ringkasan eksekutif - dpr · 2020. 6. 18. · papua -10.75 3.44 sulawesi tengah -9.73 2.27 banten...

16

Upload: others

Post on 07-Dec-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RINGKASAN EKSEKUTIF - DPR · 2020. 6. 18. · Papua -10.75 3.44 Sulawesi Tengah -9.73 2.27 Banten -14.86 0.79 Sumber: BPS 2019, diolah Daerah yang mengalami penurunan tingkat kemiskinan
Page 2: RINGKASAN EKSEKUTIF - DPR · 2020. 6. 18. · Papua -10.75 3.44 Sulawesi Tengah -9.73 2.27 Banten -14.86 0.79 Sumber: BPS 2019, diolah Daerah yang mengalami penurunan tingkat kemiskinan
Page 3: RINGKASAN EKSEKUTIF - DPR · 2020. 6. 18. · Papua -10.75 3.44 Sulawesi Tengah -9.73 2.27 Banten -14.86 0.79 Sumber: BPS 2019, diolah Daerah yang mengalami penurunan tingkat kemiskinan

RINGKASAN EKSEKUTIF “Menakar Peran Dana Desa dalam Menekan Kemiskinan Desa”

Rendy Alvaro, S. Sos.

Ratna Christianingrum, S.Si., M.Si. Undang-Undang Desa mengamanatkan pemerintah pusat untuk menganggarkan

Dana Desa untuk diberikan kepada desa. Kebijakan dana desa merupakan salah satu

program Pemerintah dalam rangka membangun perekonomian di tingkat desa

maupun mengurangi kesenjangan kemiskinan di desa, yang pada akhirnya

diharapkan tercipta kesejahteraan masyarakat. Melalui tulisan ini ingin melihat

bagaimana peran dana desa dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat

pedesaan dengan melihat beberapa indikator.

Data tingkat kemiskinan memperlihatkan bahwa ada tren penurunan tingkat

kemiskinan yang terjadi secara nasional. Namun tren penurunan tingkat kemiskinan

sebelum adanya dana desa lebih curam dibandingkan tren penurunan setelah dana

desa. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa kebijakan sebelum adanya dana desa

relatif lebih baik dalam menurunkan tingkat kemiskinan dibandingkan dengan

kebijakan dana desa itu sendiri.

Lebih sedikitnya kemiskinan yang mampu diturunkan dana desa dapat

mengindikasikan dana desa belum sepenuhnya optimal dalam memutar roda

perekonomian di desa. Rendahnya perputaran uang, yang distimulus oleh dana desa,

di desa bersangkutan merupakan salah satu penyebabnya. Tidak sesuainya

infrastruktur yang dibangun dana desa dengan kebutuhan masyarakat, salah satunya

disebabkan minimnya tingkat partisipasi masyarakat desa, khususnya pada tahap

perencanaan dana desa. Rendahnya partisipasi masyarakat ini terjadi karena

rendahnya kualitas sumber daya manusia di desa.

Pada tahun 2021, keadaan perekonomian Indonesia diperkirakan masih dalam tahap

recovery. Kebijakan dana desa pun kedepan diharapkan mampu menghidupkan roda

perekonomian di desa-desa. Sehingga penggunaan dana desa sebagai social safety net

perlu dipertimbangkan kembali. Dana desa diharapkan bisa menjadi stimulus

perekonomian di desa dengan fokus pada program pemberdayaan dan pembangunan

berbasis masyarakat. Dengan adanya dana desa, diharapkan dapat menstimulus

terbentuknya lapangan kerja baru di desa. Lapangan kerja yang terbentuk akan

menyerap tenaga kerja di desa, yang pada akhirnya dapat meningkatkan taraf hidup

masyarakat dan menekan kemiskinan di desa.

Selain itu untuk mengoptimalkan pelaksanaan dana desa di tahun 2021, maka ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan pemerintah, yaitu pengelolaan dana desa

dengan menggunakan pola swakelola, perlu adanya perbaikan dalam formula

pengalokasian dana desa, serta perlu adanya peningkatan partisipasi masyarakat

dalam pengelolaan dana desa.

Page 4: RINGKASAN EKSEKUTIF - DPR · 2020. 6. 18. · Papua -10.75 3.44 Sulawesi Tengah -9.73 2.27 Banten -14.86 0.79 Sumber: BPS 2019, diolah Daerah yang mengalami penurunan tingkat kemiskinan

P u s a t K a j i a n A n g g a r a n , B a d a n K e a h l i a n D P R R I | 1

Menakar Peran Dana Desa dalam Menekan Kemiskinan Desa Rendy Alvaro, S.Sos dan Ratna Christianingrum, S.Si., M.Si. 1

Pendahuluan

Desa merupakan representasi dari kesatuan masyarakat hukum terkecil yang telah ada

dan tumbuh berkembang seiring dengan sejarah kehidupan masyarakat Indonesia dan

menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan kehidupan bangsa Indonesia. Hal ini

menyebabkan desa memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam sistem

pemerintahan dan menjadi fundamental negara. Hal ini menjadi salah satu alasan

pemerintah menerapkan paradigma membangun dari pinggiran. Dimana pemerintah

akan membangun daerah-daerah tertinggal dan kawasan-kawasan perdesaan.

Pemerintah percaya pembangunan berbasis perdesaan sangat penting dan perlu untuk

memperkuat fondasi perekonomian negara, mempercepat pengentasan kemiskinan dan

pengurangan kesenjangan antar wilayah (Bapennas, 2017).

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa menempatkan desa sebagai ujung

tombak pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Desa yang

berdasarkan kewenangan yang dimiliki dapat melakukan program pembangunan yang

menyinergikan antara kepentingan ekonomi, kepentingan sosial dan kepentingan

lingkungan. Untuk membiayai pembangunan di desa, undang-undang tersebut

mengamanatkan pemerintah pusat untuk menganggarkan Dana Desa. Kebijakan dana

desa merupakan salah satu program Pemerintah dalam rangka membangun

perekonomian di tingkat desa maupun mengurangi kesenjangan kemiskinan di desa.

Dikeluarkannya UU Desa pada hakikatnya membawa misi untuk menyejahterakan desa.

Adapun tujuan dari dana desa itu sendiri antara lain meningkatkan pelayan publik di

desa, mengentaskan kemiskinan, memajukan perekonomian desa, mengatasi

kesenjangan pembangunan antar desa, serta memperkuat masyarakat desa sebagai

subjek dari pembangunan.

Gambar 1 Perkembangan Alokasi Dana Desa dan Rata-Rata per Desa

Sumber: DJPK, 2020 diolah

1 Analis APBN, Pusat Kajian Anggaran, Badan Keahlian DPR

Page 5: RINGKASAN EKSEKUTIF - DPR · 2020. 6. 18. · Papua -10.75 3.44 Sulawesi Tengah -9.73 2.27 Banten -14.86 0.79 Sumber: BPS 2019, diolah Daerah yang mengalami penurunan tingkat kemiskinan

P u s a t K a j i a n A n g g a r a n , B a d a n K e a h l i a n D P R R I | 2

Alokasi dana desa dianggarkan dalam jumlah yang cukup besar untuk diberikan ke setiap

desa. Besaran alokasi dana desa setiap tahunnya cenderung mengalami peningkatan

(gambar 1). Pada tahun 2015, alokasi dana desa hanya sebesar Rp20,7 triliun dengan

rata-rata setiap desa menerima alokasi dana desa sebesar Rp280 juta. Sedangkan pada

tahun 2020 (Perpres 54 Tahun 2020) alokasi dana desa sudah mencapai Rp71,2 triliun

dengan rata-rata setiap desa menerima alokasi dana desa sebesar Rp960 juta.

Pengentasan kemiskinan dan terciptanya kesejahteraan masyarakat desa merupakan

tujuan akhir dari kebijakan dana desa. Besaran alokasi anggaran dana desa perlu

dievaluasi apakah sudah mampu mencapai tujuan yang diharapkan. Melalui tulisan ini

ingin melihat bagaimana peran dana desa dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakat pedesaan dengan melihat beberapa indikator.

Perkembangan Tingkat Kemiskinan Perdesaan

Tujuan akhir program dana desa adalah adanya kenaikan tingkat kesejahteraan

masyarakat desa. Salah satu indikator kesejahteraan masyarakat adalah rendahnya

tingkat kemiskinan. Untuk mengetahui dampak kebijakan dana desa terhadap tingkat

kemiskinan, khususnya di pedesaan, maka perlu dibandingkan tingkat kemiskinan

perdesaan sebelum adanya kebijakan dana desa dengan setelah adanya kebijakan dana

desa.

Gambar 2 memperlihatkan bahwa ada tren penurunan tingkat kemiskinan yang terjadi

secara nasional. Secara nominal tingkat kemiskinan pada September 2019 merupakan

titik terendah, yaitu sebesar 12,6 persen. Apabila dibandingkan dengan bulan yang sama

tahun 2014, mengalami penurunan yang cukup signifikan. Tingkat kemiskinan pada

September 2014 sebesar 13,76 persen.

Gambar 1. Persentase Tingkat Kemiskinan Desa (Nasional)

Sumber: BPS 2019, diolah

Namun apabila dibandingkan garis tren yang dimiliki antara sebelum adanya kebijakan

dana desa dan sesudah dana desa, maka dapat dilihat bahwa trend tingkat kemiskinan

15,7215,5915,12

14,714,3214,4214,17

13,7614,2114,0914,1113,9613,93

13,2 13,1 12,85 12,6

Mare

t

Septe

mber

Mare

t

Septe

mber

Mare

t

Septe

mber

Mare

t

Septe

mber

Mare

t

Septe

mber

Mare

t

Septe

mber

Mare

t

Mare

t

Septe

mber

Mare

t

Septe

mber

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Sebelum Dana Desa (%) Sesudah Dana Desa (%)

Linear (Sebelum Dana Desa (%)) Linear (Sesudah Dana Desa (%))

Page 6: RINGKASAN EKSEKUTIF - DPR · 2020. 6. 18. · Papua -10.75 3.44 Sulawesi Tengah -9.73 2.27 Banten -14.86 0.79 Sumber: BPS 2019, diolah Daerah yang mengalami penurunan tingkat kemiskinan

P u s a t K a j i a n A n g g a r a n , B a d a n K e a h l i a n D P R R I | 3

yang dihasilkan oleh kebijakan sebelum dana desa (gambar 2 warna biru) jauh berada di

bawah trend yang dihasilkan oleh kebijakan dana desa (gambar 2 warna oranye).

Apabila dilakukan uji T untuk melihat apakah ada perbedaan tingkat kemiskinan yang

signifikan sebelum adanya kebijakan dana desa dengan setelah adanya kebijakan dana

desa, maka diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan

pada tingkat kemiskinan sebelum dana desa dengan setelah adanya kebijakan dana desa.

Hal ini dapat mengindikasikan bahwa kebijakan sebelum adanya dana desa relatif lebih

baik dalam menurunkan tingkat kemiskinan dibandingkan dengan kebijakan dana desa

itu sendiri.

Selain itu pada awal penerapan kebijakan dana desa, terjadi peningkatan tingkat

kemiskinan. Hal ini terjadi karena adanya peralihan kebijakan dari kebijakan PPNPM ke

Dana Desa. Walaupun pada awal penerapan kebijakan dana desa, penyerapan anggaran

dana desa mencapai 100 persen, namun justru tidak menurunkan tingkat kemiskinan.

Hal ini dikarenakan masih kurangnya pemahaman desa dalam mengelola dana desa yang

diberikan. Sehingga output yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Lebih sedikitnya kemiskinan yang mampu diturunkan dana desa dapat mengindikasikan

dana desa belum sepenuhnya optimal dalam memutar roda perekonomian di desa.

Rendahnya perputaran uang, yang di stimulus oleh dana desa, di desa bersangkutan

merupakan salah satu penyebabnya. Dengan adanya kebijakan dana desa, pemerintah

mengharapkan terjadinya perputaran uang desa (Jumaiyah, 2019). Dengan adanya

kebijakan pembangunan infrastruktur desa yang di danai oleh dana desa, diharapkan

dapat menstimulus perekonomian di desa yang bersangkutan. Misalkan untuk

membangun sebuah gapura desa, diharapkan material dibeli dari toko di desa tersebut,

dengan tukang yang berasal dari desa yang bersangkutan. Namun seringkali toko yang

menyedia bahan material itu berada di kota, sehingga rantai perputaran uang langsung

keluar dari desa tersebut ke kota. Yang pada akhirnya multiplayer effect yang diharapkan

terjadi dengan adanya dana desa tidak dapat terjadi. Pembangunan dengan pola

swakelola dapat menjadi solusi untuk meminimalkan aliran dana keluar desa. Dalam

pengelolaan dana desa diharapkan melibatkan masyarakat desa, sehingga uang yang

digunakan untuk pembangunan tidak mengalir keluar desa. Dengan menggunakan

tenaga kerja setempat, diharapkan pelaksanaan kegiatan yang dibiayai oleh dana desa

bisa menyerap tenaga kerja dan memberikan pendapatan bagi mereka yang bekerja.

Sementara penggunaan bahan baku lokal diharapkan akan memberikan penghasilan

kepada masyarakat yang memiliki bahan baku tersebut. Sehingga pada akhirnya tercipta

peningkatan kesejahteraan masyarakat desa (Kemenkeu, 2017)..

Hal ini diperparah dengan tidak tepat sasarannya jenis infrastruktur yang dibangun dari

dana desa. Misalkan suatu desa memerlukan saluran irigasi, namun justru dana desa

digunakan untuk membangun jalan. Hal ini menjadi penyebab pembangunan oleh dana

desa belum dirasakan secara optimal oleh masyarakat. Yang pada akhirnya masyarakat

tidak mampu meningkatkan kesejahteraannya.

Page 7: RINGKASAN EKSEKUTIF - DPR · 2020. 6. 18. · Papua -10.75 3.44 Sulawesi Tengah -9.73 2.27 Banten -14.86 0.79 Sumber: BPS 2019, diolah Daerah yang mengalami penurunan tingkat kemiskinan

P u s a t K a j i a n A n g g a r a n , B a d a n K e a h l i a n D P R R I | 4

Tidak sesuainya infrastruktur yang dibangun dana desa dengan kebutuhan masyarakat,

salah satunya disebabkan minimnya tingkat partisipasi masyarakat desa, khususnya

pada tahap perencanaan dana desa. Menurut Aljannah (2017) rendahnya partisipasi

masyarakat ini terjadi karena rendahnya kualitas sumber daya manusia di desa. Sumber

daya manusia di desa rata-rata berpendidikan rendah, dimana mayoritas penduduknya

merupakan lulusan SD (BPS, 2020). Hal ini menyebabkan keengganan masyarakat untuk

mengikuti setiap tahapan pengelolaan dana desa. yang pada akhirnya jenis infrastruktur

yang akan dibangun oleh dana desa hanya ditentukan oleh segelintir orang. Sehingga

manfaat kurang optimal bagi mayoritas masyarakat.

Formula Dana Desa juga memiliki masalahnya tersendiri, di mana formula yang

ditetapkan saat ini kurang mendukung untuk penurunan kemiskinan lebih tajam karena

hanya 10 persen yang mempengaruhi distribusi. Dana Desa yang dibagikan berdasarkan

jumlah desanya bukan berdasarkan jumlah penduduk miskin yang ada di desa tersebut.

Daerah yang memiliki banyak desa meski penduduk miskin lebih sedikit mendapat dana

desa yang lebih banyak daripada daerah yang memiliki desa lebih sedikit namun

penduduk miskin lebih banyak.

Tabel 1 Pertumbuhan Tingkat Kemiskinan Desa (Provinsi)

Sumber: BPS diolah

Table 2 merupakan pertumbuhan tingkat kemiskinan desa per provinsi. Pada periode

sebelum adanya kebijakan dana desa (tahun 2013 dan 2014) terdapat 20 provinsi yang

mengalami peningkatan tingkat kemiskinan. Pada awal kebijakan dana desa (2015),

terjadi penambahan jumlah provinsi yang mengalami peningkatan tingkat kemiskinan.

Bahkan terdapat 7 provinsi yang biasanya mengalami penurunan tingkat kemiskinan,

Page 8: RINGKASAN EKSEKUTIF - DPR · 2020. 6. 18. · Papua -10.75 3.44 Sulawesi Tengah -9.73 2.27 Banten -14.86 0.79 Sumber: BPS 2019, diolah Daerah yang mengalami penurunan tingkat kemiskinan

P u s a t K a j i a n A n g g a r a n , B a d a n K e a h l i a n D P R R I | 5

namun pada awal diterapkannya kebijakan dana desa justru mengalami peningkatan

jumlah kemiskinan. Provinsi tersebut yaitu Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, Banten,

Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Maluku utara. Namun pada tahun 2019 hampir

semua provinsi mengalami penurunan tingkat kemiskinan desanya. Hanya 3 provinsi

yang mengalami peningkatan tingkat kemiskinan, yaitu Nusa Tenggara Timur, Maluku

dan Maluku Utara.

Peningkatan tingkat kemiskinan pada awal diterapkannya kebijakan dana desa di

beberapa provinsi disebabkan adanya masa peralihan dari kebijakan lama ke kebijakan

dana desa. Hal ini menunjukkan bahwa pada awal kebijakan dana desa di terapkan,

persiapan yang dilakukan oleh pemerintah kurang optimal. Hal ini menyebabkan

pelaksanaan kebijakan dana desa kurang memberikan manfaat bagi masyarakat. Hal ini

juga bisa menjadi koreksi bagi pemerintah dalam melaksanakan suatu kebijakan harus

disertai dengan persiapan yang matang.

Tabel 2. Perkembangan tingkat Kemiskinan Desa (%) Provinsi Periode

2012-2014 2015-2019

Tert

inggi

Jawa Barat -9.49 -34.11

DI Yogyakarta -18.56 -31.71

Kep. Riau 33.52 -28.51

Kalimantan Timur -0.25 -26.88

Jawa Tengah -4.34 -25.56

Tere

ndah

Nusa Tenggara Timur 0.37 15.20

Maluku -9.85 4.60

Papua -10.75 3.44

Sulawesi Tengah -9.73 2.27

Banten -14.86 0.79

Sumber: BPS 2019, diolah

Daerah yang mengalami penurunan tingkat kemiskinan di desa sesudah Dana Desa

tertinggi adalah Jawa Barat, DI Yogyakarta, Kep. Riau, Kalimantan Timur, dan Jawa

Tengah. Sedangkan terendah dialami oleh Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua,

Sulawesi Tengah, dan Banten (Tabel 3). Terlihat bahwa Pulau Jawa mendominasi pada

provinsi dengan perubahan tingkat kemiskinan tertinggi sedangkan pulau bagian timur

mendominasi provinsi dengan perubahan kemiskinan terendah. Jawa mendominasi

karena faktor geografis yang menguntungkan, dekatnya kota-kota tersebut dengan

Pemerintah pusat membuat koordinasi dan pengawasannya dapat dilakukan dengan

lebih baik. Selain faktor geografis, faktor kearifan lokal juga membantu. Kearifan lokal

yang dimaksud di sini adalah mudahnya masyarakat menerima perubahan yang

diperlukan sehingga mempermudah pemerintah pusat untuk mengoordinasi perubahan

yang diperlukan. Selain itu tingginya kualitas sumber daya manusia yang ada di pulau

Jawa menjadi salah satu penyebab tingginya perubahan tingkat kemiskinan. Kualitas

SDM yang mumpuni menyebabkan masyarakat dapat menggunakan Dana Desa sesuai

dengan kebutuhan mereka.

Page 9: RINGKASAN EKSEKUTIF - DPR · 2020. 6. 18. · Papua -10.75 3.44 Sulawesi Tengah -9.73 2.27 Banten -14.86 0.79 Sumber: BPS 2019, diolah Daerah yang mengalami penurunan tingkat kemiskinan

P u s a t K a j i a n A n g g a r a n , B a d a n K e a h l i a n D P R R I | 6

Gambar 2. Indeks Kedalaman Kemiskinan Desa Di Indonesia (2010-2019)

Sumber: BPS 2020 diolah

Gambar 3 menunjukkan bahwa penurunan indeks kedalaman kemiskinan sebelum Dana

Desa (2010–2014) lebih tajam dibandingkan sesudah Dana Desa (2015-2019). Indeks

kedalaman kemiskinan sebelum Dana Desa turun 0,55 dari 2,8 menjadi 2,25 namun

sesudah Dana Desa menurun 0,44 dari 2,55 menjadi 2,11. Begitu juga dengan indeks

keparahan kemiskinan. Penurunan indeks keparahan kemiskinan sebelum Dana Desa

lebih tajam dibandingkan sesudah Dana Desa (Gambar 4). Indeks keparahan kemiskinan

menurun 0,52 dari 1,09 menjadi 0,57 namun sesudah Dana Desa menurun hanya 0,18

dari 0,71 menjadi 0,53.

Gambar 3. Indeks Keparahan Kemiskinan Desa Di Indonesia (2010-2019)

Sumber: BPS 2020 diolah

Menurut penelitian Hendri Achmad, tidak optimalnya penurunan kemiskinan setelah

dikucurkannya Dana Desa adalah karena faktor penyimpangan dalam pengelolaan dana

yang dilakukan beberapa oknum. Berdasarkan kajian KPK ada enam modus

penyimpangan Dana Desa, yaitu pengadaan barang dan jasa yang tidak sesuai alias fiktif,

mark-up anggaran yang tidak melibatkan masyarakat dalam musyawarah desa,

penyelewengan Dana Desa untuk kepentingan pribadi, dan lemahnya pengawasan serta

2,8

2,63 2,61

2,362,42

2,242,37

2,26 2,25

2,55

2,4

2,74

2,32

2,492,43

2,37 2,32

2,182,11

Mare

t

Mare

t

Septe

mber

Mare

t

Septe

mber

Mare

t

Septe

mber

Mare

t

Septe

mber

Mare

t

Septe

mber

Mare

t

Septe

mber

Mare

t

Septe

mber

Mare

t

Septe

mber

Mare

t

Septe

mber

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Sebelum Dana Desa Sesudah Dana Desa

Linear (Sebelum Dana Desa) Linear (Sesudah Dana Desa)

0,750,7

0,59 0,610,56

0,6 0,57 0,57

0,710,67

0,79

0,590,67 0,65 0,63 0,62

0,55 0,53

Mare

t

Mare

t

Mare

t

Septe

mber

Mare

t

Septe

mber

Mare

t

Septe

mber

Mare

t

Septe

mber

Mare

t

Septe

mber

Mare

t

Septe

mber

Mare

t

Septe

mber

Mare

t

Septe

mber

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Sebelum Dana Desa Sesudah Dana Desa

Linear (Sebelum Dana Desa) Linear (Sesudah Dana Desa)

Page 10: RINGKASAN EKSEKUTIF - DPR · 2020. 6. 18. · Papua -10.75 3.44 Sulawesi Tengah -9.73 2.27 Banten -14.86 0.79 Sumber: BPS 2019, diolah Daerah yang mengalami penurunan tingkat kemiskinan

P u s a t K a j i a n A n g g a r a n , B a d a n K e a h l i a n D P R R I | 7

penggelapan honor aparat desa. Selain masalah penyelewengan dana, masalah kurang

kompetensi aparat desa sebagai pengelola juga menjadi masalah. Kurangnya kompetensi

mengakibatkan mereka tidak mampu membuat perencanaan yang baik, menyusun

laporan dan membuat pertanggungjawaban kegiatan.

Untuk mengantisipasi masalah-masalah tersebut ada dua hal yang harus diperhatikan,

yaitu dari sisi eksternal dan internal. Sisi eksternal yang harus diperkuat adalah harus

dioptimalkannya pendampingan dan pengawasan yang mana ini dapat dilakukan oleh

pihak BPK dan BPKP. Sedangkan sisi internal, pihak terkait pengelolaan dana terutama

aparat desa perlu meningkatkan integritas dan kompetensi mereka, sehingga tidak

tergiur dengan peluang penyalahgunaan dana dan dapat membuat perencanaan dengan

baik.

Perkembangan Tingkat Ketimpangan

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik terlihat bahwa tren ketimpangan di desa

fluktuatif sebelum Dana Desa (2010-2014) namun tren menurun setelah Dana Desa

(2015-2019). Sempat terjadi fluktuasi pada 2015 hingga 2016 namun selanjutnya terjadi

tren menurun (Gambar 5).

Gambar 4. perbandingan Gini Rasio Sebelum dan Sesudah Dana Desa

Sebelum Dana Desa

Setelah Dana Desa

Sumber: BPS, diolah

Bila dilihat secara provinsi, perubahan ketimpangan di desa berbeda-beda. Ada provinsi

yang mengalami stagnan, penurunan, dan ada juga yang mengalami kenaikan

ketimpangan desanya. Jika dihitung berdasarkan rata-rata perubahan, bahwa

ketimpangan dalam kurun 2009-2014 meningkat secara rata-rata 0,03 namun dalam

kurun 2015-2019 cenderung menurun 0,01. Tren penurunan ketimpangan desa diikuti

dengan kenaikan tingkat kesejahteraan yang diukur dengan tingkat pengeluaran per

kapita berdasarkan data Badan Pusat Statistik. Hal tersebut di atas bisa dikarenakan

distribusi Dana Desa pada tahun 2015-2017 belum mencerminkan keadilan (BKF, 2017).

Formula alokasi merupakan salah satu penyebab belum terciptanya keadilan dalam

0,250,260,270,33

0,250,270,280,300,29

0,240,00

0,280,270,310,280,280,260,300,310,290,260,300,28

0,000,320,310,300,270,34

0,280,270,250,330,330,30

0,260,280,31

0,290,290,310,320,31

0,260,23

0,000,300,30

0,330,290,290,31

0,330,35

0,310,300,310,31

0,000,340,330,36

0,350,44

0,330,32

0,280,350,41

0,32

0,270,290,300,30

0,350,370,340,31

0,300,31

0,000,300,32

0,360,300,320,33

0,310,29

0,340,320,31

0,300,00

0,300,310,36

0,370,38

0,350,34

0,290,380,34

0,33

0,260,29

0,320,33

0,320,340,320,32

0,290,32

0,000,290,32

0,390,270,310,350,310,290,32

0,280,31

0,300,00

0,380,34

0,380,36

0,420,280,33

0,250,360,37

0,33

0,250,28

0,290,32

0,300,32

0,330,29

0,240,31

0,000,30

0,360,34

0,310,28

0,380,280,260,30

0,300,27

0,280,00

0,390,33

0,370,33

0,430,300,29

0,270,360,35

0,32

0,280,28

0,280,32

0,320,320,33

0,280,25

0,310,00

0,290,36

0,380,340,29

0,340,31

0,280,36

0,330,29

0,300,00

0,370,28

0,430,36

0,440,340,29

0,260,360,38

0,34

0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00

ACEH

SUMATERA BARAT

JAMBI

BENGKULU

KEP. BANGKA BELITUNG

DKI JAKARTA

JAWA TENGAH

JAWA TIMUR

BALI

NUSA TENGGARA TIMUR

KALIMANTAN TENGAH

KALIMANTAN TIMUR

SULAWESI UTARA

SULAWESI SELATAN

GORONTALO

MALUKU

PAPUA BARAT

INDONESIA

TAHUN 2009 TAHUN 2010 TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014

0,290,290,280,330,320,290,340,31

0,260,28

0,000,310,340,330,33

0,260,350,340,300,290,270,280,270,280,35

0,300,350,360,370,340,31

0,260,46

0,390,33

0,300,270,27

0,310,290,31

0,300,31

0,240,26

0,000,310,310,340,31

0,250,34

0,310,32

0,280,330,300,310,28

0,350,31

0,340,350,40

0,340,30

0,250,39

0,390,32

0,300,260,29

0,300,300,330,32

0,300,24

0,290,00

0,330,320,32

0,320,27

0,300,32

0,310,290,30

0,290,280,30

0,350,31

0,330,37

0,380,30

0,290,28

0,390,41

0,32

0,270,260,26

0,290,300,300,32

0,290,22

0,260,00

0,320,320,33

0,320,30

0,310,34

0,330,28

0,320,280,300,28

0,370,28

0,350,36

0,410,31

0,290,28

0,430,42

0,32

0,280,260,27

0,280,290,30

0,290,30

0,230,27

0,000,320,320,33

0,320,29

0,310,34

0,320,28

0,300,280,280,29

0,350,29

0,350,36

0,390,32

0,290,26

0,420,41

0,32

0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50

ACEH

SUMATERA BARAT

JAMBI

BENGKULU

KEP. BANGKA BELITUNG

DKI JAKARTA

JAWA TENGAH

JAWA TIMUR

BALI

NUSA TENGGARA TIMUR

KALIMANTAN TENGAH

KALIMANTAN TIMUR

SULAWESI UTARA

SULAWESI SELATAN

GORONTALO

MALUKU

PAPUA BARAT

INDONESIA

2015 2016 2017 2018 2019

Page 11: RINGKASAN EKSEKUTIF - DPR · 2020. 6. 18. · Papua -10.75 3.44 Sulawesi Tengah -9.73 2.27 Banten -14.86 0.79 Sumber: BPS 2019, diolah Daerah yang mengalami penurunan tingkat kemiskinan

P u s a t K a j i a n A n g g a r a n , B a d a n K e a h l i a n D P R R I | 8

distribusi dana desa. Alokasi Dasar ditetapkan sangat besar yaitu 90 persen kemudian

Alokasi Formula hanya 10 persen. Meskipun sebenarnya pemerintah sampai saat ini

sudah berupaya menurunkan persentase Alokasi Dasar, namun persentase tersebut

terbilang masih besar yakni 69 persen (2020). Selain itu, permasalahan ketimpangan

distribusi berdasarkan tingkat kemiskinan daerah juga masih menjadi permasalahan

(BKF, 2017). Masih banyak kabupaten/kota yang tingkat kemiskinannya lebih tinggi

namun Dana Desa yang diperoleh relatif sama bahkan lebih kecil.

Menurut penelitian Dr. Hefrizal Handra, dana desa akan naik terus sejalan dengan

transfer ke daerah dan sesuai Undang-Undang Desa, jumlah dana desa sebesar 10 persen

dari dana perimbangan yang hingga saat ini Pemerintah belum mampu memenuhinya.

Efektivitas dana desa dalam perbaikan layanan publik di daerah terlihat dari perbaikan

indikator layanan publik dan penurunan kemiskinan. Ketimpangan layanan publik antar

daerah juga mengalami penurunan. Namun dana desa dirasa belum sepenuhnya efektif

dalam menurunkan kemiskinan di perdesaan. Salah satu penyebabnya adalah besarnya

faktor alokasi dasar (bagi rata), dan kecilnya pengaruh variable kemiskinan dalam

formula.

Perubahan Prioritas Khusus Dana Desa di Tahun 2020

Ditengah efek masif penyebaran Covid-19, desa pun tidak luput terkena dampaknya.

Sesuai Perpres 54 Tahun 2020, Dana Desa yang dialokasikan pemerintah menjadi

sebesar Rp71,2 triliun ditujukan agar dapat menggerakkan perekonomian pedesaan

ditengah kekhawatiran pandemi covid-19. Sementara itu realisasi penyaluran Dana Desa

sampai dengan Triwulan I 2020 sebesar Rp7,2 triliun atas sebesar 10,11 persen dari

alokasi anggaran.

Dana desa yang awalnya untuk pemberdayaan desa, dengan adanya pandemi covid-19,

diubah untuk 3 hal prioritas yaitu penanganan dampak covid-19, padat karya dan

Bantuan Langsung Tunai. Hal ini dilakukan juga dengan mengubah ketentuan prioritas

dana desa dalam Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 6 Tahun 2020 perubahan atas

Peraturan Menteri Desa PDTT nomor 11 tahun 2019 tentang Prioritas Penggunaan Dana

Desa tahun 2020. Dengan perubahan Prioritas ini, Pemerintah Desa diharuskan

melakukan penyesuaian dana desa dan melakukan perubahan APBDes untuk

penanggulangan Covid-19. Tentu perubahan APBDes ini tergantung dari bagaimana

aparatur Desa di setiap daerah dalam mengeksekusinya, jika terlambat melakukan

perubahan akan berdampak pada terhambatnya pelaksanaan penggunaan Dana Desa

sementara kebutuhan akan upaya pencegahan covid 19 bersifat mendesak.

Untuk pertama kalinya dana desa bisa digunakan untuk Social Safety Net kepada

masyarakat miskin desa berupa BLT dana desa yang nilainya sebesar Rp600 ribu yang

sasaran utamanya diberikan untuk keluarga miskin non Program Keluarga Harapan

(PKH) atau masyarakat yang menerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dengan

jangka waktu penyaluran dari April sampai Juni 2020 menurut Surat Menteri Desa, PDT

dan Transmigrasi Nomor 1261 Tanggal 14 April 2020. Secara aturan, memang pemberian

BLT Dana Desa terlihat terstruktur dan minim celah. Namun potensi kesalahan tetap

Page 12: RINGKASAN EKSEKUTIF - DPR · 2020. 6. 18. · Papua -10.75 3.44 Sulawesi Tengah -9.73 2.27 Banten -14.86 0.79 Sumber: BPS 2019, diolah Daerah yang mengalami penurunan tingkat kemiskinan

P u s a t K a j i a n A n g g a r a n , B a d a n K e a h l i a n D P R R I | 9

terbuka sama seperti yang terjadi di pemberian bansos-bansos lain. Sasaran BLT dana

desa kepada keluarga miskin dapat tidak tercapai jika pendataan yang dilakukan relawan

desa tidak terverifikasi dengan baik dan minim pengawasan yang dilakukan. Agar

outcome dana desa dalam mengurangi kemiskinan melalui BLT Dana Desa dapat

tercapai, tentu perlu ada peningkatan quality control terhadap pelaksanaan BLT Dana

Desa tersebut.

Pada tahun 2021, keadaan perekonomian Indonesia diperkirakan masih dalam tahap

recovery. Kebijakan dana desa pun kedepan diharapkan mampu menghidupkan roda

perekonomian di desa-desa. Sehingga penggunaan dana desa sebagai social safety net

perlu diberhentikan. Dana desa diharapkan bisa menjadi stimulus perekonomian di desa

dengan fokus pada program pemberdayaan dan pembangunan berbasis masyarakat.

Dengan adanya dana desa, diharapkan dapat menstimulus terbentuknya lapangan kerja

baru di desa. Lapangan kerja yang terbentuk akan menyerap tenaga kerja di desa, yang

pada akhirnya dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat dan menekan kemiskinan di

desa.

Rekomendasi

Di tahun 2021 diharapkan penggunaan dana desa lebih optimal dalam menekan tingkat

kemiskinan. Beberapa rekomendasi yang perlu diperhatikan pada kebijakan dana desa,

antara lain:

1. Pengelolaan dana desa dengan menggunakan pola swakelola perlu dikembangkan

lebih lanjut, mengingat pola swakelola efektif dalam memutar perekonomian di desa.

Selain itu dengan pola swakelola, pembangunan di desa dapat melibatkan lebih

banyak masyarakat desa yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

2. Perlu adanya perbaikan dalam formula pengalokasian dana desa. Dimana alokasi

dasar perlu diturunkan sedangkan tingkat kemiskinan serta kemampuan desa dalam

mengalokasikan dana desa ditingkatkan prosentasenya. Sehingga desa dapat

memperoleh besaran dana desa sesuai dengan kemampuan mengelola dan

kebutuhannya.

3. Perlu adanya peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dana desa.

sehingga pembangunan yang dilakukan di desa lebih tepat sasaran dan sesuai dengan

kebutuhan masyarakat.

Page 13: RINGKASAN EKSEKUTIF - DPR · 2020. 6. 18. · Papua -10.75 3.44 Sulawesi Tengah -9.73 2.27 Banten -14.86 0.79 Sumber: BPS 2019, diolah Daerah yang mengalami penurunan tingkat kemiskinan

P u s a t K a j i a n A n g g a r a n , B a d a n K e a h l i a n D P R R I | 10

Daftar Pustaka

Bappenas. (2017). Analisa kebijakan Dana Desa dan Penanggulangan Kemiskinan. Tim Ahli Kompak.

BPS. (2019). Tingkat Kemiskinan. Diakses dari https://www.bps.go.id/subject/23/kemiskinan-dan-ketimpangan.html. diakses pada 12 Februari 2020

BPS. (2020). Profil Kemiskinan di Indonesia September 2019. Diunduh dari https://www.bps.go.id/pressrelease/2020/01/15/1743/persentase-penduduk-miskin-september-2019-turun-menjadi-9-22-persen.html

CNN Indonesia. (2019). Pemerintah akan Ubah Arah Pemanfaatan Dana Desa di 2020. Diakses dari https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/ 20190816174300-532-422071/pemerintah-akan-ubah-arah-pemanfaatan-dana-desa-di-2020 diakses pada tanggal 6 Maret

Direktorat Penelitian dan Pengembangan. (2015). Pengelolaan Keuangan Desa: Dana Desa dan Alokasinya. Komisi Pemberantasan Korupsi. Jakarta

DJPK. (2019). Defis Media Komunikasi Dan Informasi Desentralisasi Fiskal. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan RI, Edisi XXII.

Hendri Achmad Hudori. (2018). “Mengukur Efektivitas Dana Desa.” http://rsb.tanahbumbukab.go.id/mengukur-efektivitas-dana-desa/ diakses pada 31 Maret 2020

Jumaiyah, W. (2019). Pembenanahan Pengelolaan Keuangan Dana Desa: Studi Kasus Desa Sengonbugel. Jurnal Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi vol 19 No. 1, 19-34.

Media Indonesia. (2018). Perda Terkait Dana Desa Harus Terbit Pekan Depan. Diakses dari https://mediaindonesia.com/read/detail/143515-perda-terkait-dana-desa-harus-terbit-pekan-depan. diakses pada tanggal 6 Maret

Gatracom. (2019). Diakses dari https://www.gatra.com/detail/news/ 457501/politik/dispermades-keluhkan-aturan-prioritas-dana-desa-terlambat- diakses pada tanggal 6 Maret.

Handra, Hefrizal. (2020). Efektivitas Dana Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD). Universitas Andalas. Disampaikan pada RDPU Banggar DPR RI, 19 Februari 2020.

Kemenkeu. (2017). Buku Pintar Dana Desa. Jakarta: Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Retrieved from https://www.kemenkeu.go.id/media/6749/buku-pintar-dana-desa.pdf

Kemenkeu. (2017c). Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 225 Tahun 2017 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan No 50 Tahun 2017 tentang Pengelolaan Transfer Ke Daerah dan Dana Desa.

Kemenkeu. (2018b). Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 193 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Dana Desa.

Kemenkeu. (2018c). Peraturan Menteri Keuangan Nomor 226/ PMK.07/2017 Tentang Perubahan Rincian Dana Desa Menurut Daerah Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2018

Page 14: RINGKASAN EKSEKUTIF - DPR · 2020. 6. 18. · Papua -10.75 3.44 Sulawesi Tengah -9.73 2.27 Banten -14.86 0.79 Sumber: BPS 2019, diolah Daerah yang mengalami penurunan tingkat kemiskinan

P u s a t K a j i a n A n g g a r a n , B a d a n K e a h l i a n D P R R I | 11

Kemenkeu. (2019a). Nota Keuangan beserta APBN TA 2019. Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

Kemenkeu. (2019b). Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 205 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Dana Desa.

Kemenkeu. (2020). Nota Keuangan beserta APBN TA 2020. Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

Kompak. (2017). Dana Desa dan Penanggulangan Kemiskinan. Kementerian PPN/Bappenas & Australian Government.

Wahidah, Tisa Asyatul. (2019). Kompasiana: "Turunnya Tingkat Kemiskinan Indonesia". Diakses dari www.kompasiana.com/tisaaisya/ 5daf1b790d823064d53623d2/turunnya-tingkat-kemiskinan-indonesia?page=all diakses pada 12 Februari 2020

Page 15: RINGKASAN EKSEKUTIF - DPR · 2020. 6. 18. · Papua -10.75 3.44 Sulawesi Tengah -9.73 2.27 Banten -14.86 0.79 Sumber: BPS 2019, diolah Daerah yang mengalami penurunan tingkat kemiskinan
Page 16: RINGKASAN EKSEKUTIF - DPR · 2020. 6. 18. · Papua -10.75 3.44 Sulawesi Tengah -9.73 2.27 Banten -14.86 0.79 Sumber: BPS 2019, diolah Daerah yang mengalami penurunan tingkat kemiskinan