rita hartati: jurnal guru halaman 93-97
DESCRIPTION
Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran (www.e-jurnalguru.com)TRANSCRIPT
Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei – Juni (2015): 93 -97
ISSN : 2459-9743 | 93
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Materi Kemerdekaan di Mata Pelajaran IPS
Melalui Penggunaan Media Gambar dan LKS
Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Sekayu
Rita Hartati Guru SD Negeri 1 Lumpatan, Kab. Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan
Diterima: 8 Mei 2015 Disetujui: 17 Mei 2015
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil pembelajaran IPS menggunakan materi
kemerdekaan pada siswa Kelas V SD Begeri 1 Sekayu. Bentuk penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas yang terdiri dari 2 kali pertemuan. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar
observasi dan instrumen tes yang disajikan pada akhir siklus. Dari hasil analisis data diperoleh data
bahwa prosentase ketuntasan pada Siklus I sebesar 45,4 persen, Siklus II sebesar 63,6 persen, dan
Siklus III sebesar 86,3 persen. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan media
gambar dan LKS dapat meningkatkan hasil belajar materi kemerdekaan mata pelajaran IPS pada
siswa Kelas V SD Negeri 1 Sekayu.
Kata Kunci: hasil belajar, media gambar, LKS.
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Dalam kurikulum 1994, Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) merupakan salah satu mata
pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar dan
Madrasah Ibtidaiyah (SD) dan (MI) mulai dari
kelas III sampai kelas IV. Namun berdasarkan
kurikulum berbasis kompetensi, mata pelajaran
IPS diganti namanya menjadi Pengetahuan
Sosial. Hal ini dikarenakan pembelajaran IPS di
SD tidak bersifat Keilmuan melainkan bersifat
pengetahuan,ini bermakna bahwa yang
diajarkan bukanlah teori-teori sosial atau ilmu
sosial melainkan pengetahuan fungsional dan
hal-hal praktis yang berguna bagi diri siswa
dan kehidupannya sekarang maupun masa
yang akan datang.
Sesuai dengan peraturan Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2004 Melalui pembelajaran
Pengetahuan Sosial, siswa diharapkan mampu
mengembangkan pengetahuan, nilai, dan sikap
serta keterampilan sosial yang berguna bagi
dirinya, mengembangkan pemahaman tentang
pertumbuhan masyarakat Indonesia pada masa
lampau, masa kini dan masa yang akan datang
sehingga siswa bangga sebagai bangsa
Indonesia. Selanjutnya untuk mengetahui
tercapai tidaknya tujuan pembelajaran yang
diharapkan maka harus dilakukan penilaian
terhadap proses dan hasil belajar siswa.
Pelaksanaan penilaian tersebut dapat
dilakukan melalui observasi (pengamatan) dan
test atau ulangan. Hasil penilaian ini dapat
menggambarkan apakah pembelajaran yang
dilakukan oleh guru telah menunjukkan adanya
keberhasilan pembelajaran atau belum. Dalam
buku petunjuk pelaksanaan penilaian di
Sekolah Dasar dikatakan bahwa “ pembelajaran
dikatakan berhasil, apabila 75% dari jumlah
siswa telah memperoleh nilai ≥ 75". Dengan
kata lain, bahwa pembelajaran yang berhasil
adalah jika 85% siswa dapat menguasai
minimal 75% materi pembelajaran.
Kenyataan dilapangan menunjukkan
bahwa hasil penilaian belajar mata pelajaran
Pengetahuan Sosial siswa kelas V SD Negeri 1
Sekayu pada tahun 2015 menunjukkan hasil
yang kurang memuaskan dari 22 Siswa kelas V
hanya yang memperoleh nilai 7 siswa yang
memperoleh nilai ≥ 75 atau hanya 31,8% siswa
yang menguasai materi pembelajaran.
Pengetahuan sosial sangat rendah sedangkan
target ketuntasan belajar adalah ≥ 75%. Dapat
dikatakan juga bahwa kualitas pembelajaran
Pengetahuan Sosial di Kelas V SD Negeri 1
Sekayu belum memuaskan.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah apakah penggunaan media gambar dan
LKS dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas V SD Negeri 1 Sekayu pada mata
Rita Hartati | Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi Kemerdekaan
94 | ISSN : 2459-9743
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Materi
Kemerdekaan?
3. Cara Pemecahan Masalah
Keberhasilan pembelajaran, dalam arti
tercapainya tujuan-tujuan pembelajaran,
sangat bergantung kepada kemampuan guru
dalam mengolah pembelajaran. Pembelajaran
yang baik dapat menciptakan situasi yang
memungkinkan anak belajar sehingga
merupakan awal keberhasilan pembelajaran.
Pengalaman dan kegiatan pembelajaran
menunjukkan aktifitas belajar yang perlu
dilakukan peserta didik dalam rangka
mencapai penguasaan standar kompetensi.
Sesuai dengan permasalahan di atas maka
dilakukan langkah-langkah untuk pembelajaran
tersebut :
a. Guru memberikan tugas kepada peserta
didik untuk mempelajari materi
pembelajaran secara individual yang
sudah dipersiapkan oleh guru.
b. Guru memberikan kuis secara individual
kepada peserta didik untuk mendapatkan
skor dasar dan skor awal.
c. Guru mengecek pemahaman peserta didik
dengan memberiakn tes secara individual.
4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan penelitian:
1) Untuk meningkatkan hasil belajar
siswa terhadap pemahaman
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial.
2) Untuk mendeskripsikan /
menganalisis dampak penggunaan
media gambar dan LKS dalam proses
pembelajaran terhadap keberhasilan
siswa memahami materi yang
diajarkan.
b. Manfaat penelitian:
1) Bagi siswa
Merupakan motivasi dan dorongan
bagi para siswa untuk dapat belajar
Ilmu Pengetahuan Sosial; dengan
lebih baik untuk meningkatkan
prestasi belajar.
2) Bagi guru
Sebagai sumbangan pemikiran bagi
rekan – rekan guru tentang Ilmu
Pengetahuan Sosial di Sekolah SD
Negeri 1 Sekayu dalam menghadapi
siswa yang mengalami
kesulitanmemahami materi Ilmu
Pengetahuan Sosial.
3) Bagi sekolah
Sebagai bahan masukan untuk
meningkatkan kualitas pengajaran
yang seefektif dan seefisien mungkin.
B. Tinjauan Pustaka
1. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan bagian terpenting
dalam pembelajaran. Nana Sudjana (2009:3)
mendefinisikan hasil belajar siswa pada
hakikatnya adalah perubahan tingkah laku
sebagai hasil belajar dalam pengertian yang
lebih luas mencakup bidang kognitif, efektif dan
psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006:3-
4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan
hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan
tindak mengajar. Dari sisi guru,tindak belajar
diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar.
Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan
berakhirnya pengajaran dari puncak proses
belajar.
2. Media Gambar
a. Pengertian Media Gambar
Media pembelajaran setiap tahun selalu
mengalami perkembangan. Sebab masing-
masing media itu mempunyai kelemahan,
berdasarkan penggunaannya perlu diadakan
penemuan baru dan pemanfaatan media yang
diperbaharui media-pembelajaran. Kata media
berasal dari bahasa latin dan merupakan
bentuk jamak dari kata “medium”, yang secara
harafiah berarti “perantara atau penyalur”.
Menurut Miarso (dalam Rianarwati, 2006:8),
media adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk merangsang pikiran,perasaan,
dan kemauan siswa sehingga bisa mendorong
terjadinya proses belajar pada siswa.
Sedangkan menurut Gagne (dalam Sadiman,
2007:6), media adalah berbagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar.
b. Cara Menyusun Media Gambar
Langkah-langkah menyusun media
gambar adalah sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi program, yaitu
tentukan nama mata pelajaran,
pokokbahasan, dan sub pokok
bahasan, tujuan pembelajaran, dan
sasaran(siswa yang akan
menggunakan (kelas dan semester))
2) Mengkaji literatur, yaitu menentukan
isi materi yang akan disajikan.
3) Dalam menentukan isi yang akan
disajikan pada media cetak, bukan
berarti memindahkan semua isi
dalam buku teks, namun
dikemassedemikian rupa sehingga
dapat divisualisasikan dengan tepat.
4) Membuat naskah, naskah untuk
media grafis berisi sketsa visual
yangakan ditampilkan berisi objek
gambar dalam bentuk teks.
5) Kegiatan produksi, dapat dibuat
secara manual atau komputer.
3. Lembar kerja LKS
a. Pengertian LKS
Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei – Juni (2015): 93 -97
ISSN : 2459-9743 | 95
Sumber belajar adalah merupakan bahan/
materi untuk menambah ilmu pengetahuan
yang mengandung hal baru bagi siswa.
Ardiwinata (Djamarah,1995:49) berpendapat
bahwa sumber sumber belajar itu dapat berasal
dr manusia, buku, media massa, lingkungan,
dan media pendidikan. Dengan demikian LKS
dapat dikategorikan sebagai salah satu sumber
belajar yang dapat digunakan siswa.
b. Manfaat LKS
Menurut Tim Instruktur PKG (Andayani,
2005:10), manfaat LKS dalam pengajaran
matematika adalah :
1) Merupakan alternatif bagi guru untuk
mengerahkan pengajaran atau
memperkenalkan suatu kegiatan
tertentu sebagai variasi belajar
mengajar
2) Dapat mempercepat dan
mempersingkat waktu penyajian
materi pelajaran sebab LKS ini dapat
disiapkan diluar jam pelajaran
3) Memudahkan penyelesaian tugas
perorangan,kelompok,atau klasikal
karena tidak setiap peserta didik
dapat memahami persoalan itu pada
keadaan bersamaan
4) Mengoptimalkan penggunaan alat
bantu pengajaran.
5) Membangkitkan minat belajar siswa
jika LKS disusun secara menarik.
c. Jenis jenis LKS
1) Lembar Kerja Siswa Tak Berstruktur
Lembar kerja tak bersturuktur adalah
lembaran yang berisi sarana untuk
materi pelajaran,sebagai alat bantu
kegiatan peserta didik yang dipakai
untuk menyampaikan pelajaran
2) Lembar Kerja Siswa Berstruktur
Lembar Kerja Siswa berstruktur
memuat informasi , contoh dan tugas-
tugas
Berikut ini disajikan perbedaan antara
LKS Konvensional dan LKS Interaktif:
Tabel 1. Contoh Lembar Kerja Siswa
Berstruktur
4. Pelajaran IPS
IPS merupakan kajian tentang manusia
dan dunia di sekelilingnya.Pokok dari kajian
IPS adalah hubungan antarmanusia. Latar
telaahnya adalah kehidupan nyata manusia
(Djojo Suradisastra, dkk., 1993: 4). Dari
pemaparan definisi Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) tersebut dapat diartikan bahwa IPS
merupakan ilmu yang mempelajari tentang
bagaimana seseorang memahami dirinya
berhubungan dengan alam maupun dengan
manusia lain. Pada dasarnya manusia tidak
dapat hidup sendiri dan selalu memerlukan
bantuan dengan orang lain. Oleh karena itu,
manusia dituntut mampu melakukan interaksi
dengan lingkungan sekitar. IPS merupakan
suatumpembelajaran tentang kehidupan sosial
manusia.
C. Hasil dan Pembahasan
1. Deksripsi Per-siklus
Bagaimana ini memuat data dan
pengolahan data yang diproleh berdasarkan
hasil observasi terhadap aktivitas siswa hasil
evaluasi yang dilakukan dalam proses
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di
kelas V SD Negeri 1 Sekayu.
a) Hasil Observasi
Hasil observasi yang dilakukan guru
terhadap aktivitas siswa sebelum
perbaikan pembelajaran tersaji pada tabel
2 berikut:
Tabel 2
Aktivitas Siswa Kelas V dalam
Pembelajaran IPS
Keterangan
1. TerIibat Aktif artinya siswa menyimak dengan
sungguh-sungguh, aktif bertanya dan menjawab
pertanyaan dengan benar tentang materi pelajaran.
2. Terlibat Pasif artinya siswa menyimak dengan
sungguh-sungguh, tetapi tidak aktif bertanya dan
hanya jawab pertanyan seadanya.
3. Tidak Terlibat, artinya siswa hanya duduk dan diam
saja, tidak mau bertanya dan menjawab pertanyaan.
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa
jumlah siswa dan persentase siswa yang
terlibat aktif dalam pembelajaran sebelum
perbaikan pembelajaran dan setelah perbaikan
pembelajaran menunjukan adanya
peningkatan. Sebelum perbaikan pembelajaran
siswa yang terlibat aktif hanya 6 orang (27,2)
kemudian naik menjadi 9 orang (40,9%) pada
Siklus 1,14 orang (63,6) pada Siklus I, dan
Rita Hartati | Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi Kemerdekaan
96 | ISSN : 2459-9743
menjadi 18 orang (81,%) pada Siklus II. Hal ini
berarti pula hahwa aktivitas belajar siswa
pembelajaran IPS mengalami peningkatan.
Peningkatan aktivitas belajar siswa sebelum
perbaikan pembelajaran dan pada setiap Siklus
pembelajaran lebih jelas tersaji pada grafik 1
berikut:
Grafik 1
Aktivitas Belajar Siswa Kelas V dalam
Pembelajaran IPS
b) Hasil
Evalua
si
Hasil
evaluasi
yang
dilakukat
guru
sebelum
perbaikan-
perbaikan
pembelajaran dan pada setiap siklus
pembelajaran. Telihat bahwa hasil
pembelajaran siswa dalam pembelajaran IPS
menunjukan adanya peningkatan dari satu
siklus ke siklus berikutnya. Keadaan sebelum
perbaikan pembelajaran, jumlah siswa yang
mencapai ketuntasan belajar atau memperoleh
nilai ≥ 75 baru mencapai 7 orang (31,8%),
kemudian naik menjadi 10 orang (45,4%) pada
siklus I, 14 orang (63,6%) pada siklus II dan
menjadi 19 orang (86,3%) pada siklus III.
Dengan melihat persentase pada siklus III,
berarti pembelajaran IPS pada kelas V SD
Negeri 1 Sekayu sudah berhasil, karena sudah
memenuhi syarat ketuntasan belajar yaitu ≥
85% siswa yang mencapai nilai ≥75.
Peningkatan ketuntasan hasil belajar
siswa dari keadaan sebelum pembelajaran ke
setiap siklus pembelajaran secara lebih jelas
dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 2
Hasil Belajar Siswa Kelas V dalam
Pembelajaran IPS
c) Deskripsi Pengamatan dan Refleksi
Berdasarkan evaluasi hasil belajar IPS di
kelas V sebelum perbaikan pembelajaran
terlihat bahwa jumlah siswa yang memproleh
nilai ≥75 hanya 7 orang atau 31.8% (hanya 7
orang atau 31,8% yang terlibat aktif) hal ini
menunjukan bahwa aktivitas belajar dan hasil
belajar siswa kurang memuaskan, atau belum
memenuhi target yang diinginkan. Dan hasil
observasi dan refleksi terhadap pembelajaran
yang telah dilakukan kemudian dilakukan
diskusi dengan supervisor dan teman sejawat,
diperoleh temuan antara lain bahwa penjelasan
materi pembelajaran terlalu abstrak sehigga
sulit dimengerti siswa dan menyebabkan hasil
belajar mereka rendah. Hal ini karena guru
tidak mengunakan media pembelajaran.
Sehubungan dengan itu maka dilakukan upaya
perbaikan pembelajaran dengan fokus pada
pada penggunaan media gambar dan LKS.
Proses pembelajaran berikutnya dilakukan
melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilakukan dalam 3 siklus.
Pada pembelajaran Siklus I dilakukan
upaya perbaikan dengan mengunakan media
gambar dan LKS. Hasil observasi dan evaluasi
pada siklus I menunjukan aadanya kenaikan
aktivitas belajar dan basil belajar siswa. Siswa
yang terlibat aktif sebanyak 9 orang dari siswa
yang memproleh nilai ≥ 75 sebanyak 10 orang
(45,4%). Walaupun telah menunjukan adanya
peningkatan, namun pembelajaran belum
dapat dikatakan berhasil karena berdasarkan
basil observasi dan refleksi ditemukan bahwa
media pembelajaran yang digunakan kurang
jelas (terlalu kecil ukurannya). Sehubungan
dengan itu maka dilakukan upaya perbaikan
pembelajaran pada siklus II dengan
mengunakan media gambar dan diskusi.
Upaya pada siklus II hampir sama dengan
siklus I, tetapi pada siklus ini media
pembelajaran yang digunakan ditambah. Upaya
ini membawa dampak peningkatan aktivitas
dan hasil belajar yang terlihat dari 14 orang
(63,6%) dinyatakan tuntas belajarnya
(memperoleh ≥75). Namun hasil tersebut
belum mencapai target, untuk itu dilakukan
observasi dan refleksi untuk menentukan
rencana perbaikan pada siklus III. Rencana
perbaikan yang didapat berupa selain
mengunakan media gambar dan berdiskusi
kelompok.
Tindakan pada siklus III ini dilakukan
dengan cara membahas permasalahan yang
berhubungan dengan tugas-tugas BPUPKI.
Dengan mengunakan tindakan ini terlihat
bahwa sebagian besar yaitu 19 orang
(86,3%) mencapai ketuntasan belajar dan
telah memenuhi target yang diharapkan
Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei – Juni (2015): 93 -97
ISSN : 2459-9743 | 97
yaitu ≥85% siswa memperoleh nilai ≥75. Dapat
diketahui bahwa tindakan pada siklus III Iebih
berhasil dibandingkan pada siklus I dan siklus
II.
2. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan
pelaksanaan proses perbaikan pembelajaran
oleh guru dan hasil tes siswa, diperoleh
petunjuk bahwa secara umum fokus perbaikan
pembelajaran. Namun demikian masih ada
beberapa kelemahan peneliti sebagai guru
dalam melaksanakan pembelajaran yang
mengunakan LKS buatan guru dalam
pembelajaran matematika. Kelemahan pertama
adalah dalam menetapkan siswa untuk
menyelesaikan tugastugas LKS secara
kelompok.
a. Siklus I
Pada siklus I, siswa dibagi beberapa
kelompok tanpa disertai penetapan peran dan
tugas yang jelas pada setiap anggota kelompok.
Dengan cara ini suasana kelas menjadi hidup
karena sebagian besar siswa mau terlibat
dalam menyelesaikan tugas LKS. Namun
demikian masih ada beberapa siswa yang
dinilainya rendah. Dengan penggunaan media
gambar dan LKS pembelajaran IPS di Kelas SD
Negeri 12 sekayu sudah cukup efekif untuk
meningkatkan pemahaman siswa terhadap
materi pembelajaran.
b. Siklus II
Pada siklus II untuk mengurangi dominasi
pembentukan kelompok disertai dengan
penetapan peran dan tugas yang jelas pada
setiap anggota kelompok. Dengan cara ini
suasana kelas karena sebagian besar siswa mau
terlibat dalam menyelesaikan tugas LKS.
Namun demikian masih ada beberapa siswa
yang nilainya rendah. Dengan penggunaan
media gambar dan LKS pernbelajaran IPS di
kelas V SD Negeri 12 Sekayu sudah cukup
efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa
terhadap materi pembelajaran.
c. Siklus III
Walaupun pada siklus I dan siklus II telah
mengunakan media gambar para pahlawan
siswa belum memahami materi yang diajarkan.
Oleh karena itu perlu dilengkapi dengan
metode diskusi kelompok. Berdasarkan hasil
pengamatan obersever selama kegiatan
perbaikan pembelajaran terlihat siswa
termotivasi dan bersemangat untuk belajar
terutama pada saat dilakukan dengan cara
diskusi kelompok, ini berarti para siswa
bersikap positif terhadap penggunaan media
gambar dan LKS upaya meningkatkan
pemahaman siswa terbadap materi pelajaran.
D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perbaikan
pembelajaran yang dilakukan melalui
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat
disampaikan bahwa penggunaan media gambar
para pahlawan pada pembelajaran Ilmu
ngetahuan Sosial (IPS) di kelas V SD Negeri 12
Sekayu telah dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Hal ini dapat dilihat pada:
1. Siklus I siswa yang terlibat aktif dalam
pembelajaran berjumlah 9 orang (40,9%)
dan siswa yang telah mencapai ketuntasan
belajar berjumlah 10 orang (45,4%). Hal
ini menunjukkan adanya kenaikan bila
dibandingkan dengan hasil-hasil yang
diperoleh sebelum perbaikan
pembelajaran dilakukan.
2. Siklus II menunjukan adanya peningkatan
dibandingkan pada siklus 1. Hal ini terlihat
dan jumlah siswa terlibat aktif dan
mencapai ketuntasan belajar sebanyak 14
orang (63,6%).
3. Siklus III terjadi peningkatan aktivitas
maupun hasil belajar siswa bila
dibandingkan siklus I dan s II. Terlihat dari
jumlah siswa yang aktif sebanyak 18
orang (81,8%) dan siswa yang mencapai
ketuntasan belajar sebanyak 19 orang
(86,3%).
4. Dengan adanya peningkatan tersebut
diatas, berarti pembelajaran IPS dengan
mengunakan media gambar dan diskusi
telah berhasil atau mencapai target
ketuntasan belajar yaitu ≥85% siswa
memproleh nilai ≥75.
Daftar Pustaka
Andayani. 2007. Pemantapan Kemampuan
Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka.
Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah
Dasar. Jakarta: Depdiknas
Wardan, I.G.A.K. 2002. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Winataputra, U.S. 2007. Teori Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Supriatna, N. 2004. Pengatahuan Sosial: Kenali
Lingkungan Sosialmu. Bandung: CV. Citra
Pray