riau pos for us

4
33 AHAD 13 FEBRUARI 2011 Riau Pos Kisah Ndit (burung Serindit , maskot fauna Riau) dan Tambun (anak gajah Sumatera) Kegembiraan Ndit dan Mbun AWETAN KUPU-KUPU: Berbagai jenis kupu-kupu koleksi Pusat Informasi Kupu-kupu Sumatera yang bertempat di objek wisata Hapanasan, Kecamatan Rambah, Kabupaten Rokan Hulu. Popehramu Menari di Bibir Sungai Di Negeri Seribu Suluk, mata Anda bisa dibuat terpesona oleh cantiknya kupu-kupu yang menari di bibir sungai. Atau melihat cantiknya koleksi awetan serangga bersayap indah di Pusat Informasi Kupu-kupu Sumatera. Laporan ANDI NOVIRIYANTI, Rambah [email protected] TIBA-TIBA saja sekelompok kupu- kupu aneka warna berhamburan terbang dari bibir Sungai Suaman, Kecamatan Rambah, Kabupaten Rohul, Rabu (9/2) siang. Makhluk cantik bernama lokal Popehramu itu sepertinya sedikit terusik melihat kehadiran tim Riau Pos For Us yang memang tengah mencari-cari ke- beradaannya. Pinggiran sungai itu kerap dikabarkan tempat kupu- kupu hinggap. Melihat kupu-kupu yang ber- hamburan itu, tim pun memilih duduk diam tenang sembari men- gamatinya dengan jarak sekitar tiga meter. Kupu-kupu yang terbang tadi pun melayang terbang seakan-akan menari dan kembali hinggap di bi- bir sungai. Sepertinya asyik meng- isap sesuatu dari atas tanah. “Itu kelompok kupu-kupu jantan. Biasanya mereka keluar di siang hari dari jam 12-an sampai pukul empat petang nanti. Ada sesuatu di tanah itu yang mereka hisap,” ujar Yusri Syam, seorang peneliti kupu-kupu di Rohul yang hari itu mendampin- gi tim. Pesona kupu-kupu di Rohul kini memang tengah digesa. Bahkan tak jauh dari sungai tempat kami men- gamati kupu-kupu tersebut, telah dibangun pusat informasi kupu- kupu Sumatera lengkap dengan penangkarannya. Tepatnya berada di objek wisata air panas Hapana- san, Desa Sialang Jaya, Kecamatan Rambah, sekitar 9 Km dari pusat kota Pasirpengaraian, ibu kota Kabupaten Rohul. Menurut Kabid Pariwisata Rohul Zainal Abidin, yang hari itu turut mendampingi tim, kekayaan kupu- kupu yang dimiliki daerah itu, kini telah dijadikan objek wisata. Khususnya untuk memperkaya ob- jek wisata air panas di tempat itu. Itulah sebabnya melalui dana Anggaran Pendapatan Belanja Daer- ah (APBD) Rohul tahun 2009 diban- gun pusat informasi kupu-kupu. Bangunannya menyerupai bentuk kupu-kupu. Di dalamnya berisi lengkap infor- masi tentang kupu-kupu lengkap dengan penamaannya dalam bahasa daerah Rokan. Terdapat juga di dalamnya koleksi awetan kupu-kupu. Beberapa di antaranya merupakan spesies langka dan dilindungi. Misal- nya spesies Trogonoptera, Idea sp, Papilionidae, dan Brokiana Sp. Tahun 2010, tambahnya, atas bantuan Dinas Kebudayaan, Kese- nian dan Pariwisata (Disbudseni- par) Provinsi Riau, dibangunkan pula tempat penangkaran kupu- kupu tepat di sampingnya. Ukuran 8 x 12 meter. Namun karena masih baru, belum ada kupu-kupu yang ditangkarkan di tempat itu. Tempat penangkaran itu baru saja ditanami beberapa jenis tumbuhan yang menjadi pakan bagi ulat kupu-kupu dan tumbuhan berbunga yang men- jadi tempat menghisap nectar bagi kupu-kupu dewasa (imago). Objek wisata kupu-kupu itu di- rintis oleh Yusri Syam, staf Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Rohul, sejak tahun 2003 lalu. Kegiatan itu diawali karena suatu kebetulan karena saat pulang kampung men- gantar istrinya yang orang Sulawesi Selatan. Di sana dia mengunjungi Taman Nasional Bantimurung Bu- lusaraung (TNBB), terkenal sebagai Kerajaan Kupu-kupu (habitat kupu- kupu, red). Selain itu, Yusri juga mengaku sangat cinta pada lingkungan hidup dan kelestarian budaya di tanah kelahirannya, Negeri Seribu Suluk, julukan bagi Kabupaten Rohul. Oleh karena itu baginya melestarikan kupu-kupu sama halnya dengan melestarikan lingkungan dan bu- daya. Pasalnya kelimpahan kupu- kupu menjadi pertanda lingkungan di sekitarnya masih baik. “Jika lingkungan rusak, maka kebudayaan akan hilang. Misalnya ketika hutan rusak, atau sungai ru- sak, maka banyak kegiatan adat tidak dapat dilaksanakan. Karena prasarana dan sarananya terganggu. Jadi bukan moderisasi yang meng- hilangkan kebudayaan,” ujarnya. Lebih jauh, tentang kupu-kupu sebagai indikator kelestarian lingkun- gan diterangkannya lewat pernyataan bahwa kupu-kupu merupakan her- bivora spesialis. Keragamannya men- jadi bertanda keragaman jenis tumbu- han tempat itu. Bila ada 200 jenis kupu-kupu di tempat itu, maka bisa dipastikan ada 200 jenis pula jenis tumbuhan di tempat itu. Pasalnya ulat kupu-kupu hanya memakan satu je- nis tanaman sebagai pakannya. “Saya pernah membuktikan, memberikan pakan lain pada ulat kupu-kupu. Terbukti ulat itu mati. Jadi kalau kita melihat ada satu je- nis kupu-kupu dan tahu tumbuhan yang jadi pakan ulatnya, maka tam- pan melihat tumbuhannya, kita bisa tahu dalam raidus 3 Km di tempat itu bisa ditemukan jenis tanaman tersebut,” jelas pria kelahiran 10 Februari 1972 itu. Sementara kaitannya dengan ke- budayaan, menurutnya kupu-kupu merupakan intaian atau pertanda (sarana informasi) bagi masyarakat Rokan. Baik di bidang pertanian, cuaca, perubahan alam, ramalan, mistik, dan lain sebagainya. Misalnya, jika kupu-kupu mun- cul di rumah maka itu menandakan ada sesuatu yang terjadi dalam ke- hidupan seseorang, keluarga atau- pun diri yang melihatnya. Contoh lainnya misalnya kupu-kupu di hala- man, itu menandakan keadaan hari ataupun suasana tamu yang meny- enangkan dan memberikan keba- hagian di sekitar rumah. Itu bisa pula diartikan murah reski atau ada jalan keluar dari suatu masalah. Selain itu, dia menyebutkan bah- wa pusat informasi kupu-kupu yang ada di Hapanasan merupakan me- dia edukasi cinta lingkungan kepa- da anak-anak. “Jadi kita memasuk- kan aspek-aspek lingkungan tidak dengan teori belaka. Tetapi lewat praktek langsung kepada generasi muda. Di sini mereka melihat bah- wa kupu-kupu membutuhkan pa- kan tertentu untuk bisa hidup. Oleh karena itu kelestarian hutan dan aneka jenis tanaman menjadi pe- nentu mati hidupnya kupu-kupu,” terang pria berkulit hitam manis itu. Menurut Suhara dari Jurusan Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dalam makalahnya tentang Ordo Lepidoptera, kupu- kupu memiliki nilai penting dalam berbagai kehidupan. Baik, nilai ekonomi, ekologi, endemisme, kon- servasi, estetika, pendidikan dan nilai budaya. Nilai penting ekonomi terlihat dari beberapa jenis kupu-kupu yang mempunyai harga jual di pasaran cukup tinggi. Bukan hanya imagon- ya yang dapat dijual dalam bentuk cendera mata, tetapi juga kepom- pongnya. Bahkan kepompong me- miliki nilai ekspor yang cukup ting- gi. Saat ini kepompong beberapa je- nis kupu-kupu tertentu telah di ek- por ke pasaran internasional, teru- tama ke Inggris. Di negara tujuan, ke- pompong itu dimasukkan ke taman kupu-kupu untuk dipertontonkan ke- pada pengunjung, bagaimana spek- takulernya imago yang sedang keluar dari kepompong. Namun nilai ekonomi itu juga menjadi ancaman bagi kehidupan kupu-kupu di alam. Mengingat masyarakat melakukan pemanenan tanpa melakukan pertimbangan ter- hadap pertumbuhan populasi dari jenis kupu-kupu yang laku‘dijual di pasaran. Dari segi ekologi, kupu-kupu san- gat penting, karena melakukan pol- linasi terhadap tumbuhan tertentu. Selanjutnya kupu-kupu memiliki nilai pendidikan karena para pela- jar dan mahasiswa dapat melakukan penelitian terhadap berbagai aspek kupu-kupu tersebut. Masih banyak masalah yang mempengaruhi ke- hidupan kupu-kupu yang belum diketahui, seperti jenis pakan ulat dari setiap jenis kupu-kupu. Untuk nilai konservasi karena be- berapa jenis kupu-kupu terancam punah. Hal ini juga berlaku bagi je- nis kupu-kupu endemik, terutama yang statusnya endemik lokal. Jenis- jenis yang masuk dalam kedua kate- gori tersebut, mempunyai nilai kon- servasi yang sangat tinggi, sehingga memiliki nilai perioritas utama untuk di konservasi dan dilindungi. Terakhir nilai budaya. Menurut- nya, masyarakat sekitar Bantimu- rung (TNBB) Sulawesi Selatan telah lama memanfaatkan sumberdaya kupu-kupu, baik untuk dijual atau sekedar dijadikan hiasan. Bahkan akhir-akhir ini, masyarakat telah mempu membuat souvenir dari sayap kupu-kupu yang disusun dalam bentuk dekoratif dan bernilai senih yang indah. Sementara itu di Rohul, nilai bu- daya yang dikembangkan oleh Yus- ri Syam adalah tentang etnozoolo- gist-nya. Etnozoologi adalah pe- namaan ilmiah penggunaan serta hubungan budaya antara hewan dan manusia suatu suku bangsa. Yusri Syam yang dibantu oleh Taslim F (Etnozoologist Rohul) te- lah membukukan tentang penama- an berbagai kupu-kupu dalam ba- hasa Rokan.*** SAID MUFTI/RIAU POS

Upload: rindra-yasin

Post on 19-Mar-2016

234 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Erdeka.com Riau Pos For Us bentuk keprulian terhadpa lingkungan

TRANSCRIPT

Page 1: Riau Pos For Us

33AHAD 13 FEBRUARI 2011

Riau Pos

Kisah Ndit (burung Serindit , maskot fauna Riau) dan Tambun (anak gajah Sumatera)

Kegembiraan Ndit dan Mbun

AWETAN KUPU-KUPU: Berbagai jenis kupu-kupu koleksi Pusat InformasiKupu-kupu Sumatera yang bertempat di objek wisata Hapanasan, KecamatanRambah, Kabupaten Rokan Hulu.

Popehramu Menari di Bibir SungaiDi Negeri Seribu Suluk, mata

Anda bisa dibuat terpesona olehcantiknya kupu-kupu yang

menari di bibir sungai. Ataumelihat cantiknya koleksi awetan

serangga bersayap indah diPusat Informasi Kupu-kupu

Sumatera.

Laporan ANDI NOVIRIYANTI,[email protected]

TIBA-TIBA saja sekelompok kupu-kupu aneka warna berhamburanterbang dari bibir Sungai Suaman,Kecamatan Rambah, KabupatenRohul, Rabu (9/2) siang. Makhlukcantik bernama lokal Popehramu itusepertinya sedikit terusik melihatkehadiran tim Riau Pos For Us yangmemang tengah mencari-cari ke-beradaannya. Pinggiran sungai itukerap dikabarkan tempat kupu-kupu hinggap.

Melihat kupu-kupu yang ber-hamburan itu, tim pun memilihduduk diam tenang sembari men-gamatinya dengan jarak sekitar tigameter. Kupu-kupu yang terbang tadipun melayang terbang seakan-akanmenari dan kembali hinggap di bi-bir sungai. Sepertinya asyik meng-isap sesuatu dari atas tanah.

“Itu kelompok kupu-kupu jantan.Biasanya mereka keluar di siang haridari jam 12-an sampai pukul empatpetang nanti. Ada sesuatu di tanahitu yang mereka hisap,” ujar YusriSyam, seorang peneliti kupu-kupudi Rohul yang hari itu mendampin-gi tim.

Pesona kupu-kupu di Rohul kini

memang tengah digesa. Bahkan takjauh dari sungai tempat kami men-gamati kupu-kupu tersebut, telahdibangun pusat informasi kupu-kupu Sumatera lengkap denganpenangkarannya. Tepatnya beradadi objek wisata air panas Hapana-san, Desa Sialang Jaya, KecamatanRambah, sekitar 9 Km dari pusatkota Pasirpengaraian, ibu kotaKabupaten Rohul.

Menurut Kabid Pariwisata RohulZainal Abidin, yang hari itu turutmendampingi tim, kekayaan kupu-kupu yang dimiliki daerah itu, kinitelah dijadikan objek wisata.Khususnya untuk memperkaya ob-jek wisata air panas di tempat itu.

Itulah sebabnya melalui danaAnggaran Pendapatan Belanja Daer-ah (APBD) Rohul tahun 2009 diban-gun pusat informasi kupu-kupu.Bangunannya menyerupai bentukkupu-kupu.

Di dalamnya berisi lengkap infor-masi tentang kupu-kupu lengkapdengan penamaannya dalam bahasadaerah Rokan. Terdapat juga didalamnya koleksi awetan kupu-kupu.Beberapa di antaranya merupakanspesies langka dan dilindungi. Misal-nya spesies Trogonoptera, Idea sp,Papilionidae, dan Brokiana Sp.

Tahun 2010, tambahnya, atasbantuan Dinas Kebudayaan, Kese-nian dan Pariwisata (Disbudseni-par) Provinsi Riau, dibangunkanpula tempat penangkaran kupu-kupu tepat di sampingnya. Ukuran8 x 12 meter. Namun karena masihbaru, belum ada kupu-kupu yangditangkarkan di tempat itu. Tempatpenangkaran itu baru saja ditanami

beberapa jenis tumbuhan yangmenjadi pakan bagi ulat kupu-kupudan tumbuhan berbunga yang men-jadi tempat menghisap nectar bagikupu-kupu dewasa (imago).

Objek wisata kupu-kupu itu di-rintis oleh Yusri Syam, staf DinasPariwisata dan Kebudayaan Rohul,sejak tahun 2003 lalu. Kegiatan itudiawali karena suatu kebetulankarena saat pulang kampung men-gantar istrinya yang orang SulawesiSelatan. Di sana dia mengunjungiTaman Nasional Bantimurung Bu-lusaraung (TNBB), terkenal sebagaiKerajaan Kupu-kupu (habitat kupu-kupu, red).

Selain itu, Yusri juga mengakusangat cinta pada lingkungan hidupdan kelestarian budaya di tanahkelahirannya, Negeri Seribu Suluk,julukan bagi Kabupaten Rohul. Olehkarena itu baginya melestarikankupu-kupu sama halnya denganmelestarikan lingkungan dan bu-daya. Pasalnya kelimpahan kupu-kupu menjadi pertanda lingkungandi sekitarnya masih baik.

“Jika lingkungan rusak, makakebudayaan akan hilang. Misalnyaketika hutan rusak, atau sungai ru-sak, maka banyak kegiatan adattidak dapat dilaksanakan. Karenaprasarana dan sarananya terganggu.Jadi bukan moderisasi yang meng-hilangkan kebudayaan,” ujarnya.

Lebih jauh, tentang kupu-kupusebagai indikator kelestarian lingkun-gan diterangkannya lewat pernyataanbahwa kupu-kupu merupakan her-bivora spesialis. Keragamannya men-jadi bertanda keragaman jenis tumbu-han tempat itu. Bila ada 200 jenis

kupu-kupu di tempat itu, maka bisadipastikan ada 200 jenis pula jenistumbuhan di tempat itu. Pasalnya ulatkupu-kupu hanya memakan satu je-nis tanaman sebagai pakannya.

“Saya pernah membuktikan,memberikan pakan lain pada ulatkupu-kupu. Terbukti ulat itu mati.Jadi kalau kita melihat ada satu je-nis kupu-kupu dan tahu tumbuhanyang jadi pakan ulatnya, maka tam-pan melihat tumbuhannya, kita bisatahu dalam raidus 3 Km di tempatitu bisa ditemukan jenis tanamantersebut,” jelas pria kelahiran 10Februari 1972 itu.

Sementara kaitannya dengan ke-budayaan, menurutnya kupu-kupumerupakan intaian atau pertanda(sarana informasi) bagi masyarakatRokan. Baik di bidang pertanian,cuaca, perubahan alam, ramalan,mistik, dan lain sebagainya.

Misalnya, jika kupu-kupu mun-cul di rumah maka itu menandakanada sesuatu yang terjadi dalam ke-hidupan seseorang, keluarga atau-pun diri yang melihatnya. Contohlainnya misalnya kupu-kupu di hala-man, itu menandakan keadaan hariataupun suasana tamu yang meny-enangkan dan memberikan keba-hagian di sekitar rumah. Itu bisapula diartikan murah reski atau adajalan keluar dari suatu masalah.

Selain itu, dia menyebutkan bah-wa pusat informasi kupu-kupu yangada di Hapanasan merupakan me-dia edukasi cinta lingkungan kepa-da anak-anak. “Jadi kita memasuk-kan aspek-aspek lingkungan tidakdengan teori belaka. Tetapi lewatpraktek langsung kepada generasi

muda. Di sini mereka melihat bah-wa kupu-kupu membutuhkan pa-kan tertentu untuk bisa hidup. Olehkarena itu kelestarian hutan dananeka jenis tanaman menjadi pe-nentu mati hidupnya kupu-kupu,”terang pria berkulit hitam manis itu.

Menurut Suhara dari JurusanPendidikan Universitas PendidikanIndonesia (UPI) dalam makalahnyatentang Ordo Lepidoptera, kupu-kupu memiliki nilai penting dalamberbagai kehidupan. Baik, nilaiekonomi, ekologi, endemisme, kon-servasi, estetika, pendidikan dannilai budaya.

Nilai penting ekonomi terlihatdari beberapa jenis kupu-kupu yangmempunyai harga jual di pasarancukup tinggi. Bukan hanya imagon-ya yang dapat dijual dalam bentukcendera mata, tetapi juga kepom-pongnya. Bahkan kepompong me-miliki nilai ekspor yang cukup ting-gi. Saat ini kepompong beberapa je-nis kupu-kupu tertentu telah di ek-por ke pasaran internasional, teru-tama ke Inggris. Di negara tujuan, ke-pompong itu dimasukkan ke tamankupu-kupu untuk dipertontonkan ke-pada pengunjung, bagaimana spek-takulernya imago yang sedang keluardari kepompong.

Namun nilai ekonomi itu jugamenjadi ancaman bagi kehidupankupu-kupu di alam. Mengingatmasyarakat melakukan pemanenantanpa melakukan pertimbangan ter-hadap pertumbuhan populasi darijenis kupu-kupu yang laku‘dijual dipasaran.

Dari segi ekologi, kupu-kupu san-gat penting, karena melakukan pol-

linasi terhadap tumbuhan tertentu.Selanjutnya kupu-kupu memilikinilai pendidikan karena para pela-jar dan mahasiswa dapat melakukanpenelitian terhadap berbagai aspekkupu-kupu tersebut. Masih banyakmasalah yang mempengaruhi ke-hidupan kupu-kupu yang belumdiketahui, seperti jenis pakan ulatdari setiap jenis kupu-kupu.

Untuk nilai konservasi karena be-berapa jenis kupu-kupu terancampunah. Hal ini juga berlaku bagi je-nis kupu-kupu endemik, terutamayang statusnya endemik lokal. Jenis-jenis yang masuk dalam kedua kate-gori tersebut, mempunyai nilai kon-servasi yang sangat tinggi, sehinggamemiliki nilai perioritas utama untukdi konservasi dan dilindungi.

Terakhir nilai budaya. Menurut-nya, masyarakat sekitar Bantimu-rung (TNBB) Sulawesi Selatan telahlama memanfaatkan sumberdayakupu-kupu, baik untuk dijual atausekedar dijadikan hiasan. Bahkanakhir-akhir ini, masyarakat telahmempu membuat souvenir darisayap kupu-kupu yang disusundalam bentuk dekoratif dan bernilaisenih yang indah.

Sementara itu di Rohul, nilai bu-daya yang dikembangkan oleh Yus-ri Syam adalah tentang etnozoolo-gist-nya. Etnozoologi adalah pe-namaan ilmiah penggunaan sertahubungan budaya antara hewan danmanusia suatu suku bangsa.

Yusri Syam yang dibantu olehTaslim F (Etnozoologist Rohul) te-lah membukukan tentang penama-an berbagai kupu-kupu dalam ba-hasa Rokan.***

SAID MUFTI/RIAU POS

Page 2: Riau Pos For Us

SAVE THE EARTHRiau PosHALAMAN 34

AHAD13 FEBRUARI 2010

Menyelamatkan Lingkungan demi Masa Depan

���

������

���

�� ��

�����

����������������� ��0''�� �1�� � �� � 2 ��������� ������ ���������2� �� ��� ������ ���)������ ����� ��2� ��1����� � ����� ����� ����������� �(��� ��9� ����������� ���� � �:�� �)1��

��������� ��

Mahasiswa UI pedulilingkungan dan civitas

akademikaKomunitas Hijau

bergabung bersatubersama membangun UI

Mewujudkan UI pedulilingkungan bersama GCUI.

Kami hadir untuklingkungan yang hijau

Green Community UI.

SEPENGGAL lirik dari marssebuah komunitas yang beru-mur genap satu tahun padatanggal 25 Januari 2011 lalumerupakan penyemangat ko-munitas bernama Green Com-munity University of Indonesia(GCUI). Umur tersebut masihseperti jagung yang baru tum-buh dengan dua pucuk daun hi-jaunya. Walaupun usianya ma-sih seumur jagung, tetapi ko-munitas ini telah banyak me-lakukan kontribusi terhadaplingkungan dengan kegiatan-kegiatan penghijauannya. Baikuntuk para mahasiswa danlingkungan di sekitaran kam-pus, maupun kepada masya-rakat di luar kampus. .

GCUI merupakan organisa-si pemerhati lingkungan yangbersifat tanpa kekerasan dan in-dependen dari politik. GCUIsendiri beranggotakan maha-siswa serta alumni UniversitasIndonesia. Saat ini jumlah ang-

Burung Punah, BungaMenghilangKEPUNAHAN burung ternyata bisa memicukepunahan tanaman berbunga. sebab beberapa tanamanbunga ternyata sangat bergantung pada burung untukmembantu proses penyerbukannya. Jika burung absen,maka proses pernyerbukan yang mengawaliperkembangbiakan terganggu dan akhirnya akan memicukepunahan.

Fakta tersebut telah dijumpai pada herbaRhabdothamnus solandri yang banyak hidup di wilayahNorth Island, Selandia Baru. Populasi tanaman herbatersebut menurun drastis sejak hilangnya dua spesiesburung dari wilayah itu, yakni Anthornis melanura danNotiomystis cincta. Dua spesies tersebut punah setelahtikus diintroduksi pada tahun 1870 dan menjadipemangsanya. Bahkan ketika dilakukan penyerbukanbantuan oleh para ilmuwan ditemukan fakta bahwatanaman yang dihasilkan lebih kecil, biji yang dihasilkan84 lebih sedikit dan adanya rasio ketidak seimbanganantara populasi muda dan tua.

Hal tersebut membuktikan bahwa penyerbukan buatantidak membantu bunga untuk terserbuki dengan baik,meskipun bisa. Pakar burung dari UniversitasQueensland di Brisbane, Australia, Martin Maron,mengatakan bahwa kejadian tersebut menggambarkanpentingnya peran burung. Kepunahan burung tidakhanya kehilangan satu spesies dari muka bumi.Kehilangan spesies kunci di area tertentu bisa membuatekosistem kolap.(int/tya-gsj/new)

Ikan MenghilangNELAYAN di Pekalongan, Utara Pulau Jawa, kelabakankarena hasil tangkapan ikan sangat berkurang dari padabiasanya. Jika biasanya nelayan bisa menangkapsebanyak 53 ton ikan pertahunnya, namun, tahun ininelayan hanya mampu menangkap ikan sebanyak 18 ton.Penurunan hasil tangkapan ikan yang sangat drastis inimenurut R Eduard D, perwakilan Dinas Pertanian,Peternakan dan Kelautan Pekalongan, disebabkan olehtingkat eksploitasi ikan yang berlebihan, bahkanpenangkapan ikan yang sedang bertelur dan masihberukuran kecilpun kerap terjadi. Pekalongan pernahmenjadi penghasil ikan tertinggi se-Asia Tenggara. Kiniposisi Pekalongan adalah nomor 4 se-Indonesia. Nomor 1kini diduduki oleh Pati. Nah lho, sekarang tahukan siapayang memulai? (int/tya-gsj/new)

Mahkota Dewa PenaklukPenyakit DalamMAHKOTA Dewa (Phaleriae Fructus) merupakantanaman perdu yang batang, daun, dan buahnya sangatampuh untuk menaklukkan berbagai penyakit karenamengandung antioksidan yang tinggi, namun bijinyasangat beracun.

Tanaman ini merupakan tanaman obat yang sedangpopular karena daun dan buahnya dianggap mampumenyembuhkan berbagai macam penyakit. Diantaranyatekanan darah tinggi, diabetes, lever, kanker, sakitjantung, kencing manis, asam urat, reumatik, ginjal,alergi, berbagai macam penyakit kulit, mengatasiketergantungan obat, insomnia, paru-paru, sirosis hati,meningkatkan stamina dan ketahanan terhadapinfluenza.

Daun dan kulit buah mahkotadewa mengandungsenyawa saponin dan flavonoid, yang masing-masingmemiliki efek antialergi dan antihistamin. Untukmengolahnya jadi obat pun sangat gampang. Cumadengan menyeduh teh racik terbuat dari kulit dan dagingbuah, cangkang buah, atau daunnya, bahan obat alami inipun siap dipakai. Kalau tidak menghendaki rasapahitnya, kita bisa mengolahnya menjadi ramuan instan.Rasanya ditanggung lebih sedap tanpa mengurangikhasiat.(int/tya-gsj/new)

gota GCUI menembus angka 300.Angka yang sangat besar untuksebuah komunitas yang usianyamasih muda. Sebagaimana jum-lah anggotanya yang fantastis,GCUI pun telah dan akan terusmelakukan berbagai kegiatan un-tuk mewujudkan kehidupan selu-ruh civitas akademika UniversitasIndonesia yang berbasis lingkun-gan yang tidak lain merupakanvisi khusus dari komunitas ini.

Green Community UI terdiridari tiga departemen. Departe-men yang pertama adalah Pe-ngembangan Internal. Departe-men ini bertanggung jawab untukmengembangkan model pembi-naan yang aplikatif dan berwa-wasan lingkungan kepada anggo-ta GCUI. Salah satu program ker-janya adalah mengadakan capac-ity building dengan tema “Pen-gelolaan Limbah Padat” yang ber-tujuan untuk melengkapi anggo-ta GCUI dengan pengetahuanmendalam mengenai pengelo-laan sampah.

Departemen yang kedua ad-alah riset. Berbagai kegiatan yangtelah diadakan departemen risetantara lain kampanye Ozon dipusat-pusat perbelanjaan, EarthHour WWF, kampanye Hari Air,riset sampah di lingkungan UI,dan masih banyak lagi. Salah satuyang paling menarik adalah “Bre-athe the World”. Kegiatan inimengajak anggota GCUI maupunmahasiswa UI lainnya untuk ber-

gabung bersama melakukanpenanaman bakau di kepu-lauan Seribu. Yang membeda-kan kegiatan ini dari kegiatan-kegiatan lain yang serupa ad-alah GCUI bukan hanya me-lakukan penanaman bakau,melainkan juga penyuluhankepada penduduk setempatmengenai cara merawat danmenjaga bakau serta men-genai pemanfaatan pohonbakau itu sendiri. Misalnya,GCUI memberikan penyulu-han kepada penduduk setem-pat bagaimana caranya men-gelola buah bakau menjadipermen. Pemberian penge-tahuan dan wawasan tersebutdimaksudkan agar penduduksetempat semakin giat danberperan aktif dalam perawa-tan dan penjagaan pohonbakau, baik yang sudah adamaupun yang baru akan di-tanam oleh GCUI.

Departemen yang terakhiradalah Hubungan Masya-rakat. Sesuai dengan naman-ya, departemen ini bertang-gung jawab untuk menjalinhubungan antara GCUI den-gan organisasi-organisasi li-ngkungan hidup lainnya. Takheran, di tahun pertamanya,GCUI telah berhasil menjalinhubungan bahkan kerja samadengan berbagai organisasilingkungan, seperti Kementri-an Lingkungan Hidup, Green-

Peace, WWF, Walhi, maupundengan berbagai komunitaslingkungan yang bergerak diuniversitas-universitas maupundaerah tertentu.

Di tahun 2011 ini pun GCUIkembali hadir untuk melakukangebrakan-gebrakan baru, seper-ti menerbitkan electronic mag-azine tentang lingkungan, sem-inar serta pencerdasan men-genai isu-isu lingkungan, danmasih banyak kegiatan lainnya.GCUI berharap kegiatan-kegia-

ISTIMEWA

FOTO BERSAMA: Pengurus dan anggota GCUI berfotobersama setelah melakukan aksi lingkungan.

INTERNET

MAHKOTA DEWA: Tumbuhan Mahkota Dewadipercayai bisa mengobati berbagai macampenyakit dalam.

Amanah RamadiahKetua Umum GreenCommunity UI 2011

tan yang telah maupun akan di-lakukan tersebut akan mem-berikan sumbangsih kepadalingkungan agar kembali men-jadi hijau. Mari bersama kitateriakkan jargon: GCUI! Tahu,Peduli, Beraksi! Salam kami un-tuk semua komunitas hijau In-donesia.***

Mahasiswa Peduli Lingkungan

Riau Pintu Gerbang ElangSetiap musim dingin antara

September hingga November,sekitar 10.000 ekor elang (Milvus

migrans) perharinya mengunjungiPulau Rupat, Riau. Pulau kecil ini

menjadi pintu gerbang masukelang ke Indonesia, untuk

menghindari musim dingin dankekurangan makanan yang terjadi

di Asia bagian timur. Bisadibayangkan, jika Rupat hancur

maka kehidupan elang juga turutmigran di negara ini.

Laporan ANDI NOVIRIYANTI, [email protected]

SESUAI namanya halimun tipis senan-tiasa menyelimuti kawasan Taman Na-sional Gunung Halimun Salak (TNGHS).Hutan alam yang membentang mencip-takan harmonisasi yang sangat menak-jubkan mulai dari kaki Gunung Salaksampai puncaknya. Sesekali pekikanElang hitam (Ictinaetus Malayensis)membangunkan kesunyian basscampSuaka Elang, Gunung Halimun Salak,Bogor, Jawa Barat (5/2) tempat RiauPos, Humas PT Chevron Pasific Indone-sia (CPI), Chevron Geothermal Salak(CGS), Lembaga Suaka Elang dan Rap-tor Indonesia (Rain) mengenal lebih de-kat kehidupan elang dan peran PulauRupat di dalamnya.

“Rupat memiliki arti penting bagiimigrasi elang yang dilakukan setiaptahun pada musim dingin (September-November, red). Jika Rupat hancur,maka kehidupan raptor juga terancammusnah,” ungkap Gunawan, DirekturSuaka Elang. di kawasan konservasielang, Taman Nasional Gunung Hal-imun Salak (TNGHS), Bogor, Jawa Bar-at.

Elang membutuhkan thermal (panas)untuk mampu terbang dengan tinggi dantangkas. “Burung ini juga sangat efisiendalam menggunakan energinya saat ter-bang,” kata Gunawan. Oleh karena itu,elang mencari pulau-pulau dengan jar-ak yang dekat dalam lintasan imigrasin-ya. Pulau Rupat merupakan pulau yangdekat dengan parairan (laut) dan Tan-jung tuan di Malaysia. Sehingga pulauini merupakan tempat ideal bagi elangmenambah energi setelah terbang seki-an jauh dan lama, sebelum menuju daer-ah, tempatnya menghabiskan masa set-iap musim dingin (wintering area).

Rupat (1.500 kilometer persegi)merupakan sebuah pulau kecil yang ter-letak di Kabupaten Bengkalis, Riau. Pu-lau ini yang menjadi pintu gerbang ma-suknya raptor (burung pemangsa) ke In-donesia untuk mencari wintering areaguna menghindari musim dingin dankekurangan makanan. Hingga kemudi-an kembali lagi pada Februari-Maretmenuju tempat asalnya, Cina, Jepangdan Siberia.

Sama seperti manusia, elang merupa-kan hewan tipe perantau (baca migrasi)meskipun ada sebagian yang menetapkemudian menjadi hewan endemik.

“Sebanyak 19 dari 56 jenis elang diAsia yang melakukan imigrasi terlihat diPulau Rupat, Riau, untuk memasuki In-donesia menuju daerah-daerah panasseperti Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Teng-gara dan Kalimantan,” ujar ketua Rap-tor Indonesia (RAIN), Zaini Rakhman.

Zaini juga menambahkan bahwa adalima jenis elang yang terlihat paling

umum dalam imigrasi yang dinamakandengan eastern island corridor (koridorpulau-pulau pasifik) tersebut. Merekaadalah elang hitam (Ictinaetus malay-ensis Temminck), Sikep Madu Asia (Per-nis ptilorhynchus), elang alap Nipon(Accipiter gularis), elang alap China (Ac-cipiter soloensis) dan elang alap petala-bu (Accipiter poliocephalus).

Mengenal Elang JawaSelain elang migran terdapat pula

elang menetap. Gunawan menyebutkan,elang penetap misalnya elang jawa(spizeatus bartelsi), yang saat ini meru-pakan hewan endemik di TNGHS. “Bah-kan elang jawa telah ditetapka sebagaisymbol nasional yaitu Garuda, berdasar-kan peraturan pemerintah nomor 4tahun 1999,” ungkapnya.

Elang jawa ini tidak berimigrasi danmenetap di hutan-hutan Pulau Jawa, se-mentara elang imigrasi akan terbang ke-berbagai wilayah di Indonesia sesuaidengan tujuan dan tempat habitatnyahingga kembali lagi daerah asalnya.Sebab itu, Gunawan dan teman-teman-nya di Lembaga Suaka Elang terlihatsangat wanti-wanti sekali kepada tim

Riau Pos yang berkunjung ketika untukmengontrol habitat elang di Rupat.

Peran elang sangat penting sebagaipenyeimbang ekosistem. “Sebab, elangmenempati tingkat teratas dari eko-sistem, sehingga perannya sebagaipenyeimbang ekosistem sangat pent-ing,” jelas Gunawan. Sehingga kehidu-pan elang sangat perlu untuk dijaga dandi kontrol.

Namun tingkat eksploitasi hutan se-bagai habitat elang yang sangat tinggi,maka pada 21 November 2007 terben-tuklah Suaka Elang atau Raptor Sanc-tuary. Ditandai dengan penandatanga-nan MoU dari 12 pihak yaitu pemerin-tah, LSM dan perusahaan. Dari pihakpemerintah yakni meliputi taman na-sional gunung halimun salak, taman na-sional gunung gede pangrango, BKSDAJawa Barat, Pusat Penelitian dan Pe-ngembangan Kehutanan dan Konserva-si Alam. Lalu dari pihak LSM ada Rap-tor Indonesia (RAIN), PILI-NGO Move-ment, Pusat Penyelamatan Satwa Ci-kananga, Raptor Conservation Society(RCS), dan mata ELANG. Dari pihakswasta ada Chevron Indonesia yang ikutmenjadi founding member.

“Awalnya kami hanya ingin menye-lamatkan spesies elang Jawa saja, kare-na selain sudah sangat langka, elang jawajuga terkenal dengan bentuknya yangcantik, namun melihat kondisi jeniselang lainnya yang sudah mulai punah,tidak mungkin kan kita harus menung-gu cantik dulu, baru kita selamatkan,”ujar Gunawan, Direktur Suaka Elang.

Suaka Elang yang berada di dalamwilayah taman nasional berbatasan den-gan wilayah adminstrasi kampung Loji,Desa Pasir Jaya, Kecamatan Cigombong,Bogor Jawa Barat ini memiliki bebera-pa fasilitas yaitu information centre yangdibangun oleh pemerintah taman na-sional gunung halimun salak, beberapakandang yakni kandang transit, kan-dang display, dan pre release cages yangdibangun oleh Chevron Indonesia. Ke-mudian habitation cage yang didukungoleh International Animal Rescue (IAR)Indonesia.

Saat ini ada dua ekor elang yang siapuntuk di lepasliarkan, yakni seekor elangJawa dan seekor elang Brontok. Khususuntuk Elang Brontok (Spizeatus cirrha-tus) pihak Suaka masih belum memu-tuskan akan dilepaskan di daerah mana,

mengingat spesies elang tersebut jikadilepas di Jawa akan menjadi kompeti-tor yang menghambat populasi ElangJawa.

“Elang Brontok dan elang Jawa meru-pakan dua spesies yang berasal dari ge-nus yang sama yaitu spezaitus, sehinggamereka memiliki pola konsumsi yangsama. Hanya saja populasi elang Bron-tok lebih banyak dibanding elang Jawasehingga di alam bebas mereka akanmenjadi kompetitor,” kata Gunawan.

“Selain itu Elang Jawa butuh 70 per-sen hutan alami, sedangkan Elang Bron-tok hanya butuh 30 persen hutan yangalami, sisanya bisa saja hutan produksiatau perkebunan,” lanjut laki-laki yangmenjadi volunter di Suaka Elang terse-but.

Cara hidup elang Jawa yang pemilihmenyebabkannya menjadi langka, selainitu Elang Jawa juga hanya bertelur duatahun sekali dengan jumlah paling ban-yak dua butir, namun dalam perkemban-gannya biasanya hanya satu butir yangbisa menetas dan tumbuh menjadi elangbaru. Dan sampai saat ini belum ditemu-kan cara yang efektif untuk mengem-bangbiakkan elang Jawa dengan carapenyuntikan sperma atau semacamnya.

“Elang Jawa mempunyai ritual yangunik selama masa briding, biasanyamemakan waktu yang cukup lama, elangjantan dan betina akan melewatkan wak-tu dengan terbang bersama-sama sepa-njang hari, berputar-putar di angkasa,dan akhirnya bertelur di sarang yangsama, mereka tidak pernah berpindah-pindah sarang,” terang Gunawan.

Untuk mengenali sarang yang masihdipakai, menurut Gunawan dapat dilihatdari tampilan sarangnya. “Jika adadaun-daun hijau di sarang tersebut,maka hal itu manandakan sarang itumasih aktif,” lanjutnya.

Komitmen Suaka Elang dalam kon-servasi elang bukan hanya sebatas masarehabilitasi namun sampai elang terse-but dilepasliarkan akan selalu di moni-toring selama satu bulan.

“Sebelum di lepas, kami juga selalumengadakan sosialisasi kepada ma-syarakat sehingga masyarakat menge-tahui pentingnya kemerdekaan elangtersebut, sehingga masyarakat tidakakan menganggunya, Jadi,biarkan me-reka tetap berada di habitatnya,” harap-nya. (tya-gsj/new)

ISTIMEWA

SUAKA ELANG: GSJ berfoto bersama di Suaka Elang, Bogor, belum lama ini.

ELANG PARIA : Salah satu jenis ElangParia yang berada di kandang re-habilitasi Suaka Elang Bogor.

INTERNET

BUNGA: Burung dan bunga saling membutuhkanagar tetap bertahan.

INTERNET

NELAYAN: Ikan merupakan salah satu sumberkehidupan bagi masyarakat pesisir. Kepunahanikan muai terjadi di Pekalongan.

Page 3: Riau Pos For Us

Riau PosHALAMAN 35

AHAD13 FEBRUARI 2011 GREEN HOLIC

���

������

���

�� ��

�����

Ari ArdityaNugrahaSMAN 1Pangkalankerinci

?�+ ���?!�+����?"�����0@?2���� �� ������������ ��0''�� � �� ������ " ������� ! �����)���� �� ��� �� � ����� � � ����������1 � ���� �� !��� �� ������ � ���� �)������� ������ ����� ����� � ��2� ��1������������)�,� ! ��" ;����-)��� ����������� ��(��� ��9� ���������� ���� � �:�� �)1��

'�����<"��!6��� ��0''�� ���� ���� �� ������ ��������� ��� ��� � ������� !��)���� �� ��� �� � ����� � � ����������1 � ���� �� !��� �� ������ � ���� �)������ ������ ����� ����� �� �2� ��1������������)�,(�� # ����(;����� # �� �����;����� # -)�� ����������� ��(��� ��9� ���������� ���� � �:�� �)1��

Go Green SchoolSolusi Untuk Hutan Kita

Nur Haris AliMahasiswaJurusanPsikologi UIIYogyakarta

Lumpopeh Suri Anum (Idea Sp), kupu-kupu yang mempunyai gaya terbang sangat lamban.

Ramu Bungu Cindai (Papilo Nepteleus) yang berukuran besar.

Beragam jenis kupu-kupu di tepian Sungai Suaman.Lumpopeh Bosai (Graphium sarpedon) yangbanyak di temui.

Lumpopeh Bosai (Graphium berty cloides) dan Lumpopeh Urang.

Ulat yangkelak akanmenjadikupu-kupu.

Ramu Tirai (Trogon Brookiana Trogon) salah satu yang terlangka.

Dari Toluo menjadi Ulek, Glintong, Lalu PopehramuWARNA warni kupu-kupu berter-bangan tak diam di antara lebatnyahutan di kawasan Wisata Hapana-san, Kabupaten Rokan Hulu (Ro-hul). Di situ juga dapat ditemui Pu-sat Informasi Kupu-kupu dan pe-mandian air panas. Lokasinya tak jauhdari pusat kota Pasirpengaraian.

Puluhan Kupu-kupu tampak ber-

main di tepian air seperti menghisapsesuatu yang manis dari atas tanah.Selain banyak yang berterbangan diantara bunga bunga taman dandedaunan yang berada di kawasanitu, Rohul memiliki keragaman jeniskupu-kupu.

Masyarakat Melayu Hulu menye-but kupu-kupu dengan sebutan

"Popehramu". Berasal dari perpadu-an dari kata "Lumpopeh" dan"Ramu" dengan nama latin Lepi-doptera atau umumnya orang men-genalnya dengan nama kupu-kupu.

Ia hidup dengan cara bermeta-morfosis. Prosesnya unik dan men-jadi pelajaran hidup bagi manusia.Dari sebuah telur (toluo/telur/egg)

beralih ke fisik awal yang berbentukhewan pengerat (ulek/ulat/cartepil-ar) yang menjijikkan. Terus adaproses pendiaman diri dalam wujudkepompong (glintong/kepompong/pupa) sebelum mengubah wujudn-ya menjadi serangga bersayap yangcantik (popehramu/kupu-kupu/Imago) dengan aneka warna.(muf)

BERBICARA masalah keberlang-sungan hidup hutan yang ada dimuka bumi ini, sepertinya semuajawaban sama: sedang mengalamimasa krisis. Permasalahan di sek-tor kehutanan di negara kita pundari tahun ke tahun sepertinya jugabelum membaik. Aktivitas illegallogging, misalnya, masih saja ter-us terjadi di sejumlah tempat di In-donesia.

Kemarin, saya membaca beritadi media massa terkait keberlang-sungan hutan alami yang terjadi ditanah air belakangan ini. Saya sun-guh sangat miris membacanya.Bagaimana tidak? Ambil contohseperti yang terjadi di kawasan te-luk Pandan, Kutai Timur Kaliman-tan Timur (Kaltim).

Di kawasan konservasi lingkun-gan yang masih tersisa di Kaltimitu, terdapat benteng terakhir hu-tan tropis dataran rendah, rusakakibat aktivitas pembalakan liardan pembukaan lahan tanpa izin.Anehnya, aktivitas itu dilakukanoleh puluhan warga setempat.Mereka bahkan, selain melakukankegiatan illegal logging, juga bera-ni bertengger mendirikan tenda-tenda di sekitar lokasi untukmelakukan kegiatan tebang hutansejak pagi hingga sore.

Tak berhenti sampai di situ. Ke-mirisan saya ini pun berlanjut ke-tika saya membaca data yang di-laporkan Walhi (Wahana Lingkun-gan Hidup) bahwa selama tahun2010, lima danau besar yang adadi tanah air tercemar akibat pem-buangan limbah dan kegiatan pe-nambangan

Wajar jika Walhi pun akhirnyaberani memperkirakan, pada

tahun 2011 ini, pencemaran dankerusakan lingkungan akan terusmeningkat hingga mendekati ang-ka 70 persen dibandingkan tahun2010.

Mengapa hal ini bisa terjadi?Menurut saya ada dua faktorpenyebab. Pertama, kurangnya ke-sadaran masyarakat akan dampakyang ditimbulkan dari ulah mere-ka itu sendiri. Kedua, masih lam-batnya tingkat ketanggapan dankecepatan para pemangku jaba-tan dalam menangani kasus-ka-sus pembalakan liar dan pence-maran lingkungan.

Laporan dari Forest Watch In-donesia (FWI) dan Global ForestWatch (GFW) yang berjudul TheState of the Forest: Indonesia,terungkap bahwa 40 persen hu-tan Indonesia telah ditebang se-jak tahun 1950. Kondisi ini san-gat mengkhawatirkan jika terusdibiarkan. Apalagi tahun 2011 ini,Perserikatan Bangsa Bangsa(PBB) telah mendeklarasikan bah-wa tahun 2011 sebagai tahun hu-tan internasional (internationalyear of forest).

Banyak cara sebenarnya yangbisa dilakukan untuk meredampermasalahan di atas, baik olehsetiap individu maupun kelompok.

Pertama, semua lapisanmasyarakat, baik yang ada di daer-ah perhutanan maupun di daerahnon-perhutanan, harus melakukanpenanaman pohon. Dalam hal ini,pemerintah sebagai penyelenggarabisa melakukan sebuah gebrakandengan mengadakan program“satu orang satu pohon.” Bolehmenambahkan jargon-jargon ter-tentu untuk menambah semangat.Lebih lanjut, program penanamanpohon ini bisa dilakukan denganbekerjasama bersama dengansejumlah LSM. Program ini jugabisa diperluas seperti mengada-kan pelatihan kepada para ibuuntuk mengajarkan kepada anak-anak mereka sejak dini, akanpentingkan kesadaran lingkun-gan.

Kedua, memanfaatkan pirantimultimedia seperti blog dan situsjejaring sosial lainnya. Fungsi pi-ranti multimedia ini adalah untukmengaungkan akan pentingnyapelestarian lingkungan saat inidan yang akan datang.

Hal ini bahkan bisa sangatmempermudah solusi pertama diatas. Pemerintah dan LSM takperlu susah-susah, jika memangtak mau susah, untuk mengkam-panyekan program ini. Merekabisa menuliskan ajakan-ajakanuntuk melestarikan dan penyeto-pan atas pencemaran lingkungan.Saya percaya, progam ini akanberjalan sukses jika ada niatandari dalam diri masing-masing.Apalagi, sebagaian besarmasyarakat Indonesia dalam be-berapa tahun belakangan ini mu-lai melek dengan teknologi infor-masi***

SAYA bernama Ari ArdityaNugraha. Saat ini saya tercatat se-bagai siswa kelas X SMA Negeri 1Pangkalankerinci. Saya inginmenceritakan kepada teman-te-man tentang sekolah saya terse-but.

SMA Negeri 1 Pangkalankerin-ci terletak di Pangkalankerinci,Kabupaten Pelalawan. Sekolahkami adalah salah satu sekolahyang menerapkan konsep GoGreen School dalam lini-lini pem-belajarannya. Hal itu terbuktidengan keasrian dan keindahansekolah kami yang ditandai olehberbagai tanaman hijau yang adadiarea sekolah, menghiasisekolah agar senantiasa tampakasri dan sejuk.

Semua itu, juga berkatkepedulian para pelajar SMAN 1Pangkalankerinci yang tergabungdi dalam beberapa organisasi pe-cinta lingkungan dan alam disekolah seperti Pramuka, Kelom-pok Lebah SMAN 1Pangkalankerinci yang disingkatdengan BeeSA, Siswa PencintaLingkungan (Sispala). Dan lagi,sebanyak kurang lebih 30 orangsiswa sekolah kami tergabungdalam komunitas hijau Save TheEarth Foundation (SEFo) RiauPos, yaitu Green Student Jour-nalists (GSJ) dan bebarapa oranglagi yang juga tergabung dalamGreen Student Ambassador(GSA).

Keaktifan siswa-siswi dalamorganisasi-organisasi lingkunganmaupun komunitas hijau tersebuttidak terlepas dari kepeduliankami terhadap lingkungan. Kamijuga merasa bahwa saat ini mulai

jarang ditemui tempat-tempat hi-jau, karena pembangunan yangsemakin gencar dilakukan namuntidak mempedulikan lingkungan-nya. Kami tidak menginginkanhal tersebut terjadi di sekolahkami.

Program Go Green School inisangat didukung oleh para guruSMAN 1 Pangkalankerinci. Salahsatunya adalah Salmiyati. Beliaujuga akrab kami panggil cik Salmi(biar lebih akrab). Cik Salmi ker-ap mengatakan bahwa penghi-jauan atau Go Green School inimerupakan suatu upaya yang san-gat penting dilakukan, karena se-lain untuk memperindah areasekolah agar proses pembelajaranmenjadi nyaman dan sehat jugamengatasi pemanasan globalyang saat ini mengancam bumikita.

Aktivitas hijau di sekolah kamitidak hanya sekedar tentangkeaktifan siswa di organisasi dankomunitas lingkungan, sertadukungan dari para guru. Disekolah SMAN 1 Pangkalankerin-ci, kami juga mulai melakukanberbagai daur ulang sampah.Daur ulang (recycle) tersebut di-lakukan oleh para pelajar yangtergabung dalam organisasi Bee-

SA SMAN 1 Pangkalankerinci. Be-berapa hal yang telah merekalakukan seperti mendaur ulangkembali kertas-kertas yang sudahtidak terpakai menjadi kertasyang bisa digunakan kembali.Agar kertas-kertas tadi menjadibermanfaat lagi dan tidak menja-di sampah yang merugikan danmerusak lingkungan. Sebab se-bagai sebuah sekolah tentu sajabanyak kertas-kertas bekas pem-belajaran yang kemudian menja-di tidak terpakai lagi. Itulah ke-mudian menginspirasi kami un-tuk bergiat dalam kegiatan daurulang kertas bekas tersebut. Tidak hanya itu. SMAN 1Pangkalankerinci juga melakukankegiatan Go Gren School denganmelakukan berbagai kegiatan hi-jau di sekolah-sekolah lain. Keg-iatan tersebut dilakukan melaluikunjungan anggota GSJ, Sispaladan Pramuka keberbagai sekolahdi Kebupaten Pelalawan. Sepertikunjungan dan aksi penanamanpohon yang sudah dilakukan diSMP PGRI Pangkalankerinci.Kegiatan tersebut kami namakandengan aksi hijau dari sekolah kesekolah. Tujuan dari kegiatanpenghijauan dari sekolah kesekolah tersebut tidak lain untukmenciptakan lingkungan sekolahyang asri dan menumbuhkan rasakepedulian terhadap lingkunganbagi semua pelajar yang ada disekolah-sekolah dikabupaten Pel-alawan. Ini merupakan langkahawal bagi SMAN 1 Pangklanker-inci untuk menghijaukan alam In-donesia. Salam kami semua dariSMA Negeri 1 Pangkalankerin-ci***

FOTO-FOTO: SAID MUFTI/RIAU POS

Page 4: Riau Pos For Us

�����������

AHAD13 FEBRUARI 2011

Riau PosHALAMAN 36 JOURNEY

���

������

���

�� ��

�����

� � & �

�"����&���-�'�?�'��������������#44�������������

��������+&���"�'�,"�'����!�+�+��.���!����&�������&!�������' ��������

+����3��������&)���'�<����������!�"�)�!&����3�'������ &!�����9�����3�������� �������������������A����<!����&3���'�+&�0����!�"�����'2��9����&���������&�������&��+��!�����'�����&����'��&;�+��!�<�+

Gemar MenanamHAI sobatsemuanya, Namasaya Aviva IndahLestari. Saat inisaya duduk dibangku kelas VSDN 042 Tampan.Saya sangat sukamenanam, disekolah. Saya danibu guru menanamtanaman sayur-sayuran seperticabai, kangkung,bayam dan sayuranlainnya. Saya jugasuka menanamtanaman pohon. Hal itulah yang sayalakukan untuk menyelamatkanlingkungan. Sebab pohon sangat baikuntuk menyerap air hujan. Jadi pohonharus dijaga dan tidak boleh ditebangsembarangan. Saya juga selalumenghemat pemakaian energi listrikmisalnya tidak meghidupkan lampu disiang hari dan menghemat air. Sayasangat senang melestarikan lingkungankarena lingkungan masa depan kita.***

Jagoan LingkunganNAMA sayaRenaldi Nur Ilahi.Saya adalah siswaKelas IV SDN 042Tampan, umursaya sepuluhtahun. Saya gemarmenanampepohonan dantumbuhan obat-obatan, sebabsekolah sayamemiliki programmenanam ini.Selain itu, saya

juga suka dengan pelajaran mengenailingkungan. Seperti mengenal jenistanaman, serta manfaat dari masing-masing tanaman yang di pelajari.Menanam pohon merupakan hobi saya.Selain itu untuk menghemat energi sayajuga berjalan kaki ke sekolah. Tidakhanya menanam, di rumah saya jugamembantu mama membersihkanpekarangan rumah. Sebab pekaranganyang bersih akan membuat suasanasekitarnya indah Pesan saya kepadateman-teman adalah mari menanampepohonan untuk melestarikan Bumi***.

Hindari Banjir, Yuk!

Pesona anggrek di samping rumah.

Bergantungan di pucuk tertinggi.

Malu-maludi balik daun.

HarmoniHalamanRumah

BERBAGAI macam bungadan buah mampu tumbuh har-moni di pekarangan rumah.Anggrek, mangga dan papayamengikat diri dalam keindahanhijau dan merah jambu nanmenggoda. Pesona cantik danketeduhan terpancar mendamai-kan penghuni rumah. Jadikanhalaman rumah mu sebagai sor-ga bagi bunga dan buahmu. Na-mun, jangan lupa disiram dandiberi pupuk, ya!***

Foto dan Teks:Azwarly Hanef

Lokasi:Halaman Rumah

RenaldiNur Ilah

Aviva IndahLestari

Ponsel Ramah Lingkungan

ANDI NOVIRIYANTI

NURSERY: Rombongan GSJ mengunjungi Nursery, tempat pembibitan pohon yangberada di kawasan Chevron Geothermal Salak.

����������

������������

SETIAP kali hujan turut agak lebat, jalan-jalan dikota Pekanbaru, umumnya selalu tergenang air,hingga menyebabkan banjir sementera. Padahal Kota

Pekanbaru merupa-kan kota yang tengahmempersiapkan dirimenjadi kota me-tropolis. Kondisibanjir yang seringkita alami bisamerusak reputasikota ini. Oleh karenaitui perbaikanlingkungan jugaharus ditingkatkan.Untuk menjaga agarkota bertuah ini tidakmenjadi kotaberkuah, kita harusmenjaganya dengancara-cara simple tapiberkelanjutan.Misalnya denganmerawat pohon

pelindung jalan sebagai tempat serapan air hujan.Tidak membuang sampah-sampah ke selokan agattidak mampet ketika hujan. Dan, yang lebih pentingadalah memulainya dari diri sendiri. Tingkatkankepedulian diri kita masing-masing dan keluargaterhadap kebersihan lingkungan di sekitar. Hal kecilyang bisa kita lakukan misalnya memisahkan sampahorganik dan anorganik juga bisa diterapkan dalamkeluarga. Nggak mau kan Pekanbaru banjir terus?So, mari kita jaga kota tercinta ini dengan menghin-dari banjir***

Jika kamu anggota Green Student (GSJ/GSA). Silahkan kirim foto-foto dengan tema lingkungan dan wajibhasil karyamu sendiri (Min. 5 foto). Foto terbaik akan ditampilkan, plus mendapatkan souvenir cantik darigreen student setelah evaluasi tiga bulan. Email ke [email protected] dan untuk info menjadianggota call : 085265667775/085265837109.

Perjalanan Green Student bersama CPI

MEGA YULIANTI

PONSEL atau telepon selularsudah menjadi gadget wajib bagikehidupan masyarakat saat ini.Berbagai macam merk dan jenisponsel pun hadir untuk meman-jakan kehidupan masyarakatbaik itu di Indonesia maupun didunia.

Tapi, meskipun begitu terk-adang hal ini berdampak negatifpada lingkungan. Karena itulahlahir inovasi-inovasi baru dariperusahan penghasil telepon se-luler untuk menghasilkan berb-agai jenis telepon seluler yang ra-

mah lingkungan.Berdasarkan atas hasil Green-

peace Electronics Survey 2010Samsung GT-S7550 atau BlueEarth dinobatkan sebagai teleponseluler paling ramah lingkungan.Ponsel ini meraih skor 7,03 dariskor maksimum 10 yang bisadiberikan dan mengungguli pro-duk unggulan lainnya.

Efisiensi daya menjadi salahsatu hal yang menonjol dari pon-sel yang satu ini. Selain itu pon-sel ini juga mempunyai satu in-ovasi ramah lingkungan yaitu

dengan adanya panel surya yangbisa dimanfaatkan untuk meng-isi ulang baterai secara langsung.

Selain itu ponsel ini juga be-bas dari material berbahaya sep-erti PVC, BFR, dan Phtalate.Dengan kelebihannya tersebutponsel ini mengalahkan NokiaX3-02 dan Motorola A45 Eco.

JK Shin, Executive Vice Pres-

ident dan Kepala Divisi Mobile,mengatakan, “Ponsel ini meru-pakan wujud komitmen kamidalam melindungi lingkungan.”

Namun, belum ada kabar apa-kah produk ini akan masuk keIndonesia. Sayang memang pro-duk yang ramah lingkungan sep-erti ini bila tidak menjadi prio-ritas.(int/tya-gsj/new)

PERJALANAN selama empat hari GreenStudent Journalists (GSJ) dan Green Stu-dent Ambassador (GSA) ke tiga tempat diJawa Barat (3-6/2/2011), memberikankekayaan pengalaman yang sayang untuktidak di share kepada teman-teman GSJ.Gunung Salak dengan kekayaan geothermal(panas bumi) di dalamnya, Suaka Elang Hal-imun Salak dan pengolahan minyak jelan-tah di kota Bogor, menjadikan perjalanan inibenar-benar hijau (green journey).

“Beginilah susahnya untuk menemukansumber energi geothermal (panasbumi) harus melewati lembah dangunung dengan jalan yang ber-liku-liku menanjak, atau men-garungi lautan,” ujar Okta HeriFandi, Humas PT Chevron Pa-cific Indonesia (CPI), dalam per-jalanan selama lima jam dari Jakarta ke Suk-abumi menuju Gunung Salak.

Teguh Budionto, GSA rela menahan kan-tuknya demi tidak ingin melewati peman-dangan hamparan kebun teh di sisi kiri dankanan jalan menuju camp Chevron Geother-mal Salak (CGS). Asrul Rahmawati GSJseolah tidak ingin lepas dari kamera pocket-nya demi tidak ingin melepaskan momentperjalanan yang hijau tersebut. Ya, merekaberdua merupakan pemenang Lomba KaryaTulis (LKT) Happy Hiking in Chevron (H2C)yang hadiahnya adalah melakukan perjalan-an jurnalistik selama empat hari ke JawaBarat.

Hari pertama (3/2) diawali dengan men-gunjungi PT Chevron Geothermal Salak(CGS). Sampai di kawasan geothermal, rom-bongan di sambut ramah oleh pihak CGSdari divisi Governmet Relationship Special-ist Policy, Government and Public Affair,Bagya Adi Nugraha dan Khairul Fajaruddindari divisi Health, Environment, and Safe-ty (HES). Khairul menerangkan tentang be-berapa standar safety dikawasan geother-mal.

Hari kedua, Jumat (4/2), kami menyimakpresentasi mengenai perusahaan PembangkitListrik tenaga Panasbumi (PLTP) tersebut.Menurut Nurjana Sinaga Production Group

Leader CGS Panas bumi(geothermal-red)merupakan energi yang terbentuk saat air yangmeresap jauh di bawah permukaan bumi di-panaskan oleh magma yang mencair. Cairanpanas bumi terjebak didalam susunan bebatu-an yang retak dan dapat ditembus, biasanyahingga kedalaman 3000 meter.

“Ketika reservoir di bawah permukaantanah ditemukan maka di buatlah pengebo-ran untuk mengambil cairan atau uap yangtelah dipanaskan oleh magma,” ujar Brampanggilan akrabnya.

Air yang berasal dari kedalaman3000 an meter tersebut mempu-nyai titik didih sampai 320 der-

ajat farenheit atau 170 derajatcelcius. “Airnya seperti airlaut, berwarna biru dan asin,”

lanjut Bram yang mengaku pernahmencicipi cairan tersebut.

Kemudian air tersebut dialirkan kedalampipa-pipa yang kemudian akan melakukanpenyaringan, pemurnian sampai didapatkanuap bersih yang bertekanan dan bisa di-gunakan untuk memutar turbin yang meng-gerakkan generator sehingga menghasilkanlistrik. Saat ini Chevron Salak dan Darajattelah mampu memasok kebutuhan listrikuntuk wilayah Jawa dan Bali. Perlahan geo-thermal mampu menggantikan ketergan-tungan PLN terhadap batu bara sebagaisalah satu sumber listrik.

Pihak perusahaan mengklaim mampumenghasilkan 636 megawatt energi listrikuntuk di pasok ke Perusahaan Listrik Nega-ra (PLN). “Ini merupakan gabungan dari duawilayah operasi kami, (Chevron GeothermalDarajat, dan Salak red),” tambahnya.

Mengingat begitu banyaknya gunungmerapi di Indonesia, maka potensi Indone-sia sangat tinggi untuk pengembangan geo-thermal di banding negara-negara lain, se-lain itu geothermal juga rendah emisi kare-na gas Karbon Dioksida (CO2) dan Hidro-gen Sulfida (H2S) yang menjadi limbahproduksi, konsentrasinya sangat kecil untukdapat merusak lingkungan atau pencema-ran udara. keunggulan lain dari geothermalini adalah dapat diperbaharui, karena air

yang telah dipisahkan dengan uap dapat diinjeksikan lagi ke dalam tanah dan kembalike reservoir sehingga dipanaskan oleh mag-ma dan bisa di sedot lagi, begitu seterusnya.

Selanjutnya GSJ juga dibawa ke nursery(pembibitan). Jenis tanaman yang ada dis-ana merupakan spesies yang ada di TNGHSseperti pohon puspa, saninten, rasamala,danhuru. Bibit-bibit tersebut di manfaatkan olehCGS untuk mengganti pohon-pohon yang ditebang atau tumbang di kawasan lahanproduksi.

“Kadang-kadang bibit tersebut bukanhanya ditanam di kawasan CGS saja tapi jugamasuk ke dalam taman nasional, tak jarangbibit disini juga di berikan kepada ma-syarakat atau LSM sebagai bantuan,” ungkapAndre Rinaldi dari divisi HES.

Selain berusaha untuk ramah lingkungandengan memakai hutan yang hanya 176 hek-tare dari jumlah 10.000 hektar yang di berikuasa oleh pemerintah, CGS juga berusahamengurangi limbah dengan memanfaatkanlimbah serpih bor untuk dijadikan lapis jalandan batako.

Perjalanan GSJ di lanjutkan dengan me-lihat langsung pengeboran dan pengolahanuap bersih. Disana rombongan GSJ melihatcara kerja tiga pasang turbin dan generatorserta pendistribusian tenaga listrik ke beber-apa wilayah operasional CGS dan ke PLN.

“Alat-alat yang berada disini lebih bany-ak yang otomatis, sehingga tidak di butuh-kan banyak orang untuk mengaturnya,” ujarBram yang ikut mendampingi sampai kelokasi operasional.

Hari ketiga, Sabtu (5/2) pukul 07.00 wibkami mengunjungi Suaka Elang yang terle-tak di Kampung Loji,kecamatan CigombongJawa Barat. Suaka Elang ini termasuk salahsatu program CGS dalam CR. Suaka Elangatau Raptor Santuary adalah salah satu up-

aya pelestarian raptor (burung elang dankerabatnya) melalui kegiatan penyelamatansatwa raptor, rehabilitasi dan upaya pe-ngembalian raptor ke habitat aslinya.

“Awalnya kami hanya ingin menyelamat-kan spesies Elang Jawa saja, karena selainsangat langka, elang jawa juga terkenal den-gan bentuknya yang cantik, namun melihatkondisi jenis elang lainnya pun mulai punah,tidak mungkin kan kita harus menunggucantik dulu, baru diselamatkan,” ujarGunawan, Direktur Suaka Elang.

Menurut Gunawan selain elang-elangyang endemik ada juga jenis elang yangmelakukan imigrasi yaitu Elang Paria. Bi-asanya mereka bermigrasi dari Siberia keJawa melewati Pulau Rupat atau sebalikn-ya. “Jika Rupat hancur maka kehidupanelang juga akan terancam. Sebab Rupatmerupakan pintu gerbang masuknya raptorini ke Indonesia dari Siberia,” tutur Gu-nawan.

Hari beranjak siang, kami meneruskanperjalanan untuk mengunjungi PT Bumi En-ergi Equatorial (BEE) di jalan Juanda No 8Bogor. Menurut penjelasan Shahrial Rasyi-di, Kabid Tata Lingkungan dan DampakLingkungan Badan Pengelolaan LingkunganHidup Kota Bogor, pabrik tersebut bisamenghasilkan 1000 liter biodiesel perhari,namun karena kurangnya bahan baku makasaat ini hanya mampu menghasilkan 400liter perhari.

Jelantah yang diperoleh dari masyarakatdibeli oleh pihak perusahaan dengan harga3.000 rupiah per liter.Ada juga beberapa ru-mah makan, restoran, sekolah, gereja, hotel danperusahaan yang rutin mengirimkan jelantah-nya kesana. “Hotel Salak dan Chevron yangselalu mengirimkan jelantahnya ke sini, dariChevron biasanya mencapai 400 liter per-tahun,” ungkap Usman.(asrul-gsj/new)

ISTIMEWA

GEOTHERMAL: Melihat operasi Geothermal lebih dekat, tampak Nurjana Sinagasedang menerangkan proses pemisahan uap bersih.