revolusi mesir

21
Revolusi Mesir Revolusi Mesir berikut ini revolusi Mesir Hosni akan jatuh di revolusi mesir - Revolusi mesir adalah eskalasi bola salju protes rakyat atas Presiden Hosni Mubarak menyebabkan penguasa nomor wahid Mesir ini semakin kesulitan mengendalikan negaranya sendiri. Tampaknya, anggota keluarga Mubarak telah membaca sinyal buruk mengenai nasib pemerintahan Hosni Mubarak dengan melarikan diri ke luar negeri. Berbagai sumber pemberitaan menyebutkan Gamal Mubarak yang diproyeksikan menggantikan Hosni Mobarak sebagai Presiden Mesir, meminta suaka politik di Inggris. Tidak hanya itu, dilaporkan pejabat tinggi Mesir juga melarikan diri melalui bandara internasional Kairo. Para pengusaha dan investor besar Mesir pun merasa terancam atas memburuknya kondisi saat ini dan mereka sontak melarikan asetnya ke luar negeri. Untuk meredakan kemarahan rakyat, Hosni Mubarak membubarkan kabinet pimpinan perdana menteri Ahmed Nazif dan menugaskan Ahmed Shafiq membentuk pemerintahan baru.Tidak hanya itu, Mubarak juga menunjuk Omar Suleiman, Kepala Badan Intelijen dan Keamanan Mesir sebagai wakil pertama Presiden Mesir. Mubarak berharap naiknya Suleiman sebagai orang nomor dua ditubuh pemerintahan Mesir bisa mengendalikan kondisi dalam negeri yang bergolak. Para analis politik berkeyakinan bahwa ditunjuknya Suleiman sebagai wakil pertama Presiden Mesir bertujuan menempatkan kepala badan Intelijen dan keamanan Mesir ini menjadi pemimpin Negeri Piramida itu, jika Mubarak terguling. Berdasarkan Undang-undang Dasar Mesir, jika presiden meninggal dunia atau mengundurkan diri, maka wakilnya akan mengemban tugas memimpin negara hingga penyelenggaraan pemilu presiden. Mengingat kondisi Mesir saat ini yang carut-marut, tampaknya perubahan kabinet yang dilakukan Mubarak tidak akan efektif sama sekali. Sejak beberapa hari lalu, rakyat Mesir seirama meneriakan

Upload: jhon-rocky-nainggolan

Post on 03-Jul-2015

161 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Revolusi Mesir

Revolusi Mesir

Revolusi Mesir berikut ini revolusi Mesir Hosni akan jatuh di revolusi mesir - Revolusi mesir adalah eskalasi bola salju protes rakyat atas Presiden Hosni Mubarak menyebabkan penguasa nomor wahid Mesir ini semakin kesulitan mengendalikan negaranya sendiri. Tampaknya, anggota keluarga Mubarak telah membaca sinyal buruk mengenai nasib pemerintahan Hosni Mubarak dengan melarikan diri ke luar negeri.

Berbagai sumber pemberitaan menyebutkan Gamal Mubarak yang diproyeksikan menggantikan Hosni Mobarak sebagai Presiden Mesir, meminta suaka politik di Inggris. Tidak hanya itu, dilaporkan pejabat tinggi Mesir juga melarikan diri melalui bandara internasional Kairo. Para pengusaha dan investor besar Mesir pun merasa terancam atas memburuknya kondisi saat ini dan mereka sontak melarikan asetnya ke luar negeri.

Untuk meredakan kemarahan rakyat, Hosni Mubarak membubarkan kabinet pimpinan perdana menteri Ahmed Nazif dan menugaskan Ahmed Shafiq membentuk pemerintahan baru.Tidak hanya itu, Mubarak juga menunjuk Omar Suleiman, Kepala Badan Intelijen dan Keamanan Mesir sebagai wakil pertama Presiden Mesir. Mubarak berharap naiknya Suleiman sebagai orang nomor dua ditubuh pemerintahan Mesir bisa mengendalikan kondisi dalam negeri yang bergolak.

Para analis politik berkeyakinan bahwa ditunjuknya Suleiman sebagai wakil pertama Presiden Mesir bertujuan menempatkan kepala badan Intelijen dan keamanan Mesir ini menjadi pemimpin Negeri Piramida itu, jika Mubarak terguling. Berdasarkan Undang-undang Dasar Mesir, jika presiden meninggal dunia atau mengundurkan diri, maka wakilnya akan mengemban tugas memimpin negara hingga penyelenggaraan pemilu presiden.

Mengingat kondisi Mesir saat ini yang carut-marut, tampaknya perubahan kabinet yang dilakukan Mubarak tidak akan efektif sama sekali. Sejak beberapa hari lalu, rakyat Mesir seirama meneriakan lengsernya Mubarak. Api kemarahan rakyat Mesir kini semakin memusingkan Partai Demokratis Nasional.

Berbagai gedung partai incumbent yang tersebar di seluruh penjuru Mesir menjadi sasaran kemarahan rakyat. Tidak sedikit para menteri yang berafiliasi kepada Partai Demokratis Nasional melarikan diri ke luar negeri. Tidak hanya itu, militer Mesir yang dijadikan sebagai sandaran Mubarak selama tiga dekade terpecah menjadi dua arus utama, mendukung pemerintah berkuasa dan bersama demonstran.

Sejatinya pembentukan kabinet baru yang dilakukan Mubarak tidak akan bisa memenuhi tuntutan rakyat yang terpendam selama tiga puluh tahun. Kini bangsa Mesir bangkit melawan penguasa mereka sendiri.

Di saat keluarga Mubarak mendengar pesan revolusi ini, Mubarak tetap belum beranjak dari kursi kekuasaannya, seolah tidak memahami realitas yang terjadi di Mesir. Para analis mengatakan, dengan ditunjuknya Omar Suleiman sebagai wakil pertama Presiden, itupun setelah

Page 2: Revolusi Mesir

pembicaraan via telepon dengan Presiden AS, Barack Obama, tampaknya Mubarak tidak lagi punya skenario untuk keluar dari negeri Piramida itu. (Revolusi Mesir)

REVOLUSI MESIR

Sejarah Negara Mesir.

Republik Arab Mesir atau lebih dikenal sebagai Mesir adalah sebuah Negara yang sebagian wilayahnya terletak di Afrika bagian timur. Luas wilayahnya sekitar 997.739 km persegi dan ibu kota sekaligus kota terbesar di negaranya adalah Kairo. Mesir berbatasan dengan Libya di sebelah barat, Sudan di selatan, jalur Gaza dan Israel di utara timur. Perbatasannya dengan perairan ialah melalui Laut Tengah di utara dan Laut Merah di timur.Mesir memiliki bahasa resmi Arab dan jenis pemerintahannya bersifat Republik. Jumlah penduduk Mesir pada sensus penduduk tahun 2005 diperkirakan mencapai 77.505.756 jiwa dengan tingkat kepadatan mencapai 77/km2. Mata uang Mesir adalah Pound EGP (Poundsterling Mesir) dan memiliki zona waktu UTC+2.Mayoritas penduduk Mesir menetap di pinggir Sungai Nil. Sebagian besar daratan merupakan bagian dari gurun Sahara yang jarang dihuni.Mesir terkenal dengan peradaban kuno dan beberapa monument kuno termegah di dunia, misalnya Piramida Giza, Kuil Karnak dan Lembah Raja serta Kuil Ramses. Di Luxor, sebuah kota di wilayah selatan, terdapat kira-kira artefak kuno yang mencakup sekitar 65% artefak kuno di seluruh dunia. Kini Mesir diakui secara luas sebagai pusat budaya dan political utama di wilayah Arab dan Timur Tengah

Revolusi di Tunisia tidaklah jauh dari kita. Warga Arab telah memasuki suasana yang sarat kemarahan dan frustrasi," kata Sekretaris Jenderal Liga Arab, Amr Moussa, seperti dikutip kantor berita Associated Press."Patut dicamkan oleh semua pihak bahwa orang Arab menderita kemiskinan, pengangguran, dan penurunan sejumlah indikator lainnya. Ini menambah masalah politik yang belum beres," lanjut Moussa pada pertemuan yang dihadiri sang tuan rumah, Presiden Mesir Hosni Mubarak.Moussa tidak salah. Gelombang "revolusi" di Tunisia menyebar ke tetangga-tetangganya, seperti Aljazair dan Mesir. Kini, justru Mesir menderita paling parah sindrom dari Tunisia itu.Sama seperti di Tunisia, sebagian besar rakyat Mesir marah karena harga kebutuhan pokok kian mahal, dan pekerjaan layak begitu terbatas.Hampir setengah dari total populasi Mesir, yang berjumlah 80 juta jiwa, hidup di bawah, atau sedikit di atas garis kemiskinan menurut standar PBB US$2 per hari. Meluasnya kemiskinan,

Page 3: Revolusi Mesir

tingginya pengangguran, dan inflasi harga pangan menjadi tantangan besar bagi rezim Mubarak

Rakyat Mesir juga telah lama hidup dalam situasi terkekang. Mereka tak leluasa mengkritik kekurangan pemerintah, apalagi kepada Presiden Mubarak yang telah 30 tahun berkuasa. Kritik keras bisa berujung ke penjara.

Maka, seperti di Tunisia dan Aljazair, kemarahan mereka menjadi-jadi saat pemerintah tak bisa lagi mengatasi masalah ekonomi. Dalam suatu demonstrasi terbesar di negara itu, Selasa 25 Januari 2011, rakyat Mesir menuntut rezim Mubarak mundur.

"Ini adalah kali pertama bagi saya ikut unjuk rasa. Kami sudah menjadi bangsa penakut, tapi akhirnya kami berani mengatakan tidak," kata Ismail Syed, seorang pekerja hotel di Kairo yang hanya mendapat upah US$50 per bulan, atau tak sampai Rp500.000.

Para demonstran kompak menyebut aksi Selasa kemarin sebagai "hari revolusi atas penyiksaan, kemiskinan, korupsi, dan pengangguran." Walau pemerintah Mesir sudah mengeluarkan larangan, tak ada jaminan dari kaum oposisi, dan rakyat marah, bahwa demonstrasi tak akan berlanjut

Gejolak Mesir.

Gejolak di Mesir terjadi pada tanggal 25 Januari 2011, dimana Rakyat mesir menuntut presidennya yaitu Hosni Mubarak untuk segera turun dari tahta Kepresidenan karena dianggap sudah tidak mampu lagi memimpin Mesir. Rakyat Mesir menginginkan Revolusi mesir cepat dilakukan dan hal ini menyebabkan demonstrasi besar-besaran sehingga bentrok antara warga Mesir yang pro Mubarak dan yang Anti Mubarak tidak dapat dihindarkan.Berbagai cara telah dilakukan oleh para demonstran untuk menggulingkan Mubarak. Mereka melakukan berbagai macam aksi anarkis seperti membakar kendaraan pihak keamanan serta bangunan-bangunan milik pemerintah daerah. Aksi anarkis terjadi setelah warga Tunisia berhasil menggulingkan kekuasaan Presidennya yaitu Zine El Abidine Ben Ali dengan cara berunjuk rasa, sehingga hal ini menginspirasi warga Mesir untk melakukan hal yang samaPusat Demonstrasi terjadi di Tahrir Square, Kairo, puluhan ribu orang turun kejalan sehingga memasuki episode berdarah. Hujan tembakan mengarah ke demonstran yang menuntuk Presiden Mubarak turun, akibat kejadian ini setidaknya 10 orang tewas dan 1.500 orang terluka.Berdasarkan data pada tanggal 2 Februari 2011, PBB memperkirakan jumlah korban tewas mencapai 300 orang pada unjuk rasa pemerintahan Mesir, dan jumlah ini terus meningkat setiap harinya dengan laporan-laporan yang belum di konfirmasi dan lebih dari 3.000 cedera dan ratusan orang lainnya ditahan. Sedangkan sumber-sumber keamanan dan medis di Mesir, mengatakan setidaknya 102 orang tewas dalam gelombang unjuk rasa yang melanda Negara Mesir tersebut.Demonstrasi besar-besaran ini mengakibatkan terputusnya seluruh jaringan komunikasi yang terdapat di Mesir oleh pihak pemerintah baik itu jaringan komunikasi telepon maupun internet, karena pemerintah beranggapan bahwa semakin banyaknya demonstran yang turun kejalan disebabkan karena komunikasi yang dilakukan oleh warga Mesir melalui situs jejaring sosial seperti facebook dan twitter.

Page 4: Revolusi Mesir

Bukan hanya saluran komunikasi saja yang ditutup oleh pemerintah, bank-bank yang terdapat di Mesir juga ditutup oleh pemerintah Mesir, sehingga hal ini menyulitkan warga Mesir untuk mendapatkan bahan pokok. Namun berdasarkan kabar terakhir yang saya dapat bahwa bank-bank di Mesir telah dibuka kembali. Hal ini dikarenakan pemerintah Mesir memperkirakan kerugian yang terjadi karena penutupan bank-bank di Mesir dapat merugikan ekonomi Negara tersebut. Salah satu Bank yaitu Credit Agricole mengatakan bahwa penutupan Bank selama aksi demonstrasi berjalan mengakibatkan kerugian Negara mencapai US$310 juta perhari.

Rakyat Mesir Ajukan Empat Tuntutan

VIVAnews - Rakyat Mesir menggelar demonstrasi secara serentak di sejumlah kota, Selasa 25 Januari 2011 waktu setempat. Aksi itu merupakan yang terbesar di Mesir.

Laman stasiun radio Iran, IRIB World Service, mengungkapkan sejumlah tuntutan para demonstran kepada pemerintah Mesir. Pada intinya mereka ingin mengakhiri rezim Presiden Hosni Mubarak, yang telah memerintah Mesir selama 30 tahun, di tengah krisis ekonomi yang melanda Negeri Piramid itu.

Dalam selebaran yang dibagi-bagikan kepada para peserta demo, dicantumkan empat tuntutan:Pertama, pengunduran diri Mubarak. Kedua, pengunduran diri kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri Ahmed Mohamed Mahmoud Nazef. Ketiga, pembubaran parlemen dan penjadwalan ulang pemilu. Keempat, pembentukan pemerintahan baru pilihan rakyat.

Kamal El Helbawy, mantan juru bicara Ikhwanul Muslimin, mengatakan kepada stasiun televisi Iran, Press TV, bahwa demonstrasi kemarin merupakan yang terbesar dan paling signifikan dalam sejarah Mesir.

Dalam demonstrasi kemarin, sedikitnya dua demonstran dan seorang polisi tewas setelah terlibat baku hantam. Sementara itu, harian Al-Wafd mengungkapkan bahwa polisi menahan 600 orang dalam aksi unjuk rasa serentak Selasa lalu di Kairo, Alexandria, Port Said, Tantan, al-Mahala, Asiut, al-Bahira, dan al-Quium. Sekitar 200.000 orang turut dalam unjuk rasa itu.

Para demonstran kompak menyebut aksi Selasa kemarin sebagai hari revolusi atas penyiksaan, kemiskinan, korupsi, dan pengangguran. Belum ada kepastian apakah demonstrasi akan berhenti atau akan terus berlanjut.

Mubarak telah memerintah Mesir sejak 1981 dan kini sudah berusia 82 tahun. Namun, dia belum menentukan sikap apakah akan kembali mencalonkan diri sebagai presiden untuk enam tahun berikut atau memilih pensiun.

Putranya, Gamal, dikabarkan pergi menuju Inggris, Selasa 25 Januari 2011. sebelum muncul krisis di Mesir, Gamal difavoritkan sebagai pengganti ayahnya. Hampir setengah dari total populasi Mesir--yang berjumlah 80 juta jiwa--hidup di bawah atau sedikit di atas garis kemiskinan, yang menurut standar PBB adalah US$2 per hari. Meluasnya kemiskinan, tingginya tingkat pengangguran, dan inflasi harga pangan menjadi tantangan besar

Page 5: Revolusi Mesir

bagi rezim Mubarak.

Pecah, Demonstrasi Terbesar di Mesir

VIVAnews - Pihak keamanan Mesir terpaksa berjibaku dengan para demonstran dalam unjuk rasa serentak di sejumlah kota, dari Selasa hingga Rabu dini hari. Ini merupakan demonstrasi terbesar di Mesir dalam beberapa tahun terakhir sebagai bentuk kemarahan masyarakat terhadap rezim otoriter Presiden Hosni Mubarak di tengah krisis ekonomi di negara mereka.

"Turunkan Hosni Mubarak, turunkan sang tiran. Kami tidak menginginkan engkau!" teriak para demonstran di Kairo, seperti dilaporkan kantor berita Associated Press. Dalam demonstrasi kemarin, sedikitnya dua demonstran dan seorang polisi tewas setelah terlibat baku hantam.

Demonstrasi massal di Mesir itu terinspirasi oleh gerakan massa di Tunisia beberapa pekan sebelumnya. Didera masalah serupa, yaitu mahalnya harga kebutuhan pokok dan tingginya tingkat pengangguran, rakyat Tunisia berhasil membuat presiden yang telah berkuasa selama 23 tahun, Zine Ben Ali, kabur keluar negeri pada 14 Januari lalu.

Ketidakpuasan atas lambannya pemerintahan Mubarak mengatasi krisis ekonomi membuat sebagian kalangan di Mesir marah. Mereka juga tidak tahan ditekan rezim Mubarak, yang dianggap selalu bertindak sewenang-wenang.

Maka para demonstran kompak menyebut aksi Selasa kemarin sebagai "hari revolusi atas penyiksaan, kemiskinan, korupsi, dan pengangguran," belum ada kepastian apakah demonstrasi akan terus berlanjut.

"Ini merupakan kali pertama bagi saya ikut unjuk rasa. Kami sudah menjadi bangsa penakut, namun akhirnya kami berani mengatakan tidak," kata Ismail Syed, seorang pekerja hotel yang hanya mendapat upah sekitar US$50 per bulan, atau tidak sampai Rp500 ribu.

"Kami ingin perubahan, sama seperti di Tunisia," kata Lamia Rayan.

Sementara itu, pemerintah menyesalkan sikap anarkis para pengunjuk rasa sehingga terjadi bentrokan. "Ada yang sampai melempar batu ke polisi dan yang lainnya berbuat rusuh dan merusak properti negara," demikian pernyataan Kementrian Dalam Negeri. Karena itulah, menurutnya pemerintah harus mengambil tindakan keras.

Hampir setengah dari total populasi Mesir--yang berjumlah 80 juta jiwa--hidup di bawah atau sedikit di atas garis kemiskinan, yang menurut standar PBB adalah US$2 per hari. Meluasnya kemiskinan, tingginya tingkat pengangguran, dan inflasi harga pangan menjadi tantangan besar bagi rezim Mubarak.

Selain itu, Mesir juga mengalami ketegangan antara kaum Muslim dengan Kristen Koptik.

Mubarak telah memerintah Mesir sejak 1981 dan kini sudah berusia 82 tahun. Namun, dia belum

Page 6: Revolusi Mesir

menentukan sikap apakah akan kembali mencalonkan diri sebagai presiden untuk enam tahun berikut atau memilih pensiun. (kd)

Mesir Dilanda Demo, Putra Presiden Kabur

VIVAnews - Putra presiden Mesir, Gamal Mubarak, bersama keluarganya menyelamatkan diri ke Inggris di tengah kekacauan di negaranya. Padahal, sebelum muncul krisis di Mesir, Gamal sering disebut-sebut sebagai calon pengganti ayahnya, Hosni Mubarak, yang telah 30 tahun berkuasa di Mesir.

Menurut media Akhbar al-Arab, seperti yang dikutip The Times of India, Gamal bersama istri dan putrinya terbang ke London dari bandara di Kairo. Keberadaan Mubarak sendiri tidak diungkapkan.

Laporan itu muncul saat demonstrasi menentang rezim Mubarak berlangsung secara serentak di penjuru Mesir, Selasa 25 Januari 2011. Pihak keamanan Mesir terpaksa berjibaku dengan para demonstran dalam unjuk rasa serentak di sejumlah kota, dari Selasa hingga Rabu dini hari waktu setempat.

Menurut kantor berita Associated Press, aksi Selasa kemarin merupakan demonstrasi terbesar di Mesir dalam beberapa tahun terakhir sebagai bentuk kemarahan masyarakat terhadap rezim otoriter Presiden Hosni Mubarak karena tidak mampu mengatasi krisis naiknya harga kebutuhan pokok dan tingginya pengangguran.

Dalam demonstrasi kemarin, sedikitnya dua demonstran dan seorang polisi tewas setelah terlibat baku hantam. Mereka menuntut Mubarak agar segera turun dari kekuasaan sekaligus mengakhiri status keadaan darurat di Mesir, yang diterapkan Mubarak sejak memerintah pada 1981.

Para demonstran juga menginginkan agar parlemen mengesahkan undang-undang baru agar seorang presiden tidak boleh memimpin lebih dari dua periode berturut-turut. Selain itu, para demonstran juga mendesak Menteri Dalam Negeri Habib al-Adly segera mundur dari jabatannya.

Sementara itu, harian Al-Wafd mengungkapkan bahwa polisi menahan 600 orang dalam aksi unjuk rasa serentak Selasa lalu di Kairo, Alexandria, Port Said, Tantan, al-Mahala, Asiut, al-Bahira, dan al-Quium. Sekitar 200.000 orang turut dalam unjuk rasa itu.

Para demonstran kompak menyebut aksi Selasa kemarin sebagai "hari revolusi atas penyiksaan, kemiskinan, korupsi, dan pengangguran," belum ada kepastian apakah demonstrasi akan berhenti atau akan terus berlanjut.

Mubarak telah memerintah Mesir sejak 1981 dan kini sudah berusia 82 tahun. Namun, dia belum menentukan sikap apakah akan kembali mencalonkan diri sebagai presiden untuk enam tahun berikut atau memilih pension

Page 7: Revolusi Mesir

_________

Inilah Pemicu Revolusi Mesir

RMOL. Revolusi di Mesir merupakan akumulasi kekecewaan publik yang selama puluhan tahun dikekang oleh rezim Husni Mubarak.

Akumulasi kekecewaan ini paralel dengan krisis politik di Tunisia, sehingga rakyat Mesir menemukan momentum yang tepat untuk segera menggulingkan rezim Mubarak.

Demikian disampaikan pengamat politik Timur Tengah, Muhammad Jafar, kepada Rakyat Merdeka Online, beberapa saat lalu (Senin, 31/1).

Menurut Jafar, ada tiga faktor dalam negeri yang membuat kemarahan publik Mesir memuncak. Pertama, sistem sosial ekonomi yang tidak mencerminkan keadilan. Terjadi kesenjangan yang menganga antara kelompok elit dengan mayoritas rakyat yang miskin.

Kedua, masih kata Jafar, pengekangan terhadap kelompok kelas menengah terdidik yang secara intelektual sudah menyerap informasi global tentang proses demokratisasi. Akses sosial ekonomi dan informasi mereka dibatasi oleh rezim Mubarak.

"Ketiga, kaum agamawan yang selama ini dikooptasi oleh kekuasaan," demikian Jafar.

Page 8: Revolusi Mesir

Revolusi Mesir: Pergantian Sistem

Meski Ben Ali dan Hosni Mubarak telah tumbang, mata dunia tetap tertuju pada revolusi atau pergolakan yang masih berlangsung di Tunisia dan Mesir. Di beberapa negara tetangganya, Aljazair dan Maroko, tanda-tanda revolusi mulai menggeliat. Selain di negara-negara Afrika Utara ini, tetangga dekatnya di Timur Tengah, yakni Yordania, Yaman, dan Suriah mengikuti atau sekurang-kurangnya, sudah mulai menggalang rakyat untuk revolusi turun ke jalan menumbangkan rezim yang sudah lama bercokol.

Beberapa negara lain di sekitarnya, termasuk Libya dan Oman, diduga kuat rakyatnya sedang mencari peluang untuk menuntut perubahan rezim dan sistem, seperti yang diinginkan rakyat di negara-negara tetangganya yang sedang menyuarakan revolusi.

Di kawasan itu hanya di Arab Saudi dan negara-negara Teluk yang tidak atau belum ada tanda-tanda revolusi. Hal ini karena penduduk aslinya berjumlah kecil (kecuali Arab Saudi) dan bahkan di negara-negara Teluk lebih banyak penduduk pendatang dibanding penduduk aslinya. Selain itu, rakyat di negeri-negeri ini relatif makmur, harga-harga sembako terkendali karena kontrol ataupun subsidi pemerintah.

Kalau dicermati, ada hal-hal yang menarik di negeri-negeri yang bergolak ini. Pertama, mayoritas penduduknya Muslim. Kedua, sembilan negara yang bergolak atau berpotensi bergolak itu dipimpin oleh rezim yang sudah berkuasa antara 11-40 tahun, atau rata-rata 22 tahun. Meski rezimnya republik (kecuali Maroko, Yordania, dan Oman), kepala negara di negeri-negeri ini bercokol seperti raja, yakni berkuasa sampai akhir hayatnya atau ingin mengalihkan singgasananya kepada anaknya. Perilaku penguasa yang ingin membangun dinasti ini amat dibenci rakyatnya.

Ketiga, negeri-negeri ini umumnya sahabat atau sekutu Amerika Serikat (AS), baik karena kedekatannya dengan Israel (seperti Mesir dan Yordania) maupun karena memerangi teroris Alqaidah (misalnya Mesir dan Yaman). Keempat, praktis tidak ada kebebasan pers karena pemerintahnya ringan tangan untuk menangkap wartawan dan mengusirnya, atau membatasi bahkan melarang pemberitaan serta penerbitan yang dianggap mengancam rezim berkuasa.

Kelima, rezim yang berkuasa dirasakan oleh rakyatnya tidak atau sedikit memberikan ruang bagi demokrasi yang sebenarnya. Demokrasi yang dijalankan masih sebatas formalitas semata (yang sarat dengan kecurangan), yakni sekadar melegalisasi pemilu dan penguasa yang terpilih.

Keenam, melalui aparat penegak hukumnya, seperti kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan, diam-diam penguasa politik berbagi kekuasaan dan rezeki. Hukum digunakan untuk menindas lawan-lawan politik rezim berkuasa. Sebagai kompensasinya rezim berkuasa 'merestui' aparat penegak hukum berkorupsi memperkaya diri dengan memberlakukan hukum yang tajam pada yang lemah dan membela yang kuat dan berduit.

Ketidakadilan dalam penegakan hukum di negeri-negeri ini memang sejalan dengan ciri-ciri yang ketujuh, yaitu tingginya tingkat korupsi di lingkungan birokrasi. Tingginya korupsi ini tidak saja merusak proses penegakan hukum, tetapi juga dalam proses penyusunan kebijakan dan program pemerintah, termasuk anggaran yang boros dan tidak kena sasaran.

Kedelapan, negeri-negeri korup ini umumnya adalah debitur aktif Bank Dunia. Kesembilan, negeri yang berevolusi ini mengidap penyakit kemiskinan yang serius. Kecuali Tunisia dan Oman, kemiskinan meliputi 7,5 persen di Libya hingga 23 persen di Aljazair dan 45 persen di Yaman. Kesepuluh, pengangguran di sembilan negeri itu berkisar dari yang terendah delapan persen (Suriah) sampai 35 persen (Yaman) atau rata-rata 15 persen dari jumlah penduduk.

Kesebelas, inflasi yang relatif tinggi seperti di Yaman 18 persen. Keduabelas, Kecuali Yaman yang per kapita income-nya 2600 dolar AS, negeri yang sedang atau berpotensi revolusi ini income per kapitanya lebih besar

Page 9: Revolusi Mesir

dari income per kapita Indonesia yang 3.000 dolar AS. Di Tunisia hampir 7.000 dolar AS, Mesir 5.700 dolar AS, dan Yordania 5.250 dolar AS.

Ketigabelas, mirip dengan Indonesia, negeri-negeri yang dibahas di sini juga mendekati kategori failed states (negara-negara gagal). Indonesia termasuk dalam peringkat 61 dalam daftar 177 negara gagal, publikasi Foreign Service Institute di Washington DC. Meskipun lebih baik dari Yaman, Indonesia dikenal sebagai negara yang gagal melindungi warganya.

Kecuali pengekangan pers, ciri atau kondisi objektif, di negeri-negeri yang sedang dilanda revolusi atau semangat revolusi itu, terdapat di Indonesia. Selain kebebasan pers, kita juga mempunyai kebebasan menyatakan pendapat dan sikap, meski umumnya tidak efektif karena pemerintah yang cenderung cuek. Meski begitu, kebebasan itu bukan tidak mengandung risiko seperti apa yang terjadi pada Antasari yang mencoba menjadi whistle blower IT KPU, atau Susno Duadji sang whistle blower kasus Gayus atau Misbakhun dengan Bank Century-nya.

Pengalaman, baik di luar negeri maupun di dalam negeri, menunjukkan bahwa penguasa yang tumbang oleh revolusi karena terlambat atau menolak merespons tuntutan yang diajukan rakyat pendemo. Presiden Soekarno jatuh karena menolak membubarkan PKI, Presiden Soeharto lengser karena menolak reformasi. Kini, pemerintah terasa menolak tuntutan masyarakat untuk membongkar tuntas skandal Bank Century, mafia hukum dan pajak, rekening gendut polri, dan pengendalian harga bahan-bahan pokok. Kegagalan memenuhi tuntutan-tuntutan seperti itu akan menjadi peluru tajam bagi tuntutan penggantian rezim dan sistem.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa karena lemahnya kepemimpinan nasional banyak kalangan yang berpendapat bahwa Indonesia hanya dapat dibenahi dengan perubahan rezim dan sistem. Perubahan yang signifikan seperti itu rasanya sulit diharapkan dari lembaga-lembaga negara yang umumnya korup. Harapan hanya pada tuntutan rakyat khususnya pemuda, mahasiswa, dan tokoh-tokoh bermoral.

Oleh karena itu, penguasa di negeri ini tidak perlu gusar bila ada yang berpendapat bahwa revolusi ala Mesir yang telah menumbangkan rezim penguasa dan sedang mengganti sistem politik ataupun ekonominya, karena kondisi objektif di Indonesia yang sama atau mendekati, akan terjadi juga di Indonesia.

Revolusi rakyat Mesir telah berhasil karena berbagai alasan. Di antaranya karena dimulai dari rasa sakit rakyat Mesir dan penderitaan sehingga tidak percaya terhadap rezim Mubarak.

Page 10: Revolusi Mesir

Menurut penelitian akademi adalah hasil kebijakan ekonomi terbuka yang menguntungkan kalangan tertentu dari para pengusaha dan perusahaan-perusahaan atas kemaslahan mayoritas.

Penderitaan sosioekonomi inilah yang menjadi bahan bakar kemarahan para pemuda yang telah membuktikan kepada dunia bahwa umat masih hidup, mampu mengadakan perubahan dan mengarahkan kapal perubahan di laut yang penuh dengan gelombang konspirasi internasional dan intervensi untuk mempengaruhi dan membentuk masa depan negara-negara Arab dan Islam dengan perencanaan eksternal seperti yang terjadi di Irak, yang hancur karena interfensi pihak luar, dan terjadilah apa yang terjadi di dalamnya karena banyak alasan.

Antara lain karena perubahan tidak terjadi dari dalam melalui revolusi rakyat, tetapi datang melalui tank-tank AS pada tahun 2003, setelah bertahun-tahun panjang Irak diembargo dan masa kediktatoran yang lama.

Revolusi meyakinkan bahwa rakyat Mesir lebih kuat dari diktator mana pun. Rakyat Mesir adalah rakyat yang mempunyai peradaban yang membentang sejak ribuan tahun yang dimulai dari masa Fir’aun, Qibthi (golongan Kristen) bahkan pengaruh peradaban Yunani dan Romawi pun berasimilasi di Mesir sebelum terbentuknya budaya dan peradaban Arab dan Islam di Mesir.

Rakyat Mesir telah melawan perangkat keamanan negara mereka yang termasuk di antara perangkat keamanan terbesar di dunia karena terdiri dari 1.5 juta unsur. Revolusi Mesir ini merupakan hasil dari kepintaran dan kepemimpinan kolektif dari masyarakat Mesir. Dan hal ini lah yang berperan di dalam menjaga (mengawal) hasilnya daripada diculik setelah pencapaian tujuan pertamanya.

Kecerdasan kolektif ini dipelopori oleh generasi yang disebut dengan kalangan menengah dari para pelajar di berbagai macam disiplin ilmu di dalam pemerintahan dan sektor swasta, bahkan dari orang-orang yang belajar dan bekerja di luar negeri. Kalau begitu, apa yang dihasilkannya yaitu perubahan di dalam pemikiran kalangan menengah ini yang telah lulus dari universitas-universitas selama 3 dekade yang lalu. Terlebih dengan jumlah populasi rakyat Mesir yang terus naik dari 45 juta warga pada tahun 1980 menjadi 80 juta lebih pada tahun 2010.

Faktor lainnya, keberhasilan Revolusi Mesir ini disebabkan oleh persatuan antara kelompok dan kekuatan politik di Mesir, yang berfokus pekan lalu di bawah kepemimpinan dari apa yang dikenal sebagai “Koalisi Pemuda Revolusi,” karena semua kekuatan politik ini berusaha untuk mensukseskan revolusi ini sebagai “image revolusi kerakyatan,” karena apabila dibuat di bawah kepemimpinan politik yang terpisah-pisah, sudah barang tentu hal ini akan dimatikan oleh pemerintah sejak pertama kali muncul.

Tetapi tulang punggung revolusi ini adalah aktivis muda dari gerakan yang berbeda. Beberapa dari mereka tanpa ideologi dan ada juga yang berideologi, yang menggerakan sendi tubuh masyarakat Mesir, yang meletus dan menciptakan sebuah revolusi yang jarang terjadi dalam sejarah, yaitu ketika hampir sepuluh juta dan mungkin lebih dari sepuluh juta orang dalam satu hari atau 10% dari penduduk Mesir (turun ke jalan).

Page 11: Revolusi Mesir

Koalisi Pemuda Revolusi ini terdiri dari : Pemuda Gerakan 6 April, Pemuda untuk Keadilan dan Kebebasan, Pemuda Ikhwanul Muslimin yang ditangkapi rezim yang lalu (Rezim Hosni Mubarak) sekitar 30 ribu orang selama sepuluh tahun yang lalu, Pemuda Kampanye Kerakyatan untuk Mendukung ElBaradei, Partai Front dan para independenwan yang muncul di jejaring social di internet.

Sudah barang tentu semua ini terjadi atas dukungan dari para pemuda partai politik Mesir lainnya yang sudah ada atau yang sudah melemah di era mantan Presiden Mubarak dan sejumlah gerakan lain sebagai gerakan “kecukupan” dan “Asosiasi Nasional untuk Perubahan.” Dan partai lain di antaranya Al-Wafd dan At-Tajammu dan An-Nashiri.

Faktor lain menurut penelitian Institute for Social Research di Viktoria Australia yaitu erosi yang memakan legitimasi Negara dan institusinya, legislative, eksekutif dan keamanan yang menghilangkan kepercayaan dalam hati jutaan rakyat Mesir terhadap isnstitusi ini dan mendorong mereka untuk berdemonstrasi, oleh karena itu, ketika tentara turun ke jalan-jalan disambut oleh rakyat sebagai jaminan terakhir dari institusi Negara untuk keluar dari dilemma ini.

Perkembangan Wacana Tuntutan Revolusi

Revolusi telah menghilangkan hambatan utama bagi kemajuan rakyat Mesir, dengan runtuhnya pemerintahan Presiden Mubarak dan pernyataan pertama kalinya setelah kurang dari satu jam jatuhnya Mubarak yang merupakan harapan rakyat Mesir untuk masa yang akan datang.

Hal yang penting, kita harus membaca pernyataan yang telah disiapkan di tenda pimpinan Koalisi Pemuda Revolusi di alun-alun At-Tahrih, dan suasana pertemuan penting tersebut disiarkan oleh Al-Jazeera, dan yang dihasilkan dari diskusi para pemuda ini, yaitu sebuah pernyataan yang dibacakan di Al-Jazeera oleh Wakil Ketua Dewan Presiden, Muhammad Fuad.

Sesudah itu, kemudian teks tersebut diserahkan kepada pimpinan militer yang sekarang dijadikan sebagai mitra rakyat di dalam menyelesaikan revolusi ini. Teks pernyataan tersebut berbunyi, “Kami adalah rakyat Mesir, pemilik kedaulatan atas wilayah, nasib serta kekayaan kami yang telah diambil alih kembali dengan revolusi 25 Januari, revolusi rakyat, sipil dan demokrasi, dan pengorbanan para martirnya.

Dan setelah keberhasilan revolusi untuk menggulingkan rezim yang korup dan para pemimpinnya, kami mengumumkan kelanjutan dari revolusi damai ini sampai kemenangan dan pencapaian tuntutannya :

Pertama, pencabutan keadaan darurat segera,Kedua, pembebasan segera semua tahanan politik,Ketiga, pencabutan Konstitusi yang ada dan perubahannya,

Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata Mesir su Konstitusi sudah mebekukan Konstitusi Mesir. Pada hari Senin (14/2) terbentuklah sebuah komite untuk mengamandemen konstitusi negara Mesir di bawah pimpinan Kanselir dan pemikir Islam Tariq Al-Besyari dan Sobhi Saleh, seorang

Page 12: Revolusi Mesir

anggota blok parlemen dari Ikhwanul Muslimin di Parlemen Mesir tahun 2005, serta Doktor Atef Al-Banna, seorang profesor hukum konstitusi dan para Kanselir dari Pengadilan Agung Konstitusi, dan Hassanein Abdel-’Al dari Universitas Kairo, dan Mohamed Bahi Younis dari Universitas Aleksandria dan Kanselir Mahi Sami Wakil Presiden Agung Mahkamah Konstitusi dan lain-lainnya.

Komisi ini akan terus bekerja selama sepuluh hari ke depan untuk mengamandemen pasal-pasal dari Konstitusi terkait dengan reorganisasi sistem politik dan pemilu. Tentara Nasional Mesir telah berjanji akan mengatur proses referendum atas amandemen Konstitusi ini dalam jangka waktu dua bulan, sebagai langkah awal dari kekuasaan sipil yang demokratis).

Keempat, pembubaran Majelis Rakyat, Majelis Syura dan Dewan Legislatif lokal, ( Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata Mesir benar-benar telah membubarkan Majelis Rakyat dan Dewan Syura) .

Kelima, pembentukan majelis pemerintahan presidensial yang transisi yang terdiri dari lima anggota, termasuk tokoh militer, dan empat tokoh dari sipil yang diakui untuk patriotisme mereka dan disetujui oleh semua, dengan catatan untuk setiap anggota tidak berhak untuk mencalonkan diri dalam pemilihan presiden pertama yang akan datang.

Keenam, membentuk pemerintahan transisi yang terdiri dari kompetensi dan independen nasional, tidak termasuk aliran politik atau partisan yang mengurus urusan negara dan penyedia bagi penyelenggaraan pemilihan umum yang bebas dan pemilihan yang adil pada akhir masa transisi untuk jangka waktu tidak lebih dari sembilan bulan, dengan catatan tidak boleh anggota dari pemerintahan transisi ini mecalonkan diri sebagai presiden atau anggota dewan di pemilu legislatif dan presiden pertama nanti.

Ketujuh, membentuk susunan dewan kepengurusan inti “Jam’iyyah Ta’sisiyyah” untuk pengembangan konstitusi demokratis yang baru sesuai dengan konstitusi demokratis tertua dan perjanjian internasional hak asasi manusia, dan direferendumkan ke rakyat dalam waktu tiga bulan dari deklarasi pembentukan susunan dewan kepengurusan.

Kedelapan, kebebasan untuk membentuk partai politik berdasarkan dasar-dasar sipil, demokratis dan damai, tanpa syarat atau kualifikasi.

Kesembilan, peluncuran kebebasan pers dan pertukaran informasi.

Ksepuluh, peluncuran kebebasan untuk mengorganisir semua jenis serikat dan organisasi masyarakat sipil.

Kesebelas, pembatalan semua pengadilan militer dan luar biasa dan semua putusan-putusan yang dikeluarkan oleh mahkamah terhadap rakyat sipil.

Keduabelas, akhirnya, kami rakyat Mesir memohon dari Tentara Nasional Mesir yang berbakti sebagai generasi dari rakyat yang besar ini yang menjaga darah rakyat dan menjaga keamanan

Page 13: Revolusi Mesir

dalam negeri dalam revolusi besar untuk mengumumkan adopsi penuh dari semua keputusan dan tuntutan revolusi dan bergabung secara totalitas dengan rakyat. “

Data pergerakan dan tren politik telah menyebar, memperlihatkan perkembangan wacana revolusi Mesir. Di dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada tanggal 14 Februari 2011 oleh koalisi para pemuda revolusi yang memfokuskan demonstrasi mereka untuk 3 tuntutan lainnya, yaitu : (1) pembubaran partai nasional yang berkuasa sebelumnya yang kantor pusatnya telah banyak dibakar oleh para demonstran, bahkan website-nya tidak aktif lagi, (2) penghapusan perangkat Investigasi Keamanan Negara, dan (3) penghapusan undang-undang kepartaian sekurang-kurangnya dalam jangka waktu sepuluh hari dan penyusunan undang-undang baru sekurang-kurangnya dalam jangka waktu satu bulan.

Selain 15 tuntutan tersebut yang ditegaskan juga oleh Ikhwanul Muslimin dan akan segera akan menyusul pengumuman tentang partai politik, ternyata ada yang menuntut agar kasus-kasus korupsi dan kasus-kasus administrasi di semua sektor segera diusut dan diungkap dan semua kasus tersebut dibawa ke meja hijau. Juga ada tuntutan agar segera dilakukan investigasi atas para penyerang/penembak yang menewaskan sebagian demonstran dan ratusan demonstran lainnya hilang selama satu bulan terakhir ini.

Pertanyaan Masa Depan Mesir

Sesungguhnya revolusi ini telah mencapai bagian pertama dari tujuannya dan menang atas kemauan kekuatan-kekuatan luar (asing) yang ingin mempertahankan rezim yang digulingkan. Walaupun rezim itu menjadi rezim penerima bantuan militer AS kedua terbesar di dunia setelah Israel.

Tetapi untuk membangun apa yang telah dihancurkan selama dekade terakhir ini perlu perjuangan yang berlanjut, dan jalan menuju pencapaian mimpi-mimpi revolusi masih berduri dan banyak tantangannya. Karena tujuan menjatuhkan rezim telah menyatukan semua kekuatan politik.

Apakah perhatian dan agenda nasional akan tetap di atas semua kepentingan pribadi, partisan dan politik sampai Mesir mencapai daratan yang aman yaitu sistem yang adil agar rakyat bisa hidup dalam keadaan aman, sejahtera dan memiliki stabilitas. Atau perbedaan akan merembes ke barisan revolusioner dalam hal bagaimana mengarahkan revolusi ini di minggu dan bulan-bulan mendatang.

Dan ada kekhawatiran bahwa revolusi ini akan dipalingkan oleh pihak asing atau lokal dari tujuan utamanya dengan dipetiknya buah atau hasil revolusi ini oleh pemimpin politik yang tidak mengindahkan aspirasi rakyat. Oleh karena itu, tokoh-tokoh demonstran berkata kepada rakyat Mesir untuk tetap waspada, karena revolusi mereka ini baru mencapai tujuan pertamanya saja.

Para pemuda revolusi ini merasa khawatir bahwa kegembiraan rakyat Mesir akan dihancurkan dengan lambatnya revolusi ini atau tidak tercapainya tujuan revolusi yang tuntutan tersebut. Rasa khawatir bahwa revolusi ini akan diculik, sehingga mendorong para pemuda membentuk Majelis Rakyat Sementara atau Majelis Koordinasi Penggerak Revolusi yang mewakili semua kalangan

Page 14: Revolusi Mesir

yang berperan di dalamnya. Dan tentara akan menulis sejarah baru apabila mereka merespon semua tuntutan ini dan melaksanakan sepenuhnya.

Revolusi Mesir masih terancam gagal jika tidak tercapai tujuannya sebagaimana dikatakan oleh tokoh-tokoh demonstran. Dan rakyat Mesir yang telah meledak kekuatannya dengan semangat yang tinggi mampu untuk bergerak lagi. Karena semangat ini kembali hidup di hati rakyat Mesir, dan semangat ini akan menjaga keberlangsungan revolusi ini, yang nantinya akan terlihat kembali di dalam kebangkitan ekonomi yang ditunggu-tunggu.

Dua sistem di dunia Arab telah berubah dan ada yang lain sedang dalam proses perubahan, Hal ini terjadi setelah negara-negara Barat dan Timur sudah lama menggunakan satu pola dari situasi perpolitikan dengan sekutunya di dunia Arab.

Tapi Dunia mau tidak mau (terpaksa) harus memikirkan sebuah metode baru dalam berinteraksi untuk menghadapi gelombang demokrasi dan kebebasan baru di dunia Arab. Di antara negara-negara yang konsen terhadap situasi di Timur Tengah, yaitu Eropa dan Amerika Serikat.

Amerika Serikat, yang sangat konsen terhadap peralihan demokrasi di dunia Islam seperti di Indonesia, Bangladesh dan Pakistan dan di negara-negara lainnya. Menurut laporan majalah Time Amerika pada tanggal 11/2/2011 menyatakan bahwa pemrintah Amerika sedang menyiapkan sebuah rencana untuk mendukung oposisi Mesir dalam rangka mendukung reformasi konstitusi, pengembangan demokrasi dan penyelenggaraan pemilu di Mesir.

Amerika Serikat memiliki sejarah yang panjang di dalam mendukung gerakan oposisi di banyak negara yang telah mengalami atau sedang menjalani perpindahan politik sebagai salah satu cara diplomasi luar negeri Amerika terhadap negara-negara tersebut. Apakah dukungan Amerika ini akan mempengaruhi Mesir dan sampai sejauh mana?

Dan kalau kita melihat ke masa depan Mesir, maka kita jangan melupakan peran Mesir dari sisi agama dan budaya, setelah mundurmya peran Al-Azhar sebagai rujukan penting keagamaan yang moderat bagi Ahlu Sunnah (Sunni) di dunia selama dekade terakhir ini. Sesungguhnya reformasi yang terjadi di dalam Lembaga Al-Azhar pada waktu sekarang ini, bisa mengembalikan statusnya dalam restrukturisasi kebijakan dan peran Mesir dalam urusan Arab dan Islam supaya bersinergi antara peran politik Mesir luar negeri dengan peran Al-Azhar terhadap isu-isu umat Islam di dunia. Dan inilah harapan bangsa Arab dan umat Islam dari Mesir di abad 21 ini.

Semua akan memantau masa depan pengalaman revolusi dan reformasi Mesir ini yang mungkin menjadi awal perubahan atau gelombang gerakan kebebasan yang kedua di kawasan Arab di awal abad ini, seperti efek dari ide-ide reformasi yang berasal dari Mesir di awal abad yang lalu yang dampaknya menyebar ke Asia dan Afrika dengan gelombang gerakan pembebasan yang pertama dari penjajahan asing. Dan tanda-tanda kemarahan rakyat nampak yang akan berdampk ke seluruh Timur Tengah. Sohaib Jassim/Kepala Perwakilan Aljazeera di Jakarta.