review quality of life

2
Lidya Nur Hanifati 21040113130113 Quality of Life Hingga saat ini, definisi Quality Of Life (QOL) masih sering diperbincangkan, setiap manusia dapat mendefinisikan makna QOL berdasarkan standar penilaiannya masing-masing. Secara awam, kualitas hidup berkaitan dengan pencapaian kehidupan manusia yang ideal atau sesuai dengan yang diinginkan (Diener & Suh, dalam Nofitri, 2009). QOL dapat menggambarkan kesejahteraan individual dari suatu masyarakat (Chamberlain, Diener, Oppong & dkk; Shuessler & Fisher, dalam Liao, Fu, Yi, 2005). Sehingga berdasarkan kedua teori tersebut dapat disimpulkan bahwa QOL merupakan penilaian subyektif seseorang mengenai kesejahteraan dirinya yang ideal dan sesuai dengan yang diinginkan. QOL secara obyektif dapat diukur dari tingkat pendidikan, pendapatan/finansial, pekerjaan, dan lingkungan. Pendidikan merupakan salah satu faktor positif yang dapat mempengaruhi kualitas hidup. Pada umumnya seseorang dengan pendidikan tinggi memiliki pekerjaan dan tingkat hidup yang lebih baik dibandingkan dengan yang tidak menempuh pendidikan. Sedangkan pendapatan/finansial dapat digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Jika kebutuhan hidupnya terpenuhi, maka dapat dikatakan seseorang tersebut memiliki kualitas hidup yang sudah baik. Namun secara subyektif QOL pun dapat diukur dengan masing-masing kriteria individu untuk memprioritaskan hal-hal yang dianggap dapat mensejahterakan dirinya, contohnya hubungan dengan orang lain, usia, tingkat kenyamanan, keamanan, dan lain sebagainya. Kebanyakan ahli berpendapat bahwa lingkup dari konsep dan pengukuran kualitas hidup harus berpusat pada persepsi subyektif individu mengenai kualitas hidup dari kehidupannya sendiri (Mendlowicz & Murray, 2000). Sehingga

Upload: lidyahanifati

Post on 02-Feb-2016

11 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Review Quality of Life

TRANSCRIPT

Page 1: Review Quality of Life

Lidya Nur Hanifati21040113130113

Quality of Life

Hingga saat ini, definisi Quality Of Life (QOL) masih sering diperbincangkan, setiap

manusia dapat mendefinisikan makna QOL berdasarkan standar penilaiannya masing-masing.

Secara awam, kualitas hidup berkaitan dengan pencapaian kehidupan manusia yang ideal atau

sesuai dengan yang diinginkan (Diener & Suh, dalam Nofitri, 2009). QOL dapat

menggambarkan kesejahteraan individual dari suatu masyarakat (Chamberlain, Diener, Oppong

& dkk; Shuessler & Fisher, dalam Liao, Fu, Yi, 2005). Sehingga berdasarkan kedua teori

tersebut dapat disimpulkan bahwa QOL merupakan penilaian subyektif seseorang mengenai

kesejahteraan dirinya yang ideal dan sesuai dengan yang diinginkan.

QOL secara obyektif dapat diukur dari tingkat pendidikan, pendapatan/finansial,

pekerjaan, dan lingkungan. Pendidikan merupakan salah satu faktor positif yang dapat

mempengaruhi kualitas hidup. Pada umumnya seseorang dengan pendidikan tinggi memiliki

pekerjaan dan tingkat hidup yang lebih baik dibandingkan dengan yang tidak menempuh

pendidikan. Sedangkan pendapatan/finansial dapat digunakan manusia untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya. Jika kebutuhan hidupnya terpenuhi, maka dapat dikatakan seseorang

tersebut memiliki kualitas hidup yang sudah baik. Namun secara subyektif QOL pun dapat

diukur dengan masing-masing kriteria individu untuk memprioritaskan hal-hal yang dianggap

dapat mensejahterakan dirinya, contohnya hubungan dengan orang lain, usia, tingkat

kenyamanan, keamanan, dan lain sebagainya. Kebanyakan ahli berpendapat bahwa lingkup dari

konsep dan pengukuran kualitas hidup harus berpusat pada persepsi subyektif individu

mengenai kualitas hidup dari kehidupannya sendiri (Mendlowicz & Murray, 2000). Sehingga

standar pengukuran kualitas hidup pun berbeda-beda dan tidak dapat disamaratakan.

Definisi QOL dapat dikaitkan dengan berbagai bidang, salah satunya perencanaan

wilayah dan kota. Bagi perencana, aspek Quality of Life (QOL) sangat perlu diperhatikan untuk

menilai dan mengukur rencana yang akan diimplementasikan, contohnya rencana penyediaan

lapangan pekerjaan untuk meningkatkan perekonomian di Kota Semarang dengan melihat salah

satu indikator QOL yaitu kondisi pendapatan per kapita warga saat ini. Singapore termasuk

negara dengan standar QOL yang baik melalui peningkatan dan perbaikan infrastruktur untuk

mendukung investasi. Adanya planning diharapkan dapat menciptakan better quality of life.

Sumber

Nofitri, 2009. “Gambaran Kualitas Hidup”. Diunduh dalam lib.ui.ac.id pada tanggal 6

September 2015.

Massam, H. Bryan. 2002. “Quality of Life: Public Planning and Private Living” Diunduh dalam

www.science direct.com pada tanggal 5 September 2015.