review artikel lingkungan

7
NADHIA MAHARANY SIARA 1350606011111003 EVALUASI LINGKUNGAN KELAS C REVIEW PT. Sumber Naga Cemerlang (SNC) merupakan sebuah pabrik kertas yang berlokasi di Jalan Raya Desa Sumberpasir, Kecamatan Pakis. Kertas berbahan dasar selulosa, hemiselulosa, lignin dan lain sebagainya tentu saja menghasilkan berbagai macam limbah seperti limbah cair berbahan dasar senyawa organik koloid terlarut seperti hemiselulos, limbah gas berbahan gas sulfur yang berbau bususk seperti merkaptan dan H2S yang dilepaskan dari berbagai tahap dalam proses kraft pulping. Limbah-limbah tersebut masuk dalam kategori Limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3). PT. SNC mendapat berbagai protes dari warga sekitar karena warga paham akan bahaya dari limbah PT. SNC yang belum dikelola dengan baik. PT. SNC membuang limbah hasil pabriknya ke sungai. Warga setempat menuntut penghentian operasional sementara berdasarkan dugaan warga bahwa PT. SNC belum memiliki perizinan dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 69. Setiap orang dilarang: Melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup;

Upload: nadhiamaharanysiara

Post on 13-Jan-2016

7 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Review Artikel Lingkungan

TRANSCRIPT

Page 1: Review Artikel Lingkungan

NADHIA MAHARANY SIARA 1350606011111003EVALUASI LINGKUNGAN KELAS C

REVIEW

PT. Sumber Naga Cemerlang (SNC) merupakan sebuah pabrik kertas yang berlokasi

di Jalan Raya Desa Sumberpasir, Kecamatan Pakis. Kertas berbahan dasar selulosa,

hemiselulosa, lignin dan lain sebagainya tentu saja menghasilkan berbagai macam limbah

seperti limbah cair berbahan dasar senyawa organik koloid terlarut seperti hemiselulos,

limbah gas berbahan gas sulfur yang berbau bususk seperti merkaptan dan H2S yang

dilepaskan dari berbagai tahap dalam proses kraft pulping. Limbah-limbah tersebut masuk

dalam kategori Limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3).

PT. SNC mendapat berbagai protes dari warga sekitar karena warga paham akan

bahaya dari limbah PT. SNC yang belum dikelola dengan baik. PT. SNC membuang limbah

hasil pabriknya ke sungai. Warga setempat menuntut penghentian operasional sementara

berdasarkan dugaan warga bahwa PT. SNC belum memiliki perizinan dari Badan

Lingkungan Hidup (BLH)

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 69. Setiap orang dilarang:

Melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan

lingkungan hidup;

Memasukkan B3 yang dilarang menurut peraturan perudang-undangan ke

dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;

Memasukkan limbah yang berasal dari luar wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia ke media lingkungan hidup Negara Kesatuan Republik

Indonesia;

Memasukkan limbah B3 ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia;

Membuang B3 dan limbah B3 ke media lingkungan hidup;

Melepaskan produk rekayasa genetik ke media lingkungan hidup yang

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan atau izin lingkungan;

Melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar;

Menyusun amdal tanpa memiliki sertifikat kompetensi penyusunan amdal;

Page 2: Review Artikel Lingkungan

Memberikan informasi palsu, menyesatkan, menghilangkan informasi,

merusak informasi atau memberikan keterangan yang tidak benar

Dapat disimpulkan bahwa PT. SNC telah melanggar UU Republik Indoensia Nomor

32 Tahun 2009 pasal 69 dalam hal membuang limbah B3 ke media lingkungan hidup yakni

sungai. Pembuangan berbagai limbah dari proses pembuatan kertas seharusnya mendapatkan

tindak pidana. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun pada pasal 62 menyebutkan bahwa

Apabila dalam jangka waktu 15 hari sejak dikeluarkannya peringatan tertulis

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pihak yang diberi peringatan tidak

mengindahkan peringatan atau tetap tidak mematuhi ketentuan pasal yag

sementara atau mencabut sementara ixin penyimpan, pengumpulan,

pengolahan termasuk penimbunan limbah B3 sampai pihak yang diberi

peringatan mematuhi ketentuan yang dilanggarnya, dan bilamana dalam batas

waktu yang ditetapkan tidak diindahkan maka izin operasi dicabut.

Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II dapat menghentikan

sementara kegiatanoperasi atas nama instansi yang berwenang dan/atau

instansi yang bertanggung jawab apabila pelanggaran tersebut dapat

membahayakan lingkungan hidup

Kepala isntansi yang bertanggung jawab wajib dengan segera mencabut

keputusan pengentian kegiatan sebagaimana dimaksud pada atau (2) dan ayat

(3) apabila pihak yang dihentikan sementara kegiatan operasinya telah

mematuhi ketentuan yang dilanggarnya.

PT. SNC belum mendapatkan izin beroperasional padalah untuk mendirikan sebuah

pabrik tentu saja harus memenuhi persyaratan baik secara adminsitratif dan secara teknis

sesuai dengan fungsi bangunan gedung. Dalam persyaratan teknis tercantum bahwa rencana

teknis bangunan gedung ini dibuat berdasarkan surat keterangan rencana kabupaten/kota

unutuk lokasi yang akan dibangun gedung tersebut yang diberikan oleh Pemerintah Daerah.

Salah satu muatan dalam Surat Keterangan Rencana Kabupaten/Kota tersebut berisi hasil

analisis mengenai dampak lingkungan bagi bangunan gedung yang menimbulkan dampak

penting terhadap lingkungan. Jika salah satu muatan yang berupa analisis dampak lingkungan

tidak dilengkapi maka tidak sepantasnya pembangunan gedung atau pabrik itu berlanjut

bahkan mulai beroperasi.

Page 3: Review Artikel Lingkungan

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan yang tepat akan menciptakan lingkungan

yang kelestariannya terjaga, baik dan sehat. Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 menyebutkan bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan

hak asasi dan hak konstitusional bagi setiap warga negara Indonesia, sebagaimana

diamanatan dalam Pasal 28H ayat (1) yang berbunyi “setiap orang berhak hidup sejahtera

lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat

serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.” Demikian pula pasal 65 ayat (1) Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

menyatakan bahwa setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai

bagian dari hak asasi manusia.

Perlindungan pengelelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu

yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya

pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,

pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan penegakan hukum. Setiap warga yang

bermukim di sektar pabrik tersebut berhak untuk mendapatkan lingkungan hidup yang sehat

dan tidak tercemar limbah apapun.

Kurang tegasnya pengawasan pemerintah dan instansi terkait menyebabkan

opersional PT.SNC terus berlanjut tanpa pengawasan dan tanpa pemberian sanksi. Hal ini

tentu saja membuat fungsi Badan Lingkungan Hidup (BLH) tidak berjalan sebagaimna

mestinya, padahal BLH memiliki kewenangan untuk melakukan pengawasan pengelolaan

limbah B3, perizinan pengumpula limbah B3, pengawasan pelaksanaan pemulihan akibat

pencemaran limbah B3, pengawasan penanggulangan kecelakaan pengelolaan limbah B3,

penilaian AMDAL bagi jenis usaha dan/atau kegiatan yang mempunyai dampak pentung

terhadap lingkungan hidup, sesuai dengan standar, norma dan prosedur yang ditetapkan oleh

pemerintah.

Page 4: Review Artikel Lingkungan

Dewan Desak BLH Sanksi Pabrik Pencemar Lingkungan

Wednesday, 27 August 2014 12:08

MALANG- Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Malang, Sugeng Pujianto mendesak Badan

Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Malang bersikap tegas terhadap pabrik yang menuai

protes dari warga. Permasalahan pabrik kertas PT Sumber Naga Cemerlang (SNC) di Jalan

Raya Desa Sumberpasir, Kecamatan Pakis yang diprotes warga semakin kompleks.

Tidak hanya masalah izin operasional mesin saja yang masih tahap uji coba. Namun,

pembuangan zat cair ke sungai yang diduga warga adalah limbah cair, pun harus diproses

dengan tegas sesuai dengan aturan yang berlaku.

“Kalau dugaan pembuangan limbah itu memang benar, maka BLH harus bersikap tegas.

Apalagi, seperti izin masih belum dikantongi. Sehingga, mau tidak mau harus dilakukan

penghentian operasionalan sementara sebagaimana yang diminta warga. Meski pun, yang

dilakukan itu adalah uji coba mesin produksi atau sejenisnya,” kata Sugeng kepada Malang

Post.

Ditambahkan politisi dari FPDI-Perjuangan Kabupaten Malang itu, jika yang dilakukan oleh

pabrik tidak ada tindakan, maka dikhawatirkan akan muncul pabrik-pabrik baru yang

memakai alasan sama. Sehingga, dengan gampang akan mencemari lingkungan sekitarnya.

“Selama belum ada izin, jangan boleh dahulu beroperasi. Meski pun pabrik ngotot, tetap tidak

diperboehkan,” ujarnya.

Kalau pun BLH kesulitan, ungkap Sugeng, maka bisa melakukan koordinasi dengan Satuan

Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Malang. Sehingga, bisa melakukan penindakan

bersama-sama.

“Apalagi warga sudah merasa terganggu dengan aktifitas itu. Sehingga, harus dihentikan,”

lanjutnya.

Selain menyinggung ketegasan dari BLH, pria yang menjabat sebagai Sekretaris DPC PDI-

Perjuangan Kabupaten Malang, pun berharap agar Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

(Disnakertras) Kabupaten Malang, segera melakukan pemanggilan terhadap pabrik. Jangan

sampai, masalah upah karyawan atau upah buruh di perusahaan itu, tidak sesuai dengan

undang-undang ketenagakerjaan.

Page 5: Review Artikel Lingkungan

“Mengenai upah karyawan, saya juga sama. Jangan sampai, ketika perusahaan ini sudah

berkembang pesat, malah muncul masalah upah. Kalau itu terjadi, maka yang repot adalah

dinas terkait,” lanjutnya.

Dalam pemakaian tenaga kerja, Sugeng meminta, agar perusahaan memberikan kesempatan

yang cukup besar untuk warga di sekitar pabrik. Jangan sampai, seluruh karyawannya berasal

dari luar Desa Sumberpasir. (sit/aim)

Sumber: http://www.malang-post.com/metro-raya/91240-dewan-desak-blh-sanksi-pabrik-

pencemar-lingkungan