ringkasan satuan proses
TRANSCRIPT
TUGAS
SATUAN PROSES
KELAS : 2KB
DOSEN PEMBIMBING : Zaman,S.T,M.T
DISUSUN OLEH :
OPTIMISMA SITUNGKIR (061330400330)
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2014
DAFTAR ISI
Daftar Isi......................................................................................................................2
A. Alkana..............................................................................................................3
B. Alkena ...........................................................................................................16
C. Alkuna ...........................................................................................................30
D. Asam karboksilat............................................................................................40
E. Karbohidrat,Protein,Lemak............................................................................50
F. Alkohol,Fenol,Tiol..........................................................................................87
G. Aldehid , Keton............................................................................................105
H. Amida dan Amina........................................................................................114
I. Hydrocarbon.................................................................................................128
Daftar Pustaka..........................................................................................................138
1. ALKANA
Alkana (juga disebut dengan parafin) adalah senyawa kimia hidrokarbon jenuh
asiklis. Alkana termasuk senyawa alifatik. Dengan kata lain, alkana adalah sebuah rantai
karbon panjang dengan ikatan-ikatan tunggal. Rumus umum untuk alkana adalah CnH2n+2.
Alkana yang paling sederhana adalah metana dengan rumus CH4. Tidak ada batasan
berapa karbon yang dapat terikat bersama. Beberapa jenis minyak dan wax adalah contoh
alkana dengan atom jumlah atom karbon yang besar, bisa lebih dari 10 atom
karbon.Setiap atom karbon mempunyai 4 ikatan (baik ikatan C-H atau ikatan C-C), dan
setiap atom hidrogen mesti berikatan dengan atom karbon (ikatan H-C). Sebuah
2
kumpulan dari atom karbon yang terangkai disebut juga dengan rumus kerangka. Secara
umum, jumlah atom karbon digunakan untuk mengukur berapa besar ukuran alkana
tersebut (contohnya: C2-alkana).Gugus alkil, biasanya disingkat dengan simbol R, adalah
gugus fungsional, yang seperti alkana, terdiri dari ikatan karbon tunggal dan atom
hidrogen, contohnya adalah metil atau gugus etil.Alkana bersifat tidak terlalu reaktif dan
mempunyai aktivitas biologi sedikit.
1. Alkana disebut juga senyawa hidrokarbon jenuh (senyawa parafin). Semua valensi C
telah terisi (jenuh) dengan H.
2. Hidrokarbon jenuh tidak punya gugus fungsional, sifat kimia tidak khas dibandingkan
dengan senyawa organik yg punya gugus fungsi.
3. Hidrokarbon jenuh memberi kerangka karbon bagi senyawa organik yang punya gugus
fungsi.
4. Susunan molekulnya hanya terdiri atas atom C dan H.
5. Golongan senyawa ini sangat sukar bereaksi dengan zat lain sehingga affinitas (daya tarik
menarik gabungan) kecil.
a. Rumus Umum
Rumus umum alkana: CnH2n + 2 R (alkil) = CnH2n + 1
b. Klasifikasi Struktur
Hidorkarbon tersaturasi dapat berupa:
lurus (rumus umum CnH2n + 2), kerangka karbon membentuk rantai lurus tanpa ada
cabang
bercabang (rumus umum CnH2n + 2, n > 3), kerangka karbon utamanya mempunyai
cabang-cabang
3
siklik (rumus umum CnH2n, n > 2), ujung-ujung kerangka karbonnya bertemu
sehingga membentuk suatu siklus.
Menurut definisi dari IUPAC, 2 golongan pertama di atas dinamakan alkana,
sedangkan golongan yang ketiga disebut dengan sikloalkana.[1] Hidrokarbon tersaturasi
juga dapat membentuk gabungan ketiga macam rantai diatas, misalnya linear dengan
siklik membentuk polisiklik. Senyawa seperti ini masih disebut dengan alkana (walaupun
tidak mempunyai rumus umum), sepanjang tetap berupa asiklik (tidak seperti siklus).
Rantai karbon lurus
Alkana rantai karbon lurus biasanya dikenali dengan awalan n- (singkatan dari
normal) ketika tidak ada isomer. Meskipun tidak diwajibkan, tapi penamaan ini penting
karena alkana rantai lurus dan rantai bercabang memiliki sifat yang berbeda. Misalnya n-
heksana atau 2- atau 3-metilpentana.
Anggota dari rantai lurus ini adalah:
Metana, CH4 - 1 karbon dan 4 hidrogen
Etana, C2H6 - 2 karbon dan 6 hidrogen
Propana, C3H8 - 3 karbon dan 8 hidrogen
Butana, C4H10 - 4 karbon dan 10 hidrogen
pentana, C5H12 - 5 karbon dan 12 hidrogen
heksana, C6H14 - 6 carbon dan 14 hidrogen
Mulai dengan jumlah karbon mulai dari lima diberi nama dengan imbuhan jumlah yang
ditentukan IUPAC diakhiri dengan -ana. Contohnya antara lain adalah pentana, heksana,
heptana, dan oktana.
4
Rantai karbon bercabang
Untuk memberi nama alkana dengan rantai bercabang digunakan langkah-langkah
berikut:
Cari rantai atom karbon terpanjang
Beri nomor pada rantai tersebut, dimulai dari ujung yang terdekat dengan cabang
Beri nama pada cabang-cabangnya
Nama alkana dimulai dengan nomor letak cabang, nama cabang, dan nama rantai utama.
Contohnya adalah 2,2,4-trimetilpentana yang disebut juga isooktana. Rantai terpanjangnya
adalah pentana, dengan tiga buah cabang metil (trimetil) pada karbon nomor 2, 2, dan 4.
Perbedaan tatanama untuk 3 isomer C5H12
Nama umum/trivial n-pentana isopentana Neopentana
Nama IUPAC pentana 2-metilbutana 2,2-dimetilpentana
Struktur
c. Tata nama
. Nama alkana didasarkan pada rantai C terpanjang sebagai rantai utama. Apabila ada dua atau
lebih rantai yang terpanjang maka dipilih yang jumlah cabangnya terbanyak
5
2. Cabang merupakan rantai C yang terikat pada rantai utama. di depan nama alkananya ditulis
nomor dan nama cabang. Nama cabang sesuai dengan nama alkana dengan mengganti akhiran
ana dengan akhiran il (alkil).
3. Jika terdapat beberapa cabang yang sama, maka nama cabang yang jumlah C nya sama
disebutkan sekali tetapi dilengkapi dengan awalan yang menyatakan jumlah seluruh cabang
tersebut. Nomor atom C tempat cabang terikat harus dituliskan sebanyak cabang yang ada
(jumlah nomor yang dituliskan = awalan yang digunakan), yaitu di = 2, tri = 3, tetra =4, penta
= 5 dan seterusnya.
4. Untuk cabang yang jumlah C nya berbeda diurutkan sesuai dengan urutan abjad ( etil lebih
dulu dari metil ).
5. Nomor cabang dihitung dari ujung rantai utama yang terdekat dengan cabang. Apabila letak
cabang yang terdekat dengan kedua sama dimulai dari :
• Cabang yang urutan abjadnya lebih dulu ( etil lebih dulu dari metil )
• Cabang yang jumlahnya lebih banyak ( dua cabang dulu dari satu cabang )
Contoh :
Apakah nama hidrokarbon di bawah ini ?
pertama kali kita tentukan rantai utamanya.....Rantai utama adalah rantai terpanjang :
rantai utamanya adalah yang di kotak merah...... Kenapa?? coba kalian perhatikan sisi sebelah
kiri, bila rantai utamanya yang lurus (garis putus2) maka sama2 akan bertambah 2 atom C
tapihanya akan menimbulkan satu cabang (bagian yang belok ke bawah)....sedangkan bila kita
belokkan ke bawah akan timbul 2 cabang (Aturan no 1). Sekarang coba kalian perhatikan bagian
kanan, penjelasannya lebih mudah....bila rantai utamanya yang lurus (garis putus2) hanya
bertambah satu atom C sedangkan bila belok ke bawah maka akan bertambah 2 atom C. Jadi
6
rangkaian rantai utama itu boleh belak-belok dan gak harus lurus......asal masih dalam satu
rangkaian yang bersambungan tanpa cabang.
rantai karbon yang tersisa dari rantai utama adalah cabangnya.....
terlihat ada 3 cabang yakni 1 etil dan 2 metil.....penomoran cabang kita pilih yang angkanya
terkecil :
• Bila dari ujung rantai utama sebelah kiri maka etil terletak di atom C rantai utama
nomor 3 dan metil terletak di atom C rantai utama nomor 2 dan 6
• Bila dari ujung rantai utama sebelah kanan maka etil terletak di atom C rantai utama
nomor 6 dan metil di atom C rantai utama nomor 3 dan 7
kesimpulannya kira urutkan dari ujung sebelah kiri.....
Urutan penamaan : nomor cabang - nana cabang - nama rantai induk
jadi namanya : 3 etil 2,6 dimetil oktana
cabang etil disebut lebih dahulu daripada metil karena abjad nama depannya dahulu (abjad "e"
lebih dahulu dari "m"). karena cabang metil ada dua buah maka cukup disebut sekali ditambah
awalan "di" yang artinya "dua". karena rantai utamanya terdiri dari 8 atom C maka rantai
utamanya bernama : oktana.
bentuk struktur kerangka Alkana kadangkala mengalami penyingkatan.....misalnya :
7
CH3 (warna hijau) merupakan ujung rantai
CH2 (warna biru) merupakan bagian tenganh rantai lurus
CH (warna oranye) percabangan tiga
C (warna merah) percabangan empa
Contoh:
Alkana Bercabang
Cabang (substituen) yang mempunyai cabang, dinomori dari karbon substituen yang
melekat pada rantai induk.
8
Penomoran substituen dimulai dari karbon yang melekat pada rantai induk.
Keseluruhan nama dari cabang substituen ditulis dalam kurung, dengan didahului nomor
yang mencerminkan induk yang mana karbon itu bergabung.
Substituen ditulis urut abjad. Untuk mengurutkan sesuai abjad, abaikan awalan (di-, tri,
tetra-) tetapi jangan abaikan posisi seperti iso- dan tert-
Alkana Siklis
Rantai induk ditentukan dari karbon yang membentuk cincin terbesar (misal, sikloalkana
adalah sikloheksana)
Ketika dua cincin bergabung, cincin yang lebih besar adalah yang menjadi rantai induk,
sedangkan yang kecil menjadi cabang sikloalkil.
d. Keisomeran
Alkana dengan 3 atom karbon atau lebih dapat disusun dengan banyak macam
cara, membentuk isomer struktur yang berbeda-beda. Sebuah isomer, sebagai sebuah
bagian, mirip dengan anagram kimia, tapi berbeda dengan anagram, isomer dapat berisi
jumlah komponen dan atom yang berbeda-beda, sehingga sebuah senyawa kimia dapat
disusun berbeda-beda strukturnya membentuk kombinasi dan permutasi yang beraneka
ragam. Isomer paling sederhana dari sebuah alkana adalah ketika atom karbonnya
terpasang pada rantai tunggal tanpa ada cabang. Isomer ini disebut dengan n-isomer (n
untuk "normal", penulisannya kadang-kadang tidak dibutuhkan). Meskipun begitu, rantai
karbon dapat juga bercabang di banyak letak. Kemungkinan jumlah isomer akan
meningkat tajam ketika jumlah atom karbonnya semakin besar.Contohnya:
C1: tidak memiliki isomer: metana
C2: tidak memiliki isomer: etana
C3: tidak memiliki isomer: propana
C4: 2 isomer: n-butana & isobutana
C5: 3 isomer: pentana, isopentana, neopentana
9
C6: 5 isomer: heksana, 2-Metilpentana, 3-Metilpentana, 2,3-Dimetilbutana & 2,2-
Dimetilbutana
C12: 355 isomer
C32: 27.711.253.769 isomer
C60: 22.158.734.535.770.411.074.184 isomer, banyak di antaranya tidak stabil.
e. Sifat Fisik
1. Semua alkana merupakan senyawa polar sehingga sukar larut dalam air. Pelarut yang
baik untuk alkana adalah pelarut non polar, misalnya eter. Jika alkana bercampur dengan
air, lapisan alkana berada di atas, sebab massa jenisnya lebih kecil daripada 1.
2. Pada suhu kamar, empat suku pertama berwujud gas, suku ke 5 hingga suku ke 16
berwujud cair, dan suku diatasnya berwujud padat.
3 . Semakin banyak atom C, titik didih semakin tinggi. Untuk alkana yang berisomer
(jumlah atom C sama banyak), semakin banyak cabang, titik didih semakin kecil.
Tabel 4. Beberapa sifat fisik alkana
10
f. Sifat Kimia
Secara umum, alkana adalah senyawa yang reaktivitasnya rendah, karena ikatan C
antar atomnya relatif stabil dan tidak mudah dipisahkan. Tidak seperti kebanyakan
senyawa organik lainnya, senyawa ini tidak memiliki gugus fungsional.
Senyawa alkana bereaksi sangat lemah dengan senyawa polar atau senyawa ion
lainnya. Konstanta disosiasi asam (pKa) dari semua alkana nilainya diatas 60, yang berarti
sulit untuk bereaksi dengan asam maupun basa (lihat karbanion). Pada minyak bumi,
molekul-molekul alkana yang terkandung di dalamnya tidak mengalami perubahan sifat
sama sekali selama jutaan tahun.
11
Reaksi dengan oksigen (reaksi pembakaran)
Semua alkana dapat bereaksi dengan oksigen pada reaksi pembakaran, meskipun pada
alkana-alkana suku tinggi reaksi akan semakin sulit untuk dilakukan seiring dengan
jumlah atom karbon yang bertambah. Rumus umum pembakaran adalah:
CnH2n+2 + (1.5n+0.5)O2 → (n+1)H2O + nCO2
Ketika jumlah oksigen tidak cukup banyak, maka dapat juga membentuk karbon
monoksida, seperti pada reaksi berikut ini:
CnH(2n+2) + nO2 → (n+1)H2O + nCO
Contoh reaksi, metana:
2CH4 + 3O2 → 2CO + 4H2O
CH4 + 1.5O2 → CO + 2H2O
Reaksi dengan halogen
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Halogenasi radikal bebas
Reaksi antara alkana dengan halogen disebut dengan reaksi "halogenasi radikal bebas".
Atom hidrogen pada alkana akan secara bertahap digantikan oleh atom-atom halogen.
Radikal bebas adalah senyawa yang ikut berpartisipasi dalam reaksi, biasanya menjadi
campuran pada produk. Reaksi halogenasi merupakan reaksi eksotermik dan dapat
menimbulkan ledakan.
Reaksi ini sangat penting pada industri untuk menghalogenasi hidrokarbon. Ada 3 tahap:
Inisiasi: radikal halogen terbentuk melalui homolisis. Biasanya, diperlukan energi
dalam bentuk panas atau cahaya.
Reaksi rantai atau Propagasi: radikal halogen akan mengabstrak hidrogen dari
alkana untuk membentuk radikal alkil.
Terminasi rantai: tahap dimana radikal-radikal bergabung.
12
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa semua reaksi halogenasi bisa menghasilkan semua
campuran isomer yang berarti mengindikasikan atom hidrogen rentan terhadap reaksi.
Atom hidrogen sekunder dan tersier biasanya akan tergantikan karena stablitas radikal
bebas sekunder dan tersier lebih baik. Contoh dapat dilihat pada monobrominasi propana:
g. Pembuatan alkana
Ada beberapa cara pembuatan alkana antara lain :
a) Sintesa Wurtz
2RX + 2Na R–R + NaX
2CH3CH2Br + 2Na CH3CH2 CH2CH3 + 2NaBr
etil bromida butana
Rantai alkana yang terbentuk lebih panjang.
b) Sintesa Grignard
RX + Mg RMgX
RMgX + H2O R – H + MgOHX
CH3CH2Br + Mg CH3CH2 MgBr
etil bromida etil magnesium bromida
CH3CH2 MgBr + H2O CH3CH3 + MgOHBr
etana Mg hidroksi
bromida
Rantai alkana yang terbentuk tetap.
13
c) Adisi H2 pada alkena dan alkuna
CH2 = CH2 + H2 CH3 – CH3
etena etana
CH2 = CH2+H2 CH2 = CH2+H2 CH3 – CH3
etuna etena etana
Rantai alkana yang terbentuk tetap.
d) Sintesa Dumas
RCOONa + NaOH RH + Na2CO3
CH3COONa + NaOH CH4 + Na2CO3
natrium asetat metana
Rantai alkana yang terbentuk lebih pendek.
h. Reaksi Yang terjadi
Alkana sangat tidak reaktif terhadap sebagian besar pereaksi. Alkana merupakan
senyawa nonpolar dan hanya memiliki ikatan-ikatan sigma yang kuat. Alkana dapat
bereaksi dengan oksigen dan halogen pada kondisi tertentu. Inilah beberapa reaksi yang
bisa dilakukan terhadap senyawa golongan alkana.
I. Oksidasi
Alkana bila bereaksi dengan oksigen dalam jumlah yang memadai (teroksidasi sempurna)
membentuk CO2 dan H2O disertai pembebasan panas. Contoh:
2. CH4 + 2 O2 → CO2 + 2H2O + panas.
II. Halogenasi
Alkana bereaksi dengan halogen di bawah pengaruh panas atau sinar ultraviolet. Contoh:
3. CH4 + Cl2 → CH3Cl + HCl
Pada contoh reaksidi atas terjadipenggantian satu atom H pada metana oleh atom
halogen. Reaksi ini termasuk reaksi substitusi dan karena substitusinya halogen, maka
disebut dengan halogenasi.
14
Melalui eksperimen, Markovnikov pada tahun 1875 memperoleh bukti bahwa dalam
reaksi substitusi terdapat perbedaan laju reaksi substitusi di antara atom-atom H dalam
alkana, yaitu H3˚ > H2˚ > H1˚. Pada halogenasi (kecuali fluor), ternyata bahwa
kereaktifannya dalam reaksi substitusi adalah klor > brom > iod.
III. Nitrasi
Reaksi alkana dengan HNO3 pada suhu 150-475˚ C mengakibatkan terjadinya substitusi
atom H pada alkana oleh gugus -NO2 (gugus nitro). Reaksi substitusi semacam ini
dinamakan reaksi nitrasi,dan secara umum dituliskan dengan persamaan reaksi:
R-H + HO-NO2 → R-NO2 + H2O
Seperti halnya halogenasi, atom-atom H dalam alkana berbeda laju reaksinya dalam
nitrasi sehingga hasil nitrasi cenderung membentuk campuran. Contoh:
CH3CH2CH3 + HNO3 → CH3CH2CH2NO2 + CH3CH(NO2)CH3
IV. Sulfonasi
Reaksi alkana dengan asam sulfat pekat berasap (oleum) menghasilkan asam alkana
sulfonat dan dituliskan dengan persamaan reaksi umum:
R-H + HO-SO3H → RSO3H + H2O
Dalam reaksi di atas terjadi substitusi satu atom H pada alkana oleh gugus -SO3H dan
subsritusi ini dinamakan sulfonasi. Dalam reaksi sulfonasi terbukti bahwa laju substitusi
H3˚ > H2˚ > H1˚.
1.8. ProduksiPengilangan minyakSeperti sudah dikatakan sebelumnya, sumber alkana yang paling penting adalah gas alam dan minyak bumi. Alkana dipisahkan di tempat pengilangan minyak dengan teknik distilasi fraksi dan diproses menjadi bermacam-macam produk, misalnya bensin, diesel, dan avtur.
Fischer-TropschProses Fischer-Tropsch adalah sebuah metode untuk mensintesis hidrokarbon cair, termasuk alkana, dari karbon dioksida dan hidrogen. Metode ini digunakan untuk memproduksi substitusi dari distilat minyak bumi.
15
Persiapan laboratorium
Sedikit sekali alkana yang dibuat dengan cara disintesis di laboratorium karena alkana biasanya dijual umum. Alkana juga merupakan senyawa yang non reaktif, baik secara biologi maupun kimia. Ketika alkana dibuat di laboratorium, biasanya alkana adalah produk samping dari reaksi. Sebagai contoh, penggunaan n-butillitium sebagai basa akan menghasilkan produk sampingan n-butana:C4H9Li + H2O → C4H10 + LiOHAlkana atau gugus alkil dapat dibuat dari alkil halida pada reaksi Corey-House-Posner-
Whitesides. Deoksigenasi Barton-McCombie akan memecah gugus hidroksil dari alkohol
dan reduksi Clemmensen akan memecah gugus karbonil dari aldehida dan keton untuk
membentuk alkana atau senyawa dengan gugus alkil.
1.9. Kegunaan Alkana
Secara umum, alkana berguna sebagai bahan bakar dan bahan baku dalam industri
petrokimia.
1. Metana; berguna sebagai bahan bakar untuk memasak, dan bahan baku pembuatanzat
kimia seperti H2 dan NH3.
2. Etana; berguna sebagai bahan bakar untuk memasak dan sebagai refrigerant dalam sistem
pendinginan dua tahap untuk suhu rendah.
3. Propana; merupakan komponen utama gas elpiji untuk memasak dan bahan baku
senyawa organik.
4. Butana; berguna sebagai bahan bakar kendaraan dan bahan baku karet sintesis.
5. Oktana; merupakan komponen utama bahan bakar kendaraan bermotor, yaitu bensin.
16
2. ALKENA
PENGERTIAN ALKENA
Alkena adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh yang memiliki satu ikatan rangkap
(C = C). Senyawa yang mempunyai dua ikatan rangkap disebut alkadiena, yang
mempunyai tiga ikatan rangkap disebutalkatriena,dan seterusnya.
Bagaimana rumus umum alkena? Perhatikan senyawa-senyawa di bawah ini
kemudian bandingkan!
Apa kesimpulan yang Anda ambil? Ya benar, alkena ternyata mengikat lebih sedikit dua
atom hidrogen dibandingkan alkana. Karena rumus umum alkana CnH2n + 2, maka
rumus umum alkena adalah :CnH2n (James E.Brady, 1990)
Alkena ialah suatu hidrokarbon yang mengandung suatu ikatan rangkap dua antara
dua atom C yang berurutan. Kadang-kadang alkena disebut olefin, dari kata olefiant gas
(gas yang membentuk minyak), suatu nama lain untuk etilena (CH2=CH2). Alkena
17
disebut juga hidrokarbon tidak jenuh karena tidak mempunyai jumlah maksimum atom
yang datap ditampung oleh setiap atom karbon. Alkena mempunyai ikatan sigma dan
ikatan phi antara dua atom karbon yang berhadapan.
Ikatan rangkap karbon-karbon merupakan gugus fungsional yang banyak terdapat
dalam produk-produk alam dan pada umumnya ikatan rangkap ini akan bergabung
dengan gugus fungsional yang lain. Selain itu alkena juga banyak ditemukan dalam
komponen-komponen minyak bumi.
Dalam system IUPAC, rantai lurus alkena diberi nama sesuai dengan alkana dengan
mengganti akhiran –ana menjadi –ena.
CH2=CH2 CH3CH=CH2
Etana propena
ISOMER DALAM ALKANA
1) Isomer Bangun
Semua alkena yang memiliki 4 atau lebih atom karbon memiliki isomeri bangun.
Ini berarti bahwa ada dua atau lebih rumus bangun yang bisa dibuat untuk masing-
masing rumus molekul.
Sebagai contoh, untuk C4H8, tidak terlalu sulit untuk menggambarkan ketiga
isomer bangunnya, sebagaimana ditunjukkan oleh gambar berikut:
18
2) Isomeri Geometris (cis-trans)
Ikatan karbon-karbon rangkap (C=C) tidak memungkinkan adanyarotasi dalam
struktur. Ini berarti bahwa gugus-gugus CH3 pada kedua ujung molekul bisa dikunci
pada posisinya baik pada salah satu sisi molekul atau pada dua sisi yang berlawanan.
Apabila gugus-gugus berada pada satu sisi disebut sebagai cis2-butena dan
apabila gugus-gugus berada pada dua sisi yang berlawanan disebut trans2-butena.
SIFAT ALKENA
Sifat fisik Alkena
1. Titik Didih
19
Masing-masing alkena memiliki titik didih yang sedikit lebih rendah
dibanding titik didih alkana yang sama jumlah atom karbonnya. Etena,
propena dan butena berwujud gas pada suhu kamar, selainnya adalah cairan.
C1 sampai C4 pada suhu kamar berbentuk gas
C5 ke atas pada suhu kamar berbentuk cair
Satu-satunya gaya tarik yang terlibat dalam ikatan alkena adalah gaya dispersi
Van der Waals, dan gaya-gaya ini tergantung pada bentuk molekul dan jumlah
elektron yang dikandungnya. Gaya Van der Waals adalah gaya antar molekul
pada senyawa kovelen. Untuk gaya Van der Waals pada alkena yang bersifat
non-polar disebut gala London (dipil sesaat). Makin besar Mr senyawa alkena,
gaya Van del Waals makin kuat, sehingga titik didih (TD) makin tinggi.
Masing-masing alkena memiliki 2 lebih sedikit elektron dibanding alkana
yang sama jumlah atom karbonnya.
2. Kelarutan
Alkena hampir tidak dapat larut dalam air, tapi larut dalam pelarut-pelarut
organik, seperti lemak dan minyak.
3. Kereaktifan Kimiawi
a. Ikatan dalam alkena
Sifat-sifat ikatan kimia dalam senyawa etena yang mengandung ikatan
karbon rangkap dua (C=C) berlaku pada ikatan C=C dalam alkena yang lebih
kompleks.
Etena digambarkan sebagai berikut:
Ikatan rangkap antara atom karbon adalah dua pasang elektron bersama. Salah
satu dari pasangan elektron dipegang pada sebuah garis lurus antara dua inti
karbon, tapi pasangan lainnya dipegang dalam sebuah orbital molekul di atas dan
20
di bawah bidang molekul. Orbital molekul adalah sebuah ruang dalam molekul
dimana terdapat kemungkinan besar untuk menemukan sepasang elektron
tertentu.
Pada gambar di atas, garis antara kedua atom karbon menunjukkan sebuah ikatan
normal - pasangan elektron bersama terletak dalam sebuah orbital molekul pada
garis antara dua inti. Ikatan ini disebut ikatan sigma.Pasangan elektron yang lain
ditemukan di suatu tempat dalam bagian berarsir di atas atau di bawah bidang
molekul. Ikatan ini disebut ikatan pi. Elektron-elektron dalam ikatan pi bebas
berpindah kemanapun dalam daerah berarsir ini dan bisa berpindah bebas dari
belahan yang satu ke belahan yang lain. Elektron pi tidak sepenuhnya
dikendalikan oleh inti karbon seperti pada elektron dalam ikatan sigma, dan
karena elektron pi terletak di atas dan di bawah daerah kosong dari molekul, maka
elektron-elektron ini relatif terbuka untuk diserang oleh partikel lain.
TATA NAMA ALKANA
1. Alkena rantai lurus
Nama alkena rantai lurus sesuai dengan nama–nama alkana, tetapi dengan
mengganti akhiran –ana menjadi –ena.
Contoh:
• C2H4etena
• C3H6propena
• C4H8butena
2. Alkena rantai bercabang
21
Urutan penamaan adalah:
a. Memilih rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang yang mengandung ikatan
rangkap.
Contoh:
b. Memberi nomor, dengan aturan penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai
induk, sehingga ikatan rangkap mendapat nomor terkecil (bukan berdasarkan posisi
cabang).
Contoh:
c. Penamaan, dengan urutan:
- nomor atom C yang mengikat cabang
22
- nama cabang
- nomor atom C ikatan rangkap
- nama rantai induk (alkena)
Contoh:
(John Mc. Murry Fay 4th ed)
KEISOMERAN ALKANA
Alkena mempunyai dua keisomeran sebagai berikut.
1. Keisomeran Struktur
Keisomeran struktur, yaitu keisomeran yang terjadi jika rumus molekul sama,
tetapi rumus struktur berbeda. Keisomeran pada alkena mulai ditemukan pada C4H8 terus
ke suku yang lebih tinggi. Perhatikan contoh di bawah ini!
a) C4H8 mempunyai tiga macam isomer, yaitu
b) C5H10 mempunyai lima macam isomer, yaitu:
23
2. Keisomeran Geometri
Keisomeran geometri, yaitu keisomeran yang terjadi karena perbedaan orientasi
gugus-gugus di sekitar C ikatan rangkap.
Contoh:
2–butena mempunyai dua isomer geometri, yaitu cis–2–butena dan trans–2–butena.
Syarat terjadinya isomer geometri adalah apabila masing-masing atom karbon
yang berikatan rangkap mengikat 2 atom atau 2 gugus yang berbeda, sehingga jika atom
atau gugus yang diikat tersebut bertukar tempat, maka strukturnya akan menjadi berbeda.
Sifat Fisik alkena
Nama alkena Rumus
molekul
Mr Titik leleh
(0C)
Titik didih (0C) Wujud pada
25 0C
Etena C2H4 28 -169 -104 gas
Propena C3H6 42 -185 -48 gas
1-Butena C4H8 56 -185 -6 gas
1-Pentena C5H10 70 -165 30 cair
1-Heksena C6H12 84 -140 63 cair
24
1-Heptena C7H14 98 -120 94 cair
1-Oktena C8H16 112 -102 122 cair
1-Nonena C9H18 126 -81 147 cair
1-Dekena C10H20 140 -66 171 cair
Rumus umum CnH2n
1. Titik didih dan titik leleh alkena naik dengan pertambahan nilai Mr.
2. Alkena bersifat non-polar sehingga sukar larut dalam pelarut polar seperti air, tetapi
mudah larut dalam pelarut organik non-polar seperti etanol.
3. Sifat fisis alkena (titik didih dan titik leleh) dengan Mr yang sama (isomer) untuk rantai
lurus lebih tinggi dari rantai bercabang.
4. Titik didih senyawa alkena yang berisomer geometri, struktur cis lebih tinggi dari trans.
Mislanya cis-2-butena (3,7 0C) lebih tinggi dari trans-2-butena (0,8 0C).
5. C2-C4 berwujud gas, C5-C17 berwujud cair, dan C18 dst berwujud padat.
SIFAT KIMIA ALKENA
Alkena lebih reaktif dibandingkan alkana, karena memiliki ikatan rangkap dua C=C.
Reaksi yang terjadi pada alkena :
1. Reaksi adisi alkena (ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal)
a. Reaksi alkena dengan halogen (halogenasi)
CH2=CH2 + Cl2 CH2Cl-CH2Cl
Etena klorin 1,2-dikloroetana
b. Reaksi alkena dengan hidrogen (hidrogenasi)
CH2=CH2(g) + H2(g) katalis Ni/Pt CH3-CH3(g)
Etena etana
c. Reaksi alkena dengan hidrogenhalida/asam halida (hidrohalogenasi)
Aturan Markovnikov : pada alkena tidak simetris atom H dari asam halida (HX)
akan terikat pada atom C yang mempunyai ikatan rangkap dan mengikat atom H lebih
banyak.
CH3CH=CH2 + HBr CH3CH-CH3Br
1-propen a2-bromopropana
25
d. Reaksi alkena dengan air (hidrasi)
Alkena bereaksi dengan air membentuk alkohol.
CH2=CH2(g) + H2O katalis H+ CH3-CH2-OH(g)
Etena 300 0C, 70 atm etanol
e. Reaksi alkena dengan asam sulfat (H2SO4)
CH2=CH2(g) + H2SO4
CH3-CH2-OSO3H + H2O
C2H5OH + H2SO4
suhu ruang panas
f. Polimerisasi adisi pada alkena
Pada senyawa alkena jika antara molekul-molekul (manomer) yang sama
mengadakan reaksi adisi, maka akan terbentuk molekul-molekul besar dengan rantai yang
panjang. Peristiwa ini disebut polimerisasi. Polimer-polimer sintesis banyak dibutuhkan
dalam kehidupan sehari-hari. Contoh polimer dari alkena misalnya polietilen (plastik),
polivinil klorida (pipa paralon), dan politetraetena (teflon).
Polimerisasi etena : n/2(CH2=CH2)
(CH2)n Etena katalis polietena
Pembakaran alkena
C2H4(g) + 3O2(g)
2CO2(g) + 2H2O(g) , bersifat eksotermik
Reaksi oksidasi alkena
OH-
CH2=CH2 + KMnO4
CH2OH-CH2OH
Etena 1,2-etanadiol (etilen gliko
Pembuatan
a. Dehidrasi alkohol
Suatu alkena dibuat dengan mereaksikan alkohol dengan asam sulfat pada suhu
1650C. Produk samping yang dihasilkan adalah uap air.
26
Contoh : CH3-CH2-OH-CH2-CH2-O
b. Dehidrohalogenasi alkil halida
Alkil halida dapat diubah menjadi alkena dengan mereaksikannya dengan larutan
kalium hidroksida dalam etanol. Hasil samping yang dihasilkan berupa garam kalium
halida dan air.
c. Dehalogenasi dihalida visinal
Suatu alkil dihalida dapat diubahmenjadi alkena dengan bantuan seng dalam
metanol. Produk samping yang dihasilkan adalah garam
seng(II) halida.
d. Pemecahan (Cracking) hidrokarbon dalam minyak bumi
Pembuatan alkena juga dibuat dengan pemecahan hidrokarbon dalam minyak
bumi dengan katalis platina pada suhu tinggi. Hasil yang didapatkan berupa campuran
beberapa senyawa organik.
KEGUNAAN
a.Oleofin digunakan dalam industri petrokimia.
b.Alkena suku rendah digunakan dalam industri polimer (contoh :
plastik).
SENYAWA- SENYAWA ALKENA
1. ETENA
Etena atau etilena adalah senyawa alkena paling sederhana yang terdiri dari
empat atom hidrogen dan dua atom karbon yang terhubungkan oleh suatu ikatan
rangkap. Karena ikatan rangkap ini, etena disebut pula hidrokarbon tak jenuh
atau olefin. Pada suhu kamar, molekul etena tidak dapat berputar pada ikatan
rangkapnya sehingga semua atom pembentuknya berada pada bidang yang sama.
Sudut yang dibentuk oleh dua ikatan karbon-hidrogen pada molekul adalah 117°,
sangat dekat dengan sudut 120° yang diperkirakan berdasarkan hibridisasi ideal
sp2. Etena digunakan terutama sebagai senyawa antara pada produksi senyawa
kimia lain seperti plastik. Etena juga dibentuk secara alami oleh tumbuhan dan
27
berperan sebagai hormon. Ia diketahui terutama merangsang pematangan buah
dan pembukaan kuncup bunga.
2. PROPENA
Nama Senyawa : Propena
Rumus Molekul : C3H6
Rumus Struktur :
Propena dikenal sebagai propilena atau methylethylene merupakan senyawa
organik tak jenuh yang memiliki rumus kimia C3H6. Propena memiliki satu
ikatan rangkap, dan merupakan anggota paling sederhana kedua kelas
hidrokarbon alkena, dan juga kedua dalam kelimpahan alam.
Struktur dan Sifat Propena
Pada suhu kamar dan tekanan atmosfer, propena adalah gas, dan seperti alkena
lainnya, juga tidak berwarna dengan bau yang lemah tapi menyenangkan.
Propena memiliki kepadatan lebih tinggi dan titik didih dari etilena karena
ukurannya lebih besar. Ia memiliki titik didih sedikit lebih rendah dari propana
dan dengan demikian lebih tidak stabil. Ini tidak memiliki ikatan kuat kutub,
namun molekul memiliki momen dipol yang kecil karena simetri direduksi (grup
jalur adalah Cs). Propena memiliki rumus empiris sama seperti siklopropana
tetapi atom mereka yang terhubung dalam cara yang berbeda, membuat molekul-
molekul isomer struktural.
Sifat Fisik etuna
Rumus molekul : C3H6
Massa molar : 42,08 g mol-1
Penampilan : tak berwarna
Kepadatan :1,81 kg/m3,
Gas : (1,013 bar, 15 ° C)
Massa jenis : 613,9 kg/m3
titik lebur- 185,2 ° C, 88 K, -301 ° F
titik didih- 47,6 ° C, 226 K, -54 ° F
Kelarutan dalam air 0,61 g/m3
Viskositas 8,34 μPa ° S pada 16,7 ° C
28
Dipol momen 0,366 D (gas)
Penggunaan
Propena adalah produk kedua yang paling penting mulai dalam industri
petrokimia setelah etilena. Ini adalah bahan baku untuk berbagai produk.
Produsen account polypropylene plastik untuk hampir dua pertiga dari semua
permintaan. Polypropylene adalah, misalnya, diperlukan untuk produksi film,
topi kemasan, dan penutupan serta untuk aplikasi lain. Pada tahun 2008 penjualan
di seluruh dunia dari propena mencapai nilai lebih dari 90 miliar dolar AS.
Propena dan benzene dikonversi ke aseton dan fenol melalui proses kumena.
Propena juga digunakan untuk memproduksi isopropanol (propan-2-ol),
akrilonitril, propilena oksida (epoxypropane) dan epiklorohidrin.
Reaksi
Propena menyerupai alkena lain dalam hal ini mengalami reaksi tambahan yang
relatif mudah pada suhu kamar. Kelemahan relatif dari ikatan rangkap (yang
kurang kuat dari dua ikatan tunggal) menjelaskan kecenderungan untuk bereaksi
dengan zat yang dapat mencapai transformasi ini. Reaksi alkena meliputi: 1)
polimerisasi, 2) oksidasi, 3) halogenasi dan hydrohalogenation, 4) alkilasi, 5)
hidrasi, 6) oligomerisasi, dan 7) hidroformilasi.
Keamanan Lingkungan
Propena diproduksi secara alami secara vegetasi, terutama jenis pohon tertentu.
Ini juga merupakan produk pembakaran, dari kebakaran hutan dan asap rokok
untuk kendaraan bermotor dan knalpot pesawat. Senyawa ini juga sebagai
pengotor dalam beberapa gas pemanasan. Konsentrasi diamati telah di kisaran
0,1-4,8 bagian per miliar (ppb) di udara pedesaan, 4-10,5 ppb di perkotaan udara,
dan 7-260 ppb dalam sampel udara industri.
Di Amerika Serikat dan beberapa negara eropa Ambang Batas Nilai dari 500
bagian per juta (ppm) didirikan untuk kerja (8-jam waktu rata-rata tertimbang)
eksposur. Hal ini dianggap senyawa organik volatil (VOC) dan emisi yang diatur
oleh pemerintah, tetapi tidak terdaftar oleh US Environmental Protection Agency
29
(EPA) sebagai polutan udara berbahaya di bawah Clean Air Act. Memiliki relatif
pendek setengah-hidup di atmosfer, dan tidak diharapkan untuk bioaccumulate,
berdasarkan faktor biokonsentrasi dihitung dari 13,18 menggunakan nilai log
Kow dari 1,77. Propena memiliki toksisitas akut rendah dari inhalasi. Menghirup
gas dapat menyebabkan efek anestesi dan konsentrasi pada sangat tinggi, tidak
sadarkan diri. Namun, batas sesak napas bagi manusia adalah sekitar 10 kali lebih
tinggi (23%) daripada tingkat yang lebih rendah mudah terbakar.
Proses Pembuatan :
Penyulingan Minyak
Propena diproduksi dari bahan bakar fosil-minyak bumi, gas alam, dan, pada
tingkat yang jauh lebih rendah, batubara. Propena adalah produk sampingan dari
penyulingan minyak dan pengolahan gas alam. Selama penyulingan minyak,
etilen, propena, dan senyawa lain yang diproduksi oleh sebagai akibat dari retak
molekul hidrokarbon yang lebih besar untuk menghasilkan hidrokarbon lebih
dalam permintaan. Sebuah sumber utama dari propena yang retak dimaksudkan
untuk menghasilkan etilen, tetapi juga hasil dari kilang retak memproduksi
produk lainnya. Propen dapat dipisahkan dengan distilasi fraksional dari
campuran hidrokarbon yang diperoleh dari proses penyulingan cracking dan
lainnya;. Kilang kelas propena adalah tentang 50 sampai 70%.
Sumber lain petrokimia penting dari propena adalah dehidrogenasi propana. Rute
ini sangat populer di daerah, seperti Timur Tengah, di mana ada banyak propana
dari operasi minyak / gas. Sumber propena kurang umum adalah proses Fischer-
Tropsch, metatesis dari etilena atau campuran etilena / butena, dan konversi
katalitik metanol.Propena produksi tetap statis di sekitar 35 juta ton (Eropa dan
Amerika Utara saja) dari 2000 hingga 2008, tetapi telah meningkat di Asia
Timur, terutama Singapura dan Cina [4] [5] Total produksi dunia propena. Saat
ini sekitar setengah dari etilena.
3. ALKUNA
30
Pengertian Alkuna
Alkuna adalah hidrokarbon yang mengandung satu ikatan rangkap tiga diantara dua atom
karbon. Alkuna termasuk golongan hidrokarbon alifatik tak jenuh. Senyawa yang mempunyai 2
ikatan karbon-karbon rangkap tiga disebut alkadiuna, sedangkan yang mempunyai 1 ikatan
karbon-karbon rangkap dan 1 ikatan karbon rangkap tiga disebut alkenuna. Akhir nama masing-
masing alkuna adalah -una. Akhiran ini menunjukkan adanya rangkap tiga di dalam molekul.
Rumus umum untuk alkuna ini adalah CnH2n-2 dengan n>1. Alkuna juga merupakan contoh dari
deret homolog.
Alkuna merupakan molekul linear dan semua sudut ikatan adalah sebesar 180° dan
panjang ikatan 0,121 nm. Etuna merupakan alkuna paling sederhana. Rumus struktur alkuna,
yaitu H – C ≡ C – H etuna
Ikatan tunggal karbon-karbon dalam alkuna kereaktifannya rendah, sedangkan ikatan
ganda tiga karbon-karbon sangat reaktif.
Sifat Fisik dan Kimia Alkuna
Sifat Fisik
a. Alkuna merupakan senyawa nonpolar.
b. Alkuna tidak larut dalam air, akan tetapi larut dalam pelarut nonpolar, seperti benzena, eter,
dan CCl4.
c. Berat jenis alkuna lebih kecil dari air.
d. Alkuna dengan atom karbon 2-4 berwujud gas pada suhu kamar.
31
e. Alkuna dengan atom karbon lebih dari 4 berwujud cair pada suhu kamar, sedangkan
pada atom karbon yang tinggi berwujud padat.
f. Titik didih alkuna makin tinggi dengan bertambahnya jumlah atom karbon. Titik didih
alkuna sedikit lebih tinggi dari alkana dan alkuna yang berat molekulnya hampir sama.
g. Adanya percabangan atom karbon pada alkuna dapat menurunkan titik didih.
Besarnya titik didih beberapa senyawa alkuna diberikan pada table berikut.
Suku
ken rumus molekul Nama
titik didih
(°C/1 atm)
massa 1 mol
dalam g
2 2 C2H2 Etuna -82 26
3 3 C3H4 Propuna -23 40
4 4 C4H6 1-butuna 9 54
5 5 C5H8 1-pentuna 40 68
6 6 C6H10 1-heksuna 72 82
7 7 C7H12 1-heptuna 99 96
8 8 C8H14 1-oktuna 126 110
9 9 C9H16 1-nonuna 151 124
101
0C10H18 1-dekuna 182 138
Sifat kimia
Alkuna dapat mengalami reaksi adisi sama seperti alkena. Reaksi adisi dapat
berlangsung dengan hidrogen, halogen, halogen-asam, air, boron hidrida, dan lainnya.
1. Dengan jumlah C yang sama, alkuna lebih reaktif dibanding dengan alkana.
2. Reaksi adisi, mengubah ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal dengan menambah atom
lain.
32
Beberapa reaksi dijelaskan berikut ini:
a. Adisi alkena dengan hidrogen (Hidrogenasi)
Hidrogenasi merupakan reaksi hidrogen dengan senyawa organik. Reaksi ini terjadi
dengan penambahan hidrogen secara langsung pada ikatan rangkap dari molekul yang tidak
jenuh sehingga dihasilkan suatu produk yang jenuh. Proses hidrogenasi merupakan salah satu
proses yang penting dan banyak digunakan dalam pembuatan bermacam-macam senyawa
organik. Hidrogenasi alkuna dengan 2 mol hidrogen akan menghasilkan alkana. Contoh:
CH≡CH2 + H2 → CH2 ═ CH2 → CH3─CH3
etuna.......... .etena... . . etana
b. Adisi alkuna dengan halogen (F2, Cl2, Br2, I2 ) atau Halogenasi
Halogenasi merupakan reaksi yang terjadi antara ikatan-ikatan karbon rangkap pada
senyawa-senywa alkuna dengan unsur-unsur halogen, yaitu klorin, bromin, dan iodin. Alkuna
dapat beradisi dengan halogen menghasilkan suatu dihaloalkena. Contoh:
............................. ............................
Cl ....Cl
.............................CH ≡ CH + Cl2 → CH ═ CH + Cl2 → CH─CH
............................. . Cl .....Cl ............... Cl ....Cl
etuna ....1,2-dikloroetena .....1,1,2,2 – tetrakloro etana
33
c. Adisi alkuna dengan asam halida (HF, HCl, HBr, HI) atau Hidrohalogenasi
Alkuna dapat bereaksi dengan hidrogen halida menghasilkan haloalkena.
Contoh:
1.
Berlaku hukum Markovnikov, atom H dari hidrogen halida masuk ke atom C rangkap
mengikat atom H lebih banyak.
2. Cl
............CH3─C ≡ CH + H─Cl → CH3─CCl ═ CH2 + H─Cl → CH3─C─CH3
.............................................................................. Cl
d. Hidrasi
Alkuna dapat terhidrolisis dengan katalis raksa (II) sulfat menghasilkan suatu keton.
Contoh:
e. Oksidasi oleh kalium permanganat
Alkuna teroksidasi oleh kalium permanganat menghasilkan senyawa diketon. Contoh:
34
f. Oksidasi oleh ozon
Alkuna teroksidasi oleh ozon yang jika terhidrolisis akan menghasilkan suatu asam
karboksilat. Contoh:
g. Reaksi pembentukan asetilida
Alkuna bereaksi dengan natrium amida menghasilkan suatu natrium alkunida dan
amonia. Contoh:
TATA NAMA SENYAWA ALKUNA
a. IUPAC
1) Pemberian nama alkuna dilakukan dengan mengganti akhiran –ana pada nama alkana
dengan –una. Contoh:
35
2) Tentukan rantai utama (rantai dengan jumlah atom karbon paling panjang yang
terdapat ikatan ganda tiga). Contoh:
3) Tentukan substituen yang terdapat dalam rantai utama. Contoh:
4) Penomoran substituen dimulai dari ujung, sedemikian rupa sehingga ikatan ganda tiga
mempunyai nomor atom karbon yang lebih rendah. Contoh:
5) Jika terdapat 2 atau lebih substituen berbeda dalam penulisan harus disusun berdasarkan
urutan abjad huruf pertama nama substituen. Contoh:
36
6) Awalan di-, tri-, sek-, ters-, tidak perlu diperhatikan dalam penentuan urutan abjad
sedangkan awalan yang tidak dipisahkan dengan tanda hubung (antara lain: iso-, dan neo-)
diperhatikan dalam penentuan urutan abjad. Contoh:
b. Trivial (Nama Umum)
1) Dalam pemberian nama umum, alkuna dianggap sebagai turunan asetilena yang satu atau
dua atom hidrogennya diganti oleh gugus alkil. Contoh :
Nama: etil asetilena Nama: dimetil asetilena
2) Nama sistem trivial biasanya digunakan untuk alkuna sederhana.
2.4 PEMBUATAN ALKUNA
a. Dehidrohalogenasi alkil dihalida
Alkil dihalida bereaksi dengan kalium hidroksida pada suhu 2000oC menghasilkan
alkuna. Di samping itu, dihasilkan produk samping berupa uap air dan kalium halida. Contoh:
37
c. Reaksi asetilida logam dengan alkil halida primer
d. Alkuna rantai panjang dibuat dengan mereaksikan suatu natrium alkunida dengan
alkil halida. Hasil sampingnya berupa garam natrium halida. Contoh :
Elektrolisis Kolbe dari larutan garam Kalium atau natrium maleat atau fumarat.
ISOMER ALKUNA
Isomer pada suku alkuna terjadi karena perbedaan letak ikatan rangkap 3 (isomer posisi)
dan adanya cabang pada rantai utama(isomer rantai). Isomer posisi merupakan isomer-isomer
yang mempunyai ikatan C C, tetapi posisinya berbeda. Sedangkan isomeri kerangka merupakan
isomer-isomer yang mempunyai kerangka atom yang berbeda.
Contoh: Isomer pada pentuna (C5H8)
Isomer Posisi
CH≡C─CH2─CH2─CH3 --> 1-pentuna
CH3─C≡C─CH2─CH3 --> 2-pentuna
Isomer Rantai
CH≡C─CH─CH3 --> 3-metil-1-butuna
CH3
38
2.6 KEGUNAAN ALKUNA
Kegunaan alkuna yang penting adalah etuna (asetilena) yang mempunyai beberapa
kegunaan, yaitu:
1. Sebagai bahan bakar untuk obor oksiasetilena yang digunakan untuk pengelasan dan
pemotongan logam. Hal ini dikarenakan reaksi antara etuna dan O2 murni dapat melepas
panas yang mencapai 2.500-3.0000 C.
2. Sebagai bahan baku untuk sintesis senyawa organik, seperti etanol, asam asetat, dan vinil
klorida.
3. Etuna (asetilena), C2H2. Gas asetilena digunakan untuk mengelas besi dan baja.
Reaksi pembentukan etuna (asetilena) :
4 CH4 (g) + 3 O2 (g) 2 C2H2 (g) + 6 H2O (g)
CaC2 (s) + 2 H2O (l) Ca(OH)2 (aq) + C2H2 (g)
Karbida asetilena
4. Senyawa alkuna tersebut mempunyai nama etuna atau dengan nama lazim asetilena.
Asetilena merupakan suatu gas yang dihasilkan dari reaksi karbon dengan air dan banyak
digunakan oleh tukang las untuk menyambung besi.
5. Etuna merupakan suku alkuna satu-satunya yang dapat dibuat. Suku-suku alkuna lain
sering diberi nama atau dianggap sebagai turunan etuna. Jadi propuna disebut metil
asetilena.
ASETILENA
Asetilena, atau Etuna (nama IUPAC), adalah senyawa kimia dengan rumus HC 2 H, yang
merupakan senyawa dalam bentuk gas yang sangat mudah terbakar dan meledak. Asetilena
murni tidak memiliki warna dan merupakan gas yang sangat mudah terbakar dengan aroma yang
menyerupai bawang putih. Asetilena dapat dengan aman disimpan dan digunakan dalam silinder
diisi dengan bahan berpori dan mengandung pelarut (aseton) apabila asetilena berada dalam
bentuk terlarut. Di samping itu, Asetilena dapat dipergunakan sebagai bahan bakar pengelasan,
bahan baku industri synthenese, juga dapat mempercepat proses masak (pemeraman) buah-
buahan. Asetilena adalah anggota yang paling sederhana dari hydrocarbon tak jenuh yang
disebut alkuna atau Asetilena. Asetilena sangat berguna karena mempunyai tiga ikatan rangkap
39
dan sebagian disebabkan oleh fakta bahwa asam lemah atom hidrogen diganti oleh reaksi dengan
basa kuat untuk membentuk garam asetilida.
Sumber Asetilena
a. Sumber Alami Asetilena di Alam
Asetilena adalah senyawa kimia umum di alam semesta, yang sering dikaitkan dengan
atmosfer gas raksasa. Salah satu penemuan aneh asetilena terletak di Enceladus, satu bulan
dari Saturnus. Asetilena alami diyakini dibentuk baik dari dekomposisi katalitik hidrokarbon
rantai panjang pada suhu 1.770 K.
b. Sumber Buatan Astilena oleh Manusia
Saat ini asetilena terutama parsial diproduksi oleh pembakaran dari metana atau muncul
sebagai produk sampingan dalam etilen aliran setiap tahun. Kehadirannya di etilen biasanya
tidak diinginkan karena ledakan karakter dan kemampuannya untuk racun Ziegler-Natta. Ini
adalah hidrogenasi selektif menjadi etilen, biasanya menggunakan katalis Pd-Ag.
Sampai tahun 1950-an, ketika batubara menggantikan minyak sebagai sumber utama
karbon, asetilena (dan fraksi aromatik dari tar batubara) adalah sumber utama bahan kimia
organik industri kimia. Hal ini disiapkan oleh hidrolisis dari kalsium karbida, reaksi ditemukan
oleh Friedrich Wöhler pada 1862 :
CAC 2 + 2H 2 O → Ca (OH) 2 + C 2 H 2
Penggunaan Asetilena di Bidang Industri
Asetilena dihasilkan dari reaksi antara air dengan kalsium karbida. Di samping itu,
asetilena dapat juga diproduksi dari reaksi pemecahan thermal hidrokarbon, atau hasil
pembakaran parsial dari methane dan oksigen.
Asetilena digunakan untuk industri-industri yang menggunakan aplikasi nyala
oxyacetylene: pengelasan dan oxycutting. Pada industri kimia, asetilena digunakan untuk
produksi: - etilin - acetaldehid - vinil acetat - vinil klorida - vinil eter - acrilik eter - stirin -
akrilonitril - cabazol - pirolidin - diol - vinil asetat - vinil amida - vinil sulvida - asam akrilik -
polioksometan - karbon hitam yang sangat baik, yang disebut 'acetylene black' .
40
Bahaya Asetilena
Asetilena tergolong bahan beracun dan berbahaya karena:
● Acetylene bersifat memabukkan
● Acetylene bersifat racun
● 10% di udara tidak bersifat racun
● 20% di udara memabukkan
● 30% di udara syaraf otak tidak terkontrol
● 33% di udara dalam tempo 7 menit bias pingsan sampai dengan 80% bias membius
secara penuh, menurunkan tekanan darah, merangsang pada pernapasan.
● Sangat bahaya apabila tekena panas, api, dan bahan-bahan oksidator
● Dapat menimbulakan ledakan apabila Acetylene tercampur dengan Tembaga, Kuningan,
garam Cu, garam Hg, CO, Hg, garam Ag, K, Ag, RbH, CsH, Haolgen, HNO3, NaOH.
41
4. ASAM KARBOKSILAT
Asam karboksilat adalah asam organik yang diidentikkan dengan gugus karboksil. Asam
karboksilat merupakan asam Bronsted-Lowry (donor proton). Garam dan anion asam
karboksilat dinamakan karboksilat. Asam karboksilat merupakan senyawa polar, dan membentuk
ikatan hidrogen satu sama lain. Pada fasa gas, Asam karboksilat dalam bentuk dimer. Dalam
larutan Asam karboksilat merupakan asam lemah yang sebagian molekulnya terdisosiasi menjadi
H+ dan RCOO-. Contoh : pada temperatur kamar, hanya 0,02% dari molekul asam asetat yang
terdisosiasi dalam air. Asam karboksilat alifatik rantai pendek (atom karbon <18) dibuat dengan
karbonilasi alkohol dengan karbon monoksida. Untuk rantai panjang dibuat dengan hidrolisis
trigliserida yang biasa terdapat pada minyak hewan dan tumbuhan.
1. Struktur
Rumus umum asam karboksilat adalah R-COOH atau Ar-COOH, dimana :
R : Alkil
Ar : Aril
-COOH : Gugus karboksil
Contoh :
Ciri khusus dalam asam karboksilat adalah terdapatnya gugus fungsi karboksil (-COOH),
karboksil diambil dari karbonil (-CO-) dan hidroksil (-OH).
Sudut yang dibentuk oleh gugus fungsi –COOH- sebesar 120 derjat dan panjang ikatan C=O
sebesar 0,121 nm.
42
Contoh :
2. Tatanama Asam karboksilat
a. IUPAC
Pemberian nama asam karboksilat dilakukan dengan mengganti akhiran –a pada nama alkana
dengan –oat.
Contoh :
Tentukan rantai utama (rantai dengan jumlah atom karbon paling panjang yang mengandung
gugus karboksil).
Contoh :
Tentukan substituen yang terikat rantai utama.
Contoh :
43
Penomoran substituen dimulai dari atom C gugus karboksil.
Contoh :
Jika terdapat 2/lebih substituen berbeda dalam penulisan harus disusun berdasarkan urutan
abjad huruf pertama nama substituen.
Contoh :
Penambahan kata “asam” pada awal nama senyawa.
Contoh :
Awalan di-, tri-, sek-, ters-, tidak perlu diperhatikan dalam penentuan urutan abjad sedangkan
awalan yang tidak dipisahkan dengan tanda hubung (antara lain : iso-, dan neo-) diperhatikan
dalam penentuan urutan abjad.
Contoh : bukan Asam-3-neopentil-2-metilheksanoat tetapi Asam 2-metil-3-
neopentilheksanoat
b. Trivial (Nama Umum)
44
Tak bercabang
Berikut ini daftar nama trivial beberapa asam karboksilat yang tidak bercabang :
Bercabang
a) Tentukan rantai utama (rantai dengan jumlah atom karbon paling panjang yang terdapat
gugus karboksil).
Contoh :
b) Tentukan substituen yang terikat pada rantai utama.
Contoh:
c) Penambahan kata “asam” pada awal nama senyawa.
d) Penomoran substituen dimulai dari atom karbon yang mengikat gugus karboksil dengan
huruf α, β, γ.
Contoh :
45
Nama-nama asam karboksilat dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Meskipun jarang digunakan,
tapi nama IUPAC juga tetap ada. Misalnya, nama IUPAC untuk asam butirat(C3H7CO2H) adalah
asam butanoat.[4]
Anion karboksilat R-COO– biasanya dinamai dengan akhiran -at, jadi asam asetat, misalnya,
menjadi ion asetat. Dalamtatanama IUPAC, asam karboksilat mempunyai akhiran -oat (contoh
asam oktadekanoat). Dalam tatanama derifat, akhirannya adalah -at saja (contoh asam stearat).
Rantai lurus, asam karboksilat tersaturasi
Atom
karbonNama derifat Nama IUPAC Rumus molekul Biasanya terdapat pada
1 Asam format Asam metanoat HCOOH Gigitan serangga
2 Asam asetat Asam etanoat CH3COOH Cuka
3Asam
propionatAsam propanoat CH3CH2COOH Pengawet pada gandum
4 Asam butirat Asam butanoat CH3(CH2)2COOH Mentega basi
5 Asam valerat Asam pentanoat CH3(CH2)3COOH Valerian
6 Asam kaproat Asam heksanoat CH3(CH2)4COOH Lemak kambing
7 Asam enantoat Asam heptanoat CH3(CH2)5COOH
46
8 Asam kaprilat Asam oktanoat CH3(CH2)6COOH Kelapa dan air susu ibu
9Asam
pelargonoatAsam nonanoat CH3(CH2)7COOH Pelargonium
10 Asam kaprat Asam dekanoat CH3(CH2)8COOH
12 Asam laurat Asam dodekanoat CH3(CH2)10COOHMinyak kelapa dan sabun
cuci tangan.
14 Asam miristatAsam
tetradekanoatCH3(CH2)12COOH Pala
16 Asam palmitatAsam
heksadekanoatCH3(CH2)14COOH Minyak palem
18 Asam stearatAsam
oktadekanoatCH3(CH2)16COOH
Coklat, wax, sabun, dan
minyak
20 Arachidic acid Icosanoic acid CH3(CH2)18COOH Peanut oil
3. Sifat fisika dan kimia
Sifat Fisik Asam karboksilat
Asam karboksilat mempunyai titik didih lebih tinggi daripada senyawa organik golongan lain
yang berat molekulnya sebanding.
47
Kelarutan asam karboksilat dalam air lebih besar daripada alkohol, eter, aldehida, dan keton
yang berat molekulnya sebanding.
Kelarutan asam karboksilat dalam air menurun seiring dengan meningkatnya berat molekul.
Asam karboksilat dengan 1-4 atom karbon dapat larut sempurna dalam air.
Sifat KimiaAsam karboksilat
Reaksi dengan basa
Asam karboksilat bereaksi dengan basa menghasilkan garam dan air.
Contoh :
Reduksi
Reduksi asam karboksilat dengan katalis litium alumunium hidrida menghasilkan alkohol
primer.
Contoh :
Reaksi dengan tionil diklorida
Asam karboksilat bereaksi dengan tionil diklorida membentuk klorida asam, hidrogen klorida
dan gas belerang dioksida.
Contoh :
Esterifikasi
Dengan alkohol, asam karboksilat membentuk ester. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi
kesetimbangan.
Contoh :
48
Reaksi dengan amonia
Dengan amonia, asam karboksilat membentuk amida dan air.
Contoh :
Dekarboksilasi
Pada suhu tinggi, asam karboksilat terdekarboksilasi membentuk alkana.
Contoh :
Halogenasi
Asam karboksilat dapat bereaksi dengan halogen dengan katalis phosfor membentuk asam
trihalida karboksilat dan hidrogen halida.
Contoh :
4. Pembuatan Asam karboksilat
Oksidasi alkohol primer
Oksidasi alkohol primer dengan katalis kalium permanganat akan menghasilkan asam
karboksilat.
Contoh :
Karbonasi pereaksi Grignard
Karbonasi pereaksi Grignard dalam eter, kemudian dihidrolisis akan menghasilkan asam
karboksilat.
49
Contoh :
Oksidasi alkil benzena
Oksidasi alkil benzena dengan katalis kalium bikromat dan asam sulfat akan menghasilkan
asam karboksilat.
Contoh :
Hidrolisis senyawa nitril
Hidrolisis senyawa nitril dalam suasana asam akan membentuk asam karboksilat.
Contoh :
Reaksi Pada Asam Karboksilat
1. Reaksi Penetralan
Asam karboksilat direaksikan dengan basa membentuk garam dan air.
2. Reaksi Pengesteran (Esterifikasi)
Asam karboksilat bereaksi dengan alkohol membentuk ester.
3. Reaksi Reduksi
a. Reaksi reduksi dengan larutan fehling membentuk endapan merah bata.
50
b. Reaksi reduksi dengan larutan Tollens membentuk cermin perak.
4. Reaksi Substitusi
Reaksi dengan halida (PX3, PX5, dan SOX2) akan menghasilkan suatu asilhalida.
5. Reaksi Oksidasi
Reaksi terjadi pada pembakaran atau oleh reagen yang sangat kokoh dan kuat seperti asam sulfat,
CrO3, panas. Gugus asam karboksilat teroksidasi sangat lambat.
Kegunaan Asam Karboksilat
1. Asam format (asam metanoat) yang juga dikenal asam semut biasa digunakan untuk
menggumpalkan lateks (getah karet) dan obat pembasmi hama.
2. Asam asetat atau asam etanoat (asam cuka) banyak digunakan untuk pengawetmakanan dan
penambah rasa makanan .
3. Asam sitrat biasanya digunakan untuk pengawet buah dalam kaleng .
4. Asam stearat digunakan untuk membuat lilin.
51
5. KARBOHIDRAT,LEMAK,PROTEIN
Karbohidrat berasal dari kata karbo yang berarti unsur karbon (C) dan hidrat yang berarti
unsur air (H2O), jadi karbohidrat berarti unsur C yang mengikat molekul H2O. Karbohidrat
merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan oksigen. Rumus
umumnya dikenal dengan Cx(H2O)n.Secara struktur, karbohidrat memiliki 4 gugus, yaitu gugus
hidrogen (-H), gugus hidroksil (-OH), gugus keton (C=O) dan gugus aldehida (-
CHO).Karbohidrat juga didefinisikan sebagai polihidroksi-aldehid atau polihidroksi-
keton. Polihidroksi aldehida yaitu struktur karbohidrat yang tersusun atas banyak gugus hidroksi
dan gugus karbonilnya barada di ujung rantai sedangkan polihidroksi keton yaitu struktur
karbohidrat yang tesusun atas banyak gugus hidroksi dan gugus karbonilnya berada di selain
ujung rantai.
Berdasarkan jumlah sakarida penyusunnya, karbohidrat dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu :
1. MONOSAKARIDA
Monosakarida ialah karbohidrat yang sederhana, yang berarti molekulnya hanya tersusun
dari beberapa atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan cara
hidrolisis. Umumnya monosakarida disusun oleh 3 samapai 7 atom karbon, dan jumlah
atom penyusunnya tersebut mempengaruhi pemanaan masing-masing monosakarida,
yaitu :
a. Gula tiga karbon (Triosa)
52
Senyawa ini merupakan zat antara yang penting dalam lintasan metabolik
fotosintesis dan respirasi sel. Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah gliseraldehid
dan dihidroksiaseton.
b. Gula empat karbon (Tetrosa)
Gula ini tidak banyak ditemui, walaupun beberapa bentuk berperan dalam proses
fotosintesis dan respirasi.
c. Gula lima karbon (Pentosa)
Senyawa ini sangat penting dalam fotosintesis dan respirasi. Dua jenis pentose
(ribose dan deoksiribosa) juga membentuk unsure pembangun utama untuk asam nukleat,
yang penting bagi semua kehidupan.
d. Gula enam karbon (heksosa)
Gula ini sering ikut serta dalam tahap respirasi dan fotosintesis dan menjadi
bangun utama dari banyak macam karohidrat lain termasuk pati dan selualosa.Kunci dari
heksosa adalah glukosa dan fruktosa.
e. Gula tujuh-karbon (heptosa)
Salah satu jens heptosa adalah zat antara dalam fotosintesis dan respirasi. Jika
tidak dalam bentuk itu, gula ini jarang didapati.
Berikut rumus struktur monosakarida :
Karbohidrat yang paling sederhana adalah aldehida atau keton mempunyai dua atau lebih
gugus hidroksi. Monosakarida yang paling kecil adalah gliseraldehida dan dihidroksiaseton
senyawa-senyawa ini adalah triosa. Gliseraldehida mengandung gugus aldehida mempunyai
53
karbon asimetrik tunggal jadi terdapat dua streoisomer dari aldose tiga karbon ini, D-
gliseraldehida dan L-gliseraldehida. Sedangkan dihidroksi aseton adalah ketosa karena
mengandung gugus keton.
Di bawah ini digambarkan anggota deret aldose sebagai berikut :
54
Di bawah ini digambarkan anggota deret ketosa sebagai berikut :
Pada senyawa organik dikenal rumus ruang (isomer) sebagai akibat adanya atom asimetris atau
C khiral pada srtuktur molekulnya. Demikian juga monosakarida akan memiliki banyak
isomer,tergantung dari jumlah atom C khiral yang ada pada molekulnya,rumus 2n,dimana n =
jumlah C khiral. C khiral adalah karbon atom pusat pada struktur molekul. Asimetris artinya
atom C khiral memiliki empat gugus subtituen yang berbeda.
Monosakarida bersifat aktif-optika ,artinya zat ini mampu memutar bidang sinar terpolarisasi
yaitu ke kiri atau ke kanan jika sinar ini menembus/melalui monosakarida. Dengan demikian
monosakarida memiliki lagi isomer lain yaitu isomer aktif-optika. Satu isomer memutar bidang
sinar terpolarisasi ke kanan (kanan=dekstro) dn yang lain memutar ke kiri (kiri=levo). Dalam hal
ini,gliseraldehida memiliki dua isomer aktif-optika yaitu isomer -d (D) dan isomer-l(L).
Semua monsakarida bersifat gula pereduksi. Sifat gula pereduksi ini disebabkan adanya gugus
aldehida dan keton yang bebas, sehingga dapat mereduksi ion-ion logam,seperti tembaga (Cu)
dan Perak (Ag).
55
Struktur proyeksi Fisher dan Haworth :
1. Struktur proyeksi Fischer
Emil Fischer (1852-1919) seorang ahli kimia organik bangsa jerman yang yang memperoleh
hadiah nobel untuk ilmu kimia pada tahun 1902 atas hasil karyanya tentang kimia ruang
(stereokimia) dan umus srtuktur karbohidrat, menggunakan rumus proyeksi untuk menuliskan
rumus struktur karbohidrat.
Proyeksi fischer digunakan untuk mengutamakan konfigurasi (R) dan (S) dari karbon
chiral. Pada proyeksi fischer dari suatu karbohidrat, rantai karbon digambarkan secara vertical
(tegak) dengan gugusan aldehid atau keto berada pada puncak dari rumus.
Karbon nomor dua dari gliseraldehid berbentuk chiral dengan demikian glisheraldehid berbentuk
sepasang enansiomer (bayangan cermin yang tidak dapat ditaruh diatasnya). Enansiomer ini
dinamakan (R)-2,3 dihidroksipropanal dan (S)-2,3 dihidroksipropanal. Biasanya senyawa ini
ditunjukkan dengan nama klasikalnya, D-gliseraldehid digambarkan dengan gugus hidroksil
56
pada karbon chiral, sedangkan dari L-enansiomernya digambarkan dengan gugus
hidroksildiproyeksikan kekiri.
Dua dari aldotetrosa, D-eritrosa dan D-tereosa mempunyai gugusan chiral yang terakhir (gugus
hidroksil pada atom karbon 3) diproyeksikan kekanan. Karbon chiral ini mempunyai konfigurasi
yang sama seperti karbon dalam D-gliseraldehid.
Dua aldotetrosa yang lain mempunyai gugus hidroksil pada atom karbon 3 diproyeksikan kekiri,
konfigurasinya sama seperti pada L-gliseraldehid. Dengan dasar konfigurasi dari karbon chiral,
semua karbohidrat dapat digolongkan kedalam satu dari dua subdivisi utama atau keluarga,
keluarga D atau keluarga L. Semua golongan D monoskarida mempunyai gugusan hidoksil dari
atomkarbon chiral paling bawah diproyeksi kekanan pada proyeksi fischer. Gula L justru
berlawanan, gugus hidroksil pada hidroksil atom karbon chiral paling bawah diproyeksikan
kekiri.
Di alam lebih banyak ditemukan monosakarida yang berisomer D, maka semua
monosakarida yang ada di alam dianggap berasal dari D-Gliseraldehida.Dengan sistematis
ditemukan cara menentukan rumus struktur kimia monosakarida yang banyak ditemukan di alam
ini. Dengan cara menyisipkan gugus H-C-OH dan gugus HO-C-H berganti-ganti diantara atom C
57
nomor 1 dan nomor 2 pada D-Gliseraldehida. Dengan demikian maka didapatlah 4 aldopentosa
dan 8 aldoheksosa.
2. Proyeksi Haworth
Sir Walter Norman Haworth (1883-1950) seorang ahli kimia Inggris yang pada tahun 1937
memperoleh hadiah nobel,berpendapat bahwa pada molekul glukosa kelima atom karbon yang
pertama dengan atom oksigen dapat membentuk cincin segienam. Oleh karena itu, ia
mengusulkan penulisan rumus struktur karbohidrat sebagai bentuk cincin furan dan piran.
Berdasarkan bentuk ini, maka rumus struktur glukosa yang terdapat dalam keseimbangan antara
α- D- glukosa adalah sebagai berikut :
Rumus proyeksi Haworth biasanya digunakan untuk memperlihatkan bentuk cincin
monosakarida. Walaupun batas cincin yang letaknya terdekat dengan pembaca biasanya
digambarkan oleh garis tebal. Cincin piranosa beranggotakan enam karbon tidak merupakan
bidang datar, seperti ditunjukkan oleh proyeksi Haworth. Pada kebanyakan gula, cincin ini
berada dalam konfirmasi kursi,tetapi pada beberapa gula cincin tersebut berada dalam
bentuk kapal. Bentuk-bentuk ini digambarkan oleh rumus konfirmasi.Konfirmasi dimensi
58
spesifik gula sederhana 6 karbon penting dalam menentukan sifat biologis dan fungsi beberapa
polisakarida.
Monosakarida-monosakarida penting :
1. D-gliseraldehid (karbohidrat paling sederhana)
Karbohidrat ini hanya memiliki 3 atom C (triosa), berupa aldehid (aldosa) sehingga dinamakan
aldotriosa.
D-gliseraldehid (perhatikan bahwa gula ini hanya memiliki 3 atom
C sehingga disebut paling sederhana)
2. Dihidroksiaseton
Dihidroksiaseton adalah monosakarida sederhana yang mengandung gugus ketosa.
59
3. D-glukosa (karbohidrat terpenting dalam diet)
Glukosa merupakan aldoheksosa, yang sering kita sebut sebagai dekstrosa, gula anggur ataupun
gula darah.Gula ini terbanyak ditemukan di alam.
D-glukosa (perhatikan bahwa glukosa mengalami siklisasi membentuk struktur cincin)
4. D-fruktosa (termanis dari semua gula)
Gula ini berbeda dengan gula yang lain karena merupakan ketoheksosa.
60
D-fruktosa (perhatikan bahwa fruktosa mengalami siklisasi membentuk struktur cincin)
5. D-galaktosa (bagian dari susu)
Gula ini tidak ditemukan tersendiri pada sistem biologis, namun merupakan bagian dari
disakarida laktosa.
D-galaktosa (perhatikan bahwa galaktosa mengalami siklisasi membentuk struktur cincin)
61
Perbedaan pokok antara D-glukosa dan D-galaktosa (perhatikan daerah berarsis lingkaran)
6. D-ribosa (digunakan dalam pembentukan RNA)
Karena merupakan penyusun kerangka RNA maka ribosa penting artinya bagi genetika bukan
merupakan sumber energi. Jika atom C nomor 2 dari ribosa kehilangan atom O, maka akan
menjadi deoksiribosa yang merupakan penyusuna kerangka DNA.
D-ribosa (perhatikan gula ini memiliki 5 atom C)
2. DISAKARIDA
Disakarida merupakan bagian paling umum atau paling banyak terdapat di alam dari
Oligosakarida. Oligosakarida berasal dari bahasa Yunani yaituoligos=beberapa, sedikit
dan saccharum=gula. Oligosakarida biasanya mengandung paling sedikit dua unit monosakarida
dan tidak melebihi delapan unit monosakarida. Jika hanya mengandung dua unit monosakarida
maka disebut disakarida, jika tiga unit monosakarida disebut trisakarida dan seterusnya.
Disakarida adalah karbohidrat yang tersusun dari dua molekul monosakarida yang berikatan
kovalen dengan sesamanya. Pada kebanyakan disakarida, ikatan kimia yang menggabung kedua
unit monosakarida disebut ikatan glikosida.Ikatan glikosida terbentuk antara atom C 1 suatu
monosakarida dengan atom O dari OH monosakarida lain atau ikatan tersebut terjadi antara
karbon anomerik pada satu monosakarida dan gugus hidroksil pada monosakarida lainnya. Ikatan
glikosida segera terhidrolisa oleh asam, tetapi tahan terhadap basa.
Jadi, disakarida dapat di hidrolisa menghasilkan komponen monosakarida bebasnya dengan
perebusan oleh asam encer. Hidrolisis satu mol disakarida akan menghasilkan dua mol
monosakarida. Berikut ini beberapa disakarida yang banyak terdapat di alam. maltosa (gula
gandum), Sukrosa (gula tebu), dan laktosa (gula susu) merupakan anggota penting dari grup
62
disakarida. Seperti dinyatakan oleh namanya, tiap molekul gula ini terdiri dari dua satuan
monosakarida.
a. Maltosa
Maltosa adalah suatu disakarida yang paling sederhana dan merupakan hasil dari hidrolisis
parsial tepung (amilum) dengan asam maupun enzim. Maltosa adalah disakarida yang paling
sederhana, mengandung dua residu D-gluksa yang dihubungkan oleh suatu ikatan glikosida
diantara atom karbon 1 ( karbon anomer) dari residu glukosa yang pertama dan atom karbon 4
dari glukosa yang kedua.Konfigurasi atom karbon anomer dalam ikatan glikosida diantara kedua
residu D-glukosa adalah bentuk α, dan ikatan ini dilambangkan sebagai α(1→4 ). Unit
monosakarida yang mengandung karbon anomer di tunjukan oleh nomor pertama atau lokan
pada lambang ini. Kedua residu glukosa pada maltosa berada dalam bentuk piranosa.
Maltosa adalah gula pereduksi karena gula ini memiliki gugus karbonil yang berpotensi bebas,
yang dapat dioksidasi.Residu glukosa dari maltosa dapat berada dalam bentuk α maupun β,
Bentuk α dibentuk oleh kerja enzim air liur amylase terhadap pati. Maltosa dihirolasi menjadi
dua molekul D-glukosa oleh enzim usus maltosa, yang bersifat spesifik terhadap ikatan α(1→4)
Disakarida selobiosa juga mengandung dua residu D-glukosa, tetapi senyawa ini dihubunkan
oleh ikatan β(1→4). Pada maltosa, sebuah molekul glukosa dihubungkan dengan ikatan
glikosida melalui atom karbonnya yang pertama dengan gugus hidroksil atom karbon keempat
pada molekul glukosa lainnya.
63
Dari struktur maltosa, terlihat bahwa gugus -O- sebagai penghubung antar unit yaitu
menghubungkan atom karbon 1 dari α-D-glukosa dengan atom karbon 4 dari α-D-
glukosa. Maltosa adalah gula pereduksi karena gula ini memilki gugus karbonil yang berpotensi
bebas yang dapat dioksidasi. Satu molekul maltosa terhidrolisis menjadi dua molekul D-glukosa
oleh enzim usus maltose, yang bersifat spesifik bagi ikatan α(1-4).
b. Sukrosa
Sukrosa termasuk disakarida yang disusun oleh glukosa dan fruktosa. Gula ini banyak terdapat
dalam tanaman. Sukrosa terdapat dalam gula tebu dan gula bit. Dalam kehidupan sehari-hari
sukrosa dikenal dengan gula pasir. Sukrosa tersusun oleh molekul glukosa dan fruktosa yang
dihubungkan oleh ikatan 1,2 –α. Sukrosa dibentuk oleh banyak tanaman , tetapi tidak terdapat
pada hewan tingkat tinggi. Berlawanan dengan laktosa dan maltosa, sukrosa tidak mengandung
atom karbon anomer bebas, karena karbon anomer kedua komponen unit monosakarida pada
sukrosa berikatan satu dengan yang lain, karena alasan inilah sukrosa bukan merupakan gula
pereduksi.
Struktur sukrosa (α- D- glukopiranosil –β-D-fruktofuranosida)
Atom-atom isomer unit glukosa dan fruktosa berikatan dengan konfigurasi ikatan glikosilik
yakni α untuk glukosa dan β untuk fruktosa. Dengan sendirinya, sukrosa tidak mempunyai gugus
pereduksi bebas (ujung aldehid atau keton).Sukrosa mempunyai sifat memutar cahaya
terpolarisasi ke kanan. Hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa dikatalis oleh sukrase
(disebut juga invertase karena menubah aktivitas optic dari putaran ke kanan menjadi ke kiri).
c. Laktosa
64
Laktosa adalah komponen utama yang terdapat pada air susu ibu dan susu sapi.Laktosa tersusun
dari molekul β-D-galaktosa dan α-D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,4′-β.
Karena laktosa memiliki gugus karbonil yang berpotensi bebas pada residu glukosa, laktosa
adalah disakarida pereduksi. Hidrolisis dari laktosa dengan bantuan enzim galaktase yang
dihasilkan dari pencernaan, akan memberikan jumlah ekivalen yang sama dari α-D-glukosa dan
β-D-galaktosa. Apabila enzim ini kurang atau terganggu, bayi tidak dapat mencernakan
susu. Keadaan ini dikenal dengan penyakit galaktosemia yang biasa menyerang bayi.
3. POLISAKARIDA
Polisakarida terdiri atas rantai panjang yang mempunyai ratusan atau ribuan unit
monosakarida yang membentuk rantai polimer dengan ikatan glikosidik.Polisakarida dibedakan
menjadi homopolisakarida dan heteropolosakarida.Contoh dari homopolisakarida adalah pati,
dan contoh dari heteropolisakarida adalah asam hialuronat.
65
Struktur homopolisakarida
Struktur heteropolisakarida
Beberapa sifat polisakarida berbeda sekali dengan monosakarida atau disakarida. Sifat-sifatnya
antara lain sebagai berikut :
1. Polisakarida tidak mempunyai rasa manis
2. Tidak mempunyai struktur kristal. Jika pun dapat larut, maka dia hanya merupakan
larutan koloidal dan tidak dapat bereduksi.
3. Polisakarida tidak dapat diragikan.
4. Daya kelarutan dan daya reaksinya jauh lebih kecil kemungkinannya dibandingkan
dengan gula-gula lainnya
5. Polimer tepung (amilum), glikogen, dan selulosa semua terdiri atas komponn D-Glukosa,
tetapi sifat kimianya, fisika, dan biologinya berlainan.Ini tidak ditentukan oleh
komponen-komponen alamiahnya yang sama melainkan oleh strukturnya.
Beberapa polisakarida yang penting diterangkan di bawah ini :
1. Selulosa
Selulosa adalah polisakarida yang tidak dapat dicerna oleh tubuh, tetapi berguna dalam
mekanisme alat pencernaan, antara lain : merangsang alat pencernan untuk mengeluarkan getah
66
cerna, membentuk volume makanan sehingga menimbulkan rasa kenyang, serta memadatkan
sisa-sisa zat gizi yang tidak diserap lagi oleh dinding usus.
Selulosa merupakan polisakarida yang banyak dijumpai dan ditemukan dalam dinding sel
tumbuhan. Selulosa terdapat pada bagian-bagian yang keras dari biji kopi, kulit kacang, buah-
buahan dan sayuran.
Selulosa merupakan polimer yang tidak bercabang, terbentuk dari β-D-glukosa (dimana
monosakarida yang berdekatan) terikat bersama dengan ikatan β (1→4) glikosidik. Panjang
ikatan bervariasi dari beberapa ratus sampai beberapa ribu unit glukosil. Dalam dinding sel
tanaman, sejumlah besar selulosa terkumpul menjadi rantai silang serabut paralel dan bundel-
bundel yang merupakan rantai tersendiri.
2. Chitin
Chitin merupakan polisakarida struktural ekstraselular yang ditemukan dalam jumlah besar pada
kutikula arthropoda dan dalam jumlah kecil ditemukan dalam spons, molusca, dan annelida. Juga
telah diidentifikasi dari dinding sel fungi. Polisakaridanya merupakan rantai tak bercabang dari
polimer asetil-glukosamin dan terdiri atas ribuan unit. Bentuknya seperti selulosa. Fungsinya
sebagai substansi penunjang pada insekta dan crustaceae (kepiting).
Kitin mempunyai rumus empiris (C6H9O4.NHCOCH3)n dan merupakan zat padat yang tidak larut
dalam air, pelarut organik, alkali pekat, asam mineral lemah tetapi larut dalam asam-asam
mineral yang pekat. Polisakarida ini mempunyai berat molekul tinggi dan merupakan polimer
berantai lurus dengan nama lain β-(1,4)-2-asetamida-2-dioksi-D-glukosa (N-asetil-D-
Glukosamin) (Suryanto et al., 2005).
Kitin mempunyai persamaan dengan selulosa, dimana ikatan yang terjadi antar monomernya
terangkai dengan ikatan glukosida pada posisi -1,4. Sedangkan perbedaannya pada selulosa
adalah gugus hidroksil yang terikat pada atom karbon nomor 2, pada kitin digantikan oleh gugus
67
asetamida (NHCOCH3) sehingga kitin menjadi sebuah polimer berunit N-asetil-
glukosamin. Struktur kitin dapat dilihat pada gambar.
3. Glikogen
Glikogen merupakan homopolisakarida nutrien bercabang yang terdiri atas glukosa dalam ikatan
1→4 dan 1→6. Banyak ditemukan dalam hampir semua sel hewan dan juga dalam protozoa
serta bakteri. Glikogen merupakan cadangan karbohidrat dalam tubuh yang disimpan dalam hati
dan otot. Jumlah cadangan glikogen ini sangat terbatas. Bila diperlukan oleh tubuh, diubah
kembali menjadi glukosa.
68
Glikogen ini merupakan polisakarida yang penting sehingga lebih intensif dipelajari. Pada
manusia dan vertebrata, glikogen didapat dalam hati serta otot yang merupakan cadangan
karbohidrat. Glikogen dapat dengan cepat disintesis kembali dari glukosa. Glikogen terdiri atas
jutaan unit glukosil. Unit glukosil terikat dengan ikatan 1→4 glikosidik membentuk rantai
panjang, pada titik cabang terbentuk ikatan 1→6. Hal ini mengakibatkan terbentuknya struktur
yang menyerupai pohon. Dalam molekul tunggal glikogen hanya ada satu unit glukosa dimana
atom karbon nomor 1 memegang satu gugus hidroksil. Semua gugus 1-OH lainnya terikat dalam
formasi ikatan 1→4 dan 1→6 glikosidik.Gugus 1-OH tunggal yang bebas dinamakan “ujung
pereduksi” (reducing end) dari molekul ditandai dengan R dalam gambar. Sebaliknya “ujung
non-pereduksi” didapat (gugus 4-OH dan 6-OH bebas) pada terminal di luar rantai.
4. Pati
Pati merupakan polisakarida yang berfungsi sebagai cadangan energi bagi tumbuhan.Pati
merupakan polimer α-D-glukosa dengan ikatan α (1-4).Kandungan glukosa pada pati bisa
mencapai 4000 unit. Ada 2 macam amilum yaitu amilosa (pati berpolimer lurus) dan amilopektin
(pati berpolimer bercabang-cabang).Sebagian besar pati merupakan amilopektin.
69
Pati adalah nutrien polisakarida yang ditemukan dalam sel tumbuhan dan beberapa
mikroorganisme dalam beberapa hal mempunyai kesamaan dengan glikogen (glikogen terkadang
disebut dengan “pati hewani”). Beberapa sifat pati adalah mempunyai rasa yang tidak manis,
tidak larut dalam air dingin tetapi di dalam air panas dapat membentuk sol atau jel yang bersifat
kental. Sifat kekentalannya ini dapat digunakan untuk mengatur tekstur makanan, dan sifat jel
nya dapat diubah oleh gula atau asam. Pati di dalam tanaman dapat merupakan energi cadangan;
di dalam biji-bijian pati terdapat dalam bentuk granula. mempunyai diameter beberapa mikron,
sedangkan dalam mikroorganisme hanya berkisar 0,5-2 mikron.Pati dapat dihidrolisis dengan
enzim amylase. Pati terdiri dari amilosa dan amilopektin.
Komponen amilosa pati merupakan polisakarida tak bercabang yang terikat 1→4 glikosidik,
terdiri atas glukosa dan beberapa ribu unit glikosil. Rantai polisakarida membentuk sebuah
heliks. Amilopektin merupakan polisakarida bercabang yang mengandung ikatan 1→4 dan 1→6
unit glikosil, hal sama seperti dalam glikogen. Tentu saja amilopektin mempunyai lebih banyak
struktur terbuka dengan sedikitnya ikatan 1→6 dan rantai lebih panjang.
Potongan Amilosa
70
Lokasi terbentuknya cabang amilopektin
5. Asam Hialuronat
Asam Hialuronat merupakan heteropolisakarida dan bercabang yang terdiri atas disakarida dari
N-asetilglukosamin dan asam glukoronat. Asam glukoronat terikat kepada N-asetilglukosamin
pada masing-masing disakarida dengan ikatan 1→3 glikosidik, tetapi disakarida yang berurutan
terikat 1→4. Asam hialuronat didapat dalam cairan sinovial persendian, vitreous humor mata,
dan substansi dasar kulit.
71
PROTEIN
Protein (akar kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama")
adalah senyawa organic kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari
monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta
fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Protein merupakan blok pembangundasar hewan–hewan dan oleh karenanya memiliki
daya tarik utama bagi para biokimiawan. Protein ini merupakan konstituen utama penyusun
tubuh mulai dari jaringan kulit, jaringan syaraf, tendon, otot, rambut, dan darah. Protein adalah
sel penyusun tubuh yang eksis menyusun semua sel hidup. Oleh karena protein itu merupakan
konsriruen utama enzim–enzim dan banyak hormon yang berfungsi untuk mengontrol fungsi
tubuh.
Protein adalah salah satu makrobiomolekular yang berfungsi sebagai pembentuk strukur
sel dari pada makhluk hidup termasuk manusia. Protein adalah polimer dari asam–asam amino
yang tersambung melalui ikatan peptida, oleh karenanya dapat juga disebut sebagai polipeptida.
Hal ini yang menarik bahwa protein pada semua bentuk kehidupan (organisme) mengandung
hanya 20 jenis asam amino, namun interkoneksinya menghasilkan ragam makhluk hidup yang
tak terhingga banyaknya.
Dari makanan kita memperoleh Protein. Di sistem pencernaan protein akan diuraikan
menjadi peptid peptid yang strukturnya lebih sederhana terdiri dari asam amino. Hal ini
dilakukan dengan bantuan enzim. Tubuh manusia memerlukan 9 asam amino. Artinya
kesembilan asam amino ini tidak dapat disintesa sendiri oleh tubuh esensiil, sedangkan sebagian
asam amino dapat disintesa sendiri atau tidak esensiil oleh tubuh. Keseluruhan berjumlah 21
asam amino. Setelah penyerapan di usus maka akan diberikan ke darah. Darah membawa asam
amino itu ke setiap sel tubuh. Kode untuk asam amino tidak esensiil dapat disintesa oleh DNA.
Ini disebut dengan DNAtranskripsi. Kemudian karena hasil transkripsi di proses lebih lanjut di
ribosom atau retikulum endoplasma, disebut sebagai translasi.
Studi dari Biokimiawan USA Thomas Osborne Lafayete Mendel, Profesor untuk
biokimia di Yale, 1914, mengujicobakan protein konsumsi dari daging dan tumbuhan kepada
73
kelinci. Satu grup kelinci-kelinci tersebut diberikan makanan protein hewani, sedangkan grup
yang lain diberikan protein nabati. Dari eksperimennya didapati bahwa kelinci yang memperoleh
protein hewani lebih cepat bertambah beratnya dari kelinci yang memperoleh protein nabati.
Kemudian studi selanjutnya, oleh McCay dari Universitas Berkeley menunjukkan bahwa kelinci
yang memperoleh protein nabati, lebih sehat dan hidup dua kali lebih lama
Protein merupakan senyawa makro-molekul yang terdiri atas sejumlah asam amino yang
dihubungkan oleh ikatan peptida. Atas dasar susunan asam amino serta ikatan-ikatan yang terjadi
antara asam amino dalam satu molekul protein, dibedakan 4 macam struktur protein, yaitu :
- Struktur primer,
- Struktur sekunder,
- Struktur tersier, dan
- Struktur kuartener.
1. Struktur primer
Struktur ini merupakan struktur yang paling sederhana, berupa suatu linear (rantai lurus) asam
amino. Pembentukan ikatan peptide antara satu asam amino dengan asam amino yang lain
mengakibatkan tiap asam amino kehilangan gugus amino dan karboksil akan berbeda diujung-
ujung rantai polipeptida.
2. Struktur sekunder
Pada struktur sekunder, asam-asam amino yang menyusun protein dihubungkan oleh ikatan
peptida dan ikatan hydrogen. Oleh karena itu rantai polipeptida yang terbentuk tidak berupa
rantai lurus, melainkan berbentuk rantai terpilin (α- helikx).
3. Struktur tersier
Struktur tersier merupakan yang lebih kompleks, karena adanya beberapa ikatan yang
menghubungkan antara protein yang satu (struktur primer maupun sekunder) dengan protein
yang lain.
Ikatan-ikatan yang mungkin adalah :
ü Ikatan hydrogen,
ü Ikatan ionik (elektrostatik),
ü Ikatan disulfide,
74
ü Ikatan hidrofobik, dan
ü Ikatan dipole atau ikatan hidrofolik.
4. Struktur kuartener
Struktur kuartener terbentuk dari beberapa unit molekul protein tersier, membentuk satu molekul
protein. Ikatan yang ada sama dengan pada struktur tersier. Protein yang mempunyai struktur ini
biasanya merupakan globular.
20 asam amino ditemukan dalam protein, baik yang bersifat netral, basa, atau asam. Asam amino
basa mengandung lebih dari satu gugus amino basa, sedangkan asam amino asam mengandung
lebih dari satu gugus karboksil. Dengan rumus umum yaitu :
H N – CH – CO H
R
(Alanin, asparagin, sistein, glutamine, glisin, dll)
Ada beberapa dasar yang digunakan dalam klasifikasi protein, anatara lain :
Ø Atas dasar bentuk molekulnya
Ø Atas dasar komposisi zat penyusun
1. Berdasarkan bentuk molekulnya
Berdasarkan bentuk molekulnya, protein dibedakan menjadi dua yaitu protein serabut (fibrous
protein) dan protein globular.
Protein serabut (= skleroprotein = albumoid = skrelin)
Terdiri atas beberapa rantai peptida berbentuk spiral dan terjalin satu sama lain, sehingga
menyerupai batang yang kaku.
Karakteristiknya :
Rendah daya larutnya.
Mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi.
Tahan terhadap enzim pencernaan.
Contoh protein serabut : Kolagen, elastin, keratin, miosin.
75
Serat (fibrous) berbentuk panjang dan terikat bersama-sama sebagai fibril-fibril oleh ikatan
hydrogen. Tidak larut dalam air, sehingga ketidak larutan ini mengakibatkan gaya antar molekul
yang kuat. Contoh, keratin (rambut, kuku, bulu, tanduk), pada kalogen (jaringan penghubung),
fibroin (sutera) dan miosin (otot).
Protein serabut ini berbentuk serabut; tidak larut dalam pelarut encer, baik larutan garam, basa
ataupun alkohol. Molekulnya terdiri atas rantai molekul yang panjang, sejajar dengan rantai
utama, tidak membentuk kristal dan bila ditarik memanjang kembali kebentuk semula. Fungsi
dari protein ini adalah membentuk struktur bahan dan jaringan.
Protein globural
Protein globural berbentuk seperti bola, banyak terdapat pada bahan hewani (susu,daging, telur).
Protein ini mudah larut dalam garam dan asam encer serta mudah berubah karena pengaruh suhu,
konsentrasi garam, asam dan basa serta mudah mengalami denaturasi.
Karakteristiknya :
Berbentuk bola.
Larut dalam larutan garam dan asam encer.
Mudah berubah dalam pengaruh suhu.
Konsentrasi garam mudah mengalami denaturasi.
Contoh : Albumin, globumin, histon, protamin.
Protein konjungsi.
Merupakan protein sederhana yang terikat dengan bahan-bahan non asam amino (gugus
prostetik).
Contoh : Nukleoprotein, lipoprotein, fosfoprotein, metaloprotein.
2. Berdasarkan atas komposisi zat penyusunnya dibedakan menjadi :
o Protein sederhana
o Protein majemuk (komplek)
a. Protein sederhana
Pada hidrolisis protein sederhana hanya dihasilkan asam amino saja. Termasuk dalam kelompok
misalnya :
76
1. Protamin
Protein ini bersifat alkalis dan tidak mengalami koagulasi pada pemanasan.
2. Albumin
Protein larut dalam air dan larutan garam encer, BM-nya relative rendah. Albumin terdapat
dalam putih telur (albumin telur), susu (laktalbumin), darah (albumin darah) dan sayur-sayuran.
3. Globulin
Larut dalam larutan garam netral, tetapi tidak larut dalam air. Terkoagulasi oleh panas dan akan
mengendap pada larutan garam konsentrasi tinggi (salting out) dalam tubuh banyak terdapat
sebagai zat antibodi dan fibrinogen. Pada susu terdapat dalam bentuk laktoglobulin, dalam telur
ovoglobulin, dalam daging myosin dan acitin dan dalam kedele disebut glisilin atau secara umum
dalam kacang-kacangan disebut legumin.
4. Glutelin
Larut dalam asam dan basa encer, tetapi tidak larut dalam pelarut netral. Contoh : gluten pada
gandum dan oryzenin pada beras.
5. Prolanin
Larut dalam etanol 50-90% dan tidak larut dalam air. Protein ini banyak mengandung prolin dan
asam glutamat serta banyak terdapat didalam serelia. Contohnya : zein pada jagung, gliadin pada
gandum, dan kordein pada barley.
6. Skleroprotein
Tidak larut dalam air dan solvent netral dan tahan terdapat hidrolisis enzimatis. Protein ini
berfungsi sebagai strukutr kerangka pelindung pada manusia dan hewan. Contoh kolagen,
elastin, dan keratin.
7. Histon
Merupakan protein basa, karena banyak mengandung lisin dan arginin. Bersifat larut dalam air
dan akan tergumpalkan oleh ammonia.
8. Globulin
Hampir sama dengan histon. Globulin kaya akan arginin, triptophan, histidin tapi tidak
mengandung isoleusin terdapat dalam darah (hemoglobin).
9. Protein
Merupakan protein yang sangat sederhana BM relative rendah (4000-8000), kaya akan arginin,
larut dalam air dan terkoagulasi oleh panas dan bersifat basis.
77
b. Protein majemuk (Conjugated Protein)
Protein majemuk terdiri atas bagian asam amino yang berikatan dengan bahan non protein
misalnya lipid, asam nukleat, karbohidrat dan lain-lain.
§ Posferoprotein : mengandung gugus asam folat yang terikat pada gugus hidriksil dari serin dan
theroin. Banyak terdapat pada susu dan kuning telur.
§ Lipoprotein : mengandung lipid asam lemak, listin. Sehingga mempunyai kapasitas sebagai
zat pengemulsi yang baik, terdapat dalam telur, susu dan darah.
§ Nukleoprotein : kombinasi antara asam nukleat dan protein. Misal : musin pada air liur,
ovomusin pada telur, nukoid pada serum.
§ Kromoprotein : kombinasi protein dengan gugus berfigmen yang biasanya mengandung unsur
logam. Contoh : hemoglobin, myglobulin, chlorofil dan flavoprotein.
§ Metaloprotein : merupakan komplek utama anatara protein dan logam seperti halnya
kromatorprotein. Contoh : feritrin (mengandung Fe), coalbumin (mengandung CO dan Zn).
Protein sendiri mempunyai banyak sekali fungsi di tubuh kita. Pada dasarnya protein menunjang
keberadaan setiap sel tubuh, proses kekebalan tubuh. Setiap orang dewasa harus sedikitnya
mengkonsumsi 1 g protein pro kg berat tubuhnya. Kebutuhan akan protein bertambah pada
perempuan yang mengandung dan atlet-atlet.
Ø Protein memilki keuntungan diantaranya yaitu :
a. Sumber energi
b. Pembetukan dan perbaikan sel dan jaringan
c. Sebagai sintesis hormon,enzim, dan antibodi
d. Pengatur keseimbangan kadar asam basa dalam sel
Ø Disamping itu protein juga memilki kerugian yang dapat berakibat fatal yaitu :
a. Kerontokan rambut (Rambut terdiri dari 97-100% dari Protein -Keratin)
b. Yang paling buruk ada yang disebut dengan Kwasiorkor, penyakit kekurangan protein.
Biasanya pada anak-anak kecil yang menderitanya, dapat dilihat dari yang namanya busung
lapar, yang disebabkan oleh filtrasi air di dalam pembuluh darah sehingga menimbulkan
odem.Simptom yang lain dapat dikenali adalah:
§ hipotonus
§ gangguan pertumbuhan
78
§ hati lemak
c. Kekurangan yang terus menerus menyebabkan marasmus dan berkibat kematian.
Dari makanan kita memperoleh Protein. Di sistem pencernaan protein akan diuraikan menjadi
peptid peptid yang strukturnya lebih sederhana terdiri dari asam amino. Hal ini dilakukan dengan
bantuan enzim. Tubuh manusia memerlukan 9 asam amino. Artinya kesembilan asam amino ini
tidak dapat disintesa sendiri oleh tubuh esensiil, sedangkan sebagian asam amino dapat disintesa
sendiri atau tidak esensiil oleh tubuh. Keseluruhan berjumlah 21 asam amino. Setelah
penyerapan di usus maka akan diberikan ke darah. Darah membawa asam amino itu ke setiap sel
tubuh. Kode untuk asam amino tidak esensiil dapat disintesa oleh DNA. Ini disebut dengan
DNAtranskripsi. Kemudian mRNA hasil transkripsi di proses lebih lanjut di ribosom atau
retikulum endoplasma, disebut sebagai translasi.
C. Komposisi Kimia Protein.
Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima ribu hingga beberapa
juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino, yang terikat satu sama lain dalam
ikatan peptida. Molekul protein lebih kompleks dari pada karbohidrat dan lemak dalam hal berat
molekul dan keanekaragaman unit-unit asam amino yang membentuknya.
Asam amino terdiri atas atom karbon yang terikat pada satu gugus karboksil (-COOH), satu
gugus amino (-NH2), satu atom hidrogen (-H) dan satu gugus radikal (-R) atau rantai cabang,
sebagaimana tampak pada gambar berikut :
Pada umumnya asam amino yang diisolasi dari protein hididroksilat alfa-asam amino, yaitu
gugus karboksil dan amino terikat pada atom karbon yang sama.
Yang membedakan asam amino satu sama lain adalah rantai cabang atau gugus –R nya.
Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lama ribu hingga beberapa
juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino, yang terikat satu sama lain dalam
ikatan peptida. Asam amino terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen;
beberapa asam amino disamping itu mengandung unsur-unsur fosfor, besi, iodium, dan kobalt.
Unsur nitrogen adalah unsur utama protein akan tetapi tidak terdapat didalam karbohidratdan
lemak. Unsur nitrogen merupakan 16% dari berat protein.
79
Molekul protein lebih kompleks daripada karbohidrat dan lemak dalam hal berat molekul dan
keanekaragaman unit-unit asam amino yang membentuknya. Berat molekul protein bisa
mencapai empat puluh juta; bandingkan dengan berat molekul glukosa yang besarnya 180. Jenis
protein sangat banyak, mungkin sampai 1010-1012. Ini dapat dibayangkan bila diketahui bahwa
protein terdiri atas sekian kombinasi berbagai jenis dan jumlah asam amino. Ada dua puluh jenis
asam amino yang diketahui sampai sekarang yang terdiri atas sembilan asam amino esensial
(asam amino yang tidak dapat dibuat tubuh dan harus didatangkan dari makanan) dan sebelas
asam amino nonesensial.
Ø Sumber Protein :
· Daging
· Ikan
· Telur
· Susu, dan produk sejenis Quark
· Tumbuhan berbji
· Suku polong-polongan,Kentang
Kebutuhan protein bagi manusia dapat ditentukan dengan cara menghitung protein yang
diganti dalam tubuh. Ini bisa dilakukan dengan menghitung jumlah jumlah unsur nitrogen ( zat
lemas ) yang ada dalam dalam protein makanan dan menghitung pula jumlah unsur nitrogen
yang dikeluakan tubuh melalui air seni dan tinja.
Kekurangan protein dipercaya menjadi salah satu alasan untuk penyakit seperti kanker
payudara, kanker usus besar, penyakit jantung dan osteoporosis.
Bawaan protein C atau S defisiensi menyebabkan pembekuan darah yang abnormal.
Gangguan ini menyebabkan peningkatan risiko pembentukan gumpalan, yang disebut trombosis.
Kekurangan protein juga menyebabkan banyak masalah seperti kehilangan berat badan,
kelemahan, penyusutan jaringan otot dan edema. Sindrom lain termasuk luar biasa tekanan darah
rendah, denyut jantung sangat rendah, anemia dan pigmentasi pada kulit. Tingkat metabolisme
juga cenderung menurun. Hal ini juga diyakini menyebabkan infiltrasi lemak dan sirosis hati.
Kekurangan protein juga menyebabkan penyembuhan luka yang buruk. Hal ini meningkatkan
risiko operasi.
80
Kebutuhan protein bagi manusia dapat ditentukan dengan cara menghitung protein yang
diganti dalam tubuh. Ini bisa dilakukan dengan menghitung jumlah jumlah unsur nitrogen ( zat
lemas ) yang ada dalam dalam protein makanan dan menghitung pula jumlah unsur nitrogen
yang dikeluakan tubuh melalui air seni dan tinja.
Jumlah unsur nitrogen yang dikeluarkan dari tubuh seorang laki-laki dewasa yang berat
badannya 70 kg kira-kira sebanyak 3 gram sehari. Tiga gram nitrogen ini ekivalen dengan 3 X
6.25 gram protein 18.75 gram protein ( 1 gram zat putih telur mengandung 0.16 gram unsur
nitrogen.
Ini berarti secara teori seorang laki-laki dewasa yang berat badannya 70 kg hanya akan
memerlukan 18.75 gram protein. Tetapi jika kita lihat bahwa penggunaan protein dalam tubuh
dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga dalam prakteknya jumlah protein itu belum dapat
memenuhi keperluan tubuh. Sebabnya antara lain ialah sebagai berikut:
Kadar protein 18.75 gram tubuh akan menyebabkan beberapa reaksi kimia yang tidak
bisa berlansung dengan baik.
Kecernaan protein itu sediri, Tidak semua bahan makanan yang banyak mengandung
serat-serat, proteinnya bisa diambil dari tubuh. Karena adanya serat-serat ini, enzimenzim tidak
bisa masuk untuk memecah protein.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka ditetapkan bahwa kebutuhan
protein bagi seorang dewasa adalah 1 gram untuk setiap 1 kilogram berat badannya setiap hari.
Untuk anak-anak yang sedang tumbuh , diperlukan protein dalam jumlah yang lebih banyak,
yaitu 3 gram untuk setiap kilogram berat badan. Perbedaan ini disebabkan karena pada anak-
anak, protein lebih banyak dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan, sedangkan pada
orang dewasa fungsi protein hanya untuk mempertahankan jaringan tubuh dan mengganti sel-sel
yang telah rusak.
LEMAK
81
Pengertian Lemak dan Minyak
Lemak dan minyak adalah ester dari gliserol dengan asam karboksilat suhu tinggi (asam lem
ak). Gliserida padat (lemak) terutama berasal dari sumber hewani adalah ester dari gliserol denga
n asam karboksilat jenuh (mempunyai ikatan tunggal). Gliserida cair (minyak) berasal dari sumb
er nabati seperti minyak kelapa, minyak jagung, dan minyak wijen, adalah ester dari gliserol den
gan asam karboksilat tak jenuh (mempunyai ikatan rangkap).
Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu se
nyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organi
k non-polar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform(CHCl3), benzena dan hidrokarbon lain
nya.
RUMUS STRUKTUR DAN TATA NAMA LEMAK
Lemak adalah ester dari gliserol dengan asam-
asam karboksilat suku tinggi. Asam penyusun lemak disebut asam lemak. Asam lemak yang terd
apat di alam adalah asam palmitat (C15H31COOH), asam stearat (C17H35COOH), asam oleat (C17H
33COOH), dan asam linoleat (C17H29COOH). Pada lemak, satu molekul gliserol mengikat tiga mo
lekul asam lemak, oleh karena itu lemak adalah suatu trigliserida.
Pada rumus struktur lemak di atas, R1–COOH, R2–COOH, dan R3–COOH adalah molekul asam l
emak yang terikat pada gliserol.
Nama lazim dari lemak adalah trigliserida. Penamaan lemak dimulai dengan kata gliseril yang dii
kuti oleh nama asam lemak. Contoh :
82
SIFAT LEMAK
1. Pada suhu kamar, lemak hewan pada umumnya berupa zat padat, sedangkan lemak dari tumbu
han berupa zat cair.
2. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak jenuh, sedangkan lemak y
ang mempunyai titik lebur rendah mengandung asam lemak tak jenuh. Contoh : tristearin (ester g
liserol dengan tiga molekul asam stearat) mempunyai titik lebur 71oC, sedangkan trioelin (ester g
liserol dengan tiga molekul asam oleat) mempunyai titik lebur -17oC.
3. Lemak yang mengandung asam lemak rantai pendek larut dalam air, sedangkan lemak yang m
engandung asam lemak rantai panjang tidak larut dalam air.
4. Semua lemak larut dalam kloroform dan benzena. Alkohol panas merupakan pelarut lemak ya
ng baik.
Salah satu senyawa organic golongan ester yang banyak terdapat dalam tumbuhan,
hewan, atau manusia dan sangat berguna bagi kehidupan manusia adalah lemak (Fat). Contoh
lemak adalah wax (lilin) yang dihasilkan lebah (gambar disamping). Lemak pada tubuh manusia
terutama terdapat pada jaringan bawah kulit di sekitar perut, jaringan lemak sekitar ginjal yang
mencapai 90%, sedangkan pada jaringan otak sekitar 7,5 sampai 70%. Lemak yang pada suhu
kamar berbentuk cair disebut minyak, sedangkan istilah lemak biasanya digunakan untuk yang
83
berwujud padat. Lemak umumnya bersumber dari hewan, sedangkan minyak dari tumbuhan.
Beberapa contoh lemak dan minyak adalah lemak sapi, minyak kelapa, minyak jagung, dan
minyak ikan.
1. Rumus Struktur dan Tata Nama Lemak
Lemak adalah ester dari gliserol dengan asam-asam karboksilat suku tinggi. Asam penyusun
lemak disebut asam lemak. Asam lemak yang terdapat di alam adalah asam palmitat
(C15H31COOH), asam stearat (C17H35COOH), asam oleat (C17H33COOH), dan asam linoleat
(C17H29COOH). Pada lemak, satu molekul gliserol mengikat tiga molekul asam lemak, oleh
karena itu lemak adalah suatu trigliserida. Struktur umum molekul lemak seperti terlihat pada
ilustrasi di samping:
Gambar:
Pada rumus struktur lemak di atas, R1–COOH, R2–COOH, dan R3–COOH adalah molekul asam
lemak yang terikat pada gliserol. Ketiga molekul asam lemak itu boleh sama (disebut asam
lemak sederhana) dan boleh berbeda (disebut lemak campuran). Tetapi pada umumnya, molekul
lemak terbentuk dari dua atau lebih macam asam lemak. Sebagai contoh, salah satu komponen
minyak kapas mempunyai struktur sebagai berikut:
Gambar:
84
Nama lazim dari lemak adalah trigliserida. Penamaan lemak dimulai dengan kata gliseril yang
diikuti oleh nama
asam lemak.
Contoh:
2. Klasifikasi Lemak
Klasifikasi Lemak Berdasarkan Kejenuhan Ikatan
a . Jenis-jenis Asam
Sebagaimana pembahasan sebelumnya bahwa molekul lemak terbentuk dari gliserol dan tiga
asam lemak. Oleh karena itu, penggolongan lemak lebih didasarkan pada jenis asam lemak
penyusunnya. Berdasarkan jenis ikatannya, asam lemak dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
Asam lemak jenuh
Asam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang semua ikatan atom karbon pada rantai
karbonnya berupa ikatan tunggal (jenuh). Contoh: asam laurat, asam palmitat, dan asam
stearat.
Asam lemak tak jenuh
Asam lemak tak jenuh, yaitu asam lemak yang mengandung ikatan rangkap pada rantai
karbonnya. Contoh: asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat.
85
Adapun rumus struktur dan rumus molekul beberapa asam lemak dapat dilihat pada tabel:
b. Hidrolisis Lemak
Pada pembahasan ester telah dijelaskan bahwa reaksi pembentukan ester dari alkohol dengan
asam karboksilat disebut reaksi pengesteran (esterifikasi). Kebalikan dari reaksi esterifikasi
disebut reaksi hidrolisis ester.
R–CO–OH + R′ – OH ——-à R–C–OR′ + H2O
asam karboksilat alkohol ester
Dengan demikian, hidrolisis lemak menghasilkan gliserol dan asam-asam
3. Sifat-Sifat Lemak
Sifat Fisis Lemak
a. Pada suhu kamar, lemak hewan pada umumnya berupa zat padat, sedangkan lemak dari
tumbuhan berupa zat cair.
b. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak jenuh, sedangkan lemak
yang mempunyai titik lebur rendah mengandung asam lemak tak jenuh. Contoh: Tristearin (ester
gliserol dengan tiga molekul asam stearat) mempunyai titik lebur 71 °C, sedangkan triolein (ester
gliserol dengan tiga molekul asam oleat) mempunyai titik lebur –17 °C.
c. Lemak yang mengandung asam lemak rantai pendek larut dalam air, sedangkan lemak yang
mengandung asam lemak rantai panjang tidak larut dalam air. (Mengapa?)
86
d. Semua lemak larut dalam kloroform dan benzena. Alkohol panas merupakan pelarut lemak
yang baik.
2. Sifat Kimia Lemak
a. Reaksi Penyabunan atau Saponifikasi (Latin, sapo = sabun)
Pada pembahasan terdahulu telah diketahui bahwa lemak dapat mengalami hidrolisis. Hidrolisis
yang paling umum adalah dengan alkali atau enzim lipase. Hidrolisis dengan alkali disebut
penyabunan karena salah satu hasilnya adalah garam asam lemak yang disebut sabun
Reaksi umum:
Reaksi hidrolisis berguna untuk menentukan bilangan penyabunan. Bilangan penyabunan
adalah bilangan yang menyatakan jumlah miligram KOH yang dibutuhkan untuk menyabun satu
gram lemak atau minyak. Besar kecilnya bilangan penyabunan tergantung pada panjang
pendeknya rantai karbon asam lemak atau dapat juga dikatakan bahwa besarnya bilangan
penyabunan tergantung pada massa molekul lemak tersebut.
Contoh soal:
87
b. Halogenasi
Asam lemak tak jenuh, baik bebas maupun terikat sebagai ester dalam lemak atau minyak
mengadisi halogen (I2 tau Br2) pada ikatan rangkapnya
Gambar:
Karena derajat absorpsi lemak atau minyak sebanding dengan banyaknya ikatan rangkap pada
asam lemaknya, maka jumlah halogen yang dapat bereaksi dengan lemak dipergunakan untuk
menentukan derajat ketidakjenuhan. Untuk menentukan derajat ketidakjenuhan asam lemak yang
terkandung dalam lemak, diukur dengan bilangan yodium. Bilangan yodium adalah bilangan
yang menyatakan banyaknya gram yodium yang dapat bereaksi dengan 100 gram lemak.
Yodium dapat bereaksi dengan ikatan rangkap dalam asam lemak. Tiap molekul yodium
mengadakan reaksi adisi pada suatu ikatan rangkap. Oleh karena itu makin banyak ikatan
rangkap, maka makin besar pula bilangan yodium.
Contoh soal:
88
c. Hidrogenasi
Sejumlah besar industri telah dikembangkan untuk merubah minyak tumbuhan menjadi lemak
padat dengan cara hidrogenasi katalitik (suatu reaksi reduksi). Proses konversi minyak menjadi
lemak dengan jalan hidrogenasi kadang-kadang lebih dikenal dengan proses pengerasan. Salah
satu cara adalah dengan mengalirkan gas hidrogen dengan tekanan ke dalam tangki minyak
panas (200 °C) yang mengandung katalis nikel yang terdispersi.
KEGUNAAN LEMAK
Lemak atau minyak dapat dimanfaatkan untuk beberapa tujuan, di antaranya sebagai berikut:
1. Sumber energi bagi tubuh
Lemak dalam tubuh berfungsi sebagai cadangan makanan atau sumber energi. Lemak adalah
bahan makanan yang kaya energi. Pembakaran 1 gram lemak menghasilkan sekitar 9 kilokalori.
2. Bahan pembuatan mentega atau margarine
Lemak atau minyak dapat diubah menjadi mentega atau margarin dengan cara hidrogenasi.
3. Bahan pembuatan sabun
Sabun dapat dibuat dari reaksi antara lemak atau minyak dengan KOH atau NaOH. Sabun ya
ng mengandung logam Na disebut sabun keras (bereaksi dengan keras terhadap kulit) dan sering
89
disebut sabun cuci. Sedangkan sabun yang mengandung logam K disebut sabun lunak dan di keh
idupan sehari-hari dikenal dengan sebutan sabun mandi.
PERBEDAAN DAN PERSAMAAN ANTARA LEMAK DAN MINYAK
Perbedaan :
LEMAK MINYAK
Berasal dari hewan Berasal dari tumbuhan
Biasa disebut mentega Biasa disebut margarin
Umumnya jenuh (tidak terdapat ikatan
rangkap)
Umumnya tidak jenuh (terdapat ikatan rangkap)
Tidak mudah rusak/tengik Mudah rusak/tengik
Berwujud padat Berwujud cair
Titik leleh tinggi Titik leleh rendah
Contohnya : asam stearat (
C17H35COOH) dan asam palmitat (C15H
31COOH)
Contohnya : asam oleat (C17H33COOH), asam linoleat (
C17H31COOH), dan asam linolenat (C17H29COOH)
Persamaan :
1. Merupakan asam karboksilat bervalensi tinggi
2. Tidak larut dalam air
3. Larut dalam pelarut organik seperti eter, alkohol, benzena, CCl4, kloroform
4. Berat jenis lebih kecil daripada air
90
6. ALKOHOL ,FENOL.TIOL
ALKOHOL
1 PENGERTIAN ALKOHOL
Alkohol merupakan suatu senyawa organik organik yang tersusun dari atom C, H dan O
dengan rumus umum CnH2n+1OH. Ciri khas alkohol yaitu terdapatnya gugus –OH pada rantai
karbon. Rantai karbon dapat berupa gugus alkil jenuh maupun tidak jenuh, gugus alkil
tersubtitusi dan dapat pula terikat pada rantai siklik. Selain alkohol dengan satu gugus –OH
dikenal pula alkohol yang memiliki gugus –OH lebih dari satu. Alkohol yang memiliki satu
gugus –OH disebut alkohol monohodroksi, alkohol dengan dua gugus –OH disebut alkohol
dihidroksi dan seterusnya.
Berdasarkan atom karbon yang mengikat gugus –OH alkohol dikelompokan
menjadi:
a. Alkohol primer, yaitu alkohol yang gugus –OH terikat pada C primer
b. Alkohol sekunder, yairu alkohol yang gugus –OH terikat pada C sekunder
c. Alkohol tersier, yaitu alkohol yang gugus –OH terikat pada C tersier
91
2 TATA NAMA ALKOHOL
1. Tata nama IUPAC
Tata nama alkohol tidak begitu berbeda dengan pemberian nama pada alkana.
Perbedaannya yaitu akhiran –a pada alkana terkait diganti dengan akhiran –ol.
Pemberian nomor pada atom karbon dimulai dari atom karbon yang paling dekat
dengan gugus –OH.
Contoh:
2. Tata Nama Trivial
Tata nama trivial atau nama umum hanya berlaku untuk alkohol-alkohol suku rendah atau
alkohol-alkohol dengan rumus molekul sederhana. Tata nama trivial untuk alkohol yaitu dengan
menyebut nama gugus alkil yang mengikat gugus –OH kemudian diikuti dengan kata alkohol.
CONTOH PENAMAAN ALKOHOL
Alkana Nama Rumus molekul Nama
IUPAC
Nama Trivial
92
CH4
C2H6
C3H8
C4H10
Metana
Etana
Propana
Butana
CH3 – OH
C2H5 – OH
C3H7 – OH
C4H9 – OH
Metanol
Etanol
Propanol
Butanol
Metil alkohol
Etil alkohol
Propil alkohol
Butil alkohol
Untuk senyawa–senyawa alkohol dengan rumus struktur bercabang aturan penamaannya
adalah sebagai berikut :
a. Tetapkan rantai utama dengan cara memilih deretan C paling panjang yang mengikat
gugus fungsi –OH , kemudian beri nama sesuai nama alkoholnya.
b. Pemberian nomor pada rantai utama dimulai dari ujung yang memberikan nomor
terkecil bagi atom C yang mengikat gugus –OH. Langkah selanjutnya sama dengan
penamaan senyawa – senyawa hidrokarbon (terdahulu).
Contoh :
3 – Propil – 2 – Heksanol
(rantai utama dipilih yang 6C bukan 7C karena jika dipilih 7C gugus –OH nya tidak ikut.
3 metil 2 butanol
93
3 KEISOMER DAN SIFAT ALKOHOL
Senyawa-senyawa alkohol dengan jumlah atom karbon yang sama dapat mengalami
isomer. Pada alkohol terjadi isomer posisi, yaitu alkohol dengan jumlah atom karbon sama tetapi
letak gugus –OH dalam struktur berbeda. Misalnya alkohol dengan rumus molekul C3H8O dapat
ditulis dengan dua rumus struktur
Kelarutan alkohol dalam air dipengaruhi oleh jumlah atom karbon yang terdapat pada
alkohol. Alkohol dengan 1-3 atom karbon meruapakan cairan tak berwarna dan dapat larut dalam
air dengan segala perbandingan, 4-5 atom karbon sedikit larut dalam air sedangkan alkohol
dengan jumlah atom karbon > 6 tidak larut dalam air.
Berdasarkan struktur yang dimiliki, alkohol merupakan gabungan antara alkana atau
gugus R dan air. Gugus R bersifat nonpolar atau lipofilik, gugus –OH bersifat polar atau
hidrofobik, ketika alkohol dengan jumlah atom karbon sedikit ketika dilarutkan dalam air maka
gugus –OH dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air. Namun ketika jumlah atom
karbon makin banyak maka sifat nonpolar dari gugus R atau alkana lebih dominan sehingga
kelarutan dalam air berkurang bahkan tidak larut ketika jumlah atom karbon makin banyak.
Makin tinggi berat molekul maka makin tinggi pula titik didih dan viskositasnya. Titik
didih alkohol lebih tinggi dari alkana yang berat molekulnya hampir sama karena terbentuk
ikatan hidrogen dengan sesama molekul alkohol. Pada alkana tidak terbentuk ikatan hidrogen
antar sesama molekul.
Titik didih alkohol titik didh alkohol primer > alkohol sekunder > tersier. Pada alkohol-
alkohol bercabang memiliki titik didih lebih rendah dari alkohol dengan dengan rantai lurus.
Dengan ketentuan memiliki berat molekul yang hampir sama atau dengan jumlah atom karbon
sama. Hal ini disebabkaa alkohol-alkohol bercabang bentuk molekulnya menyerupai bola.
4 FUNGSI ALKOHOL
Berikut beberapa fungsi alkohol secara umum
a) Sebagai bahan dasar sintesis senyawa organik
b) Sebagai pelarut
94
c) Sebagai bahan dasar pembuatan deterjen sintetik misalnya lauril alkohol.
d) Sebagai bahan pembersih kaca
e) Untuk hewan-hewan koleksi yang berukuran kecil alkohol dapat dijadikan sebagai
pengawet
f) Campuran metanol dan etanol sering dicampurkan dengan bensin sebagai bahan
bakar.
5 REAKSI-REAKSI PADA ALKOHOL
Gugus –OH merupakan gugus fungsi dari alkohol oleh sebab itu sebagian besar reaksi
terjadi pada gugus tersebut. Berikut merupakan beberapa reaksi yang terjadi pada alkohol: reaksi
oksidasi, penggantian gugus –OH, penggantian atom H pada gugus –OH oleh gugus asam, logam
aktif dan gugus alkil.
Oksidasi
Alkohol dengan oksidator kuat seperti NA2Cr2O7 + H2SO4 dapat mengalami reaksi
oksidasi. Hasil yang diperoleh dari reaksi oksidasi berbeda-beda tergantung pada jenis
alkoholnya. Akohol primer jika teroksidasi menghasilkan aldehida apabila jumlah oksidator
masih berlebih akan terjadi oksidasi berlanjut memebntuk asam karboksilat, alkohol sekunder
menghasilkan keton sedangkan alkohol tersier menghasilkan campuran asam karboksilat dan
keton. Reaksi antara alkohol primer, sekunder dan tersier dengan NA2Cr2O7 + H2SO4 dapat
dilihat pada contoh.
95
Penggantian Gugus –OH
Gugus –OH pada alkohol dapat digantikan oleh atom-atom halogen apabila direaksikan
dengan fosfor halida dan asam halida. Fosfor halida dapat berupa PX3 dan PX5 sedangkan asam
halogen berupa HX.
Laju reaksi alkohol dengan asam halogen adalah alkohol tersier > alkohol sekunder > alkohol
primer.
Penggantian Atom H pada Gugus –OH oleh Gugus Asam, Logam Aktif dan Gugus
Alkil
Reaksi diatas merupakan reaksi antara alkohol primer dan asam karboksilat. Bila
dipanaskan dengan penambahan sedikit asam sulfat pekat maka akan terbentuk sebuah ester dan
H2O. H2O yang diperoleh dari reaksi diatas dibentuk dari H dari alkohol dan OH dari asam
asetat. Apabila digunakan alkohol tersier H diperoleh dari asam asetat dan OH dari alkohol.
96
Apabila alkohol direaksikan dengan asam-asam anorganik produk yang diperoleh berupa
ester anorganik. Produk yang diperoleh dari reaksi antara etanol dengan asam sulfat berupa etil
hidrogen sulfat dan air, sedangkan produk yang diperoleh dari reaksi antara etanol dengan asam
nitrit berupa etil nitrit dan air.
Atom H pada gugus –OH dapat digantikan oleh logam aktif seperti Na. Reaksi antara
alkohol dan Na menghasilkan garam natrium alkoksida dan pembebasan gas hidrogen. Garam
yang diperoleh dari reaksi ini apabila dihidrolisis akan diperoleh kembali alkohol asalnya. Laju
pergantian atom H oleh logam aktif yaitu alkohol primer > alkohol sekunder > alkohol tersier.
Setelah pergantian atom H oleh logam aktif apabila direaksikan lagi dengan alkil halida
akan terjadi pergantian logam aktif oleh gugus alkil. Logam aktif yang didesak keluar akan
bereaksi dengan halogen dari alkil halida membentuk garam.
6 ALKOHOL DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Metanol
Metanol atau metil alkohol merupakan suku pertama dari alkohol dengan rumus molekul
CH3OH. Metanol bersifat toksit karena dapat menyebabkan kematian dan kebutaan apabila
terkena mata. Metanol berupa zat cair tidak berwarna dengan titik didih 64.7 °C, massa jeni
0.7918 g/cm³,, mudah larut dalam air, mudah menguap dengan bau seperti alkohol biasa dan
mudah terbakar. Spritus merupakan campuran antara metanol dan etanol. Warna pada etanol
merupakan zat tambahan agar tidak diminum.
Metanol yang diproduksi sebagian besar digunakan sebagai bahan dasar pembuatan
pembuatan formaldehit. Metanol sering dicampurkan dengan bensin, karena campuran ini diduga
97
dapat meningkatkan mutu bensin. Namun demikian metanol yang ditambahkan memiliki
kelemahan karena dapat menyebabkan korosi terhadap beberapa logam, termasuk aluminium.
Berikut reaksi yang terjadi pada pembakaran metanol:
Metanol awalnya diperoleh dari penyulingan kering dari kayu. Kini metanol diperoleh
dengan mereaksikan karbonmonoksida dengan hidrogen, dengan katalis ZnO + Cu. Campuran
antara gas CO dan H2 dipanaskan dengan suhu sekitar 450 ºC dengan tekanan 200 atm.
Etanol
Etanol merupakan salah satu jenis alkohol yang dikonsumsi dan memiliki titik didih dan
titik leleh berturut-turut 78 ºC dan 114 ºC. Etanol memiliki rumus molekul C2H5OH dan sering
disingkat menjadi EtOH.Anggur, wiskey dan bir merupakan minuman keras yang mengandung
etanol dengan konsentrasi tertentu. Etanol merupakan cairan yang jernih tidak berwarna, terasa
membakar pada mulut maupun tenggorokan bila ditelan. Beberapa jenis minuman yang
mengandung alkohol adalah sebagai berikut :
Golongan A : kadar etanol 1% – 5% (bir)
Golongan B : kadar etanol 5% – 20% (wine)
Golongan C : kadar etanol 20% – 45% (whiskey, vodka, manson house, johny walker,
kamput)
Minuman-minuman seperti anggur dan bir telah dikenal dikenal sejak zaman prasejarah.
Pada zaman itu munuman-minuman tersebut diperoleh dari proses peragian atau fermentasi
terhadap bahan-bahan yang mengandung pati atau gula. Bahan sebagai sumber pati dapat berupa
kentang, ubi kayu dan beras. Umumnya bahan-bahan yang mengandung pati dapat diolah
menjadi alkohol dengan proses peragian atau fermentasi. Awalnya bahan yang mengandung pati
direndam dengan air sehingga terbentuk enzim amilase. Enzim amilase yang terbentuk secara
98
bertahap menguraikan pati menjadi glukosa. Dengan bantuan enzim zimase yang terdapat di
dalam ragi, glukosa yang terbentuk diuraikan menjadi etanol dan karbondioksida.
Proses fermentasi dilangsungkan pada suhu 25 ºC. Pada suhu rendah proses peragian
berjalan lambat sedangkan pada suhu tinggi ragi yang ditambahkan akan terbunuh. Konsentrasi
etanol yang diperoleh dari proses fermentasi maksimal 10-15%. Hal ini disebabkan pada
konsentrasi lebih tinggi sel-sel ragi terbunuh sehingga proses penguraian glukosa terhenti.
Untuk meningkatkan kadar alkohol yang diperoleh dari proses fermentasi dilakukan
dengan destilasi fraksional. Titik didih etanol 78 ºC dan titik didih air 100 ºC. Dari proses
destilasi fraksional walaupun konsentrasi etanol sangat tinggi namun tidak
diperoleh etanol absolut. Etanol absolut yaitu etanol dengan konsentrasi 100%. Hal ini
disebabkan etanol dan air membentuk suatu campuran azeotropik sehingga hanya diperolehn
etanol dengan kemurnian 96%. Campuran azeotropik yaitu campuran yang memiliki titik didih
sama. Untuk memperoleh etanol absolut perlu dilakukan dengan cara kimia, yaitu dengan
menambahkan CaO atau Mg(OCH3)2 sebagai penarik air.
Selain dengan cara fermentasi etanol dapat pula diproduksi hidrasi etilena menggunakan
katalis asam fosfat pada suhu 300 ºC.
Selain cara di atas dapat pula digunakan proses hidrasi secara tidak langsung etilena
dengan H2SO4pekat. Produk hidrasi yang diperoleh hidrolisis sehingga diperoleh etanol.
Alkohol Dihidroksi
99
Alkohol dihidroksi merupakan alkohol yang di dalam molekulnya terdapat 2 buah gugs –
OH. Alkohol-alkohol yang memiliki dua buah gugus –OH disebut glikol. Salah satu contoh
alkohol dihidroksi yaitu etilena glikol. Berikut rumus struktur etilena glikol:
Etilena glikol merupakan cairan tidak berwarna yang memiliki rasa manis. Alkohol
bersifat dan larut dengan baik di dalam air.
Alkohol Trihidroksi
Alkohol trihidroksi merupakan alkohol yang didalam molekulnya terdapat 3 buah gugus
–OH. Gliserol atau 1,2,3-propananatriol merupakan salah satu contoh terpenting dari alkohol
trihidroksi. Istilah gliserol berasal dari bahasa Yunani glykys yang berarti manis. Gliserol pada
temperatur kamar berupa cairan kental tidak berwarna yang memiliki rasa manis dengan titik
didih dan titik leleh berturut-berturut 290 ºC dan 18 ºC, dapat bercampur dengan air dan alkohol
pada segala perbandingan.
Gliserol di dalam laboratorium digunakan sebagai pelarut karena memiliki sifat penyerap
air (higroskopis). Di dalam bidang industri gliserol digunakan sebagai bahan pembuat parfum,
pelumas, dan digunakan sebagai bahan pembuat kosmetik karena gliserol mampu melembutkan
kulit.
Gliserol umumnya dibuat dengan cara hidrolis lemak menggunakan NaOH dan hidrolisis
1,2,3-trikloropropana menggunakan K2CO3 dan H2O.
100
Beberapa dampak dan efek alkohol bagi kesehatan manusia adalah :
- Mengganggu fungsi hati, yang mampu mengakibatkan penyakit hepatitis.
- Mengakibatkan kerusakan lambung
- Mengakibatkan kerusakan jaringan tubuh
- Mengakibatkan peningkatan resiko Kanker Payudara
- Mengganggu fungsi otak, jantung, dan ginjal.
- Mengakibatkan Stroke, kelumpuhan syaraf, gagal fungsi organ.
- Mengakibatkan cacat dan gangguan pertumbuhan bagi janin
- Mengakibatkan kematian.
FENOL
PENGERTIAN FENOL
Fenol yang disebut sebagai alkohol aromatik mempunyai rumus struktur R-OH. Dimana
pada alkohol (alkohol alifatik) R adalah gugus alkil. Sedangkan perbedaan nya dengan fenol
adalah gugus R nya adalah gugus aril (Benzena yang kehilangan 1 atom H atau -C6H5)
CH3 – CH2 – OH
Fenol Etanol (alkohol)
101
Fenol (fenil alkohol) mempunyai substituen pada kedudukan orto, meta atau para. Fenol
berguna dalam sintesis senyawa aromatis yang terdapat dalam batu bara. Turunan senyawa fenol
(fenolat) banyak terjadi secara alami sebagai flavonoid alkaloid dan senyawa fenolat yang lain.
Contoh dari senyawa fenol adalah eugenol yang merupakan minyak pada cengkeh. Dengan
rumus strukturnya:
REAKSI ALKOHOL DAN FENOL
1. Alkohol
Bereaksi dengan asam karboksilat membentuk ester
Bereaksi dengan oksidator kuat
- Alkohol primer membentuk aldehida kemudian oksidasi lanjut membentuk asam
karboksilat
- Alkohol sekunder membentuk keton
- Alkohol tersier tidak bereaksi
Bereaksi dengan logam atau hidrida reduktor kuat reduktor kuat seperti Na atau NaH
membentuk R-ONa (Ntrium alkoksida)
Etanol dengan asam kuat membentuk etilen dan air
Bereaksi dengan asam halida membentuk alkil halida
Bereaksi dengan PX3 membentuk alkil halida
Bereaksi dengan asam sulfat membentuk alkil hidrosulfat
2. Fenol
Bereaksi dengan asam nitrat membentuk p-nitrofenol
Bereaksi dengan gas halogen membentuk 2,4,6 trihalofenol
Bereaksi dengan basa kuat seperti NaOH membentuk garam natrium fenoksida
102
PERBEDAAN ALKOHOL DAN FENOL
Fenol Alkanol
Bersifat asam Bersifat netral
Bereaksi dengan NaOH (basa),
membentuk garam natrium fenolat
Tidak bereaksi dengan basa
Tidak bereaksi dengan logam Na atau
PX3
Bereaksi dengan logam Na atau PX3
Tidak bereaksi dengan RCOOH
namun bereaksi dengan asil halida
(RCOX) membentuk ester
Bereaksi dengan RCOOH namun
bereaksi dengan asil halida (RCOX)
membentuk ester
STRUKTUR DAN TATANAMA FENOL
Fenol adalah senyawa dengan rumus ArOH, dimana Ar adalah fenil atau fenil
tersubstritusi atau aril. Fenol berbeda dari alkohol dari posisi gugus OH-nya yang langsung
berikatan dengan cincin aromatik.
103
NAMA IUPAC
Secara umum fenol diberi nama sebagai turunan dari anggota sederhana dalam famili,
fenol.
Metil fenol diberi nama khusus : kresol
Kadang-kadan fenol diberi nama sebagai senyawa hidroksi
TIOL
PENGERTIAN TIOL
Dalam kimia organik, tiol adalah sebuah senyawa yang mengandung gugus fungsi yang
terdiri dari atom sulfur dan atom hidrogen (-SH). Sebagai analog sulfur dari gugus alkohol (-
104
OH), gugus ini dirujuk baik sebagai gugus tiol ataupun gugus sulfhidril. Secara tradisional, tiol
sering dirujuk sebagai merkaptan.
STRUKTUR UMUM GUGUS FUNGSI TIOL
TATANAMA TIOL
Ketika gugus tiol adalah substituen pada alkana, terdapat beberapa cara penamaan:
Metode yang direkomendasikan oleh IUPAC adalah dengan menambahkan akhiran -
tiol pada nama alkana. Metode ini hampir identik dengan tatanama alkohol. Misalnya:
CH3SH akan menjadi metanatiol.
Metode lama, perkataan merkaptan menggantikan alkhol pada nama analog alkohol
senyawa itu. Misalnya: CH3SH menjadi metil merkaptan. (CH3OH bernama metil
alkohol)
Sebagai sebuah prefiks, istilah sulfanil atau merkapto digunakan. Sebagai
contoh: merkaptopurina.
SIFAT-SIFAT FISIK TIOL
Bau
Banyak senyawa tiol adalah cairan dengan bau yang mirip dengan bau bawang putih. Bau tiol
sering kali sangat kuat dan menyengat, terutama yang bermassa molekul ringan. Tiol akan
105
berikatan kuat dengan protein kulit. Distributor gas alam mulai menambahkan berbagai macam
tiol yang berbau tajam ke dalam gas alam yang tidak berbau tersebut setelah kasus peledakan
sekolah New London pada tahun 1937 di New London, Texas yang mematikan. Walaupun
demikian, tidak semua tiol berbau tidak sedap. Sebagai contoh, tioterpineol bertanggung jawab
atas aroma sedap buah Citrus × paradisi
Titik didih dan kelarutan
Oleh karena perbedaan elektronegativitas yang rendah antara hidrogen dengan sulfur, ikatan S-H
secara praktis bersifat kovalen nonpolar. Sehingga ikatan S-H tiol memiliki momen dipol yang
lebih rendah dibandingkan dengan ikatan O-H alkohol. Tiol tidak menampakkan efek ikatan
hidrogen, baik terhadap molekul air, maupun terhadap dirinya sendiri. Oleh karena itu, tiol
memiliki titik didih yang rendah dan kurang larut dalam air dan pelarut polar lainnya
dibandingkan dengan alkohol.
SIFAT- SIFAT KIMIA TIOL
SINTESIS
Metode pembuatan tiol mirip dengan pembuatan alkohol dan eter. Reaksinya biasanya
lebih cepat dan berendemen lebih tinggi karena anion sulfur merupakan nukleofil yang lebih baik
daripada atom oksigen. Tiol terbentuk ketika halogenoalkana dipanaskan dengan larutan natrium
hidrosulfida.
CH3CH2Br + NaSH heated in ethanol(aq) → CH3CH2SH + NaBr
Selain itu, disulfida dapat dengan mudah direduksi oleh reduktor seperti litium
aluminium hidrida dalam eter kering menjadi dua tiol.
R-S-S-R' → R-SH + R'-SH
Reaksi
106
Gugus tiol merupakan analog sulfur gugus hidroksil (-OH) yang ditemukan pada alkohol.
Oleh karena sulfur danoksigen berada dalam golongan tabel periodik yang sama, ia memiliki
sifat-sifat ikatan kimia yang mirip. Seperti alkohol, secara umum, ia akan terdeprotonasi
membentuk RS− (disebut tiolat), dan secara kimiawi lebih reaktif dari bentuk tiol terprotonasi
RSH.
Kimia tiol berhubungan dengan kimia alkohol: tiol membentuk tioeter, tioasetal,
dan tioester, yang beranalogi denganeter, asetal, dan ester. Lebih jauh lagi, gugus tiol dapat
bereaksi dengan alkena, membentuk tioeter.
Keasaman
Atom sulfur tiol lebih nukleofilik daripada atom oksigen pada alkohol. Gugus tiol bersifat
sedikit asam dengan pKa sekitar 10 sampai 11.
Dengan keberadaan basa, anion tiolat akan terbentuk, dan merupakan nukleofil yang
sangat kuat. Gugus dan anion ini dapat dengan mudah teroksidasi oleh reagen seperti bromin,
menghasilkan disulfida (R-S-S-R).
2R-SH + Br2 → R-S-S-R + 2HBr
Oksidasi oleh reagen yang lebih kuat, seperti natrium hipoklorit atau hidrogen peroksida,
menghasilkan asam sulfonat (RSO3H).
R-SH + 3H2O2 → RSO3H + 3H2O
CONTOH TIOL
Metanatiol - CH3SH
Etanatiol - C2H5SH
Koenzim A
Lipoamida
Glutationa
Sisteina
107
2-Merkaptoetanol
Ditiotreitol/ditioeritritol (pasangan epimer)
2-Merkaptoindola
transglutaminase
7. ALDEHID , KETON
Aldehid berasal dari alkohol primer yang teroksidasi, sedangkan keton berasal dari alkohol
sekunder yang teroksidasi.
Aldehid dan keton adalah contoh senyawa-senyawa karbonil yang banyak ditemukan di alam
bebas. Aldehid adalah senyawa organik yang karbon karbonilnya selalu berikatan dengan paling
108
sedikit satu atom hidrogen. Sedangkan keton adalah senyawa organik yang karbon karbonilnya
dihubungkan dengan 2 karbon lain.
Aldehid dan keton memiliki banyak manfaat. Contoh senyawa aldehid adalah formalin yang
sering digunakan dalam pengawetan zat organik. Sedangkan contoh senyawa keton adalah
aseton yang dapat digunakan untuk pembersih kuteks.
Gugus karbonil ialah satu atom karbon dan satu atom oksigen yang dihubungkan dengan ikatan
ganda dua. Gugus ini merupakan salah satu gugus fungsi yang paling lazim di alam dan terdapat
dalam karbohidrat, lemak, protein, dan steroid. Gugus fungsi ini dijumpai dalam senyawa
aldehid dan keton (Wilbraham dan Matta, 1992: 82).
Aldehida adalah persenyawaan dimana gugus karbonil diikat oleh satu gugus alkil/aril.
O
||
R – CH
Rumus ini sering disebut RCOH
Keton adalah persenyawaan dimana gugus karbonil diikat oleh dua gugus alkil/aril.
R – C – R
O
Rumus ini sering disingkat RCOR (Respati,1986: 183).
Perhatikan kemiripan strukturnya. Karena keduanya mengandung gugus karbonil, sifat kimia
aldehid dan keton serupa. Baik aldehid maupun keton sangat reaktif, tetapi aldehida biasanya
lebih reaktif dibanding keton (Wilbraham dan Matta, 1992: 83).
109
Aldehid berbeda dengan keton karena aldehid memiliki sebuah atom hidrogen yang terikat pada
gugus karbonilnya. Hal tersebut menyebabkan aldehid sangat mudah teroksidasi. Sebagai
sontoh, etanal, CH3CHO, sangat mudah dioksidasi menjadi etanoat, CH3COOH, atau ion etanoat,
CH3COO-. Sedangkan keton tidak memiliki atom hidrogen tersebut sehingga tidak mudah
dioksidasi. Keton hanya bisa dioksidasi dengan menggunakan agen pengoksidasi kuat yang
memilki kemampuan untuk memutus ikatan-ikatan karbon (Anonim2,2008).
Aldehid dan keton lazim didapat dalam sistem makhluk hidup. Gula ribosa dan hormon betina
progesteron merupakan dua contohaldehid dan keton yang penting secara biologis. Banyak
aldehid dan keton mempunyai bau yang khas yang memperbedakan umumnya aldehid berbau
merangsang dan keton berbau harum. Misalnya, trans-sinamaldehid adalah komponen utama
minyak kayu manis dan enantiomer-enentiomer, karbon yang menimbulkan bau jintan dan
tumbuhan permen (Fessenden dan Fessenden, 1986: 1).
Formaldehid, suatu gas tak berwarna, mudah larut dalam air. Larutan 40% dalam air dinamakan
formalin, yang digunakan dalam pengawetan cairan dan jaringan-jaringan. Formaldehid juga
digunakan dalam pembuatan resin sintetik. Polimer dari formaldehida, yang disebut
paraformaldehida, digunakan sebagai antiseptik dan insektisida. Asetaldehid adalah bahan baku
penting dalam pembuatan asam asetat, anhidrida asetat dan esternya, yaitu etil asetat
(Petrucci, 1993: 273).
Aseton adalah keton yang paling penting. Ia merupakan cairan volatil (titik didih 56oC) dan
mudah terbakar. Aseton adalah pelarut yang baik untuk macam-macam senyawa organik,
banyak digunakan sebagai pelarut pernis, lak dan plastik. Tidak seperti kebanyakan pelarut
organik lain, aseton bercampur dengan air dalam segala perbandingan. Sifat ini digabungkan
dengan volatilitasnya membuat aseton sering digunakan sebagai pengering alat-alat gelas
laboratorium. Alat-alat gelas laboratorium yang masih basah dibilas dengan mudah (Petrucci,
1993: 272).
ALDEHID
110
1. Tata Nama
Menurut sistem IUPAC, nama aldehid diturunkan dari nama alkana dengan mengganti
akhiran –a menjadi –al. Oleh karena itu, aldehid disebut juga alkanal. Tata nama pada
aldehid sama dengan tata nama pada alkohol, rantai terpanjang harus mengandung gugus
aldehid. Contoh:
Menurut sistem TRIVIAL, nama aldehid diturunkan dari nama asam karboksilat induk
dengan mengubah asam oat / asam –at menjadi aldehid.
2. Pembuatan Aldehid
111
Oksidasi Alkohol Primer
Oksidasi alkohol primer dengan katalis Ag/Cu, reaksi ini dalam industri digunakan untuk
membuat formaldehida/formalin.
RCH2OH RC(OH)2 RC=OH
Destilasi kering garam Na- karboksilat dengan garam natrium format.
natrium karboksilat + asam format alkanal + asam karbonat
RCOONa + HCOONa RC=OH + Na2CO3
Dari alkilester format dengan pereaksi Grignard (R-MgI)
HCOOR + R-MgI RC=OH + RO-MgI
RC(OH)2 RC=OH
3. Reaksi – Reaksi
Aldehida adalah golongan senyawa organik yang memiliki rumus umum R-CHO. Beberapa
reaksi yang terjadi pada aldehida antara lain:
Oksidasi
Aldehida adalah reduktor kuat sehingga dapat mereduksi oksidator-oksidator lemah. Perekasi
Tollens dan pereaksi Fehling adalah dua contoh oksidator lemah yang merupakan pereaksi
khusus untuk mengenali aldehida. Oksidasi aldehida menghasilkan asam karboksilat. Pereaksi
Tollens adalah larutan perak nitrat dalam amonia. Pereaksi ini dibuat dengan cara menetesi
larutan perak nitrat dengan larutan amonia sedikit demi sedikit hingga endapan yang mula-mula
112
terbentuk larut kembali. Pereaksi Tollens dapat dianggap sebagai larutan perak oksida (Ag2O).
aldehida dapat mereduksi pereaksi Tollens sehingga membebaaskan unsur perak (Ag).
Bila reaksi dilangsungkan pada bejana gelas, endapan perak yang terbentuk akan melapisi
bejana, membentuk cermin. Oleh karena itu, reaksi ini disebut reaksi cermin perak.
Pereaksi Fehling terdiri dari dua bagian, yaitu Fehling A dan Fehling B. fehling A adalah larutan
CuSO4, sedangkan Fehling B merupakan campuran larutan NaOH dan kalium natrium tartrat.
Pereksi Fehling dibuat dengan mencampurkan kedua larutan tersebut, sehingga diperoleh suatu
larutan yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi Fehling, ion Cu2+ terdapat sebagai ion kompleks.
Pereaksi Fehling dapat dianggap sebagai larutan CuO.
Reaksi Aldehida dengan pereaksi Fehling menghasilkan endapan merah bata dari Cu2O.
Pereaksi Fehling dipakai untuk identifikasi adanya gula reduksi (seperti glukosa) dalam air
kemih pada penderita penyakit diabetes (glukosa mengandung gugus aldehida).
Adisi Hidrogen (Reduksi)
Ikatan rangkap –C=O dari gugus fungsi aldehida dapat diadisi oleh gas hidrogen membentuk
suatu alkohol primer. Adisi hidrogen menyebabkan penurunan bilangan oksidasi atom karbon
gugus fungsi. Oleh karena itu, adisi hidrogen tergolong reduksi.
1. 1. Manfaat dan Penggunaan Aldehid
113
L arutan formaldehida 37% dalam air (formalin) untuk mengawetkan specimen biologi
dalam laboratorium / museum, karena dapat membunuh germs (desinfektan)
Formaldehida untuk membuat plastic terms set. damar buatan serta insektisida dan
germisida
Etanal atau asetaldehida sebagai bahan untuk karet atau damar buatan. Zat warna dan
bahan organic yang penting misalnya asam asetat, aseton, etilasetat, dan 1- butanol.
Zat ini sampai sekarang banyak diproduksi melalui :
- Oksidasi methanol dengan oksigen dar udara diberi katalis Cu
2CH3 – OH + O2 2H – CHO + 2H2O
- Reduksi CO dengan gas hydrogen :
Campuran gas CO dan hydrogen yang dialirkan melalui katalisator Ni atau Pt sehingga gas CO
direduksi menjadi formaldehida.
CO + H2 H – CHO
- Distlasi kering dari garam format :
2H + COONa H – CHO + Na2CO3
KETON
1. 1. Tata Nama
114
Menurut sistem IUPAC, Nama keton diturunkan dari alkana induknya, huruf akhir –a
diubah menjadi –on. Bila perlu digunakan nomor. Penomoran dilakukan sehingga gugus
karbonil mendapat nomor kecil.
Menurut sistem TRIVIAL, gugus alkil atau aril yang terikat pada karbonil dinamai,
kemudian ditambah kata keton. Kecuali: aseton.
Contoh :
pembuatan Keton
Oksidasi dari alkohol sekunder
Pereaksi: Pereaksi Jones (CrO3/aq.H2SO4), PCC, Natrium dikromat/aq. AcOH.
Aril keton dibuat melalui reaksi asilasi Friedel-Crafts cincin aromatik dengan klorida
asam menggunakan katalis AlCl3.
115
Rumus Struktur Nama IUPAC Nama Trivial
CH3–CO–CH3
CH3–CH2–CO –CH2–CH3
CH3–CO –CH2–CH2–CH3
CH3–CH2–CO –CH3
2, Propanon
3, Pentanon
2, Pentanon
2, Butanon
Dimetil Keton
Dietil Keton
Metil Propil Keton
Etil Metil Keton
Pemutusan oksidatif alkena yang salah satu/ kedua karbon tak jenuhnya terdisubstitusi.
3. Reaksi-reaksi Keton
- Reduksi keton oleh hidrogen akan menghasilkan alkohol sekunder
- Oksidasi
Keton merupakan reduktor yang lebih lemah daripada aldehid. Zat-zat pengoksidasi lemah
seperti pereaksi tollens dan pereaksi Fehling tidak dapat mengoksidasi keton. Oleh karena itu,
aldehid dan keton dapat dibedakan dengan menggunakan pereaksi-pereaksi tersebut.
Aldehid + pereaksi Tollens à cermin perak
116
Keton + pereaksi Tollens à tidak ada reaksi
Aldehid + pereaksi Fehling àendapan merah bata
Keton + pereaksi Fehling à tidak ada reaksi
¡ Larutan Fehling Larutan fehling adalah larutan basa bewarna biru tua. Larutan fehling dibuat
dari Cu(II) sulfat dalam larutan basa yang mengandung garam Rochelle, sehingga diperoleh ion
kompleks Cu(II) tartrat. Reaksinya adalah sebagai berikut:
¡ Larutan Tollens Larutan tollens dibuat dengan mencampur NaOH, AgNO3, dan NH3 sehingga
terbentuk ion kompleks [Ag(NH3)2]+. Reaksinya adalah sebagai berikut:
Ion kompleks [Ag(NH3)2]+ direduksi oleh aldehida/alkanal menjadi Ag, membentuk endapan Ag
menyerupai cermin perak pada dinding tabung.
117
4. Manfaat dan Kegunaan
Senyawa keton yang paling banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah aseton atau
propanon.Aseton banyak digunakan sebagai :
1. Pelarut senyawa karbon, misalnya sebagai pembersih cat kuku.
2. Bahan baku pembuatan zat organic lain seperti chlaroform yang digunakan sebagai obat
bius.
3. Selain aseton beberapa senyawa keton banyak yang berbau harum sehingga digunakan
sebagai campuran parfum dan kosmetika lainnya.
118
8. AMINA DAN AMIDA
Amina
1. Pengertian
Amina adalah senyawa organic yang mengandung atom nitrogen trivalent yang
mengandung atom nitrogen trivalen yang berkaitan dengan satu atau dua atau tiga atom karbon,
dimana amina juga merupakan suatu senyawa yang mengandung gugusan amino (-NH2, - NHR,
atau – NH2). Gugusan amino mengandung nitrogen terikat, kepada satu sampai tiga atom karbon
(tetapi bukan gugusan karbonil). Apabila salah satu karbon yang terikat pada atom nitrogen
adalah karbonil, senyawanya adalah amida, bukan amina.
2. Ciri Khas
Di antara sejumlah golongan senyawa organic yang memiliki sifat basa, yang terpenting
adalah amina. Di samping itu sejumlah amina memiliki keaktifan faali (fisiologis), misalnya
efedrina berkhasiat sebagai peluruh dahak, meskalina yang dapat mengakibatkan seseorang
berhalusinasi, dan amfetamina yang mempunyai efek stimulant. Kelompok senyawa alkaloid
yang berasal dari tumbuhan secara kimia juga meripakan bagian dari golongan basa organic
amina.
3. Rumus Umum
A. Rumus umum untuk senyawa amina adalah :
RNH2 R2NH R3N:
Dimana R dapat berupa alkil atau ari
B. Struktur
Amina merupakan senyawa organik yang terpenting dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki
urutan yang paling penting dalam senyawa organik, oleh karena itu amina tidak terlepas dari
semua unsur organik yang lain. Oleh karena itu sifat-sifat yang di pelajari dalam senyawa amina
119
akan sangat membantu dalam memahami aspek kimiawi kelompok alkoid yang mempunyai
peran pentig dalam pembuatan obat-obat sinetik dewasa ini. Amina adalah turunan amonia yang
satu atau lebih atom hidrogennya digantikan oleh gugus alkil atau senyawa karbon mengandung
nitrogen.
C. Tata Nama
Amina diberi nama dalam beberapa cara. Biasanya, senyawa tersebut diberikan awalan "amino-"
atau akhiran: ".-Amina" Awalan "N-" menunjukkan substitusi pada atom nitrogen. Suatu
senyawa organik dengan gugus amino beberapa disebut diamina, triamine, tetraamine dan
sebagainya.
Terdapat tiga jenis amina sesuai dengan jumlah atom H yang dapat digantikan oleh gugus alkil,
yaitu amina primer (R–NH2), amina sekunder (R2–NH), dan amina tersier (R3–N). Tata nama
trivial untuk ketiga senyawa tersebut diturunkan dari nama gugus alkilnya. Contoh :
Sistematis nama untuk beberapa amina umum:
120
Amina lebih rendah diberi nama dengan akhiran-amina.
Methylamine.png
metilamin
Amina lebih tinggi memiliki awalan amino sebagai kelompok fungsional.
2-amino-pentane.png
2-aminopentane
(atau kadang-kadang: terpendam-2-il-amina atau pentan-2-amina).
Tata Nama IUPAC (Sistematik)
Penataan nama secara sistematis (IUPAC), amina primer diturunkan dari alkana dengan
menambahkan kata –amino. Nomor atom karbon terkecil diberikan kepada atom karbon yang
mengikat gugus –NH2.
Contoh :
Senyawa amina dianggap turunan dari amonia sehingga sifat-sifatnya ada kemiripan dengan
amonia. Amina adalah basa lemah yang dapat mengikat proton (H+) membentuk garam
amonium. Misalnya, trimetilamina bereaksi dengan asam membentuk kation trimetilamonium.
(CH3)3N + H+ → (CH3)3NH+
121
Garam dari trimetilamonium lebih larut dalam air daripada amina yang sederajat. Reaksinya
dapat digunakan untuk melarutkan amina lain dalam larutan air. Garam amonium dari senyawa
amina berperan penting dalam obat-obatan yang tergolong daftar G (psikotropika). Misalnya,
kokain dipasarkan berupa garam hidroklorida berbentuk kristal padat berwarna putih. Obat batuk
dextromethorphan hidrobromine dibuat dalam bentuk garam amonium bromida.
Pada panel counter farmasi biasanya disediakan sampel garam amonium dari amina yang
digunakan untuk meyakinkan bahwa obatobatan tersebut larut dalam air.
Nama sistematik untuk amina alifatik primer diberikan dengan cara seperti nama sistematik
alkohol, monohidroksi akhiran –a dalam nama alkana induknya diganti oleh kata amina.
Contoh :
H3C-CH-CH3
2-propanamina
H3C-CH2-CH-CH2-CH3
3-pentanamina.
Untuk amina sekunder dan tersier yang asimetrik (gugus yang terikat pada atom N tidak
sama), lazimnya diberi nama dengan menganggapnya sebagai amina primer yang tersubtitusi
pada atom N. Dalam hal ini berlaku ketentuan bahwa gugus sustituen yang lebih besar dianggap
sebagai amina induk, sedangkan gugus subtituen yang lebih kecil lokasinya ditunjukkan dengan
122
cara menggunakan awalan N (yang berarti terikat pada atom N).
Tata Nama Trivial
Nama trivial untuk sebagian besar amina adalah dengan menyebutkan gugus-gugus alkil/aril
yang terikat pada atom N dengan ketentuan bahwa urutan penulisannya harus memperhatikan
urutan abjad huruf terdepan dalam nama gugus alkil/aril kemudian ditambahkan kata amina di
belakang nama gugus-gugus tersebut.
Contoh :
CH3
│
CH3——NH2 CH — C — NH2
│
CH3
Metilamina tersier-butilamina
D. Klasifikasi
Amina digolongkan menjadi amina primer (RNH2), sekunder (R2NH), atau tersier (R3N),
tergantung kepada jumlah atom karbon yang terikat pada atom nitrogen (bukan pada atom
karbon, seperti pada alkohol)
Beberapa (10) Amin Primer (suatu karbon Terikat kepada N).
CH3
│
CH3-NH2-CH3-C-NH2-NH2
│
CH3
Beberapa (20) Amin sekunder (Dua Korbon terikat kepadaN)
123
CH3-NH-CH3-NH-CH3
│
N
│
H
Beberapa (30) Amin Tersier (Tiga karbon Terkait kepada N):
CH
│
CH3 — N — CH3 N
│
CH3 N
│
CH3
E. Sifat-Sifat Amina
1. Sifat Kimia
Kebasaan
Seperti halnya amonia, semua amina bersifat sebagai basa lemah dan larutan amina dalam air
bersifat basa
Contoh :
H
│
CH3—N: + H – O- H CH3- N- H + HO
│
H, Metilamonium hidroksida.
[CH3NH3][HO]
Kb = ———————— = 4,37 × 10-4
124
[CH3NH2]
Harga pKb untuk CH3NH2= - log Kb = 3,36
Untuk menelaah kebasaan suatu amina, sering kali digunakan acuan tetapan ionisasi
konjugatnya (Ka). Untuk asam konjugat dari CH3NH2 yaitu CH3NH3+ harga tetapan ionisasi
asamnya adalah :
CH3NH3+ CH3NH2 + H+
[CH3NH2][H+]
Ka = = 4,37x10
[CH3NH3+]
Harga pKa untuk CH3NH3+ = -log Ka = 10,64
Harga pKa dan pKb untuk pasangan asam basa konjugat dinyatakan dengan persamaan: pKa +
pKb =1
Reaksi Amina dngan Asam
Amina yang larut maupun yang tidak larut dalam air dapat bereaksi dengan asam dan
menghasylkan garam yang larut dalam air.
Contoh :
(CH3CH2)2NH + HCl → (CH3CH2)2NH2+Cl-
dietilamonium klorida.
2. Sifat Fisik
Contoh :
HH
││
ROH—:OR R2NH —:NR2¨
kcal/mol 3kcal/mol
Titik didih dari amina yang mengandung suatu ikatan N—H adalah ditengah-tengah antara
alkana (tidak ada ikatan hidrogen) dan alcohol (ikatan alcohol kuat).
CH3CH2CH3 CH3CH2NH2 CH3CH2OH,
propana Etilamina Etanol.
125
Berat rumus : 44,45,46
Titik didh (°C): -42,17,78,5
Titik didih dari amina yang tidak mengandung ikatan N—H, jadi tidak mempunyai ikatan
hidrogen, lebih rendah dari amina yang mempunyai ikatan hidrogen.
F. Reaksi-Reaksi Amina
Reaksi Amina dengan Asam Nitrit
1. Amina alifatik primer dengan HNO2 menghasilkanalkohol disertai pembebasan gas N2
menurut persamaan reaksi di bawah ini :
CH3-CH-NH2 + HNO2→ CH3-CH-OH + N2 + H2O
││
CH3CH3
Isopropilamina (amina 1°) isopropil alkohol (alkohol 2°).
2. Amina alifatik/aromatik sekunder dengan HNO2 menghasilkan senyawa N-nitrosoamina
yang mengandung unsur N-N=O
Contoh :
H N=O
N + HNO2 → N + H2O
CH3 CH3
N-metilanilina N-metilnitrosoanilina
3. Amina alifatik/aromatik dengan HNO2 memberikan hasil reaksi yang ditentukkan oleh jenus
amina tersier yang digunakan. Pada amina alifatik/aromatik tersier reaksinya dengan HNO2
mengakibatkan terjadinya sustitusi cincin aromatik oleh gugus –NO seperti contoh dibawah ini :
CH3CH2
N + HNO2 → N + H2O
CH3 CH3
N,N-dietilanilina p-nitroso –N,N- dimetilanilina.
126
4. Amina aromatik primer jika direaksikan dengan HNO2 pada suhu 0°C menghasilkan garam
diazonium
Contoh: :
+
NH2+HNO2+HCl N= : Cl + 2H2O
Anilina benzenadiaazonium klorida.
Reaksi Amina dengan Asam
Contoh :
(CH3CH2)2NH + HCl (CH3CH2)2NH+Cl-
Dietilamonium klorida
G. Pembuatan Amina
Ada dua jalan umum untuk pembentukan amina yaitu subtitusi dan reduksi.
1. Reaksi Subtitusi dari Alkil Halida
Ammonia dan mengandung pasangan elektron sunyi pada atom nitrogen, oleh sebab itu, senyawa
itu dapatbertindak sebagai nukleofil dalm reaksi subtitusi nukleofilik dari alkil halida. Reaksi
dengan amonia menghasilkan garam dari amin primer. Bila garam amina ini direaksikan dengan
basa akan dibebaskan amina bebas.
Reaksi alkil halida dengan amina dan bukan amonia akan menghasilkan amin sekunder, tersier,
atau garam amonium kuarterner, tergantung pada amina yang digunakan. +
CH3CH2Br + CH3CH2 CH3CH2NH2CH3 Br - - OH CH3CH2NH2CH3
10 amina 20 amina
+
CH3CH2Br + (CH3)2 NH CH3CH2NH2 (CH3)2 Br - - OH
20 amina
CH3CH2N(CH3)2
30 amina
CH3CH2Br + (CH3)3 N CH3CH2N(CH3)2
127
2. Reaksi Reduksi dari Senyawa Nitrogen lain
Reduksi dari amida atau nitril dengan litium aluminium hidrida atau dengan gas hidrogen
(hidrogenasi katalitik) menghasilkan amina. Dengan amida, amin primer, sekunder, atau tersier
bisa didapat, tergantung kepada jumlah substitusi pada amida nitrogen.
Amida yang disubtitusi
CH3CH2CH2 —C N CH3CH2CH2- CH2NH2
Nitril 1°amina.
128
AMIDA
Amida adalah suatu jenis senyawa kimia yang dapat memiliki dua pengertian. Jenis
pertama adalah gugus fungsional organik yang memiliki gugus karbonil (C=O) yang berikatan
dengan suatu atom nitrogen (N), atau suatu senyawa yang mengandung gugus fungsional ini.
Jenis kedua adalah suatu bentuk anion nitrogen.
Senyawa amida merupakan turunan dari asam karboksilat dimana gugus karboksil digantikan
kedudukannya oleh –NH2. Sehingga amida memiliki rumus umum :
Dimana R merupakan hidrogen atau alkil atau aril radikal.
Amida adalah suatu senyawa organik yang mempunyai nitrogen trivalen yangterikat pada
suatu gugus karbonil. Dan merupakan turunan dari asam karboksilat yangsangat tidak reaktif,
dimana gugus –OH diganti dengan –NH2 atau amoniak, dimana1 H diganti dengan asil.
Dalam senyawa amida, gugusfungsi asil berkaitan dengan gugus –NH 2. Dalam
pemberian namanya, akhiran –Oat atau –At dalam nama asam induknya diganti dengan
kata amida.
Amida biasanya adalah senyawa organik yang mengandung gugus fungsional yang terdiri
dari gugus asil ( RC=O) terkait dengan atom Nitrogen (N). Hal ini membuat amida untuk
membentuk terdeprotonasi amonia (NH3) atau amina, sering direpresentasikan sebagai R2N-
anion.
129
Turunan-turunan asam karboksilat memiliki stabilitas dan reaktifitas yang berbeda tergantung
pada gugus yang melekat pada gugus karbonil. Antara stabilitas dan reaktifitas memiliki
hubungan terbalik. Ketika suatu senyawa stabil maka senyawa tersebut akan bersifat kurang
reaktif dan sebaliknya.Amida merupakan salah satu senyawa yang paling stabil dan amida tidak
mudah berubah menjadi jenis molekul lain.
Amida banyak digunakan dalam alam dan teknologi sebagai bahan struktural.
Keterkaitanamida mudah dibentuk, menganugerahkan kekakuan struktural dan menolak
terjadinyahidrolisis. Nilon (poliamida) adalah material yang sangat tangguh termasuk twaron dan
kevlar. Hubungan amida dalam konteks hubungan biokimia disebut peptida. Hubungan
amidayang seperti itu mendefinisikan molekul protein. Struktur sekunder protein terbentuk
karenakemampuan ikatan hydrogen dari amida. Amida memiliki berat molekul rendah,
sepertidimetilformamida (HC (O) N (CH3)2) yang biasa digunakan sebagai pelarut. Banyak obat
yang bahan dasarnya amida, seperti penisilin dan LSD.
kimiaorganikguruh.blogspot.com/2012/06/amida.html
Amida merupakan salah satu turunan dari asam karboksilat. Turunan-turunan
asamkarboksilat memiliki stabilitas dan reaktifitas yang berbeda tergantung pada gugus
yangmelekat pada gugus karbonil. Stabilitas dan reaktifitas memiliki hubungan terbalik,
yangberarti bahwa senyawa yang lebih stabil umumnya kurang reaktif dan sebaliknya. Karena asilhalida
adalah kelompok paling tidak stabil, masuk akal bahwa senyawa ini dapat secara kimiadiubah ke
jenis lain. Karena amida adalah jenis yang paling stabil, secara logis harusmengikuti bahwa
amida tidak dapat dengan mudah berubah menjadi jenis molekul lain.
130
Stabilitas semua jenis asam karboksilat derivatif umumnya ditentukan oleh kemampuan
kelompok fungsional untuk menyumbangkan elektron ke seluruh molekul. Pada dasarnya,
semakin elektronegatif atom atau kelompok yang melekat pada gugus karbonil maka molekulakan
kurang stabil. Hal ini mudah menjelaskan fakta bahwa asil halida yang paling reaktif, karena
halida biasanya cukup elektronegatif. Ini juga menjelaskan mengapa anhidrida asamtidak stabil,
dengan dua kelompok karbonil begitu dekat bersama oksigen di antara mereka sehingga tidak
dapat menstabilkan baik oleh resonansi maupun pada pinjaman elektron untuk kedua karbonil.
Urutan kereaktifan asam karboksilat derivatif adalah sebagai berikut.
Asil Halida (CO-X) > Anhidrida Asil > (-CO-O-OCR) > Tioester Asil(-CO-SR) >EsterAsil
(COOR) > Amida(-CO-NR2)
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, molekul yang lebih di kiri dapat berubah menjadi
molekul yang lebih di kanan, yaitu jenis derivatif lebih reaktif (asil halida) dapat langsungdiubah
menjadi jenis derivatif kurang reaktif (ester dan amida).
Tata Nama Amina
Untuk pemberian nama senyawa amida adalah dengan menyebutkan berdasarkan nama asam
tempat ia berasal dan kemudian di akhiri dengan akhiran amida.
Contoh :
CHCONH2 = metanamida
CH3CONH2 = eteanamida
CH3CH2CONH2 = propanamida
131
Sedangkan untuk rantai yang bercabang, pemberian nama pada amida karbon pada –CONH2
dianggap sebagai atom karbon nomor 1, contoh :
Struktur dan Ikatan
Amida paling sederhana adalah turunan dari amonia dimana satu atom hidrogen telah
digantikan oleh gugus asil. Pada umumnya amida direpresentasikan sebagai RC (O) NH2.Amida
dapat berasal dari amina primer (R'NH2) dengan rumus RC (O) NHR '. Amida jugaumumnya
berasal dari amina sekunder (R'RNH) dengan rumus RC (O) NR'R. Amidabiasanya dianggap
sebagai turunan dari asam karboksilat di mana gugus hidroksil telahdigantikan oleh amina atau
amonia.
Sifat Fisika dan Kimia
1. Sifat Fisik Amida
Amida mudah membentuk ikatan hidrogen sehingga titik didihnya tinggi dibandingkan
senyawa lain dengan bobot molekul yang sama, namun bila terdapat subtituen aktif pada atom
nitrogennya maka titik didih dan titik lelehnya cenderung menurun karena kemampuan untuk
membentuk ikatan hidrogen juga menurun. Mudah larut di dalam air karena dengan adanya
gugus C=O dan N-H memungkinkan terbentuknya ikatan hidrogen.
Kepolaran molekul senyawa turunan asam karboksilat yang disebabkan oleh adanaya gugus
karbonil (-C-), sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat fisiknya (titik didih,titik lebur dan
kelarutan)diketahui bahwa titij didih halida asam, anhidrida asam karboksilat dan ester hampir
132
sama hampir sama dengan titk didih aldehid dan keton yang brat molekulnya sebanding. Perlu
diingat bahwa aldehid dan keton adalah senyawa yang juga mengandung gugus karbonil. Khusus
untuk senyawa amida, ternyata harga titik didihnya cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh adanya
ikatan hidrogen antar molekulnya yang digambarkan sebagai berikut :
R
H C…O N – H ….O N – H
C H
R
2. Sifat Kimia Amida
Amida bereaksi dengan nukleofil, misalnya dapat dihidrolisis dengan air. Amida dapat
direduksi dengan litium anhidrida menghasilkan amina. Kegunaan Amida Amida yang sangat
terkenal adalah ureum (urea), yaitu suatu diamida dari suatu asam karbonat. Urea merupakan
padatan kristal tak berwarna, dan merupakan hasil akhir metabolisme protein. Orang dewasa
rata-rata menghasilkan 30 g urea dalam air seni-nya sehari-hari. Urea dihasilkan besar-besaran
untuk pupuk.pada tanaman-tanaman pertanian dan perkebunan. Urea juga digunakan sebagai
bahan baku pembuatan obat dan plastik.
Turunan-turunan asamkarboksilat memiliki stabilitas dan reaktifitas yang berbeda
tergantung pada gugus yangmelekat pada gugus karbonil. Stabilitas dan reaktifitas memiliki
hubungan terbalik, yangberarti bahwa senyawa yang lebih stabil umumnya kurang reaktif dan sebaliknya.
Karena asilhalida adalah kelompok paling tidak stabil, masuk akal bahwa senyawa ini dapat secara
kimiadiubah ke jenis lain. Karena amida adalah jenis yang paling stabil, secara logis
harusmengikuti bahwa amida tidak dapat dengan mudah berubah menjadi jenis molekul
lain.Stabilitas semua jenis asam karboksilat derivatif umumnya ditentukan oleh
kemampuankelompok fungsional untuk menyumbangkan elektron ke seluruh molekul. Pada
dasarnya,semakin elektronegatif atom atau kelompok yang melekat pada gugus karbonil maka
molekulakan kurang stabil. Hal ini mudah menjelaskan fakta bahwa asil halida yang paling
reaktif karena halida biasanya cukup elektronegatif.
133
Amida adalah suatu jenis senyawa kimia yang dapat memiliki dua pengertian. Jenis pengertian
pertama adalah gugus fungsional organik yang memiliki gugus karbonil ( C=O ) yang berikatan
dengan suatu atom nitrogen ( N ), atau suatu senyawa yang mengandung gugus fungsional ini.
Jenis pengertian kedua adalah suatu bentuk anion nitrogen. Amida dengan kelompok NH2 bisa
didehidrasi dengan sebuah nitril.
Deskripsi Amida
Amida adalah senyawa yang merupakan turunan asam karbosilat yang diperoleh dari
penggantian –OH pada gugus –COOH oleh gugus –NH2. Dengan demikian rumus umum untuk
amida adalah:
R-CO-NH2
Pembutan Amida
a. Dari Asam Karboksilat
Asam karboksilat diubah terlebih dahulu menjadi sebuah garam amonium yang kemudian akan
menghasilkan amida pada pemanasan. Garam amonium dibentuk dengan menambahkan
amonium karbonat padat kepada suatu kelebihan asam. Sebagai contoh, amonium etanoat dibuat
dengan menambahkan amonium karbonat ke kelebihan asam etanoat.
Ketika reaksi selesai, campuran dipanaskan dan terjadi dehidrasi garam amonium karbonat
sehingga menghasilkan amida yaitu etanamida.
134
b. Dari Asil Klorida
Pada asil klorida (RCOCL) terdapat atom klorin yang mudah untuk digantikan oleh substituen
lain. Misalnya oleh –NH2 untuk membentuk Amida.
Pada tahap pertama, amonia bereaksi dengan etanoil yang kemudian menghasilkan etanamida
dan gas hidrogen klorida.
Hidrogen klorida kemudian di reaksikan dengan amonia berlebih untuk menghasilkan amonium
klorida.
Kemudia kedua reaksi tersebut digabungkan sehingga akan menghasilkan persamaan berikut :
c. Dari Anhidrida Asam
Pada tahap pertama, anhidrida etanoat ditambahkan dengan larutan amonia pekat, sehingga
terbentuk etanamida dan asam etanoat.
Kemudian asam etanoat yang dihasilkan direaksikan dengan amonia berlebih sehingga
menghasilkan amonium etanoat.
CH3COOH + NH3 CH3COONH4
135
Kemudian kedua reaksi digabungkan sehingga menghasilkan persamaan berikut :
(CH3CO)2O + 2NH3 CH3CONH2 + CH3COONH4
Kelarutan
Kelarutan dari amida dan ester secara kasar sebanding. Biasanya amida kurang larut
dibandingkan amina dan asam karboksilat yang sebanding karena senyawa ini dapat dengan
baik menyumbangkan dan menerima ikatan hidrogen.
Hidrolisis Amida
Secara teknis, hidrolisis adalah reaksi dengan air. Itulah yang terjadi ketika amida dihidrolisis
(dengan adanya asam encer seperti asam klorida encer, asam ini bertindak sebagai katalis untuk
reaksi antara amida dan air).
a. Hidrolisis dalam kondisi asam
Jika ethanamide dipanaskan dengan cairan asam (seperti asam klorida), asam etanoat
terbentuk bersama dengan ion amonium. Jadi, jika kita menggunakan asam klorida, larutan akhir
akan mengandung amonium klorida dan asam etanoat.
b. Hidrolisis dalam kondisi alkali
Jika ethanamide dipanaskan dengan larutan natrium hidroksida, gas amonia akan lepas dan
kita hanya mendapatkan larutan yang mengandung natrium etanoat.
SINTESIS AMIDA
Senyawa amida dapat disintesis dengan beberapa cara yaitu:
1) Dehidrasi garam ammonium, dimana asam karboksilat dicampur dengan amina akan
diperoleh garam ammonium yang kemudian didehidrasi membentuk senyawa amida. Asam
karboksilat diubah terlebih dahulu menjadi sebuah garam amonium yang kemudian
menghasilkan amida pada pemanasan. Garam amonium dibentuk dengan menambahkan
136
amonium karbonat padat kepada suatu kelebihan asam. Sebagai contoh, amonium etanoat dibuat
dengan menambahkan amonium karbonat ke kelebihan asam etanoat.
Ketika reaksi selesai campuran dipanaskan dan terjadi dehidrasi garam ammonium memproduksi
ethanamide.
2) Amida dapat disintesis dengan mereaksikan antara ester dengan amonia cair dan
menghasilkan hasil samping etanol. Ester juga dapat bereaksi dengan amonia atau amida,
walaupun reaksi ini berjalan lebih lambat dibandingkan dengan reaksi-reaksi di atas. Secara
umum reaksi pembuatan amida dari ester ditulis sebagai berikut:
3) Amida juga dapat disintesis dengan turunan asam karboksilat lainnya seperti
anhidrida asam, halida asam dengan amonia cair. Amonia, amina primer dan amina sekunder
dapat bereaksi dengan anhidrida asam menghasilkan amida. Pada reaksi ini yang umum
digunakan adalah anhidrida asam asetat.
Asam asetat yang terjadi dapat bereaksi lebih lanjut dengan NH3 menghasilkan CH3COO- NH4,
CH3 COO-NH3R+ atau CH3COO- NH3R2+.
137
Senyawa amida dapat disintesis dengan beberapa cara yaitu dengan dehidrasi garam
ammonium, dimana asam karboksilat dicampur dengan amina akan diperoleh garam ammonium
yang kemudian didehidrasi membentuk senyawa amida. Menurut Fessenden, R.J. dan Fessenden,
J.S. (1986) amida dapat disintesis dengan mereaksikan antara ester dengan amoniak cair dan
menghasilkan hasil samping etanol. Amida juga dapat disintesis dengan turunan asam
karboksilat lainnya seperti anhidrida asam halida asam dengan amoniak cair.
Sintesis senyawa amida telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya, diantaranya
adalah Sintesis senyawa amida dari trigliserida telah dilakukan oleh Farizal (2004), dimana
senyawa amida dibuat dengan mereaksikan antara trigliserida dengan amoniak berlebih dengan
berbagai variasi waktu dan suhu tetapi tanpa menggunakan katalis. Hal yang sama juga telah
dilakukan oleh Makmun, S.W (2004) yang mensintesis senyawa fatty amida dari minyak kelapa
sawit dengan metode yang sama yaitu dengan mereaksikan metil oleat dengan amoniak berlebih
tetapi tanpa penggunaan pelarut dan katalis, dimana mengalami kesulitan karena
konsentrasi lemak yang tinggi sehingga reaksinya dengan amoniak kemungkinan
akan membutuhkan energi yang sangat besar. Manihuruk (2009) juga telah berhasil mensintesis
asam azelat dengan amoniak bertekanan menggunakan katalis nikel pada suhu 1800C senyawa
ini mempunyai 2 gugus karboksil, reaksi asam azelat dengan ammoniak tersebut menghasilkan
senyawa Nonana-1,9-diamida sebanyak 70,2%. Sintesis dekanamida dari asam dekanoat juga
telah dilakukan oleh manihuruk (2008) yaitu dengan mereaksikan asam dekanoat
(C10H21COOH) dengan amoniak bertekanan menggunakan katalis nikel berlangsung pada suhu
1500C (Hutauruk,2008).
Karena itu, dalam penelitian ini senyawa amida disintesis dari asam palmitat, suatu asam
rantai panjang (C15H31COOH), dengan mereaksikan asam palmitat dengan gas amoniak
menggunakan katalis Nikel dilakukan selama 10 jam pada suhu 1800C sehingga diharapkan
ikatan N-H dapat dipecah dengan energi yang lebih rendah dan memudahkan berjalannya reaksi
amidasi.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19863/5/Chapter%20I.pdf
138
KEGUNAAN AMIDA
Senyawa amida memiliki kegunaan yang luas dalam kehidupan antara lain:
- dapat berguna dalam pembuatan obat-obatan seperti sulfoamida yang digunakan
untuk melawan infeksi dalam tubuh manusia
- sebagai zat antara dalam pembuatan amina
- sebagai bahan awal dalam pembuatan suatu polimer seperti palmitamida
yang digunakan sebagai bahan penyerasi pada penguatan karet alam dengan
silika.
Ada juga Formamida yang digunakan sebagai pelarut dan juga untuk bahan pelunak.
Dan Asetamida banyak sekali diperlukan dalam sintesis senyawa organik, baik sebagai pereaksi
maupun pelarut dan juga untuk bahan pembasah.
139
9. HIDROCARBON AROMATIK
Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri atas hidrogen dan karbon. Pembakaran
sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan uap air (H2O) dan karbon dioksida (CO2) dan
pembakaran tidak sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan uap air (H2O), karbon
dioksida (CO2), dan karbon monoksida (CO). Sumber utama senyawa karbon adalah minyak
bumi dan batu bara.
Adanya uap air dapat dideteksi dengan menggunakan kertas kobalt biru yang akan menjadi
berwarna merah muda dengan adanya air. Sedangkan adanya gas karbon dioksida dapat dideteksi
dengan menggunakan air barit (Ca(OH)2 atau Ba(OH)2) melalui reaksi:
CO2 (g) + Ca(OH)2 (aq) CaCO3 (s) + H2O (l)
Senyawa karbon yang pertama kali disintesis adalah urea (dikenal sebagai senyawa
organik) oleh Friederick Wohler dengan memanaskan amonium sianat menjadi urea di
laboratorium.
Karbon organic Karbon anorganik
Di dalam strukturnya terdapat rantai
atom karbon.
Di dalam strukturnya tidak terdapat
rantai atom karbon
Struktur molekulnya dari yang
sederhana sampai yang besar dan
kompleks
Struktur molekulnya sederhana
Mempunyai isomer Tidak mempunyai isomer
Mempunyai ikatan kovalen Mempunyai ikatan ion
Titik didih/leleh rendah Titik didih/leleh tinggi
Umumnya tidak mudah larut dalam
airMudah larut dalam air
Kurang stabil terhadap pemanasan Lebih stabil terhadap pemanasan
Reaksi umumnya berlangsung lambat Reaksi berlangsung lebih cepat
140
Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang tersusun atas unsur hidrogen dan karbon.
Senyawa hidrokarbon dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu :
• Senyawa hidrokarbon alifatik,yaitu senyawa hidrokarbon yang mempunyai rantai lurus
(terbuka) dan atau bercabang. Berdasarkan ikatan yang terdapat dalam rantai karbonnya,senyawa
hidrokarbon alifatik dapat dibagi atas dua jenis ,yaitu :
1. Hidrokarbon jenuh ,yaitu pada rantai karbonnya semua berikatan tunggal Hidrokarbon
jenis ini disebut alkana.
2. Hidrokarbon tak jenuh ,yaitu pada rantai karbonnya terdapat ikatan rangkap dua atau tiga.
Hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap dua disebut alkena,sedangkan hidrokarbon yang
mengandung ikatan rangkap tiga disebut alkuna.
• Senyawa hidrokarbon siklik,yaitu senyawa hidrokarbon yang mempunyai struktur
cincin (melingkar). Senyawa ini dibagi menjadi dua jenis,yaitu :
1. Hidrokarbon alisiklik,yaitu pada struktur cincinnya semua berikatan tunggal.
2. Hidrokarbon aromatik ,yaitu senyawa organik yang mempunyai cincin benzene.
A. KEKHASAN ATOM KARBON
Atom karbon memiliki empat elektron valensi dengan rumus Lewis yang ditunjukkan
di samping. Keempat elektron valensi tersebut dapat membentuk empat ikatan kovalen
melalui penggunaan bersama pasangan elektron dengan atom-atom lain. Atom karbon dapat
berikatan kovalen tunggal dengan empat atom hidrogen membentuk molekul metana (CH4).
141
Selain dapat berikatan dengan atom-atom lain, atom karbon dapat juga berikatan
kovalen dengan atom karbon lain, baik ikatan kovalen tunggal maupun rangkap dua dan
tiga, seperti pada etana, etena dan etuna (lihat pelajaran Tata Nama Senyawa Organik).
Kecenderungan atom karbon dapat berikatan dengan atom karbon lain memungkinkan
terbentuknya senyawa karbon dengan berbagai struktur (membentuk rantai panjang atau
siklik). Hal inilah yang menjadi ciri khas atom karbon.
Jika satu atom hidrogen pada metana (CH4) diganti oleh gugus –CH3 maka akan
terbentuk etana (CH3–CH3). Jika atom hidrogen pada etana diganti oleh gugus –CH3 maka
akan terbentuk propana (CH3–CH2–CH3) dan seterusnya hingga terbentuk senyawa karbon
berantai atau siklik.
B. PENGGOLONGAN SENYAWA HIDROKARBON
1. Berdasarkan jumlah atom karbon yang diikat oleh atom karbon lainnya
a. Atom C primer, adalah atom C yang diikat oleh 1 atom C yang lain.
b. Atom C sekunder, adalah atom C yang diikat oleh 2 atom C yang lain.
c. Atom C tersier, adalah atom C yang diikat oleh 3 atom C yang lain.
d. Atom C kuartener, adalah atom C yang diikat oleh 4 atom C yang lain.
keterangan:
nomor (1) : atom C primer
nomor (2) : atom C sekunder
nomor (3) : atom C tersier
nomor (4) : atom C kuartener
2. Berdasarkan kerangkanya
a. Senyawa hidrokarbon rantai terbuka (alifatik), adalah senyawa hidrokarbon yang
memiliki rantai karbon terbuka, baik lurus, bercabang, berikatan tunggal atau
berikatan rangkap 2 atau rangkap 3.
b. Senyawa hidrokarbon rantai tertutup (asiklik), adalah senyawa hidrokarbon yang
memiliki rantai tertutup. Dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
142
Senyawa hidrokarbon asiklik, yaitu senyawa hidrokarbon dengan rantai tertutup
yang mengandung ikatan jenuh atau tidak jenuh.
Senyawa hidrokarbon aromatik, yaitu senyawa hidrokarbon dengan rantai
tertutup yang membentuk cincin benzena atau terdapat ikatan rangkap dan
tunggal yang bergantian.
3. Berdasarkan kejenuhan ikatannya
a. Hidrokarbon jenuh, adalah senyawa hidrokarbon yang atom C nya mempunyai ikatan
tunggal/tidak mempunyai ikatan rangkap (− C − C −). Contoh golongan alkana.
b. Hidrokarbon tak jenuh, adalah senyawa hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih
ikatan rangkap (C − C = C −) atau ikatan rangkap tiga (− C ≡ C −). Contoh golongan
alkena dan alkuna.
ALKANA
Alkana adalah senyawa hidrokarbon alifatik jenuh, yaitu hidrokarbon rantai terbuka yang semua
ikatan karbon-karbonnya merupakan ikatan tunggal (—C—C—).
143
Rumus umum alkana yaitu : C n H 2n+2 (n = jumlah atom C)
Rumus struktur dan molekul beberapa senyawa alkana
Jumlah
Atom C
Rumus
Molekul
Struktur Nama
Alkuna
1 CH4 CH4 Metana
2 C2H6 CH3 -CH3 Etana
3 C3H8 CH3 -CH2 -CH3 Propana
4 C4H10 CH3 -CH2 -CH2 -CH3 Butana
5 C5H12 CH3 -CH2 -CH2 -CH2 -CH3 Pentana
6 C6H14 CH3-CH2 -CH2 -CH2 -CH2 -CH3 Heksana
7 C7H16 CH3-CH2 -CH2 -CH2 -CH2 -CH2 -CH3 Heptana
8 C8H18 CH3-CH2 -CH2 -CH2 -CH2 -CH2 -CH2 -CH3 Oktana
9 C9H20 CH3-CH2 -CH2 -CH2 -CH2 -CH2 -CH2 -CH2 -CH3 Nonana
10 C10H22 CH3-CH2 -CH2 -CH2 -CH2 -CH2 -CH2 -CH2 -CH2 -
CH3
Dekana
Deret Homolog Alkana
Adalah suatu golongan / kelompok senyawa karbon dengan rumus umum yang sama,
mempunyai sifat yang mirip dan antar suku-suku berturutannya mempunyai beda CH 2 .
Sifat-sifat deret homolog :
Mempunyai sifat kimia yang mirip
Mempunyai rumus umum yang sama
Perbedaan Mr antara 2 suku berturutannya sebesar 14
Makin panjang rantai karbon, makin tinggi titik didihnya
Isomer Alkana
Alkana yang mempunyai rumus molekul sama, tetapi rumus struktur beda
CH 4, C 2 H 6, C 3 H 8 tidak mempunyai isomer
Alkana Jumlah Isomer
C 4 H 10 2
144
C 5 H 12 3
C 6 H 14 5
C 7 H 16 9
C 8 H 18 28
C 9 H 20 35
C 10 H 22 75
Tata Nama Alkana
Untuk rantai C yang tidak bercabang :
1. Nama alkananya : di beri awalan n (normal)
Contoh : CH3 - CH2 - CH3 n - propana
CH3 - CH2 - CH2 - CH3 n - butana
2. Untuk rantai C yang bercabang
Nama alkananya dimulai dari rantai C yang terpanjang
Contoh :
CH3(8) - CH2(7) - CH2(6) - CH2(5) - CH2(4) - CH(3) - CH3
|
CH2(2)
|
CH3(1)
nama : 3-metil oktana
3. Nama alkananya di hitung dari ujung rantai yang terdekat dengan cabang. Cabang di beri
nama alkil, dengan mengganti akhiran -ana menjadi il. Gugus alkil mempunyai rumus umum
CnH2n+1 dan dilambangkan dengan R.
Contoh :
H3C(1) - CH(2) - CH2(3) - CH(4) - CH2(5) - CH2(6) - CH3(7)
| |
145
CH3 CH3
Nama: 2,4 - dimetil heptana
4. Nama cabang yang sama cukup disebut satu kali, apabila terdapat lebih dari satu macam
cabang yang terikat pada atom C yang sama di beri tambahan awalan : di, tri, tetra, dst.
Contoh :
CH3 CH3
| |
H3C(5) - CH2(4) - CH(3) - C(2) - CH3(1)
|
CH3
Nama : 2,2,3-trimetil pentana
5. Jika terdapat 2 cabang atau lebih yang memiliki nama cabang yang berbeda maka, penamaan
cabang disusun berdasarkan alphabet.
Contoh : H3C(1) - CH(2) - CH(3) - CH2(4) - CH2(5) - CH2(6) - CH3(7)
| |
CH3 CH2
|
CH3
Nama : 3-etil-2-metil heptana
6. Jika rantai C terpanjang ada 2 kemungkinan. Maka dipilih rantai yang mempunyai cabang
paling banyak.
Contoh : H3C(6) - CH2(5) - CH2(4) - CH(3) - CH2 - CH3
|
CH(2) - CH3
|
CH3(1)
Nama : 3-etil-2-metil heksana
146
Kegunaan Alkana
Secara umum alkana berguna sebagai bahan bakar dan bahan baku industri petrokimia.
a. Metana : bahan bakar, bahan baku pembuatan zat kimia
b. Propana : komponen utama gas LPG
c. Butana : bahan bakar kendaraan, bahan baku karet sintesis
d. Oktana : komponen utama bensin
e. Etana : bahan bakar untuk memasak, sebagai refrigerant dalam sistem pendinginan
dua tahap untuk suhu rendah.
ALKENA
Alkena adalah senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh dengan satu ikatan rangkap (-C=C-).
Jika mengandung dua ikatan rangkap disebut alkadiena.
Jika mengandung tiga ikatan rangkap disebut alkatriena.
Rumus umum alkana yaitu : C n H 2n (n = jumlah atom C)
Rumus struktur dan molekul beberapa senyawa alkena
Jumlah
Atom C
Rumus
Molekul
Struktur Nama
Alkena
2 C2H4 CH2=CH2 Etena
3 C3H6 CH2=CH- CH3 Propena
4 C4H8 CH2=CH- CH2- CH3 Butena
5 C5H10 CH2=CH- CH2- CH2- CH3 Pentena
6 C6H12 CH2=CH- CH2- CH2- CH2- CH3 Heksena
7 C7H14 CH2=CH- CH2- CH2- CH2- CH2- CH3 Heptena
8 C8H16 CH2=CH- CH2- CH2- CH2- CH2- CH2- CH3 Oktena
9 C9H18 CH2=CH- CH2- CH2- CH2- CH2- CH2- CH2- CH3 Nonena
10 C10H20 CH2=CH- CH2- CH2- CH2- CH2- CH2- CH2- CH2-
CH3
Dekena
147
TATA NAMA PADA ALKENA
1) Nama alkena diturunkan dari nama alkana yang sesuai (yang jumlah atom Cnya sama),
dengan mengganti akhiran –ana menjadi –ena .
2) Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung ikatan rangkap.
3) Penomoran dimulai dari salah 1 ujung rantai induk sedemikian sehingga ikatan rangkap
mendapat nomor terkecil.
4) Posisi ikatan rangkap ditunjukkan dengan awalan angka yaitu nomor dari atom C berikatan
rangkap yang paling tepi / pinggir (nomor terkecil).
5) Penulisan cabang-cabang, sama seperti pada alkana.
Kegunaan Alkena
a. Etena : sebagai bahan baku pembuatan plastik polietena (PE).
b. Propena : untuk membuat plastik polipropilena (PP) untuk membuat serat sintesis dan
peralatan masak.
ALKUNA
Alkuna adalah senyawa hidrokarbon alifatik (senyawa karbon yang rantai C nya terbuka dan
rantai C itu memungkinkan bercabang) yang memiliki ikatan rangkap tiga (-CC-).
148
Jika mengandung dua ikatan rangkap tiga, maka disebut alkadiuna.
Jika mengandung tiga ikatan rangkap tiga, maka disebut alkatriuna.
Rumus umum Alkuna CnH2n-n (n = jumlah atom C)
Rumus struktur dan molekul beberapa senyawa alkuna
Jumlah
Atom C
Rumus
Molekul
Struktur Nama
Alkuna
2 C2H2 CHCH Etuna
3 C3H4 CHCH-CH3 Propuna
4 C4H6 CHCH-CH2-CH3 Butuna
5 C5H8 CHCH-CH2-CH2-CH3 Pentuna
6 C6H10 CHCH-CH2-CH2-CH2-CH3 Heksuna
7 C7H12 CHCH-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3 Heptuna
8 C8H14 CHCH-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3 Oktuna
9 C9H16 CHCH-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3 Nonuna
10 C10H18 CHCH-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3 Dekuna
Tata Nama Senyawa Alkuna
1. Nama senyawa alkuna diakhiri dengan kata –una.
Contoh: C2H2 Etuna
2. Rantai induk pada alkuna adalah rantai karbon terpanjang yang mengandung ikatan
rangkap tiga.
Contoh: CH3-CH2-CH2-CH-CH2C-CH2-CH3
|
CH3
3. Jika terdapat gugus alkil (cabang) pada rantai induk, beri nama alkil yang sesuai, aturan
lainnya sesuai dengan tata nama alkana dan alkena.
Contoh: CH3
|
149
CH3-CH-CC-CH2-CH3
|
CH3
Keisomeran Pada Alkuna
Keisomeran pada alkuna tergolong keisomeran kerangka dan posisi. Pada alkuna tidak ada
keisomeran geometris.
Contoh:
C5H6 mempunyai 3 isomer, yaitu:
1) CHC-CH2-CH2-CH3 : 1-pentuna
2) CH3-CC-CH2-CH3 : 2-pentuna
3) CH2C-CH-CH3 : 3-metil-1-butana
|
CH3
Kegunaan Alkuna
Etuna yang dikenal sebagai gas karbit jika dibakar akan menghasilkan suhu yang tinggi sehingga
dapat digunakan untuk mengelas dan memotong logam. Gas karbit juga dapat mempercepat
pematangan buah.
150
151