rifampicin vs kortikosteroida

5
TUGAS MATA KULIAH “INTERAKSI OBAT” INTERAKSI RIFAMPICIN VS KORTIKOSTEROID OLEH : SYAMSIDAR N21110628 KELAS B Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Upload: fateee

Post on 14-Dec-2014

59 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

interna

TRANSCRIPT

Page 1: Rifampicin vs Kortikosteroida

TUGAS MATA KULIAH “INTERAKSI OBAT”

INTERAKSI RIFAMPICIN VS KORTIKOSTEROID

OLEH :

SYAMSIDAR

N21110628

KELAS B

Program Profesi Apoteker

Fakultas Farmasi

Universitas Hasanuddin

Makassar

2010

Page 2: Rifampicin vs Kortikosteroida

INTERAKSI KORTIKOSTEROIDA DENGAN RIFAMPICIN

A. Sifat molekul Obat :

1). Rifampicin

Farmakokinetik : Rifampicin larut dalam pelarut organic dan di dalam

air pada pH asam. Pada pemberian rifampin secara oral, konsentrasi

puncak plasma tercapai dalam waktu 2-4 jam. Setelah diabsorbsi dari

saluran gastrointestinal, rifampin dieliminasi dengan cepat dalam empedu

dan terjadi sirkulasi enterohepatik. Selama itu, obat ini mengalami

diasetilasi secara progresif. Reabsorbsi usus berkurang karena deasetilasi

(juga karena adanya makanan), sehingga metabolism memudahkan

eliminasi obat tersebut. Waktu paruh rifampin berkisar dari 1,5-5 jam dan

meningkat jika ada disfungsi hati. Hingga 30% obat ini diekskresikan di

dalam urin dan 60-65% di dalam feses. (3)

2). Kortikosteroid

Farmakokinetik : Kortikosteroid merupakan obat yang mempunyai

khasiat dan indikasi klinis yang sangat luas. Berdasarkan khasiatnya,

kortikosteroid dibagi menjadi mineralokortikoid dan glukokortikoid.

Metabolisme kortikosteroid sintetis sama dengan kortikosteroid alami.

Kortisol (juga disebuthydrocortison) memiliki berbagai efek fisiologis,

termasuk regulasi metabolisme perantara, fungsi kardiovaskuler,

pertumbuhan dan imunitas. Pada orang dewasa normal, disekresi 10-20

mg kortisol setiap hari tanpa adanya stres. Pada plasma, kortisol terikat

pada protein dalam sirkulasi. Dalam kondisi normal sekitar 90% berikatan

dengan globulin-α2 (CBG/ corticosteroid-binding globulin), sedangkan

sisanya sekitar 5-10% terikat lemah atau bebas dan tersedia untuk

digunakan efeknya pada sel target. Waktu paruh kortisol dalam sirkulasi,

Page 3: Rifampicin vs Kortikosteroida

normalnya sekitar 60-90 menit. Hanya 1% kortisol diekskresi tanpa

perubahan di urine sebagai kortisol bebas, sekitar 20% kortisol diubah

menjadi kortison di ginjal dan jaringan lain dengan reseptor

mineralokortikoid sebelum mencapai hati. (4)

B. Mekanisme Interaksi

- Terjadi interaksi farmakokinetik pada proses metabolisme

Rifampisin dapat meningkatkan metabolisme kortikosteroida bila

diberikan pada waktu yang bersamaan dengan jalan induksi enzim. Hal ini

disebabkan karena rifampicin mempunyai efek meningkatkan aktivitas

enzim-enzim mikrosomosal, yaitu enzim-enzim yang memetabolisir obat

didalam hati. Efek ini dikenal sebagai induksi enzim. Peningkatan sintesis

enzim mikrosomosal oleh rifampicin mempercepat perombakan dari

kortikosteroida. (2, 3)

C. Akibat/efek Interaksi (1, 2)

- Karena rifampicin merupakan penginduksi eznzim mikrosomal hati yang

kuat, pemberiannya mengakibatkan pengurangan waktu paruh sejumlah

senyawa, termasuk kortikosteroida

- Bertambahnya laju metabolisme kortikosteroida

- Berkurangnya ketersediaan hayati obat (kortikosteroida)

- Penurunan konsentrasi obat dalam plasma

- Efek kortikosteroida dapat berkurang, akibatnya pengobatan tidak

terawasi dengan baik

D. Cara mengatasi :

Dalam banyak kasus yang melibatkan induksi, dosis obat yang dipengaruhi

harus ditambah agar efek terapinya dapat dipertahankan. (2)

Page 4: Rifampicin vs Kortikosteroida

Daftar Pustaka

1. Harkness, Richard, 1989. Interaksi Obat. Penerbit ITB : Bandung

2. Goodman, 2007. Dasar Farmakologi Terapi. EGC : Jakarta

3. Staf pengajar farmakologi, 2008. Kumpulan kuliah Farmakologi. Fakultas

kedokteran Univ.Sriwijaya : Bandung

4. http://allergies.about.com/od/medicationinformation/a/systemicsteroid.htm.