review berita kabupaten klaten

Upload: avindadn

Post on 12-Mar-2016

232 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

review

TRANSCRIPT

Pengrajin batik tulis di Bayat dapat bantuan dari IOM-JRFKamis, 2 Juni 2011 19:31 WIBKlaten (Solopos.com) Para pengrajin batik tulis di Desa Kebon, Kecamatan Bayat, Klaten, mendapatkan bantuan dari lembaga International Organization for Migration (IOM) didukung lembaga donor Java Reconstruction Fund (JRF) dalam bentuk ruang pamer atau showroom batik tulis. Ruang pamer itu diresmikan Rabu (1/6/2011).Dalam kesempatan itu, IOM-JRF juga memberikan bantuan sarana pertanian kepada Kelompok Tani Saras Mulyo berupa beras sehat. Showroom seluas 7 meter x 7 meter itu merupakan gabungan dari ruang promosi dan ruang produksi yang digunakan untuk menjual kerajinan batik tulis hasil kreasi pengrajin batik di desa setempat.Sampai sekarang para pengrajin batik di desa ini sudah sukses dan bisa kembali mandiri, papar Proyek Manager IOM Jogja, Johan Grundberg, kepada wartawan, di lokasi, Rabu.Dalam masa pendampingan, imbuh Johan, para pengrajin dilatih tentang proses pewarnaan menggunakan bahan alami, manajemen pemasaran, teknik produksi dan beberapa pelatihan lainnya. Di samping itu, batik hasil para pengrajin dilibatkan dalam sejumlah pameran agar dikenal masyarakat luas.Setelah lepas dari bimbingan IOM-JRF, kami mengharapkan masyarakat setempat dan pemerintah lokal dapat menindaklanjuti dan melengkapinya apabila masih ada kekurangan, tutur Manajer JRF, Shamima Khan, seusai acara peresmian.Sementara itu, Kepala Desa Kebon, Sukoco, menyatakan awal mula pengrajin batik di desanya hanya sebagai buruh di perusahaan batik di Klaten maupun di luar kota. Namun, setelah gempa bumi 2006, para pengrajin setempat kelimpungan karena banyak pengusaha batik bangkrut.Dengan latar belakang tersebut, IOM-JRF mendorong agar mereka dapat mandiri, menjadi pengusaha, bukan sekadar menjadi buruh. Pembangunan showroom ini sebagai bentuk kepedulian dalam memajukan usaha mandiri skala kecil yang dikelola oleh pengrajin batik. Dengan harapan dapat memajukan perekonomian dan kesejahteraan warga kami, terangnya saat ditemui Espos, di lokasi.Menurutnya, sampai saat ini secara keseluruhan jumlah pengrajin batik di Desa Kebon mencapai 169 orang yang terbagi dalam lima kelompok. Masing-masing kelompok, ujar Sukoco, rata-rata bisa memroduksi 50 lembar kain batik tulis dalam tenggat satu bulan. Produksi bisa ditambah, tergantung pesanan dan corak motif yang dibuat, terangnya.Sumber : http://www.solopos.com/2011/06/02/pengrajin-batik-tulis-di-bayat-dapat-bantuan-dari-iom-jrf-100723. Dinduh pada Kamis, 9 Juli 2015.

Warga Balerante Kembangkan Batik Merapi28 November 2011 | 17:16Indratno Eprilianto- Timlo.net

Klaten Warga Desa Balerante, Kacamatan Kemalang, Kabupaten Klaten terus mengembangkan produk Batik Merapi. Ilmu yang mereka dapatkan ini atas bantuan para relawan dari beberapa organisasi dan lembaga sosial.Pelatihan membatik ini terbuka bagi siapa saja warga korban erupsi Merapi tanpa batasan usia, namun sejak dimulai sekitar sebulan lalu, sebagian peserta adalah remaja yang berhenti sekolah setelah lulus SD, ujar Koordinator Pelatihan Pembuatan Batik Merapi dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Yusuf Nugraha disela kegiatan pelatihan, Senin (28/11).Pelatihan tersebut, kata Yusuf, bertujuan untuk memberi bekal keterampilan kepada para korban Merapi dengan harapan suatu saat dapat digunakan untuk wirausaha. Sebab, selama ini dalam memperoleh penghasilan, warga Merapi hanya terbatas pada kegiatan pertanian, peternakan, dan penambangan.Yusuf menambahkan, motif yang dikembangkan warga lereng Merapi dalam pembuatan batik adalah motif alam yang menjadi ciri khas kawasan Merapi. Motif alam tersebut akan dijadikan sebagai ciri khas dari Batik Merapi.Sementara itu, selain mendapat pelatihan dari UMS, para peserta juga mendapattentordari tenaga ahli pembuat batik dariKampoeng Batik LaweyanSolo yang didukung oleh Himpunan Psikologi Indonesia, serta lembagaThe Global Fund For Childrendari Washington DC, Amerika Serikat.Sumber : http://www.timlo.net/baca/16090/warga-balerante-kembangkan-batik-merapi/. Dinduh pada Jumat, 10 Juli 2015.

Pemkab Gagas Lomba Desain Lurik dan BatikSabtu, 16 Juni 2012 14:07 WIB | JIBI/SOLOPOS/Moh Khodiq Duhri |

KLATEN-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten berencana menggelar lomba desain lurik dan batik dalam rangka mempopulerkan produk kerajinan asli daerah setempat tersebut.Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Disperindagkop dan UMKM), Sapto Aji, mengatakan lomba desain lurik dan batik itu terbuka untuk umum. Rencaananya, pemenang lomba itu akan diumumkan pada saat peringatan Hari Jadi Kabupaten Klaten ke-208 pada akhir Juli mendatang.Ide lomba ini baru muncul kemarin. Hari Senin (18/6) nanti, kami baru menggelar rapat untuk mempersiapkan lomba ini, papar Sapto Aji dalam sambutannya pada acara Penyuluhan UMKM di Pendapa Sekretariat Daerah (Setda) Pemkab Klaten, Sabtu (16/6/2012).Pemenang pertama lomba desain lurik dan batik itu nantinya akan mendapatkan hadiah uang senilai Rp10 juta dan trofi dari Bupati Klaten. Desain lurik dan batik itu nantinya akan dipatenkan. Tidak hanya itu, desain lurik akan digunakan untuk seragam harian pegawai negeri sipil (PNS) dan pelajar di sekolah-sekolah.Nanti semua UMKM boleh membuat dan menjualnya. Di Klaten ada belasan ribu PNS dan ratusan ribu pelajar. Hasil penjualan lurik dan batik itu akan meningkatkan kesejahteraan UMKM yang memproduksinya, terang Sapto Aji.Pada kesempatan itu, Sapto Aji sekaligus meresmikan alamat situs www.jejakumkm.com untuk mengomodasi pemasaran produk UMKM di Klaten. Dia berharap, situs itu bisa dimanfaatkan para pelaku usaha untuk memasarkan produk-produk lokal berupa makanan, kerajinan tangan, batik, lurik, mebel, dan lain-lain.

Sumber : http://www.solopos.com/2012/06/16/lurik-klaten-pemkab-gagas-lomba-desain-lurik-dan-batik-194040. Dinduh pada Kamis, 9 Juli 2015.

Workshop Pemberdayaan UMKM di KlatenRabu, 20 Juni 2012 - 11:02

Bertempat di Pendopo Kabupaten Klaten, Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jawa Tengah II bekerja sama dengan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Kabupaten Klaten dan Jejak Amukti Production serta didukung oleh berbagai pihak seperti pengurus Cabang Klaten dari Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan Gerakan Pemuda (GP) Anshor menggelar workshop kewirausahaan yang dihadiri sekitar 300 Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kabupaten Klaten, pada hari Sabtu 16 Juni 2012. Acara dimulai pada pukul 09.00 WIB diawali dengan pembukaan oleh Drs. Sugiharto Sapto Aji selaku Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Dan UMKM Kabupaten Klaten. Bersamaan dengan pidato pembukaan, diresmikan pula website yang nantinya akan digunakan sebagai sarana pemasaran produk UMKM yang beralamat di www.jejakUMKM.com.Dalam sambutannya, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Dan UMKM Kabupaten Klaten menjelaskan bahwa permasalahan yang dihadapi oleh para pelaku UMKM di Klaten adalah keterbatasan dalam manajemen dan persaingan usaha. Padahal UMKM yang tersebar di Kabupaten Klaten memiliki kontribusi bagi ekonomi nasional yang signifikan. Oleh karena itu, kegiatan workshop UMKM ini lebih menyasar pada pengrajin yang kurang memahami kewirausahaan dan pemasaran. Diharapkan ke depan, mereka akan mandiri dan lebih siap menghadapi persaingan pasar. Basuki Rakhmad selaku Kepala Bidang P2 Humas Kanwil DJP Jawa Tengah II, disela-sela acara menjelaskan bahwa permasalahan yang dihadapi oleh DJP adalah masalah di sektor kepatuhan pelaku UMKM, sehingga dia beranggapan bahwa dengan memberdayakan UMKM melalui pelatihan-pelatihan semacam ini kedepan UMKM akan tumbuh menjadi pengusaha yang mandiri, tertib dan mapan. Harapannya para pelaku UMKM akan menjadi Wajib Pajak yang patuh dan berpotensi menyumbang penerimaan negara.Dalam workshop tersebut, ada tiga orang pemateri yang bertindak sebagai narasumber dan dibandu oleh seorang moderator. Materi yang diberikan oleh narasumber antara lain tentang manajemen, kewirausahaan dan teknik pemasaran yang dapat digunakan sebagai bekal pelaku UMKM dalam merintis usahanya. Mereka adalah Wening Swasono dari FKISP dan Forum PEL (Penggerak Ekonomi Lokal) Klaten yang mengangkat tema pengenalan Manajemen, Pembukuan dan Permodalan. Aziz Waskito, SPSi (FEDEP & Yayasan CNB) dengan tema menumbuhkan industri ekonomi kreatif serta Mahir Ismail, SE, MM. (Enterpreneur University) dengan tema Enterpreneurship, Branding Produk dan pemasaran.Pada puncak acara, dihadirkan pula hiburan dari Wayang Orang Sriwedari yang memberikan suasana fresh dengan guyonan dan banyolan mereka. Di akhir acara, dilakukan lelang atas produk-produk yang dibawa peserta workshop UMKM, dan saat itu juga terjadi transaksi antar mereka sehingga secara tidak langsung selain menambah wawasan masing-masing peserta juga memperkenalkan produk andalan mereka ke dunia luar. Adapun pelaku UMKM yang ikut serta pada kegiatan ini diantaranya pengrajin tembikar (Bayat), lurik/batik ATBM (Bayat, Cawas, Pedan), mebel lokal (Trucuk Juwiring, Karangdowo, Cawas), cor (Ceper), dan handycraft (Delanggu, Polanharjo, Juwiring, Gantiwarno), dan masih banyak lagi.Dari hasil diskusi di workhsop UMKM ini pula dicetuskan ide lomba desain lurik oleh Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Dan UMKM Kabupaten Klaten. Lomba ini digelar dalam rangka menyambut Hari Jadi Klaten ke-208 dan nantinya hasil dari lomba ini akan digunakan sebagai baju seragam Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Klaten serta akan diproduksi oleh pelaku UMKM lokal.Sumber : http://www.pajak.go.id/content/news/workshop-pemberdayaan-umkm-di-klaten. Dinduh pada Kamis, 9 Juli 2015.

Kembangkan Batik, Warga Merapi Belajar Menjahit5 September 2012 | 20:10Indratno Eprilianto - Timlo.netKlaten Warga lereng Gunung Merapi di Desa Balerante, Kacamatan Kemalang, Kabupaten Klaten mulai belajar mengembangkan keahliannya dalam ilmu menjahit. Upaya itu sebagai bekal ketrampilan dalam mengembangkan Batik Balerante.Belajar menjahit itu sebagai lanjutan program pengembangan Batik Balerante, ujar pembimbing ketrampilan batik dan menjahit dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Meidi, di sela kegiatannya di Desa Balerante, Kemalang, Rabu (5/9).Meidi mengatakan, tujuan dari program tersebut yakni memberikan ketrampilan dasar mengenai cara membatik dan menjahit sebagai upaya untuk mata pencaharian penduduk setempat.Dengan adanya pelatihan ketrampilan itu kedepan akan dibentuk dua kelompok. Yakni kelompok membatik dan menjahit. Para anggotanya adalah remaja dan ibu rumah tangga, ujarnya.Meidi menambahkan, dipilihnya batik karena batik merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan. Motif batik yang akan dikembangkan warga Balerante adalah motif alam.Motif alam akan menjadi ciri khas Batik Balerante. Lagi pula kawasan itu banyak dijumpai tanaman pewarna alam yang harus dikembangkan, ujar Meidi.Selain program membatik dan menjahit, kata Meidi, akan dikembangkan juga mengenai program peningkatan gizi bagi ibu dan anak di Desa Balerante. Pengembangan program itu pihaknya bekerjasama dengan bidan desa dan Posyandu.Program kesehatan gizi itu bertujuan untuk memantau kesehatan ibu dan anak. Kegiatan itu sebagai lanjutan program ketrampilan membatik dan menjahit, imbuhnya.Sementara itu, selain mendapat pelatihan dari UMS, para peserta juga mendapat tentor dari tenaga ahli pembuat batik dari Kampoeng Batik Laweyan Solo. Program itu didukung oleh Himpunan Psikologi Indonesia dan lembaga The Global Fund For Children dari Washington DC, Amerika Serikat.Sumber : http://www.timlo.net/baca/37447/kembangkan-batik-warga-merapi-belajar-menjahit/. Dinduh pada Jumat, 10 Juli 2015.

Korsel Buka Peluang Pasar Batik Klaten20 November 2012 | 19:39Dok.Timlo.net/Indratno Eprilianto

Tim Trade and Investment Unit ASEAN-Korea Centre saat menyambangi sentra industri batik tulis di Kecamatan Bayat, Kabupaten KlatenKlaten Kementerian Perdagangan RI mendatangkan Trade and Investment Unit ASEAN-Korea Centre ke sentra industri batik tulis di Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Selasa (20/11). Kedatangan mereka untuk menawarkan peluang pasar dan mempromosikan batik warna alam dari Klaten ke Korea Selatan.Dalam kegiatannya itu, rombongan menyambangi sentra batik tulis di tiga desa, yakni Desa Kebon, Banyuripan dan Jarum, Kecamatan Bayat. Mereka juga mencermati proses pembuatan batik tulis dengan warna alami.Saat ini batik menjadi tren di Korea Selatan. Kami ingin batik dari Klaten ini bisa dijual di sana (Korea Selatan), ujar Manager Trade and Investment Unit ASEAN-Korea Centre, Ki Bong Moon saat ditemui wartawan disela kegiatannya di Bayat, Selasa (20/11).Untuk membuka peluang pasar di Korea Selatan, kata Ki Bong Moon, ASEAN-Korea Centre akan menularkan kepada pengrajin batik di Bayat, Klaten mengenai cara membuat motif yang disukai konsumen di Korea Selatan.Kami ingin memberikan gambaran mengenai desain apa saja yang diminati masyarakat Korea Selatan, ujarnya.ASEAN-Korea Centre merupakan organisasi antar pemerintah yang diamanatkan untuk mempromosikan kerjasama ekonomi dan sosial budaya antara negara-negara anggota ASEAN dan Korea.Berdasarkan kebutuhan tersebut, Direktorat Pengembangan Ekspor dan Ekonomi Kreatif memberi perhatian pada pengembangan batik tulis produk Klaten. Salah satunya akan menggelar workshop Peluang Produk Batik Warna Alam di Pasar Korea Selatan pada 21 November 2012 di Klaten.Sumber : http://www.timlo.net/baca/46991/korsel-buka-peluang-pasar-batik-klaten/. Dinduh pada Kamis, 9 Juli 2015.

Sugiharjo Minta Batik Warna Alam Klaten Tidak untuk DijiplakSelasa, 20 November 2012 16:20 WIBLaporan Reporter Tribun Jogja, Obed Doni ArdiyantoTRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Untuk membuka peluang pasar batik warna alam dipromosikan ke Korea Selatan, Asean-Korea Center akan menularkan cara membuat motif yang disukai konsumen Korea. Mereka akan memberikan seminar tentang motif dan corak batik yang digemari pasar Korea.Ciri khas sebuah batik tidak boleh hilang. Hanya, perlu penyesuain dengan tren yang ada di Korea, sehingga batik warna alam dapat dipromosikan di Korea, papar Manajer Unit Perdagangan dan Permodalan Asean-Korea Center, Ki Bong Moon, di Klaten, Selasa (20/11/2012).Seminar Peluang Produk Batik Warna Alam di Pasar Korea Selatan diberikan bagi sekitar 50 UKM batik dan lurik warna alam pada 21 November 2012 di Hotel Galuh Klaten. Empat dari tujuh orang yang akan memberikan seminar merupakan desainer asal Korea.Setiap tempat memiliki tren, ketertarikan terhadap motif atau corak pakaian. Kami tidak bisa menyamakan antara Indonesia dan Korea, tambahnya.Sementara itu, Kepala Dinas Peridustrian, Perdagangan, Koperasi (Disperindagkop), dan UMKM, Sugiharjo Sapto Aji, mengaku menyambut baik Pemerintah Korea hendak mempromosikan batik tulis pewarna alam, khususnya dari Klaten.Namun, ia tidak ingin produk asal Klaten itu hanya untuk dijiplak.Kalau bisa, produk batik tulis alam ini dapat dipromosikan tanpa meninggalkan ke ciri khas batik Indonesia, tuturnya. (Tribunjogja.com)

Sumber : http://jogja.tribunnews.com/2012/11/20/sugiharjo-minta-batik-warna-alam-klaten-tidak-untuk-dijiplak. Dinduh pada Kamis, 9 Juli 2015.

Ribut-ribut Seragam Batik, Pemkab Tak Bisa Intervensi Harga23 September 2013 | 22:37 wib

KLATEN, suaramerdeka.com- Bupati Klaten H Sunarna SE MHum memberikan penjelasan soal ribut-ribut pembelian seragam batik Klaten Bersinar di kalangan PNS Kabupaten Klaten.Menurutnya, PNS tak diwajibkan membeli kain batik dari salah satu pengusaha tertentu seharga Rp 250.000/potong.''SK yang dikeluarkan hanya tentang seragam batik yang dikenakan setiap Kamis, namun tak diatur harus beli pada siapa. Kalau harganya dinilai mahal, Pemkab Klaten tidak bisa mengintervensi penentuan harga kepada para pengusaha,'' tegas Bupati Sunarna di rumah dinasnya, Senin (23/9).Batik Klaten Bersinar merupakan pemenang dari lomba desain batik berciri khas Klaten, tahun lalu, sehinnga dijadikan seragam PNS. Pemkab Klaten melalui Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Klaten memberikan desain untuk diproduksi pengusaha batik Klaten.Proses produksi batik diserahkan kepada pengusaha, siapa yang mau bikin silahkan. Desainnya bisa ambil di Disperindagkop UMKM, tanpa perlu membayar hak paten, karena desain itu sudah menjadi hak Pemkab. Soal bahan yang akan digunakan diserahkan kepada pengusaha, termasuk masalah harganya.''Yang harus sama adalah desainnya, kalau soal harga itu kan tergantung mutu kain yang digunakan dan bahannya lainnya. Pembeli bisa memilih kepada penjual yang mana, karena kalau tidak salah ada 7 pengusaha yang mengajukan permohonan untuk memproduksi batik Klaten Bersinar,'' tegas Bupati.Pemkab tidak pernah mengarahkan pada satu pengusaha tertentu, karena niat awal menggunakan batik sebagai seragam adalah untuk menghidupkan indsutri batik di Klaten. Klaten dikenal dengan produksi batik tulisnya, namun bila diharuskan menggunakan batik tulis tentu harganya lebih mahal lagi.(Merawati Sunantri / CN37 / SMNetwork )

Sumber : http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2013/09/23/173118/-Ribut-ribut-Seragam-Batik-Pemkab-Tak-Bisa-Intervensi-Harga. Dinduh pada Jumat, 10 Juli 2015.

Anggaran Pengadaan Seragam Batik Pemkab Klaten Rp 11 MiliarSabtu, 16 November 2013 10:57 WIB

TRIBUNNEWS.COM, KLATEN - Seragam batik yang sempat dipermasalahkan karena harganya yang mencapai Rp 250 ribu per kain, kini menjadi bagian dari Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2014, dengan batik yang berbeda dari yang sebelumnya sempat dipermasalahkan tersebut. Total besaran anggaran hampir mencapai Rp 11 miliar, yang bahkan menyasar untuk seragam anak-anak sekolah, baik SD maupun SMP.Pengadaan seragam batik di beberapa satuan kerja perangkat daerah (SKPD) tersebut, merupakan usulan dari tiga SKPD yaitu Dinas Pendidikan sebesar Rp 5,9 miliar, Bagian Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah Klaten sebesar Rp 4,85 miliar, dan Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (PPKB) sebesar Rp 50 juta. Total calon pengguna seragam itu sebanyak 168.392 orang."Untuk bagian Tata Pemerintahan, alokasi dana seragam batik nantinya diberikan bagi perangkat desa. Sedangkan di Dinas Pendidikan, seragam batik tersebut untuk siswa SD negeri dan swasta serta SMP negeri dan swasta. Di Dinas Pendidikan, dana dimasukkan dalam alokasi pendampingan bantuan operasional sekolah (BOS)," jelas Ketua Tim Anggaran, Sartiyasto, di Klaten, Jumat (15/11/2013).Plt Sekda Klaten itu menambahkan, pengadaan seragam batik rencananya dilakukan dengan sistem bantuan keuangan."Kalau dilakukan dengan sistem lelang, maka belum tentu menguntungkan perajin batik di Klaten. Sebab, lelang dilakukan dengan sistem terbuka yang boleh diikuti siapa saja. Kami juga ingin memberdayakan para pengusaha batik di Klaten," tambahnya.Sementara itu, salah satu Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Klaten, Marjuki, mengatakan, pengadaan tersebut untuk menindaklanjuti permasalahan seragam batik beberapa waktu lalu yang sempat dipermasalahkan, akibat harganya yang terlalu mahal. Selain itu, batik yang saat itu disebut-sebut sebagai batik khas Klaten merupakan hasil pabrikan atau printing, dengan harga Rp 250.000 per potong. Padahal batik khas Klaten merupakan jenis batik tulis, atau perpaduan tulis dan printing."Saat rapat Banggar, Kamis (14/11/2013) malam kemarin, bersama tim anggaran, kami menyetujui usulan pengadaan seragam batik, dengan pertimbangan tidak memberatkan pengeluaran PNS, bahkan honorer. Namun catatan yang paling penting, kami merekomendasikan pengadaan seragam batik tersebut ke perajin batik lokal sehingga memiliki efek pemberdayaan untuk pengusaha daerah," jelasnya. (oda)

Sumber : http://www.tribunnews.com/regional/2013/11/16/anggaran-pengadaan-seragam-batik-pemkab-klaten-rp-11-miliar. Dinduh pada Jumat, 10 Juli 2015.

Klaster Unggulan Klaten Diikutkan Soloraya Creative Expo18 Oktober 2013 | 09:52 wib

KLATEN, suaramerdeka.com - Setelah memastikan diri akan ambil bagian dalam Soloraya Creative Expo 2013 di Solo, 20-24 November 2013, Pemkab Klaten mulai menyiapkan potensi unggulan yang akan ditampilkan. Klaster-klaster kerajinan yang ada di Klaten akan diikutkan dalam event tersebut."Kami punya banyak potensi dalam klaster-klaster industri kerajinan yang tersebar di 26 kecamatan, kami akan seleksi mana saja yang akan ditampilkan dalam Soloraya Creative Expo bulan depan," kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Klaten, Drs Sugiharjo Sapto Aji, Jumat (18/10).Salah satunya, Klaten mempunyai sentra industri lurik alat tenun bukan mesim (ATBM) yang berada di Kecamatan Bayat, Cawas dan Pedan. Produknya sudah semakin meningkat baik kualitas, dan keragaman desainnya. Bahkan, produksi lurik Klaten sudah dipasarkan ke berbagai kota di tanah air.Selain itu, batik tulis yang banyak dikembangkan di sejumlah desa di Kecamatan Bayat juga sudah diakui kualitasnya. Bahkan produknya sudah diekspor.Tak hanya itu, ada sentra kerajinan furnitur, kerajinan payung Juwiring, kipas dan sungu di Polanharjo, dan masih banyak lagi."Kami akan persiapkan semua potensi yang dibawa ke Soloraya Creative Expo. Di sana, kabupaten/kota se-Soloraya akan memamerkan produk unggulannya. Semua potensi daerah akan ditampilkan agar bisa mendapatkan peluang pasar yang lebih besar," ungkapnya.Klaten ingin memaksimalkan peluang pasar bagi potensi daerah dalam gelar potensi itu dilakukan dalam menyambut AFTA 2015 itu. Karena dalam event tersebut, panitia tak hanya mendatangkan visitor saja tapi mereka juga buyer dari berbagai negara dan menggelar forum bisnis.(Merawati Sunantri / CN33 / SMNetwork)

Sumber : http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2013/10/18/176170/Klaster-Unggulan-Klaten-Diikutkan-Soloraya-Creative-Expo. Dinduh pada Jumat, 10 Juli 2015.

Keuntungan Seragam Batik di Klaten Tembus Rp 3,9 MiliarAditya Wijaya- Timlo.net26 Juni 2014 | 20:31

Klaten Dalam aksi unjuk rasa, Kamis (26/6), Forum Masyarakat Peduli Pendidikan Klaten (Formas Pepak) menolak kebijakan pembelian seragam batik pelajar SMP dan SMA/SMK Negeri. Ditengarai, keuntungan atas kebijakan itu mencapai Rp 3,9 miliar.Di tengah aksi turun ke jalan, massa pendemo menyempatkan diri bertanya ke Toko Kain Kota Baru Klaten. Fakta mengejutkan terkuak, ketika pemilik toko kain mengatakan harga kain batik atasan dengan bahan yang sama di pasaran hanya sekira Rp 17 ribu. Sedang bahan yang berupa kain hitam drill kurang dari Rp 30 ribu.Kita lihat sendiri harganya. Dengan atasan sepanjang 1,5 meter dan bawahan 1,25 meter, ternyata harga batik di pasaran kurang dari Rp 100 ribu. Padahal, batik pabrikan dan kain hitam itu dijual sekolah mencapai Rp 200 ribuan. Lalu keuntungannya kemana, tegas koordinator aksi, Purwanti.Berdasarkan penelusuran di Dinas Pendidikan (Disdik) Klaten, jumlah siswa SMP Negeri di Klaten untuk kelas VII dan VIII sekira 26 ribu siswa. Sedangkan SMA Negeri sekira 7600 siswa, dan SMK Negeri di seluruh Klaten kurang lebih 5500 siswa.Kalau dihitung, jumlah siswa di sekolah negeri mencapai 39 ribu lebih. Setelah melihat harga di pasaran yang selisihnya hingga Rp 100 ribu, maka nominal keuntungan yang didapatkan sekitar Rp 3,9 miliar, bebernya.Purwanti menambahkan, tak hanya meresahkan orang tua murid, kebijakan pembelian seragam batik yang terkesan memaksakan ini juga melanggar Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2010.Kalau memang diwajibkan, seharusnya digratiskan dengan dianggarkan dalam APBD. Jangan membebani orang tua murid, serunya.

Editor : Andi Penowo

Sumber : http://www.timlo.net/baca/68719555667/keuntungan-seragam-batik-di-klaten-tembus-rp-39-miliar/. Dinduh pada Jumat, 10 Juli 2015.

Tuntut Pembatalan Seragam, Warga Demo26 Juni 2014 | 13:36 wibKLATEN, suaramerdeka.com -Pengadaan seragam batik di SMP N dan SMA N menuai reaksi keras dari masyarakat. Warga dan elemen forum masyarakat peduli pendidikan Klaten (Formas Pepak), Kamis (26/6) menggelar demo ke Pemkab."Kami menolak pengadaan seragam itu," ungkap koordinator Formas Pepak, Purwanti, Kamis (26/6). Massa berkumpul di alun - alun pukul 09.00 WIB.Setelah itu bergerak ke Pemkab menyusuri JL Pemuda dan sempat berhenti di rumah dinas bupati berorasi.Menurut Purwanti, kebijakan seragam batik sangat membebani siwa sebab harganya sangat mahal mencapai Rp 290.000 per lembar. Harga itu jauh dari harga di pasaran yang hanya Rp 100.000.Di saat tahun ajaran baru, mestinya Pemkab tidak membebani masyarakat. Namun dengan diadakan sekolah-sekolah akan menjadi lahan mencari untung oknum.Untuk itu Formas tetap menolak dan seragam dihentikan. Jika memang akan diadakan harus digratiskan dengan dibiayai APBD Kabupaten Klaten. Apabila itu sebuah kebijakan, sudah sewajarnya Pemkab membiayai bukan malah membebani.Koordinator aliansi raktyat anti korupsi Klaten (ARAKK), Abdul Muslih mengatakan harga di pasar hanya Rp 17.000 per meter tetapi oleh sekolah dijual ratusan ribu.Jika itu memang kebijakan maka wajib Pemkab membiayai. "Kami meminta dihentikan sebab akan jadi lahan kerukan oknum," ungkapnya.Menurutnya yang dibutuhkan anak di Klaten bukan seragam tetapi pendidikan yang murah. Pemkab harus segera membatalkan dan menganggarkan di APBD P.(Achmad Hussain / CN33 / SMNetwork )

Sumber : http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news_solo/2014/06/26/207255/Tuntut-Pembatalan-Seragam-Warga-Demo. Dinduh pada Sabtu, 11 Juli 2015.

BRI Bantu Peralatan Pengusaha Batik BayatJumat, 27 Juni 2014 - 07:54:11 WIB

Bayat - Bank BRI Melalui Kantor Cabang Klaten terus meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat. Setelah menyalurkan air bersih ke daerah kritis air, kini giliran pengusaha batik di Desa Paseban, Kecamatan Bayat yang mendapat bantuan peralatan dan fasilitas usaha.

Total dana yang dikucurkan dalam program corporate social responsibility (CSR) yang diberikan kepada Koperasi Pengusaha Batik Tembayat (PBT) mencapai Rp. 76 juta. Dana tersebut diwujudkan dalam berbagai jenis mulai dari satu unit motor tiga roda, perbaikan showroom, penambahan fasilitas usaha.

Pemberian bantuan dilaksanakan pada 25 November lalu. Datang dalam acara penyerahan bantuan Camat Bayat Edy Purnomo, Kepala Desa Paseban Eko Triraharjo dan pengusaha batik yang tergabung dalam pengurus koperasi PBT. Pemimpin Kanca BRI Klaten I Ketut Karka mengatakan, bantuan yang diberikan BRI merupakan komitmen untuk selalu peduli pada pelaku usaha yang ada di Klaten. Dia berharap dengan bantuan yang diberikan dapat menambah semangat pengusaha batik untuk meningkatkan produktivitas.

'Dengan adanya perbaikan showroom tentu harapan kami banyak pembeli yang datang untuk pesan batik. Sehingga semakin ramai pesanan maka akan meningkatkan perekonomian bagi perajin batik di Bayat,' ujarnya.

Dia menambahkan, perangkat komputer yang diberikan juga diharapkan dapat menunjang promosi yang dilakukan pengusaha. Seiring dengan perkembangan teknologi, maka pengusaha Bayat tidak boleh ketinggalan dengan kemajuan teknologi yang berlangsung cepat. 'Komputer dapat digunakan untuk membuat desain batik yang akan diproduksi. Selain itu dengan adanya komputer maka dapat dijadikan promosi melalui online,' ungkapnya. (Sumber ; Radar Boyolali)

Sumber : http://bangga-berindonesia.com/berita-113-bri-bantu-peralatan-pengusaha-batik-bayat.html. Dinduh pada Jumat, 10 Juli 2015.

Disdik Klaten Diminta Evaluasi Program Batik28 Juni 2014 | 22:30

Aditya Wijaya- Timlo.net

Klaten - Menyusul desakan para wali murid serta opini yang berkembang di masyarakat, Komisi IV DPRD Klaten bersama Dinas Pendidikan (Disdik) Klaten melaksanakan rapat kerja pembahasan kewajiban pembelian seragam batik Identitas Klaten bagi pelajar, Jumat (27/6).Kami meminta Disdik Klaten mengevaluasi serta menghentikan sementara waktu program seragam batik tersebut, tegas Eko Prasetyo, anggota Komisi IV DPRD Klaten, saat dihubungi timlo.net, Sabtu (28/6).Berdasarkan kajian Komisi IV, lanjut Eko, sejumlah pasal di Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 45 Tahun 2014, tentang Pakaian Seragam Sekolah Bagi Peserta Didik Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, dilanggar oleh Disdik Klaten.Dalam Bab IV pasal 1 tertuang pengadaan seragam diusahakan sendiri oleh orang tua murid atau wali peserta didik. Sedangkan pada pasal 2, dijelaskan pengadaan seragam tidak boleh dikaitkan dengan pelaksanaan penerimaan peserta didik baru atau kenaikan kelas, imbuhnya.Menurutnya, kebijakan tersebut harus mempertimbangkan kemampuan ekonomi orangtua siswa. Selain itu, harganya juga harus sesuai dengan kualitas bahan batiknya.Karena desakan dari orangtua siswa serta ramai di twitter. Pekan depan, kami akan raker lagi dengan Disdik. Harapannya, mereka segera menindaklajuti dengan memberikan edaran ke sekolah-sekolah, terangnya.Editor : Dhefi Nugroho

Sumber : http://www.timlo.net/baca/68719556120/disdik-klaten-diminta-evaluasi-program-batik/. Dinduh pada Sabtu, 11 Juli 2015.

Kasus Seragam Batik, Ombudsman Siap Verifikasi 15 SMA7 Agustus 2014 | 6:43

Aditya Wijaya- Timlo.netOmbudsman Republik Indonesia perwakilan DIY Jateng akan memverifikasi seluruh Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Klaten. Hal itu disampaikan Plt Ketua Ombudsman Republik Indonesia (ORI) DIY Jateng, Budhi Masturi, Rabu (6/8).

Budhi Masturi mengungkapkan, Dinas Pendidikan (Disdik) Klaten dan ORI DIY Jateng telah melakukan pertemuan untuk membahas tindak lanjut dan komitmen Disdik Klaten terkait pertemuan mereka sebelumnya, pada 10 Juli 2014 lalu.

Kami mengecek komitmen dari pemerintah Kabupaten Klaten, terutama Disdik Klaten terkait komitmen mereka pada pertemuan 10 Juli lalu. Hasilnya, Disdik Klaten telah menginventarisasi sekolah-sekolah yang melakukan penjualan dan pungutan seragam batik, ungkap Budhi.

Dari hasil inventarisasi Disdik Klaten, sambung Budhi, seluruh SMA negeri di Klaten berjumlah 15 sekolah masih melakukan kebijakan penjualan dan pungutan seragam batik.

Untuk SMA negeri di Klaten yang total sebanyak 15 sekolah, ternyata masih melakukan kebijakan tersebut. Sedangkan untuk SMP negeri ada lima sekolah. Sementara untuk SMK negeri tidak ada sama sekali, sambungnya.

Terkait hal itu, Ombudsmen RI DIY Jateng akan melakukan verifikasi ke lapangan dalam waktu dekat.

Dalam waktu dekat kami akan memverifikasi seluruh SMA negeri di Klaten. Verifikasi ini bertujuan untuk mengetahui landasan hukum dan etik yang digunakan mereka dalam pengadaan seragam batik sekolah, terang Budhi Masturi.

Editor : Andi Penowo

Sumber : http://www.timlo.net/baca/68719563157/kasus-seragam-batik-ombudsman-siap-verifikasi-15-sma/. Dinduh pada Sabtu, 11 Juli 2015.

Batik Unik dari Lereng Merapi Diminati Wisatawan Asing

27 Februari 2015 14:00 WIBCategory:SmCetak,Solo Metro

KLATEN, suaramerdeka.com Sejak dahulu, warga lereng Merapi di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Klaten bergantung pada pertanian dan peternakan. Namun, sejak erupsi hebat 2010 silam, mereka merasa butuh ketrampilan yang bisa dijadikan sumber penghidupan ketika berada di pengungsian.Kini di Balerante sudah ada kelompok perajin batik yang menghasilkan batik tulis dengan motif yang unik dan tak dijumpai di daerah lain. Perajin membuat motif-motif dengan inspirasi Merapi, seperti gulunganawan panas, lava merah meleleh, evakuasi, flora fauna Merapi dan keindahan alam Merapi.Warna-warna batik yang ditampilkan cenderung tua, namun ada pula yang dipadu dengan warga merah dan kuning cerah pada dasar dan motifnya. Pelatihan itu merupakan bagian dari mitigasi bencana karena ancaman letusan Merapi bisa terjadi sewaktu-waktu.Saat ini, ada 15 orang perajin baik muda mudi, ibu-ibu bahkan anak-anak yang tekun menggeluti batik. Pelatihan batik diberikan saat kami mengungsi di barak Dodiklatpur tahun 2011, awalnya sulit karena kami mulai dari nol. Beda dengan sentra batik lain yang sudah turun temurun, kata Ketua Kelompok Batik, Darwono.Sayangnya, produksi masih tergantung pada pesanan dan bila ada event saja, belum ada permintaan rutin bagi perajin Merapi. Namun, batik bermotif unik itu digemari wisatawan manca negara, di antaranya dari Australia dan Inggris.Turis-turis dari luar negeri itu datang ke Balerante untuk belajar membatik. Mereka dikasih latihan di atas kain 30 cm2. Mereka senang sekali, kemudian saat pulang beli kain yang sudah jadi. Saat ini, harga selembar batik berkisar antara Rp 375.000 sampai Rp 400.000, kata Jainu.Ketrampilan warga sudah bagus, namun pemasaran masih terkendala. Mereka berharap ada dukungan dari pihak terkait untuk kemajuan sentra batik Balerante, karena mereka sudah mempunyai keunikan yang bisa dijual.(Merawati Sunantri/CN19/SMNetwork)

Sumber : http://berita.suaramerdeka.com/batik-unik-dari-lereng-merapi-diminati-wisatawan-asing/. Dinduh pada Sabtu, 11 Juli 2015.