rhenald kasali blogspot com 20

Upload: arya-setyaki

Post on 30-Oct-2015

83 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Rhenald

TRANSCRIPT

  • Beranda

    SELASA, 31 JANUARI 2012

    Sekolah 5 Senti - Jawapos 30 Januari 2012Setiap kali berkunjung ke Yerusalem, saya sering tertegun melihat orang-orang Yahudi orthodoxyang penampilannya sama semua. Agak mirip dengan China di era Mao yang masyarakatnyadibangun oleh dogma pada rezim otoriter dengan pakaian ala Mao. Di China, orang-orang tua diera Mao jarang senyum, sama seperti orang Yahudi yang baru terlihat happy saat upacaratertentu di depan Tembok Ratapan. Itupun tak semuanya. Sebagian terlihat murung dan menangispersis di depan tembok yang banyak celahnya dan di isi kertas-kertas bertuliskan harapan dandoa.

    Perhatian saya tertuju pada jas hitam, baju putih, janggut panjang dan topi kulit berwarna hitamyang menjulang tinggi di atas kepala mereka. Menurut Dr. Stephen Carr Leon yang pernah tinggaldi Yerusalem, saat istri mereka mengandung, para suami akan lebih sering berada di rumahmengajari istri rumus-rumus matematika atau bermain musik. Mereka ingin anak-anak merekasecerdas Albert Einstein, atau sehebat Violis terkenal Itzhak Perlman.

    Saya kira bukan hanya orang Yahudi yang ingin anak-anaknya menjadi orang pintar. Di AmerikaSerikat, saya juga melihat orang-orang India yang membanting tulang habis-habisan agar bisamenyekolahkan anaknya. Di Bekasi, saya pernah bertemu dengan orang Batak yang membukausaha tambal ban di pinggir jalan. Dan begitu saya intip rumahnya, di dalam biliknya yang terbuatdari bambu dan gedek saya melihat seorang anak usia SD sedang belajar sambil minum susu didepan lampu templok yang terterpa angin.Tapi tahukah anda, orang-orang yang sukses itusekolahnya bukan hanya 5 senti?

    Dari Atas atau Bawah ? Sekolah 5 senti dimulai dari kepala di bagian atas. Supaya fokus, makasaat bersekolah, tangan harus dilipat, duduk tenang dan mendengarkan. Setelah itu, apa yang dipelajari di bangku sekolah diulang dirumah, di tata satu persatu seperti melakukan filing, supayatersimpan teratur di otak. Orang-orang yang sekolahnya 5 senti mengutamakan raport dantranskrip nilai. Itu mencerminkan seberapa penuh isi kepalanya. Kalau diukur dari kepala bagianatas, ya paling jauh menyerap hingga 5 sentimeter ke bawah.

    Tetapi ada juga yang mulainya bukan dari atas, melainkan dari alas kaki. Pintarnya, minimal harus50 senti, hingga ke lutut. Kata Bob Sadino, ini cara goblok. Enggak usah mikir, jalan aja, coba,rasain, lama-lama otomatis naik ke atas. Cuma, mulai dari atas atau dari bawah, ternyata samasaja. Sama-sama bisa sukses dan bisa gagal. Tergantung berhentinya sampai dimana.

    Ada orang yang mulainya dari atas dan berhenti di 5 senti itu, ia hanya menjadi akademisi yangsteril dan frustasi. Hanya bisa mikir tak bisa ngomong, menulis, apalagi memberi contoh.Sedangkan yang mulainya dari bawah juga ada yang berhenti sampai dengkul saja, sepertimenjadi pengayuh becak. Keduanya sama-sama berat menjalani hidup, kendati yang pertama dulubersekolah di ITB atau ITS dengan IPK 4.0. Supaya bisa menjadi manusia unggul, para imigranArab, Yahudi, China, dan India di Amerika Serikat menciptakan kondisi agar anak-anak merekatidak sekolah hanya 5 senti tetapi sekolah 2 meter. Dari atas kepala hingga telapak kaki. Pintar itubukan hanya untuk berpikir saja, melainkan juga menjalankan apa yang dipikirkan, melakukanhubungan ke kiri dan kanan, mengambil dan memberi, menulis dan berbicara. Otak, tangan, kakidan mulut sama-sama di sekolahkan, dan sama-sama harus bekerja. Sekarang saya jadi mengertimengapa orang-orang Yahudi Mengirim anak-anaknya ke sekolah musik, atau mengapa anak-anakorang Tionghoa di tugaskan menjaga toko, melayani pembeli selepas sekolah.

    Sekarang ini Indonesia sedang banyak masalah karena guru-guru dan dosen-dosen nya maaf-sebagian besar hanya pintar 5 senti dan mereka mau murid-murid nya sama seperti mereka. GuruBesar Ilmu Teknik (sipil) yang pintarnya hanya 5 senti hanya asyik membaca berita saatmendengar Jembatan Kutai Kartanegara ambruk atau terjadi gempa di Padang. Guru besar yangpintarnya 2 meter segera berkemas dan berangkat meninjau lokasi, memeriksa dan mencaripenyebabnya. Mereka menulis karangan ilmiah dan memberikan simposium kepada generasi barutentang apa yang ditemukan di lapangan.Yang sekolahnya 5 senti hanya bisa berkomentar ataskomentar-komentar orang lain. Sedangkan yang pandainya 2 meter cepat kaki dan ringantangan.Sebaliknya yang pandainya dari bawah dan berhenti sampai di dengkul hanya bisa marah-marah dan membodoh-bodohi orang-orang pintar, padahal usahanya banyak masalah.

    Blog ini bukanlah blog pribadi RhenaldKasali, melainkan blog yang berisi kumpulanartikel beliau yang dimuat di berbagai mediamassa di Indonesia.

    TENTANG BLOG INI

    Rhenald Kasali adalah dosen FakultasEkonomi Universitas Indonesia dan KetuaProgram Pascasarjana Ilmu ManajemenFakultas Ekonomi universitas tersebut.Selain bergerak sebagai akademisi, priabergelar Ph. D. dari University of Illinois inijuga produktif menulis. Buku-buku yangditulisnya selalu menjadi perhatian kalanganbisnis dan hampir semua bukunya menjadibest seller di kalangan mahasiswa.

    Berikut beberapa buku yang telah ditulis Prof.Rhenald Kasali.

    Sembilan Fenomena Bisnis - 1997

    Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi,Targeting dan Positioning, GramediaPustaka Utama (1998)

    Sembari Minum Kopi Politiking diPanggung Bisnis, Gramedia PustakaUtama

    Sukses Melakukan Presentasi, GramediaPustaka Utama (2001)

    Change!, Gramedia Pustaka Utama(2005)

    Recode Your Change DNA, GramediaPustaka Utama (2007)

    Mutasi DNA Powerhouse, GramediaPustaka Utama (2008)

    Wirausaha Muda Mandiri, GramediaPustaka Utama (2010)

    Myelin: Mobilisasi intengibles sebagaikekuatan perubahan, Gramedia PustakaUtama (2010). Buku ini menjadi rujukanperusahaan-perusahaan besar diIndonesia

    Cracking Zone, Gramedia Pustaka Utama(2011)

    Selain mengajar di Universitas Indonesia, iajuga menjadi dosen terbang di ProgramMagister Manajemen Universitas SamRatulangi, Universitas Tanjung Pura,Universitas Udayana, dan UniversitasLampung.

    Atas kerja kerasnya, Rhenald mendapatkanbeberap penghargaan sebagai berikut.

    Piagam Penghargaan Satya Lencana

    PROFIL RHENALD KASALI

    Penghargaan

    2ShareShare More Next Blog Create Blog Sign In

    converted by Web2PDFConvert.com

  • Diposkan oleh Rhenald Kasali di 23:28 3 komentar:

    Saya pernah bertemu dengan orang yang memulainya dari bawah, dari dengkul nya, lalu bekerja diperusahaan tambang sebagai tenaga fisik lepas pantai. Walau sekolahnya susah, ia terusmenabung sampai akhirnya tiba di Amerika Serikat. Disana ia hanya tahu Berkeley University darikoran yang menyebut asal sekolah para ekonom terkenal.Tetapi karena bahasa inggris nya buruk,dan pengetahuannya kurang, ia beberap kali tertipu dan masuk di kampus Berkeley yangsekolahnya abal-abal. Bukan Berkeley yang menjadi sekolah para ekonom terkenal. Itupun barusetahun kemudian ia sadari, yaitu saat duitnya habis. Sekolah tidak jelas, uang pun tak ada, iaharus kembali ke Jakarta dan bekerja lagi di rig lepas pantai.

    Dua tahun kemudian orang ini kembali ke Berkeley, dan semua orang terkejut kini ia bersekolah diBusiness School yang paling bergengsi di Berkeley. Apa kiatnya? Saya datangi dekannya, dansaya minta diberi kesempatan . Saya katakan, saya akan buktikan saya bisa menyelesaikannya.Tetapi kalau tidak diberi kesempatan bagaimana saya membuktikannya?Teman-teman nyabercerita, sewaktu ia kembali ke Berkeley semua orang Indonesia bertepuk tangan karena terharu.Anda mau tahu dimana ia berada sekarang?Setelah meraih gelar MBA dari Berkeley dan menitikarir nya sebagai eksekutif, kini orang hebat ini menjadi pengusaha dalam bidang energy yangramah lingkungan, besar dan inovatif.Saya juga bisa bercerita banyak tentang dosen-dosentertentu yang pintarnya sama seperti Anda, tetapi mereka tidak hanya pintar bicara melainkan jugaberbuat, menjalankan apa yang dipikirkan dan sebaliknya.

    Maka jangan percaya kalau ada yang bilang sukses itu bisa dicapai melalui sekolah atausebaliknya. Sukses itu bisa dimulai dari mana saja, dari atas oke, dari bawah juga tidak masalah.Yang penting jangan berhenti hanya 5 senti, atau 50 senti. Seperti otak orang tua yang harus dilatih, fisik anak-anak muda juga harus di sekolahkan. Dan sekolahnya bukan di atas bangku,tetapi ada di alam semesta, berteman debu dan lumpur, berhujan dan berpanas-panas, jatuh danbangun.

    Rhenald KasaliGuru Besar Universitas Indonesia

    +3 Rekomendasikan ini di Google

    KAMIS, 26 JANUARI 2012

    CSR untuk Pengemudi - Sindo 26 Januari 2012Minggu lalu, sebelum Afriyani Susanti menabrak 13 pejalan kaki dan menewaskan 9 orang diantaranya, bersama dengan PT Jasa Marga,Rumah Perubahan yang saya kelola baru sajamemberi pelatihan untuk para sopir.Dirut Jasa Marga Frans Sunito menggunakan dana CSR perusahaan yang dipimpinnya untukmengedukasi para pengemudi agar turut mencegah kecelakaan lalu lintas. Frans tergugah karenaangka kecelakaan semakin hari semakin tinggi dan setiap beberapa menit satu nyawa yangmelayang di negeri ini terjadi di jalan raya. Saat itu tak ada yang menduga kecelakaan besar akanterjadi esoknya.

    Dengan produksi kendaraan roda empat sebanyak 880.000 unit dan sepeda motor mendekati 8juta unit pada 2011, sementara kondisi jalan tidak bisa mengikutinya dan jumlah polantas terbatas,bisa dibayangkan apa jadinya kotakota besar Indonesia. Kondisi ini diperparah oleh budayamemikirkan diri sendiri yang menonjol belakangan ini.

    Pengelola mal hanya memikirkan traffic masuk ke malnya berlimpah. Pengemudi kendaraan hanyaberpikir bisa cepat tiba di tujuan. Pedagang kaki lima hanya berpikir mendapatkan penghasilan.Sementara oknum komandan lalu lintas yang korup hanya memikirkan bagaimana kantongnyasemakin tebal dari amanah yang diembannya.

    Driving Under Influence

    Satu orang yang fly saja (seperti Afriyani) ternyata bisa menghilangkan sembilan nyawa. Ini tentuluar biasa. Di luar negeri, setahu saya ada undang-undang yang dikenal luas masyarakat,yaitutentang DUI atau driving under influence. Meski menenggak minuman keras (di Amerika Serikatmisalnya) tidak dilarang bagi orang dewasa, orang yang mabuk dilarang mengemudikankendaraan.

    Di Jepang, selepas pukul 12 malam juga banyak ditemui orang dewasa yang mabuk.Polisijugatidakbanyakdijalan. Tapi orang yang mabuk sudah paham, mereka dilarangmengemudikan mobilnya sendiri kendati jalanan di Tokyo di atas pukul 12 sudah sangat lengang.Orang yang mabuk itu dibopong kawan-kawannya ke atas taksi yang lalu mengantarkan ke rumahmereka masing-masing.

    Di Amerika Serikat, polisi sangat tegas terhadap kepatuhan berlalu lintas.Di hampir setiap sudutjalan selalu ada mobil polisi yang memantau kecepatan dan gerakan kendaraan. Speed limitdibuat untuk memantau perilaku. Selama studi di Amerika Seikat saja (19921998) saya sudahpernah dua kali ditegur polisi karena melebihi batas kecepatan maksimum. Mereka memakai radaryang mampu memonitor gerak dan kecepatan dan tahu-tahu polisi sudah di belakang kita.

    Dendanya pun tak sedikit, USD100200. Bukannya apaapa, kesadaran memang harus

    Karya Satya 10 tahun dari PresidenRepublik Indonesia , Piagam No.112451/4-22/2004

    Penghargaan "KREATIVITAS" di bidangPendidikan dari Yayasan PengembanganKreativitas, Yayasan PengembanganKreatifitas , Surat No. 46/SK-YPK/IV/2005

    Piagam Penghargaan dari RektorUniversitas Indonesia sebagai PenulisBuku , UI , Piagam Penghargan Rektor UItgl. 9 Mei 2005

    Alice & Charlote Biester Award (1995)

    Dosen Terbaik, FEUI (2003)

    Pada 4 Juli 2009, Rhenald dinobatkanmenjadi guru besar Ilmu Manajemen diUniverstas Indonesia. Saat pengukuhannyasebagai guru besar, Rhenald membawakanorasi ilmiahberjudul "Keluar dari Krisis:Membangun Kekuatan Baru Melalui CoreBelief dan Tata Nilai".

    sumber www.wikipedia.com

    Guru Besar

    PENGIKUT

    2012 (74) Oktober (9)

    September (7)

    Agustus (4)

    Juli (7)

    Juni (12)

    Mei (4)

    April (6)

    Maret (8)

    Februari (8)

    Januari (9)Sekolah 5 Senti - Jawapos 30 Januari

    2012CSR untuk Pengemudi - Sindo 26

    Januari 2012Zhainan - Sindo 24 Januari 2012Adaptif di Tahun Naga - Jawapos 23

    Januari 2012Ekonomi Imlek dan Pembersihan Diri -

    Sindo 19 Janu...Refleksi Kelas Dunia - Sindo 12 januari

    2012Orang Miskin Memberi - Jawapos 8

    Januari 2011Refleksi Global Player - Sindo 5 januari

    2012Prospek Bisnis Paradox 2012: Antara

    Lexus dan Miny...

    ARSIP BLOG

    converted by Web2PDFConvert.com

  • dibangunkan. Orang mengantuk, melamun, terlena, emosi atau bahkan lupa diri adalah biasa danharus dibangunkan. Dan begitu pengemudi dicurigai dalam pengaruh alkohol, mobil segeradigeledah dan pengemudi diberi ujian. Mulai dari tes tiup sampai berjalan lurus di tepi jalan danwawancara.

    Polisi yang menjaga tidak banyak, tetapi bila bantuan diperlukan, beberapa polisi segera merapatdan pengemudi yang mabuk langsung dibawa ke ruang tahanan kepolisian. Mengapa polisi harusmenangkap mereka meski belum mencelakakan orang lain? Jawabnya adalah karena sudahterlalu banyak orang tak berdosa yang menjadi korban di jalan akibat ulah para pemabuk.

    Kasus Afriyani harus menjadi bel besar bagi semua pihak, bukan hanya polisi, melainkan jugaprodusen automotif dan pemungut penghasilan di jalan,mulai dari pemilik usaha taksi, logistik,trucking, pengelola jalan tol, marketing agencies khususnya yang memasang billboard,telekomunikasi (operator dan produsen ponsel), developer hingga pengelola mal untuk berbuatsesuatu. Bel besar untuk mencegah bahaya yang lebih rutin dan lebih menakutkan.

    Di negara-negara lain, sudah terjadi musibah yang memilukan mulai dari lumpuh otak sampaihilang anggota tubuh. Pemabuk harus dicegah sebelum kecelakaan terjadi, sepanjang hari.Bukanhanya di malam hari atau saat hari-hari libur saja. Sayangnya di sini polisi belum terbiasamenangani orang mabuk dan pengusaha belum bersatu. Polisi juga masih hanya memeriksapengemudi yang mabuk di malam hari sampai matahari terbit.

    Padahal, sejak 10 tahun terakhir, di Jakarta dan kota-kota besar lainnya, orang-orang teler barupulang setelah matahari terbit. Mabuk dan menghisap narkotika pun dilakukan bergantian tempatsepanjang tiga hari berturut-turut, dari Jumat tengah malam sampai menjelang dini hari sebelummasuk bekerja pada hari Senin. Sepanjang tiga hari itu mereka berpindahpindah dari satu klub keklub lainnya, persis seperti yang dilakukan Afriyani sebagaimana dilaporkan media massa.

    CSR untuk Pemakai Jalan

    Sejak konsep CSR dikenal di sini, harus diakui sudah banyak perusahaan kita yang mengucurkandana untuk mengurai masalah-masalah sosial. Hanya saja harus diakui masih banyak pengeloladana CSR pada perusahaan yang hatinya, maaf, belum benar-benar bersih. Banyak pengeloladana CSR yang merasa dana itu masih menjadi miliknya, bukan dana amanah yang harusdiserahkan kepada masyarakat.

    Memang dana CSR yang dialokasikan semakin hari semakin besar. Namun karena dananya besaritulah timbul arogansi dan keengganan untuk disampaikan pada program yang tepat sasaran. Adasemacam non-tariff barrier yang membelenggu perusahaan dengan mencampurkan kegiatan sosialpada motif dan cara bisnis. Banyak manajer yang terperilaku bisnis sehingga ingin cepat-cepatmendapatkan hasil dan mengukur dampak CSR seperti yang dipelajari dalam performancemanagement.

    Jadi ada KPI-nya dan semacam ROI (return on investment) atau ROA-nya (return on asset).Manajer yang belum matang menginginkan dampak yang cepat, padahal social impact butuhwaktu panjang. Bahkan tidak jarang dana yang sudah dialokasikan ditarik kembali sehingga justrudapat merusak hubungan yang dibangun dengan komunitas. Metode penyalurannya pundiperlakukan seperti tender.Apa akibatnya? Dana CSR ternyata banyak yang tak tersalurkan danmengendap dalam pekerjaan tak jelas.

    PT Jasa Marga adalah leader yang dapat dijadikan semacam hub oleh para pemilik dana CSRyang peduli untuk mencegah kecelakaan lalu lintas. Kita perlu berkarya bersama untuk mencegahperilakuperilaku buruk yang semakin hari semakin menyesakkan dada.Tengoklah, betapa nilainilaibaik yang dulu pernah kita miliki kini mulai pudar. Orang semakin tak mau membagi jalan, salingmengunci di perempatan jalan bila lampu lalin mati,pengemudi truk dan kendaraan besar ataumobil berkecepatan rendah mengambil jalan di jalur paling kanan, dan saling menonton saat terjadikecelakaan lalu lintas.

    Pengemudi sepeda motor juga semakin mudah terbakar amarah, bila posisi terjepit lebihmenggunakan klakson daripada rem. Setahu saya Yamaha dan Honda juga memiliki unit edukasiyang aktif mengampanyekan pemakai sepeda motor agar tahu cara mengemudi yang baik.BahkanYamaha pernah melakukannya di Rumah Perubahan untuk mengedukasi para guru agar mengajarimurid-murid sekolah berkendaraan yang benar.

    Unilever juga pernah mengundang saya dalam suatu pertemuan dengan para distributornya agarmenjaga keselamatan para pengemudi armada dan penagih keuangannya. Bagimereka,keselamatan adalah modal penting untuk berusaha.Sekali petugas yang menagih uangatau mengirim barang terlibat kecelakaan, kerugian usaha bisa berlangsung lama karena tak adayang menanganinya.

    Di forum para pengemudi yang kami lakukan minggu lalu di Rumah Perubahan, Frans Sunitomenegaskan, perilaku mengemudi yang baik adalah yang tidak mengganggu orang lain. Iamengingatkan, sejak kecil kita hanya diajari fokus pada diri sendiri. Nasihat orang-orang tuaadalah agar hati-hati di jalan.Tak seorang pun yang mengatakan, Jangan ganggu orang lain.Akibatnya kita memang hanya fokus pada diri kita saja.

    Kampanye yang dilakukan PT Jasa Marga tentu bukan sekadar edukasi biasa,melainkankampanye perubahan, yaitu bagaimana mengubah sikap dan perilaku. Kepada para sopir, sayamemutarkan filmfilm tentang perilaku yang berpusat pada diri sendiri. Coba bayangkan kalau

    2011 (13)

    converted by Web2PDFConvert.com

  • Diposkan oleh Rhenald Kasali di 01:28 Tidak ada komentar:

    semua orang hanya memikirkan dirinya sendiri, bukankah kasus yang dialami bocah kecil di Chinaakan terjadi di sini? Bocah itu, Yue Yue,ditabrak sebuah mobil, lalu diabaikan oleh 13 orang yanglewat di depannya.

    Satu kendaraan malah ikut menggilas kakinya. Perilaku I-centric ini bukan mustahil mulaiterbentuk di sini.Hal itu hanya bisa diatasi kalau kita memiliki kepedulian dan menggandengkantangan bersama. Mudah-mudahan kasus Afriyani dan kecelakaan di Tugu Tani bukan petunjukyang buruk bagi kecelakaan di Tahun Naga Air ini,melainkan sebuah bel dengan dentuman kerasuntuk membangkitkan kita dari tidur.

    RHENALD KASALI

    Rekomendasikan ini di Google

    SENIN, 23 JANUARI 2012

    Zhainan - Sindo 24 Januari 2012Setiap perayaan hari raya umumnya hanya berlangsung satu atau dua hari. Dipersiapkanseminggu sebelumnya dan segera dilupakan seminggu setelahnya.

    Namun, hanya ada satu hari raya yang dipikirkan sepanjang tahun. Itulah Chinese New Year atauImlek, yang dilengkapi mitos tentang zodiak yang ramai dibicarakan karena dihubungkan oleh limahal: keberuntungan, kesehatan, panjang umur, bahagia, dan kebajikan. Dibicarakan setahunkarena sejak tahun baru itu berlaku mitos tentang peruntungan yang berhubungan dengan tahunkelahiran. Namanya juga shio, berlakunya ya setahun. Dibicarakannya, memang ramai di tanggal-tanggal pergantian tahun, namun masa berlakunya panjang, yakni setahun.

    Karena itulah, Chinese New Year mulai menjadi topik marketing yang penting. Tentu ada banyakalasan mengapa ethnic marketing pada topik ini menjadi penting dan menjadi perhatian paramarketer. Pertama, ethnic marketing ini kaya cerita (story telling), khususnya mitos tentang shio,dan berlangsung panjang.Kedua, Chinese diaspora diperkirakan telah mencapai sekitar setengahmiliar penduduk, mulai dari Taiwan sampai ke Singkawang, Jayapura, Lima (Peru), hingga ke SanFrancisco.Ketiga, etnik China adalah pekerja keras yang rendah hati, dengan daya beli yangkuat.Keempat, mereka mempertahankan adat-istiadat dan hidup berkelompok di manapun merekaberada. Karena itulah menarik untuk pemasaran. Sebab, pasarnya besar, kuat, dan mudahdijangkau.

    Perubahan

    Banyak hal yang masih belum berubah sehingga terkesan tak ada yang baru dari tahun ke tahun,dalam ritual perayaan Imlek. Ikan bandeng misalnya, tetap menjadi simbol perayaan Imlekbersamasama dengan sembahyang di wihara (tepekong), lilin merah berukuran besar yangmenyala 24 jam, lampion, barongsai, dan tentu saja angpau. Semuanya seakanakan tak berubah,sama seperti mudik Lebaran di sini, saya baca dan beberapa sumber, dalam tradisi China lebihdari 250 juta orang pulang kampung ke daratan China.

    Imlek berarti mudik, reuni, pesawat terbang, kereta api, atau bus. Namun, Shenan Chuang, CEOOgilvy & Mathers Group di China, sebuah agensi komunikasi pemasaran global terkemuka, justrumelihat perubahan tengah terjadi. Benar orang-orang kaya merayakan makan malam di hotelhotelberbintang sambil menyantap makanan spesial.

    Tetapi menurut Chuang, mayoritas kaum muda justru memilih mudik untuk menikmati pikiran yangkosong, berhibernasi (hibernating). Makan, tidur, dan berselancar (surfing) di dunia maya adalahtiga hal yang disebut Chuang sebagai zhainan. Efeknya, kelak bisa dilihat, bukan lagi mal yangmenjadi tujuan mereka, melainkan toko-toko online. Tahun lalu saja, Taobar.com di Chinamengalami kenaikan penjualan sebesar 195% selama libur panjang perayaan Imlek. Barang-barang yang dibeli secara online tersebut, terutama ponsel, barang-barang digital, alat-alat dapurdan elektronik, gift, dan suplemen kesehatan.

    Story Telling

    Ethnic marketing adalah story telling. Di dunia ini ada lima bangsa besar yang dikenal sebagaibangsa yang berkumpul dan mempertahankan komunitasnya, baik sebagai pasar maupun sebagaikomunitas budaya di manapun mereka berada. Kelima bangsa itu adalah: Italia, China, India,Arab, dan Latinos.

    Perhatikanlah, kelima bangsa ini selalu menguasai tempat-tempat strategis di berbagai sudutdowntown setiap kota melalui usaha kuliner (restoran). Budaya dan tata cara bicaranya khas,demikian juga makanannya. Etnik yang saya sebut di atas sangat kental dengan story telling.Demikian pula dengan etnik China yang disadari para pemimpinnya bahwa story telling harus terusdigunakan. Story telling adalah boundling (pengikat) yang dipakai dalam mitos tentang alamsemesta yang dikaitkan dengan keberuntungan.

    Mitos tentang lima elemen dan karakter binatang tertentu yang dikaitkan oleh tahun kelahiran,meski ada landasan logika dan filsafatnya, disampaikan eh maaf- dipasarkan melalui story

    converted by Web2PDFConvert.com

  • Diposkan oleh Rhenald Kasali di 21:44 Tidak ada komentar:

    telling. Jadi, membidik para etnik adalah sebuah story telling marketing. Coca-Cola di China yangmenggunakan brand ambassador atlet olimpiade Liu Xia misalnya, selalu membuat iklan yangberhubungan dengan story telling. Dalam rangka Imlek ini, Liu Xia digambarkan pulang kampungmengunjungi sekolahnya (school visit).

    Di sekolah itu dia menikmati memori masa lalunya dan teringat pemilihan ketua Osis yangternyata dia hanya mendapatkan satu suara. Namun, saat memori kesedihan itu berputar, munculseorang teman yang sekarang menjadi guru. Teman itulah yang memberi Liu Xia suara. Cerita inisungguh mengesankan warga China, meski hanya berdurasi 30 detik. Pesanpesan seperti ini,diakui para ahli, akan jauh lebih mengena dibandingkan iklan-iklan biasa yang cuma jual janji danjual kecap. Iklan dan teknik pemasaran dengan menggunakan story telling adalah milik Asia.Sebab, di sinilah mengakar kuat mitos dan cerita.

    Bahkan fengsui pun hidup ribuan tahun karena kekuatan story telling yang terus diperbaharui olehempu-empu baru. Cerita mengenai naga air misalnya, bisa saja dipakai untuk memasarkan wisatadi Pulau Komodo atau sebagai jembatan untuk memasarkan alam Indonesia pada turis China yangjumlahnya mencapai 200 juta itu. Tentu saja diperlukan pembuat story yang cerdas, yang tahucaranya. Batik, keris, kue-kue tradisional, bahkan teh dan kopi juga bisa mendompleng ethnicmarketing dengan story telling.

    Rhenald KasaliGuru Besar Universitas Indonesia

    Rekomendasikan ini di Google

    Adaptif di Tahun Naga - Jawapos 23 Januari 2012Banyak orang mengingatkan bahwa naga (dragon) adalah mahluk yang dalam mitologi Chinadikenal sebagai binatang yang bergerak random, namun karakternya adalah penuh kebaikan dansangat bertenaga. Ia perlambang keagungan, kelincahan, kebajikan, sekaligus kecerdasan.

    Di China sendiri, masuknya tahun naga disambut dengan sejuta kegelisahan dan harapan.Tahunnya bersimbol bagus, keadaan usaha diakhir tahun 2011 masih sangat bagus, bahkanpenjualan retail di China sendiri masih naik 18 %, tetapi para pengendali ekonomi di sana sudahmelihat terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi. Rakyat China sudah diwanti-wanti bahwaindustri tekstil, sepatu, dan produksi untuk tujuan eksport akan turun. Bahkan sudah ada yangtutup namun diduga, dengan ramainya orangtua yang ingin punya anak bershio naga, makaindustri mainan anak-anak akan berjaya.

    Sementara di Indonesia kebanyakan pengusaha masih belum merasakan perubahan apa-apaselain kemajuan dan kemajuan. Namun tipu-tipuan tetap marak, tetapi mereka masih bisa tumbuh.Apa yang harus dilakukan?Tahun Kerja Keras

    Kendati banyak empu fengsui mengatakan tahun naga adalah tahun keberuntungan, saya melihattahun ini sebagai tahun kerja keras. Tiga atribut mencuat dari berbagai kajian, yaitu karismatis,kreativitas, dan komitmen.

    Karismatis berarti naga senang dipimpin oleh pemimpin yang memiliki kualitas diri yang atraktif,bahkan cenderung flamboyan. Ini berarti, bertindak di luar norma atau bisnis yang agak lain sedikitboleh-boleh saja, asal disertai kepemimpinan yang menawan dan tulus. Banyak orang mencobamenjadi flamboyan tetapi tidak tulus sehingga terjungkal oleh ulahnya sendiri.

    Sosok naga, konon menurut sejumlah literatur, senang dengan usaha-usaha atau profesi yangmampu menunjukkan kreatifitas-kreatifitas tertentu. Maka, menjadi artis, komedian, pembuatiklan, pencerita, arsitek, broker, salesman dan marketing, inventor dan seterusnya akan baik ditahun naga. Kreatifitas adalah modal penting bagi siapa saja yang hidup di era krisis atauperubahan.

    Naga, konon juga menyukai siapa saja yang mempesona, menggoda dan menarik. Dan sekalisudah menemukan mitra yang tepat, mereka akan kommit seumur hidup.

    Namun ketiga kualitas di atas hanya bisa hidup kalau seseorang mau bekerja keras. Jadi bukanseorang pemimpin keberuntungan semata yang bisa menjadi sahabat naga, melainkan merekayang mau bekerja keras. Naga telah lama menghadapi masa-masa yang berat, kini ia inginmenikmati hasilnya. Begitu menurut literatur yang saya pelajari. Anda boleh percaya atau tidak,tetapi saya bisa beri beberapa tips dari perubahan-perubahan besar yang terjadi di Cracking Zone(yang ini empiris dan akademis tentunya) yang makin mengguncang dua tahun terakir ini.

    Pertama, kalaupun tahun naga berarti tahun kerja keras, komitmen, kreatifitas dan karisma, nagayang anda hadapi adalah naga air yang bisa mengubah fondasi dimana anda berdiri. Maka,kemampuan mengubah diri, menjadi lebih adaptif, berpikir cepat untuk merespon bahaya-bahayayang muncul sangat dibutuhkan dunia usaha.

    Kedua, dan saya kira ini ada benarnya, dari literatur-literatur yang saya pelajari, para ahli sepakattahun naga harus diisi dengan banyak konsensus. Mereka yang senang membuat konflik akankena batunya kalau terus bertahan membuat ulah. Inilah saatnya membangun sebuah kekuatan

    converted by Web2PDFConvert.com

  • Diposkan oleh Rhenald Kasali di 21:40 Tidak ada komentar:

    baru dengan menghubungkan dan menyatukan semua resources yang tersebar, melakukankompromi-kompromi dan melihat sisi pandang orang lain dengan lebih terbuka.

    Mengapa demikian? Jawabnya adalah karena Asia telah menikmati pertumbuhan ekonomi yangpanjang. Dana-dana internasional masih akan terus mengalir, namun di sini lain dunia ini tengahmengalami pancaroba iklim yang luar biasa. Ekonomi di belahan dunia barat pun mulai memudar.Ada ketidakpastian besar dalam perdagangan global, namun semua itu menandakan, dunia initengah menanti cara-cara baru, produk-produk baru, dan manusia-manusia baru untukmemperbaiki dan mempelajarinya.Selamat berkarya.Gong Xi Fat Choi.

    Rhenald KasaliGuru Besar Universitas Indonesia

    Rekomendasikan ini di Google

    RABU, 18 JANUARI 2012

    Ekonomi Imlek dan Pembersihan Diri - Sindo 19 Januari2012Rekan sejawat saya, seorang profesor di Taiwan, mulai memelihara ikan hias. Dia beli ikan arwanaukuran sedang.Warnanya merah, dikelilingi garis-garis kuning. Profesor yang lainnya tak maukalah, tapi ia memelihara ikan discus berwarna kuning.

    Di akuarium itu ia memasang tanaman- tanaman air seperti yang sering kita lihat di sini.Ditambahbatu-batuan berwarna, karang-karang kecil, pasir,dan sepotong kayu yang membuat akuariumterlihat indah. Sejak keduanya memulai itu, ratusan orang mengikutinya dan sekarang menjaditren.

    Hal serupa rupanya terjadi di negara-negara yang memiliki diaspora imigran dari China, takterkecuali di Singapura, Malaysia, Filipina, dan Indonesia. Ikan-ikan hias asal Indonesia sepertiarwana, discus, tetra, lohan, dan sebagainya yang berwarna merah dan kuning akan ramaidiborong di tahun Naga Air yang mulai berlangsung pekan depan.

    Tahun Pembersihan Banyak ahli ramal yang percaya (saya sendiri kurang memercayai kalau horoskop dikaitkankeberuntungan) bahwa tahun Naga Air adalah tahun cerah, meski tak sedikit yang bakal kesulitan.Setiap ramalan sudah pasti tidak lepas dari sejarah dan kepribadian peramalnya. Setiap peramalpun berinteraksi di antara mereka, dan semakin hari semakin terkait dengan orang-orang yangminta diramal.

    Mereka juga berinteraksi dengan media massa dan media jejaring sosial,sehingga pastilah salingmemengaruhi satu sama lain. Para peramal itu juga mengaitkan dengan apa yang baru terjadipada 2011. Mereka mengatakan, pada 2011 banyak musibah dan banyak bisnis di dunia yangmengalami kesulitan.Seorang ahli fengsui yang banyak dikutip warga keturunan Tionghoahttp://www.- qualife-fengshui.com, bahkan mengaku sempat mengingatkan setahun lalu dia melihatdua buah bintang jatuh.

    Akhir tahun lalu dia menyimpulkan (tentu saja setelah kejadian) bahwa ramalannya tepat. Satubintang itu menandakan badai tsunami yang memorak-porandakan pulau di Jepang, dan satu lagimembuat banjir besar di Thailand. Mereka mengatakan enam bulan pertama di tahun Naga Air inikeadaan ekonomi dan alam masih berat, tetapi enam bulan berikutnya, awan gelap mulai pergi.

    Ramalan ini agak mirip dengan omongan seorang paranormal yang setiap tampil kelihatan agakbodoh (tapi mobilnya hebat-hebat dan kliennya orang-orang terkenal). Ia mengatakan,tahun NagaAir itu sifatnya menjernihkan, mendinginkan. Jadi yang sifatnya panas di tahun 2011 akan jaditenang di tahun ini. Seorang empu fengsui lain sepakat dengan apa yang saya baca di sebuahweb, bahwa tahun Naga Air itu seperti mempertemukan tanah yang keras dengan air yangmelunakkan. Tanahnya menjadi lembek.

    Kalau tak kuat betul, fondasi yang tipis dapat meluluhlantakkan bangunan besar. Jadi supayahidup aman, alam ini harus diharmoniskan.Maka dari itulah mereka menyarankan agar pengusahamemelihara ikan hias di akuarium sebanyak sembilan ekor dengan lima unsur alam: ikan, air,tanah,tanaman,dan bebatuan. Kadang saya merasa lucu juga melihat orang-orang yangmemercayai ramalan-ramalan seperti ini.

    Bukankah hidup ini bukan sekedar horoskop? Tetapi begitulah, lebih banyak orang yangmemercayainya daripada tidak. Dulu, sewaktu membangun rumah, saya juga tidak mempercayaifengsui. Tetapi saat kedatangan tamu seorang yang mengerti fengsui, dia mengingatkan sayaKalau enggak dituruti, nanti rumah Bapak sulit dijual.

    Saya tetap bergeming, tetapi teman-teman saya mendesak agar diikuti saja. Belakangan ahlifengsui itu geleng-geleng kepala. Saya heran, rumah ini dibuat tanpa rumus fengsui, tapi sudahfengsui. Jadi tidak perlu ada yang diubah kecuali memasang gantungan yang bisa berbunyi didepan pintu,ujarnya.

    converted by Web2PDFConvert.com

  • Diposkan oleh Rhenald Kasali di 23:19 Tidak ada komentar:

    Ekonomi Imlek Jadi tahun Naga Air bagi sebagian orang adalah tahun pembersihan diri. Sebagai ketua Aksi(Asosiasi Kewirausahaan Sosial Indonesia) tentu saya percaya pembersihan diri dan menjadi lebihpeduli itu penting. Lihat saja empat tahun terakhir ini kita disajikan tipuan-tipuan ekonomi kelasdunia yang luar biasa.

    Eksekutif-eksekutif yang rakus di Wall Street tetap berpesta pora dengan bonus jutaan dolar daribiaya masyarakat pembayar pajak yang kehilangan pekerjaan garagara ulah mereka. Jago-jagokeuangan, sarjana- sarjana hebat, sampai pejabat ikut-ikutan mencuri. Bahkan di New York,Detroit, Madrid, dan Paris saja kapitalisme tengah menjadi bulanbulanan demo besar gara-garaorang-orang yang rakus dan ingin cepat kaya itu.

    Di Indonesia sama saja. Para politisi kehilangan respek karena mencuri uang rakyat. Belakanganrektor sebuah universitas negeri yang juga mahaguru pun dilaporkan masyarakat atas perilakunyayang menggunakan uang mahasiswa untuk urusan fitnes dan membiayai piaraannya (pets). Sudahbegitu, dia pun dilindungi sejumlah menteri dan pejabat tinggi.

    Bahkan ada yang bilang kerugiannya masih kecil, bagaimana kalau yang kecil itu bermuara jadibesar? Bukankah itu melanggar kepatutan? Rakyat masih harus berteriak keras untukmendapatkan keadilan. Usaha-usaha kecil dan besar juga banyak yang masih berbohong. Belumberusia genap 5 tahun dan belum tentu bisnisnya untung, usaha baru sudah berani di franchise-kan.

    Pelaku usaha yang besar sama saja, banyak yang mengambil tanah rakyat melalui tangantangankotor. Nama-nama seperti Gayus,Nazaruddin,dan Malinda Dee menjadi headlines sepanjang hari.Setelah itu di tahun 2011 hidup kita dikuasai debt collector,preman berjubah agama,SMS sedotpulsa,tipuan melalui ATM, sampai perampasan- perampasan besar.

    Jadi apalagi yang harus dilakukan kalau bukan pembersihan diri dan membangun giving culture?Itu perlu dilakukan kalau Anda tak menginginkan anak-cucu sendiri menjadi korban di jalan sepertitragedi yang dialami oleh seorang anak balita yang tahun lalu ditabrak mobil di China, dandidiamkan oleh sembilan orang yang melewati anak itu setelah kejadian. Yua-Ywe, nama anak itu,akhirnya tewas beberapa hari kemudian.

    Dari sebab itulah eksekutif harus bisa turut membangun bangsa dengan mengembangkan givingculture sekaligus mentransformasi budaya perusahaan dari I-Centric (berpusat pada individudengan performance management- KPI), menjadi We-Centric (berpusat pada kepentingan yanglebih luas, dengan mempertimbangkan apa akibatnya bagi kita semua).

    Transformasi ini diperlukan untuk mengembalikan rasa aman dan membuat hidup ini lebihharmonis. Para ahli juga mengatakan, semakin ke sini ekonomi imlek akan semakin meriah.Di luarAsia, Imlek mulai dirayakan oleh berbagai bangsa lain. Di Amerika Serikat dan banyak negaraEropa, ornamen-ornamen imlek dan barongsai semakin kental mencuat. Bangsa-bangsa di AsiaTenggara, termasuk di Indonesia, juga sudah mulai bisa memetik keberuntungan dari libur panjangyang jatuh pada hari Senin besok.

    Pesawat-pesawat terbang yang menjalani ruterute ke daerah-daerah tertentu di mana diasporawarga keuntungan Tionghoa berada mulai padat. Di Kuala Lumpur, saya membaca MalaysiaAirlines telah menambah 32 penerbangan ekstra sebelum dan setelah perayaan Imlek untukmengakomodasi permintaan.

    Menurut harian India Today,di China sendiri, airlines dipaksa menambah 14.000 (betul, empat belasribu) tambahan jadwal penerbangan selama festival musim semi (Imlek) berlangsung. Orang-orangAsia ini memang sedang kelebihan uang. Berbeda dengan saudara-saudara kita di Eropa danAmerika yang selain tengah kedinginan juga kesulitan. Harap diingat, bagi orang Asia, Nagaadalah simbol shio terkuat, puncak.

    Naga adalah lambang dari kesejahteraan, keberuntungan, dan kemakmuran. Diramalkan, rumah-rumah sakit bersalin akan kebanjiran pasien yang ingin agar anaknya lahir pada tahun shio naga.Bahkan menurut majalah Business Week, permintaan terhadap produk-produk bayi diramalkanakan menjadi penggerak ekonomi yang penting.

    Di Amerika Serikat saja, diberitakan sejak November lalu sudah di cetak uang kertas dengan temakhusus, Year of Dragon dengan nomor seri dimulai dengan angka 8888.Uang khusus ini bisadipesan pada www.moneyfactorystore.gov.

    Akhirnya saya ucapkan selamat menyambut tahun baru Imlek. Kita semua tentu sepakat,pembersihan diri itu penting, agar tetap selamat dan sejahtera. Gong Xi Fat Chai!

    Rhenald KasaliGuru Besar Universitas Indonesia

    Rekomendasikan ini di Google

    KAMIS, 12 JANUARI 2012

    converted by Web2PDFConvert.com

  • Refleksi Kelas Dunia - Sindo 12 januari 2012Menurut PBB, tahun ini adalah tahun koperasi, dan bangsa-bangsa besar, tak ketinggalan Thailanddan Malaysia berlomba-lomba menunjukan kepada dunia bahwa mereka pun memiliki koperasikelas dunia. Bagaimana Indonesia? Bukankah kita lagi asyik dengan UMKM non koperasi?

    Untuk menjadi pegangan para pelaku koperasi, ICA ( International Cooperative Alliance)mengeluarkan peta yang berisi daftar 300 koperasi kelas dunia. Di dalam daftar itu terdapatkoperasi-koperasi besar seperti Credit Agricole Group (Prancis), Zen Noh (Jepang), Rabo Bank(Balanda), California Dairies (USA), IFFO (India), Fair Price (Singapore), dan Bank Rakyat(Malaysia). Semula saya berharap akan ada beberapa koperasi Indonesia yang masuk dalamdaftar itu, namun saya harus kecewa menerima kenyataan tidak ada.

    Padahal kurang apa ya negeri ini? Penduduk prasejahtera masih banyak, kementrian yangmenangani khusus koperasi juga ada, APBN nya pun disediakan. Tidak ada badan hukum usahalain yang diajarkan di sekolah sejak SD selain koperasi. Koperasi juga dijadikan praktek disekolah-sekolah. Indonesia juga tidak kurang mengenal tokoh-tokoh koperasi, termasuk pendirinegeri ini Bung Hatta. Sementara di Inggris, Belanda, dan Amerika Serikat yang sangat kapitalis,koperasi justru berjaya. Ada apa gerangan?Idiil dan KomersialDi Harvard, bila Anda sempat, mampirlah ke toko buku dan souvenir kampus. Anda akanmenemukan sebuah toko besar yang dikelola secara profesional. Mahasiswa dan pengunjungmenyebutnya CO-OP yang artinya koperasi. Adalah hal yang biasa bila orang menyebut coop-number yang berarti nomor keanggotaan dalam koperasi. Mereka adalah pemegang sahamsekaligus pelanggan, mengeluarkan uang dan mendapat deviden.

    Di Inggris, gerakan koperasi juga tak kalah hebatnya. Adalah biasa orang menyebut Vivid numberyang berarti nomor keanggotaan koperasi. Salah satu kelompok usaha berbasis koperasi yangbesar adalah The Co-Operative Group yang bergerak dalam spektrum usaha yang sangat luasdengan 3 juta anggota dan 4,500 outlet. Mereka bergerak dalam bidang retail, makanan, asuransi,perbankan, travel, farmasi, jasa pemakaman, jasa hukum, investasi, toko on-line, listrik, dan hotel.

    Di Indonesia kita mengenal GKBI (Gabungan Koperasi Batik Indonesia) yang masih memilikigedung bertingkat di jalan bergengsi di jakarta namun kiprahnya sudah lama tak terdengar.Demikian pula Puskowan Jati yang sangat populer di Jawa Timur, Koperasi Unit Desa Setia Kawandi Nangkojajr, koperasi-koperasi susu, Inkopad, Inkopal dan Inkopol serta Inkopau. Tetapi semakinhari koperasi disini mulai jarang disebut. Apalagi, dukungan pemerintah pada sektor pertanianmenyusut, lahan-lahan pertanian menyempit dan usaha yang sarat subsidi (seperti pupuk)berpindah ketangan para makelar dan orang-orang partai politik. Mudah-mudahan saya salah dansaya berharap koperasi-koperasi kita gegap gempita seperti di era orde baru.

    Namun disisi lain, saya mendengar ada secercah harapan, yaitu berkembangnya koperasi-koperasi simpan pinjam (KSP) yang banyak menggarap sektor microfinance. KSP-KSP inibisnisnya berkembang karena dikelola secara profesional dengan manajemen yang miripperbankan. Hanya saja tak semua sektor microfinance dikuasai koperasi. KSP harus bekerja lebihkeras lagi karena mereka harus berhadapan dengan bank-bank besar, bank-bank asing, lebaga-lembaga keuangan mikro, BPR, dan tentu saja KSP asing dari Bangladesh, India, dan Eropa.

    Refleksi Kelas DuniaICA menyebutkan diseluruh dunia usaha koperasi menyangkut kepentingan lebih dari 1 miliarpenduduk dunia yang terlibat baik sebagai anggota, konsumen maupun pengurus dan pegawai.Dari global 300 koperasi dunia saja, penghasilan yang diciptakan telah mencapai 1,6 triliun dolaryang berarti setara dengan GDP salah satu negara nomor 9 terbesar di dunia.

    Ke 300 koperasi kelas dunia itu ada di 25 negara dengan penghasilan terbesar ada di Prancis(28%), USA (16%), Jerman (14%), Jepang (8%), Belanda (7%), Inggris (4%), Swiss(3,5%), Itali(2,5%) Finland (2,6%), Korea (2%) dan Canada (1,75%).Kalau di negara-negara kapitalisme itu saja koperasi bisa menjadi besar, mengapa di Indonesiatidak? Apakah mungkin karena koperasi telah salah dibina biroktrat-birokrat yang tak paham bisnissehingga terlalu kental aturan dan masalah idiil saja? Atau jangan-jangan cara pengelolaannyayang masih, maaf, primitif, berpikir kecil, merasa miskin dan kurang berani merekrut kaumprofesional? Atau bisa juga bidang-bidang usaha yang ditekuni sangat terbatas pada bidang-bidangusaha bernilai tambah rendah sehingga masih bermimpi mengandalkan tangan pemerintah?

    Semua mungkin saja. Tetapi marilah kita berefleksi dengan melihat apa yang dilakukan olehkoperasi-koperasi kelas dunia.Pada dasarnya, kata kelas dunia sendiri adalah kata yang rancu dan sangat mudah dipakaisekedar untuk keren-kerenan saja. Padahal kata kelas dunia mencerminkan sesuatu yangbesar. Kata besar sendiri bisa berwujud luas, mulai dari asset, pasar, pendapatan, jumlahpegawai, jangkauan usaha dan seterusnya.Namun belakangan saya melihat kecenderungan kata besar dalam status kelas dunia mulaiditinggalkan karena banyak usaha-usaha yang besar menimbulkan masalah. Besar dari ukuran-ukuran tadi ternyata identik dengan kerakusan, skandal, arogansi, tidak bersahabat (denganpelanggan dan society), dan bahkan besar identik dengan kesejahteraan semu (illusionarywealth).

    Setiap kali terjadi krisis, lembaga-lembaga usaha yang besar selalu menjadi beban bagi suatubangsa karena tidak fleksibel, terlalu hierarki, terlalu I-Centric, banyak hutang, terlibat masalah-masalah etika dan salah urus. Padahal besar juga berarti magnet, yang menarik orang-orang

    converted by Web2PDFConvert.com

  • Diposkan oleh Rhenald Kasali di 06:28 Tidak ada komentar:

    terbaik, lulusan universitas-universitas terkemuka dan seterusnya.Oleh karena itulah pengertian kelas dunia mulai bergeser. Ia bukanlah urusan besar dan rangkingprestasi keuangan melulu. Para ahli melihat, kata respect, admire (dihormati, dikagumi) menjadilebih bermakna dan lebih diterima. Jadi, ukurannya bukan lagi sekedar value (nilai, angka),melainkan juga values (bernilai, bermakna, kearifan). Value adalah sasaran dari kapitalisme,sedangkan gabungan value dan values adalah miliknya koperasi.

    Koperasi kelas desa biasanya terpukau dengan values belaka sehingga jalan di tempat,sedangkan koperasi kelas dunia menyeimbangkan keduanya. Bahkan dengan bekal values nyaitu, mereka berjuang keras menjadi role model dalam industri masing-masing seperti menjalaniprinsip-prinsip crackership dalam konsep Cracking Zone.

    Saya masih punya rekaman kuat saat tinggal beberapa minggu di sebuah desa di kaki gunungBromo lebih dari 20 tahun yang lalu. Di sana saya berdialog dengan para peternak susu danpengurus Koperasi Susu Setia Kawan. Sebuah desa yang hidup, ceria dan penduduknya sejahterakarena koperasi. Pengurus-pengurus koperasi aktif mencari formula-formula baru dalam berbagaihal. Mereka mencari cara agar sapi-sapi mereka sehat dan produktif, mengembangkan teknologi,pakan ternak, dan alat transportasi susu yang terbebas dari kerusakan kualitas dan seterausnya.

    Tetapi di sisi lain, mereka juga aktif membangun masyarakat , merekatkan nilai-nilai, merubahperilaku-perilaku buruk warisan Ke Arok dam Kebo Ijo (dalam sejarah Singosari), membuat parapeternak nakal lebih jujur dan tak mencampur susu dengan air atau santan, menciptakankegembiraan diantara penduduk saat menyetor susu, serta membentuk cara-cara pengelolaanuang yang sehat.

    Rakyatnya sehat dan sejahtera, koperasi juga sehat dan dan sejahtera. Tetapi untuk menjadi rolemodel tuntutannya tentu lebih besar lagi. Koperasi tak boleh berpuas diri menjadi pemain-pemainkelas desa, sebab seperti KSP-KSP, mereka juga berhadapan dengan sistem ekonomi yangliberal yang memaksa mereka unggul dalam bersaing. Koperasi harus kompetitif dan dikeloladengan mengikuti zamannya. Koperasi harus menjadi matahari dengan magnezt yang kuat untukmenarik the best talent, the best produk, dan the best system .Selamat merayakan tahun International Koperasi, dan jadilah warga dunia berkelas yang dihormati.

    Rhenald KasaliGuru Besar Universitas Indonesia

    Rekomendasikan ini di Google

    SENIN, 09 JANUARI 2012

    Orang Miskin Memberi - Jawapos 8 Januari 2011Bisakah orang miskin memberi ?Banyak orang yang saat ini berpikir dirinya harus kaya lebih dulu untuk bisa membantu orang lain.Orang-orang seperti ini menunda perbuatan baik, menunggu sampai saatnya tiba. Padahal bagiorang yang menerima, orang kaya memberi adalah biasa sekali. Pemberian yang paling indahjustru adalah pemberian yang datang dari orang-orang yang susah.

    Di Banda Aceh saya menemukan banyak orang yang tetap merasa susah dan hidupnya tetaptertekan kendati rumah-rumah mereka sudah lebih baru. Jalan-jalan beraspal kokoh telahterbangun, kedai-kedai kopi di Ulee Kareng telah kembali ramai dan roda ekonomi telah kembaliberputar. Selain sulit menghilangkan trauma dan kesedihan yang mendalam akibat tsunami,kadang saya berpikir mungkin karena bantuan-bantuan yang mereka terima datang dari negara-negara kaya.Tetapi di sebuah pesantren yang miskin di Jawa Timur saya menemukan anak-anak korbanTsunami Aceh yang hidup bahagia, meski mereka dipelihara oleh santri-santri yang tidak kaya.Kemungkinan besar mereka merasakan ketulusan dan rasa persaudaraan. Bukan sekedarpemberian.

    Spiritual Giving Giving atau memberi pada dasarnya dapat dibagi ke dalam dua kelompok: material giving (uang,makanan, selimut, rumah, dan hadiah-hadiah), dan spiritual giving (kasih sayang, ketulusan,perhatian, kepedulian, senyum, dan uluran tangan).

    Jadi pada dasarnya Anda tidak harus menjadi kaya secara material terlebih dulu untuk bisamemberi. Tetapi bila Anda bisa memberikan apa saja, Anda adalah orang yang kaya. Kaya adalahstate of mind yang dibentuk oleh pikiran, bukan oleh jumlah uang. Bila dua orang yangberpenghasilan sama memberi, maka yang memberi lebih tuluslah yang lebih kaya.

    Saya suka bertanya pada sopir saya mengapa ia selalu memberi pada pengemis yang memintadi sisi sebelah kanan di depan jendela kaca mobilnya sementara pemilik mobil lain menguncirapat-rapat jendelanya. Ia mengaku dulu pernah menjadi sopir taksi,Mungkin karena kita tahusama-sama susah cari uang di jalan, ujarnya.

    Di Bandung, saat seorang banci menepuk-nepuk tangan sambil berjoget di lampu merah, iasegera membuka jendela dan memberi bukan uang, tetapi sebatang rokok. Banci itu berucapspontan, Masya Allah, rokok bo! Nuhun ya kang. Ia melenggang pergi sambil tersenyum gembira.

    converted by Web2PDFConvert.com

  • Diposkan oleh Rhenald Kasali di 23:35 Tidak ada komentar:

    Dalam sebuah buku saku yang ditulis oleh Arswendo Atmowiloto selama ia di penjara, sayajuga pernah membaca kisah para napi yang sering menerima kiriman uang receh yang dilempardari balik tembok penjara oleh sopir-sopir truk yang dimasukkan ke dalam kotak korek api.Mungkin mereka adalah mantan napi yang tahu betapa sulitnya orang kecil yang ditahan dipenjara, ujar Arswendo.

    Bagi saya, orang-orang masih mau berbagi itulah yang kaya. Sebaliknya, di Jakarta saya jugamenemukan orang-orang yang sudah secara ekonomi terpuruk, mulutnya jahat pula. Selain mudahtersinggung, tak pernah mau memberi, dan setiap kali ada kesempatan selalu mengambil lebihdulu. Setiap kali ada antrian pemberian mereka selalu menyerobot dan mengerahkan semuaanggota keluarga untuk berebut.

    Mereka ini sebenarnya sama miskinnya dengan orang-orang kaya yang terbelenggu dengangaya hidup hedonis. Mereka tidak punya budaya memberi, bahkan kedatangannya selalumenyedot energi milik orang lain. Di Pesantren SPMAA di Desa Turi Lamongan saya mengirim mahasiswa-mahasiwa MMUIuntuk tinggal beberapa hari, bukan untuk belajar Ilmu Manajemen, melainkan untuk belajar berbagi.Pesantren ini tidak kaya materi, tetapi mereka punya hati mulia untuk memberi. Untuk makan sajamereka tidak berlebih, tetapi semua orang bisa menikmati kasih sayang.

    Di Sanggar Akar Jakarta, saya menemukan komunitas anak-anak jalanan yang untuk makansehari-hari tidak berlebih, tetapi mereka bisa berkesenian, menjual pertunjukan teater kepadaperusahaan-perusahaan, dan bernyanyi gembira. Anak-anak ini dulu dikumpulkan oleh RomoSandyawan karena mereka menjadi korban Operasi Esok Penuh Harapan yang menganggapmereka sebagai sampah kota.

    Di Bandara Juanda saya pernah bertemu dengan seorang biksu yang memberi nasehat seorangibu yang tengah menderita karena suaminya sedang sakit keras. Pesannya, Nyonya, banyak-banyaklah berderma. Si ibu terbengong, ia tidak bisa memahami bagaimana orang susah justrudiminta berderma. Namun belakangan saya mendengar ibu itu menyerahkan sebagian besarhartanya kepada orang-orang miskin beberapa saat sebelum suaminya meninggal dunia.

    Melepas KesulitanDi Bab penutup buku The Power Of Giving yang ditulis oleh Azim Jamal dan Harvey McKinnon,saya membaca kalimat ini: One of the best gifts you can give children is to teach them the beautyof giving.Setiap anak bisa diajarkan memberi selagi mereka kecil. Mulai dari memberi perhatian, senyum,ucapan-ucapan yang membesarkan semangat, kalimat-kalimat positif, uluran tangan, kata terimakasih, memberi perhatian, empati, mendengarkan, doa, dan seterusnya.Orang yang memberi adalah orang-orang yang kaya dan bahagia. Ibu yang tengah menderitakarena suaminya sakit keras, menyatakan, memberi membuat beban saya tersalurkan, hidupsaya lebih indah dan membuat saya melupakan kesulitan.

    Memberi bagi orang miskin adalah sebuah penyembuhan dan membuat hidup lebih baik karenahanya dengan kebaikan berbuahlah kebaikan.

    Rhenald KasaliGuru Besar Universitas Indonesia

    +1 Rekomendasikan ini di Google

    SABTU, 07 JANUARI 2012

    Refleksi Global Player - Sindo 5 januari 2012Larry Downes yang menulis Beyond Porter mengingatkan kita akan pentingnya para pelakuUMKM melihat dirinya dalam global context. Penulis-penulis lain mengingatkan betapa globalisasitelah menjadi ancaman serius bagi para pengisi ceruk pasar.

    Tapi di Indonesia, saya mengatakan, tak usah ada globalisasi, Indonesianisasi saja sudah cukupmembuat para pembuat kecap lokal kesulitan bernapas. Bukankah dulu setiap daerah di Indonesiaini punya merek kecap masing-masing? Kalau tidak gagal bersaing, mereka habis dicaplokmerekmerek nasional. Sewaktu dibeli, mereka berpikir mereknya akan jadi besar, tapi nyatanyahanya untuk ditelan dan dimakan pasarnya.

    Kata Philip Kotler, itu namanya guppies strategy, strategi ikan-ikan kakap memangsa ikan-ikanteri. Lantas, bagaimana melawan kekuatan global? Wali kota sehebat Joko Widodo tidak gentar. Ialangsung memesan mobil-mobil buatan siswa-siswa SMK Surakarta dan memamerkannya kepadakhalayak bahwa mobil ini lebih baik dari Toyota Camry-nya yang sudah berusia senja.

    Kendati dicibir gubernurnya sendiri yang mungkin masih kesal dengan keributan kasus SariPetojo, Joko Widodo tetap bilang mobilnya layak pakai. Pak Gubernurbilanghati-hatimasalahkeamanan meski akhirnya Gubernur bilang bagus juga kalau kita mendukungnya.Tapi PakGubernur belum tentu akan ikut pamer seperti wali kotanya kendati keduanya diusung partai yangsama.

    converted by Web2PDFConvert.com

  • Padahal mobil Esemka dan Rajawali buatan anak-anak sekolah itu bakal berat melawan gempuranmerek global. Walaupun harganya murah, saat ini di pasar sedang bersiap-siap masuk mobil-mobilberharga di bawah Rp100 juta. Kemarin Bajaj yang biasa membuat sepeda motor dan kendaraanroda tiga sudah meluncurkan mobil murah yang mungil. Peluncurannya pun megah, dieksposbukan hanya oleh TV One atau Metro TV, tapi oleh jaringan berita internasional.

    Identitas Lokal

    Sebagai refleksi, saya ingin mengajak Anda menyaksikan bagaimana ribuan merek lokalbertempur seorang diri memasuki pasar global. Di Cirebon, para perajin furnitur yang dulu gencarmembuat kursi rotan sudah lama mati setelah Menteri Perdagangan membiarkan bahan bakudiekspor secara bebas dan mereka kesulitan bahan baku.Tapi cerita di balik pudarnya kerajinanfurnitur dari Cirebon lebih dahsyat dari sekadar bahan baku.Sekitar 10 tahun lalu,saat mengikutipameran dagang di Jakarta, mereka mengatakan,

    Tahun ini omzet saya bagus,permintaan banyak, pembeli terus berdatangan. Namun,setahunkemudian, di pameran yang sama mereka mulai mengeluh. Buyer yang dulu berbelanja danmemesan dalam jumlah besar sekarang menjadi tetangga saya dan kini ia ikut pameran membukastan di depan counter saya. Bule Jerman atau bule Spanyol pedagang furnitur itu kini menjadiorang Cirebon dan punya pabrik besar. Setahun berikutnya, saya mulai mendengar keluhan-keluhan baru.

    Banyak buyeryang pura-pura membeli, tapi diam-diam memotret desain buatan produsen Cirebonyang dijajakan begitu indah di pameran.Alih-alih memberi layanan yang manis, muka mereka mulaisedikit kencang karena karya-karyanya dipotret dan diduplikat. Hari ini, saat berkunjung keCirebon, seorang pegawai bank yang banyak menangani nasabah-nasabah UKM di sanamengatakan, Masa emas furnitur telah berlalu. Genteng di Jatiwangi masih kuat,tetapi ke depanmereka mulai terancam genteng logam,ujarnya lirih.

    Di Bandung, Plered, Garut, dan banyak kota kecil lain,ribuan bahkan jutaan UMKM bergulatdengan persoalan globalisasi yang berbeda-beda.Hasan Batik di Bandung misalnya, yang dulu(1975) didirikan dosen Jurusan Seni Rupa ITB Hasanuddin (alm), juga bergelut melawan globalisasidi usia senjanya. Sebelum krismon,studio dan sekolah membatiknya digemari turis asal Jepangdan ia tumbuh begitu pesat.Tapi begitu krismon melanda,mereka benar-benar kehabisan akal.

    Setelah ditinggalkan karyawan- karyawan terampilnya, studionya pun mengalami musibahkebakaran.Tapi, beruntung, Pak Hasan tidak hanya mewarisi pabrik dan keterampilan, melainkanjuga tiga putri yang tekun meneruskan usaha. Sania Sari,Tri Asayani,dan Ranitrayani melawangempuran globalisasi. Di tangan mereka ada harta-harta tak kelihatan (intangibles) yangdiwariskan seorang ilmuwan yang gencar melatih keterampilan bersama ibu yang membawa garisDNA batik Pekalongan.

    Merekalah yang membalikkan kembali kejayaan Hasanuddin dengan identitas lokal dan UMKM.Berapa omzetnya? Kepada tim riset yang saya pimpin,mereka mengaku Rp75 juta per bulandengan 20 orang karyawan. Lain Hasan Batik, lain pula Eddy Permadi. Namanya memang belumsetenar Tri Mumpuni, tetapi dosen ini tak mau diam menyaksikan pengangguran. Ia membuatturbin mikrohidro untuk menghasilkan energi.

    Namun, namanya juga identitas lokal, Eddy mengisi hari-hari kosong order turbinnya denganmengalihkan karyawannya menjadi pembuat bandrek dan bajigur.Tak ada dalam buku strategibisnis mana pun di dunia ini yang mencontohkan gabungan usaha antara turbin dengan bajigur.Tapi di Cihanjuang ini riil. Keduanya jalan bagus.

    Eddy bisa membuat turbin 1 sampai 3 megawatt, di samping pembangkit yang mikro (untuk 3.000watt listrik) dengan omzet Rp10 miliar15 miliar setahun, tapi juga bajigur yang menyerap 100 tonjahe dari Lampung dengan omzet Rp4,5 miliar setahun. Eddy yang pernah menikmati pendidikandi Swiss tentu berbeda dengan Eman Sulaeman yang berjuang mengangkat identitas perajingerabah di Plered.

    Meski keluarganya dari dulu hidup dari gerabah, generasinya mengalami gempuran globalisasiyang lebih berat. Gerabah tak hanya menembus dunia dari Plered,melainkan juga dari Thailand,Vietnam,Filipina, dan negaranegara Amerika Latin. Mereka semua menembus pasar denganpengetahuan dan teknologi yang dipadukan dengan sentuhan tangan etnik. Bahanbahan beracundikontrol ketat, teknik pembakaran dan bahan baku memerlukan pengetahuan tingkat tinggi.

    Dengan segala keterbatasannya, Eman harus siap menerima penolakan pasar kalau barangnyadinilai tidak memenuhi standar. Setiap tahun Eman harus puas menjalani usaha dengan omzetRp400 juta500 juta. Saya tidak tahu persis bagaimana Pemerintah Malaysia begitu fokusmembina usahawannya membangun local brand seperti cokelat Barley atau tas dan sepatu Vincidan Nose.

    Tapi, sepengetahuan saya, pemerintah kurang aktif mem-branding local product yang kuat. Kalacokelat Barley digencarkan, Kiki Gumelar juga punya impian menjadi pemain global. Putra asalGarut ini terispirasi oleh cokelatCeresyangkatanya dulu dimulai dari Garutjuga. MakaKiki jugamelawan globalisasi dengan identitas lokal,yaitu dodol Garut,sehingga cokelatnya diisi dodoldengan merek Cokodot.

    Skala Global

    Saya tak tahu selera lokal atau identitas lokal apa yang bisadibangundibalikpembuatan mobil-

    converted by Web2PDFConvert.com

  • Diposkan oleh Rhenald Kasali di 06:21 Tidak ada komentar:

    mobil nasional yang mulai digulirkan ke pasar.Namun belajar dari IPTN yang dulu dibangun denganmenggebu- gebu, kita perlu mengingatkan bangsa ini agar selalukonsistenkalaumembangunsesuatu. Membangun industri automotif, juga pesawat dan alat-alattempur, membutuhkan strategi jangka panjang yang harus konsisten dari masa ke masa.

    Bukankah hancurnya IPTN juga karena kita tidak konsisten dan mudah menghancurkannya dalamsemalam? Kita cuma berharap mobilmobil itu dibangun dengan semangat industri yang serius,bukan sekadar jadi laboratorium murid SMK yang lagi praktikum.Sebab membangun industribukan membangun pabrik. Skalanya harus diperhitungkan masak-masak.

    Biasanya ketika lagi asyik, negeri penghasil tambang energi terbesar di dunia seperti Indonesiasuka membuat sesuatu at all cost. Setahu saya automotif itu butuh pasar dan skala usaha yangbesar.Maka produksinya tak bisa encrut-encrut, seekorseekor seperti memberanakkankambing.Automotif perlu skala ekonomis yang besar.Sementara di televisi, Kepala SMK bilangsudah ada pesanan yang lumayan. Berapa Pak Guru? Sepuluh unit. Ini tentu jauh panggang dariapi.

    Membangun industri membutuhkan jaringan yang lebih besar dari sekadar membuat gedung labdan praktik membuat mobil. Esemka perlu mengangkat jaringan dealer, lengkap dengan pasokanspare partsdan bengkel yang luas.Belum lagi lab riset yang membutuhkan alat-alat uji danteknologi berbasiskan pengetahuan.

    Entahlah kalau ini juga merupakan identitas lokal kita: bisa bikin mobil dengan cara baru,tak perluskala ekonomis, apalagi cara berpikir industri. Omzet satu dua miliar sudah bisa hidup.Siapa tahuitu maksudnya. Artinya mereka benarbenar pembaharu industri alias the super-cracker dalam TheCracking Zone. Siapa tahu itu maksudnya begitu

    Rhenald KasaliGuru Besar Universitas Indonesia

    Rekomendasikan ini di Google

    Prospek Bisnis Paradox 2012: Antara Lexus dan MinyakKayu Putih - Jawapos 1 Januari 2012Saya sedang berada di atas kepulauan Maluku Utara, saat pesawat yang mengangkut sekitar 50orang penumpang miring ke kiri menghadap matahari yang baru saja terbit. Di sebelah sayaduduk anak muda asal Pomalaa, Kolaka, yang dari tadi ribut dengan pramugari yangmempersoalkan tivi datar yang harus ditaruh di kabin belakang. Ia bersikukuh menggenggamnyaerat-erat di pangkuannya kendati dilarang. Ia ingin membekapnya seperti ibu yang memeluk taskulit berlogo LV di pangkuannya.

    Dari obrolan dengannya, Ia mengatakan tivi adalah satu-satunya hiburan untukmengatasi suntuk di tambang. Dari ketinggian ia menunjuk gundukan tanah merah pada bukit-bukit gundul di Pulau Halmahera --yang isi perutnya sudah dikorek, diangkut dengan kapal kesebuah pelabuhan di China sebagai kamp kerjanya bersama dengan beberapa pekerja asing.

    Di Buli, saya menyaksikan alam yang kaya namun miskin infrastruktur. Lubang sedalam60 sentimeter, jembatan rapuh, dan hanya jadi mulus kalau diperbaiki perusahaan. Pemda seakantertidur. Di balai desa, Saya disambut beberapa orang pria berwajah kumuh, mirip preman terminalbus Wonokromo. Di sana saya diminta mengajarkan cara naik kelas pada sekitar 30 orangpemilik warung, petani sagu, dan pengusaha minyak goreng. Ada rasa was-was mengajar di balaidesa yang mesin dieselnya berbunyi keras sementara pesertanya berwajah sangar dan jauh darisentuhan pengetahuan. Namun alhamdulilah, mereka ternyata baik hati, rindu kesejahteraan, danpunya selera humor yang tinggi apalagi setelah saya katakan wajah mereka seperti preman.

    Di sebuah Hotel di Sulawesi Tenggara yang menghadap ke laut, saya juga menemuipemandangan serupa. Beberapa pegawai tambang bercakap-cakap dengan pria India pemburuKakao dan nikel. Yang satu bergelang emas, yang satu memegang Ipad yang sayang sekali takbisa mengakses data.Di Berau Kalimantan Timur, setelah berebut naik ke atas pesawat kecil, dari udara saya jugamelihat areal tambang bertanah merah pada bukit-bukit yang gundul. Di dalam pesawat sayabertemu orang Malaysia dan China yang bicara soal geologi batuan. Namun begitu mendarat sayamenyaksikan sebuah ambulans kumuh yang mengakut orangtua yang tengah sekarat, dengantabung infus yang sejak tiga jam lalu mengharapkan bantuan agar bisa diangkut dengan pesawatke rumahsakit pada kota terdekat.Lexus and Olive Tree

    Beberapa tahun yang lalu, jurnalis senior Thomas L Friedman menulis buku Lexus and theOlive Tree yang pada awal abad ini menjadi buku bacaan wajib di program doktoral ilmumanajemen FEUI. Ia mengatakan, dunia baru yang ditandai oleh globalisasi selalu ditandai olehpertarungan dua kepentingan, yaitu antara mereka yang mengejar kekayaan (the Lexus) danmereka yang masih bertempur mempertahankan identitas lama (pohon zaitun, the Olive). Friedman melukiskan globalisasi dari pengalamannya menikmati sushi di atas kereta api secepatpeluru di Jepang, sementara bacaannya adalah konflik tiada akhir di Timur Tengah. Konflik yangmempertahankan old identity, seperti petani di Mesuji, atau petambang di Bima dan para pemburu

    converted by Web2PDFConvert.com

  • yang kehilangan lahan di Papua dan Kalimantan.

    Untuk konteks Indonesia, kita ganti saja pohon zaitun itu dengan Minyak Kayu Putih yangtumbuh alami di Pulau Buru. Seperti itulah mungkin pertarungan yang tengah dialami bangsa ini. Dalam satu keranjang persoalan kita mempersoalkan subsidi untuk petani yang hanya dinikmatipabrik pupuk dan petinggi partai, namun membanggakan eksport kekayaan alam besar-besarandengan pertumbuhan yang mengesankan.

    Di atas tanah yang kaya ini, kita tak menyaksikan pemandangan berbeda dengan yang sehari-haritampak di lembah Yerikho tak jauh dari Yerusalem yang saya lihat akhir tahun lalu. Orang-orangtua berjanggut panjang dengan wajah bersahaja menunggang seekor keledai sambil menarikgerobak berisi buah tomat segar. Sementara lima kilometer di sebelahnya, di Yerusalem,kelompok Yahudi kaya dengan janggut yang tak kalah panjang, dengan jas dan topi hitammenjulang tinggi menenteng istri mengenakan gaun dari bahan fur yang sangat mahal, yangtengah hamil sambil membawa buku matematika dan sebuah biola.Pemandangan serupa saya saksikan di China sepuluh tahun yang lalu, atau di kota Namlea Pulau Buru yang memiliki masjid dengan kubah biru muda yang begitu indah di kantor Bupati,namun penuh kemiskinan di tanah Wailo tak jauh dari ribuan hektar pematang sawah Savana Jayayang dulu dibangun para tapol. Di kota, para pejabat menggenggam ponsel terbaru dan asyikmengkoleksi mobil Pajero. Sedangkan pada jarak kurang dari 1 jam bersepeda motor dari Namleasaya menemukan tak satupun penduduk aseli yang memiliki pacul untuk berkebun coklat. Penduduk aseli masih menenteng parang dan beberapa bilah anak panah dengan ribuan ekor sapiyang kurang perhatian.

    Indonesia di awal abad 21 tak ubahnya dengan Israel di awal abad ini, atau China sepuluh tahunyang lalu. Keduanya sudah dikenal sebagai bangsa yang hebat dan kita berharap Indonesia punmenyusul. Dalam mengejar itu, kita tengah bergulat antara mempertahankan identitas dan nilai-nilai lama yang mulai luntur kebaikan, dengan nilai-nilai baru yang datang terlalu keras dengansemangat kompetisi dan teknologi digital, dan ingin cepat kaya.

    Kata Friedman, di era yang berubah cepat dan sarat kebohongan serta nilai-nilai yang buruk ini,para pemimpin besar hanya diberi sedikit pilihan, yaitu bagaimana membangun keluhuran dariidentitas lokalnya dengan memahami secara mendalam makna dari globalisasi. Katanya, "if youcan't see the world, and you can't see the interactions that are shaping the world, you surelycannot strategize about the world." Makanya banyak bangsa sulit keluar dari perangkapkemiskinan. Mereka hanya bergerak-gerak saja, berselancar dalam peta ekonomi macro yangjauh dari geliat rakyat.Macro economy yang jauh dari peta kemiskinan riil, ditambah bergerak tanpa filosofi strategihanya membuat bangsa-bangsa besar jalan di tempat. Ia menandaskan, "you need a strategy forhow to choose prosperity for your country or company." Dan ini diaminkan oleh guru besar ilmuStrategi Pankaj Ghemawat yang beberapa waktu lalu datag ke sini. Ia mengatakan Indonesiaharus think BIG, Boosting Indonesia Growth. Dan untuk mem-boosting growth itu, kata MichaelPorter (Harvard), Indonesia butuh banyak perusahaan dengan sophisticated management.

    Apakah main keduk sumberdaya alam, atau kalau jadi wirausaha muda hanya hanyaasyik bermain di kuliner dan gemar mewaralabakannya sebelum untung (syarat 5 tahun operasi,produk unik, merek kuat dan sudah untung tak dipenuhi) juga mencerminkan dari keenggananmembangun company with a sophisticated management?

    Pengambil dan Penghindar Resiko Dalam situasi yang bertempur antara the lexus and the olive di sini, tanggal 15 Desemberlalu Indonesia mendapat oleh-oleh yang diantar oleh Fitch Ratings yang anda sudah derngarsemua apa adanya. Dalam situasi itu, lagi-lagi kita berhadapan dengan proses globalisasi yangmenakutkan sebagian orang namun tak bisa dihindarkan. Banyak orang gembira karena ini berartiIndonesia telah keluar dari satus junk bonds (alias surat hutang beresiko tinggi, non investmentgrade, menjadi investment grade. Namun siapakah sesungguhnya yang datang bermain dalam sector keuangan daninvestasi di sini dengan berpatokan pada rating global terbitan Fitch, S&P atau Moodys? Sayakira jelas, mereka adalah para penghindar resiko yang tidak mencari margin yang besar. Cukupmoderat saja, yang pasti aman. Padahal di sisi lain, lebih dari 10 tahun, investor yang datang keIndonesia dan turut membentuk DNA bangsa ini adalah investor pengambil resiko. Mereka inilahyang telah membuat kita hidup dalam paradox: explorasi-exploitasi, uang panas-governance,tumbuh cepat-prudent, profit-control, sustainability sekaligus merusak alam.

    Dalam situasi seperti ini, pantas kalau banyak orang yang merasa confused. Indonesia inisedang menjadi kaya, atau sedang menjadi miskin? Bapak Soa di Wailo Pulau Buru mengatakanpenduduknya punya kebun lima hektar, pohon kakao 300, sapi tigapuluh ekor, namun anak-anakmereka tak bisa bersekolah dan kalau sakit cepat mati. Bagi The Fitch harta sebanyak itumungkin berarti kaya, tapi bagi Bapak Soa, itu berarti miskin.

    Demikianlah paradox ekonomi, saat rating the Fitch diumumkan, banyak orang senang,tapi wirausahawan sejati berpikir lain. Rating itu bisa berarti aset semakin mahal di sini. Di ataspesawat Garuda yang membawa saya dari Jayapura ke Sorong, duduk seorang pengusahanasional yang menguasai bisnis di Indonesia Timur. Kala sebagian besar politisi marah karenaPapua diabaikan, ia justru melihatnya sebagai peluang. Ini saatnya membeli pesawat kecil diEropa, bukan beli dari sini. Saat di sana dilanda krisis kapal-kapal di Eropa dilego seperempatdari harga normal, ujarnya. Ia pun membeli sebelas pesawat untuk bisnis logistik di Timur. Kata pedagang ponsel diJayapura, dua tahun yang lalu mereka diberi tips seratus ribu rupiah untuk menyeeting setiap

    converted by Web2PDFConvert.com

  • Posting Lebih Baru Posting LamaBeranda

    Langganan: Entri (Atom)

    Diposkan oleh Rhenald Kasali di 06:20 Tidak ada komentar:

    ponsel yang dibeli pelanggannya. Kini tips nya bisa dua juta rupiah. Mencari uang limaratus riburupiah di Jayapura itu biasa sehari-hari, ujarnya. Tetapi orang Papua juga hidup dalam paradox,Tak punya uang tidur di kamar di atas kasur, punya uang tidur digot bersama miras.

    Jadi apa artinya rating global kalau tak pandai mengambil posisi? Makanya, jangan dudukdiam di belakang kursi bertingkah seperti juragan tua atau ambtenar. Datang-kunjungi-bicara-dengarkan- ambil posisi dan lakukan secepat kilat di lapangan. Tapi kalau mau selamat, jangankubur nilai-nilai luhur untuk hadapi tahun-tahun yang paradox. Hanya orang yang berhati bersihlahyang bisa melihat kebenaran. Ayo bangun!

    Rhenald KasaliGuru Besar Universitas Indonesia

    Rekomendasikan ini di Google

    Template Simple. Gambar template oleh Storman. Diberdayakan oleh Blogger.

    converted by Web2PDFConvert.com