ringkasan eksekutif - sistem informasi investasi dan pasar...

109
Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 1 KAJIAN RANTAI PASOK BAJA KONSTRUKSI UNTUK MENDUKUNG INVESTASI INFRASTRUKTUR RINGKASAN EKSEKUTIF Tahun Anggaran 2012 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT PEMBINAAN SUMBER DAYA INVESTASI Jln. Pattimura No. 20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

Upload: vonhi

Post on 29-Jun-2019

245 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 1

KAJIAN RANTAI PASOK BAJA KONSTRUKSI UNTUK MENDUKUNG

INVESTASI INFRASTRUKTUR

RINGKASAN EKSEKUTIF

Tahun Anggaran 2012

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

PUSAT PEMBINAAN SUMBER DAYA INVESTASI Jln. Pattimura No. 20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

Page 2: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 2

Daftar Isi

Halaman

Daftar Isi i

Daftar Gambar iii

Daftar Tabel v

1. Pendahuluan 1 - 1

1.1. Latar Belakang 1 - 1

1.2. Maksud dan Tujuan 1 - 6

1.3. Sasaran 1 - 6

2. Metodologi Penelitian 2 - 1

2.1. Metodologi Studi 2 - 1

2.2. Perancangan Pengambilan Data 2 - 3

2.3. Responden Survei 2 - 5

2.4. Jadual Survei 2 - 7

3. Kebutuhan Baja Konstruksi 3 - 1

3.1. Perekenomian Nasional 3 - 1

3.2. Profil Konstruksi Nasional 3 - 3

3.3. Data Kebutuhan (demand) Baja Konstuksi 3 - 4

3.4. Sebaran Kebutuhan Baja Konstruksi 3 - 13

4. Pasokan Baja Nasional 4 - 1

4.1. Industri Baja Dunia 4 - 3

4.2. Industri Baja Nasional 4 - 9

4.3. Komoditas Baja Konstruksi 4 - 10

Page 3: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 3

4.4. Produsen Baja Konstruksi 3 - 13

5. Rantai Pasok 5 - 1

5.1. Rantai Pasok 5 - 1

5.2. Struktur, Perilaku dan Kinerja Rantai Pasok Konstruksi 5 - 6

5.3. Supply Channel 5 - 7

5.4. Kajian Rantai Pasok 5 - 9

5.5. Hasil Survei 5 - 10

5.6. Permasalahan Umum Dalam Rantai Pasok Baja Konstruksi di Indonesia 5 -36

6. Kesimpulan dan Rekomendasi 6 - 1

6.1. Kesimpulan 6 -1

6.2. Rekomendasi 6 -2

Daftar Pustaka

Page 4: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 4

Daftar Gambar

Halaman

Gambar 1.1. Indikasi Investasi untuk Infrastruktur dalam MP3EI 1 - 4

Gambar 2.1 Bagan Alir Pelaksanaan 2 - 2

Gambar 2.2 Structure Channel di Konstruksi 2 - 5

Gambar 3.1 Penggunaan Material Baja pada Commercial dan

Industrial Buildings

3 - 5

Gambar 3.2 Penggunaan Material Baja pada Power plant dan Batching plant 3 - 5

Gambar 3.3. Penggunaan Material Baja Ringan pada Residential dan Housing pada

StrukturAtap

3 - 6

Gambar 3.4 Penggunaan Material Baja Infrastruktur 3 - 7

Gambar 3.5 Peta Sebaran Demand Baja 3 - 14

Gambar 4.1 Produksi Baja Dunia 4 - 2

Gambar 4.2 Perkembangan Produksi Baja Dunia 4 - 2

Gambar 4.3 Pohon Industri Baja Nasional 4 - 6

Gambar 4.4 Kapsitas Produksi Baja Nasional 4 - 7

Gambar 4.5 Trend Produksi Baja Indonesia 2004-2009 4 - 7

Gambar 4.6. Trend Ekspor Baja Indonesia 2004-2009 4 - 8

Gambar 4.7 Trend Impor Baja Indonesia 2004-2009 4 - 8

Gambar 4.8 Komoditas Produik Baja 4 - 9

Gambar 4.9 Peta Sebaran Komoditas Baja Konstruksi Nasional 4 - 15

Gambar 4.10 Peta Sebaran Pasokan Baja Konstruksi Nasional 4 - 16

Gambar 5.1 Rantai Pasok Konstruksi 5 - 2

Gambar 5.2 Konseptual Supply Chain Proyek Konstruksi 5 - 5

Gambar 5.3 Hubungan Konseptual Antara Struktur, Perilakuk dan Kinerja Rantai

Pasok

5 - 6

Gambar 5.4 Framework Distribusi Channel Structure 5 - 7

Gambar 5.5 Pendekatan Channel Structure 5 - 8

Page 5: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 5

Gambar 5.6 Skema Rantai Pasok di Indonesia 5 - 8

Gambar 5.7 Tipologi Organisasi Rantai Pasok 5 - 10

Gambar 5.8 Rantai Pasok Baja Tulangan 5 - 14

Gambar 5.9 Rantai Pasok Baja Profil 5 - 16

Gambar 5.10 Rantai Pasok Pipa Baja 5 - 18

Gambar 5.11 Rantai Pasok Steel Wire 5 - 20

Gambar 5.12 Rantai Pasok Baja Ringan 5 - 22

Gambar 5.13 Komponen Export PT. Komatsu Indonesia 5 - 24

Gambar 5.14 Komponen In House PT. Komatsu Indonesia 5 - 25

Gambar 5.15 Rantai Pasok Baja Alat Berat 5 - 26

Page 6: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 6

Bab I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Salah satu faktor bagi suatu negara untuk dapat bersaing adalah memiliki tingkat

produktivitas yang kompetitif. Produktivitas ini akan menjadi pondasi bagi para pengambil

kebijakan untuk memperbaiki kondisi mikro dan makro ekonomi, sehingga kebijakan tersebut

mampu untuk memperbaiki tingkat produktivitas. Dengan demikian produktivitas akan

menentukan posisi yang strategis untuk mengetahui posisi negara tersebut. Untuk dapat

meningkatkan produktivitas terdapat dua belas pilar pendukung. Keduabelas pilar tersebut

institutions, infrastructure, macroeconomics environment, health and primary education,

higher education and training, goods market efficiency, labor market efficiency, financial

market development, technology readiness, market size, business sophistication, innovation.

Keduabelas faktor ini juga dapat menjadi indeks untuk mengukur tingkat kompetitif bagi

suatu negara.

Keterkaitan penelitian ini dengan keduabelas faktor difokuskan pada infrastruktur.

Infrastuktur menjadi penting karena dengan adanya infrastrukstur yang layak akan menjamin

dari keberlangsungan perekonomian. Jika perekonomian meningkat maka akan memberikan

kontribusi yang signikan terhadap produktivitas. Berdasarkan The Global Competitiveness

Report 2011-2012 yang diterbitkan oleh World Economic Forums, pada tahun 2011-2012

daya saing Indonesia berada pada peringkat46setelah Portugal dari 142 negara. Sedangkan

pada tahun 2010-2011, daya saing Indonesia berada pada peringkat 44. Hal ini memberikan

indikasi bahwa tingkat produktivitas Indonesia menurun 2 peringkat. Faktor yang menjadi

penyebab turunnya peringkat ini adalah tingkat ketersediaan infrastruktur yang masih rendah.

Sehingga memperlambat laju tingkat perekonomian. Dampak dari kondisi semacam ini

berkurangnya minat investor untuk memindahkan investasinya ke negara tetangga yang

kondisi infrastrukturnya relatif lebih memadai. Oleh karena itu, diperlukan percepatan

pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Page 7: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 7

Upaya untuk mempercepat ketersediaan infrastruktur yang layak dan memadai adalah

harus ditunjang oleh sumber daya material dan peralatan yang memiliki waktu pendek

sehingga tingkat ketercapaian infrastruktur dapat lebih tinggi.Ketersediaan material yang

memungkinan untuk mencapai kondisi tersebut adalah baja.Material baja memberikan

peluang positif dari sisi waktu karena selain kemudahan untuk dikerjakan juga dapat

dikerjakan off-site. Semula baja hanya fokus digunakan untuk pekerjaan struktur pada

penulangan saja ataupun pada gelagar dan rangka jembatan, atau struktur rangka

pergudangan, tetapi dalam perkembangannya baja dengan berbagai modifikasi dimungkinkan

dipakai pada elemen bangunan yang lain seperti baja ringan pada atap. Pertimbangan

pemakaian baja ringan menjadi pilihan karena adanya isu-isu strategis untuk mengurangi

dampak dari pemanasan global.Oleh karena itu, penggunaan baja ringan menjadi kompetitif

terhadap material kayu sebagai upaya untuk mengurangi kelangkaan penggunaan kayu.Tabel

berikut ini akan memberikan gambaran tentang permintaan baja di konstruksi berdasarkan

RPJM dan MP3EI.

Tabel 1.1.Kebutuhan Material dan Peralatan Konstruksi

No Jenis MPK

Kebutuhan Per Tahun

Berdasarkan RPJM Berdasarkan MP3EI 2012 2013 2014 2012 2013 2014

1 Semen (juta ton) 12.1 13.9 16.0 12.1 18.6 21.4

2 Baja (juta ton) 5.3 6.0 7.0 7.6 10.1 12.6

3 Aspal (ribu ton) 1250 1.7 2.0 2800 3.7 4.7

4 Alat berat (ribu unit) 42 50 60 38.1 51 64 Sumber: Kementerian Pekerjaan Umum Badan Pembinaan Konstruksi dalam

Seminar Nasional Peluang Pasar Material dan Peralatan Konstruksi untuk Mendukung Penyelenggaraan

Infrastruktur Nasional, Jakarta 4 Mei 2012

Selain itu, seiring pesatnya pertumbuhan ekonomi dan penduduk serta terbatasnya

lahan,terutama pada wilayah perkotaan telah membuat kecenderungan penyelenggaraan

konstruksi ke arah bidang bangunan yang lebih kompleks, misalnya: bangunan bertingkat

tinggi, gedung pertemuan dan olahraga dengan ukuran super besar, pembangunan jembatan

dengan bentang panjang sebagai alternatif solusi transportasi yang lebih ekonomis,

pengembangan jaringan perpipaan dalam sistem penyediaan air minum dan sebagainya.

Perkembangan penggunaan baja tersebut menyebabkan kenaikan tingkat konsumsi baja dalam

jumlah yang cukup besar.Berdasarkan angka pertumbuhan 8,25%/tahun pada periode 2004-

2009, maka estimasi kebutuhan baja di Indonesia sampai dengan 2025 seperti pada tabel di

bawah ini.

Page 8: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 8

Tabel 1.2.Estimasi Kebutuhan Baja Nasional Sampai dengan 2025

Konsumsi Baja 2011 2015 2020 2025

Jumlah konsumsi (juta ton) 10.36 14.22 21.14 31.43

Konsumsi/kapita (kg/kapita/tahun) 43 57 81 116

Sumber: Natsir, M., Sistem Rantai Pasok Material Dan Peralatan Konstruksi Untuk

Mendukung Investasi Infrastruktur dalam Seminar Nasional Peluang Pasar Material dan Peralatan Konstruksi

untuk Mendukung Penyelenggaraan Infrastruktur Nasional, Jakarta 4 Mei 2012

Tingkat konsumsi baja suatu negara pada saat ini telah menjadi salah satu indikator

dalam kemajuan negara tersebut.Semakin makmur suatu negara, yang ditunjukkan dengan

nilai PDB per kapita, cenderung memiliki konsumsi baja yang semakin tinggi sebagaimana

terlihat pada Tabel 1.3.Tingkat konsumsi baja perkapita Indonesia pada saat itu tercatat hanya

sebesar 38,7 kg, berada dibawah konsumsi baja Philipina pada tahun 2008 sebesar 39.4

kg/kapita/tahun. Menurut Natsir, M., (2012) dengan asumsi pertumbuhan konsumsi baja di

ketiga negara tersebut 5%/tahun, maka konsumsi baja rata-rata pada tahun 2025 diestimasikan

sebesar 453 kg/kapita/tahun. Dengan demikian, jika ingin bersaing dengan ketiga negara

tersebut, maka industri baja nasional perlu meningkatkan kapasitas produksinya sebesar

14%/tahun sejak saat ini, agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut.Untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi di Indonesia, pemerintah telah merencanakan percepatan peningkatan

investasi infrastruktur dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini tertuang dalamProgram Master

Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), dimana di

dalamnya terdapat alokasi dana yang sangat besar pada sektor infrastruktur.

Tabel 1.3. Konsumsi Baja di Negara Asia dan Australia Tahun 2008

Negara PDB Per Kapita Konsumsi Baja

(kg/kapita)

Vietnam 1.054 94,8

Philipina 1.847 39,4

Indonesia 2.252 38,7

Thailand 3.937 203,1

Malaysia 7.014 297,7

Taiwan 17.013 693,3

Korea 19.076 1.222,4

Jepang 38.442 608,4

Singapura 38.723 775,1

Australia 47.430 367,1 Sumber: Natsir, M., Sistem Rantai Pasok Material Dan Peralatan Konstruksi Untuk

Mendukung Investasi Infrastruktur dalam Seminar Nasional Peluang Pasar Material dan Peralatan Konstruksi

untuk Mendukung Penyelenggaraan Infrastruktur Nasional, Jakarta 4 Mei 2012

Page 9: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 9

Gambar 1.1. Indikasi investasi untuk infrastruktur dalam MP3I

Sumber: Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025

*Catatan:Jumlah tersebut terdiri dari investasi dari Pemerintah, Badan Usaha Milik Negara, dan sektor swasta

Seiring dengan rencana pengembangan infrastruktur tersebut, dapat dipastikan

kebutuhan baja sebagai material konstruksi di Indonesia akan semakin meningkat pula.Selain

digunakan sebagai bahan bangunan, baja juga sangat dibutuhkan dalam mendukung industri

manufaktur permesinan, misalnya industri alat otomotif dan alat berat. Industri alat berat

nasional saat ini mengalami kemajuan yang cukup pesat, yaitu 15% pertahun. Berdasarkan

informasi yang diperoleh dari Asosiasi Industri Alat Besar Indonesia (HINABI), tercatat

beberapa merek alat berat ternama seperti Komatsu, Sakai, Bomag dan produsen lainnya yang

tergabung dalam HINABI telah mampu memproduksi alat berat di dalam negeri dengan

persentase kandungan lokal sebagaimana terlihat pada tabel berikut:

Tabel 1.4. Persentase Komponen Lokal Produk Alat Berat Nasional

Kandungan Lokal 2006 2010 est 2015 target

Excavator 45 % 50% 60%

Bulldozer 40 % 50% 60%

Dump Truck 20 % 35 % 40%

Sumber: Kementerian Pekerjaan Umum Badan Pembinaan Konstruksi dalam

Workshop Kebijakan dan Strategi Pembinaan Sumber Daya Material dan Peralatan Konstruksi,

Jakarta 6-7 Maret 2012

Page 10: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 10

Sebagian dari local content tersebut masih memerlukan raw material yang berasal

dari impor, antara lain: weld wire, steel bar, wiring cable, dan material baja lainnya,

khususnya baja mutu tinggi. Kebutuhan baja yang masih besar, baik material baja lokal

maupun impor merupakan peluang yang hendaknya dapat dimanfaatkan para produsen baja

nasional, sehingga ketahanan industri baja nasional untuk mendukung penyelenggaraan

konstruksi dan industri manufaktur berbasis baja menjadi lebih kuat.

Sebagaimana diketahui, Indonesia merupakan salah satu konsumen sekaligus

produsen baja yang besar. Kapasitas produksi baja nasional pada tahun 2011 tercatat sebesar

18,9 juta ton, sedangkan konsumsi baja nasional pada tahun 2011 diperkirakan mencapai 12

juta ton. Berdasarkan dari sisi supply dan demand, seharusnya kebutuhan baja nasional telah

dapat dipenuhi. Akan tetapi, ternyata masih ditemukan berbagai permasalahan terkait dengan

pemenuhan baja nasional.Sedangkan dari berbagai informasi yang diperoleh, tercatat bahwa

Indonesia masih memenuhi sebagian besar kebutuhan baja dalam negeri melalui impor

sebanyak 4-5 juta ton per tahunnya.Berbagai permasalahan seperti fluktuasi harga masih

sering kali terjadi, terutama pada masa puncak proyek (Oktober-Desember) sehingga produk

baja standar seringkali tidak terjangkau oleh pelaksana konstruksi dalam menyelesaikan

pekerjaannya.Penggunaan baja non standar (ukuran “banci”) kemudian menjadi alternatif

pilihan dalam situasi tersebut.Dengan terjadinya keruntuhan beberapa bangunan jembatan

dalam satu tahun terakhir ini semakin menyadarkan kita akan pentingnya perhatian terhadap

kualitas baja yang digunakan, terutama dengan adanya beberapa rencana pembangunan mega

proyek infrastruktur kedepan yang menuntut baja dengan kualitas tinggi.

Untuk menjawab tantangan tingkat konsumsi baja Nasional yang cenderung

meningkat serta berbagai permasalahan yang dihadapi tersebut, khususnya baja untuk

keperluan material konstruksi dan material alat berat konstruksi kedepan, maka diperlukan

suatu sinergi diantara para pemangku kepentingan untuk melakukan pengelolaan rantai pasok

baja konstruksi yang lebih baik agar penyelenggaraan infrastruktur di Indonesia dapat berjalan

dengan lancar. Kesiapan produsen nasional terhadap rencana proyek-proyek infrastruktur

strategis, seperti rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda dan kesiapan dalam

menghadapi ACFTA yang akan berlaku secara penuh pada tahun 2018 sangat diperlukan,

sehingga diharapkan produsen baja lokal dapat memegang peranan yang lebih besar dalam

memenuhi kebutuhan baja konstruksi nasional. Dengan dipenuhinya pasokan dari dalam

negeri, diharapkan kontinyuitas pasokan dan kestabilan harga dapat lebih terjamin.Selain itu

tentunya akan semakin mengurangi pengeluaran devisa untuk impor dan dapat meningkatkan

perekonomian nasional. Dalam hal ini, sistem informasi yang cepat dan terupdate mengenai

Page 11: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 11

kebutuhan baja konstruksi, standar dan katalog produk, kapasitas produksi, tingkat konsumsi,

serta perkembangan harga baja terbaru sangat diperlukan untuk dapat dimanfaatkan secara

luas, baik oleh masyarakat, kalangan industri baja, investor yang berencana melakukan

investasi di Indonesia, maupun pihak pemerintah sebagai sumber pertimbangan untuk

membuat dan mengambil kebijakan.

Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut, Pusat Pembinaan Sumber Daya Investasi

bermaksud menyelenggarakan kegiatan Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk

Mendukung Investasi Infrastruktur.Hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat memperoleh

informasi terkait kondisi dan permasalahan rantai pasok baja sertamembangun kesepahaman

diantara pemangku kepentingan yang terkait untuk mengatasi berbagai permasalahan yang

dihadapi.Dengan demikian,diharapkan penyelenggaraan infrastruktur di Indonesia dapat

berjalan dengan lancar, efektif dan efisien.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengkaji keseimbangan ketersediaan dan kebutuhan

serta tata niaga baja konstruksi untuk mendukung program penyelenggaraan

infrastruktur.Sedangkan tujuannya adalah merumuskan rekomendasi kebijakan peningkatan

efektifitas dan efisiensi rantai pasok dan tata niaga baja konstruksi nasional.

1.3. Sasaran

Sasaran dari penelitian adalah:

a. Siklus produk baja konstruksi

b. Rumusan permasalahan pasok baja konstruksi

c. Katalog baja konstruksi

d. Sistem produksi baja konstruksi

e. Pasokan bahan baku untuk produksi baja konstruksi

f. Porsi penggunaan dan produksi baja konstruksi terhadap baja secara keseluruhan

g. Rumusan ketersediaan baja konstruksi nasional

h. Rumusan kebutuhan baja konstruksi nasional

i. Keseimbangan ketersediaan dan kebutuhan baja konstruksi

j. Tata niaga pasokan baja konstruksi nasional

k. Informasi rantai pasok baja ringan

l. Potensi pengembangan industri baja konstruksi nasional

Page 12: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 12

m. Rumusan rekomendasi kebijakan peningkatan efektifitas dan efisiensi rantai pasok dan

tata niaga baja konstruksi nasional

Bab II

Metoda Penelitian

2.1. Metodologi Studi

Metoda yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahapan pelaksanaan

sebagai berikut:

1. Tahap I

Pada tahapan ini, kegiatan yang dilakukan meliputi kajian literatur terhadap material baja,

profil konsumsi baja, demand-kapasitas-trend produk baja, profil produsen baja di

Indonesia, standar-standar yang digunakan, rantai pasok, struktur-perilaku-kinerja rantai

pasok konstruksi, supply channel, kajian rantai pasok, mengidentifikasi jenis komoditas

baja, dalam kajian ini hanya dibatasi pada baja konstruksi, baja yang digunakan untuk alat

berat dan baja ringan untuk komponen atap dari gedung, melakukan kajian pasar terhadap

kebutuhan baja dan menyusun draft model struktur baja, kemudian tahap akhir dari bagian

pendahuluan adalah perancangan survei

2. Tahap II

Menyusun draft model struktur rantai pasok baja, kemudian perancangan survei, lalu

dilanjutkan dengan kegiatan pelaksanaan survei di lokasi-lokasi yang telah ditentukan

yaitu Banten, Surabaya, Palembang, Manado dan Banjarmasin. Setelah survei

dilaksanakan, diadakan Focus Group Discussion (FGD) yang akan membahas tentang

hasil survei, dan dari hasil FGD ini diharapkan memberikan masukan terhadap hasil survei

guna yang akan digunakan sebagai inputan terhadap penyusunan struktur rantai pasok

baja konstruksi, penyusunan katalog dan pengembangan katalog serta kajian pasar baja

konstruksi pemetaan rantai pasok baja. Bagian ini terdiri dari beberapa kegiatan yaitu

penyusunan katalog dan pengembangan katalog serta pemetaan rantai pasok baja.

Tahapan kegiatan ini diperoleh setelah melakukan survei baik sekunder maupun primer

Page 13: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 13

a. Survei institusional

b. Survei wawancara

c. Survei inventarisasi/kondisi

Pelaksanaan Survei

a. Administrasi dan personel

b. Penyusunan metodologi, rencana kerja dan rencana survei

c. Kajian data sekunder, peraturan terkait dan

studi yang pernah dilakukan

Persiapan

Analisa Rantai Pasok Baja

Kajian literatur

Dasar analisa:

a. Identifikasi pihak-pihak (pelaku dan pembuat kebijakan)

b. Identifikasi hubungan antar pihak-pihak (pengadaan dan kontrak)

c. Channel Structure (variasi channel dan faktor yang menyebabkan)

d. Kapasitas pihak-pihak (level rantai pasok, kapasitas supply, tingkat

penyerapan, komposisi, importasi, harga dan masalah yang berhubungan

dengan tata niaga

Perencanaan struktur

katalog

Identifikasi komoditas

baja

Kajian Pasar Baja

Draft Model Struktur

Rantai Pasok Perancangan survei

Pemetaan rantai

pasok baja

Pengembangan

katalog

Finalisasi Studi

Analisa dan potensi rekomendasi

FGD

Loka Karya

.

Tah

ap

I

Tah

ap

II

Tah

ap

III

T

ah

ap

IV

Lap

ora

n P

en

dah

ulu

an

Lap

ora

nP

en

dah

ulu

an

Tah

ap

II

Tah

ap

III

T

ah

ap

IV

T

ah

ap

II

Tah

ap

III

Lap

. Fin

al

Lap

ora

n A

nta

ra

Lap

ora

n A

kh

ir

Gambar 2.1.Bagan Alir Pelaksanaan Studi

Page 14: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 14

Tahap III

Tahap akhir dari studi ini melakukan analisa dengan beberapa faktor yang mempengaruhi

terhadap rantai pasok baja, yaitu identifikasi pihak-pihak yang terdiri dari pelaku dan

pembuat kebijakan, identifikasi hubungan antar pihak-pihak yang meliputi pengadaan

dan kontrak, channel structure, terdiri dari variasi channel dan faktor yang menyebabkan

dan kapasitas pihak-pihak yang terdiri dari: level rantai pasok, kapasitas supply, tingkat

penyerapan, komposisi, importasi, harga dan masalah yang berhubungan dengan tata

niaga. Setelah dilakukan analisa, hasilnya kemudian dipaparkan dalam sebuah workshop

yang tujuannya melakukan validasi terhadap analisa pekerjaan yang telah dilaksanakan

sampai sejauh ini. Selain itu workshop juga dapat memberikan masukan pada analisa

pekerjaan yang belum sempurna.

Tahap IV

Tahapan ini meliputi analisa akhir, kesimpulan, dan potensi rekomendasi terhadap studi

rantai pasok baja yang telah dilakukan. Merupakan tahap akhir dari studi yang mana akan

diambil kesimpulan dari keseluruhan studi ini yang kemudian akan dirumuskan menjadi

rekomendasi-rekomendasi bagi pemerintah.

2.2. Perancangan Pengambilan Data

Pengambilan data dalam kajian ini menggunakan kuesioner yang disesuaikan dengan jenis

responden yang menjadi target survei. Untuk itu kuesioner dibedakan menjadi 6 macam

berdasarkan jenis entitas yang akan dicari informasinya, antara lain sebagai berikut:

Q(1) berisikan daftar pertanyaan yang ditujukan pada pihak Produsen baja

Q(2) berisikan daftar pertanyaan yang ditujukan pada pihak Kontraktor

Q(3.1) berisikan daftar pertanyaan yang ditujukan pada pihak Distributor baja

Q(3.2) berisikan daftar pertanyaan yang ditujukan pada pihak Fabrikator baja

Q(4) berisikan daftar pertanyaan yang ditujukan pada pihak Konsultan

Q(5) berisikan daftar pertanyaan yang ditujukan pada pihak Asosiasi

Page 15: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 15

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Karakteristik

Penggunaan

Produk

9

Praktek

Rantai Pasok11

Hubungan

dalam

anggota

rantai pasok

16

Karakteristik

Penggunaan

Produk

14

Praktek

Rantai Pasok15

Hubungan

dalam

anggota

rantai pasok

4

Karakteristik

Penggunaan

Produk

12

Praktek

Rantai Pasok4

Hubungan

dalam

anggota

rantai pasok

5

Karakteristik

Penggunaan

Produk

22

Praktek

Rantai Pasok8

Hubungan

dalam

anggota

rantai pasok

8

Karakteristik

Penggunaan

Produk

5

Praktek

Rantai Pasok12

Hubungan

dalam

anggota

rantai pasok

3

6Asosisasi, BPS

(Q5)

2 Produsen (Q2)

3

Servis Center,

Fabrikator dan

Sub Kontraktor

(Q3.1)

No RespondenJenis

Pertanyaan

Jumlah

Pertanyaan

1 Kontraktor (Q1)

4Distributor

(Q3.2)

Sasaran berdasarkan KAK

5 Konsultan (Q4)

Berikut adalah kesesuaian kuesioner yang dibuat dengan sasaran yang akan dituju yang

tertera dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK)

Tabel 2.1. Matriks Kesesuaian Instrumen dengan Sasaran KAK

Page 16: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 16

Gambar 2.2.Structure Channel di Konstruksi Sumber: Abduh, M., Workshop Identifikasi Rantai Pasok Sumber Daya Material dan Peralatanuntuk

Mendukung InvestasiI nfrastruktur Hotel Amos Cozy, Jakarta, 19 April 2011

Pusat Pembinaan Sumber Daya Investasi Kementrian Pekerjaan Umum

Berdasarkan Gambar 2.2, pelaksanaan survei dimulai dari kontraktor atau proyek yang

sedang dikerjakan. Informasi yang diharapkan dari kontraktor atau proyek adalah aliran

barang dan jasa yang diperoleh untuk memenuhi kebutuhan material baja.

2.3. Responden Survei

Dalam survei ini, informasi diperoleh dengan cara pengisian kuesioner dan wawancara

yang diajukan kepada para responden. Adapun yang menjadi responden antara lain:

Produsen baja, merupakan pihak yang mengolah material mentah baja menjadi bahan baku

yang akan diolah oleh pihak fabrikator.

Fabrikator baja, merupakan pihak yang mengolah bahan baku yang diproduksi oleh

produsen. Pihak fabrikator akan membentuk bahan baku tadi menjadi berbagai macam

bentuk baja yang diinginkan konsumen. Kemudian dari fabrikator, barang tersebut bisa dijual

langsung ke konsumen, ataupun bisa melalui distributor.

Distributor, merupakan pihak yang menyalurkan barang dari fabrikator ke distributor. Dalam

hal ini biasanya distributor menyimpan barang di inventory (gudang), biasanya dikenal

sebagai stockist. Kemudian dari distributor kemudian barang disalurkan ke tangan konsumen.

Distributor juga bisa menyalurkan barang ke distributor yang lebih kecil kapasitasnya, atau

bisa juga disebut retail /atau toko bangunan yang biasanya dijual ke masyarakat.

Servis

center

Sub-

kontraktor

Kontraktor

Fabrikator

Produsen

Distribut

or

Page 17: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 17

No Kota Nama Perusahaan Status Keterangan

1 PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Kontraktor BUMN

2 PT. Krakatau Steel (Persero) Produsen BUMN

3 PT. Gunung Garuda Produsen/Fabrikator Swasta

4 PT. Interworld Steel Produsen/Fabrikator Swasta

5 PT. Master Steel Produsen/Fabrikator Swasta

6 PT. Power Steel Produsen/Fabrikator Swasta

7 PT. Tata Logam Lestari Fabrikator Swasta

8 PT. KHI Pipe Industries Fabrikator Swasta

9 PT. Sumiden Serasi Fabrikator Swasta

10 PT. Delta Systech Indonesia Service Center Swasta

11 PT. Perentjana Djaja Konsultan Swasta

12 PT. Nindya Karya (Persero) Kontraktor BUMN

13 PT. Wijaya Karya (Persero) Kontraktor BUMN

14 PT. Wika Gedung Kontraktor BUMN

15 PT. Surya Abadi Putra Distributor Swasta

16 PT. Hutama Karya (Persero) Kontraktor BUMN

17 PT. Adhi Karya (Persero) Kontraktor BUMN

18 PT. Alpin Karya Kontraktor Swasta

19 PT. Muara Dua Distributor Swasta

20 PT. Bisma Distributor Swasta

21 Roofmart Distributor Swasta

22 PT. Wijaya Karya (Persero) Kontraktor BUMN

23 PT. Leilem Jaya Kontraktor Swasta

24 PT. Pilar Dasar Membangun Kontraktor Swasta

25 PT. Wijaya Kombos Indah Distributor Swasta

26 CV. Suma Tirta Kencana Distributor Swasta

27 Toko Pelita Indah Distributor Swasta

28 PT. Bhirawa Produsen/Fabrikator Swasta

29 PT. Hanil Jaya Steel Produsen/Fabrikator Swasta

30 PT. Ispat Indo Produsen/Fabrikator Swasta

31 PT. Kongdom Indah Fabrikator Swasta

32 PT. Steel Pipe Indonesia Fabrikator Swasta

Jakarta & Sekitarnya

Banjarmasin

Palembang

Manado

Surabaya

Penyedia jasa service center, merupakan pihak yang menyediakan jasa galvanizing, coating,

erection, instalasi, welding, cutting, dan lain-lain. Jasa service center bisa merupakan pihak

yang terintegrasi langsung dengan pihak fabrikator, bisa juga merupakan pihak yang berdiri

sendiri.

Kontraktor, dalam hal ini merupakan pihak yang menggunakan atau pemakai dari komoditas

baja. Kontraktor dapat dibedakan menjadi konstraktor besar dan kontraktor kecil, dalam

hubungannya dengan rantai pasok baja konstruksi keduanya berbeda dari segi kuantitas

volume pembelian produk baja.

Konsultan, adalah perwakilan dari owner (pemilik proyek). Salah satu pekerjaan konsultan

adalah sebagai perencana. Kemudian dari perencanaan nanti bisa ditentukan apakah

konstruksi yang akan dibangun akan menggunakan materail baja sebagai material utama atau

tidak, oleh karena itu perlu juga dilakukan survei bagaimana proses pemilihan material utama

dalam konstruksi, dan apakah material baja menjadi prioritas utama pemilihan.

Berikut adalah daftar responden yang menjadi target dari pelaksanaan survei:

Tabel 2.2.Daftar Responden Rantai Pasok Baja

Page 18: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 18

Responden sebagian merupakan perusahaan negara BUMN dan perusahaan swasta. Lalu terdapat

juga perusahaan yang berperan sebagai produsen dan fabrikator.

2.4. Jadwal survei

Dalam pelaksanaan proyek baik konstruksi bangunan gedung, konstruksi bangunan sipil

ataupun konstruksi khusus, tentunya dibutuhkan sumber daya seperti material (dalam hal ini

hanya difokuskan pada baja) dan pengelola yang terdiri dari kontraktor dan rantai pasoknya.

Masing-masing pengelola tentunya mempunyai kewenangan dan tanggung jawab yang

berbeda pada suatu proyek konstruksi.

Pemetaan para pelaku rantai pasok tersebut akan digunakan sebagai dasar pelaksanaan

survei pada kajian studi rantai pasok baja. Berdasarkan KAK yang diperoleh maka kontraktor

yang akan disurvei meliputi wilayah Jakarta dan sekitarnya, Surabaya, Palembang, Manado

dan Banjarmasin. Pelaksanaan survei akan dilakukan dengan menggunakan metode non

random/nonprobability sampling. Pertimbangan teknis menggunakan metode ini adalah

keterbatasan waktu untuk melakukan survei.

Tabel 2.3. Jadwal Perencanaan Survei

2.5. Pelaksanaan Survei

Pelaksanaan survei yang dilakukan pada Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi meliputi

5 kota yang mengacu pada Kerangka Acuan Kerja yaitu Jakarta, Surabaya, Palembang,

Manado dan Banjarmasin. Komoditas baja yang disurvei hanya baja konstruksi yang terdiri

dari: baja tulangan, baja profil, baja plat, baja ringan, pipa baja dan baja untuk keperluan alat

berat. Sedangkan nara sumber yang digunakan sebagai responden terdiri dari konsultan,

kontraktor, produsen, fabrikator, distributor dan service centre.

Pertimbangan responden yang beragam ini merupakan gambaran dari masing-masing

tier sebagai pelaku pada jaringan rantai pasok. Kontraktor yang dijadikan sebagai responden

Page 19: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 19

memiliki grade 6 atau 7, sedangkan kepemilikannya hampir 90% dilakukan pada BUMN

sedangkan 10% nya swasta. Perlunya kontraktor sebagai responden karena kontraktor adalah

sebagai salah satu entitas pada jaringan rantai pasok yang menggunakan produk baja. Entitas

berikutnya adalah konsultan, entitas ini tidak semua berada pada jaringan rantai pasok semua

komoditas. Namun demikian, peran konsultan turut menentukan jenis atau spesifikasi baja

yang akan digunakan.

Pada akhirnya, penentuan jenis atau spesifikasi baja lebih banyak ditentukan oleh

owner. Responden berikutnya adalah produsen, fabrikator, dan distributor. Ketiga entitas ini

hampir dapat dipastikan berada pada semua komoditas karena ketiga entitas ini memiliki

peran penting dalam jaringan rantai pasok terhadap ketersediaan baja. Entitas service centre

lebih sering ada pada komoditas steel wire. Kekhasan dari komoditas steel wire ini

memerlukan service centre untuk melakukan finishing dari pekerjaan prestress yaitu stressing.

Karakteristik dari masing-masing responden di tiap kota berbeda-beda, dalam artian tidak

semua kota mempunyai responden sebagai produsen atau juga tidak semua entitas berada

pada 1 kota. Hal ini disebabkan produsen lebih banyak berada di pulau Jawa.

Sedangkan distributor memang ada di semua kota yang disebutkan di atas, tetapi

karakteristik jenis komoditasnya pun tidak beragam dan tidak semua distributor memiliki

komoditas baja yang digunakan untuk keperluan konstruksi. Ada distributor yang memiliki

spesialis pada komoditas baja tertentu saja tetapi juga ada yang memiliki lebih dari satu

komoditas. Demikian pula dengan fabrikator ataupun service centre. Entitas-entitas tersebut

lebih banyak terfokus di pulau Jawa. Berdasarkan dari segi waktu, antara perencanaan dan

pelaksanaan tidak ada perbedaan.

a. Pelaksanaan Survei di Jakarta

Survei pertama kali dilakukan di kota Jakarta pada tanggal 6 Agustus 2012. Entitas

yang disurvei terdiri dari kontraktor, konsultan, produsen, dan service centre.

Kontraktor yang disurvei adalah PT. Pembangunan Perumahan (PP), konsultan yang

disurvei adalah PT. Perentjana Djaja, produsen yang disurvei adalah PT. Krakatau

Steel, dan service center yang disurvei adalah PT. Delta Systech Indonesia.

b. Pelaksanaan Survei di Banjarmasin

Survei kedua dilakukan di kota Banjarmasin pada tanggal 7-9 Agustus 2012. Entitas

yang disurvei terdiri dari kontraktor dan distributor. Kontraktor yang disurvei antara

Page 20: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 20

lain BUMN dan kontraktor lokal. Namun pada akhirnya yang dapat disurvei hanya

dari BUMN saja. Sedangkan di kota Banjarmasin tidak ditemukan produsen baja,

bahkan distributor baja dalam skala besarpun tidak ditemukan.

c. Pelaksanaan Survei di Palembang

Survei ketiga dilakukan di kota Palembang padatanggal 10-11 Agustus 2012. Entitas

yang disurvei terdiri dari kontraktor dan distributor. Kontraktor yang disurvei antara

lain BUMN dan kontraktor lokal. Di kota Palembang terdapat distributor baja

(tulangan, pipa, profil, plat, dan baja ringan) dalam skala besar, tetapi tidak ada

produsen baja. Adapun yang menjadi target responden utama dalam survei di kota

Palembang adalah BUMN. Hampir semua BUMN menempatkan kantor divisi cabang

operasional wilayah Sumatranya di kota Palembang.

d. Pelaksanaan Survei di Manado

Survei keempat dilakukan di kota Manado pada tanggal 13-15 Agustus 2012. Entitas

yang disurvei terdiri dari kontraktor dan distributor. Kontraktor yang disurvei antara

lain BUMN dan kontraktor lokal. Sedangkan yang menjadi target responden utama

dalam survei di kota Manado adalah distributor khusus baja ringan, dan kontraktor

lokal.

e. Pelaksanaan Survei di Surabaya

Survei kelima dilakukan di kota Surabaya pada tanggal 30-31 Agustus 2012. Entitas

yang disurvei terdiri dari produsen dan fabrikator. Target responden utama dalam

survei di kota Surabaya adalah produsen baja tulangan, produsen wire rod, fabrikator

pipa baja, dan fabrikator steel wire.

f. Pelaksanaan Survei di Jakarta dan Sekitarnya

Survei keenam dilakukan di kota Jakarta dan Sekitarnya pada tanggal 3-4 September

2012. Entitas yang disurvei terdiri dari produsen dan fabrikator. Adapun yang menjadi

target responden utama dalam survei di kota Jakarta dan sekitarnya adalah produsen

baja, fabrikator pipa, fabrikator steel wire, dan fabrikator baja ringan.

Page 21: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 21

g. Pelaksanaan Survei Tambahan di Jakarta dan Sekitarnya

Survei tambahan dilakukan di kota Jakarta 6 November 2012. Entitas yang disurvei

terdiri dari produsen dan fabrikator alat berat di PT. Komatsu Indonesia. Selain itu

juga dilakukan survei ke Balai Jalan Nasional selaku pemilik proyek jalan tol pada

proyek Jalan Tol Tanjung Priok yang menggunakan spesifikasi baja tulangan secara

khusus, yang hanya dapat diperoleh dengan cara impor, sekalipun ini merupakan

kebijakan dari proyek dengan soft loan.

Page 22: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 22

Bab III

KEBUTUHAN BAJA KONSTRUKSI

3.1. Perekonomian Nasional

Peran sektor konstruksi dalam perkembangan ekonomi Indonesia memberikan

kontribusi yang terus meningkat seperti yang tercatat dalam data yang dikeluarkan oleh BPS

setiap tahunnya, dimana sektor konstruksi memberikan sumbangsih tehadap PDB. Hal ini

terbukti dari catatan BPS, dimana nilai konstruksi yang diselesaikan pada tahun 2004 – 2009

mengalami peningkatan rata-rata sebesar 12.5%. Hal ini juga didukung oleh pemerintah yang

melakukan peningkatan pembangunan infrastruktur seperti jembatan, jalan tol, dermaga,

sarana telekomunikasi dan gedung-gedung sebagai penunjang untuk mempercepat

perkembangan ekonomi.

Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa

barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara

(domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi

barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah

negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang

belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap

bersifat bruto/kotor.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan

sebagaimana digambarkan oleh peningkatan PDB (Produk Domestik Bruto) setiap tahun pada

tahun 2001 – 2010, seperti yang dicatat oleh BPS (Badan Pusat Statistik) Indonesia (Tabel

3.1). Adapun sektor-sektor yang membentuk PDB menurut BPS (Badan Pusat Statistik)

Indonesia adalah:

Pertanian, Peternakan, Kehutanan&Perikanan

Pertambangan&Penggalian

IndustriPengolahan: IndustriMigas, IndustriBukanMigas

Listrik, Gas & Air Bersih

Konstruksi

Page 23: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 23

Perdagangan, Hotel &Restoran

PengangkutandanKomunikasi: Pengangkutan, Komunikasi

Keuangan, Real Estate &Jasa Perusahaan

Jasa-jasa: PemerintahanUmum, Swasta

Tabel 3.1. Gambaran Pertumbuhan Produk Domestik Bruto 2001 – 2010

No TahunTinjauan

Pertumbuhan PDB

terhadapTahunSebelumnya

(%)

1 2001 3.32

2 2002 3.66

3 2003 4.10

4 2004 5.13

5 2005 5.60

6 2006 5.50

7 2007 6.30

8 2008 6.10

9 2009 4.50

10 2010 6.10

Sumber: www.bps.go.id

Salah satu pembentuk PDB tersebut adalah sektor konstruksi. Berikut ini akan disajikan nilai

PDB untuk sektor-sektor rtersebut di atas untuk kurun waktu tahun 2004 – 2009:

Tabel 3.2.Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

No Sektor Pembentuk PDB Nilai PDB (Milliar Rupiah)

2004 2005 2006 2007 2008 2009

1 Pertanian, Peternakan,

Kehutanan & Perikanan 329,124.60 364,169.30 433,223.40 541,931.50 716,065.30 858,252.00

2 Pertambangan & Penggalian 205,252.00 309,014.10 366,520.80 440,609.60 540,605.30 591,531.70

3 Industri Pengolahan 644,342.60 760,361.30 919,539.30 1,068,653.90 1,380,713.10 1,480,905.40

4 Listrik, Gas & Air Bersih 23,730.30 26,693.80 30,354.80 34,723.80 40,846.10 46,823.10

5 Konstruksi 151,247.60 195,110.60 251,132.30 304,996.80 419,642.40 554,982.20

6 Perdagangan, Hotel &

Restoran 368,555.90 431,620.20 501,542.40 592,304.10 691,494.70 750,605.00

7 Pengangkutan dan

Komunikasi 142,292.00 180,584.90 231,523.50 264,263.30 312,190.20 352,407.20

8 Keuangan, Real Estate &

Jasa Perusahaan 194,410.90 230,522.70 269,121.40 305,213.50 368,129.70 404,116.40

9 Jasa-jasa 236,870.30 276,204.20 336,258.90 398,196.70 481,669.90 573,818.70

Sumber: www.bps.go.id

Berdasarkan nilai-nilai sektor-sektor pembentuk PDB di atas, maka dapat dilihat bahwa sektor

pembentuk PDB setiap tahunnya dengan nilai yang paling besar adalah sektor Industri

Page 24: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 24

Pengolahan. Sedangkan sektor konstruksi berada pada urutan ketujuh berdasarkan besarnya

nilai pembentuk PDB.

3.2. Profil Konstruksi Nasional

Sektor konstruksi memegang peranan sangat penting dalam menunjang kegiatan

perekomonian Indonesia karena produk dalam sektor konstruksi merupakan pusat kegiatan

ekonomi seperti bangunan gedung, dan juga sarana dan prasarana infrastruktur seperti

pelabuhan, jembatan, bandar udara, jalan, dan bangunan-bangunan irigasi. Meskipun sektor

konstruksi bukan sektor utama yang paling banyak membentuk GDP Indonesia, namun

sebagian besar pembentuk GDP terbesar di Indonesia seperti kegiatan industri dan manufaktur

dilakukan dengan bantuan produk dari sektor konstruksi.

Percepatan pembangunan infrastruktur tersebut di atas dipengaruhi oleh material yang

dipilih berdasarkan tujuan pembangunan konstruksi tersebut. Pemilihan akan material

pembentuk konstruksi didasarkan kepada kelebihan dan kekurangan material utama dengan

berbagai aspek tinjauan sesuai dengan kebutuhan. Pemilihan material tersebut, selain

didasarkan atas kebutuhan, juga perkembangan teknologi yang memungkinkan untuk

melakukan inovasi di dunia konstruksi, termasuk inovasi dalam pemilihan dan pemakaian

material utama pembentuk suatu konstruksi.

Namun penggunaan baja sebagai material utama pembentuk komponen struktural

maupun non struktural belum terlalu popular di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan

konsumsi baja Indonesia yang maih rendah dibandingkan negara-negara lain di ASEAN

dengan konsumsi baja 32.9kg/kapita (Republika, 2007). Kemungkinan belum populernya

penggunaan baja dibandingkan dengan beton bertulang yang sudah popular di Indonesia

kemungkinan disebabkan oleh biaya yang dibayar untuk suatu komponen strultural baja lebih

mahal dibandingkan dengan beton bertulang karena upah tenaga kerja untuk aplikasi beton

bertulang di Indonesia masih murah jika dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk

baja. Biaya total yang dibutuhkan untuk baja lebih besar dari pada biaya total untuk beton

bertulang.

Meskipun demikian, penggunaan baja sebagai material utama dalam suatu konstruksi

tidak menutup kemungkinan untuk mengalami perubahan dan peningkatan apabila dilakukan

inovasi terhadap perencanaan konstruksi dan material itu sendiri. Inovasi yang dilakukan oleh

para pemasok baja sebagai penyedia material konstruksi sangat dipengaruhi oleh trend jenis

dan profil yang banyak digunakan dalam konstruksi-konstruksi tertentu yang pada umumnya

menggunakan baja sebagai salah satu material utamanya. Kebutuhan untuk mengetahui

Page 25: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 25

konsumsi baja tersebut dapat dilakukan dengan melakukan kajian terhadap data historis dalam

sektor konstruksi.

3.3. Data Kebutuhan (Demand) Baja Konstruksi

Jumlah kebutuhan material baja konstruksi menurut RPJM dan MP3EI (dalam ton):

Tabel 3.3. Demand Baja Konstruksi

Berdasarkan Infrastruktur Non Infrastruktur Total

RPJM 5,300,000 8,000,000 13,300,000

MP3EI 7,600,000 11,400,000 19,000,000

Sumber: Pusbinsdi

Kajian ini hanya fokus pada pemakaian baja pada konstruksi. Secara garis besar, tipe

konstruksi dapat dibagi ke dalam beberapa kategori:

a. Commercial & Industrial Building

Tipe konstruksi ini banyak berhubungan dengan bangunan yang berorientasi pada

gedung-gedung yang berskala besar dan berfungsi sebagai pusat kegiatan ekonomi.

Material dasar yang digunakan pada tipe bangunan ini dapat dari beton ataupun baja

atau merupakan gabungan dari kedua komponen tersebut. Apabila komponen struktur

dari tipe bangunan ini dirinci maka komposisi dari penggunaan material beton dan

baja diperkirakan memiliki porsi yang sama. Pada bagian sub struktur, yaitu tipe

pondasi yang digunakan tentunya tipe pondasi dalam seperti bor pile, tiang

pancangatau pun sumuran. Berdasarkan dari tipe pondasi ini, baja tulangan lebih

dominandigunakan pada tipe baja lain selain beton sebagai komplemennya. Bagian

berikutnya adalah tiebeam, yang juga tidak mungkin lepas dari baja tulangan baik

yang fungsinya digunakan sebagai tulangan pokok ataupun sebagai tulangan geser.

Struktur utama yaitu kolom dan balok juga memiliki kandungan penggunaan baja

tulangan meskipun sebenarnya dapat digantikan dengan menggunakan baja profil,

demikian pula dengan bagian atap dapat juga menggunakan beton ataupun baja atau

gabungan dari kedua komponen tersebut.

Page 26: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 26

Gambar 3.1. Penggunaan Material Baja pada Commercial dan

Industrial Buildings Sumber: www.google.com

Pada bagian plat lantai pun dimungkinkan menggunakan baja sebagai material utama

sehingga proporsi dari material baja dapat melebihi lima puluh persen dari pemakaian

beton apabila struktur utamanya menggunakan rangka baja.

b. Heavy Industrial

Tipe konstruksi yang kedua adalah heavy industrial, contoh power plant da ncement

plant. Penggunaan material baja untuk tipe konstruksi ini sangat dominan, karena

masing-masing komponen struktur berkaitan dengan tekanan yang tinggi dari proses

yang dibutuhkan untuk memproduk hasil akhir dari power plant dan cement plant.

Jenis baja yang dibutuhkan juga tentunya baja mutu tinggi yang mampu mendukung

dari kegiatan yang ada di power plant atau cement plant. Baja bukan hanya digunakan

pada struktur saja tetapi juga dipergunakan hampir di seluruh jaringan kegiatan dari

power plant atau cement plant, seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.2. Penggunaan Material Baja pada Power plant dan Batching plant Sumber: www.google.com

Page 27: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 27

Komposisi dari pemakaian baja pada tipe heavy industrial diperkirakan lebih dari

enam puluh persen terutama untuk tipe penggunaan profil baja.

c. Residential & Housing

Tipe konstruksi residential dan housing, masih memberikan peluang yang sama

terhadap penggunaan material baja, hampir tipikal dengan commercial & industrial

building. Beberapa bagian struktur utama dapat menggunakan beton atau baja, atau

merupakan gabungan keduanya yang disebut dengan komposit. Namun untuk tipe

konstruksi ini memiliki adanya penggunaan material yang baru yaitu baja ringan

sebagai struktur utama pada atap, selain lebih murah dibandingkan dengan baja

konvensional seperti profil L, waktu yang dibutuhkan juga relative lebih singkat

sehingga komponen baja ringan menjadi prioritas pilihan yang sering digunakan.

Gambar 3.3. Penggunaan Material Baja Ringan pada Residential dan Housing

pada StrukturAtap Sumber: www.google.com

d. Infrastruktur

Pada tipologi konstruksi khususnya infrastruktur, memiliki banyak ragam jenis

konstruksinya seperti jalan, jembatan, dermaga, dan bandara. Berdasarkan jenis

tersebut masing-masing memiliki komposisi pemakaian yang sangat beragam pula.

Sebagai contoh, untuk jalan pemakaian baja hanya digunakan pada jenis

perkerasannya flexible dan rigid pavement. Sedangkan bagian lain hanya digunakan

sebagai asesories seperti hand rail atau pengaman di trotoar. Pemakaian baja pada

konstruksi jalan tidak signifikan apabila dibandingkan dengan jembatan. Demikian

pula pada bandara, komposisi penggunaan material baja tidak memberikan

signifikansi terhadap jumlah namun bukan berarti tidak ada sama sekali. Meskipun

Page 28: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 28

demikian jembatan juga masih ada yang menggunakan beton tetapi terbatas hanya

untuk bentang-bentang pendekat ataupun apabila digunakan pada bentang panjang

hanya terbatas pada bagian-bagian tertentu. Komposisi pemakaian baja pada jembatan

sangat mendominasi terutama profil-profil besar sebagai pendukung pada gelagar

induk, dan akan sangat dominan apabila jembatan ini menggunakan rangka baja yang

hampir dapat dipastikan penggunaannya akan mencapai 90%. Sedangkan pemakaian

baja pada bangunan air seperti dermaga, justru memiliki komposisi yang cukup

signifikan sebagai contoh pemakaian sheet pile dan fender. Jenis sheet pile yang

digunakan juga sangat beragam. Hal ini memberikan indikasi bahwa material baja

sangat berkontribusi terhadap tren penggunaannya.

Gambar 3.4.Penggunaan Material Baja Infrastruktur Sumber: www.orientalsheetpiling.com; www.google.com

Berdasarkan dari keempat jenis konstruksi di atas, yang menjadi objek kajian adalah

konstruksi infrastruktur dan non infrastrukstur yang terdiri dari gedung bertingkat dan

konstruksi rumah. Data persentase penggunaan nilai material baja dalam total nilai konstruksi

diperoleh dari:

a. Abduh, M (2011)

Persentase rata-rata nilai baja terhadap nilai proyek konstruksi gedung tinggi adalah

25.92%. Nilai konsumsi baja per tingkat bangunan dan per m² berbeda-beda

ditentukan oleh fungsi gedung, lokasi dan tahun pembangunan gedung

Persentase rata-rata nilai material baja dalam suatu proyek jembatan adalah

34.99%. Nilai konsumsi baja untuk masing-masing jembatan ditentukan oleh tipe

jembatan, lokasi jembatan dan tahun pelaksanaan konstruksi jembatan

Persentase nilai rata-rata baja dalam suatu proyek dermaga adalah 16.08%. Nilai

konsumsi baja untuk masing-masing dermaga ditentukan oleh jenis dermaga

(fungsi dermaga), lokasi dermaga, kapasitas rencana dan tahun pelaksanaan

konstruksi dermaga

Page 29: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 29

b. Pendekatan konseptual yang menggunakan data nilai konstruksi nasional

dibandingkan dengan data kebutuhan baja nasional

Dalam pendekatan ini, nilai konsumsi baja nasional diperoleh dari persentase nilai

material baja dari total nilai konstruksi dikali dengan nilai konstruksi di daerah yang ingin

ditinjau. Estimasi persentase material baja menggunakan persamaan di bawah ini:

Menurut persamaan di atas, data yang diperlukan adalah pertama, total nilai material baja

keseluruhan. Hal ini bisa diperoleh dengan cara mengalikan data demand baja konstruksi

tahun 2012 menurut RPJM ataupun MP3EI yang dikeluarkan Pusbinsdi.

IISIA (Indonesian Iron & Steel Association) mengeluarkan harga baja konstruksi per

April 2012 sebesar Rp. 8,000/ kg.

Sehingga jika harga yang dikeluarkan IISIA tersebut dikalikan dengan data kebutuhan

baja nasional yang dikeluarkan Pusbinsdi akan diperoleh total estimasi nilai material baja

yang diperlukan untuk konstruksi (Tabel 3.4).

Tabel 3.4. Nilai Material Baja Konstruksi

Konstruksi RPJM (ton) Nilai Material

(Rp.) MP3EI (ton)

Nilai Material

(Rp.)

Infrastruktur 5,300,000 42,400,000 7,600,000 60,800,000

Non

Infrastruktur 8,000,000 64,000,000 11,400,000 91,200,000

Total 13,300,000 106,400,000 19,000,000 152,000,000

Sumber: data diolah (dalam juta)

Selanjutnya adalah menentukan total nilai konstruksi yang dikerjakan dalam satu tahun.

Seperti yang telah disebutkan di atas, pekerjaan konstruksi dibagi menjadi pekerjaan

infrastruktur dan pekerjaan non infrastruktur. Dalam menentukan total nilai konsttruksi yang

terjadi dalam satu tahun digunakan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan data dari BCI

Asia. Baik kedua-duanya menggunakan data nilai konstruksi di tahun 2012.

Data nilai konstruksi menurut BPS:

Page 30: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 30

Tabel 3.5. Data Nilai Konstruksi (BPS)

Sumber: BPS (2010) (dalam juta)

* Asumsi persentase kenaikan sebesar 0.39% (BCI Asia)

** Asumsi persentase kenaikan sebesar 0.2% (BCI Asia)

Saat ini (2012), BPS baru menyediakan data nilai konstruksi sampai 2010. Oleh karena itu

perhitungan nilai konstruksi di tahun 2011 dan 2012 menggunakan data kenaikan persentase

yang dikeluarkan oleh BCI Asia (2012). Sehingga diperoleh nilai konstruksi infrastruktur

sebesar Rp. 112,896,692,000,000 (112 triliun) dan nilai konstruksi non infrastruktur sebesar

Rp. 95,665,083,000,000 (95 triliun). Berikutnya adalah melakukan perbandingan antara total

nilai material baja konstruksi dengan total nilai konstruksi:

Tabel 3.6. Persentase Nilai Material Baja Menurut BPS

Demand baja menurut RPJM

Demand baja menurut MP3EI Sumber: data diolah (dalam juta)

Jenis

Pekerjaan

Nilai

Konstruksi

2008

Nilai

Konstruksi

2009

Nilai

Konstruksi

2010

Nilai

Konstruksi

2011 *

Nilai

Konstruksi

2012 **

Konstruksi

Bangunan Sipil 33,078,407 31,491,315 34,078,408 47,368,987 56,842,785

Konstruksi

Gedung 46,241,921 63,300,400 67,683,868 94,080,577 112,896,692

Konstruksi

khusus 22,695,272 19,475,604 23,268,764 32,343,582 38,812,298

Jumlah/ Total 102,015,600 114,267,319 125,031,040 173,793,146 208,551,775

Konstruksi Nilai

Konstruksi* Nilai Material Persentase (%)

Infrastruktur 112,896,692 42,400,000 37.5

Non Infrastruktur 95,655,083 64,000,000 67

Total 208,551,775 106,400,000 51

Konstruksi Nilai

Konstruksi* Nilai Material Persentase (%)

Infrastruktur 112,896,692 60,800,000 53.8

Non Infrastruktur 95,655,083 91,200,000 95.3

Total 208,551,775 152,000,000 72.8

Page 31: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 31

Data nilai konstruksi menurut BCI Asia:

Tabel 3.7. Data Nilai Konstruksi (BCI Asia)

Wilayah

Nilai Konstruksi (Rp.) dalam jutaan

2011 2012

Sumatera 53,523,891 64,228,669

Jawa 124,128,338 148,954,006

Bali & Nustra 12,062,110 14,474,532

Kalimantan 31,436,168 37,723,402

Sulawesi, Maluku, Papua 27,575,023 33,090,028

Total 248,725,530 298,470,636

Sumber: BCI Asia (2011) (dalam juta)

Masih dari sumber yang sama, data di atas juga memperlihatkan persentase nilai

konstruksi menurut jenis konstruksi, infrastruktur dan non infrastruktur pada 5 region di

Indonesia tahun 2011. Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa lebih dari 50% pembangunan

non infrastruktur di Indonesia dilakukan di pulau Pulau Jawa, lalu diurutan ke dua berada di

Pulau Sumatera. Hal lain yang menarik dari grafik di atas adalah untuk pembangunan

infrastruktur di Indonesia, persentasenya cenderung lebih merata, meskipun begitu,

pembangunan paling besar masih berada di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.

Berdasarkan kedua grafik di atas, terlihat bahwa pembangunan infrastruktur dan non

infrastruktur di daerah timur Indonesia (Sulawesi, Maluku, dan Papua) masih sangat kecil

dibandingkan di wilayah lainnya. Agar menggunakan data perhitungan yang seragam, maka

data nilai konstruksi tahun 2011 di atas perlu diolah dengan melakukan forecasting pada tahun

2012 dengan persentase kenaikan nilai konstruksi sebesar 0.2% yang juga dikeluarkan oleh

BCI Asia.

Dengan mengasumsikan persentase kenaikan nilai konstruksi berlaku sama di seluruh

wilayah, maka dalam pengolahan data selanjutnya diperoleh nilai konstruksi infrastruktur

sebesar Rp. 150,180,427,000,000 (150 triliun) dan nilai konstruksi non infrastruktur sebesar

Rp. 148,290,209,000,000 (148 triliun). Berikutnya adalah melakukan perbandingan antara

total nilai material baja konstruksi dengan total nilai konstruksi:

Page 32: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 32

Tabel 3.8. Nilai Konstruksi Infrastruktur dan Non Infrastruktur

Sumber: Daya Saing Industri Konstruksi Nasional, Pamulu (2012)

Tabel 3.9. Persentase Nilai Material Baja Menurut BCI Asia

Demand baja menurut RPJM

Demand baja menurut MP3EI Sumber: data diolah (dalam juta)

Wilayah

Infrastruktur Non Infrastruktur

Persentase Nilai Konstruksi *

(dalam juta rupiah) Persentase

Nilai Konstruksi *

(dalam juta rupiah)

Sumatera 29.48 34,640,709 16.07 18,883,182

Jawa 36.72 46,292,835 61.74 77,835,503

Kalimantan 14.23 21,130,688 6.94 10,305,480

Sulawesi, Maluku, Papua 13.42 17,791,193 7.38 9,783,830

Bali & Nustra 6.15 5,294,931 7.86 6,767,179

Konstruksi Nilai

Konstruksi* Nilai Material Persentase (%)

Infrastruktur 148,290,209 42,400,000 28

Non Infrastruktur 150,180,427 64,000,000 43

Total 208,551,775 106,400,000 36

Konstruksi Nilai

Konstruksi* Nilai Material Persentase (%)

Infrastruktur 148,290,209 60,800,000 40

Non Infrastruktur 150,180,427 91,200,000 62

Total 298,470,636 152,000,000 51

Page 33: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 33

Setelah diperoleh persentase nilai material baja baik menurut BPS dan BCI Asia, maka tahap

selanjutnya adalah memilih kondisi mana yang paling ideal, sesuai, dan masuk akal.

Tabel 3.10. Persentase Nilai Material Baja Menurut BCI Asia

Konstruksi BPS (%)

(1)

BCI Asia (%)

(2)

Infrastruktur 37.5 28

NonInfrastruktur 67 43

Total Nilai Konstruksi 51 36

Demand baja menurut RPJM

Konstruksi BPS (%)

(3)

BCI Asia (%)

(4)

Infrastruktur 53.8 40

NonInfrastruktur 95.3 62

Total Nilai Konstruksi 72.8 51

Demand baja menurut MP3EI Sumber: data diolah

Berdasarkan Tabel 3.10 memperlihatkan nilai-nilai dari kombinasi antara data nilai konstruksi

menurut BPS dan BCI Asia dengan data nilai demand baja menurut RPJM dan MP3EI. Cara

membacanya, misal pada point 1 (BPS-RPJM), persentase nilai material baja terhadap nilai

konstruksi infrastruktur adalah 37.5%; sedangkan persentase nilai material baja terhadap nilai

konstruksi non infrastruktur adalah 67%; lalu jika dilihat secara keseluruhan total nilai

material baja terhadap total nilai konstruksi adalah sebesar 51%.

Tabel ditas merupakan kombinasi yang paling sesuai dan masuk akal adalah kombinasi dari

data nilai konstruksi BCI Asia dengan data nilai demand baja RPJM (point nomor 2).

persentase nilai material baja terhadap nilai konstruksi infrastruktur adalah 28%; sedangkan

persentase nilai material baja terhadap nilai konstruksi non infrastruktur adalah 43%; lalu jika

dilihat secara keseluruhan total nilai material baja terhadap total nilai konstruksi adalah

sebesar 36%. Ada beberapa alasan mengapa hasil yang diperoleh di atas ada yang

menghasilkan nilai yang tidak masuk akal. Alasan pertama adalah ketidakakurtan data nilai

konstruksi, dan yang kedua adalah estimasi nilai demand baja terlalu besar.

Page 34: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 34

3.4. Sebaran Kebutuhan Baja Konstruksi

Sebaran kebutuhan baja konstruksi di berbagai wilayah Indonesia diperoleh dengan

mengalikan rata-rata persentase nilai material baja terhadap nilai konstruksi di wilayah yang

akan ditinjau.

Tabel 3.11. Sebaran Kebutuhan Baja di Setiap Wilayah

Region Nilai Konstruksi Nilai Material Baja Demand Baja (ton)

Sumatera 22,659,818 9,779,664 1,222,458

Jawa 93,402,603 40,311,270 5,038,909

Kalimantan 12,366,576 5,337,243 667,155

Sulawesi, Maluku, Papua 11,740,596 5,067,079 633,385

Bali & Nustra 8,120,615 3,504,745 438,093

Material baja dalam konstruksi non infrastruktur = 43%

Region Nilai Konstruksi Nilai Material Baja Demand Baja (ton)

Sumatera 41,568,851 11,736,012 1,467,001

Jawa 55,551,402 15,683,665 1,960,458

Kalimantan 25,356,826 7,158,918 894,865

Sulawesi, Maluku, Papua 21,349,431 6,027,522 753,440

Bali & Nustra 6,353,917 1,793,883 224,235

Material baja dalam konstruksi infrastruktur = 28% Sumber: data diolah (nilai konstruksi-material dalam juta)

Tabel 3.12. Jumlah Demand Baja untuk Setiap Wilayah

Region Demand Baja (ton)

Sumatera 2,689,459

Jawa 6,999,367

Kalimantan 1,562,020

Sulawesi, Maluku, Papua 1,386,825

Bali & Nustra 662,328

Sumber: data diolah (nilai konstruksi-material dalam juta)

Page 35: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 35

Berdasarkan Tabel 3.12, terlihat bahwa kebutuhan baja di pulau Jawa mencapai lebih dari

50% total kebutuhan baja nasional, hal ini mencerminkan pembangunan di Indonesia masih

terpusat di wilayah pulau Jawa. Berikut adalah peta sebaran demand baja nasional:

Gambar 3.5. Peta Sebaran Demand Baja

Pada Gambar 3.5 di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar demand (kebutuhan) akan

material baja nasional berada di wilayah Barat Indonesia (Jawa dan Sumatra). Sedangkan

wilayah timur Indonesia kebutuhannya sangat sedikit, hal tersebut dikarenakan pembangunan

di Indonesia belum merata (masih terfokus di Jawa). Pada peta ini juga dapat dilihat potensi

pengembangan wilayah Timur Indonesia terutama untuk pembangunan infrastruktur untuk

meningkatkan perekonomian daerah.

Page 36: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 36

Bab IV

Pasokan Baja Nasional

4.1. Industri Baja Dunia

Industri baja dunia saat ini yakin bahwa pembangunan yang berkelanjutan

(sustainable development) harus memenuhi kebutuhan pada saat ini dan menjaga agar

generasi mendatang dapat tetap memenuhi kebutuhan mereka. Dua komponen penting dari

baja adalah besi (salah satu element yang paling melimpah yang ada di bumi), dan baja daur

ulang (scrap). Sekali baja diproduksi, akan menjadi sumberdaya yang permanen, karena baja

100% dapat didaur ulang, dan memiliki life cycle yang tidak terbatas, dengan kata lain baja

adalah sumberdaya yang tidak pernah habis karena kemampuannya yang dapat didaur ulang.

Kemampuannya yang dapat didaur ulang tak terbatas tanpa mengurangi properties-nya

menyebabkan baja menjadi sangat berharga dan unik. Sebagai contohnya, perdagangan scrap

dunia perlahan meningkat dengan stabil dari tahun ke tahun. Hal ini mengindikasikan

kebutuhan dunia akan baja.

Pada tahun 2011, konsumsi baja dunia perkapita mencapai angka 215 kg. seperti yang

terlihat pada Tabel 4.1, konsumsi baja meningkat perlahan dari waktu ke waktu. Berdasarkan

data yang ada, dari tahun 2006 sampai 2011, Korea Selatan menjadi negara dengan konsumsi

baja perkapita yang paling tinggi. Tahun 2011 konsumsi baja perkapita Korea Selatan

mencapai 1,156 kg. menurut World Steel Association (2012), industri baja dunia adalah kunci

utama penggerak perekonomian dunia saat ini.

Tabel 4.1. Konsumsi Baja Dunia

Tahun Konsumsi Baja/ kapita

2006 187.5

2007 198.4

2008 196.4

2009 181.9

2010 205.5

2011 214.7

Sumber: World Steel in Figures 2012

Page 37: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 37

Selain itu, dari data World Steel Association, berikut adalah 10 negara dengan produksi baja

terbesar di dunia (Gambar 4.1).

Gambar 4.1. Produksi Baja Dunia

Sumber: World Steel in Figures 2012

Berdasarkan data di atas, China merupakan negara dengan produksi baja terbesar di dunia

yang mencapai 683 juta ton yang menguasai 45% produksi baja dunia. Sedangkan posisi

Indonesia dengan produksi yang mencapai angka 5 juta ton menempati peringkat ke 37

dengan mengambil porsi sebesar 0,35% dari baja dunia. Berikut ini merupakan grafik

perkembangan produksi baja dunia (gambar 4.1). Berdasarkan Gambar 4.1, terlihat bahwa

posisi Indonesia sangat kecil dalam industri baja dunia dibandingkan China.

Gambar 4.2. Perkembangan Produksi Baja Dunia Sumber: Peran Industri Baja Dalam Memasok Material Baja Untuk Mendukung Kemandirian

Industri Nasional, Fazwar Bujang, Juni 2012

Page 38: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 38

4.2. Industri Baja Nasional

Kebutuhan akan material konstruksi sangat bergantung pada kemampuan produsen

material dalam memenuhi permintaan konsumen. Namun, bila material yang ada di pasar

tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan konsumen, maka konsumen harus menggunakan

material yang tersedia di pasar walau dalam jumlah sedikit, atau mencoba menggunakan

material alternatif (material pengganti), dan bisa juga untuk konsumen para pelaku sektor

konstruksi melakukan usaha penyesuaian desain konstruksi terhadap ketersediaan material di

pasar.

Dalam rangka usaha pemenuhan kebutuhan baja di Indonesia, terutama dalam

penggunaannya pada sektor konstruksi, para produsen baja di Indonesia yang tergabung

dalam IISIA (Indonesian Iron and Steel Industry Association) berusaha meningkatkan

pasokan baja yang dominan dalam sektor konstruksi. Kegiatan yang dilakukan oleh para

produsen baja tersebut dalam rangka usaha memenuhi kebutuhan baja di Indonesia adalah

dengan pertama melakukan kegiatan produksi, dan kedua melakukan impor berupa bahan

mentah atau bahan baku. Tapi untuk kondisi tertentu, impor juga dapat dilakukan dengan

mendatangkan secara langsung bahan yang diperlukan untuk konstruksi dan siap untuk

langsung dipergunakan di proyek konstruksi yang memerlukan. Kapasitas industry baja

nasional menurut IISIA, terdapat sekitar 63 produsen baja (Industri) yang berada di Indonesia

yang menghasilkan berbagai jenis baja sesuai dengan spesialisasi dan kapasitas produksinya

masing-masing. Sebagian produksi dari 63 produsen baja tersebut digunakan untuk memasok

baja untuk keperluan sektor konstruksi

Berdasarkan Road Map Pengembangan Klaster Industri Prioritas Basis Industri

Manufaktur Tahun 2010 - 2014 struktur industri baja nasional dibagi ke dalam beberapa

kelompok yang dapat dilihat pada Tabel 4.2

Page 39: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 39

Tabel 4.2 Pengelompokan Industri Baja Nasional

Sumber: Road Map Pengembangan Klaster Industri Prioritas Basis Industri Manufaktur Tahun 2010 - 2014

Pengelompokan tersebut diusulkan sebagai bentuk penyederhanaan dalam identifikasi

kondisi masingmasing tahapan proses.

1. Kelompok Industri Hulu

a. Pertambangan

Meskipun secara proses bukan dianggap sebagai bagian dari industri besi baja dan merupakan

industri pemasok dalam supply chain industri baja, namun keberadaannya sangat strategis

dalam menentukan daya saing industri baja suatu negara. Termasuk ke dalam kelompok ini

adalah pertambangan bijih besi, pasir besi, ferro nikel, batu bara baik untuk bahan energi

maupun bahan baku kokas, gas alam, mineral penunjang seperti batu kapur dan dolomit.

b. Penyedia Bahan Baku.

Kelompok ini juga sangat strategis dalam menentukan daya saing industri baja suatu/negara.

Kelompok ini terdiri dua jalur proses pembuatan besi (iron making) serta satu industri

penyediaan scrap yang merupakan material besi bekas. Sebagaimana dipahami secara umum

dalam dunia perbajaan, bahwa terdapat dua jalur utama dalam industri pembuatan besi. Jalur

pertama yang mendominasi sebesar 70% dari produksi besi dunia adalah melalui teknologi

blast furnace. Melalui proses ini bijih besi direduksi dengan kokas batu bara dalam sebuah

tanur tiup yang tinggi. Produk dari proses ini adalah besi cair yang kemudian dapat diproses

lebih lanjut dalam tahap steel making atau dapat langsung dicetak sebagaimana dikenal

sebagai pig iron. Jalur lain yang merupakan alternatif industri pembuatan besi adalah jalur

pembuatan besi spons. Melalui jalur ini bijih besi dalam bentuk bulk atau pellet direduksi

Biji

h B

esi

Ferr

o N

ickel

Besi S

pons

Pig

Iro

n

Scra

p

HR

C/

P/ S

CR

C/

P /S

Pla

t B

aja

Wire R

od

BJLS

Tin

Pla

te

Galv

aniz

ing

Pro

fil Las

Pip

a B

aja

Shearing/

Slit

ting

Baja

Bata

ngan

Besi K

anal

Pro

fil

Paku

Wire M

esh

Besi B

eto

n

Kaw

at B

eto

n

Kaw

at B

aja

Kaw

at Las

Mur

& b

aut

PC

Wire

Ingot

Sla

b

Bill

et

Blo

om

Industri Hilir

Pembuatan Finished Flat Product Pembuatan Finished Long Product

Industri Hulu Industri Antara 1 Industri Antara 2

PertambanganPenyediaan Bahan

BakuPembuatan Baja Kasar

Pembuatan Semi Finished

Product

Page 40: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 40

dengan gas pereduksi (yang berasal dari gas alam atau batu bara). Produk dari proses ini dapat

berupa besi spons atau hot briquette iron (HBI), sebagai bahan baku proses steel making

selanjutnya. Jalur ini menguasai sekitar 25 dari produksi besi dunia. Selain dua jalur utama

diatas terdapat pula beberapa teknologi penyedia bahan baku industri baja yang jumlahnya

relatif kecil seperti teknologi direct smelting, rotary kiln, dan open heart.

2. Kelompok Industri Antara 1: Pembuatan Baja Kasar (Crude Steel)

Kelompok ini sering dijadikan ukuran produksi industri baja suatu negara. Melalui proses

yang tahap akhirnya mengubah baja cair menjadi baja padat ini dihasilkan bloom dan billet

sebagai bahan baku industri baja pengolahan long product, slab sebagai bahan baku industri

pengolahan flat product dan ingot sebagai bahan baku industri pembentukan baja lainnya.

Konsumsi per kapita industri baja suatu negara dihitung dari jumlah produksi baja kasar ini

dibagi dengan jumlah penduduk negara tersebut pada saat itu.

3. Kelompok Industri Antara 2: Pembuatan Baja Semi Finished Product

Kelompok ketiga ini adalah tahap yang memproses baja kasar menjadi produk semi finished.

Billet dan bloom merupakan bahan baku untuk pembuatan produk semi finished wire rod dan

green pipe. Selanjutnya wire rod akan menjadi bahan baku berbagai industri pengolahan long

finished product seperti paku, baut, mur, kawat las, PC wire.Sedangkan green pipe akan

menjadi bahan baku industri seamless pipe (OCTG dan Line Pipe) bagi industri migas.

Sementara semi finished product di jalur flat product adalah hot rolled coil (HRC), hot rolled

plate (HRP) dan cold rolled coil (CRC). HRC selain merupakan bahan baku terbesar dari

industri pengolahan flat product seperti untuk konstruksi, pipa las spiral dan otomotif.

Sementara CRC digunakan sebagai bahan baku industri peralatan rumah tangga, otomotif,

pelapisan seng. Pelat baja merupakan semi finished product yang digunakan sebagai bahan

baku industri pipa las longitudinal, profil dan perkapalan.

4. Kelompok Industri Hilir

a. Pembuatan baja finished flat product

Kelompok ini merupakan konsumen terbesar industri baja dunia. Berbagai industri pemakai

diantaranya industri konstruksi, otomotif, pipa, profil dan pelapisan. Sebagai media antara

bahan baku HRC dan CRC dengan kebutuhan industri pembuatan finished product, maka

dimasukkan pula dalam kelompok ini industri jasa pemotongan dan pembentukan baja

lembaran (shearing/slitting lines).

Page 41: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 41

b. Pembuatan baja finished long product

Kelompok ini merupakan konsumen paling bervariasi dari industri baja. Berbagai industri

pemakai diantaranya industri pembuatan baja batangan, profil, baja konstruksi, kawat, paku,

mur/baut.

Berdasarkan uraian di atas, maka produk dari hulu sampai ke hilir dapat digambarkan ke

dalam pohon industri baja nasional

Gambar 4.3 Pohon Industri Baja Nasional Sumber: Road Map Pengembangan Klaster Industri Prioritas Basis Industri Manufaktur Tahun 2010 - 2014

Sedangkan jenis kelompok produk dan kapasitas baja yang diproduksi oleh perusahaan-

perusahaan di atas antara lain seperti pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Kelompok Produk dan Kapasitas Industri Baja Nasional

No Kelompok Jumlah

Perusahaan

Kapasitas 2009

(Ribu Ton)

1 Slab Baja 1 1,850

2 Billet 30 7,057

3 Besi Beton / Profile 63 5,844

4 HRC 2 2,200

5 Batang Kawat Baja 10 1,560

6 Plate 4 920

7 Pipa Las Lurus / Spiral 29 2,243

8 BJLS / warna 16 1,200

9 Tin Plate 1 130

10 Light & Heavy H-Beam 3 500

Sumber: Indonesian Iron and Steel Industry Association, 2009

Page 42: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 42

Kapasitas produksi baja Indonesia dari tahun 2004 sampai 2010 pada Gambar 4.4 di bawah

menunjukkan tren positif terutama pada peningkatan kapasitas produksi baja kasar, besi beton

dan kawat baja.

Gambar 4.4. Kapasitas Produksi Baja Indonesia Sumber: Kementerian Perindustrian, 2010

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementrian Perindustrian untuk trend produksi,

ekspor dan impor baja di sektor konstruksi tahun 2010 adalah sebagai berikut:

Gambar 4.5. Trend Produksi Baja Indonesia 2004-2009 Sumber: Kementerian Perindustrian, 2010

Baja Kasar

Besi Beton

Kawat Baja

HRC/Plates

Pipa Las

Baja Lembaran

0.000.501.001.502.002.503.003.504.004.505.005.506.006.507.007.508.008.509.009.50

10.00

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Kap

asit

as (

x Ju

ta)

Ton

Tahun

Kapasitas Produksi Baja Indonesia

Baja Kasar

Besi Beton

Kawat Baja

HRC/Plate

Pipa Las Baja Lembaran

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

4.50

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Pro

du

ksi (

x Ju

ta)

Ton

Tahun

Produksi Baja Indonesia

Page 43: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 43

Gambar 4.6. Trend Ekspor Baja Indonesia 2004-2009 Sumber: Kementerian Perindustrian, 2010

Gambar 4.7. Trend Impor Baja Indonesia 2004-2009 Sumber: Kementerian Perindustrian, 2010

Baja Kasar Besi Beton

Kawat Baja

HRC/Plates

Pipa Las Baja Lembaran

05

101520253035404550556065707580859095

100

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Eksp

or

(x1

00

00

) To

n

Tahun

Ekspor Baja Indonesia

Baja Kasar

Besi Beton

Kawat Baja

HRC/Plates

Pipa Las

Baja Lembaran

0102030405060708090

100110120130140150160170180190200210220230240250260270

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Imp

or

(x1

00

00

) To

n

Tahun

Impor Baja Indonesia

Page 44: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 44

Berdasarkan grafik di atas maka, dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut:

1. Jenis baja yang paling banyak diproduksi di Indonesia adalah Baja Kasar, HRC/Plates,

dan Besi Beton. Baja kasar menjadi jenis baja yang paling banyak diimpor, sedangkan

HRC/plates menjadi jenis baja yang paling banyak di ekspor.

2. Tahun 2008 terjadi peningkatan drastis pada impor baja jenis baja kasar, HRC/plates,

dan besi beton. Lalu terjadi penurunan kuantitas impor yang cukup banyak pada tahun

2009.

4.3. Komoditas Baja Konstruksi

Baja yang diproduksi dari masing-masing produsen memiliki karakteristik dan tipe yang

berbeda, sehingga di pasaran akan dijumpai berbagai macam produk baja. Perbedaan dari

karakteristik dan tipe yang berbeda dapat disebabkan pula karena permintaan dari pasar

sehingga produsen akan memproduksi sesuai dengan permintaan tersebut. Baja bukan hanya

digunakan untuk keperluan konstruksi tetapi pemakaiannya dapat di berbagai sektor lain

seperti packaging, furniture, home appliance, office equipment, arts equipment, educational

equipment ataupun sport equipment. Pemetaan komoditas baja menurut sektor pemakaiannya

dapat dilihat pada Gambar 4.8.

Gambar 4.8. Komoditas Produk Baja Sumber: Diolah dariwww.steelindonesia.com

Produsen Baja

Baja untuk Keperluan Umum

(BjKU)

Baja untuk Keperluan Konstruksi

(BjKK)

Packaging

Furniture

Home Appliance,

Office Equipment

Arts Equipment

Educational Equipment

Sport Equipment

Baja Profil

Plat

Baja Tulangan

Steel Wire

Pipa

Rantai

Peralatan Berat

Baja Ringan

Page 45: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 45

Sehingga berdasarkan gambar di atas, maka komoditas baja konstruksi yang dianalisa:

a. Baja tulangan dengan rincian berbagai diameter yang lazim digunakan pada sub

strucutre dan upper structure.

b. Baja profil baik untuk atap, gelagar pada jembatan ataupun profil lain seperti pipa

untuk jaringan air minum

c. Baja dalam bentuk lembaran atau plat, yang banyak digunakan untuk profil yang

dibuat khusus, penutup rangka atap atau plat lantai sebagai pengganti plat beton

d. Baja ringan yang diperuntukkan untuk konstruksi atap

e. Baja untuk material peralatan konstruksi

4.4. Produsen Baja Konstruksi

Berikut adalah beberapa profil produsen industri penghasil baja di Indonesia yang tergabung

dalam IISIA, dimana sebagian produksi bajanya digunakan untuk memasok kebutuhan sektor

konstruksi.

1. PT Krakatau Steel

PT Krakatau Steel didirikan pada tanggal 31 Agustus 1970. Saat ini Krakatau Steel

adalah produsen baja terbesar terintegrasi di Asia Tenggara. Perusahaan ini

merupakan produsen baja lembaran panas (HRC) dan baja lembaran dingin (CRC)

yang terbesar di Indonesia. Dalam hal spesifikasi produk, Krakatau Steel menguasai

sekitar 85% dari total produk diserap oleh pasar domestik. Perusahaan ini memiliki

kapasitas baja gabungan sebesar 2,45 juta ton per tahun.

2. Gunung Steel Group

Gunung Steel Group didirikan pada tahun 1986 sebagai produsen Hot Rolled seperti

baja batangan dan baja siku, dan terletak di Cikarang Bekasi Barat, Jawa Barat.

Gunung Steel Group terdiri dari empat perusahaan terpisah yang bekerja sama yaitu:

PT Gunung Garuda (GG)

Didirikan pada tahun 1986, jenis produk yang dihasilkan yaitu Angle Hot Roll,

Cell Form, H-Beam, Honey Comb, King Cross, Queen Cross, T-Beam, Wide-

Flange Beam (IWF).

PT Gunung Raja Paksi (GRP)

Didirikan pada tahun 1998, jenis produk yang dihasilkan yaitu Angle Cold

Formed, Bridge Deck, ERW Pipe, Expanded Mesh, Floor Deck, Guard Rail, HR

Coil, Lipped Chanel, Rectangular Pipe, Roof & Wall Sheeting, Spiral Pipe,

Page 46: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 46

Square Pipe, Steel Plate, Anchor Bolt, Annealed Wire, Galvanized Wire, Nails,

Nail Wire, Round/Deformed Bar, Sagrod, Welded Beam, Wire Mesh dan Wire

Rod.

PT Gunung Gahapi Sakti (GGS)

GGS merupakan perusahaan gabungan PT Gunung Gahapi dan PT Gunung Sakti.

PT Bukit Terang Paksi Galvanizing

Didirikan pada tahun 1970 untuk memenuhi permintaan layanan galvanizing

(pelapisan/coating).

3. PT Ispat Indo

PT Ispat Indo didirikan pada tahun 1976. Perusahaan ini memproduksi berbagai jenis

billet dengan nilai karbon rendah dan tinggi,wire rod dan baja batangan dengan

menggunakan sekitar 65% dari skrap dan 35% dari DRI/Pig iron. Campuran

bervariasi sesuai dengan kelas baja yang dihasilkan. Penjualan produk sekitar 70%

ke pasar domestic dan 30% untuk pasar ekspor di kawasan Asia Pasifik.PT. Ispat

Wire Produk (IWP) adalah anak perusahaan 100% dari PT. Ispat Indo dan bergerak

dalam kegiatan seperti produksi kawat batang, pembuatan paku, produksi bar lurus,

dll. IWP mengkonsumsi wire rod untuk dijual dalam negeri maupun ekspor. PT.

Ispat Indo adalah produsen batang kawat terbesar di Indonesia dengan pangsa pasar

tertinggi.

4. PT Bhirawa Steel

PT. Bhirawa Steel pada tahun 1973. PT Bhirawa Steel adalah salah satu pabrik baja

asli di Indonesia. Pabrik baru ini memiliki kapasitas 50 ton billet/jam yang

memungkinkan pabrik untuk menghasil kantotal 250.000 MT per tahun dari berbagai

kualitas seperti Round Bar, Shaft Bar, Hexagon Bar, Deformed Bar, Flat Bar, dan

Angle Bar mulai dari karbon rendah sampai dengan karbon tinggi.

5. Gunawan Group

Gunawan Group memiliki dua pabrik Hot Rolled Plate yaitu PT. Gunawan Dianjaya

Steel dan PT. Jaya Pari Steel. PT Gunawan Dianjaya Steel yang memiliki kapasitas

tahunan 350.000 ton, terletak di sebidang 15 hektar tanah di Surabaya dengan

menggunakan teknologi AS. Perusahaan menggunakan bahan baku seluruhnya

diimpor. Sekitar 80% dari produksinya diekspor ke Eropa. PT Jaya Pari Steel (JPS)

merupakan adik perusahaan PT. Gunawan Dianjaya Steel tercatat sejak tahun 1989.

Pabrik baja terpadu ini memiliki kapasitas tahunan 100.000 ton. Pada tahun 2007,

JPS memperoleh kenaikan penjualan menjadi Rp 432,8 miliar dengan laba bersih Rp

Page 47: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 47

41,5 miliar dibanding 2006 senilai Rp 340,2 miliar dengan laba bersih Rp 26,7

miliar. Penjualan tersebut antara lain dilakukan melalui penetrasi ke pasar Asia

Tenggara terutama ke Singapura, meskipun 90% dari total penjualan ditujukan untuk

pasar domestik terutama sektor konstruksi.

6. PT Essar Dhanajaya

PT. Essar Dhanajaya (ED) didirikan pada tahun 1996 sebagai perusahaan patungan

antara PT. Garama Adipratama dan Essar Group dari India dengan kapasitas awal

200.000 MT. Perusahaan ini meningkatkan kapasitas dengan 200.000 ton menjadi

400.000 ton pada pertengahan 2003. Mayoritas bahan baku HRC dipasok oleh

perusahaan induk yaitu Baja Essar Limited, yang merupakan pabrik baja besar

terintegrasi di India.

Berikut adalah daftar produsen baja lainnya untuk setiap komoditas di sektor

konsturksi beserta kapasitasnya masing-masing menurut direktori IISIA (2012):

Baja Tulangan

No Nama Perusahaan Lokasi Kapasitas produksi

Ton/tahun

1 Asian profile Indosteel Surabaya 48,000

2 Beton Jaya Manunggal Surabaya 12,000

3 Bhirawa Steel Surabaya 250,000

4 Delcoprima Pacific Tangerang 23,000

5 Gramitrama Jaya Steel Gresik 4,000

6 Growth Sumatra Medan 86,000

7 Gunung Gahapi Sakti Medan 150,000

8 Gunung Garuda Cibitung 150,000

9 Hanil Jaya Steel Surabaya 360,000

10 Interworld Steel Tangerang 230,000

11 Inti General Jaya Semarang 100,000

12 Ispat Indo Surabaya 200,000

13 Ispat Panca Putra Gresik 300,000

14 Ispat Wire Product Surabaya 9,000

15 Jakarta Cakra tunggal Steel Jakarta 360,000

16 Jatim Taman Steel Surabaya 140,000

17 Krakatau Wajatama Cilegon 150,000

18 Liangying Nuansa Indonesia Mojokerto 2,400

19 Mekarindo Baja Utama Gresik

20 Nasional Interindo Metal Mojokerto 36,000

21 Pangeran Karang Murni Jakarta 50,000

22 Power Steel Indonesia Tangerang 192,000

23 Pulogadung Steel Jakarta 110,000

Page 48: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 48

24 Raksa Indo Steel Gresik 12,000

25 Surya Steel Surabaya 4,500

26 The Master Steel Jakarta 360,000

27 Tobu indonesia Steel Jakarta 120,000

28 Toyogiri Iron & Steel Bekasi 200,000

29 Waru Djaya Sidoarjo 3,200

30 Wuhan Jakarta 6,000

Total National Capacity 3,668,100

Sumber: Direktori IISIA (2012)

Baja Profil

No Nama Perusahaan Lokasi Kapasitas produksi

Ton/tahun

1 Alim Ampuh Jaya Steel Surabaya 110,000

2 Alim Surya Steel Surabaya 24,000

3 Aneka Jakarta Steel Jakarta 10,800

4 Bhirawa Steel Surabaya 3,600

5 Bukit Baja Buana Bekasi 72,000

6 Cigading H-Beam Cilegon 100,000

7 Growth Sumatra Medan 14,000

8 Gunung Gahapi Sakti Medan 58,000

9 Gunung Garuda Bekasi 800,000

10 Interworld Steel Tangerang 42,000

11 Inti General Jaya Steel Semarang 50,000

12 Jatim Mustika Sarana Steel Surabaya 8,000

13 Jaya Peri Steel Surabaya 40,000

14 Krakatau Wajatama Cilegon 150,000

15 Multi Color Indah Indo Surabaya 30,000

16 Perjuangan Steel Surabaya 67,500

17 Sarana Steel Corp Jakarta 24,000

18 Sinar Tangerang Steel Tangerang 6,000

19 Super Tata Surya Tangerang 48,000

20 The Master Steel Jakarta 53,000

21 Timur Jaya Surabaya 10,000

22 Triputra Jaya Lestari Gresik 10,000

Total National Capacity 1,730,900

Sumber: Direktori IISIA (2012)

HRC

No Nama Perusahaan Lokasi Kapasitas produksi

Ton/tahun

1 Krakatau Steel Cilegon 2,400,000

2 Gunung Raja Paksi Bekasi 700,000

3 Gunawan Dianjaya Steel Surabaya 350,000

4 Jayapari Steel Surabaya 100,000

Page 49: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 49

5 Little Giant Steel Semarang 60,000

6 Raja Besi Semarang 100,000

Total National Capacity 3,710,000 Sumber: Direktori IISIA (2012)

CRC

No Nama Perusahaan Lokasi Kapasitas produksi

Ton/tahun

1 Essar Indonesia Bekasi 400,000

2 Intan Nasional Medan 60,000

3 Krakatau Steel Cilegon 850,000

4 Little Giant Steel Semarang 230,000

5 Raja Besi Semarang 150,000

Total National Capacity 1,690,000

Sumber: Direktori IISIA (2012)

Steel Wire

No Nama Perusahaan Lokasi Kapasitas produksi

Ton/tahun

1 Krakatau Steel Cilegon 650,000

2 Gunung Raja Paksi Bekasi 60,000

3 Gunung Gahapi Medan 100,000

4 Growth Sumatra Industry Medan 45,000

5 Ispat Indo Surabaya 700,000

6 Master Steel Bekasi 250,000

7 Pangeran Karang Murni Jakarta 490,000

Total National Capacity 2,295,000 Sumber: Direktori IISIA (2012)

Steel Pipe

No Nama Perusahaan Lokasi Kapasitas produksi

Ton/tahun

1 Ahli Teknik Medan 23,000

2 Alim Surya Steel Sidoarjo 82,000

3 Aneka Djakarta Iron Steel Jakarta 75,000

4 Bakrie Pipe Industries Bekasi 300,000

5 Buana Central Steel Industry Cilegon 24,000

6 Bumi Karya steel Industry Bekasi 150,000

7 Indonesia Steel Tube Works Jakarta 140,000

8 Indo Mitra Sedaya Bekasi 9,600

9 Indal Steel Pipe Gresik 120,000

10 Indom Ulti Surabaya 20,000

11 KHI Pipe Industries Cilegon 200,000

Page 50: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 50

12 Perjuangan steel Surabaya 20,000

13 Raja Besi Semarang 50,000

14 Sinar Surya Baja Profilindo Tangerang 36,000

15 South East Asia Pipe Industry Lampung 200,000

16 Sri Rejeki Perdana Steel Bekasi 60,000

17 Steel Pipe Industry of Indonesia Surabaya 250,000

18 Super Tata Raya Steel Tangerang 82,560

19 Swarna Baja Tangerang 60,000

20 Tri Putrajaya Lestari Gresik 10,000

Total National Capacity 1,912,160

Sumber: Direktori IISIA (2012)

Kapasitas produksi

No Komoditas Jenis Produk Jumlah

Perusahaan

Kapasitas Produksi

Ton/tahun

1 Profile

Heavy Profile, Channel, Angle, T-

Beam 22 1,730,900

2 Bars Deformed and Round Bars 30 3,668,100

3 Hot Rolled Coil Steel Plate, Plate untuk Alat Berat 6 3,710,000

4 Cold Rolled Coil Light Steel Frame 5 1,690,000

5 Steel Wire Wire Rod 7 2,295,000

6 Steel Pipe Seamless Pipe, Welded Spiral Pipe 20 1,912,160

Total Produksi 15,006,160

Sumber: Direktori IISIA (2012)

Berikut adalah peta sebaran produsen komoditas baja konstruksi:

Gambar 4.9. Peta Sebaran Komoditas Baja Konstruksi Nasional Sumber: Direktori IISIA (2012)

Berdasarkan Gambar 4.9 di atas, dapat dilihat bahwa produsen baja masih terkonsentrasi di

pulau Jawa, dan beberapa produsen yang berlokasi di pulau Sumatra (daerah Medan dan Sumber : Direktori IISIA, 2012

Page 51: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 51

Lampung). Untuk wilayah Indonesia bagian barat sebagian besar baja konstruksi di pasok

dari daerah Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Sedangkan untuk wilayah Indonesia Timur, baja

konstruksi dipasok dari daerah Jawa Timur. Produsen baja yang lebih banyak berpusat di

pulau Jawa diperkirakan karena pulau Jawa merupakan pusat pembangunan di Indonesia

selama ini.

Berikut adalah peta sebaran supply baja nasional:

Gambar 4.10. Peta Sebaran Pasokan Baja Konstruksi Nasional Sumber: Direktori IISIA (2012)

Berdasarkan Gambar 4.10 di atas, dapat dilihat bahwa jumlah pasokan baja konstruksi hampir

seluruhnya berada di pulau Jawa, dan sebagian kecil di pulau Sumatra (daerah Sumatra utara

dan lampung). Dengan menumpuknya pasokan baja di pulau jawa, hal ini menimbulkan

masalah lain terutama dalam masalah harga material khususnya untuk di daerah luar pulau

Jawa. Selain itu waktu dan lamanya pengiriman material juga menjadi masalah lain yang turut

mempengaruhi harga material baja konstruksi di daerah luar pulau Jawa.

Page 52: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 52

Bab V

Rantai Pasok

10.1. Rantai Pasok

Supply chain atau rantai pasok merupakan suatu konsep yang relatif baru di dunia

konstruksi, yang awal perkembangannya berasal dari industri manufaktur. Konsep supply

chain berhubungan erat dengan lahirnya konsep lean production yang berakar pada pemikiran

lean thinking yang telah merubah paradigma produksi dalam industri manufaktur. Tuntutan

terhadap efisiensi memaksa perusahaan untuk membentuk struktur organisasi yang lebih

sederhana, mendorong perusahaan untuk lebih fokus pada bisnis intinya, dan menyerahkan

aktifitas pendukungnya pada pihak lain. Perkembangan ini mengakibatkan produk atau jasa

yang dihasilkan oleh suatu bisnis, bukan lagi merupakan output dari satu organisasi secara

individu, namun merupakan output dari suatu rangkaian organisasi, yang disebut supply chain

(Maylor, 2003).

Menurut Hanfield dan Nichols (1999) bahwa pada dasarnya supply chain merupakan

sekumpulan supplier dan customer yang terhubung, setiap customer pada gilirannya akan

menjadi supplier bagi organisasi hilir selanjutnya. Rangkaian hubungan customer-supplier

tersebut terjadi dalam suatu rentang proses perubahan material, dimulai dari tahapan material

alam hingga produk akhirnya mencapai 10 pengguna akhir, bagaikan suatu rangkaian mata

rantai yang terhubung secara linier. Namun bentuk jaringan supply chain dalam konteks bisnis

yang sesungguhnya memiliki bentuk yang kompleks. Kompleksitas hubungan tersebut terjadi

karena suatu perusahaan memiliki hubungan ke hulu dengan beberapa pemasok (multiple

suppliers) dan ke hilir dengan beberapa customer (multiple customers). Secara lebih luas lagi

terdapat pula hubungan antara supplier dengan supplier-nya supplier serta hubungan antara

customer dengan customer-nya customer. Hal ini membentuk satu sistem pola jaringan yang

kompleks. Pada jaringan ini terdapat ketergantungan antar berbagai pihak, sehingga hubungan

ini lebih tepat digambarkan dengan suatu jaringan (network) dari pada rantai (chain)

(Christopher, 1998).

Page 53: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 53

Dalam konteks konstruksi, kompleksitas supply chain konstruksi digambarkan oleh

Vaidyanathan (2001) seperti tertera pada Gambar 2.11, secara makro bahwa pihak-pihak yang

terlibat dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu: penyedia jasa yang terdiri dari

penyandang dana, penyedia jasa struktur, mekanikal, elektrikal, dan arsitektur dan kelompok

kedua yaitu penyedia barang/material yang terdiri dari pemasok material/produk bangunan

dan subkontraktor.

Gambar 5.1 Rantai Pasok Konstruksi Sumber: Vaidyanathan (2001)

Kedua kelompok besar ini akan memberikan kontribusi sesuai dengan fungsi dari

masing-masing anggota kelompok tersebut kepada kontraktor sebagai bagian yang akan

mewujudkan keinginan dari owner sehingga kontraktor secara kontinu dan langsung akan

mempunyai hubungan garis komando terhadap owner. Sedangkan hubungan antara arsitek

dengan owner hanya garis koordinasi. Sementara hubungan owner dengan sub kontraktor

sebatas hanya untuk mengetahui aliran informasi dan aliran material.

Sejalan dengan pengertian supply chain dalam konteks manufaktur, maka dalam

konteks konstruksi, supply chain dapat didefinisikan sebagai suatu proses dari sekumpulan

aktivitas perubahan material alam hingga menjadi produk akhir (misalnya jalan, bangunan,

dan jasa perencanaan), untuk digunakan oleh pengguna jasa dengan mengabaikan batas-batas

Structural

Engineer

Mechanical

Engineer

Electrical

Engineer

ArsitekPenyandang

dana

General

Contractor

(Construction

Manager at risk)

Produk

Bangunan

Manufaktur I

Produk

Bangunan

Manufaktur II

Produk

Bangunan

Manufaktur n

Sub Kontraktor ISub Kontraktor

II

Pekerja

langsung

Pekerja tidak

langsung

Pekerja

langsung

Owner

Aliran

mat

erial

Aliran

info

rmas

i

Page 54: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 54

organisasi yang ada. Tambahan dalam definisi Tommelein dkk (2003) yang menyatakan

bahwa dalam jaringan yang terstruktur tersebut dilakukan selain untuk memenuhi kebutuhan

owner, juga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota supply chain tersebut.

Dalam konteks pola tradisional, pembentukan supply chain konstruksi yang terlibat

dalam suatu proses produksi, dimulai pada tahap penawaran, ketika suatu jaringan supply

chain konstruksi suatu kontraktor akan memiliki daya saing tertentu terhadap jaringan supply

chain konstruksi dari kontraktor lainnya dalam memenangkan tender. Dalam tahap ini, hal itu

menunjukkan bahwa persaingan yang terjadi bukan lagi persaingan antar perusahaan

konstruksi secara individu, namun merupakan persaingan antar jaringan supply chain

konstruksi – antar jaringan perusahaan-perusaahan yang tergabung dalam suatu hubungan

proses produksi konstruksi, yang ditawarkan dalam penawaran.

Dalam tahap pelaksanaan, dimana terjadi proses pengadaan yang dilakukan oleh

kontraktor dalam penyusunan jaringan supply chain-nya, akan menentukan seberapa besar

tingkat efisiensi yang terjadi dalam proses produksinya, hingga menghasilkan produk dan jasa

yang sesuai dengan value dari owner. Apa yang terjadi dalam konstruksi tersebut

membenarkan pendapat yang menyatakan bahwa keunggulan persaingan yang menjadi aturan

main sekarang ini adalah keunggulan persaingan antar jaringan supply chain (Christopher,

1998).

Ditengah kompetisi usaha yang semakin ketat, menuntut kontraktor untuk melakukan

efisiensi dalam proses konstruksinya. Pola supply chain yang memiliki daya saing pada tahap

pengadaan, selanjutnya akan memberikan kinerjanya pada tahap produksi (pelaksanaan). Hal

itu menunjukkan bahwa desain suatu jaringan supply chain sangat penting peranannya. Suatu

studi menunjukkan bahwa desain supply chain yang buruk memiliki potensi untuk

meningkatkan biaya proyek hingga 10% (Bertelsen, 2002).

Hal ini menunjukkkan bahwa pola supply chain konstruksi akan memberikan

kontribusi terhadap efisiensi suatu pelaksanaan proyek, sehingga pola suatu supply chain

konstruksi memiliki potensi untuk menjadi salah satu ruang yang memungkinkan untuk

dilakukannya peningkatan dalam industri konstruksi. Sehingga dalam konteks konstruksi

dimana fragmentasi sudah menjadi bagian dari karakteristik industri ini, maka peningkatan

yang dapat dilakukan adalah melalui manajemen hubungan terhadap organisasi yang terlibat

dalam suatu susunan jaringan supply chain yang menghasilkan produk konstruksi tertentu.

Konsep supply chain management merupakan konsep yang relatif baru. Konsep ini

merupakan perluasan dari konsep logistik dimana lingkupnya adalah optimasi aliran

(optimizing flows) didalam lingkup suatu organisasi tertentu (Christopher, 1998).

Page 55: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 55

Konsep supply chain management melihat bahwa konsep logistik belum mencukupi

dalam usaha untuk mencapai optimalisasi aliran yang terjadi, sehingga perlu diperluas hingga

keluar batas organisasi tersebut - ke hulu dengan supplier-nya dan ke hilir dengan

customernya (Christopher, 1998). Dengan demikian hal yang paling mendasar dari

manajemen hubungan dalam suatu supply chain adalah yang menyangkut hubungan antar

organisasi yang berbeda dalam suatu proses produksi. Hal ini sesuai dengan pendapat

Hanfield & Nichols (1999) bahwa supply chain management merupakan pendekatan

manajemen yang terintegrasi dari aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam proses perubahan

material, melalui peningkatan hubungan dalam supply chain.

Dalam konteks persaingan bisnis yang semakin ketat, melalui penerapan konsep ini

diharapkan daya saing yang berkelanjutan dapat tercapai (Christopher, 1998). Hal inilah yang

menunjukkan pentingnya penerapan supply chain manajemen dalam praktek bisnis saat ini,

termasuk dalam industri konstruksi. Fragmentasi yang sudah menjadi karkteristik industri

konstruksi, yang disebabkan tingginya tingkat kebutuhan spesialisasi dalam industri ini, telah

menyebabkan terpecah-pecahnya suatu proses (aktifitas) menjadi paket-paket yang lebih

kecil, yang masing-masing melibatkan pihak tertentu. Sehingga dalam suatu proyek

konstruksi bangunan, yang melibatkan item pekerjaan yang sangat banyak, yang menuntut

keahlian tertentu didalam produksinya, telah membentuk jaringan supply chain yang

kompleks.

Hal itu menujukkan bahwa karakteristik dalam industri konstruksinya pun telah

menuntut suatu konsep manajemen yang dapat mengatur hubungan antar mata rantai yang

menghasilkan output produk konstruksi. Sehingga peran konsep dalam industri konstruksi

menjadi penting. Definisi ini diinterpretasikan oleh Arbulu dan Ballard (2005), yang

mendefinisikan supply chain sebagai sekelompok perusahaan dan individu yang bekerja sama

dalam suatu jaringan proses yang saling berhubungan. Menurutnya pula bahwa dalam suatu

supply chain terdapat sistem pasokan yang harus didefinisikan, dirancang, dan

diimplementasikan untuk mendapatkan aliran yang efektif dari material, informasi dan dana

dalam suatu supply chain.

Page 56: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 56

Gambar 5.2 Konseptual supply chain Proyek Konstruksi Sumber: O’Brien et al., 2002

Pada Gambar 2.12 yang dikembangkan oleh O‟Brien et. al. (2002), terlihat

keterlibatan beberapa pihak dalam proses produksi yang terjadi di dalam site (in site

production), juga menunjukkan adanya rangkaian pihak yang menunjukkan proses produksi

yang terjadi luar site (off site production). Rangkaian aktifitas subkontraktor sebagai pihak

yang memberikan input pada site konstruksi dipahami sebagai pihak yang dapat melakukan

proses produksinya diluar site. Berdasarkan pada model supply chain pada proyek konstruksi

di atas, maka karakteristik dari supply chain konstruksi adalah:

Karakteristik produknya unik – produk konstruksi bangunan pada umumnya dibuat

berdasarkan permintaan tertentu (custom made product). Dengan demikian tidak ada satu

pun produk konstruksi yang sama - walaupun hal ini tergantung pada tingkatan mana kita

melihatnya.

Dilakukan oleh organisasi yang bersifat sementara (temporary organisastion).

Suatu rangkaian supply chain yang terbentuk yang menghasilkan produk konstruksi, akan

berakhir ketika selesai masa produksi.

Produknya terikat pada tempat tertentu, sehingga proses produksinya berlangsung di site

konstruksi (in site production). Hal ini juga memberikan kontribusi terhadap keunikan

produk konstruksi, karena pada proyek yang sama, baik kondisi fisik (kondisi tanah,

pengaruh cuaca, dan lain-lain) maupun non fisik (regulasi yang berlaku, kondisi lalulintas,

dan lain-lain) yang mempengaruhinya tidak akan pernah sama.

Supplier

Supplier

Sub

Supplier

Supplier

Supplier

Sub

Perencana

Kontraktor

Owner

Jaringan aktivitaspada proyek

Page 57: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 57

Technology

Demand

Marke

Structure

Firm Conduct

Procurement

RelationshipSupply Chain

Supply Chain

Performance

In site production dan off site production. Terjadinya produksi didalam site konstruksi (in

site production), telah membagi dua batasan proses yang terjadi dalam produksi

konstruksi.

Diproduksi dalam lingkungan alam yang tidak terkendali, sehingga terdapat ketidakpastian

yang tinggi dalam konstruksi.

10.2. Struktur, Perilaku dan Kinerja Rantai Pasok Konstruksi

Konsep rantai pasok di industri konstruksi sangat bermanfaat untuk melihat sejauh

mana kinerja industri konstruksi tersebut. London (2008) menyampaikan bahwa pengelolaan

rantai pasok pada tingkat industri akan sangat bermanfaat dalam penetapan kebijakan di

industri konstruksi itu sendiri. Hal ini sangat sesuai dengan pendekatan ekonomi organisasi

industri yang menyatakan bahwa struktur (structure) dari rantai pasok dan perilaku (conduct)

pihak-pihak yang ada dalam rantai pasok akan mempengaruhi kinerja dari rantai pasok

tersebut (Martin, 1993). Hal ini sering disebut dengan pendekatan SCP atau Structure,

Conduct, and Performance.

Gambar 5.3 Hubungan Konseptual Antara Struktur, Perilaku dan

Kinerja Rantai Pasok Sumber: London, K., 2008

Sebagaimana terlihat dalam Gambar 2.13, struktur pasar akan berinterkasi dengan

perilaku pihak-pihak yang terlibat dalam pasar tersebut. Dalam hal ini, struktur akan

mempengaruhi perilaku, dan perilaku akan mempengaruhi struktur pasar juga. Interaksi ini

akan terlihat dari bagaimana perusahanperusahaan yang ada terikat dalam proses pengadaan.

Perilaku akan terlihat sekali dalam proses ini, terkait dengan bagaimana formasi perikatan

terjadi, transaksi terjadi dan pengelolaan dilakukan. Jadi dengan demikian, jika diharapkan

Page 58: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 58

akan dilakukan pengelolaan rantai pasok konstruksi, maka gambaran akan strukturnya,

perilakunya, dan interaksinya harus dapat teridentifikasi dengan baik, agar pengelolaan yang

dirancang dapat menghasilkan kinerja rantai pasok konstruksi yang diharapkan.

10.3. Supply Channel

Beberapa industri ataupun organisasi melakukan pembagian supply chain ke dalam

beberapa level. Sebagai contoh pembagian level dapat dilihat pada Gambar 2.14. Dalam

industri konstruksi masih jarang yang melakukan pembagian ke dalam beberapa level seperti

yang dilakukan oleh industri yang non konstruksi. Hal ini dapat dilakukan hanya pada

konsultan atau kontraktor yang berskala besar.

Tujuan dari pembagian ke dalam beberapa lavel ini untuk mengetahui flow dari

beberapa komoditas yang sangat bervariasi dan kemudian dikelompokkan ke dalam beberapa

group sehingga memudahkan pengendalian. Metode inilah yang kemudian dikenal dengan

istilah channel structure. Sedangkan pada Gambar 2.15, menunjukkan tipe channel structure

dari distribusi komoditas sehari-hari dan distribusi komoditas industri. Perbedaan dari kedua

channel structure ini jangkauan dari produsen sampai ke konsumen atau end user, dapat

langsung ke konsumen atau pengguna komoditas atau harus melalui suatu perusaahaan yang

berperan sebagai supplier bagi level berikutnya. Selain itu juga menggambarkan posisi dan

peran dari masing-masing perusahaan sebagai entitas dari channel structure sehingga mampu

memberikan arus informasi aliran komoditas tersebut.

Middleman

Merchant Functional middleman

Split Function

middleman

Limited Function

middlemanFull Function

middleman

Limited Function

middleman

Class of customerService RenderedOwnership, control

or representationLine of goods

Method of

operation

First level

Second level

Third level

Gambar 5.4. Framework distribusi Channel Structure Sumber: London, K, 2008

Page 59: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 59

Producer

Agent or

broker

WholesalerWholesaler

RetailerRetailerRetailer

Consumer

Producer

Agent or

broker

Agent or

broker

Industrial

distributor

Industril

distributor

Industrial user

Typical channel structure alternatives in consumer goods

distribution

Typical channel structure alternatives in industrial goods

distribution

Gambar 5.5. Pendekatan Channel Structure Sumber: London, K, 2008

Berdasarkan kerangka diatas, maka apabila channel struktur tesebut digunakan

konstruksi maka akan didapakan channel structure seperti pada Gambar 5.5, khususnya untuk

rantai pasok baja dalam sektor konstruksi di Indonesia. Bagi kontraktor, untuk mendapatkan

baja konstruksi dapat diperoleh langsung dari produsen atau harus melalui beberapa entitas

dari channel structure tersebut seperti service centre, distributor, fabrikator atau sub

kontraktor.

Gambar 5.6. Skema Rantai Pasok Baja di Indonesia Sumber: Sandika, 2011

Servis

center

Sub-

kontraktor

Kontraktor

Fabrikator

Produsen

Distribut

or

Page 60: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 60

10.4. Kajian Rantai Pasok

Beberapa peneliti menggambarkan tipologi dari supply chain ke dalam dua bagian

yaitu logistik dan supply chain management seperti pada Gambar 2.17. Kontribusi dari

masing-masing tipologi ini sangat dipengaruhi oleh kebutuhan dan tingkat kepentingan dari

masing-masing organisasi yang mengimplementasikan supply chain. Tipologi yang dilakukan

oleh Hines (1998) adalah intra-functional supply chain, inter-functional supply chain, inter

organizational supply chain, network supply chain dan regional clustering supply chains.

Sedangkan menurut London, K., (2008), rantai pasok di konstruksi terbagi menjadi 3 (tiga)

yaitu:

a. Intra-organizational supply chain,

yang dimaksud dengan intra-organizational supply chain adalah sistem logistik di dalam

perusahaan masing-masing perusahaan yang menjadi entitas dari rantai pasok. Sistem

logistik ini hanya terbatas pada masing-masing perusahaan saja tidak terkait dengan

perusahaan lainnya.

b. Inter-organizational supply chain,

tipe supply chain yang kedua, hubungan rantai pasok yang tergabung dalam suatu proyek

konstruksi. Tipe ini melibatkan beberapa entitas dari perusahaan yang berbeda-beda dan

selanjutnya bergabung di dalam suatu rantai pasok untuk proyek konstruksi.

c. Cross-organizational supply chain,

cross-organizational supply chain merupakan gabungan dari beberapa rantai pasok beserta

beberapa clients. Tipe rantai pasok seperti ini banyak diimplementasikan pada rantai pasok

industri konstruksi.

Purchasing

Material control

Production

Sales

Distribution

Purchasing Material control Production Sales Distribution

Intra-organizational supply chain

SupplierFocal

CompanyCustomer

Inter-organizational supply chain

Page 61: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 61

Gambar 5.7. Tipologi organisasi rantai pasok Sumber: Diolah dari London, K., 2008

10.5. Hasil Survei

Survei yang dilakukan dari keenam kota dan dari keenam komoditas baja, hanya baja

untuk keperluan alat berat tidak dapat diperoleh data sehingga jaringan rantai pasoknya tidak

dapat dipetakan. Secara umum, proses dari pembuatan baja dimulai dari bahan baku yang

terdiri dari biji besi dan scrap (besi bekas). Sumber dari bahan baku baik biji besi dan scrap

berasal dari impor dan lokal. Menurut hasil survei yang dilakukan komposisi antara impor dan

lokal adalah 70% berasal dari impor dan 30% dari lokal. Para pelaku dari bahan baku ini

biasanya dilakukan oleh para trader atau pengepul kemudian akan didistribusikan ke

produsen. Tahap berikutnya adalah proses peleburan dari biji besi atau scrap akan diolah

menjadi sponge iron.

Hasil dari sponge iron dapat dibagi menjadi 2 yaitu long product dan slab product.

Long product menjadi bahan dasar untuk pembuatan baja tulangan, baja profil, dan steel wire.

Pada proses produksi, bloom dan billet merupakan hasil dari long product sebelum diolah

menjadi bahan jadi seperti profil, tulangan dan steel wire. Untuk memproduk profil, baja

Page 62: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 62

tulangan dan steel wire, dari bloom dan billet akan diolah ke dalam suatu proses yang disebut

dengan Hot Rolling Mill. Adapun yang dimaksud dengan rolling adalah proses reduksi

pengurangan luas penampang atau pengurangan ketebalan atau proses pembentukan logam

melalui deformasi dengan melewatkan benda kerja pada sepasang roll yang berputar dengan

arah berlawanan. Sedangkan yang dimaksud dengan Hot Rolling Mill adalah operasi

pencairan yang dilakukan pada temperatur yang lebih tinggi daripad temperatur rekristalisasi.

Pada proses hot rolling, deformasi tidak menyebabkan terjadinya penguatan logam. Tegangan

alir bahan akan semakin kecil dengan semakin tingginya temperatur operasi. Energi deformasi

yang dibutuhkan menjadi lebih kecil daripada temperatur yang lebih tinggi. Khusus untuk

profil dihasilkan dari bloom sedangkan baja tulangan dan steel wire diproduk dari billet.

Produk yang berikutnya adalah slab product, produk ini akan menghasilkan baja

dalam bentuk lembaran. Produk ini akan menjadi bahan baku bagi produk pipa baja, baja

ringan ataupun untuk alat berat. Setelah sponge iron diolah menjadi slab, maka tahap

berikutnya adalah Hot Rolling Mill, dari proses ini akan dihasilkan Hot Rolling Plate dan Hot

Rolling Coil. Hot Rolling Plate akan diproses berikutnya yang akan digunakan untuk pipa

baja dan alat berat. Demikian pula dengan Hot Rolling Coil akan diproses untuk plat baja.

Untuk memperoleh hasil akhir baja ringan, Hot Rolling Coil diolah terlebih dahulu menjadi

cold roll coil/CRC. CRC ini merupakan salah satu bentuk produk baja yang dihasilkan dari

proses pengerolan dingin. Baja putih ini memiliki sifat tipikal yang berbeda secara signifikan

dengan baja hitam atau baja lembaran panas. Baja lembaran dingin memiliki kualitas

permukaan yang lebih baik, lebih tipis dan dengan ukuran yang lebih presisi, serta

mempunyai sifat mekanis yang baik dan formability yang sangat bagus. Hasil survei yang

telah dilakukan pada masing-masing tier baik yang dimulai dari produsen ke tier-tier atau

entitas yang paling akhir dan dari entitas yang paling akhir ke produsen maka jaringan rantai

pasok untuk masing-masing komoditas dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Rantai Pasok Baja Tulangan

Untuk komoditas baja tulangan, sumber bahan baku masih sama dengan yang harus

diperoleh produsen yaitu scrap atau biji besi. Asal sumber bahan dasar pun berasal dari impor

dan lokal. Komposisi impor dan lokal berbanding 70:30. Berdasarkan hasil survei, diperoleh

informasi bahwa suatu produsen dapat memiliki fungsi yaitu produsen dan fabrikator. Istilah

produsen ini mengacu pada produk yang dihasilkan untuk tier berikutnya, dalam hal ini

produk yang dimaksud adalah long product dan slab product. Oleh karena pada rantai pasok

ini merupakan baja tulangan maka produk yang diperoleh dari produsen adalah long product.

Page 63: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 63

Pada Gambar 5.8 terlihat bahwa produsen yang memiliki fungsi sebagai produsen saja hanya

ada 2 (berdasarkan yang disurvei) yaitu PT. Krakatau Steel dan PT. Gunung Garuda Group.

Sedangkan produsen yang memiliki 2 fungsi baik sebagai produsen dan fabrikator ada 3

perusahaan yaitu PT. Inter World Steel, PT. Hanil Jaya Steel dan PT. Master Steel. Khusus

untuk 2 produsen PT. Krakatau Steel dan PT. Gunung Garuda, produk yang dihasilkan tidak

semua didistribusikan kepada fabrikator lokal tetapi juga ada yang diekspor ke luar negeri.

Bagi produsen PT. Krakatau Steel dan PT. Gunung Garuda, mendistribusikan billet ke

fabrikator yang merupakan anak perusahaan mereka sendiri yaitu PT. Krakatau Wajatama

yang merupakan anak perusahaan dari PT. Krakatau Steel sedangkan PT. Gunung Garuda

mendistribusikan billet ke anak perusahaan mereka yang berada di bawah paying PT. Gunung

Garuda Group. Produk akhir dari kedua anak perusahaan ini pun juga melayani kebutuhan di

beberapa negara sehingga proses ekspor pun terjadi di komoditas baja tulangan yang

diproduksi oleh PT. Krakatau Wajatama dan PT. Gunung Garuda Group. Baik PT. Krakatau

Wajatama dan PT. Gunung Garuda juga mendistribusikan ke distributor lokal dengan tujuan

untuk melayani kebutuhan pasar lokal dengan jumlah yang tidak terlalu besar sehingga dari

distributor pun mendistribusikan ke retail (dalam hal ini toko-toko besi). Selain melayani ke

distributor, PT. Krakatau Wajatama dan PT. Gunung Garuda Group, seringkali mendapatkan

order dari kontraktor-kontraktor besar seperti BUMN. Order dari BUMN ke kedua produsen

biasanya dalam jumlah besar sehingga seringkali untuk menghindari fluktuasi harga yang

signfinkan maka kedua belah pihak terikat dalam kontrak payung. Sedangkan PT. Hanil Jaya

Steel, PT. Master Steel dan PT. Inter World Steel, juga mendistribusikan ke distributor dan

dari distributor ke retail serta mendistribusikan langsung ke kontraktor berskala atau yang

berada pada grade 6 atau grade 7. Dengan pertimbangan yang sama yaitu menghindari

pengaruh fluktuasi harga yang tinggi, mereka pun seringkali menggunakan kontrak payung.

Berdasarkan hasil survei, ada juga fabrikator yang mendapatkan billet dari para trader,

fabrikator tersebut adalah PT. Bhirawa Steel Indonesia yang beroperasi di Surabaya. Hasil

survei menunjukkan bahwa fabrikator ini juga melayani ke distributor dan kontraktor-

kontraktor. Bagi para kontraktor yang dimiliki oleh negara tidak menutup kemungkinan untuk

melakukan impor langsung dari fabrikator. Pertimbangan yang digunakan sebagai dasar

pengambilan keputusan adalah masalah harga, yang tentunya sangat berpengaruh terhadap

nilai kontrak yang langsung berhubungan dengan owner. Bagi owner, dimensi baja tulangan

tidak memberikan pengaruh yang kuat tetapi harga yang murah dan selama masih masuk ke

dalam toleransi akan dipilih. Bagi kontraktor kecil, perolehan baja tulangan biasanya dari

retail ataupun kalau membutuhkan dalam jumlah yang cukup besar maka diperoleh dari

Page 64: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 64

distributor. Berdasarkan hasil survei, biasanya bagi para pengguna baja tulangan mereka

memilih produsen atau fabrikator atas dasar pertimbangan bahwa mereka sebagai mitra tetap

dan tentunya harga yang bersaing dengan produk sejenis yang diproduk oleh berbagai macam

produsen. Penggunaan baja tulangan ini relatif lebih besar pemakaian apabila dibandingkan

dengan komoditas baja yang lain. Hampir 90% bangunan konstruksi akan menggunakan baja

tulangan sebagai main struktur, selain itu dari hasil survei kepada konsultan menunjukkan

bahwa owner cenderung memilih struktur beton daripada baja profil dengan alasan harga

lebih optimal.

Page 65: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 65

Gambar 5.8. Rantai Pasok Baja Tulangan Sumber: Diolah dari hasil survei Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi, 2012

ServiceProdusen DistributorFabrikator KonsumenRaw Material

Produsen 1

Produsen 2

Produsen 3

Produsen 4

Fabrlatpr 3

PP

HK

WK

NK

Fabrikator

1

Fabrikator

2

Import

Kontraktor

Kecil

Non

BUMN

Ekspor

Distributor

Lokal

Ekspor

Import

Supllier

Produsen

Perusahaan

Pengumpul

Trader

Retail

600,000 150,000

200,000

230,000

360,000

360,000

250,000

Page 66: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 66

b. Rantai Pasok Baja Profil

Komoditas berikutnya adalah komoditas baja profil. Demikan halnya yang berkaitan

dengan bahan dasar masih sama yaitu scrap atau biji besi. Kedua bahan dasar ini pun masih

diperoleh dengan cara impor dan lokal. Entitas dari rantai pasok baja profil tidak sebanyak

pada baja tulangan. Sebagai contoh pada rantai pasok baja profil, entitas nya hanya terdiri dari

raw material, supplier produsen, produsen, fabrikator dan konsumen. Bagi para produsen

yaitu PT. Krakatau Steel dan PT. Gunung Garuda Group memperoleh bahan dasar dari para

pengepul atau trader lokal ataupun importer. Produk yang dihasilkan dari kedua produsen

tersebut adalah long product tepatnya bloom bukan billet. Bloom ini akan didistribusikan ke

fabrikator yaitu PT. Krakatau Wajatama dan PT. Gunung Garuda Group, yang merupakan

anak perusahaan dari PT. Krakatau Steel dan PT. Gunung Garuda Group. Produk akhir yang

berupa profil, jalur distribusi nya langsung ke konsumen yaitu kontraktor dan tidak melewati

distributor ataupun retail. Penggunaan baja profil lebih banyak digunakan pada jembatan,

gudang ataupun bangunan industri. Seperti yang telah disebutkan di atas biasanya owner

cenderung memilih baja tulangan sebagai main struktur pada proyek yang dimilikinya, harga

masih menjadi pertimbangan utama pemilihan baja profil atau baja tulangan. Rantai pasok

baja profil dapat dilihat pada Gambar 5.9.

Page 67: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 67

Gambar 5.9. Rantai Pasok Baja Profil Sumber: Diolah dari hasil survei Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi, 2012

Perusahaan

Pengumpul

Trader

Krakatau

Steel

Gunung

Garuda

PP

HK

WK

NK

K.

Wajatama

G. Group

Import

Lokal

ServiceProdusen DistributorFabrikator KonsumenRaw MaterialSupllier

Produsen

Page 68: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 68

c. Rantai Pasok Pipa Baja

Pipa baja merupakan komoditas baja konstruksi yang masih menjadi bagian dari

kajian studi ini. Karakteristik dari jaringan rantai pasok pipa baja hampir tipikal dengan rantai

pasok baja profil, dari segi entitas atau pelaku pada jaringan rantai pasok sama tidak ada

distribusi atau retail. Produsen yang disurvei pada kajian studi ini hanya dua yaitu PT.

Krakatau Steel dan PT. Gunung Garuda Group. Asal bahan dasar dari pipa baja ini yaitu biji

besi dan scrap yang perolehannya dari lokal dan impor. Produk yang dihasilkan oleh PT.

Krakatau Steel dan PT. Gunung Garuda Group adalah slab product. Slab product ini diproses

dengan Hot Rolling Mill menjadi Hot Rolling Plate (HRP). Slab product yang diproduksi oleh

PT. Krakatau Steel didistirbusikan ke fabrikator seperti PT. Spindo, PT. Bakrie Pipe Industry

dan PT. KHI Pipe. Oleh fabrikator ini, slab product yang berasal dari produsen diolah menjadi

pipa welded. Para fabrikator memproduk berbagai macam pipa dengan cara melipat HRP

sesuai dengan diameter yang dibutuhkan kemudian dilakukan pengelasan ke arah

longitudinal. Dalam perolehan slab product, tidak menuntup kemungkinan bagi para

fabrikator untuk mendapatkan langsung dari pengepul bahan dasar. Hal ini terjadi apabila dari

kedua produsen tersebut belum dapat memenuhi permintaan dari para fabrikator tersebut.

Jalur distribusi dari pipa baja ini akan berakhir pada konsumen yaitu kontraktor tanpa melalui

distributor ataupun retail. Bagi bara konsumen atau kontraktor ini juga kadang kala

melakukan impor apabila spesifikasi produk yang diminta oleh mereka tidak dapat dipenuhi

oleh para fabrikator, sebagai contoh pipa baja dengan mutu tinggi. Penggunaan pipa baja ini

dapat dijumpai di beberapa sektor seperti oil and gas, air minum, pipa untuk keperluan

konstruksi khususnya pancang. Fabrikator yang disurvei memiliki komposisi yang berbeda-

beda terhadap pengguna baja, sebagai contoh PT. KHI Pipe lebih banyak melayani

penggunaan pipa untuk oil and gas, dibandingkan PT. Spindo lebih banyak melayani di sektor

konstruksi untuk pancang. Sedangkan PT. BPI beragam memberikan pelayanan ke berbagai

sektor, untuk konstruksi 30% kebutuhan pipa dapat didistribusikan dari PT. BPI. Selain pipa

welded ada juga seamless yaitu pipa yang tidak menggunakan metode pengelasan, jenis pipa

ini lebih banyak digunakan untuk oil and gas karena membutuhkan spesifikasi material yang

tahan terhadap tekanan yang tinggi. Jaringan rantai pasok pada pipa baja dapat dilihat pada

Gambar 5.11.

Page 69: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 69

Gambar 5.10. Rantai Pasok Pipa Baja Sumber: Diolah dari hasil survei Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi, 2012

Krakatau

Steel

Gunung

Garuda

PP

HK

WK

NK

KHI Pipe

BPI

Import

Lokal

Spindo

Import

Perusahaan

Pengumpul

Trader

ServiceProdusen DistributorFabrikator KonsumenRaw MaterialSupllier

Produsen

Page 70: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 70

d. Rantai Pasok Steel Wire

Jenis komoditas baja konstruksi berikutnya adalah steel wire. Steel wire ini banyak

digunakan pada pekerjaan jembatan yang menggunakan beton prestress. Rantai pasok pada

steel wire ini memiliki keunikan yaitu masih diperlukan entitas „service center’ sebagai

pelengkap hasil akhir produk yaitu untuk melakukan pekerjaan stressing atau penarikan kabel

seperti pada Gambar 5.11. Produsen yang memproduk steel wire sampai dengan

pendistribusian hanya PT. Ispat Indo, sedangkan PT. Krakatau Steel dan PT. Gunung Garuda

tidak memproduk steel wire. Peroleh bahan dasar scrap yang digunakan oleh PT. Ispat Indo

juga melalui para trader lokal dan impor. Produk yang dihasilkan oleh PT. Ispat Indo berupa

billet kemudian melalui proses Hot Rolling Mill menjadi wire rod. Billet yang diproduksi oleh

PT. Ispat Indo didistribusikan kepada fabrikator dan juga berfungsi sebagai distributor, yang

berdasarkan hasil survei terdapat 3 fabrikator yaitu PT. Sumiden, PT. Kingdom Indah

Surabaya dan PT. Walsin. Ketiga fabrikator inilah yang akan memproses billet menjadi steel

wire. Tier berikutnya yang menggunakan produk dari fabrikator adalah servis centre yang

memberikan jasa penarikan atau stressing pada pekerjaa precast concrete. Service center yang

dijadikan responden adalah PT. DSI, sekalipun pada Gambar 5.12 masih ada service centre

yang lain yaitu PT. Fressynet dan PT. VSL. Entitas yang menggunakan jasa mereka adalah

kontraktor yang sedang melaksanakan pekerjaan precast concrete seperti jembatan ataupun

gedung. Jenis jasa yang mereka gunakan merupakan bagian dari struktur gedung ataupun

jembatan sehingga hal yang berhubungan dengan kontrak sifatnya hanyalah short term saja

tidak menggunakan jenis kontrak payung yang membutuhkan waktu lebih panjang.

Penggunaan jasa dari fabrikator dan distributor ini dapat terbagi menjadi 2 macam, bagi para

konsumen dapat melakukan pemesanan steel wire langsung ke produsen kemudian jasa

penarikan atau stressing diserahkan kepada PT. DSI, PT. Fressynet atau PT. VSL, sehingga

mereka hanya menerima jasa stressing saja. Opsi kedua adalah mulai dari pemesanan steel

wire dan penarikan menjadi satu paket untuk pekerjaan yang diserahkan dari para konsumen.

Secara tidak langsung ada juga fabrikator yang langsung melakukan pemesanan tidak melalui

produsen lokal seperti PT. Ispat Indo, tetapi mendatangkan dari luar negeri. Dalam proses

pelaksanaan survei ada juga BUMN yang memiliki ruang lingkup pekerjaan yang sama

dengan PT. Ispat Indo yaitu PT. Wijaya Karya Beton, baik dari bahan baku sampai pekerjaan

stressing dilakukan sendiri karena memang memiliki peralatan yang mendukung.

Page 71: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 71

Gambar 5.11. Rantai Pasok Steel Wire Sumber: Diolah dari hasil survei Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi, 2012

Perusahaan

Pengumpul

Trader

Krakatau

Steel

Gunung

GarudaG. Group

Import

Lokal

Ispat Indo Kingdom

Sumiden

Walsin

Feyssinet

DSI

VSL

BUMN

Wijaya

Karya

Wijaya

Karya

Import

ServiceProdusen DistributorFabrikator KonsumenRaw MaterialSuplplier

Produsen

Page 72: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 72

e. Rantai Pasok Baja Ringan

Komoditas baja ringan juga menjadi bagian kajian dari studi ini. Baja ringan ini

menjadi bagian kajian karena sudah menjadi material alternative yang digunakan sebagai

bahan pengganti kayu, sehingga jumlah demandnya menunjukkan kenaikan. Hal ini dapat

dilihat banyaknya property yang menggunakan baja ringan sebagai rangka atap. Dalam jalur

distribusinya pun tidak sekomplek pada komoditas baja konstruksi yang lain, artinya siapa

pun dapat memperoleh dengan mudah. Produsen yang menghasilkan bahan baku bagi produk

baja ringan ada 2 yang disurvei yaitu PT. Krakatau Steel dan PT. Gunung Garuda Group.

Produk yang dihasilkan dari kedua produsen tersebut adalah slab produk yang selanjutnya

oleh fabrikator diolah dengan Hot Rolling Mill dan Hot Rolling Cold menjadi cold rolling coil

(CRC). Fabrikator yang ada pada Gambar 5.13 ada tiga yaitu PT. Bluescopesteel, PT. Alpin

Jakarta dan PT. Gunung Garuda Group, dan satu lagi yang memiliki dua fungsi sebagai

fabrikator dan distributor adalah PT. Tata Logam Lestari. Proses yang dikerjakan pada

fabrikator hampir mirip pada pekerjaan pipa welded yang membedakan adalah pada fabrikator

baja ringan tidak melakukan pengelasan tetapi yang dilakukan adalah former process atau

proses pembentukan. Sebagai contoh apabila sebuah reng dibutuhkan panjang 25 cm per

batang, maka CRC ini akan dislitting per 25 cm kemudian akan dibentuk reng seperti huruf C

atau yang lain dengan menggunakan former machine. Setelah diproses oleh fabrikator maka

produk ini akan didistribusikan kepada distributor dan dari distributor akan ke para retail.

Dalam pelaksanaan survei, fabrikator PT. Tata Logam Lestari dapat melayani langsung ke

konsumen tetapi sifatnya by project tidak melayani pembelian per batang. Apabila konsumen

memerlukan per batang maka dapat dilayani oleh para distributor. Upaya yang dilakukan oleh

PT. Tata Logam Lestari untuk mengurangi biaya distribusi, mereka membuka fabrikator-

fabrikator kecil di beberapa lokasi sebagai contoh di Manado, sehingga apabila mereka

mengirim produk tidak dalam kondisi jadi tetapi masih dalam bentuk lembaran yang siap

dipotong sesuai kebutuhan produk. Selain itu, untuk melayani pemakaian kapasitas kecil

mereka membuka factory outlet dengan nama Roofmart. Jenis kontrak yang dipakai pada

komoditas ini dari konsumen ke tier sebelumnya lebih banyak menggunakan jual lepas.

Penggunaan baja ringan ini lebih banyak pada kontraktor yang tidak berskala besar atau

perorangan untuk proyek-proyek perumahan.

Page 73: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 73

Gambar 5.12. Rantai Pasok Baja Ringan Sumber: Diolah dari hasil survei Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi, 2012

Perusahaan

Pengumpul

Trader

Krakatau

Steel

Gunung

Garuda Perorangan

Blue Scope

G. Group

Tata Logam

DistributorKontraktor

KecilAlpin

Jakarta

Retail

Import

Lokal

ServiceProdusen DistributorFabrikator KonsumenRaw MaterialSupllier

Produsen

Page 74: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 74

f. Rantai Pasok Baja Alat Berat

Komoditas lain yang dikaji dalam studi ini adalah komoditas baja untuk alat berat.

Salah satu produsen yang disurvei adalah PT. Komatsu Indonesia. Fungsi dari PT. Komatsu

Indonesia ini adalah sebagai fabrikator alat berat. Adapun jenis alat berat yang difabrikasi

oleh PT. Komtasu Indonesia adalah: hydraulic excavator, dump truck dan bulldozer.

Spesifikasi dari masing-masing jenis alat berat yang difabrikasi oleh PT. Komatsu Indonesia

adalah sebagai berikut:

Tabel 5.1. Spesifikasi Hydraulic Excavator

Specification

Operation

Weight

( Kg )

Flywheel

Horse Power

( Hp / Rpm )

Bucket Capacity

( M3 )

Optional

Attachment

PC200-7 20,785

SAA6D102E

( 143 / 1950 )

107 KW

0.9 ( Std )

0.8 ( Quarry )

* SLF

* SEF

* Fix & Rotary

Grapple

* Swing Yarder

PC300LC-7 31,520

SAA6D114E

( 242 / 1900 )

180 KW

2.1

* Bucket 2.3

* Parallel Link Cab

* RLG 1.8

PC300SE-7 33,490

SAA6D114E

( 242 / 1900 )

180 KW

2.1 * Bucket 2.3

PC400LCSE-7 44,190

SA6D125E

( 330 / 1850 )

246 KW

3.0

Sumber: www.komi.co.id

Tabel 5.2. Spesifikasi Bulldozer

Specification

Operation

Weight

( Kg )

Flywheel

Horse Power

( Hp / Rpm )

Blade Type Optional

Attachment

D68ESS-12 19,100

S6D114E-1

( 155 / 1850 )

116 KW

Angle (3970) * Towing Winch

* Sweep Guard

D85ESS-2 21,490

S6D125E

( 215 / 1950 )

161 KW

Angle (4370) * Towing Winch

* Sweep Guard

Sumber: www.komi.co.id

Page 75: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 75

Tabel 5.3. Spesifikasi Dumptruck

Specification

Operation

Weight

( Kg )

Flywheel

Horse Power

( Hp / Rpm )

Payload

( Ton )

Optional

Attachment

HD465-7 98,800

SAA6D170E-3

( 715 / 2100 )

533 KW

55.0

HD785-5 166,000

SA12V140

( 1010 / 2000 )

753 KW

91.0

Sumber: www.komi.co.id

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan proses fabrikasi dari alat berat tersebut,

sumber bahan baku dari masing-masing komponen dapat dibagi 3 (tiga) yaitu lokal, import

dan in house. Sedangkan rantai pasok dari alat berat dapat dilihat pada Gambar 5.15. Adapun

yang dimaksud lokal adalah komponen di subkon dari dalam negeri Indonesia. Para sub kon

ini memiliki fungsi untuk memotong lembaran plat menjadi bagian-bagian dari alat berat

seperti arm, boom, crawler kemudian oleh PT. Komatsu Indonesia digabung melalui

pengelasan sehingga menjadi satu kesatuan komponen. Sedangkan komponen yang diimpor

adalah mesin dan transmisi. Komponen yang dibuat sendiri oleh PT. Komatsu Indonesia

seperti bucket, arm dan beberapa komponen yang lain melalui proses pengecoran. Bahan baku

yang diperlukan untuk pengecoran menggunakan sisa baja potongan dari subkon PT.

Komatsu Indonesia. Komposisi material dari masing-masing produk untuk dump truck 60%

import sedangkan 30% lokal, excavator 60% import sedangkan 40% lokal, dan bulldozer 60%

import dan 40% lokal. Rincian dari masing-masing komponen baik yang lokal maupun in

house dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Export Components

Idler

Crawler

Outrigger

Arm

Boom

Super Long Arm & Boom

Gambar 5.13. Komponen export PT. Komatsu Indonesia Sumber: www.komi.co.id

Page 76: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 76

In-House Components

Bucket

Arm

Boom

Floor Plate

Revol Frame

Track Frame

Blade

C-Frame

Track Frame

Under Cover

Hull Frame

Mainframe Assy Rear Cross Assy

Member LH/RH

Side Member LH/RH

Gambar 5.14. Komponen in house PT. Komatsu Indonesia Sumber: www.komi.co.id

Page 77: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 77

Gambar 5.15. Rantai Pasok Baja Alat Berat Sumber: Diolah dari hasil survei Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi, 2012

Lokal(ex. Arm,

boom, guard,

counter weight,

bukcet

Fabrikator 1

Import

Lokal Lokal

Impor

Jepang

ServiceProdusen DistributorFabrikator KonsumenRaw MaterialSupplier

Produsen

Distributor 1

Import(machine, transmisi)

In House(ex. Shoe,

centre frame,

silinder, hoist)

KontraktorRentalPrivatePublic

Lokal (dariscrap)

Fabrikator 2

Fabrikator 3

Distributor 2

Subkontraktor

Produsen I

Page 78: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 78

g. Katalog Produk Baja

Selain mengenai komoditas produk baja yang dikaji, bagian lain yang menjadi obyek

dalam survei adalah katalog produk. Tiap-tiap produsen mempunyai katalaog produk yang

berbeda pula baik dari informasi spesifikasi produk maupun bentuk fisik dari informasi yang

mereka berikan kepada para pengguna. Ada produsen yang menerbitkan dalam bentuk buku

katalog tetapi juga ada dalam bentuk brosur. Berikut ini adalah beberapa informasi mengenai

hal-hal yang berkaitan dengan informasi produk dari masing-masing produsen.

i. Katalog baja tulangan

Sumber: Diolah dari Katalog PT. Krakatau Steel, 2012

Sumber: Diolah dari Katalog PT. Gunung Garuda, 2012

Sumber: Diolah dari Katalog PT. Master Steel, 2012

ii. Katalog baja profil

Sumber: Diolah dari Katalog PT. Krakatau Steel, 2012

Sumber: Diolah dari Katalog PT. Gunung Garuda, 2012

Sumber: Diolah dari Katalog PT. Master Steel, 2012

Designation

Unit Weight

Nominal

Diameter

Effective

Cross

Section

Area

Height of Rings Max

Distance

Between

Rings

Gap

Between

RingsNominal Tolerance Min Max

CodeDiameter Weight Cross

Section

Tinggi Sirip

(h)

Jarak Sirip

(p)

Lebar

Rususk (b)Product Tolerance Nominal Tolerance

Nominal

Diameter

Plain/

DeformedSection Area

Nominal

Mass

Tolerance (+/-)

Diameter Weight pc Weight lost

Designation Dimension Section Area Unit WeightMoment of

Inertia

Radiius of

Gyration

Modulus of

Section

Dimension Section Area Unit WeightInformative Reference

Center of Gravity Moment of Inertia Radiius of Gyration Modulus of Section

Section Dimension Section Area Mass

Page 79: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 79

iii. Katalog pipa baja

Sumber: Diolah dari Katalog PT. Krakatau Steel, 2012

iv. Katalog pipa plat

Sumber: Diolah dari Katalog PT. Gunung Raja Paksi 2012

Sumber: Diolah dari Katalog PT. Krakatau Steel, 2012

v. Katalog baja ringan

Sumber: Diolah dari Katalog PT. Tata Logam Lestari, 2012

Sumber: Diolah dari Katalog PT. Pryda Indonesia, 2012

h. Perilaku pada Rantai Pasok dan Permasalahannya

Para pelaku yang berada pada masing-masing tier rantai pasok berbeda-beda, tidak

semua pada tier memiliki pelaku. Perbedaan ini dapat dipengaruhi oleh kompleksitas dari

masing-masing jenis komoditas dan tingkat kuantitas pemakaian dari jenis komoditas.

Sebagai bahan perbandingan antara komoditas baja tulangan dan baja profile, pelaku yang ada

pada masing-masing tier komoditas baja profil lebih komplek daripada komoditas profile

ataupun jenis komoditas yang lain. Dengan semakin kompleksnya pelaku yang ada pada

masing-masing tier maka akan semakin kompleks pula permasalahan yang ada pada

komoditas tersebut. Adapun permasalahan dari masing-masing untuk jenis komoditas dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Standard

Specf.Grade Application

Chemical

Composition

Mechanical

Strenght

Size

Outside

Diameter

WeightWall

Thickness

Inside

Diameter

Minimum

Pressure,

kPax100

Specification GradeProduct

Thickness

Thickness

Range

Tensile

TestBend Test

Impact

TestApplication Remarks

Type Spesification Thickness

Specification Designation Grade Application

Type Specification Width Height

Page 80: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 80

Tabel 5.4. Pelaku dan Permasalahan Pada Rantai Pasok Baja Tulangan

No Tier Mekanisme Pengadaan Mekanisme Penentuan Harga Mekanisme

Pembayaran Permasalahan

1 Supplier Produsen (Trader) Dari pihak ke 3 Mengikuti pasar baja nasional dan

dunia Sesuai pesanan

Kebijakan ekspor impor terhadap

negara tujuan

2 Produsen Pembelian langsung Mengikuti pasar baja nasional dan

dunia Sesuai pesanan

Kebijakan Pemerintah terhadap

kandungan B3 belum memiliki

standar yang baku dalam bentuk SNI

3 Fabrikator Pembelian langsung Mengikuti pasar baja nasional Sesuai pesanan Bahan baku dari produsen sering

kosong dan terhambat

4 Distributor Pembelian langsung Mengikuti pasar baja nasional Sesuai pesanan

Infrastruktur bangunan pelengkap di

pelabuhan kondisinya sudah tidak

layak, akibatnya waktu bongkar

muat menjadi lebih lama

Adanya pungutan liar pada jalur

distribusi

5 Konsumen Pembelian langsung Kontrak Payung

Ketersediaan baja tulangan pada

bulan-bulan tertentu (oktober-

desember)

Sumber: Diolah dari hasil survei Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi, 2012

Page 81: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 81

Tabel 5.5. Pelaku dan Permasalahan Pada Rantai Pasok Baja Profil

No Tier Mekanisme Pengadaan Mekanisme Penentuan Harga Mekanisme

Pembayaran Permasalahan

1 Supplier Produsen (Trader) Dari pihak ke 3 Mengikuti pasar baja nasional dan

dunia Sesuai pesanan

Kebijakan ekspor impor terhadap

negara tujuan

2 Produsen Pembelian langsung Mengikuti pasar baja nasional dan

dunia Sesuai pesanan

Kebijakan Pemerintah terhadap

kandungan B3 belum memiliki

standar yang baku dalam bentuk SNI

3 Fabrikator Pembelian langsung Mengikuti pasar baja nasional dan

dunia Sesuai pesanan

Bahan baku dari produsen sering

kosong dan terhambat

4 Distributor - - - -

5 Konsumen Pembelian langsung Sesuai pesanan

Ketidakpastian informasi tentang

pengadaan barang dan jasa

konstruksi

Infrastruktur bangunan pelengkap di

pelabuhan kondisinya sudah tidak

layak, akibatnya waktu bongkar

muat menjadi lebih lama

Adanya pungutan liar pada jalur

distribusi

Sumber: Diolah dari hasil survei Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi, 2012

Page 82: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 82

Tabel 5.6. Pelaku dan Permasalahan Pada Rantai Pasok Baja Pipa

No Tier Mekanisme Pengadaan Mekanisme Penentuan Harga Mekanisme

Pembayaran Permasalahan

1 Supplier Produsen (Trader) Dari pihak ke 3 Mengikuti pasar baja nasional dan

dunia Sesuai pesanan

Kebijakan ekspor impor terhadap

negara tujuan

2 Produsen Pembelian langsung Mengikuti pasar baja nasional dan

dunia Sesuai pesanan

Kebijakan Pemerintah terhadap

kandungan B3 belum memiliki

standar yang baku dalam bentuk SNI

3 Fabrikator Pembelian langsung Mengikuti pasar baja nasional dan

dunia Sesuai pesanan

Bahan baku dari produsen sering

kosong dan terhambat

4 Distributor - - - -

5 Konsumen Pembelian langsung Sesuai pesanan

Ketidakpastian informasi tentang

pengadaan barang dan jasa

konstruksi

Infrastruktur bangunan pelengkap di

pelabuhan kondisinya sudah tidak

layak, akibatnya waktu bongkar

muat menjadi lebih lama

Adanya pungutan liar pada jalur

distribusi

Sumber: Diolah dari hasil survei Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi, 2012

Page 83: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 83

Tabel 5.7. Pelaku dan Permasalahan Pada Rantai Pasok Steel Wire

No Tier Mekanisme Pengadaan Mekanisme Penentuan Harga Mekanisme

Pembayaran Permasalahan

1 Supplier Produsen (Trader) Dari pihak ke 3 Mengikuti pasar baja nasional dan

dunia Sesuai pesanan

Kebijakan ekspor impor terhadap

negara tujuan

2 Produsen Pembelian langsung Mengikuti pasar baja nasional dan

dunia Sesuai pesanan

Kebijakan Pemerintah terhadap

kandungan B3 belum memiliki

standar yang baku dalam bentuk SNI

3 Fabrikator Pembelian langsung Mengikuti pasar baja nasional dan

dunia Sesuai pesanan

Bahan baku dari produsen sering

kosong dan terhambat

4 Distributor - - - -

5 Konsumen Pembelian langsung Sesuai pesanan

Ketidakpastian informasi tentang

pengadaan barang dan jasa

konstruksi

Infrastruktur bangunan pelengkap di

pelabuhan kondisinya sudah tidak

layak, akibatnya waktu bongkar

muat menjadi lebih lama

Adanya pungutan liar pada jalur

distribusi

Sumber: Diolah dari hasil survei Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi, 2012

Page 84: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 84

Tabel 5.8. Pelaku dan Permasalahan Pada Rantai Pasok Baja Ringan

No Tier Mekanisme Pengadaan Mekanisme Penentuan Harga Mekanisme

Pembayaran Permasalahan

1 Supplier Produsen (Trader) Dari pihak ke 3 Mengikuti pasar baja nasional dan

dunia Sesuai pesanan

Kebijakan ekspor impor terhadap

negara tujuan

2 Produsen Pembelian langsung Mengikuti pasar baja nasional dan

dunia Sesuai pesanan

Material import sering kewalahan

dalam memenuhi pesanan

3 Fabrikator Pembelian langsung Mengikuti harga di lokasi Sesuai pesanan Bahan baku dari produsen sering

kosong dan terhambat

4 Distributor Pemelian langsung Mengikuti harga di lokasi Sesuai pesanan

Infrastruktur bangunan pelengkap di

pelabuhan kondisinya sudah tidak

layak, akibatnya waktu bongkar

muat menjadi lebih lama

Adanya pungutan liar pada jalur

distribusi

Karena jumlah distributor cukup

banyak, maka harga menjadi

bersaing

5 Konsumen Pembelian langsung Sesuai pesanan

Sumber: Diolah dari hasil survei Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi, 2012

Page 85: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 85

Tabel 5.9. Pelaku dan Permasalahan Pada Rantai Pasok Baja Plat

No Tier Mekanisme Pengadaan Mekanisme Penentuan Harga Mekanisme

Pembayaran Permasalahan

1 Supplier Produsen (Trader) Dari pihak ke 3 Mengikuti pasar baja nasional dan

dunia Sesuai pesanan

Kebijakan ekspor impor terhadap

negara tujuan

2 Produsen Pembelian langsung Mengikuti pasar baja nasional dan

dunia Sesuai pesanan

Kebijakan Pemerintah terhadap

kandungan B3 belum memiliki

standar yang baku dalam bentuk SNI

3 Fabrikator Pembelian langsung Mengikuti pasar baja nasional Sesuai pesanan Bahan baku dari produsen sering

kosong dan terhambat

4 Distributor Pembelian langsung Mengikuti pasar baja nasional Sesuai pesanan

Infrastruktur bangunan pelengkap di

pelabuhan kondisinya sudah tidak

layak, akibatnya waktu bongkar

muat menjadi lebih lama

Adanya pungutan liar pada jalur

distribusi

5 Konsumen Pembelian langsung Sesuai pesanan

Ketidakpastian informasi tentang

pengadaan barang dan jasa

konstruksi

Sumber: Diolah dari hasil survei Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi, 2012

Page 86: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 5 - 86

Tabel 5.10. Pelaku dan Permasalahan Pada Rantai Pasok Baja Alat Berat

No Tier Mekanisme Pengadaan Mekanisme Penentuan Harga Mekanisme

Pembayaran Permasalahan

1 Supplier Produsen (Trader) Dari pihak ke 3 Mengikuti pasar baja nasional dan

dunia Sesuai pesanan

Kebijakan ekspor impor terhadap

negara tujuan

2 Produsen Pembelian langsung Mengikuti pasar baja nasional dan

dunia Sesuai pesanan

Delivery, kualitas

Pajak yang ditetapkan:

10%-15% dikenakan bagi

komponen-komponen yang diimport

0% dikenakan bagi 1 unit alat berat

yang diimport

3 Fabrikator Pembelian langsung Mengikuti pasar baja nasional Sesuai pesanan Bahan baku dari produsen sering

kosong dan terhambat

4 Distributor Pembelian langsung Mengikuti harga dari fabrikator

masing-masing produk Sesuai pesanan

5 Konsumen Pembelian langsung Mengikuti harga dari distributor Sesuai pesanan

Informasi pembelian seharusnya

kepada distributor tetapi yang sering

terjadi ke fabrikator

Sumber: Diolah dari hasil survei Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi, 2012

Page 87: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 1 -87

10.6. Permasalahan Umum Dalam Rantai Pasok Baja Konstruksi di Indonesia

Berikut adalah permasalahan umum dalam rantai pasok baja konstruksi di Indonesia:

a. Supplier produsen:

Kebijakan ekspor impor terhadap negara tujuan khususnya mengenai kandungan B3

dalam scrap yang berbeda-beda dari masing-masing negara tujuan

b. Produsen:

Kebergantungan bahan baku terhadap impor, maka apabila terjadi ketidakstabilan

baik harga maupun faktor lain, maka produsen akan mengalami langsung dampak

dari kondisi tersebut

Belum adanya informasi yang akurat tentang kebutuhan baja konstruksi untuk

keperluan proyek konstruksi di Indonesia

Belum tersedianya teknologi yang mendukung untuk produk baja yang memiliki

spesifikasi khusus

Masuknya mesin produksi baja yang sudah tidak layak atau tidak boleh beroperasi

di negara asal, tetapi justru mesin produksi baja tersebut beroperasi di Indonesia

sementara produk baja tersebut tidak memenuhi standar karena mereka memproduk

sesuai permintaan dari konsumen

Pabrikan produk-produk (pada point 4) tersebut tidak memberikan kontribusi

terhadap pajak

Belum adanya terobosan yang kuat pemerintah terhadap perlindungan produk

dalam negeri

Investasi yang dilakukan oleh produsen bertujuan untuk memperbesar kapasitas

tetapi tidak menyebar ke luar pulau Jawa

c. Fabrikator:

Kelangkaan bahan baku pada produsen pada waktu-waktu tertentu dan selanjutnya

akan berdampak fabrikator

Adanya fabrikator yang melakukan „modifikasi ukuran‟ (contoh: melakukan

penarikan ulang terhadap produk baja yang sebenarnya sudah terstandar)

Page 88: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 1 -88

d. Distributor:

Infrastruktur pendukung seperti prasarana di pelabuhan yang kurang layak guna, adanya

pungutan liar sepanjang jalur distribusi

e. Konsumen:

Kelangkaan produk baja pada waktu-waktu tertentu

Penggunaan baja banci pada penggunaan beberapa proyek konstruksi

Kurangnya prosedur baku dalam pemasangan komponen struktur baja ringan

Belum tersedinya produsen baja di luar pulau Jawa, menyebabkan harga baja

menjadi mahal

Page 89: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 1 -89

Bab VI

Kesimpulan dan Rekomendasi

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, maka beberapa hal yang dapat disimpulkan

adalah sebagai berikut:

1. Sebagai salah satu negara produsen baja di dunia, Indonesia berkontribusi sebesar

0.35% dari total baja dunia sebesar 5,21 Mega Ton, dan berada pada peringkat ke 37

di dunia

2. Sektor konstruksi sebagai salah satu pembentuk PDB, memiliki porsi 67.6% dari total

produk yang dihasilkan sebesar 5.500.000 ton

3. Berdasarkan peta sebaran supply dan demand:

o Supply baja lebih banyak berada di pulau Jawa, sekalipun ada juga yang

berada di luar Jawa seperti Sumatera Utara tetapi kapasitas produksi yang

dimiliki kecil, ada juga yang berada di Lampung khusus untuk produk pipa

o Demand, hampir tersebar di seluruh Indonesia:

Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan

Papua

o Jumlah demand masih lebih besar daripada supply

4. Berdasarkan hasil kajian studi rantai pasok, komoditas yang paling banyak didominasi

oleh baja tulangan dengan persentase 27.5% dibanding komoditas lain (steel wire,

steel plate, steel pipe, profil dan CRC)

5. Kompleksitas dari masing-masing komoditas rantai pasok beragam:

o Rantai pasok yang kompleks dimiliki oleh baja tulangan

o Rantai pasok yang sederhan dimiliki oleh baja profil

Page 90: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 1 -90

6.2. Rekomendasi

Sedangkan rekomendasi untuk kajian rantai pasok baja konstruksi untuk mendukung

infrastruktur adalah:

1. Kementrian PU harus mendefinisikan dan menginformasikan kebutuhan baja

konstruksi dengan lebih jelas dan terinci dari segi waktu, jenis dan wilayah sebagai

hasil forecast serta mengadakan model estimasi konseptual kebutuhan

2. Mengidentifikasi dan mempercepat pembangunan infrastruktur untuk distribusi

material konstruksi yang dibutuhkan di seluruh Indonesia

3. Kebutuhan akan standarisasi produk baja perlu dikaji untuk memastikan jumlah

demand

4. Menyampaikan hasil kajian kepada kementerian-kementerian yang terkait dengan

industri baja baik yang terkait dengan produksi, distribusi, perdagangan dan bahan

mentah

5. Membuat forum komunikasi pertemuan antara konsumen dan produsen baja

konstruksi secara periodik untuk menunjang pembangunan infrastruktur

6. Memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya mengenai produk baja untuk

konstruksi umum non struktural (baja ringan dan baja banci).

7. Mensosialisasikan manajemen rantai pasok kepada perusahan konstruksi terkait

material baja agar terjadi efisiensi

8. Memberikan edukasi kepada kontraktor-kontraktor terutama kontraktor kecil terkait

dengan rantai pasok untuk mengurangi pengunaan produk tidak standar dan mutu

yang sesuai spesifikasi

9. Memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya mengenai produk baja untuk

konstruksi umum non struktural.

10. Mendukung penggunaan produk baja dalam negeri dengan menerapkan TKDN dalam

proses pengadaan pekerjaan konstruksi

Page 91: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 1 -91

RINGKASAN EKSEKUTIF

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk

Mendukung Investasi Infrastruktur

Ketersediaan Infrastruktur yang baik merupakan salah satu faktor utama yang diperlukan

dalam mendorong perekonomian suatu negara. Berdasarkan The Global Competitiveness

Report 2011-2012 yang diterbitkan oleh World Economic Forums, daya saing Indonesia

berada pada peringkat46 dari 142 negara yang dinilai(menurun 2 peringkat dari Tahun 2010-

2011). Salah satupenyebab rendahnya daya saing dan terhambatnya percepatan

pertumbuhan ekonomi tersebut adalah ketersediaan infrastruktur yang kurang memadai.

Kondisi tersebut juga menyebabkan beberapa calon investor pada sektor ekonomi strategis

mengalihkan investasinya ke negara tetangga yang kondisi infrastrukturnya relatif lebih

memadai. Untuk memperbaiki hal ini, diperlukan percepatan pembangunan infrastruktur di

Indonesia.

Agar pembangunan infrastruktur tersebut dapat berjalan dengan lancar, maka perlu

ditunjang oleh sumber daya material dan peralatan yang memadai. Salah satu material

utama yang sangat diperlukan dalam pembangunan infrastruktur adalah Baja.

Perkembangan penggunaan material baja dalam dunia konstruksi baja di tanah air akhir-

akhir ini mengalami kemajuan yang cukup pesat. Di masa lalu penggunaan baja terfokus

pada pembesian untuk konstruksi beton, gelagar baja untuk jembatan, rangka baja untuk

jembatan, dan struktur atap pergudangan. Namun sejak merebaknya isu pemanasan global,

hasil penebangan hutan berupa kayu sebagai material konstruksi menjadi sangat terbatas

dan harganya pun menjadi mahal. Kondisi ini membuat masyarakat mulai beralih untuk

menggunakan konstruksi rangka atap baja ringan yang harganya semakin bersaing dengan

kayu. Disamping itu, seiring pesatnya pertumbuhan ekonomi dan penduduk serta

terbatasnya lahan,terutama pada wilayah perkotaan telah membuat kecenderungan

penyelenggaraan konstruksi ke arah bidang bangunan yang lebih kompleks, misalnya:

bangunan bertingkat tinggi, gedung pertemuan dan olahraga dengan ukuran super besar,

pembangunan jembatan dengan bentang panjang sebagai alternatif solusi transportasi yang

lebih ekonomis, pengembangan jaringan perpipaan dalam sistem penyediaan air minum dan

sebagainya. Perkembangan penggunaan baja tersebut menyebabkan kenaikan tingkat

konsumsi baja dalam jumlah yang cukup besar. Tingkat konsumsi baja suatu negara pada

saat ini telah menjadi salah satu tolak ukur dalam kemajuan negara tersebut. Semakin

makmur suatu Negara, yang ditunjukkan dengan nilai PDB per kapita, cenderung memiliki

konsumsi baja yang semakin tinggi

L a t a r B e l a k a n g

Page 92: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 1 -92

Tingkat konsumsi baja perkapita Indonesia pada saat itu tercatat hanya sebesar 38,7 kg,

berada dibawah konsumsi baja gabungan rata-rata di tiga negara, yaitu: Vietnam, Thailand,

dan Malaysia pada tahun 2008 sebesar 198 kg/kapita/tahun. Dengan asumsi pertumbuhan

konsumsi baja di ketiga negara tersebut 5%/tahun, maka konsumsi baja rata-rata pada tahun

2025 diestimasikan sebesar 453 kg/kapita/tahun. Dengan demikian, jika ingin bersaing

dengan ketiga negara tersebut, maka industri baja nasional perlu meningkatkan kapasitas

produksinya sebesar 14%/tahun sejak saat ini, agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia, pemerintah telah merencanakan

percepatan peningkatan investasi infrastruktur dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini

tertuang dalamProgram Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

Indonesia (MP3EI), dimana di dalamnya terdapat alokasi dana yang sangat besar pada

sektor infrastruktur.

Seiring dengan rencana pengembangan infrastruktur tersebut, dapat dipastikan kebutuhan

baja sebagai material konstruksi di Indonesia akan semakin meningkat pula. Selain

digunakan sebagai bahan bangunan, baja juga sangat dibutuhkan dalam mendukung

industri manufaktur permesinan, misalnya industri alat otomotif dan alat berat. Industri alat

berat nasional saat ini mengalami kemajuan yang cukup pesat, yaitu 15% pertahun.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Asosiasi Industri Alat Besar Indonesia (HINABI),

tercatat beberapa merek alat berat ternama seperti Komatsu, Sakai, Bomag dan produsen

lainnya yang tergabung dalam HINABI telah mampu memproduksi alat berat di dalam

negeri dengan persentase kandungan lokal yang berbeda-beda.

Sebagian dari local content tersebut masih memerlukan raw material yang berasal dari

impor, antara lain: weld wire, steel bar, wiring cable, dan material baja lainnya, khususnya

baja mutu tinggi. Kebutuhan baja yang masih besar, baik material baja lokal maupun impor

merupakan peluang yang hendaknya dapat dimanfaatkan para produsen baja nasional,

sehingga ketahanan industri baja nasional untuk mendukung penyelenggaraan konstruksi

dan industri manufaktur berbasis baja menjadi lebih kuat.

Sebagaimana kita ketahui, Indonesia merupakan salah satu konsumen sekaligus produsen

baja yang besar. Kapasitas produksi baja nasional pada tahun 2011 tercatat sebesar 18,9 juta

ton, sedangkan konsumsi baja nasional pada tahun 2011 diperkirakan mencapai 12 juta ton.

Dari sisi supply dan demand, seharusnya kebutuhan baja nasional telah dapat dipenuhi.

Akan tetapi, ternyata masih ditemukan berbagai permasalahan terkait dengan pemenuhan

baja nasional.Dari berbagai informasi yang diperoleh, tercatat bahwa Indonesia masih

memenuhi sebagian besar kebutuhan baja dalam negeri melalui impor sebanyak 4-5 juta ton

per tahunnya.

Berbagai permasalahan seperti fluktuasi harga masih sering kali terjadi, terutama pada masa

puncak proyek (Oktober-Desember) sehingga produk baja standar seringkali tidak

Page 93: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 1 -93

terjangkau oleh pelaksana konstruksi dalam menyelesaikan pekerjaannya. Penggunaan baja

non standar (ukuran ‚banci‛) kemudian menjadi alternatif pilihan dalam situasi tersebut.

Dengan terjadinya keruntuhan beberapa bangunan jembatan dalam satu tahun terakhir ini

semakin menyadarkan kita akan pentingnya perhatian terhadap kualitas baja yang

digunakan, terutama dengan adanya beberapa rencana pembangunan mega proyek

infrastruktur kedepan yang menuntut baja dengan kualitas tinggi.

Untuk menjawab tantangan tingkat konsumsi baja Nasional yang cenderung meningkat

serta berbagai permasalahan yang dihadapi tersebut, khususnya baja untuk keperluan

material konstruksi dan material alat berat konstruksi kedepan, maka diperlukan suatu

sinergi diantara para pemangku kepentingan untuk melakukan pengelolaan rantai pasok

baja konstruksi yang lebih baik agar penyelenggaraan infrastruktur di Indonesia dapat

berjalan dengan lancar. Kesiapan produsen nasional terhadap rencana proyek-proyek

infrastruktur strategis, seperti rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda dan kesiapan

dalam menghadapi ACFTA yang akan berlaku secara penuh pada tahun 2018 sangat

diperlukan, sehingga diharapkan produsen baja lokal dapat memegang peranan yang lebih

besar dalam memenuhi kebutuhan baja konstruksi nasional. Dengan dipenuhinya pasokan

dari dalam negeri, diharapkan kontinyuitas pasokan dan kestabilan harga dapat lebih

terjamin. Disamping itu tentunya akan semakin mengurangi pengeluaran devisa untuk

impor dan dapat meningkatkan perekonomian nasional. Dalam hal ini, sistem Informasi

yang cepat dan terupdate mengenai kebutuhan jangka menengah dan jangka panjang,

standar dan katalog produk, kapasitas produksi, tingkat konsumsi, serta perkembangan

harga baja terbaru sangat diperlukan untuk dapat dimanfaatkan secara luas, baik oleh

masyarakat, kalangan industri baja, investor yang berencana melakukan investasi di

Indonesia, maupun pihak pemerintah sebagai sumber pertimbangan untuk membuat dan

mengambil kebijakan.

Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut, Pusat Pembinaan Sumber Daya Investasi

bermaksud menyelenggarakan kegiatan Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk

Mendukung Investasi Infrastruktur. Hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat memperoleh

informasi terkait kondisi dan permasalahan rantai pasok semensertamembangun

kesepahaman diantara pemangku kepentingan yang terkait untuk mengatasi berbagai

permasalahan yang dihadapi. Dengan demikian,diharapkan penyelenggaraan infrastruktur

di Indonesia dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien.

Hingga saat ini Indonesia masih terus melakukan import terhadap material dasar untuk

pengolahan baja. Kebutuhan akan material mentah tersebut seluruhnya didatangkan dari

negri luar khususnya untuk pellet dan bijih besi. Material mentah lainnya yang digunakan

P e r m a s a l a h a n

Page 94: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 1 -94

untuk produksi baja adalah besi rongsokan (scrap) yang juga ternyata tidak semua

kebutuhannya diperoleh dari dalam negri. Importasi scrap yang dilakukan pihak-pihak

pabrikan akhir-akhir ini mendapat masalah khususnya karena kondisi scrap itu sendiri yang

adalah bahan rongsokan besi ternyata memang bahan yang kotor. Kebijakan importasi scrap

pada setiap negara berbeda-beda dalam hal kualitas dan tingkat kebersihan scrap. Hal ini

menjadi masalah, ketika kebijakan scrap negara lain ternyata berbeda dengan kebijakan di

negara ini. Akibat perbedaan tersebut, barang yang sudah diimport ada yang tidak dapat

diterima. Hal ini selanjutnya akan menyulitkan pihak pabrikan baja di Indonesia yang

ujung-ujungnya akan meningkatkan harga baja dan kekosongan baja.

Seperti yang telah diuraikan di atas, bahan mentah industri baja Indonesia sangat tergantung

pada importasi. Sehingga ketika ada masalah dalam importasi, maka hal tersebut akan

secara langsung berdampak pada harga dan hal lainnya. Begitu sensitifnya industri baja di

Indonesia sehingga kestabilan kondisi baja global dapat mempengaruhi arah pertumbuhan

industri baja di Indonesia.

Hal lainnya adalah, pihak penyedia jasa konstruksi pemerintah Indonesia belum

menyediakan informasi yang akurat dan jelas tentang kebutuhan baja di sektor konstruksi

untuk keperluan pembangunan di Indonesia. Pemerintah dirasa kurang dalam melakukan

terobosan khususnya terkait perlindungan terhadap penggunaan material dalam negri

dalam proyek-proyek khusus multi negara yang didanai lewat pinjaman asing.

Penguasaan teknologi sendiri menjadi salah satu isu utama dalam industri baja nasional.

Lemahnya penguasaan teknologi, kurangnya riset dan pengembangan turut membatasi

perkembangan industri baja nasional. Belum lagi akhir-akhir ini Indonesia kedatangan

mesin-mesin produksi baja generasi lama dari luar negeri. Di negeri asalnya mesin-mesin ini

telah dilarang penggunaannya karena suddah tidak sesuai dari segi efisiensi konsumsi

bahan bakar dan kapasitas produksinya yang terkait dengan teknologi yang sudah tua.

Lebih parahnya lagi, mesin-mesin yang masuk ke Indonesia ini ternyata justru digunakan

untuk memproduksi produk-produk baja dengan kualitas rendah dan tidak sesuai

spesifikasi. Bahkan ada indikasi bahwa perusahaan-perusahaan yang menggunakan mesin –

mesin ini tidak membayar pajak pada pemerintah Indonesia.

Menumpuknya para produsen baja di pulau Jawa menyebabkan tingginya harga jual baja

untuk daerah-daerah di luar pulau Jawa, khususnya di daerah Indonesia timur. Hal ini

menyebabkan meningkatnya biaya pengiriman dan waktu pengiriman, lebih lanjut dengan

lamanya waktu pengiriman, maka resiko yang dihadapi juga meningkat. Arah investasi para

produsen baja saat ini masih terfokus pada peningkatan kapasitas produksi saja, tanpa

berpikir untuk ekspansi perusahaan ke luar pulau Jawa.

Bagi pihak fabrikator, sering juga mengalami kelangkaan bahan baku dari produsen. Hal ini

merupakan rentetan permasalahan dari kelangkaan bahan baku pada pihak produsen baja.

Page 95: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 1 -95

Selain itu ditemukan juga adanya pihak fabrikator yang melakukan ‛modifikasi ukuran‛

pada produk baja tertentu dengan maksud meningkatkan profit tapi tanpa memikirkan

pengaruh yang akan ditimbulkannya pada masyarakat luas. Infrastruktur menjadi masalah

lainnya terutama untuk distribusi produk baja dari pulau Jawa ke luar daerah. Pengiriman

yang umum dilakukan adalah dengan menggunakan jalur laut, dan di sinilah masalahnya

berada. Di daerah kelengkapan dari bangunan pelabuhan sangat minim dan kondisinya

sudah tidak layak, belum lagi sejumlah pungutan-pungutan liar yang terjadi di sepanjang

jalur distribusi.

Bagi konsumen, sebagai pemakai masalah utama yang dihadapi adalah, hilangnya produk

baja konstruksi pada waktu-waktu tertentu. Hal ini karena waktu pengerjaan proyek di

Indonesia dilaksanakan pada waktu yang bisa dikatakan pendek. Sehingga secara tiba-tiba

pihak produsen kebanjiran pesanan besi beton (over demand) yang menyebabkan

kewalahan dan ketidaksanggupan produsen dalam menyediakan besi beton tersebut. Hal

ini pada akhirnya menyebabkan perusahaan kontraktor mengambil jalan alternatif lain yaitu

melakukan importasi.

Beredarnya penggunaan baja ‛banci‛ di pasaran khususnya penggunaannya pada

masyarakat luas semakin memprihatinkan. Isu ini hanya ada pada kontraktor kecil yang

membeli baja banci (besi beton dengan ukuran yang tidak sesuai standart) dari distributor

baja. Celakanya banyak penggunaanya yang salah yang menyebabkan sejumlah kegagalan

bangunan khususnya rumah saat terjadi gempa. Karena berhubungan dengan masyarakat

luas, isu ini menjadi sangat penting, ditambah lagi sejumlah pabrikan kecil yang

memproduksi baja banci ini tidak dilarang beroperasi.

Maksud dari kajian studi ini adalah mengkaji keseimbangan ketersediaan dan kebutuhan

serta tata niaga baja konstruksi untuk mendukung program penyelenggaraan infrastruktur.

Adapun tujuannya adalah merumuskan rekomendasi kebijakan peningkatan efektifitas dan

efisiensi rantai pasok dan tata niaga baja konstruksi nasional

Lingkup dari kajian rantai pasok baja konstruksi ini (1). meliputi mengidentifikasi para

pemangku kepentingan baik personal maupun kelembagaan yang terkait dengan kajian

kebutuhan dan ketersediaan material dan peralatan konstruksi untuk mendukung

peningkatan investasi infrastruktur; (2) melakukan brainstorming dengan para pemangku

kepentingan untuk membahas berbagai topik terkait dalam rangka mencapai maksud,

tujuan dan sasaran paket pekerjaan ini secara efisien dan efektif, (3) menyusun katalog

M a k s u d d a n T u j u a n

L i n g k u p P e k e r j a a n d a n K e l u a r a n

Page 96: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 1 -96

produk baja yang diperlukan dalam dunia konstruksi katalog dan katalog produk baja yang

diperlukan untuk mendukung industri alat beratnasional; (4) mengidentifikasi trend

penggunaan baja konstruksi dan siklus hidup baja konstruksi di Indonesia; (5) melakukan

kajian kebutuhan dan ketersediaan baja konstruksi di Indonesia (6) mengidentifikasi kondisi

rantai pasok baja konstruksi dan berbagai permasalahan yang dihadapi dalam memenuhi

kebutuhan nasional, meliputi volume impor, ekspor, pasokan bahan baku, sistem produksi,

sistem distribusi dan fluktuasi harga baja konstruksi (termasuk baja ringan); (7)

mengidentifikasi kesiapan produsen baja nasional dalam mendukung investasi

infrastruktur, meliputi: peta sebaran produsen baja di Indonesia, jenis baja yang diproduksi

beserta kapasitas produksinya; (8) merumuskan persentase penggunaan baja konstruksi

terhadap konsumsi baja secara keseluruhan; (9) merumuskan potensi pengembangan

industri baja dan pengelolaan rantai pasok baja konstruksi yang efektif dan efisien dalam

mendukung investasi infrastruktur di Indonesia; (10) mengidentifikasi standar yang berlaku

untuk produk baja dan permasalahan yang dihadapi dalam penerapannya; (11)

mengidentifikasi kebutuhan terhadap sistem informasi baja yang terpadu dan up to date

mengenai produksi, distribusi dan harga baja di Indonesia; (12) merumuskan rekomendasi

kebijakan strategis yang diperlukan dalam upaya peningkatan efektifitas dan efisiensi rantai

pasok dan tata niaga baja konstruksi nasional

Studi kajian rantai pasok baja konstruksi untuk mendukung investasi instrukstruktur, dalam

pengerjaannya direncanakan ke dalam empat tahapan. Tahapan pekerjaan ini didasarkan

pada maksud dan tujuan kajian studi ini, lingkup pekerjaan serta keluaran dari kajian studi

ini.

Tahap pertama dari kegiatan ini adalah melakukan kajian terhadap kondisi eksisting dari

baja yang digunakan pada konstruksi di Indonesia dan mengidentifikasi komoditas dari

masing-masing baja konstruksi. Tujuan dari tahapan ini adalah untuk mengetahui peta akan

kebutuhan pasar baja konstruksi secara nasional dalam pengembangan sistem rantai pasok

baja konstruksi. Tahap kedua adalah menyusun draft model rantai pasok baja konstruksi,

menyusun perancangan survei dengan tujuan sebagai dasar pelaksanaan survei dan

merencanakan pemetaan rantai pasok serta perencanaan struktur katalog baja konstruksi.

Tahap ketiga meliputi kegiatan menganalisa hasil dari survei dengan dasar beberapa hal

yaitu melakukan identifikasi pihak-pihak (pelaku dan pembuat kebijakan), mengidentifikasi

hubungan antar pihak-pihak (pengadaan dan kontrak), channel structure (variasi channel dan

faktor yang menyebabkan) dan kapasitas pihak-pihak (level rantai pasok, kapasitas supply,

tingkat penyerapan, komposisi, importasi, harga dan masalah yang berhubungan dengan

tata niaga

P e l a k s a n a a n P e k e r j a a n

Page 97: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 1 -97

Gambar 1. Tahapan Pelaksanaan Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung

Investasi Infrastruktur

Baja yang diproduksi dari masing-masing produsen memiliki karakteristik dan tipe yang

berbeda, sehingga di pasaran akan dijumpai berbagai macam produk baja. Perbedaan dari

Kajian Rantai Pasok Baja

Konstruksi Untuk Mendukung

Investasi Infrastruktur

Mengidentifikasi kondisi

eksisting sebagai dasar

kajian

Melakukan kajian

literatur

Kajian pasar baja di

Indonesia

Identifikasi komoditas

baja

T a h a p IMenyusun draft

pemodelan struktur

rantai pasok

Menyusun perancangan

survei

Melakukan survei

T a h a p II

Perencanaan struktur

katalog

Pemetaan rantai pasok

baja

Melakukan analisa rantai pasok baja

T a h a p III

a. Identifikasi pihak-pihak (pelaku dan pembuat

kebijakan)

b. Identifikasi hubungan antar pihak-pihak

(pengadaan dan kontrak)

c. Channel Structure (variasi channel dan faktor

yang menyebabkan)

d. Kapasitas pihak-pihak (level rantai pasok,

kapasitas supply, tingkat penyerapan, komposisi,

importasi, harga dan masalah yang berhubungan

dengan tata niagaT a h a p IV

Rekomendasi struktur

rantai pasok dan

katalog konstruksi

Pengembangan struktur

rantai pasok baja

konstruksi

Pengembangan katalog

baja konstruksi

A n a l i s a K o n d i s i E k s i s t i n g

Page 98: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 1 -98

karakteristik dan tipe yang berbeda dapat disebabkan pula karena permintaan dari pasar

sehingga produsen akan memproduksi sesuai dengan permintaan tersebut. Baja bukan

hanya digunakan untuk keperluan konstruksi tetapi pemakaiannya dapat di berbagai sektor

lain seperti packaging, furniture, home appliance, office equipment, arts equipment, educational

equipment ataupun sport equipment.

Sementara pemetaan pemakaian baja konstruksi yang dilakukan oleh Biro Pusat Statistik

terbagi menjadi tiga yaitu konstruksi bangunan gedung, konstruksi bangunan sipil dan

konstruksi khusus. Dalam 5 tahun (2004-2009) terakhir, untuk konstruksi bangunan sipil

menunjukkan peningkatan yang signifikan terutama dari tahun 2007 ke tahun 2008, apabila

dibandingkan dengan konstruksi bangunan gedung. Sebagai analisa awal, bahwa yang

dimaksud dengan konstruksi bangunan sipil meliputi ketersediaan infrastruktur. Hal ini

berarti bahwa adanya peningkatan nilai konstruksi untuk infrastruktur memberikan

kontribusi yang sangat signifikan dalam mendukung laju investasi di Indonesia. Dengan

demikian dapat diperkirakan bahwa kebutuhan material baja untuk menunjang

ketersediaan infrastruktur juga akan meningkat. Nilai konstruksi bangunan gedung

memang menunjukkan peningkatan, besar kemungkinan diperkirakan adanya dukungan

dari sektor perumahan yang sedang berkembang. Pada sektor ini kontribusi baja terbesar

diprediksi dari meningkatnya penggunaan baja ringan sebagai komponen pada struktur

atap. Proses konstruksi yang dilaksanakan baik pada commercial & industrial buildings,

residential & housing buildings, heavy construction ataupun infrastruktur tidak dapat

dilepaskan dari penggunaan alat berat. Penggunaan alat berat ini didasarkan pada beberapa

pertimbangan seperti kondisi geografis/alam, tingkat kesulitan dari jenis konstruksi yang

dikerjakan dan waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian konstruksi. Pada umumnya

ketersediaan alat berat pada proses konstruksi dilakukan dengan menyewa pada pihak

ketiga, tentunya dengan pertimbangan bahwa kepemilikan alat berat membutuhkan

investasi yang sangat mahal. Namun demikian keberadaan industri yang memproduksi alat

berat juga sangat dibutuhkan sebagai penopang produktivitas bagi negara yang menjadi

indikator untuk dapat berkompetisi dengan negara lain. Segmentasi dari industri peralatan

berat bukan saja melayani pada sektor konstruksi saja tetapi peralatan berat ini juga

melayani pada sektor pertambangan, kehutanan, kelautan dan sektor-sektor lain.

Berdasarkan MP3EI, jumlah kebutuhan alat berat di sektor konstruksi juga menunjukkan

tren yang terus meningkat terutama potensi penggunaan alat berat di sektor kontruksi.

Namun pada sisi yang lain, tantangan terhadap ketersediaan untuk menyediakan alat berat

ini adalah bagaimana menyediakan bahan material baja sebagai material utama pembentuk

alat berat.

Gambaran dari penggunaan baja yang merupakan pengembangan dari baja konvensional

adalah baja ringan merupakan baja mutu tinggi yang memiliki sifat ringan dan tipis, namun

memililki fungsi setara baja konvensional. Rangka atap baja ringan diciptakan untuk

memudahkan perakitan dan konstruksi. Desain stuktur karena perilaku strukturnya yang

Page 99: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 1 -99

berbeda, struktur rangka atap baja ringan tidak bisa dihitung menggunakan software

analisis struktur untuk konstruksi baja tebal yang umum dipakai.

Sistem pengaku/bracing dan murplat (top plate) rangka atap baja ringan dibuat dari baja

tipis, Meskipun telah dibuat menjadi bentuk profil yang kokoh, kekuatannya tinggi tetapi

kekakuannya lemah (dibanding balok kayu misalnya). Dengan kekakuan yang lemah,

struktur rangka atap baja ringan harus dilengkapi dengan batang pengaku/bracing yang

cukup. Banyak kasus rangka atap baja ringan yang roboh akibat kurangnya batang

pengaku/bracing ini.

Penggunaan baja ringan sebagai material pada konstruksi atap sangat berkembang dan

signfikan dalam satu decade ini. Salah satu yang mendasarinya adalah harga kayu yang

semakin naik, begitu juga dengan harga besi. Dahulu atap-atap rumah banyak

menggunakan kayu sebagai penyangga untuk memasang genteng (atap). Sekarang hal

tersebut mulai beralih pada penggunaan rangka baja ringan yang lebih kuat, dan harganya

pun terjangkau. Produk-produk baja ringan banyak tersebar di pasaran dengan berbagai

merek dan kualitas. Selain itu, produk baja ringan umumnya akan memberikan garansi 5

tahun dalam pemasangannya. Hal ini juga salah satu alasan semakin meningkatnya

penggunaan baja ringan sebagai penyangga atap.

Tren baja ringan pada mulanya digunakan untuk rumah-rumah berskala besar dan gedung-

gedung. Kini, rumah-rumah sederhana juga sudah banyak yang menggunakan baja ringan,

termasuk di antaranya sekolah. Pendek kata, hampir semua bangunan yang tadinya

menggunakan kayu sebagai penyangga atap genteng, dan seng, kini beralih menggunakan

material baja ringan. Salah satu keunggulan baja ringan dalam aplikasinya pada

pemasangan rangka atap adalah kecepatan instalasinya yang lebih cepat dibanding

menggunakan material kayu. Hal ini membuat baja ringan menjadi salah satu material

pilihan yang dapat digunakan untuk merenovasi konstruksi khususnya di daerah pedesaan

saat terserang bencana alam.

Sehingga berdasarkan uraian dan data di atas, maka komoditas yang akan dijadikan sebagai

sampling adalah baja tulangan dengan rincian berbagai diameter yang lazim digunakan

pada sub strucutre dan upper structure, baja profil baik untuk atap, gelagar pada jembatan

ataupun profil lain seperti pipa untuk jaringan air minum, baja dalam bentuk lembaran atau

plat, yang banyak digunakan untuk profil yang dibuat khusus, penutup rangka atap atau

plat lantai sebagai pengganti plat beton, baja ringan yang diperuntukkan untuk konstruksi

atap dan baja untuk material peralatan konstruksi

Peran sektor konstruksi dalam perkembangan ekonomi Indonesia memberikan kontribusi

yang terus meningkat seperti yang tercatat dalam data yang dikeluarkan oleh BPS setiap

tahunnya, dimana sektor konstruksi memberikan sumbangsih tehadap PDB. Hal ini terbukti

A n a l i s a K e b u t u h a n B a j a K o n s t r u k s i

Page 100: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 1 -100

dari catatan BPS, dimana nilai konstruksi yang diselesaikan pada tahun 2004 – 2009

mengalami peningkatan rata-rata sebesar 12.5%. Hal ini juga didukung oleh pemerintah

yang melakukan peningkatan pembangunan infrastruktur seperti jembatan, jalan tol,

dermaga, sarana telekomunikasi dan gedung-gedung sebagai penunjang untuk

mempercepat perkembangan ekonomi.

Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang

dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara

(domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi

barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah

negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang

belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP

dianggap bersifat bruto/kotor.

Sektor konstruksi memegang peranan sangat penting dalam menunjang kegiatan

perekomonian Indonesia karena produk dalam sektor konstruksi merupakan pusat kegiatan

ekonomi seperti bangunan gedung, dan juga sarana dan prasarana infrastruktur seperti

pelabuhan, jembatan, bandar udara, jalan, dan bangunan-bangunan irigasi. Meskipun sektor

konstruksi bukan sektor utama yang paling banyak membentuk GDP Indonesia, namun

sebagian besar pembentuk GDP terbesar di Indonesia seperti kegiatan industri dan

manufaktur dilakukan dengan bantuan produk dari sektor konstruksi.

Percepatan pembangunan infrastruktur tersebut di atas dipengaruhi oleh material yang

dipilih berdasarkan tujuan pembangunan konstruksi tersebut. Pemilihan akan material

pembentuk konstruksi didasarkan kepada kelebihan dan kekurangan material utama

dengan berbagai aspek tinjauan sesuai dengan kebutuhan. Pemilihan material tersebut,

selain didasarkan atas kebutuhan, juga perkembangan teknologi yang memungkinkan untuk

melakukan inovasi di dunia konstruksi, termasuk inovasi dalam pemilihan dan pemakaian

material utama pembentuk suatu konstruksi.

Namun penggunaan baja sebagai material utama pembentuk komponen struktural maupun

non struktural belum terlalu popular di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan konsumsi baja

Indonesia yang maih rendah dibandingkan negara-negara lain di ASEAN dengan konsumsi

baja 32.9kg/kapita (Republika, 2007). Kemungkinan belum populernya penggunaan baja

dibandingkan dengan beton bertulang yang sudah popular di Indonesia kemungkinan

disebabkan oleh biaya yang dibayar untuk suatu komponen strultural baja lebih mahal

dibandingkan dengan beton bertulang karena upah tenaga kerja untuk aplikasi beton

bertulang di Indonesia masih murah jika dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan

untuk baja. Biaya total yang dibutuhkan untuk baja lebih besar dari pada biaya total untuk

beton bertulang.

Meskipun demikian, penggunaan baja sebagai material utama dalam suatu konstruksi tidak

menutup kemungkinan untuk mengalami perubahan dan peningkatan apabila dilakukan

inovasi terhadap perencanaan konstruksi dan material itu sendiri. Inovasi yang dilakukan

Page 101: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 1 -101

oleh para pemasok baja sebagai penyedia material konstruksi sangat dipengaruhi oleh trend

jenis dan profil yang banyak digunakan dalam konstruksi-konstruksi tertentu yang pada

umumnya menggunakan baja sebagai salah satu material utamanya. Kebutuhan untuk

mengetahui konsumsi baja tersebut dapat dilakukan dengan melakukan kajian terhadap

data historis dalam sektor konstruksi.

Berdasarkan jenis konstruksi menurut BPS, yang menjadi objek kajian adalah konstruksi

infrastruktur dan non infrastrukstur yang terdiri dari gedung bertingkat dan konstruksi

rumah, maka menurut Abduh, M (2011) diperoleh bahwa persentase rata-rata nilai baja

terhadap nilai proyek konstruksi gedung tinggi adalah 25.92%. Nilai konsumsi baja per

tingkat bangunan dan per m² berbeda-beda ditentukan oleh fungsi gedung, lokasi dan tahun

pembangunan gedung, persentase rata-rata nilai material baja dalam suatu proyek jembatan

adalah 34.99%. Nilai konsumsi baja untuk masing-masing jembatan ditentukan oleh tipe

jembatan, lokasi jembatan dan tahun pelaksanaan konstruksi jembatan dan persentase nilai

rata-rata baja dalam suatu proyek dermaga adalah 16.08%. Nilai konsumsi baja untuk

masing-masing dermaga ditentukan oleh jenis dermaga (fungsi dermaga), lokasi dermaga,

kapasitas rencana dan tahun pelaksanaan konstruksi dermaga

Sementara apabila dilihat berdasarkan kebutuhan baja, maka di pulau Jawa membutuhkan

lebih dari 50% total kebutuhan baja nasional, hal ini mencerminkan pembangunan di

Indonesia masih terpusat di wilayah pulau Jawa. Sebagian besar demand (kebutuhan) akan

material baja nasional berada di wilayah Barat Indonesia (Jawa dan Sumatra). Sedangkan

wilayah timur Indonesia kebutuhannya sangat sedikit, hal tersebut dikarenakan

pembangunan di Indonesia belum merata (masih terfokus di Jawa). Adapun kebutuhan atau

demand baik untuk proyek infrastruktur dan non infrastruktur pada masing-masing wilayah

dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Sebaran Kebutuhan Baja di Setiap Wilayah

Region Nilai Konstruksi Nilai Material Baja Demand Baja (ton)

Sumatera 22,659,818 9,779,664 1,222,458

Jawa 93,402,603 40,311,270 5,038,909

Kalimantan 12,366,576 5,337,243 667,155

Sulawesi, Maluku, Papua 11,740,596 5,067,079 633,385

Bali & Nustra 8,120,615 3,504,745 438,093

Material baja dalam konstruksi non infrastruktur = 43%

Region Nilai Konstruksi Nilai Material Baja Demand Baja (ton)

Page 102: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 1 -102

Sumatera 41,568,851 11,736,012 1,467,001

Jawa 55,551,402 15,683,665 1,960,458

Kalimantan 25,356,826 7,158,918 894,865

Sulawesi, Maluku, Papua 21,349,431 6,027,522 753,440

Bali & Nusa Tenggara 6,353,917 1,793,883 224,235

Material baja dalam konstruksi infrastruktur = 28%

Sumber: data diolah (nilai konstruksi-material dalam juta)

Sedangkan kemampuan yang dapat disediakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, juga

masih berfokus di pulau Jawa sehingga pengaruh dari ketersediaan ini akan banyak faktor

yang mempengaruhi diantaranya tranportasi dan keberadaan infrastruktur pendukung.

Salah satu akibat dari kondisi ini, harga per kilo baja untuk wilayah Indonesia bagian timur

akan sangat mahal. Berikut ini merupakan peta dari supply baja.

Gambar 2. Peta Sebaran Pasokan Baja Konstruksi Nasional

Sumber: Direktori IISIA (2012)

Page 103: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 1 -103

Survei yang dilakukan dari keenam kota dan dari keenam komoditas baja. Secara umum,

proses dari pembuatan baja dimulai dari bahan baku yang terdiri dari biji besi dan scrap (besi

bekas). Sumber dari bahan baku baik biji besi dan scrap berasal dari impor dan lokal.

Menurut hasil survei yang dilakukan komposisi antara impor dan lokal adalah 70% berasal

dari impor dan 30% dari lokal. Para pelaku dari bahan baku ini biasanya dilakukan oleh

para trader atau pengepul kemudian akan didistribusikan ke produsen. Tahap berikutnya

adalah proses peleburan dari biji besi atau scrap akan diolah menjadi sponge iron. Hasil dari

sponge iron dapat dibagi menjadi 2 yaitu long product dan slab product. Long product menjadi

bahan dasar untuk pembuatan baja tulangan, baja profil, dan steel wire. Sedangkan produk

dari slab product adalah baja dalam bentuk lembaran.

Untuk komoditas baja tulangan, sumber bahan baku masih sama dengan yang harus

diperoleh produsen yaitu scrap atau biji besi. Asal sumber bahan dasar pun berasal dari

impor dan lokal. Komposisi impor dan lokal berbanding 70:30. Berdasarkan hasil survei,

diperoleh informasi bahwa suatu produsen dapat memiliki fungsi yaitu produsen dan

fabrikator. Istilah produsen ini mengacu pada produk yang dihasilkan untuk tier berikutnya,

dalam hal ini produk yang dimaksud adalah long product dan slab product. Rantai pasok yang

memiliki kompleksitas pada masing-masing tier dimiliki oleh rantai pasok baja tulangan

yang dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Rantai Pasok Baja Tulangan

Sumber: Diolah dari hasil survei Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi, 2012

ServiceProdusen DistributorFabrikator KonsumenRaw Material

Produsen 1

Produsen 2

Produsen 3

Produsen 4

Fabrikator

3

PP

HK

WK

NK

Fabrikator

1

Fabrikator

2

Import

Kontraktor

Kecil

BUMN

Ekspor

Distributor

Lokal

Ekspor

Import

Supllier

Produsen

Perusahaan

Pengumpul

Trader

Retail

600,000 150,000

200,000

230,000

360,000

360,000

250,000

A n a l i s a R a n t a I P a s o k B a j a K o n s t r u k s i d a n K a t a l o g P r o d u k

Page 104: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 1 -104

Komoditas berikutnya adalah komoditas baja profil. Demikan halnya yang berkaitan dengan

bahan dasar masih sama yaitu scrap atau biji besi. Kedua bahan dasar ini pun masih

diperoleh dengan cara impor dan lokal. Entitas dari rantai pasok baja profil tidak sebanyak

pada baja tulangan. Sebagai contoh pada rantai pasok baja profil, entitas nya hanya terdiri

dari raw material, supplier produsen, produsen, fabrikator dan konsumen. Rantai pasok pada

baja profil tidak memiliki kompleksitas yang panjang apabila dibandingkan dengan rantai

pasok baja tulangan. Adapun rantai pasok baja profil dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Rantai Pasok Baja Profil

Sumber: Diolah dari hasil survei Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi, 2012

Pipa baja merupakan komoditas baja konstruksi yang masih menjadi bagian dari kajian studi

ini. Karakteristik dari jaringan rantai pasok pipa baja hampir tipikal dengan rantai pasok

baja profil, dari segi entitas atau pelaku pada jaringan rantai pasok sama tidak ada distribusi

atau retail. Jenis komoditas baja konstruksi berikutnya adalah steel wire. Steel wire ini banyak

digunakan pada pekerjaan jembatan yang menggunakan beton prestress. Rantai pasok pada

steel wire ini memiliki keunikan yaitu masih diperlukan entitas ‘service center’ sebagai

pelengkap hasil akhir produk yaitu untuk melakukan pekerjaan stressing atau penarikan

kabel.

Komoditas baja ringan juga menjadi bagian kajian dari studi ini. Baja ringan ini menjadi

bagian kajian karena sudah menjadi material alternative yang digunakan sebagai bahan

pengganti kayu, sehingga jumlah demandnya menunjukkan kenaikan. Hal ini dapat dilihat

banyaknya property yang menggunakan baja ringan sebagai rangka atap. Dalam jalur

distribusinya pun tidak sekomplek pada komoditas baja konstruksi yang lain, artinya siapa

pun dapat memperoleh dengan mudah. Komoditas lain yang dikaji dalam studi ini adalah

komoditas baja untuk alat berat. Salah satu produsen yang disurvei adalah PT. Komatsu

Indonesia. Fungsi dari PT. Komatsu Indonesia ini adalah sebagai fabrikator alat berat.

Adapun jenis alat berat yang difabrikasi oleh PT. Komtasu Indonesia adalah: hydraulic

Perusahaan

Pengumpul

Trader

Krakatau

Steel

Gunung

Garuda

PP

HK

WK

NK

K.

Wajatama

G. Group

Import

Lokal

ServiceProdusen DistributorFabrikator KonsumenRaw MaterialSupllier

Produsen

Page 105: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 1 -105

excavator, dump truck dan bulldozer. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan proses fabrikasi

dari alat berat tersebut, sumber bahan baku dari masing-masing komponen dapat dibagi 3

(tiga) yaitu lokal, import dan in house.

Selain mengenai komoditas produk baja yang dikaji, bagian lain yang menjadi obyek dalam

survei adalah katalog produk. Tiap-tiap produsen mempunyai katalaog produk yang

berbeda pula baik dari informasi spesifikasi produk maupun bentuk fisik dari informasi

yang mereka berikan kepada para pengguna. Ada produsen yang menerbitkan dalam

bentuk buku katalog tetapi juga ada dalam bentuk brosur. Pentingnya katalog menjadi

kajian adalah mempertemukan kepentingan informasi yang diberikan oleh produsen dan

apa yang dibutuhkan oleh konsumen, sehingga setiap informasi yang diberikan oleh

produsen baik melalui katalog ataupun bentuk lain dapat memberikan manfaat secara

langsung kepada konsumen.

Berdasarkan kajian yang telah dilakukan baik melalui kajian literatur maupun survei yang

telah dilakukan maka dapat disimpulkan beberapa hal yaitu: (1) sebagai salah satu negara

produsen baja di dunia, Indonesia berkontribusi sebesar 0.35% dari total baja dunia sebesar

5,21 Mega Ton, dan berada pada peringkat ke 37 di dunia (2) sektor konstruksi sebagai salah

satu pembentuk PDB, memiliki porsi 67.6% dari total produk yang dihasilkan sebesar

5.500.000 ton, (3) berdasarkan peta sebaran supply dan demand diperoleh bahwa supply baja

lebih banyak berada di pulau Jawa, sekalipun ada juga yang berada di luar Jawa seperti

Sumatera Utara tetapi kapasitas produksi yang dimiliki kecil, ada juga yang berada di

Lampung khusus untuk produk pipa, sedangkan demand hampir tersebar di seluruh

Indonesia Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Papua

dan jumlah demand masih lebih besar daripada supply dari dalam negeri; (4) berdasarkan

hasil kajian studi rantai pasok, komoditas yang paling banyak didominasi oleh baja tulangan

dengan persentase 27.5% dibanding komoditas lain (steel wire, steel plate, steel pipe, profil dan

CRC) (5) kompleksitas dari masing-masing komoditas rantai pasok beragam yaitu rantai

pasok yang kompleks dimiliki oleh baja tulangan dan rantai pasok yang sederhan dimiliki

oleh baja profil.

Sedangkan rekomendasi yang dapat dikembangkan untuk rantai pasok baja konstruksi ini

terdiri dari (1) Kementrian PU harus mendefinisikan dan menginformasikan kebutuhan baja

konstruksi dengan lebih jelas dan terinci dari segi waktu, jenis dan wilayah sebagai hasil

forecast serta mengadakan model estimasi konseptual kebutuhan; (2) mengidentifikasi dan

mempercepat pembangunan infrastruktur untuk distribusi material konstruksi yang

dibutuhkan di seluruh Indonesia; (3) kebutuhan akan standarisasi produk baja perlu dikaji

untuk memastikan jumlah demand ; (4) menyampaikan hasil kajian kepada kementerian-

kementerian yang terkait dengan industri baja baik yang terkait dengan produksi, distribusi,

K e s i m p u l a n d a n R e k o m e n d a si

Page 106: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 1 -106

perdagangan dan bahan mentah; (5) membuat forum komunikasi pertemuan antara

konsumen dan produsen baja konstruksi secara periodik untuk menunjang pembangunan

infrastruktur; (6) memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya mengenai produk baja

untuk konstruksi umum non struktural (baja ringan dan baja banci); (7) mensosialisasikan

manajemen rantai pasok kepada perusahan konstruksi terkait material baja agar terjadi

efisiensi; (8) memberikan edukasi kepada kontraktor-kontraktor terutama kontraktor kecil

terkait dengan rantai pasok untuk mengurangi pengunaan produk tidak standar dan mutu

yang sesuai spesifikasi; (9) memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya mengenai

produk baja untuk konstruksi umum non struktural; (10) mendukung penggunaan produk

baja dalam negeri dengan menerapkan TKDN dalam proses pengadaan pekerjaan

konstruksi.

Page 107: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 1 -107

Daftar Pustaka

Bertelsen, Sven (2002), Complexity- Construction in A New Perspective revised paper of a

report originally prepared as a contribution for an IGLC championship.

http://www.bertelsen.org/strategisk_r%E5dgivning_aps/pdf/Complexity%20

%20Construction%20in%20a%20New%20Perspective.pdf (8/20/2004 DATA 25)

Brian, M., (2004) An Introduction To Materials Engineering And Science, p. 693), Mc. Graw

Hill

Christopher, M. ( 1998), Logistics and Supply Chain Management, Second Edition, Prentice

Hall

Dewobroto, W. (2011), Prospek dan Kendala Pada Pemakaian Material Baja untuk

Konstruksi bangunan di Indonesia, Seminar & exhibition Future prospects of Steel

For Construction In Indonesia, Gran Media Hotel, 2011

Hanfield, R.B., & Nichols, E.L. (1999), Introduction to supply chain management, Prentice-

Hall, Upper Saddle River, New Jersey

http://pusbinsdi.net/peta_material.php?jenis=3

http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?submit.x=22&submit.y=23&submit=prev&page=2&qual

=high&submitval=prev&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2008%2Fjiunkpe-

ns-s1-2008-21404037-11811-baja-chapter2.pdf

Kementerian Pekerjaan Umum Badan Pembinaan Konstruksi, 2012, Supply-Demand Material

dan Peralatan Konstruksi dalam Rangka Mendukung Investasi Infrastruktur Nasional,

Seminar Nasional Peluang Pasar Material dan Peralatan Konstruksi untuk

Mendukung Penyelenggaraan Infrastruktur Nasional, Jakarta 4 Mei 2012

Kementerian Pekerjaan Umum Badan Pembinaan Konstruksi, 2012, Profil Industri Alat Berat

Indonesia 2012, Workshop Kebijakan dan Strategi Pembinaan Sumber Daya Material

dan Peralatan Konstruksi, Jakarta 6-7 Maret 2012

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025

Maylor, H., 2003, Project Management, third edition, Prentice-Hall.

Natsir, M., 2012, Sistem Rantai Pasok Material dan Peralatan Konstruksi Untuk Mendukung

Investasi Infrastruktur dalam Seminar Nasional Peluang Pasar Material dan

Peralatan Konstruksi untuk Mendukung Penyelenggaraan Infrastruktur Nasional,

Jakarta 4 Mei 2012

Page 108: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 1 -108

Scwab, K., 2011, The Global Competitiveness Report 2011-2012, World Economic Forum,

Geneva Switzerland

Setiawan, A.,(2008), Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD, PT. Erlangga,

Jakarta

SNI 03-1729-2002

Tommelein, I.D.; Walsh, K.D.; Hershauer, J.C. (2003). Improving Capital Projects Supply

Chain Performance. Research Report PT172-11. Texas: Construction Industry

Institute. 241 p.

Vaidyanathan, K. ( 2001), Value of Visibility Planning in An Enginerr-to-Order Environment

<http://strobos.cee.vt.edu/IGLC11/> 7 Desember 2004

Page 109: RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410929242PDF KAJIAN RANTAI PASOK BAJA... · Daftar Isi Halaman Daftar Isi i Daftar

Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur 1 -109