review bab ii
DESCRIPTION
PenalaranTRANSCRIPT
-
REVIEW BAB II
PENALARAN (REASONING)
DOSEN PENGAMPU:
Dr. Tarjo S.E., M.Si., CFE
R. Arif Kurniawan
110221100024
AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
TAHUN AJARAN 2013/2014
-
REVIEW BAB II
PENALARAN (REASONING)
Penalaran adalah proses berpikir logis dan sistematis untuk membentuk dan
mengevaluasi suatu keyakinan terhadap suatu pernyataan atau asersi.
Unsur Dan Struktur Penalaran
Struktur dan proses penalaran di bangun atas tiga dasar konsep penting, yaitu: asersi
(assertion), keyakinan (belief), dan argumen (argument).
1. Asersi
Asersi adalah penegasan tentang sesuatu hal atau realitas yang dinyatakan
dalam bentuk kalimat atau ungkapan. Pada umumnya asersi dinyatan dalam bentuk
kalimat.
Interpretasi Asersi
Untuk menerima kebenaran suatu asersi, harus dipastikan terlebih dahulu apa arti
dan maksud asersi. Sangat penting sekali untuk memahami arti asersi untuk menentukan
keyakinan untuk kebenaran asersi tersebut.
Jenis Asersi
1. Asumsi : asersi yang diyakini benar meskipun orang tidak dapat mengajukan atau
menunjukkan bukti tentang kebenarannya secara menyakinkan.
2. Hipotesi : asersi yang kebenarannya belum atau tidak diketahui tetapi diyakini bahwa
asersi tersebut dapat diuji kebenarannya.
3. Pernyataan Fakta : asersi yang bukti tentang kebenarannya diyakini sangat kuat atau
bahkan tidak dapat dibantah.
Fungsi Asersi sebagai pernyataan premis dan konklusi
a. Premis : asersi yang digunakan untuk mendukung suatu konklusi.
b. Konklusi : asersi yang diturunkan dari serangkaian asersi.
-
2. Keyakinan
Kebersediaan untuk menerima bahwa suatu asersi adalah benar tanpa
memperhatikan apakah argumen valid atau tidak atau apakah asersi tersebut benar atau
tidak.
Properitas Keyakinan
Semua penalaran bertujuan untuk menghasilkan keyakinan terhadap asersi yang menjadi
konklusi penalaran. Pemahaman terhadap beberapa properitas keyakinan sangat penting
dalam mencapai keberhasilan berargumen.
Keadabenaran
Keadabenaran suatu asersi bergantung pada apa yang diketahui tentang isi asersi atau
pengetahuan yang mendasari dan pada sumber asersi.
Bahan Pendapat
Keyakinan adalah sesuatu yang harus dapat ditunjukkan atau dibuktikan secara objektif
apakah dia salah atau benar dan sesuatu yang diharapkan menghasilkan kesepakatan oleh
setiap orang yang mengevaluasinya atas dasar fakta objektif.
Bertingkat
Tingkat keyakinan ditentukan oleh kuantitas dan kualitas bukti untuk mendukung asersi.
Berbias
Selain kekuatan bukti objektif yang ada, keyakinan dipengaruhi oleh preferensi, keinginan,
dan kepentingan pribadi yang karena sesuatu hal perlu dipertahankan.
Bermuatan Nilai
Nilai keyakinan adalah tingkat penting tidaknya suatu keyakinan perlu dipegang atau
dipertahankan seseorang.
Berkekuatan
Kekuatan keyakinan adalah tingkat kepercayaan yang diletakkan seseorang pada kebenaran
suatu asersi.
-
Veridikal
Veridikalitas adalah tingkat kesesuaian keyakinan dengan realitas
Berketertempaan
Ketertempaan atau kelentukan keyakinan berkaitan dengan mudah tidaknya keyakinan
tersebut diubah dengan adanya informasi yang relevan
3. Argumen
Dalam kehidupan sehari-hari, istilah argumen sering digunakan secara keliru
untuk menunjuk ketidaksepakata, perselisihan pendapat, atau bahkan pertengkaran
mulut.
Jenis Argumen
Argumen dibedakan menjadi langsung dan tak langsung, formal dan informal, serta
meragukan dan meyakinkan.
a. Argumen Deduktif
Argumen yang simpulannya diturunkan dari serangkaian asersi umum yang
disepakati atau dianggap benar. Pada umumnya berstruktur silogisma sehingga disebut
argumen logis.
Kriterian Kebenaran Argumen Deduktif
1. Kelengkapan
2. Kejelasan
3. Kesahihan
4. Keterpercayaian
b. Argumen Induktif
Argumen yang simpulannya merupakan perampatan atau generalisasi dari
keadaan atau pengamatan khusus sebagai premis. Generalisasi menjadikan argumen
induktif merupakan argumen ada benarnya bukan argumen pasti benarnya atau logis.
-
c. Argumen Dengan Analogi
Penalaran dengan analogi adalah penalran yang menurunkan konklusi atas
dasar kesamaan atau kemiripan karakteristik, pola, fungsi, atau hubungan unsur
(sistem) suatu objek yang disebutkan dalam suatu asersi.
d. Argumen Sebab-Akibat
Argumen untuk mendukung bahwa perubahan faktor tertentu disebabkan oleh
faktor yang lain.
Kriteria Penyebab:
1. Faktor sebab bervariasi dengan faktor akibat (efek).
2. Faktor sebab terjadi sebelum atau mendahului faktor akibat.
3. Tidak ada faktor lain selain faktor sebab yang didenfikasi.
Kecohan
Keyakinan semu atau keliru akibat orang terbujuk oleh suatu argumen yang
mengandung catat (faulty) atau tidak valid. Orang dapat terkecoh akibat taktik membujuk
selain dengan argumen yang valid.
a. Kecohan Lantaran Strategem
Persuasi tak langsung, membidik orangnya, menyampingkan masalah, misrepresentasi,
imbauan cacah, imbauan autoritas, imbauan tradisi, dilema semu, dan imbauan emosi.
b. Kecohan Lantaran Salah Nalar
Menyangkal anteseden, pentaksaan, perampatan-lebih, parsialitas, pembuktian dengan
analogi, merancukan urutan kejadian dengan penyebabnya, dan menarik simpulan
pasangan.
c. Kecohan Lantaran Aspek Manusia
Puas dengan penjelasan sederhana, kepentingan mengalahkan nalar, sindroma tes
klinis, mentalitas djoko tingkir, merasionalkan daripada menalar, persistensi, dan
fiksasi fungsional.
Refrensi:
Suwardjono. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi Ketiga.
Yogyakarta: BPFE, 2005.