revitalisasi sektor jasa (wisata alam dan wisata budaya) sebagai upaya peningkatan perekonomian kota...

35
Tugas Pengembangan Wilayah Medan, Januari 2013 REVITALISASI SEKTOR JASA (Wisata Alam dan Wisata Budaya) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PEREKONOMIAN KOTA MEDAN Dosen Pembimbing : Dr. Agus Purwoko, S.Hut., M.Si. Disusun Oleh : Marisi Intan Retno Widia Siahaan 101201096 PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013

Upload: marisi-intan-siahaan

Post on 07-Aug-2015

66 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

PariwisataKota MedanWisata Alam Kota MedanPengembangan Wilaya

TRANSCRIPT

Page 1: Revitalisasi Sektor Jasa (Wisata Alam dan Wisata Budaya) sebagai Upaya Peningkatan Perekonomian Kota Medan

Tugas Pengembangan Wilayah Medan, Januari 2013

REVITALISASI SEKTOR JASA (Wisata Alam dan Wisata Budaya) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN

PEREKONOMIAN KOTA MEDAN

Dosen Pembimbing :

Dr. Agus Purwoko, S.Hut., M.Si.

Disusun Oleh :Marisi Intan Retno Widia Siahaan

101201096

PROGRAM STUDI KEHUTANANFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA2013

Page 2: Revitalisasi Sektor Jasa (Wisata Alam dan Wisata Budaya) sebagai Upaya Peningkatan Perekonomian Kota Medan

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembangunan ekonomi adalah salah satu tolak ukur untuk menunjukkan

adanya pembangunan ekonomi suatu daerah, dengan kata lain pertumbuhan

ekonomi dapat memperlihatkan adanya pembangunan ekonomi (Sukirno, Sadono;

2004). Namun, pembangunan tidak sekedar ditunjukkan oleh prestasi

pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara, akan tetapi lebih dari itu

pembangunan mempunyai perspektif yanglebih luas. Dimensi sosial yang sering

diabaikan dalam pendekatan pertumbuhan ekonomi justru mendapat tempat yang

strategis dalam pembangunan.

Pada dasarnya pembangunan ekonomi mempunyai empat dimensi pokok

yaitu: (1) pertumbuhan, (2) penanggulangan kemiskinan, (3) perubahan atau

transformasi ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat

agraris menjadi masyarakat industri. Transformasi struktural merupakan prasyarat

dari peningkatan dan kesinambungan pertumbuhan serta penanggulangan

kemiskinan, sekaligus pendukung bagi keberlanjutan pembangunan itu sendiri

(Todaro, 1999).

Proses perubahan struktur perekonomian ditandai dengan: (1) menurunnya

pangsa sektor primer (pertanian), (2) meningkatnya pangsa sektor sekunder

(industri), dan (3) pangsa sektor tersier (jasa) juga memberikan kontribusi yang

meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi (Todaro, 1999).

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan

merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi. Karena

penduduk bertambah terus dan berarti kebutuhan ekonomi juga terus bertambah,

maka dibutuhkan penambahan pendapatan setiap tahun. Hal ini hanya bisa

diperoleh lewat peningkatan output agregat (barang dan jasa) atau sering disebut

PDRB atas dasar harga konstan setiap tahun. Jadi dalam pengertian ekonomi

makro, pertumbuhan ekonomi adalah penambahan PDRB atas dasar harga

konstan.

Page 3: Revitalisasi Sektor Jasa (Wisata Alam dan Wisata Budaya) sebagai Upaya Peningkatan Perekonomian Kota Medan

Tabel 1.Produk Domestik Regional Bruto Kota Medan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004-2006 (Milyar Rupiah)

Sektor/Lapangan Usaha 2004*) 2005*) 2006*)

[1][2] [3] [4]

PERTANIAN 661,96 670,58 696,01

PERTAMBANGAN &PENGGALIAN 0,77 0,78 0,73

INDUSTRI PENGOLAHAN 3.725,21 3.842,15 4.095,39

LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH 404,19 413,36 435,64

KONSTRUKSI 2.522,96 2.712,63 3.011,37

PERDAGANGAN, HOTEL, & RESTORAN 6.202,57 6.850,44 7.274,04

TRANSPORTASI & TELEKOMUNIKASI 4.308,89 4.637,20 5.255,18

KEUANGAN & JASA PERUSAHAAN 3.343,87 3.507,54 3.683,04

JASA-JASA 2.452,72 2.637,75 2.784,74

PDRB 23.623,14 25.272,42 27.236,13Sumber BPS Kota MedanKeterangan : *) Angka Perbaikan

**) Angka Sementara

Peningkatan PDRB atas dasar harga konstan ini rata-rata sebesar 7,38

persen/tahun atau dari Rp 23,62 trilyun tahun 2004, menjadi Rp 27,24 trilyun

tahun 2006. Berdasarkan data tabel tersebut di atas, juga diketahui bahwa

peningkatan PDRB secara riil terjadi hampir di seluruh lapangan usaha sektoral.

Terutama sektor perdagangan/hotel/restoran dan transportasi/telekomunikasi

menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Yakni sektor

perdagangan/hotel/restoran dari 6,20 triliyun pada tahun 2004 menjadi 7,27

triliyun pada tahun 2006. Sedangkan sektor transportasi/telekomunikasi, dari 4,31

triliyun pada tahun 2004 menjadi 5,26 triliyun pada tahun 2006.

Sejalan dengan peningkatan PDRB ADH Konstan 2000 Kota Medan

selama periode 2004–2006, pertumbuhan ekonomi Kota Medan selama periode

yang sama, meningkat rata-rata di atas 5 persen per tahun yaitu 6,98 persen dari

tahun 2004-2005 dan 7,77 persen dari tahun 2005-2006. Pertumbuhan ekonomi

yang dicapai, selain relatif tinggi juga menunjukkan pertumbuhan yang cukup

stabil.

Pembangunan ekonomi daerah dalam periode jangka panjang (mengikuti

pertumbuhan PDRB), membawa perubahan mendasar dalam struktur ekonomi,

Page 4: Revitalisasi Sektor Jasa (Wisata Alam dan Wisata Budaya) sebagai Upaya Peningkatan Perekonomian Kota Medan

dari ekonomi tradisional ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektor

non primer, khususnya industri pengolahan dengan increasing return to scale

(relasi positif, antara pertumbuhan output dan pertumbuhan produktivitas) yang

dinamis sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi.

Ada kecenderungan, bahwa semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi

membuat semakin cepat proses peningkatan pendapatan masyarakat per kapita,

dan semakin cepat pula perubahan struktur ekonomi, dengan asumsi bahwa

faktor-faktor penentu lain mendukung proses tersebut, seperti tenaga kerja, bahan

baku, dan teknologi, relatif tetap. Perubahan struktur ekonomi umumnya disebut

transformasi struktural dan didefinisikan sebagai rangkaian perubahan yang saling

terkait satu dengan lainnya dalam komposisi permintaan agregat (produksi dan

penggunaan faktor-faktor produksi, seperti tenaga kerja dan modal) yang

diperlukan guna mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi

yang berkelanjutan.

Berdasarkan perbandingan peranan dan kontribusi antar lapangan usaha

terhadap PDRB pada kondisi harga berlaku tahun 2005-2007 menunjukkan, pada

tahun 2005 sektor tertier memberikan sumbangan sebesar 70,03 pesen, sektor

sekunder sebesar 26,91 pesen dan sektor primer sebesar 3,06 persen. Lapangan

usaha dominan yaitu perdagangan, hotel dan restoran menyumbang sebesar 26,34

persen, sub sektor transportasi dan telekomunikasi sebesar 18,65 persen dan sub

sektor industri pengolahan sebesar 16,58 persen.

Kontribusi tersebut tidak mengalami perubahan berarti bila dibandingkan

dengan kondisi tahun 2006. Sektor tertier memberikan sumbangan sebesar 68,70

persen, sekunder sebesar 28,37 pesen dan primer sebesar 2,93 persen. Masing

masing lapangan usaha yang dominan yaitu perdagangan, hotel dan restoran

sebesar 25,98 persen, sektor transportasi dan telekomunikasi sebesar 18,65 persen,

industri jasa pengolahan sebesar 16,58 persen dan jasa keuangan 13,41 persen.

Demikian juga pada tahun 2007, sektor tertier mendominasi perekonomian

Kota Medan, yaitu sebesar 69,21 persen, disusul sektor sekunder sebesar 27,93

persen dan sektor primer sebesar 2,86 persen. Masing-masing lapangan usaha

yang dominan memberikan kontribusi sebesar 25,44 persen dari lapangan usaha

perdagangan/hotel/restoran, lapangan usaha transportasil telekomunikasi sebesar

Page 5: Revitalisasi Sektor Jasa (Wisata Alam dan Wisata Budaya) sebagai Upaya Peningkatan Perekonomian Kota Medan

19,02 persen dan lapangan usaha industri pengolahan sebesar 16,28 persen

(Medan dalam Angka, 2007).

Sejarah pertumbuhan ekonomi negara-negara maju menunjukkan

pentingnya pengaruh tingkat perkembangan struktural dan sektoral yang tinggi

dalam proses pertumbuhan ekonomi. Beberapa komponen yang utama dari proses

perubahan struktural tersebut antara lain mencakup pergeseran bertahap dari

aktivitas sektor pertanian ke sektor non pertanian.

Pertumbuhan ekonomi telah mengakibatkan perubahan struktur

perekonomian. Transformasi struktural sendiri merupakan proses perubahan

struktur perekonomian dari sektor pertanian ke sektor industri, perdagangan dan

jasa, di mana masing-masing perekonomian akan mengalami transformasi yang

berbeda-beda. Pada umumnya transformasi yang terjadi di negara sedang

berkembang adalah transformasi dari sektor pertanian ke sektor industri.

Perubahan struktur atau transformasi ekonomi dari tradisional menjadi modern

secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan dalam ekonomi yang

berkaitan dengan komposisi penyerapan tenaga kerja, produksi, perdagangan, dan

faktor-faktor lain yang diperlukan secara terus menerus untuk meningkatkan

pendapatan dan kesejahteraan sosial melalui peningkatan pendapatan perkapita

(Chenery, 1986).

Pertumbuhan ekonomi nasional mempunyai pengaruh atas stuktur

ekonomi daerah karena pertumbuhan nasional mempunyai pengaruh atas

pertumbuhan daerah, sebab daerah merupakan bagian internal dari suatu negara.

Indonesia merupakan negara kesatuan, dimana rencana pembangunan meliputi

rencana nasional maupun rencana regional. Pembangunan ekonomi yang

berorientasi pada sektor pertanian, industri, perdagangan dan jasa yang

menyebabkan prestasi baik di tingkat nasional maupun di tingkat daerah menjadi

lebih meningkat. Hal ini dapat dilihat pada variabel seperti pendapatan daerah,

penyerapan tenaga kerja, dan nilai tambah sebagai proporsi sebelumnya dalam

struktur perekonomian negara maupun struktur perekonomian daerah selama

kurun waktu tertentu.

Struktur ekonomi daerah berdampak pada peningkatan sektor-sektor

perekonomian lainnya yang saling berkaitan. Suatu daerah dapat dikatakan maju

Page 6: Revitalisasi Sektor Jasa (Wisata Alam dan Wisata Budaya) sebagai Upaya Peningkatan Perekonomian Kota Medan

apabila ditunjang dari segi pengetahuan masyarakat yang tinggi, adanya sumber

daya alam yang cukup memadai yang dikelola oleh sumber daya manusia yang

mempunyai potensi besar guna tercapainya kemajuan

pembangunan daerah.

Peningkatan kegiatan ekonomi di berbagai sektor akan memberikan

dampak baik langsung maupun tidak langsung terhadap penciptaan lapangan

kerja. Tanggung jawab ideal dari dunia kerja adalah bagaimana dapat menyerap

sebesar-besarnya tambahan angkatan kerja yang terjadi setiap tahun, dengan tetap

memperhatikan peningkatan produktivitas pekerja secara keseluruhan. Sebab

dengan meningkatnya produktivitas, diharapkan upah juga meningkat sekaligus

kesejahteraan pekerja dapat diperbaiki. Perubahan struktural tersebut juga

memberikan dampak tidak langsung terhadap perubahan struktur

ketenagakerjaannya. Ketidakserasian antara perkembangan ekonomi dan

penyerapan tenaga kerja, secara umum akan menimbulkan kelemahan pada sistem

penawaran dan permintaan tenaga kerja. Untuk mengetahui secara lebih

mendalam masalah-masalah ketenagakerjaan ini, perlu dikaji hubungan dan

keterkaitan antara perkembangan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja dengan

implikasinya pada perubahan struktur ekonomi.

Kecenderungan wilayah yang berkembang dalam rangka meningkatkan

taraf hidup dan kesejahteraan masyarakatnya adalah dengan pembangunan di

sektor industri, pertanian, perdagangan dan jasa karena dianggap lebih mampu

meningkatkan perekonomian dan menumbuhkan berbagai kegiatan yang saling

berkaitan sehingga mampu berfungsi sebagai pendorong pembangunan.

Proses pertumbuhan ekonomi ini pada akhirnya akan menyebabkan

terjadinya transformasi struktural, yaitu proses pergeseran pertumbuhan sektor

produksi dari yang semula mengandalkan sektor primer menuju sektor sekunder.

Pergeseran pertumbuhan sektor produksi ini secara langsung juga akan

berpengaruh pada perubahan komposisi tenaga kerja dari yang semula bermata

pencaharian utama pada sektor pertanian, bergeser ke sektor industri, perdagangan

dan jasa.

Revitalisasi berarti proses, cara, dan perbuatan menghidupkan kembali

suatu hal yang sebelumnya kurang terberdaya. Sebenarnya revitalisasi berarti

Page 7: Revitalisasi Sektor Jasa (Wisata Alam dan Wisata Budaya) sebagai Upaya Peningkatan Perekonomian Kota Medan

menjadikan sesuatu atau perbuatan menjadi vital. Sedangkan kata vital

mempunyai arti sangat penting atau perlu sekali (untuk kehidupan dan

sebagainya). Pengertian melalui bahasa lainnya revitalisasi bisa berarti proses,

cara, dan atau perbuatan untuk menghidupkan atau menggiatkan kembali berbagai

program kegiatan apapun. Atau lebih jelas revitalisasi itu adalah membangkitkan

kembali vitalitas. Jadi, pengertian revitalisasi ini secara umum adalah usaha-usaha

untuk menjadikan sesuatu itu menjadi penting dan perlu sekali.

Revitalisasi termasuk di dalamnya adalah konservasi-preservasi

merupakan bagian dari upaya perancangan kota untuk mempertahankan warisan

fisik budaya masa lampau yang memiliki nilai sejarah dan estetika-arsitektural.

Atau tepatnya merupakan upaya pelestarian lingkungan binaan agar tetap pada

kondisi aslinya yang ada dan mencegah terjadinya proses kerusakan. Tergantung

dari kondisi lingkungan binaan yang akan dilestarikan, maka upaya ini biasanya

disertai pula dengan upaya restorasi, rehabilitasi dan/atau rekonstruksi. Jadi,

revitalisasi adalah upaya untuk memvitalkan kembali suatu kawasan atau bagian

kota yang dulunya pernah vital/hidup, akan tetapi kemudian mengalami

kemunduran/degradasi. Selain itu, revitalisasi adalah kegiatan memodifikasi suatu

lingkungan atau benda cagar-budaya untuk pemakaian baru. Revitalisasi fisik

diyakini dapat meningkatkan kondisi fisik (termasuk juga ruang-ruang publik)

kota, namun tidak untuk jangka panjang. Untuk itu, tetap diperlukan perbaikan

dan peningkatan aktivitas ekonomi (economic revitalization) yang merujuk

kepada aspek sosial-budaya serta aspek lingkungan (environmental objectives).

Hal ini mutlak diperlukan karena melalui pemanfaatan yang produktif, diharapkan

akan terbentuklah sebuah mekanisme perawatan dan kontrol yang langgeng

terhadap keberadaan fasilitas dan infrastruktur kota.

Skala revitalisasi ada tingkatan makro dan mikro. Proses revitalisasi

sebuah kawasan mencakup perbaikan aspek fisik, aspek ekonomi dan aspek

sosial. Pendekatan revitalisasi harus mampu mengenali dan memanfaatkan potensi

lingkungan. Revitalisasi sendiri bukan sesuatu yang hanya berorientasi pada

penyelesaian keindahan fisik saja, tapi juga harus dilengkapi dengan peningkatan

ekonomi masyarakatnya serta pengenalan budaya yang ada. Untuk melaksanakan

revitalisasi perlu adanya keterlibatan masyarakat. Keterlibatan yang dimaksud

Page 8: Revitalisasi Sektor Jasa (Wisata Alam dan Wisata Budaya) sebagai Upaya Peningkatan Perekonomian Kota Medan

bukan sekedar ikut serta untuk mendukung aspek formalitas yang memerlukan

adanya partisipasi masyarakat, selain itu masyarakat yang terlibat tidak hanya

masyarakat di lingkungan tersebut saja, tapi masyarakat luas. Ada beberapa aspek

lain yang penting dan sangat berperan dalam revitalisasi, yaitu penggunaan peran

teknologi informasi, khususnya dalam mengelola keterlibatan banyak pihak untuk

menunjang kegiatan revitalisasi. Selain itu revitalisasi juga dapat ditinjau dari

aspek keunikan lokasi dan tempat bersejarah. atau revitalisasi dalam rangka untuk

mengubah citra suatu kawasan.

Dengan dukungan mekanisme kontrol/pengendalian rencana revitalisasi

harus mampu mengangkat isu-isu strategis kawasan, baik dalam bentuk

kegiatan/aktifitas sosial-ekonomi maupun karakter fisik kota. Rancang kota

merupakan perangkat pengarah dan pengendalian untuk mewujudkan lingkungan

binaan yang akomodatif terhadap tuntutan kebutuhan dan fungsi baru.

Mengingat bahwa sektor industri pengolahan dan perdagangan (hotel dan

restoran) sebagai sektor unggulan dalam pembangunan ekonomi di kota Medan,

selain kedua sektor tersebut di atas, sektor jasa dalam hal ini dapat menjadi suatu

sektor yang memicu meningkatnya pertumbuhan ekonomi kota Medan, tentunya

dibutuhkan kondisi atau iklim usaha yang sehat dan kondusif, serta sumber daya

manusia yang berkualitas untuk mendukung keberhasilan dan keberlanjutan

industrialisasi dan perdagangan di wilayah kota Medan. Sektor jasa kota Medan

perlu dibenahi dalam rangka meningkatkan minat pengunjung dan pkonsumen

sektor tersebut. Selama ini yang terjadi hanyalah pemanfaatan wisata budaya dan

wisata alam yang seadanya, tanpa perhatian khusus dari pemerintah setempat.

sehingga pergerakan ekonomi kota Medan dari sektor jasa cenderung bergerak

lambat walau terjadi kenaikan. Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan

di atas, maka penulis mengambil judul “Revitalisasi Sektor Jasa sebagai Upaya

Peningkatan Perekonomian Kota Medan”.

POTENSI

Page 9: Revitalisasi Sektor Jasa (Wisata Alam dan Wisata Budaya) sebagai Upaya Peningkatan Perekonomian Kota Medan

Struktur ekonomi kota Medan adalah semi industri lokal. Secara

keseluruhan, pada tahun 2006 sektor tersier memberikan kontribusi terbesar yaitu

68,70 % terhadap PDRB dan sektor skunder memberikan kontribusi terhadap

PDRB sebesar 28,31% dan sektor primer hanya memberikan kontribusi sebesar

2,97%. Lapangan usaha yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap

pembentukan PDRB Kota Medan selama periode tahun 2004-2006 adalah sektor

perdagangan/hotel/restoran, disusul oleh sektor transportasi/telekomunikasi,

sektor industri pengolahan dan sektor keuangan/jasa. Hal ini mengindikasikan

bahwa perekonomian Kota Medan digerakkan sektor-sektor tersier dan sekunder

secara dominan (Script Medan Selayang Pandang, 2008).

Kota Medan merupakan salah satu tujuan wisata di Indonesia yang paling

sering dikunjungi. Peniggalan kebudayaan dapat disaksikan dari bangunan

bersejarah yang telah menjadi saksi dari keberadaan Kota Medan lebih dari 10

Dekade. Kota Medan juga dikenal sebagai surga makanan dimana terdapat

berbagai tempat pusat jajanan, rumah makan dan restoran yang menyajikan

makanan dengan cita rasa yang khas. Disamping itu juga didukung oleh hotel-

hotel berbintang, tempat penukaran valuta asing, transportasi yang murah, dll.

Perekonomian Kota Medan tahun 2000 didominasi oleh kegiatan

perdagangan, hotel dan restoran (35,02%), yang disusul oleh sektor industri

pengolahan sebesar 19,70%. Dari besaran nilai kedua sektor tersebut maka dapat

dikatakan bahwa potensi unggulan yang paling mungkin berkembang di Kota

Medan adalah sektor perdagangan dan industri. Seperti diketahui, dengan status

Medan sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia maka wajar bila arahan

pembangunan kota lebih menitikberatkan pada kedua sektor tersebut, apalagi

dengan didukung oleh sarana dan prasarana yang ada. Namun karena sektor jasa

mempunyai kesempatan besar untuk dikembangkan. Sektor jasa dapat menjadi

sektor primadona bila dilakukan revitalisasi/ menghidupkan kembali suatu hal

yang sebelumnya kurang terberdaya (dalam hal ini sektor jasa kota Medan, baik

wisata alam maupun wisata budaya).

Potensi Wisata Alam di Kota Medan

Obyek wisata yang ada di Kota Medan adalah:

Page 10: Revitalisasi Sektor Jasa (Wisata Alam dan Wisata Budaya) sebagai Upaya Peningkatan Perekonomian Kota Medan

1. Taman Buaya Medan

Lo Than Mok pemilik 2600 ekor buaya yang memulai pemeliharaan sejak

1959. Taman Buaya ini terletak di kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan

Selayang, luas ara lebih kurang 2 H, jaraknya sekitar 0 Km dari Pusat kota.

Didalam taman ini kita dapat melihat buaya yang baru lahir hingga yang berusia

25 tahun dan sebagain buaya tersebut terlatih dan bias membuat atraksi yang

menakjubkan termasuk berbgai atraksi yang anda inginkan.

2. Kebun Binatang Medan

Kebun Binatang ini dikelola Pemerintah kota Medan yang berisi berbagai

jenis hewan tropis, hewan-hewan mamalia seperti Beruang, Harimau, Singa

Gajah, Reptil dan lain-lain. Luas areal sekitar 30 H dan berjarak sekitar 10 Km

dari pusat kota. Terletak di jalan Pintu Air IV Kelurahan Simalingkar B

Kecamatan Medan Tuntungan, Buka setiap hari pukul 09.00 s/d 17.00 wib.

3. Danau Siombak

Danau Siombak Indaengas Pulau kecamatan Medan Marelan. Danau ini

merupakan danau buatan yang indah, dengan luas area 40 H, jaraknya 15 Km dari

pusat kota. Danau ini sangat indah dan dianjurkan untuk dikunjungi. Biasanya

danau ini digunakan untuk Festival Kano dan Perahu Tradisional disamping

sebagai tempat rekreasi.

4. Taman Sri Deli

Taman Sri Deli ini merupakan Taman Putri-putri Sultan Deli dan Keluarga.

5. Taman Rekreasi Mora Indah

Taman ini merupakan objek wisata rekreasi yang terletak di perbatasan Medan

dengan Tanjung Morawa, Taman Rekreasi Mora Indah yang terletak di Jalan

Sisingamangaraja kilometer 11 Medan.

Potensi Wisata Budaya di Kota Medan

Page 11: Revitalisasi Sektor Jasa (Wisata Alam dan Wisata Budaya) sebagai Upaya Peningkatan Perekonomian Kota Medan

Obyek wisata yang ada di Kota Medan adalah :

1. Istana Maimon

Istana ini merupakan salah satu objek wisata utama di kota Medan. Istana

ini dibangun pada tahun 1888 oleh Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah

memerintah dari tahun 1873-1924.

Arsiteknya TH Van Erp bekerja sebagai tentara KNIL. Rancangannya

melambangkan Bangunan Tradisional Melayu dan India Muslim, sedangkan gaya

arsiteknya perpaduan antara Indonesia, Persia dan Eropa, Dihalaman istana ini

terdapat Meriam Puntung yang merupakan bagian dari Legenda Istana Maimon.

2. Tugu Guru Patimpus

Guru Patimpus adalah orang terkenal di Medan. Dia mempunyai sejarah

besar sebagai penemu Kota Medan. Berabad-abad yang lalu tepatnya pada tanggal

1 Juli 1560. Guru Patimpus seorang keturunan Raja Singa Maharaja Negeri

Bakerah didataran tinggi Karo membangun sebuah perkampungan yang disebut

Medan Putri. Lokasi ini berada diantara pertemuan Sungai Deli dan Sungai

Babura yang dahulu merupakan transportasi utama. Kampung ini berkembang

dengan pesat dan dipercaya sebagai cikal bakal Kesultanan Deli.

3. Tjong A Fie

Rumah Tjong a Fie merupakan gedung bergaya Tiongkok kuno yang

sangat fantastis dan dibangun pada tahun 1900, lokasinya terletak dijalan Ahmad

Yani (Kesawan). Dia adalah jutawan pertama di Sumatera yang namanya sangat

terkenal sampai sekarang walaupun ia sudah wafat pada tahun 1921.

Kesukseannya berkat usaha dan hubungan baiknya dengan Sultan Deli dan para

pembesar perkebunan tembakau Belanda. Hingga saat ini rumah tersebut masih

ditempati oleh keluarga atau keturunan Tjong A Fie.

4. Masjid Raya

Mesjid ini sebagai Lambang Kota Medan. Mesjid terindah memiliki nilai

budaya, sejarah dan terbesar di Sumatera Utara. Mesjid ini dapat menampung

1500 jemaah untuk melaksanakan Sholat setiap hari. Mesjid ini dibangun oleh

Sultan Makmun Al Rasyid di desain oleh DENGIMANS dari Belanda dengan

gaya Moorish dan berdiri pada tahun 1906. Banyak turis dari berbagai Negara

didunia selalu mengunjungi Mesjid ini.

Page 12: Revitalisasi Sektor Jasa (Wisata Alam dan Wisata Budaya) sebagai Upaya Peningkatan Perekonomian Kota Medan

5. Gereja Lama

Gereja Immanuel merupakan Gereja tertua di Medan. Lokasinya di jln.

Diponegoro yang dibangun pada tahun 1921. Gereja ini masih digunkan oleh

umat kristiani untuk kebaktian pada hari minggu dan hari lainnya seperti upacara

pernikahan , Misa Natal dan sebagainya. Gereja ini dapat menampung sekitar 500

umat Kristiani untuk mendengarkan kotbah Pendeta. Kita dapat menemukan

Gereja tua lainnya dikota Medan tepatnya di Jln. Pemuda yaitu Gereja Roma

Katolik dibangun pada tahun 1929. Gereja ini masih digunakan umat katolik pada

hari Minggu dan hari lainnya seperti acara pernikahan dan sebagainya.

6. Vihara Gunung Timur

Vihara Gunung Timur di kenal sebagai Vihara tertua di Kota Medan.

Didirikan oleh Umat Budha pada tahun 1962. Umumnya umat Budha

bersembahyang ke vihara ini setiap hari. Vihara ini juga untuk acara ritual lainnya

dalam Agama Budha seperti memperinati hari Ulang Tahun Sidharta Gautama.

Biasanya tanggal 4 s/d 15 setiap tahunnya. Perayaan Imlek dan sebagainya.

7. Klenteng Hindu Shri Marimman

Kuil Shri Mariamman merupakan Kuil Hindu tertua di Kota Medan.

Dibangun pada tahun 1884 oleh umat Hindu. Kuil ini berada di Jln. Zainul Arifin,

umumnya umat Hindu datang untuk bersembahyang di kuil ini setiap pagi. Kuil

ini juga digunakan untuk ritual lainnya dalam Agama Hindu seperti Perayaan

Depavali, Perayaan Panen Padi dan sebagainnya.

8. Menara Air Tirtanadi

Satu lagi ciri Khas kota Medan adalah Bangunan Menara Air yang kini

menjadi milik Perusahaan Air Minum Daerah Tirtanadi. Ketika anda akan

memasuki kota ini dari arah selatan melalui jalan Sisingamangaraja, anda akan

disambut dengan pemandangan puncak menara Tirtanadi sebagai tangki

penyimpanan air bersih kebutuhan warga kota sejak jaman Kolonial Belanda

sampai sekarang.

9. Museum Bukit Barisan

Page 13: Revitalisasi Sektor Jasa (Wisata Alam dan Wisata Budaya) sebagai Upaya Peningkatan Perekonomian Kota Medan

Museum ini dibuka pada tahun 1971. Museum ini adalah merupakan

tempat yang menarik untuk dikunjungi dan menyimpan benda-benda sejarah

perjuangan ABRI dan Rakyat di Sumatera Utara seperti senjata, obat-obatan dan

pakaian seragam yang digunakan pada Perang Kemerdekaan Indonesia melawan

pemberontakan pada tahun 1958. Mengunjungi Museum ini dapat membayangkan

kehebatan Perjuangan Pahlawan dimasa lalu. Museum initerletak di Jln. Zainul

Arifin.

10. Tugu Jendral Ahmad Yani

Di inti Kota Medan terdapat sejumlah taman kecil dan besar di jalan Jend.

Sudirman dan terdapat Monumen Jend. Ahmad Yani tidak berapa jauh dari taman

ini juga ada taman beringin yang terletak ditepi Sungai Babura. dan Taman ini

sekarang menjadi Taman Digital setelah diresmikan oleh Bapak Pj.Walikota

Medan Drs. Afifuddin Lubis, M.Si.

11. Museum Sumatera Utara

Museum ini terletak di Jln. H.M. Jhoni No. 51 Medan. Merupakan

Museum terbesar di Sumatera Utara yang berbagai peninggalan Sejarah Budaya

Bangsa, Hasil Seni dan Kerajinan dari berbagai Suku di Sumatera Utara. Museum

ini dibangun pada tahun 1954 dan diresmikan pada tahun 1982 oleh Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Dr. Daoed Yoesoef. Museum ini merupakan salah

satu museum terbaik di Indonesia.

12. Rahmat Wildlife Museum & Gallery

Rahmat International Wildlife Gallery adalah satu-satunya di Asia yang

memiliki lebih kurang 850 lebih koleksi satwa dari berbagai negara. Telah

termasuk Record Book dan menerima penghargaan International dalam bidang

konservasi dalam upaya mencegah kepunahan satwa-satwa liar didunia. Di gallery

ini ditampilkan berbagai koleksi satwa liar terkecil hingga terbesar sesuai dengan

habitatnya.

13. Pekan Raya Sumatera Utara

Pekan Raya Sumatera Utara terletak di Jln. Gatot Subroto sekitar 7 Km

dari pusat kota, tepatnya di Gedung Tapian Daya sebagai ajang promosi budaya,

Industri dan bisnis. Buka setiap tahun. Berbagai jenis Tarian Tradisional dan

Page 14: Revitalisasi Sektor Jasa (Wisata Alam dan Wisata Budaya) sebagai Upaya Peningkatan Perekonomian Kota Medan

Pameran Budaya di Sumatera Utara biasanya ditampilkan pada acara pembukaan

pameran.

14. Mesjid Raya Lama (Al- Osmani)

Mesjid merupakan Mesjid tertua di Kota Medan, berlokasi di Kec.Medan

labuhan. dan disini 3 Sultan dimakam kan.

15. Mesjid Gang Begkok

Mesjid ini merupakan Mesjid Tua yang ada hubungan nya dengan Tjong

A Fie, terletak di Kel.Kesawan, tepatnya di Jl. Mesjid Medan.

16. Graha Bunda Maria Annai Velangkanni (tempat ziarah)

Pada awalnya tempat itu diperuntukkan bagi umat Katolik Tamil yang ada

di Medan akan tetapi dalam perkembangannya semua umat Katolik dapat datang

dan berziarah disitu tanpa batas asal-usul ataupun ras karena sesungguhnya tempat

itu dipersembahkan bagi seluruh umat Katolik dan juga sebagai objek wisata bagi

negara-negara tetangga.

17. Museum Perjuangan TNI Kodam I Bukit Barisan

Pada 5 Oktober 1996 Pangdam I Bukit Barisan meresmikan renovasi

museum ini dan menetapkan namanya menjadi Museum Perjuangan TNI. Koleksi

museum berupa peninggalan arkeologi, senirupa, relief, monumen, dan

perlengkapan militer. Alamat; Jalan Zainul Arifin No. 8 Kelurahan Petisah,

Kecamatan Petisah, Kabupaten/Kota Medan, Sumatera Utara.

Potensi Pendukung Bidang Usaha Potensial

1. Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sebagai daerah yang berada pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka,

Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara memiliki posisi strategis.

Kota ini menjadi pintu bagi arus penumpang dan juga perdagangan barang dan

jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri. Bagi Kota Medan, kegiatan

perdagangan bersama aktivitas hotel dan restoran menjadi motor penggerak roda

perekonomian kota.

2. Pelabuhan Laut Belawan

Pelabuhan laut berperan penting dalam mendorong pertumbuhan

perekonomian di suatu wilayah. Pelabuhan laut yang menjadi andalan Kota

Page 15: Revitalisasi Sektor Jasa (Wisata Alam dan Wisata Budaya) sebagai Upaya Peningkatan Perekonomian Kota Medan

Medan adalah Pelabuhan Belawan yang berjarak 26 km dari pusat kota.

Pelabuhan ini tidak hanya berperan penting bagi perekonomian Kota Medan,

namun juga bagi Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan ekspor dan impor

Kabupaten/Kota lain dilakukan di pelabuhan ini yang dapat dilihat dari aktivitas

bongkar.muat barang setiap harinya.

Sampai saat ini Pelabuhan Belawan telah memiliki fasilitas pelabuhan

penumpang dan barang termasuk terminal peti kemas. Kecenderungan

berkembangnya jasa transportasi lewat laut ini memerlukan suatu fasilitas

tambahan yang lebih memadai. Terbatasnya daya tampung barang di pelabuhan

menuntut suatu pembangunan fasilitas dengan lokasi yang dekat dengan

pelabuhan tetapi memadai. Sesuai dengan arahan perkembangan Kota Medan

pada masa mendatang perlu dilakukan investasi pada bidang usaha peti kemas dan

pergudangan tersebut.

3. Bandara Polonia

Bandara Polonia yang terletak di ibukota Provinsi Sumatera Utara yang

satu-satunya merupakan Bandara Internasional di Pulau Sumatera yang dilengkapi

dengan fasilitas operasional yang cukup baik sehingga pesawat berbadan lebar

seperti Boeing 747 dapat mendarat.

Bandara Polonia selain menunjang transportasi Internasional juga

mempunyai peran yang sangat tinggi melayani transportasi nasional dan regional

sehingga keberadaan Bandara Polonia dapat menunjang kegiatan perekonomian di

wilayah Bagian Barat Indonesia maupun ke luar negeri khususnya dalam rangka

menunjang kerjasama ekonomi sub Regional IMT-GT.

4. Hasil Industri Kecil

Terdapat sepuluh produk yang dijadikan andalan Kota Medan bila dilihat

dari segi pasarnya. Komoditi unggulan ini termasuk produk konsumsi sederhana,

inisialnya perabot rumah tangga dari kayu, anyaman rotan, alas kaki dan barang

hasil konveksi. Adapun komoditi unggulan dar iindustri kecil makanan inisialnya

kopi olahan, sirup markisa, bika ambon dan kerupuk ubi. Salah satu produk

makanan ini, bika ambon telah menjadi buah tangan yang khas untuk dibawa bagi

yang berkunjung ke Kota Medan.

Page 16: Revitalisasi Sektor Jasa (Wisata Alam dan Wisata Budaya) sebagai Upaya Peningkatan Perekonomian Kota Medan

5. Pengembangan Kawasan Industri

Kota Medan merupakan kota ketiga terbesar di Indonesia, maka seperti

kota besar pada umumnya, Medan memiliki kawasan industri. Untuk

mengantisipasi perkembangan industri dan kebutuhan lokasi berusaha yang lebih

besar, pemerintah kota menyediakan Kawasan Industri Baru (KIB), yang terletak

di Kecamatan Medan Labuhan dengan lahan yang disediakan 650 Ha, dan masih

bisa dikembangkan menjadi 1000 Ha. Untuk kegiatan industri kecilpun tersedia

Perkampungan Industri Kecil (PIK) yang terletak di Kecamatan Medan Denai.

Ada satu kawasan industri di Medan yaitu Kawasan Industri Medan (KIM) dekat

Pelabuhan Belawan. KIM memiliki luas lahan 514 Ha dan disediakan fasilitas

listrik 120 MW. Saat ini terdapat 86 perusahaan swasta nasional yang menempati

lokasi tersebut berdampingan dengan 17 perusahaan asing. Dan Kota Medan

dinilai sebagai kota yang aman untuk berinvestasi di Indonesia.

6. Pariwisata

Di luar potensi bisnisnya, Kota Medan sangatlah layak menjadi tujuan

wisata. Selain untuk mengunjungi lokasi seperti Danau Toba atau Berastagi yang

sejuk, Kota Medan sendiri sarat dengan objek wisata. Tujuan wisata di Kota

Medan diantarnya adalah Taman Buaya di kawasan Sunggal, berisikan 3000 ekor

buaya aneka jenis. Namun wisata yang paling menarik di Kota Medan adalah

bangunan tuanya yang dibangun dari pertengahan abad XX di Medan. Dan

sebagian besar bangunan tua itu masih ada sampai kini, indah dan memberi

gambaran utuh pada Kota Medan masa lalu.

Page 17: Revitalisasi Sektor Jasa (Wisata Alam dan Wisata Budaya) sebagai Upaya Peningkatan Perekonomian Kota Medan

ANALISIS PENGEMBANGAN WILAYAH

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dapat diukur dengan indikator utama

yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

(BPS, Propinsi Jawa Tengah Tahun 2008). Sedangkan dalam “Pembangunan

Berkelanjutan dengan Optimasi Pemanfaatan Sumber Daya Alam untuk

Membangun Perekonomian dengan Basis Pertanian di Kabupaten Musi

Banyuasin” menjelaskan pengertian PDRB adalah suatu indikator untuk

menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah secara sektoral, sehingga

dapat dilihat penyebab pertumbuhan ekonomi suatu wilayah tersebut

(Gatot Dwi Adiatmojo 2003).

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu

wilayah/propinsi dalam suatu periode tertentu ditunjukkan oleh data Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas dasar harga yang berlaku atau atas

dasar harga konstan. PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang

dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam satu wilayah, atau merupakan jumlah

seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di

suatu wilayah.

PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan

jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahunnya. Sedangkan PDRB

atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung

menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai dasar. PDRB atas dasar harga

berlaku digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomis. Sedangkan

harga konstan digunakan untuk mengetahui pertambahan ekonomi dari tahun ke

tahun.

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan

merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan   ekonomi daerah.

Karena penduduk mengalami peningkatan dan berarti pula kebutuhan ekonomi

juga akan bertambah. Hal ini hanya bisa diperoleh melalui peningkatan output

agregat (barang dan jasa) atau sering disebut PDRB atas dasar harga konstan

Page 18: Revitalisasi Sektor Jasa (Wisata Alam dan Wisata Budaya) sebagai Upaya Peningkatan Perekonomian Kota Medan

setiap tahun. Jadi dalam pengertian ekonomi makro, pertumbuhan ekonomi adalah

penambahan PDRB atas dasar harga konstan.

Sejalan dengan peningkatan PDRB ADH Konstan tahun 2000 Kota Medan

selama periode 2005-2007, pertumbuhan ekonomi Kota Medan selama periode

yang sama, meningkat rata-rata di atas 7,77 persen. Pertumbuhan ekonomi yang

dicapai, selain relatif tinggi juga menunjukkan pertumbuhan yang cukup stabil.

Tabel 2. Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2005 – 2007Sektor / Lapangan Usaha 2005-2006 2006-2007

1. Pertanian 0,37 5,142. Pertambangan & Penggalian -6,05 -10,14

3. Industri Pengolahan 6,59 6,08

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5,39 -2,81

5. Kontruksi 11,01 6,43

6. Perdagangan, Hotel & Restoran 6,15 5,94

7. Transportasi & Telekomunikasi 13,34 10,61

8. Keuangan & jasa Perusahaan 5,08 12,81

9. Jasa-jasa 6,34 6,83

PDRB 7,76 7,78

sumber: www.pemkomedan.go.id

Teori Basis Ekonomi

Teori ini menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi

suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan barang dan jasa

dari luar daerah. Pertumbuhan perindustrian yang menggunakan sumber daya

lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk diekspor, akan menghasilkan

kekayaan daerah dan penciptaan peluang kerja (job creation). Strategi

pembangunan daerah yang muncul didasarkan pada teori ini adalah penekanan

terhadap arti pentingnya bantuan kepada dunia usaha yang mempunyai pasar

secara nasional maupun internasional. Implementasinya kebijakan yang mencakup

pengurangan hambatan atau batasan terhadap perusahaan-perusahaan yang

berorientasi ekspor yang ada dan akan didirikan di daerah itu.

Menurut Glasson (1977), kegiatan basis adalah kegiatan mengekspor

barang dan jasa keluar batas perekonomian masyarakatnya atau memasarkan

barang dan jasa kepada orang orang yang datang dari luar perbatasan

Page 19: Revitalisasi Sektor Jasa (Wisata Alam dan Wisata Budaya) sebagai Upaya Peningkatan Perekonomian Kota Medan

perekonomian masyarakat. Bertambah banyaknya basis di dalam suatu daerah

akan menambah arus pendapatan ke dalam daerah yang bersangkutan. Menambah

permintaan barang dan jasa akan menimbulkan kenaikan volume kegiatan, begitu

juga sebaliknya. Kota Medan merupakan tempat dimana banyak pengusaha atau

pekerja dari luar kota seperti Nias, Aceh, Deli Serdang, dan kota-kota lainnya

yang berbatasan dengan wilayah administrasi kota Medan itu sendiri atau turis

mancanegara yang menghabiskan liburannya di Kota Medan. Aktivitas jual beli

barang dan jasa, termasuk investasi dan property berlangsung setiap harinya di

kota Medan. Sektor jasa (wisata alam dan wisata budaya) dapat menjadi salah satu

kegiatan basis di kota Medan. Kegiatan lain yang bukan kegiatan basis disebut

sektor nonbasis. Sektor nonbasis ditujukan untuk memenuhi kebutuhan lokal,

sehingga permintaan sektor ini sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan

masyarakat setempat dan tidak bisa berkembang melebihi pertumbuhan ekonomi

wilayah. Oleh karena itu, satu-satunya sektor yang bisa meningkatkan

perekonomian wilayah melebihi pertumbuhan adalah sektor basis. Sektor basis

yang dapat memicu tumbuh dan berkembangnya sektor non basis seperti industri

makanan ringan/panganan khas kota Medan rumah tangga, industri cenderamata

khas kota Medan, dan industri rumah tangga lainnya.

Teori Lokasi

Model pengembangan industri kuno menyatakan bahwa lokasi yang

terbaik adalah biaya yang termurah antara bahan baku dengan pasar. Hal ini

mengakibatkan perusahaan-perusahaan cenderung memilih lokasi yang dapat

meminimumkan biaya namun memaksimalkan peluangnya untuk mendekati

pasar.

Efek Multiplier (Efek Pengganda)

Keberadaan sektor jasa (wisata alam dan wisata budaya) dengan jasa

lainnya (hotel, restoran, dll) yang saling terkait dan saling mendukung akan

menciptakan efek ganda. Apabila ada suatu sektor di suatu wilayah mengalami

kenaikan permintaan yang berasal dari luar wilayah, maka produksi sektor

tersebut akan meningkat, karena adanya keterkaitan dengan sektor-sektor lain,

maka produksi sektor-sektor lain juga meningkat dan terjadi beberapa kali lipat

Page 20: Revitalisasi Sektor Jasa (Wisata Alam dan Wisata Budaya) sebagai Upaya Peningkatan Perekonomian Kota Medan

disbandingkan dengan kenaikan permintaan awal yang berasal dari luar wilayah

tersebut. unsur efek pengganda tersebut sangat berperan untuk membuat sebuah

kota dapat memacu pertumbuhan wilayah di belakangnya, karena terjadi

peningkatan produksi pada sektor jasa di kota Medan (wilayah yyang lebih maju),

akan memacu dan meningkatkan permintaan bahan baku dari wilayah-wilayah

yang berada di belakangnya.

TANTANGAN DAN KENDALA

Page 21: Revitalisasi Sektor Jasa (Wisata Alam dan Wisata Budaya) sebagai Upaya Peningkatan Perekonomian Kota Medan

Tantangan dan kendala yag dihadapi dalam pengembangan sektor jasa (wisata

alam dan wisata budaya) di Kota Medan, diantaranya:

1. Masih kurangnya perhatian pemerintah setempat pada keberadaan objek

wisata tersebut. selama ini, objek wisata tersebut cenderung tidak

terpelihara dan terawatt dengan baik. Bahkan kebersihan seolah

dinomorsekiankan.

2. Belum optimalnya peningkatan perekonomian wilayah kota Medan dari

sektor jasa tersebut. lebih mengedepankan sektor industry dan

perdagangan.

3. Kurangnya promosi wisata alam dan wisata budaya kota Medan melalui

media-media seperti media cetak maupun media elektronik.

KESIMPULAN

Page 22: Revitalisasi Sektor Jasa (Wisata Alam dan Wisata Budaya) sebagai Upaya Peningkatan Perekonomian Kota Medan

Pembangunan ekonomi adalah salah satu tolak ukur untuk menunjukkan

adanya pembangunan ekonomi suatu daerah, dengan kata lain pertumbuhan

ekonomi dapat memperlihatkan adanya pembangunan ekonomi (Sukirno, Sadono;

2004). Namun, pembangunan tidak sekedar ditunjukkan oleh prestasi

pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara, akan tetapi lebih dari itu

pembangunan mempunyai perspektif yanglebih luas. Dimensi sosial yang sering

diabaikan dalam pendekatan pertumbuhan ekonomi justru mendapat tempat yang

strategis dalam pembangunan.

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu

wilayah/propinsi dalam suatu periode tertentu ditunjukkan oleh data Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas dasar harga yang berlaku atau atas

dasar harga konstan. PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang

dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam satu wilayah, atau merupakan jumlah

seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di

suatu wilayah.

Revitalisasi termasuk di dalamnya adalah konservasi-preservasi

merupakan bagian dari upaya perancangan kota untuk mempertahankan warisan

fisik budaya masa lampau yang memiliki nilai sejarah dan estetika-arsitektural.

Atau tepatnya merupakan upaya pelestarian lingkungan binaan agar tetap pada

kondisi aslinya yang ada dan mencegah terjadinya proses kerusakan. Tergantung

dari kondisi lingkungan binaan yang akan dilestarikan, maka upaya ini biasanya

disertai pula dengan upaya restorasi, rehabilitasi dan/atau rekonstruksi. Jadi,

revitalisasi adalah upaya untuk memvitalkan kembali suatu kawasan atau bagian

kota yang dulunya pernah vital/hidup, akan tetapi kemudian mengalami

kemunduran/degradasi. Selain itu, revitalisasi adalah kegiatan memodifikasi suatu

lingkungan atau benda cagar-budaya untuk pemakaian baru. Revitalisasi fisik

diyakini dapat meningkatkan kondisi fisik (termasuk juga ruang-ruang publik)

kota, namun tidak untuk jangka panjang. Untuk itu, tetap diperlukan perbaikan

dan peningkatan aktivitas ekonomi (economic revitalization) yang merujuk

kepada aspek sosial-budaya serta aspek lingkungan (environmental objectives).

Hal ini mutlak diperlukan karena melalui pemanfaatan yang produktif, diharapkan

Page 23: Revitalisasi Sektor Jasa (Wisata Alam dan Wisata Budaya) sebagai Upaya Peningkatan Perekonomian Kota Medan

akan terbentuklah sebuah mekanisme perawatan dan kontrol yang langgeng

terhadap keberadaan fasilitas dan infrastruktur kota.

Sejalan dengan peningkatan PDRB ADH Konstan 2000 Kota Medan

selama periode 2004–2006, pertumbuhan ekonomi Kota Medan selama periode

yang sama, meningkat rata-rata di atas 5 persen per tahun yaitu 6,98 persen dari

tahun 2004-2005 dan 7,77 persen dari tahun 2005-2006. Pertumbuhan ekonomi

yang dicapai, selain relatif tinggi juga menunjukkan pertumbuhan yang cukup

stabil. Sektor jasa (wisata alam dan wisata budaya) kota Medan merupakan salah

satu sektor yang cukup baik dan berpotensi menggerakkan perekonomian kota

Medan. Untuk itu perlu dilakukan revitalisasi pada sektor jasa tersebut guna

meningkatkan pertumbuhan perekonomian kota Medan dan memacu tumbuhnya

sektor-sektor non basis.