ringkasan -...

25
RINGKASAN EKSEKUTIF STUDI KELAYAKAN LOKASI POLITEKNIK KOTA MALANG 1 Ringkasan Secara teknis penyusunan studi kelayakan Lokasi Politeknik Kota Malang sebenarnya tidak menghadapi kendala yang berarti, tetapi pemasalahan mendasar yang dihadapi adalah berkaitan dengan kedudukan studi kelayakan ini terhadap proses perencanaan pembangunan yang segera dimulai, serta telah dimulainya perkuliahan semester I Tahun akademik 2008/2009. Esensi studi kelayakan sebagai suatu studi awal terhadap kelayakan proyek pembangunan menjadi tidak tepat manakala Operasional pendirian dan ijin operasional telah di keluarkan oleh pemerintah (DIKTI), bahkan perkuliahan telah dilangsungkan. Oleh karena itu penekanan penetapan lokasi pembangunan menjadi tidak dapat dilakukan secara “steril” akademik semata tetapi lebih memperhatikan aspek-aspek “realita” yang sedikit tidak sesuai dengan prinsip-prinsip sebuah studi kelayakan pada umumnya. Walaupun demikian, persyaratan-persyaratan yang berkaitan dengan standart kualitas sebuah studi kelayakan yang menuntut kondisi ideal sebuah perencanaan pembangunan kampus tetap menjadi prioritas untuk menjadi pertimbangan dalam membuat rekomendasi. Hasil studi “kelayakan” ini diharapkan akan mampu mengisi kekurangan mengenai pelaksanaan perencanaan pembangunan dan operasionalisasi Politeknik Kota Malang. Kajian aspek hukum khususnya, akan menjadi bagian penting dalam penyusunan Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur tentang aspek-aspek akademik (proses belajar mengajar), aspek kepemilikan, dan tatakelola Politeknik Kota Malang. Permasalahan yang didalami dalam studi kelayakan ini mencakup 4 aspek utama, yakni: (1) Aspek keterkaitan Tata Ruang Kota; Lokasi Pembangunan Politeknik Kota Malang seharusnya akan menjadi treager atau magnet perkembangan kawasan sekitar. Dalam skala kota, keberadaan Politeknik Kota Malang diharapkan dapat “menyeimbangkan” dan memeratakan pengembangan wilayah kota melalui penyebaran pusat-pusat aktifitas yang mampu memacu pembangunan di wilayah sekitarnya. (2) Aspek Hukum (Kelembagaan, dan tatakelola); Keberadaan Politeknik Kota Malang sebagai konsekwensi penerimaan hibah dari Pemerintah (DIKTI) kepada Pemkot Malang, perlu penyempurnaan administratif baik dari sisi kepemilikan, maupun dalam hal teknis operasional sebagai institusi Pendidikan Tinggi. (3) Aspek Teknis, yang mencakup aspek arsitektural bangunan, teknik sipil, dan keterkaitan aspek lingkungan alamiahnya. Bentuk arsitektural yang dihasilkan diharapkan mampu memberikan ciri spesifik kawasan serta kemungkinan memunculkan potensi sebagai “identitas” kawasan tersebut. Untuk proses pembanunan diperlukan kajian AMDAL Lalin dan AMDAL Lingkungan sebagai syarat terhadap kelengkapan IMB. (4) Aspek sosial-ekonomi; Malang sebagai kota pendidikan, diharapkan perkembangannya dapat menjamin kesejahteraan masyarakat. Keberadaan Politeknik Kota Malang seharusnya mampu memberikan dampak positif bagi pengembangan sosial-ekonomi masyarakat kota Malang khususnya masyarakat di sekitar lokasi pembangunan. (5) Hasil perhitungan terhadap kelayakan ekonomi seperti telah diuraikan dalam laporan lengkap studi ini, dari sisi analisis keuangan pembangunan Politeknik Kota Malang layak untuk dilaksanakan.

Upload: buidien

Post on 07-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ringkasan - bappeda.malangkota.go.idbappeda.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/11/hasil_kajian... · dimulainya perkuliahan semester I Tahun akademik 2008/2009. Esensi studi

RINGKASAN EKSEKUTIF STUDI KELAYAKAN LOKASI POLITEKNIK KOTA MALANG

1

Ringkasan

Secara teknis penyusunan studi kelayakan Lokasi Politeknik Kota Malang

sebenarnya tidak menghadapi kendala yang berarti, tetapi pemasalahan

mendasar yang dihadapi adalah berkaitan dengan kedudukan studi kelayakan ini

terhadap proses perencanaan pembangunan yang segera dimulai, serta telah

dimulainya perkuliahan semester I Tahun akademik 2008/2009. Esensi studi

kelayakan sebagai suatu studi awal terhadap kelayakan proyek pembangunan

menjadi tidak tepat manakala Operasional pendirian dan ijin operasional telah di

keluarkan oleh pemerintah (DIKTI), bahkan perkuliahan telah dilangsungkan. Oleh

karena itu penekanan penetapan lokasi pembangunan menjadi tidak dapat

dilakukan secara “steril” akademik semata tetapi lebih memperhatikan aspek-aspek

“realita” yang sedikit tidak sesuai dengan prinsip-prinsip sebuah studi kelayakan

pada umumnya. Walaupun demikian, persyaratan-persyaratan yang berkaitan

dengan standart kualitas sebuah studi kelayakan yang menuntut kondisi ideal

sebuah perencanaan pembangunan kampus tetap menjadi prioritas untuk menjadi

pertimbangan dalam membuat rekomendasi. Hasil studi “kelayakan” ini diharapkan

akan mampu mengisi kekurangan mengenai pelaksanaan perencanaan

pembangunan dan operasionalisasi Politeknik Kota Malang. Kajian aspek hukum

khususnya, akan menjadi bagian penting dalam penyusunan Peraturan Daerah

(Perda) yang mengatur tentang aspek-aspek akademik (proses belajar mengajar),

aspek kepemilikan, dan tatakelola Politeknik Kota Malang. Permasalahan yang

didalami dalam studi kelayakan ini mencakup 4 aspek utama, yakni:

(1) Aspek keterkaitan Tata Ruang Kota; Lokasi Pembangunan Politeknik Kota

Malang seharusnya akan menjadi treager atau magnet perkembangan

kawasan sekitar. Dalam skala kota, keberadaan Politeknik Kota Malang

diharapkan dapat “menyeimbangkan” dan memeratakan pengembangan

wilayah kota melalui penyebaran pusat-pusat aktifitas yang mampu memacu

pembangunan di wilayah sekitarnya.

(2) Aspek Hukum (Kelembagaan, dan tatakelola); Keberadaan Politeknik Kota

Malang sebagai konsekwensi penerimaan hibah dari Pemerintah (DIKTI)

kepada Pemkot Malang, perlu penyempurnaan administratif baik dari sisi

kepemilikan, maupun dalam hal teknis operasional sebagai institusi Pendidikan

Tinggi.

(3) Aspek Teknis, yang mencakup aspek arsitektural bangunan, teknik sipil, dan

keterkaitan aspek lingkungan alamiahnya. Bentuk arsitektural yang dihasilkan

diharapkan mampu memberikan ciri spesifik kawasan serta kemungkinan

memunculkan potensi sebagai “identitas” kawasan tersebut. Untuk proses

pembanunan diperlukan kajian AMDAL Lalin dan AMDAL Lingkungan sebagai

syarat terhadap kelengkapan IMB.

(4) Aspek sosial-ekonomi; Malang sebagai kota pendidikan, diharapkan

perkembangannya dapat menjamin kesejahteraan masyarakat. Keberadaan

Politeknik Kota Malang seharusnya mampu memberikan dampak positif bagi

pengembangan sosial-ekonomi masyarakat kota Malang khususnya

masyarakat di sekitar lokasi pembangunan.

(5) Hasil perhitungan terhadap kelayakan ekonomi seperti telah diuraikan dalam

laporan lengkap studi ini, dari sisi analisis keuangan pembangunan Politeknik

Kota Malang layak untuk dilaksanakan.

Page 2: Ringkasan - bappeda.malangkota.go.idbappeda.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/11/hasil_kajian... · dimulainya perkuliahan semester I Tahun akademik 2008/2009. Esensi studi

RINGKASAN EKSEKUTIF STUDI KELAYAKAN LOKASI POLITEKNIK KOTA MALANG

2

1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Pembangunan Jangka Panjang Kota Malang memiliki visi yang sangat

strategis. Visi Kota Malang adalah “Terwujudnya Kota Malang sebagai kota

Pendidikan yang Berkualitas, Berbudaya, Berwawaskan Lingkungan menuju

Masyarakat Sejahtera”, Visi tersebut secara jelas mengamanahkan pembangunan

dengan arah yang berorientasi pada pengembangan bidang pendidikan.

Pengembangan bidang pendidikan merupakan keputusan yang sangat strategis,

karena pengembangan pendidikan sebagai upaya pembangunan sumberdaya

manusia, akan memberikan multiplayer effect pada pengembangan sektor-sektor

lain secara berkelanjutan dalam rangka meningkatkan daya saing SDM menuju

Pasar Bebas.

Peningkatan daya saing SDM di era global menuntut standardisasi

kompetensi keahlian maupun akademik yang kompetitif. Berkaitan dengan hal ini

maka penyediaan sarana dan prasarana pendidikan di Kota Malang diarahkan

untuk mencapai keseimbangan antara pendidikan umum (SMA dan Universitas /

Institut) dan pendidikan keahlian (SMK dan Politeknik), menuju proporsi 70 % : 30 %.

Kapasitas dan kompetensi SDM di dalam sebuah komunitas akan menjadi salah satu

faktor penting untuk menuju kehidupan yang lebih baik. Pendidikan sebagai salah

satu aspek yang terkait dalam human capital investment dalam jangka panjang

akan menjadi salah satu titik fokus yang perlu diperhatikan oleh pemerintah Kota

Malang. Pelayanan pendidikan yang baik akan menghasilkan output SDM yang

berkualitas dan mempunyai daya saing tinggi (competitive advantage). Dengan

demikian terlihat jelas bahwa kualitas tatakelola penyelenggara pendidikan sangat

menentukan output dan outcomes disamping proses dan row-input-nya.

Trend perkembangan jumlah penduduk usia sekolah di Kota Malang untuk

beberapa tahun kedepan akan mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan

perkembangan jumlah penduduk Kota Malang yang semakin meningkat dari tahun

ke tahun. Besarnya laju pertumbuhan penduduk ini disamping disebabkan oleh

tingkat kelahiran yang cukup tinggi, juga karena adanya arus migrasi dari daerah

hinterland dan migrasi karena aspek pembangunan pendidikan di Kota Malang.

Jumlah penduduk Kota Malang pada tahun 2004 sebanyak 789.349 jiwa, dan tahun

2005 sebanyak 798.104 jiwa. Berdasarkan registrasi penduduk oleh BPS Kota Malang

tahun 2006, diketahui jumlah penduduk Kota Malang sebanyak 807.136 Jiwa.

Dengan luas wilayah Kota Malang sebesar 110,06 Km², maka kepadatan rata-rata

penduduk di Kota Malang pada tahun 2006 adalah 7.333 jiwa/Km².

Tingkat pemerataan kesempatan pendidikan dari tingkatan PAUD/Prasekolah

(TK) sampai dengan pendidikan menengah atas (SMA/SMK/MA) dapat dilihat dari

indikator-indikator seperti APK (Angka Partisipasi Kasar), APM (Angka Partisipasi

Murni), rasio siswa per sekolah, per kelas, per guru, kelas per ruang dan kelas per

guru serta tingkat pelayanan sekolah. Tingginya nilai APK dan APM, merupakan

suatu potensi yang harus dikembangkankan dalam upaya pengembangan bidang

pendidikan di kota Malang. Dalam upaya pengembangan pendidikan perlu

dilakukan pemerataan yang salah satunya dengan mempertimbangkan kondisi

demografis. Pada tahun 2006, perguruan tinggi yang ada di Kota Malang tercatat

sebanyak 48 perguruan tinggi. Hal ini merupakan bukti bahwa potensi sarana

pendidikan tinggi di Kota Malang memiliki daya saing dan daya tarik yang cukup

tinggi.

Page 3: Ringkasan - bappeda.malangkota.go.idbappeda.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/11/hasil_kajian... · dimulainya perkuliahan semester I Tahun akademik 2008/2009. Esensi studi

RINGKASAN EKSEKUTIF STUDI KELAYAKAN LOKASI POLITEKNIK KOTA MALANG

3

Pemerintah Kota Malang mempunyai perhatian yang cukup tinggi dalam

merespon kebutuhan mengenai pengembangan dan pemanfaatan Teknologi

Informasi dan Komunikasi. Komitmen Kota Malang dalam upaya mengembangkan

IT dibuktikan dengan di-launching-nya beberapa kegiatan yang terkait dengan IT,

antara lain pembangunan fasilitas Telecenter “Daragati” di Kecamatan

Kedungkandang, peresmian Website Kota Malang yang baru, launching hot spot di

beberapa titik di Kota Malang sekaligus di-launching-nya Website DPRD Kota

Malang. Prestasi Kota Malang yang patut diberi apresiasi positif di bidang IT antara

lain adalah sebagai juara I pada tahun 2006 dan tingkat Nasional tahun 2007 serta

diraihnya e-Government Award pada tahun 2005 dari Depdagri. Dari Majalah

Warta Ekonomi sebagai juara II serta pada tahun 2006 Kota Malang juga mendapat

penghargaan tampilan Website terbaik ke III dari Harian Kompas.

Keseriusan dan konsistensi pengembangan dan pemanfaatan TIK yang

dilakukan oleh pemerintah Kota Malang merupakan upaya yang positif dan harus

terus menerus dilakukan. Penandatanganan MOU antara Walikota Malang dengan

Dirjend Dikti pada tanggal 18 Desember 2007 tentang Hibah Pendirian Politeknik di

Kota Malang, merupakan suatu hal yang patut ditindaklanjuti. Kota Malang

merupakan satu diantara 9 (sembilan) kota/kabupaten di Indonesia yang akan

mendapatkan hibah pendirian Politeknik. Rancangan awal Politeknik yang akan

dikembangkan oleh Pemerintah Kota Malang adalah Politeknik dengan 3 Program

studi yaitu Informatika, Mekatronika dan Telekomunikasi. Politeknik Kota Malang

akan didirikan di kawasan Malang International Education Park (MIEP), yakni sebuah

kawasan yang dibangun sebagai pusat pendidikan bertaraf Internasional. Yang

menjadi pertanyaan adalah bagaimanakah kelayakan Lokasi Politeknik Kota

Malang. Aspek-aspek apa saja yang harus diperhatikan dalam pemilihan lokasi,

penetapan kelembagaan, serta kemungkinan dampak terhadap masalah sosial-

budaya dan ekonomi; lingkungan fisik serta finansialnya. Pembangunan Politeknik

Kota Malang harus disertai kajian studi kelayakan yang mendalam dengan

memperhatikan berbagai aspek secara komprehensif dalam studi kelayakannya.

1.2. Tujuan dan Sasaran Studi Kelayakan

Tujuan dilakukannya studi kelayakan ini adalah untuk :

1. Melakukan kajian mengenai kelayakan Lokasi Pembangunan Politeknik Kota

Malang yang komprehensif, yang mencakup aspek kajian; (1) Aspek

keterkaitan Tata Ruang Kota; (2) Aspek Hukum (Kelembagaan, dan

tatakelola); (3) Aspek sosial-ekonomi; (4) Aspek Lingkungan, serta (5) Aspek

teknis dan arsitektural bangunan, dalam rangka menghasilkan konsepsi, serta

kriteria dasar pengembangan yang dapat digunakan dalam peyusunan Detail

Engineering Design (DED) pembangunan Politeknik Kota Malang, sehingga

akan didapatkan lokasi pembangunan Politeknik Kota Malang yang tepat.

2. Memperoleh gambaran obyektif mengenai kelayakan pembangunan

Politeknik Kota Malang ditinjau dari aspek-aspek tersebut di atas serta dampak

terhadap lingkungan setempat dan masyarakat di sekitar lokasi

pembangunan secara keseluruhan.

3. Menyusun konsepsi-konsepsi serta kriteria dasar pengembangan yang dapat

digunakan sebagai rekomendasi dan arahan dalam penyusunan Detail

Engineering Design (DED) Politeknik Kota Malang.

Sasaran studi kelayakan ini adalah untuk menghasilkan kajian yang dapat

dijadikan acuan untuk penyusunan disain teknis (detail engineering design)

Page 4: Ringkasan - bappeda.malangkota.go.idbappeda.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/11/hasil_kajian... · dimulainya perkuliahan semester I Tahun akademik 2008/2009. Esensi studi

RINGKASAN EKSEKUTIF STUDI KELAYAKAN LOKASI POLITEKNIK KOTA MALANG

4

Politeknik Kota Malang. Sasaran atau hasil yang ditargetkan dalam studi kelayakan

ini adalah:

1. Aspek keterkaitan Tata Ruang Kota; Mendapatkan Lokasi Pembangunan

Politeknik Malang yang akan menjadi treager atau magnet perkembangan

kawasan sekitar, serta dapat “menyeimbangkan” dan memeratakan

pengembangan wilayah kota.

2. Aspek Hukum (Kelembagaan, dan tatakelola); Mendapatkan model

kelembagaan yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku

baik dari sisi kepemilikan, maupun kelembagaan teknis operasional sebagai

institusi Pendidikan Tinggi dalam bentuk Politeknik.

3. Aspek sosial-ekonomi; Menghasilkan kajian aspek sosial-ekonomi terhadap

rencana pembangunan Politeknik Kota Malang, serta rekomendasi tentang

dampak positif aspek sosial-ekonomi masyarakat Kota Malang khususnya

masyarakat di sekitar lokasi pembangunan.

4. Aspek Lingkungan; Menghasilkan Analisa aspek lingkungan pembangunan

Politeknik Kota Malang yang merupakan isu penting sebagai konsekwensi dari

sebuah proses pembangunan.

5. Aspek teknis dan arsitektural bangunan; Menghasilkan suatu konsepsi tentang

pemecahan masalah teknis pembangunan maupun perancangan (design)

yang mencakup permasalahan bentuk arsitektural yang diharapkan mampu

memberikan ciri spesifik kawasan serta kemungkinan potensi sebagai

“identitas” kawasan tersebut.

1.3. Lingkup Pembahasan

Studi kelayakan merupakan suatu tahapan yang harus dilakukan setiap akan

dilakukan upaya pembangunan. Studi kelayakan dilakukan untuk mengetahui

dampak-dampak yang mungkin dapat terjadi, sehingga dapat diketahui solusi-solusi

apa yang harus dilakukan untuk meminimalisir/menghilangkan dampak terhadap

pembangunan yang akan dilakukan. Sesuai dengan tujuan dan sasaran studi

kelayakan ini, secara garis besar lingkup kegiatan studi kelayakan ini mencakup tiga

kegiatan, yaitu:

1. Kegiatan pengumpulan data lapangan berupa survey lapangan dan kajian

data sekunder, serta Focus Group Discussion (FGD) untuk melakukan kajian

terhadap aspek Tata Ruang Kota, aspek Hukum (Kelembagaan), aspek sosial-

ekonomi, aspek Lingkungan, aspek teknis dan arsitektural bangunan, serta

identifikasi potensi dan permasalahan pembangunan Politeknik Kota Malang.

2. Kegiatan analisis kelayakan yang mencakup aspek keterkaitan Tata Ruang

Kota, aspek Hukum (Kelembagaan, dan tatakelola), aspek sosial-ekonomi,

aspek Lingkungan, Aspek teknis dan arsitektural bangunan.

3. Penyusunan konsepsi-konsepsi serta kriteria dasar pengembangan yang

dapat digunakan sebagai arahan/panduan dalam penyusunan Detail

Engineering Design (DED).

2. Aspek Hukum Dan Kelembagaan Politeknik Kota Malang

Pembahasan tentang aspek hukum dan kelembagaan ini bertujuan untuk

memberikan pemahaman tentang kelembagaan, serta tatakelola Politeknik Kota

Malang. Kajian ini menjadi sangat penting karena kedudukan Politeknik Kota

Malang yang sangat “unik”. Hal ini dikarenakan Politeknik Kota Malang merupakan

milik pemerintah (Pemerintah Kota Malang), yang notabene tidak memiliki

Page 5: Ringkasan - bappeda.malangkota.go.idbappeda.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/11/hasil_kajian... · dimulainya perkuliahan semester I Tahun akademik 2008/2009. Esensi studi

RINGKASAN EKSEKUTIF STUDI KELAYAKAN LOKASI POLITEKNIK KOTA MALANG

5

kewenangan (wajib) dalam pengelolaan institusi Pendidikan Tinggi, walaupun

secara esensi memiliki tanggungjawab atas pengendalian kualitas pendidikan

sampai level tertinggi dalam hal pemantauan dan memfasilitasi sarana dan

prasarana pendidikan. Kajian terhadap aspek Hukum dan Kelembagaan Politeknik

Kota Malang dilakukan dengan berlandaskan produk-produk peraturan

perundangan mulai Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, dan Peratuan Daerah

maupun SK Walikota.

2.1. Kajian Aspek Hukum Politeknik Kota Malang

Kajian Aspek Hukum (Kelembagaan, dan tatakelola) bertujuan untuk

mendapatkan model kelembagaan yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan

hukum yang berlaku baik dari sisi kepemilikan, maupun kelembagaan teknis

operasional sebagai institusi Pendidikan Tinggi dalam bentuk Politeknik.

Permasalahan yang mendasar dalam kelembagaan dan tatakelola Politeknik

(Pendidikan Tinggi) yang diinisiasi oleh Pemerintah Kota yang hanya memiliki

kewenangan pelaksanaan tugas perbantuan pendidikan di tingkat pendidikan

dasar dan menengah, memiliki kompelksitas yang sangat tinggi. Oleh karena itu,

kajian terhadap aspek peraturan perundangan menjadi sangat penting.

Kajian terhadap aspek hukum dalam studi kelayakan lokasi ini bukan hanya

untuk mendapatkan lokasi pembangunan yang tepat, tetapi juga untuk

mendapatkan rekomendasi mengenai status kepemilikan lembaga, serta tatakelola

Politeknik Malang yang tepat dan sesuai dengan pranata hukum yang berlaku.

Aspek-aspek yang harus diperhatikan adalah:

1. Landasan Hukum Pemkot sebagai Pemrakarsa/pemilik politeknik dalam proses

pembangunan maupun tatakelolanya. Kewenangan Pemerintah daerah

sesuai dengan UU No 32 tahun 2004 khususnya pasal 2 ayat (2) dan ayat (3);

UU no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, khususnya Pasal 11

ayat (1) bahwa “pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan

layanan dan kemudahan, serta menjamin penyelenggaraan pendidikan yang

bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi”; serta memperhatikan

visi Kota Malang; “Terwujudnya Kota Malang sebagai kota Pendidikan yang

Berkualitas, Berbudaya, Berwawaskan Lingkungan menuju Masyarakat

Sejahtera”.

2. Status Kekayaan/modal Awal Pendirian kampus; Berkaitan sumber awal

pembiayaan pembangunan dari APBN (hibah), maka harus memperhatikan

dan mengacu pada UU No. 1 tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara

dan peraturan pelaksanaanya; Biaya awal merupakan kekayaan negara

yang dipisahkan, maka harus mengacu pada UU No 17 tahun 2003 tentang

Keuangan Negera, statusnya adalah tetap menjadi milik negara, penggunaan

dan pertanggungjawabannya mengikuti sistem APBN/APBD; Penggunaan

dana Hibah menurut PP No. 57 tahun 2005 tentang Hibah kepada Daerah

diarahkan untuk menunjang peningkatan fungsi dan layanan dasar umum,

serta pemberdayaan aparatur pemerintah.

3. Status Badan Penyelenggara Pendidikan; Mengacu pada kekayaan negara

yang dipisahkan, maka ketentuan UU No. 20 tahun 2003 khususnya pasal 53

ayat (1) tentang Bandan Penyelenggaran Pendidikan Tinggi harus

diperhatikan, dan menjadi acuan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan

Politeknik Kota Malang.

4. Tatakelola Perguruan Tinggi; Pendirian PT menurut pasal 118 ayat (1) PP No. 60

tahun 1999, didasarkan atas usulan yang meliputi, (1) Rencana Induk

Page 6: Ringkasan - bappeda.malangkota.go.idbappeda.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/11/hasil_kajian... · dimulainya perkuliahan semester I Tahun akademik 2008/2009. Esensi studi

RINGKASAN EKSEKUTIF STUDI KELAYAKAN LOKASI POLITEKNIK KOTA MALANG

6

Pengembangan, (2) Kurikulum, (3) Tenaga pendidikan, (4) calom maba, (5)

Sumber pembiayan, (6) Sarana prasarana, dan (7) Penyelenggara Pendidikan;

Penyusunan AD/ART Pendidikan Tinggi harus memperhatikan PP 61 tahun 199,

yang mengatur tentang tatkelola, keterlibatan masyarakat serta adanya

dewan audit. Prinsip-prinsip Good University Governace, (GUG) menjadi suatu

keharusan dalam perencanaan tatakelola Politeknik Kota Malang.

2.2. Status Badan Penyelenggara Pendidikan

Mengacu pada status kekayaan negara yang dipisahkan yang menjadi

modal awal pendirian perguruan tinggi, maka status badan penyelenggara

pendidikan adalah Badan Hukum Pendidikan (BHP), sesuai Ketentuan dalam Pasal

53 ayat (1) U.U. No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa

penyelenggara dan/atau satuan pendidikan formal yang didirikan oleh pemerintah

berbentuk badan hukum pendidikan. BHP berprinsip nirlaba dan dapat mengelola

dana secara mandiri untuk memajukan satuan pendidikan (ayat 3). Walaupun UU

tentang Bahan hukum Pendidikan belum disahkan, tetapi payung hukum yang

berkaitan dengan penyelenggaraan satuan pendidikan tetap mengacu pada

ketentuan UU No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS.

Lebih lanjut menurut P.P. No. 61 Tahun 1999 bahwa perguruan tinggi yang

diselenggarakan oleh pemerintah dalam arti kekayaan awal perguruan tinggi

berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN), adalah berbentuk Badan Hukum Milik Negara (BHMN).

Menurut Pasal 4 P.P No. 61 Tahun 1999 Penetapan Perguruan Tinggi berdasarkan

Peraturan Pemerintah, setelah melaui proses pengkajian yang mendalam atas

usulan dan rencana pengembangan yang diajukan oleh PTN. Dalam konteks ini

status Politeknik Kota Malang tentunya bukan merupakan instusi PTN, karena

penyelenggaranya adalah Yayasan. Telah disinggung di depan bahwa Politeknik

Kota Malang sebagai satuan pendidikan dilselenggarakan oleh Yayasan Pendidikan

Kota Malang.

Pendirian Perguruan Tinggi dan Badan Penyelenggara dalam Masa Transisi

sebelum diberlakukannya UU BHP mengacu pada UU SISDIKNAS. Dalam Pasal 53

ayat (1) U.U SISDIKNAS mengatur bahwa penyelenggara dan/atau satuan

pendidikan formal yang didirikan oleh Pemerintah atau Masyarakat, berbentuk

Badan Hukum Pendidikan (BHP). Konteks pengelolaan perguruan tinggi dengan

status Badan Hukum, sesuai jiwa Pasal 53 ayat (1) U.U. SISDIKNAS maka peran

pemerintah beralih dari “penyelenggara” menjadi “fasilitator”, dan pengelolaan

perguruan tinggi menjadi berbasis masyarakat. Kewajiban pemerintah terhadap

eksistensi perguruan tinggi, yang lebih penting adalah sebagai pengendali mutu

perguruan tinggi.

Sehubungan dengan masa transisi dewasa ini, di mana landasan hukum

penyelenggaraan perguruan tinggi masih berkiblat pada PP No. 60 Tahun 1999 yang

notabene merupakan peraturan pelaksanaan U.U. Sisdiknas lama (U.U. No. 2 Tahun

1989), secara eksplisit Pasal 119 ayat (1) dan Pasal 122 ayat (1) menentukan bahwa

penyelenggara perguruan tinggi adalah Pemerintah dan Yayasan, maka

Pemerintah sebagai penyelenggara perguruan tinggi dinilai sudah tidak cocok lagi

apabila disesuaikan dengan jiwa U.U SISDIKNAS (U.U. No. No 20 Tahun 2003).

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS memberi nuansa baru,

bahwa Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah yang mendirikan perguruan tinggi

(akademik, vocasi, atau profesi) harus diselenggarakan oleh Badan Hukum

Pendidikan (BHP). Untuk sementara waktu karena U.U. tentang BHP saat ini belum

Page 7: Ringkasan - bappeda.malangkota.go.idbappeda.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/11/hasil_kajian... · dimulainya perkuliahan semester I Tahun akademik 2008/2009. Esensi studi

RINGKASAN EKSEKUTIF STUDI KELAYAKAN LOKASI POLITEKNIK KOTA MALANG

7

disahkan, penyelenggaraan perguruan tinggi yang didirikan oleh pemerintah dapat

diwadahi dalam Badan Hukum Yayasan yang berafiliasi kepada Pemerintah yang

bertindak sebagai pendiri, dengan mengingat modal awal Yayasan adalah berasal

dari kekayaan negara yang dipisahkan.

2.3. Kelembagan Politeknik Kota Malang

Politeknik Kota Malang sebagai satuan pendidikan, saat ini telah

mendapatkan ijin penyelenggaraan dari DIKTI, dan siap melakukan operasionalisasi

penyelenggaran pendidikan untuk tahun akademik 2008/2009. Politeknik kota

Malang diselenggarakan oleh Yayasan pendidikan Kota Malang, yang didirikan

berdasarkan akte Notaris No. 33 pada tanggal 11 Oktober 2007 dihadapan Notaris

Duri Astuti SH, Notaris di Malang. Tenagai satuan pendidikan, struktur organisasi

ditetapkan dengan Keputusan Yayasan Pendidikan Kota Malang nomor 002 tahun

2008, tanggal 3 Maret 2008 tentang Susunan Pengelola Politeknik kota Malang.

Susunan Pengelola Politeknik kota Malang terdiri dari 1 (satu) orang Direktur yang

dibantu oleh 3 (tiga) orang Pembantu Direktur.

Kelengkapan kelembagaan Politeknik Malang saat ini belum terbentuk

sepenuhnya seperti ketentuan yang berlaku mengingat belum dilakukannya

kegiatan operasional. Penerimaan mahasiswa baru telah dilaksanakan mulai bulan

Juli 2008, saat ini telah menerima mahasiswa sebanyak 70 Mahasiswa baru.

Operasional proses belajar mengajar di Politeknik Kota Malang telah dipersiapkan

melalui kerjasama antara Pemerintah Kota Malang dengan Politeknik Negeri

Malang, yang tertuang dalam perjanjian kerjasama nomor: 1093/K13/LL/2008

tertanggal 22 Januari 2008 tentang Pelaksanaan Pendirian Politeknik Kota Malang.

Pendirian politeknik Kota Malang sebagai satuan pendidikan, didasari oleh

Keputusan Yayasan Pendidikan Kota Malang No. 02 tahun 2008 tentang susunan

Pengelolan Politeknik Kota Malang tertanggal 3 Maret 2008. Yayasan Pendidikan

kota Malang sebagai badan penyelenggrara satuan pendidikan Politeknik Kota

Malang, didirikan melalui akte pendirian Yayasan pendidikan Kota Malang No. 33

pada tanggal 11 oktober 2007.

Dengan memperhatikan Struktur Kelembagaan antara Pendiri

Penyelenggara dan Satuan Pendidikan “Politeknik Kota Malang”, sudah sangat jelas

bahwa SKPD Dinas Pendidikan kota Malang, tidak memiliki hubungan vertikal

maupun horisontal dalam pengelolaan ataupun penyelenggaraan Politeknik Kota

Malang. Hal ini membawa konsekwensi bahwa walaupun Politeknik Kota Malang

milik Pemerintah Kota, dari sisi pendanaan tidak diperkenankan mengurangi

anggaran pendidikan yang menjadi tanggungjawab Dinas Pendidikan, karena

tupoksi Dinas Pendidikan hanya melakukan pembinaan dan pengembangan

pendidikan dasar dan menengah.

2.4. Potensi Kelembagaan Politeknik Sebagai Badan Hukum Pendidikan

Saat ini, di DPR-RI sedang digodog mengenai UU BHP (Badan Hukum

Pendidikan) dalam bentuk RUU yang telah mengundang berbagai pendapat baik

yang pro-dan kontra tentang pemberlakuan UU BHP. Substansi yang terkandung

dalam RUU tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung dapat

mempengaruhi kedudukan, bentuk dan kelembagaan Politeknik Kota Malang di

masa mendatang. Uraian ini dimaksudkan untuk memberikan wacana tentang

potensi pengembangan kelembagan yang memungkinkan apabila RUU tersebut

disahkan menjadi Undang-Undang.

Page 8: Ringkasan - bappeda.malangkota.go.idbappeda.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/11/hasil_kajian... · dimulainya perkuliahan semester I Tahun akademik 2008/2009. Esensi studi

RINGKASAN EKSEKUTIF STUDI KELAYAKAN LOKASI POLITEKNIK KOTA MALANG

8

Beberapa catatan yang perlu disampaikan dalam kajian kelembagan ini

adalah sebagai berikut:

1. Bahwa BHP (Badan Hukum Pendidikan) adalah badan hukum penyelenggara

dan/atau perguruan tinggi yang didirikan oleh Pemerintah atau masyarakat

yang merupakan entitas legal. Pengertian entitas legal bisa BHP

penyelenggara (Yayasan Pendidikan Malang), atau BHP perguruan tinggi

(Politeknik kota Malang).

2. BHP penyelenggara adalah BHP yang berfungsi sebagai pemilik perguruan

tinggi, sedangkan BHP perguruan tinggi adalah BHP yang berfungsi sebagai

pemilik sekaligus pelaksana pendidikan tinggi. Sehubungan dengan status

Politeknik Kota Malang yang didirikan oleh Pemerintah Daerah, dengan modal

dasar yang berasal dari kekayaan Pemerintah Daerah yang dipisahkan dari

kekayaan negara, maka yang ideal sebagai entitas legal adalah BHP

perguruan tinggi, dalam hal ini adalah BHP Politeknik Kota Malang. Namun

apabila ada rencana pengembangan perguruan tinggi itu ke depan untuk

membuka jenis pendidikan akademik atau profesi, lebih baik tetap

mempertahankan keberadaan Yayasan Pendidikan Malang sebagai BHP

penyelenggara, dan kemudian nanti dapat membuka lagi jenis pendidikan

akademik atau profesi.

3. Apabila entitas legalnya adalah BHP Politeknik Kota Malang, maka Pemkot

Malang sebagai pendiri dapat duduk di Organ yang menjalankan fungsi rapat

representasi pemangku kepentingan badan hukum pendidikan, yaitu Majelis

Wali Amanat.

3. Kedudukan Dan Penetapan Lokasi Politeknik Kota Malang

Dalam dokumen RTRW Kota Malang disebutkan bahwa Kota Malang

ditentukan sebagai pusat Satuan Wilayah (SWP) yang mempunyai wilayah

pengembangan yang potensial, baik karena pengaruh dari SWP Gerbangkertasusila

maupun karena potensi wilayah internal sendiri. Oleh karena itu, SWP Malang-

Pasuruan dikembangkan secara optimal untuk mendukung pembangunan secara

makro dan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk. Pembangunan Kota

Malang diarahkan pada pengembangan kegiatan pendidikan, industri (non polusi),

pariwisata, perdagangan, dan permukiman, beserta fasilitas pelayanannya.

Dalam rangka implementasi rencana tata ruang Kota Malang, maka

beberapa prasarana wilayah perlu dibangun pada tahap awal, khususnya

prasarana yang mampu membangkitkan pertumbuhan dan perkembangan kota

serta pembangunan prasarana lainnya, sesuai dengan sasaran dan arahan tujuan

pembangunan Kota Malang. Adapun prasarana tersebut terdiri dari prasarana

jalan, prasarana sanitasi, prasarana drainase, prasarana air bersih, terminal cargo,

terminal bus Gadang, pasar induk Gadang, sub city center development, pasar

tradisional, pengembangan areal sektor informal, taman-taman kota, perpustakaan,

industri, dan kepariwisataan.

Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, perkembangan pembangunan fisik dan

prasarana kota Malang telah berkembang dengan pesat. Perkembangan

pembangunan fisik di Bagian Selatan dan Timur kota berjalan lambat. Dengan

demikian, diperlukan suatu skenario perkembangan wilayah agar perkembangan

pembangunan bisa merata. Paling tidak, wilayah kota pada bagian Selatan dan

Timur dapat lebih dipacu perkembangannya.

Pengembangan kota Malang dalam kurun waktu mendatang sangat

diperlukan sebagai akibat dari tuntutan terhadap peningkatan fasilitas kota yang

Page 9: Ringkasan - bappeda.malangkota.go.idbappeda.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/11/hasil_kajian... · dimulainya perkuliahan semester I Tahun akademik 2008/2009. Esensi studi

RINGKASAN EKSEKUTIF STUDI KELAYAKAN LOKASI POLITEKNIK KOTA MALANG

9

merupakan konsekwensi peningkatan jumlah penduduk. Berkaitan dengan hal

tersebut ada beberapa skenario pengembangan seperti yang diamanatkan dalam

RTRW kota Malang. Skenario pembangunan tersebut merupakan langkah-langkah

strategis yang disarankan dalam rangka meningkatkan dan memeratakan

pembangunan kota di seluruh wilayah kota Malang.

Perkembangan kota di bagian Timur dipacu melalui pengembangan kota ke

arah Kecamatan Kedungkandang terutama kawasan Buring dan sekitarnya. Hal ini

dikarenakan adanya rencana jalan arteri primer yang merupakan perpanjangan

jalan tol Gempol - Malang dengan pintu tol di Kecamatan Singosari, yang kemudian

masuk ke arah Selatan Kota Malang melalui sebelah Barat perumahan Sawojajar

dan akhirnya masuk ke terminal Gadang. Dengan adanya rencana jaringan jalan

tersebut dan sekaligus untuk pengembangan kawasan ini maka kawasan Buring

akan dikembangkan menjadi pusat pembangunan permukiman dalam skala besar

berikut fasilitas penunjangnya dan sebagai daerah sub pusat perdagangan di

wilayah bagian Timur. Untuk memacu pertumbuhan kawasan Timur diupayakan

melalui pembangunan sarana dan prasarana kota, seperti jaringan air bersih, rute

angkutan umum, dan lain-lain.

Gambar 1:

Peta Kecamatan Kedungkandang Kota Malang

(Sumber: Diolah dari Data Bappeko Malang 2007 dan Google 2008)

Dalam perencanaan kota, fasilitas pelayanan di BWK tenggara akan

ditingkatkan skala pelayanannya sampai ke tingkat kota bahkan jika

memungkinkan menjadi berskala regional. Untuk meningkatkan skala pelayanan

yang ada di wilayah ini direncanakan adanya fasilitas kegiatan berupa Pendidikan

tinggi, Perdagangan, Sport Center, terminal, dan fasilitas kegiatan lainnya. Kondisi

Keterangan:

Page 10: Ringkasan - bappeda.malangkota.go.idbappeda.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/11/hasil_kajian... · dimulainya perkuliahan semester I Tahun akademik 2008/2009. Esensi studi

RINGKASAN EKSEKUTIF STUDI KELAYAKAN LOKASI POLITEKNIK KOTA MALANG

10

lahan yang masih relatif kosong sangat memungkinkan untuk dilakukan

pengembangan dalam skala yang relatif besar. Dalam rangka mengembangkan

kota ke arah timur, perkembangan kota diarahkan ke wilayah Kec. Kedungkandang

terutama di Kawasan Buring dan sekitarnya. Hal ini didukung dengan adanya

rencana pembangunan jalan arteri primer berupa perpanjangan jalan Tol Gempol -

Malang dengan tool-gate di Singosari dan di sebelah timur perumahan Sawojajar

Malang (Buring).

Jaringan jalan baru tersebut diharapkan dapat semakin meningkatkan

percepatan pembangunan ke arah timur Kota Malang. Pada waktu yang akan

datang, hal ini akan berpengaruh terhadap perubahan distribusi penduduk di Kota

Malang. Sebagai wilayah pengembangan dengan arah kegiatan utama sebagai

fungsi pendidikan, olah raga, perkantoran, industri menengah, transportasi dan

pertanian, tentunya dalam jangka waktu ke depan Wilayah Kecamatan

Kedungkandang akan menjadi wilayah yang menjadi magnet di kawasan Timur

Kota Malang. Fakta perkembangan saat ini, yaitu adanya beberapa fasilitas

pendidikan yang berstandard internasional (TK, SD, SMP, SMK) sebagai sekolah

model telah memberikan “warna” aktifitas yang signifikan dalam perkembangan

kawasan.

3.1. Analisa Lokasi Politeknik Kota Malang

Sebelum dilakukan analisa kelayakan terhadap lokasi Politeknik Kota Malang,

perlu diketahui bahwa pada saat ini telah ditetapkan beberapa lokasi (3 lokasi),

yang letaknya terpisah antara satu dengan lainnya. Penetapan lokasi

pembangunan Politeknik Kota Malang ini dilakukan melalui 2 (dua) Surat Keputusan

Walikota Malang, yaitu:

1. Surat keputusan Walikota Malang Nomor 188.45/151/ 35.73.112/2007,

tertanggal 27 Frebruari 2007.

2. Surat keputusan Walikota Malang Nomor 188.45/216/ 35.73.112/2007,

tertanggal 19 Oktober 2007, dengan penetapan 2 lokasi pembangunan

Politeknik Malang

Berdasarkan Surat keputusan Walikota Malang Nomor 188.45/151/

35.73.112/2007 tentang Penetapan Lokasi Pembangunan Sekolah Kejuruan Negeri

dan Politeknik terletak di kelurahan Cemorokndang Kecamatan Kedungkandang

Kota Malang. Dalam keputusan tersebut ditetapkan bahwa Lokasi Pembangunan

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) dan Politeknik di atas tanah seluas +

7.09 Ha yang terletak di Kelurahan Cemorokandang, Kecamatan Kedungkandang.

Secara substantif SK tersebut belum memberikan proporsi yang jelas berkaitan

dengan luasan lahan untuk SMKN dan luasan lahan untuk Politeknik Kota Malang.

Walaupun telah ditetapkan, perlu kiranya untuk dilakukan kajian terhadap

kelayakannya, karena penetapan suatu fungsi pelayanan pendidikan, khususnya

pendidikan tinggi memerlukan suatu pertimbangan bukan hanya sekedar memiliki

tanah yang cukup dari segi luasan, tetapi bagaimana Politeknik setelah dibangun

dapat berfungsi dengan baik dalam bentuk pelayanan kepada masyarakat.

Kajian kelayakan lokasi di dasarkan atas penetapan lokasi dengan

mempertimbangkan:

Page 11: Ringkasan - bappeda.malangkota.go.idbappeda.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/11/hasil_kajian... · dimulainya perkuliahan semester I Tahun akademik 2008/2009. Esensi studi

RINGKASAN EKSEKUTIF STUDI KELAYAKAN LOKASI POLITEKNIK KOTA MALANG

11

1. Penetapan lokasi di Kecamatan Kedungkandang sudah sesuai dengan

arahan dalam RTRW seperti telah diuraikan dalam BAB II pada Laporan Antara

tentang Kondisi Umum Kawasan Studi.

2. Peruntukan lahan yang telah ditetapkan di atas akan dievaluasi dari

beberapa aspek, antara lain; (1) Aspek akses (transportasi) dan

keterjangkauan pasar (calon mahasiswa); (2) Aspek lingkungan sekitar; (3)

Aspek Teknis (ketersediaan lahan dan geomorfologi) serta (4) Aspek

keberlanjutan dari sisi ekonomi (effisiensi).

3. Kajian dititik beratkan pada pertimbangan akademis dan teknis kebijakan

pengembangan dalam jangka panjang

4. Analisis Penataan Ruang dilakukan secara komprehensif dalam lingkup

kawasan sekitar, maupun pengaruhnya dalam konteks kota.

5. Aspek pelaksanaan yang berkaitan dengan pentingnya pentahapan

pembangunan serta ketersediaan dana untuk pembangunan tahap Pertama.

Tabel 1:

Penilaian Lokasi site Pembangunan Politeknik Malang di Kelurahan Cemorokandang

dan Kelurahan Tlogowaru

No Kriteria (Aspek

penilaian)

Bob

ot

Cemorokanda

ng Tlogowaru

scor

e nilai

scor

e

nila

i

1 Aspek Transportasi

Kota 20 3 60 4 80

2 Akses pasar (calon

Mhs) 15 2 30 3 45

3 Aspek Lingkungan 10 2 20 3 30

4 Aspek teknis (luas

lahan) 10 4 40 4 40

5 Aspek

pengembangan 10 3 30 3 30

6 Aspek Pembiayaan 15 2 30 4 60

7 Aspek Penataan

Ruang 20 3 60 4 80

Jumlah 100 270 365

Pengembangan kawasan Tlogowaru dengan kecenderungan

perkembangan sebagai fungsi pendidikan dengan wacana pengembangan

Malang Inernational Education Park, tentunya memerlukan dukungan

pengembangan infrastruktur kawasan yang terintegrasi. Oleh karena itu

pembangunan dan pertumbuhan infrastruktur kawasan selain sebagai salah satu

syarat pengembangan kawasan juga memerlukan perencanaan infrastruktur

kawasan yang lebih baik. Rencana pengembangan infrastruktur jalan di

Kecamatan Kedungkandang dapat dilihat pada gambar 2.

Page 12: Ringkasan - bappeda.malangkota.go.idbappeda.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/11/hasil_kajian... · dimulainya perkuliahan semester I Tahun akademik 2008/2009. Esensi studi

RINGKASAN EKSEKUTIF STUDI KELAYAKAN LOKASI POLITEKNIK KOTA MALANG

12

Gambar 2:

Gambar Rencana Jaringan Jalan di Kecamatan Kedungkandang

Sumber: Diolah ari RTRW Kota Malang

Dengan memperhatikan Rencana Jaringan jalan dalam RTRW di atas sangat

jelas bahwa alternatif lokasi di Kelurahan Tlogowaru memiliki prospek akses dari dan

menuju kawasan yang lebih baik dibandingkan dengan lokasi di Kelurahan

Cemorokandang.

Profil lalu lintas dan akses jalan dari dan menuju Jalan Raya Tlogowaru

dapat di lakukan melalu jalan Mayjen Sungkono sampai pertigaan Tlogowaru (ke

arah timur). Dari hasil survey lalulintas yang dilakukan, profil jalan di simpang tiga

Tlogowaru adalah sebagai berikut:

1. Data lalulintas hasil survey menunjukkan bahwa moda transportasi yang

dominan digunakan adalah sepeda motor dan mobil pribadi. Kondisi ini

dapat dipahami karena akses angkutan kota (mikrolet) pada daerah ini baru

dilayani oleh 2 trayek/Jalur.

2. Kendaraan besar atau truk banyak melintas di sepanjang jalur jalan Mayjen

Sungkono, karena jalur ini merupakan jalur transportasi untuk komoditi

pertanian dari wilayah timur dan selatan menuju Pasar induk Gadang.

3. Sedangkan kendaraan bus yang melintas didominasi oleh kendaraan bus

karyawan dan bus sekolah (fasilitas SD internasional) yang berlokasi di

kawasan Tlogowaru. Profil lalu lintas ini sedikit banyak merupakan faktor yang

harus diperhatikan dalam menetapkan pola pergerakan lingkungan MIEP di

KETERANGAN

Page 13: Ringkasan - bappeda.malangkota.go.idbappeda.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/11/hasil_kajian... · dimulainya perkuliahan semester I Tahun akademik 2008/2009. Esensi studi

RINGKASAN EKSEKUTIF STUDI KELAYAKAN LOKASI POLITEKNIK KOTA MALANG

13

masa datang, maupun dalam menyusun perencanaan tata lingkungan

Politeknik Kota Malang.

Dengan mengacu pada Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) &

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), kawasan Tlogowaru termasuk salah satu

rencana kawasan pusat pendidikan dan perkantoran, maka perencanaan

bangunan Kampus Politeknik Kota Malang sebaiknya tidak terlepas dari bangunan

sekolah yang telah ada dan harus merupakan satu kesatuan baik ditinjau dari

bentuk fisik maupun arsitekturnya. Agar pemakaian lahan bangunan memiliki daya

pikat yang besar, maka perlu dimunculkan “brand image” dikalangan masyarakat

Kota Malang tentang Kawasan Tlogowaru sebagai Pusat Pendidikan Kota Malang.

Dengan terwujudnya “brand image” sebagai pusat pendidikan Kota Malang, maka

peruntukkan lahan di kawasan Tlogowaru dan sekitarnya untuk waktu yang akan

datang juga harus disesuaikan. Pengembangan untuk menjadi Malang

International Education Park perlu direncanakan dengan matang dengan

menggunakan konsep pembangunan yang berwawaskan lingkungan.

3.2. Lokasi Terpilih

Politeknik Kota Malang sebagai institusi pendidikan tinggi yang baru dibuka,

tentunya belum dapat menyediakan fasilitas yang ideal sebagai suatu institusi yang

mapan. Walaupun demikian, standart pelayanan minimal dengan jumlah Program

studi 3 Program, tentunya harus mampu menjalankan fungsi akademik dan non

akademiknya dengan baik. Oleh karena itu, pembangunan politeknik ini harus

dilakukan secara bertahap, yakni untuk jangka pendek dan jangka panjang.

Pembangunan jangka pendek merupakan pembangunan sarana dan prasarana

fisik kampus untuk 3 program studi beserta fasilitas pendukungnya. Sedangkan

pembangunan jangka panjang merupakan suatu perencanaan jangka 5-10

tahunan, dalam rangka mewujudkan kampus Politeknik Kota Malang yang terpadu.

Pembangunan kampus terpadu memerlukan pemahaman yang menyeluruh

dengan luasan lahan cadangan minimal 10 Ha. Pelaksanaan pembangunan

dalam jangka pendek haruslah memenuhi kriteria efesien dan efektif dalam

pemanfaatan dan penyediaan lahan dalam jangka panjang. Bekaitan dengan hal

ini maka pembangunan tahap pertama direkomendasikan untuk dilakukan di lahan

sebelah timur SD Internasional (lihat gambar 6), sedangkan pembangunan tahap

kedua berlokasi di sebelah selatan jalan raya Tlogowaru (di samping dan belakang

SMPN-23) dengan luas total sekitar 10-15 Ha. Lokasi Pembangunan tahap 2 terletak

di lahan pengembangan yang saat ini telah dimiliki sebagian oleh politeknik Kota

Malang, lihat gambar 3.

Dalam implementasi perancangan yang akan diterapkan di lokasi terpilih ini,

masih diperlukan beberapa kajian untuk meminimalisasikan dampak pembangunan

Poltekom ini baik dari sisi trasportasi, maupun kesehatan lingkungan. Sehingga pada

saat dibuat DED Poltekom harus dilakukan Amdal lalin yang mengarah kepada

”rekayasa” transportasi baik secara makro, maupun mikro. Selain Amdal lalin

diperlukan kajian Amdal lingkungan yang berkaitan dengan UKL dan UPL, sebagai

kelengkapan dokumen perijinan bangunan Poltekom.

Page 14: Ringkasan - bappeda.malangkota.go.idbappeda.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/11/hasil_kajian... · dimulainya perkuliahan semester I Tahun akademik 2008/2009. Esensi studi

RINGKASAN EKSEKUTIF STUDI KELAYAKAN LOKASI POLITEKNIK KOTA MALANG

14

Gambar 3:

Sketsa awal pengembangan MIEP

Sumber; sketsa analisa

4. Aspek Teknis Dan Arsitektural Politeknik Kota Malang

Lokasi tapak (site) memiliki peranan penting terhadap keberhasilan disain,

karena tapak (site) bangunan akan menentukan dan menjadi konstrain disain suatu

fungsi bangunan dan/atau suatu kompleks bangunan. Dengan demikian faktor

lokasi tapak menjadi sangat menentukan keberhasilan performance arsitektur

dan/atau kualitas visual arsitektur. Karena demikian pentingnya faktor lokasi tapak

maka pemilihan lokasi tapak harus didasarkan atas berbagai pertimbangan. Faktor-

faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi, antara lain :

1. Memperhatikan kedudukan lokasi tapak terhadap pusat aktifitas kawasan

dan/atau kota sebagai pusat kegiatan masyarakat.

2. Memperhatikan potensi di sekitar lokasi tapak agar dapat meningkatkan nilai

fungsi dari keberadaan Kampus Politeknik Kota Malang

3. Mempertimbangkan kemudahan aksebilitasnya karena didukung oleh struktur

jaringan jalan yang memadai untuk penempatan sarana dan prasarana

pendidikan.

4. Kesesuaian antara fungsi perencanaan dengan produk-produk perencanaan

baik pada level kota maupun pada scope Satuan Wilayah Pengembangan

(SWP), sebagaimana tertuang dalam RTRK, maupun RDTRK pada kawasan

terpilih.

Berkaitan dengan penetapan tapak tersebut perlu dilakukan analisis yang

berkaitan dengan kendala-kendala dan konstrain yang dihadapi dalam

perencanaan, perancangan, maupun teknis pembangunan Politeknik Kota Malang.

Lokasi

Terpilih

Page 15: Ringkasan - bappeda.malangkota.go.idbappeda.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/11/hasil_kajian... · dimulainya perkuliahan semester I Tahun akademik 2008/2009. Esensi studi

RINGKASAN EKSEKUTIF STUDI KELAYAKAN LOKASI POLITEKNIK KOTA MALANG

15

Beberapa analisis yang harus dilakukan antara lain yang menyangkut aspek

sebagai berikut :

1. Proyek Kampus Politeknik Kota Malang ini terletak di Kelurahan Tlogowaru,

Kecamatan Kedungkandang kota Malang. Lokasi tapak yang berdekatan

dengan tempat pendidikan lain (SMPN-23, SMKN-10, SD Internasional),

sehingga memungkinkan terciptanya suatu komplek fasilitas pendidikan

yang lengkap dan terpadu. Lingkungan sekitar yang berbatasan dengan

tapak Kampus Politeknik Kota Malang ini memungkinkan terciptanya satu

kesatuan fungsi, yaitu sebagai sarana pendidikan.

2. Jika dilihat dari skala makro tingkat kota, perencanaan transportasi yang

ada berupa optimasi jalan kolektor karena telah tersedianya prasarana

transportasi yang menghubungkan dengan tujuan yang lain. Tingkat

kebisingan pada lokasi tapak relatif rendah, hal ini dikarenakan tapak

terletak cukup jauh dari Jalan besar (jalur Malang-Kabupaten Malang

menuju Bululawang). Pada sisi Utara jika nantinya akan diadakan akses

jalan, akan menambah kebisingan baru di sisi Utara Kampus Politeknik Kota

Malang.

3. Dari kondisi kebisingan tersebut di atas, maka penyelesaian permasalahan

kebisingan pada arah tersebut, yaitu dengan cara penanaman vegetasi.

Selain dapat mereduksi tingkat kebisingan, vegetasi juga dapat

memperindah sekaligus memberikan kesan dingin. Peggunaan Vegetasi

(Vegetasi tinggi dan vegetasi perdu) merupakan pilihan pertama untuk

mengurangi kebisingan.

4. Peruntukan lahan disekitar Kampus Politeknik Kota Malang ini terdiri dari

beberapa fungsi antara lain (1) Fungsi Pendidikan, (2)Fungsi Permukiman

(Permukiman berkepadatan rendah), (3)Fungsi Industri, dan (4) Areal

Persawahan dan perkebunan. Zonning (pendaerahan) site Kampus

Politeknik Kota Malang ditentukan berdasarkan analisis kebisingan, dimana

pada area dengan tingkat kebisingan tinggi direncanakan difungsikan

menjadi area publik, sedangkan tingkat kebisingan sedang akan

difungsikan sebagai area semi publik dan tingkat kebisingan rendah untuk

area privat.

5. Untuk menjamin kenyamanan dan kelancaran sirkulasi lalu lintas di sekitar

site/tapak Politeknik Kota Malang, maka sirkulasi di sekitar tapak dirancang

dengan disain akses jalan berpola Boulevard (taman di median jalan)

pada jalur jalan Tlogowaru, dengan elemen:

Trotoar di sekitar tapak guna memberikan kenyamanan para pejalan

kaki dalam melakukan aktivitasnya.

Pembedaan jalur sirkulasi pejalan kaki dengan sirkulasi kendaraan

dengan pembedaan jenis perkerasan yang dapat berfungsi sebagai

pengarah agar tercipta kemudahan, ketertiban dan kenyamanan

aktivitas saat menuju ke tapak maupun saat berada dalam tapak.

Pola penataan massa bangunan yang digunakan adalah pola linier (mengikuti

bentuk lahan) dan pola grid (pembentukan ruangan) yang dilengkapi dengan

ruang terbuka dan mengacu pada penggabungan unit-unit fasilitas alam sehingga

membentuk suatu ruang luar yang mendukung kompleks kampus sebagai suatu

kesatuan. Konsep pemintakatan vertikal merupakan peruntukan ruang pada

bangunan kampus Politeknik Kota Malang yang dibagi sesuai dengan fungsi pada

masing-masing massa bangunan. Pola sirkulasi dan pencapaian yang direncanakan

sifatnya terpusat dengan menggunakan selasar sebagai penghubung antar

bangunan. Open space merupakan pembagi sirkulasi antar fasilitas dalam kampus

Page 16: Ringkasan - bappeda.malangkota.go.idbappeda.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/11/hasil_kajian... · dimulainya perkuliahan semester I Tahun akademik 2008/2009. Esensi studi

RINGKASAN EKSEKUTIF STUDI KELAYAKAN LOKASI POLITEKNIK KOTA MALANG

16

Politeknik Kota Malang, sedangkan untuk pencapaian ke dalam kampus terdapat

gerbang utama.

Gambar 4:

Konsep Pengembangan Kampus Politeknik Kota malang

4.2. Konsep Tampilan Bangunan

Dalam pemilihan tampilan bangunan, hal-hal yang perlu menjadi

pertimbangan adalah sebagai berikut :

• Kesan / karakter bangunan yang ingin ditonjolkan

• Karakter suatu bangunan harus mencerminkan kegiatan di dalamnya. Dalam

hal ini adalah kegiatan pendidikan yang aktif dan dinamis, dan bertujuan

memupuk karakter pendidikan. Karakter suatu bangunan berdasarkan aktifitas

di dalamnya berfungsi untuk menciptakan identitas dan pengenalan, serta

mencerminkan fungsi yang diwadahi dari suatu pusat pendidikan

• Kondisi eksisting tapak rancangan

• Tipologi bentuk dan tampilan bangunan eksisting yang ingin diadaptasi

• Sistem struktur yang dipakai oleh bangunan.

Tampilan bangunan diarahkan pada efek, kesatuan dalam tapak yang

memerlukan kesamaan karakter tampilan, cukup flesksibel untuk diolah dan

Akses Ke Lokasi Pengembangan Kampus

Tahap 2

Page 17: Ringkasan - bappeda.malangkota.go.idbappeda.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/11/hasil_kajian... · dimulainya perkuliahan semester I Tahun akademik 2008/2009. Esensi studi

RINGKASAN EKSEKUTIF STUDI KELAYAKAN LOKASI POLITEKNIK KOTA MALANG

17

memberi cukup kebebasan untuk mengembangkan gagasannya. Perwujudan

kesan yang ingin ditonjolkan dalam pembangunan kampus Politeknik Kota Malang

adalah sebagai berikut :

• Aktif, bentukan garis serta pemilihan struktur bentang panjang.

• Prestasi, dengan pemilihan garis vertikal lebih dominan daripada horizontal.

• Kejujuran, dengan pendekatan struktur dan bahan yang ditampilkan secara

jujur mengesankan sifat kejujuran yang hendak dijunjung tinggi.

• Ketangguhan, dengan ekspresi struktur yang kokoh dan kreatif.

Tampilan bangunan diarahkan pada efek kesatuan dalam tapak yang

memerlukan kesamaan karakter tampilan dan diciptakan untuk menumbuhkan

minat blajar bagi mahasiswa.

5. Kelayakan Aspek Sosial Ekonomi

5.1. Dampak Pembangunan

Pendirian Politeknik Kota Malang secara langsung maupun tidak langsung

akan mempengaruhi pola pendapatan dan pergeseran pencaharian penduduk

sekitar. Hal ini dapat dimengerti karena pembangunan fasilitas pendidikan berskala

besar (MIEP) akan menyebabkan alih fungsi lahan dan perubahan pola aktifitas

kawasan. Perubahan dari sektor pertanian menjadi sektor jasa. Perubahan pola

kegiatan ini tidak selalu berdampak negatif tetapi berdampak positif juga terhadap

peningkatan pendapatan masyarakat karena semakin beragamnya jenis kegiatan

usaha di kawasan tersebut.

Perubahan aktivitas kawasan sebagai dampak pembangunan kelengkapan

fasilitas pendidikan dan infrastruktur lingkungan akan mengakibatkan meningkatnya

nilai tanah di sekitar kawasan. Peningkatan ini juga terjadi di kawasan Tlogowaru,

apalagi sejak ditetapkan area tempat pendirian Politeknik Kota Malang sebagai

MIEP. Hal ini berdampak pada penyediaan lahan Politeknik Kota Malang dalam

perencanaan pengembangannya sehingga perlu dilakukan langkah antisipasi

untuk mengurangi pembengkakan biaya pembebasan lahan yang meningkat

kurang lebih 7 kali lipat (dari Rp 50.000 menjadi ± 350.000,-) sehingga akhirnya akan

mempengaruhi jangka waktu BEP-nya.

Dampak lain hadirnya Politeknik Kota Malang adalah meningkatnya

pendapatan penduduk yang mempunyai mata pencaharian yang terkait langsung

dengan pendirian Politeknik. Buruh bangunan yang jumlahnya 380 (8,8%) dari total

penduduk akan memperoleh peningkatan pendapatan dari pemanfaatan tenaga

kerja mereka untuk mengerjakan bangunan fisik politeknik Kota Malang. Penjual

barang-barang kebutuhan pembangunan gedung politeknik akan banyak memetik

manfaat dari pembelian barang-barang kebutuhan pendirian bangunan dan sektor

perdagangan lainnya. Untuk sektor transportasi, jumlah arus penumpang angkutan

kota ke dan dari lokasi berdirinya politeknik tersebut akan mengalami peningkatan

baik dari sisi jumlah penumpang maupun bertambahnya armada angkutan yang

membawa dampak kenaikan pendapatan baik para sopir maupun pemilik

(pengusaha) angkutan kota dengan jalur trayek yang melalui lokasi dimaksud.

Dengan kehadiran Politeknik Kota Malang tersebut berarti telah terjadi

sirkulasi pendapatan dari pemilik dana kepada masyarakat di sekitar lokasi ataupun

pihak-pihak lainnya di luar proyek yang sumber dayanya diperlukan. Sirkulasi yang

semula sudah terjadi akan semakin lancar dengan kehadiran politeknik. Di samping

itu peningkatan pendapatan ini akan memperkecil kesenjangan ekonomi yang

selama ini terjadi di Wilayah Kecamatan Kedungkandang. Semakin rendah

Page 18: Ringkasan - bappeda.malangkota.go.idbappeda.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/11/hasil_kajian... · dimulainya perkuliahan semester I Tahun akademik 2008/2009. Esensi studi

RINGKASAN EKSEKUTIF STUDI KELAYAKAN LOKASI POLITEKNIK KOTA MALANG

18

kesenjangan ekonomi akan semakin memperkecil pula kesenjangan sosial dan

semakin rendah kesenjangan sosial akan memperkecil penyakit sosial dan akan

meningkatkan kesejahteraan sosial.

Data kondisi angkatan kerja di Kelurahan Telogowaru menunjukkan bahwa

jumlah angkatan kerja yang belum bekerja sebanyak 471 dari total angkatan kerja

3.319. hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengangguran di daerah tersebut sebesar

14,2%.

Tabel 2:

Jumlah Pengangguran dan Angkatan Kerja

Di Kelurahan Tlogowaru Kecamatan Kedungkandang

No Keterangan Jumlah

1 Jumlah penduduk usia 15-55 tahun yang belum bekerja 471

2 Jumlah angkatan kerja usia 15-55 tahun 3319

Sumber : Monografi dan Profil Kelurahan Tlogowaru, 2007

Kehadiran politeknik diharapkan membawa pengaruh bagi pengurangan

pengangguran di daerah tersebut. Hal ini bukan hal yang mustahil mengingat

kebutuhan tenaga kerja untuk pengerjaan bangunan juga lumayan besar dengan

jangka waktu pengerjaan 3 tahun. Peluang ini bisa dimanfaatkan oleh para

pengangguran untuk menjadi menjadi buruh bangunan. Bahkan rencana

pemerintah Kota Malang yang akan memindahkan beberapa kantor ke lokasi di

Kelurahan Telogowaru dan rencana pendirian komplek perkantoran serta lainnya

juga akan membawa pengaruh besar bagi ketersediaan lapangan kerja yang tentu

saja bisa dimanfaatkan oleh para pengangguran sehingga diharapkan pada masa

yang akan datang jumlah pengangguran dapat dikurangi.

Tabel 3:

Rencana Usaha Terkait dengan Pendirian Politeknik Kota Malang

(Jawaban lebih dari satu)

No Rencana Usaha Frekuensi Persentase

1 Kos-kosan 33 29.2%

2 Transportasi 3 2.7%

3 Makanan minuman 23 20.4%

4 Toko/kios 28 24.8%

5 Lainnya 4 3.5%

6 Tidak menjawab 22 19.5%

Jumlah 113 100%

Pembangunan beberapa infrastruktur seperti jalan, sekolah, perguruan tinggi,

gelanggang olahraga, terminal, dan perkantoran di Kec. Kedungkandang,

dimaksudkan untuk mendorong perkembangan ekonomi Kota Malang bagian

timur. Saat ini, Kota Malang bagian timur relatif kurang berkembang bila

dibandingkan dengan perkembangan Kota Malang di bagian barat, utara,

maupun lainnya. Dengan dibangunnya beberapa fasilitas infrastruktur maka

perkembangan ekonomi di sana bisa dipacu. Dengan adanya fasilitas tersebut,

maka sektor usaha juga ikut merambah Kec. Kedungkandang, seperti bisnis

perumahan, pertokoan, rumah makan, manufaktur, transportasi dan lainnya. Hal ini

Page 19: Ringkasan - bappeda.malangkota.go.idbappeda.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/11/hasil_kajian... · dimulainya perkuliahan semester I Tahun akademik 2008/2009. Esensi studi

RINGKASAN EKSEKUTIF STUDI KELAYAKAN LOKASI POLITEKNIK KOTA MALANG

19

dibuktikan dengan rencana dari 87 responden yang akan menggeluti sektor usaha

baru jika Politeknik Kota Malang hadir di kawasan tersebut sebagaimana

ditunjukkan pada Tabel 3. Sektor usaha yang menjadi primadona sebagian besar

responden adalah kos-kosan (29,2%) disusul toko/kios dan makanan minuman.

Paradigma pembangunan menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi

merupakan obat mujarab untuk mengatasi masalah kemiskinan setidaknya menjadi

salah satu pedoman bagi pembangunan di Kota Malang. Dalam kacamata

pencapaian target pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi

yang tinggi (Produk Domestik Regional Bruto tinggi), pembangunan sarana fisik yang

bercirikan gedung-gedung perkantoran, pertokoan, terminal dan lainnya dengan

diferensiasi kegiatan yang beraneka ragam di Kota Malang merupakan gerbong

bagi pertumbuhan ekonomi. Hal ini terjadi karena ada hubungan positif antara

kegiatan pembangunan fisik dengan pendapatan. Semakin besar atau banyak

kegiatan pembangunan fisik akan semakin meningkatkan pendapatan per kapita

penduduk demikian juga sebaliknya.

Setiap pembangunan sarana prasarana meskipun sangat sederhana pasti

memerlukan keterampilan dan keahlian tertentu yang sangat tergantung pada

karakteristik kegiatan. Dengan demikian baik secara langsung maupun tidak

langsung akan mendorong masyarakat untuk meningkatkan keterampilan dan

keahliannya. Hal di dorong oleh fakta bahwa masyarakat Kelurahan Telogowaru

umumnya berpendidikan rendah dan banyak yang putus sekolah. Oleh karena itu

untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian masyarakat memerlukan

pendidikan. Tanpa adanya pendidikan maka akan sulit memperbaiki dan

meningkatkan keterampilan dan keahlian. Salah satu hal yang mendorong

penetapan daerah Kecamatan Kedungkandang sebagai lokasi MIEP adalah

rendahnya tingkat pendidikan masyarakat sekitar sehingga diharapkan dengan

kehadiran berbagai sekolah yang bertaraf internasional di daerah tersebut dapat

dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk dapat meningkatkan pendidikan

mereka. Dengan pendidikan yang memadai akan dapat meningkatkan dan

menambah kualitas masyarakat menjadi lebih baik serta mengurangi tingkat

kemiskinan yang tinggi didaerah tersebut (40%).

Setiap pembangunan yang dilakukan harus mampu memberikan nilai

tambah sehingga menjadikannya layak untuk dilaksanakan. Terkait dengan hal

tersebut nilai tambah yang diberikan oleh pendirian Politeknik Kota Malang

terdistribusi ke berbagai sektor antara lain :

1. Politeknik Kota Malang

Mendapatkan dana dari DP dan SPP

Terbuka Peluang Bisnis

Agent of Social Engineering

2. Pemerintah

Bertambahnya pendapatan dari sektor pajak

Bertambah Lapangan Kerja

Berkurang ketimpangan Ekonomi dan Sosial

Terbuka Areal Kota

3. Masyarakat Sekitar Kampus

Kenaikan Harga Tanah

Terbukanya Peluang Usaha

Perbaikan lingkungan

4. Dosen dan pegawai

Page 20: Ringkasan - bappeda.malangkota.go.idbappeda.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/11/hasil_kajian... · dimulainya perkuliahan semester I Tahun akademik 2008/2009. Esensi studi

RINGKASAN EKSEKUTIF STUDI KELAYAKAN LOKASI POLITEKNIK KOTA MALANG

20

Penerimaan Gaji

Peningkatan kualitas kompetensi

5. Mahasiswa

Meningkat daya saing pribadi

Nilai tambah dengan pendidikan

6. Industri

Mendapatkan tenaga kerja lokal

Bertambahnya pendapatan dari pasokan kebutuhan kampus

Berkurangnya turn over

5.1 Aspek Finansial

Keputusan untuk melakukan investasi yang menyangkut sejumlah besar dana

dengan harapan mendapatkan keuntungan dalam jangka panjang seringkali

berdampak besar bagi kelangsungan hidup suatu usaha. Oleh karena itu sebelum

mengambil keputusan untuk melakukan investasi salah satu syarat terpenting

adalah mengkaji aspek financial. Langkah ini lebih ditujukan untuk menilai kegiatan

yang memiliki potensi keberhasilan dalam jangka panjang, artinya bahwa apakah

kegiatan yang diusulkan dapat memikul kewajiban membayar kembali dana yang

digunakan dan memenuhi tingkat keuntungan yang diharapkan.

Untuk mengkaji aspek financial terkait dengan pendirian Politeknik Kota

Malang, ada beberapa hal yang mendasari antara lain:

Dasar Perlakuan Biaya (Cash Outflow)

1) Biaya (Sunk Cost)

Biaya ini tidak ikut diperhitungkan karena merupakan biaya yang sudah

dikeluarkan sebelum diambil keputusan diterima atau ditolaknya suatu proyek.

Dalam studi kelayakan ini yang diperhitungkan adalah biaya yang bersifat future

costs yang akan mendatangkan future returns

2) Engineering and Feasibility Studies

Biaya yang dikeluarkan untuk Feasibility Studies termasuk preliminary design tidak

diperhitungkan dalam biaya investasi proyek yang sedang dievaluasi karena

dikategorikan sebagai sunk cost.

3) Tanah dan hibah dari DIKTI

Tidak ikut diperhitungkan sebagai cash outflow karena tidak terjadi

pengorbanan produksi karena tanah tersebut (lokasi pendirian Politeknik Kota

Malang) adalah tanah milik pemerintah kota Malang sedangkan dana dari DIKTI

seluruhnya merupakan dana hibah dan dimanfaatkan untuk pengembangan

staf, peralatan, sebagian tenaga ahli, koleksi perpustakaan dan pengembangan

program.

4) Rencana konstruksi dibagi kedalam 2 (dua) tahap, yaitu tahap pertama

pembangunan gedung kantor pusat, gedung A dan B, perpustakaan dan

kantin, bengkel, pos satpam, taman dan parkir serta lapangan basket dan volley

yang dikerjakan dalam tahun 2009 dan tahap kedua pembangunan gedung C,

bengkel, taman dan parkir, lapangan tenis, teaching factory, testing dan training

center dikerjakan tahun 2010.

5) Biaya Operasi dan Pemeliharaan

Untuk memperoleh gambaran tentang benefit bersih perlu diperhitung-kan biaya

tahunan guna keperluan operasi dan pemeliharaan proyek. Biaya untuk

rekening air, listrik dan telekomunikasi serta pemeliharaan seluruh aset

Page 21: Ringkasan - bappeda.malangkota.go.idbappeda.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/11/hasil_kajian... · dimulainya perkuliahan semester I Tahun akademik 2008/2009. Esensi studi

RINGKASAN EKSEKUTIF STUDI KELAYAKAN LOKASI POLITEKNIK KOTA MALANG

21

dimasukkan dalam perhitungan biaya proyek. Besarnya perkembangan biaya

operasi dan pemeliharan langsung ditetapkan sebesar 1% dari nilai investasi

pada gedung, peralatan, furniture dan AC.

6) Biaya lainnya: gaji dan berbagai tunjangan, keperluan kantor, biaya perjalanan

dinas, biaya rapat, pembelian laptop untuk mahasiswa dan biaya

pengembangan program lainnya diperhitungkan sebagai cash outflow kecuali

biaya yang terkait langsung kebutuhan mahasiswa yang ditetapkan sebesar Rp

1.750.000,- karena seluruhnya kembali kepada mahasiswa.

Dasar Perlakuan Penerimaan

Penerimaan yang diperoleh dengan beroperasi Politeknik Kota Malang

meliputi: penerimaan dari Dana Pembangunan (DP), Sumbangan

Penyelenggaraan Pendidikan (SPP) Mahasiswa dan pendapatan dari beroperasinya

Testing dan Training Center serta Teaching Factory.

Adapun asumsi yang mendasari perhitungan adalah sebagai berikut:

1. Biaya DP diasumsikan naik RP 500.000,-/tahun dan kenaikan SPP berdasarkan

pada kenaikan inflasi tahunan di Kota Malang (Data BPS) sebesar 10%/tahun

yang diberlakukan mulai tahun ke-3.

2. Tingkat pertumbuhan jumlah mahasiswa selama 10 tahun umur ekonomi

ditetapkan berdasarkan target masing-masing tahun disesuaikan dengan

kapasitas kelas dan pemenuhan student body untuk tahun ke 10 sebanyak

3.000 mahasiswa.

3. Suku bunga bank diasumsikan 6%/tahun.

4. Operasionalisasi dari 3 unit usaha lainnya yaitu training dan testing center

serta teaching factory dilakukan mulai tahun 2011 dengan jumlah

kegiatan/tahun masing-masing minimal 3 kegiatan dengan asumsi

penerimaan bersih tiap kegiatan Rp 10.000.000,- dan meningkat ±10%/tahun

5.2. Proyeksi Biaya dan Penerimaan

Pembiayaan Pembangunan Politeknik Kota Malang mencakup sarana

prasarana bangunan politeknik, tempat parkir dan fasilitas umum lainnya dengan

keseluruhan biaya sebesar Rp 108.729.346.590,- yang terbagi dalam dua kategori

yaitu dana hibah dari DIKTI Rp 68.417.846.590,- dan dana pendamping dari

pemerintah Kota Malang Rp 40.311.500.000,- Sedangkan rincian biaya dari

Pemerintah Kota Malang yang digunakan sebagai Initial Outflow. Dasar penetapan

perkiraan biaya DP dan SPP disesuaikan dengan asumsi yang telah disebutkan

sebelumnya. Dalam analisis aliran kas dibagi menjadi 2 (dua) bahasan, yaitu; aliran

kas masuk (cash inflow) dan aliran kas keluar (cash outflow).

Berdasarkan proyeksi besar DP dan SPP, proyeksi jumlah mahasiswa dan

proyeksi kegiatan unit bisnis yang dimiliki Politeknik Kota Malang. Aliran kas masuk

sebagaimana yang diutarakan dalam tabel di atas berkaitan dengan sejumlah

pendapatan yang diterima dengan beroperasinya Politeknik Kota Malang. Sumber

pendapatan (cash inflow) dengan beroperasinya Politeknik Kota Malang, yaitu: 1)

Dana Pembangunan; 2) SPP dan 3) Unit bisnis yang terdiri dari Testing dan Training

Center serta Teaching Factory.

Aliran kas keluar dalam studi kelayakan ini meliputi berbagai pengeluaran

dana yang terjadi mulai saat beroperasinya Politeknik Kota Malang yang terdiri dari:

manajemen program, biaya pemeliharaan, biaya sewa, pembelian laptop dan

biaya penyusutan. Metode penyusutan yang digunakan dalam studi kelayakan ini

Page 22: Ringkasan - bappeda.malangkota.go.idbappeda.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/11/hasil_kajian... · dimulainya perkuliahan semester I Tahun akademik 2008/2009. Esensi studi

RINGKASAN EKSEKUTIF STUDI KELAYAKAN LOKASI POLITEKNIK KOTA MALANG

22

adalah metode garis lurus. Sebenarnya dilihat dari aspek keuntungan, lebih

menguntungkan jika menggunakan metode angka tahun karena jumlah

penyusutannya semakin lama semakin kecil sehingga memperbesar keuntungan

yang diperoleh. Namun jika dipandang dari aspek pengenaan pajak, jelas tidak

menguntungkan bagi perolehan pajak terutama pada tahun-tahun pertama

proyek yang nilai penyusutannya lebih besar berpengaruh terhadap perolehan laba

sebelum pajak yang pada gilirannya berpengaruh terhadap penerimaan pajak.

5.3. Analisis Keuangan

Hasil perhitungan terhadap kelayakan ekonomi seperti telah diuraikan dalam

laporan lengkap studi ini, dari sisi analisis keuangan pembangunan Politeknik Kota

Malang layak untuk dilaksanakan. Dasar kelayakan ini dengan mempertimbangkan

hasil analisis perhitungan aspek-aspek sebagai berikut:

Payback Period

Metode perhitungan ini digunakan sebagai dasar untuk mengukur jangka

waktu yang diperlukan untuk pengembalian modal suatu investasi (payback period)

yang dihitung dari arus kas bersih. Arus kas bersih merupakan selisih antara

pendapatan (revenue) dan pengeluaran (expenses) per tahun. Dari hasil

perhitungan metode ini, pengembalian investasi setiap tahun menghasilkan waktu

8,61 tahun atau 8 tahun 7 bulan. Hasil ini menunjukkan kemampuan pengembalian

investasi masih lebih kecil dalam arti lebih cepat dibandingkan usia ekonomis proyek

(10 tahun). Walaupun metode payback period ini tidak mempertimbangkan nilai

waktu terhadap uang (time value of money), namun berguna untuk mengetahui

berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi.

Average Rate of Return (ARR)

Metode ARR dimaksudkan untuk mengetahui keuntungan rata-rata tahun

setelah pajak. Semakin besar nilai ARR semakin disukai, karena menunjukkan

besarnya tingkat keuntungan yang diperoleh dari investasi yang ditanamkan.

Berdasarkan hasil perhitungan, menunjukkan bahwa ARR yang dihasilkan sebesar

20,2% yang berarti bahwa keuntungan rata-rata yang diperoleh sebesar 20,2% dari

nilai investasi.

Net Present Value (NPV)

Mengingat adanya kelemahan dalam metode payback period dan ARR

maka diperlukan metode lain, yaitu Nilai Sekarang Bersih (Net Present Value = NPV)

yang didasarkan konsep pendiskontoan seluruh arus kas ke nilai sekarang. Dengan

metode NPV, maka cash inflow yang akan diterima pada waktu mendatang telah

dihitung berdasar nilai sekarang (dis-counted) dengan tingkat bunga (Cost of

Capital = CoC) tertentu. Dalam studi kelayakan ini, dengan berdasarkan tingkat

bunga 6% menghasilkan NPV sebesar positif Rp 19.200.468.444,-. Mengacu pada

ketentuan dasar metode ini, bahwa suatu usulan investasi atau proyek dapat

dilaksanakan apabila NPV > 0, maka Pendirian Politeknik Kota Malang dapat

dilaksanakan.

Internal Rate of Return (IRR)

Metode IRR dimaksudkan untuk mengetahui tingkat bunga riil yang dihasilkan

melalui investasi yang diusulkan (tingkat perputaran investasi di dalam proyek).

Tingkat bunga riil tersebut dapat diketahui dengan cara menyamakan Present

Value Cash Inflow dengan Net Investment. Ketentuan dasar keputusan dengan

Page 23: Ringkasan - bappeda.malangkota.go.idbappeda.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/11/hasil_kajian... · dimulainya perkuliahan semester I Tahun akademik 2008/2009. Esensi studi

RINGKASAN EKSEKUTIF STUDI KELAYAKAN LOKASI POLITEKNIK KOTA MALANG

23

metode IRR, bahwa-sanya suatu usulan investasi dapat diterima apabila IRR > Cost

of Capital (CoC). Berdasarkan dari hasil perhitungan, menunjukkan bahwa IRR yang

dihasilkan sebesar 12,77% lebih besar dibandingkan CoC sebesar 6% sehingga

Pendirian Politeknik Kota Malang dapat dilaksanakan.

Benefit Cost Ratio (B-C Ratio)

Metode ini dipergunakan untuk mengetahui besarnya manfaat yang

diperoleh dari setiap rupiah yang diinvestasikan dengan ketentuan bahwa suatu

usulan investasi dapat diterima atau layak dilaksanakan apabila B-C Ratio > 1.

Merujuk pada hasil perhitungan bahwa B-C Ratio yang dihasilkan sebesar 1,34 atau

B-C Ratio > 1, sehingga dapat dinyatakan bahwa Pendirian Politeknik Kota Malang

dapat dilaksanakan.

6. Hasil Study dan Rekomendasi

6.1. Hasil Study

Rekomendasi yang diberikan ini lebih dititik beratkan pada aspek

kelembagaan dan aspek pengembangan kampus secara terpadu dalam satu

kawasan pengembangan/pembangunan Kawasan Malang International Education

Park sebagai suatu wacana pengembangan ke depan. Wacana ini perlu

mendapatkan perhatian dari berbagai pihak sebagai bahan untuk penyiapan

upaya pengembangan Kawasan Timur kota Malang. Beberapa catatan dalam

rekomendasi pada akhir studi kelayakan lokasi pembangunan Politeknik Kota

Malang ini masih dapat dikembangkan mengingat adanya keterbatasan-

keterbatasan baik dari segi ketersediaan data maupun belum adanya ketetapan-

ketetapan yang dapat dijadikan dasar dalam studi kelayakan ini.

1. Aspek Hukum; Walaupun secara teknis Politeknik Kota Malang sudah

melakukan aktifitas perkuliahan, karena telah mendapatkan ijin operasional

dari DIKTI, perlu kiranya pihak Yayasan Pendidikan Kota Malang (YPKM)

bersama-sama pemerintah kota Malang untuk dapat segera mengatur dan

menyelesaikan masalah administratif yang berkaitan dengan kedudukan

Yayasan Pendidikan Kota Malang melalui Peraturan Daerah.

2. Aspek Kelembagaan; Sebagai institusi yang siap untuk melakukan pelayanan

publik (satuan Pendidikan), maka Politeknik Kota Malang seharusnya segera

untuk melengkapi organ kelembagaannya, seperti Statuta, Renstra, Renop,

serta kelengkapan struktur organisasi lainnya. Demikian juga halnya dengan

Kelembagaan YPKM harus segera dilengkapi dengan AD/ART-nya agar dapat

menjamin pengelolaan lembaga yang menerapkan prinsip-prinsip Good

governance, yang berciri transparan, akuntabel dan menggunakan prinsip-

prinsip merit sistem dalam pengelolaan SDM (berbasis kinerja), sebagai bentuk

pertanggungjawaban publik.

3. Aspek Tata Ruang Kota; Melihat kecenderungan yang positif pada kawasan

lokasi terpilih (kelurahan Tlogowaru), yang mengarah pada pusat kegiatan

pendidikan berstandard internasional, maka wacana Malang International

Education Park dapat dipertimbagkan untuk dikembangan sebagai model

pengembangan kawasan pusat pendidikan yang terintegrasi mulai dari PAUD

dan TK sampai dengan Pendidikan Tinggi.

4. Pemerintah Kota, harus pro aktif dalam menyikapi perkembangan kawasan

Pendidikan Tlogowaru dengan mempersiapkan produk-produk kebijakan dan

perencanaan dalam jangka panjang. Hal ini penting untuk meminimalisir

Page 24: Ringkasan - bappeda.malangkota.go.idbappeda.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/11/hasil_kajian... · dimulainya perkuliahan semester I Tahun akademik 2008/2009. Esensi studi

RINGKASAN EKSEKUTIF STUDI KELAYAKAN LOKASI POLITEKNIK KOTA MALANG

24

permasalahan ketidak seimbangan perencanaan kawasan yang potensial

bagi magnet pertumbuhan kawasan. Review terhadap RTRW, RTRK serta

produk perencanaan pada Kawasan Timur Malang (kecamatan

Kedungkandang) khususnya di Tlogowaru harus segera dilakukan untuk

menjaga keberlanjutan pembangunan yang terarah dan terpadu.

5. Aspek Penetapan lokasi Politeknik Kota Malang; Keberadaan tapak yang telah

dimiliki oleh YPKM (Politeknik Kota Malang) yang berada di sisi timur dan di

belakang SMPN 23 dengan lokasi yang terpisah di satu sisi, serta keberadaan

SUTET yang membelah lokasi merupakan kendala yang harus dicarikan jalan

keluar (lihat sketsa Awal MIEP). Dari segi pelaksanaan pembangunan yang

memerlukan waktu relatif cepat, maka lokasi yang diusulan adalah di sebelah

timur SD Internasional dengan luasan yang memungkinkan. Dari hasil

perhitungan diperlukan luasan lahan tahap I sekitar 2 Ha, sedangkan sesuai

dengan persyaratan perancangan kampus terpadu diperlukan luasan lahan

sekitar 10 Ha.

6. Aspek Lingkungan; keberadaan SUTET walaupun tidak secara langsung

berakibat negatif terhadap aktifitas manusia dibawahnya, akan tetapi

persyaratan sempadan di sepanjang jaringan SUTET merupakan masalah yang

harus dicari solusinya. Misalnya dengan memanfaatkan sepanjang jalur SUTET

sebagai ruang terbuka dan/atau jalur jalan bermedian boulevard.

6.3. Rekomendasi Pentahapan Pembangunan

Pembangunan Politeknik yang ideal memerlukan pemahaman yang

konprehensif terhadap kebutuhan dan prediksi pengembangan. Wujud kampus

terpadu merupakan suatu “prasyarat” yang mutlak untuk menjamin institusi

pendidikan tinggi (Politeknik) mampu bersaing diera global. Kelengkapan fasilitas

(sarana dan prasarana) akademik dan non akademik perlu mendapatkan

perhatian. Melihat realita bahwa Politeknik Kota Malang merupakan Politeknik yang

baru saja berdiri, maka persyaratan minimal untuk dapat menunjang

berlangsungnya kegiatan akademik merupakan prioritas yang harus dilakukan.

Perhitungan mengenai kebutuhan ruang seperti telah dilakukan di depan, lebih

kepada tuntutan kebutuhan minimal sebuah Politeknik Kota Malang. Sedangkan

kebutuhan sarana dan prasarana kampus Politeknik Kota Malang terpadu

merupakan rekomendasi jangka panjang (Gambar 6.1). Berkaitan dengan hal

tersebut, maka rekomendasi pentahapan pembangunan Politeknik Kota Malang

dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Dalam rangka proses perencanaan pembangunan politeknik Kota Malang,

perlu dilakukan AMDAL dan AMDAL Lalin (Analisa mengenai Dampak

Lingkungan Lalu-Lintas) pada lokasi pembangunan Politeknik Kota Malang. Hal

ini dilakukan sebagai kelengkapan pengusuran Ijin Mendirikan Bangunan, serta

dalam rangka mendapatkan rekayasa lalu-lintas yang tepat di sekitar lokasi

Politeknik Kota Malang.

2. Pembangunan tahap I merupakan pembangunan yang direkomendasikan

sebagai hasil kajian Studi Kelayakan ini dengan penetapan lokasi pada lahan

di sisi timur SD Internasional.

3. Kampus terpadu sebagai pembangunan jangka panjang, merupakan

pembangunan terintegrasi antara pembangunan tahap I dengan area

pengembangan di sisi selatan jalan dengan total lahan seluas 10 Ha, yang

menempati lahan cadangan pengembangan Politeknik Kota Malang

(gambar 5).

Page 25: Ringkasan - bappeda.malangkota.go.idbappeda.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/11/hasil_kajian... · dimulainya perkuliahan semester I Tahun akademik 2008/2009. Esensi studi

RINGKASAN EKSEKUTIF STUDI KELAYAKAN LOKASI POLITEKNIK KOTA MALANG

25

4. Fasiltas pendukung Polteknik adalah Asrama Mahasiswa. Pembangunan

Asrama mahasiswa direkomendasikan dengan memanfaatkan program

Pengadaan asrama mahasiswa melalui SKIM RUSUNAWA, yang diluncurkan

oleh Kementrian Perumahan Rakyat. Berkaitan dengan hal ini, maka pihak

Politeknik kota Malang harus menyediaakan lahan untuk pembangunan

Rusunawa seluas 2 Ha, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Lokasi

Pembangunan Asrama Politeknik sesuai dengan plotting pada gambar 5.

Gambar 5:

Gambar Pentahapan Pembangunan Poltek Kota Malang

Sumber: Hasil Analisa

tahap 1

tahap 2