retrofaringeal abses

Upload: made-setiadji

Post on 30-Oct-2015

47 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Retrofaringeal Abses Patofisiologi

TRANSCRIPT

PATOFISIOLOGI

Sumber infeksi yang berupa ISPA dapat berupa faringitis, tonsillitis, adenoiditis, adenitis, otitis, sinusitis, dan infek hidung lainnya, kelenjar saliva, serta infeksi gigi. Bakteri yang berasal dari sumber infeksi etrsebut menyebar secara dapat berjalan secara limfogen. Abses Retrofaring biasanya ditemukan pada anak yang berusia dibawah 5 tahun. Hal ini terjadi karena pada usia tersebut ruang retrofaring masih berisi kelenjar limfa masing-masing 2-5 buah pada sisi kanan dan kiri. Kelenjar ini menampung aliran limfa dari hidung, sinus paranasal, nasofaring, faring, tuba Eustachius dan telinga tengah. Pada usia di atas 6 tahun kelenjar limfa akan mengalami atrofi.RUANG RETROFARING

Ruang retrofaring terdapat pada bagian posterior dari faring, yang dibatasi oleh :1,2,3,4,51. Anterior : fasia bukkofaringeal (divisi viscera lapisan media fasia servikalis profunda) yang mengelilingi faring, trakea, esofagus dan tiroid2. Posterior : divisi alar lapisan profunda fasia servikalis profunda3. Lateral : selubung karotis (carotid sheath) dan daerah parafaringDaerah ini meluas mulai dari dasar tengkorak sampai ke mediastinum setinggi bifurkasio trakea ( vertebra torakal I atau II ) dimana divisi viscera dan alar bersatu. Daerah retrofaring terbagi menjadi 2 daerah yang terpisah di bagian lateral oleh midline raphe . Tiap tiap bagian mengandung 2 5 buah kelenjar limfe retrofaring yang biasanya menghilang setelah berumur 4 5 tahun. Kelenjar ini menampung aliran limfe dari rongga hidung, sinus paranasal, nasofaring, faring, tuba Eustakius dan telinga tengah. Daerah ini disebut juga dengan ruang retroviscera, retroesofagus dan ruang viscera posterior.1,2,4,4,5,6

DAFPUS1. Berger TJ, Shahidi H. retropharyngeal abscess. eMedicine Journal. August 13 2001, Volume 2, Number 8 : http://author.emedicine.com/PED/topic2682.htm [Accessed 3 May 2012]2. Scott BA, Stiernberg CM. Deep neck space infections. Dalam : Bailey BJ, Ed. Head and neck surgery otolaryngology, Vol 1. Philadelphia: JB Lippincott Company , 1993. h.738-49.3. Kahn J. retropharyngeal abscess. eMedicine Journal. February 1 2001, Volume 2, Number 2 : http://www.emedicine.com/EMERG/topic506.htm[Accessed 3 May 2012]4. Velankar HK. retropharyngeal abscess. Padmashri DY Patil Medical College, Mumbai: http://www.bhj.org/journal/2001 4303 july01/review371.htm[Accessed 3 May 2012]5. Boonprakong OL, Yamamoto LG. a complication of a retropharyngeal abscess. Radiology cases in pediatric emergency medicine, Vol 7, Case10 : http://www.hawaii.edu/medicine/pediatrics/pemxray/v7c10.html [Accessed 3 May 2012]6. Fachruddin D. Abses leher dalam. Dalam : Soepardi EA, Iskandar N, Ed. Buku ajar ilmu penyakit THT. Edisi ke 3. Jakarta : FK UI , 1997.h. 185-6.Infeksi Saluran Napas Akut

Kelenjar limfa retrofaringeal

Hidung

Sinus paranasal

Nasofaring

Faring

Tuba Eustachius

Telinga tengah

Infeksi menyebar secara limfogen

Tumpukan pus

Sumbatan jalan nafas atas

Pembesaran kelenjar limfe