revisi gangguan cemas menyeluruh

7
u. Biaya hidup saat ini didapat dari anak-anak dan istrinya v. Pada pasien didapatkan gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, lingkungan dan lain-lain. VI. FORMULASI DIAGNOSIS Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan pada pasien terdapat sekumpulan gejala dan prilaku yang menimbulkan penderitaan atau disabilitas. Disfungsi ini terlihat dari segi prilaku, psikologis, maupun biologis yang kemudian mempengaruhi hubungan dengan masyarakat, maka pasien ini dikatakan menderita gangguan jiwa. a. Diagnosis aksis I Pada pasien ini tidak terdapat riwayat penyakit primer maupun sekunder yang menyebabkan adanya disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai dari tingkat kesadaran, daya konsentrasi, orientasi, serta fungsi kognitif pasien yang masih baik sehingga pasien ini bukan penderita gangguan mental organik (F.0). Dari anamnesis didapatkan tidak terdapat riwayat penggunaan zat-zat psikoaktif serta alcohol sehingga

Upload: ola-dwi-nanda

Post on 22-Dec-2015

19 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

gangguan cemas menyeluruh

TRANSCRIPT

Page 1: Revisi Gangguan Cemas Menyeluruh

u. Biaya hidup saat ini didapat dari anak-anak dan istrinya

v. Pada pasien didapatkan gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas

ringan dalam sosial, lingkungan dan lain-lain.

VI. FORMULASI DIAGNOSIS

Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan pada pasien terdapat

sekumpulan gejala dan prilaku yang menimbulkan penderitaan atau disabilitas.

Disfungsi ini terlihat dari segi prilaku, psikologis, maupun biologis yang kemudian

mempengaruhi hubungan dengan masyarakat, maka pasien ini dikatakan

menderita gangguan jiwa.

a. Diagnosis aksis I

Pada pasien ini tidak terdapat riwayat penyakit primer maupun sekunder

yang menyebabkan adanya disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai dari tingkat

kesadaran, daya konsentrasi, orientasi, serta fungsi kognitif pasien yang

masih baik sehingga pasien ini bukan penderita gangguan mental organik

(F.0).

Dari anamnesis didapatkan tidak terdapat riwayat penggunaan zat-zat

psikoaktif serta alcohol sehingga pasien ini bukan penderita gangguan

mental dan prilaku akibat zat psikoaktif atau alcohol (F.1).

Pada pasien ini tidak ditemukan adanya gangguan dalam menilai realitas,

sehingga pasien ini bukan penderita gangguan psikosis (F.2).

Pada pasien ini tidak ditemukan adanya gangguan mood, peningkatan

afek, peningkatan aktivitas mental dan peningkatan aktivitas psikomotor

sehingga pasien bukan penderita depresi. Oleh karena pada pasien tidak

Page 2: Revisi Gangguan Cemas Menyeluruh

ditemukan gejala mania dan depresi sehingga pasien ini bukan penderita

gangguan suasana dan perasaan (mood [afektif]) (F.3).

Pada pasien ini ditemukan kegelisahan dan kecemasan yang

menimbulkan gangguan dalam hidupnya, sehingga pasien ini merupakan

penderita gangguan neurotic, gangguan somatoform dan gangguan

terkait stress (F.4).

Pasien mengeluhkan adanya gejala primer yaitu sering merasakan

kecemasan seperti khawatir. Terdapat ketegangan motorik seperti kepala

pusing. Terdapat overaktivitas otonomik seperti berdebar-debar dan

berkeringat. Oleh karena itu pasien ini adalah penderita gangguan cemas

menyeluruh (F.41.1)

b. Diagnosis aksis II

Tumbuh kembang pada masa kanak-kanak sampai dewasa tidak terdapat

penyakit dan normal. Pasien dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan

orang lain sebagaimana orang normal lainnya, sehingga pasien bukan

penderita gangguan kepribadian. Pasien mengenyam pendidikan hingga

sarjana sehingga pasien bukan penderita retardasi mental. Karena

penderita gangguan kepribadian dan bukan retardasi mental, maka pada

pasien ini aksis II tidak ada diagnosis.

c. Diagnosis aksis III

Pada anamnesis, pemeriksaan fisik dan neurologis pada pasien ini dalam

batas normal namun pasien memiliki riwayat hipertensi namn pasien teteap

Page 3: Revisi Gangguan Cemas Menyeluruh

kontrol ke poli penyakit dalam di RSUP Persahabatan. Maka pada aksis III

pasien ini ditemukan diagnosis hipertensi.

d. Diagnosis aksis IV

Pasien saat bersekolah SD hingga sarjana dapat bersosialisasi dengan

baik pada lingkungan sekitar dan teman-teman sewaktu disekolahnya. Pasien

merupakan anak ke tiga dari empat bersaudara. Ayahnya meninggal saat

pasien masih SD. Ibu pasien meninggal saat pasien sudah bekerja. Pada

waktu kecil pasien di didik dengan keras oleh kakak pertamanya.

Pasien sudah menikah dengan istrinya selama tiga puluh dua tahun.

Pasien memiliki tiga anak. Anak terakhir adalah seorang perempuan yang

sangat manja dan sudah menikah. Pasien selalu cemas memikirkan anak

perempuannya karena anak perempuannya tinggal di medan mengikuti

suaminya. Pasien terkadang masih mengkhawatirkan hidup anak

perempuannya namun sekarang pasien sudah bisa menggunakan cara agar

tidak terlalu memikirkan anak bungsunya yang sudah menikah tersebut

dengan cara mencari kegiatan di pagi hari dengan cara mengantar cucu ke

anak nya ke sekolah dan menjemputnya kembali. Biaya pengobatan pasien

menggunakan BPJS.

Aktivitas sehari-hari pasien dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan oaring

lain. Maka pada aksis IV pada pasien ini terdapat masalah keluarga dan

tidak terdapat masalah ekonomi dan tidak terdapat masalah sosial.

Page 4: Revisi Gangguan Cemas Menyeluruh

e. Diagnosis aksis V

Pada aksis V, dinilai kemampuan penyesuaian diri pasien dengan

menggunakan GAF. Pada pasien ini didapatkan gejala sementara, serta

disabilitas ringan dalam sosial. Maka aksis V didapatkan GAF scale 80-71.

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I : gangguan cemas menyeluruh

Aksis II : Tidak ada diagnosis

Aksis III : hipertensi

Aksis IV : Tidak ada diagnosis

Aksis V : GAF scale 80-71

VIII. DAFTAR PROBLEM

Organobiologik : hipertensi

Psikologis : terdapat kecemasan.

Sosioekonomi : terdapat masalah dalam keluarga.

IX. PROGNOSIS

a. Prognosis kearah baik

i. Pasien mempunyai keinginan untuk sembuh.

ii. Pasien mulai memikirkan hal-hal positif tentang anak bungsunya di

sana,

iii. Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai keluhan yang sama

iv. Pasien rutin kontrol dan mengkonsumsi obat

v. Respon pasien terhadap obat baik.

b. Prognosis kea rah buruk

Page 5: Revisi Gangguan Cemas Menyeluruh

Anak bungsu perempuannya jauh di Medan tinggalnya

Pasien sudah mengalami gangguan sejak 6 tahun.

Berdasarkan data-data diatas, dapat disimpulkan prognosis pasien adalah :

Ad vitam : dubia

Ad functionam : dubia ad bonam

Ad sanationam : dubia ada malam

X. TERAPI

a. Psikofarmaka

i. alprazolam 2 x ½ mg

b. Psikoterapi

i. Edukasi pada pasien pentingnya mengkonsumsi obat dan kontrol

secara teratur.

ii. Edukasi pada pasien untuk mecari kegiatan-kegiatan yang

membuat agar pasien tidak memikirkan anak bungsunya terus

menerus.

iii. Menyarankan pasien untuk mencoba menghilangkan penyebab

kecemasannya

iv. Metode relaksasi:

1. Mengendurkan otot-otot tubuh, membayangkan suasaa

tenang yang sesuai dengan keinginan pasien

2. Menarik napas dalam.

3. Menghembuskan lewat mulut.