarenakan pembelajaran IPS di SD tidak bersifat Keilmuan melainkan bersifat pengetahuan,ini bermakna bahwa yang diajarkan bukanlah teori-teori sosial atau ilmu sosial melainkan pengetahuan fungsional dan hal-hal praktis yang berguna bagi diri siswa dan kehidupannya sekarang maupun masa yang akan datang. Sesuai dengan peraturan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 Melalui pembelajaran Pengetahuan Sosial, siswa diharapkan mampu mengembangkan pengetahuan, nilai, dan sikap serta keterampilan sosial yang berguna bagi dirinya, mengembangkan pemahaman tentang pertumbuhan masyarakat Indonesia pada masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang sehingga siswa bangga sebagai bangsa Indonesia. Selanjutnya untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran yang diharapkan maka harus dilakukan penilaian terhadap proses dan hasil belajar siswa. Pelaksanaan penilaian tersebut dapat dilakukan melalui observasi (pengamatan) dan test atau ulangan. Hasil penilaian ini dapat menggambarkan apakah pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah menunjukkan adanya keberhasilan pembelajaran atau belum. Dalam buku petunjuk pelaksanaan penilaian di Sekolah Dasar dikatakan bahwa “ pembelajaran dikatakan berhasil, apabila 75% dari jumlah siswa telah memperoleh nilai ≥ 75". Dengan kata lain, bahwa pembelajaran yang berhasil adalah jika 85% siswa dapat menguasai minimal 75% materi pembelajaran. Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa hasil penilaian belajar mata pelajaran Pengetahuan Sosial siswa kelas V SD Negeri 1 Sekayu pada tahun 2015 menunjukkan hasil yang kurang memuaskan dari 22 Siswa kelas V hanya yang memperoleh nilai 7 siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 atau hanya 31,8% siswa yang menguasai materi pembelajaran. Pengetahuan sosial sangat rendah sedangkan target ketuntasan belajar adalah ≥ 75%. Dapat dikatakan juga bahwa kualitas pembelajaran Pengetahuan Sosial di Kelas V SD Negeri 1 Sekayu belum memuaskan. 2. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penggunaan media gambar dan LKS dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Sekayu pada mata

Upload: jurnal-guru

Post on 15-Jan-2016

11 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran (www.e-jurnalguru.com)

TRANSCRIPT

Page 1: Rita Hartati: Jurnal Guru Halaman 93-97

Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei – Juni (2015): 93 -97

ISSN : 2459-9743 | 93

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar

Materi Kemerdekaan di Mata Pelajaran IPS

Melalui Penggunaan Media Gambar dan LKS

Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Sekayu

Rita Hartati Guru SD Negeri 1 Lumpatan, Kab. Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan

Diterima: 8 Mei 2015 Disetujui: 17 Mei 2015

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil pembelajaran IPS menggunakan materi

kemerdekaan pada siswa Kelas V SD Begeri 1 Sekayu. Bentuk penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas yang terdiri dari 2 kali pertemuan. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar

observasi dan instrumen tes yang disajikan pada akhir siklus. Dari hasil analisis data diperoleh data

bahwa prosentase ketuntasan pada Siklus I sebesar 45,4 persen, Siklus II sebesar 63,6 persen, dan

Siklus III sebesar 86,3 persen. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan media

gambar dan LKS dapat meningkatkan hasil belajar materi kemerdekaan mata pelajaran IPS pada

siswa Kelas V SD Negeri 1 Sekayu.

Kata Kunci: hasil belajar, media gambar, LKS.

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Dalam kurikulum 1994, Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS) merupakan salah satu mata

pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar dan

Madrasah Ibtidaiyah (SD) dan (MI) mulai dari

kelas III sampai kelas IV. Namun berdasarkan

kurikulum berbasis kompetensi, mata pelajaran

IPS diganti namanya menjadi Pengetahuan

Sosial. Hal ini dikarenakan pembelajaran IPS di

SD tidak bersifat Keilmuan melainkan bersifat

pengetahuan,ini bermakna bahwa yang

diajarkan bukanlah teori-teori sosial atau ilmu

sosial melainkan pengetahuan fungsional dan

hal-hal praktis yang berguna bagi diri siswa

dan kehidupannya sekarang maupun masa

yang akan datang.

Sesuai dengan peraturan Undang-Undang

Nomor 18 Tahun 2004 Melalui pembelajaran

Pengetahuan Sosial, siswa diharapkan mampu

mengembangkan pengetahuan, nilai, dan sikap

serta keterampilan sosial yang berguna bagi

dirinya, mengembangkan pemahaman tentang

pertumbuhan masyarakat Indonesia pada masa

lampau, masa kini dan masa yang akan datang

sehingga siswa bangga sebagai bangsa

Indonesia. Selanjutnya untuk mengetahui

tercapai tidaknya tujuan pembelajaran yang

diharapkan maka harus dilakukan penilaian

terhadap proses dan hasil belajar siswa.

Pelaksanaan penilaian tersebut dapat

dilakukan melalui observasi (pengamatan) dan

test atau ulangan. Hasil penilaian ini dapat

menggambarkan apakah pembelajaran yang

dilakukan oleh guru telah menunjukkan adanya

keberhasilan pembelajaran atau belum. Dalam

buku petunjuk pelaksanaan penilaian di

Sekolah Dasar dikatakan bahwa “ pembelajaran

dikatakan berhasil, apabila 75% dari jumlah

siswa telah memperoleh nilai ≥ 75". Dengan

kata lain, bahwa pembelajaran yang berhasil

adalah jika 85% siswa dapat menguasai

minimal 75% materi pembelajaran.

Kenyataan dilapangan menunjukkan

bahwa hasil penilaian belajar mata pelajaran

Pengetahuan Sosial siswa kelas V SD Negeri 1

Sekayu pada tahun 2015 menunjukkan hasil

yang kurang memuaskan dari 22 Siswa kelas V

hanya yang memperoleh nilai 7 siswa yang

memperoleh nilai ≥ 75 atau hanya 31,8% siswa

yang menguasai materi pembelajaran.

Pengetahuan sosial sangat rendah sedangkan

target ketuntasan belajar adalah ≥ 75%. Dapat

dikatakan juga bahwa kualitas pembelajaran

Pengetahuan Sosial di Kelas V SD Negeri 1

Sekayu belum memuaskan.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah apakah penggunaan media gambar dan

LKS dapat meningkatkan hasil belajar siswa

kelas V SD Negeri 1 Sekayu pada mata

Page 2: Rita Hartati: Jurnal Guru Halaman 93-97

Rita Hartati | Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi Kemerdekaan

94 | ISSN : 2459-9743

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Materi

Kemerdekaan?

3. Cara Pemecahan Masalah

Keberhasilan pembelajaran, dalam arti

tercapainya tujuan-tujuan pembelajaran,

sangat bergantung kepada kemampuan guru

dalam mengolah pembelajaran. Pembelajaran

yang baik dapat menciptakan situasi yang

memungkinkan anak belajar sehingga

merupakan awal keberhasilan pembelajaran.

Pengalaman dan kegiatan pembelajaran

menunjukkan aktifitas belajar yang perlu

dilakukan peserta didik dalam rangka

mencapai penguasaan standar kompetensi.

Sesuai dengan permasalahan di atas maka

dilakukan langkah-langkah untuk pembelajaran

tersebut :

a. Guru memberikan tugas kepada peserta

didik untuk mempelajari materi

pembelajaran secara individual yang

sudah dipersiapkan oleh guru.

b. Guru memberikan kuis secara individual

kepada peserta didik untuk mendapatkan

skor dasar dan skor awal.

c. Guru mengecek pemahaman peserta didik

dengan memberiakn tes secara individual.

4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan penelitian:

1) Untuk meningkatkan hasil belajar

siswa terhadap pemahaman

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial.

2) Untuk mendeskripsikan /

menganalisis dampak penggunaan

media gambar dan LKS dalam proses

pembelajaran terhadap keberhasilan

siswa memahami materi yang

diajarkan.

b. Manfaat penelitian:

1) Bagi siswa

Merupakan motivasi dan dorongan

bagi para siswa untuk dapat belajar

Ilmu Pengetahuan Sosial; dengan

lebih baik untuk meningkatkan

prestasi belajar.

2) Bagi guru

Sebagai sumbangan pemikiran bagi

rekan – rekan guru tentang Ilmu

Pengetahuan Sosial di Sekolah SD

Negeri 1 Sekayu dalam menghadapi

siswa yang mengalami

kesulitanmemahami materi Ilmu

Pengetahuan Sosial.

3) Bagi sekolah

Sebagai bahan masukan untuk

meningkatkan kualitas pengajaran

yang seefektif dan seefisien mungkin.

B. Tinjauan Pustaka

1. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan bagian terpenting

dalam pembelajaran. Nana Sudjana (2009:3)

mendefinisikan hasil belajar siswa pada

hakikatnya adalah perubahan tingkah laku

sebagai hasil belajar dalam pengertian yang

lebih luas mencakup bidang kognitif, efektif dan

psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006:3-

4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan

hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan

tindak mengajar. Dari sisi guru,tindak belajar

diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar.

Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan

berakhirnya pengajaran dari puncak proses

belajar.

2. Media Gambar

a. Pengertian Media Gambar

Media pembelajaran setiap tahun selalu

mengalami perkembangan. Sebab masing-

masing media itu mempunyai kelemahan,

berdasarkan penggunaannya perlu diadakan

penemuan baru dan pemanfaatan media yang

diperbaharui media-pembelajaran. Kata media

berasal dari bahasa latin dan merupakan

bentuk jamak dari kata “medium”, yang secara

harafiah berarti “perantara atau penyalur”.

Menurut Miarso (dalam Rianarwati, 2006:8),

media adalah segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk merangsang pikiran,perasaan,

dan kemauan siswa sehingga bisa mendorong

terjadinya proses belajar pada siswa.

Sedangkan menurut Gagne (dalam Sadiman,

2007:6), media adalah berbagai jenis

komponen dalam lingkungan siswa yang dapat

merangsangnya untuk belajar.

b. Cara Menyusun Media Gambar

Langkah-langkah menyusun media

gambar adalah sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi program, yaitu

tentukan nama mata pelajaran,

pokokbahasan, dan sub pokok

bahasan, tujuan pembelajaran, dan

sasaran(siswa yang akan

menggunakan (kelas dan semester))

2) Mengkaji literatur, yaitu menentukan

isi materi yang akan disajikan.

3) Dalam menentukan isi yang akan

disajikan pada media cetak, bukan

berarti memindahkan semua isi

dalam buku teks, namun

dikemassedemikian rupa sehingga

dapat divisualisasikan dengan tepat.

4) Membuat naskah, naskah untuk

media grafis berisi sketsa visual

yangakan ditampilkan berisi objek

gambar dalam bentuk teks.

5) Kegiatan produksi, dapat dibuat

secara manual atau komputer.

3. Lembar kerja LKS

a. Pengertian LKS

Page 3: Rita Hartati: Jurnal Guru Halaman 93-97

Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei – Juni (2015): 93 -97

ISSN : 2459-9743 | 95

Sumber belajar adalah merupakan bahan/

materi untuk menambah ilmu pengetahuan

yang mengandung hal baru bagi siswa.

Ardiwinata (Djamarah,1995:49) berpendapat

bahwa sumber sumber belajar itu dapat berasal

dr manusia, buku, media massa, lingkungan,

dan media pendidikan. Dengan demikian LKS

dapat dikategorikan sebagai salah satu sumber

belajar yang dapat digunakan siswa.

b. Manfaat LKS

Menurut Tim Instruktur PKG (Andayani,

2005:10), manfaat LKS dalam pengajaran

matematika adalah :

1) Merupakan alternatif bagi guru untuk

mengerahkan pengajaran atau

memperkenalkan suatu kegiatan

tertentu sebagai variasi belajar

mengajar

2) Dapat mempercepat dan

mempersingkat waktu penyajian

materi pelajaran sebab LKS ini dapat

disiapkan diluar jam pelajaran

3) Memudahkan penyelesaian tugas

perorangan,kelompok,atau klasikal

karena tidak setiap peserta didik

dapat memahami persoalan itu pada

keadaan bersamaan

4) Mengoptimalkan penggunaan alat

bantu pengajaran.

5) Membangkitkan minat belajar siswa

jika LKS disusun secara menarik.

c. Jenis jenis LKS

1) Lembar Kerja Siswa Tak Berstruktur

Lembar kerja tak bersturuktur adalah

lembaran yang berisi sarana untuk

materi pelajaran,sebagai alat bantu

kegiatan peserta didik yang dipakai

untuk menyampaikan pelajaran

2) Lembar Kerja Siswa Berstruktur

Lembar Kerja Siswa berstruktur

memuat informasi , contoh dan tugas-

tugas

Berikut ini disajikan perbedaan antara

LKS Konvensional dan LKS Interaktif:

Tabel 1. Contoh Lembar Kerja Siswa

Berstruktur

4. Pelajaran IPS

IPS merupakan kajian tentang manusia

dan dunia di sekelilingnya.Pokok dari kajian

IPS adalah hubungan antarmanusia. Latar

telaahnya adalah kehidupan nyata manusia

(Djojo Suradisastra, dkk., 1993: 4). Dari

pemaparan definisi Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) tersebut dapat diartikan bahwa IPS

merupakan ilmu yang mempelajari tentang

bagaimana seseorang memahami dirinya

berhubungan dengan alam maupun dengan

manusia lain. Pada dasarnya manusia tidak

dapat hidup sendiri dan selalu memerlukan

bantuan dengan orang lain. Oleh karena itu,

manusia dituntut mampu melakukan interaksi

dengan lingkungan sekitar. IPS merupakan

suatumpembelajaran tentang kehidupan sosial

manusia.

C. Hasil dan Pembahasan

1. Deksripsi Per-siklus

Bagaimana ini memuat data dan

pengolahan data yang diproleh berdasarkan

hasil observasi terhadap aktivitas siswa hasil

evaluasi yang dilakukan dalam proses

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di

kelas V SD Negeri 1 Sekayu.

a) Hasil Observasi

Hasil observasi yang dilakukan guru

terhadap aktivitas siswa sebelum

perbaikan pembelajaran tersaji pada tabel

2 berikut:

Tabel 2

Aktivitas Siswa Kelas V dalam

Pembelajaran IPS

Keterangan

1. TerIibat Aktif artinya siswa menyimak dengan

sungguh-sungguh, aktif bertanya dan menjawab

pertanyaan dengan benar tentang materi pelajaran.

2. Terlibat Pasif artinya siswa menyimak dengan

sungguh-sungguh, tetapi tidak aktif bertanya dan

hanya jawab pertanyan seadanya.

3. Tidak Terlibat, artinya siswa hanya duduk dan diam

saja, tidak mau bertanya dan menjawab pertanyaan.

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa

jumlah siswa dan persentase siswa yang

terlibat aktif dalam pembelajaran sebelum

perbaikan pembelajaran dan setelah perbaikan

pembelajaran menunjukan adanya

peningkatan. Sebelum perbaikan pembelajaran

siswa yang terlibat aktif hanya 6 orang (27,2)

kemudian naik menjadi 9 orang (40,9%) pada

Siklus 1,14 orang (63,6) pada Siklus I, dan

Page 4: Rita Hartati: Jurnal Guru Halaman 93-97

Rita Hartati | Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi Kemerdekaan

96 | ISSN : 2459-9743

menjadi 18 orang (81,%) pada Siklus II. Hal ini

berarti pula hahwa aktivitas belajar siswa

pembelajaran IPS mengalami peningkatan.

Peningkatan aktivitas belajar siswa sebelum

perbaikan pembelajaran dan pada setiap Siklus

pembelajaran lebih jelas tersaji pada grafik 1

berikut:

Grafik 1

Aktivitas Belajar Siswa Kelas V dalam

Pembelajaran IPS

b) Hasil

Evalua

si

Hasil

evaluasi

yang

dilakukat

guru

sebelum

perbaikan-

perbaikan

pembelajaran dan pada setiap siklus

pembelajaran. Telihat bahwa hasil

pembelajaran siswa dalam pembelajaran IPS

menunjukan adanya peningkatan dari satu

siklus ke siklus berikutnya. Keadaan sebelum

perbaikan pembelajaran, jumlah siswa yang

mencapai ketuntasan belajar atau memperoleh

nilai ≥ 75 baru mencapai 7 orang (31,8%),

kemudian naik menjadi 10 orang (45,4%) pada

siklus I, 14 orang (63,6%) pada siklus II dan

menjadi 19 orang (86,3%) pada siklus III.

Dengan melihat persentase pada siklus III,

berarti pembelajaran IPS pada kelas V SD

Negeri 1 Sekayu sudah berhasil, karena sudah

memenuhi syarat ketuntasan belajar yaitu ≥

85% siswa yang mencapai nilai ≥75.

Peningkatan ketuntasan hasil belajar

siswa dari keadaan sebelum pembelajaran ke

setiap siklus pembelajaran secara lebih jelas

dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik 2

Hasil Belajar Siswa Kelas V dalam

Pembelajaran IPS

c) Deskripsi Pengamatan dan Refleksi

Berdasarkan evaluasi hasil belajar IPS di

kelas V sebelum perbaikan pembelajaran

terlihat bahwa jumlah siswa yang memproleh

nilai ≥75 hanya 7 orang atau 31.8% (hanya 7

orang atau 31,8% yang terlibat aktif) hal ini

menunjukan bahwa aktivitas belajar dan hasil

belajar siswa kurang memuaskan, atau belum

memenuhi target yang diinginkan. Dan hasil

observasi dan refleksi terhadap pembelajaran

yang telah dilakukan kemudian dilakukan

diskusi dengan supervisor dan teman sejawat,

diperoleh temuan antara lain bahwa penjelasan

materi pembelajaran terlalu abstrak sehigga

sulit dimengerti siswa dan menyebabkan hasil

belajar mereka rendah. Hal ini karena guru

tidak mengunakan media pembelajaran.

Sehubungan dengan itu maka dilakukan upaya

perbaikan pembelajaran dengan fokus pada

pada penggunaan media gambar dan LKS.

Proses pembelajaran berikutnya dilakukan

melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

dilakukan dalam 3 siklus.

Pada pembelajaran Siklus I dilakukan

upaya perbaikan dengan mengunakan media

gambar dan LKS. Hasil observasi dan evaluasi

pada siklus I menunjukan aadanya kenaikan

aktivitas belajar dan basil belajar siswa. Siswa

yang terlibat aktif sebanyak 9 orang dari siswa

yang memproleh nilai ≥ 75 sebanyak 10 orang

(45,4%). Walaupun telah menunjukan adanya

peningkatan, namun pembelajaran belum

dapat dikatakan berhasil karena berdasarkan

basil observasi dan refleksi ditemukan bahwa

media pembelajaran yang digunakan kurang

jelas (terlalu kecil ukurannya). Sehubungan

dengan itu maka dilakukan upaya perbaikan

pembelajaran pada siklus II dengan

mengunakan media gambar dan diskusi.

Upaya pada siklus II hampir sama dengan

siklus I, tetapi pada siklus ini media

pembelajaran yang digunakan ditambah. Upaya

ini membawa dampak peningkatan aktivitas

dan hasil belajar yang terlihat dari 14 orang

(63,6%) dinyatakan tuntas belajarnya

(memperoleh ≥75). Namun hasil tersebut

belum mencapai target, untuk itu dilakukan

observasi dan refleksi untuk menentukan

rencana perbaikan pada siklus III. Rencana

perbaikan yang didapat berupa selain

mengunakan media gambar dan berdiskusi

kelompok.

Tindakan pada siklus III ini dilakukan

dengan cara membahas permasalahan yang

berhubungan dengan tugas-tugas BPUPKI.

Dengan mengunakan tindakan ini terlihat

bahwa sebagian besar yaitu 19 orang

(86,3%) mencapai ketuntasan belajar dan

telah memenuhi target yang diharapkan

Page 5: Rita Hartati: Jurnal Guru Halaman 93-97

Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei – Juni (2015): 93 -97

ISSN : 2459-9743 | 97

yaitu ≥85% siswa memperoleh nilai ≥75. Dapat

diketahui bahwa tindakan pada siklus III Iebih

berhasil dibandingkan pada siklus I dan siklus

II.

2. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan

pelaksanaan proses perbaikan pembelajaran

oleh guru dan hasil tes siswa, diperoleh

petunjuk bahwa secara umum fokus perbaikan

pembelajaran. Namun demikian masih ada

beberapa kelemahan peneliti sebagai guru

dalam melaksanakan pembelajaran yang

mengunakan LKS buatan guru dalam

pembelajaran matematika. Kelemahan pertama

adalah dalam menetapkan siswa untuk

menyelesaikan tugastugas LKS secara

kelompok.

a. Siklus I

Pada siklus I, siswa dibagi beberapa

kelompok tanpa disertai penetapan peran dan

tugas yang jelas pada setiap anggota kelompok.

Dengan cara ini suasana kelas menjadi hidup

karena sebagian besar siswa mau terlibat

dalam menyelesaikan tugas LKS. Namun

demikian masih ada beberapa siswa yang

dinilainya rendah. Dengan penggunaan media

gambar dan LKS pembelajaran IPS di Kelas SD

Negeri 12 sekayu sudah cukup efekif untuk

meningkatkan pemahaman siswa terhadap

materi pembelajaran.

b. Siklus II

Pada siklus II untuk mengurangi dominasi

pembentukan kelompok disertai dengan

penetapan peran dan tugas yang jelas pada

setiap anggota kelompok. Dengan cara ini

suasana kelas karena sebagian besar siswa mau

terlibat dalam menyelesaikan tugas LKS.

Namun demikian masih ada beberapa siswa

yang nilainya rendah. Dengan penggunaan

media gambar dan LKS pernbelajaran IPS di

kelas V SD Negeri 12 Sekayu sudah cukup

efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa

terhadap materi pembelajaran.

c. Siklus III

Walaupun pada siklus I dan siklus II telah

mengunakan media gambar para pahlawan

siswa belum memahami materi yang diajarkan.

Oleh karena itu perlu dilengkapi dengan

metode diskusi kelompok. Berdasarkan hasil

pengamatan obersever selama kegiatan

perbaikan pembelajaran terlihat siswa

termotivasi dan bersemangat untuk belajar

terutama pada saat dilakukan dengan cara

diskusi kelompok, ini berarti para siswa

bersikap positif terhadap penggunaan media

gambar dan LKS upaya meningkatkan

pemahaman siswa terbadap materi pelajaran.

D. Kesimpulan

Berdasarkan hasil perbaikan

pembelajaran yang dilakukan melalui

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat

disampaikan bahwa penggunaan media gambar

para pahlawan pada pembelajaran Ilmu

ngetahuan Sosial (IPS) di kelas V SD Negeri 12

Sekayu telah dapat meningkatkan hasil belajar

siswa. Hal ini dapat dilihat pada:

1. Siklus I siswa yang terlibat aktif dalam

pembelajaran berjumlah 9 orang (40,9%)

dan siswa yang telah mencapai ketuntasan

belajar berjumlah 10 orang (45,4%). Hal

ini menunjukkan adanya kenaikan bila

dibandingkan dengan hasil-hasil yang

diperoleh sebelum perbaikan

pembelajaran dilakukan.

2. Siklus II menunjukan adanya peningkatan

dibandingkan pada siklus 1. Hal ini terlihat

dan jumlah siswa terlibat aktif dan

mencapai ketuntasan belajar sebanyak 14

orang (63,6%).

3. Siklus III terjadi peningkatan aktivitas

maupun hasil belajar siswa bila

dibandingkan siklus I dan s II. Terlihat dari

jumlah siswa yang aktif sebanyak 18

orang (81,8%) dan siswa yang mencapai

ketuntasan belajar sebanyak 19 orang

(86,3%).

4. Dengan adanya peningkatan tersebut

diatas, berarti pembelajaran IPS dengan

mengunakan media gambar dan diskusi

telah berhasil atau mencapai target

ketuntasan belajar yaitu ≥85% siswa

memproleh nilai ≥75.

Daftar Pustaka

Andayani. 2007. Pemantapan Kemampuan

Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka.

Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi Mata

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah

Dasar. Jakarta: Depdiknas

Wardan, I.G.A.K. 2002. Penelitian Tindakan

Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Winataputra, U.S. 2007. Teori Belajar dan

Pembelajaran. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Supriatna, N. 2004. Pengatahuan Sosial: Kenali

Lingkungan Sosialmu. Bandung: CV. Citra

Pray