risalah permasalahan ruu pendidikan tinggi · permasalahan ruu pendidikan tinggi oleh : kementrian...

14
RISALAH PERMASALAHAN RUU PENDIDIKAN TINGGI OLEH : KEMENTRIAN KAJIAN STRATEGIS 2011-2012 KABINET KM ITB 27 JUNI 2011 A. SEBUAH PENGANTAR, PANDANGAN DAN HARAPAN Mengacu pada pembukaan UUD 1945, salah satu tujuan bangsa Indonesia adalah “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Frase ini tidak hanya menyatakan negara perlu atau wajib menyelenggarakan pendidikan, lebih dari pada itu, negara wajib menjamin terciptanya pendidikan yang berkualitas dan dapat diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini dipertegas di dalam batang tubuh UUD 1945 bahwa pendidikan adalah hak setiap warga negara. Atas dasar ini peningkatan kualitas pendidikan bukan kerja sampingan dari pemerintah. Pendidikan baik kualitas maupun pemerataan adalah hal pokok yang harus menjadi perhatian pemerintah. Bergemingnya wacana rancangan undang-undang perguruan tinggi seolah menjadi angin segar ditengah krisis pendidikan di negeri ini. Wajar saja bagi sebuah negara yang sudah 66 tahun untuk mulai beranjak dari mengurusi pendidikan dasar kepada peningkatan kualitas pendidikan tinggi.

Upload: others

Post on 10-Dec-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RISALAH PERMASALAHAN RUU PENDIDIKAN TINGGI · PERMASALAHAN RUU PENDIDIKAN TINGGI OLEH : KEMENTRIAN KAJIAN STRATEGIS 2011-2012 KABINET KM ITB 27 JUNI 2011 A. SEBUAH PENGANTAR, PANDANGAN

RISALAH PERMASALAHAN

RUU PENDIDIKAN TINGGI

OLEH : KEMENTRIAN KAJIAN STRATEGIS 2011-2012

KABINET KM ITB

27 JUNI 2011

A. SEBUAH PENGANTAR, PANDANGAN DAN HARAPAN

Mengacu pada pembukaan UUD 1945, salah satu tujuan bangsa Indonesia

adalah “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Frase ini tidak

hanya menyatakan negara perlu atau wajib menyelenggarakan pendidikan, lebih

dari pada itu, negara wajib menjamin terciptanya pendidikan yang berkualitas dan

dapat diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini dipertegas di dalam

batang tubuh UUD 1945 bahwa pendidikan adalah hak setiap warga negara. Atas

dasar ini peningkatan kualitas pendidikan bukan kerja sampingan dari pemerintah.

Pendidikan baik kualitas maupun pemerataan adalah hal pokok yang harus menjadi

perhatian pemerintah. Bergemingnya wacana rancangan undang-undang perguruan

tinggi seolah menjadi angin segar ditengah krisis pendidikan di negeri ini. Wajar saja

bagi sebuah negara yang sudah 66 tahun untuk mulai beranjak dari mengurusi

pendidikan dasar kepada peningkatan kualitas pendidikan tinggi.

Page 2: RISALAH PERMASALAHAN RUU PENDIDIKAN TINGGI · PERMASALAHAN RUU PENDIDIKAN TINGGI OLEH : KEMENTRIAN KAJIAN STRATEGIS 2011-2012 KABINET KM ITB 27 JUNI 2011 A. SEBUAH PENGANTAR, PANDANGAN

Memusatnya perguruan tinggi berkualitas di pulau Jawa adalah salah satu

masalah terbesar dalam dunia pendidikan tinggi bahkan di Indonesia. Pendidikan

tinggi akan menjadi salah satu daya tarik bagi masyarakat, khususnya menengah

keatas dan industri. Tak ayal, berjejalnya kampus-kampus top di pulau jawa akan

menambah kepadatan penduduk dan riuhnya aktivitas di pulau jawa.Selain itu,

dampak yang juga cukup memprihatinkan adalah semakin tertutupnya kesempatan

bagi perguruan tinggi di daerah-daerah untuk boleh berkembang. Meskipun

kelihatan sederhana, boleh jadi pemerataan kualitas akan berdampak besar bagi

banyak sektor di Indonesia.

Tak dapat dipungkiri, Pulau jawa terutama kota-kota seperti Bandung,

Jakarta, Yogya, dan Surabaya selalu menerima “tamu” mahasiswa-mahasiswa baru,

sementara jumlah ini tidak sebanding dengan lulusan perguruan tinggi dari pulau

jawa yang memilih pulang ke kampung halamannya. Lagi-lagi karena industri-

industri sebagian besar masih terpusat di pulau jawa. Masalah kepadatan bukan

masalah sepele, dengan pemerataan jumlah dan kualitas penduduk, masalah rumah

tinggal, transportasi, lingkungan hingga bencana alam dapat diminimalisir. Bukan

tidak mungkin ekonomi, politik dan sosial di negara Indonesia akan menjadi jauh

lebih baik setelahnya. Disinilah peran “tak terlihat” RUU PTN. Terlalu dangkal

apabila RUU PTN hanya sekedar memikirkan pengaturan kursi, biaya masuk, atau

statuta PT. Terlalu tidak Pancasilais kalo RUU PTN justru menjadikan perguruan

tinggi sebagai industri baru untuk bisnis swasta.

Indonesia punya titik berdiri yang jelas, pendidikan adalah hak dan dijamin pemerintah bukan komoditas bisnis.

Terlebih lagi, terlalu tidak adil, kalau RUU PT lagi-lagi hanya jadi tameng

berlindung pemerintah atau “mainan” kampus-kampus papan atas di negeri ini,

Untuk semakin memperkuat posisinya yang tanpa sadar perlahan-lahan mengikis

nilai luhur keberagaman dan keadilan di Indonesia. Melalui kehadirannya, RUU PT

bisa menjawab masalah yang lebih fundamental, yakni akses dan pemerataan

kualitas PT di Indonesia. Sudah saatnya kita kembali memperhatikan kampus-

kampus yang ada di daerah-daerah. Akses pendidikan hendaknya tidak lagi menjadi

Page 3: RISALAH PERMASALAHAN RUU PENDIDIKAN TINGGI · PERMASALAHAN RUU PENDIDIKAN TINGGI OLEH : KEMENTRIAN KAJIAN STRATEGIS 2011-2012 KABINET KM ITB 27 JUNI 2011 A. SEBUAH PENGANTAR, PANDANGAN

alasan lulusan SMA tidak melanjutkan studinya ke perguruan tinggi. Pendidikan

bagaimanapun adalah organel yang sangat penting dan berangkai dengan semua

aspek berbangsa dan bernegara. Tak berlebihan menampatkan pendidikan di posisi

akar suatu bangsa. Negara yang maju tidak akan pernah terlepas dari tata kelola

dan kualitas pendidikan yang baik.

Hukum di Indonesia masih mempunyai kekuatan yang sangat dahsyat, semoga

dengan hadirnya paying hukum baru ini, benar-benar menjadi angin segar buat PT,

pemerintah bahkan masyarakat yang kurang mampu untuk mengakses pendidikan

tinggi sehingga istilah “mencerdaskan kehidupan bangsa” tidak sekedar menjadi

retorika kosong di pembukaan UUD 45.

Gambar 1 : Peran Pemerintah dalam Penyelenggaraan pendidikan

Page 4: RISALAH PERMASALAHAN RUU PENDIDIKAN TINGGI · PERMASALAHAN RUU PENDIDIKAN TINGGI OLEH : KEMENTRIAN KAJIAN STRATEGIS 2011-2012 KABINET KM ITB 27 JUNI 2011 A. SEBUAH PENGANTAR, PANDANGAN

B. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN YANG INGIN DISELESAIKAN RUU PT

MENURUT DPR ( SARASEHAN ITB, 4 JUNI 2011 )

OLEH

IR. RULLY CHAIRUL AZWAR, M.SI

(WAKIL KETUA KOMISI X DPR RI)

o FOKUS UTAMA RUU PT

1. Daya Saing SDM Indonesia RUU PT Berangkat dengan Pokok Pemikiran Pendidikan sebagai alat untuk bersaing

dalam Era Globalisasi:

“Era Globalisasi menuntut kita selaku bangsa untuk memiliki daya saing. Namun sejumlah fakta

menunjukkan, dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM), daya saing kita sebagai bangsa masih

terlalu lemah.”

Tabel 1. Posisi Daya Saing Indonesia (The Global Competitiveness Index 2010 -2011 Rangkings and 2009 – 2010

Comparisons)

Country/ Economy GCI 2010

Rank

Score GCI 2009

Rank

Score

Singapura 3 5.48 3 0

Malaysia 26 4.88 24 -2

Brunei

Darussalam

28 4.75 32 4

Indonesia 44 4.43 54 10

Vietnam 59 4.27 75 16

Page 5: RISALAH PERMASALAHAN RUU PENDIDIKAN TINGGI · PERMASALAHAN RUU PENDIDIKAN TINGGI OLEH : KEMENTRIAN KAJIAN STRATEGIS 2011-2012 KABINET KM ITB 27 JUNI 2011 A. SEBUAH PENGANTAR, PANDANGAN

Philippines 85 3.96 87 2

Gambar 2 : Indeks Pembangunan I52 Negara di Dunia, 2010

2. Lulusan Universitas tidak relevan dengan kebutuhan Industri

Jumlah orang Indonesia yang bekerja pada Februari 2011 sebanyak 111.3 juta orang dengan komposisi;

a. SD ke bawah 55.1 juta (49.33%) b. Diploma 3.3 juta (2.98%) c. Sarjana 5.5 juta (4.99%)

Sumber : BPS, Februari 2011

Page 6: RISALAH PERMASALAHAN RUU PENDIDIKAN TINGGI · PERMASALAHAN RUU PENDIDIKAN TINGGI OLEH : KEMENTRIAN KAJIAN STRATEGIS 2011-2012 KABINET KM ITB 27 JUNI 2011 A. SEBUAH PENGANTAR, PANDANGAN

Sehingga kesimpulannya RUU PT disusun untuk menjawab kedua permasalahan pokok tersebut .

DPR berinisiatif membuat RUU Pendidikan Tinggi dengan tujuan menciptakan

satu sistem Pendidikan Tinggi yang bisa menghasilkan lebih banyak SDM bangsa

yang berpendidikan tinggi, bermutu dan berdaya saing di tingkat global.

Bisa dilihat disini DPR belum mampu melihat persoalan secara holistic karena

banyak aspek-aspek lain yang belum diperhatikan.

Dan meskipun DPR dalam hal ini perwakilannya melalui Pak Rully

memaparkan realita maslaah yang ada di perguruan tinggi seperti :

1. Masalah keterbatasan daya tampung Perguruan Tinggi bermutu

Lulusan UN Thn 2011 Mendaftar di SNMPTN 2011

1. 450.498 orang 460.611 orang

Daya Tampung 60 PTN (SNMPTN 2011)

Peserta SNMPTN 2011

Tahun Kelulusan

110.149 kursi 12.469 orang 2009

67.848 orang 2010

460.611 orang 2011

Page 7: RISALAH PERMASALAHAN RUU PENDIDIKAN TINGGI · PERMASALAHAN RUU PENDIDIKAN TINGGI OLEH : KEMENTRIAN KAJIAN STRATEGIS 2011-2012 KABINET KM ITB 27 JUNI 2011 A. SEBUAH PENGANTAR, PANDANGAN

JENIS JUMLAH TOTAL

PTN Umum 83 PTN 83

PTN Khusus 50 PTN 50

PTS 3.017 PTS 3.017

TOTAL PT 3.150

Page 8: RISALAH PERMASALAHAN RUU PENDIDIKAN TINGGI · PERMASALAHAN RUU PENDIDIKAN TINGGI OLEH : KEMENTRIAN KAJIAN STRATEGIS 2011-2012 KABINET KM ITB 27 JUNI 2011 A. SEBUAH PENGANTAR, PANDANGAN

Sedikitnya daya tamping PTN bermutu dan terkonsentrasinya di pulau Jawa belum diperhatikan

bagaimana arah kebijakan mengatasinya di RUU PT terutama bagaimana pemerintah

memberdayakan dan meningkatkan kualitas Perguruan Tinggi di daerah yang belum otonom

dan tentu sulit melewatiu masa transisi tanpa campur tangan pemerintah termnasuk dalam

pembiayaan.

2. Masalah Keterjangkauan Biaya Pendidikan Tinggi

a. Biaya belajar di PT relatif masih tinggi bagi penghasilan rata-rata masyarakat

tingkat pendapatan masyarakat masih rendah.

b. Biaya pengelolaan PT yang dibebankan kepada masyarakat masih cukup tinggi

komersialisasi pendidikan.

Biaya Kuliah tak Terjangkau

Berdasarkan data BPS per Februari 2011, Pendapatan Nasional Bruto (PNB)

per kapita masyarakat Indonesia selama 2010 mencapai Rp 26,3 juta/tahun

atau setara dengan US$ 2.920,1.

Rata-rata kemampuan masyarakat dari sisi penghasilan untuk membiayai

pendidikan sekitar Rp 1.8 juta/tahun, padahal biaya pendidikan tinggi

termurah Rp 10 juta/tahun (di luar biaya masuk pertama di PT).

Jadi, tingkat pendapatan masyarakat Indonesia rata-rata tidak mencukupi

untuk meneruskan ke PT.

Page 9: RISALAH PERMASALAHAN RUU PENDIDIKAN TINGGI · PERMASALAHAN RUU PENDIDIKAN TINGGI OLEH : KEMENTRIAN KAJIAN STRATEGIS 2011-2012 KABINET KM ITB 27 JUNI 2011 A. SEBUAH PENGANTAR, PANDANGAN

Berdasarkan data yang diterima dari tim kementrian Kajian Strategis dari

Survey Credit it Suisse Internasional Tahun 2010, Peningkatan Masyarakat Kelas

menengah menjadi sekitar 134 juta juga menjadi data peningkatan semu karena 110

Juta di antaranya berpenghasilan hanya sekitar 1-2,6 juta..Ditambah 60 juta

penduduk yang tidak mampu maka dapat disimpulkan biaya kuliah di Indonsia hanya

mampu diakses hanya sekitar 20% piramida teratas dari klasifikasi ekonomi

penduduk. Dan Belum ada kebijakan dalam RUU PT yang mempertimbangkan poin

ini.

Klasifikasi Kelas menengah menurut data dari Credit Suisse Internasional : 1. KELAS PENDAPATAN US$2-US$4 ATAU RP1-1,5JUTA PER BULAN (38,5

PERSEN).

2. KELAS PENDAPATAN US$4-6 ATAU RP1,5 -2,6 JUTA PERKAPITA PERBULAN

(11,7 PERSEN).

3. KELAS BERPENDAPATAN US$6-US$10 ATAU RP2,6-5,2 JUTA PERBULAN (5

PERSEN)

4. KELAS GOLONGAN MENENGAH BERPENDAPATAN US$10-US$20 ATAU RP5,2-6

JUTA PERBULAN (1,3 PERSEN).

NAH, DARI 1,45 JUTA PESERTA UN 2011, ADAKAH DATA KLASIFIKASI PESERTA BERDASRKAN

TINGKAT PENDAPATAN ORANGTUA???

Selain itu sistem 1/3 dibebankan kepada mahasiswa secara

agregat/akumulatif memungkinkan ada mahasiswa yang membayar lebih dari 1/3

dapat menimbulkan pembebanan biaya dan pelanggaran hak terhadap warga

negara serta menimbulkan iklim yang tidak bagus dengan swasta apalagi ketika

kapasitas ptn bertambah.

3. Relevansi Pendidikan Tinggi dengan kebutuhan dunia kerja dan industri

a. Terjadi kesenjangan antara keluaran sarjana utk prodi tertentu dari

perguruan tinggi dengan kebutuhan pasar kerja, sehingga terjadi

pengangguran sarjana mismatch

b. Minat masyarakat pada pendidikan tinggi umumnya lebih memilih untuk

mendapatkan gelar akademik yang dinilai lebih bergengsi ketimbang

mencari keahlian untuk bisa pengembangan ilmu, profesi dan karir dalam

bekerja (Vokasi) mispersepsi

c. Perguruan Tinggi belum menjalankan perannya sebagai lembaga riset dan

inovasi dengan baik sementara dunia industri belum memanfaatkan

Page 10: RISALAH PERMASALAHAN RUU PENDIDIKAN TINGGI · PERMASALAHAN RUU PENDIDIKAN TINGGI OLEH : KEMENTRIAN KAJIAN STRATEGIS 2011-2012 KABINET KM ITB 27 JUNI 2011 A. SEBUAH PENGANTAR, PANDANGAN

potensi riset yang dapat dilakukan oleh perguruan tinggi dalam rangka

meningkatkan daya saing industri kesenjangan PT dan dunia Industri

Walaupun poin ini positif dari tim Kastrat berpendapat hal ini tidak boleh

mengorbankan nilai-nilai dari aspek yang lain termasuk, dari UUD 1945

dalam hal ini Tanggung Jawab Pemerintah karena kalau tidak berpotensi

ke arah Privatisasi PT karena hanya ingin memebuhi keinginan pasar.

• (4) Postur Anggaran Pendidikan dalam APBN tidak optimal.

Dari APBN anggrana murni untuk Pendikan Tinggi Hanya 5 Triliun untuk

3000an PT merupakan suatu kebijakan yang sangat buruk dalam

pengembangan pendidikan.

Dari kajian Tim Kementrian Kajian Strategis belum melihat adanya political

will dari pemerintah dalam meningkatkan postur anggaran , ataupun kejelasan peran

dan tanggungjawab Pemerintah dengan jelas dalam RUU PT ini.

Kenyataanya dari solusi yang dirancang DPR tim kajian strategis belum melihat

hasilnya dalam isi dari RUU PT. Solusi yang dirancang oleh DPR tersebut antara

lain :

A. Upaya meningkatkan daya tampung Perguruan Tinggi bermutu

1. Pemerintah perlu membuat kebijakan pendidikan tinggi yang membuat

daya tarik masyarakat (dunia usaha/swasta) untuk ikut berperan dalam

mewujudkan pendidikan tinggi yang bermutu.

2. Pemerintah perlu mewujudkan otonomi perguruan tinggi, khususnya

dalam hal tatakelola dengan pola otonomi pengelolaan yang disesuaikan

Page 11: RISALAH PERMASALAHAN RUU PENDIDIKAN TINGGI · PERMASALAHAN RUU PENDIDIKAN TINGGI OLEH : KEMENTRIAN KAJIAN STRATEGIS 2011-2012 KABINET KM ITB 27 JUNI 2011 A. SEBUAH PENGANTAR, PANDANGAN

dengan karakter dan mandat yang diberikan kepadanya (PTN UPT, PTN

mandiri, PTN Badan Hukum).

3. Pemerintah perlu menetapkan satu sistem dan lembaga penjaminan mutu

perguruan tinggi yang outputnya adalah adanya klasifikasi perguruan

tinggi dengan standar minimal (10 Standar Nasional Perguruan Tinggi),

PT dengan standar nasional (melebihi 10 standar) dan PT yang

berstandar internasional (world class university). Proses penjaminan mutu

itu harus berjalan secara berkesinambungan (survaillance).

4. Pemerintah membuka peluang masuknya perguruan tinggi asing yang

terakreditasi serta mendorong adanya kerjasama antara perguruan tinggi

asing dan perguruan tinggi lokal.

Menurut kajian Tim Kastrat Dalam isi di RUU PT solusinya masih

terkesan hanya mengandalkan investor dan kekuatan asing melalui kerjasam

dengan PT asing. Selain itu belum dijelaskan bagaimana kebijakan

Pemerintah dalam mengusahakan hal ini selain hanya berfokus kepada PT

yang sudah berbadan hukum/Mandiri.

B. Upaya Mengatasi Biaya Pendidikan Tinggi

1. Pemerintah memberikan beasiswa bagi mahasiswa yang miskin tapi

berprestasi. Bagi yang miskin namun kurang berprestasi diberikan

bantuan.

2. Pemerintah memberikan semacam subsidi bagi para mahasiswa yang

mengikuti Prodi yang unit cost nya tinggi.

3. Pemerintah perlu membuka dibukanya banyak prodi baru yang

menciptakan iklim persaingan sehingga biaya kuliah bersaingan sesuai

mekanisme supply and demand.

4. Pemerintah mempertimbangkan faktor kewilayahan dalam pengembangan

pendidikan tinggi sehingga calon mahasiswa bisa kuliah tidak terlalu jauh

dari domisili sehingga menghemat biaya (idealnya satu provinsi satu

pendidikan tinggi).

5. Pemerintah mendorong agar PTN menjalankan misi sosial menampung

calon mahasiswa kurang mampu karena mereka dibiayai oleh APBN.

6. Bersama dengan perusahaan-perusahaan besar yang memiliki kemauan

untuk memberikan beasiswa bagi para mahasiswa, pemerintah

Page 12: RISALAH PERMASALAHAN RUU PENDIDIKAN TINGGI · PERMASALAHAN RUU PENDIDIKAN TINGGI OLEH : KEMENTRIAN KAJIAN STRATEGIS 2011-2012 KABINET KM ITB 27 JUNI 2011 A. SEBUAH PENGANTAR, PANDANGAN

membentuk sebuah lembaga pengelola dana beasiswa semacam BAZIS

dan memberikan reward bagi perusahaan yang memiliki kepedulian

memberikan beasiswa, misalnya pengurangan pajak.

Dari kajian ditemukan kebijakan ini belum dituangkan secara jelas

dalam pasal-pasal yang tedapat di RUU PT kecuali PT hanya

berkewajiban membantu pembiayaan 20% Mahasiswa yang kurang

mampu yang ironisya belum ditemukan dasar penetapan 20% ini secara

ilmiah.

C. Upaya Meningkatkan Relevansi Pendidikan Tinggi dengan kebutuhan Lap

Kerja dan Dunia Industri

Dari poin ini Tim Kastrat sepakat walau juga belum menemukan arah

kebijakan yang jelas dalam RUU PT terkait kebijakan pemerintah dalam

membantu pengembangan Vokasi.

D. Penataan Postur Anggaran Pendidikan dalam APBN

Sejauh ini belum ada rencana perubahan berarti dalam anggaran di

APBN baik dari APBN-P 2011 atau APBN 2012.

o MASALAH OTONOMI DAN TATA KELOLA PERGURUAN TINGGI

,STATUTA,SISTEM PORTOFOLIO, KOMITE AUDIT, DAN KETERWAKILAN

MAHASISWA DALAM MPK

Dari kajian Tim Kastrat dan masukan dari lembaga lain(dalam hal ini HMP)

dan kajian eksternal dari BEM UI ada beberapa hal yang dipertanyakan

trekait usulan pemerintah dalam RUU PT ini.

1. Mekanisme sistem Portofolio, Definisi pendapatan PT yang digolongkan

penerimaan Negara bukan pajak dan kekayaan PT yang dianggap

kekayaan Negara yang dipisahkan dari APBN.

2. Komite Audit yang dibentuk dan bertanggungjawab kepada Mentri

3. MPK yang punya wewenang tinggi, namun dari usulan pemerintah

mahasiswa yang menurut arahan RUU ini dibentuk agar dewasa malah

dihilangkan wakilnya dari MPK.

4. Kewenangan MPK yang besar dalam statuta yang pada perubahan

terakhir punya peran signifikan dalam mengatur gerakan non-akademik

Page 13: RISALAH PERMASALAHAN RUU PENDIDIKAN TINGGI · PERMASALAHAN RUU PENDIDIKAN TINGGI OLEH : KEMENTRIAN KAJIAN STRATEGIS 2011-2012 KABINET KM ITB 27 JUNI 2011 A. SEBUAH PENGANTAR, PANDANGAN

termasuk kemahasiswaan berpotensi memasung arah kegiatan

mahasiswa.

5. Mekanisme penetapan MPK dan wakil pemerintah yang dominan serta

ketidakjelasan mekanisme penentuan wakil masyarakat dalam MPK.

K ERAN G K A PO K O K P ERM AS AL AH AN YAN G A KAN D I D IS KU S I K AN D AL AM

AUD I EN SI D EN G AN D P R 28 JU NI 2 011 a. RANCANGAN UNDANG-UNDANG YANG BELUM MENGAKOMODASI SEMUA

JENIS PERGURUAN TINGGI

b. KOMPOSISI MPK

1 Wewenang yang terlalu besar

2 Tidak adanya perwakilan mahasiswa

3 Mekanisme Pemilihan wakil dari Masyarakat

c. SISTEM PORTOFOLIO

d. INDEPEDENSI KOMITE AUDIT

e. STATUTA

f. PENDANAAN

d.1 Dasar penetapan komposisi 1/3 dan mengapa memakai sistem agregat

d.2 Dasar penetapan kuota 20% yang tidak mampu

- Data peserta UN kurang mampu pada penyelenggaraan UN 2011

- Data calon peserta didik kurang mampu pada penyelenggaraan SNMPTN 2011

- Kuota Calon peserta didik kurang mampu seluruh Indonesia

e. TANGGUNG JAWAB DAN PERAN PEMERINTAH DALAM MENGUATKAN

PERGURUAN TINGGI YANG BELUM OTONOM

f. SOLUSI DAN ARAH KEBIJAKAN TERKAIT PEMERATAAN DAERAH

PERSEBARAN PERGURUAN TINGGI YANG BERKUALITAS

g. MAKSUD PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DAN KEKAYAAN YANG

DIPISAHKAN

h. KETIDAKBERPIHAKAN DALAM PENGUSAHAAN PTS YANG TERJANGKAU

OLEH MASYARAKAT

Page 14: RISALAH PERMASALAHAN RUU PENDIDIKAN TINGGI · PERMASALAHAN RUU PENDIDIKAN TINGGI OLEH : KEMENTRIAN KAJIAN STRATEGIS 2011-2012 KABINET KM ITB 27 JUNI 2011 A. SEBUAH PENGANTAR, PANDANGAN

g. TIDAK ADANYA ARAHAN YANG JELAS TERKAIT TANGGUNGJAWAB

PEMERINTAH TERKAIT PENDANAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN ANGGARAN

APBN YANG SANGAT MINIM

h. UNDANG-UNDANG LAIN YANG HARUS DILIHAT SEBAGAI LANDASAN

MENILAI RUU PT

1. UU NO 20 TAHUN 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. UU NO 14 TAHUN 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik

3. UU NO 33 TAHUN 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah

Pusat Dan Pemerintahan Daerah

4.UU NO 37 TAHUN 2004 Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran

Utang

5. UU NO 25 TAHUN 2007 Tentang Penanaman Modal

6. Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

7. Putusan Hakim Konstitusi terkait UU No.9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Penidikan

Putusan nomor 11-14-21-126-136/PU-VII/2009

8. http://www.multilive.co.cc/2010/01/kumpulan-undang-undang-pendidikan.html

i.KESIMPULAN