revitalisasi pengelolaan badan usaha milik daerah provinsi jawa timur
DESCRIPTION
Perkembangan usaha BUMD Provinsi Jawa Timur hingga tahun 2012 ini semakin beragam, baik dari sisi jumlah maupun core bussiness nya, oleh karenanya sangat strategis bila Pemerintah Provinsi Jawa Timur segera melakukan revitalisasi BUMD dan melakukan upaya-upaya regulasi yng diarahkan untuk memperkuat kelembagaan dan pengembangan kinerja BUMD Provinsi Jawa Timur.TRANSCRIPT
REVITALISASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK
DAERAH
PROVINSI JAWA TIMUR : Kajian Raperda Pengelolaan
BUMD Jatim
Oleh : Drs. M. Subaidi Muchtar, M.Si
(Ketua DPC PKB Kabupaten Jombang)
A. Pendahuluan
Kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemprov
Jatim belum maksimal. Banyak di antaranya malah masih
merugi dan tidak memberikan kontribusi bagi perekonomian
Jawa Timur.
Menurut Dirut PT Panca Wira Usaha (PWU), salah satu BUMD
milik Pemprov Jatim, Arif Afandi, tidak sehatnya BUMD
disebabkan setidaknya oleh tiga faktor, yaitu Pertama,
Susunan organisasi terlalu gemuk disebabkan porsi antara
karyawan dan beban kerja tidak sebanding. Artinya, terlalu
banyak karyawan di BUMD tersebut. Kedua, Mismanagement
disebabkan penerapan tata kelola perusahaan yang buruk.
“Juga masih ada BUMD yang bergerak di bisnis yang
sebenarnya sudah sunset industry. Misalnya di PWU ada
pabrik es yang sebenarnya merupakan bisnis yang bisa
dikatakan sebagai industri senja.
Tetapi selain itu terdapat beberapa BUMD Provinsi Jawa Timur
yang memiliki kinerja bisnis cukup bagus dan bidang
usahanya sangat prospektif diantaranya adalah PT Bank Jatim
yang telah go public.
Kondisi itulah yang kemudian berbagai stake holder BUMD
Jatim baik dikalangan Pelaku bisnis, legislatif dan eksekutif
berupaya terus mendorong revitalisasi di tubuh BUMD-BUMD
di Jatim.
Salah satu upaya mendorong revitalisasi tersebut adalah
dengan upaya melakukan regulasi berupa Peraturan Daerah
yang diarahkan untuk melakukan mengembangkan
pengelolaan BUMD untuk menjawab berbagai permasalahan
serius sebagaimana diungkapkan oleh banyak kalangan
Direksi BUMD maupun legislatif dan eksekutif.
B. Konsepsi Pengembangan BUMD
Dalam kaitan dengan perbaikan kinerja BUMD sebagaimana
Laporan Hasil Studi Analisa Kinerja BUMD Non PDAM, Biro
Analisa Keuangan dan Moneter, Departemen Keuangan
Republik Indonesia, dikemukakan berbagai langkah dan
tindakan yang dapat dilakukan dalam memperbaiki kinerja
usaha BUMD, dengan tindakan-tindakan yang sifatnya
strategis yang dapat dikelompokkan dalam tiga bagian
strategi, yaitu strategi pengusahaan, strategi penumbuhan
dan strategi penyehatan perusahaan yang dapat
diringkaskan sebagai berikut:
1. Strategi Pengusahaan Perusahaan, yang dapat dilakukan
dengan langkah atau tindakan memperbaiki kinerja
perusahaan, diantaranya dengan (a) Mengatasi
kelemahan internal yang diantaranya melalui penetapan
kembali core business, likuidasi unit bisnis yang selalu
rugi, dan memperbaiki sistem manajemen organisasi; (b)
Memaksimumkan kekuatan internal, yang antara lain
dengan cara mengkonsentrasikan bisnis pada usaha yang
berprospek tinggi, memperluas pasar dengan
mempertahankan dan mencari pelanggan baru, serta
mencari teknik produksi baru yang dapat meningkatkan
efisiensi usaha; (c) Mengatasi ancaman eksternal, yang
diantaranya dengan cara memperbaiki mutu produk dan
jasa, meningkatkan kualitas SDM serta meningkatkan
kreativitas dan keaktifan tenaga pemasaran dalam
mencari terobosan baru; dan (d) Memaksimumkan
peluang eksternal, yang antara lain melalui upaya
kerjasama yang saling menguntungkan dengan
perusahaan sejenis atau yang dalam keterkaitan. Dan
kerjasama ini dapat dilakukan dalam bentuk joint venture,
BOT, BOO atau bentuk kerjasama lainnya.
2. Strategi Penumbuhan Perusahaan, adalah bertujuan untuk
menumbuhkan dan mengembangkan perusahaan sesuai
dengan ukuran besaran yang disepakati untuk mencapai
tujuan jangka panjang perusahaan. BUMD dikatakan
tumbuh jika perusahaan daerah itu berhasil meningkatkan
antara lain, volume penjualan, pangsa pasar, besarnya
laba dan aset perusahaan. Beberapa tindakan yang dapat
dilakukan agar perusahaan terus tumbuh berkembang
diantaranya adalah mengkonsentrasikan bisnis pada
produk yang representatif, melakukan perluasan pasar,
pengembangan produk baru, dan integrasi horizontal
dan/atau vertikal.
3. Strategi Penyehatan Perusahaan, yaitu yang dilakukan
melalui pendekatan strategik dan pendekatan operasional.
Dalam pendekatan strategik, misalnya, jika terjadi
kesalahan strategis seperti ketidakmampuan perusahaan
dalam memenuhi kebutuhan konsumen sesuai dengan
misinya, maka perlu dilakukan penilaian menyeluruh
terhadap bisnis yang dilakukan untuk perubahan dan
penyempurnaannya. Sedangkan dengan pendekatan
operasional ditujukan untuk melakukan perubahan operasi
perusahaan tanpa merubah strategi bisnis. Dalam
hubungan ini langkah-langakah yang biasa diambil oleh
perusahaan dalam rangka penyehatan operasi diantaranya
adalah: (a) Meningkatkan penghasilan yang diperoleh
dengan berbagai teknik bisnis, misalnya pemotongan
harga, peningkatan promosi, penambahan dan perbaikan
pelayanan konsumen, memperbaiki saluran distribusi dan
memperbaiki kualitas produk, dan (b) Melaksanakan
pemotongan biaya (penghematan). Biaya-biaya yang tidak
memiliki keterkaitan langsung dengan kegiatan
operasional pokok perusahaan yang segera membentuk
penghasilan, biasanya menjadi pilihan pertama untuk
diturunkan, seperti misalnya biaya-biaya administrasi,
penelitian dan pengembangan, dan pemasaran.
C. Kinerja BUMD Provinsi Jawa Timur
Perkembangan usaha BUMD Provinsi Jawa Timur hingga
tahun 2012 ini semakin beragam, oleh sebab itu menjadi
strategis upaya-upaya untuk melakukan regulasi yng
diarahkan untuk mengembangkan kinerja BUMD Provinsi
Jawa Timur yang makin beragam dari sisi core businessnya
atau jumlah BUMD nya
Guna memahami kinerja BUMD Provinsi Jawa Timur menurut
Bagas Yulistyati S (2010), harus merujuk kepada Undang-
Undang nomor : nomor 5 tahun 1962 tentang Perusahaan
Daerah dan Kepmendagri no. 3 tahun 1998 tentang Bentuk
Hukum BUMD, bahwa tujuan dibentuknya BUMD meliputi :
adalah : (1) melaksanakan pembangunan daerah melalui
pelayanan jasa kepada masyarakat; (2) penyelenggaraan
kemanfaatan umum; dan (3) peningkatan penghasilan
pemerintah daerah. Dengan demikian cor businessnya
seyogyanya pada bidang – bidang yang akan melayani
kebutuhan dasar masyarakat yang memang seharusnya
ditangani pemerintah, disamping itu bidang yang strategis
dan bernilai ekonomi tinggi untuk membantu menopang
perekonomian daerah.
Jumlah dan jenis BUMD Provinsi Jawa Timur hingga tahun
2012 sudah sebanyak 12 BUMD, dengan 11 unit sudah
berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT) dan 1 unit akan
tetap berbadan hukum Perusahaan Daerah (PD). Satu BUMD
tetap akan dipertahankan berbentuk PD ini adalah PD. Air
Bersih yang cor businessnya adalah penyediaan air bersih
sebagai bahan baku PDAM. Untuk itu BUMD ini tidak akan
ditarget tinggi dalam setor PAD, namun tetap dituntut untuk
profesional sehingga menjadi BUMD sehat dan mandiri.
Karena jika dituntut PAD tinggi, PDAB akan membebankan
pada pembiayaan sehingga harga air bersih tersebut akan
tinggi dan pada akhirnya masyarakat yang akan
menanggung semua biaya itu dengan membayar air lebih
mahal.
Secara singkat performance Badan Usaha Milik Daerah
Provinsi Jawa Timur sebagaimana digambarkan oleh Bagas
Yulistyati S (2010) adalah sebagai Berikut :
1. Perusahaan Daerah Air Bersih.
Perusahaan Daerah Air Bersih mengemban misi sosial dan
membantu kewajiban pemerintah untuk menyediakan
kebutuhan dasar masyarakat khususnya air bersih
sehingga cakupan layanan mencapai 80% dari jumlah
penduduk, sebagaimana yang diamanatkan dalam Surat
Edaran Menteri Dalam Negeri nomor : 690/477/SJ tanggal
18 Pebruari 2009 tentang Percepatan Terhadap
Penambahan 10 Juta Sambungan Air Minum Tahun 2009
s/d 2013. PDAB ini telah melaksanakan program Corporate
Social Responsibility (CSR) dalam bentuk menyediakan
kran-kran umum dan memberikan air bersih di daerah
kekeringan. Tahun 2005 modal dasar sebesar Rp. 5 Milyar
sudah tercukupi dan sampai sekarang setoran PAD
mencapai Rp.3.769.846.557,00 atau 75,40% dan
mencermati perkembangan setoran deviden dari tahun
ketahun diprediksi BEP baru akan tercapai pada tahun ke
10 atau tahun 2012
2. PT JAMKRIDA
PT. JAMKRIDA atau Jaminan Kredit Daerah, BUMD yang
paling bungsu ini lahir pada tanggal 17 Nopember 2009
dengan akte pendirian nomor 48 tahun 2009. Sama
dengan PT. JKU, PT. Jamkrida ini juga mengemban misi
sosial yakni membantu UKMK yang prospektif dan feasilble
tetapi tidak bankcable atau tidak mempunyai sesuatu
yang bisa dijaminkan. Tentu saja PT. Jamkrida ini
juga tidak akan ditarget tinggi dalam perolehan PAD,
namun tetap dituntut profesional sehingga menjadi BUMD
yang sehat, mandiri dan tidak membebani APBD dan
sesuai tujuannya dapat meningkatkan UKMK
mengembangkan usahanya melalui penajaminan
ketersediaan modal usaha dan kerja.
3. PT Panca Wira Usaha
PT. Panca Wira Usaha (PWU) BUMD ini merupakan
perusahaan penggabungan dari beberapa perusahaan
daerah yang sudah memasuki industri senja (PD.Aneka
Pangan, PD. Aneka Jasa Permesinan, PD. Aneka Usaha dan
PD. Aneka Kimia serta PD. Sarana Bangunan) sehingga
sudah tidak efisien dan menguntungkan lagi diharapkan
dapat membenahi menjadi perusahaan yang sehat dan
menguntungkan. Dengan modal dasar Rp.250 Milyar dan
sudah disertakan sebesar Rp. 109.435.058.500,00 atau
43,77% sudah memberikan PAD sebesar
Rp.17.595.104.383,50 atau 16,08%.
4. PT Petrogas Jatim Utama
PT. Petrogas Jatim Utama (PJU) sebuah perusahaan holding
dibidang migas yang kegiatan usahanya mulai dari hulu
sampai hilir. Kegiatan hulunya meliputi : turut serta
mengelola PI 10% Blok Cepu, proyek panas bumi dan
pengembangan sumur tua, sedangkan kegiatan hilirnya
meliputi : pengembangan terminal penyimpanan BBM,
terminal LNG skala kecil dan proyek kilang minyak
sehingga diharapkan akan memberikan keuntungan yang
tinggi kepada Pemprov. Jatim mengingat bisnis migas
terlepas dari resiko yang tinggi, modal yang dibutuhkan
juga tinggi dan keahlian SDM juga tinggi revenuenyapun
juga tinggi.
PT. PJU ini masih termasuk baru karena baru lahir pada
tahun 2006 sesuai Perda no.1 tahun 2006 tanggal 9 Maret
2006 dan diperbaruhi dengan Perda no. 3 tahun 2007
tanggal 3 April 2007. Dengan visi yang ingin dicapai
menjadi perusahaan migas (BUMD migas) yang bertaraf
internasional, sehingga dapat memberikan manfaat
sebesar-besarnya bagi kemakmuran Jawa Timur. Melihat
visi tersebut sudah menunjukkan bahwa BUMD ini akan
dijadikan tumpuan untuk mendapatkan penghasilan (PAD)
bagi Jawa Timur. Modal dasar yang dibutuhkan PT.
Petrogas ini sebanyak Rp.200 Milyar dengan dana yang
sudah disertakan Rp.94.875.000.000,00 atau 47,44% yang
diberikan secara bertahap tahun 2006 dan 2007. Setoran
PAD sudah dilakukan secara berturut-turut dan selalu ada
peningkatan meskipun masih relatif kecil sehingga total
deviden yang sudah disetor ke PAD baru sebesar
Rp.1.185.313.564,81 atau 1,25% merupakan jumlah setor
deviden yang masih terbilang rendah. Oleh karena itu
kedepan profesionalisme dan kinerjanya perlu
ditingkatkan, karena profesionalisme akan berbanding
lurus dengan keuntungan. Semakin tinggi
profesinalismenya pasti keuntungannya juga semakin
tinggi yang pada akhirnya setoran PAD juga tinggi.
5. PT Bank Jatim
PT.Bank Jatim sebagai BUMD tersehat saat ini telah
memberikan kontribusi kepada PAD paling tinggi mencapai
85% dari seluruh deviden BUMD ke PAD disetor oleh Bank
Jatim ini. Modal dasar Bank Jatim ini sebesar Rp.750 Milyar
dan baru disertakan Rp. 510, 949 Milyar atau 68,13% yang
dimulai tahun 2005 namun sampai tahun 2009 sudah
memberikan kontribusi sebesar Rp.721.963.079.943 atau
141,30 % dengn demikian dalam waktu 4 tahun sudah
melebihi Break Even Point (BEP). Prestasi ini tetap harus
dipertahankan dan terus ditingkatkan dan patut untuk
diusulkan untuk menambah modal dasar agar deviden
lebih banyak.
6. PT Bank Perkreditan Rakyat
PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR), sama halnya dengan
PT. Bank Jatim tapi dalam skala yang lebih kecil, BPR juga
menunjukkan BUMD yang sehat dan mandiri. Dengan
modal dasar Rp. 100 Milyar dan baru disertakan
sebesar Rp. 55.380.300.000,00 atau 55,38%
yang dimulai disetor tahun 2003 dan sudah memberikan
PAD sebesar Rp.15.832.298.805,00 atau 28,59%
7. PT Jatim Invesment Management (JIM)
PT. Jatim Invesment Management (JIM), BUMD yang satu
ini sedang mendapat sorotan tajam dari berbagai kalangan
dan publik yang direpresentasikan oleh DPRD Jatim dan
Mendagri. Berdirinya PT. JIM diawali pada tahun 2000
ketika Pemprov. bermaksud menerbitkan obligasi daerah
yang berkategori revenue bond untuk membiayai sebagian
proyek pembangunan Jatim . Gubernur Jatim menerbitkan
surat Keputusan Pembentukan Panitia Persiapan
Penerbitan Obligasi Daerah.
Pada tahun 2002 Pemerintah Pusat melalui Menteri
Keuangan melarang daerah menerbitkan obligasi daerah
setidaknya dalam satu tahun, karena prosedur
penerbitannnya belum ada. Pada awal tahun 2003
Pemerintah Pusat melalui surat Kepmen Keuangan
memperbolehkan daerah melakukan pinjaman untuk
pembiayaan pembangunan daerah. Berdasarkan
keputusan tersebut dan sesuai saran Bappepam maka
Pemerintah Propinsi Jawa Timur dan DPRD Jatim
membentuk Perusahaan Menejemen Investasi dengan
nama PT. Jatim Invesment Fund (JIF) melalui Perda no.12
tahun 2003.
Dengan berjalannnya waktu untuk memperluas lingkup
kegiatan atau usaha dari PT.JIF dan sesuai dengan Perda.
Prov. Jatim No.4 th 2004 tentang Perubahan Perda Prov.
Jatim no. 12 tahun 2003 tentang PT.JIF maka nama PT.JIF
diubah menjadi PT.Jatim Invesment Menejmen (JIM) dan
telah mendapatkan ijin usaha dari Bappepam no :
KEP-10/PM/MI/2004 tanggal 22 Oktober 2004 tentang
Pemberian Ijin Usaha Perusahaan Efek sebagai menejer
invesment kepada PT.JIM.
Dengan modal dasar RP. 200 Milyar dan sudah disertakan
Rp.45.300.000.000,00 atau 22,65% dan baru menyetor
PAD Rp.1.904.000.000,00 atau 4,20%. Adanya fakta yang
tidak dapat dipungkiri adalah bahwa PT. JIM sebagai BUMD
yang didirikan dengan tujuan untuk mendapatkan PAD
sehingga dapat menopong pembangunan daerah. Pada
awal berdirinya atau tahun 2004 PT. JIM ini sudah
menunjukkan performa yang bagus atau laba setelah pajak
Rp.904.567.013,00 dan tahun 2005 bisnis kurang
menggembirakan sehingga rugi Rp.116.017.005,00 namun
tahun 2006 telah bangkit lagi dan laba yang
menggembirakan sebesar Rp.1.517.628.642,00 dan tahun
2007 dan 2008 pada saat terjadinya krisis keuangan global
telah berdampak kurang baik terhadap bisnis PT. JIM
sehingga mengalami kerugian yang cukup
memprihatinkan. Namun berdasarkan laporan laba rugi per
30 Nopember 2009, PT. JIM sudah mulai bangkit dan per
Nopember 2009 sudah ada keuntungan yang ditunjukkan
dengan laba bersih setelah pajak sebesar
Rp.4.352.875.416,00.
8. PT Jatim Graha Utama (JGU)
PT. Jatim Graha Utama (JGU) sebuah perusahaan property
juga termasauk perusahaan jangka panjang yang masih
relatif baru berdiri tahun 2006 dengan modal dasar Rp.950
Milyar dan sudah disertakan Rp.462 Milyar atau 48,63%
dan baru memberikan kontribusi sebesar
Rp.1.210.976.173,00 atau 0,26%.
9. PT Jatim Marga Utama (JMU)
PT. Jatim Marga Utama (JMU), perusahaan yang bergerak di
bidang pengelolaan jalan tol dengan penyertaan modal
sebasar Rp.37.502.000.000,00 dari Rp.171.400.000.000,00
10. PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER)
PT. Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) sebuah
perusahaan patungan antara Pemprov. Jatim (25%),
Pemerintah Pusat (50%) dan Pemerintah Kota Surabaya
(25%); Dengan modal dasar Rp.100 juta sedangkan modal
disertakan baru Rp. 7,5 Milyar atau 7,5% pada tahun 2003.
Selama 7 tahun berturut –turut selalu ada peningkatan
dalam menyetorkan deviden, sehingga jumlah deviden
yang sudah disetorkan ke PAD sebanyak
Rp.9.150.990.964,10 atau 122,01% atau sudah mencapai
BEP pada tahun ke-6 atau tahun 2008.
11. PT. Jatim Krida Utama
PT. Jatim Krida Utama (JKU) yang cor bisnissnya adalah
penyedia jasa dan penempatan tenaga kerja di luar
negeri. Modal dasar PT. JKU ini sebasar Rp.3 Milyar.
Pemegang saham dimiliki oleh Pemprop Jatim sebesar
Rp.1, 8 Milyar atau 60% dan PT. Binajasa Abadikarya
sebesar Rp.200 juta atau 6,67% dan PT.Bina Kerja
Sejahtera sebesar Rp.1 Milyar atau 33,33 % dan sampai
sekarang sudah setor PAD sebesar Rp.710.686.500,00
atau sebesar 39,48%. Tujuan yang ingin dicapai dari
PT.JKU adalah menempatkan Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
dan Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri sebanyak-
banyaknya, dan bukan untuk mencari keuntungan yang
tinggi, namun untuk menciptakan lapangan kerja bagi
masyarakat yang berdampak menghasilkan devisa bagi
negara dan juga membangun perekonomian lokal, karena
pada umumnya TKI dan TKW tersebut akan mengirimkan
remintennya ke daerah asal. Meskipun PT.JKU ini tidak
ditarget tinggi dalam perolehan deviden, tetapi tetap
dituntut tinggi dalam kinerja dan profesional sehingga
tidak membebani APBD dan menjadi perusahaan yang
sehat dan mandiri.
12. PT ASKRIDA
PT. ASKRIDA merupakan perusahaan yang dimiliki Bank
Pembangunan Daerah (BPD) seluruh Indonesia dan sesuai
dengan himbauan Mendagri tahun 1996 Pemerintah
Provinsi seluruh Indonesia ikut pula menjadi pemegang
saham, perusahaan ini bergerak di bidang jasa asuransi
kerugian. Pada tahun 1989 untuk pertama kalinya PT.
ASKRIDA Jawa Timur menyertakan modal dan sampai
sekarang baru mencapai Rp.5.560.000.000,00 (3,83%)
atau memiliki 56 saham dari seluruh modal yang
disertakan sebesar Rp.145.260.000.000,00 dan deviden
yang sudah disetorkan sebanyak Rp.912.111.867,00 atau
16,40%.
D. Beberapa Muatan Raperda yang Membutuhkan
Perhatian
Berdasarkan wacana publik yang muncul terkait isue-isue
strategis Raperda Pengelolaan BUMD Provinsi Jawa Timur
maka penting untuk mendapatkan perhatian dan solusi
atas berbagai macam policy argumen yang berkembang,
meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Legalitas BUMD sebagai Perusahaan Daerah
Dari 12 (dua belas) BUMD Propinsi Jawa Timur, delapan
diantaranya yang meliputi : (1) Perusahaan Daerah Air
Bersih, (2) PT JAMKRIDA, (3) PT Panca Wira Usaha, (4) PT
Petrogas Jatim Utama, (5) PT Bank Jatim, (6) PT Bank
Perkreditan Rakyat, (7) PT Jatim Invesment Management
(JIM), dan (8) PT Jatim Graha Utama (JGU). Telah
memiliki legalitas Perusahaan Daerah sebagaimana
diatur dalam UU No. 2 Tahun 1965 pasal 4. Serta
sebagaimana diatur dalam UU No. 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas. Dimana kedelapan BUMD
tersebut yang terbentuk Perusahaan Daerah dan
Perseroan Terbatas, telah ditetapkan melalui Peraturan
Daerah Provinsi Jawa Timur, baik dari sisi kelembagaan
Badan Hukumnya maupun dari aspek Penyertaan Modal
Pemerintah Provinsi Jawa Timur terhadap kedelapan
BUMD tersebut diatas.
Namun keempat Badan Usaha Milik Daerah Provinsi
Jawa Timur, yang meliputi : (1) PT Jatim Marga Utama
(JMU), (2) PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER),
(3) PT. Jatim Krida Utama dan (4) PT ASKRIDA, belum
sepenuhnya bisa dikatakan sebagai BUMD Provinsi Jawa
Timur sebagaimana diatur dalam UU No 5 tahun 1962
pasal 4 yang mengatur bahwa :
1) Perusahaan Daerah didirikan dengan Peraturan
Daerah atas kuasa Undang-undang ini.
2) Perusahaan Daerah termaksud pada ayat (1) adalah
badan hukum yang kedudukannya sebagai badan
hukum diperoleh dengan berlakunya Peraturan
Daerah tersebut.
3) Peraturan Daerah termaksud pada ayat (1) mulai
berlaku setelah mendapat pengesahan instansi
atasan.
Sebab hingga saat ini keempat BUMD tersebut
Pemerintah Provinsi Jawa Timur hanya memiliki
sebagaian modal Perseroan tersebut dalam bentuk
Penyertaan Modal dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Oleh sebab itu merupakan prioritas bagi Pemerintah
Provinsi Jawa Timur untuk segera membentuk Peraturan
Daerah tentang keempat BUMD tersebut sebagaimana
diatur dalam UU No. 5/1962 tersebut.
2.Diversifikasi Bentuk Badan Hukum BUMD
Secara teoritis bahwa tujuan pendirian BUMD dan atau
Perusahaan Daerah meliputi : (1)Memberikan
sumbangsih pada perekonomian nasional dan
penerimaan kas Daerah, (2) Mengejar dan mencari
keuntungan, (3) Pemenuhan hajat hidup orang banyak,
(4)Perintis kegiatan-kegiatan usaha, dan (5)
Memberikan bantuan dan perlindungan pada usaha
kecil dan lemah
Hal ini sesuai dengan semangat yang terkandung
didalam UU No. 5 Tahun 1962 Tentang Perusahaan
Daerah, pasal 5 yang mengatur bahwa sifat, tujuan dan
bidang usaha Perusahaan Daerah adalah :
1)Perusahaan Daerah adalah suatu kesatuan produksi
yang bersifat:
a. Memberi jasa.
b. Menyelenggarakan kemanfaatan umum,
c. Memupuk pendapatan
2) Tujuan Perusahaan Daerah ialah untuk turut serta
melaksanakan pembangunan Daerah khususnya dan
pembangunan ekonomi nasional umumnya dalam
rangka ekonomi terpimpin untuk memenuhi
kebutuhan rakyat dengan mengutamakan
industrialisasi dan ketenteraman serta kesenangan
kerja dalam perusahaan, menuju masyarakat yang
adil dan makmur.
3) Perusahaan Daerah bergerak dalam lapangan yang
sesuai dengan urusan rumah tangganya menurut
peraturan-peraturan yang mengatur pokok-pokok
Pemerintahan Daerah.
4) Cabang-cabang produksi yang penting bagi Daerah
dan yang menguasai hajat hidup orang banyak di
Daerah yang bersangkutan diusahakan oleh
Perusahaan daerah yang modalnya untuk seluruhnya
merupakan kekayaan Daerah yang dipisahkan.
Dalam konteks itulah maka terhadap argumen yang
menyatakan bahwa seyogyanya BUMD Provinsi Jawa
Timur harus benbentuk Perseroan terbatas, perlu
mendapatkan kajian secara lebih mendalam. Hal ini
didasarkan kepada argumen diatas bahwa tidak semua
Perusahaan Daerah hanya dioorientasikan kepada
upaya profit taking (mengejar keuntungan) tetapi
terdapat sebagian BUMD yang bertujuan pelayanan
sosial.
Dari Kedua belas BUMD yang memiliki misi pelayanan
sosial, seperti Perusahaan Daerah Air Bersih dan PT.
Jatim Krida Utama, sebaiknya Badan Hukum kedua
perusahaan ini lebih strategis jika berbadan hukum non
Perseroan Terbatas.
Sedangkan selain PDAB dan PT Jatim Krida Utama,
secara strategis kesepuluh BUMD tersebut berbadan
hukum Perseroan Terbatas sebab secara kelembagaan
dan bisnis bahwa Perseroan Terbatas merupakan
bentuk kelembagaan bisnis yang memiliki standar-
standar baku seperti akuntansi, penyelenggaraan RUPS,
jajaran direksi dan sebagainya, yang secara konseptual
akan tercipta good corporate governance.
3. Persyaratan dan Larangan Dewan Direksi, Badan
Pengawas dan Dewan Komisaris
Salah satu isue strategis yang muncul dalam wacana
publik dan dianggap sebagai kelemahan dari Raperda
Pengelolaan BUMD Provinsi Jawa Timur adalah terkait
dengan isue partisan Direksi, Badan Pengawas dan
Dewan Komisaris BUMD terhadap afiliasi terhadap partai
politik tertentu.
Tetapi secara prinsip jika visi Raperda ini berorientasi
pada profesionalitas Jajaran Direksi, Badan Pengawas
dan Komisaris maka, seharusnya Raperda ini
mengadopsi Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun
2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan dan
Pembubaran BUMN terkait dengan larangan-larangan
bagi Dewan Direksi, Badan Pengawas dan Komisaris
BUMD. Dimana substansi larangan tidak secara eksplisit
didalam Raperda ini.
Maka dengan ini disarankan penambahan pasal yang
mengatur tentang persyaratan dan larangan terhadap
Dewan Direksi, Badan Pengawas dan Dewan Komisaris
BUMD Provinsi Jawa Timur sebagai berikut :
1) Persyaratan dan Larangan Dewan Direksi
Syarat Dewan Direksi BUMD Provinsi Jawa Timur :
a) Tidak berkedudukan sebagai anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Dewan
Perwakilan Daerah Republik Indonesia, atau
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
b) Tidak berkedudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil
c) Usia pada pengangkatan untuk pertama kali tidak
melebihi 55 (lima puluh lima) tahun dan;
d) Lulus uji kepatutan dan kelayakan atau fit and
proper test
Anggota Direksi BUMD Provinsi Jawa Timur dilarang
memangku jabatan rangkap sebagai:
a) Anggota Direksi, Badan Pengawas dan Komisaris
pada BUMN, badan usaha milik daerah lain, dan
badan usaha milik swasta;
b) Jabatan struktural dan fungsional lainnya dalam
instansi/lembaga pemerintah pusat dan daerah;
dan/atau
c) Jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan.
d) Jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan
kepentingan;
Anggota Direksi BUMD Provinsi Jawa Timur dilarang
menjadi pengurus partai politik dan/atau
calon/anggota legislatif.
2) Persyaratan dan Larangan Badan Pengawas
Syarat Badan Pengawas BUMD Provinsi Jawa Timur
adalah :
a) Tidak berkedudukan sebagai anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Dewan
Perwakilan Daerah Republik Indonesia, atau
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
b) Tidak berkedudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil
c) Usia pada pengangkatan untuk pertama kali tidak
melebihi 55 (lima puluh lima) tahun dan;
d) Lulus uji kepatutan dan kelayakan atau fit and
proper test
Anggota Badan Pengawas BUMD Provinsi Jawa Timur
dilarang memangku jabatan rangkap sebagai:
a) Anggota Direksi, Badan Pengawas, Komisaris
pada BUMN, badan usaha milik daerah lain, dan
badan usaha milik swasta;
b) Jabatan struktural dan fungsional lainnya dalam
instansi/lembaga pemerintah pusat dan daerah;
dan/atau
c) Jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan.
d) Jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan
kepentingan;
Anggota Badan Pengawas BUMD Provinsi Jawa Timur
dilarang menjadi pengurus partai politik dan/atau
calon/anggota legislatif.
3) Persyaratan dan Larangan Dewan Komisaris
Syarat Dewan Komisaris BUMD Provinsi Jawa Timur
adalah :
a) Tidak berkedudukan sebagai anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Dewan
Perwakilan Daerah Republik Indonesia, atau
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
b) Tidak berkedudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil
c) Usia pada pengangkatan untuk pertama kali tidak
melebihi 55 (lima puluh lima) tahun dan;
d) Lulus uji kepatutatn dan kelayakan atau fit and
proper test
Anggota Dewan Komisaris BUMD Provinsi Jawa
Timur dilarang memangku jabatan rangkap sebagai:
a)Anggota Direksi, Badan Pengawas, Komisaris pada
BUMN, badan usaha milik daerah lain, dan badan
usaha milik swasta;
b) Jabatan struktural dan fungsional lainnya dalam
instansi/lembaga pemerintah pusat dan daerah;
dan/atau
c) Jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan.
d) Jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan
kepentingan;
Anggota Dewan Komisaris BUMD Provinsi Jawa Timur
dilarang menjadi pengurus partai politik dan/atau
calon/anggota legislatif.
E. Kesimpulan dan Rekomendasi
1. Kesimpulan
1)Badan Usaha Milik Daerah yang telah dikembangkan
oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur secara nyata
telah memberikan kontribusi terhadap penguatan
ekonomi daerah dan pendapatan yang cukup
signifikan, namun masih membutuhkan suatu regulasi
pengelolaan BUMD yang menjamin terhadap
penguatan ekonomi Daerah dan pelayanan sosial
masyarakat.
2)Namun regulasi BUMD berupa Peraturan Daerah yang
saat ini ada hanya menyangkut pada aspek pendirian
BUMD dan regulasi berupa penyertaan modal. Oleh
sebab itu sangat strategis untuk segera menetapkan
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur yang mengatur
tentang pengelolaan BUMD di Provinsi Jawa Timur. Hal
ini guna mengisi kekosongan Perundang-undangan
yang mengatur tentang Pengelolaan BUMD ditingkat
Nasional.
2. Rekomendasi
Berdasarkan isue-isue strategis yang berkembang
dalam wacana publik maka disarankan untuk
melengkapi draf Raperda Pengelolaan BUMD Provinsi
Jawa Timur dengan substansi regulasi sebagai berikut :
1) Terkait dengan misi masing-masing BUMD, perlu
ditekankan bahwa bidang usaha yang terkait dengan
hajat hidup orang banyak, maka bentuk Badan
Hukumnya harus berbentuk Perusahaan Daerah,
sedangkan bidang usaha yang diluar hajat hidup
orang banyak secara strategis memilih bentuk Badan
Hukum Perseroan Terbatas.
2) Terkait dengan Syarat dan larangan Anggota Dewan
Direksi, Badan Pengawas dan Dewan Komisaris.
Maka seyogyanya Raperda Pengelolaan BUMD
Provinsi Jawa Timur, mengadaptasikan Peraturan
Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 tentang
Pendirian, Pengurusan, Pengawasan dan
Pembubaran BUMN terkait dengan larangan-larangan
bagi Dewan Direksi, Badan Pengawas dan Komisaris
BUMD, yang meliputi larangan rangkap jabatan dan
larangan menjadi pengurus partai politik tertentu dan
atau calon/anggota legislatif.