revisi nicu

6
ASFIKSIA Asfiksia neonatorum ialah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Keadaan ini disertai dengan hipoksia, hiperkapnia dan berakhir dengan asidosis. Paru-paru neonatus mengalami pengembangan pada menit-menit pertama kelahiran dan kemudian disusul dengan pernapasan teratur, namun bila terjadi gangguan pertukaran gas atau angkutan oksigen dari ibu ke janin akan memicu terjadinya asfiksia janin atau neonatus. Gangguan tersebut dapat timbul pada masa kehamilan, persalinan, atau segera setelah lahir. Berikut merupakan beberapa penyebab asfiksia pada bayi baru lahir : Faktor ibu Ibu merupakan subjek yang berperan dalam persalinan, berbagai kondisi dan keadaan ibu akan banyak mempengaruhi bayi saat dilahirkan. Berikut beberapa situasi pada ibu yang dapat menimbulkan masalah pada bayi : 1. Hipoksia pada ibu, hipoksia ibu dapat terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian obat analgetik atau anestesia umum. 2. Usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, pertambahan umur akan diikuti oleh perubahan organ dalam rongga pelvis. Keadaan ini akan mempengaruhi kehidupan janin dalam rahim. Pada wanita usia muda dimana organ-organ reproduksinya belum sempurna secara

Upload: dithasani

Post on 29-Nov-2015

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Revisi Nicu

ASFIKSIA

Asfiksia neonatorum ialah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernapas secara

spontan dan teratur segera setelah lahir. Keadaan ini disertai dengan hipoksia, hiperkapnia dan

berakhir dengan asidosis. Paru-paru neonatus mengalami pengembangan pada menit-menit

pertama kelahiran dan kemudian disusul dengan pernapasan teratur, namun bila terjadi gangguan

pertukaran gas atau angkutan oksigen dari ibu ke janin akan memicu terjadinya asfiksia janin

atau neonatus. Gangguan tersebut dapat timbul pada masa kehamilan, persalinan, atau segera

setelah lahir.

Berikut merupakan beberapa penyebab asfiksia pada bayi baru lahir :

Faktor ibu

Ibu merupakan subjek yang berperan dalam persalinan, berbagai kondisi dan keadaan ibu

akan banyak mempengaruhi bayi saat dilahirkan. Berikut beberapa situasi pada ibu yang

dapat menimbulkan masalah pada bayi :

1. Hipoksia pada ibu, hipoksia ibu dapat terjadi karena hipoventilasi akibat

pemberian obat analgetik atau anestesia umum.

2. Usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, pertambahan umur akan

diikuti oleh perubahan organ dalam rongga pelvis. Keadaan ini akan

mempengaruhi kehidupan janin dalam rahim. Pada wanita usia muda dimana

organ-organ reproduksinya belum sempurna secara keseluruhan, disertai kejiwaan

yang belum bersedia menjadi seorang ibu. Usia perempuan untuk hamil dan

melahirkan memiliki pengaruh yang berbeda pada kesehatan ibu dan janinnya.

Kehamilan dan persalinan di bawah umur 20 tahun memiliki resiko yang sama

tingginya dengan kehamilan umur 35 tahun keatas sehingga dapat menimbulkan

resiko.

3. Gravida empat atau lebih, sosial ekonomi rendah, setiap penyakit pembuluh darah

ibu yang mengganggu pertukaran gas janin. Contohnya kolesterol tinggi,

hipertensi, hipotensi, jantung, paruparu/tbc, ginjal, gangguan kontraksi uterus dan

lain-lain.

Faktor plasenta,

Page 2: Revisi Nicu

Plasenta merupakan suatu organ serba guna dan vital bagi janin yang berfungsi sebagai

alat pernapasan, alat pemenuhan nutrisi, dan alat pertahanan dan pembentukan hormon-

hormon. Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi plasenta.

Apabila terjadi gangguan mendadak pada plasenta maka akan terjadi asfiksia janin.

Gangguan plasenta tersebut seperti solusio plasenta, perdarahan plasenta (plasenta

previa).

Faktor janin atau neonatus

Meliputi tali pusat menumbung, tali pusat melilit leher, kompresi tali pusat antara janin

dan jalan lahir, gameli, IUGR (intra uterin growth retardation), premature, kelainan

kongenital pada neonatus, dan lain-lain.

1. Prematur adalah keadaan bayi lahir hidup sebelum usia kehamilan minggu ke 37

(dihitung dari hari pertama haid terakhir). Bayi yang lahir kurang bulan memiliki

organ dan alat-alat tubuh yang belum berfungsi normal untuk bertahan hidup

diluar rahim. Pognosis bayi prematur terganutng dari berat ringannya masalah

perinatal, misalnya masa gestasi (makin muda mas gestasi maka makin tinggi

angka kematian. Terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan

komplikasi seperti asfiksia, pneumonia, perdarahan intra kranial, dan

hipoglikemia.

2. Gangguan tali pusat, kompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya

aliran darah dalam pembuluh darah umbilikus dan menghambat pertukaran gas

antara ibu dan janin. Gangguan aliran darah tersebut dapat ditemukan pada

keadaan tali pusat menumbung, melilit leher, kompresi tali pusat antara jalan lahir

dan janin (Saifuddin, 2002).

Faktor persalinan

Persalinan normal adalah poses pengeluaan janin yang terjadi pada kehamilan cukup

bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung

dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. Faktor persalinan yang

dimaksud adalah meliputi partus lama, persalinan dengan tindakan/buatan.

1. Partus lama yaitu persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primipara,

dan lebih dari 18 jam pada multipara. Persalinan pada primi biasanya lebih lama

5-6 jam daripada multi. Insiden partus lama menurut penelitian berkisar 2,8%

Page 3: Revisi Nicu

sampai 4,9%. Bila persalinan lama, dapat menimbulkan komplikasi baik terhadap

ibu maupun bayi, dan dapat meningkatkan angka kematian ibu dan bayi.

2. Persalinan buatan yakni persalinan dengan rangsangan/bantuan tenaga dari luar

sehingga terdapat kekuatan untuk persalinan. Misalnya forcep/vakum/SC.

Berikut merupakan beberapa factor resiko pada bayi yang asfiksia :

Antepartum Intrapartum

Diabetes pada ibu

Hipertensi dalam kehamilan

Hipertensi kronik

Anemia janin atau isoimunisasi

Riwayat kematian janin atau neonatus

Perdarahan pada trimester dua dan tiga

Infeksi ibu

Ibu dengan kelainan jantung, ginjal,

paru, tiroid atau kelainan neurologi.

Polihidramnion

Oligohidramnion

Ketuban pecah dini

Hidrops fetalis

Kehamilan lewat waktu

Kehamilan ganda

Berat janin tidak sesuai masa

kehamilan

Ibu pengguna obat bius

Malformasi atau anomaly janin

Berkurangnya gerakan janin

Tanpa pemeriksaan antenatal

Usia < 16 atau > 35 tahun

Seksio sesarea darurat

Kelainan dengan ekstraksi forceps atau

vakum

Letak sungsang atau presentasi

abnormal

Kelahiran kurang bulan

Partus presipatus

Koriamnionitis

Ketuban pecah lama

Partus lama (> 24 jam)

Kala dua lama

Makrosomia

Bradikardia janin persisten

Penggunaan anastesi umum

Hiperstimulus uterus

Penggunaan obat narkotika pada ibu

dalam 4 jam sebelum persalinan

Air ketuban bercampur mekonium

Prolaps tali pusat

Solusio plasenta

Plasenta previa

Perdarahan intrapartum

Page 4: Revisi Nicu

Diagnosis asfiksia dilakukan segera setelah lahir melalui anamnesis dan pemeriksaan

fisik. Diagnosis asfiksia pada kasus didapatkan hanya melalui anamnesis yaitu bayi tidak

menangis saat lahir, seluruh tubuh tampak pucat, tampak lemah dan tidak bergerak, dengan

faktor risiko antepartum dan intrapartum yaitu anemia, dan partus lama. Untuk klasifikasi

asfiksia digunakan skor Apgar. Berdasarkan heteroanamnesis, didapatkan kulit bayi pucat, tidak

berespon terhadap stimulus, tidak ada gerak, dan tidak tampak merintih, sehingga pada kasus ini

bayi kemungkinan termasuk klasifikasi asfiksia berat (skor Apgar 0-3). Berdasarkan hasil

heteroanamnesis dengan keluarga pasien didapatkan kira – kira penyebab dari asfiksia pada bayi

ini adalah factor ibu dan factor persalinan. Factor ibu yaitu selama hamil ibu sering menderita

anemia sehingga ibu sering mengkonsumsi tablet penambah darah. Selain itu, ibu juga sering

menderita demam serta batuk pilek namun ibu hanya memeriksakannya ke puskesmas. Selain

factor ibu pada kasus ini juga berperan factor persalinan yaitu persalinan yang lama. Namun

pada kasus ini tidak diketahui penyebab persalinan yang lama tersebut serta terletak pada kala

yang mana.